Anda di halaman 1dari 17

Laporan Bab 1

PEMBUATAN LARUTAN

I. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu :

1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari padatan dan cairan.

2. Membuat larutan dengan cara yang tepat dan benar.

3. Menggunakan peralatan dengan tepat dan benar.

II. DASAR TEORI

Satu tipe campuran yang paling sering dijumpai adalah larutan. Di alam, sebagian besar reaksi
berlangsung dalam larutan air. Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion
dari dua zat atau lebih. Umumnya, larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven).
Kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam suatu larutan disebut konsentrasi.

Konsentrasi larutan dapat berupa :

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


% w/w = persen berat / berat = 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


% w/v = persen berat / volume = 100𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

𝑚𝐿 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% v/v = persen volume / volume =
100 𝑚𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


M = molaritas = 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


N = normalitas =
𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


M = molalitas =
𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Larutan dapat dibuat dari zat asalnya yaitu :

a. Padatan

Jumlah zat terlarut (solute) yang dibutuhkan = M x V x BM

M = molaritas larutan , mol/liter

V = volume larutan , liter

BM = berat molekul zat , gr/mol

Jika larutan yang akan dibuat dalam % w/v maka, jumlah zat yang diperlukan : % w/v x V

b. Cairan

Jika larutan yang dibuat dari zat asalnya cairan, umumnya senyawa asam, basa, organik, maka volume
zat yang dibutuhkan ditentukan dari persamaan :

V1 x M1 = V2 x M2 atau V1 x N1 = V2 x N2

Keterangan :

V1 = volume awal

M1 = molaritas awal

N1 = normalitas awal

V2 = volume akhir

M2 = molaritas akhir

N2 = normalitas akhir

Molaritas awal di dapat dari :

 Untuk % v/v :

%𝑥𝑃𝑥1000
M = 𝑏𝑚

 Untuk % w/v :

%𝑥𝑃𝑥1000
M = 𝑏𝑚
Molaritas

Molaritas (M) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Molaritas tidak bergantung
pada temperatur, dan digunakan dalam bidang kimia, fisika, teristimewa dalam sifat koligatif.

Normalitas

Normalitas menyatakan jumlah-jumlah ekuivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Ekuivalen zat
dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang di dalam zat itu, karena satuan ini dipakai dalam
penyetaraan zat dalam reaksi.

III. DAFTAR ALAT

1. Kaca arloji

2. Spatula

3. Pengaduk

4. Gelas kimia 100 ml , 250 ml

5. Labu takar 100 ml, 250 ml

6. Botol aquadest

7. Corong gelas

8. Bola karet

9. Pipet ukur

10. Pipet tetes

11. Masker, kacamata, sarung tangan

12. Neraca analitik


IV. DAFTAR BAHAN

1. HCl 6M
2. H2SO4 6M
3. HNO3 6M
4. NH3 6M
5. AgNO3 0,1M
6. Ba(NO3)2 0,1M
7. FeCl2 0,1M
8. KI 0,1M
9. Pb(NO3)2 0,1M
10. FeSO4 0,1 M
11. CaCl2 0,1M
12. BaCL2 0,1M
13. KMNO4
V. KESELAMATAN KERJA

1. Untuk mengambil zat pekat ( misalnya asam dan basa kuat ) menggunakan sarung
tangan, masker dan kacamata.

2. Sebelum larutan pekat dimasukkan ke dalam labu ukur, terlebih dahulu isi labu ukur
dengan air aquadest.

3. Lakukan pengenceran di lemari asam.


VI. LANGKAH KERJA
a. Untuk zat asal padatan (pelarutan )

1. Menghitung jumlah zat yang diperlukan.

2. Menimbang zat tersebut dengan menggunakan kaca arloji.

3. Memasukkan zat ke dalam gelas kimia, menyemprot zat yang tertinggal dan memilas dengan air
demineral.

4. Mengaduk hingga semua zat terlarut ke dalam air.

5. Memindahkan larutan kedalam labu ukur yang sudah dipasang corong.

6. Memilas zat yang tertinggal dengan air demineral.

7. Menambahkan air dengan hati-hati sampai tanda batas.

8. Menutup labu ukur dengan mengocok bolak balik sampai larutan homogen.

9. Memindahkan ke dalam botol zat dan memberI label identitas zat (nama zat / rumus kimia,
konsentrasi, tanggal pembuatan).

b. Untuk zat asal cairan

1. Menghitung molaritas zat asal berdasarkan keterangan pada botol zat.

2. Menghitung volume zat yang dibutuhkan berdasarkan rumus pengenceran.

3. Mengisi air demineral bagian kedalam labu ukur yang akan digunakan dengan volumenya.

4. Mengambil zat tersebut dengan menggunakan pipet ukur.

5. Memasukkan kedalam labu melalui dindingnya.

6. Menutup dan mengocok sambil dibolak balik sampai larutan homogen.

7. Memasukkan ke dalam botol zat dan memberi label.


VII. DATA PERHITUNGAN

ZAT YANG SIFAT FISIK DAN PERUBAHAN JUMLAH YANG KONSENTRASI VOLUME
DIGUNAKAN KIMIA DIBUTUHKAN LARUTAN YANG LARUTAN YANG
DIBUAT DIBUAT
H2SO4 Kekuningan Kuning 16,30ml dan 6 50 DAN 100ml
kekuningan 32,608ml
Berbau
Berbau
Bm:98,08gr/mol

%:96%
HCL Bening Bening 24,87ml dan 6 50 DAN 100ml
49,75ml
Berbau berbau

Bm:36,59gr/mol
HNO3 Bening Lebih jernih 18,89ml 6 50 DAN 100ml
kekuningan dan 37,78ml
Berbau
Berbau

Bm:63,01gr/mol

%:65%
NH3 Bening Bening 76,413ml dan 6 50 DAN 100ml
152,82ml
Berbau Berbau

Bm:17,05gr/mol

%: 25%
AGNO3 Warna:putih Bening 0,8493gr dan 0,1 50 DAN 100ml
1,6987gr
Tidak berbau Tidak bau

Bentuk kristal

Bm:169,842gr/mol
Ba(NO3)2 Warna:putih Bening 1,30675gr dan 0,1 50 DAN 100ml
2,6135gr
Tidak berbau Tidak bau

Bentuk Kristal

Bm:261,33gr/mol
KMNO4 Warna:hitam Ungu 0,79017gr dan 0,1 50 DAN 100ml
kuning 1,58034gr
Berbau
Berbau

Bentuk pasir

Bm:158gr/mol
FeCl2 Warna:coklat Coklat 0,633gr dan 0,1 50 DAN 100ml
kekuningan 1,26751gr
Tidak berbau
Tidak bau
Bentuk butiran

Bm:198,83gr/mol
Pb(NO3)2 Warna:putih Putih 1,656gr dan 0,1 50 DAN 100ml
3,312gr
Tidak berbau Tidak bau

Bm:331,2gr/mol
KI Warna:putih Putih 0,83gr dan 0,1 50 DAN 100ml
1,66gr
Tidak berbau Tidak bau

Bentuk padatan

Bm:166gr/mol
FeSO4.7H2O Warna:biru muda Keruh 1,3901gr dan 0,1 50 DAN 100ml
2,7802gr
Tidak berbau Tidak bau

Bentuk Kristal

Bm:278,029gr/mol
CaCl2.2H2O Warna:putih Bening 0,7351gr dan 0,1 50 DAN 100ml
1,4702gr
Tidak berbau Tidak bau

Bentuk bubuk

147,02gr/mol
BaCl2.2H2O Warna:putih Bening 1,2214gr dan 0,1 50 DAN 100ml
2,4428gr
Tidak berbau Tidak bau
Bentuk kristal

Bm:244,28gr/mol

VIII. PERHITUNGAN

1.H2SO4(6M,50ML)

%𝑥𝑃𝑥1000
M1= 𝑏𝑚

0,98𝑥1,84𝑥1000
M1= 98

M1=18,4ml/mol

M1.V1=M2.V2

18,4.V1=6.50

V1=16,30ML

2.H2SO4(6M,100ML)

%𝑥𝑃𝑥1000
M1=
𝑏𝑚

0,98𝑥1,84𝑥1000
M1= 98

M1=18,4ml/mol

M1.V1=M2.V2

18,4.V1=6.100

V1=32,608ML
3.HCL(6M,50ML)

%𝑥𝑃𝑥1000
M1= 𝑏𝑚

0,37𝑥1,19𝑥1000
M1= 36,5

M1=12,06ml/mol

M1.V1=M2.V2

12,06.V1=6.50

V1=24,87ML

4.HCL(6M,100ML)

%𝑥𝑃𝑥1000
M1= 𝑏𝑚

0,37𝑥1,19𝑥1000
M1= 36,5

M1=12,06ml/mol

M1.V1=M2.V2

12,06.V1=6.100

V1=49,75ML

5.HNO3(6M,50ML)

%𝑥𝑃𝑥1000
M1=
𝑏𝑚

0,65𝑥1,51𝑥1000
M1= 63

M1=15,88ml/mol

M1.V1=M2.V2

15,88.V1=6.50
V1=18,89ML

6.HNO3(6M,100ML)

%𝑥𝑃𝑥1000
M1= 𝑏𝑚

0,65𝑥1,51𝑥1000
M1= 63

M1=15,88ml/mol

M1.V1=M2.V2

15,88.V1=6.100

V1=37,78ML

7.NH3(6M,50ML)

%𝑥𝑃𝑥1000
M1= 𝑏𝑚

0,25𝑥0,903𝑥1000
M1=
57,5

M1=3,926ml/mol

M1.V1=M2.V2

3,926.V1=6.50

V1=76,413ML

8.NH3(6M,100ML)

%𝑥𝑃𝑥1000
M1= 𝑏𝑚

0,25𝑥0,903𝑥1000
M1= 57,5

M1=3,926ml/mol

M1.V1=M2.V2
3,926.V1=6.100

V1=152,82ML

9.AgNO3(0,1M,50ML)

GR=MxVxMr

=0,1x0,05x169,87

=0,8493gr

10.AgNO3(0,1,100ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,1X169,87

=1,6987gr

11.Ba(NO3)2(0,1M,50ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,05X261,35

=1,30675gr

12.Ba(NO3)2(0,1M,100ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,1X261,35

=2,6135gr

13.FeCl2(0,1M,50ML)

GR=MxVxMr

=0,1x0,05x126,71

=1,2671gr

14.FeCl2(0,1M,100ML)

GR=MxVxMr
=0,1X0,1X126,71

=1,2671gr

15.Pb(NO3)2 (0,1M,50ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,05X331,2

=1,656gr

16.Pb(NO3)2 (0,1M,100ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,1X331,2

=3,312gr

17.KI(0,1M,50ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,05X166

=0,83gr

18.KI(0,1M,100ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,1X166

=1,66gr

19.FeSO4(0,1M,50ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,05X278,02

=1,3901gr

20.FeSO4(0,1M,100ML)
GR=MxVxMr

=0,1X0,1X278,02

=2,7802

21.CaCl2(0,1M,50ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,05X147,02

=0,7351gr

22.CaCl2(0,1M,100ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,1X147,02

=1,4702gr

23.BaCl2(0,1M,50ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,05X244,28

=1,2214gr

24.BaCl2(0,1M,100ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,1X244,28

=2,4428gr

25.KMNO4(0,1M,50ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,1X158,034

=0,79017gr
26.KMNO4(0,1M,100ML)

GR=MxVxMr

=0,1X0,1X158,034

=1,58034gr

IX. PERTANYAAN

1. Tuliskan 4 nama zat dan rumus kimianya dari zat asalnya padatan dan cairan, serta sifat fisik dan
kimianya !

2. Hitung molaritas larutan yang mengandung 10 gram NaCl (BM = 58,44 dalam 200 ml kelarutan) !

3. Hitung molaritas HCl pekat jika diketahui densitinya 1,18 dan % HCl 36 % !

Jawab

1. a. CuSO4(Tembaga II Sulfat)

Warna = Biru

Bau = Tidak Berbau

Bentuk = Serbuk

BM = 249,68 gr/mol

b. HCl (Asam Klorida)

Warna = Kuning pekat

Bau = Menyengat

Bentuk = Cairan

BM = 36,5 gr/mol

% = 0,37

spgr = 1,19 gr/ml


c. KNO2 (Kalium Nitrit)

Warna = Bening

Bau = Berbau

Bentuk = Kristal

BM = 85,11 gr/mol

d. HNO3 (Asam Nitrat)

Warna = Bening

Bau = Menyengat

Bentuk = Cairan

BM = 63,01 gr/mol

% = 0,7

spgr = 1,42 gr/ml

2.DIK: gr:10gr

Bm:58,44gr/mol

V:200ml=0,2L

DIT:M?

𝑔𝑟
JAWAB: M=𝑏𝑚.𝑣

10
=58,44.0.2

=0,8555 mol/liter
3.DIK: P:1,18gr

Mr: 36,5gr/mol

%HCL:36%

DIT:M?

%𝑥𝑃𝑥1000
JAWAB: M :
𝑚𝑟

0,36𝑥1,18𝑥1000
= 36,5

=11,6383

X. ANALISIS PERCOBAAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, untuk membuat larutan diperlukan ketelitian dan
kecermatan agar dalam perhitungan dan pelaksanaan dapat terlaksana dengan tepat dan benar. Larutan
disini merupakan campuran homogen dari molekul, atom maupun ion dari dua zat atau lebih.

Untuk membuat larutan diperlukan suatu zat yang nantinya akan dilarutkan ke dalam air sehingga
solvent (pelarut), air ini dapat disebut sebagai aquadest. Sedangkan yang terlarut disebut sabagai solute.

Adapun perbandingan dalam pembuatan larutan tergantung dengan jumlah volume dan berat suatu zat
yang akan dibuat dan juga kosentrasi suatu zat yang dibuat tersebut. Dalam pengukuran pembuatan
larutan terlebih dahulu dihitung berapa gram zat yang diperlukan dalam pembuatan jika zat tersebut
merupakan padatan, dengan persamaan :

Massa (gr) = M x V x BM

Ket. M = Molaritas

V = Volume

BM = Berat Molekul

Sedangkan apabila zat tersebut berupa cairan, maka menggunakan persamaan :

M = (Untuk mencari Kosentrasi(molaritas))

Dan masukkan ke rumus pengenceran

M1 x V1 = M2 x V2
Dalam percobaan ini juga diperlukan pengetahuan mengenai prosedur percobaan, nama dan
fungsi alat, serta cara menggunakan alat tersebut. Adapun dalam langkah-langkah percobaan harus
dilakukan secara berurutan dan benar untuk meminimalisir kesalahan. Dalam pengambilan cairan pekat
haruslah menguunakan peralatan safety dan pengambilan zat di tempat zat tersebut disimpan.

XI. KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan :

1. Berat / jumlah zat yang diperlukan mempengaruhi konsentrasi suatu zat.

2. Setiap zat memiliki sifat kimia dan sifat fisika.

3. Zat yang mengeluarkan panas, berarti eksotermis (asam / basa pekat), sedangkan zat

yang tidak mengalami perubahan disebut endotermis.

4. Suatu zat baik padatan maupun cairan perubahannya tidak selalu sama, dari bening ke

berwarna maupun sebaliknya tergantung dari jenis zat.

5. Pembuatan larutan yang sempurna sangat bergantung pada perhitungan yang tepat.

XII. DAFTAR PUSTAKA

Job sheet “Kimia Analisis Dasar : Pembuatan Larutan” : 2019/2020 Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya.Jurusan Teknik Kimia.

Anda mungkin juga menyukai