2)
DISKRIPSI
PELATIHAN INI BERKAITAN DENGAN PEMAHAMAN
PROSEDUR PEMELIHARAAN PERALATAN GARDU INDUK
SESUAI STANDAR PERUSAHAAN.
TUJUAN
SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN INI, PESERTA MAMPU
MEMAHAMI PROSEDUR PEMELIHARAAN PERALATAN
GARDU INDUK SESUAI DENGAN STANDAR PT PLN
PERSERO.
HUBUNGAN DENGAN KOMPETENSI
PERUSAHAAN
PELATIHAN INI DISUSUN BERDASARKAN KEBUTUHAN
PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN SESUAI DIREKTORI
KOMPETENSI PT PLN (PERSERO0 YAITU SUBSTATION
EQUIPMENT MAINTENANCE / SEM (3)
PEMELIHARAAN
CT, PT, DAN LA
Current Transformer
Pengertian dan Fungsi Current Transformer
besaran arus pada intalasi tenaga Gambar 1.1. Rangkaian pada Trafo Arus
listrik disisi primer (TET, TT dan
TM) yang berskala besar dengan
E1 N1
melakukan transformasi dari
E2 N 2
besaran arus yang besar menjadi
besaran arus yang kecil secara N1
akurat dan teliti untuk keperluan a
N2
pengukuran dan proteksi.
pengukuran
P1 P2
P1 P2
300/5 A 300/5 A
300/5 A
300/5 A
300/5 A
300/5 A
1S1 1S2 2S1 2S2 1S1 1S2 2S1 2S2 3S1 3S2 4S1 4S2
Gambar 1.8. Trafo Arus dengan 2 Inti Gambar 1.9. Trafo Arus dengan 4 Inti
Berdasarkan pengenalnya, trafo arus
dapat dibagi menjadi:
Trafo arus dengan dua pengenal primer
◦ Primer seri
◦ Primer paralel
Trafo arus multi rasio/sekunder tap
P1 P2 P1 P2
S1 S2 S1 S2
Gambar 1.10a Primer Paralel Gambar 1.10b Primer Seri
CT rasio 1600 / 1 A CT rasio 800 / 1 A
Bagian-bagian Current Transformer
Indikasi KETERANGAN
E1 N1
a
E2 N 2
Fungsi Trafo Tegangan
Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari
yang tinggi ke besaran tegangan listrik yang lebih
rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan
proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan
teliti.
Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat
tinggi dengan bagian sekunder yang tegangannya
rendah untuk digunakan sebagai sistm proteksi dan
pengukuran peralatan dibagian primer.
Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100,
100/√3, 110/√3 dan 110 volt) untuk keperluan
peralatan sisi sekunder.
Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas
pengukuran (0,1; 0,2; 0,5;1;3)
Jenis Trafo Tegangan
Vab
Ada dua macam trafo tegangan yaitu :
pada kondisi normal tidak muncul tegangan pada terminal Vab, tetapi jika terjadi gangguan
tanah pada salah satu fasanya, maka tegangan yang tidak tergagnggu naik sebesar √3 dari
tegangan semula sehingga pada terminal Vab akan dibangkitkan tegangan sebesar 3 Vn.
Tegangan ini akan memberi penguatan pada rele gangguan fasa ke tanah. Tegangan
pengenal belitan gangguan tanah baisanya dipilih sedemikian rupa sehingga saat gangguan
tanah Vab mencapai harga yang sama dengan tegangan sekunder fasa-fasa.
Trafo Tegangan Kapasitip
Karena alasan ekonomis maka tarfo tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan
memnggunakan kapasitor sebagai pengganti trafo tegangan induktif. Pembagi tegangan
kapasitif dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini.
Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada C2 atau tegangan primer trafo penengah V1
diperoleh dalam orde puluhan kV, umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh trafo
magnetik tegangan primer diturunkan menjadi tegangan sekunder standar 100 atau
100√3 Volt. Jika terjadi tegangan lebih pada jaringan transmisi, tegangan pada kapasitor C2
akan naik dan dapat menimbulkan kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah
kerusakan tersebut dipasang sela pelindung (SP). Sela pelindung ini dihubung serie dengan
resistor R untuk membatasai arus saat sela pelindung bekerja untuk mencecah efek
feroresonansi
Rancangan trafo tegangan kapasitor adalah gulungan kertas yang dibatasi oleh lembaran
aluminium yang merupakan bentuk kapasitor (dua plat paralel) sehingga bentuknya
ramping dan dapat dimasukan kedalam tabung poselin. Belitan resonansi dan belitan trafo
magnetik intermediasi ditempatkan didalam bejana logam. Terminal K dapat dikebumikan
langsung atau dihubungkan dengan alat komunikasi yang signyalnya menumpang pada
jaringan sistem. Agar efektif sebagai kopling kapasitor, maka besarnya kapasitansi C1 dan
C2 secara perhitungan harus memiliki nilai minimum 4400 pF.
Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah terutama karena adanya induktansi pada trafo
magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi resonansinya yang timbul menyebabkan
tegangan tinggi yang cukup besar dan menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti
magnetik dan belitan sehingga menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil
penunjukan tegangan. Diperlukan elemen peredam yang akan mengahsilkan tidak ada
efek terhadap hasil pengukuran walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.
Bagian-bagian Trafo Tegangan
a) Trafo Tegangan Jenis Magnetik
Kertas / Isolasi Minyak
Rangkaian Electromagnetic
Dehydrating Breather
Terminal Primer
Inti
Struktur Mekanikal :
Pondasi
Struktur penopang VT
Isolator (keramik/polyester)
Sistem Pentanahan
b) Trafo Tegangan Jenis Kapasitif
Dielectric
Minyak Isolasi
Kertas-plastik film (paper-polypropylane film)
Pembagi Tegangan (Capacitive Voltage Devider)
Electromagnetic Circuit
Trafo Tegangan
Expansion Chamber
Terminal Primer
Struktur Mekanikal
Pondasi
Struktur penopang CVT
Isolator penyangga.
Sistem Pentanahan
Pedoman pemeliharaan Potential
Transformer
A. In Service inspection
1. Dielectric
Memeriksa rembesan / kebocoran minyak
memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.
Memeriksa isolator dari keretakan, flek, pecah dan kelainan
yang lainnya
2. Electromagnetic Circuit
memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.
rembesan / kebocoran minyak trafo pada seal isolator.
Memeriksa kondisi spark gap
3. Mechanical structure
Memeriksa pondasi dari keretakan atau tidak.
Memeriksa rumah VT\CVT dari keretakan dan
korosi.
Memeriksa steel structure VT\CVT dari
bengkok, longgar dan korosi.
4. Pentanahan VT
Inspeksi pentanahan VT dilakukan dengan memeriksa kawat
dan terminal pentanahan terhubung ke mess grounding
switchyard dengan kencang dan sempurna.
B. In Service measurement
Thermovision pada :
Konduktor dan klem VT. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan suhu antara
konduktor dan klem VT
Isolator dan housing VT. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui adanya kelainan / hotspot
di dalam VT.