Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Pengujian Bahan

PENETRANT TEST

Dosen Pengampu: Tri Hartutuk, S.T., M.T.

Oleh:

Iqbal maulana wijaya 18050754002


Muhamad afifani romadhon 18050754003
Rachmad risaldi 18050754011
Akbar Ilham Bagaskara Pratama 18050754022
Mohammad afif aldiansyah 18050754024
Ferdian arsa rizaldi 18050754034

Universitas Negeri Surabaya

Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Mesin

Prodi S1 Teknik Mesin

2019
I. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Memahami teknik inspeksi menggungakan metode penetrant test (PT)
2. Mampu memlakukan pendeteksian cacat permukaan/terbuka dengan metode PT.
II. Landasan Teori
Metode pengujian dengan penetran merupakan salah satu metode uji tidak merusak
(Non Destructive Test) pada suatu material dimana permukaanya tidak berpori. Pengujian
penetran ini dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau diskontinuitas yang terbuka
pada permukaan. Penggunaan uji penetran sangat luas, selain untuk memeriksa sambungan
las dan surface pada benda kerja, metode uji penetrant ini juga bisa untuk mendeteksi
kerusakan retakan yang terjadi pada komponen mesin seperti crank shaft, roda gigi, dll.
Pengujian ini mempergunakan sifat kapiler benda cair yang dipergunakan adalah
cairan tidak kental dan mempunyai tegangan permukaan kecil, yang biasanya berwarna
sebagai penetrant. Material uji dicelup atau disemprot dengan cairan ini, karena sifat
kapilernya , maka cairan masuk kedalam retakan, celah atau pori-pori pada perukaan
material uji tersebut sampai ke bagian yang paling dalam.

Setelah permukaan dibersihkan dipakai detektor untuk menyerap penetran , sehingga


terlihat bekas yang jelas pada retakan, celah atu pori-pori. Pemeriksaan dengan penetran ini
dilakukan untuk cacat permukaan (cacat retak) dan dapat digunakan untuk material metal atau
non metal (keramik dan plastik). Sedangkan untuk cacat yang tidak sampai kepermukaan cara
ini tidak dapat dipakai :
1. Benda yang diperiksa permukaannya harus bersih terhadap segala macam kotoran, minyak,
olie, parafin dan lain sebagainya. Dimana kotoran-kotoran tersebut akan menutupi cacat yang
diperiksa
2. Benda yang diperiksa harus dalam keadaan kering dan tidak keropos(porous)
3. Jika permukaan benda dicat, maka hilangkan cat tersebut dengan kertas gosok.
III. Alat dan Bahan

1. Penetrant 5. Majun (Kain Pembersih)


2. Developer 6. Benda Kerja
3. Cleaner/Remover
4. Lampu Penerangan

IV. Langkah Kerja


Sebelum Praktikum
Memeriksa kelengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Saat Praktikum
1. Melakukan pembersihan pada permukaan benda (specimen uji) yang akan dilakukan
PT dengan menggunakan bahan maupun peralatan yang sesuai dengan kondisi
permukaan benda.
2. Melakukan pemberian penetrant pada permukaan yang akan dievaluasi kondisi
cacatnya dengan cara menyemprotkan penetrant secukupnya secara merata.
3. Membiarkan penetrant pada permukaan uji selama 10 menit.
4. Membersihkan penetrant dari permukaan benda uji dengan cara yang sesuai dengan
jenis penetrant yang digunakan. (dalam hal ini adalah jenis solvent base penetrant,
sehingga dapat langsung dibersihkan dengan menggunakan kain pembersih dan
cleaner/remover secukupnya bila perlu)
5. Memberikan waktu sebentar agar kemungkinan cleaner/remover yang ada dapat
mongering.
6. Menyemprotkan developer secara merata ke seluruh permukaan benda uji secukupnya
dan biarkan selama 10 menit.
7. Melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap semua indikasi yang ada.
Selesai Praktikum
1. Membersihkan permukaan benda uji dari bahan-bahan PT yang menemperl dengan
menggunakan majun maupun cleaner/remover bila perlu.
2. Membersihkan semua peralatan dan tempat praktek, menyimpan kembali alat dan bahan
yang telah digunakan.

V. Hasil Pengamatan
VI. Analisa Data
Non Destructive Test (NDT) metode penetrant test (PT) dapat mendeteksi cacat yang ada
di permukaan. Pada specimen uji yang kami test, maka diindikasi terdapat dua buah crack
dengan panjang kurang lebih sekitar 1 inchi dan 0,5 inchi. Dua buah crack ini terdapat di salah
satu permukaan. Dikarenakan keterbatasan waktu, maka kami hanya dapat menguji di satu
permukaan saja.
Dalam metode penetrant test ini semua langkah kerja tidak bisa diabaikan begitu saja dan
harus berurutan. Untuk menunjang keberhasilan suatu pengujian menggunakan uji penetrant
test, persiapan alat dan bahan harus lengkap. Selain itu, persiapan permukaan benda kerja juga
sangat perlu untuk diperhatikan, karena jika suatu benda kerja yang hendak dilakukan test uji
pentrant pada permukaanya masih terdapat kotoran seperti grease, oli, minyak dll, maka hal ini
akan mempengaruhi hasil uji penetrant.
Untuk jarak penyemprotan pun tidak bisa sembarangan yaitu sekitar 30 cm. Ketika
membersihkan penetrant dengan cleaner/remover tidak boleh disemprotkan secara langsung
karena dapat menghilangkan penetrant yang ada didalam cacat, tetapi disemprotkan kepada
majun/kain pembersih kemudian majun/kain pembersih itulah yang digun akan untuk
membersihkan penetrant pada specimen uji. Pembersihannya dilakukan secara searah agar
penetrant yang ada didalam cacat tidak terbawa. Dan perlu diperhatikan bahwa harus benar-
benar terlihat bersih tidak menimbulkan indikasi palsu. Pada penyemprotan developer pun
harus merata, agar semua cacat yang ada dapat diketahui.

VII. Kesimpulan
Non Destructive Test (NDT) metode penetrant test dapat mendeteksi cacat pada permukaan
berdasarkan kapilaritas yang dimana material yang akan di uji tidak berpori.
1. Prinsip yang digunakan = Sifat Kapilaritas
2. Material yang dapat dideteksi = Semua benda yang tidak berpori
3. Tempat cacat = Permukaan
4. Dimensi = Panjang indikasi cacat
5. Kecepatan menemukan cacat = Dapat dengan cepat terlihat

Anda mungkin juga menyukai