Anda di halaman 1dari 9

Pemeliharaan Motor

1. Mechanical Test
 Cek komponen Roll Bearing.
Bearing merupakan komponen motor induksi yang membantu rotor agar dapat bergerak
secara bebas. Hampir sekitar 41%-44% kerusakan motor disebabkan oleh kerusakan bearing.
Kerusakan bearing dapat menyebabkan terjadinya vibrasi, noise (bising), peningkatan suhu
kerja, dan timbulnya bunga api yang dapat menyebabkan kerusakan pada bagian motor
induksi yang lain.
Konstruksi bearing pada umumnya terdiri dari 4 bagian penting, yang terdiri dari outer race,
inner race, ball, dan cage. Setiap bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing untuk
membantu rotor agar dapat berputar secara bebas. Kerusakan bearing disebabkan oleh:
i) Adanya retakan kecil karena motor induksi bekerja di bawah kondisi normal
ii) Kontaminasi dan korosi yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang buruk dan
penempatan motor induksi yang kurang baik
iii) Kesalahan instalasi
iv) Minyak isolasi habis

Kerusakan yang terjadi pada bearing dapat menyebabkan motor induksi mengalami gerakan
secara radial. Hal ini menyebabkan kerapatan fluks pada air-gap menjadi tidak simetri dan
mempengaruhi induktansi di stator sehingga arus stator motor induksi mengandung
harmonisa dengan frekuensi kerusakan yang dapat diprediksi dengan persamaan:

 Cek komponen isolasi di winding, dengan cara menyemprotkan insulator ke windingnya


 Cek komponen rotor
 Cek komponen lainnya

2. Insulation Resistance Test (IR Test)

Insulation resistance test bertujuan untuk mengetahui nilai tahanan isolasi dari belitan stator
untuk mengetahui arus bocor atau ada isolasi yang rusak. Pengujian ini dilakukan pada ujung –
ujung belitan stator antara phasa to phasa atau phasa to ground. Pengujian ini menggunkan alat
ukur insulation resistance meter atau biasa disebut Megger (Mega Ohm Meter).

Rangkaian diinject tegangan 1000 volt, lalu akan dilihat besar hambatannya berapa. Kalo di
rangkaian gaada arus bocor, maka hambatannya tak terhingga. Tahanan isolasi minimum = 1
megaohm + 1.

Indeks yang biasa digunakan dalam menunjukan pembacaan megger dikenal sebagai
polarization index (PI) yang diperoleh dengan pengukuran yang berkelanjutan untuk periode
waktu yang lebih lama. Periode waktu yang dianjurkan oleh IEEE dalam melakukan pengujian
Polarization index adalah 10 menit.
Proteksi Motor
1. Proteksi Elektrik
 Overload Relay (105%-120%, sesuai dengan safety factornya berapa); Inverse Time
 Long-Start Relay (>250%, sesuai range Locked Rotor Current); Definite Time
 Short Circuit Relay (>600%, diatas range LRC); Instantenous time
 Ground Fault Relay
 Unbalance Relay

2. Proteksi Mekanik
Tujuannya yaitu mengecek temperature rise dan temperature ambient pada motor.
Temperature ambient yaitu temperatur udara disekeliling motor atau dapat dikatakan sebagai
suhu ruangan. Penjumlahan dari temperature rise dan temperature ambient adalah panas
keseluruhan panas pada motor. Kelas isolasi temperature pada motor induksi dijelaskan oleh
tabel berikut:

Berdasarkan penelitian NEMA usia dari isolasi winding akan berkurang setengahnya setiap
kenaikan 10 derajat celcius dari kondisi normal kerja motor. Akan tetapi jika motor harus
beroperasi 40 derajat di atas temperature normal maka umur isolasinya menjadi 1/16 dari umur
normal yang diperkirakan. Oleh sebab itu motor- motor listrik yang digunakan pada dunia
industri menggunakan alat proteksi untuk mengatasi panas lebih pada motor seperti thermal
overload relay. Sehingga apabila terjadi overheating pada motor relai akan segera bekerja
sehinngga dapat meminimalkan kerusakan pada isolasi motor. Berikut ini adalah metode dalam
menentukan temperatur motor induksi yaitu:
 Menggunakkan Thermometer Infrared
Metode ini adalah penentuan suhu dengan sensor suhu, atau dengan thermometer
infrared, dengan metode ini instrumen diterapkan pada bagian terpanas dari mesin yang
dapat diakses
 Mengunakan Embedded Detector
Motor yang menggunakan embedded detector pada lilitannya dapat dimonitor langsung
output yang dideteksi pada peralatan,output temperatur yang ditunjukkan adalah
temperatur terpanas dimana lokasi sensor diletakkan. Perbedaan antara embedded
detector dengan thermometer infrared yaitu embedded detector tertanam di lilitan
stator motor sedangkan thermometer infrared dapat diletakkan dimana saja bagian
motor yang paling panas yang mudah diakses
 Mengukur tahanan lilitan rotor
Metode ini digunakan untuk motor yang tidak memiliki embedded detector seperti
Resistance Temperature Detector (RTD) pada Winding stator dan Thermocouple pada
Bearing. Kelebihan metode ini yaitu dapat dilakukan tanpa harus membongkar kerangka
motor. Penentuan temperature dengan metode ini yaitu dengan membandingkan
tahanan lilitan motor pada temperatur yang ingin ditentukan (pada saat motor panas)
dengan tahanan yang sudah diketahui temperaturnya (temperature ambient).

Bagian-Bagian Sistem Proteksi


1. Current Transformer (CT)
CT dibagi menjadi 2:
 CT Pengukuran
Fungsinya untuk metering (pengukuran) yang memiliki ketelitian tinggi pada daerah
kerja 5%-120% dari arus nominalnya tergantung dari kelasnya, dan tingkat kejenuhan
yang relatif rendah dibandingkan trafo arus untuk proteksi. Digunakan untuk mengukur
besaran pada Amperemeter, Watt-meter, VARh-meter, dan cosφmeter.
Tingkat tegangan jenuh atau saturasi yang rendah menjadi syarat utama kehandalan
dari trafo arus untuk keperluan pengukuran. Dengan rendahnya nilai tegangan jenuh
atau saturasi, maka trafo arus akan mampu memberikan tingkat keselamatan tinggi
yang lebih baik kepada rangkaian atau komponen yang dihubungkan dengan terminal
sekunder dari trafo tersebut, misalnya watt meter atau ampere meter. Tingkat
tegangan jenuh atau saturasi dapat diketahui dari parameter faktor keamanan atau
safety factor (FS).
Komponenya terdiri dari: Kumparan primer, kumparan sekunder, Transduser (input: 0-5
A AC, output: 4-20 mA DC), jarum penunjuk alat ukur.
Transduser fungsinya mengkonversi suatu energi ke energi lainnya dengan
mentransformasikan sinyal input dari kumparan sekunder CT menjadi sebuah sinyal
output yang dapat dibaca oleh alat ukur.
 Kelas 0.1 –> biasa digunakan untuk keperluan laboratori atau penelitian yang
membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
 Kelas 0.2 dan 0.5 –> biasa digunakan untuk keperluan meter pelanggan atau billing.
 Kelas 1 dan 3 –> biasa digunakan untuk keperluan industri.

 CT Proteksi
Hal yang paling membedakan antara trafo arus untuk pengukuran dan untuk proteksi
adalah pada karakteristik kurva magnetisasinya. Trafo arus untuk proteksi (protection
current transformer) harus memiliki kerapatan medan magnetik B yang lebih besar
dibandingkan dengan trafo arus untuk pengukuran (measurement/metering current
transformer). Semakin besar kerapatan medan magnetiknya, maka tegangan jenuh atau
saturasinya semakin tinggi. seperti ditunjukan pada gambar1 dibawah ini.
Kurva BH

Dari gambar1 diatas terlihat bahwa nilai kerapatan medan magnetik (Magnetik Field
Density) B trafo arus untuk proteksi (protection current transformer) jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan kerapatan medan magnetik untuk trafo arus untuk pengukuran
(measurement/metering current transformer). Semakin besar nilai kerapatan medan
magnetiknya, maka tegangan jenuh atau saturasinya lebih tinggi.

2. Circuit Breaker
Jenis-jenis CB:
 CB yang berfungsi untuk memadamkan arc atau busur api (Air Circuit Breaker)
 CB yang berfungsi menghindari terjadinya busur api (Oil Circuit Breaker, Vaccuum
Circuir Breaker, SF6 Circuit Breaker, Mini Circuit Breaker)

 MCB (Miniatur Circuit Breaker)


MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis
(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk
pengaman hubung singkat.
 MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua
fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi
pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat
dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan
pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Digunakan pada skala industri

 ACB (Air Circuit Breaker)


ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api
berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara
pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat
proses switching maupun gangguan.

 OCB (Oil Circuit Breaker)


Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam
busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka
minyak yang dekat busur api akan berubah menjadi uap minyak, dan busur api akan
dikelilingi oleh gelembung-gelembung uap minyak dan gas. Gas yang terbentuk tersebut
mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga
baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.

 VCB (Vacuum Circuit Breaker)


Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan busur api, pada
saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api
terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas. Salah satu tipe dari circuit breaker adalah
recloser. Recloser hampa udara dibuat untuk memutuskan dan menyambung kembali arus
bolak-balik pada rangkaian secara otomatis. Pada saat melakukan pengesetan besaran
waktu sebelumnya atau pada saat recloser dalam keadaan terputus yang kesekian kalinya,
maka recloser akan terkunci (lock out), sehingga recloser harus dikembalikan pada posisi
semula secara manual.

 SF6CB (Sulfur Circuit Breaker)


SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam
busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat mema-
damkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6
ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan
akhirnya padam. Rating tegangan CB adalah antara 3.6 KV – 760 KV.

Parameter-Parameter yang diamati saat mengecek kinerja CB:


 Kecepatan open dan close
 Tahanan kontak
 Tingkat keserentakan dalam beroperasi

Rangkaian Motor 3 Fasa dengan Kontaktor dan Thermal Overload


 Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan.
Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan
pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus dan memutuskan arus
dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan
tidak terjadi. Sebuah kontaktor kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus searah
(arus DC) atau arus bolak-balik (arus AC).

Kontaktor magnet pada motor 3 fasa berfungsi sebagai penghubung/ kontak dengan kapasitas
yang besar dengan menggunakan daya minimal. Sebuah Kontaktor Magnet Terdiri Dari:

1) Kumparan / Koil.
Kumparan / Koil Adalah lilitan yang apabila dialiri arus atau tegangan maka akan terjadi
magnetisasi yang akan menarik kontak - kontaknya sehingga Input & Output Pada
kontak NO akan terhubung, dan sebaliknya untuk kontak NC akan terputus atau Tidak
Terhubung.
Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85 % dari tegangan kerja,
bila tegangan turun kontaktor akan bergetar. Apabila pada kumparan kontaktor diberi
tegangan terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan spesifikasi, maka akan menyebabkan
berkurangnya umur kumparan kontaktor. Tetapi bila tegangan yang diberikan terlalu
rendah, maka tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang yang
dapat menimbulkan bunga api pada permukaannya, serta dapat merusak kontak-
kontaknya.
2) Beberapa Kontak NO
Normally Open, Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik,
kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung
3) Beberapa Kontak NC
Normally Close. Kebalikan dari NO

Kontak Pada Kontaktor Magnet Terdiri Dari:


 Kontak Utama (Digunakan Untuk Rangkaian Daya)
 Kontak Bantu (Digunakan Untuk Rangkaian Pengontrol / Pengunci)
Pengunci pada rangkaian digunakan untuk penahan kontaktor agar dapat
bekerja secara kontiunitas
Agar penggunaan kontaktor dapat disesuaikan dengan beban yang akan dikontrol, maka
pada setiap kontaktor selalu dilengkapi dengan plat nama yang berisikan data-data
mengenai:
1. Perusahaan Pembuat Kontaktor.
2. Nomor Seri Pembuatan.
3. Tegangan Nominal Beban.
4. Tegangan Kerja Kontaktor.
5. Kemampuan Arus Yang Dapat DiAlirkan.
6. Kelas Operasi.

4) Push Button
Tombol ini banyak digunakan pada panael kendali, tombol ini digunakan sebagai kontak
ON dan OFF, tombol ini memiliki 2 kontak , yaitu kontak pertama NC (normaly Close) dan
kontak kedua NO (normaly Open) . Pada saat tombol belum di tekan kontak pertama
dalam kondisi NC (normaly Close) dan kontak kedua dalam kondisi NO (normaly Open)
dan pada saat di tekan kondisi kontak pertama NO (normaly Open) dan kontak kedua NC
(normaly Close).

5) Thermal Overload
Fungsi dari Over load relay adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Overload
relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang
mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya
pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti.
Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri
atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua
phasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan
untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil.
Kontruksi Overload relay apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari
nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan membawa
slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian bawah tertarik ke
kiri dan kontak akan lepas. Selama bimetal trip itu masih panas, maka dibagian bawah
akan tetap terbawa ke kiri, sehingga kontak ± kontaknya belum dapat dikembalikan ke
kondisi semula walaupun reset buttonnya ditekan, apabila bimetal sudah dingin barulah
kontaknya dapat kembali lurus dan kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan
menekan reset button.

Anda mungkin juga menyukai