Anda di halaman 1dari 9

K3 di Jalan Raya 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai jenis organisasi meningkatkan perhatian terhadap pencapaian dan
upaya menunjukkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui pengendalian
risiko K3 yang konsisten dengan kebijakan dan sasaran K3-nya. Hal ini dilakukan
dengan pengetatan peraturan perundang-undangan, pengembangan kebijakan ekonomi
dan tindakan lain yang menumbuh kembangan praktek K3 yang baik, dan meningkatnya
perhatian tentang isu K3 oleh pihak yang berkepentingan.
Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) atau ergonomi di tempat kerja. Oleh karena itu,
jika suatu sistem tidak menerapkan K3 atau ergonomi atau menerapkannya tapi masih
minimal atau menerapkannya tapi kurang tepat / dengan cara yang salah / buruk maka
dapat mengakibatkan kecelakan-kecelakaan kerja.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha atau sistem. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa
kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa
yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian
yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi apapun.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan keselematan kerja?
2. Apa tujuan keselamatan kerja di jalan raya?
3. Apa syarat-syarat keselamatan kerja di jalan raya?
4. Apa aspek pemicu kecelakaan di jalan raya?
5. Apa saja alat pelindung diri (APD) di jalan raya?

C. TUJUAN
1. Mampu mengetahui definisi keselematan kerja
2. Mampu mengetahui tujuan keselamatan kerja di jalan raya
3. Mampu mengathui syarat-syarat keselamatan kerja di jalan raya
4. Mampu mengetahui aspek pemicu kecelakaan di jalan raya
5. Mampu mengetahui alat pelindung diri (APD) di jalan raya
K3 di Jalan Raya 2

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KESELAMATAN KERJA

Safe adalah aman atau selamat. Safety menurut kamus besar tata bahasa
Indonesia yang telah diterjema dalam bahasa Indonesia adalah mutu suatu keadaan
aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau
safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman
bebas dari kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta
maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan
kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun
rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.
Ada tiga pihak yang terlibat dalam keselamatan di jalan, yaitu
1. Pengendara mobil dan pengendara motor,
2. Pejalan Kaki, dan
3. Penumpang kendaraan umum
Berikut langkah keselamatan yang harus siperhatikan oleh fihak fihak tadi.
1. Pengemudi mobil dan motor, selalu berkendara di sebelah kiri. Kecepatan harus
disesuaikan sesuai dengan kondisi jalan. Mengemudi pada kecepatan yang aman
dan selalu mengamati batas kecepatan. Selalu memakai sabuk pengaman dan
memastikan bahwa penumpang Anda melakukan hal yang sama. Tidak minum
atau makan ketika mengemudi. Ikuti kendaraan lain pada jarak yang aman.
Jangan berkomunikasi dengan orang di luar kendaraan anda atau menggunakan
ponsel saat mengemudi. Jika perlu menyalip lakukan dengan hati-hati. Jangan
mengekor kendaraan lain. Sebelum Anda mengendarai kendaraan memastikan
bahwa: Kendaraan ini benar laik jalan secara hukum dan teknis/fisik, artinya surat
kendaraan lengkap dan SIM, Memiliki polis asuransi yang sah dan berlaku.
2. Pejalan kaki ketika di jalan raya selalu menyeberang jalan di titik/tempat yang
sudah ditentukan pejalan kaki atau zebra penyeberangan. Selalu gunakan jalan
K3 di Jalan Raya 3

trotoar yang tersedia. Jangan menyeberang di tikungan di jalan di mana Anda


tidak dapat melihat bahaya kendaraan yang melaju. Jika Anda berjalan dalam
kelompok, berjalan di file tunggal/berjajar menghadapi lalu lintas tidak
menyeberang beruntun/meruntun. Ketika menyeberang jalan, hati hati dan
perhatikan dan waspada terhadap kendaraan yang melaju.
3. Komuter Selalu menunggu bus untuk di tempat pemberhetian/selter jika naik dan
berhentipun demikian. Jangan mengeluarkan anggota badah/kaki atau tangan
pada saat kendaraan berjalan.

B. TUJUAN KESELAMATAN KERJA DI JALAN RAYA


1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja,
3. Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien
4. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
5. Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
6. Mencegah/ mengurangi kematian.
7. Mencegah/mengurangi cacat tetap.
8. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat
kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
9. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
10. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta
pembangunan

C. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA DI JALAN RAYA


Secara jelas dan tegas di dalam UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh setiap
orang atau yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal, dimanapun berada
dalam upaya memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
berada dilingkungan usahannya. Syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut pada
pasal 3 (1) UU keselamatan kerja dimaksud untuk:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
K3 di Jalan Raya 4

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran


3. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang membahayakan
4. Memberi pertolongan pada kecelakaan
5. Memberi alat pelindung diri pada pekerja
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara, cuaca, sinar radiasi, kebisingan dan
getaran
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis, peracunan, infeksi dan penularan
8. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
9. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udaya yang baik
10. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
11. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
12. Menerapkan ergonomi ditempat kerja
13. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang dan barang
14. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
15. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang
16. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
17. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaa yang berbahaya,
kecelakaan yang menjadi bertambah tinggi.

D. ASPEK PEMICU KECELAKAAN DI JALAN RAYA


1. Pengendara/pengemudi mengantuk. Dari hasil analisis data statistik, manusia atau
pengemudi punya andil besar sebagai penyebab kecelakaan di jalan raya.
Penyebabnya bisa dari kondisi fisik dan mental, sikap berkendara, keterampilan
mengemudi yang buruk, serta pengaruh alkohol.
2. Faktor dari kendaraaan itu sendiri. Ini berhubungan dengan kondisi laik jalan dari
sepeda motor atau mobil yang digunakan untuk berkendara. Seperti sistem
pengereman, kondisi ban, atau sistem kemudi yang tidak berfungsi, atau bahkan
modifikasi yang tidak sesuai dengan aturan keselamatan. Faktor kendaraan itu
K3 di Jalan Raya 5

baik bisa di mulai dari masalah pengereman dan mesin, ban dan oli itu harus
diperhatiakan sehingga tidak membahayakan.
3. Faktor jalan. Faktor jalan ini seperti desain geometrik jalan dan layout yang tidak
sesuai, kondisi permukaan jalan yang kurang memenuhi syarat (berlubang),
fasilitas pejalan kaki tidak memadai, pencahayaan jalan. Faktor jalan berlubang
dan tidak bagus itu juga dapat menimbulkan bahaya
4. Faktor lingkungan. Penyebab kecelakaan ini punya kontribusi terhadap
kecelakaan. Tak kalah penting adalah faktor cuaca, kondisi alam mungkin pada
saat banjir, gempa bumi dan sebagainya itu juga bisa menimbulkan kecelakaan.
5. Faktor kondisi serta tindakan tidak aman. tindakan tidak aman diantaranya bisa
berupa kecerobohan, meninggalkan langkah kerja, tidak memakai alat pelindung
diri (APD), kerja tanpa perintah, meremehkan petunjuk kerja, tidak mematuhi
rambu-rambu dalam tempat kerja, serta tidak mengatur izin kerja. Tindakan tidak
aman itu sangatlah beresiko sebelum mengawali pekerjaan dengan resiko atau
bahaya tinggi.

E. ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD) DI JALAN RAYA


1. Helmet (Pelindung Kepala)
Ada berbagai macam dan jenis helm yang tersedia di pasaran, Sebenarnya
dalam memilih sebuah safety helmet, kita hanya memerlukan 2 (dua) kriteria saja,
yaitu : nyaman dan aman. Nyaman pada saat kita kenakan dan aman dengan
memilih helmet yang sudah bertanda “DOT” pada (biasanya) bagian dalamnya.
Tidak di anjurkan pemakaian helm proyek untuk dipakai berkendara roda dua.
Helmet jenis half face pun sebisanya dihindari untuk perjalanan ke luar kota.
2. Jaket
Sekarang ini jaket hadir dalam berbagai macam bahan, warna dan model.
Pilihlah jaket yang nyaman dan aman untuk keperluan anda. Tentunya pada
perjalanan jauh, kita tidak mung kin membawa berbagai jakel dengan berbagai
bahan. Pilihlah yang menyerap keringat dan tidak tembus angin.
3. Celana
Penggunaan celana sangat dianjurkan yang terbuat dari bahan yang tebal ,
seperti jeans, soft canvas, kulit Gore-lex dan cordura. Tiga bahan yang disebutkan
terakhir memiliki daya tahan gesekan yang lumayan baik. Hanya saja
K3 di Jalan Raya 6

kekurangannya, tidak terlalu nyaman dipakai pada saat matahari sedang terik.
Untuk menyiasati hal ini, biasanya dipasanglah lapisan dari bahan katun disisi
dalam, agar dapat menyerap keringat dengan baik. Untuk celana touring buatan
pabrik, biasanya juga sudah dipasangkan beberapa pelindung tubuh, antara lain di
daerah belakang untuk melindungi tulang ekor, pinggul samping, lutut dan tulang
kering.
4. Sepatu
Pilihan sepatu yang benar untuk berkendara motor tidak hanya nyaman
dipakai, tapi yang paling penting adalah lunaknya bagian sendi engkel bagian
depan. Sebaiknya menggunakan sepatu safety yang sudah memenuhi standar ISO.
Hal ini dimaksudkan pada saat anda melakukan “panic break” (pengereman mend
adak), kaki anda akan langsung menyalurkan tenaga ke tuas rem secara baik dan
tidak tertahan di ‘keras ‘nya sepatu
5. Sarung Tangan
Selain sebagai pelindung tangan dan jari pada saat udara dingin dan hujan,
Glove juga berfungsi sebagai peredam resiko pada saat terjadi kecelakaan. Sadar
atau pun tidak biasanya pada saat te rjadi kecelakaan, telapak tanganlah yang akan
menyentuh aspal dan menahan tu buh kita pertama kali. Sama seperti pelindung
tubuh lain, glove ini juga bisa dibuat dari berbagai macam bahan, warn a dan
bentuk yang menarik. Sementara ini di pasaran, paling banyak tersedia adalah dari
bahan ku lit dan synthetic. Pilihlah yang berbahan kulit. karena bahan kulit tidak
meneruskan sifat ‘panas’ ke te lapak tangan pada saat ada pergesekan dengan
permukaan jalan.
6. Knee protector (pelindung lutut), elbow protector (pelindung lenganlsiku)
7. Rompi pelindung dada
8. Penutup hidung
Sebagai bahan pertimbangan, sebaiknya dapat dihindari dalam memilih jenis
pelindung dari bahan fiberglass karena sesuai dengan sifatnya bahwa fiberglass
akan patah dengan ujung yang biasanya tajam dan kaku (seperti kaca), patahan ini
akan bisa menyebabkan cidera tambahan pada pemakainya. Lebih baik,
pergunakanlah bahan serat karbon atau Kevlar sebagai gantinya.
K3 di Jalan Raya 7

F. PEMBAHASAN KASUS
Nn.A (25 tahun) mengalami kecelekaan lalu lintas saat hendak berangkat
kerja. Saat itu Nn.A mengendarai motor melewati lampu merah di perempatan dari
arah selatan ke utara, tiba-tiba dari arah barat muncul tangki dengan kecepatan tinggi
melaju dan belum sempat injak rem akhirnya menabrak motor Nn.A. Motor beserta
pengendara terseret sejauh 10 meter. Kaki kanan Nn.A sempat ditindih oleh ban
tangki. Banyak darah yang keluar dari kaki kanan dan tampak tulang femur terpisah
dari fragmennya. Kondisi Nn.A tidak sadarkan diri ditempat kejadian. TTV
menunjukkan RR : 30 x/menit, TD : 140/90 mmHg, N : 130 x/menit, suhu 37,5℃,
pucat pada wajah.
Pertolongan pertama :
1. Periksa kembali apakah pasien bernafas atau tidak, raba nafas 3- 5 detik. Bila
tidak bernafas, berikan nafas buatan dua kali, pelan dan penuh, perhatikan
pengembangan dada.
2. Raba denyut karotis 5-10 detik. 9. Bila karotis tidak teraba, lakukan pijat jantung
dari luar 15 kali dalam waktu 9-11 detik pada titik tumpu tekan jantung, tekan
tulang dada sampai turun +5 cm ke dalam 80-100 kali per menit. Lanjutkan
pemberian nafas buatan tanpa alat/dengan alat 2 kali pelan dan dalam
3. Sebisa mungkin hindari menggerakkan kaki dan tungkai yang patah.. Untuk
mencegah cedera lebih lanjut, stabilkan daerah yang luka dengan tetap berdiam
diri.Untuk menangani daerah luka, Anda dapat membuat bidai dengan melipat
sepotong karton atau majalah dan dengan lembut tempatkan di bawah anggota
badan. Kemudian ikat dengan hati-hati menggunakan potongan-potongan kain.
4. Untuk membantu mengurangi pembengkakan, Anda dapat menerapkan kompres
es atau kompres dingin ke bagian tersebut. Namun, jangan letakkan es langsung
pada kulit. Pertama-tama bungkus dalam handuk atau kain.
5. Jika ada luka terbuka, tutupi dengan baju atau kain yang bersih.
6. Hubungi paramedis atau ambulans, jangan mengangkat korban yang terluka di
bagian kepala, leher atau tulang belakang tanpa memakai tandu. Jaga kepala tetap
lurus dengan badan
K3 di Jalan Raya 8

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau
tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa
manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau
sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah
menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah
manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan manusia pada khususnya.
Sampai saat ini, kecelakaan masih menjadi permasalahan pemerintah di
bidang transportasi. Untuk mengatasinya perlu terlebih dahulu diketahui faktor-faktor
penyebab kecelakaan lalu lintas. Ada 3 faktor yang dianggap menjadi penyebab
kecelakaan lalu lintas yaitu manusia, kendaraan, dan lingkungan. Pemerintah juga
menempatkan tingginya jumlah kecelakaan sebagai permasalahan lalu lintas dan
angkutan jalan.
K3 di Jalan Raya 9

DAFTAR PUSTAKA

Mohammed, Mal. 2017. TUGAS K3 (KESEHATAN KESEHATAN KERJA) DI JALAN


RAYA (LALU LINTAS) DISUSUN OLEH LINGGA KUSUMA WARDANI 1013143033
FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA.
https://www.academia.edu/5230856/TUGAS_K3_KESEHATAN_KESEHATAN_KERJA_D
I_JALAN_RAYA_LALU_LINTAS_DISUSUN_OLEH_LINGGA_KUSUMA_WARDANI_
1013143033_FAKULTAS_ILMU_KESEHATAN_MASYARAKAT_PROGRAM_PASCAS
ARJANA_UNIVERSITAS_AIRLANGGA_SURABAYA

Samudra , M. Adam. 2018. 4 Faktor Utama Penyebab Kecelakaan di Jalan Raya.


https://www.gridoto.com/read/221030654/4-faktor-utama-penyebab-kecelakaan-di-jalan-
raya#!%2F

Staff, Osha. 2017. Mengenal Lebih Jauh APD (Alat Pelindung Kerja Dan Fungsinya).
https://www.safetyshoe.com/alat-pelindung-kerja-dan-fungsinya/

Amiruddin, Kamal. 2010. P3K PADA KORBAN KECELAKAAN LALULINTAS (KLL).


https://www.academia.edu/10777367/P3K_PADA_KORBAN_KECELAKAAN_LALULIN
TAS_KLL_

Willy, Tjin. 2019. Patah Kaki dan Tungkai. https://www.alodokter.com/patah-kaki

Anda mungkin juga menyukai