Anda di halaman 1dari 12

ALARM ANTI MALING MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA

1.1 Tujuan

a. Memahami dan mengetahui komponen – komponen yang digunakan


untuk membuat alarm anti maling menggunakan sensor cahaya.

b. Memahami cara kerja komponen yang dgunakan

c. Belajar merangkai rangkaian komponen

1.2 Manfaat

a. Kita dapat mengenal komponen-komponen yang digunakan dalam


sebuah projek ini.

b. Dapat merangkai komponen dengan benar sesuai dengan keinginan apa


yang kita buat.

1.3 Alat dan Bahan

Alat :

- Bor PCB

- Multimeter

- Solder listrik

- Penyedot timah/tenol

Bahan :

- Papan PCB

- Resistor :

- * R1 : Potensi 250 kΩ

- * R2 : 4 kΩ

- * R3 : 1 kΩ

- * R4 : 2,2 kΩ
- * R5 : 1 kΩ

- Potensiometer

- Kapasitor 220 µF / 16 VDC

- Transistor BC 178

- SCR FIR 3D

- LDR ORP 12

- Buzzer 6 VDC

- Saklar

- Baterai 6 VDC

- Timah / Tenol

1.4 Dasar Teori

a. Pengertian Resistor

Resistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat membatasi aliran


arus listrik. Hampir semua proyek elektronika menggunakan komponen
yang satu ini. Resistor atau tahanan mungkin lebih banyak digunakan dari
pada komponen-komponen lain. Resistor bekerja berdasarkan sifat
resistansi suatu bahan yang dapat menghantarkan listrik

Gambar 1.1 resistor

b. Pengertian Potensiometer
Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang
digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer
berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya
digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali
suara pada penguat.

Gambar 1.2 Potensiometer

c. Pengertian Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk


menyimpan muatan listrik, dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor
yang dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di
sebut keping. Kapasitor atau disebut juga kondensator adalah alat
(komponen) listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
menyimpan muatan listrik untuk sementara waktu. Pada prinsipnya sebuah
kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh
bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering disebut bahan (zat)
dielektrik.

Kegunaan kapasitor dalam berbagai rangkaian listrik adalah:


a. Mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung
kumparan, bila tiba-tiba arus listrik diputuskan dan dinyalakan
b. Menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala
elektronik
c. Memilih panjang gelombang pada radio penerima
d. Sebagai filter dalam catu daya (power supply)
Gambar 1.3 Kapasitor

d. Pengertian Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,


pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.

Cara kerja transistor


Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan
field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk
membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan
ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur
aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis
pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam
FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar
dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan
dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat
artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Gambar 1.4 Transistor

e. Pengertian SCR

Silicon Controlled Rectifier atau disingkat SCR adalah suatu jenis dioda
yang dapat menjadi konduktor atau penghantar apabila diberikan arus
pemicu atau arus kemudi. SCR biasa disebut juga dengan istilah thyristor.

Pada SCR, arus pemicu cukup diberikan sekejap saja dan SCR akan terus
bersifat menghantar listrik, berbeda dengan transistor yang harus diberikan
arus pemicu secara terus-menerus pada basisnya

Gambar 1.5 SCR.

f. Pengertian LDR

LDR (Light Dependent Resistor) adalah Resistor yang memiliki sifat bilah
terkena cahaya nilai resistansinya akan berubah. Semakin terang cahaya
yang nenyinarinya maka akan semakin kecil nilai resistansinya, dan bila
cahaya semakin gelap maka resistansinya semakin besar.

Photo Resistor/LDR banyak dipakai sebagai alat kontrol elektronik yang


berkaitan dengan menggunakan efek cahaya.

Gambar 1.6 LDR

g. Pengertian Buzzer

Buzzer adalah perangkat elektronika yang terbuat dari elemen


piezoceramics pada suatu diafragma yang mengubah getaran/vibrasi
menjadi gelombang suara. Buzzer menggunakan resonansi untuk
memperkuat intensitas suara.

Buzzer atau beeper memiliki 2 tipe :

- Resonator sederhana yang disuplai sumber AC.


- Melibatkan transistor sebagai micro-oscillator yang membutuhkan
sumber DC

Gambar 1.7 Buzzer


h. Pengertian Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik,
arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter
secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa
digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter
dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan
O(ohm).

Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan


multimeter digital.
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari,
seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan
jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya
dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah
akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian
tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Gambar 1.8 multimeter analog


Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran
yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.
Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak
juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai
multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang
bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.

Gambar 1.9 Multimeter digital

i. Pengertian Alarm
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau
pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan
sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau
kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada
peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini
digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai
adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya
berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.

1.5 Gambar Rangkaian


Gambar 1.10 Rangkaian Alarm Anti Maling dengan Sensor Cahaya

1.6 Cara Kerja Rangkaian


Rangkaian alarm ini sangat cocok dipakai untuk mengusir tamu tak
diundang atau pencuri. Sebagai komponen utama adalah sebuah sensor
yaitu berupa komponen LDR (Light Different Resistance) yang dipasang
pada tempat tersembunyi namun mendapat cahaya lampu penerangan yang
ada.
Rangkaian alarm ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari
LDR terpotong/terhalang oleh orang atau sebuah gerakan yang lewat
sensor tersebut.
Telah kita ketahui bahwa komponen-komponen elektronika yang
dibutuhkan untuk merangkai alarm diatas mempunyai cara kerja sendiri-
sendiri yaitu:
- Resistor berfungsi sebagai tahanan listrik yang mempunyai besar
tahanan sesuai dengan warna-warna yang ditunjukkan pada
transistor.
- Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor
yang digunakan dalam rangkaian alarm ini adalah kapasitor
elektrolisis jenis elektrolisis aluminium. Kapasitor jenis ini memiliki
terminal positif dan terminal negatif. Kedua terminal ini harus
disambungkan dengan polaritas yang benar.
- Transistor berfungsi untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor
dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt
lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal
basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya.
- SCR fungsinya hampir sama dengan Transistor yaitu untuk
mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling
negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan
terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V
daripada terminal emitor lainnya.
- LDR (Light Dependent Resistor) yang terdiri dari sebuah piringan
bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada
permukaannya. Di bawah cahaya yang cukup terang, banyak
elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor
sehingga nilai tahanan listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila
dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya
mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil
sehingga nilai tahanan bahan sangat tinggi sehingga alarm dapat
bekerja.
- Buzzer (speaker) berfungsi sebagai penghasil suara alarm.
- Saklar SPDT (Single-Pole, Double-Throw) berfungsi untuk
menyambung dan memutuskan arus listrik yang mengalir pada
alarm.
- Baterai berfungsi sebagai sumber daya pada alarm.
Apabila saklar pertama dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm
yang pertama yaitu yang diletakkan pada pintu rumah. Sehingga apabila
ada seorang maling yang masuk kedalam rumah melalui pintu, maka
cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terpotong dan alarm akan
berbunyi.

Jika saklar kedua dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang
kedua yang diletakkan pada ruangan atau bagian dalam rumah. Dimana
cara kerja rangakaian alarm yang kedua, apabila ada orang yang bergerak
didalam ruangan tersebut, maka akan mengakibatkan cahaya yang
menyinari sensor (LDR) akan terhalang dan alarm akan berbunyi.
Sedangkan apabila kedua saklar dihidupkan, maka alarm yang bekerja
adalah kedua-duanya, sehingga apabila ada seorang pencuri yang masuk
melalui pintu maupun terdapat gerakan didalam ruangan rumah maka
alarm akan berbunyi, dan sebaliknya apabila kedua saklar alarm dimatikan
maka tidak ada alarm yang bekerja.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian alarm anti
maling tersebut dapat berbunyi ketika sensor (LDR) dalam keadaan gelap
atau tidak mendapat cahaya lampu, karena jika sensor (LDR) dalam
keadaan gelap mempunyai tahanan yang lebih tinggi daripada sensor
(LDR) dalam keadaan yang tersinari cahaya, sehingga alarm dapat bekerja
atau berbunyi..

LAPORAN PROJECT ALARM ANTI MALING


MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA

DASAR ELEKTRONIKA
OLEH :

Putu Surya Hendrayana (0719451001)

Kadek Agus Ariyadi (0719451003)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NON REGULER

UNIVERSITAS UDAYANA

2011

Anda mungkin juga menyukai