Anda di halaman 1dari 36

“ MUSEUM

VISIT
REPORT
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Museum

Oleh: Ranti Mayang Sari dan Surtilawati

Universitas Pendidikan Indonesia


Pendahuluan

Indonesia merupakan bangsa besar dimana di dalamnya


banyak sekali orang – orang hebat dengan karya – karya yang
hebat pula. Indonesia juga terkenal sebagai Negara dengan
perjalanan sejarah yang panjang dan kesenian yang beragam.
Tidak banyak masyarakat terutama kaum muda yang tertarik
untuk mempelajari sejarah ataupun peristiwa – peristiwa
penting yang pernah terjadi di Indonesia. Tidak hanya sejarah,
kesenian dan karya – karya luar biasa yang lahir dari gagasan,
pemikiran dan kreativitas manusia – manusia Indonesia pun
telah banyak yang di museum kan. Sayangnya, antusias
masyarakat untuk berkunjung ke tempat yang menyimpan,
mengoleksi dan melestarikan benda – benda bersejarah dan
hasil – hasil karya manusia ini masih kurang.
Kunjungan ke berbagai museum yang ada di Kota
Bandung yang kami lakukan pada 7 Oktober 2015 lalu bukan
hanya untuk memenuhi tugas wajib mata kuliah. Lebih jauh lagi,
kami ingin mencoba menyelami peristiwa sejarah yang pernah
terjadi di Kota kembang ini, melihat karya seni dari seniman
Indonesia, dan menyaksikan pertunjukan seni tari dan seni musik
tradisional Indonesia, khususnya sunda. Ada tiga museum yang
kami kunjungi yaitu NuArt, museum konperensi Asia Afrika, dan
Saung Angklung Udjo.
Pada kunjungan ini, tidak hanya menikmati keindahan seni
yang di pamerkan. Kami juga melihat bagaimana pengelolaan
pada museum – museum tersebut, alur display koleksi museum
tersebut, design yang diterapkan untuk menambah nilai estetika
museum, dan kenyaman – kenyaman yang diberikan sehingga
pengunjung yang datang ke museum tersebut mendapatkan
pengalaman baru yang menyenangkan serta bagaimana promosi
– promosi yang dilakukan oleh pihak museum agar museum
tersebut tetap diminati dan tidak sepi pengunjung.
Part I
NuArt Sculpture Park

Jl. Sutra Duta Kencana II/11, Bandung,


West Java, Indonesia 40151
Phone: +62 22 2017812 |Fax + 62 22 201 56
e-mail : sculpturepark@nuarta.com
Website: www.nuarta.com
Objek Kunjungan NuArt Sculpture Park

Musium NuArt atau NuArt dari fakultas seni rupa, ITB pada
Sculpture Park merupakan sebuah tahun 1979. Ada yang berbeda
museum galeri seni yang berisi karya- dari karya-karya Pak Nyoman, saat
karya seni berupa patung-patung. seniman membuat patung dari
Berlokasi di perumahan elite Setra Duta – batu, kayu ataupun gyp, beliau
Bandung Utara atau lebih tepatnya di Jl. membuat karyanya dari materi
Setra Duta Kencana II no. 11 Bandung. kuningan dan tembaga. Beliau
NuArt Sculpture Park ini dibuka memulai karirnya saat memenang
pertamakali untuk umum pada tahun patung proklamator RI pada tahun
2000 dan didirikan oleh seniman yang 1979. Beliau telah menunjukan
berbakat yaitu I Nyoman Nuarta. bahwa menjadi seniman bisa
mempunyai masadepan yang baik.
Nyoman Nuarta lahir di Tabanan Sejak saat itu, karir beliau semakin
bali pada tanggal 14 November memuncak. Terbukti dengan
1951. Beliau merupakan lulusan adanya karya-karya penomenalnya
yang tersebar hamper di seluruh difungsikan untuk disembah. Menurut
nusantara. Salahsatu karya beliau patung bukan hanya itu, namun
monumental yang masih digarap patung bisa menjadi landmark suatu
saat ini yaitu Garuda Wisnu tempat atau destinasi.
Kencana (GWK) di bali. Nature, Pak Nyoman sendiri sangat
NuArt Sculpture Park dibangun mencintai alam dan peduli terhadap
atas tiga konsep yaitu art, nature, dan lingkungan. Terbukti dengan konsep
culture. Pada konsep yang pertama yaitu NuArt yang sedang dibangunnya, di
Art sudah sangat jelas NuArt Sculpture sepanjang kawasan seluas 3 Ha ini lebih
Park ini menampilkan karya seni patung banyak pepohonan hijau nan rindang.
yang dibuat oleh NuArta. Dengan Karena Pak Nyoman percaya kalau
membangun museum galeri NuArt, Pak kreativitas itu akan muncul di tempat
Nyoman sendiri ingin memperkenalkan sejuk. Kreativitas hanya modal kecil, tapi
seni patung di masyarakat Indonesia. hasilnya besar. Dengan sentuhan alam
Beliau ingin menyadarkan kepada kita yang ada, pengunjung juga diharapkan
tentang persepsi patung yang sering nya dapat tergugah untuk menanam pohon.
Selain itu, saking pedulinya terhadap Fasilitas yang ditawarkan di NuArt
lingkungan, beliau memberikan tunjangan Sculpture Park ini yaitu sculpture park,
bagi karyawannya yang tidak merokok. gallery, café, craft boutique, workshop,
Beliau percaya bahwa perubahan itu area amphitheater dan sebagainya. Selain
dimulai dari internalnya dulu fasilitas tersebut, Pak Nyoman juga
(staf/karyawan), selanjutnya baru ke memberikan ruang bagi para seniman
eksternal (pengunjung) yang memang yang ingin berkreasi serta unjuk diri.
tidak boleh merokok.
Selanjutnya pada konsep yang
ketiga yaitu culture, NuArt Sculpture Park
ini diharapkan dapat mengajarkan budaya
serta dapat menghargai hasil karya seni.
Setiap karya yang dipamerkan
memberikan pesan didalamnya yang
divisualisasikan dalam bentuk patung.

Patung Kuda
Patung ini merupakan symbol kekuatan seorang lelaki
dengan otot-ototnya. dan terdapat api pada rambut
kuda yang merupakan amarah. Filosofinya bahwa
manusia harus saling menghargai, serta menghormati
satu sama lain.
Kemudian untuk alur pengunjung itu
Analisa Kunjungan NuArt Sculpture Park sendiri, karna mengunakan alur penyajian
dengan pendekatan gabungan, dapat
Alur penyajian koleksi dan alur pengunjung memudahkan pengunjung. Pengunjung tidak
Untuk alur penyajian koleksi di NuArt harus bergerak secara linear saja, akan tetapi
Sculpture Park ini, koleksi disebar begitu saja. juga pengunjung dapat bergerak secara bebas
Tidak hanya berada diruangan/ galeri namun menentukan tema-tema yang diinginkan.
pengunjung dapat menikmati koleksi NuArt Namun untuk aksesibilitas keluar-masuk
diluar ruangan. Menurut Pak Agus (Marketing
pengunjung kurang diperhatikan, dimana
& Banquet Coordinator NuArt Sculpture Park),
ruang galeri hanya mempunyai satu pintu
Tidak semua koleksi dipamerkan di galeri
tersebut, karena biasanya setiap enam bulan
untuk keluar-masuk ruangan.
sekali, koleksi-koleksi tersebut akan diganti
guna memberikan variasi bagi pengunjung.
Alur penyajian koleksi di NuArt ini
menggunakan pendekatan gabungan, artinya
penyajian koleksi tidak runtut disajikan
Right and Alert – 1991
menurut kronologi (kurun waktu) Patung ini menceritakan tentang
sifat manusia, yang mempunyai
tertentu, tetapi juga tematik jadi setiap
dua sisi yaitu sisi baik digambarkan
koleksi memiliki tema-tema tersendiri. oleh sayap dan sisi buruk digambarkan
dengan wajah yang menoleh ke
Beban- 1999 sebelah kiri. Kenapa harus ke kiri,
Patung ini bercerita tentang krisis moneter yang karena setiap orang mempunyai
Dirasakan oleh Indonesia pada saat itu. kecondongan untuk melihat orang lain
Dianalogikan seperti garuda yang tertindih oleh dari sisi buruknya saja.
bumi/bola dunia.
Konsep desain tapi beliau tidak memperlihatkan
Konsep desain yang ditawarkan kebudayaan bali pada setiap
oleh NuArt Sculpture Park ini cukup bangunannya. Karena beliau ingin NuArt
menarik, dilihat pada desain bangunan ini bisa dinikmati oleh siapa saja, tidak
galeri. Gedung berbentuk kubus dengan terbatas pada satu kebudayaan saja.
material yang tampak batu yang dipahat Tata pencahayaan
lalu dikombinasikan dengan material kaca Untuk tata pencahayaan di galeri
pada tampilan luarnya, terkesan kacau NuArt sangat kurang karena cahaya yang
namun mempunyai nilai estetika dan masuk dibatasi oleh kualitas instalasi.
mempunyai keunikan tersendiri. Dilihat Pemilihan warna lantai juga membuat
dari luar saja, Pak Nyoman sepertinya ruangan terlihat redup dan terkesan
ingin memberikan kesan yang berbeda angker jika pengunjung memasuki galeri
dari bangunan kebanyakan. Namun dalam hanya seorang diri. Untuk tata
hal ini menurut Pak Agus, walaupun Pak pencahayaan koleksi sejauh ini didapat
Nyoman sendiri seorang keturunan bali, dari cahaya diruangan saja.

Misery-
Patung ini menceritakan tentang bencana
Miniatur Garuda Wisnu kelaparan yang terjadi. Bencana ini membuat
Kencana (GWK) tubuh manusia menyisakan tulang dan kulit saja
Kualitas Tata Ruang Bagi Pengunjung NuArt Sculpture Park

Comfort Competence
Saat pengunjung memasuki kawasan Pengunjung merasa kompeten terhadap
NuArt, kesan pertama yang didapat dari koleksi-koleksi yang ada di galeri, karena
pengunjung yaitu merasa nyaman dan kurator menyampaikan kandungan
sejuk. Karena kawasannya cukup asri dan informasi dari setiap koleksinya dengan
banyak pepohanan yang rindang. Namun sangat jelas dan dengan bahasa yang
menjelang siang, pengunjung akan mudah dimengerti. Filosofi-filosofi dari
merasa bising apalagi saat memasuki koleksi pun ternyata tidak serumit wujud
kawasan workshop. Selain itu, karena koleksinya. Jadi koleksi patung itu tidak
NuArt sedang melakukan renovasi hanya bisa dinikmati oleh seniman saja
gedung. Untuk kemudahan aksesibilitas namun juga bisa dinikmati oleh
dirasa kurang, karena dilihat dari alur pengunjung yang bukan berlatar belakang
sirkulasi yang hanya memiliki satu pintu seni.
keluar-masuk. Jadi pengunjung yang akan
memasuki ruangan galeri perlu dibatasi. Woman In Red - 1999
Patung ini menggambarkan keinginan Nyoman
Nuarta untuk memiliki seorang istri yang
Bianca - 2007 cantik dan pandai bermain biola. Namun
Patung Bianca ini merupakan cucu pertama karena beliau hanya mendapatkan istri yang
dari Nyoman Nuarta. Dipatung itu terlihat cantik saja,maka beliau menggambarkan
Bianca sedang menunjuk ke arah cicak. biola yang digantung.
Kenapa cicak? Karena Bianca menyukai
cicak.
Engagement Meaningfulness
Mungkin ada sebagian dari Setiap pengunjung pasti memiliki
pengunjung yang saat melihat koleksi pemaknaan yang berbeda-beda.
NuArt merasa ada ikatan dengan objek Pemaknaan itu bisa diambil dari mana
yang dipamerkan, baik dengan alur saja. Baik dari pesan yang disampaikan
ceritanya, kandungan filosofinya atau melalui patung, dari sang seniman, atau
tempat kejadiannya. Pengunjung yang pun dari konsep desain yang dipakai.
memang berjiwa seni akan lebih mengerti Misalnya saat pengunjung mendengarkan
dengan patung-patung yang bercerita penjelasan dari kurator mengenai filosofi
didalamnya. Ikatan itu bisa muncul saat pada koleksi patung, pengunjung merasa
pengunjung melihat patung Armagedon takjud dan tidak secara langsung tanpa
yang menceritakan saat tsunami sadar pengung sedang memaknai filosofi
berlangsung. Pengunjung seakan dari koleksi patung tersebut
mengingat kembali kejadian yang
mengerikan itu di tahun 2004 yang lalu.

Armagedon - 2005 Hutan Maya


Patung ini menceritakan tentang Menceritakan tentang kejadian
kejadian Tsunami yang banyak Kebakaran hutan yang tanpa disadari
merenggut nyawa. tiap tahun terjadi di Indonesia.
Satisfaction Bukan hanya itu, pengunjung juga
Pengunjung memiliki kepuasan mendapatkan pelajaran dari sang seniman
tersendiri setelah datang ke NuArt sekaligus pemilik NuArt Sculpture Park.
Sculpture Park ini. Pengunjung tidak Dengan kepeduliannya terhadap
hanya mendapatkan secara visualisasi lingkungan, memberikan konpensasi pada
saja, namun pengunjung juga staf yang tidak merokok, serta alasan-
mendapatkan pelajaran berharga dari alasan beliau ketika mendirikan NuArt
filosofi patung-patung yang disajikan. Sculpture Park ini.
Part II
Museum Konperensi
Asia-Afrika

Jalan Asia Afrika No.65 Bandung 40111


Phone. +62 22 4233564 | Fax. +62 22 4238031
Surel : asianafrican.museum@gmail.com |
asianafrican.museum@kemlu.go.id
Objek Kunjungan Museum KAA

Objek yang menjadi kunjungan kali berkaitan dengan gedung merdeka


ini adalah Museum Konferensi Asia Afrika beserta keinginan mereka untuk
(KAA). Museum yang berlokasi di Jl. Asia mengunjungi kota Bandung untuk melihat
Afrika No.65 Bandung ini merupakan langsung gedung yang menjadi saksi bisu
museum sejarah politik luar negeri pertemuan bangsa – bangsa Asia Afrika
Republik Indonesia. Museum Konferensi tersebut atau sekedar bernostalgia
Asia Afrika ini berdiri atas prakarsa Prof. mencoba menyelami setiap jengkal
Dr. Motchar Kusumaatmaja, SH.,LL.M peristiwa yang terjadi pada saat itu. Atas
yang mana beliau merupakan Menlu RI dasar tersebut, terbesitlah pemikiran
(1978-1988). Jabatan beliau sebagai untuk mengabadikan sejarah yang pernah
menteri luar negeri RI ini membuatnya ditorehkan Indonesia atas keberanian
kerap kali melakukan perbincangan Bangsa ini menyelenggarakan Konferensi
dengan para pimpinan negara dan bangsa Asia Afrika pada tahun 1955.
Asia Afrika. Tidak jarang dari perbincangan
tersebut terlontarkan pertanyaan –
pertanyaan dari para pimpinan negara
Peringatan 25 tahun konferensi Joop Ave sebagai Ketua
Asia Afrika pada tahun 1980 menjadi Harian Panitia Peringatan 25 tahun
momen yang tepat untuk merealisasikan KAA dan Dirjen Protokol dan
keinginan tersebut. Gagasan pendirian Konsuler Deplu (1980 – 1982)
museum ini disampaikan pada forum bergerak cepat untuk mewujudkan
rapat panitia peringatan 25 tahun KAA gagasan pendirian tersebut
yang dihadiri oleh Direktur Jenderal dengan bekerjasama dengan
Kebudayaan Prof. Dr. Hayati Soebadio Depdikbud, Deppen, Pemda
sebagai wakil dari Departemen Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan
dan Kebudayaan. Atas respon positif dari Universitas Padjajaran. PT.
Presiden Republik Indonesia yaitu Decenta Bandung dipercaya untuk
Soeharto, maka sejak itu pendirian bertanggungjawab atas
museum KAA ini menjadi program kerja perencanaan dan pelaksanaan
yang coba di wujudkan oleh panitia. teknis pendirian museum ini.
Museum KAA ini diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 24
April 1980, sebagai puncak oleh Pemerintah RI ini berada
peringatan 25 tahun KAA. dibawah Departemen Pendidikan
Museum Konferensi Asia dan Kebudayaan. Pada Awalnya,
Afrika dirasa tepat digunakan pengelolaan museum ini
untuk penamaan museum ini dipercayakan kepada Departemen
sebagai memori pengingat sejarah Luar Negeri dan Pemerintah
peristiwa Konferensi Asia Afrika Daerah tingkat 1 provinasi Jawa
yang menjadi inspirasi dan Barat. Namun restrukturisasi pada
motivasi bangsa – bangsa Asia tubuh Departemen Luar Negeri
Afrika khususnya Indonesia pada terjadi tahun 2003 yang
sebagai tuan rumah. Status dari menyebabkan Museum Konferensi
museum ini saat ini berada dalam Asia Afrika dialihkan ke Dirjem
koordinasi Direktorat Diplomasi Informasi, Diolomasi Publik dan
Publik. Museum yang dididrikan Perjanjian Internasional.
Analisa Kunjungan Museum KAA

Alur penyajian koleksi dan Alur Oleh karena itu, display koleksi
pengunjung yang terdapat pada museum ini disusun
Museum Konferensi Asia Afrika berdasarkan storyline atau alur cerita dari
merupakan sebuah museum dengan peristiwa konferensi Asia Afrika tersebut.
suasana sejarah yang sangat kental. Pada Alur cerita pada koleksi ini disusun secara
museum ini terdapat koleksi – koleksi tematik yaitu koleksi - koleksi tersebut
yang berkaitan dengan kegiatan dikelompokan berdasarkan tema – tema
konferensi Asia Afrika yang peristiwa baik sebelum atapun sesudah
diselenggarakan di Bandung pada tahun konferensi Asia Afrika ini berlangsung.
1955. Kita akan diajak menyelami dan Storyline ini dimulai ketika kita
terlibat secara emosional dengan memasuki museum konferensi Asia Afrika
peristiwa yang terjadi pada saat itu. ini. Ketika memasuki museum, kita akan
Museum ini menggambarkan perjuangan disambut oleh replika bola dunia yang
bangsa – bangsa Asia Afrika dalam berukuran cukup besar. Kemudian kita
menentang kolonialisme. akan diarahkan ke sebelah kiri menuju
information desk untuk mengisi buku

Bola dunia yang dapat


kita lihat ketika
memasuki museum.
tamu. Disini pengunjung akan diarahkan pengunjung memulai penjajakan koleksi
oleh petugas untuk memulai langkah dari arah kiri ke kanan serah jarum jam.
mereka melihat koleksi yang ada di Dimulai dengan foto keajaiban dunia di
museum ini. negara Asia Afrika, kemudian dilanjutkan
Museum Konferensi Asia Afrika ini dengan melihat diorama mimbar sidang
memiliki beberapa titik atau area . Yang KAA, kursi rotan dan peralatan liputan
pertama adalah area pameran tetap. Pada yang digunakan selama pelaksanaan KAA,
area ruang ini terdapat pameran koleksi - selanjutnya pengunjung akan diajak
koleksi 3 dimensi berkaitan dengan melihat foto kelima perdana menteri
peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi hebat yang merupakan sponsor KAA,
konferensi Asia Afrika sampai kepada kemudian profil ketua delegasi KAA
dampak pelaksanaan konferensi ini bagi Indoneisa, perangko KAA & Dasasila
dunia internasional. Selain itu, disajikan Badung, situasi politik dunia saat itu,
pula dalam bentuk multimedia profil dari cuplikan pidato bung karno, foto prosesi
negara – negara peserta KAA. Di area kedatangan delegasi KAA, prosesi
pameran tetap ini, secara storyline pelaksanaan KAA dan sambutan

Diorama mimbar siding


KAA, ruang santai, dan
peralatan liputan KAA.
masyarakat, liputan surat kabar, profil berkaitan dengan konferensi Asia Afrika
delegasi KAA dan sampai kepada peristiwa dan konferensi – konferensi lanjutannya
serta harapan setalah KAA 1955. serta majalah – majalah dan surat kabar.
Setelah merasakan euforia Perpustakaan ini pada awalnya di
pelaksanaan KAA pada area pameran didirikan untuk menunjang kegiatan
tetap, kita akan berlanjut menuju area museum oleh Abdullah Kamil pada tahun
perpustakaan. Perpustakaan ini 1985 yang mana beliau pada saat itu
merupakan sarana penunjang yang merupakan kapala perwakilan keduataan
terdapat di museum konferensi Asia Afrika besar Republik Indonesia di London.
ini. Di Perpustakaan ini kita bisa Perpustakaan ini bekerjasama dengan
mendapatkan referensi lebih lengkap perguruan tinggi untuk pengelolaannya,
mengenai konferensi Asia afrika, salah satu perguruan tinggi yang ikut
khususnya koleksi mengenai sejarah, dalam kerjasama tersebut adalah
politik dan budaya negara – negara Asia Universitas Pendidikan Indonesia.
Afrika. Selain itu, di perpustakaan ini juga
menyimpan dokumen – dokumen yang

Foto kepala Negara sponsor


KAA, dan foto delegasi KAA
dari Indonesia.
Bergerak dari area perpustakaan, kita konferensi berlangsung. Sebagian besar
akan menemui area atau ruang fasilitas yang ada diruangan ini masih asli,
audiovisual. Ruangan ini meruapakan oleh sebab itu sensasi berbeda akan
tempat pemutaran film dokumenter begitu terasa ketika kita memasuki
mengenai kondisi dunia hingga 1950-an. ruangan ini. Waktu seolah berjalan
Selain itu, disini juga ditayangkan film mundur dan kita terdamapar pada tahun
dokumenter mengenai kondisi politik, 1950 ketika konferensi diselenggarakan.
sosial, budaya di negara – negara Asia Konsep design
Afrika. Museum Konferensi Asia Afrika ini
Setalah melewati area audiovisual, merupakan hasil rancangan guru besar
kita akan memasuki ruangan dengan Technische Hegoschool (Sekolah Teknik
suasana sejarah yang sangat nyata yaitu Tinggi), atau sekarang yang dikenal
ruangan Konferensi Asia Afrika. Pada dengan ITB yaitu Van Gallen Last dan C.P.
ruangan inilah petinggi – petinggi negara Wolff Schoemaker.
dari Asia Afrika menguras otak dan
mengerahkan pemikiran mereka ketika

Foto perpustakaan museum


KAA dan ruang KAA.
Konsep design dari museum ini terutama museum akan memberikan
cukup menarik dan sesuai dengan sejarah suatu kesan sendiri terhadap koleksi yang
yang terkandung didalamnya. Gedung ini dipamerkan. Pencahayaan pada museum
kental sekali dengan nuansa art deco. konferensi Asia Afrika ini ada dua, yaitu
Ketika kita memasuki ruangan museum ini pencahayaan alami dengan mengandalkan
kita merasa berada di tahun 1955-an sinar matahari dan pencahayaan dengan
sehingga kita akan terbawa ke suasana lampu. Pencahayaan alami dengan
konferensi Asia Afrika. Untuk design memanfaatkan sinar matahari ini cukup
interior dari museum ini sangat terkonsep efektif untuk museum pada siang hari.
dengan penempatan koleksi yang tidak Banyaknya jendela yang terbuka
monoton dan sesuai dengan alurnya. membuat cahaya matahari bisa dengan
mudah menjangkau ruangan museum.
Tata pencahayaan Cahaya matahri yang masuk melalui
Pencahayaan merupakan sesuatu yang jendela ini diminimalisir dengan
tidak bisa dianggap sepele. Pencahayaan menggunakan roller blind screen shades
yang diterapkan pada suatu ruangan, sehingga cahaya tidak langsung mengenai
koleksi yang dapat merusak koleksi ruangan museum saja. Terdapat lampu –
tersebut. lampu kecil pada koleksi di museum KAA
ini. Lampu ini berfungsi sebagai penerang
dan penegas materi pameran baik koleksi
Tata pencahayaan
dua dimensi maupun tiga dimensi. Selain
pada display koleksi di
museum KAA. Dengan itu, penempatan lampu pada koleksi juga
menggunakan lampu . akan memberikan nilai estetika lebih
sehingga koleksi yang dipamerkan tampak
lebih menarik.
Selain pencahayaan alami dari sinar
matahari, museum ini juga menggunakan Sistem pencahayaan
alami, dengan
lampu sebagai pencahayaannya.
mengandalkan sinar
Penggunaan lampu ini cukup efektif matahari.
sebagai pencahayaan pada ruangan
museum ini. Lampu ini tidak hanya
digunakan sebagai sistem pencahayaan
Kualitas Tata Ruang Bagi Pengunjung Museum KAA

Comfort disediakan pula jalan masuk khusus untuk


Ketika megunjungi museum kaun difable.
Konferensi Asia Afrika ini, pengunjung Secara psikis, museum ini memberikan
akan merasakan kenyaman baik secara kenyaman bagi para pengunjung dengan
psikis maupun fisik. Kenyamanan secara suasana yang tenang sehingga
fisik terlihat ketika pengunjung bisa pengunjung bisa memahami setiap makna
dengan mudahnya mengakses atau yang terkandung dalam koleksi yang
melihat dari satu koleksi ke koleksi terdapat dalam museum konferensi Asia
lainnya. Bukan hanya orang dengan fisik Afrika ini. Design interior yang dirancang
normal saja yang bisa mendapatkan semenarik mungkin juga membuat
kemudahan dalam aksesibilitas ini. pengunjung merasa nyaman ketika berada
Museum ini juga ramah untuk para kaum di museum ini.
difable, ini sudah terlihat dari pintu
Kemudahan akses
masuk, dimana untuk masuk ke dalam
untuk kaum difable.
museum ini selain ada tangga yang
digunakan untuk orang normal,
Competence berada pada masa itu. Namun, penjelasan
Alur display koleksi yang terdapat yang kurang rinci dari kurator membuat
pada museum ini terstruktur dengan baik, pengunjung harus memahami isi koleksi
sehingga pengunjung akan lebih mudah secara mandiri dengan membaca langsung
memahami runtutan peristiwa yang keterangan yang terdapat pada koleksi
terjadi pada sebelum maupun sesudah tersebut. Pengunjung mungkin saja salah
konferensi Asia Afrika. Penjelasan yang dalam menafsirkan penjelasan yang
terdapat pada koleksi pun menggunakan tertera dalam koleksi tersebut, untuk itu
kosa kata yang mudah dimengerti bagi sebaiknya kurator dapat memandu
semua kalangan, sehingga pengunjung pengunjung dengan lebih baik sehingga
secara intelektual merasa kompeten. terjalin kesepahaman pengunjung
Koleksi yang didominasi oleh gambar baik mengenai koleksi yang dipamerkan.
2 maupun 3 dimensi membuat suasana
Engagement
menjadi lebih nyata sehingga akan
Karena bahasa yang digunakan dalam
membentuk pengalaman bagi diri
penjelasan koleksi mudah dimengerti dan
pengunjung dimana mereka seolah-olah

Foto lorong perjalanan


Konperensi Asia-Afrika
koleksi yang disajikanpun menarik, terbayangkan dibenak kita bagaimana
pengunjung akan merasa ada ikatan konferensi tersebut berlangsung.
dengan isi pameran tersebut. sebagai
Meaningfulness
contoh ketika melihat kursi rotan dan
Pemaknaaan secara pribadi dari setiap
peralatan yang digunakan ketika
individu yang berkunjung ke museum ini
konferensi Asia Afrika, kita langsung
pasti ada dan berbeda antar individu satu
membayangkan berada pada masa itu dan
dengan yang lainnya. Bagi individu dengan
menggunakan alat – alat kuno tersebut.
tingkat intelektual yang tinggi dan
Kita juga membayangkan bagaimana
sebelumnya sudah mempelajari mengenai
ketika Soekarno duduk di kursi rotan
peristiwa konferensi Asia Afrika mungkin
tersebut dan berbincang – bincang
akan mudah memaknai setiap koleksi
dengan pimpinan negara lain. Kita seolah
yang dipamerkan. Namun, bagi individu
terlalut dalam alur sejarah tersebut. Lebih
yang sebelumnya tidak mengetahui
dalam lagi terasa kita memasuki ruangan
banyak hal mengenai konferensi Asia
konferensi Asia Afrika. Dengan suasana
Afrika ini akan sedikit sulit dalam
ruangan dan sarana yang masih asli,
memaknai setiap koleksi yang disajikan, konferensi Asia Afrika ini. Namun,
penjelasan dari kurator menjadi sangat pengunjung akan lebih merasa puas lagi
penting untuk membuat kunjungan apabila kurator yang memandu perjalanan
mereka bermakna. pengunjung dapat memberikan
penjelasan yang rinci mengenai koleksi
Satisfaction
yang ada di museum tersebut. Penjelasan
Pengalaman yang memuaskan
dari kurator menjadi titik tolak
mungkin didapatkan oleh pengunjung
pemahaman pengunjung mengenai
pada museum konferensi Asia Afrika ini.
koleksi tersebut.
Ini dikarenakan koleksi yang dipamerkan
serta suasana museum yang membawa
kita kembali ke tahun 1955-an dan terlalut
didalamnya sehingga kita merasa puas
ketika berkunjung ke museum tersebut
dan mendapatkan pengetahuan yang luar
biasa ketika kita keluar dari museum
Part III
Saung Angklung Udjo

Jl. Padasuka 118, Bandung 40192


West Java – Indonesia
Phone : +62 22 727 1714 | Fax : +62 22 720 1587
E-mail : Info@angklung-udjo.co.id
Website: www.angklung-udjo.co.id
Objek Kunjungan Saung Angklung Udjo

Bandung terkenal dengan objek berdiri atas dedikasi keluarga udjo


wisatanya. Bukan hanya wisata kuliner terhadap kesenian khas sunda. Cita-cita ini
dan alam, disini juga terdapat wisata muncul atas pesan dari Bapak Angklung
budaya yang sangat menakjubkan. Salah dunia, Daeng Soetigna (Alm). Bapak Daeng
satu wisata budaya yang terkenal adalah memiliki misi untuk memperkenalkan
Saung Angklung Udjo. Didirikan pada angklung ke seluruh dunia dan misi inilah
tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena (Alm) yang kini diteruskan oleh mang Udjo.
dan istrinya, Uum Sumiati, dengan tujuan Beliau memulai misinya dengan
untuk melestarikan seni dan budaya menularkan kecintaan seninya kepada
tradisional sunda. Saung Angklung Udjo kesepuluh anaknya. Tidak hanya itu beliau
merupakan sanggar seni sebagai juga mengajak masyarakat sekitar tempat
pertunjukan seni, laboratorium tinggalnya untuk bersama-sama
pendidikan sekaligus sebagai objek wisata mempelajari dan melestarikan budaya
budaya khas daerah Jawa Barat dengan sunda.
mengandalkan semangat gotong royong
antar sesama warga desa. Saung ini
Saung Angklung Udjo berada di wisatawan domestik tetapi juga
kawasan Bandung Timur,tepatnya di Jl. mancanegara.
Padasuka No 118. Di saung inilah secara Adapun fasilitas yang ditawarkan
rutin digelar pertunjukan seni budaya di Saung Angklung Udjo yaitu bale
berupa musik, wayang, serta tari-tarian karesemen (berupa tempat berkumpul
tradisional. Hal ini masih bias kita nikmati dan untuk pertunjukan seni), toko
berkat kegigihan anaknya untuk tetap souvenir, pusat produksi angklung serta
melanjutkan dan melestarikan saung saung dan dapur udjo.
angklung ini meskipun mang Udjo sudah
tiada. Sanggar seni ini memiliki sekitar 200
anak didik, dari mulai usia 2 tahun sampai
orang dewasa. Dengan konsep
pertunjukan yang melibatkan
pengunjung, memuat saung ini selalu Foto toko souvenir merupakan
ramai oleh pengunjung yang tidak hanya salahsatu fasilitas yang ditawarkan
oleh Saung Angklung Udjo. Menjual
beraneka ragam kerajinan tradisional.
Analisa Kunjungan Saung Angklung Udjo

Alur pertunjukan dan alur pengunjung untuk mengiringi upacara khitanan atau
Pertunjukan di saung angklung upacara panen padi.
udjo dimulai dengan pemaparan sejarah
oleh pemandu acara. Di sesi ini juga
pengunjung dipersilahkan untuk
melontarkan pertanyaan yang berkaitan
dengan Saung Angklung Udjo. Setelah itu
disajikan pertunjukan yang berupa
Foto Pertunjukan wayang golek dan Helaran
demonstrasi wayang golek khas sunda.
Berupa pementasan sandiwara boneka Pertunjukan selanjutnya yaitu tari
kayu yang menyerupai badan manusia tradisional yang dibawakan oleh anak-
lengkap dengan kostumnya. Berlanjut ke anak didik dari saung angklung udjo. Tari-
pertunjuakan yang kedua yaitu helaran. tarian yang disajikanpun sangat beragam
Merupakan pertunjukan yang dimainkan tidak hanya satu daerah saja melainkan
berbagai daerah di Indonesia. Setelah
pengunjung menyaksikan pertunjukan Konsep desain
tari, pengunjung disuguhi alunan musik Saung angklung udjo ini
angklung. Dalam sesi ini ada beberapa menerapkan konsep desain tradisional
pertunjukan yang disajikan, mulai dari sunda dengan didominasi oleh ornamen-
penampilan Arumba sampai Angklung ornamen yang terbuat dari bambu. Ruang
toel. Tidak sampai disitu saja, bale karesemen didesain dengan konsep
pengungjung juga diajak untuk belajar ruang terbuka dimana kursi pengunjung
bersama-sama memainkan alat musik dibuat melingkar dan berundak-undak
tradisional sunda ini. Acara puncak dari sehingga pengunjung dari berbagai sisi
pagelaran ini adalah menari bersama, bisa melihat dengan jelas pertunjukan
putera-puteri dari saung angklung udjo yang disajikan. Kursi yang terbuat dari
mengajak pengunjung bergembira kayu menambah kesan tradisional bale
dengan menari bersama. karesemen ini.

Foto Pertunjukan
Tari, bermain
Angklung bersama
dan bermain
bersama.
Kualitas Tata Ruang Bagi Pengunjung Saung Angklung Udjo

Tata pencahayaan Comfort


Saung Udjo memiliki tata Nyaman adalah kesan pertama
pencahayaan dengan baik, ini bisa dilihat yang didapatkan pengunjung saat
dari pertunjukan yang berlangsung. memasuki kawasan saung angklung udjo.
Dimana lighting yang diterapkan Pengunjung seolah-olah merasakan
membuat pertunjukan tersebut terlihat suasana pedesaan yang sejuk nan asri.
megah. Secara keseluruhan tata Ditambah dengan ramahnya staf,
pencahayaan di Saung Angklung Udjo ini pemandu serta para putra-putri saung
memanfaatkan sinar matahari karena angklung udjo, membuat pengunjung
ruangannya yang terbuka. merasa betah untuk berlama-lama disana.
Competence
Pemandu acara menjelaskan
mengenai saung angklung Udjo dan
pertunjukan yang ditampilkan dengan
menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini

Pencahayaan dengan sinar matahari dan


pencahayaan dengan lampu.
membuat para pengunjung dari berbagai ditelinga pengunjung. Hal ini membuat
Negara menjadi mudah memahami apa pengunjung, terlibat secara emosional
yang sampaikan oleh pemandu acara dengan pertunjukan tersebut.
tersebut. Bukan hanya itu, pemandu acara
juga membawakan acara dengan sangat Meaningfulness
interaktif. Komunikasi dengan pengunjung Pemaknaan dari setiap individu
sering sekali dilakukan, ini membuat ketika mengunjungi saung angklung Udjo
pengunjung tidak merasa bosan. tentunya berbeda – beda. Kita merasa
kembali ke masa kanak – kanak ketika
Engagement diajak menari bersama oleh putra putri
Pertunjukan yang ditampilkan di saung angklung Udjo. Menarikan tari
saung angklung Udjo ini merupakan tradisional dan memainkan permainan
pertunjukan yang familiar, namun tradisional membuat kita ingin kembali ke
disajikan dengan cara yang berbeda. masa kecil.
Sebagai contoh, pertunjukan angklung
menyajikan lagu – lagu yang sangat akrab
Satisfaction Indonesia. Ada rasa bangga yang muncul
Pengunjung akan merasakan ketika kita melihat betapa antusiasnya
pengalaman yang memuaskan ketika wisatawan mancanegara dalam
melihat pertunjukan di saung angklung menyaksikan pertunjukan tersebut.
Udjo ini. Akan timbul rasa nasionalisme Pengunjungpun merasakan ada
pada diri wisatawan domestik melihat tanggungjawab untuk ikut melestarikan
kesenian tradisional Indonesia disajikan kebudayaan Indonesia yang beraneka
dengan sangat luar biasa. Terlebih ketika ragam dan mencintai bangsa ini
pengunjung diajak terlibat langsung untuk seutuhnya.
mempelajari kesenian tradisional

Foto bersama di
Saung Angklung
Udjo.
Penutup

Dari kunjungan yang kami lakukan ke 3 museum yang ada di kota


Bandung ini kamu mendapatkan banyak sekali pengetahuan dan
pengalaman yang luar biasa. Secara general kami mendapatkan
pengetahuan tentang pengelolaan museum yang baik mulai dari penyajian
koleksi, pentingnya design bagi sebuah museum sampai dengan promosi
kepada masyarakat. Tidak hanya itu, dari kunjungan ke museum NuArt
kami jadi belajar untuk lebih menghargai karya orang. Pak Nyoman
mengajarkan kami untuk membuat sesuatu yang hebat agar kita dikenal
dunia. Dari museum KAA kami belajar untuk menghargai sejarah yang
pernah di torehkan para pemimpin bangsa. Dan dari Saung Angkung Udjo,
kami belajar untuk mencintai Indonesia dengan segala kesenian yang ada di
dalamnya serta ikut berperan dalam melestarikannya.
Daftar Pustaka

Sinopsis Pertunjukan Bambu Saung Angklung Udjo.

Fajri, M. (2012). Perancangan Media Promosi Galeri Seni Nu Art Sculpture Park. (Skripsi). Fakultas
Desain, Universitas Komunikasi, Bandung. [online] tersedia di
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/603/jbptunikompp-gdl-muhamadfaj-30145-9-unikom_m-
i.pdf (diakses pada tanggal 12 Oktober 2015)

Fitriany, D. (2014). Optimalisasi perencanaan interior museum konferensi Asia - Afrika. Jurnal Itenas
Rekarupa, 1(2). [online] tersedia di http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekarupa/article/
view/613 (diakses pada tanggal 17 Oktober 2015)

Museum KAA. [online] tersedia di http://asianafricanmuseum.org/museum-kaa/ (diakses pada


tanggal 17 Oktober 2015)

NuArt Sculpture Park. [online] tersedia di http://www.nuarta.com/index.htm (diakses pada tanggal


12 Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai