Anda di halaman 1dari 162

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. PEMELIHARAAN CT, PT, LA DAN BUSBAR

1.1. Pengertian dan Fungsi Current Transformer


Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer
(TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan transformasi dari
besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti
untuk keperluan pengukuran dan proteksi.
Prinsip kerja trafo arus adalah sebagai berikut:

N1 N2
P2
P1
S1
I1 I2
S2

Gambar 1.1. Rangkaian pada Trafo Arus


Untuk trafo yang dihubung singkat : I 1  N 1  I 2  N 2
Untuk trafo pada kondisi tidak berbeban:

E1 N
 1
E2 N 2
Dimana
N1
a ,
N2
I 1  I 2 sehingga N 1  N 2 ,
N 1  jumlah lilitan primer, dan
N 2  jumlah lilitan sekunder.

Fungsi Trafo Arus


Fungsi dari trafo arus adalah:
- Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran primer
menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran sistem metering dan
proteksi
- Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai
pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan pengukuran.
- Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 Amp dan 5 Amp

Secara fungsi trafo arus dibedakan menjadi dua yaitu:


a) Trafo arus pengukuran
b). Trafo arus proteksi

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

1
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan proteksi adalah


pada titik saturasinya seperti pada kurva saturasi dibawah (Gambar 4).
V
Proteksi

pengukuran

Gambar 1.4. Kurva kejenuhan CT untuk Pengukuran dan Proteksi

Trafo arus untuk pengukuran dirancang supaya lebih cepat jenuh


dibandingkan trafo arus proteksi sehingga konstruksinya mempunyai luas
penampang inti yang lebih kecil (Gambar 5).

CT Pengukuran CT Proteksi
A2
A1

Gambar 1.5. Luas Penampang Inti Trafo Arus

1.2. Jenis-Jenis Trafo Arus

Jenis trafo arus menurut tipe kontruksi dan pasangannya.

 Tipe Konstruksi
 Tipe cincin (ring / window type) Gbr. 1a dan 1b.
 Tipe cor-coran cast resin (mounded cast resin type) Gbr. 2.
 Tipe tangki minyak (oil tank type) Gbr. 3.
 Tipe trafo arus bushing

 Tipe Pasangan.
 Pasangan dalam (indoor)
 Pasangan luar (outdoor)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

2
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Jenis trafo arus berdasarkan konstruksi belitan primer:


 Sisi primer batang (bar primary) dan

Gambar 1.6. Bar


Primary
 Sisi tipe lilitan (wound primary).

Gambar 1.7 Wound


Primary

Jenis trafo arus berdasarkan konstruksi jenis inti


 Trafo arus dengan inti besi
 Trafo arus tanpa inti besi

Jenis trafo arus berdasarkan jenis isolasi


Berdasarkan jenis isolasinya, trafo arus dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
 Trafo arus kering
 Trafo arus Cast Resin
 Trafo arus isolasi minyak
 Trafo arus isolasi SF6 / Compound

Jenis trafo arus berdasarkan pemasangan

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

3
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Berdasarkan lokasi pemasangannya, trafo arus dibagi menjadi dua


kelompok, yaitu:
 Trafo arus pemasangan luar ruangan (outdoor)

Gambar 1.8. Trafo Arus Pemasangan Luar Ruangan

Trafo arus pemasangan dalam ruangan (indoor)

Gambar 1.9 Trafo Arus Pemasangan Dalam Ruangan

Jenis Trafo arus berdasarkan jumlah inti pada sekunder


 Trafo arus dengan inti tunggal
Contoh: 150 – 300 / 5 A, 200 – 400 / 5 A, atau 300 – 600 / 1 A.

 Trafo arus dengan inti banyak


Contoh:
Trafo arus 2 (dua) inti 150 – 300 / 5 – 5 A (Gambar XX).
Penandaan primer: P1-P2
Penandaan sekunder inti ke-1: 1S1-1S2 (untuk pengukuran)
Penandaan sekunder inti ke-2: 2S1-2S2 (untuk relai arus lebih)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

4
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

P1 P2

300/5 A

300/5 A

1S1 1S2 2S1 2S2


Gambar 1.10. Trafo Arus dengan 2 Inti
Trafo arus 4 (empat) inti 800 – 1600 / 5 – 5 – 5 – 5 A (Gambar 11).
Penandaan primer: P1-P2
Penandaan sekunder inti ke-1: 1S1-1S2 (untuk pengukuran)
Penandaan sekunder inti ke-2: 2S1-2S2 (untuk relai arus lebih)
Penandaan sekunder inti ke-3: 3S1-3S2 (untuk relai jarak)
Penandaan sekunder inti ke-4: 4S1-4S2 (untuk proteksi rel)
Trafo arus 4 (empat) inti 800 – 1600 / 5 – 5 – 5 – 5 A
P1 P2

300/5 A

300/5 A
300/5 A
300/5 A
1S1 1S2 2S1 2S2 3S1 3S2 4S1 4S2
Gambar 1.11: Trafo Arus dengan 4 Inti

Jenis trafo arus berdasarkan pengenal


Trafo arus memiliki dua pengenal, yaitu pengenal primer dan
sekunder. Pengenal primer yang biasanya dipakai adalah 150, 200, 300,
400, 600, 800, 900, 1000, 1200, 1600, 1800, 2000, 2500, 3000 dan 3600.
Pengenal sekunder yang biasa dipakai adalah 1 dan 5 A.

Berdasarkan pengenalnya, trafo arus dapat dibagi menjadi:


– Trafo arus dengan dua pengenal primer
o Primer seri
Contoh: CT 800 – 1600 / 1 A
Untuk hubungan primer seri, maka didapat rasio CT
800 / 1 A, lihat Gambar 12.a. berikut.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

5
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

P1 P2 P1 P2

S1 S2 S1 S2

Gambar 1.12 Gambar 1.13.


Primer Paralel Primer Seri
CT rasio 1600 / 1 CT rasio 800 / 1
A A
o Primer paralel
Contoh: CT dengan rasio 800 – 1600 / 1 A
Untuk hubungan primer paralel, maka didapat rasio CT
1600 A, lihat Gambar 12.b.
- Trafo arus multi rasio/sekunder tap
Trafo arus multi rasio memiliki rasio tap yang merupakan kelipatan dari
tap yang terkecil, umumnya trafo arus memiliki dua rasio tap, namun ada
juga yang memiliki lebih dari dua tap (lihat Gambar 13).
Contoh:
– Trafo arus dengan dua tap: 300 – 600 / 5 A
Pada Gambar 13.a., S1-S2 = 300 / 5 A, S1-S3 = 600 / 5 A.
– Trafo arus dengan tiga tap: 150 – 300 – 600 / 5 A
Pada Gambar 13.b., S1-S2 = 150 / 5 A, S1-S3 = 300 / 5 A, S1-S4 = 600
/ 5 A.

P1 P2 P1 P2

S1 S2 S3 S1 S2 S3 S4

Gambar 1.14 Gambar 1.15.


CT Sekunder 2 CT Sekunder 3
Tap Tap

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

6
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.3. Bagian-bagian Current Transformer dan Fungsinya

Komponen Trafo Arus


 Tipe cincin (ring / window type) dan Tipe cor-coran cast resin
(mounded cast resin type)

Gambar 1.16. CT tipe cincin

Gambar 1.17. Komponen CT tipe cincin


Keterangan
Terminal utama (primary terminal)
Terminal sekunder (secondary terminal).
Kumparan sekunder (secondary winding).

CT tipe cincin dan cor-coran cast resin biasanya digunakan


pada kubikel penyulang (tegangan 20 kV dan pemasangan indoor).
Jenis isolasi pada CT cincin adalah Cast Resin

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

7
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

 Tipe Tangki

Gambar 1.18. Komponen CT tipe tangki

Komponen Trafo arus tipe tangki


1. Bagian atas Trafo arus (transformator head).
2. Peredam perlawanan pemuaian minyak (oil resistant
expansion bellows).
3. Terminal utama (primary terminal).
4. Penjepit (clamps).
5. Inti kumparan dengan belitan berisolasi utama (core and coil
assembly with primary winding and main insulation).
6. Inti dengan kumparan sekunder (core with secondary
windings).
7. Tangki (tank).
8. Tempat terminal (terminal box).
9. Plat untuk pentanahan (earthing plate).

Jenis isolasi pada trafo arus tipe tangki adalah minyak. Trafo arus
isolasi minyak banyak digunakan pada pengukuran arus tegangan
tinggi, umumnya digunakan pada pasangan di luar ruangan (outdoor)
misalkan trafo arus tipe bushing yang digunakan pada pengukuran arus
penghantar tegangan 70 kV, 150 kV dan 500 kV.

1.4. Pedoman pemeliharaan Current Transformer


a) In Service Inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-
bagian peralatan terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan
unjuk kerja peralatan atau merusak sebagian/keseluruhan peralatan.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

8
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1) Dielectric
Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan dalam keadaan beroperasi dengan
cara melihat visual kecukupan dari media dielectric CT melalui :

a) Memeriksa level ketinggian minyak trafo arus pada gelas penduga.


b) Memeriksa tekanan gas N2 melalui manometer yang terpasang di
CT ( indicator berupa angka)
c) Memeriksa tekanan gas SF6 melalui manometer yang terpasang di
CT ( indicator berupa angka)
d) Rembesan / kebocoran minyak CT.
e) Isolator porcelain

Dilakukan pemeriksaan isolator porcelain dengan visual dari isolator.


Mengamati isolator dari keretakan, flek, pecah dan kelainan yang
lainnya.
2) Mechanical Structure
Mechanical structure adalah peralatan yang menyokong berdirinya trafo
arus. Inspeksi mechanical structure dilakukan dengan memeriksa :
- Kondisi core housing (rumah/tangki core) secara visual, apakah kondisi
core housing normal, korosi atau retak.
- Kondisi support structure .

3) Pentanahan CT
Inspeksi pentanahan CT dilakukan dengan memeriksa kawat dan
terminal pentanahan dengan memeriksa hubungan antara terminal dengan
mess grounding switchyard dengan kencang dan sempurna.

b) In Service Measurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian
yang dilakukan pada saat peralatan sedang dalam keadaan bertegangan /
beroperasi.

Thermovision
Thermovision digunakan untuk melihat hot spot pada instalasi listrik,
dengan Infra red thermovision dapat dilihat losses yang terjadi di jaringan,
semakin tinggi suhu hotspot yang terjadi maka semakin besar losses yang
terjadi. Losses dapat diakibatkan oleh sambungan yang kurang baik,
pemeriksaan dengan thermovision pada trafo arus digunakan untuk melihat
titik-titik sambungan pada trafo arus.
Thermovisi dilakukan pada:
 Konduktor dan klem CT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
suhu antara konduktor dan klem CT
 Isolator dan housing CT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya
kelainan / hotspot di dalam CT.
Thermovisi dilakukan setiap 3 bulan, kecuali untuk CT 500 kV dilakukan
setiap 2 minggu.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

9
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

c) Shutdown Testing/Measurement
Shutdown testing / measurement adalah pekerjaan pengujian yang
dilakukan pada saat peralatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini
dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi
ketidaknormalan

1) Tahanan Isolasi
Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat uji tahanan isolasi 5 KV
untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi untuk
mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo arus tersebut. Pencatatan
hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik.

2.1. Pengukuran tahanan isolasi CT

2) Tan Delta
Pengujian tangen delta dilakukan untuk mengetahui nilai faktor dissipasi
(tan delta) dan nilai kapasitansi dari CT. Peningkatan nilai dari kapasitansi
akan mengindikasikan adanya kertas isolasi yang terkontaminasi oleh
kelembaban, pencemaran atau adanya pemburukan pada sistim isolasi CT,
oleh karena itu perlu pengukuran tan delta pada CT yang dilakukan dalam
kondisi sisi primer di hubung singkat. Adapun caranya sebagai berikut:

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

10
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. CT tanpa Test Tap

Mode GST-G

Gambar 2.2. CT tanpa test tap

Gambar 2.3. Pengujian mode GST-G pada CT tanpa test tap

Pengujian dengan mode GST-G pada CT tanpa test tap bertujuan


untuk mengetahui nilai tan delta overall (secara umum). Tegangan uji yang
digunakan adalah 2kV sampai 10 kV.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

11
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

B. CT dengan Test Tap

Gambar 2.4. CT dengan test tap

Mode GST-G

Gambar 2.5. Pengujian mode GST-G pada CT dengan test tap

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

12
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Mode UST

Gambar 2.6. Pengujian mode UST pada CT dengan test tap

Mode GST - Guard

Gambar 2.7. Pengujian mode GST-Guard pada CT dengan test tap

Pengujian Tan delta pada CT yang memiliki test tap dilakukan tiga kali
pengujian yaitu GST-G, UST dan GST-Guard.
 GST-G, bertujuan untuk mengukur nilai tan delta dan kapasitansi
secara umum (overall) dengan menggunakan tegangan uji 2kV s/d 10
kV
 UST, bertujuan untuk mengukur nilai tan delta kapasitansi C1 dengan
menggunakan tegangan uji 2kV s/d 10 kV
 GST-guard, bertujuan untuk mengukur nilai tan delta kapasitansi C2
dengan menggunakan menggunakan tegangan uji maksimal 500 V.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

13
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3) Pengujian Kualitas Minyak isolasi


Pengujian kualitas atau karakteristik minyak isolasi CT sesuai
standard IEC 60422 meliputi :

A. Pengujian Break Down Voltage (BDV)


Pengujian tegangan tembus dilakukan untuk mengetahui
kemampuan minyak isolasi dalam menahan stress tegangan.
Pengujian ini dapat menjadi indikasi keberadaan kontaminan seperti
kadar air dan partikel. Rendahnya nilai tegangan tembus dapat
mengindikasikan keberadaan salah satu kontaminan tersebut, dan
tingginya tegangan tembus belum tentu juga mengindikasikan
bebasnya minyak dari semua jenis kontaminan.
B. Pengujian Water Content
Pengujian kadar air untuk mengetahui seberapa besar kadar air
yang terlarut / terkandung di minyak. Menurut standar IEC 60422
perlu dilakukan koreksi hasil pengujian kadar air terhadap suhu 20
o
C yaitu dengan mengalikan hasil pengujian dengan faktor koreksi f.
Dimana
f  2,24e 0 , 04 ts

Ket :
f= faktor koreksi
ts = Suhu minyak pada waktu diambil (sampling)

C. Pengujian Acidity
Minyak yang rusak akibat teroksidasi akan menghasilkan
senyawa asam yang akan menurunkan kualitas isolasi kertas pada
trafo arus. Asam ini juga dapat menjadi penyebab proses korosi
pada tembaga dan bagian trafo yang terbuat dari bahan metal.
D. Pengujian Dielectric Disspation Factor
Pengujian ini bertujuan mengukur arus bocor melalui minyak
isolasi, yang secara tidak langsung mengukur seberapa besar
pengotoran atau pemburukan yang terjadi.
E. Pengujian Interfacial Tension
Pengujian IFT antara minyak dengan air dimaksudkan untuk
mengetahui keberadaan polar contaminant yang larut dan hasil
proses pemburukan. Karakteristik dari IFT akan mengalami
penurunan nilai yang sangat drastis seiring tingginya tingkat
penuaan pada minyak isolasi. IFT juga dapat mengindikasi masalah
pada minyak isolasi terhadap material isolasi lainnya.
F. Pengujian Sediment dan Sludge
Pengujian sediment ini bertujuan mengukur seberapa
banyak (%) zat pengotor terhadap minyak isolasi trafo arus.
G. Pengujian Flash Point
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui flash point atau
titik nyala api dari minyak isolasi.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

14
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4) Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)


Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA) adalah merupakan suatu
tool diagnosa untuk mendeteksi dan mengevaluasi gangguan pada
peralatan tenaga listrik dengan cara mengukur beberapa kandungan gas di
dalam minyak isolasi meliputi gas: Nitrogen(N2), Oxygen (O2), Hydrogen
(H2), Carbon monoxide (CO), Carbon dioxide(CO2), Methane (CH4),
Ethane (C2H6), Ethylene(C2H4) dan Acetylene (C2H2). Mengacu pada
standard IEC 60599 “Mineral oil-impragnated electrical equipment in
service-Guide to interpretation of Dissolved and free gas analysis” , kelainan
dalam peralatan trafo instrument dapat dideteksi dengan menggunakan
DGA.

5) Tahanan Pentahanan
Pengukuran besarnya tahanan pentanahan menggunakan alat uji
tahanan pentanahan. Nilai tahanan pentanahan mempengaruhi keamanan
personil terhadap bahaya tegangan sentuh.

6) Ratio
Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio hasil
pengukuran dengan nilai pada nameplate.

Gambar 2.8. Pengujian Ratio dengan Metode Tegangan


Pada sisi sekunder diinjeksikan tegangan yang sesuai, dibawah
tegangan saturasi (knee voltage) dan pada sisi primer diukur tegangan
menggunakan voltmeter skala rendah dengan impedansi tinggi (20 000 Ω/V
atau lebih). Ratio belitan mendekati sama dengan ratio tegangan yaitu
membandingkan tegangan di sisi primer dengan tegangan disisi sekunder.

Gambar 2.9. Pengujian Ratio dengan Metode Arus

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

15
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pengujian ini menggunakan alat uji injeksi arus (high current test injection),
dilakukan dengan mengatur catu daya pada alat uji sesuai dengan nilai
yang diinginkan serta mencatat arus pada sisi sekunder kedua CT. rasio
dari CT adalah sama dengan rasio dari CT referensi yang dikalikan rasio
antara arus sisi sekunder CT referensi dengan arus sisi sekunder CT yang
diuji, seperti persamaan :

NT : Rasio CT yang diuji


NR : Rasio CT referensi
IR : Arus CT referensi
IT : Arus CT yang diuji (~ nominal)

7) Pengujian Eksitasi atau Vknee


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
eksitasi dari trafo arus. Karakteristik eksitasi adalah suatu grafik yang
menggambarkan hubungan antara arus eksitasi dan tegangan rms yang
diterapkan pada sisi sekunder CT dalam kondisi sisi primer open circuit.
Dalam kurva karakteristik eksitasi dapat diketahui tegangan knee dari
suatu CT maka dapat dipastikan bahwa CT tidak mengalami kejenuhan
saat arus primer sama dengan arus hubung singkat tertinggi.

Gambar 2.10. Rangkaian pengujian eksitasi

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

16
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.11. Karakteristik Eksitasi

d) Shutdown Treatment
Shutdown treatment adalah pekerjaan untuk memperbaiki anomali yang
ditemukan pada saat in service inspection/measurement atau menindaklanjuti
shutdown testing/measurement.

Tabel 2.1. Shutdown treatment pada CT


No Peralatan yg Dipelihara Cara Pemeliharaan Standar Hasil
Bersihkan Box Terminal. Bersih
Periksa gasket / karet tutup Rapat & Tidak
Box Terminal. Bocor
1 Box Terminal
Periksa gland kabel entry. Rapat
Buka tutup Box Terminal &
Bersih
bersihkan bagian dalam.
Baut-baut Terminal Bersihkan terminal & kabel
Bersih
Utama dan Pentanahan konektor.
2
serta baut wiring dalam Pengencangan baut-baut
Kencang
Box Terminal terminal.
Limit Switch Indikator dan Trip dan
3 Uji fungsi.
Alarm low presure SF6 Indikasi
Bersihkan Isolator dan
Isolator dan Housing CT
4 Housing CT serta kaca Bersih
serta kaca penduga
penduga.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

17
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.5. Pengertian/Fungsi Potential Transformer


Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem
yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk peralatan
indikator, alat ukur / meter dan relai.

Gambar 1.1. Prinsip Kerja Trafo Tegangan

E1 N 1
 a
E2 N 2
Dimana:
a = perbandingan /rasio transformasi
N1  N 2
N1 = Jumlah belitan primer
N2 = Jumlah belitan sekunder
E1 = Tegangan primer
E2 = Tegangan sekunder

Gambar 1.2. Rangkaian Ekivalen Trafo Tegangan

Dimana:
Im = arus eksitasi/magnetisasi
Ie = arus karena rugi besi

Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi
rancangan Trafo tegangan berbeda yaitu :

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat
ukur, relai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.
- Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
- Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

Fungsi dari trafo tegangan yaitu :


- Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran
tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan
proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.
- Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian
sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistm proteksi
dan pengukuran peralatan dibagian primer.
- Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan
110 volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder.
- Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2;
0,5;1;3)

1.6. Jenis Trafo Tegangan


Trafo tegangan dibagi dibagi menjadi dua jenis yaitu
 Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)
Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan
sekunder pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer
menginduksikan tegangan kebelitan sekundernya.
 Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)
Trafo tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau
lebih yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi
ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya tegangan pada satu
kapasitor ditransformasikan mengunakan trafo tegangan yang lebih
rendah agar diperoleh teganggan sekunder.

1.7. Bagian-bagian Trafo Tegangan

a) Trafo Tegangan Jenis Magnetik


 Kertas / Isolasi Minyak
Berfungsi mengisolasi bagian yang bertegangan (belitan primer)
dengan bagian bertegangan lainnya (belitan sekunder) dan juga
dengan bagian badan (body).
Terdiri dari minyak trafo dan kertas isolasi
 Rangkaian Electromagnetic
Berfungsi mentransformasikan besaran tegangan yang terdeteksi disisi
primer ke besaran pengukuran yang lebih kecil.
 Dehydrating Breather
Adalah sebagai katup pernapasan untuk menyerap udara lembab pada
kompartemen akibat perubahan volume minyak karena temperatur,
sehingga mencegah penurunan kualitas isolasi minyak
 Terminal Primer
Satu terminal terhubung pada sisi tegangan tinggi (fasa) dan satu lagi
terhubung pada sistim pentanahan (grounding)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

19
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

 Inti
Terbuat dari plat besi yang dilapisi silicon yang berfungsi untuk
jalannya flux.
 Struktur Mekanikal
Struktur mekanikal adalah peralatan yang menyokong berdirinya trafo
tegangan.
Terdiri dari :
- Pondasi
- Struktur penopang VT
- Isolator (keramik/polyester)
 Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi mengalirkan arus
lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ke tanah

Gambar 1. 2 Bagian-bagian VT

b) Trafo Tegangan Jenis Kapasitif


 Dielectric
- Minyak Isolasi
Berfungsi untuk mengisolasi bagian-bagian yang bertegangan
dan sebagai media dielectric untuk memperoleh nilai
kapasitansi dari 2 (dua) kapasitor atau lebihsebagai pembagi
tegangan yang terhubung seri.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

20
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Kertas-plastik film (paper-polypropylane film)


Berfungsi sebagai media dieletric untuk memperoleh nilai
kapasitansi dari 2 (dua) kapasitor atau lebih sebagai pembagi
tegangan yang terhubung seri bersama-sama minyak isolasi.
 Pembagi Tegangan (Capacitive Voltage Devider)
Berfungsi sebagai pembagi tegangan tinggi untuk diubah oleh trafo
tegangan menjadi yang lebih rendah.
 Electromagnetic Circuit
Berfungsi sebagai penyesuai tegangan menengah ( medium voltage
choke) untuk mengatur/menyesuaikan agar tidak terjadi pergeseran
fasa antara tegangan masukan (Vi) dengan tegangan keluaran (Vo)
pada frekuensi dasar.
 Trafo Tegangan
Berfungsi untuk mentransformasikan besaran tegangan listrik dari
tegangan menengah yang keluar dari kapasitor pembagi ke tegangan
rendah yang akan digunakan pada rangkaian proteksi dan pengukuran.
 Expansion Chamber
Rubber bilow adalah sebagai katup pernapasan (dehydrating breather)
untuk menyerap udara lembab pada kompartemen yang timbul akibat
perubahan temperatur. Hal ini mencegah penurunan kualitas minyak
isolasi.
 Terminal Primer
Satu terminal terhubung pada sisi tegangan tinggi (fasa) dan satu lagi
terhubung pada sistim pentanahan (grounding).
 Struktur Mekanikal
Struktur mekanikal adalah peralatan yang menyokong berdirinya trafo
tegangan.
Terdiri dari :
- Pondasi
- Struktur penopang CVT
- Isolator penyangga (porselen/polyester). tempat kedudukan
kapasitor dan berfungsi sebagai isolasi pada bagian-bagian tegangan
tinggi.
 Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi mengalirkan arus
lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ke tanah.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

21
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.3 Bagian-bagian CVT

1.8. Pedoman pemeliharaan Potential Transformer

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

22
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a) In Service inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada
bagian-bagian peralatan terhadap adanya anomali yang berpotensi
menurunkan unjuk kerja peralatan atau merusak sebagian/keseluruhan
peralatan.

1) Dielectric
 Memeriksa rembesan / kebocoran minyak
 memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.
 Memeriksa isolator dari keretakan, flek, pecah dan
kelainan yang lainnya

2) Electromagnetic Circuit
 memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.
 rembesan / kebocoran minyak trafo pada seal isolator.
 Memeriksa kondisi spark gap

3) Mechanical structure
 memeriksa pondasi dari keretakan atau tidak.
 memeriksa rumah VT\CVT dari keretakan dan korosi.
 memeriksa steel structure VT\CVT dari bengkok, longgar
dan korosi.

4) Pentanahan VT
Inspeksi pentanahan VT dilakukan dengan memeriksa kawat
dan terminal pentanahan terhubung ke mess grounding
switchyard dengan kencang dan sempurna.

b) In Service measurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian yang
dilakukan pada saat peralatan sedang dalam keadaan bertegangan /
beroperasi.

Thermovision
Thermovision digunakan untuk melihat hot spot pada instalasi
listrik, dengan Infra red thermovision dapat dilihat losses yang
terjadi di jaringan. Semakin tinggi suhu hotspot yang terjadi
maka semakin besar losses yang terjadi. Losses dapat
diakibatkan oleh sambungan yang kurang baik, Pemeriksaan
dengan thermovision pada CVT digunakan untuk melihat titik-
titik sambungan pada CVT.
Thermovisi dilakukan pada:
 Konduktor dan klem VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan suhu antara konduktor dan klem VT
 Isolator dan housing VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
adanya kelainan / hotspot di dalam VT.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

23
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Thermovisi dilakukan setiap 3 bulan, kecuali untuk CVT 500 kV


dilakukan setiap 2 minggu.

c) Shutdown testing / Measurement


Shutdown testing / measurement adalah pekerjaan pengujian yang
dilakukan pada saat peralatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini
dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi
ketidaknormalan.

1) Tahanan isolasi
Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat ukur tahanan
isolasi 5 KV untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder.
Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo
tegangan tersebut. Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada
saat 60 detik.

Gambar 2.1 Pengujian Tahanan Isolasi

2) Tan delta & Kapasitansi


Pada trafo tegangan yang menggunakan minyak untuk
isolasinya, minyak memiliki nilai konduktansi yang cukup rendah
dan nilai kapasitansi yang cukup tinggi, pengujian tangen delta
dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai factor disipasi (tan delta)
dan kapasitansi dari VT. Peningkatan nilai dari kapasitansi
mengindikasikan adanya kertas isolasi yang terkontaminasi oleh
kelembaban, pencemaran atau adanya pemburukan pada sistem
isolasi VT.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

24
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pengujian dengan mode GST-Ground pada VT bertujuan


untuk mengetahui nilai tan delta overall (secara umum). Tegangan
uji yang digunakan adalah 2kV sampai 10 kV.

Gambar 2.2. Pengukuran Tan Delta pada VT

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

25
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.3 Pengukuran Tan Delta pada CVT

Mode Tegangan Objek


HV Lead LV Lead Ground
Uji Uji pengukuran
GST-Guard 10kV C B A,F,S1,S2 C1-1
UST 10kV B C A,F,S1,S2 C1-2
GST-Guard 10kV B C A,F,S1,S2 C1-3
GST-Ground 2kV F*) - A,S1,S2 C2 **)

Keterangan:
*) pada pengukuran C2, terminal F dilepas( tidak terhubung ke EMU)
**) pengukuran C2 dilakukan pada saat overhaul

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

26
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3) Tahanan Pentanahan
Pengukuran besarnya tahanan pentanahan menggunakan alat uji
tahanan pentanahan. Besarnya nilai tahanan pentanahan mempengaruhi
keamanan personil terhadap bahaya tegangan sentuh.

4) Rasio
Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio hasil
pengukuran dengan nilai pada nameplate.

Gambar 2.4.Pengukuran Ratio Trafo Tegangan

Pengukuran dilakukan dengan menginjeksi tegangan AC 2 – 10KV pada


sisi primer dan dibandingkan dengan output tegangan pada sisi sekunder.
Pengujian ini hanya dilakukan ketika pemasangan baru atau setelah
relokasi.

5) Kualitas Minyak
Berdasarkan standard IEC 60422 “Mineral insulating oils in
electrical equipment supervision and maintenance guide”, Trafo tegangan
(VT) masuk dalam kategori D (instrument/protection transformer >170 kV)
dan kategori E (instrument/protection transformer ≤ 170 kV). Pengujian
Kualitas minyak pada trafo instrument hanya dapat dilakukan pada trafo
instrument jenis nonhermetically sealed. Pengujian kualitas isolasi
dilakukan setelah VT 10 tahun beroperasi. Pengambilan sample yang
selanjutnya perlu dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan
manufacturer atau mengacu pada manual instruction dari manufacturer
masing-masing.

Pengujian kualitas minyak sesuai standard IEC 60422 meliputi :

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

27
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a. Pengujian Down Voltage (BDV)


Pengujian tegangan tembus dilakukan untuk mengetahui kemapuan
minyak isolasi dalam menahan stress tegangan. Pengujian ini dapat
menjadi indikasi keberadaan kontaminan seperti kadar air dan
partikel. Rendahnya nilai tegangan tembus dapat mengindikasikan
keberadaan salah satu kontaminan tersebut, dan tingginya tegangan
tembus belum tentu juga mengindikasikan bebasnya minyak dari
semua jenis kontaminan.

b. Pengujian Water Content


Pengujian kadar air untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang
terlarut / terkandung di minyak. Menurut standar IEC 60422 perlu
dilakukan koreksi hasil pengujian kadar air terhadap suhu 20 oC yaitu
dengan mengalikan hasil pengujian dengan faktor koreksi f.

Dimana:
f  2,24e 0 , 04 ts

Ket :
f= faktor koreksi
ts = Suhu minyak pada waktu diambil (sampling)

c. Pengujian Acidity
Minyak yang rusak akibat teroksidasi akan menghasilkan senyawa
asam yang akan menurunkan kualitas isolasi kertas isolasi pada trafo.
Asam ini juga dapat menjadi penyebab proses korosi pada tembaga
dan bagian trafo yang terbuat dari bahan metal.

d. Pengujian Dielectric Disspation Factor


Pengujian ini bertujuan mengukur arus bocor melalui minyak isolasi,
yang secara tidak langsung mengukur seberapa besar pengotoran
atau pemburukan yang terjadi.

e. Pengujian Interfacial Tension


Pengujian IFT antara minyak dengan air dimaksudkan untuk
mengetahui keberadaan polar contaminant yang larut dan hasil
proses pemburukan. Karakteristik dari ift akan mengalami penurunan
nilai yang sangat drastis seiring tingginya tingkat penuaan pada
minyak isolasi. Ift juga dapat mengindikasi masalah pada minyak
isolasi terhadap material isolasi lainnya.

f. Pengujian Sediment dan Sludge


Pengujian sediment ini bertujuan mengukur seberapa banyak (%) zat
pengotor terhadap minyak isolasi trafo.

g. Pengujian Flash Point


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui flash point atau titik nyala
api dari minyak isolasi

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

28
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

h. Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)


Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA) adalah merupakan suatu
tool diagnosa untuk mendeteksi dan mengevaluasi gangguan pada
peralatan tenaga listrik dengan cara mengukur beberapa kandungan
gas di dalam minyak isolasi meliputi gas: Nitrogen(N2), Oxygen (O2),
Hydrogen (H2), Carbon monoxide (CO), Carbon dioxide(CO2),
Methane (CH4), Ethane (C2H6), Ethylene(C2H4) dan Acetylene
(C2H2). Mengacu pada standard IEC 60599 “Mineral oil-impragnated
electrical equipment in service-Guide to interpretation of Dissolved
and free gas analysis” , kelainan dalam peralatan trafo instrument
dapat dideteksi dengan menggunakan DGA.

d) Shutdown Treatment
Treatment merupakan tindakan pemeliharaan pada saat shutdown tahunan.

No Peralatan yang Cara Pemeliharaan Standard


dipelihara
1 Periksa terhadap, kotoran, binatang Bersih
Box Terminal
atau kemungkinan kemasukan air.
2 Periksa kebersihan bushing dan body Bersih
Body VT
VT
3 Periksa kekencangan baut-baut Kencang
terminal utama & pentanahan serta
Baut-baut
baut-baut wiring kontrol dalam terminal
boks
4 Periksa apakah limit switch masih Normal
Limit switch
berfungsi normal atau tidak

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

29
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.9. Pengertian / fungsi Lightning Arrester

Surge Arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi


peralatan lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan
pengaruh follow current. Sebuah arrester harus mampu bertindak sebagai
insulator, mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada
tegangan sistm dan berubah menjadi konduktor yang sangat baik, mengalirkan
ribuan ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang lebih rendah
daripada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih, dan
menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arrester (power follow
current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.

Fungsi utama dari Lightning Arrester adalah melakukan pembatasan


nilai tegangan pada peralatan gardu induk yang dilindunginya. Panjang lead
yang menghubungkan arrester pun perlu diperhitungkan, karena inductive
voltage pada lead ini ketika terjadi surge akan mempengaruhi nilai tegangan
total paralel terhadap peralatan yang dilindungi.

Sejak sistem listrik AC mulai diimplementasikan sekitar 100 tahun lalu di


saluran transmisi, teknologi proteksi petir sudah mulai dikembangkan, mulai
dari teknologi yang hanya memanfaatkan sela udara (gap), kemudian
berkembang dengan memanfaatkan kombinasi antara sela udara dan resistor
non linear, serta yang terakhir menggunakan resistor non linear tanpa gap
(teknologi terakhir ini mulai diimplementasikan mulai 20 tahun silam). Mayoritas
Arrester pada Sistem Transmisi di PLN saat ini telah menggunakan arrester
dengan teknologi terakhir yg memanfaatkan keping ZnO tanpa gap.
Perkembangan teknologi Arrester dapat dilihat sebagai berikut:
1892 – 1908 : Penggunaan Air Gaps
1908 – 1930 : Multiple gaps dengan resistan
1920 – 1930 : Lead Oxide dengan resistor
1930 – 1960 : Passive Gapped Silicon Carbide
1960 – 1982 : Active Gapped Silicon Carbide
1976 – skrg : MOSA tanpa gap
1985 – skrg : MOSA tanpa gap dengan polymer housings

1.10. Jenis-jenis Lightning Arrester

Lingkup arrester luas, mulai dari penggunaan elektronika hingga


pada system transmisi Tegangan Tinggi maupun Tegangan Ekstra
Tinggi. Buku pedoman ini membatasi arrester pada level tegangan
Lightning Arrester pada Sistem Transmisi secara umum dapat
dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori:

Berdasarkan Level Tegangan Withstand Voltage Peralatan yang


dilindungi
Mengacu pada IEC 60071-1:
a. Range I (1kV – 245kV)
b. Range II (di atas 245 kV)

Klasifikasi ini didasarkan pada perbedaan karakteristik surja,


dimana pada Range II surja akibat proses switching lebih

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

30
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

membahayakan peralatan daripada surja lightning. Oleh karena proses


switching memiliki steepness yang lebih lambat, makadiperlukan pula
arrester dengan karakteristik komponen non linear yang berbeda.

ANSI/ IEEE C62.1 dan C62.11 membedakan lightning arrester ke dalam


4 kelas:
a. Station Class
b. Intermediate Class
c. Distribusi Class
d. Secondary Class

Berdasarkan Letak Pemasangan


Arrester pada HV/ EHV menurut pemasangannya dibedakan menjadi
sebagai berikut:
a. Arrester GIS

Gambar 25. Arrester di GIS

b. Arrester Saluran Transmisi


Dipasang baik parallel dengan insulator pada tower (umumnya
diserikan dengan spark gap) atau dipasang pada konduktor sebagai
pengganti damper dilengkapi dengan disconnector Switch. Untuk
tipe gap, stress akibat tegangan power frekuensi tidak
mempengaruhi kondisi arrester, namun sulit untuk memonitor
kondisi arrester karena tidak dilengkapi dengan counter, yang dapat
dilaksanakan adalah monitoring kondisi tanduk api untuk
menentukan apakah telah terjadi proses discharge.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

31
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 26. Arrester di Saluran Transmisi

Sementara untuk arrester tanpa gap, dipasang pada konduktor


terhubung ke ground, dilengkapi dengan disconnector switch (yang
akan bekerja bila telah terjadi arus di atas nilai nominalnya), arrester
line jenis ini juga dilengkapi dengan counter sehingga memudahkan
proses monitoring.

c. Arrester Gardu Induk


Merupakan Arrester kebanyakan yang terpasang di Gardu Induk,
menurut material penyusun housing, material Gardu Induk dibedakan
menjadi:
1. insulator porselen
2. insulator polimer

Gambar 27. Lightning Arrester di Gardu Induk

d. Berdasarkan material penyusun komponen non linear


Penjelasan pada sub-bab sebelumnya menjelaskan bahwa
komponen non linear yang terakhir digunakan adalah Metal Oksida,
sekalipun sedikit sekali (dan sudah tidak diproduksi) arrester
menggunakan komponen non linear dari Silikon Karbida (SiC)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

32
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1.11. Bagian-bagian Lightning Arrester dan fungsinya


Dalam sub bab ini akan dijelasakan beberapa bagian yang menjadi
konstruksi dari arrester khusunya Arrester dengan Metal Oksida.
Active Part dari Arrester terdiri dari Kolom Varistor Metal Oksida yang
dipasang dengan konstruksi supporting. Keping metal oksida dibuat dalam
bentuk silinder yang besaran diameter keping tergantung pada kemampuan
absorbsi energi dan nilai discharge arus. Nilai diameter bervariasi dari 30 mm
untuk arrester kelas distribusi hingga 100 mm untuk arrester HV/EHV. Setiap
keping blok memiliki tinggi bervariasi dari 20 hingga 45 mm. Semakin tinggi
keping blok metal oksida akan semakin sulit proses produksinya.
Nilai residual voltage untuk setiap keping block metal oksida pada saat
dilewatkan arus impulse standar 10 kA tergantung pada diameter keping itu.
Sebagai contoh pada MO dengan diameter 32 mm nilai residual voltagenya
adalah 450 V/ mm, sementara untuk diameter 70 mm nilai residual voltage
menurun menjadi 280 V/mm.

Gambar 13. Keping Metal Oksida

Arrester dengan diameter 70 mm ini memiliki tinggi 45 mm, maka untuk


satu keping blok metal oksida, mampu memberikan residual voltage sebesar
12, 5 kV. Bila arrester ini hendak memilikiresidual voltage sebesar 823 kV, maka
diperlukan setidaknya 66 keping blok dipasang tersusun ke atas. Tinggi arrester
akan mencapai 3 meter. Oleh karena ketinggian 3 meter dinilai tidak pratis, dan
tidak memiliki kestabilan mekanis yang baik, maka arrester ini dibuat
setidaknya 2 tumpuk.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

33
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 14. Struktur Lightning Arrester

Material Metal Oksida ditaruh dalam tabung yang terbuat dari


aluminium. Tabung ini memiliki kemampuan menahan mekanis, juga sebagai
pendingin keping. TUmpukan keping metal oksida ditaruh dalam sangkar rod,
terbuat dari FRP (Fiber Glass Reinforced Plasctic).

Compression Ring dipasang pada ujung kolom active part untuk


memastikan susunan berada dalam posisi tetap di dalam kompartemen
housing. Kompartemen housing sendiri saat ini terbuat dari porcelain, walau
beberapa sudah mulai beralih ke polimer. Alumunium flange direkatkan dengan
menggunakan semen sebagai dudukan. Untuk bahan alumunium sendiri,
menurut IEC 60672-3, terdapat 2 jenis yaitu: Porselin Quartz dan Porselin
Alumina. Porselin Alumina memiliki daya tahan yang lebih baik. Proses glasur
preselin tidak hanya pada sisi dalam dari arrester, namun juga pada sisi luar
dari arrester.

Gambar 15. Struktur Pressure Relief

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

34
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sealing Ring dan Pressure Relief Diaphragm dipasang di kedua ujung


arrester. Material sealing ring harus memiliki daya tahan terhadap kondisi
ozone, agar tetap mampu melakukan seal dengan baik. Material yang sering
dipilih adalah dari jenis material sintetis, jenis karet biasa tidak mampu
digunakan untuk hal ini. Sementara untuk Pressure Relief Diapraghm, dipilih
material dari jenis steel kualitas tinggi, atau nikel. Keduanya harus mampu
tahan hingga 30 tahun, Pressure relief dan clamping ring disatukan dengan
clamping ring yang dipasang pada flange menggunakan baud.

Pada saat terjadi proses discharge yang dibarengi dengan peningkatan


suhu yang sangat tinggi, maka, akan terjadi pemuain suhu di dalam
kompartemen arrester, kelebihan tekanan inilah yang perlu dilepas dari dalam
kompartemen, pressure relief bekerja sebagai katup pelepasan.

Gambar 16. Arrester Porselain dengan 2 Kompartemen


Grading ring penting diperlukan untuk arrester dengan ketinggian 1,5 –
2 meter (atau arrester yang ditumpuk menjadi beberapa unit). Grading Ring
berfungsi sebagai control distribusi tegangan dari ujung atas arrester (bagian
bertegangan) menuju bagian bawah, hal ini diperlukan oleh karena earth
capacitance berpengaruh pada Lightning Arrester. Pemilihan ukuran grading
ring pun perlu mempertimbangkan jarak antar fasa. Jarak aman antar
konduktor sama dengan jarak antar grading ring antar fasa dari arrester.

Pada Arrester yang terpasang pada GI/ GITET umumnya dilengkapi


dengan peralatan monitoring, apakah berupa counter, monitoring spark gap
ataupun meter arus bocor. Arrester tidak langsung dibumikan, namun
dilewatkan terlebih dahulu pada peralatan monitoring tersebut, sehingga
dibutuhkan juga insulating feet/ insulator dudukan.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

35
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 17. Counter Arrester dan Meter Arus Bocor Total

Surge Counter berfungsi untuk menghitung jumlah kerja dari arrester


melakukan proses discharge, sementara leakage cureent detector berfungsi
untuk memberikan besaran arus bocor pada arrester pada tegangan operasi
kontinu, nilai arus bocor ini merupakan arus bocor total yang umumnya
merupakan arus kapasitif, arus bocor ini juga bergantung pada besar arus
bocor permukaan yang nilainya tergantung pada kebersihan housing dari
arrester. Arus bocor dari kapasitansi bocor peralatan gardu induk lain juga
memungkinkan untuk turut terukur oleh meter ini.

Spark Over detector memiliki fungsi yang serupa dengan surge counter,
hanya saja, untuk melihat apakah arrester tersebut telah melakukan proses
discharge kompartemen SparOver perlu dibuka dan dilakukan pengecekan
apakah terdapat tanda bekas discharge diantara kedua pelat tersebut.

Gambar 18. Peralatan Monitoring Spark Gap

Teknologi terakhir dari arrester adalah dengan memanfaatkan polimer


sebagai kompartemen housing. Konstruksi desainnya tidak jauh berbeda
dengan arrester dengan kompartemen terbuat dari porselin. Pada arrester
kelas distribusi, polimer dicetak menempel dengan kolom metal oksida
(molded), hal ini memberikan keuntungan: bebas void, ikatan yang kuat serta
posisi permanen. Kelebihan lain yang diberikan adalah polimer memiliki
kemampuan hydrophobicity yang baik, mudah dibawa, serta menurunkan biaya
produksi.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

36
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 19. Arrester Polymer Kelas Distribusi (Molded)

Namun untuk arrester kelas HV/ EHV, desain mold tersebut tidak dapat
dilakukan dengan pertimbangan kekuatan mekanis serta daya tahan elektris.
Sehingga desainnya sama dengan arrester porselin, hanya saja menggunakan
kompartemen polimer, seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 20. Desain Arrester dengan Polymer Housing di Kelas HV/ EHV

1.12. Pedoman Pemeliharaan Lightning Arrester


Lightning Arrester seperti peralatan di gardu induk lainnya, juga
memerlukan pemeliharaan agar tetap mampu berfungsi baik. Sekalipun
nilai asetnya tidak mahal, namun bila arrester tidak bekerja dengan
baik, maka kerusakan peralatan lain yang seharusnya terlindung dari
surja tidak dapat terhindarkan. Dalam IEC 60099-5 , section 6,
disebutkan beragam metode untuk mendiagnosa kondisi arrester,
khususnya metal oksida. Standar ini dijadikan salah satu acuan dalam
melaksanakan kegiatan pemeliharaan Arrester.

A. In Service Visual Inspection


Merupakan pekerjaan pemantauan/ pemeriksaan secara
berkala/ periodik kondisi peralatan saat operasi dengan hanya

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

37
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

memanfaatkan 4 (empat) indera dan alat ukur bantu sederhana sebagai


pendeteksi (termasuk thermo visi dan thermogun).

Tujuan In Service Visual Inspection untuk mendapatkan indikasi


awal ketidaknormalan peralatan (anomali) sebagai bahan untuk
melakukan Evaluasi Level 1 dan data yang dapat diolah secara statistik
sebagai informasi bagi pengembangan atau tindakan pemeliharaan.
Tabel 3.1
JADWAL PEMELIHARAAN HARIAN LIGHTNING ARRESTER
TIPE GARDU INDUK

Kondisi : OPERASI (In service Visual Inspection)

NO PERALATAN YANG DIPERIKSA SASARAN PELAKSANA


PEMERIKSAAN
I SUBSISTEM PEMOTONG
SURJA
-
II SUBSISTEM ISOLASI
Kebersihan dari debu/
Petugas GI/ GITET
Kompartemen/ Housing pengotor
Ada/ tidak retak Petugas GI/ GITET
Insulating Feet Retak/ Berlumut Petugas GI/ GITET
III SUBSISTEM MONITORING
Cek struktur counter tidak
boleh menyentuh flange/ Petugas GI/ GITET
support arrester
Kondisi meter, kaca
Petugas GI/ GITET
Counter Jumlah Kerja buram/ pecah
Angka penunjukan Petugas GI/ GITET
Cek struktur counter tidak
boleh menyentuh flange/ Petugas GI/ GITET
support arrester
Kondisi meter, kaca Petugas GI/ GITET
buram/ pecah
Meter Arus Bocor Total
Petugas GI/ GITET
Angka penunjukan
IV SUBSISTEM PENTANAHAN
-
V SUBSISTEM PENGAMAN
TEKANAN LEBIH
Flag Pressure Relief Device Kondisi Flag, terpasang Petugas GI/ GITET
baik atau tidak atau
bahkan sudah terlepas
VI SUBSISTEM KONSTRUKSI DAN
PONDASI
-
VII SUBSISTEM KONEKTOR
-
VIII SUBSISTEM GRADING RING/
CORONA RING

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

38
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Tabel 3.2
JADWAL PEMELIHARAAN MINGGUAN LIGHTNING ARRESTER
TIPE GARDU INDUK

Kondisi : OPERASI (In service Visual Inspection)


NO PERALATAN YANG DIPERIKSA SASARAN PELAKSANA
PEMERIKSAAN
I SUBSISTEM PEMOTONG
SURJA
-
II SUBSISTEM ISOLASI
-
III SUBSISTEM MONITORING
-
IV SUBSISTEM PENTANAHAN
Kawat Grounding Terdapat rantas atau tidak. Petugas GI/ GITET

Ditumbuhi lumut atau tidak

Koneksi dari dan ke


konstruksi penyangga
(longgar/ atau tidak)
V SUBSISTEM PENGAMAN
TEKANAN LEBIH
-
VI SUBSISTEM KONSTRUKSI DAN
PONDASI
-

VII SUBSISTEM KONEKTOR


Koneksi ke Bubar Terpasang baik/ ada korosi Petugas GI/ GITET
atau tidak
Koneksi ke Kawat Grounding Terpasang baik/ ada korosi Petugas GI/ GITET
atau tidak
VIII SUBSISTEM GRADING RING/
CORONA RING
Grading Ring Posisi pemasangan, Petugas Har di
kondisi grading ring GI/GITET
(bengkok/tidak)

Tabel 3.3
JADWAL PEMELIHARAAN MINGGUAN LIGHTNING ARRESTER
TIPE SALURAN TRANSMISI (DI TOWER)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

39
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kondisi : OPERASI (In service Visual Inspection)


NO PERALATAN YANG DIPERIKSA SASARAN PELAKSANA
PEMERIKSAAN
I SUBSISTEM PEMOTONG
SURJA
-
II SUBSISTEM ISOLASI
-
III SUBSISTEM MONITORING
-
IV SUBSISTEM PENTANAHAN
Kawat Grounding Terpasang/ sudah lepas Petugas Ground Patrol

V SUBSISTEM PENGAMAN
TEKANAN LEBIH
-
VI SUBSISTEM KONSTRUKSI DAN
PONDASI
-
VII SUBSISTEM KONEKTOR
Disconnector Switch Terpasang/ sudah lepas Petugas Ground Patrol
VIII SUBSISTEM GRADING RING/
CORONA RING
-

Tabel 3.4
JADWAL PEMELIHARAAN BULANAN LIGHTNING ARRESTER
TIPE GARDU INDUK

Kondisi : OPERASI (In service Visual Inspection)


NO PERALATAN YANG DIPERIKSA SASARAN PELAKSANA
PEMERIKSAAN
I SUBSISTEM PEMOTONG
SURJA
-
II SUBSISTEM ISOLASI
-
III SUBSISTEM MONITORING
-
IV SUBSISTEM PENTANAHAN
-
V SUBSISTEM PENGAMAN
TEKANAN LEBIH
-
VI SUBSISTEM KONSTRUKSI DAN
PONDASI
Konstruksi Kondisi besi member, Petugas GI/ GITET

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

40
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

bengkok atau tidak.

Tingkat korosi.

Kondisi baud-baud
Pondasi Temuan Retak atau tidak. Petugas GI/ GITET
Masih baik atau tidak.
VII SUBSISTEM KONEKTOR
-
VIII SUBSISTEM GRADING RING/
CORONA RING
-

Tabel 3.5
JADWAL PEMELIHARAAN 6 BULANAN LIGHTNING ARRESTER
TIPE GARDU INDUK

Kondisi : OPERASI (In service Visual Inspection)


NO PERALATAN YANG DIPERIKSA SASARAN PELAKSANA
PEMERIKSAAN
I SUBSISTEM PEMOTONG
SURJA
-
II SUBSISTEM ISOLASI
-
III SUBSISTEM MONITORING
-
IV SUBSISTEM PENTANAHAN
Pengukuran Pentanahan Mengetahui nilai tahanan
pentanahan baik di musim Petugas GI/ GITET
hujan maupun di musim
kemarau
V SUBSISTEM PENGAMAN
TEKANAN LEBIH
-
VI SUBSISTEM KONSTRUKSI DAN
PONDASI
-
VII SUBSISTEM KONEKTOR

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

41
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

-
VIII SUBSISTEM GRADING RING/
CORONA RING
-

Tabel 3.6
JADWAL PEMELIHARAAN BULANAN LIGHTNING ARRESTER
TIPE SALURAN TRANSMISI (DI TOWER)

Kondisi : OPERASI (In service Visual Inspection)


NO PERALATAN YANG DIPERIKSA SASARAN PELAKSANA
PEMERIKSAAN
I SUBSISTEM PEMOTONG
SURJA
-
II SUBSISTEM ISOLASI
-
III SUBSISTEM MONITORING
Petugas Climb Up/
Counter Arrester Jumlah kerja Arrester
Petugas Har Unit
IV SUBSISTEM PENTANAHAN
-
V SUBSISTEM PENGAMAN
TEKANAN LEBIH
-
VI SUBSISTEM KONSTRUKSI DAN
PONDASI
-
VII SUBSISTEM KONEKTOR
-
VIII SUBSISTEM GRADING RING/
CORONA RING
-

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

42
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

B. Shutdown Function Check


Adalah pengujian secara berkala/ periodik yang dilaksanakan
pada peralatan listrik saat padam (tidak operasi) untuk mengetahui kerja
peralatan apakah sesuai fungsinya berdasarkan spesifikasi atau standar
yang diijinkan. Kegiatan ini dilaksanakan tahunan.

Pada Lightning Arrester pemadaman rutin dilaksanakan bersamaan


dengan pemadaman rutin bay peralatan yang dilindungi oleh arrester.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Lightning Arrester Tipe Gardu Induk,
khususnya pengecekan fungsi counter dari arrester menggunakan alat
bantu tertentu.

PREDICTIVE MAINTENANCE
Disebut juga dengan Pemeliharaan Berbasis Kondisi (Condition Based
Maintenance). Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara
melakukan monitor dan membuat analisa trend terhadap hasil
pemeliharaan untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan
secara dini. Hasil monitor dan analisa trend hasil Predictitive
Maintenance merupakan input yang dijadikan sebagai acuan tindak
lanjut untuk Planned Corrective Maintenance.

Ruang lingkup Predictive Maintenance meliputi :


IN SERVICE MEASUREMENT
Adalah pengujian yang dilakukan saat peralatan operasi (bertegangan)
untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan peralatan secara
dini yang waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi
peralatan. Pada lightning arrester, kegiatan in service measurement
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran thermovisi
2. Pengukuran korona
3. Pengukuran arus bocor resistif dengan LCM
4. Pengukuran arus bocor total pada LA tanpa penunjuk meter arus
bocor
Kegiatan pengukuran in service ini dilaksanakan pada Arrester yang
berada di Gardu Induk.

Pengujian Korona

Pengujian korona dilaksanakan pada Lighnting Arrester untuk


mengecek kondisi konektor pada bagian yang bertegangan, juga kondisi
arrester di sekitar flange dan kompartemen. Korona dilaksanakan untuk
mendeteksi lebih dini kualitas dari konektor arrester, dari pengaruh
korosi ataupun pemasangan yang tidak sempurna. Interval pengujian
dapat disesuaikan, minimal 1 tahun satu kali. Penjelasan lebih lanjut
tentang korona akan dijelaskan dalam paragraf berikutya.

Partial Discharge, korona, sparkover, flashover, breakdown adalah


rumpun kejadian luahan listrik secara berurutan yang dapat terjadi pada
isolasi.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

43
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Partial discharge (PD) adalah kejadian breakdown listrik pada suatu


bagian kecil dari sistim isolasi listrik yang berbentuk cair atau padat,
akibat stres tegangan listrik. Selama kejadian PD, tidak ada jembatan
langsung antara 2 elektroda. Sedangkan korona, dalam astronomi
adalah plasma "atmosphere" dari matahari atau benda angkasa. Dalam
ilmu listrik, korona adalah partial discharge yang bersinar dari konduktor
dan isolator, karena ionisasi dari udara, ketika medan listrik melewati
batas kritis (24-30 kV/cm).

Gambar 37 Korona di Arrester

Corona discharge memancar pada gelombang antara 280-405 nm yaitu


daerah sinar ultraviolet (UV) karena itu tidak terlihat oleh mata kita.
Meskipun sangat lemah, pada gelombang sekitar 400 nm, korona dapat
terlihat pada kondisi gelap malam. Korona tidak bisa dilihat siang hari
karena tertutup oleh pancaran radiasi matahari. Panas yang ditimbulkan
oleh korona juga sangat kecil, sehingga tidak dapat ditangkap oleh
infrared thermal cameras.

Faktor-faktor yang mempengaruhi korona :


o Tekanan udara
Tekanan udara rendah -> Nilai Ekritis menjadi rendah -> Lebih
banyak korona
o Kelembaban
Kelembaban yang tinggi mengakibatkan lebih banyak korona
o Suhu
Suhu yang tinggi -> Tekanan udara rendah -> Nilai Ekritis menjadi
rendah -> Lebih banyak korona

Sifat buruk korona terhadap lingkungan :


o Membangkitkan material korosif seperti ozone dan nitrogen oxides
yang menjadi nitric acid pada kondisi kelembaban tinggi.
o Korona menyebabkan kerusakan pada isolator, terutama non-
ceramic insulators (NCI).
o Radio interference (RI/RFI) terutama pada gelombang AM.
o Audio noise

Efek dari timbulnya korona :


o Penurunan kualitas isolator polimer

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

44
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

o Menimbulkan kerusakan fisik pada komponen


o Menyebabkan interferensi radio
o Menimbulkan audio noise
o Indikasi akan kemungkinan kerusakan
o Indikasi akan pemasangan peralatan yang tidak sesuai
o Indikasi dari efektifitas pembersihan
o Indikasi kemungkinan terjadinya flashover atau trip

Sumber dari korona pada sistim kelistrikan:


Cacat pada isolator keramik yang dapat mengakibatkan korona :
o Kontaminasi
o Short antara pin dan socket
o Retak pada bagian semen di sekitar pin
o Karat pada sambungan ball-socket
o Positive feedback loop :
 Semen yang tergerus menyebabkan korona
 Korona menyebabkan semen tergerus
 Korosi menyebabkan korona
 Korona menyebabkan korosi

Cacat pada isolator polimer yang dapat mengakibatkan korona :


o Kontaminasi dan tracking pada lapisan permukaan
o Korona ring yang rusak, hilang atau pemasangannya yang tidak
sesuai
o Batang yang terbuka dan terkarbonasi
o Sambungan yang rusak
o Lubang yang menembus lapisan

Cacat pada konduktor yang dapat mengakibatkan korona :


o Urat kawat yang putus
o Urat kawat yang terbuka
o Kontaminasi
o Armour rod yang rusak
o Spacer yang rusak atau kendor

SHUTDOWN MEASUREMENT
Adalah pengujian yang dilakukan saat peralatan padam untuk
mengetahui kondisi peralatan yang waktu pelaksanaannya
disesuaikan dengan kondisi peralatan, namun dapat juga dijadwalkan
secara rutin untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk proses
analisa data.

Pada lightning arrester, kegiatan shutdown measurement yang


dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran Wattloss menggunakan Alat Uji Tan Delta
2. Pengukuran Megger/ Tahanan Isolasi

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

45
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 54. Contoh Kerusakan Arrester Polim

CORRECTIVE MAINTENACE
Adalah pemeliharaan yang dilakukan ketika peralatan mengalami
kelainan / unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya atau
kerusakan, dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula
melalui perbaikan (repair) ataupun penggantian (replace).

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

46
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2. PEMELIHARAAN PMT, PMS DAN KOMPRESOR

2.1. Pengertian dan Fungsi PMT


Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary)
441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga
(PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu
menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal
serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan
memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan
seperti kondisi short circuit / hubung singkat.
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu
rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau
menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan
atau peralatann lain.

PMT 20KV PMT 150KV PMT 500KV


Gambar-1.1. Macam – macam PMT

2.2. Jenis-jenis PMT


Berdasarkan media pemadam busur api
Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis,
antara lain berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik
penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur api jenis gas
SF6.
PMT SF6 dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu :
 PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)
 PMT Jenis Tekanan Ganda (double pressure type)

1) PMT Jenis Tekanan Tunggal


PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2, selama
terjadi proses pemisahan kontak – kontak, gas SF6 ditekan
(fenomena thermal overpressure) ke dalam suatu tabung/cylinder
yang menempel pada kontak bergerak selanjutnya saat terjadi
pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan
tenaga hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan busur api.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

47
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1 4 2 5
V V
t p
Gambar-1.4. Interupting chamber PMT SF6 saat proses pemutusan
arus llistrik

1. Fixed contacts rod (Rod Kontak diam)


2. Valve ( katup )
3. Main contacts (Kontak Utama)
4. Insulating Nozle
5. The Moving Contact suport
Vt. Themal Pressure
Vp.The Compression of the Volume

2) PMT Jenis Tekanan Ganda


PMT terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira
12 Kg / cm2 dan sistim tekanan rendah kira-kira 2 Kg / cm2,
pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari sistim tekanan
tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistim tekanan rendah. Gas
pada sistim tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke
sistim tekanan tinggi, saat ini PMT SF6 tipe ini sudah tidak
diproduksi lagi.

2.3. Bagian - bagian PMT dan fungsinya


Sistem Pemutus (PMT) terdiri dari beberapa sub-sistem yang memiliki
beberapa komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilakukan
berdasarkan Failure Modes Effects Analysis (FMEA), sebagai berikut :
1. Penghantar arus listrik (electrical current carrying)
2. Sistem isolasi (electrical insulation)
3. Media pemadam busur api
4. Mekanik penggerak
5. Control / Auxilary circuit
6. Struktur mekanik
7. Sistem pentanahan (grounding)
1) Penghantar arus listrik (electrical current carrying)
Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk
menghantarkan / mengalirkan arus listrik. Penghantar arus listrik pada
PMT terdiri dari beberapa bagian antara lain :
a. Interrupter
Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup kontak
PMT. Didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan
langsung dalam proses penutupan atau pemutusan arus, yaitu:
- Kontak bergerak / moving contact
- Kontak tetap / fixed contact

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

48
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

- Kontak arcing / arcing contact

Gambar-1.5. Interrupter

b. Asesoris dari interrupter (jika ada)


Terdiri dari :
- Resistor
Resistor / tahanan dipasang paralel dengan unit pemutus utama
(bekerja hanya pada saat terjadinya penutupan kontak PMT) dan
berfungsi untuk :
o Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul (restriking
voltage)
o Mengurangi arus pukulan (chopping current) pada waktu
pemutusan
o Meredam tegangan lebih karena mengoperasikan PMT
tanpa beban pada penghantar panjang
- Kapasitor
Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus
utama dan unit pemutus pembantu yang berfungsi untuk :
o Mendapatkan pembagian tegangan ( Voltage
distribution ) yang sama pada setiap celah kontak,
sehingga kapasitas pemutusan ( breaking capacity )
pada setiap celah adalah sama besarnya.
o Meningkatkan kinerja PMT pada penghantar pendek
dengan mengurangi frekuensi kerja.
c. Terminal utama
Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan / koneksi antara
PMT dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari
atau ke konduktor luar.

Gambar-1.6. Terminal utama


2) Electrical Insulation
Berfungsi sebagai isolasi bagian yang bertegangan dengan yang tidak
bertegangan serta antara bagian yang bertegangan.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

49
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pada Pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa
isolator, yaitu :
a. Isolator ruang pemutus (Interrupting Chamber)
Merupakan isolator yang berada pada interrupting chamber (1)
b. Isolator support / penyangga
Merupakan isolator yang berada pada support / penyangga (2)

Gambar-1.7. Isolator pada interrupting chamber dan support


3) Media pemadam busur api
Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat
PMT bekerja membuka atau menutup. Berdasarkan media pemadam
busur api, PMT dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
a. Pemadam busur api dengan gas SF6
Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul
pada waktu memutus arus listrik.
Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah
seiring dengan pertambahan tekanan.
Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single
pressure type), dimana selama operasi membuka atau menutup
PMT, gas SF6 ditekan ke dalam suatu tabung/silinder yang
menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan, gas
SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api.

1. Mekanisme penggerak (operating mechanism).


2. Pemutus (interupter).
3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow
support insulator porcelen).
4. Batang penggerak berisolasi glass Fibre (Fibre
Glass Insulating Operating Rod).
5. Penyambung diantara no.4 dan no.12 (linkages).
6. Terminal-terminal.
7. Saringan (filters).
8. Silinder bergerak (movable cylinder).
9. Torak tetap (fixed piston).
Gambar-1.8. PMT10.
Satu
KontakKatup dengan
tetap (fixed Gas SF6
contact).
b. Pemadam busur api dengan oil / minyak
Menggunakan minyak isolasi sebagai media pemadam busur api yang
timbul pada saat PMT
bekerja membuka atau
menutup.
Jenis PMT dengan minyak
ini dapat dibedakan menjadi :

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

50
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

 PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil)


 PMT menggunakan sedikit minyak (small oil)
PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai
tegangan ekstra tinggi 425 kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250
A dengan arus pemutusan simetris 12 kA sampai 50 kA.

Gambar-1.9. PMT Bulk oil


c. Pemadam busur api dengan udara hembus / air blast
PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api
dengan menghembuskan udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga
sebagai PMT Udara Hembus (Air Blast).

Gambar-1.10. PMT Udara Hembus / Air Blast


d. Pemadam busur api dengan Hampa Udara (Vacuum)
Ruang hampa udara mempunyai kekuatan dielektrik (dielektrik strength)
yang tinggi dan sebagai media pemadam busur api yang baik. Saat ini,
PMT jenis vacuum umumnya digunakan untuk tegangan menengah
(24kV).
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan
bertambah 0,2 cm setiap kenaikan tegangan 3 kV. Untuk pemutus
vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis ini dengan dihubungkan
secara serie.
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain
porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak
utamanya tidak dapat dipelihara dan umur kontak utama sekitar 20
tahun. Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang tinggi maka
bentuk pisik PMT jenis ini relatip kecil.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

51
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Plat-plat penahan – bukan bahan


magnet
2. Rumah pemutus dari bahan berisolasi
3. Pelindung dari embun uap
4. Kontak bergerak
5. Kontak tetap
6. Penghembus dari bahan logam
7. Tutup alat penghembus
8. Ujung kontak

Gambar-1.11. Ruang kontak utama (breaking chamber) pada PMT


vacuum

Gambar-1.12. PMT dengan Hampa Udara (vacuum)


4) Sistem Penggerak
Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving contact) untuk operasi
pemutusan atau penutupan PMT.
Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara lain :
a. Penggerak pegas (Spring Drive)
Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri
dari 2 macam, yaitu :
 Pegas pilin ( helical spring )
PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber
tenaga penggerak yang di tarik atau di regangkan oleh
motor melalui rantai.
 Pegas gulung ( scroll spring )
PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga
penggerak yang di putar oleh motor melalui roda gigi.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

52
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar-1.13. Sistem pegas pilin (helical)

Gambar- 1.14. Sistem


pegas gulung (scroll)
b. Penggerak Hidrolik
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari
beberapa komponen mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk
membuka dan menutup PMT.

 Skematik diagram Hidrolik dan Elektrik


Skematik diagram sistem hydraulic dan elektrik berikut, merupakan
skematik sederhana untuk memudahkan pemahaman cara kerja sistem
hydraulic dan keterkaitannya dengan sistem elektrik.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

53
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar-1.15. Skematik diagram sistem hidrolik

Pada kondisi PMT membuka / keluar, sistem hidrolik tekanan tinggi


tetap pada posisi seperti pada gambar piping diagram, di mana minyak
hidrolik tekanan rendah (warna biru) bertekanan sama dengan tekanan
Atmosfir dan (warna merah) bertekanan tinggi hingga 360 bar.
c. Penggerak Pneumatic
Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari
beberapa komponen mekanik, elektrik dan udara bertekanan yang
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak
untuk membuka dan menutup PMT.
d. SF6 Gas Dynamic
PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi
ganda selain sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan
sebagai media penggerak.
Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing – masing
merupakan unit komplit dari Interrupter, isolator tumpu, dan power
aktuator yang digerakkan oleh gas SF6 masing – masing pole dalam
cycle tertutup.
Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya
perbedaan tekanan gas SF6 antara :
 Volume yang terbentuk dalam interrupter dan
isolastor tumpu.
 Volume dalam enclosure mekanik penggerak

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

54
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar-1.16. Diagram mekanisme operasi PMT SF6 dynamic

Gambar-1.17. PMT SF6 dynamic

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

55
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. HV terminal
2. Fixed arcing contact
3. Nozzle
4. Moving main contact
5. Upper porcelain insulator
6. Insulating rod
7. Opening valve group
8. Closing valve group
9. Auxiliary contacts
10. Compressor
11. Gas filling valve
12. Plug-in electric connector
13. Density switch
14. Spring toggle device
15. Double effect piston
16. Filter
17. Lower porcelain insulator
18. Moving arcing contact
19. Fixed main contact
20. Molecular sieves
21. Coils

A. High pressure volume


B. Low pressure volume

Gambar-1.18. Skematik PMT SF6 dynamic

5) Control / Auxiliary Circuit


Terdiri dari :
a. Lemari mekanik / kontrol
Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai
tempat secondary equipment.
b. Terminal dan Wiring control

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

56
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada


mekanik penggerak untuk operasi PMT.

Gambar-1.19. Lemari mekanik / control

6) Struktur Mekanik
Terdiri dari struktur besi/beton serta pondasi sebagai dudukan
struktur peralatan Pemutus (PMT).

a. Struktur besi / baja atau beton


Adalah rangkaian besi / baja atau beton yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan
kebutuhan peralatan yang akan dipasang.
Berfungsi sebagai penyangga peralatan / dudukan PMT yang bahannya
terbuat dari besi / baja atau beton.

b. Pondasi
Adalah bagian dari suatu sistem rekayasa teknik yang
mempunyai fungsi untuk memikul beban luar yang bekerja dan beratnya
sendiri yang pada akhirnya didistribusikan dan disebarkan pada lapisan
tanah dan batuan yang berada dibawahnya untuk distabilisasi.
Sebagai dudukan struktur peralatan PMT, terbuat dari beton.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

57
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar-1.20. Struktur mekanik

Gambar-1.21. Struktur besi / baja

Gambar-1.22. Diagram pondasi


7) Sistem Pentanahan / Grounding
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah
sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang
mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir
dll.
Fungsi pentanahan peralatan listrik adalah untuk menghindari bahaya
tegangan sentuh bila terjadi gangguan atau kegagalan isolasi
pada peralatan / instalasi dan pengaman terhadap peralatan.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

58
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kawat
grounding

Gambar-1.23. Grounding

2.4. Petunjuk Pemeliharan PMT


Berdasarkan fungsinya dan kondisi peralatan bertegangan atau tidak,
jenis pemeliharaan pada Pemutus dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. In Service / Visual Inspection
2. In Service Measurement / On Line Montoring
3. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check
4. Overhaul
5. Pasca relokasi / Pasca Gangguan

1) IN SERVICE / VISUAL INSPECTION


In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap peralatan
yang dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-
line), dengan menggunakan 5 panca indera (five senses) dan metering
secara sederhana, dengan pelaksanaan periode tertentu (Harian, Mingguan,
Bulanan, Tahunan).
Inspeksi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor kondisi
peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana/umum (seperti Thermo
Gun) yang dilaksanakan oleh petugas operator/asisten supervisor di gardu
induk (untuk Tragi/UPT PLN P3B Sumatera/Wilayah) atau petugas
pemeliharaan/supervisor gardu induk (untuk UPT/Region PLN P3B JB).

2) IN SERVISE MEASUREMENT / ON LINE MONITORING


Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam
keadaan peralatan bertegangan (On Line).
Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur
yang advanced (seperti Thermal Image thermovision) yang dilakukan oleh
petugas pemeliharaan.

3) SHUTDOWN MEASUREMENT / SHUTDOWN FUNCTION CHECK


Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam
keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).
Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan
dengan menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan
oleh petugas pemeliharaan.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

59
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Macam – macam pengukuran/pengujian :


o Pengujian/pengukuran pada interrupter :
 Pengukuran Tahanan isolasi
 Pengukuran Tahanan kontak
 Keserempakan kontak (breaker analyzer)
 Pengukuran nilai R pada Resistor (bila ada)
 Pengukuran nilai C pada Capasitor (bila ada)
o Pengujian pada media pemadam busur api :
 Kualitas gas SF6
 Karakteristik minyak
 Pengujian ke-Vacuum-an
 Pengujian kerapatan gas (density gas)
o Pengujian pada sistem mekanik penggerak :
 Sistem pegas / spring
 Pengujian fungsi start & stop motor penggerak
 Pengukuran arus beban motor penggerak
 Tahanan isolasi belitan motor penggerak
 Pengukuran tegangan AC dan DC
 Sistem pneumatik
 Pengujian fungsi start & stop motor kompresor
 Pengujian fungsi system block
 Pengujian kebocoran udara
 Pengukuran konsumsi udara saat Open-Close-Open
 Pengujian fungsi safety valve
 Kalibrasi manometer
 Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC
 Pengukuran waktu kerja kompresor

 Sistem hidrolik
 Pengujian fungsi start & stop motor hidrolik
 Pengujian fungsi system hidrolik
 Pengujian kebocoran hidrolik
 Pengukuran konsumsi hidrolik saat Open-Close-Open
 Pengujian fungsi safety valve
 Kalibrasi manometer
 Pemeriksaan oil pressure switch
 Pengukuran tegangan AC dan DC
 Pengujian tekanan akumulator
 Pengujian waktu reinflation
o Pengukuran Grounding/ pentanahan
o Pemeriksaan fungsi lemari mekanik :
 Pengujian fungsi close dan open (local/remote dan scada)
 Pengujian tegangan AC dan DC
 Pengujian emergency trip
 Pengujian fungsi alarm
 Pengujian fungsi interlock mekanik dan elektrik

a) Pengukuran Tahanan Isolasi


Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses
pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk
memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi pemutus tenaga antara

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

60
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang ditanahkan
maupun antara terminal masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran
(O/P terminal) pada fasa yang sama.

Gambar-2.2. Contoh Insulation Tester Merk Metriso Type 5000 A

Ra

Sa

Ta Rb

Sb
Tb

Gambar-2.5. Terminal tempat pengukuran tahanan isolasi PMT

Keterangan :
Ra = Terminal atas fasa R ( Merah ).
Rb = Terminal bawah fasa R.
Sa = Terminal atas fasa S ( Kuning ).

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

61
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Sb = Terminal bawah fasa S.


Ta = Terminal atas fasa T ( Biru ).
Tb = Terminal bawah fasa T.

b) Pengukuran Tahanan Kontak

Kabel
tegangan

Kabel arus

Gambar-2.6. Alat ukur tahanan kontak merk PROGRAMA

c) Pengukuran Keserempakan (Breaker Analyzer)


Tujuan dari pengujian keserempakan PMT adalah untuk mengetahui
waktu kerja PMT secara individu serta untuk mengetahui keserempakan
PMT pada saat menutup ataupun membuka .
Berdasarkan cara kerja penggerak, maka PMT dapat dibedakan atas
jenis three pole (penggerak PMT tiga fasa) dan single pole (penggerak PMT
satu fasa). Untuk T/L Bay biasanya PMT menggunakan jenis single pole
dengan maksud PMT tersebut dapat trip satu fasa apabila terjadi gangguan
satu fasa ke tanah dan dapat reclose satu fasa yang biasa disebut SPAR
(Single Pole Auto Reclose). Namun apabila gangguan pada penghantar
fasa – fasa maupun tiga fasa maka PMT tersebut harus trip 3 fasa secara
serempak. Apabila PMT tidak trip secara serempak akan menyebabkan
gangguan, untuk itu biasanya terakhir ada sistem proteksi namanya pole
discrepancy relai yang memberikan order trip kepada ketiga PMT pahasa
R,S,T.
Hal yang sama juga untuk proses menutup PMT maka yang tipe single
pole ataupun three pole harus menutup secara serentak pada fasa R,S,T,
kalau tidak maka dapat menjadi suatu gangguan didalam system tenaga
listrik dan menyebabkan system proteksi bekerja.
Pada waktu PMT trip akibat terjadi suatu gangguan pada system tenaga
listrik diharapkan PMT bekerja dengan cepat sehingga clearing time yang
diharapkan sesuai standard SPLN No 52-1 1983 untuk system 70 KV = 150
milli detik dan SPLN No 52-1 1984 untuk system 150 kV = 120 milli detik,
dan final draft Grid Code 2002 untuk system 500 kV = 90 milli detik dapat
terpenuhi.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

62
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

d) Pengukuran Kapasitor
Pemeriksaan dan pengukuran grading capacitor dan tempatnya pada unit
pemutus dapat dilakukan sebelum pemutus dioperasikan.

Fungsi Kapasitor
Pemutus merk ASEA, type HLR dapat dirangkai beberapa unit pemutus.
Untuk tegangan < 84 kV digunakan 1 (satu) unit pemutus, dan pada
tegangan 150 kV 2 (dua) unit pemutus yang dipasang secara seri. Sampai
pada penggunaan tegangan 420 kV dapat digunakan 6 (enam) buah
pemutus. Untuk penggunaan lebih dari 1 (satu) unit pemutus dipasang
paralel kapasitor. Peralatan tersebut berfungsi sebagai kontrol tegangan.

e) Pengukuran Tahanan Pentanahan


Peralatan ataupun titik netral sistem tenaga listrik yang dihubungkan ke
tanah dengan suatu pentanahan yang ada di Gardu Induk di mana sistem
penatanahan tersebut dibuat didalam tanah dengan struktur bentuk mesh.
Nilai tahanan Pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya nilai tahanan
tanah dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri, misalnya tanah kering
tanah cadas, kapur, dsb tahananan tanahnya cukup tinggi nilainya jika
dibanding dengan kondisi tanah yang basah. Semakin kecil nilai
pentanahannya maka akan semakin baik.
Ada beberapa macam merk alat ukur tahanan tanah yang dipergunakan,
diantaranya :
a. KYURITSU Model 4120
b. GOSSEN METRAWATT BAUER [GEOHM 2]
c. ABB METRAWATT Type M5032

f) Pengukuran / Pengujian Media Pemutus

 Gas SF6
Sebagaimana diketahui Gas SF6 pada Pemutus Tenaga ( PMT )
berfungsi sebagai media pemadam busur api listrik saat terjadi
pemutusan arus listrik (arus beban atau arus ganggua) dan sebagai
isolasi antara bagian – bagian yang bertegangan (kontak tetap dengan
kontak bergerak pada ruang pemutus) dalam PMT, juga sebagai isolasi
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan
pada PMT. Saat ini gas SF6 banyak digunakan pada PMT atau GIS (Gas
Insulating Switchyard) mulai dari tegangan 20 kV sampai dengan 500 kV
karena gas SF6 mempunyai sifat / karakteristik yang lebih baik dari jenis
media pemutus lainnya.
Karakteristik / sifat gas SF6 yang dimaksud adalah sebagai berikut :
 Sifat fisik
 Sifat Kimia
 Sifat Listrik

Pemeliharaan gas SF6 meliputi :

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

63
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Pemeriksaan Tekanan/Kerapatan Gas


Pelaksanaan pemeriksaan tekanan / kerapatan gas SF6 dapat dilakukan
dengan 2 ( dua ) cara yakni :
a). Pemeriksaan langsung yaitu pembacaan nilai tekanan / kerapatan
dapat langsung dibaca pada alat ukur ( pressure gauge/densi meter ) yang
terpasang permanen pada PMT / GIS
b). Pemeriksaan tidak langsung yaitu pembacaan nilai tekanan /
kerapatan tidak dapat langsung harus terlebih dulu dipasang alat ukurnya,
karena tidak terpasang alat ukur secara permanen

Alat ukur yang tidak Alat ukur yang terpasang


terpasang Permanen pada PMT
Permanen pada PMT
Gambar-2.25. Alat ukur yang digunakan untuk pemeriksaan tekanan gas

B. Pemeriksaan Kebocoran
Kebocoran dapat terjadi pada sambungan pipa kontrol, valve refilling/
drain dan bagian lain yang terisi gas SF6 pada PMT.
Adanya kebocoran gas SF6 tersebut (biasanya kecil dan dalam waktu
lama) dapat mengakibatkan menurunnya tekanan dan selanjutnya
mempengaruhi unjuk kerja PMT. Untuk mengetahui lokasi terjadinya
kebocoran gas SF6 pada PMT dilakukan dengan cara tradisional (melalui
pendengaran, busa sabun ) dan dengan alat deteksi kebocoran / leakage
detector.
Pada setiap PMT dilengkapi dengan alat pengaman tekanan gas yaitu
pressure switch yang berfungsi untuk memberikan imformasi tekanan alarm
dan tekanan minimal gas SF6.
Ada 3 ( tiga ) tahapan tingkat tekanan gas SF6 yang harus diketahui yaitu

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

64
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a). Tekanan normal (filling rated pressure for the insulation)


b). Tekanan alarm (alarm pressure for the insulation)
c). Tekanan blok / trip (minimal pressure for insulation)

C. Pengukuran/Pengujian Karakteristik Gas SF6


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa gas SF6 selain berfungsi
sebagai isolasi juga berfungsi sebagai pemadam busur api listrik saat terjadi
pemutusan arus.
Pada setiap pemadaman busur api listrik gas SF6 akan mengalami
proses kimia / listrik dan dapat mengakibatkan perubahan sifat gas SF6
tersebut, maka untuk mengetahui perubahan sifat gas ( terutama pada GIS
karena banyak menggunakannya ) perlu dilakukan pengukuran / pengujian
karakteristiknya.
Ada beberapa macam pengukuran karakteristik gas SF6 yang biasa
dilakukan adalah sebagai berikut :

1). Kemurnian (Impurity Test)


2). Kelembapan (Dew Point Test)
3). Dekomposisi Product (Decomposition Products Test) dan
4). Pengujian Pressure Switch

Gambar-2.28. alat uji kemurnian SF6

 Vacuum
Pengukuran / pengujian karakteristik media pemutus vacuum adalah
untuk mengetahui apakah ke-vacuum-an ruang kontak utama (breaking
chamber) PMT tetap hampa sehingga masih berfungsi sebagai media
pemadam busur api listrik.
PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah
dan hingga saat ini masih dalam pengembangan sampai tegangan 36 kV.
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah
0,2 cm setiap kenaikan tegangan 3 kV. Untuk pemutus vacuum tegangan
tinggi, digunakan PMT jenis ini dengan dihubungkan secara serie.
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain
porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

65
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

tidak dapat dipelihara dan umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena
kemampuan ketegangan dielektrikum yang tinggi maka bentuk pisik PMT
jenis ini relatip kecil.

Gambar-2.39. Beberapa jenis ruang kontak utama PMT jenis vacuum

Gambar-2.42. Alat uji PMT vacuum merk VIDA

g) Pengukuran Tegangan Minimum Coil


Pengukuran tegangan minimum coil dari PMT adalah untuk mengetahui
apakah coil masih berfungsi dengan baik dan mengukur nilai resistansi coil
tersebut masih sesuai standar.
Dalam setiap PMT baik yang single pole maupun yang tri pole, jumlah
tripping (opening) coil biasanya lebih banyak dari pada jumlah closing coil,
hal ini dimaksud adalah sebagai faktor keamanan pola operasi sistem dan
PMT tersebut.
Tujuan pengukuran ini agar kita dapat mengetahui berapa besarnya
tegangan minimal sumber DC yang dapat mengerjakan coil tersebut bekerja,
sehingga kita dapat mengetahui fungsi dari coil tersebut apakah masih baik
atau tidak.

4) OVERHAUL
Overhaul adalah pemeliharaan yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
sekali dalam tiga tahun atau lebih berdasarkan manual instruction, ketentuan
pabrikan atau pengalaman / ketentuan unit setempat. Penentuan kurun
waktu untuk overhaul Pmt secara garis besar ditentukan seperti dalam tabel
berikut :

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

66
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Tabel-2.2 Jenis PMT & Kurun Waktu Overhaull


JENIS PMT KURUN WAKTU OVERHAUL
Pmt dengan media udara Selambat-lambatnya 9 tahun atau
hembus (Air Blast) pada saat jumlah angka pemutusan n
= 4500
Pmt dengan media sedikit Selambat-lambatnya 6 tahun atau
minyak (Low Oil Content) pada saat jumlah angka pemutusan n
= 1500
Pmt dengan media banyak Disesuaikan dengan ketentuan
minyak (Bulk Oil Content) pabrik
Pmt dengan media gas SF6 Disesuaikan dengan ketentuan
pabrik

Pemeliharaan pemutus tenaga didalam pelayanan adalah terdiri dari :


1. Pemeriksaan bagian-bagian yang terbuka terhadap busur api listrik
2. Kondisi minyak di dalam ruang pemutus tenaga
3. Bagian-bagian isolasi mekanis

2.5. Pengertian dan Fungsi PMS


Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada
peralatan instalasi tegangan tinggi. Ada dua macam fungsi Pms, yaitu:
1. Pemisah Peralatan ; Berfungsi untuk memisahkan peralatan
listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan.
Pms ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang
tidak berbeban.
2. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian) ; Berfungsi
untuk mengamankan dari arus tegangan yang timbul sesudah
saluran tegangan tinggi diputuskan atau induksi tegangan dari
penghantar atau kabel lainnya.Hal ini perlu untuk keamanan bagi
orang-orang yang bekerja pada peralatan instalasi.

Gambar 1.1 Pemisah


Penempatan Posisi Pemisah
Sesuai dengan penempatannya di
daerah mana Pemisah tersebut dipasang, Pms
dapat dibagi menjadi :
1. Pemisah Penghantar/Line
Pemisah yang terpasang di sisi penghantar
2. Pemisah Rel/Bus
Pemisah yang terpasang di sisi rel

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

67
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3. Pemisah Kabel
Pemisah yang terpasang di sisi kabel
4. Pemisah Seksi
Pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel tersebut dapat
terpisah menjadi dua seksi
5. Pemisah Tanah
Pemisah yang terpasang pada penghantar/line/kabel untuk
menghubungkan ke tanah.

2.6. Komponen PMS dan fungsinya


Pemisah terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai fungsinya adalah sebagai berikut :
Struktur
Struktur Mekanik Baja/besi

Terdiri dari struktur baja/besi atau beton serta pondasi sebagai


dudukan/penopang struktur peralatan pemisah.
a) Struktur baja/besi atau struktur beton
Adalah rangkaian besi/baja atau beton yang dibentuk sedemikian
rupa sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan peralatan
yang akan dipasang. Struktur baja/besi atau beton berfungsi sebagai
penyangga peralatan / dudukan pemisah. Pondasi
b) Pondasi Pondasi
Struktur pondasi adalah bagian dari suatu sistem rekayasa teknik
yang mempunyai fungsi untuk memikul beban luar yang bekerja dan beratnya
sendiri yang pada akhirnya didistribusikan dan disebarkan pada lapisan tanah
dan batuan yang berada dibawahnya untuk distabilisasi.

Gambar 1.2
Struktur
Baja/besi

Struktur
beton

Struktur mekanik
Isolasi ( Insulation )

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

68
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Komponen Sub sistem pada peralatan pemisah adalah Isolator .


Isolator adalah alat yang berfungsi sebagai isolasi dan pemegang mekanis dari
perlengkapan atau penghantar yang dikenai beda potensial. Jika isolator gagal
dalam kegunaannya memisahkan antara dua saluran maupun saluran dengan
pentanahan maka penyaluran energi tersebut akan gagal atau tidak optimal.
Isolator berbentuk piringan-piringan yang terbuat dari bahan porselin atau
komposit yang ukurannya disesuaikan dengan tegangan, jenis, ukuran
penghantar ,kekuatan mekanis dan konstruksi penopangnya.

Gambar. Isolator

Penghantar Arus Listrik ( Electrical Current Carrying )

Penghantar Arus Listrik ( Electrical Current Carrying ) merupakan


bagian dari PMS yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk menghantarkan /
mengalirkan arus listrik. Penghantar Arus Listrik (Electrical Current Carrying)
terdiri dari beberapa bagian, antara lain : Terdiri dari Pisau-pisau/Kontak Pms
dan terminal utama.
a) Pisau-pisau/Kontak Pms
Menghubungkan atau memisahkan bagian yang bertegangan.
Macam-macam pisau pemisah berdasarkan gerakan lengan/pisau pemisahnya
antara lain :
1. Pemisah Engsel
Dimana pemisah tersebut gerakannya seperti engsel

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

69
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(6)
Gambar 1.3 Pemisah engsel .

2. Pemisah Putar
Dimana terdapat 2(dua) buah kontak diam dan 2(dua) buah kontak
gerak yang dapat berputar pada sumbunya.

Gambar 1.4 Pemisah Putar(1).

3. Pemisah Siku.
Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat 2 (dua)
kontak gerak yang gerakannya mempunyai sudut 90.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

70
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(3)
Gambar 1.5 Pemisah Siku .

4. Pemisah Luncur
Pms ini gerakan kontaknya ke atas – ke bawah (vertikal) atau ke
samping (horisontal). Banyak dioperasikan pada instalasi 20 kV.
Pada Pmt 20 KV type draw-out setelah posisi Off dan
dilepas/dikeluarkan dari Cubicle maka pisau kontaktor penghubung
dengan Busbar adalah berfungsi sebagai Pms.
Untuk keperluan pemeliharaan, Pmt ini dapat
dikeluarkan dari kubikel/sel 20 KV dengan
cara menarik keluar secara manual (draw-
out).
Selesai pemeliharaan, Pmt dapat
dimasukkan kem-bali ( draw-in ) dan pada
posisi tertentu kontaktor (berfungsi PMS)
akan berhubungan langsung dengan Busbar
20 KV. Namun harus dipastikan terlebih dulu
sebelumnya bahwa Pmt dalam posisi Off.
Gambar 1.6 Pmt 20 KV draw-out.

5. Pemisah Pantograph.
Pms ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak
gerak yang terletak pada ujung lengan pantograph. Jenis ini
banyak dioperasikan pada sistem tegangan 500 KV.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

71
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.7 Pemisah pantograph(7)

b) Terminal Utama (Klem)


Bagian dari Pms yang merupakan titik sambungan antara Pms
dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke
konduktor luar.

Gambar 1.8Terminal utama / Klem

Grounding

Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem


pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik
sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll. Fungsi pentanahan
peralatan listrik adalah untuk menghindari bahaya tegangan sentuh bila
terjadi gangguan atau kegagalan isolasi pada peralatan /instalasi.

Kabel
grounding

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

72
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.9 Grounding(8).


Mekanik Penggerak

Memposisikan pisau/kontak Pms untuk membuka dan menutup yang terdiri


dari Stang/Tuas Penggerak dan Tenaga Penggerak.Jenis tenaga penggerak Pms
dapat dibedakan :
1. Secara Manual
Pengoperasian Pms ini (membuka /menutup) secara manual dengan
memutar/ menggerakkan lengan Pms melalui fasilitas mekanik

Gambar 1.10 Pms Penggerak manual(8).

2. Tenaga penggerak dengan motor


Pengoperasian Pms ini (membuka /menutup) dengan memutar/
menggerakkan lengan Pms melalui fasilitas penggerak dengan motor

Gambar 1.11 Mekanik PMS dengan penggerak motor(8).

3. Tenaga penggerak pneumatik (tekanan udara)


Pengoperasian Pms ini (membuka / menutup) dengan memutar /
menggerakkan lengan Pms melalui fasilitas penggerak dengan pneumatik
(tekanan udara).

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

73
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.12 Mekanik Pms tekanan udara(1).

Control / Auxiliary Circuit

Terdiri dari Lemari mekanik dan Terminal dan wiring kontrol.


a) Lemari Mekanik
Untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat
secondary equipment. Jenis lemari mekanik ada dua yaitu lemari dan box .

Gambar 1.13 Lemari mekanik dan Box mekanik(8)


b) Terminal dan wiring kontrol
Pada lemari mekanik terdapat terminal dan wiring kontrol.
Memberikan trigger pada subsystem mekanik penggerak untuk membuka
dan menutup pisau/kontak Pms.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

74
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.14 Terminal dan Wiring control(8).

Pisau Pentanahan

Berfungsi untuk mentanahkan/ membumikan tegangan induksi atau


tegangan sisa sesudah jaringan diputus dari sumber tegangan. Pemisah tanah
atau Earth Switch mempunyai sistem interlock dengan pemisah penghantar
dimana jika pemisah dalam posisi masuk maka pemisah tanah posisi keluar ,
begitu pula sebaliknya.

Gambar 1.15 Pisa u


pentanahan(4&5).

2.7. Petunjuk pemeliharan PMS

A. In Service/ Visual Inspection


Adapun komponen – komponen dari pemisah yang harus
diperhatikan untuk in service/ visual inspection adalah :
I. Struktur Mekanik
1. Struktur baja/besi atau beton
2. Pondasi
II. Insulation ( Isolasi )
a. Isolator pemisah
III. Electrical Current Carrying
a. Pisau/kontak PMS
b. Terminal utama (klem) PMS
IV. Aksesoris Pemisah
a. Isolasi engkol pemisah
b. Sistem lock mekanik pemisah
V. Lemari mekanik
1. Lemari
a. Pintu lemari mekanik
b. Lampu penerangan
c. Door Sealent
d. Heater (Pemanas)
e. Lubang kabel
f. Terminal Wiring
g. Kabel kontrol
h. Sekring/MCB
i. Bau

2. Box
a. Tutup Box mekanik
VI. Grounding

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

75
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a. Grounding pemisah
b. Grounding lemari/box mekanik
c. Grounding pemisah tanah
VII. PMS Tanah
a. Pisau pentanahan
b. Lock pin
c. Kontak diam pisau pentanahan

B. In Service Measurement
In service measurement merupakan pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur yang advanced (seperti Thermal Image Thermovision)
dengan pelaksaan periode triwulan yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan dalam keadaan peralatan bertegangan. Untuk peralatan
sistem 500 kV In Service Measurement dilaksanakan periode tiap 2 minggu.

Gambar 2.1. Alat Ukur Thermovisi(9).

Gambar 2.2. Contoh pengukuran Thermovisi(9).

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

76
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

C. Shutdown Measurement
Shutdown measurement merupakan pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur dengan periode 2 tahunan. Umumnya peralatan Pms yang
baru selesai pemasangan sebelum dioperasikan maupun yang sudah
jatuh tempo pemeliharaan, perlu dilakukan pengujian – pengujian untuk
mendapatkan unjuk kerja dari peralatan tersebut. dalam keadaan peralatan
tidak beroperasi.
Macam-macam pengujian Shutdown measurement pada pemisah :
Pengukuran Tahanan Kontak

Gambar 2.3. Alat uji tahanan kontak(1).


Pengukuran Tahanan Isolasi

Gambar 2.4. Alat uji Insulation tester (1).

Pengukuran Tahanan Pentanahan

Gambar 2.5. Alat uji tahanan


pentanahan(1

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

77
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.6. Pengujian tahanan pentanahan(1).

D. Shutdown Function Check


Merupakan pemeriksaan dan pengukuran yang dilakukan pada periode 2
tahunan dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).
Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan
menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh
petugas pemeliharaan.
a. Pengujian Sistem mekanik penggerak
1) Motor penggerak.
2) Transmisi penggerak
b. Pemeriksaan fungsi lemari mekanik
 Pengujian fungsi tombol close dan open (local dan remote )
 Pengukuran tegangan dan arus AC dan DC
 Pengujian fungsi status pemisah
 Pengujian fungsi interlock

E. Overhaull
Merupakan kegiatan pemeliharaan dengan melaksanakan
pemeriksaan secara seksama serta penggantian dan perbaikan pada pada
seluruh bagian Pms dalam keadaan offline. Overhaull dilaksanakan setiap 5
tahun sekali atau sesuai dengan condition assessment peralatan.
Kegiatan Overhaull dilaksanakan dengan mempertimbangkan sebagai
berikut :
1. Umur peralatan sesuai dengan manual instruction.
2. Berdasarkan kondisi Pms dari hasil pengujian / pengukuran
(assesmen).

2.8. Pengertian dan fungsi Kompresor


Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas,
Kompresor biasanya mengisap udara dari atmosfir namun ada pula yang
mengisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan
atmosfir dalam hal ini kompresor bekerja sebagai penguat (booster).
Sebaliknya ada pula kompresor yang mengisap gas yang bertekanan lebih
rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini kompresor disebut pompa
vakum.
Jika suatu gas didalam sebuah ruangan tertutup diperkecil
volumenya, maka gas akan mengalami kompresi. Kompresor yang yang
menggunakan azas ini disebut kompresor jenis perpindahan. Adapun dalam

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

78
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

praktek konstruksi yang digunakan adalah torak yang bergerak bolak balik
didalam silinder untuk mengisap,menekan dan mengeluarkan gas secara
berulang. Dalam hal ini gas yang ditekan tidak boleh bocor melalui celah
antara dinding torak dan dinding silinder yang saling bergesek untuk itu
digunakan cincin torak sebagai perapat. Asas kerja kompresor bolak – balik
dapat diterangkan seperti gambar berikut.

Kerja Kompresor bolak


balik
Azas
kompresor yang lain
adalah azas
Kompresor putar.
Adapun dalam
praktek konstruksi
yang digunakan
adalah Kompresor
putar jenis sudu luncur, Kompresor ini mempunyai sebuah rotor bersudu dan
berputar di dalam stator berbentuk silinder, rotor dipasang secara eksentrik
(tidak sesumbu) terhadap silinder. Sudu-sudu dipasang pada alur-alur di
sekeliling rotor dan ditekan ke dinding silinder oleh pegas didalam alur. Jika
rotor berputar maka sudu akan ikut berputar sambil meluncur di permukaan
dalam dinding silinder, untuk pembahasan lebih lanjut Kompresor putar tidak
dibahas karena jarang dipasang di instalasi PLN. Kostruksi kompresor sudu
luncur seperti diperlihatkan pada gambar berikut.

Azas kompresor sudu luncur

2.9. Bagian - bagian Kompresor dan fungsinya


Kompresor sentral terdiri dari beberapa komponen utama dan alat bantu
dengan fungsi yang berbeda antara lain :
A. Sistem Pengisian Udara

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

79
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Motor Kompresor
Motor kompresor merupakan bagian utama dari sistem
pengisian, umumnya motor kompresor adalah jenis motor 3 phasa,
fungsinya untuk mengoperasikan pompa kompresi udara (pengerak mula).
Permasalah yang ditemukan pada motor kompresor umumnya adalah
terbakar, tegangan tidak hilang dan over heating .
Kopling
Merupakan penghubung antara motor kompresor dengan
pompa kompresi. Ada beberapa jenis tipe kopling antara motor
kompresor dan pompa kompresi, antara lain ;
a. Kopling As, digunakan apabila kecepatan motor kompresor dan
pompa kompresi sama.
b. Kopling menggunakan transmision gear, apabila kecepatan motor
kompresor dan pompa kompresi tidak sama.
c. Kopling menggunakan sabuk (belt), pada kompresi kecil.
Tangki udara
Tangki udara dipakai untuk menyimpan udara tekan agar apabila
ada kebutuhan udara tekan yang berubah-ubah jumlahnya dapat dilayani
dengan lancar. Dalam hal kompresor torak dimana udara dikeluarkan secara
berfluktuasi, tangki udara akan memperhalus aliran. Selain itu, udara yang
disimpan dalam tangki udara akan mengalami pendinginan pelan-pelan dan
uap air yang mengembun dapat terkumpul di dasar tangki untuk sewaktu-waktu
dibuang. Dengan demikian udara yang disalurkan ke pemakai selain sudah
dingin, juga tidak terlalu lembab.
Non Return Valve
Berfungsi untuk menahan tekanan udara balik dari tangki kembali ke
ruang kompresor apabila tekanan tangki lebih tinggi dari udara keluar
kompresor atau pada saat kompresor berhenti.
Katup Pengaman (Safety Valve)
Katup pengaman harus dipasang pada pipa keluar dari setiap
tingkat kompresor. Katup ini harus membuka dan membuang udara keluar jika
tekanan melebihi 1,2 kali tekanan normal maksimum dari kompresor.
Pengeluaran udara harus berhenti secara tepat jika tekanan sudah kembali
sangat dekat pada tekanan normal maksimum.
Pompa Kompresi Udara
Berfungsi sebagai alat untuk memampatkan udara/gas , biasanya
mengisap udara dari atmosfir namun ada pula yang mengisap udara atau gas
yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir dalam hal ini kompresor
bekerja sebagai penguat (booster).
Pressure Switch
Berfungsi sebagai switch start dan stop motor kompresor apabila
dioperasikan secara otomatis. Kerja pressure switch ditentukan oleh setelan
nilai tekanan yang melewatinya.
Pressure Gauge
Pressure gauge berfungsi untuk mengukur tekanan udara pada
tangki serta pada sistem pengisian udara.
Oil Level
Oil Level berfungsi untuk mengetahui level minyak pelumas pada
pompa kompresi. Gambar berikut memperlihatkan komponen-komponen yang
telah dijelaskan di atas. Gambar di bawah adalah kompresor jenis basah yaitu
kompresor yang sistem kompresinya menggunakan pelumasan.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

80
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Unit kompresor dan bagian-bagiannya

Kontruksi kompresor JAB SVB600/250

B. Panel Kontrol
Terminal dan Wiring kontrol
Memberikan trigger pada motor kompresi untuk start dan
stop dan kontrol indikasi
Lampu Indikasi
Memberikan indikasi status instalasi dan kontrol
Switch
Sebagai manual operasi motor kompresi
Meter tegangan dan arus
Mengukur dan mengetahui tegangan dan arus pada motor
kompresi
Counter kerja motor kompresor

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

81
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Untuk mengetahui jam kerja motor kompresi.


Lemari Panel
Untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat
secondary equipment.

Panel kontrol kompresor


C. Sistem Saluran
1) Keran
Membuka dan menutup aliran udara pada pipa saluran.
2) Pipa
Pipa Kompresor besar atau kompresor permanen
memerlukan pemipaan untuk menyalurkan udara bertekanan
kepada peralatan pemakai. Pemipaan memerlukan kerja yang
cermat dan teliti, karena pemasangan yang tidak benar dapat
menimbulkan retakan dan kerusakan yang lain. Pipa yang
diperlukan dalam instalasi antara lain : pipa keluar, pipa
pembebas beban dan pipa pendinginan.

2.10. Petunjuk pemeliharan Kompresor

A. In Service / Visual Inspection


Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan
dengan menggunakan 5 sense (panca indera) dan metering secara sederhana,
dengan periode pelaksanaan harian, mingguan dan bulanan dalam keadaan
peralatan bertegangan (online). Inspeksi / pengecekan dilakukan oleh petugas
(asisten supervisor/operator) di Gardu Induk bertujuan untuk mengetahui atau
memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan peralatan AVO Meter,
thermo gun.
B. In service measurement
In service measurement merupakan pengukuran pada motor yang
dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang AVO meter dan pada
kompresor nya menggunakan panca indera dengan pelaksanaan periode
tertentu, yang dilakukan dalam keadaan peralatan bertegangan.
C. Shutdown Measurement/Shutdown Function Check

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

82
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Shutdown measurement merupakan pengukuran yang dilakukan


dengan alat ukur dengan periode tertentu, umumnya dilakukan pada kompresor
yang telah dioperasikan dan sudah jatuh tempo waktu pemeliharaannya.
Pemeliharaan ini perlu dilakukan untuk mendapatkan unjuk kerja dari kompresor
tersebut, dalam keadaan kompresor tidak beroperasi.
D. Overhaull
Adalah perlakuan pada kompresor setelah melewati live time maupun
kerja operasi yang akan mengakibatkan gangguan kompresor sehingga
kompresor tidak dapat beroperasi sempurna atau kinerjanya menurun. Overhaull
dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan kinerja kompresor. Proses
ini dilakukan dengan cara atau meliputi pemeriksaan komponen, penggantian
komponen dan perbaikan komponen.

Gambar 2.1. Unit Kompresor

1) Prosedur Pembongkaran
a. Pembongkaran Peralatan Pembantu
b. Pembongkaran Badan Kompresor
c. Pemeriksaan Komponen
d. Perakitan Kompresor Torak
2) Function Check
Function check dilakukan setelah proses perbaikan atau
penggantian dengan komponen baru. Uji fungsi komponen antara lain
adalah :
- Memastikan kondisi instalasi kompresor tepat dan aman
- Instalasi listrik tepat dan aman
- Pemipaan tepat dan aman,
Kemudian melakukan pengujian kerja kompresor yang meliputi :
- Putaran kompresor
- Operasi tanpa beban,
- Operasi dengan beban sebagian,
- Pengujian peralatan pengatur / pengaman / pelindung,
- Operasi stationer
- Penghentian operasi.
- Start stop kompresor secara otomatis

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

83
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA

3.1. Pengertian dan fungsi


Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Transformator menggunakan prinsip hukum induksi faraday dan hukum lorentz
dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang mengalir mengelilingi
suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet. Dan apabila
magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan
tersebut akan terjadi beda potensial (gambar 1.1).

Gambar 1.1. Arus bolak balik mengelillingi inti besi

Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi transformator
sehingga didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux magnet ini akan
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan
terdapat beda potensial (Gambar 1.2) .

Gambar 1.2. Prinsip kerja transformator


3.2. Jenis transformator
Berdasarkan fungsinya transformator tenaga dapat dibedakan menjadi:
 Trafo pembangkit
 Trafo gardu induk / penyaluran
 Trafo distribusi

Transformator tenaga untuk fungsi penyaluran dapat dibedakan menjadi:

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

 Trafo besar
 Trafo sedang
 Trafo kecil

3.3. Bagian-bagian Transformator dan fungsinya


1) Electromagnetic Circuit (Inti besi)
Inti besi digunakan sebagai media jalannya flux yang timbul akibat induksi
arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat
menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk dari lempengan –
lempengan besi tipis berisolasi yang di susun sedemikian rupa.

Gambar 1.3. Inti besi

2) Current carying circuit (Winding)


Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti besi,
dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti besi
akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.4. Belitan trafo

3) Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar.
Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator
tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body
main tank transformator.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.5. Bagian – bagian dari bushing

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.6. Bushing

Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama
yaitu isolasi, konduktor, klem koneksi, dan asesoris. Isolasi pada bushing
terdiri dari dua jenis yaitu oil impregnated paper dan resin impregnated
paper. Pada tipe oil impregnated paper isolasi yang digunakan adalah
kertas isolasi dan minyak isolasi sedangkan pada tipe resin impregnated
paper isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan resin.

Gambar 1.7. kertas isolasi pada bushing (oil impregnated paper bushing)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.8. konduktor bushing dilapisi kertas isolasi

Terdapat jenis-jenis konduktor pada bushing yaitu hollow conductor dimana


terdapat besi pengikat atau penegang ditengah lubang konduktor utama,
konduktor pejal dan flexible lead.

Klem koneksi merupakan sarana pengikat antara stud bushing dengan konduktor
penghantar diluar bushing.

Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau gasket dan tap pengujian.
Seal atau gasket pada bushing terletak dibagian bawah mounting flange.

Gambar 1.9. Gasket / seal antara flange bushing dengan body trafo

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.10. Indikator level minyak bushing


4) Pendingin
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh
kualitas tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan.
Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada
transformator. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.

Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga


berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal
dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan
didinginkan pada sirip – sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat
dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi
pendinginan.

Tabel 1.1 Macam macam pendingin pada transformator

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.11. Radiator

5) Oil preservation & expansion (Konservator)


Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak isolasi
akan memuai sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi
penurunan suhu operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan
turun. Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat
transformator mengalamui kenaikan suhu.

Gambar 1.12. Konservator

Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat pemuaian


dan penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan bertambah
dan berkurang. Penambahan atau pembuangan udara didalam konservator akan
berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi transformator tidak
terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar, maka udara yang akan
masuk kedalam konservator akan difilter melalui silicagel.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.13. Silica gel

Untuk menghindari agar minyak trafo tidak berhubungan langsung dengan udara
luar, maka saat ini konservator dirancang dengan menggunakan brether
bag/rubber bag, yaitu sejenis balon karet yang dipasang didalam tangki
konservator.

Gambar 1.14. Konstruksi konservator dengan rubber bag

6) Dielectric ( Minyak isolasi transformator & Isolasi kertas )


Minyak Isolasi trafo
Minyak isolasi pada transformator berfungsi sebagai media isolasi,
pendingin dan pelindung belitan dari oksidasi. Minyak isolasi trafo
merupakan minyak mineral yang secara umum terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu parafinik, napthanik dan aromatik. Antara ketiga jenis minyak dasar
tersebut tidak boleh dilakukan pencampuran karena memiliki sifat fisik
maupun kimia yang berbeda.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.15. Minyak Isolasi Transformator

Didalam standar IEC 60422 telah dicantumkan parameter-parameter minyak


isolasi dengan batasan-batasan minimum untuk minyak isolasi yang baru
dimasukan kedalam peralatan sebelum energize.

Tabel 1.2 Batasan nilai parameter minyak isolasi yang baru dimasukan kedalam peralatan
sebelum dilakukan proses energize

Kertas isolasi trafo


Isolasi kertas berfungsi sebagai isolasi, pemberi jarak, dan memiliki
kemampuan mekanis.

Gambar 1.16. Tembaga yang dilapisi kertas isolasi

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

7) Tap Changer
Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal
yang dinilai sebagai kualitas tegangan. Transformator dituntut memiliki nilai
tegangan output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu
sama. Dengan mengubah banyaknya belitan pada sisi primer diharapkan dapat
merubah ratio antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian
tegangan output/sekunder pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem
berapapun tegangan input/primernya. Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap
changer.

Proses perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada saat trafo sedang
berbeban (On load tap changer) atau saat trafo tidak berbeban (Off load tap
changer).

Tap changer terdiri dari :


 Selector Switch
 Diverter Switch
 Tahanan transisi

Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding dengan belitan


utama dan inti besi, maka kompartemen antara belitan utama dengan tap
changer dipisah.
Selector switch merupakan rangkaian mekanis yang terdiri dari terminal terminal
untuk menentukan posisi tap atau ratio belitan primer.

Diverter switch merupakan rangkaian mekanis yang dirancang untuk


melakukan kontak atau melepaskan kontak dengan kecepatan yang tinggi.

Tahanan transisi merupakan tahanan sementara yang akan dilewati arus


primer pada saat perubahan tap.

Keterangan :

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Kompartemen Diverter Switch


2. Selektor Switch

Gambar 1.17. OLTC pada transformator

Media pendingin atau pemadam proses switching pada diverter switch


yang dikenal sampai saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu media minyak dan media
vaccum. Jenis pemadaman dengan media minyak akan menghasilkan energi
arcing yang membuat minyak terurai menjadi gas C2H2 dan karbon sehingga
perlu dilakukan penggantian minyak pada periode tertentu. Sedangkan dengan
metoda pemadam vaccum proses pemadaman arcing pada waktu switching
akan dilokalisir dan tidak merusak minyak.

a. b.

Gambar 1.18. kontak switching pada diverter switch


(a. media pemadam arcing menggunakan minyak,
b. media pemadam arcing menggunakan kondisi vaccum )
8) NGR (Neutral Grounding Resistant)
Salah satu metoda pentanahan adalah dengan menggunakan NGR. NGR
adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder pada
transformator sebelum terhubung ke ground/tanah. Tujuan dipasangnya NGR
adalah untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi neutral
ke tanah.

Ada dua jenis NGR, Liquid dan Solid

1. Liquid
berarti resistornya menggunakan larutan air murni yang ditampung didalam
bejana dan ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai resistansi
yang diinginkan

2. Solid
Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl, Cast Iron,
Copper Nickel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai tahanannya.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.19. Neutral grounding resistance (NGR)


9) Proteksi transformator
Rele Bucholz
Pada saat transformator mengalami gangguan internal yang berdampak
kepada suhu yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis didalam transformator,
maka akan timbul tekanan aliran minyak yang besar dan pembentukan
gelembung gas yang mudah terbakar. Tekanan atau gelembung gas tersebut
akan naik ke konservator melalui pipa penghubung dan rele bucholz.

Tekanan minyak maupun gelembung gas ini akan dideteksi oleh rele bucholz
sebagai indikasi telah terjadinya gangguan internal.

Rele Bucholz

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Rele bucholz mengindikasikan Alarm


saat gas yang terbentuk terjebak di
rongga rele bucholz dengan
mengaktifkan satu pelampung

Rele bucholz mengindikasikan Trip saat


gas yang terbentuk terjebak di rongga
rele bucholz dengan mengaktifkan
kedua pelampung

Rele bucholz mengindikasikan Trip saat


muncul tekanan minyak yang tinggi ke
arah konservator

Gambar 1.20. Rele bucholz

Rele Jansen
Sama halnya seperti rele Bucholz yang memanfaatkan tekanan minyak dan gas
yang terbentuk sebagai indikasi adanya ketidaknormalan / gangguan, hanya saja
rele ini digunakan untuk memproteksi kompartemen OLTC. Rele ini juga
dipasang pada pipa saluran yang menghubungkan kompartemen OLTC dengan
konservator.

Suden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan didalam
trafo muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka tekanan
akan tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan merusak bagian
lainnya pada maintank.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.21. Rele sudden pressure

Rele Thermal
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas
tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu
operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada
transformator.

Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi ketidaknormalan suhu operasi pada
transformator digunakan rele thermal. Rele thermal ini terdiri dari sensor suhu
berupa thermocouple, pipa kapiler dan meter penunjukan.

Gambar 1.22. Bagian-bagian dari rele thermal

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3.4. Pedoman pemeliharaan Transformator


A. In Service Inspection
In Service inspection adalah kegiatan inspeksi yang dilakukan pada saat
transformator dalam kondisi bertegangan / operasi. Tujuan dilakukannya in service
inspection adalah untuk mendeteksi secara dini ketidaknormalan yang mungkin
terjadi didalam trafo tanpa melakukan pemadaman.

Subsistem trafo yang dilakukan in service inspection adalah sebagai berikut:


 Bushing
 Pendingin
 Pernafasan
 Sistem kontrol dan proteksi
 OLTC
 Struktur mekanik
 Meter suhu / temperature
 Sistem monitoring thermal
 Belitan
 NGR – Neutral grounding Resistor
 Fire Protection

B. In Service Measurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian yang
dilakukan pada saat transformator sedang dalam keadaan bertegangan / operasi
(in service). Tujuan dilakukannya in service measurement adalah untuk
mengetahui kondisi trafo lebih dalam tanpa melakukan pemadaman.

a) Thermovisi / Thermal image

Gambar 2.1. Kamera thermovisi / thermal image camera

Lokasi-lokasi pada trafo yang dipantau dengan thermovisi / thermal


image camera adalah sebagai berikut :

1. Maintank
2. Tangki OLTC
3. Radiator
4. Bushing
5. Klem-klem pada setiap bagian yang ada
6. Tangki konservator
7. NGR

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.2. Hasil pengukuran thermovisi pada maintank dan radiator

Gambar 2.3. Hasil pengukuran thermovisi pada OLTC

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.4. Hasil pengukuran thermovisi pada bushing

b) Dissolved Gas Analysis (DGA)


Trafo sebagai peralatan tegangan tinggi tidak lepas dari kemungkinan
mengalami kondisi abnormal, dimana pemicunya dapat berasal dari internal
maupun external trafo. Ketidaknormalan ini akan menimbulkan dampak terhadap
kinerja trafo. Secara umum, dampak/akibat ini dapat berupa overheat, corona
dan arcing.

Salah satu metoda untuk mengetahui ada tidaknya ketidaknormalan pada trafo
adalah dengan mengetahui dampak dari ketidaknormalan trafo itu sendiri. Untuk
mengetahui dampak ketidaknormalan pada trafo digunakan metoda DGA
(Dissolved gas analysis).

Gambar 2.7. Gas Extractor tipe head space

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.10. Alat uji DGA – dengan jenis extractor stripper

c) Pengujian Kualitas Minyak Isolasi (Karakteristik)


Oksidasi dan kontaminan adalah hal yang dapat menurunkan kualitas
minyak yang berarti dapat menurunkan kemampuannya sebagai isolasi. Oksidasi
pada minyak isolasi trafo juga akan ikut andil dalam penurunan kualitas kertas
isolasi trafo.

Pengujian kadar air


Fungsi minyak trafo sebagai media isolasi di dalam trafo dapat menurun
seiring banyaknya air yang mengotori minyak. Oleh karena itu dilakukan
pengujian kadar air untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang terlarut /
terkandung di minyak.

Gambar 2.12. Alat uji kadar air dalam minyak


(KF – Karl Fischer)

Pengujian tegangan tembus


Pengujian tegangan tembus dilakukan untuk mengetahui kemampuan
minyak isolasi dalam menahan stress tegangan. Minyak yang jernih dan kering
akan menunjukan nilai tegangan tembus yang tinggi. Air bebas dan partikel solid,
apalagi gabungan antara keduanya dapat menurunkan tegangan tembus secara

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

dramatis. Dengan kata lain pengujian ini dapat menjadi indikasi keberadaan
kontaminan seperti kadar air dan partikel. Rendahnya nilai tegangan tembus
dapat mengindikasikan keberadaan salah satu kontaminan tersebut, dan
tingginya tegangan tembus belum tentu juga mengindikasikan bebasnya minyak
dari semua jenis kontaminan. Pengujian ini mengacu standar IEC 60156.

Gambar 2.13. Alat uji tegangan tembus

Pengujian kadar asam


Minyak yang rusak akibat oksidasi akan menghasilkan senyawa asam
yang akan menurunkan kualitas kertas isolasi pada trafo. Asam ini juga dapat
menjadi penyebab proses korosi pada tembaga dan bagian trafo yang terbuat
dari bahan metal.

Untuk mengetahui seberapa besar asam yang terkandung di minyak, dilakukan


pengujian kadar asam pada minyak isolasi. Besarnya kadar asam pada minyak
juga dapat dijadikan sebagai dasar apakah minyak isolasi trafo tersebut harus
segera dilakukan reklamasi atau diganti.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.14. Alat uji kadar asam

Pengujian tegangan antar muka


Pengujian IFT antara minyak dengan air dimaksudkan untuk mengetahui
keberadaan polar contaminant yang larut dari hasil proses pemburukan.
Karakteristik dari ift akan mengalami penurunan nilai yang sangat drastis seiring
tingginya tingkat penuaan pada minyak isolasi. Ift juga dapat mengindikasi
masalah pada minyak isolasi terhadap material isolasi lainnya. Atau terjadinya
kesalahan pada saat pengisian minyak yang berdampak pada tercemarnya
minyak isolasi. Pengujian ini mengacu kepada standar ASTM D 971-99a.

Gambar 2.15. Alat pengujian tegangan antar muka


(Inter Facial Tension - IFT)

Karena nilai IFT sejalan dengan proses penuaan pada minyak isolasi trafo, maka
nilai IFT dapat dijadikan konfirmasi setelah ditemukan nilai kadar asam yang
tidak normal.

Gambar 2.16. Hubungan Kadar asam dengan IFT

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pengujian warna minyak


Warna minyak isolasi trafo akan berubah seiring penuaan yang terjadi
pada minyak dan dipengaruhi oleh material material pengotor seperti karbon.
Pengujian minyak pada dasarnya membandingkan warna minyak terpakai
dengan minyak yang baru. Pengujian ini mengacu kepada standar ISO 2049

Gambar 2.17. Alat uji warna minyak

Pengujian sediment
Banyak material yang dapat mengkontaminasi minyak trafo, seperti
karbon dan endapan Lumpur (sludge). Pengujian sediment ini bertujuan
mengukur seberapa banyak (%) zat pengotor terhadap minyak isolasi trafo.
Pengujian ini pada dasarnya membandingkan berat endapan yang tersaring
dengan berat minyak yang diuji. Pengujian ini mengacu kepada standar IEC
60422 – Annex C

Gambar 2.18. Alat pengujian Sediment

Pengujian titik nyala api


Pengujian titik nyala api atau flash point dilakukan dengan menggunakan
sebuah perangkat yang berfungsi memanaskan minyak secara manual ( heater
atau kompor ). Dimana diatas cawan pemanas tersebut di letakan sumber api
yang berasal dari gas. Sumber api ini berfungsi sebagai pemancing saat mulai
terbakarnya minyak. Seiring dengan lamanya proses pemanasan, suhu minyak
pun akan mengalami peningkatan. Pada suhu tertentu minyak akan terbakar

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

dengan sumber api sebagai media pembakarnya. Suhu tersebut merupakan titik
nyala api. Pengujian ini mengacu kepada ISO 2719

Gambar 2.19. Alat pengujian titik nyala api (flash point)

Tangen delta minyak


Salah satu pengujian yang dilakukan terhadap minyak isolasi adalah
pengujian tangen delta. Besar kecilnya nilai tangen delta akan dipengaruhi
kontaminasi polar yang terlarut di minyak, produk penuaan dan koloid. Dari hasil
pengujian tangen delta dapat diketahui sejauh mana minyak isolasi mengalami
penuaan / ageing. Pengujian ini mengacu kepada standar IEC 60247.

Gambar 2.20. Alat pengujian tangen delta minyak

Metal in Oil
Pengujian metal in oil digunakan sebagai pelengkap dari pengujian DGA.
Saat DGA mengindikasikan kemunculan kemungkinan gangguan, pengujian
metal in oil akan membantu menentukan jenis gangguan dan lokasinya.
Pengujian ini mengacu kepada IEC 60247

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

d) Pengujian Furan
Isolasi kertas merupakan bagian dari sistem isolasi trafo. Isolasi kertas berfungsi
sebagai media dielektrik, menyediakan kekuatan mekanik dan spacing. Panas yang
berlebih dan by-product dari oksidasi minyak dapat menurunkan kualitas minyak isolasi.
Proses penurunan isolasi kertas merupakan proses depolimerisasi. Pada proses
depolimerisasi isolasi kertas yang merupakan rantai hidrokarbon yang panjang akan
terputus/terpotong potong dan akhirnya akan menurunkan kekuatan tensile dari isolasi
kertas itu sendiri. Proses depolimerisasi akan selalu diiringi oleh terbentuknya gugus
furan. Nilai furan yang terbentuk akan sebanding dengan tingkat DP (degree of
polimerization)

e) Pengujian Corrosive Sulfur


Salah satu yang dapat menurunkan kualitas isolasi kertas pada trafo adalah corrosive
sulfur yang terkandung di dalam minyak isolasi trafo.

Corrosive sulfur adalah senyawa sulfur yang bersifat tidak stabil terhadap suhu
yang berada di minyak isolasi yang dapat menyebabkan korosi pada komponen
tertentu dari trafo seperti tembaga dan perak.

Gambar 2.21. Tingkatan Corrosive sulfur

f) Pengujian Partial Discharge


Kegagalan pada isolasi dapat diindikasikan dengan munculnya partial
discharge. Partial discharge (peluahan parsial) adalah peristiwa pelepasan/
loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga
dalam atau permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam
isolasi tersebut. Partial discharge dapat terjadi pada bahan isolasi cair maupun
isolasi gas. Mekanisme kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi kegagalan
asasi(intrinsik), elektro mekanik, streamer, thermal dan kegagalan erosi.
Kegagalan pada bahan isolasi cair disebabkan adanya kavitasi, adanya butiran
pada zat cair dan tercampurnya bahan isolasi cair. Pada bahan isolasi gas
mekanisme townsend dan mekanisme streamer merupakan penyebab
kegagalan.

g) Vibrasi & Noise


Noise pada trafo dikarenakan adanya fenomena yang disebut
magnetostriction. Arti sederhananya adalah jika sebuah lapisan baja diberi
medan magnet maka akan membuat lapisan tersebut memuai, namun pada saat
medan tersebut dihilangkan, maka lapisan tersebut akan kembali kepada ukuran

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

yang sebenarnya. Sumber magnet pada Transformator bersumber dari tegangan


dan arus bolak balik, oleh karena itu bagian metal yang termagnetisasi akan
memuai dan mengkerut dua kalinya selama cycle magnetisasi.
Adapun alat yang dipakai untuk mengukur tingkat noise yang muncul
adalah Sound level meter/Noise detector.

C. Shutdown testing / measurement


Shutdown testing / measurement adalah pekerjaan pengujian yang dilakukan
pada saat transformator dalam keadaan padam. Pekerjaan ini dilakukan pada saat
pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi ketidaknormalan.

a) Pengukuran tahanan isolasi


Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi isolasi antara belitan
dengan ground atau antara dua belitan.

Gambar 2.22. Alat ukur MegOhm meter

Test Index Polarisasi


Tujuan dari pengujian index polarisasi adalah untuk memastikan
peralatan tersebut layak dioperasikan atau bahkan untuk dilakukan
overvoltage test.

b) Pengukuran tangen delta


Tan delta atau sering disebut Loss Angle atau pengujian faktor disipasi
adalah metoda diagnostik secara elektikal untuk mengetahui kondisi isolasi.

- Pengujian tangen delta pada isolasi trafo


Sistem isolasi trafo secara garis besar terdiri dari isolasi antara belitan dengan
ground dan isolasi antara dua belitan.

 Primer – Ground
 Sekunder – Ground
 Tertier – Ground
 Primer – Sekunder
 Sekunder – Tertier
 Primer – Tertier

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.24. Rangkaian ekivalen isolasi trafo

Gambar 2.25. Skema rangkaian pengujian tan delta trafo

- Pengujian tangen delta pada bushing


Pengujian tangen delta pada bushing bertujuan untuk mengetahui
kondisi isolasi pada C1 (isolasi antara konduktor dengan center tap) yang
menggambarkan kondisi isolasi kertas bushing, C2 (isolasi antara center
tap dengan Ground) yang menggambarkan kondisi isolasi minyak
bushing. Pengujian hot collar dilakukan untuk mengetahui kondisi
keramik.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.26. Struktur bushing


(C1 adalah isolasi antara tap electrode dengan conduktor, C2 adalah isolasi antara tap
electrode dengan ground)

Gambar 2.27. Diagram pengujian tangen delta C1 pada bushing

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.28. Diagram pengujian tangen delta C2 pada bushing

Gambar 2.29. Diagram pengujian tangen delta hot collar pada bushing

c) Pengukuran SFRA (Sweep Frequency Response Analyzer)


SFRA adalah suatu peralatan yang dapat memberikan informasi tentang
adanya pergeseran pada inti dan belitan suatu transformator. Dengan melakukan
pengujian, dapat diketahui bagaimana suatu belitan memberikan sinyal
bertegangan rendah dalam berbagai variasi frekuensi. Sebuah transformator
adalah sebuah rangkaian impedansi dimana unsur – unsur kapasitif dan induktif
berhubungan dengan konstruksi fisik transformator. Perubahan – perubahan
dalam frekuensi respons terukur dalam teknik SFRA yang mengindikasikan
perubahan fisik dalam suatu transformator yang harus didentifikasi dan
diinvestigasi.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pada peralatan uji SFRA dari pabrikan Doble, alat tersebut mengaplikasikan
tegangan input – V in (source dan reference) diinjeksikan pada bushing fasa (H1)
sedangkan tegangan output – V out merupakan titik ukur (measurement) pada
bushing netral (H0). Pada gambar 10. Titik ukur normal (H1-H0) ditandai dengan
alur grafik berwarna hijau sedangkan titik ukur sebaliknya (H0-H1) ditandai
dengan alur grafik berwarna biru.

Gambar 2.30. H1 – H0 (hijau) dan H0 – H1 (biru)

Dengan demikian diperlukan konsistensi dalam melakukan pengujian sehingga tidak


terdapat kesalahan interpretasi dalam diagnosa.

Gambar 1 menunjukkan contoh dimana SFRA dapat mendiagnosa sebuah short turn
dalam sebuah transformator step up generator. Dalam hasil uji SFRA, setiap fasa di plot
sebagai respons dalam satuan dB terhadap frekuensi dalam satuan Hz. Dalam kasus
ini, respons salah satu fasa sangat berbeda terhadap dua fasa yang lain yang
mengindikasikan terjadi short turn.

Gambar 2.31. Short turn satu Fasa pada Transformator Generator

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.32. wiring pengujian SFRA

d) Ratio Test
Tujuan dari pengujian ratio belitan pada dasarnya untuk mendiagnosa
adanya masalah dalam antar belitan dan seksi-seksi sistem isolasi pada trafo.
pengujian ini akan mendeteksi adanya hubung singkat atau ketidaknormalan
pada tap changer. Tingginya nilai resistansi akibat lepasnya koneksi atau
konduktor yang terhubung ground dapat dideteksi.

e) Pengukuran tahanan DC (Rdc)


Belitan pada trafo merupakan konduktor yang dibentuk mengelilingi /
melingkari inti besi sehingga pada saat diberikan tegangan ac (Alternating
current) maka belitan tersebut akan memiliki nilai induktansi (XL) dan nilai resistif
(R). Pengujian tahanan dc dimaksudkan untuk mengukur nilai resistif (R) dari
belitan dan pengukuran ini hanya bisa dilakukan dengan memberikan arus dc
(direct current).pada belitan. Oleh karena itu pengujian ini disebut pengujian
tahanan dc.

Pengujian tahanan dc dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari koneksi-


koneksi yang ada di belitan dan memperkirakan apabila ada kemungkinan
hubung singkat atau resistansi yang tinggi pada koneksi di belitan. pada trafo
tiga fasa proses pengukuran dilakukan pada masing-masing belitan pada titik
fasa ke netral.

Alat uji yang digunakan untuk melakukan pengukuran tahanan dc adalah micro
ohmmeter atau jembatan wheatstone. Micro ohmmeter adalah alat untuk
mengukur nilai resistif dari sebuah tahanan dengan orde μΩ (micro ohm) sampai
dengan orde Ω (ohm)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.34. Micro Ohmmeter

Alat lainnya yang digunakan adalah jembatan wheatstone yang umumnya


dipakai pada trafo-trafo berdaya rendah. Pada alat ini terdiri dari sebuah
galvanometer, 2 buah tahanan yang nilainya tetap (R1 & R2) dan sebuah
tahanan yang nilainya variable dengan lokasi bersebrangan dengan tahanan
belitan yang akan diuji (Rx).

Gambar 2.35. Rangkaian jembatan Wheatstone

f) HV test
Pengujian HV test dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa
ketahanan isolasi trafo sanggup menahan tegangan. Isolasi yang dimaksud
adalah isolasi antara bagian aktif (belitan) terhadap ground, koneksi-koneksi
terhadap ground dan antara belitan satu dengan yang lainnya.

Secara umum ada dua jenis pengujian HV test, Applied voltage test dan
induce voltage test. Applied voltage test berarti menghubungkan objek uji
langsung dengan sumber tegangan uji .

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.38. Prinsip dan rangkaian pengujian Applied voltage test

Induce voltage test berarti objek uji akan mendapatkan tegangan uji
melalui proses induksi.

Gambar 2.39. Rangkaian pengujian Induce Voltage test

g) Pengujian OLTC
a. Continuity Test
OLTC adalah bagian trafo yang berfungsi sebagai mekanisme
tapping dari perubahan ratio belitan trafo. Nilai tahanan belitan primer
pada saat terjadi perubahan ratio tidak boleh terbuka (open circuit).
Pengujian ini memanfaatkan Ohmmeter yang dipasang serial dengan
belitan primer trafo. Setiap perubahan tap/ratio, nilai tahanan belitan
diukur.

b. Dynamic resistance
OLTC merupakan satu satunya bagian trafo yang bergerak secara
mekanik. Pada umumnya OLTC dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
diverter switch dan selector switch. Fungsi daripada diverter switch
adalah sebagai kontak bantu pada saat perubahan selektor switch.
Karena terjadi pergerakan mekanik pada OLTC terutama pada kontak
diverter switch maupun selector switch, maka pada suatu saat tertentu
kontak kontak tersebut akan mengalami aus, sedangkan komponen
lainnya yang terkait dengan kontak akan mengalami kelelahan

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

bahan/fatique. Apabila keausan kontak terjadi maka luas permukaan


kontak untuk mengalirkan arus tidak terpenuhi sehingga akan terjadi
panas dan dapat juga terjadi arcing pada saat perpindahan kontak.
Untuk mengetahui ketidaknormalan kerja pada OLTC khususnya yang
berkaitan dengan kontak diverter maupun selektor switch maka dilakukan
pengukuran dynamic resistance.

c. Pengukuran tahanan transisi & Ketebalan kontak diverter switch


Transisi resistor berfungsi untuk meredam arus yang mengalir
melalui OLTC agar pada saat perpindahan selector switch tidak terjadi
arcing. Untuk memastikan resistor masih tersambung dan nilai
tahanannya masih memenuhi syarat, harus dilakukan pengukuan
tahanan transisi.

Akibat dari kerja mekanik antara kontak gerak dan kontak diam
pada diverter, kontak dapat mengalami keausan. Untuk menjaga kinerja
kontak tetap baik pabrikan telah menentukan batasan dari ketebalan
kontak tersebut.

h) Pengujian rele Bucholz


Rele bucholz menggunakan kombinasi limit switch dan pelampung dalam
mendeteksi ketidaknormalan di transformator. Oleh karena itu perlu dipastikan limit
switch dan pelampung tersebut masih berfungsi dengan baik. Indikasi alarm yang
diinformasikan dari rele ke ruang kontrol disampaikan melalui kabel kontrol. Pengujian
rele bucholz juga ditujukan untuk memastikan kondisi kabel kontrol masih dalam kondisi
baik sehingga mala kerja rele yang berakibat pada kesalahan informasi dapat dihindari.

i) Pengujian rele Jansen


Sama halnya dengan rele bucholz, indikasi alarm dari rele jansen yang
diinformasikan ke ruang kontrol disampaikan melalui kabel kontrol. Pengujian rele
jansen ditujukan untuk memastikan kondisi kabel kontrol masih dalam kondisi baik
sehingga mala kerja rele yang berakibat pada kesalahan informasi dapat dihindari.

Gambar 2.42. terminal pada rele jansen

j) Pengujian Sudden pressure


Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan didalam
trafo muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka tekanan akan
tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan merusak bagian lainnya pada
maintank.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.43. Rele Sudden pressure

k) Kalibrasi indikator suhu


Kondisi sistem isolasi trafo akan terpengaruh dengan kondisi suhu operasi trafo.
oleh karena itu sangatlah penting untuk mengetahui besaran real suhu operasi dari trafo
tersebut. Indikator yang digunakan untuk mendeteksi suhu tersebut adalah dengan
menggunakan thermal sensor yang disentuhkan dengan suhu minyak bagian atas.
Untuk memastikan bahwa suhu yang dideteksi sensor adalah akurat maka dilakukan
proses kalibrasi sensor suhu tersebut.

Gambar 2.44. Lokasi sensor suhu top oil

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.45. Indikator suhu minyak top oil


Alat yang digunakan adalah sebuah wadah / kotak yang terdiri dari sebuah
heater yang suhunya telah diatur dengan menggunakan microprocessor
sehingga dapat di tentukan sesuai kebutuhan.

Gambar 2.46. Variable setting heater Tampak atas


Dimana:
1. Sakelar utama
2. Fuse
3. Terminal power supply
4. Display suhu yang terbaca
5. Display setting suhu
6. Tombol setting
7. Lampu indikasi kerja elemen
8. Terminal sensor suhu (thermocouple)
9. plug untuk sensor suhu minyak
10. Lubang bantu

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.47. Komponen Variable setting heater

Dimana:
A = Sensor suhu minyak
B = Sensor suhu Standar (thermometer)
C = Elemen Pemanas
D = Kipas sirkulasi
E = Kipas sirkulasi

l) Motor kipas pendingin


Motor kipas pendingin merupakan salah satu mesin listrik yang didalam
fungsinya menggunakan prinsip elektrodinamis. Bagian bagian yang perlu dipelihara
dalam menjaga kinerja motor tersebut adalah belitan, isolasi, terminal dan bearing.

Gambar. Pengukuran kecepatan putaran motor

m) Tahanan NGR
Neutral grounding resistor berfungsi sebagai pembatas arus dalam
saluran netral trafo. Agar NGR dapat berfungsi sesuai desainnya perlu dipastikan
bahwa nilai tahanan dari NGR tersebut sesuai dengan spesifikasinya dan tidak
mengalami kerusakan.

Untuk mengukur nilai tahanan NGR dilakukan dengan menggunakan voltage


slide regulator, voltmeter dan amperemeter.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.51. Voltage slide regulator dan kabel

Gambar 2.52. Voltmeter

Gambar 2.53. Amperemeter (Tang Ampere)

n) Fire Protection
Kegagalan fungsi dari sistem isolasi trafo dapat menyebabkan gangguan
pada trafo itu sendiri. Kegagalan isolasi tersebut dapat berdampak pada
terbakarnya trafo dikarenakan besarnya energi gangguan yang menyebabkan suhu
tinggi yang melewati titik bakar sistem isolasi (minyak dan kertas). Untuk
meminimalisir / mengeliminasi dampak gangguan yang berpotensi membakar trafo,
dilengkapilah trafo tersebut dengan fire protection.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Prinsip dasar sebuah sistem fire protection adalah dengan menguras dan memutar
minyak trafo dengan menggunakan aliran gas nitrogen (N2) yang bersifat tidak
terbakar.

Secara garis besar sistem fire protection terdiri dari beberapa bagian yaitu shutter,
detektor, control box, dan kabinet. Shutter berfungsi untuk menghentikan aliran
minyak dari konservator trafo dan dipasang pada pipa penghubung antara
konservator dengan tangki trafo.

Gambar 2.54. Shutter

Detektor berfungsi untuk mendeteksi kenaikan suhu akibat adanya kebakaran. Detektor
dipasang pada plat tutup tangki trafo bagian atas (dekat bushing 150 kV).

Gambar 2.55. Detektor

Kontrol box berfungsi untuk mengatur bekerjanya sistem pemadam kebakaran dan
tempat dipasangnya lampu-lampu indikator. Kontrol box dipasang didalam ruang kontrol.
(Control room).

Gambar 2.56. Kontrol box

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kabinet Berfungsi sebagai tempat memasang peralatan sistem pemadam kebakaran


seperti tabung gas nitrogen, regulator tekanan, drain valve, bandul pembuka katup 1
dan 2 pressostat, solenoid dan wiring lainnya. Kabinet ini dipasang pada sel trafo di
switchyard.

Gambar 2.57. Kabinet

Proses pembukaan valve – valve pada sistem fire protection saat melakukan
pengamanan trafo dari kemungkinan kebakaran dilakukan secara mekanis dan elektris.

Gambar 2.58. Rangkaian umum sistem fire protection

D. Shutdown function check


Shutdown function check adalah pekerjaan yang bertujuan menguji fungsi
dari rele – rele proteksi maupun indikator yang ada pada transformator. Item –
item yang harus di check pada saat inspeksi dan pengujian fungsi adalah sbb :

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

a) Rele Bucholz

Pemeliharaan pada rele bucholz dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui


ada tidaknya kebocoran dan kenormalan dari fungsi pada rele tersebut.

Keterangan :
1. Tombol uji mekanik
2. Valve untuk uji pneumatik

Gambar 2.61. Bagian dalam rele bucholz

b) Rele Jansen

Gambar 2.62. Bagian dalam rele jansen

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

c) Rele Sudden Pressure

Gambar 2.63. Tuas rele sudden pressure

d) Rele thermal
Tinggi rendahnya suhu yang terjadi pada trafo sangat berpengaruh
terhadap usia trafo. Suhu operasi yang terlalu tinggi/melebihi batasan yang
ditentukan, akan berakibat menurunnya nilai tahanan isolasi baik isolasi kertas
maupun isolasi minyak. Untuk menjaga agar kenaikan suhu tidak melampaui
batas yang ditentukan, maka pada trafo dipasang thermometer untuk memantau
suhu operasi trafo dan rele thermal yang berfungsi mengamankan trafo dari
adanya suhu yang melampaui batas.

Pada umumnya rele thermal terpasang menjadi satu dengan thermometer suhu
yang dilengkapi dengan kontak – kontak untuk fungsi alarm dan fungsi trip.
Karena perannya yang sangat penting, maka pemeliharaan terhadap
thermometer dan rele thermal harus dilakukan secara periodik.

Pengujian function test rele rele thermis hanya dapat dilakukan dengan cara
simulasi kontak dengan cara menghubung singkat kontak yang ada pada rele
thermis untuk indikasi alarm dan trip ( PMT sisi primer dan sekunder ), jika tidak
trip maka harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum dioperasikan.

e) Oil Level
Pengujian function test oil level konservator hanya dapat dilakukan
dengan cara simulasi kontak dengan menghubung singkat kontak yang ada
pada oil level konservator untuk indikasi alarm low oil level dan high oil level, jika
alarm tidak menyala maka harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum
dioperasikan.

E. Treatment
Treatment merupakan tindakan korektif yang dilakukan berdasrkan hasil
in service inspection, in service measurement, shutdown measurement dan
shutdown function check.
a) Purification / Filter
Proses purification / filter ini dilakukan apabila berdasarkan hasil kualitas
minyak diketahui bahwa pengujian kadar air dan tegangan tembus berada pada
kondisi buruk.

b) Reklamasi
Hampir sama dengan proses purification / filter, proses reklamasi
dilengkapi dengan melewatkan minyak pada fuller earth yang berfungsi untuk

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

menyerap asam dan produk-produk oksidasi pada minyak. Reklamasi dilakukan


apabila berdasarkan hasil kualitas minyak diketahui bahwa pengujian kadar
asam berada pada kondisi buruk.

c) Ganti minyak
Penggantian minyak dilakukan berdasarkan rekomendasi hasil pengujian
kualitas minyak dan diperhitungkan secara ekonomis.

d) Cleaning
Merupakan pekerjaan untuk membersihkan bagian peralatan / komponen yang
kotor. Kotornya permukaan peralatan listrik khususnya pada instalasi tegangan
tinggi dapat mengakibatkan terjadinya flash over pada saat operasi atau
mengganggu konektivitas pada saat pengukuran. Adapun alat kerja yang dipakai
adalah majun, lap, aceton, deterjen, sekapen hijau, vacuum cleaner, minyak isolasi
trafo.

Gambar 2.64. Proses pembersihan (Cleaning) NGR

e) Tightening
Vibrasi yang muncul pada transformator dapat mengakibatkan kendornya baut-
baut pengikat. Pemeriksaan secara periodik perlu dilakukan terhadap baut-baut
pengikat. Peralatan kerja yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan ini adalah
kunci-kunci. Pelaksanaan tightening atau pengencangan harus dilakukan dengan
menggunakan kunci momen dengan nilai yang sesuai dengan spesifikasi peralatan

f) Replacing parts
Merupakan tindakan korektif yang dilakukan untuk mengganti komponen
transformer akibat kegagalan fungsi ataupun berdasarkan rekomendasi pabrikan.

g) Greasing
Akibat proses gesekan dan suhu, grease-grease yang berada pada peralatan
dapat kehilangan fungsinya. Untuk mengembalikan fungsinya dilakukan
penggantian grease / greasing. Penggantian grease harus sesuai dengan
spesifikasi grease yang direkomendasikan pabrikan. Adapaun jenis jenis grease
berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

 Ceramic / glass cleaner grease  grease yang digunakan untuk membersihkan


isolator yang berbahan dasar keramik atau kaca.
 Roller bearing grease (Spray type)  grease yang digunakan pada kipas trafo dan
sambungan tuas penggerak OLTC
 Electrical jointing compound / contact grease  grease yang digunakan pada
terminal grounding dan bushing
 Minyak pelumas SAE 40  pelumas yang digunakan pada gardan penggerak OLTC

4. PEMELIHARAAN KAPASITOR, REAKTOR DAN SVC

4.1. Pengertian dan fungsi Kapasitor


Pengertian
Bank kapasitor (capacitor banks) adalah peralatan yang digunakan untuk
memperbaiki kualitas pasokan energi listrik antara lain memperbaiki mutu
tegangan di sisi beban, memperbaiki faktor daya (cos φ) dan mengurangi rugi-
rugi transmisi. Kekurangan dari pemakaian bank kapasitor adalah menimbulkan
harmonisa pada proses switching dan memerlukan desain khusus PMT atau
switching controller.
Penjelasan seputar istilah-istilah terkait bagian-bagian kapasitor dapat
dijelaskan pada gambar-1 sebagai berikut :

Bank kapasitor Unit kapasitor Elemen kapasitor

Gambar-1. Ilustrasi bagian-bagian kapasitor


a. Elemen kapasitor
Elemen kapasitor merupakan bagian terkecil dari kapasitor yang berupa
belitan aluminium foil dan plastic film.
b. Unit kapasitor
Sebuah unit kapasitor terdiri dari elemen-elemen kapasitor yang dihubungkan
dalam suatu matriks secara seri dan parallel (gambar-2). Unit kapasitor rata-
rata terdiri dari 40 elemen-elemen. Elemen-elemen kapasitor dihubungkan
secara seri untuk membangun tegangan dan dihubungkan secara paralel
untuk membangun daya (VAR) pada unit kapasitor. Unit kapasitor dilengkapi
dengan resistor yang berfungsi sebagai elemen pelepasan muatan kapasitor
(discharge device). Rating tegangan unit kapasitor bervariasi dari 240 V
sampai 25 kV dan rating kapasitas dari 2,5 kVAR sampai 1 MVAR.
Pada IEEE std 18-1992 dan std 1036-1992 dinyatakan bahwa :
 Unit kapasitor harus mampu beroperasi terus menerus pada rating 110%
Vrms dan tegangan puncak tidak melebihi 1,2 √2 Vrms serta harus mampu
dilalui arus sebesar 135% Inominal.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

 Pada rating tegangan dan frekuensi, daya reaktif harus berkisar antara
100% sampai 115% rating daya reaktif.

Gambar-2. Unit kapasitor

c. Bank kapasitor
Unit-unit kapasitor terpasang dalam rak baja galvanis untuk membentuk
suatu bank kapasitor dari unit-unit kapasitor fasa tunggal. Jumlah unit-unit
kapasitor pada sebuah bank ditentukan oleh tegangan dan daya yang
dibutuhkan. Untuk daya dan tegangan yang lebih tinggi, unit-unit kapasitor
dihubungkan secara seri maupun paralel.
Fungsi
Kapasitor berfungsi untuk memperbaiki faktor daya jaringan, mengurangi rugi-rugi
(losses) jaringan, menetralkan/meniadakan jatuh tegangan dan memperbaiki
stabilitas tegangan.

4.2. Jenis Kapasitor


a) Jenis Kapasitor yang Digunakan Pada Sistem Tenaga Listrik
1. Kapasitor daya yang terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu kapasitor shunt, seri dan
penyadap.
- Kapasitor shunt (gambar-3) digunakan untuk kompensasi beban induktif dan
untuk pengaturan tegangan ujung transmisi. Aplikasi kapasitor shunt akan
memperbaiki faktor daya jaringan, mengurangi rugi-rugi (losses) jaringan,
menetralkan/meniadakan jatuh tegangan dan memperbaiki stabilitas
tegangan sehingga dengan kata lain suatu kapasitor shunt akan menaikkan
angka efisiensi pada jaringan dengan memperbaiki faktor daya.
- Kapasitor seri digunakan pada transmisi daya yang sangat panjang untuk
mengkompensasi reaktansi induktif transmisi.
- Kapasitor penyadap digunakan untuk menyadap daya dari jaringan tegangan
tinggi untuk keperluan daya yang tidak begitu besar.
2. Kapasitor gandeng, yaitu kapasitor yang digunakan untuk pembawa sinyal
komunikasi antar gardu induk atau antar pusat pembangkit.
3. Kapasitor pembagi tegangan, yaitu kapasitor yang digunakan untuk pengukuran
tegangan transmisi dan rel daya.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4. Kapasitor filter yaitu kapasitor yang digunakan untuk konverter, terutama pada
sistem transmisi arus searah. Selain itu juga dapat digunakan sebagai filter harmonik
(gambar-4) yang akan mengurangi kandungan harmonik jaringan, memperbaiki
faktor daya dan mengurangi rugi-rugi jaringan. Filter harmonik yang dipasang untuk
mengurangi distorsi harmonik pada suatu jaringan memiliki kemampuan sebaik
menyediakan daya reaktif yang dibutuhkan untuk kompensasi jaringan.

Gambar-3. Kapasitor shunt Gambar-4. Kapasitor sebagai filter


harmonik

5. Kapasitor perata, yaitu kapasitor yang digunakan untuk meratakan distribusi


tegangan pada peralatan tegangan tinggi seperti pada pemutus daya (circuit
breaker).
b) Pengelompokkan Kapasitor Berdasarkan Fuse
Unit kapasitor dikelompokkan berdasarkan letak fuse sebagai proteksi unit
kapasitor. Letak fuse ini mempengaruhi desain dari rangkaian kapasitor dan juga
disain dari proteksi yang diterapkan.
a. Fuse eksternal
Konstruksi kapasitor dengan eksternal fuse dapat dilihat pada gambar-5
yaitu bahwa setiap unit kapasitor diproteksi oleh fuse pasangan luar. Kerusakan
pada elemen kapasitor (hubung singkat) menyebabkan elemen-elemen pada
group yang sama yang terhubung paralel dengan elemen yang rusak tersebut
terhubung singkat. Group kapasitor lainnya yang terhubung seri akan memiliki
tegangan yang lebih tinggi dan arus yang lebih besar sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada grup kapasitor seri lainnya. Hal ini berlangsung
terus sampai fuse eksternal bekerja.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar-5. Kapasitor fuse Gambar-6. Kapasitor fuse Gambar-7. Kapasitor


eksternal internal tanpa fuse

b. Fuse internal
Setiap elemen kapasitor dilengkapi fuse seperti gambar-6, apabila terjadi
kegagalan elemen kapasitor maka fuse yang berfungsi sebagai pembatas arus akan
memutuskan secara efektif suatu elemen saat terjadi gangguan.Hanya sebagian
kecil dari kapasitas total kapasitor yang hilang dan sisanya masih dapat beroperasi
sehingga elemen tersebut terisolir dari elemen lainnya yang terhubung paralel dalam
group. Umumnya bank kapasitor dengan fuse internal memiliki lebih sedikit unit
kapasitor yang terhubung paralel dan lebih banyak group kapasitor yang terhubung
seri dibandingkan dengan unit kapasitor yang memiliki fuse eksternal. Unit kapasitor
dengan fuse internal umumnya memiliki ukuran yang besar karena diharapkan
kerusakan seluruh elemen pada unit kapasitor bisa lebih lama.

c. Tanpa fuse (fuseless)


Unit kapasitor tanpa fuse identik dengan unit kapasitor dengan fuse eksternal
yang dijelaskan sebelumnya. Bank kapasitor tanpa fuse dihubungkan secara seri
diantara fasa dan netral seperti pada gambar-7.
Proteksi berdasarkan elemen dari kapasitor, apabila terjadi kerusakan pada elemen
maka group elemen tersebut akan terhubung singkat sedangkan unit kapasitor tetap
beroperasi dengan distribusi tegangan pada group seri akan meningkat. Misal 6 unit
kapasitor dihubung seri dan setiap unit kapasitor memiliki 8 elemen group seri
sehingga total elemen group yang terhubung seri menjadi 48 elemen group. Apabila
terjadi kerusakan pada satu elemen kapasitor maka satu elemen group seri
terhubung singkat , akhirnya distribusi tegangan pada elemen group seri menjadi
48/47 atau terjadi kenaikan tegangan sekitar 2%.
Kapasitor unit tanpa fuse biasanya tidak digunakan untuk tegangan sistem lebih kecil
dari 35 kV atau minimal diperlukan 10 elemen seri agar bank kapasitor masih tetap
dapat dioperasikan. Hal ini karena tegangan pada bank kapasitor menjadi 10/9 atau
terjadi kenaikan tegangan sekitar 11%. Pada konfigurasi ini, discharge energi kecil
karena unit kapasitor tidak ada yang dihubungkan paralel, selain itu proteksi
unbalance tidak perlu di delay untuk koordinasi dengan fuse.
Kapasitor jenis ini digunakan untuk filter harmonik dengan daya yang relatif rendah
pada suatu level tegangan tinggi tertentu.
c) Pengelompokkan Kapasitor Berdasarkan Koneksi
Jumlah minimum unit yang terhubung paralel diperhitungkan apabila satu unit
kapasitor terisolasi, tidak akan menyebabkan unbalance tegangan pada unit kapasitor

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

lainnya melebihi 110% rating tegangan. Jumlah minimum dari group kapasitor yang
terhubung seri apabila satu group tereliminasi (hubung singkat) tidak akan
menyebabkan kapasitor lain overvoltage lebih dari 110%.
Jumlah maksimum unit kapasitor pada setiap group paralel ditentukan oleh beberapa
pertimbangan. Jika unit kapasitor rusak, unit kapasitor lain pada group paralel yang
sama masih memiliki sejumlah muatan. Muatan sisa tersebut akan dibuang melalui
kapasitor yang rusak dan melalui masing-masing fuse. Kapasitor yang rusak dan fuse
harus tahan terhadap arus transient akibat pelepasan muatan tersebut.
Pelepasan muatan transient dari paralel kapasitor dalam jumlah besar dapat
memecahkan kapasitor yang rusak atau meledakkan fuse, yang dapat menyebabkan
kerusakan pada unit terdekat atau kerusakan pada bank kapasitor. Untuk meminimalkan
risiko diatas maka harus dibatasi energi maksimum yang tersimpan dalam group paralel
kapasitor. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur lebih banyak jumlah kapasitor dengan
rating tegangan yang lebih kecil terhubung seri sehingga jumlah unit kapasitor dalam
paralel group akan lebih sedikit tetapi mengurangi sensitivitas deteksi unbalance.
3 (tiga) koneksi bank kapasitor yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
 Wye tunggal (Y) sebagian besar digunakan unit kapasitor fuse eksternal atau bank
kapasitor dengan suatu rating daya yang rendah. Proteksi unbalance diperoleh
dengan membandingkan netral bank kapasitor dengan ground.
 Wye dobel (YY) merupakan koneksi yang umum untuk kapasitor fuse internal dan
sistem transmisi dengan suatu netral yang terisolasi. Proteksi unbalance dibentuk
dengan membandingkan arus netral diantara dua koneksi wye. Proteksi unbalance
sehingga tidak dipengaruhi oleh variasi tegangan pada feeding system.

Gambar-8. Koneksi wye tunggal Gambar-9. Koneksi wye dobel (YY)


(Y)

 Koneksi Bridge (H) merupakan suatu koneksi wye dengan sebuah netral yang
terhubung ke ground. Proteksi unbalance secara normal terpasang dalam setiap
fasa dengan membandingkan 2 (dua) titik pertengahan dalam fasa. Koneksi ini biasa
digunakan untuk sistem tegangan tinggi dengan netral yang terhubung solid ke
ground.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar-10. Koneksi bridge (H)


d) Pengaturan Proses Switching
Switching kapasitor bank tegangan tinggi dapat menghasilkan arus transient
yang signifikan. Metode switching kapasitor yang dikenal saat ini adalah reaktor, pre-
insertion resistor, pre-insertion induktor dan pengaturan switching (controlled switching).
Pada saat pemasukan kapasitor dapat terjadi keadaan hubung singkat apabila kondisi
kapasitor kosong muatan yang akan menghasilkan arus yang sangat besar (arus inrush)
dan kedip tegangan yang cukup dalam di sistem. Persyaratan pemasukan PMT
kapasitor adalah pada saat pemasukan, tegangan sesaat pada kontak PMT sama
dengan nol. Dengan mengatur saat penutupan PMT maka akan mengurangi arus
inrush pada bank kapasitor. Pengaturan pemasukan PMT pada bank kapasitor
tergantung pada sistem pentanahan netral bank kapasitor.
a. Switching pada bank kapasitor yang ditanahkan
Jika kapasitor bank ditanahkan maka setiap fasa berdiri sendiri dan pemasukan
setiap fasa berbeda 1/6 cycle atau 30 derajat listrik (3,3 ms untuk sistem 50 Hz).
b. Switching pada bank kapasitor yang tidak ditanahkan
Jika kapasitor bank tidak ditanahkan maka 2 (dua) fasa pertama harus masuk pada
saat perbedaan tegangan diantara kedua fasa tersebut sama dengan nol sedangkan
fasa ketiga dimasukkan ¼ cycle atau 45 derajat listrik (5ms untuk sistem 50Hz)
setelah kedua fasa lainnya masuk.

4.3. Bagian-bagian Kapasitor dan fungsinya


a) Bushing
Merupakan sub sistem yang berfungsi memisahkan antara bagian yang berbeda
tegangan serta menyalurkan arus kapasitansi.
b) Fuse (cut out),
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai pengaman peralatan terhadap arus lebih.
c) Unit kapasitor,
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kompensator daya reaktif.
d) Dielectric (isolator),
Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengisolasi bagian yang bertegangan
dengan bodi. atau antara bagian bertegangan dengan bagian bertegangan yang
berlainan fasanya.
e) Mechanical structure,
Merupakan sub sistem yang berfungsi sebagi penopang atau penyangga kapasitor.
f) Grounding,
Merupakan sub sistem yang berfungsi untuk mengalirkan arus induksi serta arus lebih
akibat tegangan surja atau sambaran petir ketanah. Sistem pentanahan dihubungkan
ke bagian mechanical structure.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4.4. Pedoman pemeliharaan Kapasitor


A. In Service Inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian peralatan
terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan atau merusak
sebagian/keseluruhan peralatan.
Bagian-bagian kapasitor yang di inspeksi visual saat beroperasi ialah sebagai berikut :
a. Bushing
 Kondisi Bushing kapasitor
 Kondisi clamp bushing
 Kebocoran minyak bushing
b. Body kapasitor
c. Fuse cut out
 Kondisi fuse/cut out kapasitor
 Kondisi clamp fuse cut out
d. Sambungan/klem/jumper
 Kondisi mur baut-mur baut sambungan kapasitor
 Kondisi rel bar sambungan antar unit kapasitor
 Kondisi jumper antar capasitor
 Kondisi sambungan rangkaian kapasitor ke CT/CVT
 Kondisi sambungan pentanahan
e. Mechanical Structure
 Kondisi isolator support
 Kondisi serandang
B. In Service Measurement
In service measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan pada saat
kapasitor sedang dalam keadaan bertegangan/operasi. Pengukuran suhu pada kapasitor
dapat dilakukan dengan perangkat IR thermometer dan IR thermography.
Tujuan pengukuran suhu ialah untuk memantau kondisi kapasitor saat beroperasi. Pola
temperatur akan terlihat pada bagian-bagian kapasitor yang di monitor sehingga akan
dapat dilihat bagian mana pada sub sistem kapasitor tersebut yang mengalami overheat
atau penyimpangan lainnya. Dari hasil tersebut akan dievaluasi kembali apa permasalahan
yang terjadi pada bagian tersebut, sehingga kerusakan yang fatal dapat dihindarkan.
Bagian-bagian kapasitor yang perlu diukur suhunya adalah sebagai berikut :
 Bodi unit kapasitor (1)
 Bushing (2)
 Klem konduktor bushing (3)
 Klem-klem sambungan (4)
 Fuse link (5)
 Rel pengumpul arus (6)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

2
5 3 1

Gambar-11. Bagian yang dilakukan Pengukuran Suhu pada Kapasitor

C. Shutdown Testing/Measurement
Shutdown testing/measurement adalah pekerjaan pengujian/pengukuran yang dilakukan
pada saat kapasitor dalam keadaan tidak beroperasi. Pekerjaan ini dilakukan pada saat
pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi ketidaknormalan.

1. Pengukuran tahanan isolasi kapasitor


Pengukuran tahanan isolasi pada kapasitor hanya khusus dilakukan untuk
kapasitor yang terisolasi terhadap ground/body. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pengujian ini adalah besarnya tegangan uji tidak boleh melebihi tegangan
nominal kapasitor seperti yang tertera pada name platenya. Peralatan uji yang
digunakan sama seperti peralatan uji tahanan isolasi standar. Penerapan pengujian
dilakukan per bank/rangkaian/phasa, sedangkan jika terindikasi adanya kelainan, maka
identifikasi selanjutnya harus dilakukan pengujian pada tiap unitnya. Durasi pengujian
tahanan isolasi kapasitor adalah 1 menit secara kontinyu tidak terputus.
2. Pengukuran resistansi AC kapasitor
Pengukuran resistansi AC kapasitor dilakukan baik pada kapasitor dengan jenis
yang terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang tersambung ke
ground di salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran menggunakan RLC
meter. Penerapan pengujian dilakukan per bank/rangkaian/phasa, sedangkan jika
terindikasi adanya kelainan, maka identifikasi selanjutnya harus dilakukan pengukuran
pada tiap unitnya. Teknik pengukuran resistansi pada kapasitor dapat juga dilakukan
dengan memakai sumber tegangan 220 V 50 Hz, dengan mengukur nilai arus dan sudut
phasa V-I sehingga akan dapat dihitung besarnya nilai resistansi AC.
3. Pengujian kapasitansi kapasitor
Pengukuran nilai kapasitansi pada kapasitor dilakukan baik pada kapasitor
dengan jenis yang terisolasi terhadap ground/body maupun pada kapasitor yang
tersambung ke ground di salah satu sisi terminalnya. Pelaksanaan pengukuran
menggunakan RLC meter. Pengukuran dilakukan per-unit kapasitor. Teknik pengukuran
kapasitansi pada kapasitor dapat juga dilakukan dengan memakai sumber tegangan 220
V 50 Hz, dengan mengukur nilai arus dan sudut phasa V-I sehingga akan dapat dihitung
besarnya nilai kapasitansinya.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

D. Shutdown Treatment
Shutdown treatment adalah pekerjaan dilakukan untuk memperbaiki anomali
yang ditemukan pada saat in service inspection/measurement atau menindaklajuti hasil
shutdown testing/measurement. Pelaksanaan treatment meliputi unit kapasitor secara
individu maupun dalam satu kesatuan (bank), diantaranya adalah sebagai berikut :
Tabel-1. Shutdown Treatment pada Kapasitor
Bagian
Peralatan
No. Cara Pemeliharaan Standar Hasil
Yang
Diperiksa
1. Body  Membersihkan body kapasitor terhadap Bersih
Kapasitor debu dan kotoran.
 Mengecat ulang body kapasitor jika Tidak karatan
terindikasi berkarat.

2. Bushing  Membersihkan keramik insulator terhadap Bersih


Kapasitor polutan.
 Merekondisi kualitas permukaan keramik Tidak cacat
insulator jika terindikasi flex/pecah dengan
menggunakan insulator varnish.
3. Unit Mengganti unit kapasitor yang nilai Nilai kapasitansi
Kapasitor kapasitansinya menyimpang dari nameplate sesuai name
(sesuai rekomendasi pabrikan). plate.
3. Klem  Membersihkan klem sambungan termasuk Bersih, dan tidak
Sambungan baut pengikatnya terhadap polutan dan berkarat, antar
karat. Melaksanakan penggantian klem jika sambungan
diperlukan dilapisi dengan
electrical jointing
compund
(contact grease)

 Memeriksa kekuatan ikatan klem Terikat dengan


kencang
4. Konduktor  Memeriksa kondisi stranded konduktor Tidak berkarat
sambungan terpasang terhadap potensi karat dan ganti
antar unit jika terindikasi berkarat/putus salah satu urat
kapasitor atau lebih
5. Bank  Memeriksa kondisi kualitas sambungan ke Terikat dengan
Kapasitor rangka penyangga kencang
6. Rangka  Membersihkan body penyangga terhadap Bersih
bank polutan dan karat
kapasitor  Mengecat ulang body penyangga jika Tidak berkarat
terindikasi berkarat
7 Isolator  Membersihkan body isolator terhadap Bersih dan
penyangga polutan dan rekondisi permukaan insulator permukaan
rangka bank dengan insulating varnish/ceramic sealer. insulator
kapasitor rata/halus

 Mengecat ulang besi pemegang isolator jika Tidak berkarat


terindikasi berkarat

 Memeriksa kawat pentanahan Tidak


berkarat/putus
dan kencang

 Memperbaiki tahanan pentanahan jika hasil Tahanan

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ukur melebihi standar pentanahan < 1


4.5. Pengertian dan fungsi Reaktor


Pengertian Reaktor
Reaktor merupakan peralatan utama atau peralatan yang terintegrasi, baik
dalam jaringan sistem distribusi maupun transmisi. Dikatakan bahwa reaktor
merupakan peralatan utama jika pemasangannya tidak menjadi bagian dari
paralatan dasar lainnya, misalnya reaktor pembatas arus (current liminting
reactors), reaktor paralel (shunt reactor/steady-state reactive compensation) dll.
Dikatakan bahwa reaktor merupakan peralatan terintegrasi jika reaktor tersebut
merupakan bagian dari suatu peralatan dengan unjuk kerja tertentu, misalnya
reaktor surja hubung kapasitor paralel (shunt-capacitor-switching reactor),
reaktor peluah kapasitor (capacitor discharge reactor), reaktor penyaring (filter
reactor) dan lain-lain.
Fungsi
Aplikasi pemasangan reaktor dalam sistem tenaga listrik pada prinsipnya
untuk membentuk suatu reaktansi induktif dengan tujuan tertentu. Beberapa
tujuan tersebut diantaranya adalah membatasi arus gangguan, membatasi arus
inrush pada motor dan kapasitor, menyaring harmonisa, mengkompensasi VAR,
mengurangi arus ripple, mencegah masuknya daya pembawa signal (blocking of
power-line carrier), pentanahan titik netral, peredam surja transient (damping of
switching transient), mereduksi flicker pada aplikasi tanur listrik, circuit detuning,
penyeimbang beban dan power conditioning. Untuk mempermudah identifikasi,
pada umumnya penamaan reaktor disesuaikan dengan tujuan pemasangannya
atau lokasi dimana peralatan tersebut terpasang.

4.6. Jenis Reaktor


Reaktor terdiri dari tipe kering (dry type) dan tipe terendam minyak (oil
immersed). Berdasarkan jenis konstruksinya, reaktor tipe kering terdiri dari inti udara
(air-core) atau inti besi (iron-core). Di masa lampau, konstruksi reaktor tipe kering, inti
udara hanya berbentuk open-style (Gambar. 1), belitan terpasang oleh sistem clamping
mekanis dan level isolasi diberikan oleh jarak udara antar lilitan. Reaktor tipe kering inti
udara desain saat ini memiliki belitan yang terbungkus secara penuh dengan isolasi
belitan diberikan oleh film, fiber, atau dielektrik enamel (Gambar. 2).

Di masa lalu, reaktor-reaktor tipe kering inti udara (teknologi kumparan open-
style) dibatasi pada penerapan-penerapan kelas tegangan distribusi. Reaktor-reaktor
tipe kering inti udara modern (terbungkus secara penuh dengan belitan yang terisolasi
dielektrik padat) digunakan untuk keseluruhan tegangan distribusi dan transmisi,
termasuk tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi transmisi arus bolak-balik (reaktor
seri) dan sistem HVDC (reaktor filter arus bolak-balik dan arus searah, smoothing
reactor).

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.1 Reaktor konstruksi open-style

Gambar 1.2. Reaktor konstruksi encapsulated

Konstruksi reaktor tipe terendam minyak dapat berupa inti besi bercelah
(gapped iron-core) atau perisai magnetic (magnetically shielded). Reaktor-
reaktor tipe terendam minyak antara lain digunakan untuk HV/EHV shunt-reactor
(gambar-3).

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.3. EHV Shunt Reactor di GITET Depok

4.7. Bagian-bagian Reaktor dan fungsinya


1) Electromagnetic Circuit (Inti besi)
Perbedaan konstruksi inti besi reaktor terendam minyak jika dibandingkan
dengan inti besi transformator pada umumnya adalah adanya sela/gap non magnetic
pada alur flux magnetic (Ganbar. 4.A). Pada reaktor 3 phasa, untuk mengurangi
coupling medang magnet antar phasa dapat didisain reaktor dengan intibesi berkaki lima
(Gambar. 4). Sela/gap non magnetic ini dapat digunakan untuk mengatur nilai induktansi
reaktor dengan mendisainnya menjadi variable gap (Gambar 5)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.4. A Inti Besi Reaktor 1 Phasa

Gambar 1.4.B Inti Besi Reaktor 3 Phasa

2) Kumparan/Belitan (Winding)
Belitan/kumparan reaktor sama dengan belitan trafo pada umumnya. Pada
reaktor yang difungsikan sebagai Arc-suppression reaktor, manipulasi nilai induktansi
reaktor dapat dilaksanakan dengan pengaturan tap belitan dan/atau pengaturan gap
pada intibesinya

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.5 Konstruksi Belitan Reaktor

3) Terminal / Bushing
Terminal merupakan sarana penghubung antara belitan reaktor dengan jaringan
luar. Pada reaktor tipe kering terminal berupa clamp konektor, sedangkan pada reaktor
tipe minyak terminal berupa bushing. Buhing terdiri dari sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor
bushing dengan body main tank reaktor.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.6 A. Bagian – Bagian dari Bushing Gambar 1.6 B. Contoh Bushing

Gambar 1.7. Terminal Reaktor Tipe Kering

4) Pendingin
Temperature belitan reaktor dipengaruhi oleh besarnya arus daya reaktif yang
disumbangkan reaktor tersebut ke jaringan (akibat resistansi belitan dan eddy current
inti besi) dan temperature lingkungan. Temperature operasi diatas nilai ambang batas
(temperature rise) akan merusak system isolasi belitannya maupun part-part lainnya
akibat proses oksidasi. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai
pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan maupun inti
besi akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip–
sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan
pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendinginan.

Tabel 1.1. Macam Sistem Pendingin Pada Reaktor

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1. 8. Reaktor dengan Sistem Pendingin ONAN

5) Oil Preservation dan Expansion (Konservator)


Saat terjadi kenaikan temperature operasi pada reaktor minyak isolasi akan
memuai dan volumenya bertambah. Dan sebaliknya saat terjadi penurunan temperature
operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun. Konservator
digunakan untuk menampung minyak pada saat reaktor mengalami kenaikan
temperature.

Gambar 1.9. Konservator

Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat pemuaian


dan penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan bertambah dan
berkurang. Penambahan atau pembuangan udara didalam konservator akan
berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi tidak terkontaminasi oleh
kelembaban dan oksigen dari luar, maka udara yang akan masuk kedalam konservator
akan dikeringkan melalui tabung yang berisi silicagel. Pada disain konservator modern,
system isolasi terhadap udara disempurnakan dengan breather bag/rubber bag, yaitu
sejenis balon karet yang dipasang didalam tangki konservator.

6) Dielectric (Minyak Isolasi dan Isolasi kertas )


Minyak isolasi pada pada reaktor berfungsi sebagai media isolasi, pendingin dan
pelindung belitan dari oksidasi.

Gambar 1.10. Minyak Isolasi

Isolasi kertas berfungsi sebagai isolasi, pemberi jarak, dan memiliki kemampuan mekanis.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.11. Tembaga dilapisi kertas isolasi

7) Proteksi Internal Pada Reaktor Tipe Minyak


Rele Bucholz
Pada saat transformator mengalami gangguan internal yang berdampak
kepada suhu yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis didalam transformator,
maka akan timbul tekanan aliran minyak yang besar dan pembentukan
gelembung gas yang mudah terbakar. Tekanan atau gelembung gas tersebut
akan naik ke konservator melalui pipa penghubung dan rele bucholz.
Tekanan minyak maupun gelembung gas ini akan dideteksi oleh rele bucholz
sebagai indikasi telah terjadinya gangguan internal.

Rele Bucholz

Rele bucholz mengindikasikan Alarm


saat gas yang terbentuk terjebak di
rongga rele bucholz dengan
mengaktifkan satu pelampung

Rele bucholz mengindikasikan Trip saat


gas yang terbentuk terjebak di rongga
rele bucholz dengan mengaktifkan
kedua pelampung

Rele bucholz mengindikasikan Trip saat


muncul tekanan minyak yang tinggi ke
arah konservator

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.12. Rele bucholz

Suden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan
didalam trafo muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka
tekanan akan tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan merusak
bagian lainnya pada maintank.

Gambar 1.13. Rele sudden pressure

Meter Temperature
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh
kualitas tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan.
Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada
transformator.

Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi ketidaknormalan suhu operasi pada
transformator digunakan rele thermal / meter temperature. Rele thermal ini terdiri
dari sensor suhu berupa thermocouple, pipa kapiler dan meter penunjukan.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.14. Bagian-bagian dari meter temperature

4.8. Pedoman pemeliharaan Reaktor


A. In Service Inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian
peralatan terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan
atau merusak sebagian/keseluruhan peralatan.
1) Reaktor kering :
 Pemeriksaan belitan reaktor,
 Pemeriksaan clamp sambungan,
 Pemeriksaan support insulator,
 Pemeriksaan serandang/steel structure
 Pemeriksaan pondasi
 Pemeriksaan perangkat system pembumian

2) Reaktor minyak :
 Pemeriksaan bushing
 Pemeriksaan perangkat system pendingin
 Pemeriksaan perangkat system ekspansi minyak
 Perangkat system proteksi internal
 Pemeriksaan pondasi
 Pemeriksaan perangkat system pembumian.

Periode inservice inspection terbagi atas harian, mingguan dan bulanan (Form
inservice inspection selengkapnya tersaji dalam lampiran 1)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

B. In Service Measurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan pada saat
reaktor sedang dalam keadaan bertegangan/operasi.
1) Pengukuran Temperature Reaktor
Pengukuran temperature obyek dapat dilakukan dengan perangkat IR
thermometer atau IR thermography. Bagian-bagian reaktor yang perlu diukur
temperaturenya adalah
 Body Main Tank (khusus reaktor minyak) dan body belitan (khusus reaktor
kering)
 Radiator (khusus reaktor minyak)
 Bushing (khusus reaktor minyak)
 Klem-klem sambungan konduktor
2) Dissolved Gas Analysis (DGA)
Pada reaktor type minyak, sama halnya dengan transformator,
ketidaknormalan pada bagian internal (overheating/corona/partial
discharge/arcing) dapat terdeteksi dengan metoda DGA (Dissolved Gas
Analysis) pada minyak isolasi. Minyak isolasi sebagai rantai hidrokarbon akan
terurai akibat besarnya energi yang ditimbulkan oleh
overheating/corona/arching/partial discharge dan akan membentuk gas-gas
hidrokarbon yang terlarut dalam minyak.

Pada dasarnya DGA adalah proses untuk menghitung kadar/nilai dari gas-
gas hidrokarbon yang terbentuk akibat ketidaknormalan. Dari komposisi
kadar/nilai gas-gas itulah dapat diprediksi ketidaknormalan di dalam reaktor.

Gas gas yang dideteksi dari hasil pengujian DGA adalah H2 (hidrogen), CH4
(Methane), N2 (Nitrogen), O2 (Oksigen), CO (Carbon monoksida), CO2
(Carbondioksida), C2H4 (Ethylene), C2H6 (Ethane), C2H2 (Acetylene).
3) Pengujian Karakteristik Fisika Dan Kimia Minyak
Proses oksidasi dan adanya kontaminasi adalah dua hal yang dapat menurunkan
kualitas minyak sebagai media isolasi maupun media pendingin. Dengan melakukan
uji karakteristik minyak akan dapat terbaca tingkat oksidasi yang terjadi dan
konsentrasi zat asing yang menyebabkan minyak terkontaminasi

Item pengujian karakteristik minyak mengacu pada standar IEC 60422 yang terdiri
atas :

 Pengujian Kadar Air (Water Content)

Gambar 2.1. Alat Uji Kadar

 Pengujian Tegangan Tembus Minyak (Breakdown Voltage)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.2. Alat Uji Tegangan Tembus Minyak

 Pengujian Kadar Asam (Acidity)

Gambar 2.3. Contoh Alat Uji Kadar Asam

 Pengujian Tegangan Antar Muka (InterFacial Test)

Gambar 2.4. Contoh Alat Uji Tegangan Antar Muka

 Pengujian Warna Minyak (Color)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.5. Contoh Alat Uji Warna (Color)

 Pengujian Sedimen

Gambar 2.6. Contoh Alat Uji Sedimen

 Pengujian Titik Nyala (Flash Point)

Gambar 2.7. Contoh Alat Uji Titik Nyala Api


C. Shutdown Measurement
Shutdown measurement adalah pekerjaan pengujian yang dilakukan pada saat
reaktor dalam keadaan padam. Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan rutin
maupun pada saat investigasi ketidaknormalan.
1) Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan
Pengukuran tahanan isolasi pada reaktor dilakukan antara terminal
belitan ke ground. Pada reaktor trype kering pengujian dilaksanakan dengan
tegangan uji 5 kV selama 1 menit tanpa putus. Sedangkan pada reaktor minyak
dilaksanakan dengan tegangan uji 5 kV selama 10 menit tanpa putus, dengan
pencatatan di menit pertama dan menit ke terakhir/ke 10. Selanjutnya nilai
indek Polarisasi belitan ke tanah pada reaktor minyak dapat dihitung dengan
membagi hasil ukur tahanan isolasi pada menit ke 10 dengan menit pertama.
2) Pengukuran Tangen Delta
Pengukuran kapasitansi dan tangen delta reaktor type minyak
dilaksanakan pada bushing (UST/C1 dan GST-guard/C2) dan pada belitan ke
ground (GST-G).
3) Pengukuran tahanan DC (Rdc)
Salah satu kemungkinan kegagalan pada belitan adalah hubung singkat antar
belitan yang akan menyebabkan panjang belitan efektifnya menjadi semakin
pendek sehingga reaktor mengalami perubahan nilai induktansinya. Salah satu
teknik untuk mengidentifikasi kondisi ini adalah dengan mengukur nilai tahanan
DC belitannya. Teknik pengukuran ini dapat dilaksanakan pada reaktor type
kering maupun type minyak

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.8. Alat Ukur Tahanan DC


4) Pengukuran Induktansi Belitan
Hubung singkat antar lilitan, perubahan geometris belitan, perubahan
konstruksi inti besi (khusus reaktor minyak) akan menyebabkan perubahan nilai
induktansi reaktor. Salah satu teknik untuk mengidentifikasi kondisi ini adalah
dengan mengukur nilai induktansi belitan secara langsung dengan LRC meter
atau memakai prinsip hukum ohm

D. Shutdown Function Check


Shutdown function check adalah pekerjaan yang bertujuan menguji fungsi sistem
proteksi internal dan indicator/meter yang terpasang pada reaktor. Kegiatan ini khusus
dilakukan pada reaktor type minyak, adapun peralatan yang harus diuji adalah sbb :
1) Rele Bucholz
Pemeliharaan pada rele bucholz dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
ada tidaknya kebocoran dan kenormalan dari fungsi pada rele tersebut.

Keterangan :
3. Tombol uji mekanik
4. Valve untuk uji pneumatik

Gambar 2.9. Bagian dalam rele bucholz

2) Rele Sudden Pressure

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 2.10. Tuas rele sudden pressure

3) Meter Temperature
Uji fungsi kontak relay indikasi alarm maupun order trip pada meter temperature
secara actual dapat dilaksanakan dengan memutar jarum meter temperature
secara bertahap.

4) Oil Level
Uji fungsi kontak relay indikasi alarm dapat dilakukan secara actual dengan
memutar jarum oil level secara bertahap.

E. Treatment
Treatment merupakan tindakan korektif pada saat shutdown 2 tahunan, berdasarkan
hasil in service inspection, pra/paska in service measurement, pra/paska shutdown
measurement atau pra/paska shutdown function check.
1) Purification/ Filter
Proses purification/filter minyak isolasi reaktor dilakukan apabila hasil uji
karakteristik minyak untuk item kadar air dan tegangan tembus berada di atas
standar
2) Reklamasi
Proses reklamasi minyak reaktor dilakukan apabila berdasarkan hasil uji
karakteristik minyak untuk item kadar asam dan IFT berada di atas standar
3) Penggantian Minyak
Penggantian minyak dilakukan berdasarkan hasil pengujian karakteristik minyak
dan perhitungan efisiensi biaya.
4) Cleaning
Merupakan pekerjaan untuk membersihkan bagian peralatan/ komponen yang
kotor/terkena polutan, baik disisi pada peralatan TT yang dapat menyebabkan
hubung singkat maupun pada instalasi wiring control dan proteksi yang
berpotensi menyebabkan unwanted trip.
5) Tightening
Vibrasi, fluktuasi arus kompensasi dan gaya mekanik eksternal (angin/gempa
bumi dll) dapat mengakibatkan kendornya baut-baut pengikat. Pemeriksaan
secara periodik perlu dilakukan terhadap baut-baut pengikat.
6) Replacing parts
Paparan polutan yang bersifat elektrolis, over-heating, gaya mekanik eksternal
(angin/gempa bumi dll), merupakan penyebab clamp-clamp konduktor
mengalami fatiq sebagian atau keseluruhan. Dalam kondisi ini material tersebut
berpotensi rusak permanen sehingga butuh penggantian. Replacing part juga
dapat didasarkan pada hasil in service measurement maupun shutdown
measurement

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

7) Greasing
Akibat proses gesekan, temperature tinggi dan polutan, grease yang telah
diaplikasikan pada peralatan dapat kehilangan fungsinya. Untuk menjaga unjuk
kerja peralatan dapat tetap optimal harus dilakukan penggantian greas.
Penggantian grease harus sesuai dengan spesifikasi grease yang
direkomendasikan pabrikan.

Tabel 2.1. Item item shutdown treatment

Bagian peralatan Rekomendasi bila


No Cara pemeliharaan Standar hasil
yang diperiksa kondisi Normal

Membersihkan permukaan body dan bushing


Bersih
Lakukan
Memeriksa fisik Body yang berkarat/gompal
Mulus penggantian
Memeriksa kekencangan mur Baud Klem Lakukan
terminal utama kencang pengencangan
1 Bushing
Lakukan
Memeriksa gasket
tidak bocor penggantian
lakukan
Memeriksa Spark gap Bushing Primer
sesuai perbaikan
lakukan
Memeriksa Spark gap Bushing Sekunder
sesuai perbaikan
Memeriksa dan membersihkan Sirip-sirip Lakukan
Radiator bersih pembersihan
2 Sistem pendingin
lakukan
Memeriksa Kebocoran minyak
tidak bocor perbaikan
lakukan
level Konservator main tank
normal perbaikan
3 Pernafasan
lakukan
level Konservator tap changer
normal perbaikan
Memeriksa kekencangan mur baut terminal Lakukan
kontrol kencang pengencangan
lakukan
Memeriksa Elemen Pemanas (Heater)
normal perbaikan
Panel Lakukan
Membersihkan Kontaktor
Kontrol bersih pembersihan
Lakukan
Membersihkan limit switch
bersih pembersihan
lakukan
Memeriksa Sumber tegangan AC / DC
Sistem normal perbaikan
kontrol Lakukan
4 Membersihkan terminal
dan Bersih pembersihan
bucholz
proteksi
Mengganti seal
normal -
Lakukan
Membersihkan terminal
Bersih pembersihan
Mengganti seal
sudden normal -
pressure lakukan
Membersihkan thermo couple
Bersih pembersihan
Memeriksa Kabel-kabel kontrol dan pipa-pipa lakukan
kapiler normal perbaikan
5 Struktur Groundin lakukan
Memeriksa Kawat Pentanahan
mekani g normal perbaikan
k Memeriksa kekencangan mur baut Terminal kencang Lakukan
Pentanahan pengencangan

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lakukan
Membersihkan permukaan body dan bushing
Bersih pembersihan
lakukan
Maintank Memeriksa fisik Body yang berkarat/gompal
Mulus pengecatan
Lakukan
Memeriksa gasket
normal penggantian

4.9. Pengertian dan fungsi SVC


Static VAR Compensator (atau disebut SVC) adalah peralatan listrik untuk
menyediakan kompensasi fast-acting reactive power pada jaringan transmisi listrik
tegangan tinggi. SVC adalah bagian dari sistem peralatan AC transmisi yang fleksibel,
pengatur tegangan dan menstabilkan sistem. Istilah “static” berdasarkan pada
kenyataannya bahwa pada saat beroperasi atau melakukan perubahan kompensasi
tidak ada bagian (part) SVC yang bergerak, karena proses komensasi sepenuhnya
dikontrol oleh sistem elektronika daya.
Jika power sistem beban reaktif kapasitif (leading), SVC akan menaikkan daya
reaktor untuk mengurangikan VAR dari sistem sehingga tegangan sistem turun. Pada
kondisi reaktif induktif (lagging), SVC akan mengurangi daya reaktor untuk menaikkan
VAR dari sistem sehingga tegangan sistem akan naik.
Pada SVC pengaturan besarnya VAR dan tegangan dilakukan dengan mengatur
besarnya kompensasi daya reaktif induktif pada reaktor, sedangkan kapasitor bank
bersifat statis.

Gambar 1.1. One-line Diagram dari konfigurasi SVC

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.2. Contoh SVC di Gardu Induk

Fungsi
Kebutuhan daya reaktif pada sistem dapat dipasok oleh unit pembangkit, sistem
transmisi, reaktor dan kapasitor.
Karena kebutuhan daya reaktif pada sistem bervariasi yang disebabkan oleh
perubahan beban, komposisi unit pembangkit yang beroperasi, perubahan
konfigurasi jaringan, hal ini berdampak pada bervariasinya level tegangan pada
gardu induk. Pada umumnya gardu-gardu induk yang berada jauh dari
pembangkit akan mengalami penurunan level tegangan yang paling besar, oleh
sebab itu diperlukan sistem kompensasi daya reaktif yang dapat mengikuti
perubahan tegangan tersebut.
SVC dapat dengan cepat memberikan supply daya reaktif yang diperlukan dari
sistem sehingga besarnya tegangan pada gardu induk dapat dipertahankan
sesuai dengan standar yang diizinkan. Kestabilan tegangan pada gardu induk
akan meningkatkan kualitas tegangan yang sampai kekonsumen, mengurangi
losses dan juga dapat meningkatkan kemampuan penghantar untuk mengalirkan
arus.
Secara lebih rinci fungsi SVC adalah :
1. Meningkatkan kapasitas system transmisi.
2. Kontrol tegangan.
3. Reaktif control power / reaktif control aliran power.
4. Penurunan dan atau pembatasan frekuensi overvoltage power disebabkan
load rejection.
5. Memperbaiki stabilitas jaringan AC.
6. Mencegah terjadinya ketidakstabilan tegangan.
SVC yang ada di Gardu Induk Jember terdiri dari empat bank fix kapasitor per-
phasa yang diparalel dengan sebuah reaktor utama yang dikendalikan oleh
thyristor. Pada SVC tersebut juga terpasang tiga buah reaktor yang dipasang
secara seri dengan bank kapasitor yang berfungsi sebagai filter harmonik.
Jenis reaktor yang terpasang adalah air core dan jenis kapasitor yang terpasang
adalah jenis elektrolit.
Pengaturan daya reaktif dilakukan dengan mengontrol besarnya MVAR pada
reaktor melalui pengaturan sudut penyulutan pada thyristor. Besarnya sudut
penyulutan ini tergantung dari variasi tegangan pada gardu induk dengan kata
lain makin besar MVAR reaktif yang dibutuhkan maka sudut penyulutan akan
semakin kecil. Karena kontrol sudut penyulutan ini dilakukan secara eletronik
maka pengaturan tegangan dapat dilakukan secara lebih halus dan cepat.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Thyristor pada kondisi beroperasi akan menghasilkan panas sehingga diperlukan


sistem pendingin untuk mendinginkannya. Sistem pendinginan yang dipakai
menggunakan deionized water yang dikontrol konduktifitinya.

4.10. Jenis-jenis SVC


Secara umum macam-macam kontrol yang digunakan adalah :
SVC Berdasarkan Kontrol yang Digunakan
1. SVC menggunakan TCR dan fixed Capasitor (FC)

Gambar 1.3. SVC yang menggunakan TCR dan FC


Fixed Capasitor bank terhubung ke sistem melalui step down transformator.
Rating pada reaktor dipilih yang lebih besar ratingnya dari kapasitor dengan jumlah
yang diberikan maksimum lagging vars yang akan diserap dari sistem. Dengan
mengubah firing angle dari thyristor akan mengontrol reaktor dari 90 o menjadi 180o,
maka sifat kompensasi akan berubah dari lagging ke leading.
Kerugian dari konfigurasi ini adalah harmonik yang dihasilkan karena besarnya
partial conduction dari reaktor dibawah kondisi operasi sinusoidal steady-state normal
ketika SVC menyerap zero MVAr.

2. SVC menggunakan TCR dan Thyristor Switched Capasitor (TSC)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.4. SVC yang menggunakan TCR dan TSC


Kompensator jenis ini berguna untuk mengurangi losses pada kondisi beroperasi
dan menjaga kinerja agar lebih baik saat gangguan sistem yang besar. Pada
gambar-4 , menunjukkan pengaturan dari SVC dari satu TCR yang diparalel dengan
beberapa bank TSC sehingga akan mengurangi harmonik yang dihasilkan reaktor.
3. SVC menggunakan Forced Commutation Inverters

Gambar 1.5. SVC yang menggunakan Selt-Commutated Inverters)


SVC ini terdiri dari satu inverter (sumber konverter tegangan dc misalnya VSC)
menggunakan gare turn-off (GTO) thyristor. Untuk inverters ini, sumber dc dapat berupa
batere atau kapasitor yang tegangan terminalnya dapat ditinggikan atau diturunkan oleh
pengontrol inverter.
Inverter ini dihubungkan ke system supply melalui reaktansi secara bergantian dan
output trafo. Ketiga tegangan inverte V1 sama dengan tegangan system, SVC akan
floating. Ketika V1 lebih besar dari tegangan sistem, SVC akan bertindak sebagai
kapasitor, dan jika V1 kurang dari tegangan sistem, SVC akan bertindak sebagai
induktor. Dengan menggunakan beberapa inverter dengan sudut phasa berbeda
operasi yang diinginkan dapat dicapai.

Berdasarkan pemasangan pada transmisi


1. TCSR (Thyristor Controlled Series Reactor)
TCSR singkatan dari Thyristor Controlled Series Reactor yang dapat digunakan
pada jaringan transmisi yang membutuhkan pengurangan beban dengan cepat dan
pembatasan dari arus gangguan (fault). Alat ini dapat pula digunakan bersama
TCSC pada jaringan transmisi yang memerlukan kompensasi induktif seri yang
tinggi.
2. TCSC (Thyristor Controlled Series Capasitor)

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Thyristor Controlled Series Capacitor (TCSC) yang berfungsi sebagai pengendali


impedansi dari jaringan transmisi. Seperti diketahui, impedansi sepanjang jaringan
transmisi umumnya bersifat induktif sedangkan yang bersifat resistif hanya berkisar
5 sampai 10 persen. Ini berarti akan terasa sangat besar manfaatnya apabila kita
mampu mengendalikan impedansi transmisi yang bersifat induktif pada kondisi stabil
(steady state impendance). Hal ini dapat ditempuh dengan cara penambahan
kapasitor dan induktor secara seri. Penghubungan kapasitor secara seri akan
berakibat pengurangan impedansi pada transmisi sedangkan penghubungan
induktor secara seri akan berarti penaikan impedansi pada transmisi yang sama.
Studi kasus pemasangan TCSC yang telah dilaksanakan oleh Electric Power
Research Institute (EPRI) pada satu jaringan transmisi menunjukkan bahwa TCSC
berhasil meningkatkan kuantitas aliran daya (dalam MW) sebanyak 30% dengan
sekaligus menjaga stabilitas sistim jaringan transmisi tersebut.

Gambar 1.6. Thyristor Controlled Series Capacitor (TCSC)


3. TCPR (Thyristor Controlled Phasa Angle Regulator)
TCPR kependekan dari Thyristor Controlled Phase angle Regulator.
Fungsi dari alat ini tidak lain adalah sebagai pengendali selisih sudut fasa pada
voltase dari kedua ujung jaringan transmisi yang sama. Fungsi tersebut
dimungkinkan dengan cara penyuntikan voltase secara seri pada jaringan
transmisi listrik.
Penambahan sudut fasa a pada voltase transmisi V dicapai dengan cara
menambahkan voltase Vq yang tegak lurus terhadap V. Voltase Vq sendiri
dihasilkan dari voltase sekunder dari transformer yang dihubungkan ke dua fasa
dari sistim transmisi tiga fasa ini.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.7. Thyristor Controlled Phase angle Regulator


4. UPFC (Unified Power Flow Controller)
UPFC yang mana perancangannya berbasis inverter dengan
menggunakan thyristor. Sebagaimana diilustrasikan pada gambar 6, pada UPFC,
vektor voltase Vpq yang dihasilkan oleh inverter disuntikkan secara seri ke
jaringan transmisi. Voltase searah (dc) yang digunakan inverter ini didapatkan
dari hasil penyearah (rectification) voltase dari transmisi yang sama. UPFC
merupakan alat kendali daya aktif dan daya reaktif secara terpisah pada trasmisi
listrik dan dapat dipasang pada ujung pengirim maupun penerima daya. Lebih
penting lagi, UPFC juga merupakan alat pengendali daya yang sangat fleksibel
karena dapat menggunakan salah satu ataupun kombinasi parameter dasar dari
sistim aliran daya yaitu voltase transmisi, impedansi transmisi, dan selisih sudut
fasa transmisi. Hal ini merupakan suatu keuntungan karena dengan
pemasangan satu UPFC yang dapat mengendalikan ketiga parameter tersebut,
maka tidak hanya sistim jaringan transmisi akan menjadi lebih baik, tetapi juga
akan menjadi lebih murah dan mudah dalam pemeliharaan dan
pengoperasiannya. Dengan kata lain, pemasangan satu UPFC akan sama
halnya dengan pemasangan alat TCSC, STATCON dan TCPR secara
bersamaan.

Gambar 1.8. Unified Power Flow Controller

4.11. Bagian-bagian SVC


a) Thyristor Valve Tower
Thyristor valve tower adalah bagain dari TCR yang berfungsi untuk mengatur
sudut penyulutan ketika tegangan dari transmisinya berada pada besaran kontrolnya.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.9. Thyristor Valve Tower

b) Reaktor
Reaktor dapat merupakan peralatan utama atau berupa peralatan yang
terintegrasi pada suatu sistem distribusi maupun transmisi. Reaktor merupakan
peralatan utama jika pemasangannya tidak menjadi bagian dari paralatan
lainnya, misalnya reaktor pembatas arus (current liminting reactors), reaktor
paralel (shunt reactor/steady-state reactive compensation) dll. Reaktor
merupakan peralatan terintegrasi jika reaktor tersebut merupakan bagian dari
suatu peralatan dengan unjuk kerja tertentu, misalnya reaktor surja hubung
kapasitor paralel (shunt-capacitor-switching reactor), reaktor peluah kapasitor
(capacitor discharge reactor), reaktor penyaring (filter reactor) dan lain-lain.
Aplikasi pemasangan reaktor dalam sistem tenaga listrik pada prinsipnya
untuk membentuk suatu reaktansi induktif dengan tujuan tertentu. Beberapa
tujuan tersebut diantaranya adalah membatasi arus gangguan (fault-current
limiting), membatasi arus magnetisasi (inrush-current limiting) pada motor dan
kapasitor, menyaring harmonisa (harmonic filtering), mengkompensasi VAR (var
compensation), mengurangi arus ripple (reduction of ripple currents), mencegah
masuknya daya pembawa signal (blocking of power-line carrier), pentanahan titik
netral (neutral grounding reactor), peredam surja transient (damping of switching
transient), pengurang flicker (flicker reduction) pada aplikasi tanur listrik, circuit
detuning, penyeimbang beban (load balancing) dan power conditioning. Untuk
mempermudah identifikasi, pada umumnya penamaan reaktor disesuaikan
dengan tujuan pemasangannya atau lokasi dimana peralatan tersebut terpasang.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Gambar 1.10. Reaktor


c) Kapasitor
Bank kapasitor (capacitor banks) adalah peralatan yang digunakan untuk
memperbaiki kualitas pasokan energi listrik antara lain memperbaiki mutu
tegangan di sisi beban, memperbaiki faktor daya (cos φ) dan mengurangi rugi-rugi
transmisi. Kekurangan dari pemakaian bank kapasitor adalah menimbulkan
harmonisa pada proses switching dan memerlukan desain khusus PMT atau
switching controller.

Gambar 1.11. Kapasitor


d) Cooling System
Cooling system dibutuhkan untuk memindah panas dari thyristor dan
resistor pada rangkaian RC. Setiap thyristor mempunyai drop tegangan, oleh
karena itu diperlukan pendingin untuk menghilangkan panas dalam jumlah besar.
95% panas yang dihasilkan dihilangkan oleh cooling system, sisanya 5%
menyebar ke udara.
Proses kerja cooling system yaitu air yang dingin dipompa menuju valve
tower ketika terjadi panas tinggi. Dari valve tower, air panas mengalir ke dry type
heat exchanger yang dipasang pada bagian atas container. Di heat exchanger,
air akan menjadi dingin karena dikipas. Setelah keluar dari heat exchanger air
yang telah dingin tadi kembali ke pompa dan proses tersebut akan terjadi lagi.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Cooling system membutuhkan pemeliharaan regular untuk menjaga agar


tidak terjadi masalah. Seminggu sekali visual dan audible inspection harus
dilakukan (dengan menggunakan lembar pemeliharaan). Harus diperiksa telah
terjadi kebocoran atau tidak (air pada lantai) pada cooling system tersebut. Level
air pada pemuaian tank harus dikontrol.

Gmabar 1.12. Cooling System

4.12. Pedoman pemeliharaan SVC


A. In Service Inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian
peralatan terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan
atau merusak sebagian/keseluruhan peralatan.
Cooling System
Adapun bagian yang dilakukan pemeriksaan adalah :
Pada Cooling System
1. Mencatat nilai temperatur pada indikator meter input thyristor.
2. Mencatat nilai conductivity 1 pada indikator meter.
3. Mencatat nilai conductivity 2 pada indikator meter.
4. Memeriksa level tanki consevator.
5. Mencatat nilai Pressure.
6. Mencatat nilai flow water.
7. Mencatat temperatur output thyristor.
8. Mencatat status motor pompa.
9. Memeriksa kebocoran instalasi existing.
Demin Unit
1. Mencatat nilai conductivity.
2. Mencatat nilai record demint/deionising eneble/make up (haur).
3. Memeriksa kebocoran instalasi air pendingin.

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

B. In Service Measurement

In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian yang dilakukan


pada saat peralatan sedang dalam keadaan bertegangan / beroperasi.

Thermovisi
Metode thermography pada SVC bertujuan untuk memantau kondisi SVC saat
beroperasi. Pola temperatur akan terlihat pada bagian-bagian SVC yang di monitor. Dari
pola temperatur tersebut, akan dilihat bagian mana pada sub sistem SVC tersebut yang
mengalami overheat atau penyimpangan lainnya. Dari hasil tersebut akan dievaluasi
kembali apa permasalahan yang terjadi pada bagian tersebut, sehingga kerusakan yang
fatal dapat dihindarkan.
Adapun bagian sub sistem SVC tersebut adalah :
 Reaktor
 Kapasitor
 Thyristor valve tower
 Cooling system
 Klem-klem pada setiap bagian yang ada.

C. Shutdown Testing / Measurement /Treatment


Shutdown testing / measurement adalah pekerjaan pengujian yang dilakukan
pada saat peralatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini dilakukan pada saat
pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi ketidaknormalan.

D. Shutdown Treatment
Cooling System
 Pompa air
- Memeriksa kondisi bearing pompa
- Memeriksa terminal kabel motor pompa kencangkan / perbaiki sambungan jika
terindikasi lost kontak
- Mengecat ulang body pompa jika terindikasi berkarat
- Memeriksa kekuatan ikatan baut dudukan pompa
 Instalasi Air Pendingin
- Memeriksa kondisi sambungan-sambungan antar pipa, perbaiki jika terindikasi
rembes
- Memeriksa kondisi pipa air, cat ulang jika terindikasi berkarat
 Filter Air
- Memeriksa kondisi filter air, bersihkan dari polutan yang menyumbat atau ganti
jika rusak
 Resin
- Memeriksa kualitas air pendingin jika konduktivitynya cenderung naik dan
nilainya > 5 μS/cm, ganti dengan resin baru yang sesuai
 Eksternal Heat Exchanger
- Memeriksa instalasi kabel sumber daya listrik untuk motor fan, perbaiki
sambungan kabel jika terindikasi lost kontak
- Memeriksa kondisi exhost fan, ganti bearing jika terindikasi aus pada bearing
- Mengecat ulang body fan dan ruang heat exchanger jika terindikasi berkarat
 Instrumen Meter Tekanan, Meter aliran dan meter konduktiviti dan meter
temperature
- Memeriksa kabel wiring meter-meter instrumen apakah terindikasi longgar/lost
kontak

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Thyristor Valve Tower


 Almari Panel TCR
- Membersihkan ruangan panel bagian luar/dalam
- Memeriksa panel bagian atas, lapisi waterproofing jika terindikasi bocor
 Isolator Support perangkat Thyristor antar phasa dan ke
body
- Membersihkan permukaan insulator terhadap polutan
- Merekondisi kualitas permukaan insulator jika terindikasi flex/cuil
- Membersihkan rangka besi penyangga Thyristor terhadap polutan, mengecat
ulang jika terindikasi berkarat dan memeriksa kekencangan baut
 Kabel dan Terminal Kabel
- Periksa kekencangan sambungan kabel apakah terindikasi kendor/lost kontak

Berbagi Dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai