PENETRANT TEST
Oleh:
Fakultas Teknik
2019
I. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Memahami teknik inspeksi menggungakan metode penetrant test (PT)
2. Mampu memlakukan pendeteksian cacat permukaan/terbuka dengan metode PT.
II. Landasan Teori
Metode pengujian dengan penetran merupakan salah satu metode uji tidak merusak
(Non Destructive Test) pada suatu material dimana permukaanya tidak berpori. Pengujian
penetran ini dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau diskontinuitas yang terbuka
pada permukaan. Penggunaan uji penetran sangat luas, selain untuk memeriksa sambungan
las dan surface pada benda kerja, metode uji penetrant ini juga bisa untuk mendeteksi
kerusakan retakan yang terjadi pada komponen mesin seperti crank shaft, roda gigi, dll.
Pengujian ini mempergunakan sifat kapiler benda cair yang dipergunakan adalah
cairan tidak kental dan mempunyai tegangan permukaan kecil, yang biasanya berwarna
sebagai penetrant. Material uji dicelup atau disemprot dengan cairan ini, karena sifat
kapilernya , maka cairan masuk kedalam retakan, celah atau pori-pori pada perukaan
material uji tersebut sampai ke bagian yang paling dalam.
V. Hasil Pengamatan
VI. Analisa Data
Non Destructive Test (NDT) metode penetrant test (PT) dapat mendeteksi cacat yang ada
di permukaan. Pada specimen uji yang kami test, maka diindikasi terdapat dua buah crack
dengan panjang kurang lebih sekitar 1 inchi dan 0,5 inchi. Dua buah crack ini terdapat di salah
satu permukaan. Dikarenakan keterbatasan waktu, maka kami hanya dapat menguji di satu
permukaan saja.
Dalam metode penetrant test ini semua langkah kerja tidak bisa diabaikan begitu saja dan
harus berurutan. Untuk menunjang keberhasilan suatu pengujian menggunakan uji penetrant
test, persiapan alat dan bahan harus lengkap. Selain itu, persiapan permukaan benda kerja juga
sangat perlu untuk diperhatikan, karena jika suatu benda kerja yang hendak dilakukan test uji
pentrant pada permukaanya masih terdapat kotoran seperti grease, oli, minyak dll, maka hal ini
akan mempengaruhi hasil uji penetrant.
Untuk jarak penyemprotan pun tidak bisa sembarangan yaitu sekitar 30 cm. Ketika
membersihkan penetrant dengan cleaner/remover tidak boleh disemprotkan secara langsung
karena dapat menghilangkan penetrant yang ada didalam cacat, tetapi disemprotkan kepada
majun/kain pembersih kemudian majun/kain pembersih itulah yang digun akan untuk
membersihkan penetrant pada specimen uji. Pembersihannya dilakukan secara searah agar
penetrant yang ada didalam cacat tidak terbawa. Dan perlu diperhatikan bahwa harus benar-
benar terlihat bersih tidak menimbulkan indikasi palsu. Pada penyemprotan developer pun
harus merata, agar semua cacat yang ada dapat diketahui.
VII. Kesimpulan
Non Destructive Test (NDT) metode penetrant test dapat mendeteksi cacat pada permukaan
berdasarkan kapilaritas yang dimana material yang akan di uji tidak berpori.
1. Prinsip yang digunakan = Sifat Kapilaritas
2. Material yang dapat dideteksi = Semua benda yang tidak berpori
3. Tempat cacat = Permukaan
4. Dimensi = Panjang indikasi cacat
5. Kecepatan menemukan cacat = Dapat dengan cepat terlihat