Anda di halaman 1dari 3

Metode Step-Down

Beberapa organisasi menggunakan metode step-down (step-down method-yang juga disebut metode
alokasi step-down atau metode alokasi sekuensial (sequential alloation method) yang mengalokasikan
biaya departemen pendukung ke departemen pendukung lainnya dan ke departemen operasi secara
berurutan ehingga hanya mengakui sebagian jasa bersama yang diberikan di antara semua departmen
pendukung.

Metode ini mewajibkan penetapan urutan departmen pendukung agar alokasi stepdown dapat
dilanjutkan. Contohnya biaya departmen pemeliharaan pabrik dialokasikan pertama kali ke semua
departemen lainnya. Lalu akan dialokasikan biaya departmen pendukung sistem informasi tetapi hanya
kedua departmen operasi. Dengan urutan yang berbeda ini, menghasilkan alokasi biaya departmen
pendukung ke departmen operasi yang berbeda.

Bagan 15-4 menunjukkan sebesar $600.000 adalah nominal yang pertama dialokasikan. Pemeliharaan
Pabrik memberikan 20% jasanya ke Sistem Informasi, 30% ke Mesin, dan 50% perakitan. Karena itu,
biaya sebesar $120.000 telah dialokasikan ke Sistem ilahrmasi (20% dari $600.000), $180.000 ke Mesin
(30% dari $600.000), dan $300.000 darierakitan (50% dari $600.000), Biaya yang ditanggung Sistem
Informasi saat ni berjumlah $236.000: biaya Departemen Sistem Intormasi yang dianggarkan sehelum
setiap alokasi biaya antardepartemen sebesar $116.000, ditambah $120.000 dari alokasi biaya
Pemeliharaan Pabrik ke Departemen Sistem Informasi. Biaya scbesar $236.000 itu kemudian hanya
dialokasikan di antara dua departemen operasi berdasarkan proporsi jasa yang diberikan Departemen
Sistem Informasi ke Mesin dan Perakitan. Darii data yang ada di Bagan 15-2, Departemen Sistem
Intormasi memberikan 80% jasanya ke Mesin dan 10% ke Perakitan, sehingga biaya sebear $209.778
(8/9 x $236.000) dialokasikan ke Mesin dan $26.222 (1/9 x $236.000) dialokasikan ke Perakitan.

Menurut metode ini, setelah biaya departmen pendukung dialokasikan tidak ada biaya departmen
pendukung dari urutan selanjutnya yang akan dialokasi ke departmen itu. Maka metode ini tidak
mengakui total jasa yang diberikan departmen pendukung ke departmen lain.
Metode Resiprokal

Metode alokasi resiprokal ini mengalokasikan buaya departmen pendukung ke departmen operasi
dengan mengakui jasa yang diberikan di semua departemen pendukung. Contohnya saat departmen
pemeliharaan pabrik memelihara peralatan komputer di departemen sistem informasi dan departmen
sisyem informasi memberi dukungan database untuk pemeliharaan pabrik.

Total biaya Resiprokal tiap departmen pendukung yang lebih besar dari jumlah yang dianggarkan
memperlihatkan bahwa alokasi biaya pendukung dilakukan ke semua departemen yang menggunakan
jasanya. Dikarenakan metode ini mengakui semua keterkaitan diantara departemen pendukung.

Bagan 15-5 menunjukkan biaya pemeliharaan pabrik dialokasikan ke semua departenen lain. Termasuk
departemen pendukung sistem informasi (SI 20%, mesin 30% perakitan 50%). Biaya yang terjadi di
departemen sistem informasi $236.000 (116.000+120.000 dari alokasi tahap 1). Biaya $236.000 ini
dialokasikan ke departemen pendukung pemeliharaan pabrik yang mendukunh departemen sistem
informasi. Biaya pemeliharaan pabrik yang menurun jadi $0 kembali memiliki jumlah $23.600 dari
alokasi departemen sistem informasi. Biaya ini dialokasikan lagi ke departemen lain termasuk sistem
informasi yang rasionya sama seperti biaya pemeliharaan pabrik yg sudah dialokasikan sebelumnya. Lau
biaya departemen SI yang sudah berkurang $0 sekarang memiliki $4.720 dari alokasi departemen
pemeliharaan pabrik.

Tahapan ini berurutan hingga menghasilkan jumlah yang makin mengecil yang alan dialokasikan dan
dialokasikan lagi dari departenen pendukung hingga kembali ke departemen operasi.

Untuk mengimplementasikan metode Resiprokal ada 3 langkah:


1. Langkah 1 : Menyatakan biaya departmen pendukung dan hubungan Resiprokal departmen
pendukung dalam bentuk persamaan linear.
2. Langkah 2 : Menyelesaikan persamaan linear untuk mengimplementasikan total biaya
Resiprokal tiap departmen pendukung.
3. Langkah 3 : Mengalokasikan total biya Resiprokal tiap departmen pendukung ke semua
departmen lain berdasarkan persentase penggunaan.

Anda mungkin juga menyukai