Halaman Cover
Daftar Isi .............................................................................................................1
Daftar Gambar.......................................................................................................2
Daftar Tabel...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transmisi...........................................................................4
2.2 Mode Transmisi...................................................................................4
2.3 Synchronous Transmission..................................................................6
2.4 Prinsip Kerja Synchronous Transfer Mode..........................................7
2.5 Teknik Switching pada Synchronous Transfer Mode..........................11
2.6 Model transmisi serial synchronous....................................................13
2.7 Aplikasi Synchronous Transfer Mode..................................................14
2.8 Perbedaan STM dengan ATM.............................................................14
2.8 Kelebihan dan kekurangan Synchronous Transfer Mode....................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
DAFTAR GAMBAR
Synchronous Transfer Mode
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perbedaan STM dengan ATM ................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Synchronous Transfer Mode
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transmisi
Synchronous Transfer Mode
Serial transmission
Transmisi secara serial, masing-masing bit dari suatu karakter dikirimkan secara
berurutan, yaitu bit per bit, penerima kemudian merakit kembali arus beberapa bit yang
datang kembali menjadi karakter.
panjang frame sebagai bagian dari kontrol informasi; receiver menunggu karakter SYN,
menentukan panjang frame, membaca tanda sejumlah karakter dan kemudian menunggu
karakter SYN berikutnya untuk memulai frame berikutnya.
1000 karakter blok data, masing masing frame berisikan 48 bit tambahan dan 1000 x 8
= 8000 bit data, sedangkan persentase kelebihannya hanya 48/8048 x 100% = 0,6%.
Dalam proses pentransmisiannya Synchronous transmission menggunakan
metode Time Division Multiplexing (TDM) dimana Multiplexing dengan cara tiap
pelanggan menggunakan saluran secara bergantian. Teknik ini dinamakan Time Division
Multiplexing (TDM). Tiap pelanggan diberi jatah waktu (time slot) tertentu sedemikian
rupa sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim melalui satu saluran secara
bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa mereka sebenarnya bergantian
menggunakan saluran. Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond. berapapun
jumlah pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan
mendapatkan giliran setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat.
Sistem multiplexing seperti ini hanya digunakan pada situasi dimana tramsfer data
membutuhkan timing yang tepat seperti voice dan circuit emulation services. Pada situasi
seperti ini kedua alat pengguna harus mengirim dan menerima data pada interval waktu
yang konsatan, sehingga kedua alat menggunakan clock rate yang hampir sama.
Pada sistem ini proses sinkronisasi data tidak dilakukan pada tiap karakter
tapi untuk 1 blok karakter (biasanya terdiri atas 256 karakter). Karakter data
dibundel dalam tiap blok data yang mempunyai panjang tertentu (frame data).
Sinkronisasi waktu diatur dengan clock atau karakter syn (contoh : penggunaan
SOH, STX, ETX, EOT)
SOH (Start of Heading)
Digunakan untuk menunjukkan bagian awal heading, yang berisikan alamat atau arah
informasi
STX (Start of Text)
Digunakan untuk menunjukkan awal teks serta menunjukkan bagian akhir heading.
ETX (End of Text)
Dipergunakan untuk mengakhiri teks yang dimulai dengan STX
EOT (End of Transmission)
Menunjukkan selesainya transmisi.
SYN (Synchronous)
Dipergunakan oleh sistem transmisi synchronous untuk mencapai sinkronisasi. Bila
tidak ada data yang dikirim, maka sistem transmisi synchonous akan terus menerus
mengirimkan karakter SYN.
11
dan 5 byte header. Suatu kanal dalam ATM diidentifikasikan dengan label yang tertulis di
header. Dalam system ATM protokolnya cukup sederhana sehingga dapat diproses
dengan hardware berkecepatan tinggi.
Packet switching adalah metode komunikasi jaringan digital yang ditransmisikan
kelompok semua data terlepas dari konten, tipe struktur, atau menjadi blok-blok
berukuran yang sesuai, yang disebut paket . Fitur-fitur switching paket pengiriman
variabel-bit-rate data stream (urutan paket) melalui jaringan bersama. Ketika melintasi
adapter jaringan, switch, router dan lainnya node jaringan , paket buffer dan antri,
mengakibatkan keterlambatan variabel dan throughput yang tergantung pada beban lalu
lintas dalam jaringan.
12
Perbandingan kapasitas
Jarak batasan
Lebih pendek
Lebih jauh
Metode sinkronisasi
Clock speed
Perbandingan kecepatan
Lebih efisien
Lebih lambat
Biaya
13
Rugi-rugi bandwidth
5% melebihi kapasitas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Synchronous Transfer Mode (STM) merupakan salah satu contoh mode transmisi serial
yang didasarkan terhadap pewaktuan dalam mengirimkan sinyal. Pewaktuan ini diatur
oleh suatu denyut listrik secara periodik yang disebut dengan clock.
b. Clock yang digunakan pada STM harus sama (sinkron), sehingga proses transmisi (serah
terima informasi) dapat berlangsung dengan baik.
c. Terdapat level lain dari sinkronisasi agar penerima dapat menentukan awal akhir dari
setiap blok data. Tiap blok dimulai dengan suatu pola preamble bit dan diakhiri dengan
pola postamble bit disebut dengan pola control informasi.
d. Deteksi error pada STM dapat dilakukan dengan menggunakan parity bit dan Cyclic
Redundancy Check (CRC).
e. Multiplexing yang digunakan adalah Time Division Multiplexing (TDM).
f. Jenis switching yang digunakan adalah packet-switching.
g. STM merupakan dasar perkembangan dari ATM, dikarenakan STM tidak cukup efisien
untuk menangani berbagai macam jenis layanan dengan rentang bit rate yang tinggi dan
sistem berbasis packet mode kurang cocok untuk menangani service dengan bit rate yang
tinggi. Maka dikembangkanlah sistem berbasis asynchronous transfer mode (ATM) untuk
sistem transmisi dengan kecepatan tinggi yang efisien.
14
Synchronous Transfer Mode
DAFTAR PUSTAKA
15