Anda di halaman 1dari 2

S1 Keperawatan Reguler 11B

Kelompok 3

Faras Mega Meilina(11181063), Mikha Maylan(11181072), Nur Hasanah(11181077), Riska


Aulia Ramadhani(11181079), Rizki Muhammad Al Ghifarie(11181080), Siti Abdiah(11181083)

Resume Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

3 Macam Anima:

-Anima Vegetativa (tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk makan, minum dan
berkembang biak)

-Anima Sensitiva (hewan-hewanan yang mempunyai kemampuan seperti anima Vegetativa juga
kemampuan untuk berpindah tempat, mempunyai nafsu, dapat mengamati mengingat dan
merasakan.)

-Anima Intelektiva (Manusia yang mempunyai kemampuan berpikir dan berkemauan untuk
melakukan sesuatu yang dipikirkan tersebut.)

Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai
perilaku dan fungsi mental manusia. Integritas psiko soma sosial ini dapat terlihat dalam manusia
yakni aspek jasmani(fisik), aspek rohani(psikis) dan aspek sosial yang tidak dapat dipisahkan.
Hubungan ketiga aspek ini membentuk kepribadian seseorang.

Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Psikososial
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kondisi sosial seseorang
dengan kesehatan mental/emosionalnya. Psikologi sosial dan psikososial adalah dua hal yang
berbeda walaupun terdengar sama.
Psikososial pertama kali digunakan oleh Erik Erikson, seorang psikolog yang meneliti tentang
tahapan perkembangan emosional manusia.
Tahap pengembangan psikososial
1. Infancy ( bayi) 0-1 tahun (mempercayai-tidak mempercayai)
Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia
tidak akan mempercayainya dan dia sering menunjukkan ketidakpercayaan ini dengan
menangis.
2. Early childhood (masa kanak-kanak awal) 1-3 tahun (otonomi-perasaan malu dan ragu-
ragu)
Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri tanpa
ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan
keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari
orang tuanya.
3. Preschool age (sebelum sekolah) 4-5 tahun (inisiatif-kesalahan)
Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-
kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena
kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan.
Kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara
waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.
4. School age (6-11 thn) (industri-inferiority/kompetensi-rendah diri)
Pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya,
tetapi di pihak lain karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang
dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini
dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
5. Adolescence (remaja) 12-20 tahun (identitas-krisis identitas)
Ciri-ciri yang khas dari masa remaja yaitu dorongan membentuk dan
memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan
berlebihan
6. Young adulthood (dewasa muda) 21-40 tahun (keintiman-keterkucilan)
Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan
kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar.
7. Adulthood (dewasa) 41-65 tahun (generativitas-stagnasi)
Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai
puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas,
kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat.
8. Senescence (dewasa tua) 65 tahun (integritas-keputusasaan)
Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua
yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Keputusasaan yang
timbul ini dikarenakan oleh usia.

Konsep Diri
Pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik,
karakteristik individual, dan motivasi diri.
Dimensi Konsep Diri
1. Pengetahuan terhadap diri sendiri (Real-Self)
Contoh : usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku bangsa, dll
2. Penghargaan diri Sendiri ( Ideal-Self)
Contoh : pengharapan, pandangan, keinginan terhadap diri sendiri
3. Pengetahuan terhadap sosial (Sosial-Self)

Faktor yang mempengaruhi konsep diri


 Orang tua
 Teman sebaya
 Masyarakat
 Pola asuh
 Kegagalan
 Kritik diri

Konsep Diri Positif


 Yakin dengan kemampuan
 Merasa setara dengan orang lain
 Menerima pujian tanpa rasa malu
 Mengetahui perasaan orang lain

Anda mungkin juga menyukai