Anda di halaman 1dari 35

TUGAS MANDIRI

PEMBAHASAN
ASYNCHRONUS TRANSFER, FRAME RELAY,
KONSEP KOMUNIKASI TELEPON,
DAN
KEAMANAN KOMUNIKASI DATA

Mata Kuliah :
Komunikasi Data

Nama Mahasiswa : Jefri


NPM

: 130210366

Kode Kelas

: 132-IF120-N1

Dosen

: Abdul Muis

UNIVERSITAS PUTERA BATAM


2014

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan tugas mandiri mata kuliah Komunikasi Data. Peyusun menyadari
bahwa laporan tugas mandiri ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
kritik dan saran akan senantiasa penyusun terima dengan senang hati.
Dengan segala keterbatasan, peyusun menyadari pula bahwa
laporan tugas mandiri ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Abdul Muis selaku dosen mata kuliah Komunikasi Data pada


Program Studi Teknik Informatika Universitas Putera Batam.
2. Dosen dan Staff Universitas Putera Batam.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan selalu mencurahkan


hidayah serta taufikNya, Amin.

Batam, 15 Mei 2013

Jefri

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
1.2. RUMUSAN MASALAH .................................................................... 2
1.3. TUJUAN .......................................................................................... 2
1.4. MANFAAT ....................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 3
2.1. ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE .......................................... 3
2.1.1. PENGERTIAN ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE ........... 3
2.1.2. KONSEP DASAR ATM ............................................................. 4
2.1.3. CARA KERJA ATM ................................................................... 5
2.1.4. KARAKTERISTIK ATM ............................................................. 5
2.1.5. PROSES KERJA ATM PROTOKOL LAYER ............................ 6
2.2. FRAME RELAY ............................................................................... 6
2.3. KONSEP KOMUNIKASI TELEPON ................................................ 7
2.4. KEAMANAN KOMUNIKASI DATA .................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 10
3.1. ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE ........................................ 10
3.1.1. LAPISAN ATM ........................................................................ 10
3.1.2. ATM ADAPTION LAYER (AAL) .............................................. 11
3.1.3. ATM SIGNALING.................................................................... 17
3.2. FRAME RELAY ............................................................................. 17
3.2.1. CARA KERJA FRAME RELAY ............................................... 17

iii

3.2.2. X.25 VERSUS FRAME RELAY .............................................. 19


3.2.3. DATA DISCARDING ............................................................... 19
3.2.4. PROTOCOL RECOVERY PADA HIGHER LAYER ................ 20
3.2.5. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FRAME RELAY ................ 20
3.2.6. APLIKASI FRAME RELAY ..................................................... 20
3.3. KONSEP KOMUNIKASI TELEPON .............................................. 21
3.3.1. SINYAL ANALOG DAN DIGITAL............................................ 21
3.3.2. MEDIA TELEKOMUNIKASI .................................................... 21
3.3.3. PROSESOR TELEKOMUNIKASI ........................................... 22
3.3.4. SISTEM TRANSMISI .............................................................. 23
3.4. KEAMANAN KOMUNIKASI DATA ................................................ 23
3.4.1. ANCAMAN KOMUNIKASI DATA ............................................ 23
3.4.2. ASPEK KEAMANAN KOMUNIKASI DATA ............................. 24
3.4.3. KRIPTOGRAFI ....................................................................... 25
3.4.4. ALGORITMA SANDI ............................................................... 26
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 28
4.1. KESIMPULAN ............................................................................... 28
4.1.1. ATM ........................................................................................ 28
4.1.2. FRAME RELAY ...................................................................... 28
4.1.3. KONSEP KOMUNIKASI TELEPON ........................................ 29
4.1.4. KEAMANAN KOMUNIKASI DATA.......................................... 29
4.2. SARAN .......................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Komputer adalah serangkaian ataupun sekelompok mesin elektronik
yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling
bekerja sama, serta membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti.
Sistem ini kemudian dapat digunakan untuk melaksanakan serangkaian
pekerjaan secara otomatis, berdasar urutan instruksi ataupun program
yang diberikan kepadanya.
Pada mulanya, sebuah komputer hanya dapat dipergunakan secara
individual (stand alone) Namun perkembangan teknologi digital telah
memungkinkan sebuah komputer untuk dapat berkomunikasi dengan
komputer lain. Secara sederhana, dengan menggunakan sebuah kabel
dan port komunikasi, dua buah komputer atau lebih dapat dihubungkan
dan saling bekerjasama. Untuk dapat membuat beberapa komputer
terhubung dengan jaringan dan saling bekerjasama, dibutuhkan jalur
transmisi baik dengan menggunakan kabel (terstrial) maupun tanpa kabel
(melalui satelit). Komunikasi data antara komputer memungkinkan bagi
pengguna untuk mengirim dan menerima data dari dan ke komputer lain.
Kemajuan kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan,
telah memaksa mereka untuk senantiasa terus melakukan transformasi
menciptakan suatu tatanan kehidupan modern yang baru, sehingga dapat
mempermudah melakukan segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan
mereka. Hal inilah yang juga turut mempengaruhi perkembangan bidang
teknologi informasi dan komunikasi yang juga mengalami dinamika
perubahan yang sangat cepat. Setiap saat selalu saja bermunculan
teknologi baru yang memberikan konstribusi nilai tambah pada teknologi
yang sudah ada. Hal ini menjadi tantangan bagi orang orang yang
bergerak dalam dunia perangkat keras maupun perangkat lunak untuk
terus berupaya menciptakan kreasi dan inovasi yang berguna bagi

kemajuan teknologi system informasi dan komunikasi, begitu halnya pada


jaringan telekomunikasi.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara kerja Asynchronus Transfer pada kehidupan seharihari ?
2. Bagaimana penggunaan dan penerapan Frame Relay ?
3. Bagaimana penggunaan dan penerapan konsep komunikasi telepon ?
4. Bagaimana suatu komunikasi data bisa mengancam kita ?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara kerja Asynchronus Transfer dan contoh-contoh
pada kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui apa itu Frame Relay.
3. Untuk mengetahui konsep komunikasi telepon.
4. Untuk mengetahui aman dan bahayanya suatu komunikasi data.
1.4. MANFAAT
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa/i dapat lebih
memahami dan mengerti tentang Asynchronus Transfer, Frame Relay,
Konsep Komunikasi Telepon, dan Keamanan Komunikasi Data.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE


2.1.1. PENGERTIAN ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE
Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknologi switching
dan multiplexing, dimaksudkan untuk memindahkan berbagai jenis trafik
(data, suara, video, audio) dengan cepat dan efisien. Circuit switching
umumnya mensyaratkan bahwa paket di set ke posisi dalam frame
berulang, misalnya sinkron dalam waktu, langkah, sesuai dengan aplikasi
dan / atau jam jaringan. Transmisi Asynchronous memungkinkan sel-sel
yang akan diposisikan di mana saja dalam data stream.
ATM menggunakan paket-paket data yang berukuran tertentu yang
disebut cell. Penggunaan cell ini menghasilkan skema yang efisien untuk
pentransmisian pada jaringan berkecepatan tinggi. ATM memiliki cara
yang sama dengan packet-switching. ATM melibatkan pentransferan data
dalam bentuk potongan-potongan yang memiliki ciri-ciri tersendiri. ATM
memungkinkan koneksi logik multipel dimultipleks melalui sebuah
interface fisik tunggal.
ATM merupakan protokol yang efisien dengan kemampuan kontrol
kesalahan (error control) dan kontrol aliran minimal (flow control). Hal ini
menyebabkan berkurangnya overhead saat pengolahan sel-sel ATM
sekaligus mengurangi bit-bit overhead yang diperlukan masing-masing
sel. Lapisan fisik melibatkan spesifikasi media transmisi dan skema
pengkodean sinyal. Rate data yang ditetapkan pada lapisan fisik berkisar
mulai dari 25,6 Mbps sampai 622,08 Mbps. Dua lapis diatasnya berkaitan
dengan fungsi fungsi ATM, yaitu pelayanan transfer paket (ATM layer) dan
lapisan adaptasi (AAL) untuk pelayanan protokol transmisi yang tidak
berbasis ATM.

2.1.2. KONSEP DASAR ATM


ATM suatu mode transfer yang berorientasi pada bentuk paket
yang spesifik, Dengan panjang tetap, berdasarkan system Asynchronous
Time Division Multiplexing (ATDM), menggunakan format dengan ukuran
tertentu

yang disebut

sel. Informasi yang terdapat didalam

sel

ditransmisikan dalam jaringan setelah Sebelumnya ditambahkan header


diawal sel yang berfungsi sebagai routing dan control sel. ATM bersifat
service independence semua service (suara, data serta gambar/citra)
dapat ditransmisikan melalui ATM dengan cara penetapanbeberapa tipe
ATM Adaptation Layer(AAL). AAL berfungsi mengubah format informasi
yang asli kedalam format ATM sehingga dapat ditransmisikan.
Sel-sel ATM terdiri dari: 5 byte HEADER dan 48 byte INFORMASI
UNI cell ATM terdiri dari: GFC, VPI, VCI, PT, CLP, HEC dan informasi.
NNI cell ATM terdiridari: VPI, VCI, PT, CLP, HEC dan informasi

GFC (Generic Flow Control) : digunakan untukmengontrol aliran sel


dari user-jaringan path Identifier) merupakan bidang routing untuk
jaringan 8 bit untuk sel UNI dan12 bit untuk sel NNI

VCI (Virtual Channel Identifier) : digunakan untuk routing ke dan


dari pemakai ujung

PT (Payload Type) : menunjukkan jenis-jenis informasi

CLP (Cell Loss Priority) : menyediakan bimbingan kepada jaringan


saat terjadi kemacetan
1. nilai0= sel dengan prioritas tinggi, tidak dapat dibuang
2. nilai1= sel dengan prioritas rendah, dapat dibuang jika terjadi
kemacetan

HEC (Header Error Control) : digunakan untuk mendeteksi


kesalahan.

Dan

membetulkan

Kode

sehingga

memberikan

perlindungan terhadap kesalahan dalam jaringan

ATM merupakan jaringan switching berasaskan teknik-sel yang


menggunakan asynchronous, yaitu Pengekodan data ke dalam sel tetap
berukuran kecil ( relay sel ) dan menyediakan data link layer berdasarkan

yang berjalan diatas OSI Layer 1 fisikal link. Ini berbeda dari teknologi lain
berdasarkan rangkaian packet-switched (seperti Internet Protocol atau
Ethernet ), di mana paket berubah ukuran (dikenali sebagai frame ketika
saat Layer 2) digunakan. ATM menggunakan sifat dari kedua jenis yaitu
circuit switched dan paket switched rangkaian kecil, sehingga cocok untuk
data

rangkaian

luas

serta

real-time

media

pengangkutan.

ATM

menggunakan connection-oriented model dan membentuk litar virtual


antara dua endpoint sebelum pertukaran data yang sebenarnya dimulai.
(ATM)

merupakan

interface

transfer

paket

yang

efisien.

ATM

menggunakan paket-paket data yang berukuran tertentu yang disebut


cell. Penggunaan cell ini menghasilkan skema yang efisien untuk
pentransmisian pada jaringan berkecepatan tinggi. ATM memiliki cara
yang sama dengan packet-switching. ATM melibatkan pentransferan data
dalam bentuk potongan-potongan yang memiliki ciri-ciri tersendiri. ATM
memungkinkan koneksi logik multipel dimultipleks melalui sebuah
interface fisik tunggal.

2.1.3. CARA KERJA ATM


Cara

kerja

ATM

adalah

dengan

memotong-motong

dan

menggabungkan kembali berbagai tipe trafik informasi tersebut (voice,


video dan data) dalam format sel berukuran 53 byte melalui saluran fisik
yang sama. Proses tersebut dinamakan statistical multiplexing. Masing sel
terdiri dari 48 byte payload (berisi informasi) dan 5 byte header (berisi
alamat dan routing).

2.1.4. KARAKTERISTIK ATM

Teknologi ATM menawarkan dua karakteristik yang memperbaiki


tingkat kecepatan transfer data.

Pertama, besarnya paket yang dikomunikasikan menjadi lebih kecil


jika dibandingkan dengan protokol-protokol untuk sistem telepon,
sehingga memungkinkan paket-paket dari pengguna yang berbeda

yang melewati jaringan pada waktu yang bersamaan dapat


dikelompokkan secara merata.
Karakteristik ATM yang kedua adalah mengingkatnya kecepatan,
dari 25 hingga 155 Mbps(Mega bit per second). Bahkan, peralatan
ATM dapat menggabungkan 16 saluran menjadi satu untuk
menghasilkan kecepatan transfer hampir sebesar 2,5 juta bit per
detik.(tera bit per second).

2.1.5. PROSES KERJA ATM PROTOKOL LAYER


Blok-blok data dengan berbagai ukuran yang dihantarkan oleh
pengguna dari lapisan tertinggi akan dihantar kembali ke ATM
Adaptation Layer (AAL), dimana pada proses ini header, trailer,
padding

octets,

dan

Cyclic

Redundancy

Check(CRC)

bit

bergantung pada syarat-syarat tertentu pada tiap blok-blok data.


Setiap blok data akan dipecahkan ke dalam beberapa blok data
yang lebih kecil yang kemudiannya akan dikapsulkan kepada 53 sel
oktet di lapisan ATM.Data inilah yang nantinya akan dihantar ke
destinasi yang diingini.
Model referensi protokol melibatkan tiga taraf yang berbeda:

Taraf pemakai: tersedia untuk transfer informasi pemakai,


bersama-sama dengan kontrol-kontrol yang terkait.

Taraf kontrol: menampilkan fungsi-fungsi kontrol panggilan dan


kontrol koneksi

Taraf manajemen: menampilkan fungsi-fungsi manajemen yang


berkaitan dengan sistem secara keseluruhan

2.2. FRAME RELAY


Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer
pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada
beberapa

jenis

interface

jaringan.

Frame

relay adalah

teknologi

komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan

jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan


bahkan aplikasi suara/voice. Frame relay adalah cara mengirimkan
informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi
menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang
digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan
melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui virtual
circuit sampai tujuan.
Protokol Frame Relay menggunakan bingkai terstruktur mirip
dengan LAPD, kecuali bahwa header frame diganti dengan kolom header
Relay 2-byte Frame. Header Frame Relay DLCI berisi bidang yang
ditentukan pengguna, yang merupakan alamat tujuan dari frame.
2.3. KONSEP KOMUNIKASI TELEPON
Pengertian Telepon adalah alat komunikasi yang digunakan untuk
bertukar informasi oleh dua orang atau lebih (audio converence), yang
satu berperan sebagai pengirim (sender) dan satunya berperan sebagai
penerima (receiver).
Pengertian Telekomunikasi atau yang disebut komunikasi telepon
adalah proses transmisi dalam bentuk informasi antara pengirim (sender)
dengan penerima (receiver) menggunakan perangkat telekomunikasi,
contoh komunikasi simplex maupun duplex seperti telepon, handphone
dan alat komunikasi lainnya.
Definisi Telekomunikasi menurut:
1. Webster : communications at a distance
2. IEEE : the transmission of signals over long distance
3. Wikipedia: teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari
suatu tempat ke tempat lain dalam bentuk komunikasi jarak jauh
4. UU No.36/1999: setiap pemancaran, pengiriman, dan atau
penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda, isyarat,
tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio
atau sistem elektromagnetik lainnya.

Sejarah Telekomunikasi:
1844 : Morse mengirimkan pesan telegraph untuk pertama-kali
1876 : Alexander Graham Bell menemukan telepon
1877 : Telepon pertama yang ada di rumah pelanggan
1881 :Saluran jarak jauh yang pertama di US
1889 : A.B.Strowger menemukan sentral telepon & telepon dial
1891 : Kabel telepon bawah laut, dari Inggris ke Perancis
1915 : Panggilan telepon antar benua yang pertama di USA
1929 : Kabel coaxial ditemukan
1947 : Transistor ditemukan
1951 : Hubungan langsung jarak jauh
1956 : Kabel telepon transatlantik yang pertama
1960 : Pengujian sentral elektronis yang pertama kali
1963 : Layanan tombol tekan diperkenalkan
1965 : Percobaan collect call yang pertama
1970 : Penemuan sinar laser
1976 : Pemasangan sentral digital yang pertama
1977 : Pemasangan sistem optik yang pertama
1988 : Kabel serat optik transatlantik yang pertama
1989 : Pengujian FTTH (Fiber To The Home) yang pertama.
1990 : Demonstrasi link serat optik 2000 km menggunakan amplifier
optik tanpa repeater.
1996 : HTTP/1.0 atau protocol yang memungkinkan hyperlinked
Internet berhasil diimplementasikan
1996 Sekarang : Telah berkembang teknologi dengan sangat pesat,
yakni Bluetooth dan Wifi, yang kita kenal sebagi suatu
perangkat yang menghubungkan satu sama lain tanpa
mengunakan kabel. Jaringan generasi ke-3 yang kita kenal
dengan 3G. Teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP) yang
memungkinkan komunikasi suara melalui jaringan internet.

Organisasi Telekomunikasi

ITU (International Telecommunication Union)

CCITT (Comite Consultatif International Telegraphique et Telephonique).

CCIR (Comite Consultatif International des Radiocommunications)

Eropa ETSI, BSI, DIN, SFS.

US TIA, IEEE, FCC & EIA.

Amerika Utara Bellcore

2.4. KEAMANAN KOMUNIKASI DATA


Keamanan sistem mengacu pada perlindungan terhadap semua
sumberdaya informasi organisasi dari ancaman oleh pihak-pihak yang
tidak

berwenang.

keamanan

sistem

Institusi/organisasi
yang

efektif

menerapkan

dengan

suatu

program

mengidentifikasi

berbagai

kelemahan dan kemudian menerapkan perlawanan dan perlindungan


yang diperlukan. Keamanan sistem dimaksudkan untuk mencapai tiga
tujuan utama yaitu; kerahasiaan, ketersediaan dan integritas.

10

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE
3.1.1. LAPISAN ATM
Model layer pada ATM tidak memetakan pada layer-layer OSI
dengan baik, yang menyebabkan ambiguitas. Data link layer OSI
berkaitan dengan pembentukan frame dan protocol transfer di antara dua
buah mesin pada kabel (atau serat optik) yang secara fisik sama. Protokol
data link layer merupakan protokol ber-hop tunggal. Protokol-protokol ini
tidak berkaitan dengan koneksi end-to-end karena tidak dapat terdapat
switching dan routing pada data link layer. Tentang hal ini tidak ada yang
meragukan.

Network layer merupakan

layer paling bahwa

yang

menghubungkan sumber ke tujuan, jadi layer ini melibatkan switching dan


routing

(yaitu,merupakan

multihop).

ATM

layer

berfungsi

untuk

memindahkan sel dari sumber ke tujuan dan melibatkan algortima routing


dan protokol-protokol yang terdapat pada switch-switch ATM. ATM layer
juga berkaitan dengan pengalamatan global. Jadi berdasarkan fungsinya,
ATM layer membentuk tugas yang diharapkan network layer. ATM layer
tidak menjamin 100 persen reliable, tapi hal itu tidak diperlukan oleh
protokol network layer.
Berikut adalah lapisan lapisan dari ATM adalah :

Lapisan tertinggi terdapat aplikasi tertentu seperti TCP di lapisan


penghantaran dan IP di lapisan rangkaian.
Lapisan ATM Adaptation berfungsi sebagai penyesuai antara
paket-paket data di lapisan tertinggi dengan (Higher-layer) dengan
lapisan ATM (ATM Layer)
ATM Layer merupakan lapisan digunakan untuk menyambungkan
protokol. Lapisan Fisik melibatkan spesifikasi media transmisi dan
skema pengkodean sinyal. Rate data yang ditetapkan pada lapisan
fisik berkisar mulai dari 25,6 Mbps sampai 622,08 Mbps.

11

3.1.2. ATM ADAPTION LAYER (AAL)


Teknologi yang baru seharusnya dapat menyesuaikan diri dengan
teknologi

sebelumnya.

Demikian

juga

dengan

jaringan

ATM

(Ansynchronous Transfer Mode) harus dapat beradaptasi dengan


jaringan-jaringan pendahulunya. Untuk itulah salah satu layer pada
jaringan ATM menyediakan layer yang dinamakan ATM adaptation layer
(AAL).
AAL ini terdapat diantara ATM layer dan higher layer. Fungsi dari
AAL adalah untuk memperkaya service yang disediakan oleh ATM layer
sehingga dapat memenuhi level yang diminta oleh higher layer. Fungsifungsi

yang

dilakukan

didalam

AALbergantung

pada

permintaan/keperluan higher layer. Dengan kata lain fungsi yang


dilakukan oleh AAL ini tergantung pada jenis layanan yang diminta oleh
pemakai.
Layanan yang dapat disediakan AAL secara umum :

Penanganan kesalahan transmisi

Segmentation dan reassembly, sehingga blok data yang lebih


besar dapatditempatkan dalam informasi field dari sel ATM

Penanganan terhadap kondisi loss dan uninserted cell

Flow control dan timing control

Fungsi AAL dibagi menjadi dua sublayer yaitu :

Segmentation and Reassembly (SAR) sublayer yakni segmentasi


informasi

yang

diterima

dari

CS

ke

dalam

sel-sel

untuk

ditransmisikan dan sebaliknya

Convergence sublayer (CS) yakni menyediakan fungsi-fungsi yang


diperlukan untuk mendukung aplikasi tertentu atau service
dependent.
Fungsi utama dari SAR adalah melakukan segmentasi dari

informasi higher layer ke suatu ukuran yang cocok untuk payload dari
ATM cell (48 octet) dari suatu virtual connection. Pada operasi sebaliknya

12

SAR melakukan perakitan kembali (reassembly) pada isi dari cell-cell dari
suatu virtual connection menjadi unit-unit data yang akan diteruskan ke
higher layer. CS melakukan fungsi-fungsi seperti identifikasi pesan
(message identification), time/clock recovery, dan yang lainnya. Untuk
beberapa jenis AAL, CS juga mendukung transport data melalui ATM,
untuk itu CS juga dibagi menjadi:

Common part CS (CPCS)

Service Spesific CS (SSCS)


AAL Service Data Unit (SDU) dikirimkan dari suatu AAL-SAP ke

AAL-SAP yang lainnya melalui ATM network. Pemakai AAL akan memiliki
kemampuan memilih AAL yang sesuai dengan QOS (Quality of Service )
yang diperlukan untuk mengirimkan AAL SDU.
Untuk minimisasi jumlah AAL, telah didefenisikan empat kelas
layanan dengan pembagian berdasarkan tiga parameter :

Hubungan waktu antara sumber dan tujuan


Pada beberapa service antara sumber dan tujuan memiliki suatu
relasi waktu, contohnya adalah komunikasi voice PCM 64 Kbit/s.
Service-service yang memiliki hubungan dengan waktu disebut real
time service.

Bit rate : CBR (Conversion bit rate) dan VBR (Variable bit rate)

Connection mode : Connectionless dan Connection Oriented


Dari ketiga parameter tersebut maka dapat dibuat empat kombinasi

service/kelas yang terdefenisikan, yaitu :


Kelas A, dengan karakteristik sebagai berikut :

Terdapat relasi waktu antara sumber dan tujuan

Bit rate konstan

Connection oriented service


Contoh kelas A adalah komunikasi voice 64 Kbit/s yang

dikirim melalui ATM.

13

Kelas B, dengan karakteristik sebagai berikut :

Terdapat relasi waktu antara sumber dan tujuan

Bit rate variabel

Connection oriented service


Contoh transfer audio dan video dengan bit rate variabel

Kelas C, dengan karakteristik sebagai berikut :

Tidak terdapat relasi waktu antara sumber dan tujuan

Bit rate variabel

Connection oriented service


Contoh tranfer data dan signalling

Kelas D, dengan karakteristik sebagai berikut :

Tidak terdapat relasi waktu antara sumber dan tujuan

Bit rate variabel

Connectionless oriented service


Contoh transport data connectionless

Saat ini ITU-T telah merekomendasikan empat jenis AAL, yakni


AAL1, AAL2, AAL3/4 dan AAL5.
AAL Tipe 1
Biasanya service-service kelas A menggunakan AAL tipe 1. Antara
sumber dan tujuan terjadi transfer informasi timing. Jika diperlukan
informasi mengenai data juga dapat ditransfer. Indikasi kehilangan
informasi yang mengalami error akan dikirimkan ke layer yang lebih tinggi
jika gangguan tersebut tidak dapat diatasi dalam AAL.
Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh AAL tipe 1 untuk AAL user
adalah sebagai berikut :

Transfer service data unit (SDU) dengan bit rate konstan

Transfer service informasi timing antara sumber dan tujuan

Tranfer informasi struktur data

14

Indikasi informasi yang hilang atau mengalami error yang tidak


dapat diperbaiki oleh AAL sendiri ke layer yang lebih tinggi.

Fungsi-fungsi sublayer SAR pada AAL1 :


1. Pemetaan antara CS-PDU dan SAR PDU.
2. Sequence numbering
3. Proteksi kesalahan
4. Penundaan adanya sublayer CS
Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh CS pada AAL1 :
1. Handling of cell delay variation (CDV)
2. Handling of Cost and unisinserted cells;
3. Untuk beberapa service sebagai clock recovery pada penerima
4. Transfer struktur informasi
5. Forward error correction (FEC) untuk video dan audio kualitas
tinggi
6. Melaporkan status performansi end to end
AAL Tipe 2
Diusulkan untuk menangani service VBR dengan relasi waktu
antara sumber dan tujuan AAL tipe 2. Karena pada tipe ini sumber
membangkitkan suatu bit rate yang variabel akan memungkinkan cell-cell
yang membawa informasi tersebut tidak terisi penuh dan tingkat pengisian
field informasi cell berubah-ubah, untuk itu diperlukan fungsi yang lebih
banyak dalam sub-layer SAR.
Field CRC memungkinkan SAR untuk melakukan koreksi bit error
dalam SAR-SDU. Coding dan panjang setiap field dalam SAR masih
dipelajari lebih lanjut. Dalam CS fngsi-fungsi berikut dilakukan :

Clock recovery

Menangani cell lost dan misdelivered cell

FEC untuk service audio dan video

15

AAL Tipe
ITU-T merekomendasikan pemakaian AAL3/4 untuk transfer data
yang sensitif terhadap loss tetap tidak sensitif terhadap delay. AAL 3/4
digunakan untuk komunikasi data yang bersifat connection oriented dan
connectionless oriented. AAL sendiri tidak melakukan seluruh yang
diperlukan oleh connectionless service, karen fungsi-fungsi seperti routing
dan netowrk addressing akan dilakukan di network layer.
Pada AAL3/4 didefenisikan dua mode service yaitu :

Message mode, dapat digunakan untuk aplikasi framed data


transfer(misalnya frame HDLC). Pada message mode satu AALSDU dikirimkan dalam satu atau lebih CS-PDU, yang menyusun
satu atau lebih SAR_PDU.

Streaming mode, disediakan untuk transfer data kecepatan rendah


dengan persyaratan delay yang rendah.
Dua

mode

service

tersebut

memberikan

prosedur

pilihan

operasional peer-to-peer sebagai berikut :

Assured operation
Transfer SDU

terjamin

dan

transparan

(tanpa

/perubahan isi)
Retransmisi terhadap CD-PDU yang hilang
Flow control antara dua end point

Non-Assured operation
Transfer SDU tak terjamin, ada dua kemungkinan SDU
sampai dan SDU hilang
Tanpa retransmisi CS-PDU yang hilang
Flow control opsional
Fungsi SAR pada pada AAL :

1. Segmentation and reassembly pada CS-PDU


2. Deteksi error
3. Multiplecing pada CS-PDU

error

16

Fungsi CS :
1. CPCS

Transfer frame data dengan panjang antara 1 dan 65535 oktet

Deteksi error dan koreksi error

2. SSCS masih dalam penelitian


AAL Tipe 5
Diaplikasikan untuk service VBR dan antara sumber dengan tujuan
tidak ada relasi waktu. Tujuan dari AAL5 adalah untuk memberikan
service dengan overhead yang lebih kecil dan deteksi error yang lebih
baik dibawah CPCS layer.Pada layer CPCS, service yang diberikan AAL 5
harus identik dengan service yang disediakan AAL3/4 kecuali fungsi
multiplexing tidak support sehingga pada AAL5 tidak ada field MID. AAL5
akan digunakan untuk aplikasi signalling dan frame relay melalui ATM.
AAL5 dibagi menjadi SAR dan CS, CS dibagi lagi menjadi CPCS
dan SSCS. Fungsi SSCS bergantung aplikasi yang bebas. Jika
diperlukan, salah satu fungsi SSCS yang mungkin adalah untuk
multiplexing untuk AAL connection yang berbeda.
Fungsi SAR :

Penanganan terhadap hubungan informasi

Penanganan terhadap informasi dengan prioritas dihilangkan

Fungsi CS :

Deteksi error dan penanganan padding

Penanganan terhadap hubungan informasi

Penanganan terhadap informasi dengan prioritas dihilangkan

17

3.1.3. ATM SIGNALING

Koneksi logik ATM disebut Virtual Channel Connection (VCC)


atau koneksi melalui saluran maya.

Virtual Path Connection (VPC) adalah suatu logical group dari


beberapa VCC yang memiliki tujuan sama

Control Signaling - VCC

Dilakukan dalam koneksi yang terpisah

Semi-permanent VCC

Meta-signaling channel, Digunakan sebagai saluran sinyal


kontrol permanen

User to network signaling virtual channel


1. Untuk control signaling
2. Digunakan untuk set up VCCs untuk membawa data user

User to user signaling virtual channel


1.

Didalam VPC yang belum dibangun

2.

Digunakan oleh dua end users tanpaintervensi jaringan


untuk membangun dan membebaskan user to user VCC

3.2. FRAME RELAY


3.2.1. CARA KERJA FRAME RELAY
Frame Relay merupakan suatu layanan data packaging yang
memungkinkan beberapa user menggunakan satu jalur transmisi pada
waktu yang bersamaan. Untuk lalu-lintas komunikasi yang padat, Frame
Relay jauh lebih efisien daripada leased line yang disediakan khusus
hanya untuk satu user, yang umumnya hanya terpakai 10-20% dari
kapasitas bandwidth-nya. Dalam teknik telekomunikasi, packet switching
dikembangkan untuk memenuhi komunikasi data yang sifatnya cepat dan
akurat. Sebuah packet dapat dianalogikan sebagai sebuah amplop yang
mempunyai alamat tujuan, alamat pengirim atau alamat kembali apabila

18

kiriman tidak sampai ke tujuan, dan tentu saja isi pesannya sebagai hal
yang pokok.
Dalam packet yang berisi electronic data, dilengkapi dengan error
detection serta acknowledgement dari receiver dalam bentuk kode yang
dikirim kembali ke sender, apakah packet telah diterima secara utuh. Pada
data packaging ini dikenal istilah frame, yakni untuk menyatakan limit dari
frame sebuah package. Limit frame ini ditandai dengan flag. Demikianlah
sehingga data dibawa sepanjang jalur komunikasi dalam bentuk frameframe. Standar internasional untuk network access dengan

packet

switching yang pertama muncul adalah X.25, yang direkomendasikan oleh


CCITT (kini bernama ITU-T) pada tahun 1976. Frame Relay yang muncul
setelah X.25 ternyata jauh lebih efektif daripada X.25, karena X.25
mengalami pelambatan proses karena adanya error detection dan error
correction. Berbeda dengan Frame Relay yang mendefinisikan

ulang

header-nya pada bagian awal dari suatu frame, sehingga dihasilkan


header frame normal 2-byte (satu byte atau octet terdiri dari delapan bit).
Header Frame Relay dapat juga di-expand menjadi tiga atau empat byte
untuk menambah total address space yang disediakan.
Header Frame Relay terdiri dari deretan angka sejumlah sepuluh
bit, DLCI (Data Link Connection Identifier)-nya merupakan nomor
rangkaian virtual Frame Relay yang berkaitan dengan destination dari
frame tersebut. Dalam hal hubungan antar kerja LAN-WAN, DLCI ini akan
menunjukkan port-port yang merupakan LAN pada sisi destination.
Adanya DLCI tersebut memungkinkan data mencapai node Frame Relay
yang akan di-transmit melalui network dengan menempuh proses tiga
langkah sederhana yakni:

Integrity check dari frame dengan menggunakan FCS (Frame


Check Sequence), jika dalam proses checking ini dideteksi
adanya error, maka frame tersebut akan di-discard.
Search DLCI dalam suatu table, jika DLCI tersebut tidak
didefinisikan untuk link yang dimaksud, maka frame akan didiscard.

19

Retransmit frame tersebut menuju ke destination-nya dengan


mengirimnya ke luar, ke port atau trunk yang telah
dispesifikasikan dalam daftar tabelnya.
Dengan demikian, node dari Frame Relay tidak melakukan langkah

pemrosesan yang rumit sebagaimana halnya pada protokol-protokol yang


mempunyai keistimewaan seperti X.25.
3.2.2. X.25 VERSUS FRAME RELAY

3.2.3. DATA DISCARDING


Untuk menjaga mekanisme dasar Frame Relay sesederhana
mungkin, ada satu aturan dasar, yakni apabila muncul suatu masalah
dengan penanganan suatu frame, maka frame tersebut akan langsung didiscard. Dua prinsip yang menyebabkan adanya data discarding ini adalah
hasil dari adanya error detection pada data atau adanya overloading pada
network. Bagaimana suatu network dapat men-discard frame-frame tanpa
menghancurkan integrity dari komunikasi? Jawabannya terletak pada
adanya intelegensi pada software di endpoint seperti PC, workstation dan
host. Software pada endpoint ini beroperasi dengan protokol-protokol
multilevel yang dapat detect dan recovery data yang hilang dalam
network.

20

3.2.4. PROTOCOL RECOVERY PADA HIGHER LAYER


Sebuah protokol pada layer yang lebih tinggi melakukan sebuah
recovery pada sebuah frame dengan menjaga path dari urutan angkaangka berbagai frame yang di-send dan di-receive. Suatu kode balasan
atau acknowledgement di-transmit untuk memberitahukan kepada sisi
sender, nomor-nomor frame mana yang telah diterima dengan baik. Jika
suatu urutan nomor hilang, sesudah menunggu selama periode time out
tertentu, sisi receiver akan meminta retransmission. Dengan demikian
software di kedua sisi tersebut akan menjamin bahwa semua frame pada
akhirnya diterima tanpa kesalahan.

3.2.5. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FRAME RELAY


Keuntungan Frame Relay
-

Proses komunikasi menjadi lebih sederhana

Fungsionalitas protocol yang diperlukan di user-inter network


dikurangi

Transmisi serta fasilitas switching lebih reliable

Multi connection dari satu port ke tujuan yang berbeda dapat


dilakukan dengan hanya menempatkan satu port. Hal ini akan
menghemat dimensi fisik, kabel, serta kompleksitas

Kerugian Frame Relay


-

Tidak adanya kemampuan link-by-link flow

Tidak mempunyai error control

Delay yang sangat besar

Resiko kehilangan frame (Loss of Frames)

Adanya short interruption yang terjadi terus-menerus

3.2.6. APLIKASI FRAME RELAY


Frame Relay umumnya dipergunakan pada aplikasi internet,
karena transmission rate yang tinggi dan berbagai kelebihan lain yang
dimilikinya. Menurut standar ANSI TI. 606, ada 3 contoh aplikasi yang

21

dapat mengambil keuntungan dari pemanfaatan Frame Relay ini, antara


lain:

Block interactive data application


Memiliki tingkat delay rendah dan throughput rendah, contoh:
high-resolution, video text, CAD/CAM.

File transfer
Transit delay tidak begitu penting, serta memiliki throughput
tinggi.

Multiplexed low-bit rate


Memanfaatkan kemampuan multiplexing dari Frame Relay,
dengan low-bit source yang memungkinkan untuk di-multiplex
ke channel oleh sebuah fungsi NT.

3.3. KONSEP KOMUNIKASI TELEPON


3.3.1. SINYAL ANALOG DAN DIGITAL
Sinyal Digital merupakan hasil teknologi yang mengubah sinyal
tersebut menjadi kombinasi ututan bilangan 0 dan 1 untuk proses
informasi yang mudah, cepat dan akurat. Sinyal tersebut disebut sebuah
bit. Sinyal analog, merupakan pemanfaatan gelombang elektromagnetik.
Proses pengiriman suara, misalnya pada teknologi telepon, dilewatkan
melalui gelombang elektromagnetik.
3.3.2. MEDIA TELEKOMUNIKASI
a. Twisted Pair Wire Cable
Komponen ini terdiri dari atas 2 jenis, yaitu Unshielded TwistedPair(UTP) dan Shielded (STP). UTP terdiri atas 2,3,4 atau lebih pasang
kabel. Tiap pasang kabel dipilin 6 kali per inchi. Hal ini dilakukan untuk
menghindari listrik dan impedansi listrik. Sensitif terhadap interferensi
listrik, seperti derau listrik oleh cahaya fluorescent atau elevator
berjalan.Kabel jenis ini disebut juga dengan Kabel IBM jenis 3. STP pada
dasarnya memiliki karakteristik yang sama dengan UTP. Perbedaaannya

22

terletak pada besar kawat dan adanya selubung isolasi yang berfungsi
untuk menghindari interferensi listrik.
b. Coaxial Cable
Karakteristik kabel ini terdiri atas 2 kabel yang diselubungi oleh 2
tingkat isolasi. Isolasi pertama (isolator dalam) adalah isolasi yang
menyelubungi kawat tembaga pejal. Selain dilindungi oleh isolator, kawat
tembaga pejal ini juga dilindungi oleh kertas timah yang dipasang diatas
isolator, untuk melindungi dari pengaruh medan elektromagnet.
c. Fiber Optic Cable
Fiber Optic memiliki karakteristik ata yang dikirimkan dalam bentuk
pulsa cahaya kecepatan transmisinya paling tinggi. Tipis dan fleksibel,
sehingga mudah dipindahkan. Tidak terganggu oleh cuaca dan panas.
d. Wireless
Wireless memiliki karakteristik tidak menggunakan kabel, karena
data dikirimkan dalam bentuk gelombang atau inframerah. Setiap
workstation berhubungan dengan hubungan atau concentrator melalui
gelombang radio atau inframerah.
3.3.3. PROSESOR TELEKOMUNIKASI
1. Modem adalah suatu prosesor telekomunikasi yang paling umum
digunakan. Modem mengubah sinyal digital dari computer atau
terminal

pengirim

menjadi

frekuensi

analog

yang

dapat

ditransmisikan melalui saluran telepon begitu juga sebaliknya,


mengubah data analog menjadi data digital.
2. Multiplexer adalah prosesor telekomunikasi yang mengijikan
saluran komunikasi tunggal untuk membawa data transmisi
simultan dari berbagai terminal. Pada dasarnya, multiplexer
menggabungkan transmisi dari beberapa terminal pada akhir
saluran telekomunikasi.
3. Private Branch Exchange (PBX) adalah prosesor komunikasi
yang memberi pelayanan sebagai alat pengubah saluran telepon
di area kerja dengan saluran telepon lokal perusahaan. Saat ini
PBX telah menjadi alat elektronik yang dibangun dalam
mikroprosesor dan tersimpan didalamnya.

23

3.3.4. SISTEM TRANSMISI


Full Duplex
Jika ada kemungkinan pengiriman kedua belah arah secara
bersamaan.
Half Duplex
Jika ada kemungkinan pengiriman kedua arah akan tetapi pada
satu saat hanya dapat mengirim ke satu arah saja.
Simplex
Hanya dapat mengirim kesatu arah saja.

3.4. KEAMANAN KOMUNIKASI DATA


3.4.1. ANCAMAN KOMUNIKASI DATA
1. Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap
komunikasi data. Dari sekian banyak faktor-faktor yang dapat
mengancam keamanan dari suatu data, maka berdasarkan
tekniknya, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
empat jenis ancaman, yaitu:
o

Interruption, terjadi bila data yang dikirimkan dari A tidak


sampai pada orang yang berhak (B). Interruption merupakan
pola penyerangan terhadap sifat availability (ketersediaan data).
Contohnya adalah merusak dan membuang data-data pada
suatu sistem komputer, sehinggga menjadi tidak ada dan tidak
berguna.

Interception, yaitu serangan ini terjadi jika pihak ketiga (C)


berhasil mendapatkan akses informasi dari dalam sistem
komunikasi. Contohnya, dengan menyadap data yang melalui
jaringan
sah

public (wiretapping) atau menyalin secara tidak

file atau program.

kerahasiaan data.

Interception mecangancam sifat

24

Modification, pada serangan ini pihak ketiga berhasil merubah


pesan

yang

dikirimkan.

Modification

merupakan

pola

penyerangan terhadap sifat integritas data.


o

Fabrication, merupakan ancaman terhadap integritas, yaitu


orang yang tidak berhak yang meniru atau memalsukan suatu
objek ke dalam sistem. Jadi, penyerang berhasil mengirimkan
pesan menggunakan identitas orang lain

2. Ancaman pasif mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia


dan bencana alam.
3.4.2. ASPEK KEAMANAN KOMUNIKASI DATA
1. Authentication, memberi jaminan bahwa semua pelaku dalam
komunikasi adalah otentik atau mereka yang dapat di-klaim
2. Integrity, aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa
ada ijin fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan
dan keutuhan data serta metode prosesnya untuk menjamin aspek
integrity ini.
3. Privacy and Confidentiality, aspek yang menjamin kerahasiaan
data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat
diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan
data yang dikirim, diterima dan disimpan.
4. Non-repudiation atau nir penyangkalan adalah usaha untuk
mencegah

terjadinya

penyangkalan

terhadap

pengiriman/

terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat. Nonrepudiation menyediakan metode untuk menjamin bahwa tidak
terjadi kesalahan dalam melakukan klaim terhadap pihak yang
melakukan transaksi
5. Availibility, aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat
dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan
data dan perangkat terkait.

25

3.4.3. KRIPTOGRAFI
Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan berita
[bruce Schneier - Applied Cryptography].
Enkripsi dan dekripsi merupakan fungsi yang memetakan elemen elemen
antara kedua himpunan tersebut.
a.

Enkripsi

Adalah proses dimana informasi/data yang hendak dikirim diubah


menjadi bentuk yang hampir tidak dikenali sebagai informasi awalnya
dengan menggunakan algoritma tertentu.
b. Dekripsi
Adalah kebalikan dari enkripsi yaitu mengubah kembali bentuk
tersamar tersebut menjadi informasi awal.
Teknik Dasar Kriptografi
Substitusi
Salah satu contoh teknik ini adalah Caesar cipher. Langkah
pertama adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel substitusi dapat
dibuat sesuka hati, dengan catatan bahwa penerima pesan memiliki tabel
yang sama untuk keperluan dekripsi. Bila tabel substitusi dibuat secara
acak, akan semakin sulit pemecahan ciphertext oleh orang yang tidak
berhak.
Blocking
Membagi plaintext menjadi blok-blok yang terdiri dari beberapa
karakter yang kemudian dienkripsikan secara independen.
Permutasi
Sering
merotasikan

juga

disebut

karakter

transposisi

dengan

aturan

yakni

memindahkan

tertentu.

Prinsipnya

atau
adalah

berlawanan dengan teknik substitusi. Dalam teknik substitusi, karakter


berada pada posisi yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada teknik
permutasi, identitas karakternya tetap, namun posisinya yang diacak.

26

Sebelum dilakukan permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu dibagi


menjadi blok-blok dengan panjang yang sama.
Ekspansi
Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan
memelarkan pesan itu dengan aturan tertentu. Salah satu contoh
penggunaan teknik ini adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau
bilangan ganjil yang menjadi awal dari suatu kata di akhir kata itu dan
menambahkan akhiran "an". Bila suatu kata dimulai dengan huruf vokal
atau bilangan genap, ditambahkan akhiran "i".
Pemampatan (Compaction)
Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya adalah cara lain
untuk menyembunyikan isi pesan. Contoh sederhana ini menggunakan
cara menghilangkan setiap karakter ke-tiga secara berurutan. Karakterkarakter yang dihilangkan disatukan kembali dan disusulkan sebagai
"lampiran" dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu karakter khusus,
dalam contoh ini digunakan "&".

3.4.4. ALGORITMA SANDI


Digunakan untuk:
Konfusi/pembingungan (confusion), dari teks terang sehingga
sulit untuk direkonstruksikan secara langsung tanpa
menggunakan algoritma dekripsinya.
Difusi/peleburan (difusion), dari teks terang sehingga
karakteristik dari teks terang tersebut hilang.
Secara umum dibedakan menjadi:
a. Algoritma sandi kunci-simetris
Apabila untuk setiap proses enkripsi maupun dekripsi data
secara keseluruhan digunakan kunci yang sama.
b. Algoritma sandi kunci-asimetris
Algoritma yang menggunakan kunci yang berbeda untuk
proses enkripsi dan dekripsinya.

27

Beberapa contoh algoritma yang menggunakan kunci-asimetris:


Knapsack
RSA - Rivert-Shamir-Adelman
Diffie-Hellman
Algoritma Sandi Dibedakan menjadi dua kelas :

Block-Cipher

Skema algoritma sandi yang akan membagi-bagi teks terang


yang akan dikirimkan dengan ukuran tertentu (disebut blok) dengan
panjang t, dan setiap blok dienkripsi dengan menggunakan kunci
yang sama.

Stream-Cipher

Algoritma sandi yang mengenkripsi data persatuan data, seperti


bit, byte, nible atau per lima bit(saat data yang di enkripsi berupa
data Boudout).
Beberapa contoh algoritma yang menggunakan kunci-simetris:

DES - Data Encryption Standard

Blowfish

Twofish

MARS

IDEA

3DES - DES diaplikasikan 3 kali

AES

28

BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
4.1.1. ATM
ATM adalah teknologi switching dan multiplexing, dimaksudkan
untuk memindahkan berbagai jenis trafik (data, suara, video, audio)
dengan cepat dan efisien. Circuit switching umumnya mensyaratkan
bahwa paket di set ke posisi dalam frame berulang, misalnya sinkron
dalam waktu, langkah, sesuai dengan aplikasi dan / atau jam jaringan.
ATM disebut juga teknologi broadband switching yang berbasis
paket yang dirancang untuk mentransfer informasi dengan kecepatan
tinggi, termasuk untuk mendukung perkembangan dalam layanan
multimedia yang mencakup informasi voice (suara), video dan data.
Lapisan ATM, Tumpukan Lapisan protokol ATM terdiri dari 3
lapisan:
1. Adaptasi layer (AAL)
2. Lapisan ATM
3. Lapisan fisik

4.1.2. FRAME RELAY


Frame Relay, yang berorientasi pada packet switching adalah
sebuah software yang khusus didesain untuk menyediakan koneksi digital
yang lebih efisien dari suatu point tertentu ke point yang lain.
Data flow pada dasarnya memiliki pengarahan yang berbasis pada
header yang memuat DLCI, yang mendeskripsikan destination dari framenya. Jika suatu network mempunyai problem dalam menangani sebuah
frame, baik yang disebabkan oleh kesalahan pada network atau
congestion, secara praktis network tersebut akan men-discard frame
tersebut.

29

Frame Relay membutuhkan network dengan low-error rate untuk


mencapai kinerja yang baik. Dikarenakan tidak adanya kemampuan untuk
error correction, maka Frame Relay bergantung pada protokol-protokol
pada layer yang lebih tinggi di dalam piranti pengguna yang memiliki
kecerdasan untuk melakukan recovery dengan retransmit frame-frame
yang hilang.
Error recovery oleh protokol-protokol pada layer yang lebih tinggi,
walaupun itu otomatis dan dapat diandalkan, adalah tidak ekonomis
dipandang dari segi process-delay dan bandwidth. Maka mau tidak mau
network harus meminimumkan terjadinya frame discarding.
Keuntungan Frame Relay antara lain lebih reliable, menghemat
dimensi fisik, kabel, serta kompleksitas. Sedangkan kerugiannya antara
lain adalah delay yang besar, dan adanya resiko kehilangan frame.

4.1.3. KONSEP KOMUNIKASI TELEPON


Telekomunikasi merupakan pertukaran informasi antara dua pihak,
yaitu pihak pengirim dan pihak penerima, dimana terdapat jarak di antara
keduanya.
Organisasi Telekomunikasi

ITU (International Telecommunication Union)

CCITT

(Comite

Consultatif

International

Telegraphique

et

Telephonique).

CCIR (Comite Consultatif International des Radiocommunications)

Eropa ETSI, BSI, DIN, SFS.

US TIA, IEEE, FCC & EIA.

Amerika Utara Bellcore


4.1.4. KEAMANAN KOMUNIKASI DATA
Untuk menjaga keamanan komunikasi data bisa digunakan

Kriptografi. Yang artinya adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan
berita.

30

Aspek keamanan komunikasi data, antara lain :


1. Authentication, memberi jaminan bahwa semua pelaku dalam
komunikasi adalah otentik atau mereka yang dapat di-klaim
2. Integrity, aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa
ada ijin fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan
dan keutuhan data serta metode prosesnya untuk menjamin aspek
integrity ini.
3. Privacy and Confidentiality, aspek yang menjamin kerahasiaan
data atau informasi, memastikan bahwa informasi hanya dapat
diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan
data yang dikirim, diterima dan disimpan.
4. Non-repudiation atau nir penyangkalan adalah usaha untuk
mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman/
terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.
5. Availibility, aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat
dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan
data dan perangkat terkait.
4.2. SARAN
Pengetuahuan tentang Frame Relay sangat baik untuk diketahui
oleh masyarakat umum karena kemampuannya untuk menangani lalu
lintas komunikasi suara, serta interworking dengan jaringan ATM, suatu
hal yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Telekomunikasi yang baik dan lancar itu juga tergantung pada
keamanan suatu komunikasi data, jadi mengertilah apa yang menjadi
ancaman suatu komunikasi data, agar penggunaan telekomunikasi akan
semakin nyaman.
Ikutilah gerakan teknologi dunia, karna teknologilah yang akan
membawa kita ke jalan yang lebih maju.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.javvin.com/protocolAAL.html

http://dq-online.com/index.php?option=com_content&view=article&id=63:
asynchronous-transfer-mode&catid=50:network&Itemid=64

http://maulanatarmizi.blogspot.com/2010/12/artikel-asynchronous-transfermode.html

http://amir.mhs.narotama.ac.id/files/2013/07/makalah-jaringan-dantelekomunikasi.docx

Tanenbaum, Andrew S. Jaringan Komputer. 2000. Jakarta: Prenhallindo.

A.G. Waters and K.Ab. Hamid. Congestion Control for Frame Relay
Networks.1995.Jakarta:CDROM BPPT.

Darren L. Spohn. Data Network Design. 1993.McDraw-Hill.

Kim-Joan Chen and Kiran M. Rege. A Comparative Performance Study of


Various Congestion for ISDN Frame Relay Networks. 1989. IEEE.

http://munawar.web.id/ancaman-dan-aspek-keamanan-dalam-komunikasidata/

http://m4teri.blogspot.com/2012/12/keamanan-komunikasi-data.html

Anda mungkin juga menyukai