Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KALIMAT DASAR”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Rahma Anugraheny, M.Pd.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang


mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan (Balai Pustaka, 1988:
254). Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran
dan perasaan (Moeliono, 1999:434). Kalimat juga mempunyai pengertian sebagai
satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh. Pikiran
yang utuh itu dapat diwujudkan dalam bentuk lisan atau tulisan.

Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik tururn, dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
kalimat dimulai dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya
(?), atau tanda seru (!).

Kalimat yang efektif dan benar adalah kalimat dengan penggunaan


jumlah kata yang sedikit dapat mengungkapakan gagasan yang padat dan tepat
tanpa terjadinya pelanggaran terhadap kaidah setiap unsur dan aspek bahasa
(Nazar, 2004: 13). Sehingga, Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan
maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaiannya harus memenuhi
syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat,
hubungan antar bagian logis, dan ejaannya pun harus benar.

B. Unsur-Unsur Kalimat

Unsur-unsur kalimat yang dimiliki oleh kalimat adalah subjek, predikat,


objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat dalam bahasa Indonesia baku
sekurang- kurangnya terdiri atas dua unsur yaitu subjek dan predikat. Unsur-
unsur yang lain yaitu objek, pelengkap, dan keterangan kehadirannya tergantung

1
konteks. Untuk lebih jelasnya, unsur- unsur kalimat dalam bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut:

1. Subjek

Unsur yang pertama adalah subjek yang berfungsi sebagai penunjuk


pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok
pembicaraan di dalam kalimat tersebut. Biasanya subjek di dalam kalimat berupa
sebuah objek atau benda, seperti manusia, barang, binatang, tumbuhan maupun
kata benda abstrak, seperti asap, gas, dan lain – lain. Subjek dapat dikenali dengan
mengajukan pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam kalimat dimaksud.

(1) Kita perlu mengambil keputusan yang berani untuk memberdayakan


masyarakat kecil.
(2) Masalah ini menarik.
(3) Peningkatan taraf hidup rakyat kecil tidak berjalan.

Memperhatikan kalimat (1) diyakini bahwa pelaku adalah manusia


sehingga kata tanya yang digunakan adalah siapa. Siapa yang mengambil
keputusan (1), jawaban pertanyaan ini adalah kita. Berbeda dengan kalimat (2
dan 3) kata yang cocok mendampingi predikat sebagai kalimat tanya adalah apa.
Sehingga pertanyaan untuk kalimat (2) apa yang menarik dan (3) apa yang tidak
berjalan. Jawaban atas pertanyaan di atas itu yakni masalah ini dan peningkatan
taraf hidup rakyat kecil. Semua jawaban atas pertanyaan itu adalah subjek
kalimat.

2. Predikat

Predikat adalah unsur yang menjelaskan keadaan atau perilaku subjek


dengan cara menjawab pertanyaan mengapa, berapa, atau bagaimana. Dengan
mengajukan pertanyaan seperti itu diharapkan akan menjadi tahu apakah kalimat
yang dibuat sudah mengandung unsur predikat atau belum. Penggunaan predikat
biasanya terdapat setelah subjek, karena predikat menjelaskan keadaan dari subjek
tersebut. Perhatikan kalimat di bawah ini.

2
(1) Masalah ini menarik.

(2) Peningkatan taraf hidup rakyat kecil tidak berjalan.

(3) Tidak perlu dibicarakan lagi masalah ini.

Jawaban atas pertanyaan bagaimana masalah ini pada kalimat (1) adalah
menarik. Jawaban atas pertanyaan itu merupakan predikat. Bagaimana
peningkatan taraf hidup rakyat kecil? Jawaban atas pertanyaan ini merupakan
predikat pula yakni tidak berjalan. Posisi predikat pada kedua kalimat di atas
adalah sesudah subjek. Jawaban atas pertanyaan kalimat (5) bagaimana masalah
ini adalah tidak perlu dibicarakan merupakan predikat. Jadi, pada kalimat (5)
predikat terletak sebelum subjek.

Unsur yang disebut predikat dapat berupa frasa (kelompok kata) benda
atau nomina, frasa sifat atau adjektiva, frasa bilangan atau numeralia, atau frasa
preposisi di samping frasa kerja. Perhatikan contoh di bawah ini:

(4) Ayah nelayan. (P-N)

(5) Saudaranya tiga. (P-Num)

(6) Ibu ke pasar. (P-Prep)

(7) Kakak perempuannya paling cantik se kampung. (P-FAdj)

Dari uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa kalimat dapat sangat
pendek seperti pada (4, 5, dan 6). Kalimat ini hanya terdiri dari unsur subjek dan
predikat saja. Kalimat (7) unsurnya berupa subjek-predikat-keterangan. Meskipun
pendek kalimat di atas sempurna, baik, dan jelas, serta mudah dipahami. Oleh
karena itu, kalimat yang dibuat tidak perlu panjang, karena yang pendek juga bisa
sepanjang unsurnya lengkap. Bahasa tulis paling sedikit memiliki dua unsur di
atas yakni subjek dan predikat.

3. Objek

3
Unsur lainnya adalah objek. Unsur ini berfungsi untuk menyatakan
korban atau pihak yang dikenai tindakan oleh subjek melalui predikat. Dalam
sebuah kalimat kehadiran objek ditentukan oleh bentuk predikat. Artinya, ada
predikat yang memerlukan kehadiran objek, ada pula yang tidak. Kalimat yang
berpola subjek – predikat kehadiran objek tidak terlalu diperlukan. Karena tanpa
objek kalimat tersebut sudah dapat dipahami. Adapun kalimat yang menuntut
kehadiran objek adalah kalimat aktif transitif. Bentuk kata kerjanya adalah kata
kerja aktif transitif. Objek selalu terletak di kanan predikat atau langsung
mendampingi predikat.

(1) Robi membeli bola.

(2) Rektor akan mewisuda 1000 orang mahasiswa.

Predikat pada kalimat (1) membeli menuntut kehadiran nomina bola.


Demikian juga predikat (2) mewisuda memerlukan nomina 1000 orang
mahasiswa. Karena, tanpa kehadiran nomina kalimat (1) dan (2) tidak akan
sempurna. Subjek pada kalimat (1) dan (2) melakukan tindakan, sehingga disebut
kalimat aktif transtif. Kalimat ini dapat dibalik menjadi pasif transtif. Caranya
dengan menukar posisi antara subjek dan objeknya serta kata kerjanya diubah dari
awalan me(N-) menjadi di-. Kemudian ditambah kata oleh sebelum objek pelaku.
Subjek pada kalimat pasif disebut subjek yang dikenai pekerjaan. Kalimat (1 dan
2) akan menjadi (1a dan 2a).

(1a) Bola dibeli oleh Robi.

(2a) Seribu orang mahasiswa akan diwisuda oleh Rektor.

Bentuk angka (1000) diubah menjadi kata pada (2a) karena ejaan tidak
memperbolehkan angka ada pada awal kalimat.

4. Pelengkap

Pelengkap merupakan unsur kalimat yang posisinya di belakang predikat


seperti objek. Karena posisinya ini sering pelengkap disamakan dengan objek.

4
Unsur kalimat ini berfungsi untuk melengkapi unsur kalimat lainnya seperti
subjek, predikat, dan objek. Perhatikan kalimat contoh di bawah ini.

(1) Para mahasiswa sedang belajar bahasa Indonesia.


S P Pel
(2) Ibu membelikan adik baju baru.
S P O Pel

Pada kalimat satu (1) bentuk bahasa Indonesia adalah pelengkap. Verba
pada kalimat (1) termasuk verba intransitif. Oleh karena itu, letak pelengkap
berada tepat di sebelah kanan predikat. Ini berbeda dengan kalimat dua (2) bentuk
Adik adalah objek kalimat dan baju baru adalah pelengkap. Karena verba pada
kalimat (2) bersifat transitif yang tidak hanya memerlukan fungsi pelengkap,
tetapi juga fungsi objek sehingga fungsi pelengkap ada setelah fungsi objek.

Ada bentuk kata kerja yang menuntut kehadiran pelengkap bukan objek.
Bentuk kata kerja itu berupa kata kerja dwitransitif dalam kalimat aktif. Artinya
kata kerja itu dapat diikuti oleh dua kata benda. Kata benda itu satu objek dan
yang satu lagi sebagai pelengkap. Kata kerja yang disebut dwitransitif ini berciri
me- i/kan, ber-, ke-an. Ciri lain kata kerja ini adalah selalu terletak di belakang
predikat, tidak pernah mendahului predikat.

(3) Ibu mengambilkan ayah minum.

Kalimat (3) memiliki dua kata benda, pertama ayah berfungsi sebagai
objek dan minum berfungsi sebagai pelengkap. Salah satu makna imbuhan -kan
adalah bahwa pekerjaan yang dilakukan bukan untuk dirinya, tetapi untuk orang
lain. Sehingga, kata kerja mengambilkan akan selalu menuntut kehadiran objek
meskipun kalimatnya menjadi Ibu mengambilkan minum, kalimat ini tetap akan
tersirat bahwa ada objeknya yakni orang lain bukan dirinya.

5
Contoh kalimat berpelengkap :

(1) Ternaknya bernilai miliaran rupiah.


S P Pel
(2) Mahasiswa itu kedapatan mencontek.
S P Pel

5. Keterangan

Keterangan merupakan informasi tambahan tentang sesuatu yang


dinyatakan dalam kalimat. Informasi tambahan itu dapat berupa keterangan
tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Dalam kalimat posisi unsur keterangan ini
dapat dipindah-pindahkan, biasanya terdapat di awal, di tengah, atau di akhir
kalimat. Ciri yang dapat diperhatikan pada unsur keterangan adalah bukan unsur
utama. Artinya kehadirannya dalam kalimat dasar tidak bersifat wajib seperti
subjek, predikat, dan pelengkap. Sehingga meskipun tidak hadir kalimat itu masih
benar, sejauh telah memenuhi syarat.

(21) Kue ini terbuat dari sagu.

(22) Masyarakat Papua sekarang senang makan tempe.

Kedua kalimat di atas mengandung keterangan dari sagu dan sekarang.


Kalimat pertama unsur keterangan tidak dapat ditiadakan begitu saja, sedangkan
kalimat kedua unsur keterangan dapat ditiadakan. Posisi keterangan bersifat
bebas, dapat berpindah tidak terikat seperti objek dan pelengkap harus setelah kata
kerja.

(21a) *Kue ini terbuat.

(22a) Masyarakat Papua senang makan tempe.

(21b) Dari sagu kue ini terbuat.

(22b) Sekarang masyarakat Papua senang makan tempe.

6
(21c) Terbuat dari sagu, kue ini.

(22c) Masyarakat Papua senang makan tempe sekarang.

C. Pola Kalimat Dasar

Unsur-unsur kalimat di atas tersusun sesuai dengan fungsi dan tugasnya


masing-masing sehingga membentuk suatu pola kalimat. Dalam bahasa Indonesia
ada delapan pola kalimat dasar, berikut ini adalah pola-pola kalimat dasar beserta
contohnya.

Tipe Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan


1. S-P Orang itu baru pergi - - -
Paman petani - - -
Saya mahasiswa baru
2. S-P-O Ibu membeli bakso - -
Kakak mendapat uang - -
3. S-P-Pel Mama berjualan - papeda -
Ayah menjadi - kades -
4. S-P-Ket Ayah menetap di - - di Bandung
Penelitian
Dilakukan - - tahun lalu
ini
5. S-P-O-Pel Ayah memberi saya uang -
Ibu mengambilkan adik air minum -
6. S-P-O-Ket Mama Ani meminjam uang - di bank
Mereka memperlakukan kami - dengan sopan
7. S-P-Pel-K Di tanah
Anak-anak bermain - bola
lapang
Karena
Tubuhnya berlumuran - keringat bekerja keras
seharian
8. S-P-O-Pel-K hari Minggu
Ibu membelikan adik sepatu baru
kemarin
Dari Negeri
Nathan memberikan Laras oleh-oleh
Sakura

7
Memperhatikan bagan kalimat di atas, tampak bahwa tidak semua unsur
terisi oleh kata. Hal ini bukan semata-mata karena kebetulan, tetapi karena ada
unsur yang mempengaruhi unsur lain. Kehadiran unsur objek, pelengkap, dan/atau
keterangan sangat bergantung pada bentuk dan jenis predikat. Dengan kata lain
unsur ini merupakan unsur yang berfungsi melengkapi kata kerja predikat. Oleh
karena itu, unsur objek, pelengkap, dan keterangan sering disebut juga unsur
komplementasi atau pemerlengkapan.

(25) Ratih membeli sepeda.

S P O

(26) Ayah membelikan Rudi sepeda.

S P O Pel

Bentuk verba predikat membeli berbeda dengan membelikan, karena makna


yang dikandung oleh kedua kata itu juga berbeda. Verba membeli menuntut dua
kehadiran yakni: 1) yang membeli (Ratih) dan 2) yang dibeli (sepeda). Verba membelikan
menuntut tiga kehadiran yakni: 1) yang membeli (Ayah), 2) yang dibeli (sepeda), 3) yang
dibelikan (Ratih).

Kalimat (26) dapat ditambah dengan kelompok kata untuk adiknya, sehingga
kalimat menjadi

(26a) Ratih membeli sepeda untuk adiknya.

S P O Pel

Meskipun demikian predikat kata kerja membeli kalimat (26a) tidak menuntut
kehadiran kelompok kata untuk adiknya (seseorang), sebaliknya predikat kata kerja
membelikan meskipun tanpa kelompok kata untuk adiknya tetap dalam pengertian
untuk orang lain.

(26b) Ayah membelikan sepeda.

S P Pel

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
2. Ada lima unsur yang membentuk sebuah kalimat, yaitu: subjek
(S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan
(Ket.). Subjek biasanya berupa unsur yang melakukan pekerjaan.
Predikat merupakan unsur kalimat yang menjelaskan tindakan
atau perbuatan subjek. Objek adalah unsur kalimat yang dikenai
tindakan oleh subjek. Kemudian Pelengkap, unsur ini berfungsi
untuk menambahkan arti atau melengkapi unsur-unsur lainnya.
Terakhir, keterangan merupakan informasi tambahan tentang
sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat. Kelima unsur tersebut
disusun dalam sebuah pola dasar sehingga dapat membentuk
sebuah kalimat yang efektif.
3. Ada delapan pola kalimat dasar yaitu :
(1) Kalimat berpola S P
(2) Kalimat berpola S P O
(3) Kalimat berpola S P Pel
(4) Kalimat berpola S P K
(5) Kalimat berpola S P O Pel
(6) Kalimat berpola S P O K,
(7) Kalimat berpola S P Pel K, dan
(8) Kalimat berpola S P O Pel K

9
DAFTAR RUJUKAN

Bitar. 2018. Kalimat: Pengertian, Ciri, Unsur, Jenis, Pola & Contohnya Lengkap
(online). https://seputarilmu.com/2018/12/kalimat.html (diakses pada
tanggal 12 Oktober 2019).

Kuncaranungsih, Yoga. 2017. Jurnal Kalimat dan Bagian-Bagiannya (online).


https://www.academia.edu/6307781/Jurnal_Kalimat_dan_Bagian-
_Bagiannya (diakses pada tanggal 5 Oktober 2019).

Santoso, Budi. 2015. Analisis Kesalahan Fungsi Subjek, Predikat, Objek,


Pelengkap, Dan Keterangan Dalam Kalimat Karangan (online).
http://jurnal.umrah.ac.id/wpcontent/uploads/gravity_forms/1-
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2015/09/SKRIPSI-BUDI.pdf
(diakses pada tanggal 5 Oktober 2019).

Soepardi. 2010. Ilmu Bahasa dan Pendidikan Bahasa: BAB II KALIMAT DASAR
(online). https://supardi-uncen.blogspot.com/2010/01/bab-ii-kalimat-
dasar.html (diakses pada tanggal 5 Oktober 2019).

Sumarni, Ratna. 2017. 8 Pola Kalimat Dasar Beserta Contohnya Dalam Bahasa
Indonesia (online). https://dosenbahasa.com/pola-kalimat-dasar-
besertacontohnya (diakses pada tanggal 12 Oktober 2019).

Prasetyo, Apri Dewi. 2016. Pengertian, Contoh Unsur-Unsur Pembentuk dan


Pola Kalimat (SPOK) (online).
https://aprileopgsd.wordpress.com/2016/12/27/pengertian-contoh-
unsur-unsur-pembentuk-dan-polakalimat-spok/ (diakses pada tanggal 5
Oktober 2019).

10
Priatna, Wildan. 2015. Modul 2 Unsur-Unsur Pembentuk Kalimat (online).
https://id.scribd.com/doc/286826927/Modul-2-Unsur-Unsur-
Pembentuk-Kalimat (diakses pada tanggal 5 Oktober 2019).

Wagiati. 2010. Kalimat dalam Bahasa Indonesia (online).


http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/03/kalimat_dalam_bahasa_indonesia.pdf
(diakses pada tanggal 5 Oktober 2019).

11

Anda mungkin juga menyukai