BAB II
Sistem Bilangan Dan Kesalahan
Angka 10 dari sistem tersebut di sebut Basis. Setiap bilangan bulat dinyatakan sebagai suatu
persamaan polinomial dalam basis 10 dengan notasi berikut :
STMIK BANJARBARU 6
Analisis Numerik
Namun sistem bilangan pada komputer menggunakan Sistem Biner (Binary System) yang
mempunyai basis 2 dan koefisien bilangan bulatnya mempunyai angka 0 atau 1.
Contoh :
- 112 = 1.2121 + 1.2020 = 3
- 11012 = 1.23 + 1.22 + 0.21 + 1.20 = 13
8 + 4 + 0 + 1
Konversi bilangan bulat dari basis β ke dalam basis 10 jika diketahui koefisien-koefisien an,..…,a0
dari polinom dari suatu bilangan β.
Hitung bilangan-bilangan bn, bn-1, b0 secara rekursif (berulang) :
Contoh :
Bilangan Biner 11012 dapat dihitung dengan :
b3 = a3 = 1
b2 = a2 + b3 β = 1 + 1.2 = 3
b1 = a1 + b2 β = 0 + 3.2 = 6
b0 = a0 + b1 β = 1 + 6.2 = 13
Jadi 11012 = 13
STMIK BANJARBARU 7
Analisis Numerik
b1 = 0 + 4.2 = 8
b0 = 0 + 8.2 = 16
Jadi 100002 = 16
Contoh :
0,62510 = 6.10-1 + 2.10-2 + 5.10-3
STMIK BANJARBARU 8
Analisis Numerik
Untuk Bilangan Biner dibentuk menjadi pecahan dengan menggunakan Basis 2, seperti contoh
berikut :
(0,101)2 = 1.2 − 1+ 0.2-2 + 1.2-3
1 1 1
= (1. 1 ) + (0. 2 ) + (1. 3 )
2 2 2
1 1 1
= (1. ) + (0. ) + (1. )
2 4 8
= 0,5 + 0 + 0,125
= 0,625
Untuk menghasilkan suatu pecahan yang merupakan pecahan biner (Binary Fraction) didapatkan
dengan bagian integral dengan menggunakan 2xF – bF.
Contoh :
Pecahan Desimal ke Biner :
- A = 0,625 diperoleh :
2 (0,625) = 1,25 => b1 = 1 (awal)
2 (0,25) = 0,5 => b2 = 0
2 (0,5) = 1,0 => b3 = 1 (akhir)
Dan semua bk selanjutnya adalah 0, sehingga 0,625 = (0,101)2
- C = 0,84375 diperoleh :
2 (0,84375) = 1,6875 => b1 = 1 (awal)
2 (0,6875) = 1,375 => b2 = 1
2 (0,375) = 0,75 => b3 = 0
2 (0,75) = 1,5 => b4 = 1
2 (0,5) = 1,0 => b5 = 1 (akhir)
Dan semua bk selanjutnya adalah 0, sehingga 0,84375 = (0,11011)2
- X = 5,625 diperoleh :
5/2 = 2 sisa = 1 (akhir)
2/2 = 1 sisa = 0
1/2 =0 sisa = 1 (awal)
2 (0,625) = 1,25 => b1 = 1 (awal)
STMIK BANJARBARU 9
Analisis Numerik
a. Kesalahan Numerik
Kesalahan dalam Metode Numerik :
- Kesalahan Pembulatan (round of error)
Kesalahan pembulatan adalah kesalahan yang disebabkan pembulatan.
Contoh: 0,4 0 0,5 1
- Kesalahan Pemotongan (truncation error)
Kesalahan yang ditimbulkan pada saat dilakukan pengurangan jumlah angka signifikan.
Contoh: 0,4123454 0,41235
(7 angka signifikan) (5 angka signifikan)
- Kesalahan dari Perhitungan Numerik
Kesalahan yang timbul karena adanya proses pendekatan.
STMIK BANJARBARU 10
Analisis Numerik
- Kesalahan fraksional berdasarkan nilai pendekatan yang diperoleh yaitu e pada waktu ke n
- Kesalahan absolut tidak menunjukkan besarnya tingkat kesalahan, tetapi hanya sekedar
menunjukkan selisih perbedaan antara nilai eksak dengan nilai perkiraan.
- Kesalahan relatif menunjukkan besarnya tingkat kesalahanantara nilai perkiraan dengan nilai
eksaknya yang dihitung dengan membandingkan kesalahan absolut terhadap nilai eksaknya.
Contoh :
1. Pak Adi membeli kabel listrik sepanjang 30 meter dari sebuah toko alat-alat elektronika. Setelah
sampai rumah, Pak Adi mengukur kabel yang baru dibelinya menggunakan meteran gulung, dan
ternyata panjang kabelnya hanya 29,97 meter.
Berapa kesalahan absolut dan kesalahan relatif hasil pengukuran yang dilakukan oleh Pak Adi ?
STMIK BANJARBARU 11
Analisis Numerik
2. Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9.999 cm dan 9 cm. Apabila panjang
yang benar (eksak) adalah 10.000 cm dan 10 cm. Hitung kesalahan absolut dan relatif !
Penyelesaian :
1. - Diketahui :
= 30 meter
x = 29,97 meter
- Kesalahan Absolut :
0,03
∈= ∗ 100% = 0,1%
30
2. - Kesalahan Absolut :
Pensil : = | 10 - 9 | = 1 cm
- Kesalahan Relatif
1
Jembatan : =| | ∗ 100% = 0,01%
10.000
1
Pensil : =| | ∗ 100% = 10%
10
Kedua kesalahan absolut adalah sama yaitu 1 cm tetapi kesalahan relatif pensil adalah jauh lebih
besar daripada kesalahan relatif jembatan.
STMIK BANJARBARU 12
Analisis Numerik
LATIHAN SOAL :
1. Tentukan konversi bilangan berikut :
a. 5308 = (……….)2
b. 18710 = (……….)2
c. 10228 = (……….)10
d. 1011012 = (……….)8
e. 53010 = (……….)8
2. Pak Budi membeli Pertamax di sebuah SPBU dan membayar Pertamax yang dibeli sebesar Rp.
35,000 dengan harga Pertamax Rp. 1,000/liter. Pada meteran pengeluaran Pertamax di SPBU
tersebut menunjukkan angka 34,782 liter. Berapa persentase (%) tingkat kesalahan yang harus
ditanggung dan berapa rupiah kerugian Pak Budi akibat kecerobohan petugas di SPBU dalam
menagih pembayaran Pertamax tersebut.
~~ SELAMAT MENGERJAKAN ~~
STMIK BANJARBARU 13
Analisis Numerik
d. Kesalahan Pemotongan
Kesalahan pemotongan biasanya juga terjadi timbul akibat keterbatasan komputer atau pada
kalkulator dalam merepresentasikan bilangan desimal.
Contoh:
Kalkulator/komputer dalam menyajikan bilangan 1/3 = 0.3333… yang tidak pernah tepat 1/3.
- Untuk perhitungan tiga desimal, 1/3 = 0.333
Terdapat galat pembulatan = 0.000333…
- Untuk perhitungan 6 desimal, 1/3 = 0.333333
Terdapat galat pembulatan = 0.000000333…
1 1 1
Deret + 4 + 8 + ⋯ konvergen (sebuah deret tak terhingga mempunyai jumlah tertentu) ke nilai
2
Umumnya fungsi f(x) yang ada di matematika tidak dapat dikerjakan secara eksak dengan cara yang
sederhana.Sebagai contoh untuk menentukan nilai f(x) = cos(x) , ln(x) atau exp(x) tanpa
menggunakan alat bantu adalah hal yang sangat susah. Salah satu cara yang digunakan untuk mencari
nilai f(x) adalah dengan menggunakan fungsi pendekatan yaitu polinomial. Diantara polinomial-
polinomial yang banyak digunakan adalah polynomial / Deret Taylor.
Contoh :
Penyelesaian :
Langkah pertama harus menentukan turunan sin(x) terlebih dahulu :
f(x) = sin(x), f’’’(x) = -cos(x),
f’(x) = cos(x), f (4)(x) = sin(x),
f’’(x) = -sin(x), dan seterusnya
maka :
ℎ2 ℎ3 ℎ4
f(x) = sin(x) = 𝑠𝑖𝑛(1) + ℎcos(1) − sin(1) − cos(1) + 24 sin(1) + ⋯
2 6
STMIK BANJARBARU 14
Analisis Numerik
Kasus khusus adalah bila fungsi diperluas di sekitar x0 = 0, maka deretnya dinamakan deret
Maclaurin, yang merupakan deret Taylor baku.
Contoh :
Untuk menentukan fungsi f(x) = sin(x) ke dalam deret Maclaurin di sekitar x0 = 0, harus menentukan
Untuk menentukan deret Maclaurin dari f(x) = cos(x), harus menentukan turunan cos(x) terlebih
dahulu :
f(x) = cos(x), f “’(x) = sin(x),
f ‘(x) = -sin(x), f (4)(x) = cos(x),
f’’’(x) = -cos(x), dan seterusnya.
Deret Maclaurin dari cos(x) adalah :
STMIK BANJARBARU 15
Analisis Numerik
𝑥2 𝑥3 𝑥4
f(x) = cos(x) = cos(0) + 𝑥(−sin(0)) + (− cos(0)) + sin(0) + cos(0) +
2! 3! 4!
𝑥5 𝑥6
(−sin(0)) + (−cos(0)) + ⋯
5! 6!
𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5
f(x) = cos(x) = cos(0) − 𝑥 sin(0) − cos(0) + sin(0) + cos(0) − sin(0) −
2! 3! 4! 5!
𝑥6
cos(0) + ⋯
6!
𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6
f(x) = cos(x) = 1 − 𝑥 (0) − (1) + (0) + (1) − (0) − (1) + ⋯
2! 3! 4! 5! 6!
𝑥2 𝑥4 𝑥6
f(x) = cos(x) = 1 − + − +⋯
2! 4! 6!
Contoh Soal :
Hitunglah hampiran nilai cos(0,2) dengan deret Maclaurin sampai suku order n = 6.
Penyelesaian :
Cos (x) = cos(0,2) 1 – 0,22 /2! + 0,24 /4! - 0,26 /6!
Cos (x) = cos(0,2) 1 – 0,22 /2 + 0,24 /24 - 0,26 /720
Cos (x) = cos(0,2) 1 – 0,04 /2 + 0,0016 /24 - 0,000064 /720
Cos (x) = cos(0,2) 1 – 0,02 + 0,0000667 - 0,0000001
Cos (x) = cos(0,2) 0,9800666
STMIK BANJARBARU 16