Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) dijelaskan bahwa ASN adalah profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. ASN dituntut untuk memahami nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan profesinya. Nilai-
nilai dasar tersebut antara lain akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi. Kelima dasar tersebut memiliki peranan
penting demi menghasilkan pegawai ASN yang profesional , memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai dengan harapan dari pemerintah.
Pembentukan PNS yang berdasarkan pada nilai-nilai dasar tersebut
dilaksanakan melalui jalur pendidikan dan pelatihan dasar. Menurut
Peraturan LAN Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar CPNS dalam BAB I pasal 1 dijelaskan Pelatihan Dasar
CPNS adalah prendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang
dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepriadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelengggara pelayanan publik.

1
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan
sesuai tingkatan kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang ditetapkan.
UPTD Puskesmas Puhpelem merupakan salah satu dari 34
puskesmas di Kabupaten Wonogiri. Beberapa isu yang penulis temukan
di UPTD Puskesmas Puhpelem antara lain : belum optimalnya kunjungan
rumah untuk pasien hipertensi dengan tensi lebih dari 200/150 mmHg di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Puhpelem, belum optimalnya kepatuhan
minum obat untuk pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Puhpelem, kurangnya pengetahuan pasien tentang etika batuk di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Puhpelem, belum optimalnya pengembalian
dokumen RM setelah pemeriksaan dan input ke SIMPUS di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Puhpelem, belum optimalnya kehadiran lansia laki-laki
di posyandu lansia di wilayah UPTD Puskesmas Puhpelem. Berdasarkan
isu-isu yang ada, penulis menyeleksi dengan dua metode yaitu metode
APKL dan metode USG. Kemudian penulis mendapatkan satu isu yang
akan menjadi isu utama yaitu “kurangnya pengetahuan pasien tentang
etika batuk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Puhpelem”.
Berdasarkan pengalaman kerja penulis selama 5 bulan di
Puskesmas Puhpelem, masih sangat banyak pasien yang tidak menutup
mulut dan hidung saat batuk atau bersin. Bahkan saat diperiksa oleh
perawat atau dokter pasien tidak mengalingkan muka saat batuk. Dan
saat pasien diberi masker oleh petugas masih banyak yang tidak bisa
memakai masker dengan benar, bahkan ada beberapa yang dilepas lalu
dibawa pulang. Selain itu masih ada beberapa pasien yang
meninggalkan tisu yang digunakan untuk menutup mulut saat batuk
dikursi tempat tunggu pasien, dan pasien yang menutup mulut
menggunakan tangan tidak segera cuci tangan.

2
Batuk bukanlah suatu penyakit, batuk merupakan mekanisme
pertahanan tubuh didalam saluran pernafasan dan merupakan gejala
suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi ditenggorokan karena
adanya lender/slem, makanan, asap dan sebagainya. Sedangkan bersin
merupakan mekanisme pertahanan untuk mencegah masuknya zat asing
ke dalam tubuh. Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh
membran hidung ketika mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan
yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan
menolak bakteri tersebut. Bersin juga dapat timbul akibat adanya
peradangan benda asing, infeksi virus, atau reaksi alergi. Reaksi alergi
tersebut muncul karena paparan terhadap bahan alergen. Sebagai
sebuah institusi pelayanan kesehatan Puskesmas Puhpelem wajib
memberikan pengetahuan terhadap pencegahan dan pengendalian
terhadap infeksi yang termasuk didalamnya tentang kewaspadaan isolasi
terhadap transmisi udara dalam mencegah penularan penyakit yang
dapat menular melalui udara diantaranya pneumonia dan tuberculosis
(TBC).
Pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi tersebut harus
terus berjalan sehingga salah satu hal yang paling sederhana yang dapat
dilakukan dalam menangani penularan penyakit yang melalui udara
dengan cara memberikan informasi/penyuluhan mengenai etika batuk.
Dalam mendukung upaya memberikan informasi tentang etika batuk ke
pasien karena disekitar kita masih sering ditemui pasien tidak menutup
mulut dan hidung saat batuk, tidak memakai masker saat batuk, dan tidak
mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut.

B. Identifikasi Isu
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah
dalam rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS terdiri atas

3
identifikasi isu dan penetapan isu. Isu atau masalah ditemukan dari
adanya kondisi nyata yang terjadi di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Puhpelem Kabupaten Wonogiri dengan kondisi yang diharapkan.
Beberapa isu berikut ditemukan oleh penulis terkait dengan
manajemen ASN, Whole Of Government, dan pelayanan publik.

Tabel 1.1 identifikasi isu


Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Diharapkan

1. Belum Manajemen Data pasien Masyarakat rutin untuk


optimalnya ASN, hipertensi belum kontrol tensi, kader
kunjungan pelayanan lengkap, dan dan binwil memiliki
pasien publik banyak data pasien penderita
hipertensi masyarakat hipertensi
dengan tensi yang tidak peduli
lebih dari dengan tekanan
200/150 mmHg darahnya
di wilayah kerja
UPTD
Puskesma
Puhpelem

2. Belum Pelayanan Saat obat habis Adanya kesadaran


optimalnya publik, atau sudah tidak pasien penderita
kepatuhan Manajemen ada keluhan hipertensi untuk rutin
minum obat ASN pasien tidak minum obat dan rutin
untuk pasien datang lagi kontrol saat obat
hipertensi di untuk kontrol sudah habis
wilayah kerja
UPTD
Puskesmas
Puhpelem

3. Kurangnya Pelayanan Saat batuk Pasien menutup mulut


pengetahuan publik, pasien tidak saat batuk, dan mau
pasien tentang Manajemen menutup mulut, memakai masker yang
etika batuk di ASN dan tidak sudah disediakan

4
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Diharapkan

wilayah kerja menggunakan petugas


UPTD masker
Puskesmas
Puhpelem

4. Belum Manajemen Setelah Dokumen RM segera


optimalnya ASN pemeriksaan dikembalikan setelah
pengembalian pasien dan input pemeriksaan dan input
dokumen RM data ke SIMPUS data ke SIMPUS
setelah dokumen RM
pemeriksaan tidak segera
pasien dan input dikembalikan
ke SIMPUS di dan dibiarkan di
wilayah ruang pelayanan
Puskesmas
Puhpelem

5. Belum Pelayanan Hanya lansia Lansia laki-laki dan


optimalnya Publik, perempuan yang perempuan aktif dalam
kehadiran lansia datang saat posyandu lansia setiap
WOG
laki-laki di posyandu lansia bulannya di desa
wilayah UPTD masing-masing
Puskesmas
Puhpelem

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah


dipaparkan, perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu
mana yang merupakan prioritas yang kemudian diberikan solusi oleh
penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu yakni berupa :
a. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.

5
1) Aktual artinya isu yang sering terjadi atau dalam proses
kejadian sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak.
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

b. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)


Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu seberapa serius suatu isu harus
dibahas yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu seberapa besar
memburuknya isu tersebut jika tidak segera ditangani.
Penetapan core issue akan dijelaskan dalam table 1.2 tentang analisis
core issue, seperti di bawah ini :

Tabel 1.2 Analisis Core Issue dengan metode APKL dan USG
Sumber Kriteria A Kriteria B
Isu A P K L Ket U S G ∑ Peringkat
Isu
Manaje Belum
men optimalnya
ASN, kunjungan Memenuh
+ + + + i Syarat 3 3 3 9 IV
pelayana rumah bagi
n publik pasien
hipertensi

6
Sumber Kriteria A Kriteria B
Isu A P K L Ket US G ∑ Peringkat
Isu
dengan tensi
lebih dari
200/150 mmHg
di wilayah kerja
UPTD
Puskesmas
Puhpelem

Pelayan Belum
an optimalnya
publik, kepatuhan
Manaje minum obat
men untuk pasien + + + + Memenuh 3 4 3 10 III
ASN hipertensi di i Syarat
wilayah UPTD
Puskesmas
Puhpelem

Pelayan Kurangnya
an pengetahuan
publik, pasien tentang
Manaje etika batuk di Memenuh
men wilayah kerja + + + + i Syarat 5 5 5 15 I
ASN UPTD
Puskesmas
Puhpelem

Manaje Belum
men optimalnya
ASN pengembalian
dokumen RM
Tidak
setelah
+ + + - Memenuh - - - - -
pemeriksaan
i Syarat
pasien dan input
ke SIMPUS di
wilayah kerja
UPTD

7
Sumber Kriteria A Kriteria B
Isu A P K L Ket US G ∑ Peringkat
Isu
Puskesmas
Puhpelem

Pelayan Belum
an optimalnya
kehadiran lansia
Publik,
laki-laki di Memenuh
WOG wilayah kerja + + + + i Syarat 3 4 4 11 II
UPTD
Puskesmas
Puhpelem

Keterangan :
+ : memenuhi kriteria - : tidak memenuhi kriteria
1: sangat rendah, 2: rendah, 3: sedang, 4: tinggi, 5:sangat tinggi

Dari kelima isu tersebut, isu yang terpilih menjadi prioritas atau core
issue untuk diselesaikan adalah “Kurangnya pengetahuan paien tentang etika
batuk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Puhpelem”.

C. Dampak Jika Isu Tidak Segera Diselesaikan


Dampak yang terjadi jika isu “kurangnya pengetahuan pasien tentang
etika batuk di wilaha UPTD Puskesmas Puhpelem” tidak segera
diselesaikan antara lain:
1. Menurunkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Puhpelem
2. Terciptanya masyarakat yang tidak sehat
3. Penyebaran infeksi tidak terkendali

8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
rancangan aktualisasi ini adalah “Bagaimana cara meningkatkan
pengetahuan pasien tentang etika batuk yang dilandasi nilai-nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, komitmen Mutu, Anti
Korupsi) batuk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Puhpelem?”
E. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari pembuatan rancangan
aktualisasi ini yaitu :
1. Meningkatnya pengetahuan pasien tentang etika batuk di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Puhpelem
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dalam
setiap kegiatan yang dilakukan di wilayah kera UPTD Puskesmas
Puhpelem
F. Manfaat
Manfaat dari rancangan aktualisasi ini adalah :
1. Bagi Unit Kerja
a. Memberikan alternatif kegiatan yang mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ANEKA dalam menyelesaikan masalah yang
terjadi di unit kerja.
b. Memberikan manfaat dari aspek promotif untuk mendukung Visi
dan Misi UPTD Puskesmas Puhpelem.
2. Bagi Pasien
a. Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas
sebagai wujud aktualisasi nilai-nilai dasar ASN (ANEKA)
b. Mampu meningkatkan kesadaran pasien untuk menjaga
kesehatan
c. Mencegah komplikasi lebih lanjut bagi pasien

9
3. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Terinternalisasinya nilai-nilai dasar ASN sehingga mampu
menjadi PNS yang menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam
penyelenggaraan tugas sebagai Perawat Terampil di UPTD
Puskesmas Puhpelem.

10
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa
dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku ASN harus sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk
mempertahankan negara dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta
tanah air. Selain itu menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme
di dalam diri ASN. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada bangsa dan negara.
2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik
yang statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan
pengaruh pada pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan
lingkungan strategis ini bertujuan membekali peserta dengan
kemampuan memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis
sebagai wawasan strategis ASN. Dengan demikian, ASN dapat
memahami modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan
strategis, dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan dapat melakukan
analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan kemampuan berpikir
kritis. Melalui kemampuan- kemampuan yang dimiliki ASN tersebut

11
diharapkan ASN dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam
tindakan profesionalnya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan
negara. Dalam hal ini, setiap PNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai
bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara
yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan
jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki
kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa
memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD NKRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan latihan
dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
c. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;

12
f. Kegiatan ketangkasan dan permainan
B. Nilai Dasar PNS
Seorang ASN dituntut untuk selalu bersikap profesionalisme dan
menjadi ASN yang ideal dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
jabatan di instansi tempat bekerja. Fungsi dari keberadaan ASN adalah
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa. Tiga fungsi utama ASN harus dijalankan dengan
penuh rasa tanggung jawab sehingga seorang ASN harus menerapkan
nilai-nilai dasar ASN. Adapun nilai-nilai dasar ASN adalah
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu keharusan yang wajib untuk
dipertanggung jawabkan sehingga dalam melakkukan tugas pokok
dan fungsi jabatannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Tercapainya akuntabilitas dapat meningkatkan rasa percaya
masyarakat pada ASN. Tercapainya akuntabilitas dapat terwujud
dengan terpenuhinyaindikator-indikator kepemimpinan, transparansi,
integritas, tanggung jawab, keadilan, kejelasan, keseimbangan,
konsistensi, dan kepercayaan. Indikator tersebut dapat diperjelas
sebagai berikut :
a. Kepemimpinan
Harus bisa memberikan contoh yang baik untuk dijadikan
panutan dalam menjalankan pekerjaan. Komitmrn yang tinggi
dalam bekerja akan membawa dampak yang baik bagi siapapun.
b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan, laporan dan kebijakan
sehingga publik bisa mengakses atau masyarakat mudah
mendapatkan informasi.
c. Integritas
Konsisten untuk selalu menjunjung tinggi hukum dan wajib
mematuhi hukum yang berlaku.

13
d. Tanggungjawab
Segala tindakan yang dilakukan baik individu atau instansi
harus sesuai dengan norma hukum yang berlaku sehingga
tindakan tidak menyalahi aturan.
e. Keadilan
Merupakan landasan yang utama pada akuntabilitas yang
perlu dipelihara demi kepercayaan dan kredibilitas masyarakat
pada setiap individu atau instansi.
f. Kejelasan
Rencana progam, pelaksanaan program, hasil pelaksanaan
program harus jelas arah tujuan dan manfaatnya sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
g. Keseimbangan
Keseimbangan kewenangan, harapan dan kapasitas yang
ingin dicapai sangat dibutuhkan demi terciptanya akuntabilitas di
tempat kerja.
h. Konsistensi
Stabil dalam melakukan pekerjaan, pembuatan kebijakan
dan prosedur di instansi akan menciptakan lingkungan kerja yang
konsisten dan akuntabel.
i. Kepercayaan
Melakukan semua dengan penuh rasa keadilan karena
dengan keadilan akan menumbuhkan rasa kepercayaan yang kuat
sehingga program yang dilakukan akan berjalan dengan optimal.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan satu pandangan atau paham yang
menciptakan rasa cinta dan ingin mempertahankan kedaulatan bangsa
dan negara dari semua gangguan, baik dari dalam negeri dan luar
negeri. Seseorang yang memiliki jiwa nasionalisme kuat akan selalu
meninggikan bangsanya sendiri secara wajar. Seorang ASN yang

14
berjiwa nasionalisme kuat maka akan selalu mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Nasionalisme didasari dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila yang terdapat di dalam Pancasila. Seorang ASN harus
memahami sila demi sila. Indikator atau tolak ukur nilai-nilai
nasionalisme ada 5 (lima) nilai dasar, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia memiliki keyakinan yang sangat besar dan
mendalam terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap;
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa;
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing;
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,

15
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya;
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8) Berani membela kebenaran dan keadilan;
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia;
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan;
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan;
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia;
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social;
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika;
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

16
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan;
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah;
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama;
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

17
4) Menghormati hak orang lain
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum
9) Suka bekerja keras
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggungjawab pelayanan publik. Etika berfungsi sebagai
ukuran baik/buruk, benar/salah serta wajar dantidak wajar; etika
merupakan landasan bertindak dalam sebuah kehidupan kolektif yang
professional; menjalankan visi misi instansi serta untuk menjaga citra
positif instansi.
Kode etik adalah aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-
hal prinsip dalam bentuk ketentuan yang tertulis. Contoh kode etik
seorang ASN adalah menjalankan tugas dengan jujur, tanggungjawab
dan integritas tinggi; melakukan tugas dengan cermat dan disiplin;

18
mentaati semua peraturan yang berlaku serta memegang teguh
rahasia jabatan maupun rahasia negara. Nilai-nilai dasar yang tertuang
dalam etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN
adalah sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memeliharan dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan pelayanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan
publik yang berorintasi pada hasil. Komitmen mutu juga merupakan
tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja
yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik sehingga memberikan tingkat kepuasan yang tinggi.
Indikator dari nilai-nilai komitmen mutu terdapat 5 nilai dasar, yaitu :

19
a. Profesionalisme
Kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara
baik dan benar dan juga komitmen untuk menjaga kualitas
pelayanan yang prima.
b. Efektivitas
Memilih cara yang paling tepat dari berbagai alternatife cara
sehingga pencapaian tujuan sangat optimal dan tepat sasaran
berhasil guna.
c. Efisien
Dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa adanya
pemborosan sumber daya dan juga dapat menghemat waktu untuk
tercapainya tujuan.
d. Inovasi
Suatu gagasan yang baru atau mengembangkan sumber
daya yang pernah ada sehingga memiliki manfaat yang lebih.

e. Orientasi mutu
Mutu merupakan tolak ukur standar dari sebuah organisasi.
Berorientasi pada mutu dengan menjalankan pekerjaan sesuai
dengan prosedur yang telah di tetapkan dan pelayan prima dapat
meningkatkan kepuasan publik atas layanan suatu organisasi.
5. Anti Korupsi
Korupsi dikatakan sebagai kejahatan yang luar biasa karena
dampaknya yang luar biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan
dalam ranah pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan
yang lebih luas lagi. Korupsi merupakan tindakan pejabat publik, baik
politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar menyalahgunakan kepercayaan
publik sehingga merugikan banyak pihak. Kelompok tindak pidana
korupsi ada 7 (tujuh), yaitu :

20
a. Gratifikasi;
b. Suap-menyuap;
c. Kerugian uang negara;
d. Pemerasan;
e. Perbuatan curang;
f. Penggelapan dalam jabatan;
g. Benturan kepentingan dalam pengadaan.
Nilai-nilai dasar anti korupsi ada 9 (Sembilan). Nilai-nilai tersebut
telah ditetapkan oleh para ahli. Nilai-nilai dasar yang tercantum dalam
anti korupsi, antara lain :
a. Jujur
Suatu perilaku yang mencerminkan adanya kesesuaian
antara hati, perkataan dan perbuatan. Kejujuran bisa menjadikan
landasan utama seseorang agar tidak berbuat curang.
b. Peduli
Sebuah nilai dasar dan sikapSS memperhatikan serta
bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan disekitarnya. Sikap
peduli sangat penting dalam melakukan pelayanan publik karena
masyarakat merasa diperhatikan.
c. Mandiri
Tidak tergantung pada orang lain dalam mengerjakan tugas
pokok dan fungsi jabatannya.
d. Disiplin
Sikap patuh terhadap semua peraturan sehingga seorang
yang berpegang teguh pada kedisiplinan tidak akan terjerumus
dalam sifat pemalas atau melanggar aturan yang berlaku.
e. Tanggungjawab
Segala tindakan yang dilakukan baik individu atau instansi
harus sesuai dengan norma hukum yang berlaku sehingga
tindakan tidak menyalahi aturan.

21
f. Kerja keras
Beretos kerja tinggi dan selalu berupaya meningkatkan
kualitas kinerjanya. Teguh dan pantang mundur dalam melakukan
suatu pekerjaan.
g. Sederhana
Gaya hidup minimalis tidak melakukan pemborosan
(berlebihan) sehingga dalam memenuhi kebutuhan disesuaikan
dengan keperluannya.
h. Berani
Suatu sikap kebenaran dengan hati yang mantap dan rasa
percaya tinggi yang besar dalam menghadapi segala hal. Sikap
berani bisa dicontohkan dengan berani membela kebenaran, berani
mengajui kesalahan dan berani untuk bertanggungjawab atas apa
yang dilakukan.
i. Adil
Sikap tidak membeda-bedakan sehingga bisa
memperlakukan seseorang sesuai dengan hak dan kewajibannya.

C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


Kedudukan dan peranan pegawai dalam setiap organisasi
pemerintahan sangatlah menentukan, sebab Aparatur Sipil Negara
merupakan tulang punggung pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Dalam rangka memberikan Pelayanan yang
profesional, jujur adil dan merata maka dibutuhkan juga Sumber Daya
Manusia Aparatur Pemerintah yang berkualitas dan mempunyai
kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara,
abdi negara, serta abdi masyarakat. Sedangkan Sumber Daya Manusia
dapat dikatakan berkualitas ketika mereka memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangan
yang diberikan kepadanya.

22
Kedudukan ASN dalam NKRI tertuang sebagai berikut :
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara;
2. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yg ditetapkan oleh Pimpinan
Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan Intervensi
semua Golongan dan Parpol;
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik;
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Pasal 12 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas pemerintahan dan
penyelenggaraan pembangunan tugas umum nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Setiap tindakan yang dilakukan ASN ada konsekuensi
tersendiri, konsekuensi tersebut bisa berupa penghargaan maupun
sanksi kepada ASN yang bersangkutan. Peraturan pemerintah Nomor
53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang
kewajiban selaku PNS sebagai berikut :
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;

23
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen
PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk

24
menduduki suatu jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk
pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2014).
2. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu,
WoG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
dengan menunjuk sejumlah kelembagaan yang terkait urusan-urusan
yang relevan (Suwarno & Sejati, 2019).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,

25
selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG;
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan;
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa
publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh
sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-
excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara
kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya
menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non

26
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan Publik yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi;
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara;
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan
datang;
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.

D. Etika Batuk
Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara
enutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengkan baju, sehingga
bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain. Etika
batuk diperuntukkan bagi anda yang sedang mengalami batuk atau
bersin. Seperti yang kita ketahui bahwa saat batuk atau bersin maka kita
dapat menyebarkan kuman dalam jumlah ribuan hingga jutaan ke udara
dan disaat yang sama orang yang berada disekitar kita menghirup udara
yang sudah mengandung kuman akibat dari batuk maupun bersin. Oleh
sebab itu untuk mneghindari hal ini etika batuk merupakan hal yang harus
ditetapkan pada kehidupan sehari-hari.
Batuk adalah reaksi yang terjadi apabila sel-sel pada saluran udara
di belakang kerongkongan teriritasi. Apabila terdapat iritan pada paru-
paru, reaksi alami tubuh adalah batuk untuk mengeluarkan iritan.
Penyebab batuk yaitu :
1. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran
pernafasan. Misalnya flu, bronchitis dan penyakit yang cukup serius
meskipun jarang, misalnya pneumonia, TBC, kanker paru.

27
2. Alergi
a) Masuknya benda asing secara tidak sengaja didalam saluran
pernafasan misalnya debu, asap makanan, cairan
b) Mengairnya cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke
saluran pernafasan. Misalnya rinitis, alergi, batuk pilek.
c) Penyempitan pada saluran pernafasan, misalnya asma
Sering kali pada saat batuk kita mengabaikan etika batuk, sehingga
menyebabkan virus yang dikeluarkan saat batuk dapat menyebar dan
terhirup oleh orang lain. Berikut beberapa kebiasaan batuk yang salah
dan sering dilakukan
1. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin ditempat umum
2. Tidak mencuci tangan saat digunakan untuk menutup mulut atau
hidung saat batuk
3. Membuang ludah atau batuk disembarang tempat
4. Membuang atau meletakkan tissue yang telah digunakan
disembarang tempat
5. Tidak menggunakan masker saat batuk atau flu
Seperti hal lainnya, batuk juga memiliki etika. Banyak orang yang
salah langkah saat mengalami batuk, kebanyakan malah menutup mulut
dan hidungnya dengan telapak tangan, meskipun tujuannya baik namun
hal ini belum tentu benar, karena kuman dapat berpindah ke tangan dan
menyebar tanpa kita sadari melalui sentuhan atau bersalaman. Etika
batuk yang benar yaitu :
1. Tutup mulut dan hidung menggunakan tissue atau lengan baju anda
bila batuk
2. Buang tissue yang sudah digunakan ke tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol
4. Saat anda batuk gunakan masker agar orang lain tidak tertular

28
5. Tidak meletakkan masker bekas dipakai pada leher karena bisa
menyebar kembali virus dan bakteri ketika digunakna kembali

29
BAB III
DESKRIPSI UNIT ORGANISASI

A. Profil Organisasi
1. Dasar hukum pembentukan organisasi

Gambar 3.1 UPTD Puskesmas Puhpelem


Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek penting
dalam pembangunan nasional secara menyeluruh. Pembangunan di
bidang kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh berbagai aspek,
seperti pendidikan, sosial budaya, demografi dan geografis,
perkembangan lingkungan fisik dan biologik, maupun aspek-aspek yang
lain.
Dari aspek global, dengan adanya Sustainable Development Goals
(SDG’s) mensyaratkan pencapaian-pencapaian tertentu pada tahun
2030, maka hal ini menjadi target sekaligus tantangan hal yang harus
dicapai negara pada tahun 2030. Target-target ini kemudian diturunkan
ke tingkat provinsi, yang selanjutnya diteruskan ke tingkat kabupaten
maupun kota. Pentingnya pencapaian SDG’s ini diindikasikan dengan
keluarnya Peraturan Presiden No. 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang didalamnya

30
menyebutkan bahwa pengambil kebijakan untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-
masing, dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan
yang berkeadilan, yang salah satunya adalah program Pencapaian
Tujuan Pembangunan Millenium. Dalam MDG’s, terdapat 8 (delapan)
tujuan utama, yang 5 (lima) diantaranya berhubungan baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan bidang kesehatan.
Sejalan dengan MDG’s dan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010,
Pemerintah Kabupaten Wonogiri mengeluarkan Peraturan Bupati No. 9
tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan di Kabupaten Wonogiri, mengamanatkan pencapaian SPM
tahun 2019 ditetapkan minimal berdasarkan target yang termuat dalam
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Dalam rangka mendukung program MDG’s di Indonesia,
Kementerian Kesehatan mengeluarkan Program Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK), yang pelaksanaannya diutamakan untuk kegiatan
promotif dan preventif. Program BOK yang telah digulirkan Kementerian
Kesehatan mulai 2010 diharapkan membawa peningkatan capaian
kinerja daerah, terutama dukungan terhadap capaian MDG’s di
Kabupaten Wonogiri.
Desentralisasi bidang kesehatan yang telah disusun pada bulan
Januari 2001 dikembangkan menjadi langkah strategis untuk
menyelesaikan berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi pusat
dan daerah. Oleh karena itu perlu adanya peraturan untuk mendukung
pelaksanaan desentralisasi dan berbagai pedoman teknis.
Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
yang mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan
daerah mengandung konsekuensi bahwa masing-masing daerah harus

31
memiliki sistem kesehatan tersendiri, termasuk dukungan dalam
menyusun sistem informasinya. Kualitas Sistem Informasi Kesehatan
Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari sistem-sistem informasi
kesehatan (SIK) provinsi. Dan untuk memperoleh sistem kesehatan
provinsi yang akurat, maka diperlukan pemantapan sistem informasi
kabupaten/kota. Begitu pula dengan UU No. 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik, dimana pada pasal 2 ayat (1)
menyebutkan bahwa Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat
diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik. Hal ini menyiratkan
bahwa instansi yang berwenang wajib menyediakan data dan informasi
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Demikian pula pada ayat (3),
disebutkan bahwa setiap informasi publik harus dapat diperoleh setiap
pemohon informasi publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan,
dan cara sederhana. Sehingga dalam penyediaan ini dibutuhkan suatu
sistem yang mendukung penyediaan informasi, terutama di bidang
kesehatan. Menjembatani apa yang menjadi amanat dalam peraturan
regulasi tersebut, maka dibentuklah suatu sistem informasi kesehatan
(SIK) di tingkat kabupaten.Sistem Informasi Kesehatan tingkat Kabupaten
merupakan generalisasi dari Sistem Informasi Kesehatan di Tingkat
Puskesmas.
2. Visi, Misi, Motto, dan Tata Nilai Organisasi
b. Visi
UPTD Puskesmas Puhpelem yang ingin dicapai adalah : “Puhpelem
Sehat 2020.“ Sesuai dengan visi, tugas pokok, fungsi, dan kewenangan,
maka UPTD Puskesmas Puhpelem berfungsi sebagai motor penggerak
dalam pembangunan di bidang kesehatan di wilayah binaan puskesmas.
Dalam usaha pencapaian visi tersebut, maka dirumuskan langkah-
langkah utama dalam bentuk misi.

32
c. Misi
Dalam usaha mewujudkan visi yang telah ditentukan, maka
dirumuskan misi yang diemban, yaitu :
1. Menggerakkan Pembangunan Kecamatan yang Berwawasan
Kesehatan
2. Mendorong Kemandirian Masyarakat dan Keluarga Untuk Hidup
Sehat
3. Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang
Bermutu Merata dan Terjangkau
4. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Individu Keluarga,
Masyarakat Beserta Lingkungan
d. Moto organisasi
“SEHAT, BAHAGIA, SEJAHTERA”
Kami Melayani Dengan CTPS yaitu Cepat, Tepat, Profesional,
Sepenuh hati
e. Tata nilai/budaya kerja organisasi
Puskesmas Puhpelem memiliki tata nilai/budaya kerja dengan
akronim “TRESNO”, yang merupakan kepanjangan dari :
1. TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab terhadap pekerjaan
2. RAMAH
Ramah dalam memberikan pelayanan
3. EMPATI
Memiliki rasa kepedulian terhadap klien
4. SENYUM
Melayani dengan senyum
5. NYAMAN
Memberikan suasana nyaman dalam pelayanan
6. OPTIMIS
Optimis dalam menghadapi setiap permasalahan

33
3.2 Struktur organisasi dan job deskripsinya

STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA PUSKESMAS

dr. Arif Wibowo, MPH


TIM MUTU PLT KASUBBAG TU

Harno, AMKL Ratri Diyah, AMG. GZ

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN KEUANGAN RUMAH


PENANGGUNG PENANGGUNG PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB
PUSKESMAS TANGGA
JAWAB PELAYANAN JAWAB PELAYANAN PELAYANAN UKP PELAYANAN JARINGAN 1.SDM 1.BEND.PENERIMA
UKM INDAYANI, UKM KEFARMASIAN & LAB HADI SUKAMTO,S.Kep
Amd.Keb PENGEMBANGAN 1.SIK ( Ratri D R, AMG) PEMBANTU 1.KEAMANAN
( Pramono HN, Amk ) ( Sujadi, S.Kep )
UKM ESSENSIAL UKM dr. INGGIT WULAN SARI
1.PELY.KESEHATAN 1.PUSKESMAS PEMBANTU
TUTIK F,S.Kep -
PENGEMBANGAN UMUM (Sujadi, S.Kep,. - Giriharjo: Sri Sayekti
2..SIMPUS 2.Pengadministra 2.BEND.PENGELUA
1.PELY.PROMKES Ns) - Tengger : Mini wulandari 2.KEBERSIHAN
(Umi Latifah, Amd. si RAN PEMBANTU
(Indayani, Amd.Keb 1..PELAYANAN - Golo : Pramono Hari
Farm ( Ratri D R, AMG) ( Sartini, Amk ) (M Jamaludin)
Anindya Priska, S.KM) 2.PELY.KESH GIGI & - Sukorejo : Indayani
KESH LANSIA
( Mamik, A.md, MULUT ( Zainal Abidin, - Nguneng : Maamik SM 3.TRANSPORT
2.PELY.KESLING 3. PCARE 3.BENDAHARA BOK
Keb AMKG ) ASI
( Harno, AMKL) (Mini Wulandari, ( Suprapti, Amd.
2. BIDAN DESA / PKD
S.Kep) Keb )
3.PELY.KIA,KB BERSIFAT 3.PELY.KIA/KB BERSIFAT -Watusomo : Sudarsih -
UKM UKP ( Sri Suharni, -PKD Puhpelem : Retno
4. Rekam Medis 4.BENDAHARA JKN
( Sri Sayekti, A.md. Keb ) A.Md.Keb ) - PKD Nguneng : Mamik 4.LISTRIK, AIR
( Ika H, Amk ) ( Edi Sumarjoko,
- PKD Tengger : Tri Wahyni S.Kep, NS ) dan TELPON
4.PELY.GIZI BERSIFAT 4.PELY.GAWAT DARURAT - PKD Golo : Suprapti ( M Jamaludin
UKM ( Edi Sumarjoko, - PKD Sukorejo : Indayani 5. KASIR )
( Ratri Diyah R, AMG )
S.Kep.,Ns) ( Nunung K, Amk )
5.PELAYANAN P2P 3. PUSKESMAS KELILING 5.KASIR
5.PELY.GIZI YG BERSIFAT ( Sri Basuki Rahayu ) ( Babar DP )
( Joko Waskito, S.Kep)
UKP ( Ratri Diyah R, AMG)
6. PELY. KESMAS 4.JEJARING FASILITAS PELY. )
( Ati Zulaihah, 6.PELY.KEFARMASIAN KESEHATAN
A.Md.Kep) ( Umi Latifah, Amd. Farms ( Sartini ) 3.PCARE

7.PELY.LABORATORIUM (Luchi DH )
( Santi Puwaningtyas, 34
Amd )

( Herni P ) 8.PELY. PENDAFTARAN


( Ira Sarmanti )
6.PELY.PERAWATAN
Job deskripsi
1. Kepala Puskesmas
Bertugas sebagai manager Puskesmas, Pelaksana Medis Tekhnis,
dan Konsultan Medis.
2. PJ UKM
a. Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan UKM Puskesmas
b. Memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan UKM Puskesmas
c. Membina kerjasama antar pelaksana program UKM
d. Melakukan supervise dan pembinaan dalam pelaksanaan program
UKM
e. Mengadakan koordinasi dengan camat dan lintas sector dalam
pembangunan kesehatan di wilayah kerja
f. menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam
peningkatan derajad kesehatan
g. menyusun perencanaan kegiatan UKM di Puskesmas
h. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan UKM Puskesmas
3. PJ UKP, KEFARMASIAN DAN LAB
Bertugas membawahi dan mengkoordinasi kegiatan BP Umum, BP
Gigi dan Mulut, Pelayanan KIA-KB, Pelayanan Kefarmasian, Pelayanan
Gizi, Pelayanan Persalinan, Laboratorium dan Imuninasi.
4. PJ pelayanan jaringan dan jejaring
Bertugas membawahi dan mengkoordinasi kegiatan: PUSTU,
Puskesmas Keliling, Bidan Desa, Jejaring Fasilitas pelayanan kesehatan
(JFPK)
5. KASUBAG TU
Bertugas membawahi dan mengkoordinasi kegiatan: SP2TP,
Bendahara, Administrasi dan Pelaporan loket, Kepegawaian, pengelolaan
barang dan Inventaris kantor.

35
6. PJ Promosi Kesehatan Masyarakat
a. Melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat serta dilandasi semangat kemitraan
b. Melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam berbagai
bentuk dan saluran komunikasi
c. Membuat rancancanan media, baik media cetak, elektronik maupun
media luar
d. Melakukan pengkajian/ penelitian perilaku masyarakat yang
berhubungan dengan kesehatan
e. Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku
masyarakat yang mendukung kesehatan
B. Keadaan Geografi
Puskesmas Puhpelem adalah salah satu Puskesmas diantara 34
Puskesmas yang berada di Kecamatan Puhpelem yang membawahi 5
desa dan 1 kelurahan. Dengan batas-batas wilayah kerja puskesmas
puhpelem sebagai berikut :
Sebelah Barat kecamatan Puhpelem
Sebelah Selatan kecamatan Purwantoro
Sebelah Timur kecamatan Sampung Ponorogo
Sebelah Utara kecamatan Poncol Magetan
Luas wilayah
Luas wilayah kerja : 3161,55 ha
Terdiri dari : sawah ; 363,95 ha
Kering ; 2797,6 ha
Dengan ketinggian rata-rata 435 m dari permukaan laut

36
Peta Wilayah Puskesmas Puhpelem

Gambar 3.3 Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puhpelem

Berdasarkan Kantor Catatan Sipil Kabupaten Wonogiri Tahun


2018, menunjukan bahwa daerah binaan UPTD Puskesmas Puhpelem
memiliki luas wilayah sebesar 3161,55 ha.UPTD Puskesmas Puhpelem
membawahi 6 daerah binaan yang terdiri dari 1 Kalurahan dan 5 desa
binaan yaitu Kalurahan Giriharjo, Desa Puhpelem, Desa Nguneng, Desa
Tengger, Desa Sukorejo, Desa Golo. Keterjangkauan pelayanan
kesehatan tahun 2018 :
- Kelurahan Giriharjo : 3 km
- Desa Puhpelem : 1 km
- Desa Nguneng : 6 km
- Desa Tengger : 6 km
- Desa Sukorejo : 7 km
- Desa Golo : 10 km

37
C. Keadaan Demografi
Kepadatan Penduduk
Tabel 3.1.Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Puhpelem Tahun 2018
LUAS JML RATA-RATA KEPADATAN
JML JML
NO DESA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
DUSUN PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km2
1 2 3 4 7 8 9 10

1 PUHPELEM 3.9 4 4.130 1203 3,43 105,90

2 GIRIHARJO 3.7 4 4.225 928 4,55 114,19

3 NGUNENG 5.9 5 3.370 993 3,39 57,12

4 TENGGER 4.2 4 3.016 1316 2,29 71,81

5 SUKOREJO 5.5 5 3.900 1045 3,73 70,91

6 GOLO 6.6 4 3.021 2,35 45,77


1.285

JUMLAH
29.8 26 21662 6770 3,20 73
(KECAMATAN)
Sumber : Sistem Informasi Kependudukan Kecamatan Puhpelem 2018
Dari tabel di atas nampak bahwa :
- Jumlah penduduk terbesar : Kelurahan Giriharjo
- Jumlah penduduk terkecil : Desa Tengger
- Kepadatan tertinggi : Kelurahan Giriharjo
- Kepadatan terendah :Desa Golo
- Wilayah terluas :Desa Golo
- Wilayah tersempit :Kelurahan Giriharjo

D. Keadaan Sosial Ekonomi


Berdasarkaan sumber dinas kependudukan dan catatan sipil
kabupaten wonogiri mayoritas penduduk di wilayah UPTD Puskesmas
Puhpelem mempunyai pekerjaan petani, dengan status ekonomi menengah

38
kebawah. Di wilayah Puskesmas di setiap desa sudah tersedia layanan
kesehatan seperti Pustu dan PKD.

E. Tingkat Pendidikan
Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan di Wilayah UPTD Puskesmas Puhpelem
Tahun 2018
No Sekolah Jumlah

1 S-3 -
2 S-2 -
3 S-1/D-4 176
4 D-3 70
5 D2/D1 56
6 SLTA 1259
7 SMP 4480
8 SD 9549
9 TIDAK TAMAT SEKOLAH 2709
10 BELUM SEKOLAH 3363
Sumber :Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Wonogiri Tahun
2018

39
F. Role Model

Tri Rismaharini, nama yang sudah


tidak asing bagi masyarakat Indonesia
apalagi warga Surabaya. Beliau
merupakan Walikota wanita pertama
di Kota Surabaya. Ibu Tri Rismaharini
merupakan pemimpin yang berulang
kali masuk dalam daftar pemimpin
terbaik dunia, berbagai penghargaan
Gambar 3.4 Role Model
beliau dapat selama menjabat sebagai
Tri Rismaharini
walikota di Surabaya atas keberhasilannya membawa Kota
Surabaya menjadi kota metropolitan yang penuh polusi, panas
menjadi kota yang ramah lingkungan. Penulis mengidolakan Ibu
Tri Rismaharini, karena beliau mempunyai nilai-nilai dasar ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme. Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi) yang wajin ditiru dan diterapkan. Nilai-nilai tersebut yaitu
1) Akuntabilitas : Sebagai walikota Bu Risma bertanggung jawab
memberikan pelayanan yang optimal kepada warga Surabaya. 2)
Nasionalisme : sebagai walikota BU Risma tidak membedakan-
bedakan agama, ras, suku dan budaya dalam melayani
masyarakat (sila ke-5). 3) Etika Publik : Bu Risma menjalankan
tugas dan dapat mempertanggungjawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik. 4) Komitmen Mutu : Bu Risma bertindak
secara profesional sesuai dengan profesi yang dijawabnya dalam
menjaga kualitas pelayanan. 5) Bu Risma selalu bekerja keras
dalam meningkatkan pelayanan bagi masyarakat untuk
memajukan Kota Surabaya.
Di tahun 2013 , Walikota Surabaya Tri Rismaharini
mengantarkan Kota Surabaya meraih dua penghargaan untuk

40
kategori Kesehatan Ibu dan Anak serta kategori pendidikan.
Penghargaan ini merupakan wujud apresiasi kepada program-
program pembangunan terbaik untuk mencapai Millenium
Development Goals. Program yang diusung dalam kategori
Kesehatan Ibu dan Anak adalah “Pembentukan Kelopok KB Pria
Vasektomi” untuk meningkatkan jumlah pemakaian alat
kontrasepsi atau vasektomi, serta meningkaatkan kesehatan ibu.

41
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai
ANEKA
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Puhpelem

Identifikasi : 1. Belum optimalnya kunjungan rumah untuk


isu pasien hipertensi dengan tensi lebih dari
200/150 mmHg di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Puhpelem
2. Belum optimalnya kepatuhan minum obat
untuk pasien hipertensi di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Puhpelem
3. Kurangnya pengetahuan pasien tentang
etika batuk di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Puhpelem
4. Belum optimalnya pengembalian dokumen
RM setelah pemeriksaan pasien dan input ke
SIMPUS di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Puhpelem
5. Belum optimalnya kehadiran lansia laki-laki
di posyandu lansia di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Puhpelem.

Isu yang : Kurangnya pengetahuan pasien tentang etika


diambil batuk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Puhpelem

42
Gagasan : 1. Melakukan pemutaran video tentang etika
penyelesaian batuk
isu 2. Mendemonstrasikan cara pemakaian APD
(masker)
3. Membuat lembar monitoring pembagian
masker di setiap bagian pelayanan
(pendaftaran, BP Umum dan Ruang TB)
4. Monitoring ketersediaan masker dikotak setiap
pagi sebelum mulai pelayanan
5. Membuat banner standing tentang etika batuk

43
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
N Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai-Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi, Nilai
o Dasar ASN (ANEKA)
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Memutar Pasien memahami cara Etika Publik : Penyebaran Kegiatan ini
video etika etika batuk yang baik dan Mengkonsultasikan kegiatan dengan media promosi sesuai dengan
batuk benar. Untuk tercapainya mentor/kepala puskesmas menggunakan kesehatan beberapa nilai-
tujuan tersebut langkah bahasa yang sopan dan santun (Sopan berkontribusi nilai yang ada
yang akan saya lakukan Santun) untuk mencapai di UPTD
yaitu : visi “Puhpelem Puskesmas
1. Berkonsultasi 1. Izin dan arahan mentor Nasionalisme : sehat 2020” Puhpelem,
dengan Kepala Berkoordinasi dengan pegawai yang lain dan misi ke-1 yaitu : Ramah
Puskesmas tentang tentang rencana pemutaran video dari UPTD dan Senyum
pemutaran video (Musyawarah Sila ke-4) Puskesmas (berkonsultasi
etika batuk Puhpelem dengan kepala
Komitmen mutu : Kabupaten puskesmas
2. Berkoordinasi 2. Adanya dukungan dari Memilih salah satu cara promosi kesehatan Wonogiri yaitu: menggunakan
dengan pegawai pegawai yang lain yaitu pemutaran video tentang etika batuk di Menggerakkan bahasa yang
puskesmas tentang ruang pendaftaran (Efisiensi) pembangunan sopan dan
rencana pemutaran kecamatan yang santun).
video etika batuk Akuntabilitas : berwawasan
Sebagai perawat saya berkewajiban kesehatan
3. Mencari video 3. Tersedianya video etika memberikan informasi kesehatan terhadap
tentang etika batuk batuk yang menarik dan pasien (Tanggung Jawab)
mudah dipahami
Anti Korupsi :
4. Pemasangan flash 4. Terpasangnya flash Semua pasien dapat melihat video tentang
disk video etika batuk disk video etika batuk etika batuk (Adil)
ditv bagian pada tv pendaftaran
pendaftaran

5. Pemutaran video 5. Video etika batuk


etika batuk terputar

6. Evaluasi pemahaman 6. Terevaluasinya


pasien tentang etika pemutaran video etika
batuk batuk
2. Demonstrasi Pasien memahami cara Etika Publik “ Demonstrasi Kegiatan ini
cara memakai masker. Untuk Berkonsultasi dengan mentor/kepala cara pemakaian sesuai dengan
pemakaian tercapainya tujuan puskesmas menggunakan bahasa yang baik masker salah satu
masker tersebut langkah yang (Sopan santun) berkontribusi nilai-nilai yang
44
Kontribusi Penguatan
N Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai-Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi, Nilai
o Dasar ASN (ANEKA)
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
akan saya lakukan yaitu : untuk mencapai ada di UPTD
1. Berkonsultasi dengan 1. Izin dan arahan mentor Nasionalisme : visi “Puhpelem Puskesmas
Kepala Puskesmas Bekoordinasi dengan teman sejawat dalam Sehat 2020” dan Puhpelem
tentang rencana mencari waktu untuk melakukan demonstrasi misi ke-4 dari yaitu : Empati
kegiatan demonstrasi (Musyawar sila ke-4) UPTD (peduli dengan
cara pemakaian Puskesmas pengetahuan
masker Komitmen mutu : Puhpelem dan kesehatan
Mengembangkan gagasan yang pernah ada, Kabupaten diwilayah
2. Berkoordinasi 2. Terbentuknya yaitu melakukan demonstrasi cara pemakaian Wonogiri yaitu : UPTD
dengan teman kerjasama dan waktu masker (Inovasi) Memelihara dan Puskesmas
sejawat terutama untuk melakukan meningkatkan Puhpelem)
petugas pendaftaran demonstrasi cara Akuntabilitas : kesehatan
dalam mencari waktu pemakaian masker Dilaksanakannya demonstrasi cara pemakaian individu
untuk demonstrasi masker (Tanggung jawab) keluarga,
masyarakat dan
3. Meyiapkan media 3. Kesiapan media Anti Korupsi : lingkungan
demonstrasi yaitu promosi kesehatan Melakukan evaluasi kegiatan dengan cara
masker yaitu masker tanya jawab dengan pasien (Peduli)

4. Melakukan 4. Terlaksananya
demonstrasikan cara demonstrasi cara
pemakaian masker pemakain masker

5. Melakukan evaluasi 5. Hasil laporan dan


dengan cara tanya evaluasi kegiatan
jawab setelah berupa notulen dan
kegiatan foto/video kegiatan
3. Membuat Terdokumentasikannya Etika publik : Membuat Kegiatan ini
lembar siapa saja yang Konsultasi dengan mentor/kepala puskesmas lembar sesuai dengan
monitoring mendapatkan masker. menggunakan bahasa yang sopan (Sopan monitoring salah satu
pembagian Untuk mencapai tujuan santun) berkontribusi nilai-nilai yang
masker tersebut lang yang akan untuk mencapai ada di UPTD
saya lakukan yaitu : Nasionalisme : visi “Puhpelem Puskesmas
1. Berkonsultasi dengan 1.Izin dan arahan mentor Koordinasi dengan PJ setiap pelayanan dalam Sehat 2020” dan Puhpelem,
Kepala Puskesmas pembagian lembar monitoring (Musyawarah misi ke-3 dari yaitu :
tentang rencana sila ke-4) UPTD Tanggung
kegiatan Puskesmas jawab
Komitmen mutu : Puhpelem (melaksanaka
2.Berkoordinasi dengan 2.Kerjasama dan Membuat lembar monitoring pembagian Kabupaten n kewajiban
45
Kontribusi Penguatan
N Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai-Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi, Nilai
o Dasar ASN (ANEKA)
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
setiap PJ pelayanan dukungan dengan masker (Inovasi) Wonogiri yaitu : Puskesmas
(pendaftaran, BP setiap bagian Memelihara dan sebagai
Umum dan ruang pelayanan Anti korupsi : meningkatkan fasilitas
TBC) Melampirkan kwitansi bukti pembayaran pelayanan kesehatan
pembuatan lembar monitoring pembagian kesehatan yang tingkat
3.Membuat lembar 3. Tercetaknya lembar masker (Anti korupsi) bermutu merata pertama yang
monitoring pembagian monioring pembagian dan terjangkau mengutamaka
masker masker Akuntabilitas : n upaya
Pengambilan lembar monitoring setiap sabtu preventif atau
4.Membagikan lembar 4. Setiap bagian siang dari semua bagianselanjutnya pencegahan
monitoring ke setiap pelayanan endapatkan dimintakan tanda tangan kepala puskesmas penyakit)
pelayananan lembr monitoring (Tanggung jawab)
pembagian masker

5. Mengevaluasi 5.Tercatat siapa saja


pembagian masker yang mendapatkan
dengan cara masker
mengambil lembar
dari setiap pelayanan
setiap hari sabtu
4. Monitoring Stok masker di kotak tidak Etika publik : Monitoring Kegiatan ini
ketersediaan pernah kosong. Untuk Konsultasi dengan mentor/kepala puskesmas ketersediaan sesuai dengan
masker tercapainya tujuan menggunakan bahasa yang baik dan sopan masker dikotak salah satu
dikotak tersebut langkah yang (Sopan santun) setiap pagi nilai-nilai yang
setiap pagi akan saya lakukan yaitu : berkontribusi ada di UPTD
1. Berkonsultasi dengan 1. Izin dan arahan mentor Nasionalisme : untuk mencapai Puskesmas
Kepala Puskesmas Berkoordinai dengan bagian farmasi tentang visi “Puhpelem Puhpelem,
tentang rencana ketersediaan masker (Musyawarah sila ke-4) Sehat 2020” dan yaitu :
kegiatan misi ke-3 dari Tanggung
Komitmen mutu : UPTD jawab
2. Berkoordinasi dengan 2. Tersedianya masker Melaksanakan kegiatan dengan baik dan Puskesmas (melaksanaka
bagian farmasi setiap harinya benar juga komitmen menjaga kualitas Puhpelem n tugas
tentang ketersediaan pelayanan yang prima (Profesionalisme) Kabupaten sebagai
masker Wonogiri yaitu : fasilitas
Akuntabilitas : memelihara dan kesehatan
3. Menyiapkan masker 3. Kesiapan masker untuk Semua pasien yang batuk dapat mengambil meningkatkan yang selalu
untuk diletakkan diletakkan dikotak masker dikotak yang sudah disediakan pelayanan memberikan
dikotak (Keadilan) kesehatan yang pelayanan
bermutu dna kesehatan
46
Kontribusi Penguatan
N Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai-Nilai
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi, Nilai
o Dasar ASN (ANEKA)
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Monitoring 4. Tidak terjadi Anti korupsi : terjangkau yang prima)
ketersediaan masker kekosongan masker di Beretos kerja tinggi dan selalu berupaya
setiap pagi sebelum kotak masker meningkatkan kualitas kinerjanya (Kerja
pelayanan keras)

5. Membuat Pasien memahami Etika publik : Pemasangan Kegiatan ini


banner tentang etika batuk yang Berkonsultasi dengan kepala puskesmas banner untuk sesuai dengan
standing baik dan benar. Untuk menggunakan bahasa yang sopan dan mencapai visi nilai yang ada
tentang etika tercapainya tujuan santun(sopan santun) “Puhpelem di UPTD
batuk tersebut langkah yang Sehat 2020” dan Puskesmas
akan saya lakukan yaitu : Akuntabilitas : misi ke-1 UPTD Puhpelem,
1. Berkonsultasi dengan 1.Mendapat persetujuan Tujuan pembuatan banner yaitu meningkatkan Puskesmas yaitu :
Kepala Puskesmas dan arahan dari kepala pengetahuan pengunjung di UPTD Puskesma Puhpelem yaitu Tanggung
tentang rencana puskesmas Puhpelem (kejelasan) : Menggerakkan jawab
kegiatan pembangunan (melaksanaka
Nasionalisme : kecamatan yang n kewajiban
2. Mengumpulkan materi 2. Tersedianya konsep Semua pengunjung puskesmas dapat berwawasan Puskesmas
tentang etika batuk banner tenang etika membaca dan melihat banner standing yang kesehatan” sebagai
sebagai bahan batuk telah dipasang (Keadilan sila ke-5) fasilitas
membuat media kesehatan
Komitmen mutu : tingkat
3. Membuat desain 3.Tersedianya desain Pembuatan banner standing etika batuk pertama yang
banner dengan banner standing etika (inovasi) mengutamaka
bekerjasama dengan batuk n upaya
percetakan Anti korupsi : pencegahan
Melampirkan kwitansi bukti cetak pembuatan penyakit)
4. Membuat banner 4.Adanya banner banner standing (jujur)
standing tentang etika standing etika batuk
batuk

5. Memasang banner 5.Banner standing etika


etika batuk batuk terpasang

47
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Puhpelem Kabupaten Wonogiri

N SEPTEMBER OKTOBER Bukti


Kegiatan
o

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
2
3
4
5
6
7
8
9

1
2
3
4
5
6
1
Media
peomosi
kesehatan
Pemutaran video (video),
1
etika batuk kwitansi
pembelian
flash disk

Daftar
hadir,
2 Demonstrasi cara notulen,
pemakaian APD dokumenta
(Masker) si kegiatan
Lembar
monitoring
Lembar monitoring per bagian
3 pembagian masker yang
pada pasien yang ditanda
batuk tangani
kepala
puskesmas
Monitoring Dokumenta
4 ketersediaan si kegiatan
masker dikotak
setiap pagi

48
Kwitansi,
dokumenta
si kegiatan
5 Pembuatan banner
standing tentang
etika batuk

Keterangan :
: Hari Libur : Pelaksanaan kegiatan
: Penyusunan laporan

49
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Kegiatan habituasi rancangan aktualisasi nilai–nilai dasar ASN


akan dilaksanakan pada tanggal 1 September 2019 sampai dengan 5
Oktober 2019 di UPTD Puskesmas Puhpelem. Dalam
pelaksanaannya dimungkinkan terjadinya kendala-kendala yang
berisiko menghambat kegiatan yang telah direncanakan menjadi
kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan antisipasi untuk
menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga dampak yang
menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam
menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan
lebih lanjut pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Antisipasi dan Strategi


No Kegiatan Kendala
Menghadapi Kendala

Informasi yang disampaikan


Pengunjung sulit melalui video menggunakan
Pemutaran video
1 memahami video bahasa yang mudah dipahami
etika batuk
etika batuk dan video diputar berulang-ulang
selama jam pelayanan

Melakukan evaluasi dengan cara


Pengunjung yang
meminta pengunjung terutama
Demonstrasi sudah lansia kurang
2 yang lansia untuk
pemakaian memahami cara
mempraktekkan ulang cara
masker pemakaian masker
pemakaian masker yang benar
Membuat lembar
Saat banyak pasien
monitoring Meletakkan lembar monitoring
3 lembar monitoring
pembagian dimeja pemeriksaan petugas
lupa tidak diisi
masker

Monitoring Jumlah masker Selalu berkoordinasi dengan


4. ketersediaan untuk stok dikotak bagian farmasi tentang
masker dikotak habis ketersediaan masker

50
Pengunjung lansia Banner standing didesain
Membuat banner kesulitan membaca dengan gambar yang mudah
5.
standing etika tulisan banner dipahami
batuk standing

51
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pelayann kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Di
UPTD Puskesmas Puhpelem masih ditemukan lima pokok permasalahan
yang belum terselesaikan sehingga menghambat pelayanan kesehatan
secara maksima. Dan kelima isu yang ditemukan, dilakukan analisis
menggunakan analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan
Kelayakan) dan USG (Urgency, Serousness, dan Growth) sehingga
didapatkan isu utama yang dibahas dalam rancangan aktualisasi ini yaitu
“Kurangnya sosialisasi tentang etika batuk pada pasien di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Puhpelem”.
Dalam upaya “Peningkatan pengetahuan pasien tentang etika
batuk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Puhpelem” penulis menerapkan
nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) yang diimplementasikan
pada 5 rancangan kegiatan aktualisasi yang dalam penerapannya
diharapkan dapat mengoptimalkan perawatan infus pada pasien sehingga
dapat memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada. Dari isu utama
tersebut, dapat dirumuskan gagasan kegiatan yang dirancang untuk
penyelesaian dari isu tersebut. Gagasan penyelesaian tersebut yaitu :
1. Melakukan pemutaran video etika batuk
2. Mendemonstrasikan cara pemakaian masker
3. Membuat lembar monitoring pemberian masker disetiap bagian
pelayanan
4. Monitoring ketersediaan masker dikotak setiap pagi
5. Membuat banner standing tentang etika batuk

52
B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi
Rancangan aktualisasi dibuat agar menjadi pedoman dan panduan
untuk menyelesaikan isu melalui gagasan pemecahan isu yang tertuang
dalam kegiatan yang telah dirancang. Rancangan aktualisasi berfungsi
untuk mendapatkan hasil output yang sesuai dengan perencanaannya.
Nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu
dan anti korupsi (ANEKA) dapat terinternalisasikan dan diaktuakisasikan
pada rancangan aktualisasi serta dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi jabatan. Kegiatan pada rancangan aktualisasi juga dilakukan untuk
pencapaian visi, misi dan tata nilai organisasi.
Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dilaksanakan maka dapat
mengakibatkan dampak berupa tidak terselesaikannya isu yang ada di unit
kerja dan dapat menghasilkan berbagai masalah yang lebih kompleks.
Selain itu pemahaman mengenai nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) pun menjadi
kurang karena tidak ada pedoman dan panduan dalam
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut

53
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara,2015.AkuntabilitasModul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.NasionalismeModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Etika PublikModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Komitmen MutuModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2015.Anti KorupsiModul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Pelayan Publik Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Whole of GovernmentModul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara,2017.Manajemen ASNModul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Republik Indonesia. 2017. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Republik Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil.

54
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.

55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Ati Zulaihah, A.Md.Kep


Formasi Jabatan Perawat Terampil
NIP 199607112019022002
Tempat/Tgl. Lahir Sragen, 11 Juli 1996
Alamat Rumah Balai rakyat RT 15 RW IV Somomorodukuh,
Plupuh, Sragen
Nomor HP 081325144006
Nama Instansi UPTD Puskesmas Puhpelem
Alamat e-mail ati.zulaihah@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan


SD Negeri Somomorodukuh I 2008 -
SMP Negeri 2 Gemolong 2011 -
SMA Negeri Gondangrejo 2014 IPA

2017 Keperawatan
Potekkes Surakarta

56

Anda mungkin juga menyukai