Anda di halaman 1dari 48

PEMELIHARAAN PERALATAN GARDU INDUK ( B.1.1.2.09.

2)

DISKRIPSI
PELATIHAN INI BERKAITAN DENGAN PEMAHAMAN
PROSEDUR PEMELIHARAAN PERALATAN GARDU INDUK
SESUAI STANDAR PERUSAHAAN.
TUJUAN
SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN INI, PESERTA MAMPU
MEMAHAMI PROSEDUR PEMELIHARAAN PERALATAN
GARDU INDUK SESUAI DENGAN STANDAR PT PLN
PERSERO.
HUBUNGAN DENGAN KOMPETENSI
PERUSAHAAN
PELATIHAN INI DISUSUN BERDASARKAN KEBUTUHAN
PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN SESUAI DIREKTORI
KOMPETENSI PT PLN (PERSERO0 YAITU SUBSTATION
EQUIPMENT MAINTENANCE / SEM (3)
PEMELIHARAAN
CT, PT, DAN LA
Current Transformer
Pengertian dan Fungsi Current Transformer

 Trafo Arus (Current Transformator) N1 N2

yaitu peralatan yang digunakan


P2
P1
S1

untuk melakukan pengukuran I1


S2
I2

besaran arus pada intalasi tenaga Gambar 1.1. Rangkaian pada Trafo Arus
listrik disisi primer (TET, TT dan
TM) yang berskala besar dengan
E1 N1
melakukan transformasi dari 
E2 N 2
besaran arus yang besar menjadi
besaran arus yang kecil secara N1
akurat dan teliti untuk keperluan a
N2
pengukuran dan proteksi.

PT PLN (PERSERO) UDIKLAT SEMARANG


Fungsi Trafo Arus

 Mengkonversi besaran arus pada sistem


tenaga listrik dari besaran primer menjadi
besaran sekunder untuk keperluan
pengukuran sistem metering dan proteksi
 Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap
rangkaian primer, sebagai pengamanan
terhadap manusia atau operator yang
melakukan pengukuran.
 Standarisasi besaran sekunder, untuk arus
nominal 1 Amp dan 5 Amp
Secara fungsi trafo arus dibedakan
menjadi dua yaitu:
1) Trafo arus pengukuran
2) Trafo arus proteksi
Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan
proteksi adalah pada titik saturasinya seperti pada
kurva saturasi
V
Proteksi

pengukuran

Gambar 1.2. Kurva kejenuhan CT untuk Pengukuran dan Proteksi


Jenis-Jenis Trafo Arus

 Jenis trafo arus menurut tipe kontruksi


dan pasangannya,
Tipe Konstruksi :
 Tipe cincin (ring / window type)
 Tipe cor-coran cast resin (mounded cast resin type)
 Tipe tangki minyak (oil tank type)
 Tipe trafo arus bushing
Tipe Pasangan :
 Pasangan dalam (indoor)
 Pasangan luar (outdoor)
Jenis trafo arus berdasarkan
konstruksi belitan primer:
 Sisi primer batang (bar primary)
 Sisi tipe lilitan (wound primary).

Gambar 1.4. Bar Primary


Gambar 1.5 Wound Primary
Jenis trafo arus berdasarkan konstruksi
jenis inti
◦ Trafo arus dengan inti besi
◦ Trafo arus tanpa inti besi

Jenis trafo arus berdasarkan jenis isolasi


Berdasarkan jenis isolasinya, trafo arus dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu:
◦ Trafo arus kering
◦ Trafo arus Cast Resin
◦ Trafo arus isolasi minyak
◦ Trafo arus isolasi SF6 / Compound
Jenis trafo arus berdasarkan pemasangan

Berdasarkan lokasi pemasangannya, trafo arus dibagi


menjadi dua kelompok, yaitu:
 Trafo arus pemasangan luar ruangan (outdoor)
 Trafo arus pemasangan dalam ruangan (indoor)
Jenis Trafo arus berdasarkan jumlah inti
pada sekunder
 Trafo arus dengan inti tunggal
Contoh: 150 – 300 / 5 A, 200 – 400 / 5 A, atau 300 – 600 / 1 A.
 Trafo arus dengan inti banyak

P1 P2
P1 P2

300/5 A 300/5 A
300/5 A
300/5 A
300/5 A
300/5 A

1S1 1S2 2S1 2S2 1S1 1S2 2S1 2S2 3S1 3S2 4S1 4S2

Gambar 1.8. Trafo Arus dengan 2 Inti Gambar 1.9. Trafo Arus dengan 4 Inti
Berdasarkan pengenalnya, trafo arus
dapat dibagi menjadi:
 Trafo arus dengan dua pengenal primer
◦ Primer seri
◦ Primer paralel
 Trafo arus multi rasio/sekunder tap

P1 P2 P1 P2

S1 S2 S1 S2
Gambar 1.10a Primer Paralel Gambar 1.10b Primer Seri
CT rasio 1600 / 1 A CT rasio 800 / 1 A
Bagian-bagian Current Transformer

1. Bagian atas Trafo arus (transformator


head).
2. Peredam perlawanan pemuaian
minyak (oil resistant expansion
bellows).
3. Terminal utama (primary terminal).
4. Penjepit (clamps).
5. Inti kumparan dengan belitan
berisolasi utama (core and coil
assembly with primary winding and
main insulation).
6. Inti dengan kumparan sekunder
(core with secondary windings).
7. Tangki (tank).
8. Tempat terminal (terminal box).
9. Plat untuk pentanahan (earthing
plate).
Pedoman Pemeliharaan Current Transformer
 In Service Inspection
◦ Dielectric
 Memeriksa level ketinggian minyak trafo arus pada gelas penduga.
 Memeriksa tekanan gas N2 melalui manometer yang terpasang di CT
( indicator berupa angka)
 Memeriksa tekanan gas SF6 melalui manometer yang terpasang di CT
( indicator berupa angka)
 Rembesan / kebocoran minyak CT.
 Isolator porcelain
◦ Mechanical Structure
Inspeksi mechanical structure memeriksa:
 Kondisi core housing (rumah/tangki core) secara visual, apakah kondisi
core housing normal, korosi atau retak.
 Kondisi support structure .
◦ Pentanahan CT
 In Service Measurement
Thermovision
Thermovisi dilakukan pada:
 Konduktor dan klem CT
 Isolator dan housing CT
 Shutdown Testing/Measurement
1) Pengujian Tahanan Isolasi
2) Pengujian Tangen Delta
3) Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)
4) Tahanan Pentahanan
5) Ratio
6) Pengujian Eksitasi atau Vknee
7) Pengujian Kualitas Minyak isolasi
 Pengujian Break Down Voltage (BDV)
 Pengujian Water Content
 Pengujian Acidity
 Pengujian Dielectric Disspation Factor
 Pengujian Interfacial Tension
 Pengujian Sediment dan Sludge
 Pengujian Flash Point
Shutdown Treatment

No Peralatan yg Dipelihara Cara Pemeliharaan Standar Hasil

Bersihkan Box Terminal. Bersih

Periksa gasket / karet tutup Box Rapat & Tidak


Terminal. Bocor
1 Box Terminal
Periksa gland kabel entry. Rapat

Buka tutup Box Terminal &


Bersih
bersihkan bagian dalam.

Baut-baut Terminal Utama Bersihkan terminal & kabel


Bersih
dan Pentanahan serta konektor.
2
baut wiring dalam Box
Pengencangan baut-baut terminal. Kencang
Terminal

Limit Switch Indikator dan


3 Uji fungsi. Trip dan Indikasi
Alarm low presure SF6

Iator dan Housing CT Bersihkan Iator dan Housing CT


4 Bersih
serta kaca penduga serta kaca penduga.
11.6. TRANSFORMATOR ARUS
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih yang
mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus hendak diukur mengalir pada
tegangan rendah dan besarnya dibawah 5 amper, maka pengukuran dapat dilakukan
secara langsung sedangkan arus yang besar tadi harus dilakukan secara tidak
langsung dengan menggunakan trafo arus sebutan trafo pengukuran arus yang
besar.
prinsip kerja sama dengan trafo daya satu fasa. Jika pada kumparan
primer mengalir arus I1, maka pada kumparan primer akan timbul
gaya gerak magnet sebesar N1 I1. gaya gerak magnet ini
memproduksi fluks pada inti. Fluks ini membangkitkan gaya gerak
listrik pada kumparan sekunder. Jika kumparan sekunder tertutup,
maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2. arus ini
menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder.

Perbedaan utama trafo arus dengan trafo daya adalah:


jumlah belitan primer sangat sedikit, tidak lebih dari 5 belitan. Arus
primer tidak mempengaruhi beban yang terhubung pada kumparan
sekundernya, karena arus primer ditentukan oleh arus pada jaringan
yang diukur. semua beban pada kumparan sekunder dihubungkan
serie. terminal sekunder trafo tidak boleh terbuka, oleh karena itu
terminal kumparan sekunder harus dihubungkan dengan beban atau
dihubung singkat jika bebannya belum dihubungkan.
11.7. TRANSFORMATOR BANTU
(AUXILLIARY)
Transformator bantu adalah trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara
keseluruhan gardu induk tersebut. Jadi merupakan pasokan utama untuk alat-alat
bantu seperti motor-motor 3 fasa yang digunakan sebagai motor pompa sirkulasi
minyak trafo beserta motor-motor kipas pendingin.Yang paling penting adalah
sebagai pasokan sumber tenaga cadangan seperti sumber DC yang merupakan
sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai pasokan tenaga untuk proteksi
sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC.
Transformator bantu sering disebut sebagai trafo pemakaian sendiri sebab selain fungsi
utama sebagai pemasuk alat-alat bantu dan sumber/penyimpan arus DC (batere)
juga digunakan untuk penerangan, sumber untuk sistim sirkulasi pada ruang batere,
sumber pengggerak mesin pendingin (Air Conditioner) karena beberapa proteksi
yang menggunakan elektronika/digital diperlukan temperatur ruangan dengan
temperatur antara 20ºC - 28ºC.
Untuk mengopimalkan pembagian sumber tenaga dari transformator bantu adalah
pembagian beban yang masing-masing mempunyai proteksi sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Juga diperlukan pembagi sumber DC untuk kesetiap
fungsi dan bay yang menggunakan sumber DC sebagai penggerak utamanya. Untuk
itu disetiap gardu induk tersedia panel distribusi AC dan DC.
11.8. INDIKASI UNJUK KERJA TRANSFORMATOR UKUR

Indikasi KETERANGAN

Indikasi ini menunjukan bahwa saklar tegangan


VTBO (Voltage
dari VT trip,dan kontak bantunya mengirim sinyal
transformer breaker
ke panel kontrol VTBO (Voltage transformer
open)
breaker open) dan bel berbunyi

Indikasi ini menunjukan bahwa saklar tegangan


MCB PT failure, dari VT trip,dan kontak bantunya mengirim sinyal
ke panel kontrol MCB VT failure,dan bel berbunyi
Indikasi KETERANGAN

Rusaknya uliran stranded konduktor akan menyebabkan korona


Keteraturan & ketidakteraturan distribusi arus listrik yang mengalir pada
stranded lokasi tersebut. Efek korona akan menyebabkan timbulnya ionisasi
konduktor/ udara sekitar yang menghasilkan gas yang bersifat elektrolis.
kawat Deteksi unjuk kerja kesiapan Bus-bar thd kondisi keteraturan
terpasang. stranded konduktornya adalah dengan pemeriksaan visual secara
langsung dengan mata telanjang atau dengan teropong
Indikasi KETERANGAN

Pada kondisi tertentu, polutan tersebut akan menyebabkan flash


over dipermukaan insulator dari sisi konduktor phasa ke ground.
Polutan ada yang bersifat isolator & konduktor/semi konduktor.
Ketahanan Pada polutan yang bersifat isolator, terkadang secara fisik terlihat
tegangan nyata/kotor (misal polutan semen) akan tetapi pada polutan jenis
string ini pengaruhnya terhadap ketahanan tegangan insulator hanya
set/post signifikan pada kondisi basah/hujan dan permukaan polutan
insulator membentuk alur air/embun yang tidak terputus.
pemegang Deteksi unjuk kerja kesiapan Bas-bar terhadap pengaruh polutan
konduktor yang menempel pada permukaan insulatornya adalah dengan
pengamatan visual & pendengaran. Pada kondisi malam/dini hari jika
sudah terjadi bunyi hizing yang keras akibat korona dan sesekali
sudah terjadi partial discharge/loncatan bunga api
Potential Transformer
Pengertian/Fungsi Potential
Transformer
 Trafo Tegangan adalah peralatan yang
mentransformasi tegangan sistem yang
lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang
lebih rendah untuk peralatan indikator,
alat ukur / meter dan relai.

E1 N1
 a
E2 N 2
Fungsi Trafo Tegangan
 Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari
yang tinggi ke besaran tegangan listrik yang lebih
rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan
proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan
teliti.
 Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat
tinggi dengan bagian sekunder yang tegangannya
rendah untuk digunakan sebagai sistm proteksi dan
pengukuran peralatan dibagian primer.
 Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100,
100/√3, 110/√3 dan 110 volt) untuk keperluan
peralatan sisi sekunder.
 Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas
pengukuran (0,1; 0,2; 0,5;1;3)
Jenis Trafo Tegangan

Trafo tegangan dibagi dibagi menjadi dua


jenis yaitu :
 Trafo Tegangan Magnetik (Magnetik
Voltage Transformer / VT)
 Trafo Tegangan Kapasitif (Capasitive
Voltage Transformer / CVT)
11.5. TRANSFORMATOR TEGANGAN

Transformator tegangan adalah trafo satu fasa yang


menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah
yang dapat diukur dengan Volt meter yang berguna
untuk indikator, rele dan alat synkronisasi.
Trafo tegangan magnetik

Vab
Ada dua macam trafo tegangan yaitu :

Trafo tegangan magnetik


Prinsip kerjanya seperti trafo daya. Meskipun demikian rancangannya berbeda didalam
beberapa hal seperti :
kapasitasnya kecil (10 – 150 VA).
Faktor ratio dan sudut fasa trafo tegangan sisi primer dan tegangan sekunder dirancang
sedemian rupa supaya faktor kesalahan menjadi kecil.
Salah satu ujung kumparan tegangan tinggi selalu diketanahkan.
Trafo tegangan kutub tunggal yang dipasang pada jaringan tiga fasa disamping belitan
pengukuran, biasanya dilengkapi lagi dengan belitan tambahan yang digunakan untuk
mendeteksi arus gangguan tanah. Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan dihubungkan
secara serie seperti pada gambar :

pada kondisi normal tidak muncul tegangan pada terminal Vab, tetapi jika terjadi gangguan
tanah pada salah satu fasanya, maka tegangan yang tidak tergagnggu naik sebesar √3 dari
tegangan semula sehingga pada terminal Vab akan dibangkitkan tegangan sebesar 3 Vn.
Tegangan ini akan memberi penguatan pada rele gangguan fasa ke tanah. Tegangan
pengenal belitan gangguan tanah baisanya dipilih sedemikian rupa sehingga saat gangguan
tanah Vab mencapai harga yang sama dengan tegangan sekunder fasa-fasa.
Trafo Tegangan Kapasitip
Karena alasan ekonomis maka tarfo tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan
memnggunakan kapasitor sebagai pengganti trafo tegangan induktif. Pembagi tegangan
kapasitif dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini.
Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada C2 atau tegangan primer trafo penengah V1
diperoleh dalam orde puluhan kV, umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh trafo
magnetik tegangan primer diturunkan menjadi tegangan sekunder standar 100 atau
100√3 Volt. Jika terjadi tegangan lebih pada jaringan transmisi, tegangan pada kapasitor C2
akan naik dan dapat menimbulkan kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah
kerusakan tersebut dipasang sela pelindung (SP). Sela pelindung ini dihubung serie dengan
resistor R untuk membatasai arus saat sela pelindung bekerja untuk mencecah efek
feroresonansi

Rancangan trafo tegangan kapasitor adalah gulungan kertas yang dibatasi oleh lembaran
aluminium yang merupakan bentuk kapasitor (dua plat paralel) sehingga bentuknya
ramping dan dapat dimasukan kedalam tabung poselin. Belitan resonansi dan belitan trafo
magnetik intermediasi ditempatkan didalam bejana logam. Terminal K dapat dikebumikan
langsung atau dihubungkan dengan alat komunikasi yang signyalnya menumpang pada
jaringan sistem. Agar efektif sebagai kopling kapasitor, maka besarnya kapasitansi C1 dan
C2 secara perhitungan harus memiliki nilai minimum 4400 pF.

Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah terutama karena adanya induktansi pada trafo
magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi resonansinya yang timbul menyebabkan
tegangan tinggi yang cukup besar dan menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti
magnetik dan belitan sehingga menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil
penunjukan tegangan. Diperlukan elemen peredam yang akan mengahsilkan tidak ada
efek terhadap hasil pengukuran walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.
Bagian-bagian Trafo Tegangan
a) Trafo Tegangan Jenis Magnetik
 Kertas / Isolasi Minyak
 Rangkaian Electromagnetic
 Dehydrating Breather
 Terminal Primer
 Inti
 Struktur Mekanikal :
 Pondasi
 Struktur penopang VT
 Isolator (keramik/polyester)
 Sistem Pentanahan
b) Trafo Tegangan Jenis Kapasitif
 Dielectric
 Minyak Isolasi
 Kertas-plastik film (paper-polypropylane film)
 Pembagi Tegangan (Capacitive Voltage Devider)
 Electromagnetic Circuit
 Trafo Tegangan
 Expansion Chamber
 Terminal Primer
 Struktur Mekanikal
 Pondasi
 Struktur penopang CVT
 Isolator penyangga.
 Sistem Pentanahan
Pedoman pemeliharaan Potential
Transformer
A. In Service inspection
1. Dielectric
 Memeriksa rembesan / kebocoran minyak
 memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.
 Memeriksa isolator dari keretakan, flek, pecah dan kelainan
yang lainnya

2. Electromagnetic Circuit
 memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.
 rembesan / kebocoran minyak trafo pada seal isolator.
 Memeriksa kondisi spark gap
3. Mechanical structure
 Memeriksa pondasi dari keretakan atau tidak.
 Memeriksa rumah VT\CVT dari keretakan dan
korosi.
 Memeriksa steel structure VT\CVT dari
bengkok, longgar dan korosi.

4. Pentanahan VT
Inspeksi pentanahan VT dilakukan dengan memeriksa kawat
dan terminal pentanahan terhubung ke mess grounding
switchyard dengan kencang dan sempurna.
B. In Service measurement

Thermovision pada :
 Konduktor dan klem VT. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan suhu antara
konduktor dan klem VT
 Isolator dan housing VT. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui adanya kelainan / hotspot
di dalam VT.

Thermovisi dilakukan setiap 3 bulan, kecuali


untuk CVT 500 kV dilakukan setiap 2
minggu.
C. Shutdown testing / Measurement

1) Pengujian Tahanan Isolasi


2) Pengujian Tangen Delta & Kapasitansi
3) Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)
4) Tahanan Pentahanan
5) Ratio
6) Pengujian Eksitasi atau Vknee
7) Pengujian Kualitas Minyak isolasi
 Pengujian Break Down Voltage (BDV)
 Pengujian Water Content
 Pengujian Acidity
 Pengujian Dielectric Disspation Factor
 Pengujian Interfacial Tension
 Pengujian Sediment dan Sludge
 Pengujian Flash Point
D. Shutdown Treatment

No Peralatan yang Cara Pemeliharaan Standard


dipelihara
1 Periksa terhadap, kotoran, binatang atau Bersih
Box Terminal
kemungkinan kemasukan air.
2 Periksa kebersihan bushing dan body VT Bersih
Body VT

3 Periksa kekencangan baut-baut terminal Kencang


Baut-baut utama & pentanahan serta baut-baut
wiring kontrol dalam terminal boks
4 Periksa apakah limit switch masih Normal
Limit switch
berfungsi normal atau tidak
Arrester
PLN
DIKLAT
CIBOGO
Pengertian / fungsi Lightning
Arrester
 Surge Arrester merupakan peralatan yang
didesain untuk melindungi peralatan lain
dari tegangan surja (baik surja hubung
maupun surja petir) dan pengaruh follow
current.
 Fungsi utama dari Lightning Arrester
adalah melakukan pembatasan nilai
tegangan pada peralatan gardu induk yang
dilindunginya.
Jenis-jenis Lightning Arrester
 Berdasarkan Level Tegangan
Withstand Voltage Peralatan
yang dilindungi :
Mengacu pada IEC 60071-1:
◦ Range I (1kV – 245kV)
◦ Range II (di atas 245 kV)
ANSI/ IEEE C62.1 dan C62.11
membedakan lightning arrester ke
dalam 4 kelas:
◦ Station Class
◦ Intermediate Class
◦ Distribusi Class
◦ Secondary Class
Berdasarkan Letak Pemasangan
 Arrester GIS
 Arrester Saluran Transmisi
 Arrester Gardu Induk
Bagian-bagian Lightning
Arrester dan Fungsinya
Pedoman Pemeliharaan Lightning
Arrester
A. In Service Visual Inspection
Merupakan pekerjaan pemantauan/ pemeriksaan secara berkala/ periodik
kondisi peralatan saat operasi dengan hanya memanfaatkan 4 (empat)
indera dan alat ukur bantu sederhana sebagai pendeteksi (termasuk
thermo visi dan thermogun).
B. Shutdown Function Check
Adalah pengujian secara berkala/ periodik yang dilaksanakan pada
peralatan listrik saat padam (tidak operasi) untuk mengetahui kerja
peralatan apakah sesuai fungsinya berdasarkan spesifikasi atau standar
yang diijinkan. Kegiatan ini dilaksanakan tahunan.
 CBM (Condition Based Maintenance)
 Pengukuran thermovisi
 Pengukuran korona
 Pengukuran arus bocor resistif dengan LCM
 Pengukuran arus bocor total pada LA tanpa
penunjuk meter arus bocor
C. SHUTDOWN MEASUREMENT
Kegiatan shutdown measurement yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran Wattloss menggunakan Alat Uji Tan
Delta
2. Pengukuran Megger/ Tahanan Isolasi

Anda mungkin juga menyukai