Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Asynchronous Transfer Mode (ATM)

Disusun
Oleh

Kelompok III

Nurmadinah ; D0221039
Wahdaniyah ; D0221038
Emiliana K Maran ; D0221535
Murvaena ; D0221391
Taufik Subki ;
Pahri ;

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Makalah ini bertujuan untuk menyajikan gambaran menyeluruh tentang
Asynchronous Transfer Mode (ATM), termasuk prinsip dasar, keunggulan, dan
aplikasinya dalam berbagai bidang. Kami akan menjelaskan konsep-konsep
penting yang terkait dengan ATM, seperti penggunaan unit sel untuk mentransfer
data, mekanisme pengalihan dan multiplexing, serta kemampuan ATM dalam
menyediakan Quality of Service (QoS) yang tinggi.
Makalah ini juga akan membahas perkembangan sejarah ATM, dari awal
pengembangannya hingga penggunaannya dalam jaringan telekomunikasi dan
komunikasi data. Kami akan menyoroti kelebihan dan kelemahan ATM serta
perbandingannya dengan teknologi jaringan lainnya yang sedang digunakan saat
ini. Selain itu, kami juga akan membahas tren terkini dalam pengembangan ATM
dan peran yang diharapkan dimainkannya di masa depan.
Makalah ini ditujukan untuk para profesional, akademisi, dan mahasiswa
yang tertarik dengan jaringan komunikasi modern dan ingin memperdalam
pemahaman mereka tentang Asynchronous Transfer Mode (ATM). Kami
berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang berguna dan menjadi
referensi yang bermanfaat dalam studi dan penelitian terkait ATM.
Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi, termasuk penulis, peneliti, dan sumber daya lainnya yang telah
mendukung penyusunan makalah ini. Tanpa kerja sama mereka, makalah ini tidak
akan terwujud. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang berharga
dan mendorong perkembangan lebih lanjut dalam penggunaan Asynchronous
Transfer Mode (ATM).

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Manfaat......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
MODEL REFERENSI ATM...................................................................................3
A. Physical Layer...........................................................................................4
B. ATM Layer................................................................................................4
C. ATM Adaption Layer (AAL)....................................................................4
BAB III....................................................................................................................6
PENGATURAN TRAFFIC.....................................................................................6
A. Pengendalian Aliran (Flow Control).........................................................6
B. Penjadwalan (Scheduling).........................................................................6
C. Pengelompokan Lalu Lintas (Traffic Shaping).........................................7
D. Quality of Service (QoS)...........................................................................7
BAB IV....................................................................................................................8
ATSITEKTUR SWITCH.........................................................................................8
A. ATM Devices............................................................................................8
B. ATM Network Interfaces..........................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asynchronous Transfer Mode atau Mode Transfer Asinkron(disingkat ATM)
adalah nama sebuah jaringan khusus. ATM merupakan sebuah teknologi lapisan
2, yang dapat digunakan oleh siapa saja, namun sekaligus merupakan sebuah
jaringan publik sebagaimana halnya Internet, dengan sistem pengalamatan yang
dikelola secara rapi, sehingga setiap perangkat di dalam jaringan dapat memiliki
sebuah identitas yang unik
Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknologi switching dan
multiplexing, dimaksudkan untuk memindahkan berbagai jenis trafik (data, suara,
video, audio) dengan cepat dan efisien. Circuit switching umumnya mensyaratkan
bahwa paket di set ke posisi dalam frame berulang, misalnya sinkron dalam
waktu, langkah, sesuai dengan aplikasi dan/atau jam jaringan.
Transmisi Asynchronous memungkinkan sel-sel yang akan diposisikan di
mana saja dalam data stream. ATM saat ini memiliki kecepatan 155Mbps (OC-
3port), 622Mbps (OC-12port), 1,2 Gbps dan 2,5 Gbps. Token Ring dan
FDDI.ATM sangat fleksibel dan memungkinkan berbagai jenis media seperti
suara, video, file data transmisi dll, masing- masing dikelola oleh jaringan secara
berbeda video, misalnya bisa sangat rentan terhadap penurunan mendadak dalam
performa jaringan seperti kecepatan video yang bervariasisangat mengganggu.
ATM memungkinkan sirkuit dengan bandwidth terjamindan persyaratan yang
berbeda yang akan dibentuk secarabersamaanLayanan. Kualitas (QoS) dapat
diatur dan ditetapkan pada tahapkoneksimenggunakan parameter seperti delay,
jitter delay dan tingkat kesalahanberdasarkanaplikasi dan negara jaringan pada
saat koneksi. Dua prioritas untuk lalu lintas didefinisikan;prioritas tinggi dan
prioritas rendah. lalu lintas rendah akan diabaikan jika ada masalahkemacetan
saklar. ATM Meskipun bukan jenis jaringan broadcast, multicastdidukung
untukaplikasi seperti suara dan video conferencing.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Model Referensi Protokol ATM

1
b. Bagaimana Pengaturan Traffic ?
c. Bagaimana atsitektur Switch ?
C. Manfaat
d. Menjelaskan apa saja model Referensi Protokol ATM
a. Menjelaskan bagaimana cara pengaturan traffic
b. Menjelaskan tentang Atsitektur Switch

2
BAB II

MODEL REFERENSI ATM

Model referensi ATM memiliki tiga bidang (plane) yang dapat dilihat pada
Gambar 2.3. Tiap bidang (plane) memiliki fungsi berbeda-beda. Penejelasan
tentang masing-masing model dan fungsinya dijelaskan sebagai berikut :
1. User Plane : Bidang ini berkonsentrasi pada data yang berasal dari user.
Disisi pengirim, user plane mengubah paket informasi user menjadi
selsel dan mentransmisikannya melalui media fisik atau lapis fisik. Di
sisi penerima, user plane melakukan kebalikannya, mengubah sel-sel
menjadi paket informasi kembali.

2. Control plane : Control plane bertanggung jawab untuk membangun dan


memutuskan koneksi antara sumber dan tujuan. Saat control plane
membangun koneksi yang baru, control plane akan membuat mapping
(pemetaan) di antara input VPI/VCI dan output VPI/VCI.

3. Management plane: Management plane bertanggung jawab untuk


mengatur maasing-masing protokol pada ATM dan membuat koordinasi
antar lapisan. Bidang management plane dibagi menjadi dua, yaitu
bidang layer management dan bagian plane management. Layer
management bertanggung jawab untuk mengatur administrasi,
pemeliharaan dan konfigurasi di masing-masing lapis. Sedangkan plane
management bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi semua
plane pada protocol ATM.

Pada bagian user plane dan control plane memiliki empat layer (lapisan)
yaitu physical layer, ATM layer, ATM Adaption Layer (AAL) dan Higher Layer.
Hal ini hampir sama seperti tujuh layer Open Systems Interconnection (OSI),
hanya saja ATM hanya memiliki empat layer. Masing masing layer ini memiliki
fungsi yang berbeda-beda .

3
Gambar 2.3 Model Referensi ATM

A. Physical Layer
Physical Layer atau lapis fisik pada model referensi ATM memiliki empat
fungsi yaitu mengubah sel menjadi deretan bit, mengontrol transmisi dan
penerimaan bit-bit yang melalui media fisik, menentukan batas-batas sel dan
memaketkan sel-sel ke dalam jenis frame yang sesuai dengan media fisiknya.
B. ATM Layer
ATM layer atau lapisan ATM merupakan lapisan inti dari protocol ATM
dikarenakan semua fungsi-fungsi penting dilakukan pada lapisan ini. Salah satu
fungsi tersebut adalah lapis ini mengubah deretan sel yang berasal dari beberapa
pengguna ke dalam satu saluran saja .
ATM layer menerima 48 byte payload dari lapis di atasnya dan
menambahkan lima byte header sel sehingga sel berukuran 53 byte. ATM layer
juga memiliki fungsi untuk melakukan proses switching antar ATM .

C. ATM Adaption Layer (AAL)


ATM adaption layer (AAL) bertanggung jawab untuk menangani
berbagai jenis data yang berbeda dan memetakan kebutuhan dari aplikasi-aplikasi
terhadap layanan yang disediakan oleh lapis yang di bawahnya. Terdapat lima
jenis AAL, yaitu :
AAL 1 : ATM adapton layer 1 (AAL1) digunakan untuk aplikasi bit rate yang
konstan, dimana data dikirimkan dan ditransmisikan dengan rate yang
konstan. AAL1 memiliki pengiriman data dengan waktu yang sensitif.

4
AAL 2 : ATM adapton layer 1 (AAL2) berfungsi untuk menyediakan bandwith
yang efisien dengan laju transmisi yang rendah. AAL2 sama seperti
AAL1 memiliki pengiriman data dengan waktu yang sensitif.
AAL 3 / 4 : ATM adapton layer 3 / 4 (AAL 3/4) berbeda dengan AAL 1 dan
AAL2 yang sensifi pada waktu saat proses pengiriman. AAL 3
menyediakan layanan connection-oriented bahkan pada trafik padat.
Sedangkan AAL4 menyediakan layanan conncetionless untuk trafik yang
padat.
AAL5 : ATM adapton layer 5 memiliki kemampuan yang sama seperti AAL 3dan
AAL 4 namun kelebihannya adalah AAL 5 lebih efisien di bandingkan
dengan AAL 3 / 4.

5
BAB III

PENGATURAN TRAFFIC

Pengaturan lalu lintas (traffic management) dalam Asyncoronous Transfer


Mode (ATM) adalah serangkaian teknik dan mekanisme yang digunakan untuk
mengontrol, mengarahkan, dan memprioritaskan aliran data di dalam jaringan
ATM. Tujuan dari pengaturan lalu lintas dalam ATM adalah untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya jaringan, mencegah kemacetan atau
kelebihan lalu lintas, dan memberikan kualitas layanan yang diinginkan. Berikut
adalah penjelasan lebih rinci mengenai pengaturan lalu lintas (traffic
management) dalam Asyncoronous Transfer Mode (ATM):
A. Pengendalian Aliran (Flow Control)
Pengendalian aliran digunakan untuk mengatur aliran data dalam jaringan
ATM agar sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Tujuannya adalah
mencegah kelebihan lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan atau
kegagalan jaringan. Dalam ATM, terdapat dua jenis pengendalian aliran yang
umum digunakan:
a. Rate-based flow control: Dalam pengendalian aliran berbasis laju, laju
pengiriman paket diatur agar tidak melebihi kapasitas yang tersedia di
jaringan ATM. Mekanisme ini melibatkan penggunaan penandaan paket
(packet marking) untuk memberi tahu pengirim paket agar mengurangi
laju pengiriman jika kapasitas jaringan terlampaui.
b. Window-based flow control: Dalam pengendalian aliran berbasis window,
ukuran jendela (window size) diatur untuk mengontrol jumlah paket yang
dapat dikirimkan oleh pengirim sebelum menerima konfirmasi dari
penerima. Pengendalian aliran ini memastikan bahwa pengirim tidak
mengirimkan terlalu banyak paket sekaligus yang dapat menyebabkan
kemacetan di jaringan.
B. Penjadwalan (Scheduling)
Penjadwalan digunakan untuk mengatur prioritas dan urutan pengiriman
paket-paket data dalam jaringan ATM. Tujuannya adalah memberikan

6
preferensi kepada paket-paket yang memiliki persyaratan waktu respons yang
lebih rendah atau memerlukan kualitas layanan tertentu. Beberapa algoritma
penjadwalan yang umum digunakan dalam ATM adalah:
a. Round Robin: Mengalokasikan waktu secara bergantian kepada saluran
virtual atau saluran fisik yang aktif untuk mengirim paket.
b. Weighted Fair Queuing: Memberikan bobot prioritas yang berbeda pada
saluran virtual atau saluran fisik berdasarkan kebutuhan dan persyaratan
layanan masing-masing.
c. Priority Queuing: Memiliki beberapa tingkat prioritas yang dapat
diterapkan pada paket-paket berdasarkan kriteria tertentu, seperti jenis
layanan, pengguna, atau prioritas aplikasi.
C. Pengelompokan Lalu Lintas (Traffic Shaping)
Pengelompokan lalu lintas digunakan untuk membentuk pola aliran data
dengan mengatur kecepatan pengiriman paket. Hal ini membantu
menghindari fluktuasi ekstrim dan memastikan penggunaan sumber daya
jaringan yang efisien. Dalam ATM, pengelompokan lalu lintas melibatkan
teknik seperti penyesuaian laju (rate adjustment) dan buffering.

D. Quality of Service (QoS)


QoS dalam ATM berfokus pada pengaturan prioritas, alokasi sumber daya,
dan manajemen kualitas layanan. QoS memungkinkan pengaturan lalu lintas
yang lebih tepat berdasarkan persyaratan layanan yang berbeda. Dalam ATM,
QoS dapat didefinisikan menggunakan parameter seperti jaminan kecepatan
bit minimum (MCR), kecepatan

7
BAB IV

ATSITEKTUR SWITCH

A. ATM Devices
Arsitektur switch dalam Asyncoronous Transfer Mode (ATM) adalah
struktur dan komponen yang membentuk switch ATM, yang bertanggung jawab
untuk mengalihkan dan mengarahkan sel ATM antara perangkat pengirim dan
penerima di dalam jaringan ATM. Arsitektur switch ATM terdiri dari beberapa
elemen penting yang bekerja bersama untuk menyediakan transfer data yang cepat
dan efisien. ATM adalah teknologi sel switching dan multiplexing yang
menggabungkan kelebihan dari circuit switching yang memiliki kapasitas dan
delay transmisi konstan dengan packet switching yang memiliki fleksibilitas dan
efisiensi untuk lalu lintas yang berselang-seling.
Jaringan ATM terdiri dari ATM switch dan ATM endpoint. ATM Switch
bertanggung jawab untuk transit sel melalui jaringan ATM, atau dapat
didevinisikan bertugas menerima sel yang masuk dari ATM endpoint atau switch
ATM lain, kemudian membaca dan memperbarui informasi di dalam header sel
dan dengan cepat mengarahkan sel ke sebuah interface output ke arah tujuan.
ATM endpoint berisi ATM network interface adapter. Contoh dari ATM endpoint
adalah workstation, router, Digital Service Unit (DSU), LAN switch, dan Video
CODEC.

Gambar 5. ATM Switch.

Gambar berikut mengilustrasikan jaringan ATM yang terdiri dari ATM


switch dan ATM endpoint.

8
Gambar 6. ATM Device dan ATM endpaints

B. ATM Network Interfaces


Jaringan ATM terdiri dari set ATM switch yang dihubungkan dengan
interface Point-to-Point ATM link. ATM Switch mendukung dua jenis interface
yakni UNI (User to Network Interface) dan NNI (Network to Network Interface).
UNI menghubungkan end system (seperti host dan router) ke ATM switch
sedangkan NNI menghubungkan dua ATM switch.
Tergantung pada apakah sebuah switch terletak di tempat pelanggan atau
ditempat umum dan dioperasikan oleh perusahaan telepon, UNI dan NNI dapat
dibagi lagi menjadi public dan private. UNI private menghubungkan ATM
endpoint dan ATM switch private. NNI private menghubungkan dua switch ATM
private di dalam organisasi yang sama sedangkan NNI public menghubungkan
dua ATM switch dalam organisasi publik yang sama.
Disamping itu terdapat spesifikasi tambahan yakni Broadband InterCarrier
Interface (B-ICI), dimana B-ICI dapat menghubungkan dua switch public dari
penyedia layanan yang berbeda. Gambar berikut mengilustrasikan spesifikasi
inteface ATM untuk jaringan public dan private.

Gambar 7. Spesifikasi Inteface ATM

9
Berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai arsitektur switch dalam
Asyncoronous Transfer Mode (ATM):
1. Input Port: Setiap switch ATM memiliki beberapa input port yang
berfungsi sebagai antarmuka untuk menerima sel ATM dari perangkat
pengirim. Setiap input port terhubung dengan jalur transmisi yang
membawa sel ATM ke switch. Input port melakukan fungsi pemrosesan
awal, seperti pengenalan sel ATM, pemeriksaan kesalahan, dan
pemrosesan header sel.
2. Switch Fabric: Switch fabric merupakan inti dari switch ATM. Ini adalah
komponen yang mengatur pengalihan sel ATM dari input port ke output
port yang tepat. Ada beberapa teknologi yang digunakan dalam switch
fabric, seperti crossbar switch, shared memory, atau bus switching.
Switch fabric harus dapat mengalihkan sel ATM dengan cepat dan
efisien, mempertahankan urutan pengiriman yang benar, dan
menghindari kemacetan lalu lintas.
3. Output Port: Setiap switch ATM memiliki beberapa output port yang
berfungsi sebagai antarmuka untuk mengirim sel ATM ke perangkat
penerima. Setiap output port terhubung dengan jalur transmisi yang
membawa sel ATM ke tujuan akhir. Output port melakukan fungsi
pemrosesan sel selanjutnya, seperti penghapusan header dan pengiriman
sel ke perangkat penerima.
4. Buffer: Buffer digunakan untuk menyimpan sementara sel ATM saat
melewati switch. Setiap input port dan output port dilengkapi dengan
buffer yang memungkinkan penahanan sementara sel ATM saat
menunggu pengiriman ke output port yang sesuai. Buffer sangat penting
untuk mengelola lalu lintas yang datang dengan kecepatan yang berbeda
di input port dan output port, serta untuk menghindari kelebihan lalu
lintas yang dapat menyebabkan penurunan kinerja atau kehilangan sel
ATM.

10
5. Control Processor: Control processor adalah unit pemrosesan yang
bertanggung jawab untuk mengendalikan operasi switch ATM. Ini
melibatkan pengaturan pengalihan, penjadwalan, pengelolaan lalu lintas,
dan pengaturan kualitas layanan dalam switch ATM. Control processor
juga mengelola tabel pengalamatan, melakukan pemantauan lalu lintas,
dan mengkoordinasikan operasi antara input port, switch fabric, dan
output port. Tugas control processor juga meliputi pemrosesan sel ATM
yang ditujukan untuk pengaturan dan kontrol jaringan, seperti pengalihan
sambungan dan manajemen aliran.
6. Interkoneksi: Switch ATM dapat terhubung dengan switch lainnya dalam
jaringan ATM melalui interkoneksi. Interkoneksi memungkinkan
pertukaran sel ATM antara switch-switch yang berbeda, membentuk
jaringan ATM yang lebih besar. Koneksi antar switch biasanya
menggunakan jalur transmisi yang lebih cepat, seperti serat optik, untuk
mendukung throughput yang tinggi dan transfer data yang cepat antara
switch ATM. Dengan kombinasi dari komponen-komponen tersebut,
arsitektur switch ATM memungkinkan pengalihan sel ATM dengan
cepat, penanganan lalu lintas yang efisien, dan pengaturan lalu lintas
yang fleksibel. Arsitektur switch ini dirancang untuk mendukung layanan
jaringan.
7. Quality of Service (QoS): Switch ATM memungkinkan pengaturan
kualitas layanan yang berbeda untuk berbagai jenis lalu lintas. Ini
dilakukan melalui pengaturan parameter QoS, seperti kecepatan bit
minimum (MCR), kecepatan bit puncak (PCR), jaminan latensi, dan
prioritas pengiriman. Dengan pengaturan QoS yang tepat, switch ATM
dapat memberikan preferensi pada aplikasi atau layanan yang
membutuhkan kinerja tinggi atau memiliki persyaratan waktu respons
yang ketat.
8. Penjadwalan (Scheduling): Switch ATM menggunakan algoritma
penjadwalan untuk mengatur urutan pengiriman sel ATM melalui output
port. Algoritma penjadwalan yang efektif mempertimbangkan prioritas
sel ATM, kebutuhan bandwidth, dan persyaratan layanan yang berbeda.

11
Beberapa algoritma penjadwalan yang digunakan dalam switch ATM
meliputi Round Robin, Weighted Fair Queuing, dan Priority Queuing.
9. Pengendalian Aliran (Flow Control): Switch ATM melakukan
pengendalian aliran untuk mencegah terjadinya kelebihan lalu lintas yang
dapat menyebabkan kemacetan di jaringan. Ini melibatkan penggunaan
teknik seperti rate-based flow control, di mana laju pengiriman paket
dikontrol agar sesuai dengan kapasitas jaringan yang tersedia. Selain itu,
switch ATM juga dapat menggunakan teknik window-based flow control
untuk mengontrol jumlah paket yang dikirimkan sebelum menerima
konfirmasi dari penerima.
10. Pengelompokan Lalu Lintas (Traffic Shaping): Pengelompokan lalu
lintas dalam switch ATM memastikan bahwa lalu lintas data diatur
dengan baik dan mematuhi persyaratan kualitas layanan yang ditetapkan.
Teknik pengelompokan lalu lintas, seperti pengaturan laju (rate
adjustment) dan buffering, digunakan untuk mengontrol kecepatan
pengiriman paket dan mencegah fluktuasi ekstrim dalam lalu lintas.

Dengan kombinasi dari komponen-komponen dan aspek-aspek ini, arsitektur


switch ATM menyediakan infrastruktur yang kuat dan efisien untuk mentransfer
data melalui jaringan ATM. Hal ini memungkinkan pengiriman data yang cepat,
pengaturan lalu lintas yang optimal, dan penyediaan layanan berkualitas dalam
jaringan ATM.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/38035732-Atm-asynchronous-transfer-mode.html
file:///C:/Users/A/Downloads/adoc.pub_asynchronous-transfer-mode.pdf
https://adrianzivanugraha.wordpress.com/2014/11/22/asynchronous-transfer-
modeatm/
https://chat.openai.com/?model=text-davinci-002-render-sha

13

Anda mungkin juga menyukai