Anda di halaman 1dari 97

JUDUL MODUL

TEKNIK
PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN KARET

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 1


Oleh Ir. Lindung, MP.
TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN KARET

IDENTIFIKASI MODUL LATIHAN

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 2


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR IDENTIFIKASI MODUL LATIHAN

Kode : BUN-KAR-01b/LN

Judul : TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT


TANAMAN KARET

Tujuan Berlatih : Setelah selesai berlatih peserta dapat :

1. Mengenal beberapa penyakit penting tanaman


karet
2. Mengamati beberapa penyakit penting tanaman
karet
3. Mengendalikan beberapa penyakit penting
tanaman karet

Peserta : Penyuluh Pertanian / Petugas Lapangan

Lama latihan : 20 jam berlatih @ 45 menit

Metode latihan : - Ceramah


- Diskusi
- Praktek

Topik latihan : - Pengenalan beberpa penyakit penting tanaman


karet
- Pengamatan beberapa penyait penting tanaman
karet
- Pengendalian beberapa penyakit penting tanaman
karet

Bahan dan alat : - Fungisida - power/hand sprayer


- Ember - Corong
- Baju semprot - Biakan Trichoderma sp.
- Masker - Loupe
- Sarung tangan - Dan sebagainya

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 3


Oleh Ir. Lindung, MP.
TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN KARET

LEMBAR

SPESIFIKASI MODUL LATIHAN

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 4


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
TUJUAN METODE LAMA
TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
LATIHAN EVALUASI LATIHAN
Setelah selesai
berlatih peserta
dapat :

1. Mengenal - Pengenalan - Adakan tes awal


penyakit penyakit - Berikan lembar petunjuk bagi peserta - Tes awal - Peserta
Jamur Akart - Menjelaskan maksud dan tujuan latihan - Tanya jawab memperhatikan
Putih (JAP) - Menjelaskan kepada peserta tentang penyebab penjelasan pelatih 40 menit
penyakit, tanda/gejala seranga, factor-faktor yang - Peserta
mempengaruhi serta penyebaran/penularan (bila menceritakan
perlu gunakan gamabr/foto) pengalamannya
- Memberikan kesempatan peserta untuk menceritakan tentang penyakit
pengalamannya tentang penyakit JAP JAP serta tindakan
- Menanggapi /menyimpulkan pengalaman peserta apa yang dilakukan
- Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya dan - Peserta
menjawab pertanyaan berpartisipasi aktif
- Menyimpulkan topik materi yang telah diberikan dalam kegiatan
tanya jawab

- Praktek lapangan - Menyiapkan bahan dan alat serta kebun tempat


praktek, pastikan kebun tersebut terdapat serangan - Memperhatikan
JAP penjelasan pelatih
- Membimbing, menjelaskan dan menunjukkan 120 menit
gejala/kerusakan, penyebab kerusakan sehingga - Diskusi - Memperhatikan
peserta dapat membedakan dengan gejala dan - Menilai penjelasan pelatih
kerusakan karena penyebab lain kemampuan, dan mengajukan
- Membimbing dan menjelaskan tentang tata cara dan pertanyaan
pelaksanaan pengamatan di lapangan keterampilan - Mempraktekkan tata
- Menugaskan kepada peserta untuk melaksanakan peserta cara pengamatan
praktek tata cara pengamatan penyakit JAP sampai mampu
melaksanakan

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 5


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
TUJUAN METODE LAMA
TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
LATIHAN EVALUASI LATIHAN

2. Mengenal - Pengenalan - Memberikan tes awal tentang penyakit bidang


penyakit penyakit sadapan - Memperhatikan
bidang - Menjelaskan tentang pentebab penyakit, gejala penjelasa pelatih
sadapan serangan, factor-faktor yang mempengaruhi serta - Menceritakan
(mouldy rot) penyebaran/penularannya (bila perlu gunakan pengalamannya
gambar/foto) tentang penyakit
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi bidang sadapan
menceritakan pengalamannya tentang penyakit serta tindakan apa
bidang sadapan yang dilakukan

3. mengamati - Pengamatan - Menjelaskan tentang batasan pengamatan meliputi - Menceritakan 40 menit


penyakit penyakit Jamur arti, tujuan dan fungsi pengamatan pengalamannya/
Jamur Akar Akar Putih - Metode pengamatan mendiskusikan
Putih - Pelaporan pengalamannya
- Pelaksanaan pengamatan tentang penyakit
- Pengambilan keputusan JAP
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi - Memperhatikan
menceritakan pengalamannya tentang pengamatan penjelasa pelatih
penyakit JAP - Berpartisipasi aktif
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta dalam kegiatan
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Tanya jawab
menanyakan hal-hal yang belum jelas
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta
- Mengevaluasi/memberikan beberapa pertanyaan Menilai
tentang tata cara pengamatan kemampuan/
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan daya serap
peserta

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 6


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
TUJUAN METODE LAMA
TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
LATIHAN EVALUASI LATIHAN

4. Mengendali- - Pengendalian - Menjelaskan cara, tujuan/manfaat pengendalian - Memperhatikan 40 menit


kan penyakit penyakit JAP penyakit secara terpadu, antara lain penjelasan pelatih
JAP - Kultur teknis
- Mekanis - Berpartisipasi aktif
- Biologis/hayati dalam kegiatan
- Kimiawi Tanya jawab
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi
menanyakan hal-hal yang belum jelas
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan

5. Mengamati - Pengamatan - Menjelaskan tentang batasan pengamatan meliputi - Menceritakan 40 menit


penyakit penyakit bidang arti, tujuan dan fungsi pengamatan pengalamannya/
bidang sadapa - Metode pengamatan mendiskusikan
sadapan - Pelaporan pengalamannya
- Pelaksanaan pengamatan tentang penyakit
- Pengambilan keputusan bidang sadapan
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi - Memperhatikan
menceritakan pengalamannya tentang pengamatan penjelasa pelatih
penyakit bidang sadapan - Berpartisipasi aktif
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta dalam kegiatan
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Tanya jawab
menanyakan hal-hal yang belum jelas - Menjawab
- Menjawab pertanyaan-pertnyaan peserta Menilai pertanyaan pelatih
- Mengevaluasi/memberikan beberapa pertanyaan kemampuan/
tentang tata cara pengamatan daya serap
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan peserta

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 7


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
TUJUAN METODE LAMA
TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
LATIHAN EVALUASI LATIHAN

6. Mengendali- - Pengendalian - Menjelaskan cara, tujuan/manfaat pengendalian - Memperhatikan 40 menit


kan penyakit penyakit bidang penyakit secara terpadu, antara lain penjelasan pelatih
Bidang sadapan - Kultur teknis - Menceritakan
Sadapan - Kimiawi pengalamannya/
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendiskusikan
menceritakan pengalamannya tentang pengendalian pengalamannya
penyakit bidang sadapan tentang penyakit
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta Diskusi bidang sadapan
- Menjelaskan cara menggunakan alat dan jenis - Memperhatikan
pestisida serta kapan cara pengendalian ini penjelasa pelatih
seharusnya dilakukan - Berpartisipasi aktif
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk dalam kegiatan
menanyakan hal-hal yang belum jelas Tanya jawab
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta - Menjawab
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan pertanyaan pelatih

- Praktek Lpangan - Menyiapkan bahan dan alat serta kebun tempat - Memperhatikan 120 menit
praktek, pastikan kebuntersebut terserang mouldy rot penjelasan pelatih
- Membimbing, menjelaskan dan menunjukkan gejala/ Diskusi - Mempraktekkan tata
kerusakan sehingga peserta dapat membedakan cara pengamatan
dengan gejala dan kerusakan karena penyebab lain
- Membimbing dan menjelaskan tentang cara
pengamatan di lapangan
- Menugaskan pesrta mempraktekkan tata cara
pengamatan penyakit bidang sadapan
- Membimbing/menugaskan peserta untuk
mempraktekkan pengendalian :
- Kultur teknis
- Kimiawi
- Cara biologis/hayati

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 8


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
TUJUAN METODE LAMA
TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
LATIHAN EVALUASI LATIHAN

- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi - Memperhatikan


menanyakan hal-hal yang belum jelas Berpartisipasi aktif
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta dalam kegiatan
- Mengevaluasi/memberikan beberapa pertanyaan Tanya jawab
tentang topik materi yang diberikan - Mengerjakan
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan evaluasi yang
diberikan pelatih

7. Mengenal - Pengenalan - Memberikan tes awal tentang penyakit tepung atau - Memperhatikan 40 menit
penyakit penyakit bidang oidium penjelasan pelatih
Tepung sadapan - Menjelaskan penyebab penyaki, tanda/gejala - Menceritaka
(Oidium) serangan, faktor-faktor yang mempengaruhi serta pengalamannya/
penyebaran/penularannya (bila perlu gunakan mendiskusikan
gambar/foto) Diskusi pengalamannya
- Memberikan kesempatan untuk menceritakan tentang penyakit
pengalamannya tentang penyakit tepung tepung
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta - Berpartisipasi aktif
- Memberikan kesempatan peserta menanyakan hal- dalam kegiatan
hal yang belum jelas Tanya jawab
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan

8. Mengamati - Pengamatan - Menjelaskan tentang batasan pengamatan meliputi - Memperhatikan


penyakit penyakit Tepung arti, tujuan dan fungsi pengamatan penjelasan pelatih
Tepung (Oidium) - Metode pengamatan - Menceritaka
(Oidium) - Pelaporan pengalamannya/
- Pelaksanaan pengamatan mendiskusikan
- Pengambilan keputusan pengalamannya
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi tentang penyakit
menceritakan pengalamannya tentang pengamatan tepung
penyakit tepung

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 9


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
TUJUAN METODE LAMA
TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
LATIHAN EVALUASI LATIHAN

- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi - Menceritakan


menceritakan pengalamannya tentang pengamatan pengalamannya/
penyakit bidang sadapan mendiskusikan
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta pengalamannya
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk tentang penyakit
menanyakan hal-hal yang belum jelas bidang sadapan
- Menjawab pertanyaan-pertnyaan peserta Menilai - Memperhatikan
- Mengevaluasi/memberikan beberapa pertanyaan kemampuan/ penjelasa pelatih
tentang tata cara pengamatan daya serap - Berpartisipasi aktif
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan peserta dalam kegiatan
Tanya jawab
- Menjawab
pertanyaan pelatih

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 10


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
TUJUAN METODE LAMA
TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
LATIHAN EVALUASI LATIHAN

9. Mengendali- - Pengendalian - Menjelaskan cara, tujuan/manfaat pengendalian - Memperhatikan 40 menit


kan penyakit penyakit tepung penyakit secara terpadu, antara lain penjelasan pelatih
tepung - Kultur teknis - Menceritakan
- Kimiawi pengalamannya/
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi mendiskusikan
menceritakan pengalamannya tentang pengendalian pengalamannya
penyakit bidang sadapan tentang penyakit
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta tepung
- Menjelaskan cara menggunakan alat dan jenis - Berpartisipasi aktif
pestisida serta kapan cara pengendalian ini dalam kegiatan
seharusnya dilakukan Tanya jawab
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi
menanyakan hal-hal yang belum jelas
- Menjawab pertanyaan-pertnyaan peserta
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan

- Praktek Lapangan - Menyiapkan bahan dan alat serta kebun tempat - Memperhatikan 120 menit
praktek penjelasan pelatih
- Membimbing, menjelaskan dan menunjukkan gejala/ - Mempraktekkan tata
kerusakan sehingga peserta dapat membedakan cara pengamatan
dengan gejala dan kerusakan karena penyebab lain
- Membimbing dan menjelaskan tentang cara
pengamatan di lapangan
- Menugaskan peserta mempraktekkan tata cara
pengamatan penyakit tepung
- Membimbing/menugaskan peserta untuk
mempraktekkan pengendalian :
- Kultur teknis
- Kimiawi

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 11


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
METODE LAMA
TUJUAN LATIHAN TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
EVALUASI LATIHAN

- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi - Memperhatikan


menanyakan hal-hal yang belum jelas Berpartisipasi aktif
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta dalam kegiatan
- Mengevaluasi/memberikan beberapa pertanyaan Tanya jawab
tentang topik materi yang diberikan - Mengerjakan
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan evaluasi yang
diberikan pelatih

10. Mengenal Pengenalan - Memberikan tes awal tentang penyakit Colletotrichum - Memperhatikan 40 menit
penyakit penyakit Daun - Menjelaskan penyebab penyaki, tanda/gejala penjelasan pelatih
DaunColletotri Colletotrichum serangan, faktor-faktor yang mempengaruhi serta - Menceritaka
chum penyebaran/penularannya (bila perlu gunakan pengalamannya/
gambar/foto) mendiskusikan
- Memberikan kesempatan untuk menceritakan Diskusi pengalamannya
pengalamannya tentang penyakit daun tentang penyakit
Colletotrichum Colletotrichum
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta - Berpartisipasi aktif
- Memberikan kesempatan peserta menanyakan hal- dalam kegiatan
hal yang belum jelas Tanya jawab
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan

11. Mengamati - Pengamatan - Menjelaskan tentang batasan pengamatan meliputi - Memperhatikan 40 menit
penyakit penyakit arti, tujuan dan fungsi pengamatan penjelasan pelatih
DaunColletotri DaunColletotrich - Metode pengamatan - Menceritaka
chum um - Pelaporan pengalamannya/
- Pelaksanaan pengamatan mendiskusikan
- Pengambilan keputusan pengalamannya
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi tentang penyakit
menceritakan pengalamannya tentang pengamatan DaunColletotrichum
penyakit DaunColletotrichum

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 12


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
METODE LAMA
TUJUAN LATIHAN TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
EVALUASI LATIHAN

12. Mengendali- - Pengendalian - Menjelaskan cara, tujuan/manfaat pengendalian - Memperhatikan 40 menit


kan penyakit penyakit t Daun penyakit secara terpadu, antara lain penjelasan pelatih
Daun Colletotrichum - Kultur teknis - Menceritakan
Colletotrichum - Kimiawi pengalamannya/
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi mendiskusikan
menceritakan pengalamannya tentang pengendalian pengalamannya
penyakit bidang sadapan tentang penyakit
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta tepung
- Menjelaskan cara menggunakan alat dan jenis - Berpartisipasi aktif
pestisida serta kapan cara pengendalian ini dalam kegiatan
seharusnya dilakukan Tanya jawab
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi
menanyakan hal-hal yang belum jelas
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan

- Praktek - Menyiapkan bahan dan alat serta kebun tempat - Memperhatikan 120 menit
Lapangan praktek penjelasan pelatih
- Membimbing, menjelaskan dan menunjukkan gejala/ - Mempraktekkan tata
kerusakan sehingga peserta dapat membedakan cara pengamatan
dengan gejala dan kerusakan karena penyebab lain
- Membimbing dan menjelaskan tentang cara
pengamatan di lapangan
- Menugaskan peserta mempraktekkan tata cara
pengamatan penyakit tepung
- Membimbing/menugaskan peserta untuk
mempraktekkan pengendalian :
- Kultur teknis
- Kimiawi

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 13


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
METODE LAMA
TUJUAN LATIHAN TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
EVALUASI LATIHAN

- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi - Memperhatikan


menanyakan hal-hal yang belum jelas Berpartisipasi aktif
- Menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta dalam kegiatan
- Mengevaluasi/memberikan beberapa pertanyaan Tanya jawab
tentang topik materi yang diberikan - Mengerjakan
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan evaluasi yang
diberikan pelatih

13. Mengenal Pengenalan - Memberikan tes awal tentang penyakit daun - Memperhatikan 40 menit
penyakit penyakit Daun Corynespora penjelasan pelatih
Daun Corynespora - Menjelaskan penyebab penyaki, tanda/gejala - Menceritaka
Corynespora serangan, faktor-faktor yang mempengaruhi serta pengalamannya/
penyebaran/penularannya (bila perlu gunakan mendiskusikan
gambar/foto) Diskusi pengalamannya
- Memberikan kesempatan untuk menceritakan tentang penyakit
pengalamannya tentang penyakit daun Corynespora daun Corynespora
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta - Berpartisipasi aktif
- Memberikan kesempatan peserta menanyakan hal- dalam kegiatan
hal yang belum jelas Tanya jawab
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan

14. Mengamati - Pengamatan - Menjelaskan tentang batasan pengamatan meliputi


penyakit penyakit Daun arti, tujuan dan fungsi pengamatan - Memperhatikan 40 menit
Daun Corynespora - Metode pengamatan penjelasan pelatih
Corynespora - Pelaporan - Menceritaka
- Pelaksanaan pengamatan pengalamannya/
- Pengambilan keputusan mendiskusikan
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk pengalamannya
menceritakan pengalamannya tentang pengamatan Diskusi tentang penyakit
penyakit Daun Corynespora Daun Corynespora

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 14


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
TUJUAN METODE LAMA
TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
LATIHAN EVALUASI LATIHAN
- Menceritakan
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi pengalamannya/
menceritakan pengalamannya tentang pengamatan mendiskusikan
penyakit bidang sadapan pengalamannya
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta tentang penyakit
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bidang sadapan
menanyakan hal-hal yang belum jelas - Memperhatikan
- Menjawab pertanyaan-pertnyaan peserta Menilai penjelasa pelatih
- Mengevaluasi/memberikan beberapa pertanyaan kemampuan/ - Berpartisipasi aktif
tentang tata cara pengamatan daya serap dalam kegiatan
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan peserta Tanya jawab
- Menjawab
pertanyaan pelatih

15. Mengendali- Pengendalian - Menjelaskan cara, tujuan/manfaat pengendalian - Memperhatikan 40 menit


kan penyakit penyakit t Daun penyakit secara terpadu, antara lain penjelasan pelatih
Daun Corynespora - Kultur teknis - Menceritakan
Corynespora - Kimiawi pengalamannya/
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi mendiskusikan
menceritakan pengalamannya tentang pengendalian pengalamannya
penyakit bidang sadapan tentang penyakit
- Menanggapi/menyimpulkan pengalaman peserta tepung
- Menjelaskan cara menggunakan alat dan jenis - Berpartisipasi aktif
pestisida serta kapan cara pengendalian ini dalam kegiatan
seharusnya dilakukan Tanya jawab
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk Diskusi
menanyakan hal-hal yang belum jelas
- Menjawab pertanyaan=pertnyaan peserta
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 15


Oleh Ir. Lindung, MP.
LEMBAR SPESIFIKASI MODUL LATIHAN
METODE LAMA
TUJUAN LATIHAN TOPIK LATIHAN KEGIATAN PELATIH KEGIATAN PESERTA
EVALUASI LATIHAN

Praktek Lapangan - Menyiapkan bahan dan alat serta kebun tempat Diskusi - Memperhatikan
praktek Memperhatikan
- Membimbing, menjelaskan dan menunjukkan gejala/ penjelasan pelatih
kerusakan sehingga peserta dapat membedakan - Berpartisipasi aktif
dengan gejala dan kerusakan karena penyebab lain dalam kegiatan
- Membimbing dan menjelaskan tentang cara Tanya jawab
pengamatan di lapangan - Mengerjakan
- Menugaskan peserta mempraktekkan tata cara evaluasi yang
pengamatan penyakit tepung diberikan pelatih
- Membimbing/menugaskan peserta untuk
mempraktekkan pengendalian : - Memperhatikan
- Kultur teknis penjelasan pelatih
- Kimiawi - Menceritaka
- Memberikan kesempatan kepada peserta untuk pengalamannya/
menanyakan hal-hal yang belum jelas mendiskusikan
- Menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta pengalamannya
- Mengevaluasi/memberikan beberapa pertanyaan tentang penyakit
tentang topik materi yang diberikan daun Corynespora
- Menyimpulkan topik materi yang diberikan - Berpartisipasi aktif
dalam kegiatan
Tanya jawab

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 16


Oleh Ir. Lindung, MP.
TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN KARET

MATERI LATIHAN
BAGI PELATIH

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 17


Oleh Ir. Lindung, MP.
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN

2. PENYAKIT TANAMAN KARET

- Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) Rigidoporus microporus


- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian
- Penyakit Bidang Sadapan (Moldy Rot) Ceratocystis fimbriata
- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian
- Penyakit Embun Tepung Oidium heveae
- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian
- Penyakit Gugur Daun Colletotricu Colletotrichum gloeosporioides
- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian
- Penyakit Daun Corynespora Corynespora cassiicola
- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 18


Oleh Ir. Lindung, MP.
1. PENDAHULUAN

Dalam budidaya karet selalu dijumpai masalah organisme pengganggu


tanaman (OPT) yang terdiri dari hama dan penyakit. Hama dibedakan
dengan penyakit tumbuhan karena penyebabnya. Hama adalah penyebab
kerusakan tumbuhan dari golongan insekta/hewan, sedangkan penyakit
penyebab kerusakan tanaman dari golongan mikroorganisme seperti jamur,
bakteri, virus, dan sebagainya.

Pada tanaman karet gangguan penyakit karet lebih penting daripada ham
karet karena kerugian/kerusakan yang ditimbulkannya lebih besar. Ole
karena itu dalam materi ini lebih dititik beratkan pada masalah gangguan
penyakit tanaman karet.

Penyakit pada karet menyebabkan gangguan pertumbuhan tanaman,


tanaman tidak berproduksi secara optimal, bahkan dapat menyebabkan
kelainan.

Guna menghindari risiko yang berat tersebut, diperlukan usaha pengolaan


penyakit dengan pengendalian yang efektif dan efisien. Untuk perlu
diketahui ciri-ciri khusus masing-masing penyakit, cara pengendalian
dengan bahan dan alat serta waktu yang tepat.

Pengendalian penyakit karet dilakukan secara terpadu (PHT) yaitu


memadukan beberapa cara pengendalian yang sesuai untuk menekan
populasi penyebab penyakit. Istilah pengendalian bukanlah berarti
memusnahkan sampai habis (pemberantasan), tetapi menekan penyebab
penyakit sampai pada populasi yang secara ekonomis tidak merugikan.

Cara-cara pengendalian yang dimaksud adalah :

- Mekanis – fisis

 Pemotongan bagian tanaman terserang

 Membongkar/memusnahkan tanaman terserang

 Dan sebagainya

- Kultur Teknis

 Pengunaan varietas tahan

 Pengolahan tanah

 Pengaturan jarak tanam

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 19


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENDAHULUAN

 Pengaturan pola tanam

 Pengaturan pemupukan

 Menjaga kebersihan kebun dan sebagainya.

- Biologis/hayati

Yaitu penggunaan jasad hidup (mikroorganime) untuk pengendalian


penyakit tanaman

- Kimiawi

Yaitu penggunaan bahan nimia untuk pengendalian penyakit


tanaman karet.

Dalam menanggulangi penyakit tanaman, maka tindakan pencegahan jauh


lebih baik dari tindakan pengobatan baik ditinjau dari segi teknis Mupun
biaya yang dikeluarkan. Dan perlu ditekankan bahwa dalam peaksanaan
PHT tersebut pemakaian pestisida merupakan aternatif terakhir, jika cara-
cara yang lain tidak efektif. Meskipunsangat efektif cepat dilihat hasilnya,
tetapi penggunaan pestisida secara terus menerus tidaklah bijaksana,
karena dapat menyebabkan timbulnya penyakit dengan ras baru, kerusakan
lingkungan, dan berbahaya bagi binatang dan manusia. Dengan demikian
pengendalian penyakit tanaman tidak harus/mesti menngunakan pestisida,
tetapi justru diprioritaskan pada cara-cara non kimia.

Dalam petunjuk/materi ini dijelaskan beberapa jenis penyakit karet yang


penting, cara pengenalan, pengamatan, dan pengendaliannya.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 20


Oleh Ir. Lindung, MP.
2. PENYAKIT TANAMAN KARET

PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH (JAP)

Pengenalan
- Penyakit JAP merupakan penyakit utama tanaman karet karena dapat
menyebabkan kematian tanaman
- Kerugian yang besar akibat penyakit JAP terjadi terutama jika karet
ditanam pada bekas hutan atau bekas kebun karet tua yang proses
pembukaan lahannya tidak dilakukan dengan sempurna, sehingga banyak
tunggul atau sisa-sisa akar sakit dari tanaman sebelumnya yang tertinggal
dalam tanah.

- Penyebab
- Penyakit JAP disebabkan oleh jamur Rigidoiporus lignosus atau
rigidoporus microporus
- Jamur ini menyerang akar tanaman seingga menyebabkan
pembusukan. Serangan dapat terjadi pada tanaman belum
mengahasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan (TM)

- Gejala Serangan
- Gejala pada tajuk yaitu daun kuning pucat, kusam, akhirnya kering
dan gugur sehingga tajuk tinggal rantingnya saja
- Bila daerah perakaran dibuka terlihat pada permukaan akar ditumbuhi
miselium (benang-benang jamur) atau risomorf (kumpulan kompak
benang-benagn jamur yang berbentuk bulat /pipih memanjang) warna
putih bentuk pipih. Makin tua risomorf warna berubah kuning gading.
- Untuk mendeteksi adanya serangan JAP ini dapat dilakukan dengan
menutup leher akar tanaman dengan serasah (mulsa). Setelah 3
minggu pada leher akar tanaman yang terserang akan ditumbuhi
risomorf

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 21


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Gambar1. Gejala Serangan JAP

(a) Gejala pada daun tampak kusam


(b) Risomorf pada permukaan akar terserang
(c) Penutupan leher akar dengan serasah (mulsa)

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 22


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Menurut perkembangannya gejala tersebut dibagi dalam tiga tingkatan


yaitu :
 Tingkat I (awal) : Tidak terlihat gejala pada tajuk/daun, tetapi bila
leher akar dibuka kedapatan risomorf jamur yang
menempel di permukaan akar.
 Tingkat II : Pohon yang terinfeksi daunnya tampak kuning
atau kusam sedangkan kulit akarnya sebagian
mulai membusuk
 Tingkat III : Pohon yang terinfeksi daunnya tampak kuning
atau kusam dan tajuknya menipis, sedang kulit
dan kayu akar sebagian besar telah membusuk.

- Cara bertahannya JAP


 JAP mempertahankan diri pada sisa-sisa kayu dan akar dalam tanah.
Lamanya JAP dapat bertahan tergantung pada ukuran akar yang
tertinggal dalam tanah dan faktor yang mempengaruhi pembususkan
sisa-sisa akar tersebut.
- Penularan dan penyebaran penyakit dapat terjadi karena :Tingkat I
 Kontak langsung antara akar sakit dengan akar sehat
 Perantaraan risomorf . Risomorf ini dapat menjalar bebas di dalam
tanah.
 Penggunaan bibit yang telah terinfeksi JAP.

Pengamatan
Metoda Pengamatan
 Wilayah pengamatan
 Untuk Petani : - Wilayah pengamatan adalah kebun karet
yang dimiliki petani
- Pengamatan dilakukan terhadap seluruh
tanaman karet yang dimilikinya
 Untuk Petugas : - Wilayah pengamatan adalah 10% dari
areal karet yang ada (10% dari wilayah
kerjanya.
-

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 23


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Pengamatan dilakukan dengan metoda


sampling sebanyak 5% dari jumlah
pohon yang ada
- Pengambilan pohon contoh dilakukan
pada barisan tanaman pada kedua
diagonal kebun
- Letak pohon contoh seperti pada
Gambar 2.

Gambar 2. Latak Pengambilan Contoh

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 24


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

 Hal yang diamati


Jumlah pohon yang menunjukkan gejala serangan dan jumlah pohon
yang tumbang atau mati.
 Tingkat serangan
Tingkat serangan yaitu derajat kerusakan tanaman kibat serangan
hama dan penyakit.
 Untuk Petani : Dilakukan dengan menghitung tanaman
sakit, jumlah tanaman mati atau tumbang
 Untuk Petugas : Penentuan tingkat serangan JAP dilakukan
secara lebih rinci, dan didasarkan pada :
- Serangan ringan (r) : jika risomorf jamur
baru menempel pada permukaan akar.
- Serangan sedang (s) : Jika kulit akar
mulai membusuk
- Serangan berat (b) : jika kulit dan kayu
akar telah membusuk.
 Persentase serangan

JT
PS  x 100%  ..........%
JA

PS = Persentase serangan
JT = Jumlah pohon terserang
JA = Jumlah pohon dalam satuan luas yang dikelola

 Siklus pengamatan
 Pengamatan dilakukan dengan selang waktu 2 bulan sekali yang
dimulai pada tanaman berumur 6 bulan.
 Untuk keperluan pelaporan dilakukan dengan selang waktu 3
bulan sekali.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 25


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

 Pelaporan
 Laporan Petani
o Laporan adanya penyakit JAP dicatat sesuai dengan form 1
(Lampiran 1)
o Laporan petani/kelompoktani dilakukan setiap 2 bulan
o Laporan petani/kelompoktani selanjutnya disampaikan kepada
petugas.
 Laporan Petugas
o Laporan petugas dilakukan setiap 3 bulan, disampaikan ke
Dinas Perkebunan setempat
o Laporan petugas dibuat sesuai dengan form 2 (Lampiran 2)

 Dalam pelaksanaan pengamatan dan pelaporan ini dengan para


petugas (PPL) mengadakan koordinasi dengan petugas Dinas
Perkebunan.
 Pengambilan keputusan
Oleh karena sifat bahayanya penaykit JAP maka jika ditemukan 1
pohon sakit harus segera dilakukan pengendalian.

Pengendalian
- Penanggulangan penyakit JAP dapat dilakukan dengan melaksanakan
beberapa kegiatan secara terpadu yaitu dengan kultur teknis, mekanis,
biologis, dan kimiawi. Sampai saat ini belum ditemukan klon karet yang
tahan terhadap JAP. Tindakan karantina tidak efektif dilakukan untuk
pengendalian penyakit ini karena Jap bersifat Polifag yaitu dapat
menyerang berbagai macam tumbuhan.
- Penaggulangan JAP dapat dibagi menjadi 2 kelompok kegiatan yaitu :
- Membersihkan sumber infeksi sebelum dan sesudah penanaman
karet
- Mencegah meluasnya penyakit di areal pertanaman/kebun
- Areal pertanaman baru (new planting) dan peremajaan (replanting)

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 26


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Pengendalian penyakit JAP cara terpadu pada areal ini hendaknya


dilakukan dalam rangkaian tindakan yang berurutan atas dasar prioritas
sebagai berikut :
- Kultur teknis
o Menghilangkan tunggul-tunggul atau sisa-sisa tanaman berkayu
secara tuntas pada saat persiapan lahan melalui peracunan
tunggul atau mekanis
o Satu tahun sebelum penanamna bibit karet di lapangan lahan
harus ditanami tanaman penutup tanah jenis kacang-kacangan
yang tumbuh menjalar misalnya Calopogonium mucunoides.

- Mekanis
Tanaman yang masih dapat dipertahankan setelah akar-akar lateral
yang sakit (busuk) dipotong, bagian akar lain yang sudah terinfeksi
tapi belum busuk dibersihkan/dikikis dari rizomorf. Ujung potongan
dan luka pada leher akar dioles dengan ter bebas asam misalnya TB
192. Sekitar pangkal batang pohon tersebut ditaburi 100 – 150 gr
serbuk belerang per pohon. Setelah 1 tahu, leher akar diperiksa lagi
apakah masih ada infeksi. Apabila masih ditemukan rizomorf segera
dibersihkan dan ditaburi lagi dengan belerang seperti cara tersebut di
atas. Kegiatan ini diulangi kembali setiap tahun sampai tidak
ditemukan rizomorf pada pohon yang dirawat. Untuk keperluan
perawatan sebaiknya pohon-pohon yang sakit diberi tanfda dengan
cap dan dicatat waktu perawatannya (tanggal, bulan, tahun).

- Biologis
Pemberian belerang selain dapat membunuh langsung terhadap JAP
(bersifat fungistatik), belerang juga dapat memberikan suasana asam
yang tidak sesuai dengan pertumbuhan Jap dan suasana asam
tersebut dapat merangsang perkembangan Trichoderma koningii
yang antagonis terhadap JAP.
Sebelum penanaman bibit di lapangan sebaiknya setiap lobang
tanam diberi serbuk belerang sebanyak 100 gr yang dapat
dicampurkan dengan tanah pengisi lobang tanah, ataupun ditaburkan
di tanah sekitar pangkal tanaman pada saat penanaman.
Dapat juga menggunakan Trichoderma koningii sebagi agen
pengendali biologis. Penggunaan dapat dilakukan dengan menabur
langsung di sekeliling leher akar tananaman sakit atau
mencampurnya dengan tanah pengisi polybag atau sabut untuk

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 27


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

dipembibitan. Saat aaplikasi yang terbaik adalah sat awal musim


hujan atau selama musim hujan. Di sekeliling leher akar yang sakit
dibuat parit dangkal Trichoderma koningii ditaburkan dalam parit
kemudian ditimbuun kembali.

Dosis pemakaian :
- 50 gr FB (fermentor biomass) per polybag per pohon
- 100 gr FB per pohon untuk tanaman umur 2 – 4 tahun
- 200 gr FB per pohon untuk tanaman umur lebih 4 tahun

Dapat juga dikombinasikan dengan belerang bila pH tanah lebih


besar dari 5 :
- 100 gr + 50 gr belerang, untuk TBM
- 100 gr FB + 100 gr belerang, untuk TM

- Areal Pertanaman

Pengendalian penyakit JAP secara terpadu pada areal pertanamna karet


hendaknya dilakukan dalam rangkaian tindakan yang berurut atas dasat
prioritas sebagai berikut :

- Kultur teknis
Pemupukan yang seimbang dan sesuai dengan dosis anjuran,
pengendalian gulma serta perbaikan drainase kebun.

- Mekanis/Eradikasi
Membongkar pohon karet yang terserang berat/tumbang, bagian tunggul
dan akar tanaman dibongkar dan dibakar.
Pohon-pohon di sekitar pohon yang terserang, leher akarnya dibuka
sampai akarnya bebas dari rizomorf. Kemudian di antara pohon sakit dan
pohon sehat diberi parit isolasi. Dalamnya parit isolasi tergantung dari
tipe tanah dan perakaran karet, bervariasi antara 60 – 90 cm dengan
lebar 30 cm.
Pada tanah berpasir perlu dibuat lebih lebar, agar sisinya tidak mudah
longsor. Akar-akar yang terpotong oleh parit isolasi diperiksa, jika ada

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 28


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

akar sakit yang terpotong di parit isolasi, akar ini harus digali ke arah
ujungnya, sehingga daerah yang tidak terisolasi bebas dari JAP.
Parit isolasi harus selalu diperbarui/diperdalam agar akar tanaman sakit
tidak bersentuhan dengan akar tanaman yang sehat.

- Kimiawi
Tanaman yang terserang ringan sampai sedang dapt dikendalikan
dengan penyirmana atau pengolesan fungisida yang direkomendasikan
(lihat Tabel 1).

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 29


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET
Tabel 1. Beberapa Bahan Kimia/Fungisida untuk Pengendalian Penyakit JAP, Sifat dan Aplikasinya

Jumlah Fungisda/
N Nama
Bahan aktif Formulasi Sifat Cara aplikasi pohon/ aplikasi Interval
o dagang
TBM TM
1 Sulfur Tepung - non sistemik Penaburan/pembenam 100 gr - 6 Belerang
- protektif an sekitar tanaman 150 gr
- persisten
Pelumasan/
2 PCMB Pasta - non sistemik pengolesan akar 160 gr 350 gr 6 Fomac 2,
- protektif Shell CP,
- persisten Ingropasta
Penyiraman akar
3 Triiadimefon Cairan - sistemik 10 ml 20 ml*) 6 Bayleton 250
- protektif EC
- curatif
- non persisten
Penyiraman akar
4 Triiadimefon Cairan - sistemik 5 ml 20 ml*) 6 Bayfidan 250
- protektif EC
- curatif
- non persisten
Penyiraman akar
5 Dinikinasol Tepung - sistemik 5 ml 20 ml*) 6 Sumiate 12,5
- protektif WP
- curatif
- non persisten
Penyiraman akar
6 Heksakonasol Cairan - sistemik 10 ml 20 ml*) 6 Anvil 50 SC
- protektif
- curatif
- non persisten

*) dilarutkan dalam air setiap 5 ml fungsisida dalam 1 lt air

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 30


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

PENYAKIT BIDANG SADAPAN (MOULDY ROT)

Pengenalan
- Mouldy rot merupakan penyakit bidang sadapan dan mempunyai arti penting
pada budidaya karet
- Penyakit ini merusak bidang sadapan sehingga pemulihan kulit terganggu dan
menyulitkan penyadapannya
- Mouldy rot yang berat jika tidak dirawat akan mengakibatkan terjadinya luka-
luka yang besar, sehingga bidang sadapan rusak sama sekali dan tidak dapat
disadap lagi

- Penyebab-penyebab
- Mouldy rot disebabkan oleh jamur ceratocystis fimbriata
- Jamur menyerang bidang sadapan terutama pada luka-luka baru karena
penaydapan

- Gejala serangan
- Kulit bidang sadapan yang mudah terinfeksi adalah kulit luka baru yang
masih segar akibat penyadapan, tepatnya di atas alur sadap. Sedangkan
kulit batang sadapan yang sudah pulih, biasanya bebas dari serangan
- Gejala awal ditandai dengan adanya benang jamur berwarna kelabu muda
terdapat di atas jalur sadap dan kemudian berubah menjadi kelabu
kehitaman
- Serangan berat mengakibatkan timbulnya luka yang dalam dan besar serta
tidak beraturan. Kulit yang busuk dan lapuk akan terkelupas sehingga kayu
akan tampak karena kulit pulihan tidak terbentuk

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 31


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Gambar3. Gejala Serangan Mouldy Rot

(a) Gejala serangan mouldy rot, tampak adanya beledu di atas alur sadap
(b) Bidang sadap rusak (kulit pulihan tidak terbentuk karena mouldy rot)
(c) Cara aplikasi fungisida untuk pengendalia mouldy rot
(d) Sadapan berat, salah satu faktor penyebab timbulnya mouldy rot

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 32


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit


- Penyakit sangat dibantu oleh kelembaban yang tinggi sehingga penyakit
banyak timbul pada waktu musim hujan
- Pada kebun karet yang jarak tanamnya rapat, dan kebun yang menanam
tanaman lain (misal kakao) sebagai tanaman sela biasanya timbul
serangan yang hebat
- Penyadapan yang dalam, terlebih jika frekuensinya tinggi, yang akan
menyebabkan lambatnya pemulihan kulit akan mengakibatkan serangan.

- Penularan dan penyebaran penyakit


Penularan penyakit terjadi malalui :
- Spora jamur yang diterbangkan oleh angin
- Pisau sadapa yang habis digunakan untuk menyadap tanaman sakit

Pengamatan
- Metoda Pengamatan
- Wilayah pengamatan
Wilayah pengamatan, jumlah tanaman, dan cara pengambilan contoh
tanaman yang diamati baik untuk petani maupun petugas sama seperti
pada pengamatan JAP
- Hala yang diamati
Jumlah pohon yang menunjukkan gejala sakit
- Tingkat serangan
o Untuk Petani : Dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman
yang menunjukkan gejala sakit
o Untuk Petugas : Penentuan tingkat serangan dilakukan secara
lebih rinci dan didasarkan pada :
 Serangan ringan (s) : Jika terdapat jalinan
benang jamur berwarna kelabu muda
dengan luas < 5 cm
 Serangan berat (b) : Jikal bidang sadap
tertutup bercak kelabu kehitaman > 5 cm
atau bidang sadap telah rusak

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 33


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Persentase serangan
JT
PS  x 100%  .......%
JA

PS = Persentase serangan
JT = Jumlah pohon terserang
JA = umlah pohon dalam satuan luas yang dikelola

- Siklus Pengamatan
Pengamatan dilakukan terutama pada musim hujan dengan selang waktu
satu bulan sekali

- Pelaporan
- Laporan petani
o Laporan serangan penyakit bidang sadapan dicatat sesuai dengan
form laporan petani (Form 1, Lampiran 1)
o Laporan petani/kelompoktani dilakukan setiap bulan
o Laporan petani/kelompoktani selanjutnya disampaikan kepada
petugas

- Laporan petugas
o Laporan petugas dilakukan setiap 2 bulan dan disampaikan ke Dinas
Perkebunan
o Laporan petugas dibuat sesuai dengan form 2 (Lampiran 2)

- Dalam pelaksanaan pengamatan dan pelaporan ini, petugas (PPL)


mengadakan koordinasi dengan Disbun.
- Pengambilan keputusan
Oleh karena penyakit ini sangat merusak bidang sadapan maka jika
terdapat satu pohon terserang harus dilakukan pengendalian.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 34


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Pengendalian
Pengendalian mouldy rot dilakukan dengan memadukan beberapa cara
pengendalian yang cocok. Cara pengendalian tersebut adalah :

- Kultur Teknis
- Oleh karena penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kelembaban kebun yang
tinggi, maka sebagai tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah
mengurangi kelembababan kebun, misalnya :
o Pengaturan jarak tanam yaitu dengan jarak tanam yang cukup lebar
o Tidak menanam tanaman sela
o Membersihkan gulma dan tanaman penutup tanah di sekitar pangkal
batang
- Penggunaan varietas/klon yang relatif tahan misalnya GT 1 dan AVROS
2037
- Menjaga tanaman dalam kodndisi tetap baik misalnya pemupukan dengan
dosis sesuai dengan anjuran agar proses pemulihan kulit berlangsung
dengan cepat
- Mencegah penyadapan berat baik frekuensi mau[un intensitasnya Misalnya
S2/d2 manjadi S2/d3 atau S2/d4 dan seterusnya.

- Kimiawi
- Dalam penggunaan bahan kimia (fungisida) hal yang perlu adalah
mengetahui gejala penyakit sedini mungkin agar pengobatan berhasil baik
- Fungisida dapat digunakan dengan pengolesan pada bagian sakit memakai
kuas atau penyemprotan
- Jenis fungisida yang dianjurkan seperti pada Tabel 2.
- Untuk mencegah penularan penyakit dari bidang sadapan yang satu ke
bidang sadapan yang lain maka pisau sadap yang digunakan terlebih dahuli
dicelupkan ke dalam larutan disenfektan (misalnya larutan IZAL 5% atau
Difilatan 4F 0,2%) setiap kali melakukan penyadapan pada setiap pohon.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 35


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Tabel 2. Beberapa Contoh Fungisida untuk Pengendalian Mouldy Rot

Nama Cara Konsentrasi Interval


No Bahan aktif Formulasi Sifat
dagang aplikasi formulasi hari
1 Benlate Bernobil Tepung -sistemik Pengolesan 0,2 – 0,5 % 4–7
-protektif
-Kuratif
-non
persisten

2 Baviatin, Karbendesin Tepung -sistemik Pengolesan 0,3 – 0,5 % 4–7


Derosal -protektif
-Kuratif
-non
persisten

3 Bayleton Triodemenfon Cairan -istemik Pengolesan 50 – 100 % 4-7


-protektif
-Kuratif
-non
persisten

PENYAKIT TEPUNG / OIDIUM / EMBUN TEPUNG

Pengenalan
- Penyakit tepung menyebabkab gugurnya daun-daun muda yang baru
terbentuk setelah masa gugur daun tahunan
- Jika cuaca membantu, penyakit tepung dapat menyebabkan gugur daun
beberapa kali sehingga tanaman terpaksa membentuk daun muda berulang-
ulang. Akibatnya kondisi tanaman menjadi lemah, menurunkan produksi latek,
menghambat perkembangan lilit batang dan menyebabkan mati ujung

- Penyebab Penyakit
- Penyakit tepung disebabkan oleh jamur oidum heveae
- Jamur ini menyerang pucuk (Flush) dan daun muda

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 36


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Gejala serangan
- Daun-daun muda umur 1 – 9 hari jika terserang permukaanya mengeriput,
ujung daun mengering dan akhirnya gugur
- Sedangkan daun-daun yang lebih tua (umur 10 – 15 hari) jika terserang
pada jaringan daun tanpa adanya bercak translusen, tapi daun tidak gugur.
Pada permukaan daun tampak koloni berwarna putih seperti tepung yang
terdiri dari konodia dan kinidiafor
- Apabila serangan berat terjadi pada daun muda (1-9 hari), daun akan gugur
sehingga tanaman menjadi gundul

Gambar 3. Gejala Serangan Penyakit Tepung

(a) Pada permukaan daun ditumbuhi koloni jamur berwarna


putih
(b) Tanaman yang terserang berat Oidium

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 37


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit


- Berbeda dengan jamur lain pada umumnya, untuk perkecambahan spora
jamur ini memerlukan cuaca lemba, tetapi permukaan daun harus kering.
Perkembangan penyakit sangat dibantu oleh sedikit hujan, tidak banyak
sinar matahari dan suhu yang agak rendah
- Kebun karet yang terletak pada ketinggian di atas 300 m dari permukaan
laut biasanya sering mendapat serangan Oidium yang hebat

- Sifat klon karet


- Klon karet yang awal menggugurkan daunnya umumnya kurang
mendapat serangan (misal PR 107. AVROS 2037 dan AVROS 3851),
sebaliknya yang mulai berganti daun paling akhir (seperti WR 101 dan
GT 1), dan klon-klon yang meskipun agak awal menggugurkan daunnya
tetapi proses pengguguran daunnya terlalu lama (seperti klon BD 5)
akan menderita serangan oidium.
- Klon karet yang membentuk kutila daun yang lebih cepat umumnya
lebih tahan terhadap penyakit tepung

- Penularan penyakit
Penularan penyakit terjadi melalyi spora yang disebarkan oleh angin, embun
atau air hujan.

Pengamatan
- Metoda Pengamatan
- Wilayah pengamatan
Wilayah pengamatan, jumlah tanaman, dan cara pengambilan contoh
tanaman yang diamati baik untuk petani maupun petugas sama seperti
pada pengamatan JAP
- Hal yang diamati
o Untuk Petani : Jumlah tanaman yang terserang
o Untuk Petugas : Kerapatan tajuk tanaman yang dinyatakan
dalam persen.
- Intensitas serangan
o Untuk Petani : Dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman
yang terserang

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 38


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Untuk Petugas : Didasarkan pada kerapatan tajuk tanaman


 Kerapatan tajuk > 75% berarti intensitas
serangan ringan
 Kerapatan tajuk > 50 – 75%% berarti
intensitas serangan sedang
 Kerapatan tajuk < 50% berarti intensitas
serangan berat

- Persentase serangan
JT
PS  x 100%  .......%
JA

PS = Persentase serangan
JT = Jumlah pohon terserang
JA = Jumlah pohon dalam satuan luas yang dikelola

- Luas Serangan
LS = PS x A = ........ha
LS = Luas serangan
PS = Persentase serangan
A = Luas areal yang diamati

- Siklus Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap bualan, kecuali waktu tanaman membentuk
tunas baru, pengamatran dilakukan setiap 2 minggu.

- Pelaporan
- Laporan petani
o Laporan adanya penyakit tepung dicatat sesuai dengan form laporan
petani (Form 1, Lampiran 1)
o Laporan petani/kelompoktani dilakukan setiap ½ - 1 bulan

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 39


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

o Laporan petani/kelompoktani selanjutnya disampaikan kepada


petugas
- Laporan petugas
o Laporan petugas dilakukan setiap 1 bulan dan disampaikan ke Dinas
Perkebunan
o Laporan petugas dibuat sesuai dengan form 2 (Lampiran 2)

- Dalam pelaksanaan pengamatan dan pelaporan ini, petugas (PPL)


mengadakan koordinasi dengan Disbun.
- Pengambilan keputusan
Penegndalian dilakukan jika telah mencapai abang toleransi. Ambang
toleransi penyakit ini jika jumlah tanaman yang terserang lebih dari 3% dari
jumlah tanaman yang ada pada 1 areal dengan intensitas serangan >
sedang. Jika intensitas serangan sudah mencapai batas ini, maka
pengendalian terutama cara kimia perlu dilakukan.

Pengendalian
Pengendalian penyakit tepung dilakukan dengan memadukan beberapa cara
pengendalian yang cocok. Cara pengendalian tersebut adalah :

- Kultur Teknis
Pengendalian secara kultur teknis lebih bersifat pencegahan, misalnya :
- Untuk mencegah timbulnya penyakit tepung dilakukan dengan menanam 3
– 4 jenis /klon anjuran yang resisten dalam 1 areal pertanaman atau
dengan kata lain mencegah penanamn monokultur. Jenis/klon dengan
tingkat ketahanannya terhadap penyakit daun seperti pada Tabel 3.
- Memperbaiki kondisi tanaman antara lain :
o Pemupukan dengan dosis anjuran. Khusus pada saat tanaman
membntuk daun-daun baru, pemupukan nitrogen (urea, ZA)
diberikan dalam dosis tinggi (2x dosis anjuran) dengan maksud
untuk memacu pembentukan daun-daun baru sehingga tanaman
terhindar dari serangan oidium
o Sanitasi kebun, pengendalian gulma secara teratusr terutama di
sekitar (piringan) tanaman.
o Perbaikan drainase kebun untuk menghindari penggenangan air
dalam kebun.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 40


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Kimiawi
- Tanaman akan terhindar dari serangan Oidium jika dapat dibuat bertunas
serentak lebih kurang 1 bualn sebelum berkembangnya jamur oidium.
Untuk tujuan tersebut daun-daun kadang digugurkan secara sengaja lebih
kurang satu bulan sebelum saat gugur daun (meranggas). Caranya
tanaman disemprot dengan bahan kimia penggugur daun misalnya asam
kakodilat (asam dimetil arsenat) atau MSMA (monosodium methane
arsenat) dengan dosis masing –masing 1,0 dan 2,0 kg/ha.
- Penggunaan fungisida untuk perlindungan tanaman dengan jenis fungisida
yang dianjuran, penggunaan fungisida ini dimulai saat 10% tanaman dalam
kebun telah membentuk daun-daun secara gugur alamiah terutama pada
daerah rawan penyakit (Tabel 3)

Tabel 3. Beberapa Klon Karet Anjuran dengan Tingkat Ketahanannya terhadap


Penyakit Gugur Daun

Kejaguran Ketahanan terhadap a) Respon terhadap


No Klon
b) OD CL CO ANGIN stimulan c)
1 AVROS 2037 1 2 1 1 1 1
2 BPM 1 1 2 1 1 2 2
3 BPM 24 2 2 3 1 2 2
4 GT 1 2 2 3 2 2 2
5 LCB 1320 1 2 1 1 3 3
6 PR 255 2 2 2 1 2 1
7 PR 261 2 1 1 1 2 2
8 PR 300 2 2 3 1 3 1
9 PR 303 1 2 3 1 2 1
10 RRIM 600 1 1 1 2 3 1
11 RRIM 712 1 1 3 1 2 2

Keterangan :
a) 1 : tahan b) 1 : jagur c) 1 : bagus
2 : sedang 2 : sedang 2 : sedang
3 : peka 3 : kurang 3 : buruk
OD = Oidium CL = Colletotrichum CO = Corynespora

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 41


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Tabel 4. Beberapa Jenis Fungisida untuk Pengendalian Penyakit Tepung


(Oidium heveae)

Nama Konsentrasi Interval


No Bahan aktif Formulasi Sifat Cara aplikasi
dagang formulasi hari
1 Belerang Sulfur Tepung -non Dusting 5 – 7 kg/ha 4–7
sistemik
-protektif
-non
persisten

2 Bayleton Triademenfon Tepung -sistemik Fogging *) 0,25 lt/ha 7 - 10


250 EC -protektif (pengabutan)
-Kuratif
-non
persisten

3 Tilt 250 Propikonozol Cairan -sistemik Penyemprotan 0,2 % 7 - 10


EC -protektif
-Kuratif
-non
persisten

Keterangan : *) Ditambahkan Hell Fogging Oil sebanyak 1,75 lt/ha.

PENYAKIT GUGUR DAUN COLLETOTRICHUM

Pengenalan
- Penyakit daun Colletotrichum merupakan penyakit yang relatif baru pada karet
di Indonesia
- Selain menyerang daun, penyakit dapat timbul pada bagian hijau dari tanaman
karet seperti buah dan ranting
- Serangan berat pada daun-daun muda yang baru terbentuk setelah daun
meranggas dapat menyebabkan banyak gugurnya daun muda yang disebut
gugur daun sekunder. Hal ini terutama terjadi jika perkembangan daun-daun
muda berlangsung pada cuaca basah. Sedangkan pada cuaca yang relatif
kering, gugur daun sekunder disebabkan oleh ioidium.
- Penyakit ini juga dapat terjadi di pembibitan dan kebun entres

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 42


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Penyebab Penyakit
- Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides
- Selain pada karet , jamur ini juga dapat menyebabkan penyakit pada kakao,
kopi, jeruk, apokat, dan sebagainya.

- Gejala serangan
- Daun-daun muda rentan selama lebih kurang 15 hari sejak kuncup
membuka. Setelah masa itu yaitu daun sudah membuka penuh, warnanya
telah berubah dari warna perunggu menjadi hijau pucat, daun-daun
tersebut relatif lebih tahan. Oleh karena itu jika infeksi terjadi pada bagian
awal dari 15 hari tersebut, daun akan menjadi layu dan rontok, tetapi jika
infeksi terjadi setelah masa itu daun-daun relatif lebih tahan sehingga
meskipun terserang tapi tidak gugur.
- Serangan pada daun muda menimbulkan bercak-bercak berwarna coklat
kehitaman pada bagian tengahnya kemudian diikuti mengeriputnya helaian
daun, timbulny busuk kebasahan pada bagian yang terinfeksi, dan akhirnya
gugur
- Pada daun yang lebih tua (umur lebih dari 10 hari) menyebabkan timbulnya
bercak-bercak coklat dengan halo (batas berbentuk cincin) berwarna kuning
dan permukaan daun menjadi kasar. Serangan lebih lanjut menyebabkan
bercak-bercak tersebut menjadi berlubang.
- Serangan pad ranting muda yang masih hijau menyebabkan gejala busu,
kering dan akhirnya mati pucuk (die back)

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 43


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Gambar 4 Gejala Serangan Colletotrichum gloeosporioides


(a) Daun muda mengeriput dan akhirnya gugur, daun tua terjadi
bercak dan cacat
(b) Tanaman tampak gundul pada serangan berat

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 44


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit


- Perkembangan penyakit sangat dibantu oleh kelembaban. Oleh karena itu
jika terjadi banyak hujan pada saat pembentukan daun-daun baru setelah
masa gugur daun (meranggas), biasanya akan terjadi serangan berat.
- Kebun-kebun yang letaknya agak tinggi pada umunya terserang lebih berat.
- Kerentanan klon karet akan mempengaruhi perkembangan penyakit.
Masing-masing klon mempunyai kerentanan yang berbeda terhadap
penyakit ini.

- Penularan/penyebaran Penyakit
Penularan penyakit dapat terjadi terutama melalui spora yang disebabkan oleh
angin, embun atau air hujan.

Pengamatan
- Pengamatan untuk penyakit gugr daun Colletotrichum yang terdiri dari metoda
pengamatan, pelaporan, pelaksanaan pengamatan, dan pengambilan
keputusan sama seperti pada penyakit tepung.
- Dengan demikian, pengamatan terhadap penyakit ini dapat dilakukan secara
bersamaan terhadap pengamatan penyakit tepung.

Pengendalian
Pengendalian penyakit gugur daun Colletotrichum dilakukan dengan memadukan
beberapa cara pengendalian yang cocok. Cara pengendalian tersebut adalah :

- Kultur Teknis
Pengendalian secara kultur teknis lebih bersifat tidak langsung dan lebih
bersifat pencegahan, misalnya :
- Untuk mencegah sistem penanaman secara , yaitu dengan menanam 3-4
klon anjuran yang tahan dalam satu areal pertanaman jenis-jenis klon
dengan sifat ketahanannya dapat dilihat pada Tabel 3..
- Memperbaiki kondisi tanaman antara lain :
o Pemupukan sesuai dengan dosis anjuran. Tanaman perlu dipupuk
dengan dosis cukup agar dapat mengurangi pengaruh pengguran
daun dan memacu pertumbuahn tanaman. Untuk keperluan ini
pemupukan dengan dosis rendah yang dilakukan beberapa kali lebih
baik daripada pemupukan sekaligus dengan dosis tinggi.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 45


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

o Sanitasi kebun, pengendalian gulma secara teratur terutama di


sekitar (piringan) tanaman.
o Perbaikan drainase kebun untuk menghindari penggenangan air
dalam kebun.
o Mengurangi frekuensi penyadapan.

- Kimiawi
Pengunaan fungisida yang dianjurkan untuk melindungi tanaman dari serangan
Colletotrichum seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Beberapa jenis Fungisida untuk Pengendalian Penyakit Gugur Daun


Colletotrichum
Nama Konsentrasi Interval
No Bahan aktif Formulasi Sifat Cara aplikasi
dagang formulasi hari
1 Delsene Mankozeb Tepung -sistemik Penyemprotan 0,2 % 4 –10
MX 2000 karbendazim -non
persisten

2 Manzate Mankozeb Tepung -protektif Penyemprotan 0,2 % 7 – 10


200 -non
persisten

PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA

Pengenalan
- Penyakit daun Corynespora menyebabkan gugur daun secara terus menerus
sepanjang tahun sehingga perumbuhan tanaman terganggu, tidak dapat
disadap bahkan mengalami kematian

- Penyakit ini juga dapat terjadi di pembibitan dan kebun entres

- Penyebab Penyakit
- Penyakit ini disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 46


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Gejala serangan
- Corynespora terutama menyerang daun, baik pada tanaman muda maupun
pada tanaman tua
- Serangan diawali dengan bercak coklat/hitam terutama pada tulang-tulang
daun. Bercak kemudian berkembang mengikuti tulang-tulang daun yang
lebih halus sehingga bentuknya seperti dusi/tulang ikan
- Daun yang sakit mengering, menjadi coklat dan gugur, lebih-lebih jika
serangan dimulai pada tangkai atau daun utama
- Ranting muda yang terserang akan pecah, kering dan akhirnya mati.

- Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit

- Perkembangan penyakit daun Corynespora dipengaruhi oleh cuaca,


topografi, umur, kondisi tanaman, dan jenis atau klon tanaman
- Pada daerah yang iklimnya basah biasanya mengalami serangan hebat.
Pada cuaca lembab atau mendung, dengan cuaca hujan yang tidak terlalu
tinggi, tetapi merata sepanjang hari, serta suhu udara kira-kira 26-290C,
keadaan demikian membantu perkembangan penyakit.
- Kebun-kebun yang letaknya di atas 300 m dari permukaan laut kurang
mendapat serangan
- Tanaman yang masih muda baik di pembibitan, kebun entres, maupun di
lapangan lebih rentan
- Tanaman yang lemah karena kurang pupuk akan terserang lebih berat,
sebaliknya bila kelebihanpupuk nitrogen, tanaman juga menjadi lebih rentan

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 47


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Gambar 5. Gejala Serangan Corynespora


(a) Bercak daun menyerupai tulang/duri ikan
(b) Serangan berat menyebabkan tanaman gundul

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 48


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Penularan/penyebaran penyakit
Penyebaran penyakit terutama melalui spora (konidia) yang diterbangkan oleh
angin, pekerja/karyawan kebun atau bahan lainnya.

Pengamatan

- Pengamatan terhadap penyakit daun Corynespora, yang terdiri dari metoda


pengamatan, pelaporan, pelaksanan pengamatan, dan pengambilan
keputusan sama seperti pengamatan penyakit tepung atau penyakit gugur
daun
- Oleh karena itu pengamatan terhadap penyakit ini dapat dilakukan pada waktu
yang bersamaan dengan pengamatan ke dua penyakit tersebut.

Penegndalian

Penegndalian penyakit Colletotrichum dilakukan dengan memadukan beberapa


cara yang sesuai, antara lain ;
- Kultur Teknis
- Untuk mencegah timbulnya penyakit ini dengan menanam 4-4 jenis klon
anjuran yang tahan dalam 1 areal pertanaman. Jenis/klon anjuran seperti
pada Tabel 3.
- Pemberian pupuk tambahan dengan kandungan unsur hara yang
berimbang
- Dalam hal tertentu, okulasi tajuk dapat dilakukan untuk mengurangi resiko
kerugian akibat penyakit ini.

- Kimiawi
Untuk melindungi tanaman dari Corynespora dilakukan dengan penyemprotan
fungisida yang dianjurkan. Beberapa jenis fungisida yang dimaksud seperti
pada Tabel 6.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 49


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Tabel 6. Beberapa jenis Fungisida untuk Penyakit Daun Corynespora

Nama Konsentrasi Interval


No Bahan aktif Formulasi Sifat Cara aplikasi
dagang formulasi hari
1 Dithane Mankozeb Tepung -Protektif Penyemprotan 0,12 % 7 - 10
M-45 -non
persisten

2 Bavistin Karbendazim Tepung -sistemik Penyemprotan 0,2 % 7 – 10


50 WP -non
persisten

3 Daconil Klorotalonil Tepung -Protektif Penyemprotan 0,2% 7 - 10


75 WP -non
sistemik
-non
persisten

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 50


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Lampiran 1. Form Laporan Petani (Form 1)

LAPORAN SERANGAN HAMA/PENYAKIT KARET

Jenis Penyakit : ...............................................................


Nama Petani : ...............................................................
Desa : ...............................................................
Tanggal Pengamatan : ...............................................................
Luas Kebun yang dikelola : ............................................................... ha
Tahun Tanam/Umur Tanam : ...............................................................
Jumlah : ............................................................... pohon
Jumlah terserang :
Ringan : ............................................................... pohon
Berat/mati : ............................................................... pohon
Jumlah yang dikendalikan : ...............................................................
Waktu pengendalian : ...............................................................
Cara pengendalian : ...............................................................
...............................................................
Hasil pengendalian : ...............................................................
...............................................................
Masalah-masalah : ...............................................................
...............................................................
...............................................................

Yang melapor,

(....................)

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 51


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET
Lampiran 2 : Form F2. LAPORAN HAMA PENYAKIT TANAMAN

1. KELOMPOKTANI/UPPT : ..................................................................
2. KEL.TANI/DESA/KECAMATAN : ..................................................................
3. TANGGAL/BULAN LAPORAN : ..................................................................
4. DATA KHUSUS (UPPT) : ..................................................................
a. Curah hujan rata-rata/bulan : .............. mm; bulan............= .............mm
b. Hari hujan per bulan : .............. mm; bulan............= .............mm
5. LAPORAN SINGKAT
Jumlah/ luas tanah Luas (Ha)
Pengendalian
Jumlah terserang Serangan
Jenis Terserang
pohon/luas Masalah Berat
Tanaman oleh Jlh.
tanaman Ringan Berat Cara hasil sampai
Phn/luas
saat ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6. URAIAN KOLOM
*) - Lingkari yang sesuai Pelapor,
- Uraian kolom dalpat menggunakan lembar tambahan
- Pencatatan data pengamatan di tingkat petani, menggunakan form Biltus
(Form F1) dari hama/penyakit yang bersangkutan dan disampaikan kepada
Kelompok tani
- Laporan ke Direktorat Bina Perlintan Perkebunan dibuat (.............................)
Dengan basis data per kabupaten

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 52


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Tabel 1. Beberapa bahan Kimia/Fungisida untuk Pengendalian Penyakit


JAP, Sifat dan Aplikasinya
Jumlah aplikasi/
Formu- Inter- Nama
Bahan aktif Sifat Cara aplikasi pohon/aplikasi
lasi val dagang
TBM TM
Sulfur Tepung - Non Penaburan/ 100 gr - 6 Belerang
sistemik pembenaman 150 gr
- Protektif sekitar
- Persisten tanaman

POMB Pasta - Non Perluasan/ 160 gr 350 gr 6 Fomac 2,


sistemik pembenaman Shell CP,
- Protektif sekitar Ingropasta
- Persisten tanaman

Triadimefon Cairan - Non Penyiraman 10 ml 20 ml*) 6 Bayleton


sistemik akar 250 EC
- Protektif
- Persisten

Triadimefon Cairan - Non Penyiraman 5 ml 20 ml*) 6 Bayfidan


sistemik akar 250 EC
- Protektif
- Persisten

Dinikinasol Tepung - Non Penyiraman 5 ml 20 ml*) 6 Sumiate


sistemik akar 12,5 WP
- Protektif
- Persisten

Heksakonasol Cairan - Non Penyiraman 10 ml 20 ml*) 6 Anvil 50


sistemik akar SC
- Protektif
- Persisten

Larutkan dalam air, setiap 5 ml fungisida dalam 1 l air

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 53


Oleh Ir. Lindung, MP.
TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN KARET

LANGKAH – LANGKAH
KEGIATAN MELATIH

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 54


Oleh Ir. Lindung, MP.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MELATIH

- Modul ini digunakan untuk latihan petugas (PPL) khusus menyangkut


hama dan penyakit karet. Karena terbatasnya waktu, maka dalam latihan
ini hanya diberikan beberapa penyakit karet yang penting. Sedangkan
untuk hama tanaman karet untuk sementara belum diberikan sebab pada
komoditi karet gangguan penyakit lebih meonjol.
- Di dalam proses latihan ini pelatih dituntu untuk menguasai penyakit
karet dan berpengalaman di lapangan. Selain itu pelatih harus
menguasai dasar konsepsi Pengendalian Hama secara Terpadu (PH.
Walaupun materi latihan telah dipersiapkan, akan tetapi pelatih dituntut
untuk mengembangkan materi tersebut sesuai dengan kebutuhan yang
ada. Apabila diperlukan pelatih juga dapat memberi penekanan pada
topik-topik mana yang penting sesuai dengan pengalamannya di tiap-tiap
provinsi yang bersangkutan. Penyampaian materi latihan agar dilakukan
dengan cara sederhana teapi komunikatif sehingga materi yang
diberikan mudah dipahami oleh peserta. Galilah pengalaman peserta
agar peserta lain dapat belajar dari pengalaman tersebut.
- Mater latiahan yang diberikan lebih bersifat praktis (aplicable) sehingga
waktu yang disediakan dalam latihan ini sebagian besar digunakan
dalam praktek. Sedangkan waktu untuk memberikkan pengantar (teori)
hanya diberikan ± 1/3 jumlah waktu yang disediakan. Dalam praktek,
pelatih perlu dibantu oleh pembantu pelatih.
- Sebelum melatih, pelatih wajib mempelajari seluruh materi latihan yang
terdiri :
- Materi latihan bagi pelatih
- Langkah-langkah kegiatan melatih
- Lembar petunjuk bagi peserta
- Pelatih berperan sebagai fasilitator, sehingga harus menghindari
kemungkinan terjadinya adu pendapat (debat) yang berkepanjangan dan
harus mampu menetralisir situasi.
- Sebelum mulai lathan maka jelaskan pada peserta mengenai :
- Judul mata latihan yang akan diberikan
- Maksud dan tujuan memberi mata latihan
- Topik-topik latihan yang akan diberikan
- Langkah-langkah penyampaian materi latihan adalah sebagia berikut :

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 55


Oleh Ir. Lindung, MP.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MELATIH

Topik Latihan : Pengenalan beberapa penyakit tanaman karet

Langkah 1 : Berikan tes pedahuluan untuk mengetahui


kemampuan peserta
Langkah 2 : - Bagikan kepada peserta lembar petunjuk bagi
peserta
- Berikan waktu beberapa menit untuk
mempelajarinya
Langkah 3 : - Jelaskan maksud dan tujuan latihan dengan topik
pengenalan penyakit tanaman karet
- Berikan materi latihan tentang pengenalan hama
penyakit, yaitu :
- Gejala/kerusakan
- Penyebab kerusakan
- Cara penularan dan sebagainya
- Pergunakan alat bantu berupa gambar/foto,
contoh tanaman terserang, dan penyebabnya
Langkah 4 : - Ajukan pertanyaan kepada peserta apakah di
antara peserta ada yang memiliki pengalaman
tentang penyakit karet tersebut
- Berikan kesempatan satu atau lebih peserta
untuk memberikan (menceritakan)
pengalamannya
- Tanggapi dan simpulkan pengalaman peserta
tersebut.
- Berikan kesempatan lepada peserta bila terdapat
beberapa hal yang belum jelas

Topik Latihan : Pengamatan beberapa penyakit tanaman karet

Langkah 1 : Jelaskan maksud dan tujuan latihan dengan topik


pengamatan penyakit tanaman karet

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 56


Oleh Ir. Lindung, MP.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MELATIH

Langkah 2 : - Berikan materi latihan tentang tata cara


pengamatan masing-masing penyakit tanaman
karet meliputi :
- Metoda pengamatan
- Wilayah pengamatan
- Hal yang diamati

- Tingkat serangan
- Siklus pengamatan
- Pelaporan
- Pelaksanaan pengamatan
- Pengambilan keputusan

Langkah 3 : - Berikan kesempatan bagi para peserta, jika di


antara mereka ada yang mempunyai
pengalaman untuk menceritakannya
- Berikan kesempatan kepada mereka untuk
mendiskusikannya/tukar pengalaman
- Tanggapi dan simpulkan pengalaman-pengalamn
tersebut untuk saling mengoreksi dan
melengkapi

Langkah 4 : - Berikan kepada peserta untuk menanyakan hal-


hal yang belum jelas
- Berikan beberapa pertanyaan sebagi evaluasi
dari topik latihan yang telah diberikan

Topik Latihan : Pengendalian beberapa penyakit tanaman karet

Langkah 1 : Jelaskan maksud dan tujuan latihan dengan topik


pengendalian beberapa penyakit tanaman karet
Langkah 2 : - Berikan materi latihan tentang pengendalian
masing-masing penyakit tanaman karet meliputi :

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 57


Oleh Ir. Lindung, MP.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MELATIH

- Berikan penjelasan tentang pelaksanaan


pengendalian penyakit karet secara terpadu
- Jelaskan cara pengendaliannya :
- Cara mekanis
- Cara kultur teknis
- Cara biologis
- Cara kimiawi

Langkah 3 : - Berikan kesempatan bagi para peserta, jika di


antara mereka ada yang berpengalaman dalam
pengendalian hama/penyakit tersebut untuk
menceritakannya
- Berikan kesempatan kepada mereka untuk
mendiskusikannya/tukar pengalaman
- Tanggapi dan simpulkan pengalaman-
pengalaman tersebut untuk saling mengoreksi
dan melengkapi

Langkah 4 : - Berikan kesempatan kepada peserta untuk


menanyakan hal-hal yang belum jelas
- Berikan beberapa pertanyaan sebagi evaluasi
dari topik latihan yang telah diberikan

Praktek Lapang

- Dalam praktek lapangan ini untuk beberapa penyakit dapat dilakukan


bersama-sama dalam waktu dan tempat yang sama jika pada kebun
praktek terdapat penyakit yang dimaksud
- Materi praktek meliputi :
- Pengenalan beberapa penyakit tanaman karet
- Pengamatan beberapa penyakit tanaman karet
- Pengendalian beberapa penyakit tanaman karet
- Persiapkan kebun tempat praktek, dan pastikan pada kebun tersebut
terdapat hama dan penyakit tanaman dimaksud
- Persiapkan seluruh bahan dan peralatan untuk keperluan praktek

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 58


Oleh Ir. Lindung, MP.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MELATIH

- Langkah-langkah kegiatan praktek :

Langkah 1 : - Agar efektif maka sebelum melakukan praktek


lapang, bagilah peserta menjadi beberapa
kelompok

Langkah 2 : - Jelaskan maksud dan tujuan latihan dengan topik


pengendalian beberapa penyakit tanaman karet

Langkah 3 : - Berikan penjelasan bagaiman cara mendeteksi


gejala serangan, akibat serangan serta deteksi
penyebabnya

Langkah 4 : - Berikan kesempatan bagi peserta untuk


mempraktekkan cara-cara deteksi tersebut
sampai masing-masing peserta dapat
membedakan gejala kerusakan karena penyebab
lain.

Langkah 5 : - Berikan penjelasan tentang bataan dan tata cara


pengamatan meliputi :
- Bagaimana menentukan wilayah pengamatan
- Metode pengamatan
- Hal yang diamati
- Penghitungan persentase luas dan intensitas
serangan
- Pengambilan keputusan pengandalian
- Cara pengisian data serangan ke dalam form
laporan
- Cara pelaporannya

- Berikan kesempatan (diskusi antar peserta) untuk


bertanya jika ada yang belum jelas

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 59


Oleh Ir. Lindung, MP.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MELATIH

Langkah 6 : - Berikan tugas pada peserta untuk mempratekkan


(sesuai dengan kelompokny) pengamatan
beberapa penyakit tanaman karet tersebut
sampa masing-masing peserta mampu
melaksanakannya
- Pastikan masing-masing peserta mampu
melakukan pengenalan dan pegamatan dengan
benar

Langkah 7 : - Berikan tugas agar peserta mempraktekkan acar-


cara pengendalian baik secara :
- Mekanis
- Kultur teknis

- Biologis
- Kimiawi
- Berikan tugas agar peserta mempraktekkan cara
mengguanakn alat, bagaiman mencampur bahan
pestisida, bagaimana menggunakan bahan
agensia hayati
- Pastikan semua peserta mampu melaksanakan
secara mandiri
- Berikan kesempatan untuk berdiskusi dalam hal
pengendalian
- Berikan kesempatan pada peserta untuk
bertanya jika da hal yang belum jelas

Langkah 7 : - Berikan motivasi dorongan dan semangat lepada


peserta, dengan mengatakan bahwa petugas
penyuluh sangat memegang peranan dalam
keberhasilan perlindungan tanaman : sebab
petugas penyuluh yang akan berhubungan
langsung/memotivasi petani.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 60


Oleh Ir. Lindung, MP.
TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN KARET

LEMBAR PETUNJUK BAGI


PESERTA

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 61


Oleh Ir. Lindung, MP.
DAFTAR ISI
3. PENDAHULUAN

4. PENYAKIT TANAMAN KARET

- Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) Rigidoporus microporus


- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian
- Penyakit Bidang Sadapan (Moldy Rot) Ceratocystis fimbriata
- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian
- Penyakit Embun Tepung Oidium heveae
- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian
- Penyakit Gugur Daun Colletotricu Colletotrichum gloeosporioides
- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian
- Penyakit Daun Corynespora Corynespora cassiicola
- Pengenalan
- Pengamatan
- Pengendalian

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 62


Oleh Ir. Lindung, MP.
1. PENDAHULUAN

Dalam budidaya karet selalu dijumpai masalah organisme pengganggu


tanaman (OPT) yang terdiri dari hama dan penyakit. Hama dibedakan
dengan penyakit tumbuhan karena penyebabnya. Hama adalah penyebab
kerusakan tumbuhan dari golongan insekta/hewan, sedangkan penyakit
penyebab kerusakan tanaman dari golongan mikroorganisme seperti jamur,
bakteri, virus, dan sebagainya.

Pada tanaman karet gangguan penyakit karet lebih penting daripada ham
karet karena kerugian/kerusakan yang ditimbulkannya lebih besar. Ole
karena itu dalam materi ini lebih dititik beratkan pada masalah gangguan
penyakit tanaman karet.

Penyakit pada karet menyebabkan gangguan pertumbuhan tanaman,


tanaman tidak berproduksi secara optimal, bahkan dapat menyebabkan
kelainan.

Guna menghindari risiko yang berat tersebut, diperlukan usaha pengolaan


penyakit dengan pengendalian yang efektif dan efisien. Untuk perlu
diketahui ciri-ciri khusus masing-masing penyakit, cara pengendalian
dengan bahan dan alat serta waktu yang tepat.

Pengendalian penyakit karet dilakukan secara terpadu (PHT) yaitu


memadukan beberapa cara pengendalian yang sesuai untuk menekan
populasi penyebab penyakit. Istilah pengendalian bukanlah berarti
memusnahkan sampai habis (pemberantasan), tetapi menekan penyebab
penyakit sampai pada populasi yang secara ekonomis tidak merugikan.

Cara-cara pengendalian yang dimaksud adalah :

- Mekanis – fisis

 Pemotongan bagian tanaman terserang

 Membongkar/memusnahkan tanaman terserang

 Dan sebagainya

- Kultur Teknis

 Pengunaan varietas tahan

 Pengolahan tanah

 Pengaturan jarak tanam

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 63


Oleh Ir. Lindung, MP.
1. PENDAHULUAN

 Pengaturan pola tanam

 Pengaturan pemupukan

 Menjaga kebersihan kebun dan sebagainya.

- Biologis/hayati

Yaitu penggunaan jasad hidup (mikroorganime) untuk pengendalian


penyakit tanaman

- Kimiawi

Yaitu penggunaan bahan nimia untuk pengendalian penyakit


tanaman karet.

Dalam menanggulangi penyakit tanaman, maka tindakan pencegahan jauh


lebih baik dari tindakan pengobatan baik ditinjau dari segi teknis Mupun
biaya yang dikeluarkan. Dan perlu ditekankan bahwa dalam peaksanaan
PHT tersebut pemakaian pestisida merupakan aternatif terakhir, jika cara-
cara yang lain tidak efektif. Meskipunsangat efektif cepat dilihat hasilnya,
tetapi penggunaan pestisida secara terus menerus tidaklah bijaksana,
karena dapat menyebabkan timbulnya penyakit dengan ras baru, kerusakan
lingkungan, dan berbahaya bagi binatang dan manusia. Dengan demikian
pengendalian penyakit tanaman tidak harus/mesti menngunakan pestisida,
tetapi justru diprioritaskan pada cara-cara non kimia.

Dalam petunjuk/materi ini dijelaskan beberapa jenis penyakit karet yang


penting, cara pengenalan, pengamatan, dan pengendaliannya.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 64


Oleh Ir. Lindung, MP.
2. PENYAKIT TANAMAN KARET

PENYAKIT JAMUR AKAR PUTI (JAP)

Pengenalan
- Penyakit JAP merupakan penyakit utama tanaman karet karena dapat
menyebabkan kematian tanaman
- Kerugian yang besar akibat penyakit JAP terjadi terutama jika karet
ditanam pada bekas hutan atau bekas kebun karet tua yang proses
pembukaan lahannya tidak dilakukan dengan sempurna, sehingga banyak
tunggul atau sisa-sisa akar sakit dari tanaman sebelumnya yang tertinggal
dalam tanah.

- Penyebab
- Penyakit JAP disebabkan oleh jamur Rigidoiporus lignosus atau
rigidoporus microporus
- Jamur ini menyerang akar tanaman seingga menyebabkan
pembusukan. Serangan dapat terjadi pada tanaman belum
mengahasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan (TM)

- Gejala Serangan
- Gejala pada tajuk yaitu daun kuning pucat, kusam, akhirnya kering
dan gugur sehingga tajuk tinggal rantingnya saja
- Bila daerah perakaran dibuka terlihat pada permukaan akar ditumbuhi
miselium (benang-benang jamur) atau risomorf (kumpulan kompak
benang-benagn jamur yang berbentuk bulat /pipih memanjang) warna
putih bentuk pipih. Makin tua risomorf warna berubah kuning gading.
- Untuk mendeteksi adanya serangan JAP ini dapat dilakukan dengan
menutup leher akar tanaman dengan serasah (mulsa). Setelah 3
minggu pada leher akar tanaman yang terserang akan ditumbuhi
risomorf

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 65


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Gambar1. Gejala Serangan JAP

(a) Gejala pada daun tampak kusam


(b) Risomorf pada permukaan akar terserang
(c) Penutupan leher akar dengan serasah (mulsa)

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 66


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Menurut perkembangannya gejala tersebut dibagi dalam tiga tingkatan


yaitu :
 Tingkat I (awal) : Tidak terlihat gejala pada tajuk/daun, tetapi bila
leher akar dibuka kedapatan risomorf jamur yang
menempel di permukaan akar.
 Tingkat II : Pohon yang terinfeksi daunnya tampak kuning
atau kusam sedangkan kulit akarnya sebagian
mulai membusuk
 Tingkat III : Pohon yang terinfeksi daunnya tampak kuning
atau kusam dan tajuknya menipis, sedang kulit
dan kayu akar sebagian besar telah membusuk.

- Cara bertahannya JAP


 JAP mempertahankan diri pada sisa-sisa kayu dan akar dalam tanah.
Lamanya JAP dapat bertahan tergantung pada ukuran akar yang
tertinggal dalam tanah dan faktor yang mempengaruhi pembususkan
sisa-sisa akar tersebut.
- Penularan dan penyebaran penyakit dapat terjadi karena :Tingkat I
 Kontak langsung antara akar sakit dengan akar sehat
 Perantaraan risomorf . Risomorf ini dapat menjalar bebas di dalam
tanah.
 Penggunaan bibit yang telah terinfeksi JAP.

Pengamatan
Metoda Pengamatan
 Wilayah pengamatan
 Untuk Petani : - Wilayah pengamatan adalah kebun karet
yang dimiliki petani
- Pengamatan dilakukan terhadap seluruh
tanaman karet yang dimilikinya
 Untuk Petugas : - Wilayah pengamatan adalah 10% dari
areal karet yang ada (10% dari wilayah
kerjanya.
- Pengamatan dilakukan dengan metoda
sampling sebanyak 5% dari jumlah
pohon yang ada

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 67


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Pengambilan pohon contoh dilakukan


pada barisan tanaman pada kedua
diagonal kebun
- Letak pohon contoh seperti pada
Gambar 2.

Gambar 2. Latak Pengambilan Contoh

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 68


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

 Hal yang diamati


Jumlah pohon yang menunjukkan gejala serangan dan jumlah pohon
yang tumbang atau mati.
 Tingkat serangan
Tingkat serangan yaitu derajat kerusakan tanaman kibat serangan
hama dan penyakit.
 Untuk Petani : Dilakukan dengan menghitung tanaman
sakit, jumlah tanaman mati atau tumbang
 Untuk Petugas : Penentuan tingkat serangan JAP dilakukan
secara lebih rinci, dan didasarkan pada :
- Serangan ringan (r) : jika risomorf jamur
baru menempel pada permukaan akar.
- Serangan sedang (s) : Jika kulit akar
mulai membusuk
- Serangan berat (b) : jika kulit dan kayu
akar telah membusuk.
 Persentase serangan

JT
PS  x 100%  ..........%
JA

PS = Persentase serangan
JT = Jumlah pohon terserang
JA = Jumlah pohon dalam satuan luas yang dikelola

 Siklus pengamatan
 Pengamatan dilakukan dengan selang waktu 2 bulan sekali yang
dimulai pada tanaman berumur 6 bulan.
 Untuk keperluan pelaporan dilakukan dengan selang waktu 3
bulan sekali.

 Pelaporan
 Laporan Petani
o

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 69


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

o Laporan adanya penyakit JAP dicatat sesuai dengan form 1


(Lampiran 1)
o Laporan petani/kelompoktani dilakukan setiap 2 bulan
o Laporan petani/kelompoktani selanjutnya disampaikan kepada
petugas.
 Laporan Petugas
o Laporan petugas dilakukan setiap 3 bulan, disampaikan ke
Dinas Perkebunan setempat
o Laporan petugas dibuat sesuai dengan form 2 (Lampiran 2)

 Dalam pelaksanaan pengamatan dan pelaporan ini dengan para


petugas (PPL) mengadakan koordinasi dengan petugas Dinas
Perkebunan.
 Pengambilan keputusan
Oleh karena sifat bahayanya penaykit JAP maka jika ditemukan 1
pohon sakit harus segera dilakukan pengendalian.

Pengendalian
- Penanggulangan penyakit JAP dapat dilakukan dengan melaksanakan
beberapa kegiatan secara terpadu yaitu dengan kultur teknis, mekanis,
biologis, dan kimiawi. Sampai saat ini belum ditemukan klon karet yang
tahan terhadap JAP. Tindakan karantina tidak efektif dilakukan untuk
pengendalian penyakit ini karena Jap bersifat Polifag yaitu dapat
menyerang berbagai macam tumbuhan.
- Penaggulangan JAP dapat dibagi menjadi 2 kelompok kegiatan yaitu :
- Membersihkan sumber infeksi sebelum dan sesudah penanaman
karet
- Mencegah meluasnya penyakit di areal pertanaman/kebun
- Areal pertanaman baru (new planting) dan peremajaan (replanting)

Pengendalian penyakit JAP cara terpadu pada areal ini hendaknya


dilakukan dalam rangkaian tindakan yang berurutan atas dasar prioritas
sebagai berikut :

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 70


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Kultur teknis
o Menghilangkan tunggul-tunggul atau sisa-sisa tanaman berkayu
secara tuntas pada saat persiapan lahan melalui peracunan
tunggul atau mekanis
o Satu tahun sebelum penanamna bibit karet di lapangan lahan
harus ditanami tanaman penutup tanah jenis kacang-kacangan
yang tumbuh menjalar misalnya Calopogonium mucunoides.

- Mekanis
Tanaman yang masih dapat dipertahankan setelah akar-akar lateral
yang sakit (busuk) dipotong, bagian akar lain yang sudah terinfeksi
tapi belum busuk dibersihkan/dikikis dari rizomorf. Ujung potongan
dan luka pada leher akar dioles dengan ter bebas asam misalnya TB
192. Sekitar pangkal batang pohon tersebut ditaburi 100 – 150 gr
serbuk belerang per pohon. Setelah 1 tahu, leher akar diperiksa lagi
apakah masih ada infeksi. Apabila masih ditemukan rizomorf segera
dibersihkan dan ditaburi lagi dengan belerang seperti cara tersebut di
atas. Kegiatan ini diulangi kembali setiap tahun sampai tidak
ditemukan rizomorf pada pohon yang dirawat. Untuk keperluan
perawatan sebaiknya pohon-pohon yang sakit diberi tanfda dengan
cap dan dicatat waktu perawatannya (tanggal, bulan, tahun).

- Biologis
Pemberian belerang selain dapat membunuh langsung terhadap JAP
(bersifat fungistatik), belerang juga dapat memberikan suasana asam
yang tidak sesuai dengan pertumbuhan Jap dan suasana asam
tersebut dapat merangsang perkembangan Trichoderma koningii
yang antagonis terhadap JAP.
Sebelum penanaman bibit di lapangan sebaiknya setiap lobang
tanam diberi serbuk belerang sebanyak 100 gr yang dapat
dicampurkan dengan tanah pengisi lobang tanah, ataupun ditaburkan
di tanah sekitar pangkal tanaman pada saat penanaman.
Dapat juga menggunakan Trichoderma koningii sebagi agen
pengendali biologis. Penggunaan dapat dilakukan dengan menabur
langsung di sekeliling leher akar tananaman sakit atau
mencampurnya dengan tanah pengisi polybag atau sabut untuk

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 71


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

dipembibitan. Saat aaplikasi yang terbaik adalah sat awal musim


hujan atau selama musim hujan. Di sekeliling leher akar yang sakit
dibuat parit dangkal Trichoderma koningii ditaburkan dalam parit
kemudian ditimbuun kembali.

Dosis pemakaian :
- 50 gr FB (fermentor biomass) per polybag per pohon
- 100 gr FB per pohon untuk tanaman umur 2 – 4 tahun
- 200 gr FB per pohon untuk tanaman umur lebih 4 tahun

Dapat juga dikombinasikan dengan belerang bila pH tanah lebih


besar dari 5 :
- 100 gr + 50 gr belerang, untuk TBM
- 100 gr FB + 100 gr belerang, untuk TM

- Areal Pertanaman

Pengendalian penyakit JAP secara terpadu pada areal pertanamna karet


hendaknya dilakukan dalam rangkaian tindakan yang berurut atas dasat
prioritas sebagai berikut :

- Kultur teknis
Pemupukan yang seimbang dan sesuai dengan dosis anjuran,
pengendalian gulma serta perbaikan drainase kebun.

- Mekanis/Eradikasi
Membongkar pohon karet yang terserang berat/tumbang, bagian tunggul
dan akar tanaman dibongkar dan dibakar.
Pohon-pohon di sekitar pohon yang terserang, leher akarnya dibuka
sampai akarnya bebas dari rizomorf. Kemudian di antara pohon sakit dan
pohon sehat diberi parit isolasi. Dalamnya parit isolasi tergantung dari
tipe tanah dan perakaran karet, bervariasi antara 60 – 90 cm dengan
lebar 30 cm.
Pada tanah berpasir perlu dibuat lebih lebar, agar sisinya tidak mudah
longsor. Akar-akar yang terpotong oleh parit isolasi diperiksa, jika ada

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 72


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

akar sakit yang terpotong di parit isolasi, akar ini harus digali ke arah
ujungnya, sehingga daerah yang tidak terisolasi bebas dari JAP.
Parit isolasi harus selalu diperbarui/diperdalam agar akar tanaman sakit
tidak bersentuhan dengan akar tanaman yang sehat.

- Kimiawi
Tanaman yang terserang ringan sampai sedang dapt dikendalikan
dengan penyirmana atau pengolesan fungisida yang direkomendasikan
(lihat Tabel 1).

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 73


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET
Tabel 1. Beberapa Bahan Kimia/Fungisida untuk Pengendalian Penyakit JAP, Sifat dan Aplikasinya

Jumlah Fungisda/
N Nama
Bahan aktif Formulasi Sifat Cara aplikasi pohon/ aplikasi Interval
o dagang
TBM TM
1 Sulfur Tepung - non sistemik Penaburan/pembenam 100 gr - 6 Belerang
- protektif an sekitar tanaman 150 gr
- persisten
Pelumasan/
2 PCMB Pasta - non sistemik pengolesan akar 160 gr 350 gr 6 Fomac 2,
- protektif Shell CP,
- persisten Ingropasta
Penyiraman akar
3 Triiadimefon Cairan - sistemik 10 ml 20 ml*) 6 Bayleton 250
- protektif EC
- curatif
- non persisten
Penyiraman akar
4 Triiadimefon Cairan - sistemik 5 ml 20 ml*) 6 Bayfidan 250
- protektif EC
- curatif
- non persisten
Penyiraman akar
5 Dinikinasol Tepung - sistemik 5 ml 20 ml*) 6 Sumiate 12,5
- protektif WP
- curatif
- non persisten
Penyiraman akar
6 Heksakonasol Cairan - sistemik 10 ml 20 ml*) 6 Anvil 50 SC
- protektif
- curatif
- non persisten

*) dilarutkan dalam air setiap 5 ml fungsisida dalam 1 lt air

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 74


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

PENYAKIT BIDANG SADAPAN (MOULDY ROT)

Pengenalan
- Mouldy rot merupakan penyakit bidang sadapan dan mempunyai arti penting
pada budidaya karet
- Penyakit ini merusak bidang sadapan sehingga pemulihan kulit terganggu dan
menyulitkan penyadapannya
- Mouldy rot yang berat jika tidak dirawat akan mengakibatkan terjadinya luka-
luka yang besar, sehingga bidang sadapan rusak sama sekali dan tidak dapat
disadap lagi

- Penyebab-penyebab
- Mouldy rot disebabkan oleh jamur ceratocystis fimbriata
- Jamur menyerang bidang sadapan terutama pada luka-luka baru karena
penaydapan

- Gejala serangan
- Kulit bidang sadapan yang mudah terinfeksi adalah kulit luka baru yang
masih segar akibat penyadapan, tepatnya di atas alur sadap. Sedangkan
kulit batang sadapan yang sudah pulih, biasanya bebas dari serangan
- Gejala awal ditandai dengan adanya benang jamur berwarna kelabu muda
terdapat di atas jalur sadap dan kemudian berubah menjadi kelabu
kehitaman
- Serangan berat mengakibatkan timbulnya luka yang dalam dan besar serta
tidak beraturan. Kulit yang busuk dan lapuk akan terkelupas sehingga kayu
akan tampak karena kulit pulihan tidak terbentuk

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 75


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Gambar3. Gejala Serangan Mouldy Rot

(e) Gejala serangan mouldy rot, tampak adanya beledu di atas alur sadap
(f) Bidang sadap rusak (kulit pulihan tidak terbentuk karena mouldy rot)
(g) Cara aplikasi fungisida untuk pengendalia mouldy rot
(h) Sadapan berat, salah satu faktor penyebab timbulnya mouldy rot

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 76


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit


- Penyakit sangat dibantu oleh kelembaban yang tinggi sehingga penyakit
banyak timbul pada waktu musim hujan
- Pada kebun karet yang jarak tanamnya rapat, dan kebun yang menanam
tanaman lain (misal kakao) sebagai tanaman sela biasanya timbul
serangan yang hebat
- Penyadapan yang dalam, terlebih jika frekuensinya tinggi, yang akan
menyebabkan lambatnya pemulihan kulit akan mengakibatkan serangan.

- Penularan dan penyebaran penyakit


Penularan penyakit terjadi malalui :
- Spora jamur yang diterbangkan oleh angin
- Pisau sadapa yang habis digunakan untuk menyadap tanaman sakit

Pengamatan
- Metoda Pengamatan
- Wilayah pengamatan
Wilayah pengamatan, jumlah tanaman, dan cara pengambilan contoh
tanaman yang diamati baik untuk petani maupun petugas sama seperti
pada pengamatan JAP
- Hala yang diamati
Jumlah pohon yang menunjukkan gejala sakit
- Tingkat serangan
o Untuk Petani : Dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman
yang menunjukkan gejala sakit
o Untuk Petugas : Penentuan tingkat serangan dilakukan secara
lebih rinci dan didasarkan pada :
 Serangan ringan (s) : Jika terdapat jalinan
benang jamur berwarna kelabu muda
dengan luas < 5 cm
 Serangan berat (b) : Jikal bidang sadap
tertutup bercak kelabu kehitaman > 5 cm
atau bidang sadap telah rusak

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 77


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Persentase serangan
JT
PS  x 100%  .......%
JA

PS = Persentase serangan
JT = Jumlah pohon terserang
JA = umlah pohon dalam satuan luas yang dikelola

- Siklus Pengamatan
Pengamatan dilakukan terutama pada musim hujan dengan selang waktu
satu bulan sekali

- Pelaporan
- Laporan petani
o Laporan serangan penyakit bidang sadapan dicatat sesuai dengan
form laporan petani (Form 1, Lampiran 1)
o Laporan petani/kelompoktani dilakukan setiap bulan
o Laporan petani/kelompoktani selanjutnya disampaikan kepada
petugas

- Laporan petugas
o Laporan petugas dilakukan setiap 2 bulan dan disampaikan ke Dinas
Perkebunan
o Laporan petugas dibuat sesuai dengan form 2 (Lampiran 2)

- Dalam pelaksanaan pengamatan dan pelaporan ini, petugas (PPL)


mengadakan koordinasi dengan Disbun.
- Pengambilan keputusan
Oleh karena penyakit ini sangat merusak bidang sadapan maka jika
terdapat satu pohon terserang harus dilakukan pengendalian.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 78


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Pengendalian
Pengendalian mouldy rot dilakukan dengan memadukan beberapa cara
pengendalian yang cocok. Cara pengendalian tersebut adalah :

- Kultur Teknis
- Oleh karena penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kelembaban kebun yang
tinggi, maka sebagai tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah
mengurangi kelembababan kebun, misalnya :
o Pengaturan jarak tanam yaitu dengan jarak tanam yang cukup lebar
o Tidak menanam tanaman sela
o Membersihkan gulma dan tanaman penutup tanah di sekitar pangkal
batang
- Penggunaan varietas/klon yang relatif tahan misalnya GT 1 dan AVROS
2037
- Menjaga tanaman dalam kodndisi tetap baik misalnya pemupukan dengan
dosis sesuai dengan anjuran agar proses pemulihan kulit berlangsung
dengan cepat
- Mencegah penyadapan berat baik frekuensi mau[un intensitasnya Misalnya
S2/d2 manjadi S2/d3 atau S2/d4 dan seterusnya.

- Kimiawi
- Dalam penggunaan bahan kimia (fungisida) hal yang perlu adalah
mengetahui gejala penyakit sedini mungkin agar pengobatan berhasil baik
- Fungisida dapat digunakan dengan pengolesan pada bagian sakit memakai
kuas atau penyemprotan
- Jenis fungisida yang dianjurkan seperti pada Tabel 2.
- Untuk mencegah penularan penyakit dari bidang sadapan yang satu ke
bidang sadapan yang lain maka pisau sadap yang digunakan terlebih dahuli
dicelupkan ke dalam larutan disenfektan (misalnya larutan IZAL 5% atau
Difilatan 4F 0,2%) setiap kali melakukan penyadapan pada setiap pohon.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 79


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Tabel 2. Beberapa Contoh Fungisida untuk Pengendalian Mouldy Rot

Nama Cara Konsentrasi Interval


No Bahan aktif Formulasi Sifat
dagang aplikasi formulasi hari
1 Benlate Bernobil Tepung -sistemik Pengolesan 0,2 – 0,5 % 4–7
-protektif
-Kuratif
-non
persisten

2 Baviatin, Karbendesin Tepung -sistemik Pengolesan 0,3 – 0,5 % 4–7


Derosal -protektif
-Kuratif
-non
persisten

3 Bayleton Triodemenfon Cairan -istemik Pengolesan 50 – 100 % 4-7


-protektif
-Kuratif
-non
persisten

PENYAKIT TEPUNG / OIDIUM / EMBUN TEPUNG

Pengenalan
- Penyakit tepung menyebabkab gugurnya daun-daun muda yang baru
terbentuk setelah masa gugur daun tahunan
- Jika cuaca membantu, penyakit tepung dapat menyebabkan gugur daun
beberapa kali sehingga tanaman terpaksa membentuk daun muda berulang-
ulang. Akibatnya kondisi tanaman menjadi lemah, menurunkan produksi latek,
menghambat perkembangan lilit batang dan menyebabkan mati ujung

- Penyebab Penyakit
- Penyakit tepung disebabkan oleh jamur oidum heveae
- Jamur ini menyerang pucuk (Flush) dan daun muda

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 80


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Gejala serangan
- Daun-daun muda umur 1 – 9 hari jika terserang permukaanya mengeriput,
ujung daun mengering dan akhirnya gugur
- Sedangkan daun-daun yang lebih tua (umur 10 – 15 hari) jika terserang
pada jaringan daun tanpa adanya bercak translusen, tapi daun tidak gugur.
Pada permukaan daun tampak koloni berwarna putih seperti tepung yang
terdiri dari konodia dan kinidiafor
- Apabila serangan berat terjadi pada daun muda (1-9 hari), daun akan gugur
sehingga tanaman menjadi gundul

Gambar 3. Gejala Serangan Penyakit Tepung

(a) Pada permukaan daun ditumbuhi koloni jamur berwarna putih


(b) Tanaman yang terserang berat Oidium

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 81


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit


- Berbeda dengan jamur lain pada umumnya, untuk perkecambahan spora
jamur ini memerlukan cuaca lemba, tetapi permukaan daun harus kering.
Perkembangan penyakit sangat dibantu oleh sedikit hujan, tidak banyak
sinar matahari dan suhu yang agak rendah
- Kebun karet yang terletak pada ketinggian di atas 300 m dari permukaan
laut biasanya sering mendapat serangan Oidium yang hebat

- Sifat klon karet


- Klon karet yang awal menggugurkan daunnya umumnya kurang
mendapat serangan (misal PR 107. AVROS 2037 dan AVROS 3851),
sebaliknya yang mulai berganti daun paling akhir (seperti WR 101 dan
GT 1), dan klon-klon yang meskipun agak awal menggugurkan daunnya
tetapi proses pengguguran daunnya terlalu lama (seperti klon BD 5)
akan menderita serangan oidium.
- Klon karet yang membentuk kutila daun yang lebih cepat umumnya
lebih tahan terhadap penyakit tepung

- Penularan penyakit
Penularan penyakit terjadi melalyi spora yang disebarkan oleh angin, embun
atau air hujan.

Pengamatan
- Metoda Pengamatan
- Wilayah pengamatan
Wilayah pengamatan, jumlah tanaman, dan cara pengambilan contoh
tanaman yang diamati baik untuk petani maupun petugas sama seperti
pada pengamatan JAP
- Hal yang diamati
o Untuk Petani : Jumlah tanaman yang terserang
o Untuk Petugas : Kerapatan tajuk tanaman yang dinyatakan
dalam persen.
- Intensitas serangan
o Untuk Petani : Dilakukan dengan menghitung jumlah tanaman
yang terserang

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 82


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Untuk Petugas : Didasarkan pada kerapatan tajuk tanaman


 Kerapatan tajuk > 75% berarti intensitas
serangan ringan
 Kerapatan tajuk > 50 – 75%% berarti
intensitas serangan sedang
 Kerapatan tajuk < 50% berarti intensitas
serangan berat

- Persentase serangan
JT
PS  x 100%  .......%
JA

PS = Persentase serangan
JT = Jumlah pohon terserang
JA = Jumlah pohon dalam satuan luas yang dikelola

- Luas Serangan
LS = PS x A = ........ha
LS = Luas serangan
PS = Persentase serangan
A = Luas areal yang diamati

- Siklus Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap bualan, kecuali waktu tanaman membentuk
tunas baru, pengamatran dilakukan setiap 2 minggu.

- Pelaporan
- Laporan petani
o Laporan adanya penyakit tepung dicatat sesuai dengan form laporan
petani (Form 1, Lampiran 1)
o Laporan petani/kelompoktani dilakukan setiap ½ - 1 bulan

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 83


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

o Laporan petani/kelompoktani selanjutnya disampaikan kepada


petugas
- Laporan petugas
o Laporan petugas dilakukan setiap 1 bulan dan disampaikan ke Dinas
Perkebunan
o Laporan petugas dibuat sesuai dengan form 2 (Lampiran 2)

- Dalam pelaksanaan pengamatan dan pelaporan ini, petugas (PPL)


mengadakan koordinasi dengan Disbun.
- Pengambilan keputusan
Penegndalian dilakukan jika telah mencapai abang toleransi. Ambang
toleransi penyakit ini jika jumlah tanaman yang terserang lebih dari 3% dari
jumlah tanaman yang ada pada 1 areal dengan intensitas serangan >
sedang. Jika intensitas serangan sudah mencapai batas ini, maka
pengendalian terutama cara kimia perlu dilakukan.

Pengendalian
Pengendalian penyakit tepung dilakukan dengan memadukan beberapa cara
pengendalian yang cocok. Cara pengendalian tersebut adalah :

- Kultur Teknis
Pengendalian secara kultur teknis lebih bersifat pencegahan, misalnya :
- Untuk mencegah timbulnya penyakit tepung dilakukan dengan menanam 3
– 4 jenis /klon anjuran yang resisten dalam 1 areal pertanaman atau
dengan kata lain mencegah penanamn monokultur. Jenis/klon dengan
tingkat ketahanannya terhadap penyakit daun seperti pada Tabel 3.
- Memperbaiki kondisi tanaman antara lain :
o Pemupukan dengan dosis anjuran. Khusus pada saat tanaman
membntuk daun-daun baru, pemupukan nitrogen (urea, ZA)
diberikan dalam dosis tinggi (2x dosis anjuran) dengan maksud
untuk memacu pembentukan daun-daun baru sehingga tanaman
terhindar dari serangan oidium
o Sanitasi kebun, pengendalian gulma secara teratusr terutama di
sekitar (piringan) tanaman.
o Perbaikan drainase kebun untuk menghindari penggenangan air
dalam kebun.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 84


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Kimiawi
- Tanaman akan terhindar dari serangan Oidium jika dapat dibuat bertunas
serentak lebih kurang 1 bualn sebelum berkembangnya jamur oidium.
Untuk tujuan tersebut daun-daun kadang digugurkan secara sengaja lebih
kurang satu bulan sebelum saat gugur daun (meranggas). Caranya
tanaman disemprot dengan bahan kimia penggugur daun misalnya asam
kakodilat (asam dimetil arsenat) atau MSMA (monosodium methane
arsenat) dengan dosis masing –masing 1,0 dan 2,0 kg/ha.
- Penggunaan fungisida untuk perlindungan tanaman dengan jenis fungisida
yang dianjuran, penggunaan fungisida ini dimulai saat 10% tanaman dalam
kebun telah membentuk daun-daun secara gugur alamiah terutama pada
daerah rawan penyakit (Tabel 3)

Tabel 3. Beberapa Klon Karet Anjuran dengan Tingkat Ketahanannya terhadap


Penyakit Gugur Daun

Kejaguran Ketahanan terhadap a) Respon terhadap


No Klon
b) OD CL CO ANGIN stimulan c)
1 AVROS 2037 1 2 1 1 1 1
2 BPM 1 1 2 1 1 2 2
3 BPM 24 2 2 3 1 2 2
4 GT 1 2 2 3 2 2 2
5 LCB 1320 1 2 1 1 3 3
6 PR 255 2 2 2 1 2 1
7 PR 261 2 1 1 1 2 2
8 PR 300 2 2 3 1 3 1
9 PR 303 1 2 3 1 2 1
10 RRIM 600 1 1 1 2 3 1
11 RRIM 712 1 1 3 1 2 2

Keterangan :
a) 1 : tahan b) 1 : jagur c) 1 : bagus
2 : sedang 2 : sedang 2 : sedang
3 : peka 3 : kurang 3 : buruk
OD = Oidium CL = Colletotrichum CO = Corynespora

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 85


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Tabel 4. Beberapa Jenis Fungisida untuk Pengendalian Penyakit Tepung


(Oidium heveae)

Nama Konsentrasi Interval


No Bahan aktif Formulasi Sifat Cara aplikasi
dagang formulasi hari
1 Belerang Sulfur Tepung -non Dusting 5 – 7 kg/ha 4–7
sistemik
-protektif
-non
persisten

2 Bayleton Triademenfon Tepung -sistemik Fogging *) 0,25 lt/ha 7 - 10


250 EC -protektif (pengabutan)
-Kuratif
-non
persisten

3 Tilt 250 Propikonozol Cairan -sistemik Penyemprotan 0,2 % 7 - 10


EC -protektif
-Kuratif
-non
persisten

Keterangan : *) Ditambahkan Hell Fogging Oil sebanyak 1,75 lt/ha.

PENYAKIT GUGUR DAUN COLLETOTRICHUM

Pengenalan
- Penyakit daun Colletotrichum merupakan penyakit yang relatif baru pada karet
di Indonesia
- Selain menyerang daun, penyakit dapat timbul pada bagian hijau dari tanaman
karet seperti buah dan ranting
- Serangan berat pada daun-daun muda yang baru terbentuk setelah daun
meranggas dapat menyebabkan banyak gugurnya daun muda yang disebut
gugur daun sekunder. Hal ini terutama terjadi jika perkembangan daun-daun
muda berlangsung pada cuaca basah. Sedangkan pada cuaca yang relatif
kering, gugur daun sekunder disebabkan oleh ioidium.
- Penyakit ini juga dapat terjadi di pembibitan dan kebun entres

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 86


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Penyebab Penyakit
- Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporioides
- Selain pada karet , jamur ini juga dapat menyebabkan penyakit pada kakao,
kopi, jeruk, apokat, dan sebagainya.

- Gejala serangan
- Daun-daun muda rentan selama lebih kurang 15 hari sejak kuncup
membuka. Setelah masa itu yaitu daun sudah membuka penuh, warnanya
telah berubah dari warna perunggu menjadi hijau pucat, daun-daun
tersebut relatif lebih tahan. Oleh karena itu jika infeksi terjadi pada bagian
awal dari 15 hari tersebut, daun akan menjadi layu dan rontok, tetapi jika
infeksi terjadi setelah masa itu daun-daun relatif lebih tahan sehingga
meskipun terserang tapi tidak gugur.
- Serangan pada daun muda menimbulkan bercak-bercak berwarna coklat
kehitaman pada bagian tengahnya kemudian diikuti mengeriputnya helaian
daun, timbulny busuk kebasahan pada bagian yang terinfeksi, dan akhirnya
gugur
- Pada daun yang lebih tua (umur lebih dari 10 hari) menyebabkan timbulnya
bercak-bercak coklat dengan halo (batas berbentuk cincin) berwarna kuning
dan permukaan daun menjadi kasar. Serangan lebih lanjut menyebabkan
bercak-bercak tersebut menjadi berlubang.
- Serangan pad ranting muda yang masih hijau menyebabkan gejala busu,
kering dan akhirnya mati pucuk (die back)

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 87


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Gambar 4 Gejala Serangan Colletotrichum gloeosporioides


(a) Daun muda mengeriput dan akhirnya gugur, daun tua terjadi bercak
dan cacat
(b) Tanaman tampak gundul pada serangan berat

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 88


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit


- Perkembangan penyakit sangat dibantu oleh kelembaban. Oleh karena itu
jika terjadi banyak hujan pada saat pembentukan daun-daun baru setelah
masa gugur daun (meranggas), biasanya akan terjadi serangan berat.
- Kebun-kebun yang letaknya agak tinggi pada umunya terserang lebih berat.
- Kerentanan klon karet akan mempengaruhi perkembangan penyakit.
Masing-masing klon mempunyai kerentanan yang berbeda terhadap
penyakit ini.

- Penularan/penyebaran Penyakit
Penularan penyakit dapat terjadi terutama melalui spora yang disebabkan oleh
angin, embun atau air hujan.

Pengamatan
- Pengamatan untuk penyakit gugr daun Colletotrichum yang terdiri dari metoda
pengamatan, pelaporan, pelaksanaan pengamatan, dan pengambilan
keputusan sama seperti pada penyakit tepung.
- Dengan demikian, pengamatan terhadap penyakit ini dapat dilakukan secara
bersamaan terhadap pengamatan penyakit tepung.

Pengendalian
Pengendalian penyakit gugur daun Colletotrichum dilakukan dengan memadukan
beberapa cara pengendalian yang cocok. Cara pengendalian tersebut adalah :

- Kultur Teknis
Pengendalian secara kultur teknis lebih bersifat tidak langsung dan lebih
bersifat pencegahan, misalnya :
- Untuk mencegah sistem penanaman secara , yaitu dengan menanam 3-4
klon anjuran yang tahan dalam satu areal pertanaman jenis-jenis klon
dengan sifat ketahanannya dapat dilihat pada Tabel 3..
- Memperbaiki kondisi tanaman antara lain :
o Pemupukan sesuai dengan dosis anjuran. Tanaman perlu dipupuk
dengan dosis cukup agar dapat mengurangi pengaruh pengguran
daun dan memacu pertumbuahn tanaman. Untuk keperluan ini
pemupukan dengan dosis rendah yang dilakukan beberapa kali lebih
baik daripada pemupukan sekaligus dengan dosis tinggi.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 89


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

o Sanitasi kebun, pengendalian gulma secara teratur terutama di


sekitar (piringan) tanaman.
o Perbaikan drainase kebun untuk menghindari penggenangan air
dalam kebun.
o Mengurangi frekuensi penyadapan.

- Kimiawi
Pengunaan fungisida yang dianjurkan untuk melindungi tanaman dari serangan
Colletotrichum seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Beberapa jenis Fungisida untuk Pengendalian Penyakit Gugur Daun


Colletotrichum

Nama Konsentrasi Interval


No Bahan aktif Formulasi Sifat Cara aplikasi
dagang formulasi hari
1 Delsene Mankozeb Tepung -sistemik Penyemprotan 0,2 % 4 –10
MX 2000 karbendazim -non
persisten

2 Manzate Mankozeb Tepung -protektif Penyemprotan 0,2 % 7 – 10


200 -non
persisten

PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA

Pengenalan
- Penyakit daun Corynespora menyebabkan gugur daun secara terus menerus
sepanjang tahun sehingga perumbuhan tanaman terganggu, tidak dapat
disadap bahkan mengalami kematian

- Penyakit ini juga dapat terjadi di pembibitan dan kebun entres


- Penyebab Penyakit
- Penyakit ini disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 90


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Gejala serangan
- Corynespora terutama menyerang daun, baik pada tanaman muda maupun
pada tanaman tua
- Serangan diawali dengan bercak coklat/hitam terutama pada tulang-tulang
daun. Bercak kemudian berkembang mengikuti tulang-tulang daun yang
lebih halus sehingga bentuknya seperti dusi/tulang ikan
- Daun yang sakit mengering, menjadi coklat dan gugur, lebih-lebih jika
serangan dimulai pada tangkai atau daun utama
- Ranting muda yang terserang akan pecah, kering dan akhirnya mati.

- Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit

- Perkembangan penyakit daun Corynespora dipengaruhi oleh cuaca,


topografi, umur, kondisi tanaman, dan jenis atau klon tanaman
- Pada daerah yang iklimnya basah biasanya mengalami serangan hebat.
Pada cuaca lembab atau mendung, dengan cuaca hujan yang tidak terlalu
tinggi, tetapi merata sepanjang hari, serta suhu udara kira-kira 26-290C,
keadaan demikian membantu perkembangan penyakit.
- Kebun-kebun yang letaknya di atas 300 m dari permukaan laut kurang
mendapat serangan
- Tanaman yang masih muda baik di pembibitan, kebun entres, maupun di
lapangan lebih rentan
- Tanaman yang lemah karena kurang pupuk akan terserang lebih berat,
sebaliknya bila kelebihanpupuk nitrogen, tanaman juga menjadi lebih rentan

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 91


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Gambar 5. Gejala Serangan Corynespora

(a) Bercak daun menyerupai tulang/duri ikan


(b) Serangan berat menyebabkan tanaman gundul

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 92


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

- Penularan/penyebaran penyakit
Penyebaran penyakit terutama melalui spora (konidia) yang diterbangkan oleh
angin, pekerja/karyawan kebun atau bahan lainnya.

Pengamatan

- Pengamatan terhadap penyakit daun Corynespora, yang terdiri dari metoda


pengamatan, pelaporan, pelaksanan pengamatan, dan pengambilan
keputusan sama seperti pengamatan penyakit tepung atau penyakit gugur
daun
- Oleh karena itu pengamatan terhadap penyakit ini dapat dilakukan pada waktu
yang bersamaan dengan pengamatan ke dua penyakit tersebut.

Penegndalian

Penegndalian penyakit Colletotrichum dilakukan dengan memadukan beberapa


cara yang sesuai, antara lain ;
- Kultur Teknis
- Untuk mencegah timbulnya penyakit ini dengan menanam 4-4 jenis klon
anjuran yang tahan dalam 1 areal pertanaman. Jenis/klon anjuran seperti
pada Tabel 3.
- Pemberian pupuk tambahan dengan kandungan unsur hara yang
berimbang
- Dalam hal tertentu, okulasi tajuk dapat dilakukan untuk mengurangi resiko
kerugian akibat penyakit ini.

- Kimiawi
Untuk melindungi tanaman dari Corynespora dilakukan dengan penyemprotan
fungisida yang dianjurkan. Beberapa jenis fungisida yang dimaksud seperti
pada Tabel 6.

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 93


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Tabel 6. Beberapa jenis Fungisida untuk Penyakit Daun Corynespora


Nama Konsentrasi Interval
No Bahan aktif Formulasi Sifat Cara aplikasi
dagang formulasi hari
1 Dithane Mankozeb Tepung -Protektif Penyemprotan 0,12 % 7 - 10
M-45 -non
persisten

2 Bavistin Karbendazim Tepung -sistemik Penyemprotan 0,2 % 7 – 10


50 WP -non
persisten

3 Daconil Klorotalonil Tepung -Protektif Penyemprotan 0,2% 7 - 10


75 WP -non
sistemik
-non
persisten

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 94


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Lampiran 1. Form Laporan Petani (Form 1)

LAPORAN SERANGAN HAMA/PENYAKIT KARET

Jenis Penyakit : ...............................................................


Nama Petani : ...............................................................
Desa : ...............................................................
Tanggal Pengamatan : ...............................................................
Luas Kebun yang dikelola : ............................................................... ha
Tahun Tanam/Umur Tanam : ...............................................................
Jumlah : ............................................................... pohon
Jumlah terserang :
Ringan : ............................................................... pohon
Berat/mati : ............................................................... pohon
Jumlah yang dikendalikan : ...............................................................
Waktu pengendalian : ...............................................................
Cara pengendalian : ...............................................................
...............................................................
Hasil pengendalian : ...............................................................
...............................................................
Masalah-masalah : ...............................................................
...............................................................
...............................................................

Yang melapor,

(....................)

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 95


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET
Lampiran 2 : Form F2. LAPORAN HAMA PENYAKIT TANAMAN

1. KELOMPOKTANI/UPPT : ..................................................................
2. KEL.TANI/DESA/KECAMATAN : ..................................................................
3. TANGGAL/BULAN LAPORAN : ..................................................................
4. DATA KHUSUS (UPPT) : ..................................................................
a. Curah hujan rata-rata/bulan : .............. mm; bulan............= .............mm
b. Hari hujan per bulan : .............. mm; bulan............= .............mm
5. LAPORAN SINGKAT
Jumlah/ luas tanah Luas (Ha)
Pengendalian
Jumlah terserang Serangan
Jenis Terserang
pohon/luas Masalah Berat
Tanaman oleh Jlh.
tanaman Ringan Berat Cara hasil sampai
Phn/luas
saat ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6. URAIAN KOLOM
*) - Lingkari yang sesuai Pelapor,
- Uraian kolom dalpat menggunakan lembar tambahan
- Pencatatan data pengamatan di tingkat petani, menggunakan form Biltus
(Form F1) dari hama/penyakit yang bersangkutan dan disampaikan kepada
Kelompok tani
- Laporan ke Direktorat Bina Perlintan Perkebunan dibuat (.............................)
Dengan basis data per kabupaten

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 96


Oleh Ir. Lindung, MP.
PENYAKIT TANAMAN KARET

Tabel 1. Beberapa bahan Kimia/Fungisida untuk Pengendalian Penyakit JAP,


Sifat dan Aplikasinya
Jumlah aplikasi/
Formu- Inter- Nama
Bahan aktif Sifat Cara aplikasi pohon/aplikasi
lasi val dagang
TBM TM
Sulfur Tepung - Non Penaburan/ 100 gr - 6 Belerang
sistemik pembenaman 150 gr
- Protektif sekitar
- Persisten tanaman

POMB Pasta - Non Perluasan/ 160 gr 350 gr 6 Fomac 2,


sistemik pembenaman Shell CP,
- Protektif sekitar Ingropasta
- Persisten tanaman

Triadimefon Cairan - Non Penyiraman 10 ml 20 ml*) 6 Bayleton


sistemik akar 250 EC
- Protektif
- Persisten

Triadimefon Cairan - Non Penyiraman 5 ml 20 ml*) 6 Bayfidan


sistemik akar 250 EC
- Protektif
- Persisten

Dinikinasol Tepung - Non Penyiraman 5 ml 20 ml*) 6 Sumiate


sistemik akar 12,5 WP
- Protektif
- Persisten

Heksakonasol Cairan - Non Penyiraman 10 ml 20 ml*) 6 Anvil 50


sistemik akar SC
- Protektif
- Persisten

Larutkan dalam air, setiap 5 ml fungisida dalam 1 l air

Modul Teknik Pengendalian Hama & PenyakitTanaman Karet 97


Oleh Ir. Lindung, MP.

Anda mungkin juga menyukai