Anda di halaman 1dari 136

1

Kelas X Semester gasal

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG PENCIPTAAN


MANUSIA DAN TUGAS-TUGASNYA

Standar Kompetensi :
1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di
bumi

Kompetensi Dasar :
1.1. Membaca QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12- 14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78.
1.2. Menyebutkan arti QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An
Nahl; 78
1.3. Menampilkan perilaku sebagai khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS Al-
Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78

TARTILAN

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
 Q. S. Al Baqarah 30-33

 Q.S. Al Mukminun : 12-14

 Q.S. An Nahl : 78

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayat-
ayatnya dengan benar dan baik.
2

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum membacanya Alasan
Bacaan
qaala fathah pada huruf qaf
Mad tabi’i panjang dua harakat bertemu alif mati

Mad jaiz lilmalaaaaaikat setelah mad ada hamzah


muttasil i dalam satu lafal
panjang 5 harakat
Ikhfa’ jaa’ilun fi tanwin dhummah
dibaca samar bertemu dengan fa

Idgam May nun mati bertemu ya


bigunnah nun sukun tidak
dibaca
Mad jaiz Inniiiii a’lamu setelah mad ada
munfasil panjang 5 harakat hamzah tidak dalam satu
lafal

 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara membacanya
bacaan
Fathah mengadap alif
yang mati ........ .........

Setelah Mad ada


hamzah dalam satu ..... .........
lafal
Tanwin fathah
menghadap qaf ...... ......

Kasroh menghadap ya
sukun ...... ......

Huruf nun disyiddah (


ditasydid) ... .....

2. Terjemahan Per-kata

sesungguhnya kepada para Tuhanmu berfirman dan


Aku malaikat tatkala

mereka berkata khalifah bumi di menjadikan

dan di mengapa Engkau akan


menumpahkan di dalamnya orang yang dalamnya menjadikan
akan merusak ( bumi)

dan kami mensu- dengan memuji kami bertasbih dan kami darah
cikan Engkau Engkau

kalian ketahui apa yang tidak Aku lebih Sungguh- Dia berfirman
mengetahui nya Aku
3

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al Baqarah, 2: 30. adalah :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirkan kepada para Malaikat, “ Aku
hendak menjadikan khalifah*) di bumi “ Mereka berkata, “ Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “ Sungguh,
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”

*) Khalifah bermakna pengganti, pemimpin atau penguasa

4. Kandungan Ayat
Kandungan Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30 adalah :
o Allah mengabarkan kepada Malaikat tentang rencananya menciptakan makhluk
yang dinamakan manusia menjadi khalifah di bumi.
o Para Malaikat ingin mengetahui secara pasti dengan mengajukan pertanyaan “
Apakah Allah akan menciptakan makhluk di bumi yang akan berbuat kerusakan
dan pertumpahan darah?” Padahal mereka ( para Malaikat ) merupakan
makhluk yang senantiasa bertasbih, menyucikan Allah, mentaati perintah-Nya
dan tidak mendurhakai-Nya.
o Ketidak tahuan para Malaikat dan kekhawatirannya setelah mendapatkan
penjelasan dari Allah, bahwa Allah lebih mengetahui dari apa yang telah di
ketahui para Malaikat.

5. Penjelasan :
Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan
di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali
ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi Muhammad yang terakhir).
Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah, merupakan surat yang
terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat
pula ayat yang paling panjang yaitu ayat yang ke 282. Dinamakan “Al Baqarah” yang
berarti “ sapi betina” karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina
yang diperintahkan Allah kepada Bani Isra’il (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana
dijelaskan bagaimana watak orang Yahudi pada umumnya
Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai
khalifah di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan
alam, menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi
kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di
dunia diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah
yang lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dalam
menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang
menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan
darah maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu
ingat kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-
perintah-Nya dan menjahui segala larangan-larangan-Nya.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya
dengan benar dan baik.
4

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Bacaan Cara Alasan
membaca
walaqadd huruf dal ditan-da sukun
qalqalah huruf dal dibaca
memantul
minssulalatin huruf nun mati bertemu sin
Ikhfa’ nun mati dibaca
samar
Summa
gunnah mim bertasydid mim bersyiddah
dibaca dengung
Idgham qaraarimm tanwin kasroh menghadap
bigunnah dibaca terpadu mim
dengan mim

Izhar Khalqan akhara Tanwin fatkhah menghadap


Tanwin fatkhah hamzah
dibaca jelas
 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara membacanya
bacaan
Qaf disukun
( mati) ...... ......

Nun sukun
menghadap tha .... .....

Fathah berdiri
pada huruf nun .... ....

Nun sukun
bertemu sin .... ....

Tanwin kasroh
menghadap mim ... ....

2. Terjemahan Per-kata

Dari tanah Dari saripati manusia Kami telah Dan sungguh


menciptakan

Yang dalam tempat Air mani Kami kemudian


kuat/kokoh jadikannya

segumpal darah lalu Kami segumpal air mani kemudian Kami ciptakan
itu ciptakan darah (sperma )

lalu Kami tulang segumpal lalu Kami segumpal daging


bungkus belulang daging itu ciptakan

Maha suci Allah makhluk lain kemudian dengan tulang itu


Kami jadikan daging
5

Pencipta paling baik

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al Mukminun, 23 : 12-14 adalah :
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal ) dari tanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
( rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik.

4. Kandungan Ayat
Kandungan Al-Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12 – 14 adalah :
o Penegasan Allah bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang asal
kejadiannya dari tanah.
o Informasi dari Allah SWT tentang proses kejadian manusia ketika masih ada dalam
kandungan.
Proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan sebagai berikut :
a. Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia
sebagai nutfah ( spermatozoa), yang kemudian ditumpahkan kedalam qarar
( rahim atau kandungan).
b. Allah SWT merubah nutfah menjadi alaqah yang berbentuk gumpalan darah
menyerupai buah lecis atau lintah.
c. Dari alaqah Allah SWT menjadikannya sebagai mudgah yaitu segumpal daging
menyerupai daging yang telah hancur berkas dikunyah.
d. Dari mudgah Allah SWT menjadikannya sebagai idzam yaitu tulang belulang
yang menjadi rangka.
e. Kemudian Allah SWT menjadikannya sebagai makhluk lain yaitu manusia
dengan segenap anggota-anggotanya.

5. Penjelasan :
Qur’an surat Al Mukminun adalah surat yang ke 23 yang terdiri atas 118 ayat,
tergolong surat-surat Makkiyah. Dinamai “Al Mukminun” karena permulaan surat ini
menerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang yang mukmin yang menyebabkan
keberuntungan mereka di akherat dan ketentraman jiwa mereka di dunia. Demikian
tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi pengikut bagi Nabi Muhammad s.a.w.
Bagaimana menurut pandangan ilmu kedokteran tentang proses kejadian manusia
itu?
Allah memberikan anugrah kepada manusia sejak lahir tiga hal, yaitu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Dengan tiga hal tersebut manusia akan
menjadi makhluk yang paling sempurna. Menurut para ulama bahwa pendengaran
merupakan alat untuk mendengar seruan di
dunia dan akherat. Dalam perkembangan
organ bayi bahwa pendengaran itu lebih
dahulu berfungsi dari pada mata. Dalam
ilmu Embriologi janin ketika masih ada di
rahim ibunya, mereka telah mendengarkan
pesan-pesan yang diberikan melalui
ibunya. Kemudian barulah mata itu
berfungsi ketika bayi itu telah lahir di dunia,
sehingga bayi itu dapat melihat apa-apa
yang ada di sekelilingnya. Barulah pada
perkembangan berikutnya bayi itu bisa
berfungsi hati nuraninya yang terdiri dari otak dan hatinya. Berdasarkan penelitian yang
ilmiah di bidang kedokteran ditemukan bahwa otak manusia terdiri dari beberapa
kepingan, yaitu keping otak bagian depan, dahi, pelipis, dan belakang. Kepingan-
kepingan itu menjadi pusat berbagai macam indra manusia. Kepingan-kepingan itu
mengalami perkembangan menuju kesempurnaan sesuai dengan derap perkembangan
manusia sejak lahir sampai tua.
6

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya
dengan benar dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Cara membaca Alasan
Bacaan
wamaa fathah pada huruf mim berte-mu
Mad tabi’i dibaca panjang alif mati
2 harakat
khalaqqtu qaf bertanda sukun
qalqalah huruf Qaf diba-
ca memantul
aljinna huruf al berha-dapan dengan
al qamariyah hurul al dibaca huruf jim
jelas
walinssi Huruf nun sukun menghadap sin
Ikhfa’

liya’buduun dummah pada huruf dal meng-


Mad arid dibaca panjang hadap wau mati dan huruf nun
lissukun 2,4 atau 5 hara- yang diwaqafkan
kat

2. Terjemahan Per-kata

supaya mereka melainkan dan jin Aku dan tidak


menyembahKu manusia menciptakan
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Az Zariyat, 51 : 56 adalah :
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.

4. Kandungan ayat
o Kandungan Al Qur’an Surah Az-Zariyat, 51 : 56 adalah tentang pemberitahuan dari
Allah SWT bahwa maksud dan tujuan diciptakan makhluk berupa jin dan manusia
ialah agar mereka beribadah kepada-Nya.
o Menurut pengertian bahasa kata ibadah berarti : taat, patuh, tunduk, dan menurut.
Allah SWT menciptakan jin dan manusia agar beribadah kepada-Nya, maksudnya
agar taat dan patuh segala perintah-perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-
larangan-Nya.
o Pengertian ibadah dapat dibedakan ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdha.
Ibadah mahdhah adalah bentuk ibadah yang berhubungan antara manusia dengan
Allah, seperti salat, puasa, haji dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghoiru mahdhah
adalah bentuk ibadah yang berupa aktivitas manusia yang baik dengan niat mencari
ridlo Allah, seperti bekerja, belajar, sillaturrahmi dan lain-lain.

5. Penjelaasan
Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di
Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat
ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi Muhammad yang terakhir). Surat
Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah, merupakan surat yang
terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat
pula ayat yang paling panjang yaitu ayat yang ke 282. Dinamakan “Al Baqarah” yang
7

berarti “ sapi betina” karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina
yang diperintahkan Allah kepada Bani Isra’il (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana
dijelaskan bagaimana watak orang Yahudi pada umumnya
Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai khalifah
di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam,
menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi
kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia
diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang
lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dalam menjalankan
tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang menjadi
penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan darah
maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu ingat
kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya
dan menjahui segala larangan-larangan-Nya.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih, perhatikanlah adab dan sopan santun
ketika membaca Al Qur’an.

 Penjelasan Tajwid

Lafal Hukum Cara Alasan


Bacaan membaca
Tafkhim wallohu Lam jalalah didahului
huru lam dibaca harakat fatkhah
tebal
Idgham mutamas- Akhrajakummin Huruf mim mengha-dap
silain mim

Iqlab Mimmbutuuni Nun mati


Nun mati berubah menghadap huruf ba
suara mim
Izhar ummahaatikum laa Mim mati bertemu huruf
syafawi menyuarakan mim lam
dengan jelas
Assam’a Huruf al bertemu dengan
Al syamsyiyah hurul lam mati tidak sin
dibaca
Mad ya berada setelah
Mad layyin Syai-an fatkhah

 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara membaca
Bacaan
alif lam ( al )
menghadap hamzah .... ......

Tanwin fathah
menghadap wau .... ......

alif lam menghadap


hamzah .... ......
8

Mim sukun menghadap


ta’ .... ......
‫ﺖ‬
Mad menghadap nun
yang diwakafkan .... ......

2. Terjemahan Per-kata

tidak ibu-ibu kalian dari perut- mengeluarkan dan Allah


perut kalian

pendengaran bagi kalian dan Dia sesuatu kalian mengetahui


jadikan

(kalian) agar kalian dan hati / akal dan


bersyukur penglihatan

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. An Nahl, 16 : 78 adalah :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati
nurani, agar kamu bersyukur.

4. Kandungan ayat
o Allah SWT memberitahukan kepada manusia bahwa setiap manusia itu dilahirkan
dari perut ibunya dalam keadaan tidak berilmu pengetahuan.
o Kemudian Allah SWT memberi manusia pendengaran, penglihatan, dan hati ( qalbu)
sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
o Agar manusia sadar bahwa kesempurnaan fisik dan panca indera yang dimilikinya
itu dapat dipergunakan untuk mengabdi kepada Allah SWT, sehingga mereka mau
bersyukur kepada-Nya.

5. Penjelasan
Surat An Nahl terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat Makiyyah.
Dinamakan “ An Nahl “ yang berarti “ lebah “ seperti dinyatakan dalam surat ini ayat 68
yang artinya “ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “.
Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan
kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dan Al
Qur’anul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan bisa menjadi obat
bermacam-macam penyakit manusia ( lihat ayat 69). Sedang Al Qur’an mengandung inti
sari dari kitab-kitab yang pernah diturunkan Allah kepada nabi-nabi terdahulu dengan
ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akherat ( lihat ayat 10 ).
Pada Q.S. An Nahl : 78 diterangkan bahwa manusia ketika dilahirkan pertama
kali awalnya tidak mengerti apa-apa, dan kondisinya sangat lemah sehingga
membutuhkan orang lain untuk menolongnya seperti dokter, bidan, perawat, dan orang
tua kita. Pada ayat tersebut Allah menegaskan bahwa sejak manusia lahir telah dibekali
tiga kemampuan dasar, yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Ketiga bekal
tersebut agar manusia dapat mengembangkan sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al
Qur’an sehingga akan dapat menjadi manusia yang sempurna yang dapat mengemban
tugas sebagai khalifah di bumi dengan baik.
Manusia akan menjadi beriman dan berilmu ketika mereka bisa belajar melalui
tiga bekal tersebut sehingga dapat menangkap informasi-informasi di luar dirinya untuk
dapat dikembangkan yaitu, membaca melalui penglihatan, mendengar melalui telinga,
dan merasa melalui hati.
9

KEGIATAN SISWA
 Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan manusia yang mengakibatkan pertumpahan
darah .
 Coba identifikasi fungsi indra pendengaran, penglihatan, akal dan kalbu. Bagaimanakah
kamu mensyukurinya?
 Coba renungkan perintah-perintah Allah SWT yang sudah dapat kamu kerjakan.

RANGKUMAN
 Surah Al Baqarah ayat 30 menjelaskan tentang pemberitahuan Allah kepada malaikat
bahwa Allah SWT akan menciptakan Adam ( manusia ) sebagai kholifah di muka bumi.
Para malaikat khawatir bahwa dijadikannya manusia sebagai khalifah akan merusak
bumi dan mereka saling membunuh. Kekhawatiran malaikat itu hilang setelah ada
penjelasan dari Allah.

 Surah Al Mukminun ayat 12-14 berisi tentang asal kejadian manusia bahwa
dijadikannya manusia itu berasal dari saripati tanah. Kemudian proses perkembangan
selanjutnya dijadikannya melalui fase demi fase dalam rahim ibu.

 Surah Az-Zariyat ayat 56, bahwa Allah SWT memberitahukan bahwa maksud dan tujuan
dijadikan manusia itu adalah untuk beribadah kepada-Nya dengan cara mentaati
perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.

 Surat An Nahl ayat 78, bahwa Allah telah memberi karunia kepada manusia yang
sangat mahal, yaitu panca indera. Oleh karena itu manusia diharapkan sadar akan
nikmat-nikmat itu agar mereka mau bersyukur kepada-Nya.

UJI KOMPETENSI
a. Aspek Afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia

INTERNALISASI AKHLAK MULIA


tidak tidak
No Pernyataan setuju setuju tahu alasan
1 Membaca Al Qur'an hendaknya …… …… ….. ……
Memegang teguh adab dan
sopan santun membacanya.
2 Kedudukan manusia sebagai …… …… ….. ……
khalifah di bumi adalah meman
faatkan, dan melestarikannya
3 Kita sebagai seorang muslim …… …… ….. ……
harus menyadari bahwa asal
kejadian manusia dari saripati
tanah
4 Proses kejadian manusia yang …… …… ….. ……
diterangkan dalam Al Qur’an
sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan
5 Ibadah yang berkualitas dan ……. ……. …… ……..
bermakna adalah ibadah yang
dilaksanakan dengan penuh
keikhlasan
10

Aspek Kognitif
1) Soal pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada huruf a,b,c,d,
atau e.

1. Lafal ada nun sukun menghadap ya adalah bacaan…


a. izhar c. ikhfa’ e. qalqalah
b. ikhfa’ d. mad

2. Lafal dalam Q.S. Al Baqarah, 2:30 artinya adalah….


a. di dalam bumi manusia saling membunuhnya
b. mengapa Engkau menjadikan (khalifah) di bumi
c. orang yang akan membuat kerusakan di bumi
d. dia menumpahkan darah di dalamnya
e. Sesungguhnya Aku akan menjadikan pemimpin di muka bumi.

3. Hal-hal berikut adalah tugas manusia sebagai khalifah dibumi. Adapun yang tidak
termasuk didalamnya adalah….
a. memelihara alam sebagai anugrah Allah
b. memelihara alam jangan sampai rusak
c. menggali kekayaan alam untuk kesejahteraan manusia
d. memanfaatkan alam untuk kepentingan manusia
e. mengambil kekayaan alam meskipun dengan cara merusak

4. Sikap dan perilaku yang mencerminkan pengamalan Q.S. Az Zariyat,51:56 adalah


sebagai…
a. tidak saling bunuh membunuh
b. beribadah dan beramal dengan ikhlas
c. menyadari manusia diciptakan dari segumpal darah
d. mengakui manusia dilahirkan pada awalnya tidak mengetahui apa-apa
e. menjauhkan diri dari durhaka kepada kedua orang tua.

5. Berikut ini adalah ibadah yang hukumnya fardlu ain, adapun yang tidak termasuk
didalamnya adalah…
a. salat lima waktu d. puasa
b. salat jum’ah e. haji
c. salat tarowih

6. lafal yang terdapat dalam Q.S. Al Mukminun, 23: 14 artinya adalah…


a. spermatozoa d. tulang belulang
b. segumpal darah e. janin / bayi
c. segumpal daging
7. Makhluk Allah antara malaikat dengan manusia yang menjadi persamaannya adalah…
a. asal kejadiannya d. tugas dan tanggung jawabnya
b. jenisnya e. kematiannya
c. alam kehidupannya

8. Lafal dalam Q.S. An Nahl, 16: 78 artinya adalah …


a. tidak mengetahui apa-apa d. perut ibumu
b. dari penglihatanmu e. hati / akal kamu
c. Dialah yang menjadikan kamu

9. Lafal terdapat mim sukun bertemu dengan mim, bacaan tajwidnya adalah

a. ikhfa’ syafawi d. idgham bigunnah
b. idgham mutamassilain e. izhar syafawi
c. iqlab

10. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut:


11

(1). Mengucapkan hamdalah ketika memperoleh nikmat


(2). Bermalas-malasan, tidak mau berusaha karena sudah kaya
(3) Berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
(4). Bersabar ketika mendapat musibah
(5). Putus asa ketika cita-citanya tidak tercapai.
Perilaku bersyukur kepada Allah sesuai dengan perintah Q.S. An Nahl, 16: 78 adalah…
a. (1), (3), (4) d. (2), (4), (5)
b. (1), (2), (3) e. (1), (2), (4)
c. (3), (4), (5)

2). Soal Uraian


Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar
1. Mengapa para malaikat mempertanyakan rencana Allah SWT menjadikan manusia
sebagai khalifah di bumi?

2. Kemukakan fase-fase perkembangan kejadian manusia dalam kandungan menurut Al


Qur’an Surat Al Mukminun 12-14 !

3. Tulislah lafal-lafal hukum bacaan yang berkaitan dengan nun mati dan tanwin, serta
bacaan mad thabi’I yang terdapat pada Q.S. Al Baqarah : 30 !

4. Kemukakan kandungan Q. S An Nahl ayat 78 !

5. Kecakapan apa saja yang dimiliki manusia ketika ia lahir di bumi sebabagai anugrah Allah
SWT?
12

Kelas X semester Gasal

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG KEIKHLASAN BERIBADAH


Standar Kompetensi :
1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah.

Kompetensi Dasar :
5.1. Membaca QS Al-An’am 162- 163 dan Al Bayyinah ; 5..
5.2. Menyebutkan arti QS Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5.
5.3. Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam QS
Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5.

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
 Q. S. Al An’am 162-163

 Q.S. Al Mukminun : 1-6

 Q.S. Al Hujurat : 39-41

 Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5
13

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih.Kemudian salin kembali ayat-
ayatnya dengan benar dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Cara membaca Alasan
Bacaan
Inna Karena nun
Gunnah (dengan berdengung ) bertasdid

Salaatii Karena fatkah pada


Mad Tabi’i dibaca panjang 2 lam menghadap alif
harakat dan kasrah pada ta
menghadap ya
Lafal jalalah Lillaahi Karena ada kasrah
dan mad badal dibaca panjang 2 menghadap lam
harakat jalalah
Izhar Al’alamiina Karena alim lam
qamariyah ( al bibaca jelas ) menghadap ‘ain

Tarqiq Syariika Huruf ra bertanda


Ri dibaca ringan kasrah
berdering

Mad ‘arid Al muslimiin Mad yang bertemu


lissukun nun sukun yang
diwaqafkan

2. Terjemahan Per-kata

dan dan dan salatku Sesung Katakanlah


matiku hidupku ibadahku guhnya

bagi-Nya sekutu tidak ada semesta Tuhan Untuk Allah


alam pemelihara

Orang-orang pertama- dan aku aku dan


yang tama diperintahkan demikian
berserah diri itulah
3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al An’am, 6 : 162 – 163 adalah :
Katakanlah ( Muhammad ), “ sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri ( muslim)”

4. Kandungan
o Suruhan Allah kepada segenap Muslim dan Muslimah untuk berkeyakinan bahwa
salatnya, ibadahnya, hidupnya dan matinya adalah semata-mata untuk Tuhan Allah
semesta alam
o Seorang Muslim dan Muslimah harus berkeyakinan bahwa Allah adalah Tuhan Yang
Maha Esa tiada sekutu baginya yang menentukan hidup dan matinya seseorang,
dan yang mengatur segalanya di alam ini.
o Allah menyuruh kepada Muslim dan Muslimat untuk berlaku ikhlas dalam beribadah,
bermuamalah maupun berkeyakinan kepada-Nya.
14

5. Penjelasan
Surat Al An’am terdiri atas 165 ayat, dinamakan Al An’am berarti “ binatang ternak “
( seperti : unta, sapi, kambing, dan biri-biri ). Surat ini termasuk golongan ayat-ayat
Makiyyah. Surat ini dinamakan “ Al An’am “ karena di dalamnya disebut kata “ An’am”
dalam hubungannya dengan adat istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka
binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan mereka.
Dalam surat yang ke 162 – 163 Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad
saw. agar mengatakan bahwa salatnya, ibadahnya, hidupnya, dan matinya adalah
semata-mata untuk Tuhan Allah semesta alam. Perintah itu harus diteruskan kepada
umatnya agar mensikapi hidup itu senantiasa seorang muslim itu dalam melaksanakan
salatnya, ibadahnya, dilaksanakan dengan khusyuk, tunduk, ikhlas untuk mencari rida
Allah. Begitu pula hidupnya, matinya diserahkan seluruhnya kepada Allah swt Tuhan
semesta alam, karena Allah adalah zat yang menentukan hidup dan matinya semua
makhluk di alam ini.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya
dengan benar dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Cara membaca Alasan
Bacaan
Mad jaiz Wama umiruuuu Mad bertemu
munfasil dibaca panjang 2 – 5 hamzah dilain lafal
harakat
Tafkhim Liya’budullooha Lam jalalah
( berdegum ) dibaca panjang 2 sebelumnya ada
harakat harakat dhommah
Mad wajib Hunafaa’a Mad bertemu
muttasil dibaca panjang 5 dengan hamzah
harakat dalam satu lafal
Mad badal Assalaata Karena wau dibaca
Panjang 2 harakat sebagai alif

 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara
bacaan membacanya
Kasroh
bertemu ya ...... ......
disukun
Alif lam bertemu
dengan dal .... .....

Wau dibaca
sebagai alif .... ....

Dummah bertemu
wau disukun ..... .....

Alif lam bertemu


15

qaf .... ....

2. Terjemahan Per-kata

memurnikan Allah supaya mereka kecuali mereka Dan tidak


menyembah diperintah

dan mereka salat dan mereka Ikhlas / ketaatan/ kepada-


menunaikan mendirikan lurus agama Nya

betul / lurus agama dan


demikian itu zakat

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5 adalah :
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan
menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus ( benar )*)

*) Lurus berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan

4. Kandungan
o Suruhan Allah kepada manusia dalam mengamalkan ajaran agama hendaklah yang
lurus yaitu jauh dari hal-hal kemusyrikan dan kesesatan.
o Dalam beribadah hendaklah dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah yaitu
kesadaran diri dalam menjalankannya semata-mata mentaati perintah Allah dengan
mengharap ridlo-Nya.

5, Penjelasan
Surat Al Bayyinah terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyah,
diturunkan setelah surat At Tholaq. Dinamai “ Al Bayyinah “ berarti “ buku yang nyata” yang
diambil dari kata perkataan Bayyinah yang terdapat pada akhir ayat yang pertama.
Pada ayat yang ke 5 surat ini, Allah swt menegaskan bahwa manusia tidak
diperintahkan, kecuali untuk beribadah kepada Tuhan Allah dengan lurus. Dilaksanakannya
ibadah itu sebagai bukti ketaatannya menyembah dengan memurnikan niat tanpa ada
campuran sedikitpun dari perbuatan syirik. Untuk mencapai derajat ibadah yang tinggi
manusia diharuskan dalam melaksanakannya secara ikhlas lahir dan batin. Dengan jalan
itu manusia akan mencapai kebahagiaan dunia dan akherat. Orang yang mempunyai sifat
ikhlas disebut mukhlis.
Niat adalah dorongan yang tumbuh dalam hati manusia untuk melaksanakan suatu
amal atau perbuatan tertentu. Sedangkan ikhlas mempunyai arti : murni, suci atau bersih.
Dalam menjalankan pengamalan ajaran Islam seorang muslim diharus-kan mendasarkan
diri dengan niat ikhlas yaitu didasarkan karena Allah semata untuk memperoleh rida-Nya.
Pengamalan yang ikhlas itu adalah pengamalan yang jauh dari sifat riya’, dan sum’ah.
Karena itu suatu amalan yang tidak didasari dengan niat ikhlas tidak diterima Allah
sehingga tidak akan mendapatkan pahala dari-Nya.

KEGIATAN SISWA
 Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan/peribadatan manusia yang tergolong sesat.
 Coba identifikasi ibadah-ibadah yang benar yang sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan
Hadis. Bagaimanakah cara melaksanakannya?
 Coba renungkan bagaimana ibadah / amaliah yang dilakukan dengan ikhlas karena
Allah.
16

RANGKUMAN
 Surah Al An’am ayat 162-163 berisi suruhan Allah SWT kepada manusia agar setiap
Muslim dan Muslimah berkeyakinan bahwa salatnya, ibadahnya, hidup dan matinya
semata-mata untuk Allah SWT. Setiap individu muslim hendaklah berserahdiri kepada
kekuasaan Allah secara keseluruhan dengan niat ikhlas.

 Surah Al Bayyinah ayat 5 berisi perintah Allah SWT bahwa dalam meyakini ajaran Islam
dan mengamalkan ajarannya hendaklah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah dan
mengharap ridlo-Nya.

UJI KOMPETENSI
a. Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia

INTERNALISASI AKHLAK MULIA


tidak tidak
No Pernyataan setuju setuju tahu alasan
1 Semua aktivitas manusia dapat …… …… ….. ……
diatur berdasarkan Al Qur’an
2 Beribadah dengan ikhlas meru- …… …… ….. ……
pakan perintah Allah
3 Bersesaji dan berkurban yang …… …… ….. ……
dipersembahkan kepada makh-
luk halus termasuk syirik
4 Ibadah wajib dan sunah boleh …… …… ….. ……
dilaksanakan dengan riya’ dan
sum’ah
5 Menuntut ilmu hendaklah dilak- ….. …. …. …..
sanakan dengan niat mencari
ridlo Allah SWT

b. Aspek kognitif
1). Soal pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada huruf
a,b,c,d, atau e.

1. Lafal pada huruf nun syiddah dibaca dengung yang merupakan


bacaan...
a. izhar c. Idgham bigunnah e. iqlab
b. gunnah d. mad arid

2. Ketika ada fatkhah tegak menghadap huruf hamzah dalam satu lafal seperti
bacaan bacaan tajwidnya adalah....

a. mad arid d. mad wajib munfasil


b. mad thabi’i e. mad jaiz
c. mad wajib muttasil

3. Dalam Q.S. Al An’am, 6 : 62 ada lafal artinya adalah...


a. hidupku d. keturunanku
b. matiku e. nabiku
c. ibadahku

4. perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :


(1). menyekutukan Allah dengan makhluk
(2). berdo’a dibawah lingdungan Ka’bah
(3). menyembelih kurban yang dipersembahkan kepada makhluk halus agar selamat
(4). mempercayai dukun dengan mantranya dapat membantu kesulitan manusia
(5). menyebut- nyebut nama Rosulullah ketika berdo’a
17

Dari pernyataan tersebut di atas perilaku yang tergolong perbuatan syirik


adalah....
a. (1), (3), (4) d. ( 3), (4), (5)
b. (2), (3), (5) e. ( 2), (3), (4)
c. (1), (2), (3)

5. Dalam Q.S. Al Bayyinah ada lafal mempunyai arti....


a. menjadikan d. taat
b. patuh e. lurus
c. ikut

6. berikut ini termasuk rukun ibadah salat apabila tidak dilaksanakan maka salatnya
batal. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah....
a. niat dibarengi dengan takbirotul ihram
b. membaca surat Al fatehah
c. bersujud dengan tumakninah
d. membaca do’a iftitah
e. berdiri jika berkuasa

7. Perbuatan dosa yang tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT adalah....
a. berbuat jahat dengah tetangga d. bergunjung
b. durhaka kepada kedua orangtua e. menyekutukan Allah SWT
c. melakukan penipuan dan berdusta
8. Berikut ini adalah diantara sikap dan perilaku orang yang mengamalkan firman Allah
Q.S. Al Bayyinah ayat : 5. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah....
a. beribadah kepada Allah dengan ikhlas
b. tolong menolong dalam berbuat kebajikan
c. berperilaku sopan kepada siapa saja
d. menuntut ilmu dan mengamalkannya untuk kemanusiaan
e. tidak mau bekerja sama dengan sesama muslim karena berbeda faham

9. Berikut ini adalah keutamaan-keutamaan beramal ikhlas. Adapun yang tidak termasuk
di dalamnya adalah....
a. menjadi syarat diterimanya amal ibadah seseorang
b. menjadikan semangat dalam melakukan amal kebajikan
c. menjadi orang yang sabar meskipun diejek dan dihina amal ibadahnya
d. mendatangkan ketentraman dan ketenangan hidupnya
e. menjadikan besar dirinya karena banyak dipuji orang lain.

10. Berikut ini merupakan lafal Q.S. Al An’am ayat 162 – 163, manakah yang artinya
ikhlas / lurus....
a. c. e.
b. d.

2). Soal Uraian


Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan arti ibadah menurut fuqaha ? serta berilah contohnya !
2. Jelaskan usaha-usaha yang harus ditempuh bagi seorang Muslim dan Muslimah agar
dapat beribadah dengan ikhlas !
3. Kemukakan tiga keutamaan bagi seorang Muslim/Muslimah yang telah beramal secara
ikhlas!
4. Bagaimana tanda-tanda seseorang yang beramal tidak ikhlas itu?
5. Identifikasi perilaku-perilaku manusia yang berbuat syirik kepada Allah SWT!
18

IMAM KEPADA ALLAH

Standar Kompetensi :
3. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat-Nya dalam
Asmaul husna

Kompetensi Dasar :
3.1 Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna.
3.2 Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna
3.3 Menampilkan perilaku yang menceminkan keimanan terhap 10 sifat Allah dalam
Asmaul Husna

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. Al Baqarah 255

 Q.S. Al A’raf : 180 - 181

 Q.S. Al Mukminun : 116

IFTITAH .
1. Bacalah Al-Qur’an 5-10 menit sebelum memulai pelajaran!
2 Awali pelajaranmu dengan membaca doa belajar!
3. Bersikap baiklah kepada Allah swt. dan sesama makhluk-Nya!
4. Hayatilah keimanan kepada Allah dan terapkan dalam perilaku sehari-hari!

Pernahkah kamu memperhatikan diri dan alam sekitarmu? Siapakah pencipta semua itu?
Dialah Allah swt. pencipta alam beserta seluruh isinya. Dia menciptakan semua itu dengan
19

kehendak dan kuasa-Nya. Oleh karena itu, kita harus meyakini, memahami, serta meneladani
sifat-sifat Allah swt. khususnya yang terkandung dalam Asmaul Husna di dalam kehidupan kita.
Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama sekaligus sebagai pondasi dari
rukun iman yang lain. Allah swt. adalah Zat yang Mahakuasa, yang menciptakan alam beserta
seluruh isinya sekaligus sebagai penjaga dan pengatur alam jagat ini, yang tidak pernah merasa
lelah, yang tidak pernah mengantuk, tidak pernah tidur, dan tidak merasa berat menjaga
keduanya. Dialah Allah swt. yang memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz sebagai sifat
kesempurnaan-Nya.

A. Sifat-Sifat Allah SWT.


Allah swt. adalah Zat Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam beserta isinya. Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur. Dia tidak
pernah merasa berat menjaga langit dan bumi beserta seluruh isinya. Allah swt. memiliki sifat
wajib, mustahil, dan jaiz yang dimiliki-Nya sebagai kesempurnaan-Nya. Sifat wajib artinya sifat
yang harus dimiliki oleh Allah sebagai sifat kesempurnaan-Nya karena Dia adalah segala-
galanya. Hal ini tercermin pada sifat wajib yang 13 dan bila ditambah dengan sifat maknawiyah
yang ada 7 buah akan menjadi 20. Adapun sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin
dimiliki oleh Allah. Sedangkan sifat jaiz, yaitu sifat wenang (bebas). Artinya, Allah bebas
berbuat sesuai dengan kuasa dan kehendak-Nya atau dengan kata lain, Allah boleh berbuat
atau tidak berbuat sesuai dengan keinginan-Nya.

Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik bagi Allah yang jumlahnya adalah 99
nama. Sebagai orang yang beriman, kita selalu dianjurkan untuk menyebut-Nya. Hal ini tertera
dalam hadis yang menyebutkan tentang Asmaul Husna berbunyi sebagai berikut.
(‫)رواه ابن ماجه‬ ‫ب اتلووتترر‬ ‫ا ووتترر رويَي و‬
‫ح ب‬ ‫وانن و ن و‬
‫ل وتتسرعةة رووتتسوعتيرن واتسرمارمتن رحرفرظرهاردرخرل اتلرجننرة رووانن ر‬
Artinya: Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barang siapa
menghapalnya (dengan meyakini kebenarannya) ia masuk surga. Sesungguhnya
Allah Maha ganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu yang ganjil." (HR
Ibnu Majah).

Adapun sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai berikut.
No Sifat wajib Artinya Sifat mustahil Artinya
1 Wujud Ada Adam Tidak ada
2 Qidam Terdahulu Hudus Baru
3 Baqa Kekal Fana Lenyap
4 Mukhalafatuhu Berbeda Mumasalatuhu lil Serupa dengan
lil hawadis dengan yang hawadis yang baru
baru
5 Qiyamuhu Berdiri dengan Ihtiyaju bigairih Berhajat kepada
binafsih sendiri-Nya yang lain
6 Wahdaniah Esa Ta’addud Berbilang/berjumlah
7 Qudrat Berkuasa Ajzu Lemah
8 Iradat Berkehendak Karahah Terpaksa
9 I1mu Mengetahui Jahlun Bodoh
10 Hayat Hidup Maut Mati
11 Sama Mendengar Summun Tuli
12 Basar Melihat Umyun Buta
13 Kalam Berfirman Bukmun Bisu
20

Apabila sifat-sifat tersebut ditambah dengan sifat maknawiyah sebanyak tujuh sifat,
maka akan menjadi 20, yaitu sebagai berikut.
No Sifat Maknawiyah Artinya
1 Qadiran Mahakuasa
2 Muridan Maha Berkehendak
3 Aliman Maha Mengetahui
4 Hayyan Mahahidup
5 Sami'an Maha Mendengar
6 Basiran Maha Melihat
7 Mutakalliman Maha Berfirman

Selain sifat wajib dan mustahil tersebut, Allah juga mempunyai sifat jaiz yang artinya
boleh (bebas). Maksudnya, Allah bebas berbuat sesuatu dan bebas pula tidak berbuat sesuatu
sesuai dengan kehendak dan kuasa-Nya.

TUGAS
Sebutkan cara menghayati sifat Allah dalam kehidupan pribadimu! Buatlah dalam
bentuk tabel!

B. Sifat Allah dalam Asmaul Husna


Selain sifat kesempurnaan Allah swt. sebagaimana telah disebutkan, Allah juga
mempunyai nama-nama baik yang jumlahnya 99. Sebagai orang yang beriman, kita dianjurkan
untuk selalu menyebut-Nya. Firman Allah swt.

Artinya: Allah mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang agung sesuai dengan sifat-sifat
Allah), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)
nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan." (QS Al A’raf: 180).

RISALAH
Surah Al lkhlas merupakan sebuah surah dalam Al Quran yang berisi ketegasan dan
kesaksian tauhid kepada Allah swt. Di dalamnya sifat keesaan Allah dan beberapa Asmaul
Husna-Nya benar-benar menjadi titik sentral. Konsekuensinya adalah bahwa Allah tidak akan
menerima dosa yang bernama syirik atau menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain.
Rasulullah Saw bersabda.
(‫)رواه ابن ماجه‬ ‫ب اتلووتترر‬ ‫ا ووتترر رويَي و‬
‫ح ب‬ ‫وانن و ن و‬
‫ل وتتسرعةة رووتتسوعتيرن واتسرمارمتن رحرفرظرهاردرخرل اتلرجننرة رووانن ر‬
Artinya: "Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa
menghafalnya (dengan meyakini akan kebenarannya), is masuk surga.
Sesungguhnya Allah itu Mahaganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu
yang ganjil."(HR Ibnu Majah).

Adapun Asmaul Husna sebagaimana difirmankan Allah swt. dalam Al Quran dan
disabdakan oleh Rasullullah saw. jumlahnya ada 99, yaitu sebagai berikut.
No Asmaul Husna Artinya Ayat Rujukan
1 Ar Rahman Maha Pemurah (QS Al Fatihah: 3)
2 Ar Rahim Maha Pengasih (QS Al Fatihah: 3)
21

3 Al Malik Maharaja (QS Al Mu'minun: 116)


4 Al Quddus Mahasuci (QS Al Jumuah: 1)
5 As Salam Mahasejahtera (QS Al Hasyr: 23)
6 Al Mu'min Maha Terpercaya (QS Al Hasyr: 23)
7 Al Muhaimin Maha Memelihara (QS Al Hasyr: 23)
8 Al `Aziz Mahaperkasa (QS Ali Imran: 62)
9 Al Jabbar Kehendaknya Tak Dapat (QS Al Hasyr: 23)
Diingkari
10 Al Mutakabbir Memiliki Kebesaran (QS Al Hasyr: 23)
11 Al Khaliq Maha Pencipta (QS Ar Ra'd: 16)
12 Al Bari' Mengadakan dari Tiada (QS Al Hasyr: 24)
13 Al Musawwir Membuat Bentuk (QS Al Hasyr: 24)
14 Al Gaffar Maha Pengampun (QS Al Baqarah: 235)
15 Al Qahhar Mahaperkasa (QS Ar Ra'd: 16)
16 Al Wahhab Maha Pemberi (QS Ali Imran: 8)
17 Ar Razzaq Maha Pemberi Rezeki (QS Az Zariyat: 58)
18 Al Fattah Maha membuka (hati) (QS Saba: 26)
19 Al 'Alim Maha Mengetahui (QS Al Baqarah: 29)
20 Al Qabid Maha Pengendali (QS Al Baqarah: 245)
21 Al Basit Maha Melapangkan (QS Ar Ra'd: 35)
22 Al Khafid Maha Merendahkan (HR At Turmuzi)
23 Ar Rafi' Maha Meninggikan (QS Al An'am: 83)
24 Al Mu'iz Maha Terhormat (QS Ali Imran: 26)
25 Al Muzill Maha Menghinakan (QS Ali Imran: 26)
26 As Sami' Maha Mendengar (QS Al Isra: 1)
27 Al Basir Maha Melihat (QS Al Hadid: 4)
28 Al Hakam Maha Memutuskan Hukum (QS Al Mu'min: 48)
29 Al `Adl Maha adil (QS AI An'am: 115)
30 Al Latif Maha lembut (QS Al Mulk: 14)
30 Al Khabir Maha Mengetahui (QS Al An'am: 18)
32 Al Halim Maha Penyantun (QS Al Baqarah: 235)
33 Al `Azim Maha agung (QS Asy Syura: 4)
34 Al Gafur Maha Pengampun (QS Ali lmran: 89)
35 Asy Syakur Maha Menerima Syukur (QS Fatir: 30)
36 Al `Aliyy Maha tinggi (QS An Nisa: 34)
37 Al Kabir Maha besar (QS Ar Ra'd: 9)
38 Al Hafiz Maha Penjaga (QS Hud: 57)
39 Al Mugit Maha Pemelihara (QS An Nisa: 85)
40 Al Hasib Maha Pembuat Perhitungan (QS An Nisa: 6)
41 Al Jalil Maha luhur (QS Ar Rahman: 27)
42 Al Karim Maha mulia (QS An Naml: 40)
43 Ar Raqib Maha Mengawasi (QS Al Ahzab: 52)
44 Al Mujib Maha Mengabulkan (QS Hud: 61)
45 Al Wasi' Maha luas (QS Al Baqarah: 268)
46 Al Hakim Maha bijaksana (QS Al An'am: 18)
47 Al Wadud Maha Mengasihi (QS Al Buruj: 14)
48 AI Majid Maha mulia (QS Al Buruj: 15)
49 Al Ba'is Maha Membangkitkan (QS Yasin: 52)
50 Asy Syahid Maha Menyaksikan (QS Al Maidah: 117)
51 Al Haqq Maha benar (QS Taha: 114)
52 Al Wakil Maha Pemelihara (QS Al An'am: 102)
53 Al Qawiyy Maha kuat (QS Al Anfal: 52)
54 Al Matin Maha kokoh (QS Az Zariyat: 58)
55 Al Waliyy Maha Melindungi (QS An Nisa: 45)
56 Al Hamid Maha Terpuji (QS An Nisa: 31)
57 Al Muhsi Maha Menghitung (QS Maryam: 94)
58 Al Mubdi Maha Memulai (QS AI Buruj: 13)
59 Al Mu'id Maha Mengembalikan (QS Ar Rum: 27)
60 Al Muhyi Maha Menghidupkan (QS Ar Rum: 50)
61 Al Mumit Maha Mematikan (QS Al Mu'min: 68)
62 Al Hayy Maha hidup (QS Taha: 111)
63 Al Qayyum Maha mandiri (QS Taha: 11)
22

64 Al Wajid Maha Menemukan (QS Ad Duha: 6-8)


65 Al Majid Maha Mulia (QS hud: 73)
66 Al Ahad Maha Esa (QS Al lkhlas: 1)
67 Al Wahid Maha Tunggal (QS Al Baqarah: 133)
68 As Samad Maha Dibutuhkan (QS Al Ikhlas: 2)
69 Al Qadir Maha kuat (QS Al Baqarah: 20)
70 Al Muqtadir Maha Berkuasa (QS Al Qamar: 42)
71 Al Mugaddim Maha Mendahulukan (QS Qaf: 28)
72 Al Mu'akhkhir Maha Mengakhirkan (QS Ibrahim: 42)
73 Al Awwal Maha Permulaan (QS Al Hadid: 3)
74 Al Akhir Maha akhir (QS Al Hadid: 3)
75 Az Zahir Maha nyata (QS Al Hadid: 3)
76 Al Batin Maha gaib (QS Al Hadid: 3)
77 Al Wali Maha Memerintah (QS Ar Ra'd: 11)
78 Al Muta'ali Maha tinggi (QS Ar Ra'd: 9)
79 Al Barr Maha dermawan (QS At Tur: 28)
80 At Tawwab Maha Penerima Tobat (QS An Nisa: 16)
81 AI Muntagim Maha Penyiksa (QS As Sajadah: 22)
82 Al 'Afuww Maha Pemaaf (QS An Nisa: 99)
83 Ar Rauf Maha Pengasih (QS Al Baqarah: 207)
84 Malik Al Mulk Maha Penguasa Kerajaan (QS Ali Imran: 26)
85 Zul Jalal wa Al Ikram Maha Pemilik Keagungan (QS Ar Rahman: 27)
dan Kemuliaan
86 Al Mugsit Maha adil (QS An Nur: 47)
87 Al Jami' Maha Pengumpul (QS Saba: 26)
88 Al Ganiyy Maha kaya (QS Al Baqarah: 267)
89 Al Mugni Maha Mencukupi (QS An Najm: 48)
90 Al Mani' Maha Mencegah (HR At Turmuzi)
91 Ad Darr Maha Pemberi Derita (QS Al An'am: 17)
92 An Nafi' Maha Pemberi Keman-faatan (QS Al Fath: 11)
93 An Nur Maha Bercahaya (QS An Nu 35)
94 Al Hadi Maha Pemberi Petunjuk (QS Al Hajj: 54)
95 Al Badi' Maha Pencipta (QS AI Baqarah: 117)
96 Al Baqi Maha kekal (QS Taha: 73)
97 Al Waris Maha Mewarisi (QS Al Hijr: 23)
98 Ar Rasyid Maha pandai (QS Al Jin: 10)
99 As Sabur Maha sabar (HR At Turmuzi)

1. Ar Rahman
Sebagaimana dijelaskan dalam buku Menyingkap Tabir Ilahi karya M. Quraish Shihab,
semua kata yang terdiri dari huruf ra, ha, dan mim, mengandung makna kelemahlembutan,
kasih sayang, dan kehalusan. Akan tetapi, khusus untuk nama dan sifat Ar Rahman yang juga
berakar sama dengan huruf-huruf tersebut tidak dapat disandang, kecuali hanya oleh Allah
swt. Oleh karena itu, ada ayat Al Quran yang mengajak manusia menyembah-Nya dengan
menggunakan kata Ar-Rahman sebagai ganti kata Allah atau menyebut kedua kata tersebut
sejajar dan bersamaan, yaitu sebagai berikut:

Artinya: "Katakanlah; Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja
kamu seru. Dia memunyai Asmaul Husna nama-nama yang terbaik." (QS Al Isra:
110).

Berdasarkan ayat tersebut, Allah adalah satu-satunya yang paling berhak disembah.
Dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan bahwa Allah swt. berfirman yang artinya: "Aku adalah Ar
Rahman, Aku menciptakan rahim, Kuambilkan untuknya nama yang berakar dari nama-Ku.
Siapa yang menyambungnya (silaturahim) akan Kusambung (rahmat-Ku) untuknya dan siapa
yang memutuskannya, Kuputuskan (rahmat-Ku baginya)." (HR Abu Daud dan At Turmuzi).
23

Muhammad Abduh berpendapat bahwa Ar Rahman adalah rahmat Tuhan yang


sempurna, tetapi sifatnya sementara dan yang dicurahkan-Nya kepada semua makhluk, baik
mukmin ataupun kafir. Akan tetapi, karena sementaranya itu, maka is hanya berupa rahmat di
dunia saja dan tidak bersifat abadi. Rasulullah saw. memberikan sebuah ilustrasi melalui
hadisnya menyangkut besarnya rahmat Allah yang artinya: "Allah swt. menjadikan rahmat itu
seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke bumi ini
satu bagian; yang satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk, (yang tercermin antara
lain) pada seekor binatang yang mengangkat kakinya dari anaknya terdorongoleh rahmat
kasih sayang, khawatir jangan sampai menyakitinya." (HR Muslim).
Al Ghazali berpendapat bahwa buah yang dihasilkan seseorang yang dihasilkan oleh
sifat rahman ini pada kehidupan seseorang, antara lain is akan menebarkan kasih sayang
kepada sesamanya yang lengah dan lemah serta mengalihkan hal tersebut menuju jalan Allah.
Ia pun tidak akan ragu mencurahkan kasih sayang tersebut kepada sesama manusia tanpa
memandang perbedaan suku, ras, atau agama bahkan tingkat keimanannya serta memberi
pula rahmat dan kasih sayang kepada makhluk-makhluk lain, baik yang hidup maupun yang
mati.

2. Ar Rahim
Ketika disebutkan kata rahim, pasti yang terlintas adalah ibu yang memiliki anak dan
pikiran kita akan melayang pada kasih sayang yang dicurahkan sang Ibu kepada anaknya.
Tetapi, jangan diduga bahwa sifat kasih sayang atau rahmat Tuhan akan sama dengan sifat
rahmat ibu tersebut. Kita harus meyakini bahwa kasih sayang Tuhan tidak akan pernah
sepadan dengan kasih sayang ibu. Allah adalah wujud yang tidak dapat dipersamakan, baik
dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya dengan apa pun. Rahmat kasih sayang Allah tidak
terhingga (QS Al Araf 156) dan dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan bahwa Allah swt.
berfirman yang artinya, "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan amarah-Ku." (HR Bukhari
dan Muslim).
At Rahim artinya adalah Maha Pengasih dan nama ini terdapat dalam Al Quran Surah
Al Fatihah Ayat 3 sebagaimana pula nama At Rahman. Sebagai mukmin kita menyebut nama
ini beberapa kali, khususnya pada saat salat. Melalui pemahaman akan sifat ini, kita dianjurkan
untuk mencontoh sifat Allah tersebut untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja
sifat At Rahim Allah sudah tentu dalam kapasitas dan substansi yang jauh lebih sempurna dari
sifat manusia.
Silaturahim adalah hubungan kasih sayang. Rahim juga berarti peranakan
(kandungan) yang melahirkan kasih sayang. Kerabat pun dinamakan rahim karena kasih
sayang yang terjalin di antara anggota-anggotanya. Menurut Muhammad Abduh, kata rahim
yang polanya menunjukkan kemantapan dan kesinambungan, menunjuk kepada sifat zat Allah
atau menunjukkan kepada kesinambungan dan kemantapan nikmat-Nya. Kemantapan dan
kesinambungan hanya dapat terwujud di akhirat kelak. Di sisi lain, rahmat ukhrawi hanya diraih
oleh orang yang taat dan bertakwa sebagaimana diungkapkan dalam ayat berikut ini.

Artinya: "Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rezeki yang balk? Katakanlah: Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang
beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.
Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui."
(QS Al Araf: 32).

3. As Sahur
Arti dari As Sabur adalah Maha Penyabar. Seseorang yang menahan gejolak hatinya
dinamakan sabar. Ada yang memahami sifat ini dalam arti melimpahkan kemampuan bersabar
ke hati hambahamba-Nya. Kemampuan bersabar bagi manusia memang diakui oleh para
pakar ilmu jiwa. Salah seorang di antaranya adalah Freud yang menyatakan bahwa manusia
24

memiliki kemampuan memikul sesuatu yang tidak disenanginya dan mendapat kenikmatan di
balik itu.
Sifat sabar yang dimiliki Allah swt. harus kita contoh dan kita amalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Imam Ghazali mengartikan kata As Sabur sebagai sikap yang tidak terdorong oleh
ketergesaan sehingga bergegas melakukan sesuatu sebelum waktunya, tetapi meletakkan
sesuatu dengan kadar tertentu dan memberlakukannya dengan aturan-aturan tertentu pula.
Uraian Al Quran tentang sabar adalah kebajikan dan kedudukan tertinggi yang
diperoleh seseorang karena kesabarannya. Firman Allah dalam Al Quran.

Artinya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas." (QS Az Zumar: 10).

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah:
153).

Semua ganjaran amal ditetapkan Allah kadarnya, kecuali ganjaran kesabaran


sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat tersebut. Oleh karena itu, puasa yang inti
pelaksanaannya adalah sabar dinyatakan oleh Allah melalui hadis qudsi "Puasa adalah untuk-
Ku dan Aku sendiri yang yang akan memberi (menetapkan ganjaran bagi pelakunya." Sabar
memang selalu pahit awalnya, namun akan berbuah manis pada akhirnya. Hanya sekali Allah
memberi kebebasan manusia untuk bersabar atau tidak, yaitu ketika orang-orang durhaka
dipersilakan masuk ke neraka (QS At Tur: 16). Manusia yang meneladani sifat ini, dituntut
untuk melaksanakan petunjuk Allah tersebut dalam menjalani kesabaran sambil juga tetap
menghayati makna As Sabur sehingga dapat dilakukan sekuat kemampuan.

4. Al Barr
Allah bersifat Al. Barr dipahami bahwa Allah memberikan aneka anugerah untuk
kemaslahatan makhluk-Nya. Anugerah Allah sangat luas yang tidak terbilang atau tidak
terhingga. Firman Allah swt.

Artinya: "Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang


melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang." (QS At Tur: 28).

Ada pula yang memahami bahwa Allah senantiasa menepati janji dan Dia selalu
menghendaki kebaikan untuk hamba-hamba-Nya serta kemudahan buat mereka (QS Al
Baqarah: 185). Aneka anugerah diberikan Allah semata-mata atas dasar kasih sayang-Nya.
Adapun manusia kadang memberi kebaikan atau melakukan sesuatu atas dasar pamrih atau
ingin mendapatkan manfaat tertentu dari hal tersebut. Seorang hamba yang meneladani sifat
ini hendaknya selalu mendasari sesuatu dengan maksud yang balk dan memberikan hal-hal
yang bermanfaat kepada manusia atau makhluk Allah yang lainnya. kita pun harus senantiasa
ingat bahwa Allah tidak menghendaki kesukaran bagi kita dan pasti akan menepati janji-Nya.

5. Asy Syakur
Asy Syakur diartikan sebagai Allah yang mengembangkan dari amalan hamba-hamba-
Nya meskipun sedikit dan melipatgandakan ganjarannya (QS Al Baqarah: 261). Manusia wajib
bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah kepada kits. Firman Allah berkaitan dengan
syukur ini, antara lain sebagai berikut:
25

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim: 7).

Makna dan kapasitas Syakur Allah dan manusia pasti berbeda. Pada hakikatnya,
setiap pekerjaan atau sesuatu yang baik lahir di alam ini adalah atas izin Allah semata. Apa
yang balk dari did kita pun berasal dari Allah semata. Oleh karena itu, pujian apa pun yang kita
sampaikan kepada siapa pun, akhirnya akan kembali pada Allah juga. Itulah sebabnya kita
diajarkan untuk mengucapkan hamdalah apabila kita bersyukur atas nikmat-Nya.
6. Al Adil (Maha adil)
Pengertian adil secara umum adalah meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Menurut pengertian Islam, adil adalah menentukan suatu hukum berlandaskan kebenaran.
Keadilan Allah adalah keadilan yang hakiki dart berlaku bagi seluruh hamba-Nya. Firman Allah
swt.

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-kali
tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-Nya" (QS Fussilat: 46).

Berdasarkan ayat tersebut, Allah menentukan hukuman dan pahala sesuai dengan
keadilan-Nya. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kezaliman dalam kehidupan hamba-Nya, Allah
memerintahkan kepada manusia supaya berbuat adil terhadap sesamanya. Firman Allah swt.

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. (QS. An Nahl: 90)

7. Al Gaffar (Maha Pengampun)


Manusia dalam hidupnya selalu mengalami tarik menarik antara perbuatan dan buruk.
Menurut Islam, perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai dengan ketentuan agama. Jika
menyimpang, maka perbuatan itu termasuk perbuatan tidak baik dan berdosa. Dosa ada yang
kecil dan ada yang besar. Akan tetapi, barang siapa yang berdosa dan selama ia bertobat
serta tidak akan mengulangi perbuatan buruknya, maka ia akan diampuni oleh Allah karena
Dia Maha Pengampun.
Firman Allah SWT.

Artinya : Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun. ( QS. Sad : 66)

a. Tauhid dalam ibadah dan doa, yaitu dengan hanya menyembah dan memohon kepada
Allah SWT.
b. Tauhid dalam dakwah dan pendidikan karena hanya Allah yang kuasa membukakan pintu
hati dan akal pikiran manusia.
c. Tauhid dalam berekonomi, yaitu bahwa hanya Allah yang mampu membukakan pintu rezeki
umat manusia.
d. Tauhid dalam manfaat, yaitu bahwa Allah kuasa memahami manfaat dan keberhasilan
26

pada diri manusia serta mencabutnya.


e. Tauhid dalam mudarat, yaitu hanya Allah yang mampu mendatangkan dan menghilangkan
bencana, petaka dan musibah.
f. Tauhid dalam ucapan, yaitu bismillah, alhamdulillah, insya Allah, dan lain-lain.

8. Al Hakim (Mahabijaksana)
Semua makhluk yang diciptakan Allah tidak ada yang sia-sia karena satu dengan yang
lainnya selalu terkait dan Baling membutuhkan. Semuanya itu berdasarkan kebijaksanaan
Allah. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada manusia. Apabila dalam
keadaan yang sulit, Allah memberikan keringanan, tetapi bila keadaan sudah biasa, maka
keringanan itu kembali seperti semula. Firman Allah SWT.

Artinya: "Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan
Dialah Yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui. " (QS Az Zukhruf : 84).

9. Al Maliku (Maha Merajai)


Allah-lah yang merajai seluruh alam semesta. Artinya, kekuasaan Allah tidak ada
batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah mengatur dan memimpin makhluk-Nya yang dilandasi
sifat kesempurnaan-Nya serta tidak ada satu pun yang terlepas dari kemahakuasaan-Nya.
Firman Allah SWT.

Artinya: 'Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan
(yang memunyai) Arsy yang mulia. " (QS Al Mukminun: 116).

10. Al Hasib (Maha Menghitung)


Allah menciptakan alam semesta beserta isinya berdasarkan perhitungan yang teliti
dan tepat. Artinya, segala sesuatu tercipta sesuai dengan kadarnya masing-masing. Demikian
pula dengan perhitungan amal manusia selama hidup di dunia. Baik atau buruknya amal
tersebut akan mendapat balasan seadil-adilnya di akhirat kelak karena tidak ada kesulitan bagi
Allah untuk menghitungnya. Firman Allah SWT.

Artinya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan
itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya
Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS An Nisa: 86).

Beriman kepada Allah swt. dengan sifat dan asma-Nya harus dihayati dan diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula ketika kita berdoa, hendaknya terlebih dahulu
menyebut asma-Nya (lihat QS Al A'raf 180).

TUGAS
Sebutkan minimal dua puluh Asmaul Husna selain yang terdapat dalam pembahasan
sub bab ini beserta cara menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari! Buatlah dalam bentuk
table

C. Tanda Penghayatan Iman Kepada Allah


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus mencontoh dan mengamalkan sifat-sifat
Allah yang tertera dalam Asmaul Husna sebagaimana sudah disebutkan. Agar manusia dapat
melaksanakan hal tersebut, manusia harus menundukkan dan menjinakkan hawa nafsunya.
Mengenai hawa nafsu, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an.
27

Artinya: "Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi
rahmat oleh Tuhan-ku. Sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (QS Yusuf: 53).

Imam Ghazali juga menyatakan bahwa hawa nafsu lebih berbahaya bagi manusia
daripada setan. Jika manusia mampu menundukkan hawa nafsunya, maka is mampu
menundukkan setan karena setan menggunakan hawa nafsu manusia untuk menjerumuskan
dirinya sendiri.
Orang yang benar-benar menghayati terhadap iman kepada Allah, tentu dia memiliki
tanda sebagai cermin penghayatannya tersebut. Ada pun tanda-tandanya, antara lain sebagai
berikut :
1. Rajin beribadah, baik ibadah mahdah maupun gairu mahdah.
2. Berbudi luhur dan memiliki sopan santun, baik dalam perbuatan maupun perkataannya.

Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut.

‫خببور رفلر يَيببتؤوذ رجبباررهيَ رورمببتن ركببارن يَيببتؤوميَن وبببا و‬


‫ل‬ ‫ل رواتلريتووم تالر و‬ ‫ا صلعم رمتن ركارن يَيتؤ وميَن وبا و‬ ‫رعتن اروبىِ يَهررتيرررة رقرل رريَستويَل و‬
(‫ت )رواه البخارى‬ ‫صيَم ت‬ ‫خور رفتلريقيَتل رختيةرا ارتولوري ت‬‫ل رواتلريتووم تالر و‬ ‫خور رفتليَيتكورتم ر‬
‫ضتيرفيَه رورمتن ركارن يَيتؤوميَن وبا و‬ ‫روتالر و‬

Artinya: "Barang siapa beriman kepada Allah maupun hari akhir, janganlah menyakiti
tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan bari akhir, hendaklah
memuliakan para tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah is berkata baik atau diam saja." (HR Bukhari).

3. Bersifat sabar, tabah, dan tawakal.


4. Bersyukur atas nikmat dari Allah SWT.
5. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah SWT.
6. Yakin akan keadilan Allah karena setiap perbuatan pasti akan ada balasannya yang
setimpal.

DISKUSI
Menurut pendapatmu, manakah yang lebih penting, ibadah mahdah atau gairu
mahdah? Jelaskanlah beserta alasannya!

D. Hikmah Beriman kepada Allah


Beriman kepada Allah mengandung banyak hikmah, antara lain sebagai berikut.
1. Akan mengingatkan kita untuk bersikap tawadu atau rendah hati dan tidak sombong.
Dirinya akan menyadari bahwa sebagai makhluk yang lemah, is tidak ada artinya di
hadapan Allah SWT.
2. Akan melatih istikamah dalam kebenaran. Berani mengatakan benar jika memang itu benar
dan berani mengatakan salah jika itu memang salah.
3. Memupuk sifat qanaah atau menerima dengan ikhlas semua pemberian Allah setelah
berusaha dan berdoa.
4. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi persoalan, dia sadar bahwa putus asa adalah
sifat orang yang kafir.
5. Ia akan mampu menerima kritik atau saran yang konstruktif.
6. Bersyukur atas nikmat pemberian Allah dan bersabar apabila ia mendapat cobaan.

TUGAS
Sebutkan sikap positif yang dapat muncul dari keimanan terhadap Allah!
Allah memberi balasan sesuai dengan keadilan-Nya. Barang siapa berdosa dan
bertobat serta tidak mengulangi keburukannya, ia akan diampuni oleh Allah karena Dia Maha
Pengampun. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada manusia. Allah
memberi perintah sesuai dengan kondisinya. Allah merajai seluruh alam semesta. Artinya,
kekuasaan Allah tidak ada batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah mengatur dan memimpin
makhluk-Nya yang dilandasi sifat kesempurnaan-Nya. Tidak ada satu pun yang lepas dari
28

kemahakuasaan-Nya. Allah menciptakan alam semesta beserta isinya berdasarkan


perhitungan yang teliti dan tepat. Demikian pula perhitungan aural manusia selama di dunia.
Baik atau buruk amal tersebut akan dibalas seadil-adilnya di akhirat dan tidak sulit bagi Allah
menghitungnya. Beriman kepada Allah swt. dengan sifat dan asma-Nya harus dihayati dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

IMTIHAN

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!

1. Orang beriman kepada Allah dan rukun iman lainnya disebut....


a. Muttaqin d. Mukhlis
b. Muhsin e. Mukmin
c. Muslim

2. Alah SWT. mustahil bersifat hudus karena Allah bersifat....


a. Qidam d. Baqa
b. Qudrat e. Iradat
c. Wahdaniah

3. Allah SWT. bersifat baqa dan mustahil Dia bersifat....


a. Jahlun d. Ta’addud
b. Fana e. Adam
c. Ajzu

4. Mustahil Allah bersifat jahlun karena Dia mempunyai sifat....


a. Ilmu d. Basar
b. Hayat e. Kalam
c. Sama’

5. Allah SWT. wajib bersifat wahdaniah sehingga mustahil Dia bersifat....


a. Ajzu d. Maut
b. Karahah e. Fana
c. Ta’addud

6. Ihtiyaju bigairih adalah mustahil bagi Allah berhajat kepada yang lain karena Dia
mempunyai sifat wajib....
a. Wujud d. Qudrat
b. Qidam e. Mukhalafatuhu lilhawadis
c. Baqa

7. ‫قيَتل يَهرو ايَ اررحيَد‬


Ayat ini menunjukkan bahwa Allah bersifat ….
a. Qudrat d. Hayat
b. Wahdaniah e. Sama'
c. Ilmu

8. Karahah adalah mustahil bagi Allah karena Dia mempunyai sifat wajib yaitu....
a. Wahdaniah d. Ilmu
b. Qudrat e. Hayat
c. Iradat

9. Arti ilmu adalah....


a. Kuasa d. Hidup
b. Berkehendak e. Melihat
c. Mengetahui
29

10. Tidak mungkin Allah swt. bersikap maut karena Dia bersifat....
a. Wahdaniah d. Ilmu
b. Qudrat e. Hayat
c. Iradat

11. Mustahil Allah bersifat ama karena Dia bersifat....


a. Qudrat d. Hayat
b. Iradat e. Basar
c. Ilmu

12. Maha Berkehendak adalah salah satu sifat wajib bagi Allah yaitu....
a. Hayyan d. Mutakalliman
b. Muridan e. Basiran
c. Sami'an
13. Allah disebut juga Al Hakim yang artinya....
a. Mahabijaksana
b. Maha Menguasai
c. Maha Pengampun
d. Maha Merajai
e. Maha Menghitung
14. Arti dari Asmaul Husna adalah nama-nama yang....
a. Terkenal d. Baik
b. Gagah e. Indah
c. Suci
15. Al Bari' adalah salah satu Asmaul Husna yang artinya....
a. Maha perkasa
b. Maha Penyantun
c. Maha Pembuat
d. Maha mulia
e. Maha Pemberi

16. Al Azim artinya....


a. Maha agung d. Maha Mengetahui
b. Mahamulia e. Maha Pencipta
c. Maha Penyayang

17. QS An Nahl:90 memerintahkan kita untuk berbuat....


a. Jujur dan ikhlas
b. Makruf nahi munkar
c. Baik dan ramah
d. Kebaikan dan ikhlas
e. Adil dan baik

18. Allah swt. Maha Pengampun dan akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang bertobat
karena Allah memiliki nama....
a. Al Hasib d. Al Hadi
b. Al Malik e. Al Hakim
c. Al Gaffar
19. Allah swt. memiliki nama Al Jabbar yang artinya ....
a. Maha Mendengar d. Maha Merajai
b. Maha Terpercaya e. Maha suci
c. Maha kuasa
‫وتتسرعةة رووت ت‬
20. ‫سوعتيرن‬ Artinya....
a. 100 d. 99,9
b. 99 e. 9,99
30

c. 999

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!


1. Apakah yang dimaksud dengan iman?
2. Sebutkanlah sifat wajib bagi Allah beserta artinya!
3. Sebutkanlah sifat mustahil bagi Allah beserta artinya!
4. Jelaskanlah pengertian dari Asmaul Husna!
5. Apabila seseorang ingin memakai nama Asmaul Husna sebagai namanya, hendaknya ia
mengawali dengan kata Abdun. Mengapa? Jelaskan!
6. Apakah maksud bahwa Allah swt bersifat jaiz?
7. Tulislah dalil naqli bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan!
8. Jelaskan pendapatmu mengapa tidak ada tuhan lain selain Allah swt.!
9. Apakah yang dimaksud dengan ahkamul hakimin? Jelaskan!
10. Bagaimana pendapatmu jika Allah swt. tidak bersifat adil? Jelaskan!
31

MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lain,
bahkan dengan malaikat sekalipun. Kemuliaan manusia nampak ketika Allah SWT berkehendak
menciptakan Adam sebagai Khalifah-Nya di muka bumi dengan misi beribadah kepada-Nya.
Kehendak Allah tersebut berdasarkan perencanaan yang sangat matang, sehingga ketika para
malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya:

“Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 30)

Namun kemuliaan itu sangat erat kaitannya dengan komitmen manusia itu sendiri dengan
menjaga perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah,
dengan sesama manusia, maupun dengan makhluk Allah yang lain. Karena itu agar kemuliaan
tetap terjaga, manusia harus tetap berperilaku yang baik (terpuji) atau ber akhlaqul karimah.
Sebagaimana Nabi bersabda

﴾‫اكمل الؤممني احسنهم خلقا ﴿رواه التمذى‬


Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Akhlakul karimah atau akhlaq terpuji adalah perilaku atau perbuatan baik yang tampak
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang khaliq (Allah SWT), dengan
sesama manusia dan dengan makhluk Allah yang lainnya. Dan diantara akhlak yang terpuji adalah
:
1. Husnuzzan kepada Allah SWT
2. Husnuzzan terhadap diri sendiri
3. Husnuzzan kepada sesama manusia

1. HUSNUZZAN KEPADA ALLAH


a. Pengertian Husnuzzan kepada Allah
Husnuzzan artinya berprasangka baik atau biasa disebut positive thingking
Husnuzzan kepada Allah artinya berprasangka baik kepada Allah SWT. yaitu selalu meyakini
bahwa apa saja yang Allah berikan kepada manusia baik yang menyenangkan maupun yang
menyedihkan, pasti bermanfaat bagi menusia itu sendiri, Sebagaimana Firman-Nya

Artinya : “ .... Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,
Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran ; 191)

Dan mengakui bahwa apa saja yang baik itu datangnya dari Allah, sedangkan yang
buruk adalah dari diri manusia itu sendiri.
Sebagaimana Firman-Nya :

Artinya : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri ... “ (QS.An-Nisa ; 79)
32

Lawan dari husnuzzan adalah su’uzzan biasa disebut dengan negative thingking
artinya berprasangka buruk. Su’uzzan kepada Allah berarti berprasangka buruk kepada Allah
SWT, yaitu menganggap bahwa sumber segala bencana atau melapataka adalah Allah, dan
manusia yang bersifat seperti ini tidak akan pernak mensyukuri nikmat Allah apapun
bentuknya, sehingga tidak akan bisa hidup qana’ah.

Husnuzzan kepada Allah SWT merupakan salah satu dari beberap macam
keyakinan. Hal tersebut menurut keadaan manusia yang mengamalkan terbagi menjadi dua
golongan, yaitu yang bersifat khusus dan yang bersifat umum. Yang termasuk khusus adalah
golongan para ulama, orang-orang yang taat dan dekat kepada Allah SWT. Bagi orang yang
khusus mengetahui betapa Allah SWT telah melimpahkan kasih sayang-Nya kepada
manusia dan dan makhluk lain dimuka bumi ini. Mreka telah merasakan kenikmatan dari sifat
rahman ddan rahimnya Allah SWT, ia mlihat semuanya adalah anugerah dari Allah SWT
juga., berprasangka baik (berhusnuzhan) ekpada Allah. Ia tidak berkeluh kesah terhadap apa
saja yang menimpanya, seumpama musibah merenggut harta benda dan nyawa diri dan
keluarganya. Ia menerima dengan syukur dan penuh harapan kepada Allah, bahkan
mengharap ridha Allah atas kejadian dan peristiwa tersebut.
Husnuzhan orang wam kepada Allah SWT, karena mereka telah erasakan dan
menikmati pemberian Allah bagi dirinya dan alam semesta. Maka timbullah ras syukur dan
terima kasih yang tak terhingga kapada Allah dengan diikuti kedekatan dan ketakwaan dalam
ibadah dan amal.

Berprasangka baik kepada Allah merupakan salah satu dasar utama manusia
membangun hubungan dengan Allah SWT. Karena Allah SWT terhadap hambanya seperti
yang hambanya sangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba berprasangka buruk kepada
Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika baik prasangka
hamba kepada-Nya maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut. Sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh bukhari mempertegas hal ini,

Artinya : Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala berfirman :
“Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia
ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya
dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih
baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku
mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku
mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka
Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil“. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Orang yang berbaik sangka kepada Allah tentu meiliki akhlak yang baik (sifat terpuji)
karena selalu merasa dimana saja berada diawasi oleh Allah SWT.. Akhlak yang baik
merupakan modal yang lebih berharga dibanding dengan modal harta kekayaan. Selain itu
akhlak yang baik dapat meninggikan derajat dan martabat di hadapan manusia, sekaligus
menyempurnakan iman kepada Allah SWT dan mendekatkan hubungan kita kepada-Nya.
Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan kepada kita:

﴾‫اكمل الؤممني احسنهم خلقا ﴿رواه التمذى‬

Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Dengan demikian husnuzzan kepada Allah SWT dapat tumbuh dan berkembang pada
diri seseorang apabila dilandasi oleh aqidah atau keyakinan yang kuiat. Diantara sikap yang
harus diwujudkan sebagai dasar dalam berhusnuzzhan kepada Allah adalah seperti berikut :

 Meyakini bahwa allah itu Maha Esa ( Tauhid )


 Bertakwa kepada Allah SWT

 Beribadah dan berdoa kepada Allah

 Berserah diri kepada Allah (tawakal)

 Menerima dengan ihlas semua keputusan Allah


33

b. Contoh-contoh perilaku husnuzzan kepada Allah SWT.

Diantara sikap perilaku terpuji yang dilaksanakan oleh orang yang berbaik sangka
kepada Allah ialah syukur dan sabar.

1). Syukur

Kata syukur berasal dari bahasa Arab, yang artinya terima kasih. Menurut istilah,
syukur ialah berterima kasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan
karunia-Nya, melalui ucapan, sikap, dan perbuatan.

Dengan kata lain syukur berarti mempergunakan nikmat Allah menurut yang
dikehendaki oleh Allah, dan dalam istilah populernya dinamakan syukur nikmat. Sedangkan
mempergunakan nikmat Allah tidak pada tempatnya ; unpama mata untuk melihat hal-hal
yang dilarang oleh Allah atau yang haram, mulut untuk berbicara yang kotor, memperoleh
rizki untuk berbuat kemaksiatan, bukan dinamakan syukur, tetapi kufur nukmat.

Syukur seorang hamba kepada Allah adalah dengan memuji dan menyebut serta
mempergunakan nikmat itu. Kebaikan sesuai dengan maksud Allah memberikan nikmat itu.
Kebaikan seorang hamba kepada Tuhannya ialah ketundukan dan kepatuhan terhadap
perintah Tuhannya. Sedangkan kebaikan Tuhan terhadap hamba-Nya ialah memberi nikmat
itu dan memberikan taufik-Nya. Karena itu dapat dikatakan bahwa syukur hamba yang
sebenarnya ialah menuturkan dengan lidahnya, mengakui dengn hatinya akan nikmat
Tuhannya, dan mempergunakan nikmat itu sesuai yang dikehendaki Tuhannya.

Dalam Al-Quran Allah SWT. menegaskan bahwa apabila manusia mensyukuri nikmat-
Nya, maka Ia akan menambah nikmat itu, dan apabila manusia tidak berterima kasih atas
nikmat-Nya, Allah akan mengurangi atau mencabut nikmat itu dari manusia sebagai
hukuman kekufurannya. Sebagaimana firma-Nya :

Artinys : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” ( QS. Ibrahim ;
7)

Pada umunya manusia itu lalai dan tidak manyadari nilai nikmat yang telah
dianugerahkan Allah kepadanya, dan apabila nikmat itu telah dicabut oleh Allah dari
padanya, maka barulah ia merasakan serta menyadarinya. Seperti nikmat kesehatan, sehat
jasmani dan sehat rohani, dll dalam hidup dan kehidupannya. Allah berfirman :

Artinya : “Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An-Naml ; 40 )

Cara bersyukur kepad Allah SWT ialah dengan menggunakan segala nikmat karunia
Allah SWT utnuk hal-hal yang diridai-Nya yaitu :

1). Bersyukur dengan hati, ialah mengakui dan menyadari bahwa segala nikmat yang
diperoleh manusia, merupakan karunia Allah SWT semata.

2). Bersyukur dengan lidah, ialah mengucapkan Alhamdulillah, atau dengan kalimat zikir
yang lain

3). Bersyukur dengan amal perbuatan, ialah melaksanakan shalat, beribadah haji, berbakti
kepada kedua orang tua.

4). Bersyukur dengan harta benda, ialah membelanjakan hartanya di jalan Allah
34

2). Sabar

Sabar (ash shabr) dapat diartikan dengan “menahan” (al habs). Dari sini sabar
dimaknai sebagai upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu
untuk mencapai rida Allah.

Perhatikan firman Allah berikut ini :

Artinya : “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara
sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-
orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), ( QS. Ar-Ra’d ; 22 )

Untuk mengetahui sampai dimana kadar iman seseorang kepada Allah SWT, maka
Allah SWT selalu menguji, dan manusia tidak akan lepas dari segala ujian yang
menimpanya, baik musibah yang berhubungan dengan pribadi, maupun yang menimpa pada
sekelompok manusia atau bangsa. Terhadap semua ujian itu, maka hanya sabarlah yang
memancarkan sinar dan memelihara seorang muslim dari jatuh kepada kebinasaan,
memberikan hidayah dan menjaga dari putus asa..

Sabar adalah poros sekaligus asas segala macam kemuliaan akhlak. Muhammad Al
Khudhairi mengungkapkan bahwa saat kita menelusuri kebaikan serta keutamaan, maka kita
akan menemukan bahwa sabar selalu menjadi asas dan landasannya.

 ‘Iffah [menjaga kesucian diri] misalnya, adalah bentuk kesabaran dalam menahan diri
dari memperturutkan syahwat.
 Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat yang telah Allah
karuniakan.

 Qana’ah [merasa cukup dengan apa yang ada] adalah sabar dengan menahan diri
dari angan-angan dan keserakahan.

 Hilm [lemah-lembut] adalah kesabaran dalam menahan dan mengendalikan amarah.

 Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas dendam. Demikian pula akhlak-akhlak
mulia lainnya. Semuanya saling berkaitan. Faktor-faktor pengukuh agama semuanya
bersumbu pada kesabaran, hanya nama dan jenisnya saja yang berbeda.

Melatih kesabaran bisa melalui beberapa cara, antara lain:


 Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan memperbanyak ibadah;
salat, puasa, terutama membaca ayat-ayat suci Alquran. Memperbanyak
membaca Alquran bisa meredam nafsu marah/emosi. (Ingat kisah masuk
Islamnya Umar bin Khatob karena lantunan bacaan ayat suci Alquran oleh
saudara perempuannya)
 Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama; bersikap kasar,
menyebar fitnah, dan perbuatan-perbuatan mungkar lainnya seperti minum-
minuman keras, berjudi, dan lain-lain.
 Memilih lingkungan pergaulan. Memilih bergaul dengan orang-orang yang
mempunyai akhlak yang baik, sabar dan senantiasa beribadah kepada Allah
tentu akan lebih memberikan peluang besar untuk mengikuti kebiasaan-
kebiasaan baik mereka dibanding bergaul dengan orang-orang yang
mempunyai sifat-sifat sebaliknya

c. Cara mewujudkan Husnuzzan kepada Allah


Husnuzzan kepadaAllah Swt. dapat diwujdkan dengan bersikap dan berperilaku
sebagai berikut :
35

 Bila kita melakukan sesuatu bersikap optimis, artinya usaha positif yang sedang
dilakukannya dengan cara tawakal kepada Allah akan memperoleh pertolongan Allah
sehingga berhasil.
 Berdoa kepada Allah atas pengampunan dosa-dosanya, arinya seorang muslim yang
telah berbuat salah tidak berputus asa akan tetapi memohon langsung pengampunan
kesalahan kepada Allah SWT.
 Berserah diri kepada Allah SWT (tawakal)
 Tidak berkeluh kesah apalagi berputus asa apabila mendapat musibah, artinya jika
telah mendapat musibah, maka kita bersikap menyadari bahwa musibah itu
merupakan ujian dari Allah SWT
 Bertakwa Kepada Allah SWT

2. HUSNUZZAN TERHADAP DIRI SENDIRI


Husnuzzan (Berprasangka baik) kepada diri sendiri artinya senantiasa memandang
positif (positive thingking) terhadap diri sendiri. Meyakini dan berusaha menggali segala
potensi kebaikan yang ada dalam diri kita untuk kemudian memanfaatkan sebesar-besarnya
untuk kehidupan.
Orang yang husnuzzan atau berbaik sangka terhadap diri sendiri, tetntu akan berperilaku
terpuji terhadap dirinya sendiri, seperti percaya diri, gigih, berinisiatif, dan rela berkorban.

a. Percaya diri
Percaya diri atau biasa disebut dengan istilah PD, harus dimiliki oleh orang-orang yang
berakhlakul karimah, karena percaya diri termasuk sikap yang terpuji. Dengan percaya diri
seseorang akan merasa yakin bahwa Allah SWT telah membekali kemampuan kepada hamba-
Nya agar nantinya menjadi khalifah Allah yang berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi
orang lain, karena dengan percaya diri seseorang akan berani mengeluarkan pendapat dan
berani pula melakukan suatu tindakan.
Orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi dan ia memiliki percaya
diri yang kuat, tentu akan mengamalkan ilmunya dengan baik dan benar, sehingga akan
bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain, tetapi sebaliknya jika orang berilmu
pengetahuan tinggi dan ia tidak mempunyai percaya diri yang kuat, tentu akan memperoleh
kerugian dan mungkin malah bencana. Misalnya, seseorang yang memiliki ketrampilam
mengemudi mobil, tetapi ia tidak percaya diri (mider) maka bisa terjadi kecelakaan dan
mencelakakan orang lain.
Orang yang percaya diri, juga akan melaksanakan kewajiban terhadap dirinya sendiri,
misalnya akan menjaga kesehatan jasmani dan rokhaninya, dan memelihara dari dari bencana
yang akan menimpanya.

b. Gigih
Dalam kamus bahas Isdonesia, kata gigih berasal dari bahasa Minagkabau yang
artinya keras hati, tabah, dan rajin. Menurut istilah gigih ialah usaha sekuat tenaga dan tidak
putus asa untuk mencapai sesuatu walau harus menghadapi rintangan.
Manusi adalah termasuk makhluk yang diwajibkan berusaha/ikhtiar dalam memenuhi
hajat hidupnya, baik yang berhubungan dengan hidup di dunia maupun hidup di akhirat.
Sesuatu yang kita harapkan tidak akan datang dengan sendirinya. Namun, hal itu harus
diusahakan dengan sungguh-sunggh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan. Uasaha dangan gigih adalah usaha dengan sungguh-sungguh, lahir dan batin
untuk mencapai hasil yang yang dicita-citakan. Usaha lahir artinya berusaha sesuai dengan
kemampuan tenaga, harta dan fikiran. Sedangkan usaha batin adalah berdoa / memohon
kepada Allah SWT agar diberi kemudahan dan keberhasilan dari yang sedang diusahakan.
Sikap gigih yang disertai rasa optimis termasuk akhlakul karimah, yang hendaknya
diterapkan antara lain dalam hal berikut :

1). Menuntut ilmu


Menuntut ilmu disamping hukumnya wajib, ilmu juga akan bermanfaat bagi pemiliknya.
Dan Allah SWT berjanji akan mengangkat derajat orang yang memiliki ilmu pengatuah
disamping orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman-Nya :
36

Artinya :
“... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ... . (QS. Al-Mujaadilah ; 11)

Ilmu pengetahuan itu dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ilmu pengetahuan tentang
agama Islam (Ilmu Hal ) dan ilmu pengetahuan umum (Ilmu Ghairu Hal). Ilmu pengetahuan
tentang agama Islam memberikan pedoman hidup kepada umat manusia. Dengan pedoman
itu diharapkan manusia tidak menempuh jalan yang sesat dan menuju kepada kebinasaan,
tetapi sebaliknya dengan pedoman itu manusia akan menempuh jalan yang lurus yang diridai
oleh Allah SWT.
Ilmu pengetahuan umum bertujuan agar umat manusia dapat menggali, mengolah dan
memanfaankan kekayaan alam, baik yang ada di darat dan di laut, maupun yang ada di udara.
Kedua macam ilmu pengetahuan tersebut harus dipelajari secara sungguh-sungguh
dan rajin dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT, serta untuk memperoleh rida-
Nya dan rahmat-Nya. Bila kedua macam ilmu tersebut sudah dikuasai, dipahami dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan menjadikan pemiliknya memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Rosululloh SAW bersabda :

﴾ ‫س رفيِره رعنلقماً مسهمل اللههس لمهس برره طمرريِققاً إرملىَ النمجنهرة ﴿رواه مسلم‬ ‫ر‬
‫ك طمرريِققاً يِمينلتمم س‬
‫مَممنن مسلم م‬
Artinya : “Barang siapa melewati jalan dimana ia menuntut ilmu pada jalan itu,
niscaya Allah memudahkan kapdanya jalan menuju sorga” (HR. Muslim)

2). Bekerja mencari rizki yang halal


Orang Islam selain berkewajiban menunaikan ibadah kepada Allah (salat), juga
berkewajiban mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seseorang yang mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya hasil usaha sendiri, kedudukannya di sisi Allah lebih baik dari
orang minta-minta, yang keberadaannya dalam hidupnya menjadi beban orang lain.

Bekerja mencari rezeki yang halal bisa melalui berbagai bidang usaha, misalnya :
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, transportasi, perburuhan,
pertukangan dan perindustrian.
Bekerja dalam bidang-bidang usaha seperti tersebut hendaknya dilakukan dengan gigih dan
sungguh-sungguh dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT untuk memperoleh rida
dan rahmat-Nya. Insya Allah dengan cara seperti ini, akan memperoleh hasil kerja yang
optimal.
Perhatikan firman Allah berikut ini :

Artinya :
“... Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan ...” ( QS. Ar-Ra’du ; 11 )

3). Berinisiatif
Berinisiatif artinya berfikir dan bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu
perintah. Hal ini merupakan perilaku yang terpuji karena sifat tersbut mampu berprakarsa
melakukan kegiatan yang positif serta menghindarkan sikap apriori. Dalam berinisiatif selalu
menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi dan mampu berprakarsa
melakukan kegiatan yang bermanfaat baik untuk kepentingan sendiri maupun orang lain.
Orang yang berinisiatif disebut inisiator, yaitu mereka yang memiiki gagasan atau
prakarsa untuk membangun atau mengerjakan sesuatu yang baru dan positif guna
kepentingan bersama.
Inisiatif yang positif dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan
dan pengajaran, bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang politik dan ekonomi, bidang
keamanan dan ketertiban, bidang pertanian dan perikanan, serta bidang kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
Orang mukmin yang memiliki pengetahuan yang tinggi dalam bidang apapun,
hendaknya memiliki banyak inisiatif, untuk kepentingan dan kemajuan umat manusia, agar
keadaan umat manusia terus meningkat kearah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya
37

melalui ilmu pengetahuan dan tekhnologi dapat memprodusi alat-alat pertanian dan perikanan
yang canggih, yang belum ada, untuk meningkat hasil pertanian dan perikanan.
Upaya untuk menumbuhkan jiwa berinisiatif agar mampu bersikap mandiri dapat
ditempuh melalui barbagai cara sebagai berikut :
1. Bekerja sesuai keadaan dan bakat masing-masing (QS. Al-Isra ; 84)
2. Bekerja keras secara sungguh-sungguh ( QS. An-Nisa ; 100)
3. Tidak ikut-ikutan tanpa dasar dan tanpa ilmu pengetahuan (QS. Al-Isra ; 36)
4. Senantiasa menggunakan akal dalam bertindak (QS. Yunus ; 100)
5. Membiasakan perilaku kearah yang lebih baik
6. Mencari ide atau cara baru yang lebih baik

4). Rela berkorban


Rela berkorban maksudnya adalah bersedia dan ikhlas memberikan sesuatu (tenaga,
harta, ide/pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau masyarakat, meski kadang-kadang hal
itu bisa membuat dirinya sendiri menjadi susah atau menderita. Perilaku egois (mementingkan
diri sendiri), hedonis (mengutamakan kesenangan duniawi), dan materialistis (mementingkan
materi semata) adalah lawan dari sikap rela berkorban yang harus kita hindari.
Dalam Alquran dinyatakan bahwa, jika ingin sampai kepada kebaikan yang sempurna
salah satunya adalah kita harus rela memberikan sebagian dari harta benda kita untuk
perjuangan membela agama, juga kepada fakir miskin.

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya“.(QS. Ali Imran ; 92).

3. HUSNUZZAN TERHADAP SESAMA MANUSIA


Husnuzzan kepada sesama manusia maksudnya, senantiasa memandang dan
berprasangka bahwa orang lain tidak mempunyai maksud jahat kepada kita. Selalu
mengedepankan dan memilih untuk merespon positif segala sesuatu yang terjadi walau di
tengah lingkungan yang paling buruk sekalipun.

a. Contoh-contoh Perilaku husnuzzan Terhadap


Sesama Manusia
Tindakan seseorang sangat tergantung pada alam pikirannya. Jika alam pikiran
seseorang senantiasa dijejali oleh prasangka buruk, maka dalam pergaulan dan kehidupan
bermasyarakatnya akan selalu dipenuhi perasaan curiga pada orang lain, seterusnya akan
melahirkan sikap tertutup, tidak mau berbagi informasi dan bekerja sama karena
menganggap bahwa orang lain adalah musuh yang sangat berbahaya. Pada akhirnya
prasangka buruk (negatif) ini akan berdampak pada diri sendiri juga, yaitu turunnya kinerja,
karena tidak ada teman untuk berbagi dan bekerja sama, peluang akan banyak terlewatkan
karena orang lainpun akan cenderung menjauh dari kita, bahkan bisa tersingkir dalam
pergaulan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku sebagai cerminan ¥usnu§an
terhadap sesama manusia antara lain akan terlihat dari sikap seseorang dalam
memperlakukan orang lain. Orang yang selalu ber¥usnu§an akan memperlakukan orang
lain dengan baik dan menghilangkan sikap curiga. Senang bekerja sama, bertukar
pendapat, dan terbuka, juga termasuk perilaku orang yang suka ber¥usnu§an kepada
sesama manusia.

b. Praktik Perilaku husnuzzan Terhadap Sesama Manusia


Agar hidup kita bisa tenang dan damai, orang di sekeliling kita juga merasa
tenang, damai, dan bahagia hidup bersama dengan kita maka
perilaku husnudzon terhadap sesama manusia amat penting untuk dipraktikkan. Karena
prasangka positif (husnudzon) terbukti secara efektif mampu merangsang seseorang untuk
menunjukkan sikap/perilaku dan prestasi terbaiknya. Berusahalah untuk senantiasa
menjadi motivator bagi orang lain dalam menemukan jati dirinya yang positif lewat
prasangka positif (husnudzon) yang senantiasa kita lekatkan kepada mereka. Bantulah
temanmu untuk melihat dan menemukan hal-hal positif (mujur) di dalam dirinya. Mungkin
tulisannya yang indah, suaranya yang bagus, kepandaiannya melukis, atau yang lainnya.
38

Pada hakikatnya, ketika kita berhasil untuk selalu Husnuzzan kepada Allah SWT,
kemudian kepada diri sendiri, maka untuk berhuusnuzan kepada sesama manusia
sesungguhnnya akan menjadi lebih mudah dilakukan.
Jika masing-masing orang mempraktikkan perilaku husnuzzan, baik husnuzzan
kepada Allah, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia dalam kehidupan sesari-
hari baik secara pribadi, di keluarga, dan di masyarakat, insya Allah ketentraman,
kedamaian, dan kehidupan yang penuh rahmat dan kasih sayang akan bisa kita raih, dan
pada akhirnya akan mendapat rida dari Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Alangkah
indah dan damainya jika setiap pribadi bisa menjadikan dirinya seperti air, yang senantiasa
mengalir dan memberi kesejukan bagi orang lain.

4. SIKAP TERPUJI TERHADAP MAKHLUK HIDUP SELAIN MANUSIA


Al-Quran dan Al-Hadits mengandung nilai-nilai ajarang Islam yang sangat lengkap,
ajaran tersebut menjadi pedoman hidup dan mengatur berbagai segi kehidupan umat manusia.
Selain ajaran akhlakul karimah terhadap Pencipta alam semesta ini, terhadap sesama
manusia, kita wajib berakhlakul karimah kepada makhluk Allah yang lain. Ruang lingkup
akhlakul karimah mengatur juga tentang bagaimana seorang muslim melakukan komunikasi
atau bersikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan, binatang, lingkungan alam, dan terhadap
makhluk ghaib.

a. Sikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan


Dengan diciptakan-Nya tumbuh-tumbuhan merupakan anugerah yang sangat besar
dari Allah SWT bagi manusia, karena sebagian besar makanan manusia berasal dari tumbuh-
tumbuhan, demikian pula makanan binatang-binatang ternak, sebagian besar adalah tumbuh-
tumbuhan yang bermacam-mcam jenisnya. Perhatikan firman Allah berikut ini :

Artinya : “ Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan
bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami
tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang
bermacam-macam.” ( Q.S. Thaha : 53 )

Disamping itu, manusia mendapat tugas dari Allah SWT untuk mengelola dan
memakmurkan bumi, sebagaiman dijelaskan dalam firman-Nya :

         


 
Artinya : “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya”
(QS. Hud ; 61)

Allah SWT menciptakan segala jenis tumbuh-tumbuhan dengan sengaja untuk


kepentingan makhluk-Nya terutama umat manusia, Dan ternyata hampir semua jenis tumbuh-
tumbuhan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, ada yang dijadikan bahan bangunan,
dibuat obat-obatan, untuk hiasan, untuk bahan makanan, untuk bahan membuat perkakas dan
perabotan rumah tangga, dan masih banyak lagi yang lainnya. Disamping itu tumbuh-
tumbuhan juga sangat bermanfaat untuk keindahan lingkungan, dan juga sebagian ada yang
dijadikan makanan ternak peliharaan seperti kambing, sapi, kerbau dan lain-lain.
Mengingat betapa besar manfaat dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tersebut, maka
sudah selayaknya manusia bertanggung jawab dan berkewajiban untuk merawat nya,
menyayangi, dan melestarikannya. Terutama tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan bahan
makanan seperti padi, jagung, gandum selalu membutuhkan perawatang yang intensif.

b. Sikap terpuji terhadap binatang (hewan)


Sebagaimana tumbuh-tumbuhan, binatang juga diciptakan untuk kepentingan hidup
umat manusia. Berbagai jenis binatang ciptaan Allah, ada yang jinak, ada yang liar, ada yang
buas, ada yang hidupnya di laut, ada yang di darat dan yang terbang di angkasa. Semua jenis
39

binatang itu sengaja diciptakan Allah SWT untuk kemanfaatan makhluk-Nya, terutama umat
manusia.
Diantara binatang-binatang itu ada yang dipelihara dan diternakkan manusia, karena
kemanfaatannya yang langsung dirasakan seperti ayam, itik, kambing, sapi, kerbau, kuda,
lebah dsb. Manfaat-manfaat binatang ternak tersebut ada yang dimakan dagingnya, diminum
susunya, bulunya untuk pakaian, kulitnya untuk sepatu, tas, jaket. Lebah menghasilkan madu
untuk obat, bahkan kotoran binatang masih bisa dimanfaatkan yaitu untuk pupuk tanaman.
Cara mnyeyangi binatang-binatang itu antara lain :
1). Hewan-hewan piaraan hendaknya diperlakukan dengan baik, misalnya dibuatkan tempat
atau kandang yang layak, diberi makan dan minum yang cukup, diobati kalau sakit,
kalau kendak disembelih atau dibunuh hendahlah disenbelih atau dibunih dengan cara
yang baik pula.
2). Binatang yang kebetulan membutuhkan pertolongan hendaknya ditolong. Dalam sebuah
hadits dari Abu Hurairoh ra yang diriwayatkan oleh Muslim dijelaskan bahwa seseorang
yang memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan, memperoleh pahala
dan ampunan dosa dari Allah SWT.
3). Jangan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap binatang. Rosulullah SAW melarang
umatnya menyiksa induk burung dengan mengambil anaknya, dan juga melarang
menjadikan anak burung sebagai bahan mainan, melarang menjadikan binatang sebagai
sasaran dalam latihan memanah, larangan untuk memberi cap atau tanda dengan besi
yang dibakar pada binatang dan melarang untuk mengurung kucing tanpa diberi makan
sampai mati kelaparan.

4). Binatang ternak yang akan dimakan dagingnya tentu harus disembelih lebih dahulu.
Menyembelih hewan pun ada peraturannya agar hewan yang disembelih tidak tersiksa.
Diantara peraturan tersebut antara laian, ketika akan menyembilih hendaknya memakai
alat yang tajam, dan sebelum disembelih, binatang tersebut hendaknya diberi makan
sampai kenyang. Ketika menyembelih jangan lupa menyebut nama Allah agar digingnya
halal dimakan. Semua ini menunjukkan sikap perilaku baik kita kepada binatang.
Perhatikan sabda Rasulullah SAW.

‫ب ا نرلنحمساًمن معملىَ سكلل مشنيءء فمرإمذا قميتمينلتسنم فمأمنحرسسنوُا الن ر نقتيلمةم موإرمذا مذبمنحتسنم‬
‫إرهن اللههم مكتم م‬
﴾ ‫فمأمنحرسسنوُا الهذبنمح مولنيِسرحهد أممحسدسكنم مشنفمرتمهس فمينليِسررنح مذربيِمحتمهس ﴿رواه مسلم‬
Artinya : “ Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik atas segala sesuatu, maka
apabila kamu membunuh (hewan) hendaklah membunuh dengan baik, dan apabila
kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik, dan hendaklah kamu menajamkan
pisaumu, dan hendaklah binatang sembelihan itu disenangkan (dengan cara
memberimakan sebelum disembelih)” (HR. Muslim)

c. Sikap terpuji Terhadap Lingkungan Alam


Agama Islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat tersebut
bukan hanya untuk manusia saja tetapi juga untuk makhluk hidup selain manusia yaitu alam
dan lingkungan hidup.
Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan
yang harmonis dengan alam sekitar. Alam dan lingkungan yang terkelola dengan baik dapat
memberi manfaat yang berlipat-lipat. Sebaliknya, alam yang dibiarkan atau hanya di ambil
manfaatnya akan mendatangkan mala petaka bagi manusia. Kita dapat menyeksikan dengan
jelas bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh akhlak yang buruk terhadap lingkungan seperti
hutan yang di eksploitasi tanpa batas sehingga melahirkan mala petaka kebakaran hutan yang
menghancutkan tanaman hutan dan habitat hewan-hewannya. Ekploitasi kekayan laut tanpa
memperhitunggkan kelestarian ekologi laut telah menimbulkan kerusakan hebat, baik habitat
hewan maupun tumbuh-tubuhannya. Sayangnya semua itu dilakukan semata-mata untuk
mengejar keuntungan ekonomi yang bersifat sementara, namun akibatnya mendatangkan
kerusakan alam yang parah dan tidak bisa direhabilitasi dalam waktu puluhan bahkan ratusan
tahun.
Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat manusia tidak
menyadari sifatnya yang sombong, egois, rakus, dan angkuh yang merupakan bentuk akhlak
terhadap lingkungan yang sangat buruk dan tidak terpuji. Padahal tujuan diangkatnya manusia
sebagai khalifah di muka bumi yaitu sebagai wakil Allah yang seharusnya bertugas
mamakmurkan, mengelola, dan melestarikn alam.
40

Perkatikan Firman Allah SWT Q.S. Ar Rum : 41 :

Artinya : telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

d. Sikap Terpuji terhadap Makhluk Gaib


Dengan Qudrat dan Iradat-Nya Allah SWT telah menciptakan makhluk yang tampak
dilihat dengan mata (syahadah) seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dsb, dan juga
telah menciptakan makhluk yang tidak tampak oleh penglihatan mata (gaib) seperti malaikat,
jin, setan dan iblis.
Jin adalah termasuk makhluk gaib yang keberadaannya wajib kita imani, karena Allah
SWT menciptakannya dengan tujuan untuk beribadah. Sebagaimana Firman-Nya :

Artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. “ (QS Az-Zariyat ; 56)
Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT, ada
pula jin yang tidak patuh dan tidak taat kepada Allah SWT, diantaranya adalah iblis atau setan.
Keduanya adalah makhluk Allah SWT yang asalnya diciptakan dari api yang sngat panas, jauh
sebelum diciptakannya Nabi Adam as.

RANGKUMAN
 Husnuzzan artinya berbaik sangka, yang keblikannya adalah suuzan. Keduanya
merupakan bisikan jiwa yang akan melahirkan sikap, ucapan dan perbuatan nyata.
Husnuzzan merupakan sikap mental terpuji, yang mendorong pemiliknya untuk bersikap,
bertutur kata, dan berbuat yang baik dan bermanfaat. Sedangkan suuzan termasuk sikap
mental tercela yang mendorong pemiliknya untuk bersikap dan berperilaku buruk yang
merugikan
 Husnuzzan hendaknya diterapkan dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan
dirinya sendiri, dan dengan sesama manusia.

LATIHAN
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang benar dan tepat !

1. Sebagian prasngka itu adalah dosa, demikian tercantum dalam QS ....


a. Al-Hujurat ; 12 d. Ibrahim ; 34
b. Al-Maidah ; 2 e. Al-Baqarah ; 125
c. At-Tien ; 4

2. Berikut ini adalah cara-cara bersyukur kepada Allah SWT, kecuali ...
a. membaca hamdalah
b. mengerjakan salat lim waktu
c. mempercayai kebenaran rukun iman
d. belajar dan mengajar Al-quran
e. berpuasa sepanjang masa

3. Berikut ini termasuk sikap husnuzzan kepada Allah, kecuali ...


a. bersyukur bila memperoleh nikmat
b. bersabar bila menderita musibah
c. berusaha dan berdoa agar kebutuhannya terpenuhi
d. Senantiasa bertawakal kepada Allah
e. dengan sengaja berbuat dosa karena Allah maha pengampun
41

4. Larangan berputus asa dari rahmat Allah terdapat dalam QS. ...
a. Al-Bayyinah ; 35
b. Yusuf ; 87
c. Al-Baqarah ; 195
d. Al-jumu’ah ; 10
e. Al-Maaidah ; 2
5. Contoh perilaku dari berburuk sangka pada diri sendiri ialah ...
a. berani mengeluarkan pendapat dan berbuat
b. benyak brinisiatif yang positif
c. tidak mau berkenalan dan bergaul dengan tetangga
d. gigih dalam mencari rizki yang halal
e. rajin belajar dan giat mencari ilmu

6. Dibawah ini adalah ungkapan-ungkapan orang yang husnuzzan kapada Allah, kecuali ....
a. “Alhamdulillah, hujan telah turun”
b. “ Allah tidak sia-sia menciptakan sesuatu
c. “Alhamdulillah , saya selamat dari kecelakaan”
d. “ Untung dia tidak meninggal walaupun dia cacad “
e. “Mengapa hanya saya saja yang brnasib begini”

7. Dibawah ini adalah hikmah husnuzzan, kecuali ....


a. hidup menjadi tenang, tenteram, dan damai
b. hati menjadi bersih
c. senantiasa bersyukur kepada Allah
d. bisa menimbulkan rasa pesimis
e. jauh dari perselisihan atau perpecahan

8. Berprasangka baik disebut ...


a. su’uzzan d. zalim
b. husnuzzan e. hasud
c. curiga

9. Untuk menumbuhkan sikap iisiatif agar dapat mandiri, caranya seperti dibawah ini, kecuali ....
a. bekerja tepat waktu
b. beramal atau bekerja menurut keadaan bakat dan tabiat
c. bekerja keras secara sungguh-sungguh
d. senantiasa menggunakan akal
e. berusaha jadi pionir dan kreatif

10. Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan adalah akibat ...
a. manusia
b. binatang liar
c. bencana alam
d. rahmat Allah
e. perbuatan iblis

Jawablah pertanyaan ini dengan jelas dan benar !

1. Apakah yang kamu ketahui tentang husnuzzan, jelaskan


2. Apa yang kamu ketahui tentang gigih dan optimis, jelaskan
3. Bagaimana sikap yang baik terhadap lingkungan, jelaskan
4. sebutkan cara untuk menumbuhkan sikap inisiatif
5. Jelaskan cara bersikap terpuji terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan.
42

Standar Kompetensi :
4. Memahami sumber hukum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah

Kompetensi Dasar :
4.1. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al Qur’an, Al Hadits, dan Ijtihad sebagai
sumber hukum Islam
4.2. Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam
4.3. Menerapkan ibadah sesuai petunjuk agama dalam kehidupan sehari-hari
4.4. Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab
dan sopan santun membaca Al Qur’an.

a. Q.S. Al Maidah : 8

b. Q.S. Al A’raf : 1 - 4

c. Q.S. Al Isra’ : 9

IFTITAH
43

Secara sederhana hukum artinya seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui
oleh sekelompok masyarakat, yang disusun oleh orang yang diberi wewenang dan berlaku
mengikat bagi anggotanya. Bila dikaitkan dengan Islam, maka hukum Islam berarti seperangkat
peraturan yang berdasarkan wahyu Allah SWT; dan sunnah Rasulullah saw; yang mengatur
tentang tingkah laku manusia yang dibebankan kepada setiap mukallaf dan mengikat semua
orang yang beragama Islam. Orang yang hidupnya dibimbing syari'ah (hukum Islam) akan
melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah SWT;
dan rasulNya, sebab hukum Islam pasti selaras dengan fitrah manusia sehingga siapapun yang
bertahkim kepada hukum Islam pasti manusia akan selamat di dunia dan akherat.
Sumber hukum dalam Islam, ada yang disepakati (muttafaq) para ulama dan ada yang masih
dipersilisihkan (mukhtalaf). Adapun sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama adalah Al
Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Para Ulama juga sepakat dengan urutan dalil-dalil tersebut di atas
(Al Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas).
Keempat sumber hukum yang disepakati jumhur ulama yakni Al Qur’an, Hadist, Ijma’ dan Qiyas

MATERI POKOK
A. SUMBER HUKUM ISLAM
1. Al-Qur'an
Menurut bahasa Al-Qur'an berarti "bacaan" (dari asal kata" ‫) ”قرأ‬. Menurut
istilah Al-Qur'an ialah "kumpulan wahyu Allah SWT, yang yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat Jibril yang
dihimpun dalam sebuah kitab suci untuk menjadi pedoman hidup bagi
manusia dan membacanya termasuk ibadah". Al-Qur'an merupakan sumber
hukum Islam yang pertama dan utama. Sebagaimana firman Allah SWT, :

Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulNya
serta ulil amri diantaramu ". ( An-Nisa:59 )

Sebagai sumber hukum Islam Al-Qur'an mengandung 3 pokok pengetahuan


hukum yang mengatur tentang kehidupan umat manusia yaitu :
a. Hukum yang berkaitan dengan aqidah, yakni ketetapan tentang wajib
beriman kepada Allah SWT, Malaikat, kitab-kitab-Nya, para Rasul, hari akhir
dan takdir.
b. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq (budi pekerti), yaitu ajaran agar
seorang muslim memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat tercela.
c. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang terdiri dari
ucapan, perbuatan, perjanjian dan lain-lain. Hukum yang berkaitan dengan
amal perbuatan ini terbagi menjadi dua yaitu :
 Yang mengatur tindakan manusia dalam hubungannya dengan Allah
SWT, yang disebut ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, nadzar, sumpah
dan lain-lain.
 Yang mengatur tindakan manusia baik individu atau kelompok yang
disebut dengan muamalah (amal kemasyarakatan). Seperti perjanjian,
hukuman (pidana), ekonomi, pendidikan, pernikahan dan semacamnya.

Fungsi dan Kedudukan Al-Qur'an.


a. Sebagai mu'jizat Nabi Muhammad saw.
b. Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.
c. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
d. Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.
e. Sebagai obat penawar hati bagi orang-orang yang beriman.
f. Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.

2. Al-Hadits

Hadits menurut bahasa artinya "perkataan". Menurut istilah hadits ialah segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa
perkataan, perbuatan atau ketetapan (taqrir) Nabi. Bersadarkan definisi
tersebut, maka hadits dibagi menjadi 3 bagian yaitu hadits qouliyah (perkataan
44

Nabi saw;), hadits fi'liyah (perbuatan Nabi saw;) dan hadits taqriri (katetapan
Nabi saw;). Sedangkan menurut kwalitasnya hadits di bagi menjadi 2 bagian :
a. Hadits maqbul (dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup
hadits shoheh dan hadits hasan.
b. Hadits mardud (tidak dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup
hadits dhaif (lemah) dan hadits maudlu' (palsu).
Usaha seleksi diarahkan kepada 3 unsur hadits yaitu :
a. Matan (isi hadits). Suatu isi hadits dapat dinilai baik apabila tidak
bertentangan dengan Al-Qur'an, hadits lain yang lebih kuat, fakta sejarah
dan prinsip-prinsip ajaran Islam.
b. Sanad (persambungan antara pembawa dan penerima hadits).Sanad dapat
dinilai baik apabila antara pembawa dan penerima benar-benar bertemu
bahkan berguru.
c. Rowi (orang yang meriwatkan hadits). Seorang dapat diterima haditsnya
apabila memenuhi syarat-syarat :
1) Adil yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta
dan membiasakan berbuat dosa.
2) Afidh yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yang
dapat dipertanggung jawabkan.

Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, sebagaimana firman


Allah SWT:

Artinya : "Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". (Al-Hasyr : 7)

Kedudukan dan Fungsi Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam.


a. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur'an.
Misalnya : Allah SWT, berfirman yang artinya : "Dan jauhilah perkataan-
perkataan dusta ". (al-Hajj:30). Kemudian firman Allah SWT, tadi dikuatkan
oleh hadits yang artinya : "Awas! jauhilah perkataan dusta". (HR. Bukhori
Muslim).
b. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang
masih bersifat umum.
Contoh: Allah SWT, berfirman yang artinya: "Diharamkan bagimu memakan
bangkai, darah dan daging babi". (Al-Maidah:3). Kemudian Rasulullah saw,
menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh dimakan yaitu ikan dan
belalang. Seperti sabda Nabi saw, yang artinya : "Dihalalkan bagi kita dua
macam bangkai dan dua macam darah, adapun dua macam bangkai adalah
ikan dan belalang, sedang dua macam darah adalah hati dan limpha". (HR.
Ibnu Majah).
c. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur'an.
Misalnya cara menyucikan bejana yang dijilat anjing. Rasulullah saw,
bersabda yang artinya : "Sucikanlah bejanamu yang dijilat anjing, dengan
menyucikan sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah".
(HR. Muslim).

3. Ijtihad

Ijtihad ialah berusaha keras atau bersungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah
yang tidak ada ketetapannya baik dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits, serta berpedoman
kepada cara-cara menetapkan hukum yang telah ditentukan. Ijtihad dapat dijadikan
sebagai sumber hukum Islam yang ketiga. Landasannya berdasarkan hadits yang
diriwayatkan dari Shahabat Nabi Saw Muadz ibn Jabal ketika diutus ke Yaman sebagai
berikut :
“Dari Muadz ibn Jabal ra bahwa Nabi Saw ketika mengutusnya ke Yaman, Nabi bertanya:
“Bagaimana kamu jika dihadapkan permasalahan hukum? Ia berkata: “Saya berhukum
dengan kitab Allah”. Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam kitab Allah” ?, ia berkata:
“Saya berhukum dengan sunnah Rasulullah Saw”. Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam
sunnah Rasul Saw” ? ia berkata: “Saya akan berijtihad dan tidak berlebih (dalam ijtihad)”.
Maka Rasul Saw memukul ke dada Muadz dan berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah
sepakat dengan utusannya (Muadz) dengan apa yang diridhai Rasulullah Saw”.
(HR.Tirmidzi)
45

Hal yang demikian dilakukan pula oleh Abu Bakar ra apabila terjadi kepada dirinya
perselisihan, pertama ia merujuk kepada kitab Allah, jika ia temui hukumnya maka ia
berhukum padanya. Jika tidak ditemui dalam kitab Allah dan ia mengetahui masalah itu dari
Rasulullah Saw,, ia pun berhukum dengan sunnah Rasul. Jika ia ragu mendapati dalam
sunnah Rasul Saw, ia kumpulkan para shahabat dan ia lakukan musyawarah. Kemudian ia
sepakat dengan pendapat mereka lalu ia berhukum memutus permasalahan.

Bentuk-bentuk Ijtihad.
a. Ijma’, yaitu kesepakatan pendapat para ahli mujtahid dalam segala zaman
mengenai hukum syari'ah. Misalnya: Kesepakatan para ulama dalam
membukukan Al-Qur'an pada waktu kholifah Usman bin Affan.
b. Qias, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah yang tidak
ada hukumnya dengan kejadian lain yang ada hukumnya karena eduanya
terdapat persamaan illat (sebab-sebabnya). Misalnya: Menyamakan hukum
minum bir dan wisky adalah haram diqiaskan dengan munum khamr yang
sudah jelas hukumnya dalam Al-Qur'an.
c. Istikhsan, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap masalah ijtihadiyah
berdasarkan prinsip-prinsip kebaikan. Misalnya: Dokter laki-laki melihat aurot
wanita yang bukan muhrimnya saat wanita tersebut akan melahirkan
anaknya.
d. Masholihul Mursalah, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu
masalah ijtihadiyah atas dasar kepentingan umum. Misalnya: pengenaan
pajak terhadap orang-orang kaya.

A. HUKUM TAQLIFI
Pengertian.
Hukum taqlifi ialah khitab (titah) Allah SWT atau sabda Nabi Muhammad SAW yang
mengandung tuntutan, baik perintah melakukan atau larangan. Hukum taqlifi ada lima bagian
yaitu :
1. Ijab, artinya mewajibkan atau khitab (firman Allah) yang meminta
mengerjakan dengan tuntutan yang pasti.
2. Nadab (anjuran), artinya menganjurkan atau khitab yang mengandung
perintah yang tidak wajib dituruti.
3. Karohah (memakruhkan) yaitu titah/ khitab yang mengandung larangan,
tetapi tidak harus dijauhi.
4. Ibahah (membolehkan), yaitu titah/khitab yang membolehkan sesuatu untuk
diperbuat atau ditinggalkan.
Adapun yang berhubungan dengan hukum taqlifi antara lain :
a. Mahkum ‘alaihi (yang dikenai hukum) ialah orang mukallaf yakni orang-orang muslim yang
sudah dewasa dan berakal, dengan syarat ia mengerti apa yang dijadikan beban baginya.
Orang gila, orang yang sedang tidur nyenyak, anak yang belum dewasa dan orang-orang
yang terlupa tidak dikenai taklif (tuntutan). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

Artinya: “Pena itu telah diangkat (tidak dipergunakan untuk mencatat) amal perbuatan 3
orang : (1) orang yang tidur hingga ia bangun, (2) anak-anak hingga ia dewasa dan (3)
orang gila hingga ia sembuh kembali”. (Hr. Ashabus Sunan dan Hakim)

Demikian pula orang yang lupa disamakan dengan orang yang tidur yang tidak mungkin
mematuhinya apa yang ditaqlifkan.
b. Hakim (yang menetapkan hukum) ialah Allah SWT dan yang memberitahukan hukum-
hukum Allah SWT adalah para rasulNya. Dan sesudah seruan sampai kepada yang di tuju
maka syariatnya menjadi hukum.
c. Mahkum bihi (yang dibuat hukum) yaitu perbuatan mukallaf yang berhubungan
(bersangkutan) dengan hukum yang lima yang masing-masing adalah :
1. Yang berhubungan dengan ijab dinamai wajib.
2. Yang berhubungan dengan nadab dinamai mandub/sunah.
3. Yang berhubungan dengan tahrim dinamai haram.
4. Yang berhubungan dengan karohah dinamai haram.
46

5. Yang berhubungan dengan ibahah dinamai mubah.


Dari kelima hukum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Wajib, ialah suatu yang harus dikerjakan dan pelakunya mendapat
pahala, bila ditinggalkan maka pelakunya mendapat dosa. Adapun macam-
macam wajib adalah sebagai berikut :
 Wajib Syar’i yaitu suatu ketentuan yang apabila dikerjakan
mendatangkan pahala dan bila tidak dikerjakan berdosa.
 Wajib Aqli yaitu suatu ketetapan hukum yang harus diyakini
kebenarannya karena masuk akal dan rasional.
 Wajib ‘Aini yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap
muslim seperti : sholat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, sholat jum’at
dan lainnya.
 Wajib kifayah yaitu suatu ketetapan apabila telah dikerjakan oleh
sebagian muslim maka muslim yang lain terlepas dari kewajiban, seperti
mengurus jenazah.
 Wajib Mu’ayyanah yaitu suatu keharusan yang telah ditetapkan macam
tindakannya seperti wajibnya berdiri dalam sholat bagi yang mampu.
 Wajib mutlaq yaitu suatu kewajiban yang tidak ditentukan waktu
pelaksanaan-nya, seperti membayar denda sumpah.
 Wajib Aqli Nadzari yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran
dengan memahami dalil-dalilnya atau penelitian yang mendalam, seperti
mempercayai eksistensi Allah SWT.
 Wajib Aqli Dharuri yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran
dengan sendirinya tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu.
2) Haram, ialah sesuatu yang apabila dilakukan pelakunya mendapat dosa dan bila
ditinggalkan pelakunya mendapat pahala. Dengan demikian secara sederhana dapat
dikatakan bila ditinggalkan perbuatan itu pelakunya akan mendapat pahala dan bila
dilaksanakan berdosa. Haram ada dua macam, yaitu:
a. Haram li-dzatihi, yaitu perbuatan yang diharamkan oleh Allah, karena bahaya
tersebut terdapat pada perbuatan itu sendiri. Sebagai contoh makan bangkai, minum
khamr, berzina, dll.
b. Haram li-ghairi/aridhi, yaitu perbuatan yang dilarang oleh syariat dimana adanya
larangan tersebut bukan terletak pada perbuatan itu sendiri, tetapi perbuatan tersebut
dapat menimbulkan haram li-dzatihi. Sebagai contoh jual beli memakai riba, melihat
aurat wanita, dll
3) Mubah, ialah sesuatu yang apabila dilakukan dan ditinggalkan tidak
berdosa.
4) Sunat atau Mandub, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya
mendapat pahala dan bila ditinggalkan tak berdosa. Adapun macam-macam
suant adalah sebagai berikut :
 Sunat Muakkad yaitu sunat yang sangat dianjurkan, seperti sholat Idhul
Fitri dan Idhul Adha.
 Sunat Ghoiru Muakkad yaitu suant biasa seperti memberi salam.
 Sunat Hae’at yaitu sunat yang sebaiknya dikerjakan seperti mengangkat
tangan ketika takbir dalam sholat.
 Sunat Ab’at yaitu perkara-perkara yang kalau terlupakan harus
mengganti dengan sujud syahwi.
5) Makruh, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya tidak berdosa
tetapi bila ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.

Kedudukan dan Fungsi Hukum Taqlifi.


Kedudukan hukum taqlifi dalam Islam adalah untuk mengetahui hukum-hukum syara’ yang
berhubungan dengan amal perbuatan mukallaf, baik yang menyangkut wajib, sunat,haram,
mubah, syah dan tidaknya suatu perbuatan. Disamping itu juga untuk memahami kaidah-
kaidah yang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-dalil hukum yakni kaidah-
kaidah yang menetapkan dalil hukum. Hukum-hukum tersebut bersumber dari Al-Qur’an,
Hadits, Ijmak dan Qias.

B. PENGERTIAN DAN HIKMAH IBADAH


Ibadah berasal dari kata ‘Abdun yang berarti hamba. Sedangkan arti secara harfiah adalah
rasa tunduk, melakukan pengadian (penghambaan), merendahkan diri dan istikhanah. Jadi
tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah mengabdi dan beribadah
kepadaNya. Secara terminologi ibadah ialah usaha mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturan
47

Allah SWT serta menjalankannya dalam kehidupan sesuai dengan perintahNya mulai dari aqil
baligh sampai meninggal. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzariat : 56

Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku”. (Adz-Dzariat : 56 )

Ibadah merupakan bagian integral dari syariah, apapun yang dilakukan manusia harus
bersumber dari syaria’ah Allah SWT dan rasulNya.Ibadah tidak hanya sebatas menjalankan
rukun Islam tetapi ibadah juga berlaku pada semua aktifitas duniawi yang didasari rasa ikhlas.
Oleh karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu :
1. Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang
langsung berhubungan kepada Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul
Islam seperti syahadat, sholat, puasa dan haji.
2. Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala
aktivitas yang titik tolaknya ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa
amal shaleh.
Perbedaan antara ibadah khusus dan umum terletak pada perbedaan sebagaimana
dinyatakan dalam ilmu Ushul Fiqh yang berbunyi : Bahwa ibadah dalam arti khusus semuanya
dilarang kecuali yang diperintahkan dan di contohkan, sedang ibadah dalam arti umum
semuanya dibolehkan kecuali yang dilarang.
Ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan rukun Islam antara lain :
1. Ibadah badani (fisik) seperti : bersuci yang meliputi ; wudhu, mandi,
tayamum, cara menghilangkan najis, istinjak dan semacamnya, adzan, iqomah, I’tikaf, do’a,
membaca sholawat, tasbih, istighfar, khitan dan lain-lain.
2. Ibadah Maliyah (harta) seperti : qurban, aqiqoh, wakaf, fidyah, hibah
dan lain-lain.
3. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang
dengan lainnya, seperti: jual beli, dagang, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, syirkah,
simpanan, pengupahan, utang-piutang, wasiat, warisan dan lain-lain.
4. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur seseorang dengan orang
laindalam hubunga berkeluarga. Seperti : pernikahan, perceraian, pengaturan nafkah,
penyusuan, pemeliharaan anak, pergaulan suami istri, meminang, khulu’, lian, dzihar,
walimah, wasiat dan lain-lainnya.
5. Jinayat, yaitu pengaturan yang menyangkut pidana, seperti :
qishosh, diyat, kifarat, pembunuhan, zina, minuman keras, murtad, khianat dan lainnya.
6. Siyasah, peraturan yang menyangkut masalah-masalah
kemasyarakatan (politik), diantaranya: ukhuwah (persaudaraan), musyawarah, ‘adalah
(keadilan), ta’awun (tolong-menolong), hurriyah (kebebasan), tasamuh (toleransi), takaful
ijtimak (tanggung jawab social), zi’amah (kepemimpinan), pemerintahan dan lainnya.
7. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi. Seperti : syukur,
sabar tawadhu’, pema’af, tawakal, istiqomah, saja’ah, birrul walidain dan lainnya.
8. Peraturan-peraturan lainnya, seperti: makanan, minuman,
sembelihan, berburu, nadzar, pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim,
masjid, da’wah dan lainnya.
Adapun hikmah ibadah itu antara lain sebagai berikut :
1. Untuk memelihara agama (hifzh ad-din), dengan cara
menunaikan arkanul Islam, memelihara agama dari seranga musuh, memelihara jiwa yang
fitri sehingga tidak kehilangan esensinya.
2. Untuk memelihara jiwa (hifzh an-nafs) dengan cara
memenuhi hak hidup masing-masing anggota masyarakat sesuai dengan aturan yang
berlaku. Oleh karena itu perlu adanya hokum pidana (qishosh) terhadap orang yang
melanggar ketentuan ini.(Q.S. Al-Maidah : 32, An-Nisa’ : 93, Al-Isra’ : 31, Al-An’am :151, Al-
Baqoroh : 178-179).
3. Untuk memelihara akal fikiran (hifzh al-‘aql) dengan cara
menggunakan akal yang dimilikinya sebagaimana mestinya, seperti memikirkan kekuasaan
Allah SWT tentang penciptaan dirinya, alam maupun yang lainnya serta menghindarkan
dari perbuatan yang dapat merusak daya fikirnya seperti minum minuman keras, narkoba
dan semacamnya. Uraian ini dapat dilihat pada surat Al-Maidah : 90, Yasin : 60-62, Al-
Qoshosh : 60, Yusuf : 109 dan masih banyak lagi.
4. Untuk memelihara keturunan (hifzh an-nasl) dengan cara
mengatur pernikahan dan pelarangan pelecehan seksual seperti zina, kumpul kebo, homo
seks, lesbian yang semuanya dapat merusak keturunan. Uraian ini dapat dilihat pada surat
An-Nur : 2-9, Al-Isro’ : 32, Al-Ahzab : 49, At-Thalaq : 1-7, An-Nisa : 3-4.
48

5. Untuk memelihara kehormatan harta benda (hifzh al-‘ird wal


amwal) dengan cara mencari rizki yang halaluntuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mengharamkan segala macam bentuk riba, perampokan, penipuan, pencurian, ghosob dan
semacamnya. Rizki yang halal dapat berpengaruh terhadap kebersihan hati dan ikhlas
menjalankan ibadah sebaliknya harta yang haram dapat mengakibatkan malas beribadah
serta kekotoran hati. Hal ini dapat dilihat dalam surat An-Nur : 19-21, 27-29, Al-Hujurot : 11-
12. Al-Maidah : 38-39, Ali Imron : 130 dan Al-Baqoroh : 188, 275-284.

Adapun yang termasuk ibadah mahdah (ibadah khusus) itu antara lain :
a. Sholat
Menurut bahasa sholat berarti do'a. Sedang menurut istilah sholat ialah sistem
peribadatan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang
diawali dengan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan salam berdasarkan atas
syarat dan rukun tertentu. Sholat diwajibkan sebanyak 5 kali dalam sehari
semalam. Perintah sholat diturunkan pada waktu isro' dan mi'raj Nabi
Muhammad saw., setahun sebelum hijrah ke Madinah.
Sholat mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam agama Islam. Adapun
kedudukan sholat dalam agama Islam adalah sebagai berikut :
- Sholat Sebagai Tiang Agama.
Sholat mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia yang
bertaqwa kepada Allah swt. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya : "Sholat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikan sholat
berarti mendirikan agama, barang siapa yang meninggalkannya berarti ia
telah menghancurkan agama". (HR. Baihaqi)

- Sholat Sebagai Amalan Ibadah Yang Pertama dan Utama.


Sholat adalah merupakan amalan ibadah yang pertama yang akan dimintai
pertanggung jawaban oleh Allah swt., di hari kiamat . Rasulullah saw,
bersabda :

Artinya : "Yang pertama kali dihisab dari amalan-amalan seorang hamba pada
hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya.
Dan jika sholatnya rusak maka rusak seluruh amalnya". (HR. Thabrani)

Pada hari hisab amal yang pertama dihisab adalah sholat. Bagi orang yang tak
pernah sholat ia akan ditempatkan di neraka saqor dan bagi orang yang
melalaikan sholat akan ditempatkan di neraka weil. Jika sholatnya seseorang
baik maka seluruh amal baiknya akan mengikutinya, tetapi bila jelek sholatnya
maka akan jelek amalnya.

- Sholat Sebagai Pembeda Mukmin dan Kafir. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya :"Perbedaan antara seorang mukmin dengan seorang kafir adalah


meninggalkan sholat". (HR. Muslim)

- Sholat Sebagai Rukun Islam Yang Ke Dua.


Sholat merupakan 5 sendi diantara kuatnya bangunan Islam. Kelimanya
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tak bisa dipisahkan. Jika salah satu
sendi itu rapuh maka akan mempengaruhi yang lain. Rasulullah saw.,
bersabda :
49

Artinya : "Islam dibangun di atas lima sendi yaitu bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikaan sholat, mengeluarkan zakat, melaksanakan ibadah haji dan
berpuasa di bulan Ramadhan ". (HR. Bukhori Muslim dari ibnu Umar)

Sholat dalam Islam juga mempunyai beberapa hikmah. Adapun beberapa


hikmah Sholat adalah sebagai berikut :
- Membiasakan nidup bersih.
Orang yang akan melaksanakan sholat terlebih dahulu harus suci dari hadas
dan najis, pakaian dan tempatnya dan lain sebagainya. Dengan demikian
sholat melatih seseorang agar cinta kebersihan. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya :"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman". (HR. Bukhori Muslim)

- Terbiasa Hidup sehat.


Seseorang diwajibkan berwudhu sebelum sholat. Kalau sholat 5 kali sehari ia
berwudhu sebanyak 5 kali, berarti kesehatan seorang muslim akan
terpelihara.
- Pembinaan Disiplin Waktu.
Melalui sholat tepat pada waktunya merupakan pembinaan disiplin waktu.
Allah swt., menjelaskan kepada kita bahwa orang yang benar-benar berada
dalam kerugian adalah orang yang yang tidak menghargai waktu
sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Ashr .
- Melatih Kesabaran.
Orang yang bisa mendirikan sholat dengan benar akan menjadi kuat
tekadnya dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup, ia
akan menjadi orang yang sabar. Allah swt., berfirman :

Artinya : " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,
kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat yang mereka tetap mengerjakan sholatnya".
(Al-Ma'arij : 19 - 23 )

- Mengikat Tali Persaudaraan Sesama Muslim.


Sholat berjamaah dapat memupuk persaudaraan sesama muslim. Rasulullah
saw., bersabda :

Artinya : "Orang mukmin dengan mukmin lainnya itu laksana bangunan, yang
sebagian memper-kokoh bagian yang lainnya". ( HR. Bukhori Muslim )

- Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar.


Hikmah sholat yang paling utama adalah dapat mencegah perbuatan keji dan
mungkar. Orang yang bisa mendirikan sholat dengan baik, akan takut melakukan
perbuatan keji dan jahat, dia akan merasa selalu diawasi oleh Allah swt. Firman
Allah swt;
50

Artinya :"Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari


(perbuatan) keji dan mungkar". (Al-Ankabaut : 45)

b. Puasa

Puasa menurut pengertian bahasa berarti menahan diri dari segala sesuatu,
seperti : menahan tidur, menahan berbicara, menahan makan, menahan minum
dan sebagainya. Menurut istilah puasa ialah menahan diri dari makan, minum
dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat
melaksanakan perintah Allah swt; serta mengharap keridhoan-Nya.
Allah swt; berfirman:

Artinya :"Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


telah
diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa". (Al-
Baqarah :183)

Jenis puasa ada bermacam-macam. Adapun macam-macam puasa adalah sebagai


berikut :
 Puasa wajib yaitu puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa kafarat, puasa
qodlo' dan puasa fidyah. (lihat Al-Baqoroh : 183 - 185, Al-Maidah: 89, Al-
Baqoroh: 186).
 Puasa sunat/tathowwu' seperti puasa senin kamis, puasa 6 hari bulan
syawal, tanggal 9 dzulhijjah, tanggal 10 muharram (Asy-Syura'), tiap tanggal 13,
14, 15 qomariah.
 Puasa haram seperti : puasa terus menerus, puasa hari tasyri' ( 11, 12, 13
Dzulhijjah), puasa dua hari raya, puasa wanita yang sedang haid/nifas, puasa
sunat seorang istri tanpa izin suaminya ketika suami bersamanya.
 Puasa makruh seperti puasa sunat dengan susah payah (sakit, perjalanan
dll), menghususkan pada hari jum'at dan sabtu kecuali pada hari disunahkannya
puasa.
Adapun syarat wajib puasa : Berakal, baligh dan kuat mengerjakannya
Sedang syarat syahnya : Islam, mumayyiz (dapat membedakan baik dan tidak
baik), suci dari haid dan nifas bagi wanita, dalam waktu yang dibolehhkan puasa.
Puasa juga juga harus memenuhi rukun dan rukun puasa: niat sebelum melakukan
puasa, menahan diri dari makan, minum, bersetubuh dan hal-hal lain yang bisa
membatalkan puasa (lihat Al-Baqarah : 187).
Hikmah Puasa
a. Membentuk manusia sabar dan toleran.
Puasa bukanlah amal lahir yang dapat dilihat semata tetapi puasa adalah amal
rohani yang hanya dilihat oleh Allah swt, oleh karena itu puasa adalah amal
batin yang berbentuk kesabaran semata sebagaimana Rasulullah bersabda :

Artinya :"Puasa adalalah separuh kesabaran dan sabar itu adalah separuh
iman". (HR. Baihaqi)

b. Membentuk jiwa amanah dan hanya bertanggung jawab hanya kepada Allah
swt.
c. Membentuk akhlakul karimah.
Dengan puasa dia akan dapat berbuat baik dan mulia karena perbuatan-
perbuatan jahat dapat menghalangi pahalanya puasa. Sebagaimana sabda
Rasulullah saw:

Artinya :"Lima perkara yang dapat menghalangi pahalanya pahalanya puasa


yaitu, dusta, ghibah, namimah, sumpah palsu, melihat lawan jenis dengan
syahwat". (HR. At-Tirmidzi)
51

d. Mendidik manusia untuk berlaku jujur.Tidak ada seorangpun yang dapat


mengetahui kita puasa atau tidak kecuali kita sendiri kepada Allah swt; ini
berarti puasa melatih jujur dalam beribadah dan beriman karena Allah swt.
e. Mengembangkan kepekaan sosial.
Orang yang berpuasa akan bisa mengukur dan merasakan betapa pedihnya
orang miskin dan kesusahan karena ketidak tersediaanya makanan dan uang
belanja.
f. Melatih ketahanan mental.
Berpuasa berarti mengistirahatkan anggota badan yang mengolah penceraan
makanan, hal ini akan membentuk anggota badan menjadi terbiasa dan kuat .
g. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.

RANGKUMAN
1. Sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama
adalah Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
2. Hukum taklifi adalah hukum yang menjelaskan
tentang perintah, larangan dan pilihan untuk menjalankan atau meninggalkan suatu
kegiatan/pekerjaan. Hukum taklifi terdiri dari 4 macam yaitu ijab, nadb, tahrim dan karohah.
3. tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan
adalah mengabdi dan beribadah kepadaNya. Ibadah berlaku pada semua aktifitas karena itu
ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu :
- Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung berhubungan kepada Allah
SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul Islam seperti syahadat, sholat, puasa dan
haji.
- Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala aktivitas yang titik tolaknya
ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa amal shaleh.

KAMUS ISTILAH
- Mukallaf = muslim yang sudah dikenai kewajiban melaksanakan perintah
dan menjauhi larangan
- Hukum syara’ = hukum Islam
- Jumhur ulama = golongan terbanyak ulama
- Muamalah = hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan
- Mukallaf = orang yang sudah baligh/dewasa yang wajib menjalankan
hukum agama
- Rowi = orang yang meriwayatkan hadits

PERNIK-PERNIK
Mazhab dalam Islam
Berdasarkan aliran dalam Islam yang ada saat ini, secara umum terdapat dua aliran besar yaitu Sunni
dan Shiah. Empat aliran besar (madhab) yang tergolong dalam aliran sunni adalah Madhad Hanafi,
Maliki, Hambali, dan Shafi’i. Sedangkan satu aliran yang terdapat dalam Shiah adalah Madhab Shiah
itu sendiri.

Madhad Hanafi dikembangkan oleh seorang ulama dan cendekiawan muslim yaitu Imam Abu
Hanifa (80-150 H, atau 702-772M), dan muridnya yang terkenal Abu Yusuf dan Muhammad.
Mereka menekankan pada penggunaan alasan-alasan dan shura atau diskusi kelompok daripada
semata-mata mengikuti aturan atau tradisi yang telah ada secara turun temurun. Madhab ini
paling banyak berkembang dan dikuti di India dan Timur Tengah, serta pernah menjadi mdhab
resmi yang digunakan di Turki (dinasti ottoman).

Madhab Maliki mengikuti ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan muslim
Imam Malik (lahir 95H atau 717M) yang menitikberatkan pada praktek-prakte yang diterapkan
penduduk di Madinah sebagai suatu bentuk contoh kehidupan Islam yang paling otentik. Saat ini,
ajaran-ajaran Imam Malik atau madhab Maliki paling banyak ditemui hampir di seluruh bagian
wialayah muslim di benua Afrika.

Madhab Hambali dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan muslim yang bernama Imam
Ahmad ibnu Hambali (lahir 164H atau 799M) yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan
ketuhanan serta mengadopsi pandangan yang tegas terhadap hukum. Saat ini madhab Hambali
secara dominan diterapkan di saudi Arabia.

Madhab Shafi’i didirikan oleh seorang ulama dan cendekiawan bernama Imam As-Shafii (lahir
150H atau 772M) adalah merupakan murid dari Imam Malik dan pernah belajar dari beberapa
52

tokoh cendekian muslim yang paling terkemuka pada saat itu. Imam As-Shafii terkenal karena ke-
moderat-annya dan penilaiannya yang berimbang, dan walaupun Beliau menghormati tradisi,
Imam As-Shafii mengevalusinya secara lebih kritis dibandingkan dengan Imam Malik. Para
pengikut madhab Shafii secara dominan diikuti oleh umat muslim yang berada di Asia Tenggara,
termasuk Indonesia.

Madhab Shiah yang dianut oleh sekitar 10% umat muslim saat ini, menurut sebagian cendekiawan
lebih diakibatkan sebagai akibat dari pergesekan politik dalam dunia muslim terhadap pendapat
bahwa pemimpin umat muslim harus selalu merupakan keturunan dari keluarga Ali, yaitu
keponakan dari Rasulullah sekaligus suami dari puteri nabi Fatimah. Madhab yang masih memiliki
sub-madhab (katakanlah seperti itu) seperti Ithna’ashaaris dan Isma’ilis saat ini ditemui secara
dominan di negara Iran, serta memiliki pengikut yang juga mayoritas di Iraq, India, dan negara-
negara kawasan teluk

PENILAIAN

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat !

1. Hukum yang mengatur perbuatan manusia dalam hubungannya dengan khaliqnya


disebut dengan :
A. Ibadah D. Hudud
B. Muamalah E. Taqlifi
C. Jinayat
2. Setiap orang muslim wajib mempelajari, memahami dan melaksanakan hukum-
hukum yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an, sebab ….
A. Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam
B. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi setiap muslim
C. Setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban
D. Manusia yang bertahkim pada Al-Qur’an pasti selamat di dunia dan akherat
E. Al-Qur’an harus dijadikan hukum negara

3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :


1). Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.
2). Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
3). Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.
4). Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat yang bersifat umum.
5). Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.
Yang bukan termasuk fungsi Al-Qur’an adalah ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

4. Hukum mempelajari Al-Qur’an adalah fardhu ‘ain artinya …..


A. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap orang yang berakal
B. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim yang sudah baligh
C. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu muslim
D. Kewajiban yang dibebankan kepada anggota masyarakat
E. Kewajiban yang harus dilaksanakan

5. Ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah swt., Malaikat-Nya, Kitab-Nya,


Rasul-Nya, hari kiamat dan qoda’ qodar-Nya adalah merupakan pokok pengetahuan
hukum yang berkaitan dengan ….
A. Aqidah D. Muamalah
B. Syari’ah E. Jinayat
C. Akhlak

6. Perhatikan kosa kata berikut :


1). Perkataan
2). Berita
3). Kepatuhan
4). Ketetapan
5). Ucapan
53

yang termasuk arti dari kata “Hadits”, ialah ….


A. 1, 2, 3, 4
B. 2, 3, 4, 5
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 4, 5
E. 1, 2, 4, 5

7. Menurut kualitasnya hadits dibagi menjadi dua bagian yaitu :


A. Hadits shohih dan hasan
B. Hadits maqbul dan mardud
C. Hadits qudsi dan dhaif
D. Hadits mauquf dan maudhu’
E. Hadits mutawatir dan shohih

8. Untuk menyeleksi kebenaran suatu hadits harus memperhatikan 3 unsur yaitu :


A. Matan, sanat dan rowi
B. Maudhu’, dhoif dan mardud
C. Mutawatir, shohih dan hasan
D. Mauquf, maudhu’ dan maqbul
E. Maqbul, mardud, marfu

9. Kesepakatan para mujtahid untuk memutuskan suatu perkara baru yang tidak
dijumpai hukumnya dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits dinamakan .....
A. Ijma’
B. Ijtihad
C. Qias
D. Istihsan
E. Mashalihul Mursalah

10.Menurut ilmu fiqih hukum-hukum dalam Islam disebut dengan “Al-Ahkamul


Khomsah”, yaitu ….
A. wajib, haram, mubah, halal, sunat dan makruh
B. wajib, haram, mubah, sunat dan makruh
C. fardhu, halal, haram, najis dan suci
D. halal, haram, sunat, batal dan syah
E. fardhu kifayah, fardhu ‘ain, sunat muakad, sunat haiat dan makruh

11.Shalat dapat mengikat tali persaudaraan dengan sesama muslim terutama


dilakukan dengan cara ....
A. mendatangi masjid
B. shalat mun'farid
C. shalat dengan khusuk
D. shalat berjama'ah
E. bersalam-salaman sesudah shalat

12.Yang dimaksud dengan kedudukan shalat dalam agama Islam adalah ....
A. cara-cara duduk dan berdiri dalam pelaksanaan shalat
B. hubungan shalat dengan ajaran Islam
C. betapa pentingnya shalat itu dalam agama Islam
D. dalil-dalil perintah melaksanakan shalat
E. pada waktu shalat harus ada gerakan duduk dan berdiri

13.Shalatnya seorang muslim dapat dikatakan sah menurut syara’, apabila shalat itu
dapat ....
A. dilaksanakan dengan penuh kekhusyu’an
B. menghayati bacaan-bacaan shalat
C. berdampak positif terhadap pelakunya
D. menimbulkan ketenangan jiwa bagi pelakunya
E. sesuai dengan kaifiyah tuntunan Rasulullah saw.

14.Tersebut di bawah ini adalah merupakan hikmah shalat yang paling utama, bila
dibandingkan dengan hikmah shalat yang lain, yaitu :
A. Membiasakan hidup bersih
B. Mengikat tali persaudaraan dengan sesama muslim
54

C. Pembinaan disiplin waktu


D. Mencegah perbuatan keji dan perbuatan mungkar
E. Membiasakan hidup sehat

15.Manfaat yang dapat dirasakan dalam shalat berjamaah adalah ….


A. pahalanya lebih besar dari shalat sendirian
B. terlihat syiar Islam lebih semarak
C. bila imam lupa bisa diingatkan oleh makmum
D. akan memupuk persaudaraan sesama muslim
E. membuktikan adanya kemajuan dalam menjalankan ibadah

16.Perhatikan macam-macam puasa di bawah ini :


1). Puasa Senin Kamis
2). Puasa Asy-Syura
3). Puasa Arafah
4). Puasa Ramadhan
5). Puasa kafarat
yang termasuk puasa tathowwu’ adalah ….
A. 1, 2, 3
B. 1, 2, 4
C. 2, 3, 4
D. 3, 4, 5
E. 3, 5

17.Perbuatan yang dapat menghapus pahala puasa adalah ….


A. berniat membatalkan puasa
B. melihat lawan jenis dengan syahwat
C. makan karena lupa
D. lupa tidak melakukan niat
E. mimpi hingga keluar sperma

18.Dengan berpuasa berarti akan mengistirahatkan anggota badan yang bertugas


mencerna makanan, hingga dapat membentuk anggota badan menjadi terlatih dan
kuat. Pernyataan tersebut berhubungan dengan hikmah puasa yaitu :
A. membentuk manusia sabar dan toleran
B. melatih ketahanan mental
C. membentuk jiwa amanah
D. membentuk akhlakul karimah
E. mengembangkan kepekaan sosial

19.Yang membedakan seorang mukmin dengan seorang kafir sebagaimana hadits


Nabi Muhammad saw., adalah dalam hal …..
A. cara ibadahnya
B. orang beriman akan masuk surga
C. cara menyebut nama Tuhannya
D. orang kafir akan masuk neraka selamanya
E. meninggalkan shalat

20.Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Baqarah : 183, tujuan utama orang


berpuasa itu adalah ….
A. agar dapat merasakan betapa pedihnya orang miskin dan kelaparan
B. untuk melatih jiwa agar menjadi kuat
C. untuk mengembangkan kepekaan sosial
D. untuk membentuk jiwa amanah dan bertanggung jawab
E. untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.

21. Khitab Allah SWT dan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengandung tuntutan baik perintah
melakukan atau larangan, disebut dengan .....
A. Hukum Islam
B. Hukum taqlifi
C. Hukum wadhi
D. Hukum taqriri
E. Hukum qishosh
55

22. Khitab Allah SWT yang mengandung tuntutan mengerjakan dengan tutntutan yang pasti,
disebut dengan ....
A. Ijab
B. Nadab
C. Karahah
D. Tahrim
E. Ibahah

23. Tersebut di bawah ini merupakan orang yang tidak dikenai taklif (tuntutan) hukum dalam Islam,
kecuali :
A. Orang gila
B. Orang yang tidur
C. Anak yang belum dewasa
D. Orang yang lupa
E. Orang yang sudah khitan

24. Suatu ketetapan yang wajib dikerjakan oleh setiap orang muslim yang sudah terkena taklif
disebut ....
A. wajib syar’i
B. wajib aqli
C. wajib ’aini
D. wajib kifayah
E. wajib muayanah

25. Perkara-perkara yang kalau terlupakan harus mengganti dengan sujud syahwi seperti lupa
tidak melakukan tahiyat awal dan semacamnya, disebut dengan ....
B. Sunat Mu’akad
C. Sunat Ab’at
D. Sunat ghoiru muakad
E. Sunat ha’eat
F. wajib kifayah

B. Jodohkan pernyataan yang ada di sebelah kiri dengan jawaban di sebelah


kanan !

1. Sumber hukum A. Ibadah mahdloh


Islam B. Mukallaf
2. Hal yang C. Al-Qur’an
berkenaan dengan keimanan D. Saqor
1. Hubungan manusia E. Ijtihad
dengan Allah secara langsung F. Aqidah
2. Hadits yang dapat G. Maqbul
diterima sebagai pedoman penetapan hukum H. Mubah
3. Hubungan antara I. Sanad
pembawa dan penerima hadits J. Ijma’
4. Kesepakatan ahli fiqh K. Wajib
dalam menetapkan hukum syari’ah L. Sunnah
5. Ketetapan hukum Muakkadah
berdasarkan persamaan sebab M. Puasa
6. Hukum ditetapkan N. Qias
untuk kemashlahatan umum O. Haram
7. Hukum yang bersifat P. Mashalihul
wajib perwakilan Mursalah
8. Perkara hukum yang Q. Makruh
sangat dianjurkan untuk dikerjakan
9. Tempat kembalinya
orang yang tidak pernah shalat
10. Menahan diri dari
segala sesuatu yang membatalkan
11. Puasa nadzar, puasa
qadha’
12. Puasa tanggal 10
56

Muharram
13. Puasa hari tasyri’
(tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah)
14. Yang wajib dikenai
hukum
15. yang berhubungan
dengan ibahah

C. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI !

1. Bedakan definisi hukum dengan definisi syari’at ! Jelaskan !

2.

Berikan harakat ayat tersebut kemudian artikan ke dalam bahasa Indonesia !

3. Sebutkan 6 fungsi dan kedudukan Al-Qur’an !

4. Sebut dan jelaskan macam-macam Ijtihad !

5. Jelaskan pengertian matan, sanad dan rowi !

6. Apakah yang dimaksud dengan hadits qouliyah, hadits fi’liyah dan hadits
taqririyah !

Berikan harokat hadits di atas kemudian artikan kedalam bahasa Indonesia dengan
benar !

7. Mengapa shalat merupakan amalan ibadah yang pertama kali akan dimintai
pertanggung jawabannya oleh Allah swt., pada yaumul hisab ? Jelaskan !

8. Tuliskan kembali surat Al-Baqoroh : 183 kemudian artikan ke dalam bahasa


Indonesia !

9. Sebutkan 5 hikmah ibadah !

CARILAH KATA-KATA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HUKUM ISLAM DENGAN CARA


MEMBERI ARSIRAN PADA KOTAK-KOTAK BERIKUT SEBAGAIMANA CONTOH

M U A M A L A H P A 1. Wajib
T W M I T F Q U U S 2.
N S A M A L U H A D 3.
H R K J Q D R D S D 4.
A H R R I B A D A H 5.
B J U A F B N F S D 6.
U B H V I V V V U G 7.
M U K A L L A F N H 8.
Q R C Q I F A Y A H 9.
U F N Z X C V N T M 10.

TUGAS INDIVIDU
Carilah ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan fungsi dan kedudukan Al-Qur’an!
Kemudian diskusikan dengan teman sekelasmu!

TUGAS KELOMPOK
57

Carilah sejarah tokoh-tokoh mujtahid dalam Islam ! baik melalui buku-buku yang ada
di perpustakaan maupun kamu membrowser di interner.

PORTO FOLIO
Sebutkan macam-macam hukum taklifi beserta contohnya dalam kolom berikut ini!
IJAB NADB TAHRIM KARAHAH
58

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

PERIODE MEKAH

Standar Kompetensi :
5. Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Mekah

Kompetensi Dasar :
6.1 Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Mekah
6.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah

TARTILAN

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab
dan sopan santun membaca Al Qur’an.

a. Q.S. Quraisy : 1 – 4

b. Q.S.Al Alaq : 1 – 5

c. Q.S.Al Baqarah : 216

d. Q.S. Ibrohim : 4

GAMBAR
59

Peta Saudi Arabia

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MEKAH

A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH


1. Masyarakat Arab Jahiliah Periode Mekah
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab
jahiliah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Kebodohan masyarakat
Arab waktu itu, terdapat dalam bidang agama, moral, dan hukum,
Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang
jauh dan ajaran agama Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi
Ibrahim A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala.
Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah
SWT) yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di antara berhala-berhala yang termashyur
bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata, Uzza, dan Manat.
Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliah yang menyembah malaikat
dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari, bulan, dan jin yang
diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. Dalam bidang moral, masyarakat
Arab jahiliah telah menempuh cara-cara yang sesat, seperti:
a. Bila terjadi peperangan antarkabilah, maka kabilah yang kalah perang akan dijadikan
budak oleh kabilah yang menang perang.
b. Menempatkan perempuan pada kedudukan rendah. Dalam masyarakat Arab jahiliah
perempuan tidak berhak mewarisi harta peninggalan suaminya, ayahnya, atau anggota
keluarga yang lain. Bahkan seorang wanita (istri) boleh diwarisi oleh anak tirinya atau
anggota keluarga lain dan suaminya yang telah mati.
c. Memiliki kebiasaan buruk, yakni berjudi dan meminum minuman keras. Kejahiliahan
mereka dalam bidang hukum antara lain anggapan mereka bahwa judi, bermabuk-
mabukan, berzina, mencuri, merampok, dan membunuh, bukan merupakan perbuatan
yang salah.
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perilaku masyarakat Arab jahiliah itu buruk,
tetapi ada pula yang baiknya. Seperti: memiliki keberanian dan kepahlawanan, suka
menghormati tamu, murah hati, dan mempunyai harga diri. Juga dalam bidang
perdagangan, ada sebagian masyarakat Arab jahiliah yang sudah memiliki kemajuan.
Misalnya, para pedagang dari kabilah Quraisy, berdagang pada musim panas ke
negeri Syam (sekarang Suriah, Libanon, Palestina, dan Yordania) dan pada musim
dingin ke Yaman (lihat Q.S. Quraisy, 106: 1—4). Mereka memperdagangkan bulu
domba, unta, kulit binatang, dan tali.
60

B. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul


Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tidak
membiarkan umat manusia, khususnya masyarakat Arab berada dalam kebodohan sepanjang
zaman. Lalu Dia mengutus seorang nabi dan rasul yang terakhir yakni Nabi Muhammad SAW.
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17
Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira,
waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter
sebelah utara kota Mekah dan berada di lerengnya (kira-kira berjarak 20 m dari puncaknya).
Muhammad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya
Malaikat Jibril pada tanggal 17 Ramadan 610 M, untuk menyampaikan wahyu yang pertama
yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5 (coba kamu cari dan pelajari). Turunnya ayat Al-Qur’an
pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul A1-Qur’an.
Setibanya di rumah, Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada istrinya, Khadijah,
peristiwa yang dialaminya. Sebenarnya Khadijah mempercayai segala apa yang diceritakan
suaminya, tetapi ia ingin mengetahui bagaimana pendapat Waraqah bin Naufal, saudara.
Sepupunya terhadap peristiwa yang dialami suaminya. Waraqah adalah seorang pemikir yang
telah berusia lanjut, beragama Nasrani, yang telah menyalin kitab Injil dari bahasa Ibrani ke
dalam bahasa Arab.
Setelah Waraqah bin Naufal mengetahui semua peristiwa yang dialami oleh Nabi
Muhammad SAW, ia berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah datang kepada Nabi Isa.
Alangkah baiknya kalau aku masih muda dan masih hidup sewaktu kamu diusir oleh
kaummu.” Nabi Muhammad SAW berkata, “Apakah kaumku akan mengusirku?” Jawab
Waraqah, “Ya, tidak seorangpun datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa
(ajaran Islam), yang tidak dimusuhi. Jika sekiranya aku masih hidup pada masa itu, tentu aku
akan menolongmu dengan sekuat tenagaku.” (H.R. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim).
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pula
Surah Al-Muddassir: 1—7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah
menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama
13 tahun (610—622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu
berupa A1-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan
pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.
Materi dakwah Rasulullah SAW di awal kenabiannya berupa ajaran Islam, yang
terkandung dalam 89 Surah Makkiyyah dan hadis yakni wahyu Allah SAW yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi tidak tertulis dalam lembaran Al-Qur’an.

C. Ajaran Islam Periode Mekah


Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal
kenabiannya adalah sebagai berikut :
1. Keesaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan makhluk-Nya,
tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang menyamai-
Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlãs, 112: 1-4).
Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku syirik,
yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S An-Nisã’, 4:
48).
2. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir
kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di alam
kuhur dan di alam akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan senantiasa
berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang menyenangkan. Di
alam kubur akan memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam akhirat akan ditempatkan
61

di surga yang penuh dengan hal-hal yang memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di
dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak berbuat jahat, tentu setelah matinya
akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan ke dalam neraka yang penuh dengan
berbagai macam siksaan. (Baca dan pelajari Q.S. Al-Qari’ah, 101: 1-11!)
3. Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya dan
melarang keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di
kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala perbuatan
dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka pada Allah SWT dan banyak
berbuat dosa.
Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan alangkah
ruginva orang yang mengotori jiwanya (baca Q.S. Asy-Syams, 91: 9-10).
4. Persaudaraan dan Persatuan
Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan persaudaraan
landasan bagi terwujudnya persatuan.
Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka dituntut
untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida Ilahi. Rasulullah
SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang Muslim di antara kamu, sehingga ia
mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan
Nasa’i).
Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan. Jangan
saling menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang teraniaya tanpa
diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu disuruh untuk memberikan
pertolongan kepada saudaranya yang du’afa, yakni para fakir miskin dan anak-anak
yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-Mã’un, 107: 1-7).

D. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH


Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan hukum. Sehingga menjadi umat
yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat
Arab telah mengamalkan seluruh ajaran Islam dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan
sesuai dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka akan memperoleh
keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang
luhur tersebut sebagai berikut:
1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin, bahwa
masyarakat Arab jahiliah, masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi
warisan leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati dalam
mempertahankannya. Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW
menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya
sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi
seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah : Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah
SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah
SAW yang tinggal serumah dengannya, waktu masuk Islam ia baru berusia 10 tahun), Zaid
bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H = 625 M), Abu Bakar Ash-
Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dan tahun 573- 634 M), dan Ummu
Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah
SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam), maka Abu Bakar Ash-Shiddiq,
seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang. Karena budi
bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah
meneladani Rasuliillah SAW, yakni berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
62

Usaha dak’wah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata beberapa orang kawan
dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah :
- Abdul Amar dan Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik si Amar. Karena
Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah SAW
menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah SWT, Yang Maha
Pengasih.

- Abu Ubaidah bin Jarrah dan Bani Hari.


- Utsman bin Affan.
- Zubair bin Awam.
- Sa’ad bin Ahu Waqqas.
- Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi,
yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam
generasi awal).

2. Dakwah Secara terang-terangan


Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni
setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan
secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216 (coba
kamu cari dan pelajari).
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebagai
berikut :
a. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan
makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya hidayah Allah
SWT waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum menerima Islam sebagai
agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang
sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi merahasiakan keislamannya, pada waktu itu
dengan tegas menyatakan keislamannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin
Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
b. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada
dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul Bukit Shafa, yang letaknya
tidak jauh dan Ka’bah.
Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera
meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala dan hanya menyembah atau
menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan
Pemelihara alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan yang
disampaikannya itu dilaksanakan tentu akan meraih rida Ilahi bahagia di dunia dan di
akhirat. Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka Allah SWT,
sengsara di dunia dan di akhirat.
Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut di antara yang hadir ada kelompok yang
menolak disertai teriakan dan ejekan, ada kelompok yang diam saja lalu pulang.
Bahkan Abu Lahab, bukan hanya mengejek tetapi berteriak-teriak bahwa Muhammad
orang gila, seraya ia berkata “Celakalah engkau Muhammad, untuk inikah engkau
mengumpulkan kami?” Sebagai balasan terhadap kutukan Abu Lahab itu turunlah ayat
Al- Qur’an yang berisi kutukan Allah SWT terhadap Abu Lahab, yakni Surat Al-Lahab,
111: 1-5 (coba kamu cari dan pelajari ayat Al-Qur’an tersebut).
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk
Islam dua orang kuat dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin Abdul
Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk
Islam pada tahun ke-6 dari kenabian sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M), tidak
lama setelah sebagian kaum Muslimin berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia pada tahun
615 M.
c. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota
Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam
antara lain :
63

- Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar, yang bertempat tinggal di
sebelah barat laut Mekah atau tidak jauh dari laut Merah, menyatakan diri di
hadapan Rasulullah SAW masuk Islam. Keislamannya itu kemudian diikuti oleh
kaumnya.
- Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang
bertempat tinggal di wilayah barat kota Mekah, menyatakan diri masuk Islam di
hadapan Rasulullah SAW. Keislamannya itu diikuti oleh bapak, istri, keluarganya,
serta kaumnya.
- Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang ke
Mekah untuk berziarah nampak berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah SWT, para
penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam di hadapan Rasulullah
SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan
Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang
dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.
Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui
Rasulullah SAW, umat Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73 orang di
antaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke Mekah, orang-orang Yatsrib
yang belum masuk Islam. Di antaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum
Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini,
terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul
Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan
melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu mereka harus
mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka memohon kepada
Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW menyuruh
para sahabatnya yakni orang-orang Islam yang bertempat tinggal di Mekah, untuk
segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat Nabi SAW melaksanakan suruhan
Rasulullah SAW tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib secara diam-diam dan sedikit
demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan sebanyak 150 orang umat Islam
penduduk Mekah telah berhijrah ke Yatsrib.
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan Ali bin. Abu Thalib
masih tetap tinggal di Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT untuk berhijrah.
Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah SAW berhijrah bersama
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., meninggalkan kota Mekah tempat kelahirannya menuju
Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi pada awal bulan Rabiul Awal tahun
pertama hijrh (622 M). Sedangkan Ali bin Abu Thalib, tidak ikut berhijrah bersama
Rasulullah SAW, karena beliau disuruh Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang-
barang orang lain yang dititipkan kepadanya. Setelah perintah Rasulullah SAW itu
dilaksanakan, kemudian Ali bin Abu Thalib menvusul Rasulullah SAW berhijrah ke
Yatsrib.

3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah


Kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah SAW, setelah berdakwah itu
dilakukan secara terang-terangan, yakni semenjak tahun ke-4 kenabian. Prof. Dr. A.
Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum
kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni :
a. Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan antara
semua orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung ketakwaannya kepada Allah SWT.
Orang miskin yang bertakwa, di hadapan Allah SWT Iebih mulia daripada orang kaya
yang durhaka (lihat Q.S. Al Hujurãt, 49: 13).
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran
persamaan hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam
masyarakat. Mereka ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah
SAW (Islam) melarangnya.
64

b. Islam mengajarkan adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam
akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa maka di alam kuburnya akan
memperoleh kenikmatan dan di alam akhiratnya akan masuk surga. Sedangkan manusia
yang ketika di dunianya durhaka dan banyak berbuat jahat, maka di alam kuburnya akan
disiksa. Dan di alam akhiratnya akan masuk neraka.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tersebut, karena mereka
merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
c. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan
agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka. Mereka berkata,
“Cukuplah bagi kami apa yang telah kami terima dari nenek moyang kami.” (Q.S. AI-
Mã’idah, 5: 104)
d. Islam melarang menyembah berhala, memperjualbelikan berhala-berhala, dan
melarang penduduk Mekah dan luar Mekah berziarah memuja berhala, padahal itu
semua mendatangkan keuntungan di bidang ekonomi terhadap kaum kafir Quraisy.
Oleh karena itulah, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan
dakwah Rasulullah SAW.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah
SAW bermacam-macam antara lain :
- Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais
an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleb para
pemiliknya atau tuannya di luar batas perikemanusiaan. Bahkan, Az-Zanirah
disiksa hingga mengalami kebutaan dan Ummu Amr binti Yasir, budak milik Bani
Makhzum disiksa oleh tuannya sampai mati.
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., tidak tega melihat saudara-saudaranya seiman disiksa
seperti itu, lalu beliau memerdekakan beberapa orang dari mereka termasuk Bilal,
dengan cara memberikan sejumlah uang tebusan kepada tuannya.
- Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa anggota
keluarganya yang telah masuk Islam, sehingga ia kembali menganut agama
keluarganya (agama Watsani).
- Nabi Muhammad SAW sendiri dilempari kotoran oleh Ummu Jamil (istri Abu Lahab)
dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal. Nama asli Abu Jahal adalah Amr
Abu al-Hakam yang artinya Amr, bapak juru damai. Umat Islam mengganti nama itu
menjadi Abu Jahal yang artinya bapak kebodohan.
- Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah SAW,
agar Rasulullah SAW menghentikan dakwahnya. Namun tatkala Abu Thalib
menyampaikan keinginan kaum kafir Quraisy tersebut Rasulullah SAW bersabda :
“Wahai pamanku demi Allah, biarpun mereka meletakkan matahari di tangan
kananku, dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan menghentikan dakwah agama
Allah ini hingga aku menang, atau aku binasa karenanya.”
- Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di
antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam
dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kaum kafir
Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Usul tersebut ditolak oleh Nabi SAW, karena menurut ajaran Islam
mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah bukan
Islam, termasuk perbuatan haram dan merupakan dosa besar (silakan baca dan
pahami Q.S. Al-Kafirun 109 : 1-6).
Menghadapi tantangan dan kekerasan kaum kafir Quraisy terhadap orang-orang
Islam, selain Nabi SAW bersabar, bertawakal dan berdoa, beliau menyuruh 16 orang
sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah
ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu suka memberikan jaminan
keamanan kepada orang-orang yang meminta perlindungan kepadanya. Peristiwa hijrah
yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang yang hijrah ke Habasyah ini kembali ke Mekah,
karena mereka menduga Mekah keadaannya sudah normal, dengan masuk Islamnya
seorang bangsawan Quraisy yang gagah berani yakni Umar bin Khattab.
65

Namun dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal, pimpinan kaum kafir
Quraisy memerintahkan agar setiap keluarga dan kabilah Quraisy meningkatkan tekanan
dan siksaannya terhadap anggota keluarganya yang masuk Islam.
Menghadapi situasi yang demikian, akhirnya Rasulullah SAW menyuruh para
sahabatnya, untuk yang kedua kalinya agar kembali hijrah ke Habasyah. Jumlah para
sahabat yang berhijrah pada saat itu sebanyak 83 orang laki-laki dan 18 orang wanita, di
bawah pimpinan Ja’far bin Abu Thalib. Di negeri Habasyah ini selain memperoleh jaminan
keamanan dan Raja Negus, para sahabat Nabi SAW juga memiliki kebebasan untuk
melaksanakan peribadahan sesuai dengan ajaran Islam.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan
pelindungnya wafat dalam usia 87 tahun. Empat hari setelah itu istri tercintanya Khadijah
juga wafat dalam usia 65 tahun. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan
Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).
Wafatnya Abu Thalib sebagai pemimpin Bani Hasyim, menyebabkan Abu Lahab
seorang kafir yang sangat keras dalam memusuhi Nabi SAW, menggantikan kedudukan
Abu Thalib sebagai pemimpin. Semenjak itu Rasulullah SAW tidak lagi memperoleh
perlindungan dari kaum kerabatnya yakni Bani Hasyim.
Allah SWT senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari berbagai malapetaka.
Tidak lama setelah Bani Hasyim dipimpin Abu Lahab, Mut’im bin Adi pemimpin kaum
Naufal menyatakan perlindungannya terhadap Nabi SAW. Bahkan menjelang peristiwa
hijrah tahun 622 M, umat Islam Yatsrib telah bersumpah setia akan melindungi Rasulullah
SAW beserta para pengikutnya.

KISAH TELADAN

Dakwah Rasulullah SAW Ke Thaif


Setelah Abu Thalib (paman Rasulullah SAW) dan Khadijah (istri Rasulullah SAW) wafat,
tepatnya tahun ke-10 dari kenabian (620 M), Rasulullah SAW dengan ditemani anak angkatnya
Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif yang terletak di sebelah timur kota Mekah.
Maksud Rasulullah SAW berkunjung ke Thaif adalah untuk menyeru para pemimpin Bani
Sakif dan kaumnya agar masuk Islam dan memberikan perlindungan kepada Nabi SAW dan umat
Islam, dari tekanan dan kekerasan kaum kafir Quraisy.
Rasulullah SAW menemui tiga orang bersaudara pemimpin Bani Sakif, yakni Abdul Jalil,
Mas’ud, dan Habib, yang ketiga-tiganya putra dan ‘Amru bin Umair. Beliau menjelaskan maksud
kunjungannya, seperti tersebut di atas kepada tiga pemimpin Bani Sakif itu. Namun mereka bertiga
bukan hanya menolak seruan dakwah Rasulullah SAW, tetapi secara diam-diam menyuruh anak-
anak dan para budak agar berteriak mengusir Nabi Muhammad SAW dan Zaid bin Haritsah
supaya segera meniriggalkan kota Thaif. Selain itu mereka mengejek, mengolok-olok, dan
melempari Rasulullah SAW dengan batu sehingga kakinya berdarah.
Menanggapi sikap keras pemimpin-pemimpin dan kaum Bani Sakif seperti itu, Rasulullah
SAW tidak menaruh rasa dendam sedikit pun. Bahkan beliau berdoa, “Ya Allah berilah mereka
petunjuk, karena mereka termasuk orang-orang yang belum paham.”
EVALUASI
Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Tepat!
1. Apa tujuan Muhammad sering berkontemplasi di gua-gua dan di puncak gunung sebelum
memperoleh nubuwah?
2. Mengapa bangsa Arab memiliki sifat dan karakter yang keras?
3. Sebutkan empat orang yang pertama-tama mengikuti dakwah Islam di Mekah!
4. Bagaimana reaksi orang-orang Mekah terhadap dakwah Islam di masa-masa awal Nabi
berdakwah?
5. Sebutkan empat ajaran Islam yang diterima Muhammad saw pada periode Mekah!
LATIHAN ULANGAN SEMESTER GASAL

SOAL
I. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a,b,c,d, atau e pada lembar jawab yang disediakan
1. Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12-14 berisi tentang .....
66

a. Kejadian manusia dalam alam kandungan d. Suruhan menjaga kelestarian lingkungan


b. Keadaan manusia di alam kubur e. Rukum iman
c. Keadaan manusia di surga

2. Berdasarkan Al Qur’an Surat Adzariyat 56, maksud Allah SWT menciptakan jin manusia adalah
untuk….
a. bersabar b. berilmu c. beribadah d. berprestasi e. beribadah

3.Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf ‫ﺇﻫﺡﺥﻉﻍ‬ disebut bacaan
tajwid….
a. ikhfa’ c. Iqlab e. Mad Thobi’i
b. Izhar d. Idgham

4.Lafal hukum bacaan tajwidnya adalah…


a. izhar c. iqlab e. Mad Thobi’i
b. Ihfa’ d. idgham bigunnah

5. Q.S. Al Mukminun 13 :

Lafal pada ayat tersebut artinya adalah….


a. tanah c. segumpal darah e. api
b. Air mani d. tulang belulang

6.Dalam Q. Surat Al Baqarah ayat 30 ada kalimat


yang artinya….
a. menjadikan c. menugaskan e. mewajibkan
b. mengutus d. memerintah

7. ………….

Lanjutan potongan Q.S. Al Baqarah ayat 30 tersebut adalah…


a. c. e.

b. d.

8.Menurut Q.S. Az Zariyat ayat 56 tugas utama jin dan manusia adalah…
a. beribadah c. sekolah e. sebagai khalifah
b. bermain d. belajar

9.

Lafal  dalam Q.S. Al ‘An’am 162 artinya…


a. sholatku c. hidupku e. pekerjaanku
b. ibadahku d. matiku

10. Bagi muslim dan muslimah yang meyakini bahwa Allah bersifat Bashar tentu dalam kehidupannya ia
akan…
a. menggunakan matanya untuk kepentingan akherat
b. menggunakan matanya untuk kepentingan dunia
c. mendonorkan matanya ketika mati untuk orang yang buta
d. mengobati matanya jika sakit
e. memanfaatkan matanya untuk hal-hal yang baik dan diridloi Allah

11. Keyakinan bahwa Allah itu Al Hasib hendaknya mendorong seorang muslim/muslimah untuk….
a. Berserah diri pada nasib d. bersikap sederhana dalam hidup
b. Selalu berinstropeksi diri e. Selalu bersikap bijaksana
c. selalu bermusyawarah

12. Mukmin yang menjadikan nama Allah Al Hakim sebagai penunjuk jalan, tentu akan berperilaku….
a. Kasih saying c. Bijaksana e. adil
b. Pemaaf d. Berwawasan luas
67

13. Berikut ini adalah larangan-larangan Allah SWT yang hukumnya haram, yang harus dijauhi oleh setiap
muslim/muslimah, kecuali….
a. durhaka kepada kedua orangtua d. berbuat zalim kepada sesame manusia
b. berbuat jahat kepada tetangga e. mengingatkan kawan yang bersalah
c. menipu dan mencuri

14. Berikut ini cara bersyukur kepada Allah, kecuali….


a. membaca hamdalah d. mengerjakan salat lima waktu
b. belajar dan mengajar Al Qur’an e. mempercayai kebenaran rukun Islam
c. Berpuasa sepamjang waktu

15. Berikut ini termasuk ke dalam sikap-perilaku orang yang husnudzan kepada Allah, kecuali…
a. bersyukur bila memperoleh nikmat d. bersabar bila menderita musibah
b. berusaha dan berdoa agar terpenuhi kebutuhannya e. Bertawakkal kepada Allah
c. berbuat dosa, karena Allah maha pengampun

SOAL URAIAN

16. Jelaskan bahwa Allah itu bersifat Mukhalafatu lilhawaditsi !


17. Jelaskan bahwa Allah itu mempunyai asma’ul husna Al GHAFFARU !
18. Terangkan proses kejadian manusia seperti yang diterangkan dalam Q.S. Al Mukminun 12-14!
19. Jelaskan usaha-usaha yang harus ditempuh bagi seorang Muslim/Muslimah agar dapat beribadah dengan
ihklas !
20. Tulislah kembali potongan Q.S. Al Baqarah : 30 dengan benar dan baik,
dan identifikasi tajwidnya yang berkaitan dengan nun mati dan tanwin
68

Kelas X semester genap

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG DEMOKRASI

Standar Kompetensi :
6. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang demokrasi.

Kompetensi Dasar :
6.1. Membaca Q. S Ali Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38.
6.2. Menyebutkan arti Q. S Ali Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38
6.3. Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam Q. S Ali Imran;
159, Q.S. Asy Syura; 38 dalam kehidupan sehari-hari.

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. Ali Imran ayat 159 – 160

 Q.S. Al Baqarah, 2 : 30

 Q>S> Asy Syura, 42 : 38

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


69

 Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali dengan benar
dan baik.

 Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Cara membaca Alasan
Bacaan
Idgam Rahmatimmina Tanwin kasrah bertemu dengan
bigunna dibaca terpadu berde- mim
h ngung
Ikhfa’ Langfaddu Nun mati bertemu fa’
Nun mati dibaca samar
berdengung
Min haulika Nun mati bertemu ha
izhar ( dibaca jelas )

Wasyaawirhum fi Mim mati bertemu dengan fa’


Izhar syafawi (mim mati dibaca jelas)

‘alalloohi Lam jalalah


Tafkhim sebelumnya fathah

Nun dalam keadaan bertsydid


Gunnah inna

 Kegiatan Siswa
Lafal Pernyataan Hukum Cara membacanya
bacaan
Mim Fathah
mengadap alif yang ........ .........
mati
Lam jalalah
sebelumnya fathah ..... .........

Tanwin fathah
menghadap gain ...... ......

Nun sukun bertemu ha ...... ......

Mad bertemu nun


yang diwaqofkan ... .....

1. Terjemahan Per-kata

bagi kamu lembut Allah dari rahmat Maka dengan


mereka

tentu mereka hati kasar bersikap kamu dan sekiranya


akan keras adalah
menjauhkan
70

bagi mereka dan dari mereka maka sekeliling


mohonkan maafkanlah kamu dari
ampun

kamu maka apabila urusan itu dalam dan bermu-


Maka membulat- syawarahlah dengan
bertawakallah kan tekad mereka

orang-orang Dia Allah sesungguhny Allah kepada


yang bertawakal menyukai a

2. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3 : 159 adalah :
Maka berkat rahmat Allah engkau ( Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. *) Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang
bertawakal.

*) Urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan
lain-lain.

3. Kandungan
 Penjelasan bahwa berkat adanya rahmat Allah SWT, Nabi Muhammad menjadi pribadi yang
berbudi luhur dan berakhlak mulia dapat bersikap lemah lembut terhadap kaum muslimin di
sekitarnya.
 Beliau tidak bersikap dan berperilaku keras dan berhati kasar, akan tetapi sebaliknya
senantiasa memberi maaf kepada orang yang berbuat salah, khususnya terhadap para
sahabatnya yang telah melakukan pelanggaran.
 Allah SWT memerintahkan kepada kaum muslimin agar melakukan musyawarah untuk
memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.
 Apabila musyawarah itu telah mencapai mufakat, dianjurkan untuk bertawakal kepada Allah,
karena Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.

4. Penjelasan
Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat, termasuk golongan ayat Madaniyah. Dinamakan Ali
Imram karena memuat kisah keluarga “ Imran “ yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran
Nabi Isa a.s. , ada persaman kejadiannya dengan Nabi Adam a.s., meliputi kenabian dan
beberapa Mu’jizatnya serta disebut pula kelahiran Maryam putri dari Imran, yaitu ibu dari
Nabi Isa, a.s.
Pada ayat yang ke 159 pada surat Ali Imran, bahwasannya berkat adanya rahmat Allah
yang maha besar, bahwasannya Nabi Muhammad menjadi insan yang berbudi luhur dan
berakhlak mulia. Apabila beliau bersifat kasar dan berkeras. hati, niscaya orang-orang itu
akan pergi menjauh meninggalkan Nabi Muhammad saw. Begitu pula selanjutnya bagi umat
Islam dalam berdakwah senantiasa menjadi pribadi yang lembut dan berakhlak mulia
sehingga mendapat simpati dan manusia tidak akan lari dari sekelilingnya.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar memaafkan dan
memohonkan ampunan bagi para sahabatnya. Setelah itu beliau diperintahkan untuk
bermusyawarah dalam berbagai hal dengan mereka untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan yang mereka hadapi. Perintah itu bukan hanya terbatas kepada beliau Nabi
Muhammad saja, akan tetapi berlaku untuk semua sahabatnya dan seluruh pengikutnya
yakni umat Islam.
Apabila musyawarah itu telah mencapai mufakat, maka dianjurkan untuk bertawakkal
kepada Allah, yakni bersandar diri keberhasilan selanjutnya kepada ketetapan Allah swt.
71

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid


b. Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali dengan
benar dan baik.

c. Penjelasan Tajwid
Lafal Hukum Cara membaca Alasan
Bacaan
Walladziina Mad ya berada setelah kasrah
Mad thabi’i Panjang 2 harakat

Idgham Ashsholaata Alif lam bertemu shad


syamsiyah

Waamruhum Mim mati bertemu ra


Izhar syafawi ( dibaca jelas )

wamimma
Gunnah (mim dibaca dengung) Mim bertasydid

Mad arid Yunfiquun Mad wau sukun bertemu nun


lissukun yang diwakafkan

2. Terjemahan Per-kata

dan urusan salat dan kepada mereka Dan orang-orang yang


mereka mereka Tuhan memper-
mendirikan mereka kenankan

Mereka Kami beri dan diantara musyawa-rah


menafkah- rizki sebagian mereka
kan mereka apa

3. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S. Asy Syura, 42 : 38 adalah :
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka
menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

4. Kandungan
Q.S. Asy- Syura, 42 : 38 adalah menjelaskan tentang orang-orang yang menyambut
baik seruan Allah itu adalah :
 Senantiasa mereka selalu melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-
larangan-Nya.
 Mereka selalu melaksanakan salat apabila telah dating waktunya.
 Mereka selalu melaksanakan musyawarah pada hal-hal yang perlu dipecahkan bersama.
 Mereka selalu menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan oleh Allah kepadanya pada
hal-hal yang diridloi-Nya.

5. Penjelasan

Surat Asy Syuura termasuk surat yang ke 42 terdiri atas 53 ayat, termasuk surat-surat
Makiyyah, diturunkan sesudah surat Fushshilat. Dinamai surat Asy Syuura yang berati
“musyawarah” yang diambil dari perkataan “syuura” yang terdapat pada ayat 38 surat ini.
72

Didalam ayat tersebut diletakkan salah satu dari dasar-dasar pemerintahan Islam ialah
musyawarah.
Tauladan Rosulullah yang dapat dipetik dalam kehidupannya adalah ketika “Perang
Badar” Perang tersebut adalah perang antara umat Islam dengan kaum Kafir Quraisy yang
terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijrah. Semula Rosulullah dan para
sahabatnya mengambil posisi di dekat mata air Badar. Namun salah seorang sahabat yang
bernama “ Hubab bin Munzir “ tidak setuju dengan posisi tersebut. Lantas ia bertanya” Wahai
Rosulullah : apakah posisi ini berdasarkan wahyu dari Allah SWT atau pendapat Rosul
sendirari ?” Rosulullah menjawab : “ ini semua adalah pendapatku, bukan dari wahyu”. Lalu
Hubab bin Munzir mengajukan usul : “ kalau menurutku posisi yang kita lakukan adalah
mengambil tempat di dekat mata air yang berdekatan dengan musuh, lalu kita gali sumur-
sumur yang cukup dalam kemudian kita isi dengan air”. Kemudian Rosulullah menyetujuinya
dan semua sahabat melaksanakannya sehingga peperangan akhirnya di menangkan kaum
muslimin.

KEGIATAN SISWA
 Diskusikan dengan teman-temanmu bagaimana bermusyawarah yang baik .
 Coba identifikasi ciri-ciri masyarakat demokrasi.
 Coba renungkan apa manfaat dan hikmah yang dapat diperoleh dalam bermusyawarah
itu.

RANGKUMAN
 Surah Ali Imran, 3 : 159 berisi bahwa Allah SWT telah memberikan rahmat yang amat besar
kepada Nabi Muhammad SAW, bahwasanya beliau merupakan sosok manusia yang memiliki
akhlak mulia, berhati lembut, penuh kasih sayang, suka memberi maaf dan berbuat pada hal-
hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Disamping itu beliau suka bermusyawarah pada hal-
hal yang perlu dimusyawarahkan. Apabila telah mufakat maka bertawakkal kepada Allah.

 Kandungan Q.S. Asy-Syura, 42 : 38 adalah menerangkan tentang tanda-tanda orang yang


beriman adalah mau menerima seruan Allah SWT berupa : menjalankan salat lima waktu,
suka bermusyawarah, serta mau berinfak dijalan Allah apabila mendapat rezeki untuk
dibelanjakan kepada hal-hal yang diridoi-Nya.

UJI KOMPETENSI
a. Aspek afektif
Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya
dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia

INTERNALISASI AKHLAK MULIA

tidak tidak
No Pernyataan setuju setuju tahu alasan
1 Sikap santun dalam pergaulan …… …… ….. ……
hidup akan membawa situasi
senang dan menyenangkan
2 Sikap keras dan berhati kasar …… …… ….. ……
akan menjauhkan manusia dari
pergaulan hidup
3 Bermusyawarah harus berpedo …… …… ….. ……
man pada prinsip mufakat
4 Disiplin mengerjakan ibadah …… …… ….. ……
salat merupakan kegiatan yang
tidak dapat ditawar-tawar lagi.
5 Setiap kali mendapatkan rezeki ….. …. …. …..
ada kewajiban sedekah atau
zakat

b. Aspek kognitif
1). Soal pilihan ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada huruf
a,b,c,d, atau e.
73

1. Lafal ada tanwin fathah bertemu dengan huruf mim dalam ilmu tajwid disebut
bacaan....
a. idgham bigunnah d. Mad ‘arid
b. ikhfa’ e. Izhar syafawi
c. gunnah

2. lafal ada mim mati bertemu dengan huruf fa’ adalah bacaan tajwid....
a. ikhfak syafawi d. gunnah
b. izhar syafawi e. Idgham bilagunnah
c. tafkhim

3. Lafal dalam Q.S. Ali Imran, 3 : 159 artinya adalah...


a. kamu bersikap lemah lembut d. Bermusyawarahlah kamu
b. berhati kasar e. Memaafkan kepadanya
c. mereka menjauhkan darimu

4. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut :


(1) Dapat memuaskan semua anggota musyawarah
(2) Dapat mengakomodasikan perbedaan-perbedaan pendapat
(3) Dapat mempertajam perbedaan pendapat dalam musyawarah.
(4) Menumbuhkan kerukunan dan persatuan anggota musyawarah
(5) Dapat mendorong anggota untuk memunculkan konflik

Dari pernyataan di atas yang dapat dihasilkan dalam bermusyawarah adalah...


a. (1), (3), (4). d. (2), (4), (5)
b. (1), (2), (4). E. ( 3), (4), (5)
c. (2), (3), (5).

5. Kriteria orang yang memenuhi seruhan Allah sehingga dapat masuk surga, sebagaimana
dijelaskan Q.S. Asy Syura 38 adalah seperti dibawah ini. Adapun yang tidak masuk
didalamnya adalah....
a. orang yang patuh dan taat kepada Allah
b. orang yang disiplin mengerjakan salat
c. orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
d. orang yang gemar bermusyawarah dalam segala urusan
e. orang yang sangat patuh pada adat istiadat dimasyarakatnya.

6. Dalam Q.S. Asy Syura, 42 : 38 ada lafal artinya adalah....


a. berdisiplin mengerjakan salat
b. mematuhi seruhan Tuhannya
c. mematuhi berzakat
d. bermusyawarah dengan segala urusannya
e. berbuat baik kepada Tuhannya

7. Pada akhir Q.S. Asy-Syura 38 ada lafal dibaca waqof. Dalam ilmu tajwid
disebut bacaan....
a. Ikhfak hakiki d. Mad wajib muttasil
b. Ikhfak syafawi e. Izhar syafawi
c. Mad arid lissukun

8. Perilaku orang yang bertaqwa adalah sebagaimana pernyataan di bawah ini. Adapun yang
tidak termasuk di dalamnya adalah...
a. mengimani kepada masalah ghaib
b. melaksanakan salat
c. mengumbar nafsu untuk kesenangan hidup
d. mau mengeluarkan sedekah /zakat
e. percaya kepada kitab Al Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya

9. Tauladan Nabi Muhammad SAW dalam hal pelaksanaan musyawarah adalah dikala beliau
mengatur strayegi perang....
a. perang badar d. Perang jamal
b. perang uhud e. Perang shiffin
74

c. perang khandaq

10. Berikut ini adalah perilaku yang sesuai dengan kandungan Q.S. Ali Imran 159 dan Q.S.
Asy Syura 38. Adapun yang tidak masuk di dalamnya adalah...
a. bersikap lemah lembut ketika mengajak beiman kepada seseorang
b. bersikap keras dan melawan kepada orang kafir yang memusuhi Islam
c. mentaati perintah Allah dengan melaksanakan ibadah
d. bersedia bermusyawarah apabila dilakukan dengan orang-orang yang seiman saja
e. gemar bermusyawarah untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan hidup

2). Soal Uraian


Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan pengertian musyawarah menurut bahasa dan istilah, serta manfaat yang
akan diperoleh!

2. Jelaskan dampak yang akan terjadi bila suatu masalah yang sulit mengabaikan
musyawarah!

3. Bagimana adab dan etika ketika bermusyawarah itu?

4. Jelaskan contoh musyawarah yang dilakukan oleh Rosulullah SAW!

5. Jelaskan prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam bermusyawarah berdasarkan


Q.S. Ali Imran, 3 : 159 !
75

IMAN KEPADA MALAIKAT

Standar Kompetensi :
7. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat.

Kompetensi Dasar :
7.1. Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat
7.2. Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat
7.3. Menampilkan perilaku sebagai cerminan beriman kepada Malaikat dalam
kehidupan sehari-hari

BERIMAN KEPADA MALAIKAT-MALAIKAT ALLAH


IFTITAH
1. Bacalah Al Quran 5-10 menit sebelum memulai pembahasan!
2. Awali pelajaran dengan membaca doa belajar!
3. Berhati-hatilah dalam setiap perbuatan dan perkataan karena semua itu dicatat oleh para
malaikat!
4. Jalinlah hubungan yang baik dengan malaikat karena mereka senantiasa mendoakanmu!
5. Teladanilah sifat-sifat ketaatan para malaikat!

Memiliki keimanan berarti memiliki nikmat yang paling tinggi nilainya. Banyak orang dapat
mengucapkannya, tetapi tidak semua orang mampu menghayati ungkapan tersebut. Iman
merupakan sesuatu yang paling pokok dari seluruh aspek kehidupan. Iman yang sempurna
memiliki 3 unsur, yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan atau bersyahadat, dan
mengamalkan sesuai dengan Al Quran dan hadis. Iman yang terangkum dalam rukun iman
sebagaimana sabda Rasulullah saw.

‫ه‬ ‫ه‬
‫ل ِشوشملشئهشكتههه ِوتكتتبههه ِشوترتسلهه ِشوالييْشتيوم ِايلشهخهر ِشوتَتتيؤمهمشن ِهباليشقشدهر ِشخ يهيشو ش‬
(‫شره )رواه ِمسلم‬
‫ش‬
‫اشيهل يشياتن ِاشين ِتَتتيؤمهمن ِهبا ه‬
‫ش‬
Artinya: "Iman ialah engkau percaya kepada Allah swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta percaya pada takdir yang baik dan yang buruk. " (HR
Muslim).

Apabila mengingkari salah satu rukun iman, maka batallah keimanan seseorang. Pada
bab ini, kita mempelajari dan memahami serta menghayati rukun iman yang kedua yaitu iman
kepada malaikat dengan berpedoman pada ayat-ayat Al Quran dan hadis.
A. Pengertian Iman kepada Malaikat
Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman kepada
malaikat menurut istilah yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk gaib ciptaan
Allah yang senantiasa patuh menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka sedikit pun. Firman
Allah swt.

Artinya: “Malaikat-malaikatyangtidakpernah mendurhakai Allah swt. terhadap apa yang telah


diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS At Tahrim: 6).

Para malaikat senantiasa melaksanakan perintah Allah swt. untuk beribadah. Mereka
menunjukkan jalan yang benar dan mendoakan agar dosa-dosa orang mukmin diampuni serta
dilindungi dari berbagai macam kejahatan.

Menurut pendapatmu, apakah malaikat merupakan makhluk yang paling sempurna?


Jelaskanlah alasannya!
76

B. Penciptaan Malaikat dan Tugasnya


Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya (nur) sebagaimana Allah telah
menciptakan manusia dari tanah dan jin dari api. Rasulullah saw. bersabda.

‫ه ه‬ ‫ه‬ ‫ه ه‬ ‫ه ه‬
‫ت ِاليشملشئشكشة ِمين ِنتتيورر ِشوشخلششق ِايلرن ِمين ِشماهررج ِمين ِمنارر ِشوشخلششق ِاششدشم ِ مماشوص ش‬
(‫ف ِلشتكيم ِ)رواه ِمسلم‬ ‫شخلشيق ت‬
Artinya: Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam dari apa
yang telah diterangkan pada kamu semua." (HR Muslim).

Berdasarkan hadis qudsi tersebut, malaikat diciptakan dari cahaya yang karakternya
memantulkan cahaya pada hati manusia dan kedamaian di bumi. Manusia diciptakan dari
tanah yang karakternya tenang, diam, stabil, sedangkan jin diciptakan dari api yang sifatnya
selalu bergerak, bergejolak, dan tidak pernah tenang. Para malaikat mempunyai karakter patuh
hanya pada Allah swt. Mereka melaksanakan tugas mengatur dan menertibkan alam semesta
serta tidak pernah mengeluh. Malaikat senantiasa melaksanakan perbuatan-perbuatan yang
sesuai dengan kehendak-Nya dan tidak pernah melakukan perbuatan di luar kehendak Allah
swt. memantulkan cahaya clan kedamaian pada manusia. Firman Allah swt.

Artinya: “Malaikat itu takut pada Tuhannya yang berkuasa di atas mereka dan mengerjakan
apa saja yang diperintahkan.” (QS An Nahl: 50).

RISALAH
Ruh setiap saat ada pada diri kita, tetapi tidak pernah kejahatan sebagaimana malaikat yang
senantiasa ada di kanan dan kiri kita. Tiap ucapan dan gerak-gerik di tempat sunyi sekalipun,
tidak akan lepas dan catatan malaikat. Ruh manusia dan malaikat dapat menembus keluar
maupun masuk dengan leluasa, bahkan pada dinding kaca yang rapat atau lebih dari itu.
Para malaikat bukanlah laki-laki, bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, dan
tidak tidur sehingga tidak mempunyai nafsu. Oleh karena itu, malaikat semuanya bersifat baik.
Lain halnya dengan manusia, untuk melaksanakan ibadah dan meninggalkan larangan-Nya
harus berjuang melawan hawa nafsunya. Oleh karena itu, apabila manusia mampu
mengalahkan dan menguasai hawa nafsunya, maka is lebih mulia derajatnya di atas malaikat.
Akan tetapi, apabila tidak mampu, maka derajatnya berada di bawah malaikat. Jadi, jelas
bahwa tidak seluruh manusia lebih mulia dari malaikat.
Malaikat taat tanpa diperintahkan dan meninggalkan perbuatan maksiat sebelum
dilarang. Oleh karena itu, perintah beribadah hanya ditujukan pada manusia dan jin. Firman
Allah swt.

Artinya : “"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah
kepadaKu”. ( Q.S. Az Zariyat 56)

Malaikat diciptakan lebih dulu dari manusia. Allah swt. memberitahukan pada malaikat
bahwa Allah akan menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi ini. Adam
a.s. ditugaskan menjadi khalifah sebagai wakil Allah untuk mengatur, memakmurkan, dan
memanfaatkan segala yang ada di bumi. Pada awalnya, malaikat menolaknya karena
mengetahui bahwa penduduk bumi sebelum Adam, yaitu jin telah berbuat kerusakan. Akan
tetapi, akhirnya Malaikat diberitahu bahwa Allah menciptakan manusia malaikat man tunduk
dan sujud kepada Nabi Adam a.s. Firman Allah swt.
77

Artinya: "Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada
Adam, maka sujudlah, kecuali iblis. Ia enggan dan takabur dan is termasuk orang-
orang kafir." (QS Al Baqarah: 34).

Sujud malaikat tersebut kepada Adam adalah sujud sebagai penghormatan semata-
mata atau sebagai pengakuan malaikat terhadap kelebihan dan keistimewaan Adam a.s. Juga
sebagai pernyataan tobat kepada Allah swt. serta pernyataan maaf pada Adam a.s. karena
para malaikat pernah mengatakan bahwa dirinya lebih pantas menjadi khalifah dari pada
Adam. Peristiwa itu menandakan bahwa penciptaan malaikat lebih dahulu daripada manusia
(Adam a.s.).
Malaikat jumlahnya sangat banyak dan yang tahu hanyalah Allah swt. Kita hanya
dapat mengetahui beberapa nama saja. Adapun tugas malaikat yang tercantum dalam Al
Quran dan hadis adalah sebagai berikut.
1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada nabi dan rasul.
2. Mikail bertugas membagi rezeki dari Allah kepada seluruh makhluk.
3. Israfil bertugas meniup sangkakala sebagai pertanda datangnya hari kiamat
4. Izrail bertugas mencabut nyawa.
5. Raqib bertugas mencatat setiap aural (baik dan buruk).
6. Atid bertugas mencatat setiap amal (baik dan buruk). Mereka selalu berada di kanan dan
kiri kita.
7. Munkar bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.
8. Nakir bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.
9. Malik bertugas menjaga neraka.
10. Ridwan bertugas menjaga surga.

C. Fungsi Iman kepada Malaikat


Dengan memahami dalil naqli dan aqlinya, kita akan memahami pula manfaat beriman
pada malaikat dalam kehidupan. Hal tersebut niscaya akan membuahkan bermacam manfaat
yang penting dan tidak ternilai harganya. Manfaat-manfaat itu antara lain sebagai berikut.
1. Iman Kita akan Menjadi Bertambah Kuat
Allah swt. telah memerintahkan malaikat untuk mengatur peredaran matahari,
bulan, bintang, mengatur jalannya angin, hujan, membagikan rezeki, mencatat aural,
mencabut nyawa, dan lain sebagianya. Semua itu dikerjakan malaikat dengan patuh dan
tak kenal lelah. Dengan demikian, kita akan terhindar dari kepercayaan tentang dewa yang
dianggap berkuasa di balik kekuatan alam ini. Malaikat hanya makhluk Allah belaka yang
tidak boleh disembah. Para malaikat mengatur alam semesta yang begitu besar atas Allah
juga menciptakan malaikat sebagai pengatur perintah Allah swt. Tentu Zat yang memberi
berjalannya alam raya. perintah memiliki sifat yang Mahabesar dan Mahakuasa. Firman
Allah swt.

Artinya: "Dan kepunyaan Allah tentara langit dan bumi dan Allah Maha perkasa dan Maha
bijaksana." (QS Al Fath: 7).

2. Selalu Berhati-hati dalam Setiap Perbuatan, Perkataan, maupun Niat


Baik di tempat ramai atau sunyi, ada yang melihat atau tidak kita harus senantiasa
waspada. Dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hayat, tidak ada satu pun perbuatan
atau perkataan yang lolos dari catatan malaikat. Kita tidak mungkin dapat mengelak dari
hat tersebut. Firman Allah swt.

Artinya: “Sesungguhnya untukmu semua ada beberapa penjaga. Malaikat yang mulia
sebagai pencatat." (QS Al Infitar: 10-11).

3. Menambah Ketaatan Beribadah


78

Malaikat yang senantiasa taat beribadah, menggugah hati kita untuk mencontoh
ketaatannya kepada Allah swt. Selain itu, kita akan terhindar dari sifat ujub (sombong)
dalam beribadah. Kita menyadari bahwa ibadah yang kita ikukan belum seberapa jika
dibandingkan dengan ibadah para malaikat. Allah berfirman.

Artinya: "Sesungguhnya semua malaikat yang ada di sisi Tuhanmu itu tidak
menyombongkan diri dan tidak enngan beribadah kepada-Nya. Mereka
memahasucikan dan bersujud kepada-Nya." (QS Al Araf 206).

4. Tidak Takut Menghadapi Mati


Setiap yang hidup pasti mengalami kematian. Hanya saja, waktu dan cara kematian
itu berbeda-beda. Firman Allah swt.

Artinya: "Tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati." (QS Ali Imran: 185).

Kematian tidak harus menunggu usia tua, tidak harus didahului sakit, tetapi
kematian dapat menjemput setiap saat. Malaikat Izrail melaksanakan tugas mencabut
nyawa tepat atau sesuai dengan jadwal kematian yang tercantum di Lauhul Mahfuz. Maut
tidak dapat diajukan ataupun diundur walaupun sesaat saja.
5. Memperteguh Pendirian dalam Menegakkan Kebenaran
Dengan beriman kepada malaikat, orang tidak akan ragu-ragu menegakkan
keadilan atau kebenaran dan tidak takut pada atasan, takut dipecat, atau dikecam oleh
masyarakat. Malaikat senantiasa berpihak pada orang-orang yang menegakkan
kebenaran.

D. Hikmah Penghayatan terhadap Malaikat


Penghayatan terhadap iman kepada malaikat tentu memiliki efek yang positif dalam
kehidupan manusia. Contohnya, orang yang beriman kepada Allah pasti memiliki keyakinan
bahwa setiap gerak-gerik atau aural perbuatannya akan dicatat oleh malaikat. Firman Allah
swt.

Artinya: "Tiada satu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir (Raqib dan Atid)." (QS Qaf: 18).

Dalam ayat yang lain, Allah swt, juga berfirman.

Artinya: Sesungguhnya untukmu semua ada beberapa penjaga. Malaikatyang mulia sebagai
pencatat" (QS Al Infitar: 10-11)
Beberapa hal yang merupakan bentuk hikmah penghayatan terhadap iman kepada
Allah adalah sebagai berikut.
1. Berusaha untuk selalu bertakwa kepada Allah di mana pun berada. Pesan Rasulullah saw
dalam sabdanya.
‫ه‬
(‫)رواه ِاحدوالتمذي‬ ‫اتَمتتقوا ِا ش‬
‫ل ِاشييشن ِشماتَشتكيو ِنتتيوا‬
Artinya: "Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada." (HR Ahmad dan At
Turmuzi).

2. Berupaya untuk selalu berbuat kebaikan karena dia yakin akan mendapat imbalan pahala
dari Allah swt. sebagaimana firman-Nya.
79

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberatzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. (QS Az Zalzalah: 7)

3. Mampu menghindari diri dari perbuatan-perbuatan tercela yang mengakibatkan dosa.


Firman Allah swt.

Artinya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun niscaya dia
melihat balasannya." (QS Az Zalzalah: 8).

E. Hikmah Beriman terhadap Malaikat


Iman yang sempurna harus memiliki perwujudan dalam kehidupan pada setiap pribadi
muslim. Beberapa contoh penghayatan terhadap iman kepada malaikat adalah sebagai
berikut.
1. Seorang mukmin harus senantiasa merasa gembira dan bersyukur karena didoakan
supaya diampuni dosanya, dipelihara dari kesalahan, dan dimasukkan surga oleh para
malaikat. Oleh karena itu, Seorang mukmin tidak boleh berputus asa untuk mendapatkan
ampunan atas dosa-dosa yang terlanjur dilakukan. Rahmat dan ampunan Allah lebih besar,
asalkan orang itu belum terlambat untuk meninggalkan perbuatan dosa. Mulailah berbuat
baik sehingga perbuatan dosa yang sudah dilakukan akan mendapatkan ampunan dari
Allah swt.! Firman Allah swt.

Artinya: “Malaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya
bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan
ampun bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan, Ya Tuhan kami,
rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilab ampunan kepada
orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka
dari siksaan neraka yang bernyala-nyala. " (QS Al Mukmin: 7).

2. Rajin melakukan ibadah, khususnya salat. Dengan iman kepada malaikat, salat yang
tadinya terasa berat akan menjadi ringan. Ada malaikat yang bertugas menjaga di waktu
malam dan di waktu siang. Firman Allah swt.

Artinya: “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
dirikanlah pula salat subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh
malaikat" (QS Al Isra: 78).
3. Rajin salat berjemaah. Para malaikat ikut serta membaca tamin (amin) bersama-sama
dengan orang yang salat berjemaah. Rasulullah saw bersabda.

‫يتت ِشواهمن ِايهلشمتتاشم‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ضالري ِفشتتقو ِلتوا ِاهم ه‬


‫ب ِشعلشييْ ه يم ِشوشل ِال م ي ش ي ي ي ت‬
‫ي ِفشامن ِاليشملشئشكتشة ِيشتتقيولتتيوشن ِاشم ي ت‬ ‫ضو ه‬ ‫ه‬
‫اشذاشقاشل ِايهلشماتم ِشغ يهي ِاليشميغ ت‬
(‫كهة ِغتهفرلشته ِشماتَشتشقمدشم ِهمين ِشذنيبههه )رواه ِالبخارى‬‫يتتقولتوشن ِاشهمي ِفشمن ِوافشق ِتَشأيهميْتنته ِتَشأيهميْتنته ِتَشأيهمي ِاليم ش ه‬
‫ل ِئ ش ش‬ ‫ش ي ي يت ش ي ش ش ي ت ي ت يش ش‬
Artinya: “Jika imam mengucapkan gairil magdubi `alaihim waladdallin," maka ucapkanlah
amin. Sesungguhnya para malaikat pun mengucapkan dmin. Maka barang siapa
yang bacaan amin-nya bersamaan dengan bacaan amin-nya malaikat, maka
diampunilah untuknya dosa-dosa yang telah lalu." (HR Bukhari).

4. Rajin membaca AI Quran. Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa pada suatu ketika Usaid
80

bin Hudair membaca Al Quran di ruangan yang jaraknya dekat dengan kandang kudanya
dan kuda tersebut melompat-lompat. Setelah ditengok, ada pelita-pelita seperti awan yang
terang cahayanya di dalam kandang tersebut. Ternyata itu adalah para malaikat yang
sedang mendengarkan bacaan Al Quran. ketika Usaid melaporkan kejadian itu kepada
Rasulullah saw., beliau bersabda:

(‫)رواه ِالبخارى ِو ِمسلم‬ ‫س ِشماتَشيستشهتتهمينتتهيم‬ ‫ت ِتَشيستشهمتع ِلش ش‬


‫ك ِشولشيو ِقشتشرأي ش‬
‫ت ِيشتشراشها ِالمنا ت‬
‫ه‬ ‫تَهيل ش‬
‫ك ِاليشملشئشكتة ِشكانش ي‬
Artinya: “Itu adalah malaikat yang mendengarkan bacaanmu, andai kata engkau terus
membacanya sampai pagi, niscaya orang-orang dapat melihat sesuatu yang
hingga hari ini masih terselubung." (HR Bukhari Muslim).

5. Selalu berupaya menyucikan jiwa. Kita berusaha membersihkan diri dari akhlak yang
tercela, takabur, rakus, pemarah, dan sebagainya. Bahkan syarat untuk memperoleh ilmu
dan hati yang tergerak untuk mengamalkan ilmu tersebut yaitu hati harus suci dari akhlak
yang tercela. Malaikat tidak akan menurunkan ilmu pada orang yang di dalam hatinya
terdapat sifat, tabiat, atau akhlak yang rusak. Maka satu-satunya jalan agar seseorang
mendapat ilmu yang bermanfaat (diamaikan), terlebih dulu is harus membersihkan hatinya
dari sifat-sifat tercela.

IMTISAL
Di sebuah warung, seorang nenek melayanimu ketika membeli alat tulis. Kamu
membeli barang seharga Rp.5000 dan kamu memberi uang sebesar Rp.10.000 untuk
membayarnya. Ternyata uangmu dikembalikan Rp.45.000. Setelah memberikan uang itu,
nenek tersebut kembali sibuk melayani para pembeli yang lainnya. Apa yang seharusnya
kamu lakukan ketika mengalami hal tersebut?

6. Malaikat menjadi pelajaran bagi manusia. Manusia harus menyadari bahwa


kemampuannya sangat terbatas. Hal ini patut direnungkan sebagaimana malaikat yang
diberi tugas sesuai dengan keahliannya. Hal tersebut berlaku dalam setiap aspek
kehidupan, seperti dalam bidang pembangunan, pendidikan, keamanan, dan peradilan.
7. Memperbanyak bacaan salawat nabi. Firman Allah swt.

Artinya: "SesungguhnyaAllah dan malaikat-malaikatnya bersalawat untuk nabi. Hai orang-


orang yang beriman, bersalawatlah kamu dan ucapkan salam penghormatan
kepadanya." (QS Al Ahzab: 56).

Masih banyak aspek kehidupan lainnya yang mendapat pengaruh positif dari beriman pada
malaikat. Dengan penghayatan akan iman kepada para malaikat Allah, kita akan mampu
menjadi insan yang senantiasa terlindung dan mendapatkan rahmat serta ampunan dari
Allah swt.

TUGAS Sebutkan minimal sepuluh contoh penerapan iman kepada malaikat yang bisa diterapkan
dalam kehidupan bermasyarakat! Buatlah dalam bentuk tabel!

IJTIMA Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman kepada malaikat
menurut istilah, yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk gaib ciptaan Allah
yang senantiasa patuh menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka sedikit pun. Allah
swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya (nur) sebagaimana Allah telah menciptakan
manusia dari tanah dan jin dari api.

IMTIHAN
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!
1. Percaya dan yakin adanya malaikat sebagai makhluk Allah adalah rukun iman yang
ke....
81

a. satu d. empat
b. dua e. lima
c. tiga ... kepada Nabi.
2. Keimanan pada para malaikat dipelajari melalui dalil....
a. fikri d. naqli
b. aqli e. sufi
c. syar'i
3. Jumlah malaikat yang tercantum dalam Al Quran sebanyak....
a. 10 d. 25
b. 15 e. 70
c. 20

4. Malaikat menurut bahasa berarti....


a. taat d. dewa
b. kerajaan e. cahaya
c. risalah

5. Malaikat diciptakan dari....


a. udara d. air
b. tanah e. cahaya
c. api
6. Di alam ruh, para malaikat membaca ....
a. Al Quran d. takbir
b. tasbih e. ta'min
c. tahlil
7. Salat yang disaksikan dua malaikat yaitu salat....
a. subuh d. tahajud
b. zuhur e. magrib
c. Jumat
8. Malaikat pencatat amal baik yaitu....
a. Nakir d. Raqib
b. Malik e. Atid
c. Ridwan
9. Allah swt. dan para malaikat membacakan …. Kepada nabi
a. Tahlil d. Takbir
b. Salawat e. tahmid
c. Al-Qur'an
10. Malaikat yang datang pada Maryam disebut ….
a. Ruhul Qudus d. Marut
b. Namus e. Izrail
c. Harut
11. Malaikat yang datang pada Nabi Ibrahim membawa kabar ….
a. Pembangunan Kakbah
b. Menyembelih anak
c. Menunaikan haji
d. Akan punya anak
e. Supaya beristri lagi
12. Tabiat para malaikat yang paling menonjol adalah ….
a. Mengalah d. Taat
b. Suka menolong e. Dermawan
c. Sabar
13. Jenis malaikat adalah ….
a. Ada yang laki-laki dan perempuan
b. Laki-laki
c. Perempuan
d. Banci
e. Tidak laki, perempuan ataupun banci
14. Malaikat menjelma dengan rupa yang menakutkan ketika mencabut nyawa orang
82

yang....
a. Zalim d. Mukmin
b. Qanaah e. Tawadu
c. Sabar
15. Malaikat menjelma dengan rupa yang bagus ketika mencabut nyawa orang yang....
a. Takabur d. Mukmin
b. Ujub e. Munafik
c. Tamak
16. Rasulullah saw bersabda

‫ت ِتَشيستشهمتع ِلش ش‬
‫ك‬ ‫ه‬ ‫تَهيل ش‬
‫ك ِاليشملشئشكتة ِشكانش ي‬
Yang dimaksud malaikat pada hadis tersebut adalah ....
a. Pembagi rezeki d. Penjaga neraka
b. Penjaga surga e. Pencatat amal
c. Pembawa ilmu
17. Tugas Malaikat Jibril saat ini adalah ....
a. Menganggur d. Beribadah
b. Mengatasi malaikat e. Berkeliling
c. Membantu mencatat amal
18. Yang mengganti tubuh Ismail dengan seekor kambing yaitu Malaikat ….
a. Mikail d. Ridwan
b. Munkar dan Nakir e. Jibril
c. Raqib dan Atid
19. Malaikat Jibril dinamai Namus ketika menyampaikan wahyu kepada Nabi ….
a. Musa a.s. d. Ibrahim a.s.
b. Isa a.s. e. Muhammad saw
c. Sulaiman a.s.
20. Malaikat yang menjaga surga adalah Malikat ….
a. Israfil d. Mikail
b. Jibril e. Ridwan
c. Malik

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!


1. Tulislah hadis nabi mengenai rukun iman!
2. Jelaskan arti iman kepada malaikat!
3. Apakah arti malaikat menurut bahasa?
4. Apakah arti dalil naqli dan agli?
5. Jelaskan mengenai empat jenis makhluk (malaikat, manusia, jin, dan setan) beserta
sifatnya masing-masing!
6. Sebutkan tempat-tempat yang dikunjungi oleh malaikat!
7. Sebutkan 10 malaikat dan tugasnya masing-masing!
8. Sebutkan fungsi iman kepada malaikat!
9. Mengapa malaikat tidak mempunyai nafsu?
10. Apakah manusia lebih mulia daripada malaikat? Jelaskan!
83

PERILAKU TERPUJI

Standar Kompetensi :
8. Membiasakan perilaku terpuji.

Kompetensi Dasar :
8.1. Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu
dan atau menerima tamu
8.2. Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu atau menerima tamu
8.3. Mempraktikkan adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau
menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari.

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. Al A’raf : 26

 Q.S. Yusuf : 58 - 60

 Q.S.An Nisa’ 83

I. ADAB BERPAKAIAN
Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang Allah berikan kepada para
hambanya, Islam mengajarkan agar seorang muslim berpakain dengan pakaian islami dengan
tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Pakaian yang Islami adalah pakaian yang
dapat menutup aurat, bagi laki-laki harus dapat menutup bagian tubuhnya antara pusar dan
lutut, sedangkan bagi wanita harus dapat menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak
tangan.

1. Adab berpakaian bagi seorang laki-laki


Tentang adab berpakaian bagi seorang laki-laki menurut Islam terlihat dari sabda
Nabi berikut ini:

‫ص تشفهر ِ ِ)رواه‬ ‫ه‬ ‫ه ه‬ ‫ه‬ ‫نشتهتتاهتَىِّ ِرستوتل ِا ه‬


‫شعتهن ِالتمشختتهم ِبتهتا ِالتمذشه ه‬.‫م‬.‫لتت ِص‬
‫ب ِشوشعتين ِلبشتتاهس ِاليقرستتىِّء ِشوشع تين ِلبشتتاهس ِاليتمشع ي‬ ‫ش شتي‬
‫الطبان‬
84

“Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra serta
pakaian yang dicelup dengan asfar.” (HR. °abran³)
Adab berpakaian bagi seorang laki-laki dengan demikian, adalah:
Pertama, tidak boleh memakai pakaian sutra. Hal ini mengandung sebuah didikan moral
yang tinggi. Cincin dan sutra dua benda yang identik dengan ”kehalusan dan
keindahan” yang menjadi ciri khasnya seorang perempuan. Cincin dan pakaian sutra
mengisyaratkan kemewahan dan kelemahgemulaian. Padahal seorang laki-laki diharapkan
untuk menjadi pelindung bagi keluarganya, masyarakatnya, dan negaranya. Untuk menjadi
seorang pelindung yang baik tentulah harus mempunyai kondisi fisik dan penampilan yang
menggambarkan sebuah kekuatan sehingga orang yakin terhadap kemampuannya untuk
memberikan perlindungan.
Disisi lain, pelarangan ini juga sekaligus sebagai upaya untuk pencegahan terhadap
sikap hidup bermewah-mewahan dan pamer (riya), padahal masih banyak rakyat yang
menderita dan hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan kata lain untuk mengasah
kepekaan sosial.
Kedua, mengenai model pakaian tidak ada aturan yang jelas asalkan menutup aurat,
memenuhi unsur tuntutan kesehatan. Akan lebih baik lagi jika unsur estetikanya juga turut
diperhatikan.

Ajaran Islam sangat menganjurkan kepada kaum laki-laki untuk mengenakan pakaian yang
baik, barsih, sopan, dan menutup aurat.
Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini :

Artinya : Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah
yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A’raf : 26).

Di ayat lain Allah Berfirman :

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
(QS. Al-‘Araf ; 31)
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa tata cara berpakaian bagi pria adalah
sebagai berikut :
1). Ketika mengenakan pakaian hendaklah niat untuk beribadah kepada Allah SWT, dan ber
doa.
Do’a Berpakaian dan Membuka Pakaian : “Allahumma innii asaluka min khoirihi wa khoiri
maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrohi wa syarro maa huwa lahu ”
(wahai Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan yang
disediakan baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan
sesuatu yang dibuat untuknya.”) (HR. Ibnu Sunni)
2). Pakaian yang dipakai wajib menutup aurat, bagi laki-laki minimal menutup pusar dan lutut.
3). Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian, dan anggota
badan yang kiri ketika hendak melepas.
Dalil pokok dalam masalah ini, dari Aisyah Ummul Mukminin beliau mengatakan, “Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan ketika bersuci, bersisir dan
memakai sandal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4). Apabila hendak pergi ke Masjid, pakailah pakaian yang baik, bersih, dan rapi.
Sebagaimana firman Allah :

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
(QS. Al-‘Araf ; 31)
5). Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih.
Warna pakaian yang dianjurkan untuk laki-laki adalah warna putih. Tentang hal ini terdapat
hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kenakanlah
85

pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian dan jadikanlah
kain berwarna putih sebagai kain kafan kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud dll, shahih)

Para lelaki muslim, haram hukumnya menggunakan sutra dan emas, oleh karena itu,
dilarang bagi lelaki muslim untuk menggunakan barang-barang diatas, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW : “sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutra) haram atas laki-laki umatku.
(HR. Abu Daud)
Dan dalam Islam tidak diperkenankan lelaki memakai pakaian wanita dan sebaliknya wanita
tidak diperkenankan memakai pakaian laki-laki

2. Tata Cara Barpakaian Bagi Wanita


1. Adab berpakaian bagi seorang perempuan
Adab berpakaian bagi seorang perempuan dalam Islam tergambar dalam firman
Allah QS. an-Nur (24): 31,

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya,


dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-
putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-
laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau
budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.”
Kemudian diperkuat lagi dengan firman Allah QS. al-Ahzab (33): 59,

Artinya :. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Al-Ahzab ; 59)

Di dalam sebuah hadis Nabi bersabda yang artinya : “ Sesungguhnya seorang


wanita apabila sudah sampai masa baligh (puber) tidaklah boleh memperlihatkan
tubuhnya, kecualimuka dan dua tapak tangannya” ( HR. Abu Daud)
86

Dari kedua ayat dan hadis Nabi di atas dapat disimpulkan bahwa adab berpakaian
bagi seorang perempuan menurut Islam adalah:
Pertama, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
Kedua, tidak menampakkan (memamerkan) perhiasannya, kecuali yang biasa nampak
seperti cincin atau gelang. Ketiga, menampakkan perhiasaan hanya dibolehkan bagi
mahram dan suaminya. Keempat memanjangkan kerudung sehingga menutupi dada.
Kelima, tidak boleh memakai pakaian yang terlalu tipis sehingga membuat bagian-bagian
tubuhnya terlihat membayang. Keenam, tidak boleh memakai pakaian yang terlalu ketat
yang membuat lekukan-lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas. Ketujuh, dilarang memakai
pakaian yang seronok, karena akan membuat mata orang lain terus-menerus tertuju
kepadanya, karena dikhawatirkan hal itu akan menimbulkan fitnah dan niat jahat orang lain.
Banyak fakta menunjukkan bahwa kejahatan seksual terjadi selain faktor pelaku yang
memang mempunyai tabiat jahat bisa juga dipicu oleh pihak korban yang dengan sengaja
atau tidak memakai pakaian yang memperlihatkan aurat sehingga memancing perlakuan
tak senonoh dari orang lain.

Dari dasar dalil diatas dapat dipahami bahwa Allah SWT menyuruh wanita-wanita
beriman agar berpakaian, dengan pakaian yang dapat menutup seluruh auratnya, terutama
sekali wanita yang sudah baligh (dewasa)
Dengan demikian tata cara berpakaian bagi wanita adalah :
1). Ketika mengenakan pakaian hendaklah berniat yang ikhlas, hanya untuk beribadah
kepada Allah SWT dan mencari rido-Nya..
2). Berdoalah sebelum berpakaian, agar pakaian berfungsi untuk ibadah.
Do’a Berpakaian dan Membuka Pakaian : “Allahumma innii asaluka min khoirihi wa
khoiri maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrohi wa syarro maa huwa lahu ”
(wahai Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan yang
disediakan baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan
sesuatu yang dibuat untuknya.”) (HR. Ibnu Sunni)
3). Bagian anggota badan hendaklah ditutup seluruhnya kecuali muka dan telapak
tangan
4). Memanjangkan kerudungnya sampai menutup dada
5). Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian, dan
anggota badan yang kiri ketika hendak melepas.
6). Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih

Tentang Mendahulukan yang Kanan


Di antara sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mendahulukan yang kanan
ketika memakai pakaian dan semacamnya. Dalil pokok dalam masalah ini, dari Aisyah Ummul
Mukminin beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang
kanan ketika bersuci, bersisir dan memakai sandal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam redaksi muslim dikatakan, “Rasulullah menyukai mendahulukan yang kanan
dalam segala urusan, ketika memakai sandal, bersisir dan bersuci.”
Mengomentari hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan, “Hadits ini mengandung
kaidah baku dalam syariat, yaitu segala sesuatu yang mulia dan bernilai maka dianjurkan
untuk mendahulukan yang kanan pada saat itu semisal memakai baju, celana panjang, sepatu,
masuk ke dalam masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, menggunting kumis, menyisir
rambut, mencabut bulu ketiak, menggundul kepala, mengucapkan salam sebagai tanda selesai
shalat, membasuh anggota wudhu, keluar dari WC, makan dan minum, berjabat tangan,
menyentuh hajar aswad dan lain-lain. Sedangkan hal-hal yang berkebalikan dari hal yang
diatas dianjurkan untuk menggunakan sisi kiri semisal masuk WC, keluar dari masjid,
membuang ingus, istinjak, mencopot baju, celana panjang dan sepatu. Ini semua dikarenakan
sisi kanan itu memiliki kelebihan dan kemuliaan.” (Syarah Muslim, 3/131)

Adab Memakai Sandal


Yang sesuai sunnah berkaitan dengan memakai sandal adalah memasukkan kaki
kanan terlebih dahulu baru kaki kiri. Ketika melepas kaki kiri dulu baru kaki kanan. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian
memakai sandal, maka hendaklah dimulai yang kanan dan bila dicopot maka hendaklah mulai
yang kiri. Sehingga kaki kanan merupakan kaki yang pertama kali diberi sandal dan kaki
terakhir yang sandal dilepas darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memilih Pakaian Warna Putih


87

Warna pakaian yang dianjurkan untuk laki-laki adalah warna putih. Tentang hal ini
terdapat hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kenakanlah pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian dan
jadikanlah kain berwarna putih sebagai kain kafan kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud dll, shahih)
Dari Samurah bin Jundab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kenakanlah pakaian berwarna putih karena itu lebih bersih dan lebih baik dan gunakanlah
sebagai kain kafan kalian.” (HR . Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majah, shahih)
Tentang hadits di atas Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkomentar,
“Benarlah apa yang Nabi katakan karena pakaian yang berwarna putih lebih baik dari warna
selainnya dari dua aspek. Yang pertama warna putih lebih terang dan nampak bercahaya.
Sedangkan aspek yang kedua jika kain tersebut terkena sedikit kotoran saja maka orang yang
mengenakannya akan segera mencucinya. Sedangkan pakaian yang berwarna selain putih
maka boleh jadi menjadi sarang berbagai kotoran dan orang yang memakainya tidak
menyadarinya sehingga tidak segera mencucinya. Andai jika sudah dicuci orang tersebut
belum tahu secara pasti apakah kain tersebut telah benar-benar bersih ataukah tidak. Dengan
pertimbangan ini Nabi memerintahkan kita, kaum laki-laki untuk memakai kain berwarna putih.
Kain putih disini mencakup kemeja, sarung ataupun celana. Seluruhnya dianjurkan
berwarna putih karena itulah yang lebih utama. Meskipun mengenakan warna yang lainnya
juga tidak dilarang. Asalkan warna tersebut bukan warna khas pakaian perempuan. Karena
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan. Demikian
pula dengan syarat bukan berwarna merah polos karena nabi melarang warna merah polos
sebagai warna pakaian laki-laki.Namun jika warana merah tersebut bercampur warna putih
maka tidaklah mengapa.” (Syarah Riyadus Shalihin, 7/287, Darul Wathon)

Pakaian Berwarna Merah


Dari Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash, Rasulullah pernah melihatku mengenakan pakaian
yang dicelup dengan ‘ushfur maka Nabi menegurku dengan mengatakan, “Ini adalah pakaian
orang-orang kafir jangan dikenakan”. Dalam lafazh yang lain, Nabi melihatku mengenakan kain
yang dicelup dengan ‘usfur maka Nabi bersabda, “Apakah ibumu memerintahkanmu memakai
ini?” Aku berkata, “Apakah kucuci saja?” Nabipun bersabda, “Bahkan bakar saja.” (HR Muslim)
Dalam hadits di atas Nabi mengatakan “Apakah ibumu memerintahkanmu untuk
memakai ini” hal ini menunjukkan pakain berwarna merah adalah pakaian khas perempuan
sehingga tidak boleh dipakai laki-laki. Sedangkan maksud dari perintah Nabi untuk
membakarnya maka menurut Imam Nawawi adalah sebagai bentuk hukuman dan pelarangan
keras terhadap palaku dan yang lainnya agar tidak melakukan hal yang sama.
Dari hadits di atas juga bisa kita simpulkan bahwa maksud pelarangan Nabi karena
warna pakaian merah adalah ciri khas warna pakaian orang kafir. Dalam hadits di atas Nabi
mengatakan “Sesungguhnya ini adalah pakaian orang-orang kafir. Jangan dikenakan”.
Jawaban untuk permasalahan ini adalah dengan kita tegaskan bahwa yang terlarang
adalah kain yang berwarna merah polos tanpa campuran warna selainnya. Sehingga jika kain
berwarna merah tersebut bercampur dengan garis-garis yang tidak berwarna merah maka
diperbolehkan.
Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan adanya tujuh pendapat ulama tentang
hukum memakai kain berwarna merah. Pendapat ketujuh, kain yang terlarang adalah berlaku
khusus untuk kain yang seluruhnya dicelup hanya dengan ‘ushfur. Sedangkan kain yang
mengandung warna yang selain merah semisal putih dan hitam adalah tidak mengapa. Inilah
makna yang tepat untuk hadits-hadits yang nampaknya membolehkan kain berwarna merah
karena tenunan yaman yang biasa Nabi kenakan itu umumnya memiliki garis-garis berwarna
merah dan selain merah.

Hadis-hadis Nabi SAW banyak menjelaskan tatakrama berhias diri, yaitu :

1). Anjuran untuk mmotong kuku, memendekkan kumis, menyisir rambut, dan merapikan
jenggot
2). Anjuran untuk berharum-haruman dengan wewangian yang menyenangkan kati,
melegakan dada, menyegarkan jiwa, serta membangkitkan tenaga dan gairah kerja.
3). Larangan mencukur botak sebagian kepala, dan sebagian lainnya tidak dicukur/dibiarkan
tumbuh
4). Larangan berhias diri dengan mengubah apa yang telah diciptakan Allah SWT, misalnya
mengeriting rambut, memakai cemara (menyambung rambut), mencukur alis mata,
membuat tahi lalat palsu, dan larangan bertato
5). Laki-laki dilarang berhias diri hingga menyerupai perempuan dan sebaliknya.

II. Adab dalam Berhias


88

1. Pengertian Adab dalam Berhias


Adab dalam berhias hampir sejalan dengan adab dalam berpakaian. Berhias, asal
dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan pada dasarnya dibolehkan dalam ajaran
Islam, bahkan dianjurkan asal menaati aturan-aturan yang telah digariskan. Karena, seperti
kata Rasulullah dalam sabdanya yang juga telah disebutkan sebelumnya, Allah sendiri
adalah penyuka keindahan,

‫لقَا ِشويشيكشرته ِ ِشسشفاهسشفشها‬


‫ل ِايلشيخ ش‬ ‫ب ِشمشعا ه‬
‫ت‬ ‫ب ِايلماشل ِو ِ ته‬
‫ي‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫اهمن ِال ِ شه‬
‫جيْل ِ ته‬
‫ش‬ ‫ت‬ ‫ش‬ ‫ش‬ ‫ي‬
‫ش ل‬
(‫)رواه ِالتبان ِف ِكتابه ِمعجم ِالوساط‬
“Sesungguhnya Allah itu Indah dan Dia mencintai keindahan, Dia mencintai akhlak yang
mulia dan membenci perilaku yang tercela.” (HR. at-°abran³ dalam kitabnya Mu’jam al-
Aus±¯ dengan sanad dari Jabir r.a.)

2. Contoh-contoh Adab dalam Berhias


Islam memberikan aturan-aturan dalam hal berhias, antara lain sebagai berikut:
1). Laki-laki dilarang memakai cincin emas, sebagaimana sabda Nabi yang telah
dijelaskan sebelumnya.
2). Dilarang bertato dan mengikir gigi.
Pada zaman Jahiliah, bertato banyak dilakukan oleh wanita-wanita Arab dalam bentuk
ukiran-ukiran dengan warna biru di hampir semua bagian tubuhnya, termasuk muka
dan tangan. Zaman sekarang, bertato lebih banyak dilakukan oleh laki-laki. Bagi
sebagian besar laki-laki dan dalam pandangan masyarakat pada umumnya tato adalah
perlambang ke-”macho”-an. Pertanda kehebatan bahkan kepremanan seorang laki-laki.
Sedangkan mengikir gigi maksudnya memendekkan dan merapikan gigi, dengan
maksud agar kelihatan cantik dan rapi. Rasulullah bersabda:

(‫)رواه ِالطبان‬.‫ستشتيوهشرشة‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬


‫ش‬ ‫اشليواشششة ِشواليتميستشتيوشششة ِشواليواشرشة ِشواليتم ي‬.‫م‬.‫لششعشن ِشرتسيوتل ِال ِص‬
‫ش ش‬ ‫ش‬
”Rasulullah SAW melaknat perempauan yang menato dan minta ditato,yang mengikir
gigi dan yang meminta dikikir.” (HR. °habran³)
3). Dilarang menyambung rambut
Selain hadi£ tentang larangan menyambung rambut yang telah disebutkan
sebelumnya, dalam riwayat lain juga Rasulullah bersabda:

‫صتيْشتة ِفشتأشيمشرشقَا ِششتيعترشها ِشوأهرنت ِشزمويجتتتشهتتا ِأشفشأشهصتتل‬ ‫ه‬


‫صتابشتيتتشها ِايل ي‬
‫هه‬
‫ت ِيشتا ِشرشستيوتل ِالت ِأمن ِابيتنشهتتت ِأش ش‬
‫ ِفشتشقالش ي‬.‫م‬.‫ب ِص‬‫ه‬ ‫سأشلي ه‬
‫ت ِأيمشرأشلة ِالنم ش‬
‫ش ت‬
‫َلشعن ِال ِاليواهصلششة ِواليمصتشتو ه‬:‫فهيْهه؟ِ ِفشتشقاشل‬
(‫ ِ)رواه ِالبخارى‬.‫صلششة‬ ‫ش ت يي‬ ‫شش ت ش‬ ‫ي‬

“Seorang perempuan bertanya kepada nabi SAW: ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya anak
saya tertimpa suatu penyakit sehingga rontok rambutnya, dan saya ingin menikahkan
dia. Apakah boleh saya menyambung rambutnya?’ Jawab Nabi SAW: ‘Allah melaknat
perempuan yang menyambung rambutnya dan meminta disambungkan rambutnya.”
(HR. Bukhori)

4). Jangan berhias secara berlebihan


Islam membolehkan berhias, tapi kalau dilakukan dengan berlebihan dan tidak wajar,
itu adalah perbuatan yang melampau batas (tabzir). Perbuatan melampaui batas akan
menyeret kepada sikap sombong dan suka bermegah-megahan. Padahal sikap seperti
itu adalah sikap setan la’natullah. Allah berfirman:
89

Artinya : “… dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.


Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan
sesungguhnya setan itu sangat ingkar terhadap Rabb-nya.” (QS. al-Isra’ [17]: 26 – 27)
Akan lebih berbahaya lagi jika berhias secara mencolok dan berlebihan tersebut
ditujukan untuk menarik perhatian laki-laki lain (selain suami sendiri). Hal itu bisa
menimbulkan fitnah dan bahaya besar dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun
berhias (secara wajar) yang ditujukan untuk menarik perhatian dan kasih sayang suami
adalah hal yang baik untuk dilakukan, dan para suami pantas untuk mendapatkannya.
Nabi SAW bersabda :

(‫صاهلشتة ِ)رواه ِالتبان‬


‫ع ِشو ِشخييْتر ِشمشتاهعشها ِاشليشميرأشتة ِال م‬
‫شالتدنيتشيْا ِشمشتا ل‬
‫ت‬
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang ¡ali¥ah.”
(HR. At Thabroni dari Salman r.a.)

III. ADAB DALAM PERJALANAN


1. Tata Krama di Jalan Raya.
Orang yang beriman hendaknya mentaati perintah Allah dan peirntah Rasul-Nya, serta
mentaati perintah dari pemerintah yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebagaimana firman-Nya :

Artinya : “... Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa’ ; 59)

Termasuk taat kepada pemerintah adalah mentaati aturan lalulintas jalan raya. Karena
jalan raya adalah milik umum/orang banyak maka dalam menggunakan jalan harus
memperhatika keselamatan orang lain sesama pengguna jalan.
Demi keselamatan bersama maka pemerintah membuat peraturan untuk pengguna jalan raya
yang harus ditaati, yaitu :

Bagi pejalan kaki hendaknya :


1). berjalan disebelah kiri jalan dan di trotoar
2). menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebracross
3). menunggu lampu hijau bagi penyeberang atau saat yang aman untuk menyeberang
4). menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum

Bagi pengemudi kendaraan bermotor hendaknya :


1). memerhatikan dan mentaati rambu-rambu lalu lintas
2). melengkapi perlengkapan berkendaraan, seperti SIM, STNK, dan helm (bagi pengendara
sepeda motor)
3). mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya,
4). tidak membuang sampah sembarangan.

2. Tata Krama bagi Para Penumpang Kendaraan Umum


Bagi para penumpang kendaraan umum seperti Bus dan atau kereta api, hendaknya
memperhatikan dan melaksanakan tata krama antara lain :
1). bermanis muka dan bertutur kata yang baik terhadap para penumpang yang lainnya.
2). bersikap hotmat kepada penumpang yang lain, terutama kepada yang lebih tua.
3). saling tolong menolong dengan sesama penumpang yang lain.
4). jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengganggu dan merugikan para
pemunpang lain

IV. ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU

1. Adab Bertamu

Dalam kehidupan sehari-hari atau bermasyarakat sudah barang tentu orang yang satu
dengan yang lainnya terjadi saling mengunjungngi. Berkunjung ke rumah orang baik karena
ada kepentingan yang sangat perlu maupun sekedar silaturrahmi ini dinamakan “bertamu”.
90

Bertamu dengan maksud yang baik dilandasi dengan niat karena Allah SWT,
bersilaturrahmi untuk mempererat tali persaudaraan antra sesama muslim sangat dianjurkn
oleh ajaran Islam,
Rosulullah SAW bersabda :
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. bahwa ia berkata : “ saya mendengar Rosulullah SAW bersabda
: Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka
hendaklah ia melakukan silaturrahmi”. (HR. Bukhari dan Muslim); dan diriwayatkan oleh
Timidzi dengan kalimat : “sesungguhnya silaturrahmi itu menimbulkan cinta kasih di
kalangan famili, merupakan sumber kekayaan dan menyebabkan umur panjang”.

Dalam ajaran Islam orang yang bertamu itu harus memperhatikan dan melaksanakan
tatakrama, sesuai dengan petunjuk-petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Adapun adab bertamu
itu antara lain :
!). Dalam bertamu didahului dengan niat untuk melaksanakan sunnah Rasul dan beribadah
kepada Allah. Apabila ada keperluan sampaikan dengan cara yang baik. Sebaik-baiknya
tamu adalah yang membawa kabar gembira dan menyenangkan tuan rumah yang
didatangi.
2) Sebelum berkunjung sebaiknya memberitahu dahulu bahwa kita mau bersilaturrahmi,
baik melalui tepoh, SMS, surat maupun yang lainnya.
3). Menggunakan pakaian yang sopan, rapi, dan menutup aurat dan berpenampilan yang
Islami.
4). Usahakan dalam bertamu itu ketika orang yang ditamuni dalam keadaan tenggang
waktu. Jangan bertamu apabila orang yang ditamuni itu dalam keadaan sibuk, sedang
tidur, dan waktu makan, karena apabila bertamu dan orang yang ditamuni itu sedang
dalam keadaan tidak memungkinkan akan dapat mengganggu yang di tamuni.
5). Ketika bertamu terlebih dahulu sebelum masuk memberi isyarat dengan salam,
mengetuk pintu atau membunyikan bel, atau yang lainnya.
Nabi bersabda :
Artinya : Apabila seseorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucap
salam) sampai tiga kalidan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah dia
pulang. (HR. Bukhari dan Muslim)
6). Dalam bertamu, kalau memeang harus menginap,usahakan jangan sampai lebih dari tiga
hari. Karena hal itu dapat mengganggu atau memberatkan tuan rumah. Rasulullah SAW
bersabda :
Artinya : “ Bertamu itu selama tiga hari” (HR. Bukhari dan Muslim)
7) Hendaknya bersikap dan bertuturkata yang sopan, sehingga orang yang dikunjungi
merasa senang serta menaruh hormat kepada tamunya.
8). Jangan bertamu kepada orang wanita yang suaminya sedang tidak berada di rumah,
karena dapat menimbulkan fitnah.

2. Adab Menerima Tamu.

Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pernah bertamu dan pernah pula


menerima tamu. Dalam menerima tamu hendaknya sesuai dengan tatakrama yang sudah
diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah memulikan
tamunya”. (HR. Bukhari dan Muslim )
Adab dalam menerima tamu adalah sebagai berikut :
1). Segaralah membukakan pintu bila ada tamu datang, menjawab salam serta segera
mempersilahkan masuk. Dengan sikap yang baik dan muka yang menyenagkan
2). Tuan rumah menyambut tamu dengan pakaian yang sopan dan menutup aurat Karena
kedatangan tamu akan membawa manfaat tersendiri.
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “apabila tamu telah masuk ke rumah seseorang maka ia masuk dengan
membawa rizkinya dan jika ia keluar membawa pengampunan bagi tuan rumah dan
keluarganya”.(HR. Ad-Dailami dari Annas)
3). Tamu hendaklah dijamu, paling tidak disuguhi minuman atau makanan ringan.
Rasulullah SAW bersabda
Artinya : “ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah
memuliakan tamunya. Dan bertamu itu tiga hari, adapun selebihnya adalah termasuk
sedekah “.
4). Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan rasa senang serta dengan wajah yang
ceria
91

5). Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, jangan sekali-kali menunjukkan sikap yang
membuatnya tersinggung. Jika ingin menolaknya, maka tolaklah denga cara yang
bijaksana.
6). Jika tamu telah berpamitan akan pulang, antarkanlah tamu sampai pintu rumah atau
(pagar), karena hal tersebut termasuk sunnah.

Rangkuman :
 Sebagai seorang muslim dalam bergaul dan bermasyarakat dituntut untuk bersikap dan
berperilaku yang Islami, misalnya : dalam cara berpakaian dan berhias diri, juga dalam cara
bertamu dan menerima tamu
 Pakaian yang sesuai dengan tatakrama islam adalah yang dapat memenuhi fungsinya yaitu
dapat menutup aurat, menambah keindahan fisik pemakaianya, dan menunjukkan identitas
pemakainya adalah orang Islam
 Berhias diri yang sesuai dengan tatacara islam adalah yang berpedoman kepada Al-Quran dan
hadits.
 Diantara ciri orang yang beriman adalah menghormatu tamu, maka menghormati tamu
hukumnya wajib bagi orang Islam
 Bertamu yang baik adalah yang sesuai dengan tata cara Islami, yaitu diniati beribadah kepada
Allah SWT, dan berpakaian yang sopan (menutup aurat)
 Dalam bertamu jangan sampai merepotkan tuan rumah, sehingga jika akan bermalam jangan
sampai melebihi tiga hari.
 Sebagai orang Islam yang baik jika bepergian hendaklah mentaati aturan jalan raya atau
aturan lalu lintas dengan disiplin. Baik bagi pejalan kaki ataupun sebagai pengendara
kendaraan bermotor.

LATIHAN :

I. Berilah tanda silang( X ) pada jawaban yang benar !


1. Pakaian yang baik berdasarkan QS. Al-A’raf 26 adalah :
a. berwarna putih
b. tidak tembus pandang
c. indah di pandang
d. menyenangkan bagi pemakaianya
e. pakaian takwa

2. Berikut ini adalah hal-hal yang hukumnya haram, kecuali ...


a. mempertontonkan aurat
b. memakai wangi-wangian
c. mencukur rambut kepala sampai botak
d. membiarkan rambut sampai gondrong
e. tidak menyisir dan meminyaki rambut

3. Ayat yang mengandung perintah untuk berpakaian baik ketika hendak ke masjid adalah ...
a. QS. Al-Ahzab ; 59
b. QS. Al-A’raf ; 31
c. QS. Al-Anbiya 41
d. QS. Ali Imran ; 37
QS. An-Nahl ; 123

4. QS. Al-Ahzab ; 59, menjelaskan fungsi berpakaian bagi wanita adalah menutup aurat , agar ...
a. tampak lebih cantik
b. berpanampilan menarik
c. melindungi udara panas atau dingin
d. tidak diganggu kaum laki-laki
e. disenangi oleh orang banyak.

5. Pernyataan berikut ini yang mempunyai hukum wajib adalah ...


a. bertamu
b. menjamu tamu dengan makanan yang lezat
c. menghormati tamu
d. mengucapkan salam
e. memenuhi semua keinginan tamu
92

6. Sopan santun dalam ajaran Islam disebut ...


a. tatakrama
b. budi pekerti
c. adab
d. perilaku
e. moral

7. Aurat wanita adalah seluruh anggota badan kecuali ....


a. muak
b. tangan
c. muka dan tangan
d. muka dan bagian kaki
e. muka dan telapak tangan

8. Tujuan dan fungsi wanita berbusana adalah ....


a. menjadi terkenal
b. membuat indah
c. menambah cantik
d. menutuo aurat
e. mendapat pujian

9. Pegangan utama yang perlu diperhatikan dalam berpakaian


a. sesuai selera pribadi
b. keindahan
c. harga pakaian
d. sesuai dengan zaman
e. tidak berlebih-lebihan

10. Dalam adab bertamu, kita dibolehkan mengetuk pintu sebanyak ...
a. satu kali
b. dua kali
c. tiga kali
d. empat kali
e. lima kali

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar !

1. Jelaskan cara berpakaian yang sesuai dengan Islam !


2. Sebutkan manfaat-manfaat berpakaian yang menutupi aurat bagi kaum wanita !
3. Jelaskan adab menerima tamu!
4. Jelaskan tatakrama bertamu!
5. Tuliskan dengan benar dalil yang memerintahkan bagi wanita harus berjilbab, dan tuliskan
artinya!
93

MENGHINDARI SIFAT TERCELA

Standar Kompetensi :
9. Menghindari perilaku tercela.

Kompetensi Dasar :
9.1. Menjelaskan pengertian hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi
9.2. Menyebutkan contoh perilaku hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi
9.3. Menghindari hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi

MENGHINDARI SIFAT TERCELA


Sifat-sifat akhlak yang baik (akhlakul karimah) banyak dijelaskan Al Quran terutama
yang menyangkut perilaku keteladanan Rasulullah Muhammad SAW. Ketika salah seorang
sahabat bertanya kepada Siti Aisyah (istri Rasulullah) mengenai bagaimana akhlak
Rasulullah itu, Siti Aisyah menngembalikan pertanyaan kepada sahabat nabi tersebut,”
Bukankah anda telah membaca Al Quran?” Aisyah kemudian mengatakan bahwa Al Qur’an
itu mengandung contoh-contoh tentang akhlak Rasulullah yang sepatutnya dijadikan suri
tauladan oleh seluruh umat manusia.Sifat-sifat akhlak yang buruk atau tercela (akhlakul
mahmudah) juga telah diungkapkan Al Qur’an agar menjkadi peringatan untuk dapat dijauhi,
karena perilaku butuk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya
akan merusak dirinya serta kehidupan masyarakat. Akhlak buruk itulah selalu ditunjukan oleh
kaum Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah
sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh Quraisy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah,
Akhnas bin Syariq, Aswas bin Abdi Yaqutus, dan lail-lain. Oleh karena itu iman merupakan
suatu pengakuan terhadap kebenaran yang harus dipelihara, dan ditingkatkan kualitasnya
melalui sikapnya dan perilaku terpuji.

Rasulullsah SAW bersabda:


Artinya:”Iman itu ialah melihat dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan
dengan anggota (perbuatan).” (HR.Bukhari Muslim)

Imam Turmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah saw
bersabda“Malu adalah sebagian dari iman dan iman itu di surga. Sedangkan sikap
tidak sopan adalah bagian dari buruknya peringai dan perangai yang buruk adalah di
neraka”

Keimanan seseorang akan rusak atau tidak manfaat apabila seseorang malukukan hal-
hal yang dapat mengurangi bahkan merusak keimanannya. Diantara perbuatan yang
tercela dan menyebabkan rusaknya keimanan adalah hasud,riya’ dan aniaya.

I. HASUD
1. Pengerian Hasud
Hasud ialah rasa atau sikap tidak senang terhadap kenikmatan atau
kebahagiaan yang di peroleh oleh orang lain dan berusaha untuk melenyapkan atau
mencelakaka orang lain tersebut
Sifat tercela ini harus dihindari oleh semua orang, khususnya dikalangan
generasi muda muslim karena jika sifat hasud ini terus menerus menjadi kebiasaan,
tentu akan membawa akibat hncurnya kebaikan dalam diri seseorang akibat
bertambahnya sifat rakus, tamak, dendam, serta rasa permusuhan di dalm diri.
Rasulallah Muhammad SAW bersabda :
Artinya : “ Telah masuk kedalam tubuhnya penyakit-penyakit umat dahulu ( yaitu
) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur
rambut.” (HR. Ahmad dan Tarmudzi)
Dari hadits tersbut diatas, dapat dipahami bahwa hancurnya tau terpecahnya agama
menjdi bercerai berai saling membenci, bermusuhan, dan saling merusak disebabkan
sifat hasud dan dengki yang berkepanjangan diantara pemeluknya. Dalam hdist lain
Rasullulah Muhammd SAW bersabda
Artinya : “Janganlah kami saling mendengki,saling memutuskan hubungan,
saling membenci dan saling membelakangi, jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara
sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu. “(HR. Bukhari dan Muslim)
94

Apabila kita perhatikan dan kita kaji dalil-dalil naqli yang terungkap dalam
hadits-hadits Rasulallah SAW bahwa hasud sering terjadi akibat adanya iri hati. Iri hati
artinya : ‘ merasa ingin menguasai sesuatu yang dimiliki orang lain karena dirinya
belum memiliki dan tidak mau ketinggalan.” Iri hati tidak diikuti dengan perbuatan
mencelakakan orang lain tersebut. Iri hati itu ada yang termasuk sifat tercela dan ada
yang tidak.
Berdasarkan hadits riwayat Nukhari-Muslim ada dua macam iri hati yang
dibolehkan islam, yaitu iri hati kpada orang yang dianugerahi harta yang banyak
kemudian harta itu digunakannya untuk hal-hal yang diridhoi Allah dan iri hati kepada
orang yang dibri ilmu pngetahuan oleh Allah SWT, kemudian ilmu itu diamalkannya
serta diajarkn pada orang lain.
Seseorang yang beriman kepada qada’ dan qadar tentu tidak akan bersikap
dengki kepada orang lain yang mempunyai kelebihan karena ia menyadari bahwa hal
itu merupakan kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Adakah (patut) mereka iri hati (dengki) kepda manusia (Muhammad) atas
karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka.” (Qs. An-Nisaa, 4:54)
Setiap muslim atau muslimah wajib hukumnya menjauhi sifat hasud / dengki
karena hasud termasuk sifat tercela dan merupakan perbuatan dosa. Allah SWT
berfirman :
Artinya : “ Dan jnganlah kamu iri hati terhadap apa yng dikaruniakn Allah
kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.” (Qs. An-Nisa, 4 : 32)
Iri hati merupakan penyakit rohani atau jiwa. Apabila seseorang telah terkena
penyakit hati, ia akan jatuh dari ajaran agama, bersikap takabur, suka merendahkan
dan meremehkan orang lain.Dia tidak mempunyai rasa malu lagi untuk menjatuhkan
orang lain, datang kesana kemari dengan berbagai cara supaya orang yang
dihasudnya itu kebahagiaannya lenyap dari mereka bahkan berpindah kepadanya.
Orang yang mempunyai sikap ini, sebenarnya merugikan dirinya sendiri,
karena sikap demikian akan selalu merasa tidak puas terhadap berbagai hal, tidak akan
dihargai oleh orang lain, takabur, dan membanggakan diri. Makin lama sikap ini melekat
pada diri seseorang, akan semakin sakit rohaninya atau jiwanya. Ibarat besi kena karat,
semakin lama karat merusak besi semakin hancur besi itu, atau laksana orang minum
air laut, semakin bnyk orang tersebut minum akan semakin haus. Semkin lama sifat
hasud itu melekat pada diri seseorang, semakin rusk dan semakin tidak puas jiwanya.

2, Bahaya atau Kerugian yang ditimbulkan oleh Perbuatan Hasud antara lain :
1). Dapat memutuskan hubungan persaudaraan dan menghapus segala kebaikan yang
pernah dilaksanakan.
Rasulallah SAW bersabda :
Artinya : “ Juhkanlah dirimu dari hasud karena sesungguhnya hasud itu memakan
kebaikan – kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)
2). Dapat merusak iman
Rasulallah SAW bersabda :
Artinya : “Dengki (hasud) merusak iman sebagaimana Jadam merusak madu.” (HR.
Daelami)
3). Dapat merusak mental (hati) pendngki itu sendiri, sehingg kehidupan merasa
gelisah dan tidak memperoleh ketentraman.
4). Dapat menimbulkan kerugian atau bencana baik bagi penghsud maupun orang
yang dihasud.

3. Usaha-usaha Preventif Perbuatan Hasud


Agar terhindar dri penyakit hasud orang- orng yng beriman diperinthkan untuk :
1). Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan pendengki apabila ia
mndengki atau menghasud, sebagaimana telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-
Quran : Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh dari
kejahatan mkhluk-Nya, dari kejahatan orang yang dengki (penghasud) apabila ia
dengki (menghasud).” (Qs. Al-Falaq ayat 1, 2 & 5)
2). Menyadari bahwa perbuatan hasud itu termasuk perbuatan tercela dan sangat
berbahaya karena sifat tercela itu dapat merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
3). Menyadari bahwa sifat hasud itu merusak amal kebaikan dan dapat menghilangkan
pahalanya.
4). Menumbuhkan sikap jiwa kasih sayang terhadap sesama umat manusia, karena
mereka itu mempunyai hak-hak yang harus dihormati oleh setiap orang.
 Imam muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari jarir bin Abdullah r.a. bahwa
Rasulallah SAW bersabda :
95

Orang yang tidak mempunyai sikap lemah lembut tidaklah mempunyai kebaikan
sama sekali.”
 Abu Daud meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mughaffal r.a.
bahwa Rasulallah SAW bersabda,
Sesungguhnya Allah Maha Lemah Lembut dan menyukai sikap lemah lembut.
Dia memberi kepada sikap ini sesuatu yang tidak Dia berikan kepada
kekerasan.”
 Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Aisyah r.a. berkata, “Suatu
hari Rasulallah SAW datang ketempat aliran air ini dengan membawa unta dari
sedekah yang terikat dilehernya. Lalu beliau bersabda :
“Wahai Aisyah, bertaqwalah kepada Allah dan bersikap lemah lembutlah kepada
unta ini. Sesungguhnya sikap lemah lembut jika masuk kedalam sesuatu maka
ia akan memperindahnya dan jika ia meninggalkannya maka sesuatunitu akan
menjadi buruk.”
II. RIYA’
1. Pengertian Riya’

Riya berasal dari kata “ru’yah” yang artinya melihat. Menurut istilah riya’ adalah
ibadah seseorang yang bukan karena Allah, tetapi ia ingin dilihat oleh orang lain. Dalam
kata lain, riya’ adalah orang yang bermal atau bekerja dengan mengharapkan pujian
orang lain.
Imam Al-Hafiz Ibnu Hajar dalan kitabnya Fathul Bari mengatakan bahwa riya’ ialah
ibadah yang dilakukan dengan tujuan atau maksud agar dapat dilihat orang lain
sehingga memuja pelakunya (ia ingin memperoleh kemasyhuran dan keuntungan
dunia). Adapun orang yang berusah untuk memperdengarkan ucapan ibadah dan amal
saleh kepada orang lain dengan maksud seperti pada riya’ dinamakan sum’ah (ingin
didengar).
Riya’ dan sum’ah termasuk sifat tercela, merupakan syirik kecil yang hukumnya
haram dan harus dijauhi oleh setiap muslim atau muslimah. Rosulullah bersabda :
(‫سئرمل معنهس فميمقاًمل اللرميِآَءس )رواخ احمد‬ ‫ف معمليِسكسم الرشرسك ا م‬
‫لصَاغمسر فم س‬ ‫ف مماً أممخاً س‬
‫أمخموُ م‬
Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil,
sahabat bertanya “apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah ?” Rasul menjawab “,
Riya’ (HR. Ahmad)
Pada Hadis lain Rasulullah SAW Bersabda
Artinya : Rasulullah SAW bersabda, “Allah Azza Wajalla berfirman pada hari kiamat,
yaitu diwaktu sekalian hamba melihat hasil-hasil amalannya : Pergilah kamu
kepada semua apa yang kamu jadikan bahan pamer (riya’) di dunia. Lihatlah
apakah kamu semua memperoleh balasan dari mereka? (HR. Ahmad dan
Baihaki)

2. Macam-macam Riya’
Menurut Imam Ghazali, sifat riya’ itu dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagia, yaitu :
1). Riya’ yang berhubungan dengan keduniaan (ibadah ghoeru mahdah)
2). Riya’ yang berhubungan dengan ibadah mahdah

Ria yang berhubungan dengan keduniaan adalah segala jenis usaha


seseorang dengan niat di dalam hatinya mengharapkan kedudukan atau pujian dari
orang lain, contohnya : kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosial
kemsyarakat. Sedangkan riya’ yang berhubungan dengan ibadah, yaitu ibadah
yang dilakukan oleh seseorang, selain mengharapkan keridoan Allah SWT, ia juga
mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain.
Ditinjau dari brntuknya riya’ ada 2 (dua)
1). Riya’ dalam hal niat
2) Riya’ dalam hal perbuatan atau tindakan
Seorang yang mengatakan bahwa ia ikhlas taat kepada Allah SWT, padahal
dalam hati yang sebnarnya tidak demikian, maka yang demikian itu tergolong riya’
dalam niat, sdang riya’ dalam perbuatan seperti orang yang berpakaian mewah
dengan maksud agar orang lain memujinya. Riya’ dalam ucapan seperti seringnya
memberi nasehat kepada orang lain, mengucapkan kata-kata hikmah, sering
bertasbih jika dihadapan orang banyak tapi jika sendirian hanya melamun saja dan
hal yang dilakukan itu hanya ingin dilihat orang lain bahwa dia itu seorang yang
alim, taat beragama, padahal sesunggunya tidak demikian.
96

Ukuran riya’ atau tidaknya pekerjaan seseorang itu niat atau getaran hati
(qalbu) seseorang, sikap ini hanya dia sendiri yang dapat mengukur dan
merasakannya, orang lain tidak dapat mengetahui. Sedang ukuran riya’yang kedua
pengaruhnya terlihat dalam kegiatan sehari-hari.
Riya dlam hal urusan dunia (ibadah ghaer mahdah) atau riya’ dalam ibadah
(mahdah) banyak diungkapkan dalam Al-Quran, diantaranya :

1). Riya’ dalam perbuatan


Seperti ketika akan mengerjakan shalat, seseorang tampak memperlihatkan
kesungguhan dan kerajinan, namun alasannya karena takut dinilai rendah
dihadapan guru atau orang lain. Dia melaksanakan shalat dengan khusyuk dan
takut disertai harapan mendapat perhatian dalam QS. Al-Ma’un ayat 4 -7

Artinya :
(1). Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
(2). (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
(3). orang-orang yang berbuat riya
(4). dan enggan (menolong dengan) barang berguna

2). Riya dalam prilaku

Firman Allah dalan QS. An-Nisa 142

Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di
hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali
(QS. An-Nisa 142)
Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka
dilayani sebagai melayani Para mukmin. dalam pada itu Allah telah menyediakan
neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
Riya Ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari
pujian atau popularitas di masyarakat.
Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka berada
di hadapan orang.

3). Riya’ dalam tindakan


Firman Allah dalan QS. Al-Baqarah ayat 264

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)


sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak
bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir. (QS. Al-Baqarah ayat 264)
97

3. Ciri-ciri orang yang berbuat riya’ atau sum’ah


1) Tidak akan melakukan perbuatan baik apabila tidak dilihat orang
2) Amal atau perbuatan baik yang telah ia lakukan sering diungkit-ungkit atau
disebut-sebut
3) Beramal atau beribadah hanya sekedar ikut-ikutan, itupun dilakukan apabila
sedang berada di tengah-tengah orang banyak
4) Amal (perbuatan baiknya) selalu ingin dilihat, diperhatikan ingin mendapat
pujian dan ingin didengar orang lain
5). Terlihat tekun dan bertambah motifasinya dalam beribadah apabila mendapat
pujian dan sanjungan, sebaliknya semangatnya akan menurun bahkan
menyerah apabila dicela orang

4. Bahaya atau kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan riya” dan sum’ah
1) Muncul rasa ketidakpuasan terhadap apa yang telah dikerjakannya
2) Muncul rasa hampa dan gelisah di saat berbuat sesuatu
3) Mrusak nilai kebaikan dan pahala ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali.
4) Mengurangi kepercayaan dan rasa simpati dari orang lain.
5) Menyesal melakukan sesuatu apabila orang lain tidak melihat dan
memperhatikannya.

III. ANIAYA
1. Pengertian Aniaya
Aniaya dalam bahasa arab disebut “zalim” yang berarti melampaui batas,
melanggar ketentuan, keterlalun atau menempatkan sesuatu permasalahan tidak pada
proporsinya.
Aniaya (kezaliman) dapat diartikan sebagai perbuatan yang melampaui batas-
batas kemanusiaan dan menentang atau menyimpangdari ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan Allah SWT.
Allah SWT berfirman :

-٢٢٩- ‫ك ِتهتم ِالمظالهتموشن‬


‫شوشمن ِيشتتشتشعمد ِتحتدوشد ِاللهه ِفشأتيولشتئه ش‬
Artinya : “Barang siapa yang melanggar hukum- hukum Allah, merka itulah orang-orang
yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah,2 : 229)
Aniaya atau zalim termasuk sifat tercela yang dikutuk Allah, dilaknat para malaikat
dan dibenci sesama. Aniaya atau zalim termasuk perbuatan dosa yang dapat
menjatuhkan martabat pelakunya dan merugikan pihak lain.
2. Macam-macam Aniaya
Sikap dan perilaku aniaya atau kezaliman, dapat terjadi terhadap Allah SWT,
terhadap diri sendiri, terhadap orang lin dan terhadap alam sekitar atau lingkungan.
1). Aniaya (zalim) terhadap Allah SWT.
Kezaliman terhadap Allah SWT, yaitu tidak adanya pengakuan yang jujur,
keimanan yang benar, bahwasanya kita manusia telah diciptakan Allah SWT untuk
menjadi “Abdullah” (hamba Allah) dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu
apapun dan sebagai “Kholifatullah” (Khalifah Allah) yakni pengatur, pengelola dan
pemakmur alam jagadraya ini dengan segala ktentuan dan aturan yang telah Allah
SWT tetapkan dalam Al-Quran dan Sunnah-Nya. Apabila kita tidak mengikuti
ketentuan tersebut berarti kita telah tergolong kepada orang yang telah berbuat
aniaya (zalim) terhadap Allah SWT.
Allah SWT berfirman :

٤٥-ِ ‫ك ِتهتم ِالمظالهتموشن‬


‫شوشمن ِ ميل ِ شييتكم ِه شبا ِأنشزشل ِاللته ِفشأتيولشتئه ش‬
Artinya : “Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Maidah, 5 : 45)
2). Aniaya (zalim) terhadap diri sendiri
Aniaya terhadap diri sendiri misalnya mmbiarkan diri sendiri dalam keadaan
bodoh dn miskin, karena malas, meminum minuman keras, menyalah gunakan
obat-obatan terlarang (narkoba), menyiksa diri sendiri dan bunuh diri (sebagai
akibat dari tidak mensyukuri nikmat pemberian Allah SWT)
Allah SWT berfirman :
-ِ ‫ي‬ ‫هه‬ ‫شوشأنهفتق تويا ِهفتت ِشس تبهيْهل ِاللتهه ِشولش ِتَتتيلتق تويا ِبهأشييتهديتكيم ِإهشلتت ِالتمتيهلتشك تهة ِشوأشيحهستتنتتشويا ِإهمن ِاللتشه ِ تهي ت ت‬
‫ب ِاليتميحس تن ش‬
١٩٥
98

Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri dengan tanganmu kepada kecelakaan, dan berbuat
baiklah karena swesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(Qs. Al-Baqarah, 2 :195)
3). Aniaya (zalim) terhadap sesama manusia
Aniaya terhadap sesama manusia seperti ghibah (mengumpat), naminah
(mengadu domba), fitnah, mencuri, merampok, melakukan penyiksaan dn
melakukan pembunuhan, berbuat korupsi dan manipulasi.
Allah SWT berfirman :
Artinya :’......Dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan
membuat kerusakan.” (Qs. Hud, 11 : 85)
Rasulallah SAW dalam haditsnya bersabda :
Artinya : “Barang siapa yang merampas hak orang muslim lainnya, dengan
sumpahnya Allah mewajibkan neraka dan mengharamkan surga baginya. Salah
seorang sahabat bertanya, “Walaupun hanya merampas sesuatu yang sederhana,
ya Rasulallah?” Nabi bersabda: “Walaupun hanya sepotong kayu urok.” (HR.
Bukhari)

4). Aniaya (zalim) terhadap alam (lingkungan)


Berbuat zalim terhadap alam adalah merusak kelestarian alam, mencemari
lingkungan, menebang pepohonan secara liar, menangkap dan membunuh
binatang tanpa mengindahkan aturan, sehingga akibat dari perbuatan itu dapat
mrugikan alam dan merugikan masyarakat.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi.”(Qs. Al-Baqarah,2 :11)
Artinya : “Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut, karena usaha tangan manusia
supaya merasakan kepada mereka sebagai akibat kerja mereka, supaya mereka
kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. Ar-Rum, 30 : 41)

3. Bahaya dan Keburukan Perbuatan Aniaya


Adapun bahaya dan keburukan sebagai dampak dari perbuatan aniaya (zalim) dapat
menimpa pelaku (penganiaya), orang yang dianiaya, dan masyarakat.
1). Bahaya / Keburukan yang akan dialami oleh Penganiaya antara lain :
2). Hidupnya tidak akan disenangi, melainkan dijauhi bahkan dibenci masyarakat. Allah
SWT berfirman dalam Qs. Al-Mu’minun :18 !
3). Hidupnya tidak akan tenang, karena dibayangi rasa takut.
4). Mencemarkan nama baik dirinya, dan keluarganya
5). Mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan aniaya yang
dilakukannya.
6). Mendapat siksa dengan dicampakkan kedalam api neraka (lihat Qs. Al-Maidah, 5 :
39)
7). Dalam kehidupannya tidak akan mendapat pelindung atau penolong. Allah SWT
dalam Qs. As-Syura ayat 8!
Artinya : “Tiadalah bagi orang zalim itu pelindung atau penolong.” (Qs. Asy-Syura
ayat 8)

4. Bahaya / Keburukan yang akan dialami oleh yang dianiaya dan masyarakat,
diantaranya :
1). Ketenangan dan ketentraman dalam hidupnya terganggu.
2). Menumbuhkan keresahan dan kekerasan di masyarakat.
3). Mengalami kerugian dan bencana, baik berupa kehilangan harta benda,
penganiayaan terhadap fisik mental bahkan sampai kehilangan jiwa.
4). Semangat dan gairah kerja bik prindi maupun masyarakat akan menurun, karena
dibayangi rasa takut terhadap perbuatan-perbuatan jahat orang zalim.
5). Allah SWT akan menurunkan azabNya, apabila kezaliman di suatu negri atau suatu
kelompok msyarakat sudah meraja lela. Allah SWT berfirman dalam Qs. Yunus ayat
13 :
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu,
ketika mereka berbuat kezaliman.” (Qs. Yunus,10 :13)

5. Upaya Prefentif untuk Menghindari diri dari perbuatan Aniaya


Setiap insan wajib berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi perbuatan
aniaya (zalim). Diantara usaha tersebut antara lain :
1). Kesadaran akan eksistensi diri untuk selalu berbuat baik, ramah, dan sopan santun
terhadap semua makhluk Allah ! Rasulallah Saw bersabda :
99

Artinya : “ Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan berbuat baik kepada segala


sesuatu. Bila kamu membunuh, baik-baiklah cara membunuhnya. Bila kamu
menymbelih binatang, baik-baiklah cara menyembelihnya. Hendaklah salah
seorang diantara kamu menajamkan pisaunya, dan hendaklah ia mempercepat mati
binatang sembelihnnya.” (HR. Muslim).
2). Berusaha menegakan keadilan dan kebaikan terhadap diri sendiri, orang lain dan
masyarakat. Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya berlaku adil dan berbuat
kebaikan.” (Qs. An-Nahl, 16 : 90)
3). Meningkatkan kehati-hatian bahwa segala bentuk perselisihan, permusuhan,
kedengkian dan peruskn trhadp sesama manusia dan alam semesta pad akhirnya
dpat merugikan diri sendiri.
4). Meningkatkan kesadaran bahwa manusia itu tidak dapat berdiri sendiri,
memerlukan bantuan dari orang lain dan bantuan dari alam. Apabila mereka
dirugikan akibat perbuatan zalim yang pernah dilakukan kita, mereka pun akan
menjauhi dan tidak menutup kemungkinan mereka balik menzalimi.
5). Meningkatkan kesadaran bahwa sebenarnya manusia telah banyak melakukan
kezaliman, kurang patuh pada orang tua, salatpun terkadang tidak tept waktu dn
lainnya. Hal ini jangan sampai ditambah lagi dengan kezaliman yang lainnya. Oleh
karena itu kita senantiasa memohn kepada Allah SWT supaya dijauhkan dari sifat-
sifat demikian. Allah SWT dalam firmannya :
‫سمناً مورإن لهنم تميغنرفنر لممناً موتمينرمحنممناً لمنمسكوُنمهن رممن النمخاًرسرريِمن‬
‫مقاًلم مربهيمناً ظملمنممناً مأنسف م‬
Artinya : “ Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri dn jika Engkau tidak
mengampuni kami dan membri rahmat kepada kami, pastilah kami termasuk orang-
orang yang merugi.” (QS. Al-Araf, 7 : 23)

Rangkuman
 Hasud berbeda pengertiannya dengan iri hati, iri hati adalah merasa ingin menguasi
sesuatu yang dimiliki orang lain, karena dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan.
Iri hati tidak di ikuti oleh perbuatan mencelakakan dan iri hati itu ada yang dilarang dan ada
yang dibolehkan. Hasud ialah rasa sikap tidak senang terhadap kenikmatan yang diperoleh
orang lain dan berusaha menghilangkannya atau mencelakakan orangnya. Dengki (hasud)
termasuk sifat tercela perbuatan dosa yang wajib di jauhi oleh setiap muslim/ muslimah.
 Riya’ adalah memperlihatkan suatu ibadah dan amal saleh kepada orang lain bukan karena
Allah, tetapi karena sesuatu selain Allah. Sedangkan memperdengarkan ucapan ibadah
dan amal seleh kepada orang lain dengan maksud seperti riya disebut sum’ah. Riya’ dan
sum’ah termasuk sifat tercela, syirik kecil yang hukumnya haram dan harus dijauhi oleh
setiap muslim/ muslimah. Riya’ bisa terdapat dalam urusan keagamaan dan dalam urusan
keduniaan. Riya’ akan mendatangkan kerugian dan bencana.
 Aniaya (zalim) ialah sikap dan berperilaku tidak adil aniaya atau bengis yaitu suatu
tindakan yang tidak menusiawi yang bertentangan dengan hak sesama manusia. Aniaya
(zalim)termasuk sifat tercela yang hukumnya haram dan akan mendatangkat kerugian
(bencana) di dunia maupun akhirat.

A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling benar dan tepat!

1. Di bawah ini termasuk perbuatan tercala, kecuali .......


a. su’uzan d. riya’
b. hasud e. husnuzhan
c. zalim

2. Keinginan supaya kebahagiaan yang diperoleh orang lain lenyap pada dirinya, disebut..
a. iri hati d. hasud
b. riya’ e. buruk sangka
c. zalim

3. Seseorang apabila pekerjaannya ingin didengar oleh orang lain disebut....


a. iri hati d. riya’
b. su’ul khatimah e. hasud
c. sum’ah

4. Dalil Naqli Al-quran yang menerangkan orang yang celaka salatnya karena lalai dan riya” adalah
a. QS. Al-Ashr ayat 1-3 d. QS. Al-Maun 1-4
100

b. QS. Al-Falaq ayat 1-3 e. QS. Al-Fil 1-3


c. QS. Al-Maun ayat 4-6

5. Yang termasuk perilaku aniaya terhadap diri sendiri .....


a. Tidak mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat
b. Melakukan pencuria dan perampokan
c. Membiarkan diri sendiri berada dalam kebodohan
d. Lalai dalam melaksanakan kewajiban sosial
e. Berkenalan dan bergau dengan orang yang tidak seiman

6. Zalim berarti.........
a. Hormat d. Murah hati
b. Sayang e. Amal baik
c. Melampaui batas

7. Seseorang yang melakukan amal prbuatan agar mendapat pujian dari orang lain berarti orang
tersebut
a. Takabut d. Syirik
b. Hasud e. Munafik
c. Riya’

8. Yang termasuk ciri-ciri orang yang mempunyai sifat riya’ ialah ..


a. Salat dengan husuk dan senantiasa berbuat baik walaupun tidak ad orang lain yang
melihat
b. tidak akan melakukan prbuatan baik bila tidak dilihat orang
c. Beribadah hanya ikut-ikutan
d. Terlihat bertambah tekun beribadah, bils mendapat pujian.
e. Senantiasa berupaya menampakkan segala perbuatan baiknya agardiketahui orang
banyak.

9. Menggangggu ketenangan dan ketenteraman orsng lsin termasuk perbuatan


a. Kufur d. Zalim
b. Hasud e. Nifak
c. Ria

10. Zalim berarti ...


a. Hormat d Murah hati
b. Sayang e. Amat baik
c . Menlampaui batas

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas

1. Tuliskan dalil nakli tentang hasud


2. Sebutkan 3 contoh riya dalam beribadah
3. Kemukakan akibat-akibat buruk sifat riya’
4. Kemukakan usaha-usaha yang harus ditempuh agat kezaliman yang terdapat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bisa berkurang atu hilang
5. Jelaskan tiga madcam kezaliman
101

ZAKAT, HAJI, DAN WAKAF

Standar Kompetensi :
10. Memahami hokum Islam tentang zakat, haji dan wakaf.

Kompetensi Dasar :
10.1. Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan waqaf.
10.2. Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf
10.3. Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf.

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q. S. At Taubah : 103

 Q. S. Al Baqarah 110

 Q.S. Ali Imran : 93

 Q.S. Al Baqarah : 158

 Q.S. Ali Imran 96

IFTITAH
Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-hukumnya. Melalui
hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam dapat dilaksanakan. Allah SWT menerapkan
syari’at bukan untuk memberatkan manusia , akan tetapi dibalik itu, orang-orang yang mampu
melaksanakan syariat dengan baik pasti akan mendapatkan kebahagiaan dan kemulyaan hidup.
Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur harta yaitu : zakat, haji dan
wakaf. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menjamin keterlaksanaan ibadah zakat, haji dan
wakaf. Untuk itulah pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur zakat, haji dam
wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, mensejahterkan
masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam untuk kemaslahatan umat.
102

A. ZAKAT
Pengertian Zakat
Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam. Secara syari'ah, zakat merujuk pada
aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-
orang tertentu menurut ketentuan-ketentuan Al-Qur’an.
Zakat secara bahasa dapat berarti ”kesucian”, ”tumbuh atau
berkembang”,dan dapat berarti ”keberkatan”. Menurut istilah zakat ialah kadar
harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seseorang kepada yang
berhak menerima (mustahik) dengan ketentuan dan syarat syarat
tertentu. Zakat mengandung arti kesucian, maksudnya jika harta itu dikeluarkan
zakatnya, maka harta yang dimiliki orang tersebut menjadi suci. Begitu pula
orangnya juga menjadi suci atau lepas dari dosa. Zakat mengandung arti tumbuh
atau berkembang, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat menjadikan
suburnya harta yang dimilliki, maupun suburnya bagi orang yang menerima. Zakat
mengandung arti keberkatan, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat
memberi berkah terhadap harta itu sendiri, orang yang zakat (muzakki) maupun
orang yang menerima zakat (mustahik).
Zakat berbeda dengan pajak, menurut ahli fiqih pajak sama dengan jizyah yang
berari pajak pungut, membalas jasa. Menurut istilah, pajak ialah kewajiban yang
ditetapkan terhadap wajib pajak yang harus disetorkan kepada negara sesuai
dengan ketentuan.

Selain zakat dan pajak ada dana yang bersifat kesosialan yaitu :
a. Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada fihak lain yang
membutuhkan untuk membantu meringankan beban.
b. Hibbah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar cinta
kasih dan tidak mengharap balasan.
c. Sedekah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain dengan dasar
mencari keridhaan Allah swt.
d. Hadiah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar
prestasi.

Dasar Kewajiba Zakat.


Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya [syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah,
seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an
dan As Sunnah,sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia. Adapun dasar kewajiban
zakat ialah firman Allah swt :


Artinya: "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan harta dan mendo'akan untuk mereka.
Sesungguh-nya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka dan
Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui". ( At-Taubah : 103).

Dari ayat diatas ada beberapa masalah yang perlu dicatat yaitu :
a. Kata khudz (ambilah) menunjukkan kata perintah yang maksudnya wajib.
b. Zakat yang diambil itu dalam bentuk harta yang penjabarannya bisa
bermacam-macam seperti : emas, perak, dagangan, buah-buahan dan lain
sebagainya.
c. Zakat akan membawa keberuntungan bagi orang yang mengeluarkannya
berupa kebersihan mereka dari kekikiran, menimbulkan ketentraman dan
ketenangan jiwa bahkan akan mendapatkan do'a dari mereka yang diberi
zakat.
Adapun kewajiban melaksanakan pajak didasarkan kepada kemaslahatan umum
yaitu sebagai dasar untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang sejahtera
lahir batin.Kesejahteraan lahir batin antara lain didukung oleh tersedianya
103

kesejahteraan lahir dalam bentuk perlengkapan hidup untuk dapat


melaksanakan perintah Allah swt.

Macam-macam Zakat
a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat pribadi yang wajib dikeluarkan setiap bulan ramadhan atau
sebelum idhul fitri berupa makanan pokok atau uang sebesar kadar yang diwajibkan.
Zakat fitrah boleh dibayarkan sejak awal ramadhan dan sunahnya dibayarkan sesudah
sholat subuh sebelum sholat Ied. Bila dibayarkan sesudah sholat Iedul fitri sebelum
matahari tenggelam, hukumnya makruh sedang bila dibayar sesudah matahari
tenggelam hukumnya haram. Yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah berupa
makanan pokok seperti beras, jagung dan gandum sebesar 3,1 liter.
Zakat fitrah adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah. Berdasar hadits berikut,
Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. telah memfardhukan (mewajibkan)
zakat fitrah satu sha’ tamar atau satu sha’ gandum atas hamba sahaya, orang
merdeka, baik laki-laki maupun perempuan, baik kecil maupun tua dari kalangan kaum
Muslimin; dan beliau menyuruh agar dikeluarkan sebelum masyarakat pergi ke tempat
shalat ‘Idul Fitri.” (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari III :367 no:1503, Muslim II: 277
no:279/984 dan 986, Tirmidzi II : 92 dan 93 no: 670 dan 672, ‘Aunul Ma’bud V:4-5 no:
1595 dan 1596, Nasa’i V:45, Ibnu Majah I: 584 no:1826)
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah sebagai
pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan yang kotor, dan
sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya
sebelum (selesai) shalat ‘id, maka itu adalah zakat yang diterima (oleh Allah); dan siapa
saja yang mengeluarkannya sesuai shalat ‘id, maka itu adalah shadaqah biasa, (bukan
zakat fitrah).” (Hasan : Shahihul Ibnu Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no: 1827 dan
‘Aunul Ma’bud V: 3 no:1594).
Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah ialah orang muslim yang merdeka yang sudah
memiliki makanan pokok melebihi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya untuk
sehari semalam. Di samping itu, ia juga wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk orang-
orang yang menjadi tanggungannya, seperti isterinya, anak-anaknya, pembantunya,
(dan budaknya), bila mereka itu muslim. Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah
saw. pernah memerintah (kita) agar mengeluarkan zakat untuk anak kecil dan orang
dewasa, untuk orang merdeka dan hamba sahaya dari kalangan orang-orang yang
kamu tanggung kebutuhan pokoknya.” (Shahih : Irwa-ul Ghalil no: 835, Daruquthni
II:141 no: 12 dan Baihaqi IV: 161).

b. Zakat Maal
Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu
atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti
'harta'.
Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
 Milik penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan
mengeluarkan zakat.
 Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila
diusahakan.
 Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai
dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib dizakatkan dan
dianjurkan untuk berinfaq atau bersedekah.
 Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan
minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu
 Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta
yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada
waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.
 Berlalu satu tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun
khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-
buahan dan rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.
Adapun harta (mal) yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:
 Emas, perak dan mata uang
 Harta perniagaan
 Hewan ternak
 Buah-buhan dan biji-bijan
104

 Barang tambang dan rikaz (harta terpendam)

Daftar nisob jenis harta dan besarnya zakat :


N Jenis Harta Nisonya Besarn Keterangan
o ya
Zakat
1. Emas 20 Dinar ( 93,6 gram) 2,5 % Zakatnya
2. Perak 200 Dirham ( 624 2,5 % dikeluarkan
3. Uang kontan gram) 2,5 % setelah semua
4. Harta senilai dengan harga 2,5 % sarat terpenuhi
perniagaan emas
senilai dengan harga
emas

Adapun binatang ternak yang wajib dizakati adalah kambing, domba,


kerbau, sapi dan unta. Penghitungannya adalah sebagai berikut :
 Kambing atau domba;
1) 40 – 120 ekor, zakatnya 1 ekor kambing berumur 1 tahun.
2) 121 – 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing berumur 2 tahun.
3) 201 – 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing berumur 2 tahun.
4) 301ke atas, setiap bertambah 100 zakatnya bertambah 1 ekor
kambing berumur 2 tahun.
 Sapi atu kerbau;
1) 30 – 39 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 1 – 2 tahun.
2) 40 – 59 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
3) 60 – 69 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.
4) 70 – 79 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 2 – 3 tahun.
5) 80 – 89 ekor, zakatnya 3 ekor berumur 1 – 2 tahun.
6) 89 ke atas,setiap bertambah 30 zakatnya bertambah 1 ekor.
 Hasil pertanian;
Hasil pertanian seperti makanan pokok beras, jagung dan gandum, hasil
perkebunan seperti kurma, anggur dan semacamnya syarat zakatnya
seperti wajib zakat emas dan perak. Waktunya setelah selesai panen.
Nisobnya kurang lebih 930 liter. Biaya hasil pertanian yang ditanam
dengan biaya yang cukup banyak, zakatnya 5 % , sedang bila ditanami
tanpa biaya zakatnya 10 %.
 Rikaz (harta tependam);
Harta rikaz (harta terpendam seperti emas, perak dan semacamnya
zakatnya 20 %.

Yang berhak menerima zakat.

Firman Allah swt ;

Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana ". (At-
Taubah : 60)

Delapan asnaf yang berhak menerima zakat (mustahik) itu ialah :


1) Fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta atau usaha, atau mempunyai
harta dan usaha tetapi kurang dari ½ kecukupannya dan tidak ada orang
memberi belanja kepadanya.
2) Miskin yaitu orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak ½
kecukupan-nya atau lebih tetapi tidak mencukupinya.
105

3) Amil yaitu semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedang dia tidak
mendapatkan upah selain zakat itu.
4) Muallaf yaitu orang yang masih lemah imannya sehingga masih
memerlukan bimbingan dan pembinaan iman.
5) Riqob yaitu hamba sahaya yang ingin merdeka. Dalam hal ini zakat dipergu
nakan untuk menebus kepada majikannya.
6) Ghorim yaitu orang yang terlilit hutang sehingga berat sekali untuk
membayar padahal hutang bukan untuk maksiat.
7) Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah swt., atau
menegakkan agama Islam, seperti membangun Rumah Sakit, Masjid dan
lainnya.
8) Ibnu Sabil yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh bukan
untuk maksiat seperti belajar, haji dan lain sebagainya
Yang tidak berhak menerima zakat
 Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang
yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
 Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
 Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul
bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
 Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
 Orang kafir.

Beberapa Faedah Zakat.


Faedah Diniyah (segi agama)
 Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan
akhirat.
 Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-
nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa
macam ketaatan.
 Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda,
sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik
akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
 Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan
Rasulullah Muhammad SAW.

Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)


 Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.
 Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut
kepada saudaranya yang tidak punya.
 Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa
harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa.
Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat
pengorbanannya.
 Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)


 Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir
miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
 Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi
mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah
mujahidin fi sabilillah.
 Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada
dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang
berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak
bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang
demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan
terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
 Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya
akan melimpah.
106

 Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena
ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak
yang mengambil manfaat.

Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
 Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang
miskin.
 Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang
berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
 Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
 Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
 Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
 Untuk pengembangan potensi ummat
 Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
 Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

Zakat dalam Al Qur'an


 QS (2:43) ("Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku'".)
 QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada
mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.")
 QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah
dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).

Pengelolaan Zakat di Indonesia.


Sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap masalah zakat ini, pemerintah mendirikan
BAZIS (Badan Amil Zakat dan Sedekah). Lembaga ini diharapkan mampu mendorong
profesinalisme dalam pengelolaan ZIS. Bagi umat Islam pengeloaan ZIS yang profesional
akan memberikan beberapa manfaat antara lain :
o Pendistribusian ZIS lebih terorganisir dan benar-benar akan
sampai kepada yang berhak.
o Pemerintah dapat melihat potensi masyarakat pembayar ZIS
dan para penerimanya.
o Masyarakat yang tidak mampu akan terbantu ekonominya
Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama RI no. 373 tahun 2003
dan Keputusan Dirjen Bimas Islam Urusan Haji no : D/291 tahun 2000 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Zakat.

Adapun isi dari UU Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat tersebut adalah :

BAB I
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimkasud dengan :
1) Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.
2) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang musli atau
badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya.
3) Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim
yang berkewajiban menunaikan zakat.
4) Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.
5) Agama adalah agama Islam.
107

6) Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung


jawabnya meliputi bidang agama.
Pasal 2
Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki
oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.
Pasal 3
Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada
muzakki, mustahiq dan amil zakat.
BAB II
Pasal 5
Pengelolaan zakat bertujuan :
1) meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan
zakat sesuai dengan tuntunan agama;
2) meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam
upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
3) meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.
BAB III
Pasal 6
(1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah.
(2) Pembentukan badan amil zakat :
a. nasional oleh Presiden atas usul Menteri;
b. daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama
propinsi;
c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor
departemen agama kabupaten atau kota;
d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan.

BAB IV
Pasal 11
(1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah.
(2) Harta yang dikenai zakat adalah :
a. emas, perak dan uang;
b. perdagangan dan perusahaan;
c. Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan;
d. Hasil pertambangan;
e. Hasil peternakan;
f. Hasil pendapatan dan jasa;
g. tikaz

(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan
hukum agama.
Pasal 13
Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat seperti infaq, shadaqah, wasiat waris
dan kafarat.
BAB V

Pasal 16
(1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan
agama.
(2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan
mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.
(3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.
Gerakan zakat di Indonesia telah diberlakukan sebagai komponen pengurang
penghasilan sebelum dikenakan pajak. Pendirian Badan Amil Zakat Nasional dan
tumbuhnya lembaga-lembaga amil zakat sejak berdirinya Dompet Dhuafa pada tahun 1993
merupakan gerakan masyarakat walau sebelumnya sudah ada lebih dulu Badan Amil
Zakat, Infak, dan Sedekah (BAZIS) DKI yang dikelola Pemda DKI. Kelahiran lembaga-
lembaga amil zakat profesional dan kiprahnya yang semakin masif di masyarakat
selanjutnya mendorong lahirnya FOZ (forum zakat)yang merupakan asosiasi lembaga-
lembaga zakat di Indonesia. Saat ini muncul nama-nama lembaga yang dikenal di
masyarakat seperti Dompet Dhuafa, PKPU, Rumah Zakat Indonesia, DPU Daarut Tauhiid,
YDSF, Al Azhar, dan lainnya. Paralel dengan gerakan mewujudkan terbentuknya Dewan
Zakat Internasional yang akan mempelopori pembentukan Baitul Mal Internasional ini
berawal melalui diselenggarakannya Konferensi Zakat Asia Tenggara di Kuala Lumpur
108

tahun 2006 yang didukung oleh lembaga-lembaga zakat dari 4 negara yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam mengeluarkan Deklarasi Zakat mengenai
berdirinya Dewan Zakat MABIMS dengan Indonesia sebagai sekretariatnya kemudian
disusul dengan Konferensi Zakat Internasional pertama tahun 2007 di Kuala Lumpur dan
selanjutnya Konferensi Zakat Internasional kedua tahun 2008 yang diselenggarakan di
Padang. http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat

B. HAJI DAN UMROH


Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa.
Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia
yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa
kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji
(bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-
waktu.
Haji menurut bahasa artinya menyengaja (‫ص ي ي ي يسد‬ ‫)املنمق ن‬. Menurut istilah haji ialah
menyengaja berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa
perbuatan antara lain wukuf, thowaf, sa'i dan amalan-amalan lain pada waktu
tertentu dengan syarat dan rukun tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt,
dan mengharap ridhoNya. Allah swt, berfirman :
[97ِ - ‫ع إرلمنيِره مسربْيِنلق ] ِسورة أل عمران‬ ‫س رحجج النبْينيِ ر‬
‫ت ممرن انستممطاً م‬ ‫ور ر‬
‫ل معملىَ الهناً ر‬
‫م‬ ‫م‬
Artinya : "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ". (Ali Imron : 97)

1. Syarat Haji
Haji diwajibkan atas orang yang kuasa dan mampu, satu kali dalam seumur
hidupnya. Adapun syarat wajib haji adalah :
a. Islam
b. Baligh (dewasa), anak-anak tidak wajib.
c. Berakal sehat.
d. Merdeka (bebas, sedang tidak dalam tahanan).
e. Mampu (istitho'ah)
Yang dimaksud dengan mampu disini adalah :
- Mempunyai bekal yang cukup untuk perjalanan pergi dan pulang serta bekal
bagi keluarga yang ditinggalkan.
- Aman dalam perjalanan.
- Bagi perempuan hendaklah dengan muhrimnya, suami atau wanita lain yang
dapat dipercaya. Rasulullah saw, bersabda :
(‫مررم )رواه البخاري‬ ‫ه‬ ‫هه‬ ‫ه‬
‫شي‬ ‫لشتَتشسافتر اليشميرأشة إلم شمشع ذى ش‬
Artinya : "Janganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta muhrimnya". (HR. Bukhori)

- Sehat badan. Orang yang sakit atau sudah tua kewajiban haji boleh digantikan orang
lain dengan biaya orang tersebut.

2. Rukun Haji.
Di dalam haji rukun dibedakan dengan wajib. Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang
apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus diulang. Sedang wajib haji
adalah suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak tergantung
kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam (denda). Adapun yang
termasuk rukun haji adalah sebagai berikut :
a. Ihrom, yaitu niat mulai mengerjakan ibadah haji/umroh dengan berpakaian ihrom.
b. Wukuf, yaitu berdiam dipadang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai
tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal 10
dzulhijjah.
c. Thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Adapun syarat-syarat thawaf adalah
sebagai berikut:
1). Suci dari hadats dan najis.
2). Menutup aurot
3). Hendaklah sempurna 7 kali putaran.
4). Dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.
5). Hendaklah Ka'bah selalu disebelah kiri orang yang thowaf.
6). Hendaklah thawaf itu diluar Ka'bah tetapi masih di dalam Masjid.
109

Macam-macam Thawaf :
 Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan ketika baru datang. (sebagai tahiyatul
masjid).
 Thawaf Ifadhah, yaitu thawaf yang merupakan rukun haji.
 Thawaf Wada', yaitu thawaf ketika akan pulang ke tanah air.
 Thawaf Tahallul, yaitu thawaf yang dilakukan untuk melepaskan diri dari yang
diharamkan karena ihrom.
 Thawaf Nadzar, yaitu thowaf karena nazdar.
 Thawaf Sunat.
Adapun bacaan ketika thawaf adalah sebagai berikut :

(‫هبااله )رواه إبن ماجه‬ ‫تسيبشحاشن اله شوايلشيمتد هله شولشإهلشهش إه م‬
‫ُ ِلششحيوشل شولش قتتموشة إهلم‬,‫لالت شوالت أشيكبشتتر‬
Artinya : "Maha Suci Allah, segala Puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain
Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas
pertolongan Allah". (HR. Ibnu Majah)

d. Sa'i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah.


Syarat-syarat sa'i adalah sebagai berikut :
 Dimulai dari bukit Shofa dan di akhiri dibukit Marwah.
 Dilakukan sebanyak 7 kali. Dari Shofa ke Marwah dihitung sekali dan
sebaliknya dari Marwah keShofa juga dihitung sekali.
 Dilakukan sesudah thawaf.

e. Mencukur/Menggunting rambut.
Mencukur rambut berfungsi sebagai tahallul (penghalalan) terhadap
beberapa hal yang diharamkan selama ihrom. Mencukur rambut sekurang-
kurangnya 3 helai.

3. Wajib Haji.
Wajib haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan haji dan bila
ditinggalkan tetap syah hajinya tetapi wajib membayar dam (denda). Hal-hal yang termasuk
wajib haji adalah :
a. Ihrom dari miqot.
Miqot adalah batas tempat dan waktu untuk melakukan ihrom ( niat haji ).
Miqot dibagi menjadi dua macam :
o Miqot Zamani yaitu batas atau ketentuan waktu mulai
mengerjakan ibadah haji. Miqot zamani mulai awal bulan syawal sampai
terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.
o Miqot Makani yaitu tempat memulai ihrom bagi yang akan
mengerjakan haji/ umroh.Untuk jamaah haji dari Indonesia mulai
ihromnya dari Bandara King Abdul Azis Jeddah bagi yang langsung
menuju Makkah, dan mulai dari Bir Ali bagi yang menuju Madinah lebih
dahulu.
b. Bermalam di Musdalifah.
Yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9 dzulhijjah (setelah wukuf).
Kemudian sholat maghrib dan isak dijamak qosor. Disini bisa mengambil
kerikil sebanyak 49 buah atau 70 buah.
c. Bemalam di Mina.
Pada tanggal 11, 12, atau 13 wajib bermalam di Mina.
d. Melontar Jumrah Aqobah.
Dilakukan sebanyak 7 kali pada tanggal 10 dzulhijjah kemudian melakukan
tahallul awal dengan mencukur rambut, sehingga seluruh larangan ihrom
menjadi gugur kecuali menggauli istri.
e. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah.
Dilakukan pada tanggal 11, 12, 13 dzulhijjah (masing-masing 7 kali). Boleh
melontar pada tanggal 11,12 saja kemudian kembali ke- Makkah dan ini
dinamakan nafar awal. Bagi yang pada tanggal 13 masih di Mina diharuskan
melontar jumrah lagi dan ini dinamakan nafar tsani.
f. Menjauhkan dari hal-hal yang diharamkan selama
ihrom.
g. Thawaf Wada'.
110

Adapun larangan-larangan ihrom haji dan umroh adalah :


1). Bagi laki-laki dilarang berpakaian berjahit.
2). Bagi laki-laki dilarang menutup kepala.
3). Bagi wanita dilarang menutup muka dan telapak tangan.
4). Bagi laki-laki maupun perempuan dilarang memakai harum-haruman selama
ihrom baik badan atau pakaian kecuali sebelum ihrom malah dianjurkan.
5). Dilarang memotong rambut atau bulu badan lain, dan juga dilarang
memakai minyak rambut.
6). Dilarang meminang, menikah, menikahkan, atau menjadi wali.
7). Dilarang bersetubuh atau pendahulunya.
8). Dilarang membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.
ad. g. Thawaf Wada' ( thawaf pamitan ).

4. Sunat Haji
a. Membaca Talbiyah. Bagi laki-laki dengan suara nyaring dan bagi perempuan
cukup di dengar sendiri. Waktunya sejak mulai ihrom sampai melontar
jumrah aqobah. Adapun lafal talbiyah adalah sebagai berikut :

‫ك )رواه البختتارى و‬ ‫ك لم مشيرريِن م‬


‫ك لمي م‬ ‫َ إرهن النمحنممد موالنلينعممةم لمي م‬,‫ك‬
‫ك موالنسمنلي س‬ ‫ك لمبْهينيِ م‬ ‫ك لم مشرريِن م‬
‫ك لم م‬ ‫ك اللهسههم لمبْهينيِ م‬
‫َ لمبْهينيِ م‬,‫ك‬ ‫لمبْهينيِ م‬
(‫مسلم‬
Artinya: "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah aku memenuhi panggilan-
Mu, tiada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu,
bagi-Mulah segala kekuasaan, tiada sekutu bagi-Mu". (HR. Bukhori dan
Muslim)

b. Membaca sholawat dan berdo'a sesudah membaca talbiyah.


c. Membaca dzikir sewaktu thawaf. Lafal dzikirnya adalah :

‫ب الهناً ر‬ ‫ر‬ ‫ر ر‬ ‫ر‬ ‫ر ر‬


‫سنمةق موقمناً معمذا م‬ ‫مربهيمناً آتمناً في الجد نيميِاً مح م‬
‫سنمةق موفي الخمرة مح م‬
d. Sholat dua rokaat sesudah thawaf.
e. Masuk ke Ka'bah.

5. Cara Mengerjakan Haji.


Ada 3 cara mengerjakan haji yaitu :
(1). Ifrod, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan haji
dari pada umroh. Yakni ihrom diteruskan haji, kemudian ihrom lagi untuk
umroh. Cara ini yang terbaik dan bebas dari dam (denda).
(2). Tamatuk, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan
umroh dari pada haji. Yakni ihrom dulu diteruskan umroh kemudian ihrom
lagi untuk haji. Cara ini terkena dam (denda).
(3). Qiron, yaitu mengerjakan haji dan umroh secara bersama. Jadi sekali ihrom
dalam waktu haji untuk menunaikan haji dan umroh sekaligus. Cara ini
juga terkena dam.

6. Dam (denda) Dalam Haji.


Dam adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan haji dan
umroh, melanggar larangan haji atau meninggalkan wajib haji.
a. Dam karena bersenggama dalam keadaan ihrom sebelum tahallul pertama :
o Menyembelih seekor unta atau lembu, atau 7 ekor kambing.
o Bila tidak menyembelih, ia wajib bersedekah kepada fakir miskin berupa makan
seharga unta/lembu.
o Bila tidak sanggup, ia harus berpuasa sebanyak harga unta dengan perhitungan
setiap satu mud (+ 0,8 kg.) daging tersebut ia harus berpuasa satu hari.
b. Dam karena melanggar salah satu larangan haji sebagai berikut : mencukur rambut,
memotong kuku, memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki), memakai minyak rambut,
memakai wangi-wangian, bersenggama sesudah tahalul pertama, maka dendanya
memilih salah satu diantara 3 hal yaitu:
- Menyembelih seekor kambing.
- Puasa 3 hari.
- Bersedekah 3 gantang (9,3 liter) makanan kepada 6 orang fakir
miskin.
111

c. Dam karena melaksanakan haji Tamatuk atau Qiron. Dendanya adalah sebagai berikut:
 Menyembelih seekor kambing.
 Jika tidak mampu ia wajib puasa 10 hari, 3 hari dikerjakan di tanah suci
dan 7 hari dikerjakan di tanah air.
d. Dam karena meninggalkan salah satu wajib haji. Dendanya sama dengan
melakukan haji Tamatuk atau Qiron
e. Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan. Dendanya memilih salah satu
diantara 3 hal :
(1) Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang dibunuh.
(2) Bersedekah kepada fakir miskin seharga binatang tersebut.
(3) Puasa sebanyak harga binatang tersebut, setiap satu mud wajib berpuasa
1

7. Umroh
a. Pengertian Umroh.
Menurut bahasa umroh berarti ziarah. Menurut istilah umroh ialah ziarah ke
Ka'bah untuk melakukan thawaf, sa'i dan memotong rambut. Hukum
mengerjakan umroh adalah wajib sekali seumur hidup. Allah swt,
berfirman :

‫وأمترجموُان النحهج والنعمرمة ر ر‬


[196ِ - ‫ل ] ِسورة البقرة‬ ‫م م سنم‬ ‫م‬
Artinya : "Dan sempurnakan ibadah haji dan umroh karena Allah.... ". (Al-
Baqoroh : 196)

b. Tata Cara Umroh.


o Ihrom dari miqot, lalu sholat sunat
ihrom.
o Menuju Makkah dan membaca
talbiyah.
o Thawaf, setelah thawaf disunatkan
sholat dua rokaat dimakam Ibrahim.
o Sa'i.
o Tahallul dengan menggunting
rambut.
c. Perbedaan Haji dan Umroh.
o Haji dilakukan pada waktu tertentu
( mulai bulan syawal sampai dengan tanggal 10 dzulhjjah ), sedangkan
umroh waktunya sepanjang tahun.
o Rukun haji ada wukuf Arafah
sedangkan umroh tidak ada.
o Bemalam di Musdalifah, Mina,
melempar jumroh, thawaf wada' menjadi wajib haji, sedangkan umroh
tidak.
o Bebeda dalam niat.
2.

8. Hikmah Haji Dan Umroh


 Dapat menambah dan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah swt,
sebab haji dan umroh memerlukan fisik yang kuat.
 Dapat memberi pelajaran dan pendorong kaum muslimin untuk
berkorban.
 Memperkuat ukhuwah islamiyah antara sesama umat Islam dari
berbagai penjuru dunia.
 Dapat menjadi forum muktamar umat Islam seluruh dunia untuk
membahas dan memecahkan permasalahan kaum muslimin.
 Dapat mengenal tempat-tempat bersejarah seperti Ka'bah, Sofa,
Marwa, Sumur Zam- zam Mekah, Arofah, Madinah, Makam Nabi saw, dan
lain-lain.

9. Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Indonesia.


Penyelenggaraan ibadah Haji di Indonesia diatur oleh Undang-undang Nomor 13 Tahun
2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
BAB I. KETENTUAN UMUM
112

Pasal 1
Ayat 1. Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur
hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya.
Ayat 2. Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan
Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan Jemaah Haji.
Ayat 3. Jemaah Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Ayat 7. Komisi Pengawas Haji Indonesia, yang selanjutnya disebut KPHI, adalah lembaga
mandiri yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Ayat 8. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut BPIH, adalah
sejumlah dana yang harus dibayar oleh Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji.
Ayat 11. Paspor Haji adalah dokumen perjalanan resmi yang diberikan kepada Jemaah
Haji untuk menunaikan Ibadah Haji.
Ayat 16. Ibadah Umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar musim haji.
Ayat 17. Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut DAU, adalah sejumlah dana yang
diperoleh dari hasil pengembangan Dana Abadi Umat dan/atau sisa biaya operasional
Penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
Ayat 18. Badan Pengelola Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut BP DAU, adalah
badan untuk menghimpun, mengelola, dan mengembangkan Dana Abadi Umat.
BAB II. ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Penyelenggaraan Ibadah Haji dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, profesionalitas,
dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.
Pasal 3
Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan yang sebaikbaiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat
menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

BAB III. HAK DAN KEWAJIBAN


Pasal 4
(1) Setiap Warga Negara yang beragama Islam berhak untuk menunaikan Ibadah Haji
dengan syarat:
a. berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah; dan
b. mampu membayar BPIH.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 5
Setiap Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji berkewajiban sebagai berikut:
a. mendaftarkan diri kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji kantor Departemen Agama
kabupaten/kota setempat;
b. membayar BPIH yang disetorkan melalui bank penerima setoran; dan
c. memenuhi dan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pasal 6
Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan
menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi,
Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh Jemaah Haji.
Pasal 7
Jemaah Haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam
menjalankan Ibadah Haji, yang meliputi:
a. pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan,
maupun di Arab Saudi;
b. pelayanan Akomodasi, konsumsi, Transportasi, dan Pelayanan Kesehatan yang
memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi;
c. perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia;
d. penggunaan Paspor Haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
Ibadah Haji; dan
e. pemberian kenyamanan Transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab
Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air.
BAB IV. PENGORGANISASIAN
Pasal 11
(1) Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di daerah yang
memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi.
113

(2) Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang
menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas:
a. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI);
b. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI); dan
BAB XIII
PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH
Pasal 43
(1) Perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan secara perseorangan atau rombongan
melalui penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah.
(2) Penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah dilakukan oleh Pemerintah dan/atau biro
perjalanan wisata yang ditetapkan oleh Menteri.

C. WAKAF
1. Ketentuan Wakaf
a. Pengertian wakaf
Wakaf berasal dari bahasa arab "‫ف‬ ‫ "فوفققق ف‬yang berarti berhenti, menahan. Menurut istilah
wakaf ialah menahan suatu benda yang kekal dzatnya yang dapat diambil manfaatnya
guna diberikan di jalan kebaikan (di jalan Allah swt). Dasar wakaf adalah firman Allah swt., :

Artinya : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian yang (sempurna) sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan
maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui ". (Ali Imron : 92)

b. Rukun Wakaf
 Wakif (fihak yang menyerahkan wakaf), yaitu orang atau badan hukum yang
mewakafkan benda miliknya.
 Mauquf 'Alaihi (fihak yang menerima wakaf/nadzir), yaitu kelompok atau badan
hukum yang diserahi tugas memelihara dan mengurus benda wakaf.
 Mauquf (harta yang diwakafkan) yaitu benda yang bergerak/ tidak bergerak yang
memilki daya tahan lama dan bernilai seperti tanah, mobil dan lain-lain.
 Sighot (ikrar serah terima wakaf), yaitu pernyataan kehendak dari wakif untuk
mewakafkan benda miliknya.
c. Syarat Wakaf
 Orang yang berwakaf hendaklah mukallaf (tidak syah wakafnya anak-
anak).
 Harta yang diwakafkan hendaklah tahan lama, dapat diambil manfaatnya,
milik sendiri dan tidak dibatasi waktu.
 Tujuan wakaf, hendaklah semata-mata karena beribadah kepada Allah
swt, dan bukan untuk maksiat.
 Sighat (ijab qobul) harus jelas dan mengandung kata-kata wakaf.
 Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.

Hukum wakaf adalah sunat dan dilaksanakan pada waktu seseorang masih hidup
sampai tak terbatas waktunya, sebab ia sendiri yang akan mendapatkan pahala dari
Allah swt. Dengan telah dilaksakannya wakaf maka hak wakif terputus dan beralih
menjadi hak Allah swt., yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir. Pada dasarnya
terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai dengan ikrar wakaf.
Tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah ditinggal penduduk sekitar, dengan
alasan maslahah dan manfaat maka mengganti bangunan itu boleh dengan alasan :
 Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang di ikrarkan oleh wakif.
 Karena untuk kepentingan umum.

2. Harta Yang Di Wakafkan


Jenis barang/benda yang boleh di wakafkan adalah barang yang dapat di ambil
manfaatnya dan tidak merusak dzatnya, misalnya :
a. sebidang tanah
b. Bangunan Masjid, Madrasah, Jembatan dan lain-lain.
c. Pepohonan yang dapat di ambil manfaatnya/hasilnya.

3. Wakaf Di Indonesia
a. Dasar Hukum Wakaf.
114

 PP Nomor. 28 tahun 1977


 Peraturan Mendagri Nomor. 6 tahun 1997
 Peraturan MENAG Nomor 1 tahun 1978
 Peraturan Dirjen Bimas Islam No. Kep/P/75/1978.
b. Tata Cara Wakaf.
 Calon wakif menghadap Nadzir di hadapan Pejabat Pembuat AktA Ikrar Wakaf
(PPAIW) yaitu Kepala KUA setempat dengan membawa sertifikat tanah atau surat
bukti kepemiikan tanah yang syah yang diperkuat dengan keterangan Kepala desa
dan camat bahwa tanah tersebut tidak dalam keadaan sengketa.
 Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib.
 Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat.
 PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) setelah ikrar wakaf selesai dilaksanakan.
AIW dibuat rangkap tiga dan salinannya rangkap empat. Lembar ke 1 disimpan
PPAIW, lembar ke 2 dilampirkan pada surat permohonan Bupati/Walikota c.g.
Kepala Sub Derektorat Agraria setempat, lembar ke 3 dikirim ke Pengadilan Agama
setempat, sedang salinan AIW yang empat diberikan kepada wakif, nadzif,
Kandepag dan kepala desa setempat.
 PPAIW atas nama nadzir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf
kepada Bupati/Wakilota c.g. Kepala Sub Direktorat Agraria setempat.
 Dengan telah didaftarkannya tanah wakaf tersebut Kepala Sub Direktorat Agraria
atas nama Bupat/Walikota menerbitkan Sertifikat Tanah Wakaf.
c. Hak dan Kewajiban Nadzir.
1) Hak Nadzir
 Berhak menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kantor
Depag Kab./Kota dan menggunakan untuk kepentinngan umum.
 Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota
setempat.
2) Kewajiban Nadzir
 Menggunakan harta wakaf, surat-surat wakaf dan hasil wakaf.

4. Keutamaan Wakaf
Wakaf termasuk sodaqoh jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada yang berwakaf.
Sebagaimana Sabda Rasulullah saw sebagai berikut :

(‫صَااًلرءح يِمندعسنوُلمهس )رواه مسلم‬ ‫ء‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫ء‬ ‫ء‬ ‫ء‬ ‫ر‬
‫َ أمنو مولمد م‬,‫َ أمنو عنلءم يِسيننتميمفسع بره‬,‫صَامدقمة مجاً ريِمة‬
‫ م‬: ‫ت ابنسن أممدمم إر نيمقطممع معمملسهس إرله منن ثملمث‬
‫إرمذا مماً م‬
Artinya : “Apabila seorang anak adam meninggal dunia maka terputuslah
semua amalnya keculi tiga perkara : Sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat
dan anak sholeh yang mau mendoakan kepadanya”. (HR. Muslim)

5. Undang-Undang Wakaf Di Indonesia


Untuk mengatur perwakafan, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
BAB I
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan
umum menurut syariah.
2. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.
3. Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau
tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.
4. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untukdikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
5. Harta Benda Wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau
manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang
diwakafkan oleh Wakif.
6. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, selanjutnya disingkat PPAIW, adalah pejabat
berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk membuat akta ikrar wakaf.
7. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan
perwakafan di Indonesia.
8. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas
Presiden beserta para menteri.
115

9. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang agama.


BAB II
Pasal 4
Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya.
Pasal 5
Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk
kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
Pasal 7
Wakif meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; c. badan hukum.
Pasal 9
Nazhir meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; atau c. badan hukum.
PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF
Pasal 32
PPAIW atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada Instansi yang
berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani.
Pasal 33
Dalam pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, PPAIW
menyerahkan:
a. salinan akta ikrar wakaf;
b. surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait lainnya.
Pasal 34
Instansi yang berwenang menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf.
Pasal 35
Bukti pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 disampaikan
oleh PPAIW kepada Nazhir.
Pasal 36
Dalam hal harta benda wakaf ditukar atau diubah peruntukannya Nazhir melalui PPAIW
mendaftarkan kembali kepada Instansi yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia atas
harta benda wakaf yang ditukar atau diubah peruntukannya itu sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam tata cara pendaftaran harta benda wakaf.
BAB IV
PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF
Pasal 40
Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang:
a. dijadikan jaminan;
b. disita;
c. dihibahkan;
d. dijual;
e. diwariskan;
f. ditukar; atau
g. dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.
Pasal 41
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f dikecualikan apabila
hartabenda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai
dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariah.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan
setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia.
(3) Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya karena ketentuan pengecualian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat dan
nilai tukar sekurang. kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula.

BAB V
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF
Pasal 42
Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,
fungsi, dan peruntukannya.
Pasal 43
(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah.
(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan secara produktif.
(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada
ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.
116

Pasal 44
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang
melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari
Badan Wakaf Indonesia.
Pasal 45
(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan
diganti dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkutan:
a. meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan;
b. bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan
yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum;
c. atas permintaan sendiri;
d. tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan
larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang.undanganyang berlaku;
e. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap.
BAB VI
Pasal 47
(1) Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional, dibentuk Badan
Wakaf Indonesia.
(2) Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen dalam melaksanakan
tugasnya.
Pasal 48
Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota sesuai dengan
kebutuhan.

RANGKUMAN
Salah satu wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat, khususnya umat Islam adalah
dengan adanya Undang-undang yang mengatur kepentingan umat Islam dalam melaksanakan
zakat, haji dan wakaf. Pemerintah telah menetapkan perundang-undangan yang menyangkut
masalah adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Zakat.
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang
Wakaf

KAMUS ISTILAH/KATA-KATA PENTING


1. muzakki = orang yang zakat
2. mustahik = orang yang menerima zakat.
3. jizyah = pajak
4. Zakat Maal = zakat harta
5. Rukun haji = perbuatan-perbuatan yang
apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus diulang.
6. wajib haji = perbuatan yang wajib
dikerjakan tetapi syahnya haji tidak tergantung kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib
diganti dengan dam (denda).
7. Wakif = fihak yang menyerahkan
wakaf.
8. nadzir = fihak yang menerima wakaf
9. Mauquf = harta yang diwakafkan

PERNIK-PERNIK
117

”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik* dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”.(An-Nahl : 97)
* Ditekankan dalam ayat Ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat
pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

NASEHAT KEJUJURAN

Kejujuran Tak Pernah Hilang


Bersiaplah selalu untuk menghadapi situasi yang menuntut kejujuran kita. Nasehat agar kita
senantiasa berlaku jujur lebih mudah diucapkan daripada kenyataan. Bayangkan seseorang dalam
keadaan "terjepit"; bila ia berkata jujur, ia akan kehilangan keuntungan besar yang sudah ada
dalam genggamannya. Sebaliknya, bila ia mau sedikit berdusta bukan hanya keuntungan namun
juga kebanggaan yang akan diraihnya.
Sebenarnya, kejujuran tidak berkaitan dengan untung-rugi. Kejujuran adalah sebuah sikap yang
tidak perlu dihitung dengan nilai uang. Kejujuran bukanlah sebuah pilihan. Seseorang melakukan
dusta karena ia memilih untuk berdusta. Mengapa dusta adalah pilihan? Karena kita tak bisa
menipu diri sendiri.
Hati nurani tak bisa dibungkam meski ia hanya berbisik lirik.
Kejujuran tak akan pernah hilang dimakan zaman!

PENILAIAN

UJI KOMPETNSI

Pilihlah jawaban yang paling tepat A, B, C, D atau E dengan memberi tanda silang ( X
)

1. Zakat dapat mengandung arti keberkatan yang maksudnya adalah .....


A. bila zakat itu dilaksanakan hartanya menjadi suci
B. bila zakat itu dilaksanakan orang yang berzakat menjadi bersih
C. bila zakat itu dilaksanakan hartanya menjadi subur
D. bila zakat itu dilaksanakan orangnya terlepas dari dosa
E. bila zakat itu dilaksanakan dapat memberikan manfaat terhadap harta itu
sendiri

2. Cara yang paling sederhana untuk menentukan seseorang berhak atau tidaknya
menerima zakat fitrah adalah. . . .
A. latar belakang pendidikannya
B. ketaatan menjalankan syari'at agama
C. jumlah anggota keluarganya
D. banyaknya harta benda yang dimiliki
E. tercukupi atau tidaknya kebutuhan sehari-hari

3. Di dalam Al-Qur'an Allah swt., memerintahkan orang muslim untuk


mengeluarkan zakat. Perintah zakat ini dalam Al-Qur'an biasanya diawali dengan
perintah . . . .
B. Puasa
C. haji
D. sholat
E. sedekah
F. syahadad

4. Waktu yang paling tepat untuk memberikan zakat fitrah menurut tuntunan
Rasulullah saw., adalah....
A. pada awal Ramadhan
118

B. Sebelum berangkat sholat Ied


C. pada pertengahan Ramadhan
D. pada akhir Ramadhan
E. sebelum berbuka pada hari terakhir bulan Ramadhan

5. Q.S./ At Taubah 103 :


Kata “khudz” dalam ayat tersebut menunjuk kalimat perintah yang berarti .....
A. Wajib
B. Sunat
C. Mubah
D. Makruh
E. Haram

6. Tersebut di bawah ini yang merupakan peran zakat untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat adalah.....
A. membersihkan diri dari sifat kikir
B. menjauhkan diri dari sifat sombong dan akhlak tercela
C. mendidik manusia agar selalu bersyukur atas semua pemberian Allah SWT
D. memperat hubungan antara si kaya dan si miskin
E. betul semua

7. Zakat harta benda (zakat mal) menurut aturan agama sebaiknya diberikan pada
waktu ....
A. hari raya idhul fitri
B. ketika pembelian barang
C. hari raya idhul adha
D. ketika menjual barang
E. setahun setelah memiliki barang tersebut

8. Zakat untuk keperluan konsumtif sebaiknya diberikan kepada mereka yang .....
A. kuat fisik lemah harta
B. lemah kemampuan produksinya
C. kuat harta lemah fisik
D. lemah harta
E. lemah fisik lemah harta

9. Tersebut di bawah ini merupakan peran zakat dalam meningkatkan kesejahteraan


masyarakat, kecuali ....
A. membersihkan diri dari sifat kikir, sombong dan akhlak tercela
B. mendidik manusia agar selalu bersyukur dengan semua pemberian Allah SWT.
C. mempererat hubungan antara si kaya dan si miskin
D. mengentaskan manusia dari kemiskinan dan kehinaan
E. meningkatkan harga diri orang yang memberi zakat

10. Pelaksanaan pajak dalam sejarah umat Islam telah telah dimulai sejak zaman ....
A. Rasulullah SAW
B. Umar bin Khattab
C. Utsman bin ‘Affan
D. Abu Bakar Ash-Shiddiq
E. Ali bin Abi Thalib

11. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk pengertian istitha'ah (mampu) dalam
ibadah haji, ialah:
A. mempunyai bekal untuk pergi dan pulang serta bagi keluarga yang
ditinggalkan
B. aman dalam perjalanan
C. bagi perempuan hendahklah dengan mukhrimnya
D. sehat badannya
E. merdeka (tidak sedang dalam tahanan)

12.a

(‫حمرءم )رواه البخاري‬ ‫ر‬ ‫ر‬ ‫لمتس ر‬


‫ساًفسر النممنرأمة إرله مممع ذىِ مم ن‬
‫م‬
Arti yang benar dari hadits tersebut ialah ....
119

A. tidak sah seseorang menikah dengan mukhrimnya


B. anganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta
mukhrimnya
C. tidak sah haji seorang wanita kecuali dengan muhrimnya
D. tidak sah seorang wanita melakukan haji kecuali atas
izin suaminya
E. wanita yang bersuami adalah haram dinikahi

13. Suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi sahnya haji tidak tergantung
kepadanya dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam ( denda )
dinamakan . . . .
A. rukun haji
B. wajib haji
C. syarat haji
D. sunat haji
E. larangan haji

14. Berdiam diri di padang Arafah sejak mulai tergelincirnya matahari tanggal 9
Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah, disebut ....
A. ihram
B. wukuf
C. thawaf
D. sa'i
E. tahallul

15. Thawaf yang dilakukan dan merupakan thawaf rukun haji adalah ....
A. thawaf qudum
B. thawaf ifadhah
C. thawaf wada'
D. thawaf tahallul
E. thawaf sunat

16. Orang yang sudah terkena kewajiban haji tetapi tidak dapat melaksanakanya
karena sakit/terlalu tua, maka ....
A. ia gugur kewajibannya
B. digantikan orang lain, sedang biaya dari orang tersebut
C. sunat hukumnya bila ia haji
D. kewajiban haji dilimpahkan kepada ahli warisnya
E. tidak perlu haji

17. Miqat zamani atau batas waktu untuk memulai mengerjakan ibadah haji
adalah . . . .
A. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah
B. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 11 Dzulhijjah
C. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 12 Dzulhijjah
D. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 13 Dzulhijjah
E. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 14 Dzulhijjah

18. Melontar 3 jumrah boleh dilakukan hanya pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja kemudian
kembali ke Makkah untuk melakukan thawaf ifadhah. Hal semacam ini dalam haji disebut ....
A. nafar awal
B. nafat tsani
C. nafar tsalits
D. tahallul tsani
E. tahallul awal

19. Tersebut di bawah ini merupakan larangan haji yang berlaku baik bagi laki-laki maupun
perempuan, yaitu ....
A. dilarang berpakaian berjahit
B. dilarang menutup muka
C. dilarang memakai kaos tangan
D. dilarang memakai harum-haruman
E. dilarang menutup kepala
120

20. Tersebut di bawah ini adalah cara mengerjakan haji yang terkena denda
(dam), yaitu ....
A. ifrad, tamatu'
B. tamatu', qiran
C. ifrad, qiran
D. ifrad. Wada’
E. qiran, wada'

21. Allah swt., berfirman : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian
(yang sempurna) sebelum kamu . . . ". ( Ali Imron : 92 )
A. memberikan hartamu kepada orang lain.
B. memberikan rizki yang halal
C. menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai
D. memberikan rizkimu kepada kerabat.
E. memberikan hasil usahamu kepada orang lain.

22.

Arti yang paling tepat dari ayat tersebut ialah . . . .


A. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka akan diberi pahala.
B. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka malaikat mendo'akanmu.
C. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah Maha Mengetahui.
D. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka pahalanya sisisi Allah swt.
E. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka balasannya adalah surga.

23. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk rukun wakaf adalah . . . .
A. Yang berwakaf
B. yang di wakafkan
C. Yang menerima wakaf
D. Milik sendiri
E. Sighat

24. Dengan telah dilaksanakannya wakaf, maka hak wakif terputus dan beralih
menjadi . . . yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir.
A. hak warist
B. hak orang lain
C. hak pengurus wakif
D. hak Allah swt
E. hak badan hukum

25. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai
dengan ikrar wakaf. Akan tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah di tinggal
penduduk sekitar dan dengan alasan maslahah serta manfaat maka mengganti bangunan itu
diperbolehkan dengan alasan . . . .
A. Karena tidak sesuai dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif
B. Karena tidak sejalan dengan kepentingan penguasa
C. Karena tidak sesuai dengan keinginan pengurus wakaf
D. Karena tidak sesuai lagi dengan budaya masyarakat sekitar
E. Karena digunakan untuk kepentingan pribadi

26. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk harta/ benda yang memenuhi syarat
untuk di wakafkan adalah :
A. Kekal dzatnya
B. Dapat diambil manfaatnya
C. Miliknya sendiri
D. Barangnya tidak mudah rusak
E. Dalam jangka waktu tertentu

27. Syarat harta/benda yang diwakafkan antara lain harus kekal dzatnya, yang artinya
;
A. Barangnya tidak dapat diambil manfaatnya
B. Barangnya milik pribadi
C. Kepemilikannya tidak dibatasi waktu
D. Barang tersebut milik masyarakat
E. Barangnya tidak mudah rusak dan dapat diambil manfaatnya
121

28. Dalam tata cara perwakafan antara lain calon wakif harus menghadap Nadzir di
hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Sedangkan yang dimaksud PPAIW
itu ialah :
A. Kepala Kandepag. Kabupaten
B. Camat setempat
C. Kepala Kadepdikbud. Kabupaten
D. Kepala KUA setempat
E. Kepala Kadepdikbud. Kecamatan

29. Menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kandepag
Kab/Kota dan menggunakan untuk kepentingan umum, adalah meruapakan . . . .
A. hak wakif
B. haka nadzir
C. kewajiban nadzir
D. syarat wakif
E. kewajiban wakif

30. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk tata cara wakaf ialah . . . .
A. Calon wakif menghadap Nadzir dihadapan Pejabat Pembuat Akata Ikrar
Wakaf (PPAIW ) yaitu Kepala KUA setempat.
B. Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara
tertib.
C. Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota
setempat.
D. Tanah wakaf dalam keadaan tuntas.
E. Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.

Diskusikan dengan temanmu kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.


1. Mengapa zakat itu diwajibkan dalam agama Islam ? Jelaskan.
2. Sebutkan dan terangkan 4 dari 8 golongan orang yang berhak
menerima zakat !
3. Tuliskan kembali surat At-Taubah ayat: 60 lengkap dengan harokat
kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !
4. Harta yang dimiliki oleh seseorang adalah amanah Allah swt.
Bagaimana sikap kita sebagai manusia terhadap harta tersebut ? Jelaskan !
5. Apa yang dimaksud dengan pajak menurut pengertian Islam ?
Jelaskan !
6. Sebutkan hal-hal yang menjadi dasar seseorang wajib membayar
pajak !
7. Mengapa pajak dikatakan sebagai alat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat?
8. Jelaskanlah pelaksanaan pajak dalam sejarah Islam !
9. Apakah yang dimaksud dengan syarat dan rukun haji ? serta
jelaskan perbedaan antara keduanya !
10. Apakah yang dimaksud dengan ihrom dalam ibadah haji ?
Jelaskan.
11. Jelaskan perbedaan antara haji tamatu' dan haji ifrod dan dalam
tata cara mengerjakan-nya!

12.

Sempurnakan hadits tersebut dengan harokat kemudian terjemahkan kedalam


bahasa Indonesia!
13. Tuliskan dengan baik bacaan talbiyah ketika seseorang
memulai ibadah haji !
14. Jelaskan perbedaan antara haji dan umroh !
15. Jelaskan pengertia umroh menurut bahasa dan istilah!
Kemudian tuliskan dalil naqlinya.
16. Sebutkan dan jelaskan istilah-istilah di bawah ini !
a. Wakif ialah
b. Nadzir ialah
c. Mauquf 'alaihi ialah
122

17. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat


dilakukan perubahan. Bagaimana apabila dalam keadaan dhorurot ? terangkan.
18. Jelakan bagaimana tata cara perwakafan di Indonesia !
19. Sebutkan hak dan kewajiban nadzir menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 !
20. Siapakah yang dimaksud TPHI dan TPIHI menurut UU Nomor 13
Tahun 2008

LENGKAPILAH HURUF BERIKUT HINGGA SESUAI DENGAN KOLOM SEBELAH KANAN

M 1. Orang yang berzakat


G 2. Salah satu asnaf penerima zakat
M 3. Zakat harta
B 4. Badan Amil Zakat dan Sedekah
I 5. Salah satu rukun haji
T 6. Cara mengerjakan haji
T 7. Mengelilingi Ka’bah
M 8. Batas mulai mengerjakan haji
W 9. Orang yang berwakaf
N 10. Badan Pengelola wakaf

KEUTAMAAN ILMU
Sayyidina Ali bin Abi Thalib -Seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat terkenal
kebijakanya- berkata “Barang siapa sedang mencari ilmu, maka sebenarnya ia
sedang mencari surga. Dan barang siapa mencari kemaksiatan, maka sebenarnya
dia sedang mencari neraka”
Sayidina Ali bin Abi Thalib yang oleh Rasululah SAW, dijuluki sebagai pintu gerbangnya
ilmu mengatakan “Tiada kekayaan lebih utama daripada akal, tiada kepapaan lebih
menyedihkan dari pada kebodohan, tiada warisan lebih baik dari pada pendidikan”
Inilah jawaban-jawaban dari Imam Ali bin Abi Thalib ketika ditanya tentang kelebihan ilmu:
1.Ilmu lebih utama dari pada Harta, ilmu adalah pusaka para Nabi, sedang harta adalah
pusaka Karun, Fir’aun, dan para pengumbar nafsu
2.Ilmu akan menjagamu sedang harta memintamu untuk menjagannya
3.Harta yang engkau berikan kepada orang akan mengurangi hartamu, sedangkan ilmu
akan bertambah jika engkau berikan
4.Pemilik harta musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temanya banyak
5.Diakhirat nanti pemilik harta akan dihisab sedangkan pemilik ilmu memperoleh safaat
6.Harta membuat hati seseorang menjadi keras sedang ilmu membuat hati bercahaya
123

DAKWAH NABI MUHAMMAD S.A.W. PERIODE MADINAH

Standar Kompetensi :
11. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat periode Madinah

Kompetensi Dasar :
11.1. Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah
11.2. Mendeskripsikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah.

TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan
adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

 Q.S. At Taubat 117

 Q. S. An Nahl 41

 Q.S. Ali Imran : 121


124

 Q.S. Al Hujurat : 9 – 10

Masjid nabawi di Madinah

A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH


1. Arti Hijrah dan Tujuan Rasulullah SAW dan Umat Islam Berhijrah
Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam. Pertama,
hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah SWT untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah SWT dan diridai-Nya.
Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu dan malas belajar.
Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia menjadi siswa yang
berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut ilmu. Arti hijrah dalam
pengertian pertama ini wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Rasuluilah SAW
bersabda :

Artinya : “Orang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang
Allah SWT” (H. R. Bukhari)

Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di
negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak
memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat Islam di negeri kafir
itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam
berdakwah dan beribadah.
Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat Islam,
yakni berhijrah dari Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah,
bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.
Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yatsrib
(negeri Islam) adalah :
- Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum kafir
Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di Mekah untuk
berhijrah ke Yatsrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum kafir Quraisy
dengan maksud untuk membunuhnya.
125

- Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah,


sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanva dalam berjihad di jalan Allah SWT,
untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam) (lihat dan pelajari Q.S. An-
Nahl, 16: 41-42)

2. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah


Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni
dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan wafatnva
Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surah Makkiyah dan Hadis periode Mekah, juga
ajaran Islam yang rerkandung dalam 25 surah Madaniyah dan hadis periode Madinah.
Adapun ajaran Islam periode Mekah sudah dikemukakan dalam Bab 6 semester pertama
buku ini. Sedangkan ajaran Islam yang rerkandung pada 25 surah Madaniyah dan hadis
periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang
yang sudah masuk Islam dan kalangan Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum
masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota Madinah
yang termasuk bangsa Arab, dan yang tidak termasuk bangsa Arab.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab tetapi untuk
seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman :

Artinya: “Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi alam
semesta.” (QS. Al-Anbiyã’, 21: 107)

Dakwah Rasulullab SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk
Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang
diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.
Selain itu Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata
agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakar madani di
Madinah. Usaha-usaha nyata Rasulullah SAW seperti tersebur akan dibahas pada sub
pokok bahasan tentang strategi Rasulullah dalam membentuk masyarakat madani di
Madinah.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam
bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-
ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa
beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji,
menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan
kemauan dan kesadaran sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak
bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain masuk
Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam dan umatnya dari muka bumi. Mereka
itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu
mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam
Surah Al-Hajj, 22 : 39 dan Al-Baqarah, 2 : 90, maka kemudian Rasulullah SAW dan para
sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang
tidak dapat dihindarkan lagi.
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya
itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan perang,
tetapi bertujuan untuk :
- Membela diri kehormatan, dan harta.
- Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak
menganutnya.
126

- Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan
Romawi.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu negara
yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan
dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk Jazirah Arabia,
tetapi juga ke luar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan
khawatir kekuasaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu, bangsa Romawi dan bangsa
Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan agamanya. Untuk
menghadapi tekad bangsa Romawi dan Persia tersebut, Rasulullah dan para pengikutnya
tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi,
yaitu pertama Perang Mut’ah pada tahun 8 H, di dekat desa Mut’ah, bagian utara Jazirah
Arabia dan kedua Perang Tabuk pada tahun 9 H di kota Tabuk, bagian utara Jazirah
Arabia. Sedangkan bangsa Persia selalu mengadakan penyerangan kepada wilayah
kekuasaan umat Islam.
Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti :
(1) Perang Badar Al-Kubra, terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 H di sebuah tempat
dekat Perigi Badar, yang letaknya antara Mekah dan Madinah. Peperangan ini terjadi
antara Rasulullah SAW dan para pengikutnya dengan kaum kafir Quraisy yang telah
mengusir kaum Muslimin penduduk Mekah untuk pindah ke Madinah dengan
meninggalkan rumah dan harta benda. Mereka masih tetap bertekad untuk
menghancurkan Islam dan kaum Muslimin di Madinah. Dalam Perang Badar ini kaum
Muslimin memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang.
(2) Perang Ubud, terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 H. Pada peperangan ini kaum
Muslimin mengalami kekalahan.
(3) PerangAhzab (Khandaq), terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H. Ahzab artinya
golongan-golongan, yaitu gabungan kaum kafir Quraisy, kaum Yahudi, Bani Salim, Bani
Asad, Gathfan, Bani Murrah, dan Bani Asyja, sehingga berjumlah 10.000 lebih.
Pasukan Azhab ini menyerbu Madinah untuk menumpas Islam dan umat Islam. Atas
inisiatif dari Salman Al-Farisi, untuk mempertahankan kota Madinah dibuat parit yang
dalam dan lebar. Berkat inisiatif itu, kekompakan umat Islam dan pertolongan Allah
SWT, dalam perang Ahzab ini umat Islam memperoleh kemenangan.
Pada tahun keenam hijriah Rasulullah SAW dan para pengikutnya umat Islam
penduduk Madinah yang berjumlah 1000 orang berangkat menuju Mekah untuk melakukan
umrah. Agar kaum kafir Quraisy tidak menduga bahwa kedatangan kaum Muslimin ke
Mekah itu untuk memerangi mereka maka jauh sebelum mendekati kota Mekah umat
Islam sudah mengenakan pakaian ihram, tidak membawa alat-alat perang, kecuali pedang
dalam sarungnya, sekadar untuk menjaga diri di perjalanan.
Rombongan kaum Muslimin tiba di suatu tempat yang bernama ”Al Hudaibiyah”,
yang letaknya beberapa kilometer dari kota Mekah, dengan maksud selain untuk
beristirahat, juga untuk melihat situasi. Sebenarnya saat itu termasuk bulan yang disucikan
oleh bangsa Arab sebelum Islam. Mereka dilarang melakukan peperangan di dalamnya.
Namun dalam kenyataannya, kaum kafir Quraisy telah menempatkan sejumlah bala
tentara yang cukup besar di perbatasan kota Mekah, siap untuk melakukan peperangan.
Membaca situasi yang demikian, kemudian Rasulullah SAW mengutus sahabat
Utsman bin Affan memasuki kota Mekah untuk menemui pimpinan kaum kafir Quraisy dan
menjelaskan kepadanya, bahwa kedatangan mereka ke Mekah bukan untuk berperang,
tetapi semata-mata untuk melakukan ibadah umrah. Namun kaum kafir Quraisy bersikeras
tidak mengizinkan kaum Muslimin memasuki kota Mekah, dengan alasan akan
menjatuhkan kewibawaan kaum kaflr Quraisy pada pandangan bangsa Arab.
Sahabat Utsman ditahan oleh kaum kafir Quraisy, bahkan tersiar kabar bahwa beliau
telah dibunuh. Menyikapi kabar tersebut kaum Muslimin telah bersepakat mengadakan
“sumpah setia” (baiat), untuk berperang melawan kafir Quraisy, sampai meraih
kemenangan. Sumpah setia itu disebut “Baiatur Ridwan”.
Untunglab di saat-saat genting seperti itu sahabat Utsman bin Affan muncul,
membawa berita akan diadakannya perundingan antara kaum kafir Quraisy dengan kaum
127

Muslimin. Maka terjadilah perundingan antara delegasi kaum kafir Quraisy yang dipimpin
oleh Suhail Ibnu Umar dan delegasi umat Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW.
Perundingan tersebut melahirkan kesepakatan antara dua belah pihak, dan
melahirkan sebuah perjanjian, yang dikenal dalam sejarah sebagai perjanjian Hudaibiyah
(Sulhul Hudaibiyah). Isi perjanjian itu sebagai berikut :
(1) Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara kaum Quraisy penduduk
Mekah dan umat Islam penduduk Madinah.
(2) Orang Islam dari kaum Quraisy yang datang kepada umat Islam, tanpa seizin walinya
hendaklah ditolak oleh umat Islam.
(3) Kaum Quraisy tidak akan menolak orang-orang Islam yang kembali dan bergabung
dengan mereka.
(4) Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kaum Quraisy, atau dengan
kaum Muslimin dibolehkan dan tidak akan mendapat rintangan.
(5) Kaum Muslimin tidak jadi mengerjakan umrah saat itu, mereka harus kembali ke
Madinah, dan boleh mengerjakan umrah di tahun berikutnya, dengan persyaratan :
• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah setelah penduduknya untuk sementara
keluar dari kota Mekah.
• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah, tidak boleh membawa senjata.
• Kaum Muslimin tidak boleh berada di dalam kota Mekah lebih dari tiga hari-tiga
malam.
Kaum kafir Quraisy mengetahui, bahwa perjanjian Hudaibiyah itu sangat
menguntungkan kaum Muslimin. Umat Islam semakin kuat, karena hampir seluruh
semenanjung Arab, termasuk suku-suku bangsa Arab yang paling selatan telah
menggabungkan diri kepada Islam. Kaum kafir Quraisy merasa terpojok, dan mereka
secara sepihak berniat membatalkan perjanjian Hudaibiyah itu, dengan cara menyerang
Bani Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan Islam. Sejumlah orang dari Bani
Khuza’ah mereka bunuh dan selebihnya mereka cerai-beraikan. Bani Khuza’ah segera
mengadu kepada Rasulullah SAW dan mohon keadilan.
Mendapat pengaduan seperti itu kemudian Nabi Muhammad SAW dengan sepuluh
ribu bala tentaranya berangkat menuju kota Mekah untuk membebaskan kota Mekah dari
para penguasa kafir yang zalim, yang telah melakukan pembunuhan secara kejam
terhadap umat Islam dan Bani Khuza’ah.
Rasulullah SAW sebenarnya tidak menginginkan terjadinya peperangan, yang sudah
tentu akan menelan banyak korban jiwa. Untuk itu Rasulullah SAW dan bala tentaranya
berkemah di pinggiran kota Mekah dengan maksud agar kaum kafir Quraisy melihat
sendiri, kekuatan besar dan bala tentara kaum Muslimin.
Taktik Rasulullah SAW seperti itu ternyara berhasil, sehingga dua orang pemimpin
Quraisy yaitu Abbas (paman Nabi SAW) dan Abu Sufyan (seorang bangsawan Quraisy
yang lahir tahun 567 M dan wafar tahun 652 M) datang menemui Rasulullah SAW dan
menyatakan diri masuk Islam.
Dengan masuk Islamnya kedua orang pemimpin kaum kafir Quraisy itu, Rasulullah
SAW dan bala tentaranya dapat memasuki kota Mckah dengan aman dan membebaskan
koba itu dari para penguasa kaum kafir Quraisy yang zalim. Pembebasan kota Mekah ini
terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya pertumpahan darah.
Bahkan setelah itu, kaum Quraisy berbondong-bondong menyatakan diri masuk
Islam, menerima ajakan Rasulullah dengan kerelaan hati. Kernudian bersama-sama bala
tentara Islam mereka membersihkan Ka’bah dan berhala-berhala dan menghancurkan
berhala-berhala itu.
Kaum Muslimin masih menghadapi kaum musyrikin, yang semula bersekutu dengan
kaum kafir Quraisy yang telah masuk Islam itu, yaitu ; Bani Saqif, Bani Hawazin, Bani Nasr,
dan Bani Jusyam. Kaum musyrikin tersebut bersatu di bawah pimpinan Malik bin Auf (Bani
Nasr) berangkat menuju Mekah untuk menyerbu kaum Muslimin, yang telah
menghancurkan berhala-berhala yang mereka sembah.
Mendengar berita bahwa kaum musyrikin itu akan menyerang umat Islam di Mekah,
maka Rasulullah SAW memimpin bala tentaranya sebanyak 12000 orang menuju ke
lembah Hunain tempat kaum musyrikin berkemah. Maka terjadilah pertempuran sengit
128

antara pasukan Islam dan pasukan musyrikin, yang berakhir dengan kemenangan di pihak
Islam. Perang Hunain ini terjadi dua minggu setelah peristiwa pembebasan kota Mekah.
Sisa pasukan musyrikin melarikan diri ke Thaif. Rasulullab SAW dan bala tentaranya
mengejar mereka sampai ke Thaif, lalu mengadakan pengepungan selama beberapa hari
lamanya sehingga pemimpin mereka Malik bin Auf dengan seluruh pasukan gabungannya,
yaitu: Bani Saqif, Bani Hawazim, Bani Nasr, dan Bani Jusyam menyatakan masuk Islam.
Pada tabun ke-9 dan 10 H berbagai kabilah bangsa Arab seperti Bani Tamim, Bani
Amr, Bani Sa’ad Ibnu Bakr, dan Bani Abdul Haris datang ke Madinah menghadap
Rasulullah SAW untuk menyatakan dukungannya.
Dengan demikian seluruh Jazirah Arabia telah masuk Islam, dan masuk wilayah
pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah. Rasulullab SAW dan umat Islam
memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang (lihat dan pelajari Q.S. An - Nasr, 110: 1-
3).

3. Dakwah Islamiah Keluar Jazirah Arabia


Rasulullah SAW menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk agama
Islam, dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah Rasulullah SAW
kepada para penguasa atau para pembesar mereka.
Para penguasa atau para pembesar negara yang dikirimi surat dakwah Rasulullab
SAW itu seperti :
1. Heraclius, Kaisar Romawi Timur
Yang menenima surat dakwah Rasulullah, melalui utusannya Dihijah bin Khalifah.
Heraclius tidak menenima seruan dakwah Rasulullab SAW karena tidak mendapat
persetujuan dari para pembesar negara dan pendeta. Namun surat dakwah itu
dibalasnya dengan tutur kata sopan,disamping mengirimkan hadiah untuk Rasulullab
SAW
2. Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir
Rasulullah SAW mengirim surat dakwah kepada Muqauqis melalui utusannya yang
bernama Hatib. Setelah surat itu dibaca Muqauqis belum bisa menerima seruan untuk
masuk Islam, namun dia menyampaikan surat balasan kepada Rasulullah SAW dan
mengirim hadiah-hadiah berupa seorang budak wanita, kuda, keledai, dan pakaian-
pakaian.
3. Syahinsyah, Kaisar Persia
Syahinsyah adalah penguasa yang lalim dan sombong. Karena kesombongannya surat
dakwah Rasulullah SAW itu dirobek-robeknya. Merigetahui surat dakwah itu dirobek-
robek, Rasulullah menjelaskan bahwa Syahin yang sombong itu akan dibunuh oleh
anaknya sendiri pada malam Selasa tanggal 10 Jumadil Awal tahun ke-7 hijrah. Apa
yang diucapkan Rasulullah SAW ternyata sesuai dengan kenyataan. Syahinsyah
dibunuh oleh anaknya sendiri Asv-Syirwaih karena kelalimannya.
Kemudian surat dakwah Rasulullah SAW dikirimkan pula kepada An-Najasyi (Raja
Ethiopia), Al-Munzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali (Raja Yamanah), dan Al-
Haris (Gubernur Romawi di Syam). Di antara penguasa-penguasa tersebut yang
menerima seruan dakwah Rasulullah, hanyalah Al-Munzir bin Sawi penguasa Bahrain
yang menyatakan masuk Islam dan mengajak para pembesar negara dan rakyatnya
agar masuk Islam.

B. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH


Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah
adalah :
1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini
kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang
berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-
Nahl, 16: 125. (Coba kalian cari dan pelajari!)
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya. Dalil wajibnya: Al-
Qur’an Surah Ali ‘Imrãn, 3: 104, dan Hadis Rasulullah SAW:
129

Artinya: “Sampaikanlah, apa yang berasal dariku (tentang Islam), walaupun hanya satu
ayat.“ (H.R. Bukhari)
4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan niat
untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.
Umat Islam dalam melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus menerapkan pokok-
pokok pikiran yang dijadikan sebagai strategi dakwah Rasulullah SAW, juga hendaknya
meneladani strategi Rasulullah SAW dalam membentuk masyarakat Islam atau
masyarakat madani di Madinah.
Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan ajaran
Islam pada seluruh aspek kehidupan sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang
baldatun tayyibatun wa rabbun gafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai,
adil, dan makmur di bawah naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya.
Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam seperti tersebut
adalah :
a. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah ialah Masjid
Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barat daya Madinah. Masjid Quba ini dibangun pada
tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
Setelah Rasulullah SAW menetap di Madinah, pada setiap hari Sabtu, beliau
mengunjungi Masjid Quba untuk salat berjamaah dan menyampaikan dakwah Islam.
Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ada Masjid
Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh kaum: Muhajirin dan
Anshor, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan
peletakan batu kedua, ketiga, keempat, dan kelima dilaksanakan oleh para sahabat
terkemuka yakni : Abu Bakar r.a., Umar bin Khattab r.a., Utsman bin Affan r.a., dan Ali bin
Abu Thalib k.w.
Mengenai fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah SAW adalah sebagai
berikut :
 Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah, dan akhlak.
 Masjid merupakan sarana ibadah, khususnya salat lima waktu, salat Jumat Tarawih,
salat Idul Fitri, dan Idul Adha. (Lihat Q.S. Al-Jinn, 72 : 18 !).
 Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam bersumber
kepada A1-Qur’an dan Hadis.
 Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial. Misalnya sebagai tempat
penampungan zakat, infak, dan sedekah dan menyalurkannya kepada yang berhak
menerimanya, terutama para fakir miskin dan anak-anak yatim terlantar.
 Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan sesama
Muslim (ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya persatuan.
 Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tempat pengobatan
para penderita sakit, terutama para pejuang Islam yang menderita luka ikibat perang
melawan orang-orang kafir. Sejarah mencatat adanya seorang perawat wanita terkenal
pada masa Rasulullah SAW yang bernama “Rafidah”.
 Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai tempat bermusyawarah dengan para
sahahatnya. Masalah-masalah yang dimusyawarahkan antara lain ; usaha usaha untuk
mengatasi kesulitan, usaha-usaha untuk memajukan umat Islam, dan strategi
peperangan melawan musuh-musuh Islam agar memperoleh kemenangan,
b. Mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Ansar
Muhajirin adalah para sahahat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang berhijrah ke
Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk asli Madinah yang
memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin.
Rasulullah SAW bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab r.a.
mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, sehingga terwujud persatuan yang
tangguh. Hasil musyawarah memutuskan agar setiap orang Muhajirin mencari dan
130

mengangkat seorang dari kalangan Ansar menjadi saudaranya senasab (seketurunan),


dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Demikian juga sebaliknya orang Ansar.
Rasulullah SAW memberi contoh dengan mengangkat Ali bin Abu Thalib sebagai
saudaranya. Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dicontoh oleh seluruh
sahahatnya misalnya :
 Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasuluhlah SAW, pahlawan Islam yang pemberani
bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, mantan hamba sahaya, yang kemudian
dijadikan anak angkat Rasulullah SAW.
 Abu Bakar Ash-Shiddiq, bersaudara dengan Kharizah bin Zaid.
 Umar bin Khattab bersaudara dengan Itban bin Malik Al Khazraji (Ansar).
 Utsman bin Affan bersaudara dengan Aus bin Tsabit.
 Abdurrahman bin Auf bersaudara dengan Sa’ad bin Rabi (Ansar).
Demikianlah seterusnya setiap orang Muhajirin dan orang Ansar, termasuk Muhajirin
setelah hijrahnya Rasulullah SAW dipersaudarakan secara sepasang-sepasang, layaknya
seperti saudara senasab.
Persaudaraan secara sepasang-sepasangseperti rersebut, ternyata membuahkan
hasil sesama Muhajirin dan Ansar terjalin hubungan persaudaraan yang lebih baik. Mereka
saling mencintai, saling menyayangi, hormat-menghormati, dan tolong-menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan.
Kaum Ansar dengan ikhlas memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin berupa
tempat tinggal, sandang pangan, dan lain-lain yang diperlukan. Namun kaum Muhajirin
juga tidak diam berpangku tangan, mereka berusaha sekuat tenaga untuk mencari nafkah
agar dapat hidup mandiri. Misalnya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, Abu Bakar,
Umar bin Khattab, dan Ali bin Abu Thalib menjadi petani kurma.
Kaum Muhajirin yang belum mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian oleh
Rasulullah SAW ditempatkan di bagian Masjid Nabawi yang beratap yang disebut Suffa
dan mereka dinamakan Ahlus Suffa (penghuni Suffa). Kebutuhan-kebutuhan mereka
dicukupi oleh kaum Muhajirin dan Ansar secara bergotong-royong. Kegiatan Ahlus Suffa itu
antara lain mempelajari dan menghafal Al-Qur’an dan Hadis, kemudian diajarkannya
kepada yang lain. Sedangkan apabila terjadi perang antara kaum Muslimin dengan kaum
kafir, mereka ikut berperang.

c. Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Islam dan Umat Non-Islam


Pada waktu Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga
golongan, yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani Quraizah),
dan orang-orang Arab yang belum masuk Islam.
Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam dan
tertuang dalam Piagam Madinah. Isi Piagam Madinah itu antara lain:
(1) Setiap golongan dari ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak pribadi,
keagamaan dan politik. Sehubungan dengan itu setiap golongan penduduk Madinah
berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang membuat kerusakan dan memberi
keamanan kepada orang yang mematuhi peraturan.
(2) Setiap individu penduduk Madinah mendapat jaminan kebebebasan beragama.
(3) Seluruh penduduk Madinah yang terdiri dan kaum Muslimin, kaum Yahudi, dan orang-
orang Arab yang belum masuk Islam sesama mereka hendaknya saling membantu
dalam bidang moril dan materil. Apabila madinah diserang musuh, maka seluruh
penduduk Madinah harus bantu-membantu dalam mempertahankan kota Madinah.
(4) Rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh penduduk Madinah. Segala perkara dan
perselisihan besar yang terjadi di Madinah harus diajukan kepada Rasulullah SAW
untuk diadili sebagaimana mestinya.

d. Meletakkan Dasar-dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yan Islami demi Terwujudnya
Masyarakat Madani
Islam tidak hanya mengajarkan bidang akidah dan ibadah, tetapi mengajarkan juga
bidang politik, ekonomi, dan sosial, yang kesemuanya bersumber pada Al Qur’an dan
Hadis.
131

Pada masa Rasulullah, penduduk Madinah mayoritas sudah beragama Islam,


sehingga masyarakat Islam sudah terbentuk, maka adanya pemerintahan Islam
merupakan keharusan. Rasulullah SAW selain sebagai seorang nabi dan rasul, juga tampil
sebagai seorang kepala negara (khalifah).
Sebagai kepala negara, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bagi sistem politik
islam, yakni musyawarah. Melalui musyawarah, umat Islam dapat mengangkat wakil-wakil
rakyat dan kepala pemerintahan, serta membuat peraturan peraturan yang harus ditaati
oleh seluruh rakyatnya. Dengan syarat, peraturan peraturan itu tidak menyimpang dan
tuntunan Al-Qur’an dan Hadis (dalil naqlinya lihat QS. An-Nisã’, 4: 59).
Dalam bidang ekonomi Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bahwa system
ekonomi Islam itu harus dapat menjamin terwujudnya keadilan sosial.
Dalam bidang sosial kemasyarakatan, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar
antara lain adanya persamaan derajat di antara semua individu, semua golongan, dan
semua bangsa. Sesuatu yang membedakan derajat manusia ialah amal salehnya atau
hidupnya yang bermanfaat (lihat Q.S. Al-Hujurat, 49: 13).

EVALUASI
Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Tepat!
1. Sebutkan isi perjanjian Hudaibiyah!
2. Jelaskan inti pokok strategi dakwah Rasulullah saw pada periode Madinah!
3. Ceritakan tentang peristiwa Isro’ MI’raj Nabi dan jelaskan hikmahnya!
4. Siapakah yang dimaksud dengan golongan Muhajirin dan Anshor?
5. Jelaskan fungsi Masjid (lima saja) bagi umat Islam, khususnya pada masa Rasulullah!
132

LATIHAN SOAL SEMESTER GENAP

1. Q.S. Ali Imran 159


Bacaan ayat tersebut yang tidak ada bacaan tajwidnya adalah
a. Ikhfa’ haqiqi c. idgham bigunnah e. Tafkhim
b. Matd thobi’i d. izhar safawi

2. Q.S. Ali Imran 159


Bacaan ayat tersebut terdapat bacaan tajwid yaitu...
a. Ikhfa’ haqiqi c. gunnah e. Mad Arid lissukun
b. Izhar halqi d. izhar qomariyah
c.
3. Q.S. Ali Imran 159 :
Dari ayat tersebut yang tidak ada artinya pada isian di bawah ini adalah....
a. didalam perkara itu c. Dan mohonlah ampun e. dan bermusyawarahlah
b. Apabila telah membulatkan tekad d. maka maafkanlah

4. Pada akhir ayat Q.S. Ali Imrab 159 :


Arti ayat di atas adalah...
a. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
b. Sesungguhnya bertawakkal adalah usaha yang paling baik
c. Allah mencintai orang-orang yang bersabar
d. Sesungguhnya syaetan itu menjadi musuh nyata bagi orang beriman
e. Bermusyawarah pangkal akhirnya adalah bertawakkal

5. Q.S. Syura 38 terdapat ayat


Ayat di atas terdapat hukum bacaan seperti berikut, yaitu...
a. izhar halqi c. idgham bigunnah e. ikhfa’ haqiqi
b. izhar syafawi d. idgham bila gunnah

6. Q.S Asy Syura 38 berisi tentang....


a. Ajaran bertawakkal d. ajaran perkawinan
b. Ajaran berdemokrasi e. ajaran berakhlak mulia
c. Ajaran keimanan

7. Buah dari senang berinfak dan bersedekah adalah....


a. dimudahkan dalam belajar d. dimudahkan jadi siswa teladan
b. dimudahkan dalam membantu saudara e. dimudahkan dalam mendapat rizki
c. dimudahkan dalam membantu saudara

8. Dalam demokrasi sekuler persoalan apapun dapat dibahas, sedang dalam musyawarah Islami tidak boleh
bagi seseorang untuk membahas sesuatu yang telah...
a. disepakati bersama d. ditetapkan sebelumnya
b. dimusyawarahkan sebelumnya e. dipersoalkan bersama
c. dijelaskan oleh Al Qur’an dan Al Hadits

9. Untuk menjadi muslim yang baik, beriman dan beramal saleh, taat, dan bertakwa maka senantiasa ia
harus memiliki sikap “ As Shidqu “
Yang artinya ...
a. Menyayangi anak yatim d. memenuhi janji
b. Meninggalkan khianat e. Meraih cita-cita
c. Berhati jujur

10. Menyamakan malaikat dengan Allah swt, baik dalam zat, sifat maupun af’alnya termasuk perbuatan...
a. perbuatan yang buruk d. kemaksiatan
b. kefasikan dan kemunafikan e, kemungkaran
c. syirik dan dosa besar

11. Beriman kepada malaikat mampu mendorong manusia agar senantiasa mengingat mati dan hidup, serta
mempersiapkan bekal untuk...
a. hidup selamanya d. hidup setelah mati
b. hidup di dunia e. mempersiapkan mati
c. masa depan anak dan cucunya
133

12. Berikut ini termasuk ciri-ciri orang yang betul-betul beriman kepada malaikat, kecuali...
a. Senantiasa melaksanakan perintah Allah, terutama yang wajib-wajin
b. Usaha sekuat tenaga agar selalu meninggalkan perbuatan haram
c. Berusaha agar tatkala meninggal dunia dalam kusnul khatimah
d. Menyadari bahwa malaikat itu makhluk Allah yang paling tinggi drajatnya
e. Membiasakan diri dengan akhlak terpuji

13. Setiap mukmin dan mukminat hendaknya menyadari bahwa dimanapun berada, disitulah ada malaikat
yang senantiasa....
a. mengawasi semua sikap dan tingkah laku manusia
b. mengontrol ibadah yang dilakukan manusia
c. mencari kesalahan perbuatan manusia
d. membantu kesusahan manusia
e. menyiksa umat manusia

14. Malaikat IZRAIL adalah malaikat yang bertugas untuk...


a. Mencatat perbuatan baik dan buruk manusia
b. Menanyai keimanan manusia di alam barzah
c. Membagi rizqi kepada semua makhluk di alam ini
d. Mencabut nyawa makhluk hidup
e. Menyiksa manusia yang masuk di neraka

15. Selain Malaikat terdapat juga makhluk Jin yang senantiasa terkena kwajiban seperti halnya manusia
untuk menjalankan syari’ah Islam. Sedangkan Rosul yang diikutinya adalah...
a. Para Malaikat karena sama-sama makhluk gaib
b. Para Ulama Jin
c. Para Rosul sebagaimana rosul-rosul manusia
d. Para Jin yang beriman ydan beramal soleh
e. Para raja-raja jin yang berkuasa
f.
16. Menurut Hadits Nabi bersilaturrahmi itu selain mempererat tali persaudaraan juga menimbulkan hasil
seperti berikut, yaitu...
a. menjadikan pandai d. menjadikan pejabat
b. mengurangi kebaikan e. memanjangkan umur
c. menambah masalah hidup

17. Petunjuk Nabi yang berkaitan dengan bertamu, apabila bertamu itu kalau memang harus menginap
maksimal sebaiknya selama...
a. satu hari b. dua hari c. tiga hari d. lima hari e. tidak ada ketentuan

18. Menurut Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa memakai perhiyasan emas bagi kaum laki-
laki merupakan...
a. kebanggaan yang baik untuk dilakukan d. keindahan yang boleh dipakai
b. larangan yang harus dihindari e. dibolehkan bila memakainya
c. boleh memakai asal tidak berlebihan

19. Aurat bagi wanita adalah seluruh bagian tubuhnya harus ditutupi supaya tetap indah dan nyaman,
kecuali...
a. muka dan telapak kakinya d. muka dan tapak tangannya
b. muka dan kedua lengannya e. mata dan kedua tangannya
c. kedua matanya saja

20. Islam melalui kedua sumber Al Qur’an dan Hadits memberikan batasan dan aturan yang jelas mengenai
tatacara berpakaian. Pada prinsipnya Islam mewajibkan setiap muslim dalam berpakaian untuk...
a. melaksanakan ibadah sebaik-baiknya d. menghiyasi diri dg pakaian bagus dan mahal
b. menjaga dan memelihara jiwanya e. melaksanakan berpakaian yang model
c. menghiyasi diri dg pakaian indah dan iman

21. Riya’ adalah termasuk akhlak tercela yang harus dihindari. Tanda bagi orang yang suka bersikap riya’
adalah...
a. suka disanjung c. suka berhutang e. suka beramal
b. suka membantu d. suka bekerja
134

22. Sikap Hasad bila masih tersimpan di dalam hati manusia, maka akan muncul sikap seperti berikut,
kecuali....
a. marah b.dengki c. benci d. permusuhan e. sabar

23. Iri hati yang dibolehkan berdasarkan hadis Nabi, seperti...


a. ingin menguasai istri orang lain, karena merasa istrinya tidak secantik dia
b. ingin memiliki ketampanan/kecantikan yang dimiliki orang lain
c. terhadap orang yang berilmu pengetahuan tinggi, dan ilmunya itu berguna untuk dirinya dan orang
lain
d. kepada seseorang yang kaya raya, dan kekayaannya diperoleh dengan cara haram
e. ingin memiliki kedudukan tinggi, yang diraih oleh seseorang dengan cara tidak halal.

24. Berikut ini yang termasuk perilaku aniaya terhadap diri sendiri ialah...
a. melakukan pencurian dan perampokan
b. membiarkan diri sendiri berada dalam kebodohan
c. lali dalam melaksanakan kegiatan sosial
d. bergaul dan beerkenalan dengan orang yang tidak beriman
e. tidak mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat

25. Menurut hadits Nabi HR Abu Daud dan Ibnu Majah, akibat dari perbuatan hasad akan mengurangi amal
baik bagi pelakunya, diibaratkan seperti....
a. tanah yang tersiram air hujan d. api yang menhabiskan kayu bakar
b. panas yang tersiram air hujan e. anai-anai yang beterbangan
c. minyak diatas air

26. Sikap riya bisa hilang dari diri manusia, bila manusia mampu....
a. mengamalkan apa yang telah diketahui d. menafsiri diri sendiri
b. memahami apa yang ia ketahui e. mengenal agama yang dianutnya
c. memahami agama dengan baik.

27. Pelajar yang memiliki sifat tidak adil pada dirinya sendiri, maka ia akan melakukan...
a. Ibadah dengan khusyu dan ikhlas d. berlaku riya’dan hasad
b. Menghiyasi diri dengan iman dan amal saleh e. memanfaatkan waktu yang kosong
c. Belajar keras dan menghilangkan kemalasan

28. Orang yang memiliki sikap aniaya dan zalim, biasanya terhadap harta berlaku....
a. Tamak c. Penimbun e. penyayang
b. Perusak d. Pemboros

29. Berikut ini yang tidak termasuk perilaku aniaya terhadap sesama manusia adalah....
a. gibah c. fitnah e. mengingatkan pelaku zalim
b. namimah d. membunuh

30. Seorang muslim mempunyai saldo uang setiap bulannya, kemudian ditabung di bank pada tanggal 1
januari 2006 setiap bulannya sebesar Rp 10.000.000,- harga emas setiap gramnya Rp 200.000,- Jika
tanggal 1 Januari 2007 jumlah uang tabungannya sebesar Rp 121.000.000,- maka besar zakat yang harus
dibayarkan adalah...
a. Rp 5.000.000,- c. Rp 4.050.000,- e. Rp 1.250.000,-
b. Rp 2.500.000,- d. Rp 3.025.000,-

31. Infak bagi seorang muslim hukumnya....


a. wajib b. mubah c. sunah d. makruh e. fardlu kifayah

32. Imam Malik dan Imam Syafi’i menyatakan bahwa mengapa kurma, gandum dan kismis itu dizakati,
karena....
a. makanan yang disukai para nabi dan rasul d. menjadi tanaman andalan
b. hanya dimilki orang Timur Tengah e. hanya hidup dipadang pasir
c. kesemuanya sebagai makanan pokok

33. Zakat harta disebut dengan istilah....


a. zakat fitrah b. zakat mal c. zakat infak d. zakat profesi e. zakat tjaroh

34. Pajak dan zakat sama-sama memilki tujuan seperti berikut, kecuali...
a. ekonomi c. keungan e. kemasyarakatan
b. pendidikan d. politik
135

35. Harta benda yang dimiliki seorang muslim tidak dikeluarkan zakatnya apabila belum memenuhi syarat
genap satu tahun yang disebut...
a. haul c. nisab e. qoul
b. mustahiq d. muzaqqi

36. Pak Husen memiliki penghasilan banyak karena pekerjaannya sebagai seorang pedagang yang barang
dagangannya sudah mencapai nisab, maka cara membayar zakatnya adalah...
a. dibayar seperti zakatnya unta
b. dibayar seperti zakatnya sapi
c. dibayar seperti zakatnya kambing
d. dibayar seperti ukuran zakat tanaman padi
e. e. dibayar seperti zakatnya pemilikan emas

37. Salah satu persamaan antara haji dan umrah adalah....


a. Persamaan syarat, wajib dan hukumnya d. persamaan miqat waktunya.
b. Keharusan wuquf di Arafah e. Mabit di Mina dan Muzdalifah
c. Persamaannya Melontar jumrah

38. Kegiatan yang harus dilakukan oleh jamaah haji adalah Wukuf di Padang Arafah secara serentak
bersama-sama yang dilaksankannya pada ....
a. tanggal 7 Dulhijjah c. tanggal 9 Dulhijjah e. tanggal 11-12-13 Dulhijjah
b. tanggal 8 Dulhijjah d. tanggal 10 Dulhijjah

39. Pada hari Tasyrik para jama’ah haji melaksankan kegiatan....


a. Mabit di Muzdalifah c. wukuf di padang Arafah e. Melontar jumrah
b. Salat arbain di masjid nabawi d. Bertahallul

40. Sa’i merupakan kegiatan haji dengan berlari-lari kecil antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak tujuh
kali, yang keberadaannya bertempat di....
a. Padang Arafah c. Masjid Madinah e. Muzdalifah
b. Masjidil Haram d. Mina

41. Hikmah dan fungsi ibadah haji dapat disebutkan sebagai berikut, adapun yang tidak termasuk
didalamnya adalah...
a. Merupakan sarana untuk menunjukkan kebesaran Allah
b. Merupakan konggres besar bagi umat Islam sedunia
c. Merupakan jaminan ampunan dari Allah yang sangat besar
d. Meningkatkan harta kekayaan yang luar biasa
e. Memerteguh iman dan taqwa kepada Allah swt.

42. Berwakaf diajarkan oleh Islam yaitu menafkahkan harta untuk kepentingan umum bagi keperluan umat
Islam, makna wakaf sendiri secara etimologis adalah...
a. memberikan sesuatu c. membangun sesuatu e. mengabadikan sesuatu
b. menahan sesuatu d. menafkahkan sesuatu

43. Harta yang dapat diwakafkan harus memenuhi syarat dan ketentuan wakaf, berikut ini adalah harta
yang tidak memenuhi syarat kecuali....
a. Barang yang mudah dikonsumsi oleh penerimanya
b. Kebun yang belum jelas kepemilikannya
c. Harta itu masih tanggungan orang lain
d. Harta itu harus jelas wujudnya dan batas-batasnya
e. Dapat dimanfaatkan dalam waktu singkat

44. Nadzir adalah orang yang memelihara harta wakaf, adapun tugas dan hak nadzir menurut UU RI N0 41
pasal 11 tahun 2004 sebagai berikut, kecuali...
a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf
b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan dan fungsinya
c. mengawasi dan ,melindungi harta benda wakaf
d. Berhak menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan harta wakaf
e. Mewariskan harta wakaf kepada pewarisnya.

45. Petugas pemerintah yang berwenang mencatat dan mengurusi serah terima harta wakaf serta
menerbitkan akta wakaf adalah....
a. Wakif c. Maukuf e. Pengadilan Agama
136

b. NAZDIR d. PPAIW

46. Hijrah Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah memiliki arti....
a. Pelarian c. perpindahan e. persatuan
b. Perlindungan d. pengasingan

47. Setelah Nabi dapat hijrah di Madinah diantara suku ada yang kurang senang dengan kehadiran Nabi
Muhammad saw, suku tersebut adalah...
a. Suku Aus b. Suku Kinanah c. Suku Yamani d. Suku khazraj e. suku Yahudi

48. Perang antara kaum muslimin dengan orang kafir Quraisy selalu dimenangkan oleh kaum muslimin,
adapun yang tidak bisa menang adalah dikala perang...
a. Perang Badar c. Perang Uhud e. Perang Khandak
b. Perang Muktah d. Perang Siffin

49. Sewaktu orang Islam di madinah hendak menunaikan haji besar-besaran di kota Makah, orang Kafir
Quraisy menyangka perbuatan itu merupakan strategi akan menyerang dirinya, maka timbul kebulatan
tekad kaum muslimin untuk berikrar mempertahankan Agama Islam sampai titik darah penghabisan.
Sumpah setia itu dikenal dengan istilah...
a. Baiatur Ridwan c. Hudzaibiyah e. Fathu Makkah
b. Hijriyah d. Assalaamah

50. Sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah adalah seperti berikut, yaitu....


a. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu nadzir
b. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Quraizhah
c. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Kinanah
d. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Bakar
e. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Hasyim

Soal Uraian
51. Jelaskan potongan ayat Q.S. Ali Imran Ayat 159 berikut :
52. Seorang muslim ketika menggali sumur menemukan bongkahan emas seberat 200 gram, sedangkan
harga emas 1gram Rp 200.000,- Berapakah membayar zakatnya?
53. Jelaskan mustahiq zakat ( 8 orang )sesuai dengan petunjuk Al Qur’an Surat At Taubah ayat 60 !
54. Sebutkan 10 Malaikat yang wajib kita ketahui beserta tugasnya !
55. Jelaskan tiga cara menunaikan ibadah haji bagi kaum muslimin !

Anda mungkin juga menyukai