Anda di halaman 1dari 7

JPII Volume 3, Nomor 2, April 2019

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM EKSTRAKURIKULER


BERKUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN
KARAKTER BAKU DI SMA DAARUT TAUHIID BANDUNG

Yayan Rusmana
Universitas Islam Bandung
yhanrus@gmail.com

Abstrak

Salah satu lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap karakter individu


adalah lingkungan sekolah atau pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat
membentuk karakter setiap invidu sesuai dengan apa yang di ajarkan dalam
kegiatannya. Sekolah tempat menimba ilmu dan belajar untuk siap
bermasyarakat, termasuk didalamnya juga diajarkan norma, nilai-nilai, dan
batasan dalam berbuat dan bertindak agar menjadi pribadi yang diharapkan
oleh sekolah, masyarakat, serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
Begitupun kegiatan ekstrakurikuler berkuda di SMA Daarut Tauhiid
Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui nilai–nilai
pendidikan islam dalam ekstrakurikuler berkuda, 2) mengetahui
pelaksanaanya, 3) mengetahui faktor penghambat dan pendukung, serta 4)
mengetahui pengaruh terhadap pendidikan karakter BAKU. Metode yang
digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif (qualitative
research). Adapun hasil penelitian dan pembahasan, bahwa dari
ektrakurikuler berkuda terdapat nilai–nilai pendidikan islam seperti jiwa
kepemimpinan, Nilai Taaruf atau keinginan mengenali individu yang
berbeda, Nilai keharmonisan atau penyayang kepada makhluk Allah yang
lain, timbul sikap tanggung jawab dalam diri siswa dan yang terakhir
ketekunan atau keuletan. Selain itu, dari hasil sebar angket kepada siswa,
presepsi siswa terhadap pengaruh pendidikan karakter BAKU terbilang baik.
Hal ini dilihat dari hasil persentase sebesar 53% kategori baik dari hasil
angket 55 orang.

Kata Kunci: nilai, karakter, ekstrakurikuler berkuda

Abstract

One of environment that can affect individual character is school or education


environment. The educational environment can shape the character of each
individual according to what is taught in their activities. School is a place that
is used as a place, including also taught norms, values, boundaries in doing,
and acting so that they are expected to be personal by the nation and state.
Likewise horse riding extracurricular activities at Daarut Tauhiid High School

268
Rusmana – Nilai-nilai Pendidikan Islam

Bandung. This study aims to: 1) find out the values of Islamic education in
equestrian extracurricular activities, 2) know the implementation, 3) know the
inhibiting and supporting factors, 4) know the effect on BAKU character
education. The method used is a case study with qualitative research. The
results of the research and discussion, that of equestrian extracurricular there
are values of Islamic education such as leadership, taaruf values. In addition,
from the results the spread of questionnaires to students’ perceptions of the
influence of BAKU character education were fairly good. This is seen from the
results of a percentage of 53% the good category of the results of the
questionnaire of 55 people.

Keyword: values, character, equestrian extracurricular


………………………….……………………………………………………………………………...

Pendahuluan jenjang sekolah sehingga diharapkan setiap


sekolah akan menghasilkan output siswa
Berdasarkan Undang Undang No. 20 yang berkarakter sesuai yang telah
tahun 2003 tentang sistem pendidikan ditetapkan dalam tujuan pendidikan
nasional telah ditegaskan bahwa karakter. Salah satu upaya sekolah dalam
“Pendidikan nasional berfungsi menanamkan pendidikan karakter adalah
mengembangkan kemampuan dan melalui program ekstrakurikuler.
membentuk watak serta peradaban bangsa Kegiatan ekstrakurikuler adalah
yang bermartabat dalam rangka kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa,
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan yang dilakukan di sekolah atau di luar
untuk berkembangnya potensi peserta didik sekolah dengan tujuan untuk memperluas
agar menjadi manusia yang beriman dan pengetahuan siswa, mengenai hubungan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, antar mata pelajaran, menyalurkan bakat
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, dan minat, serta melengkapi pembinaan
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan
yang demokratis serta bertanggung jawab.” berkala atau hanya dalam waktu-waktu
Lingkungan sekolah atau pendidikan tertentu dan ikut dinilai (Saputra, 1998: 4).
adalah Salah satu lingkungan yang dapat Dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008,
berpengaruh terhadap karakter individu. salah satu tujuan kegiatan ekstrakurikuler
Lingkungan pendidikan dapat membentuk yaitu Menyiapkan siswa agar menjadi warga
karakter setiap invidu sesuai dengan apa masyarakat yang berakhlak mulia,
yang di ajarkan dalam kegiatannya. Sekolah demokratis, menghormati hak-hak asasi
merupakan tempat yang digunakan sebagai manusia dalam rangka mewujudkan
tempat menimba ilmu dan belajar untuk masyarakat madani (civil society).
siap bermasyarakat, termasuk didalamnya Abdullah Gymnastiar salah satu Dai
juga diajarkan norma, nilai-nilai, dan Nasional menulis sebuah buku yang
batasan dalam berbuat dan bertindak agar berjudul Karakter Baku. Adapun isi dari
menjadi pribadi yang diharapkan oleh pendidikan karakter BAKU adalah karakter
sekolah, masyarakat, serta kehidupan baik dan kuat. Karakter Baiknya adalah
berbangsa dan bernegara.Untuk mencapai Ikhlas, Jujur, dan tawadhu sedangkan
tujuan tersebut pemerintah telah karakter kuat nya adalah Berani, disiplin dan
mencanangkan program pendidikan tangguh. Pendidikan karakter baku ini
karakter yang dapat diterapkan disetiap diterapkan kepada siswa yang berada di

269
JPII Volume 3, Nomor 2, April 2019

Daarut Tauhiid sebagai upaya pembentukan Agar proses penelitian hingga penarikan
pendidikan karakter dan untuk mengatasi kesimpulan tidak terjadi bias, baik yang
permasalahn akhlak dan moral yang terjadi dibawa oleh peneliti maupun makna
pada jaman sekarang. Karakter ini beliau fenomena yang diinterpretasikan oleh para
terapkan salah satunya dalam informan, maka peneliti menggunakan
ekstrakulikuler yang wajib di SMA Daarut teknik triangulasi data (Zamili, 2015).
Tauhiid yaitu Berkuda. Ekstrakulikuler di
sekolah menjadi salah satu alternatife untuk
menerapkan pendidikan karakter kepada Analisis Nilai–nilai Pendidikan Islam
siswa. Misalnya Pramuka, paskibra, bahka dalam Ekstrakurikuler Berkuda
ada penelitian sebelumnya yang meneliti
ekstrakurikuler karakte untuk menanamkan Nilai pendidikan yang penulis
pendidikan karakter. ekstrakurikuler dapatkan dari hasil wawancara dengan
berkuda yang diwajibkan oleh Abdullah wakasek kurikulum dan pelatih berkuda
Gymnstiar di setiap sekolah formal yang ada serta observasi di lapangan adalah
di lingkungan Yayasan Daarut Tauhiid Melatih jiwa kepemimpinan bagi
untuk menerapkan karakter BAKU. para siswa, Jiwa kepemimpinan ini akan
Termasuk di salah satu lembaga pendidikan muncul kepada setiap orang yang berlatih
formal yang ada di Daarut Tauhiid yaitu kuda. Karena sebenarnya ketika kita naik
SMA Daarut Tauhiid Boarding School kuda dan di tntun kudanya sama orang lain,
Bandung. itu menandakan bahwa kita dukendalikan
oleh kuda, walaupun kita naik di atas kuda,
yang terpenting dalam menaiki atau
Metode Penelitian menunggang kuda salah satunya adalah
menumbuhkan jiwa pemimpin. Karena
Metode penelitian pada dasarnya ketika sudah di atas kuda harus ada
merupakan cara alamiah untuk keberanian memimpin kuda, mau di arahin
mendapatkan data dengan tujuan dan kemana kudanya atau di bawa kemana.
kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013: 24). Apabila kita tidak bisa mengendalikan atau
Metode penelitian yang digunakan dalam memimpin kudanya, maka mau tidak mau
penelitian ini adalah studi kasus. Jenis manusia yang nantinya di kendalikan oleh
pendekatan studi kasus ini merupakan jenis kuda itu sendiri.
pendekatan yang digunakan untuk Nilai Taaruf atau keinginan
menyelidiki dan memahami sebuah kejadian mengenali individu yang berbeda, Nilai ini
atau masalah yang telah terjadi dengan tersirat dalam kegiatan berkuda ketika
mengumpulkan berbagai macam informasi. pematerian diawal. Bagaimana para siswa
Metode ini sangat tepat untuk menganalisis sebelum mendapatkan materi menaiki atau
kejadian tertentu di suatu tempat tertentu menunggang kuda, yang terlebih dahulu
dan waktu yang tertentu pula. dipelajari adalah berkenalan dengan kuda.
Penulis melakukan penelitian Cara berkenalang dengan kuda adala
menggunakan pendekatan kualitatif dengan dengan kegaitan memberi makan kuda,
pendekatan studi kasus karena peniliti ingin mengelus ubun – ubun kuda, memandikan
mendapatkan informasi secara kuda dan menuntun kuda. hal ini
komperhensif mengenai proses yang dimaksudkan agar kuda tau siapa yang
dilakukan oleh objek yang diteliti dalam bersamnaya dan yang akan
melaksanakan penerapan pendidikan menungganginya. Menurut penjelasan
karakter melalui ekstrakurikuler berkuda. pelatih, bahwa kuda harus mencium

270
Rusmana – Nilai-nilai Pendidikan Islam

keringat atau bau orang yang akan ketika berperang, kendaraan harus
menungganginya supaya kuda tersebut diperhatikan.
mersa nyaman.
Nilai keharmonisan atau penyayang
kepada makhluk Allah yang lain, Dalam Analisis Pelaksanaan Ekstrakurikuler
ekstrakurikuler atau kegiatan berkuda Berkuda dalam Penerapan
sendiri nilai ini tertuang ketika berinteraksi Pendidikan Karakter
dengan kuda. terutama ketika mengurusi
kuda harus dengan kasih sayang. Ketika Ekstrakurikuler merupakan kegiatan
menunggangi kuda harus sering di elus– tambahan bagi para siswa. Begitupun salah
elus pundaknya sebagai bentuk berterima satu ekstrakurikuler yang ada di sekolah
kasih kepada kuda. karana seperti yang di SMA Daarut Tauhiid yaitu berkuda.
sampaikan dipoin sebelumnya bahwa kuda Kegiatan ekstrakurikuler ini ada beberapa
adalah salah satu hewan perasa. Sehingga kebijakan dari sekolah untuk para siswa.
ketika ketika melayani atau mengurus kuda Kebijakan tersebut diantaranya, kegiatan
dengan kasih sayang, insya Allah kuda juga wajib, kegiatan tambahan dan kegiatan
akan nurut kepada kita. peminatan. Pelaksanaan ekstrakurikuler ini
Timbul sikap tanggung jawab dalam dilakasanakan wajib bagi seluruh siswa
diri siswa dan yang terakhir, Nilai tanggung kelas X tanpa terkecuali, sedangkan untuk
jawab ini tertanam kepada siswa melalui siswa kelas XI dan XII merupakan kegiatan
ekstrakurikuler berkuda. Hal ini terlihat tambahan atau pemintan saja. Alasan
ketika setiap siswa di wajibkan mengurus diwajibkan untuk kelas X dikarenakan
kuda nya perkelompok yang nantinya penanaman karakter BAKU nya dibiasakan
dibagi–bagi jadwanya. Setiap orang diberi dari awal masuk dan masih ada bekas dari
tanggung memberi makan, memandikan pelatihan pendidikan dasar ketika pertama
bahkan membersihkan kandang kudanya. kali masuk SMA Daarut Tauhiid tentang
Semua siswa harus melakukannya tanpa penanaman karakter BAKU.
terkecuali. Itulah bentuk kegiatan bahwa Kegiatan ekstrakurikler berkuda
dalam kegiatan ekstrakurikuler ini terdapat dilaksankan diluar jam pelajaran. Kegiatan
nilai tanggung jawab. ini dilakukan semua siswa seperti halnya
Ketekunan atau keuletan. Menurut pramuka yang di wajibkan dari pemerintah.
penulis, Dalam ekstrakulikuler berkuda Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan
sendiri sikap ketekunan ini akan tertanam. oleh tim pelatih yang terpercaya. Pelatihnya
Hal ini dilihat dari kegiatan ekstrakurikuler sendiri tidak satu orang melainkan banyak
yang harus dilakukan dan dilaksanakan oang, yang dipimpin oleh ketua pelatihnya
secara serius dan fokus. Karena berkuda ini yaitu Ganjar ibrahim. Pelaksanaan
termasuk olahraga ekstrim juga yang apabila ekstrakurikuler berkuda sendiri mengacu
siswa nya main – main maka akan susah pada silabus yang telah dibuat oleh pelatih
mengikutinya. Selain itu kuda jug hewan atau tim yang mengajarkan berkuda.
yang sering berubah karena pada dasarnya Terlebih Dalam pelaksanaanya,
makhluk hidup. Maka tantangannya ekstrakurikuler berkuda dibagi 3 tahap yaitu
seberapa tekun siswa dalam mengurus dan Persiapan atau breafing, praktek dan
belajar menungganginya. Selain itu, dalam diakhiri evaluasi atau pengambilan hikmah.
hadits berkuda itu salah satu makna Menurut Ustad Ganjar selaku ketua
tersiratnya adalah kendaraan atau pelatih mengatakan bahwa metode untuk
transportasi. Atau bisa dikatakan bahwa memasukan materi atau pemahaman
tentang pendidikan karakter baku dalam

271
JPII Volume 3, Nomor 2, April 2019

kegiatan berkuda ini adalah ketika di pengaruh penerapan karakter baku melalui
breafing, yang kemudian dikuatkan ketika ekstrakurikuler berkuda yang di berikan
evaluasi. Hal ini menunjukan bahwa dalam kepada siswa kelas X SMA Daarut Tauhiid
pelaksanaanya, ekstrakurikuler ini adalah sebanyak 55 angket. Peneliti mendapatkan
salah satu usaha untuk mendukung data sebagai berikut :
program sekolah yaitu matinul khuluk yang
didalammya terdapat penanaman HASIL ANGKET PENGARUH
pendidikan karakter BAKU. KARAKTER BAKU
Interval N % Keterangan
21 - 27 26 47% Baik Sekali
Analisis Faktor Penghambat 14 - 20 29 53% Baik
dan Pendukung 7 - 13 0 0% Cukup
0-6 0 0% Kurang
Faktor yang mendukung dalam Total 55 100%
pelaksanaan penerapan karakter melalui
berkuda ini adalah penyediaan waktu yang Gambar 1. Tabel Hasil Angket
cukup panjang dalam proses pelaksanaan
ekstrakurikuler beruda di SMA Daarut Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
Tauhiid dan sumber daya manusia yang penerapan karakter BAKU dari
melatih berkuda yang cukup lumayan untuk ekstrakrikuler berkuda 47% Baik Sekali dan
melatih ekstrakurikuler berkuda. Selain itu 53% Baik. Sehingga data ini menunjukan
dukungan moril dari pihak sekolah serta perubahan menjadi terlihat baik.
kerjasama dengan pihak boarding atau Berdasarkan hasil penelitian yang
pengasuhan, khusunya peran musyrif yang penulis lakukan, bahwa dalam
sangat dominan. Karena ketika di asrama ekstrakurikuler berkuda di SMA Daarut
para siswa kembali dibiasakan dan Tauhiid memiliki pengaruh yang baik bagi
diingatkan kembali tentang karakter BAKU. siswa. Terutama pengaruh dari aspek afektif
Ada beberapa pembiasaan yang atau sikap. pengaruh atau dampak dari
berhubungan dengan karakter BAKU ekstrakurikuler berkuda terbilang baik, hal
dengan kegiatan ekstrakurikuler yang ini terlihat dari hasil penelitian. Bahwa
diterapkan di asrama. karakter baku mendapat nilai 53 %, yang
Faktor penghambat dari pelaksanaan merupakan kategori baik. Selain itu, dalam
ekstrakurikuler berkuda ini adalah pelaksanaanya karakter yang diterapkan
kurangnya fasilitas berkuda yang memadai, dalam pelaksanaan ekstrakurikuler ini lebih
sehingga para siswa tidak langsung dominan dari karakter kuat nya yaitu Berani,
semuanya praktek, akan tetapi bergantian. disiplin dan tangguh.
Selain itu fasilitas berkuda atau peralatan
yang tersedia hanya untuk tingkat dasar dan
tingkat keahlian menengah tidak sampai Kesimpulan
keahlian tingkat mahir sekali.
Nilai–nilai pendidikan islam dalam
ekstrakurikuler berkuda di SMA Daarut
Analisis Presepsi Siswa Terhadap Tauhiid ini setelah di analisis terdapat
Penerapan Pendidikan Karakter beberapa nilai, yaitu 1) melatih jiwa
kepemimpinan bagi para siswa, 2) Nilai
Setelah melakukan penyebaran angket Taaruf atau keinginan mengenali individu
untuk mendapatkan data mengenai yang berbeda, 3) Nilai keharmonisan atau

272
Rusmana – Nilai-nilai Pendidikan Islam

penyayang kepada makhluk Allah yang lain, Pengaruh ekstrakurikuler berkuda


4) timbul sikap tanggung jawab dalam diri dalam peningkatan karakter baku di SMA
siswa dan yang terakhir 5) ketekunan atu Daarut Tauhiid terbilang baik. Walaupun
keuletan. Selain itu, dalam hadits berkuda belum mencapai predikat baik sekali. Hal ini
itu salah satu makna tersiratnya adalah terlihat dari hasil angket bahwa penerapan
kendaraan atau transportasi. Atau bisa karakter BAKU dari ekrtakurikuler ini 53%
dikatakan bahwa ketika berperang, baik.Hal inisejalandenganhasilpenelitian
kendaraan harus diperhatikan. yang dilakukan Alhamuddin & Hamdani
Pelaksanaan ekstrakurikuler berkuda (2018: 64) yang menyatakan bahwa “Tujuan
berdasarkan hasil wawancara dan observasi pendidikan pondok pesantren adalah
terkait pelaksanaan ekstrakurikuler berkuda pembentukan pribadi muslim yang netral
di SMA Daarut Tauhiid. Dari hasil tersebut yang dapat mengabdikan diri mereka untuk
penulis menganalisis bahwa dalam kepentingan umat, bangsa, dan agama di
pelaksanaan ekstrkurikuler berkuda sangat atas kepentingan pribadi dan golongan“.
terstruktur. Walapun memang dari segi Untuk itu perlu dikembangkan kegitan
perangat pelaksanaanya belum sempurna. ekstrakurikuler yang seimbang untuk
Namun dalam hal ini usaha dari pihak mencapai tujuan tersebut. Hal ini seperti
sekolah dan pelatih berkuda khusunya dinyatakan Alhamuddin (2016: 6) bahwa
sudah terhitung baik. Selain itu dilihat dari kurikulum merupakan gambaran gagasan
proses pembelajaran nya sendiri ketika pendidikan yang diekspresikan dalam
pelatih melakukan proses pengenalan atau praktik.
pemahaman karakter baku kepada siswa
ketik di breafing awal yang kemudian
dikuatkan ketika evaluasi terakhir, dan ini Daftar Pustaka
dilakukan setiap pertemuan. Alokasi waktu
untuk pertemuannya sendiri terbilang Alhamuddin, A. (2016). Kurikulum
cukup karena 4 jam dalam satu kali pendidikan tinggi keagamaan Islam:
pertemuan dalam seminggu. Mutu dan relevansi. Al-Murabbi:
Faktor penghambat dan pendukung Jurnal Studi Kependidikan dan
dari pelaksanaan ekstrakurikuler berkuda. Keislaman, 3(1), 1-15.
Faktor pendukung dalam proses Alhamuddin, A. (2017). Studi perbandingan
pelaksanaan ekstrakurikuler berkuda ini kurikulum pendidikan dasar negara
khususnya dalam penerapan karakter baku, Federasi Rusia dan Indonesia. AL-
di bantu oleh dukungan moril pihak MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan
sekolah, jumlah SDM pelatih yang cukup, dan Keislaman, 3(2), 123-141.
dan kerjasama antara pelatih berkuda Alhamuddin, A., & Hamdani, F. F. R. S.
dengan Musyrif atau pendamping asrama. (2018). Hidden Curriculum:
Sehingga bisa memaksimalkan penyampaian Polarisasi Pesantren dalam Upaya
atau penerapan karakter dari Membentuk Kesalehan Individu Dan
ekstrakurikuler berkuda di SMA Daarut Sosial. AL-MURABBI: Jurnal Studi
Tauhiid ini. selain ini ruang waktu yang Kependidikan dan Keislaman, 5(1), 50-
diberikan oleh pihak sekolah sekitar 4 jam 65.
dalam satu kali pertemuan mendukung Al-Nahlawi, & Abdurahman, (1989). Prinsip-
lancar nya pelaksanaan ekstrakurikuler prinsip dan Metode Pendidikan Islam,
berkuda. Adapun faktor penghambat nya terj. Herry Noer Ali, Bandung: CV.
adalah dari segi fasilitas berkuda yang Diponegoro.
terpenuhi secara maksimal.

273
JPII Volume 3, Nomor 2, April 2019

Arifin, M. ( 2003). Ilmu Pendidikan Islam;


Tinjauan Teoritis Dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner.
Jakarta: Bumi Aksara,
Asmuni, J. M. (2011). Buku Panduan
Internasional Pendidikan di Sekolah.
Yogyakarta: Diva Press.
Gaffar, Muhammad Fakry (2010). Pendidikan
Karakter Berbasis Islam.
Gymnastiar, A. (2013). Membangun Karakter
Baik dan Kuat (BAKU). Bandung:
SMS Tauhiid Publishing.
Hidayat, A., & Imam M., (2010) Pengelolaan
Pendidikan, Bandung: Pustaka
Educa,.
Jalaluddin, (2003) Teologi Pendidikan, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada,.
Megawangi, R., (2004). Pendidikan Karakter:
Solusi Tepat Untuk Membangun
Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage
Foundation.
Saputra. Y., (1998). Pengembangan Kegiatan
Ko dan Ektrakurikuler. Jakarta:
Depdikbud-Ditjen Pendidikan
Tinggi, Proyek PGSD.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suyudi. (2005). Pendidikan dalam Presfektif Al-
Qur’an. Yogyakarta: MIKRAJ.
Usman & Setiwati. (1993). Upaya
Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Zamili, M. (2015). Menghindar dari Bias:
Praktik Triangulasi dan Kesahihan
Riset Kualitatif. Jurnal Lisan Al-
Hal, 7(2), 283–384. Retrieved from
https://www.researchgate.net/pub
lication/327743115_MENGHINDA
R_DARI_BIAS_Praktik_Triangulas
i_dan_Kesahihan_Riset_Kualitatif.

274

Anda mungkin juga menyukai