Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Halaman Cover
Daftar Isi .............................................................................................................1
Daftar Gambar.......................................................................................................2
Daftar Tabel...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transmisi...........................................................................4
2.2 Mode Transmisi...................................................................................4
2.3 Synchronous Transmission..................................................................6
2.4 Prinsip Kerja Synchronous Transfer Mode..........................................7
2.5 Teknik Switching pada Synchronous Transfer Mode..........................11
2.6 Model transmisi serial synchronous....................................................13
2.7 Aplikasi Synchronous Transfer Mode..................................................14
2.8 Perbedaan STM dengan ATM.............................................................14
2.8 Kelebihan dan kekurangan Synchronous Transfer Mode....................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

DAFTAR GAMBAR
Synchronous Transfer Mode

Gambar 1 : Parallel transmission..........................................................................4


Gambar 2 : Serial transmission.............................................................................5
Gambar 3 : Proses pengiriman data Asynchronous Transfer Mode.......................6
Gambar 4 : Proses pengiriman data Synchronous Transfer Mode.........................6
Gambar 5 : Perbedaan proses transmisi data Asynchronous dan Synchronous.....7
Gambar 6 : Susunan bit pada transmisi synchronous............................................7
Gambar 7 : Frame Character-oriented..................................................................8
Gambar 8 : Frame Bit-oriented..............................................................................8
Gambar 9 : Proses TDM (data)..............................................................................9
Gambar 10 : Proses TDM (biner)..........................................................................10
Gambar 11 : Packet Switching...............................................................................11
Gambar 12 : Transfer Mode pada Transmisi Sinyal Digital..................................12
Gambar 13 : Arsitektur jaringan SDH...................................................................13

DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perbedaan STM dengan ATM ................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
Synchronous Transfer Mode

1.1 Latar Belakang


Di dalam lingkup dunia pengiriman atau pentransmisian data ini ada banyak metodemetode dengan berbagai cara salah satunya adalah Synchronous transmission yang
merupakan proses di mana data ditransfer dalam interval reguler yang dihitung oleh sinyal
clocking yang maksudnya adalah memungkinkan user untuk mentransmisikan data secaca
konstan dan dapat diandalkan untuk data sensitif terhadap waktu, seperti real-time video atau
suara.
Synchronous transmission ini dikenal juga dengan istilah Synchronous Transfer Mode
(STM). Proses pengirim dan penerima diatur sedemikian rupa agar memiliki pengaturan yang
sama, sehingga dapat dikirimkan dan diterima dengan baik antar alat tersebut. Umumnya
pengaturan ini didasarkan terhadap pewaktuan dalam mengirimkan sinyal. Pewaktuan ini
diatur oleh suatu denyut listrik secara periodik yang disebut dengan clock atau timer.
Asal kata dari synchronous sendiri adalah istilah yang digunakan pada bidang
komunikasi atau sistem operasi untuk suatu kejadian yang terjadi pada waktu bersamaan
dengan rate yang sama, dan kejadian ini terjadi berkelanjutan dan dapat diprediksi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penjelasan dari proses transmisi dan apa saja macam mode transmisi?
2. Apa yang dimaksud Synchronous Transfer Mode (STM)?
3. Bagaimana prinsip kerja Synchronous Transfer Mode (STM)?
4. Apa jenis multiplexing yang digunakan pada Synchronous Transfer Mode (STM)?
5. Apa jenis switching yang digunakan pada Synchronous Transfer Mode (STM)?
6. Apa saja aplikasi Synchronous Transfer Mode (STM)?
7. Bagaimana perbedaan Synchronous Transfer Mode (STM) dengan Asynchronous
Transfer Mode (ATM)?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penjelasan dari proses transmisi dan macam mode transmisi.
2. Mengetahui penjelasan Synchronous Transfer Mode (STM).
3. Mengetahui prinsip kerja Synchronous Transfer Mode (STM).
4. Mengetahui jenis multiplexing yang digunakan pada Synchronous Transfer Mode (STM).
5. Mengetahui jenis switching yang digunakan pada Synchronous Transfer Mode (STM).
6. Mengetahui aplikasi Synchronous Transfer Mode (STM).
7. Mengetahui perbedaan Synchronous Transfer Mode (STM) dengan Asynchronous
Transfer Mode (ATM).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transmisi
Synchronous Transfer Mode

Transmisi Adalah pergerakan informasi melalui sebuah media telekomunikasi. Transmisi


memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim informasi, serta
memastikan bahwa informasi sampai secara akurat dan dapat diandalkan. Transmisi
merupakan bagaimana suatu data dapat dikirimkan dari suatu alat dan diterima oleh alat
lain. Transmisi ini merupakan salah satu konsep penting dalam sistem komputer sehingga
suatu perangkat bisa berkomunikasi dengan perangkat lainnya. Misalnya dari perangkat
input ke pemroses, pemroses ke storage, pemroses ke media output, atau bahkan dari suatu
sistem komputer ke sistem komputer lainnya
2.2 Mode Transmisi
Dua mode transmisi ini, yaitu:
Parallel transmission
Transmisi paralel, semua bit dari karakter yang diwakili oleh suatu kode,
ditransmisikan secara serentak satu karakter setiap saat. Data dikirimkan terus menerus
melalui jalur-jalur yang disediakan tersebut hingga semua data dapat terkirimkan.

Gambar 1 : Parallel transmission

Serial transmission
Transmisi secara serial, masing-masing bit dari suatu karakter dikirimkan secara
berurutan, yaitu bit per bit, penerima kemudian merakit kembali arus beberapa bit yang
datang kembali menjadi karakter.

Synchronous Transfer Mode

Gambar 2 : Serial transmission


Pada serial transmission terdapat dua mode, yaitu:
a. Synchronous transmission
Synchronous transmission ini dikenal juga dengan istilah Synchronous
Transfer Mode (STM). Proses pengirim dan penerima diatur sedemikian rupa agar
memiliki pengaturan yang sama, sehingga dapat dikirimkan dan diterima dengan baik
antar alat tersebut. Umumnya pengaturan ini didasarkan terhadap pewaktuan dalam
mengirimkan sinyal. Pewaktuan ini diatur oleh suatu denyut listrik secara periodik
yang disebut dengan clock atau timer.
Clock merupakan suatu yang sangat penting dalam setiap aspek pada
komunikasi dengan menggunakan sistem komputer, baik itu pada komputer itu
sendiri maupun dengan bagian luar yang terhubung dengan komputer untuk
pemrosesan data.
Pada metode ini, clock antar pengirim dan penerima harus benar-benar sama
dan akurat. Clock yang ada pada pengirim akan memberitahu kepada clock yang ada
pada penerima kapan proses serah terima dilakukan. Dengan adanya keakuratan clock
ini, clock yang ada pada pengirim dan clock yang ada pada pada penerima akan
melakukan proses secara bersamaan.
b. Asynchronous transmission
Asynchronous transmission ini sering juga diisitilahkan dengan Asynchronous
Transfer Mode (ATM). Mode ini paling sering digunakan untuk mengirimkan dan
menerima data antar dua alat. Pada mode ini berarti clock yang digunakan oleh kedua
alat, tidak bekerja selaras satu dengan lainnya. Dengan demikian, data harus berisikan
informasi tambahan yang mengijinkan kedua alat menyetujui kapan pengiriman data
dilakukan. Dengan demikian, proses transfer dapat dilakukan dengan waktu yang
berbeda-beda.
Data disalurkan melalui media transmisi, media transmisi ini merupakan jalur
dimana data akan dilewatkan. Kita bisa menganggap media transmisi ini sebagai
sebuah pipa dimana pada pipa tersebut akan dilewatkan data-datanya.
Synchronous Transfer Mode

Gambar 3 : Proses pengiriman data Asynchronous Transfer Mode


2.3 Synchronous Transmission
Synchronous transmission ini dikenal juga dengan istilah Synchronous Transfer Mode
(STM). Proses pengirim dan penerima diatur sedemikian rupa agar memiliki pengaturan
yang sama, sehingga dapat dikirimkan dan diterima dengan baik antar alat tersebut.
Umumnya pengaturan ini didasarkan terhadap pewaktuan dalam mengirimkan sinyal.
Pewaktuan ini diatur oleh suatu denyut listrik secara periodik yang disebut dengan clock
atau timer.
Pada metode ini, clock antar pengirim dan penerima harus benar-benar sama dan
akurat. Clock yang ada pada penerima akan memberitahu kepada clock yang ada pada
penerima kapan proses serah terima dilakukan. Dengan adanya keakuratan clock ini, clock
yang ada pada pengirim dan clock yang ada pada pada penerima akan melakukan proses
secara bersamaan.
Asal kata dari Synchronous sendiri adalah istilah yang digunakan pada bidang
komunikasi atau sistem operasi untuk suatu kejadian yang terjadi pada waktu bersamaan
dengan rate yang sama, dan kejadian ini terjadi berkelanjutan dan dapat diprediksi.

Gambar 4 : Proses pengiriman data Synchronous Transfer Mode


2.4 Prinsip Kerja Syncronous Transfer Mode
Pengaturan clock merupakan suatu yang sangat penting dalam setiap aspek pada
komunikasi dengan menggunakan sistem komputer, baik itu pada komputer itu sendiri
maupun dengan bagian luar yang terhubung dengan computer untuk pemrosesan data.
Pada metode ini, clock antar pengirim dan penerima harus benar-benar sama dan
akurat. Clock yang ada pada penerima akan memberitahu kepada clock yang ada pada
penerima kapan proses serah terima dilakukan. Dengan adanya keakuratan clock ini, clock
yang ada pada pengirim dan clock yang ada pada pada penerima akan melakukan proses
secara bersamaan.
6
Synchronous Transfer Mode

Gambar 5 : Perbedaan proses transmisi data Asynchronous dan Synchronous


Dengan transmisi synchronous, ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar
receiver dapat menentukan awal dan akhir dari suatu blok data. Untuk itu, tiap blok dimulai
dengan suatu pola preamble bit dan diakhiri dengan pola postamble bit. olapola ini adalah
kontrol informasi.

Gambar 6 : Susunan bit pada transmisi synchronous


Frame adalah data plus kontrol informasi. Format yang tepat dari frame tergantung dari
metode transmisinya, yaitu :
a. Transmisi character-oriented
Blok data diperlakukan sebagai rangkaian karakter-karakter (biasanya 8 bit
karakter). Semua kontrol informasi dalam bentuk karakter. Frame dimulai dengan 1 atau
lebih karakter synchronisasi yang disebut SYN, yaitu pola bit khusus yang memberi
sinyal ke receiver bahwa ini adalah awal dari suatu blok. Sedangkan untuk postamble-nya
juga dipakai karakter khusus yang lain. Jadi receiver diberitahu bahwa suatu blok data
sedang masuk, oleh karakter SYN, dan menerima data tersebut sampai terlihat karakter
postamble. Kemudian menunggu pola SYN yang berikutnya. Alternatif lain yaitu dengan
7
Synchronous Transfer Mode

panjang frame sebagai bagian dari kontrol informasi; receiver menunggu karakter SYN,
menentukan panjang frame, membaca tanda sejumlah karakter dan kemudian menunggu
karakter SYN berikutnya untuk memulai frame berikutnya.

Gambar 7 : Frame Character-oriented


b. Transmisi bit-oriented
Blok data diperlakukan sebagai serangkaian bit-bit. Kontrol informasi dalam
bentuk 8 bit karakter. Pada transmisi ini, preamble bit yang panjangnya 8 bit dan
dinyatakan sebagai suatu flag sedangkan postamble-nya memakai flag yang sama pula.
Receiver mencari pola flag terhadap sinyal start dari frame. Yang diikuti oleh sejumlah
kontrol field. Kemudian sejumlah data field, kontrol field dan akhirnya flag-nya diulangi.
Perbedaan dari kedua metode diatas terletak pada format detilnya dan kontrol
informasinya.

Gambar 8 : Frame Bit-oriented

Gambar diatas menunjukkan, menurut istilah umum bentuk frame khusus


untuk transmisi synchronous. Biasanya, frame diawali suatu preamble yang disebut flag,
yang panjangnya delapan bit. Flag yang sama digunakan dalam postamble. Receifer
mencari pola flag untuk menandai permulaan frame. Ini diikuti dengan beberapa bit bit
kontrol, kemudian bit bit data (panjangnya variabel untuk sebagian besar besar
protokol), bit bit kontrol lagi, dan terakhir flag diulang lagi.
Untuk blok data yang cukup besar, transmisi synchronous jauh lebih efisien
dibanding transmisi asynchronous. Transmisi asynchronous memerlukan tambahan 20
persen atau bahkan lebih informasi kontrol, preamble, dan postamble. Dalam transmisi
synchronous biasanya kurang dari 100 bit. Sebagai contoh, salah satu dari skema yang
paling umum, HDLC, memuat 48 bit kontrol, preamble, dan postamble. Sehingga, untuk
Synchronous Transfer Mode

1000 karakter blok data, masing masing frame berisikan 48 bit tambahan dan 1000 x 8
= 8000 bit data, sedangkan persentase kelebihannya hanya 48/8048 x 100% = 0,6%.
Dalam proses pentransmisiannya Synchronous transmission menggunakan
metode Time Division Multiplexing (TDM) dimana Multiplexing dengan cara tiap
pelanggan menggunakan saluran secara bergantian. Teknik ini dinamakan Time Division
Multiplexing (TDM). Tiap pelanggan diberi jatah waktu (time slot) tertentu sedemikian
rupa sehingga semua informasi percakapan bisa dikirim melalui satu saluran secara
bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan bahwa mereka sebenarnya bergantian
menggunakan saluran. Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond. berapapun
jumlah pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan
mendapatkan giliran setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat.

Gambar 9 : Proses TDM (data)

Gambar 10 : Proses TDM (biner)

Synchronous Transfer Mode

Sistem multiplexing seperti ini hanya digunakan pada situasi dimana tramsfer data
membutuhkan timing yang tepat seperti voice dan circuit emulation services. Pada situasi
seperti ini kedua alat pengguna harus mengirim dan menerima data pada interval waktu
yang konsatan, sehingga kedua alat menggunakan clock rate yang hampir sama.
Pada sistem ini proses sinkronisasi data tidak dilakukan pada tiap karakter
tapi untuk 1 blok karakter (biasanya terdiri atas 256 karakter). Karakter data
dibundel dalam tiap blok data yang mempunyai panjang tertentu (frame data).
Sinkronisasi waktu diatur dengan clock atau karakter syn (contoh : penggunaan
SOH, STX, ETX, EOT)
SOH (Start of Heading)
Digunakan untuk menunjukkan bagian awal heading, yang berisikan alamat atau arah
informasi
STX (Start of Text)
Digunakan untuk menunjukkan awal teks serta menunjukkan bagian akhir heading.
ETX (End of Text)
Dipergunakan untuk mengakhiri teks yang dimulai dengan STX
EOT (End of Transmission)
Menunjukkan selesainya transmisi.
SYN (Synchronous)
Dipergunakan oleh sistem transmisi synchronous untuk mencapai sinkronisasi. Bila
tidak ada data yang dikirim, maka sistem transmisi synchonous akan terus menerus
mengirimkan karakter SYN.

2.5 Teknik Switching pada Synchronous transmission


STM umumnya dipakai dalam aplikasi circuit-mode switching dan time division
multiplexing. Unit fundamental pada switching berbasis STM adalah time slot. Informasi
untuk suatu kanal tertentu di dekomposisi menjadi time slot-time slot yang diletakkan dalam
suatu posisi tertentu dalam suatu frame. Laju bit rate untuk suatu layanan berbasis STM
umumnya merupakan multiplikasi dari 64 kbit/s. Suatu kanal dalam STM diidentifikasi
berdasarkan posisi time slotnya.
Dalam hal ini pada saat tidak ada informasi yang dikirimkan dalam suatu kanal, maka
time slot yang dialokasikan untuk kanal tersebut tidak dapat digunakan untuk kanal yang
lain dengan demikian sistem berbasis STM umumnya dinilai kurang efisien.
Packet mode umumnya dipakai dalam aplikasi packet-mode swithcing. Informasi
didekomposisi menjadi packet yang terdiri atas sebuah header dan sebuah information field.
Suatu kanal dalam packet mode diidentifikasi dengan label yang tertulis pada header.
Panjang dari suatu packet adalah variabel dan suatu packet di-generate secara asinkron pada
saat informasi dikirimkan. Hal ini memungkinkan packet mode untuk digunakan pada
layanan dengan bit rate berapapun dan cukup efisien. Hanya saja dalam sistem berbasis
10
Synchronous Transfer Mode

packet mode protokolnya cukup kompleks dan diproses dengan menggunakan


software.Akibatnya packet mode cukup sulit untuk diterapkan pada penggunaan bit rate
yang tinggi.

Gambar 11 : Packet Switching

Gambar 12 : Transfer Mode pada Transmisi Sinyal Digital


Diantara kedua jenis transfer mode diatas, STM adalah merupakan solusi yang
terbaik untuk layanan-layanan dengan fixed-rate. Pada layanan telekomunikasi masa
depan yang berbasis pita lebar, berbagai macam jenis layanan dengan rentang bit rate
yang rendah dan tinggi harus ditransmisikan secara efisien. Sistem berbasis STM tidak
cukup efisien untuk menanganinya, sedangkan sistem berbasis packet mode kurang cocok
untuk menangani service dengan bit rate yang tinggi. Maka dikembangkanlah sistem
berbasis asynchronous transfer mode (ATM) untuk sistem transmisi dengan kecepatan
tinggi yang efisien. Informasi dalam sistem ATM didekomposisi menjadi ATM cell yang
terdiri dari sebuah header dan sebuah information field. Panjang dari suatu ATM cell
adalah tetap sedangkan jumlah cell adalah variabel sehingga transmisi untuk layanan
dengan berbagai macam bit rate dapat dilakukan secara efisien. Panjang satu ATM cell
ditetapkan oleh ITU-T sebesar 53 byte (8 bit per byte) yang terdiri dari 48 byte payload
Synchronous Transfer Mode

11

dan 5 byte header. Suatu kanal dalam ATM diidentifikasikan dengan label yang tertulis di
header. Dalam system ATM protokolnya cukup sederhana sehingga dapat diproses
dengan hardware berkecepatan tinggi.
Packet switching adalah metode komunikasi jaringan digital yang ditransmisikan
kelompok semua data terlepas dari konten, tipe struktur, atau menjadi blok-blok
berukuran yang sesuai, yang disebut paket . Fitur-fitur switching paket pengiriman
variabel-bit-rate data stream (urutan paket) melalui jaringan bersama. Ketika melintasi
adapter jaringan, switch, router dan lainnya node jaringan , paket buffer dan antri,
mengakibatkan keterlambatan variabel dan throughput yang tergantung pada beban lalu
lintas dalam jaringan.

2.6 Model transmisi serial synchronous


Merupakan salah satu aplikasi model transmisi serial synchronous adalah
Synchronous Digital Hierarchy (SDH) yakni hirarki pemultiplekan yang berbasispada
transmisi sinkron yang telah ditetapkan oleh CCITT (ITU-T). Dalam duniatelekomunikasi,
rentetan pemultiplekan sinyal-sinyal dalam transmisimenimbulkan masalah dalam hal
pencabangan dan penyisipan (drop and insert ) yang tidak mudah serta keterbatasan untuk
memonitor dan mengendalikan jaringan transmisinya.Sebelum kemunculan SDH, standar
transmisi yang ada dikenal dengan PDH(Plesiochronous Digital Hierarchi ) yang sudah
lama ditetapkan oleh CCITT.Suatu jaringan plesiochronous tidak menyinkronkan jaringan
tetapi hanyamenggunakan pulsa-pulsa detak (clock ) yang sangat akurat di seluruh
simpulpenyakelarnya (switching node ) sehingga laju slip di antara berbagai simpultersebut
cukup kecil dan masih bisa diterima (misalnya plus/minus 50 bit atau5x10-5 untuk
jaringan/kanal 2,048 atau 1,544 Mbps). SDH memiliki duakeuntungan pokok : fleksibilitas
yang demikian tinggi dalam hal konfigurasi-konfigurasi kanal pada simpul-simpul jaringan
dan meningkatkan kemampuan-kemampuan manajemen jaringan baik untuk payload trafic nya maupun elemen-elemen jaringan. Secara bersama-sama, kondisi ini akan
memungkinkan jaringannya untuk dikembangkan dari struktur transport yang bersifat pasif
pada PDH ke dalam jaringan lain yang secara aktif mentransportasikan dan mengatur
informasi.

Synchronous Transfer Mode

12

Gambar 13 : Arsitektur jaringan SDH

2.7 Aplikasi Synchronous transmission


Pengambilan gambar (photo) melalui webcam notebook
Pada saat terjadi proses input gambar, terjadi proses wait loop sampai gambar tersebut
terbentuk dan user tidak dapat melakukan pengambilan gambar selanjutnya sebelum
proses pertama selesai.
2.8 Perbedaan Synchronous Transfer Mode (STM) dengan Asynchronous Transfer Mode
(ATM)
Characteristics

Synchronous Transfer Mode

Asynchronous Transfer Mode

Perbandingan kapasitas

Data mentransmisikan block


(sekumpulan karakter) secara
bersamaan

Data mentransmisikan 1 karakter pada


satu waktu

Jarak batasan

Lebih pendek

Lebih jauh

Metode sinkronisasi

Clock speed

Start and stop bit

Perbandingan kecepatan

Lebih efisien

Lebih lambat

Biaya

Lebih besar karena biaya


mekanisme

Sederhana dan murah

Synchronous Transfer Mode

13

Rugi-rugi bandwidth

5% melebihi kapasitas

20% hingga 30% melebihi kapasitas

Tabel 1 : Perbedaan STM dengan ATM


2.9 Kelebihan dan Kekurangan Synchronous transmission
Efisien dalam ukuran blok data , transmisi asynchronous memerlukan 20% atau lebih
tambahan ukuran.
Kontrol informasi kurang dari 100 bit.
Kapasitas saluran komunikasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Ada kemungkinan dari beberapa terminal dilakukan transmisi data menuju satu titik yang
sama
Kapasitas pengiriman data sangat terbatas karena hanya terdapat satu lintasan data,
sehingga hanya satu pasang komputer yang dapat saling bekomunikasi pada saat yang
sama.
Jarak pengiriman sinyal listriknya terbatas.
Untuk area yang luas diperlukan biaya instalasi yang banyak.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Synchronous Transfer Mode (STM) merupakan salah satu contoh mode transmisi serial
yang didasarkan terhadap pewaktuan dalam mengirimkan sinyal. Pewaktuan ini diatur
oleh suatu denyut listrik secara periodik yang disebut dengan clock.
b. Clock yang digunakan pada STM harus sama (sinkron), sehingga proses transmisi (serah
terima informasi) dapat berlangsung dengan baik.
c. Terdapat level lain dari sinkronisasi agar penerima dapat menentukan awal akhir dari
setiap blok data. Tiap blok dimulai dengan suatu pola preamble bit dan diakhiri dengan
pola postamble bit disebut dengan pola control informasi.
d. Deteksi error pada STM dapat dilakukan dengan menggunakan parity bit dan Cyclic
Redundancy Check (CRC).
e. Multiplexing yang digunakan adalah Time Division Multiplexing (TDM).
f. Jenis switching yang digunakan adalah packet-switching.
g. STM merupakan dasar perkembangan dari ATM, dikarenakan STM tidak cukup efisien
untuk menangani berbagai macam jenis layanan dengan rentang bit rate yang tinggi dan
sistem berbasis packet mode kurang cocok untuk menangani service dengan bit rate yang
tinggi. Maka dikembangkanlah sistem berbasis asynchronous transfer mode (ATM) untuk
sistem transmisi dengan kecepatan tinggi yang efisien.
14
Synchronous Transfer Mode

DAFTAR PUSTAKA

Putu Rusdi Ariawan. 2010. TRANSMISI SYNCHRONOUS DAN ASYNCHRONOUS.


Universitas Udayana, Bali.
Presentation by Zafar Ayub: DATA COMMUNICATION AND NETWORK (CHAPTER 1).
Source: http://www.slideshare.net/zafar_ayub/data-communication-and-network-11903853
Presentation by Yunifa Miftachul Arif S.ST., M.T: SERIAL COMMUNICATION II.
https://donizakaria.wordpress.com/2012/12/20/teknik-komunikasi-data-digitalasynchronous-dan-synchronous/

Synchronous Transfer Mode

15

Anda mungkin juga menyukai