Anda hanya diijinkan merokok di tempat Hanya sopir yang berwenang diijinkan
yang telah disediakan. Perhatikanlah mengemudi di lapangan. Anda harus
tanda-tanda dilarang merokok. mematuhi kecepatan maksimum setiap
saat.
9. TANDA SINYAL
Se la lu me ma d a mka n d a n me n ja u h i
peralatan listrik sebelum bekerja untuk Barang / muatan yang diangkat oleh
m e m p e r b a i ki a t a u m e r u b a h ya n g kendaraan harus kokoh.
mempergunakan sistem penggantung. Janganlah membawa barang / muatan ke
Hati -hati terhadap kabel listrik yang berada atas memakai tangga, pergunakanlah tali
di tanah dan di atas ketika bekerja di area dan kerek / roda.
ini.
PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering
xiii xiv
Lampiran - 3 Buku Saku K3
Jika bekerja lebih tinggi 2 meter dari Seti ap oran g ber kew aj iba n untuk
permukaan tanah, tangga dan papan membersihkan daerah bekerja pada saat
penginjak kaki harus tersedia dan sabuk mau pulang. Selalu menjaga kebersihan di
pengaman harus dipakai. tempat bekerja.
PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering
xv
xvi
Lampiran - 3 Buku Saku K3
2. Pakailah topi pengamanmu, Sepatu Tiap tempat kerja memiliki bentuk bahaya yang berbeda-beda
pengaman, dan Kacamata pengaman. tergantung dari bahan,alat, proses serta metode kerja yang ada di
tempat kerja. Untuk memudahjan mengenali bentuk bahaya di
tempat kerja dapat kita bagi bahaya atas :
3. Minumlah hanya air yang bersih
1. Bahaya fisik
2. Bahaya Kimia
4. Jangan pergunakan peralatan rumah 3. Bahaya Biologi
4. Bahaya Ergonomis
tangga. ( Catatan : Pembagian ini tidaklah standar / baku )
Nilai ambang kebisingan yang diijinkan oleh tempat kerja di dalam satu detik yang jatuh pada 1 meter persegi.
Indonesia sesuai dengan keputusan menteri Tenaga Kerja No.51 / Berikut ini Intensitas pencahayaan di Ruang kerja.
MEN / 1999. Pengukuran kebisingan ditempat kerja menggunakan
alat Sund Level Meter sedangkan untuk mengukur tingkat
kebisingan yang dialami seseorang menggunakan Noise Jenis kegiatan Tingkat pencahayaan Keterangan
Dosimeter. minimal
Pekerjaan kasar dan 100 lux Ruang penyimpanan
Waktu Pemajanan Per hari Intensitas Kebisingan Daia dBA tidak terus menerus dan peralatan
Selain ketentuan di atas table ini dapat pula dipakai sebagai panduan Jenis debu industri dapat dibagi atas dua jenis secara umum
secara umum dalam menentukan tingkat pencahayaan pada ruang yaitu :
kerja.
a. Debu organic
b. Debu anorganik
Rekomendasi
Jenis kegiatan Contoh kegiatan Pencahayaan ( lux ) Karena partikel-partikel debu ini melayang-layang di udara
maka jalur masuk ke dalam tubuh atau port de entrée yang
Umum Ruang penyimpanan / 80 - 170 paling mungkin adalah melalui inhalasi atau pernafasan.
Gudang
Pengaruh debu terhadap kesehatan manusia ditentukan oleh
Kegiatan dengan Pengemasan, 200 - 300 beberapa faktor yang antara lain ; Jenis bahan debu tersebut ,
tingkat ketelitian laboratorium, ukuran debu, bentuk debu, dll. Penyakit akibat kerja yang
sedang perakitan sederhana, disebabkan oleh partikel debu ini dikenal dengan nama
miling,tukang kayu, Pneumoconiosis.
pengeboran
th
Sumber : Ergonomic Principle of lighthing,Grandjien,E, 1998, 4 ed Sumber : Kep / Menkes RI No.261 / MENKES / SK / II / 1998
5 - 10 µ :
debu ditahan oleh pernafasan bagian atas 4 . GETARAN
3-5µ :
debu ditahan oleh bagian tengah pernafasan Getaran yaitu pergerakan oscillatory / bolak-balik suatu masa
1-3µ :
debu akan mudah mengendap pada permukaan alveoli
0,1 - 1 µ :
debu tidak mengendap dipermukaan alveoli karena
salalu keadaan setimbang melalui terhadap suatu titik tertentu.
efek Brown Getaran yang dialami oleh pekerja terjadi secara makanis dan
Berikut ini tabel yang berisi ambang batas dari beberapa pertikel secara umum terbagi atas :
debu yang berasal dari beberapa jenis bahan. a. Getaran seluruh badan
b. Getaran pada lengan
Bahan NAB ( mg / m3 ) Efek
Aluminium 10 Iritasi Getaran seluruh badan
Getaran pada seluruh badan biasanya dialami oleh pengendara
Asbestos 0,1 f / cc Asbestosis,kanker kendaraan seperti : traktor,forklift, helicopter, dll. Efek yang
Chromium 5 Iritasi,dermatitis timbul tergantung kepada jaringan manusia. Seperti contoh :
3 6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut )
Coal / batubara Pulmonarey fibrosis 20 30 Hz untuk bagian kepala
100 150 Hz untuk rahang
Anthracite 0,4 Pneumoconiosis
5. CUACA KERJA Suhu terlalu rendah akan mengakibatkan beberapa hal seperti :
Cuaca pada lokasi kerja selain mempengaruhi kondisi tubuh - chiblains
pekerja juga turut mendukung produktivitas kerja yang - trench foot
dihasilkannya. Cuaca kerja adalah kombinasi dari : - frost bite
a. Suhu udara Berikut ini nilai suhu udara yang di rekomendasikan untuk
b. Kelembaban udara seorang pekerja terpapar ketika sedang melakukan suatu
c. Kecepatan gerakan / aliran udara pekerjaan.
d. Suhu radiasi
Very
Suhu udara dapat diukur dengan menggunakan thermometer Beban Kerja Light Moderate Heavy Heavy
dan hasilnya disebut dengan suhu kering . Selain itu juga
terdapat istilah suhu basah yaitu suhu yang ditunjukkan suatu 100 % kerja 29,5 27,5 26
thermometer yang dibasahi dan ditiupkan udara kepadanya.
Kelembaban udara dapat diukur dengan hygrometer dan 75 % kerja
30,5 28,5 27,5
pengukurannya dapat dilakukan bersamaan dengan suhu 25 % istirahat
udara. 50 % kerja
31,5 29,5 28,5 27,5
Untuk memutuskan apakah kondisi udara / panas dapat diterima 50 % Istirahat
untuk pekerjaan tertentu maka dibuatlah indeks. Indeks yang 25 % kerja
32,5 31 30 29,5
banyak digunakan yaitu indeks suhu basah dan bola ( Wet 75 % istirahat
Bulb-Globe Temperatur index ).
Light : - duduk
- berdiri sambil melakukan kegiatan ringan /
Rumus Indeks WBGT dengan tangan
Untuk bekerja dengan sinar matahari
Moderate : - Berjalan sambil mengangkat beban ringan
WBGT = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering
- Berjalan dengan kecepatan 6 km / jam sambil
membawa beban 3 kg
Untuk bekerja tanpa sinar matahari
Heavy : - Menggergaji dengan tangan
WBGT = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi - Mengeruk pasir kering
- Mengangkat beban berat sambil menarik/
Pengaruh Suhu Udara terhadap Kesehatan mendorong
Suhu tinggi akan mengakibatkan beberapa hal seperti :
Very Heavy : - Mengeruk pasir basah
- heat cramps
- heat exhaustion Sumber : ACGIH,2000
- heat sroke
Asphyxlants
Bahan yang bersifat mengurangi Nitrogen,CO ,O,
2
menyerap oksigen
Hypetotoxic Agent
Bahan yang dapat merusak ginjal CCl4 C2H4Cl4
Nilai ambang kebisingan yang diijinkan oleh tempat kerja di dalam satu detik yang jatuh pada 1 meter persegi.
Indonesia sesuai dengan keputusan menteri Tenaga Kerja No.51 / Berikut ini Intensitas pencahayaan di Ruang kerja.
MEN / 1999. Pengukuran kebisingan ditempat kerja menggunakan
alat Sund Level Meter sedangkan untuk mengukur tingkat
kebisingan yang dialami seseorang menggunakan Noise Jenis kegiatan Tingkat pencahayaan Keterangan
Dosimeter. minimal
Pekerjaan kasar dan 100 lux Ruang penyimpanan
Waktu Pemajanan Per hari Intensitas Kebisingan Daia dBA tidak terus menerus dan peralatan
Selain ketentuan di atas table ini dapat pula dipakai sebagai panduan Buku Saku K3
secara umum dalam menentukan tingkat pencahayaan pada ruang
kerja. Jenis debu industri dapat dibagi atas dua jenis secara umum
yaitu :
Jenis kegiatan Contoh kegiatan Rekomendasi a. Debu organic
Pencahayaan ( lux ) b. Debu anorganik
Umum Ruang penyimpanan / 80 - 170 Karena partikel-partikel debu ini melayang-layang di udara
Gudang maka jalur masuk ke dalam tubuh atau port de entrée yang
paling mungkin adalah melalui inhalasi atau pernafasan.
Kegiatan dengan Pengemasan, 200 - 300
tingkat ketelitian laboratorium, Pengaruh debu terhadap kesehatan manusia ditentukan oleh
sedang perakitan sederhana, beberapa faktor yang antara lain ; Jenis bahan debu tersebut ,
miling,tukang kayu, ukuran debu, bentuk debu, dll. Penyakit akibat kerja yang
pengeboran disebabkan oleh partikel debu ini dikenal dengan nama
Pneumoconiosis.
Pekerjaan halus/ Membaca,menulis, 500 - 700
ketelitian cukup laboratorium, teknisi,
tinggi perakitan alat yang INORGANIC DUSTS ORGANIC DUSTS
kecil, pekerjaan kayu
dengan mesin, METALLIC NON (COTTON, WOOD)
pembuatan peralatan (LEAD) METALLIC
mesin
COAL SILICA BEARING
Pekerjaan sangat Juru gambar teknik, 1000 - 2000
halus & melibatkan pewarnaan, uji COMBINED FREE
detil peralatan listrik, SILICA SILICA
perakitan komponen (TALC)
elektronik,
pembuatan jam CRYSTALLINE AMORPHOUS
(SAND)
th
Sumber : Ergonomic Principle of lighthing,Grandjien,E, 1998, 4 ed
PT Krakatau Engineering
4
PT Krakatau Engineering
5
Bahaya Fisik Buku Saku K3
5 - 10 µ :
debu ditahan oleh pernafasan bagian atas 4 . GETARAN
3-5µ :
debu ditahan oleh bagian tengah pernafasan Getaran yaitu pergerakan oscillatory / bolak-balik suatu masa
1-3µ :
debu akan mudah mengendap pada permukaan alveoli
0,1 - 1 µ :
debu tidak mengendap dipermukaan alveoli karena
salalu keadaan setimbang melalui terhadap suatu titik tertentu.
efek Brown Getaran yang dialami oleh pekerja terjadi secara makanis dan
Berikut ini tabel yang berisi ambang batas dari beberapa pertikel secara umum terbagi atas :
debu yang berasal dari beberapa jenis bahan. a. Getaran seluruh badan
b. Getaran pada lengan
Bahan NAB ( mg / m3 ) Efek
Aluminium 10 Iritasi
Getaran seluruh badan
Getaran pada seluruh badan biasanya dialami oleh pengendara
Asbestos 0,1 f / cc Asbestosis,kanker kendaraan seperti : traktor,forklift, helicopter, dll. Efek yang
Chromium 5 Iritasi,dermatitis
timbul tergantung kepada jaringan manusia. Seperti contoh :
3 6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut )
Coal / batubara Pulmonarey fibrosis 20 30 Hz untuk bagian kepala
100 150 Hz untuk rahang
Anthracite 0,4 Pneumoconiosis
5. CUACA KERJA Suhu terlalu rendah akan mengakibatkan beberapa hal seperti :
Cuaca pada lokasi kerja selain mempengaruhi kondisi tubuh - chiblains
pekerja juga turut mendukung produktivitas kerja yang - trench foot
dihasilkannya. Cuaca kerja adalah kombinasi dari : - frost bite
a. Suhu udara Berikut ini nilai suhu udara yang di rekomendasikan untuk
b. Kelembaban udara seorang pekerja terpapar ketika sedang melakukan suatu
c. Kecepatan gerakan / aliran udara pekerjaan.
d. Suhu radiasi
Beban Kerja Light Moderate Heavy Very
Suhu udara dapat diukur dengan menggunakan thermometer Heavy
dan hasilnya disebut dengan suhu kering . Selain itu juga
terdapat istilah suhu basah yaitu suhu yang ditunjukkan suatu 100 % kerja 29,5 27,5 26
thermometer yang dibasahi dan ditiupkan udara kepadanya.
Kelembaban udara dapat diukur dengan hygrometer dan 75 % kerja
30,5 28,5 27,5
pengukurannya dapat dilakukan bersamaan dengan suhu 25 % istirahat
udara. 50 % kerja
31,5 29,5 28,5 27,5
Untuk memutuskan apakah kondisi udara / panas dapat diterima 50 % Istirahat
untuk pekerjaan tertentu maka dibuatlah indeks. Indeks yang 25 % kerja
32,5 31 30 29,5
banyak digunakan yaitu indeks suhu basah dan bola ( Wet 75 % istirahat
Bulb-Globe Temperatur index ).
Light : - duduk
- berdiri sambil melakukan kegiatan ringan /
Rumus Indeks WBGT dengan tangan
Untuk bekerja dengan sinar matahari
Moderate : - Berjalan sambil mengangkat beban ringan
WBGT = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering - Berjalan dengan kecepatan 6 km / jam sambil
membawa beban 3 kg
Untuk bekerja tanpa sinar matahari
Heavy : - Menggergaji dengan tangan
WBGT = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi - Mengeruk pasir kering
- Mengangkat beban berat sambil menarik/
Pengaruh Suhu Udara terhadap Kesehatan mendorong
Suhu tinggi akan mengakibatkan beberapa hal seperti :
Very Heavy : - Mengeruk pasir basah
- heat cramps
- heat exhaustion Sumber : ACGIH,2000
- heat sroke
PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering 11
10
Bahaya Kimia
Asphyxlants
Bahan yang bersifat mengurangi Nitrogen,CO ,O,
2
menyerap oksigen
Hypetotoxic Agent
Bahan yang dapat merusak ginjal CCl4 C2H4Cl4
Nilai Ambang Batas bahannya. Untuk lebih jelasnya label tersebut dapat dilihat pada
Adalah satu faktor yang mempengaruhi efek keracunan dari lampiran-1 pelebelan kimia
bahan kimia adalah konsentrasi bahan tersebut ditempat kerja.
Konsentrasi bahan kimia dinyatakan dengan istilah Tresshold
Limit Value / TLV atau nilai ambang batas,dan terbagi atas : Pelebelan sistem angka & warna / diamond system
TLV-TWA / Time WeightedAverage atau NAB Sistem pelebelan ini awalnya dikembangkan oleh pihak NFPA (
Konsentrasi suatu zat di udara dimana pekerja dapat NFPA 704 ). Namun seiring dengan waktu sistem ini banyak
menghadapinya atau terpajan tanpa mengakibatkan diadopsi oleh pihak idustri dan secara luas digunakan. Bentuk
penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari- label ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
TLV-C / Ceilling
Konsentrasi tertinggi yang diijinkan setiap saat
STEL / Short Team Exposure Limit
Konsentrasi maksimum dimana seorang pekerja dapat Yellow
Reactivity
terpajan untuk periode 15 menit terus menerus tanpa
mengalami gangguan seperti iritasi dan perubahan jaringan White
kronis atau tidak dapat sembuh kembali serta efek narcosis Special
yang dapat membahayakan jiwa pekerja.
Selain itu juga ada istilah untuk menyatakan daya racun yaitu
LD50 yang menyatakan dosis racun yang diberikan kepada
binatang percobaan yang menyebabkan 50% dari binatang Untuk penjelasan dari masing-masing warna dapat dilihat pada
tersebut dan dinyatakan dengan satuan mg/kg berat tubuh. NAB lampiran pelebelan sistem diamond / NFPA
bahan kimia dapat dilihat pada ACGIH 2000
Material Safety Data Sheet / MSDS
Pelebelan Bahan Kimia MSDS atau dalam bahasa Indonesia lembar Data Keselamatan
Pelebelan terhadap bahan kimia merupakan kegiatan yang Bahan adalah dokumen yang berisi mengenai informasi-
perlu dilakukan untuk mengkomunikasikan bahaya dari suatu informasi K3 dari suatu bahan kimia. Biasanya MSDS ini dibuat
bahan kimia dan termasuk dalam program Hazard oleh pihak produsen bahan kimia dan menurut perundangan di
Communication. Indonesia MSDS ini harus tersedia 1 tempat kerja.
Sistem pelebelan bahan kimia yang banyak digunakan di Isi MSDS secara umum yaitu :
industri antara lain : 1. Identifikasi bahan, termasuk nama dagang, rumus kimia,
a. Pelebelan dengan gambar atau simbol-simbol nama dan alamat produsen, nomor CAS
b. Pelebelan dengan sistem angka dan warna/diamond system 2. Komposisi bahan, termasuk bahan kimia penyusun, NAB
3. Sifat fisik dan kimia bahan,termasuk titik didih, tekanan uap
Pelebelan dengan gambar atau simbol dibuat sesuai dengan
berat jenis,warna,bentuk, bau, kelarutan dalam air,dll.
sifat dari bahan tersebut yang mengacu kepada klasifikasi
4. Bahaya terhadap kebakaran dan peledakan, termasuk titik
PT Krakatau Engineering
20 PT Krakatau Engineering
21
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Buku Saku K3
KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA Untuk penyebab dasar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
- Faktor manusia/pekerja
Definisi - Faktor pekerjaan
Kecelakaan yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang
menyebabkan cidera terhadap manusia, kerusakan properti
atau kerugian terhadap proses. Klasifikasi kecelakaan dan cidera di tempat kerja
Selain itu bisa juga berarti hasil dari kontak dengan bahan 1. Orang yang terjatuh
atau sumber energi di atas nilai ambang batas yang bisa a. Orang yang terjatuh dari ketinggian yang berbeda baik
diterima tubuh atau struktur. dari ketinggian di atas dan jatuh ke level yang lebih
Insiden yaitu kejadian yang tidak diinginkan, yang bila rendah.
dalam kondisi yang sedikit berbeda dapat mengakibatkan b. Orang yang jatuh pada ketinggian yang sama (strip, trip).
cidera pada manusia, kerusakan properti atau kerugian 2. Tertimpa/terkena benda jatuh
terhadap proses. a. Keruntuhan atau kejatuhan (tanah, batu, salju)
b. Runtuh (gedung, dinding, penyangga, tangga)
Konsep penyebab kecelakaan akibat kerja c. Tertimpa benda jatuh saat penanganan
d. Terkena benda jatuh yang tidak terklasifikasi
ILCI Loss Caution Models 3. Tersandung, terbentur benda-benda selain benda jatuh
a. Tersandung sesuatu
b. Terbentur benda-benda berupa perabotan
c. Tertabrak benda-benda yang bergerak
d. Tertabrak benda-benda yang selain benda jatuh
4. Terjebak/terjepit di dalam atau di antara suatu tempat/benda
a. Terjebak di suatu tempat
b. Terjepit di antara perabot dan benda bergerak
c. Terjepit di antara benda yang bergerak (kecuali benda
jatuh/terbang)
5. Gerakan yang mengeluarkan tenaga berlebihan/berat
a. Pengerahan tenaga untuk mengangkat benda
b. Pengerahan tenaga untuk mendorong dan menarik
Konsep penyebab kecelakaan ini dikembangkan oleh Frank E, benda
Bird, Jr dan George L. Germain yang dikutip dari bukunya c. Pengerahan tenaga untuk menangani dan melepas
"Practical Loss Control Leadership". benda
6. Terpapar atau kontak dengan temperatur yang berlebihan
Untuk penyebab langsung terdiri atas dua penyebab yaitu:
a. Terpapar suhu panas
- Kondisi tidak standar/Substandard Condition b. Terpapar suhu dingin
- Tindakan tidak standar/Substandard Act c. Kontak dengan basah atau benda panas
d. Kontak dengan basah atau benda sangat dingin
PT Krakatau Engineering 7. Terpapar atau kontak dengan arus listrik
22
PT Krakatau Engineering
23
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
III. Penghitungan Hari Kerja yang Hilang/ Lost Work Days Buku Saku K3
Ruang lingkup dari pencatatan sesuai standar ANSI Z16.1 yaitu Berikut standar perhitungan hari hilangkerja(ILO & Permenaker)
cidera atau kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya hari
kerja.
Pengertian dari hari kerja yang hilang yaitu hari dimana
seseorang pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya sesuai
dengan shiftnya (secara penuh/fullshift) akibat cidera yang
dideritanya. Perhitungan hari kerja yang hilang didasarkan jenis
cidera yang diderita korban yaitu :
a. Kematian dan cacat permanen total
Bila terjadi kematian, maka jumlah hari kerja yang hilang
disesuaikan dengan tabel/gambar dimana sebanyak 6000
hari. Angka ini diambil dari asumsi dimana seseorang bila
Mengalami cidera ini maka akan kehilangan 20 tahun masa
produktif dimana pertahunnya bekerja selama 300 hari
kerja.
b. Cacat permanen sebagian
Untuk cidera yang bersifat cacat permanen sebagian maka
perhitungan hari kerja yang hilang disesuaikan dengan
tabel/gambar yang ada.
Catatan :
Untuk kasus a dan b maka jumlah hari kerja hilang yang
sebenarnya/perhitungan kalender diabaikan. Pergunakan
angka-angka pada tabel/gambar.
Bila terjadi kehilangan distal pada jari kelingking dan jari
manis maka hari kerja yang hilang adalah komulasi dari 60
ditambah 60 yaitu 120 hari. Begitu pula seterusnya dengan
bagian yang lainnya.
c. Cacat sementara
Untuk cidera yang bersifat cacat sementara maka jumlah
hari kerja yang hilang disesuaikan dengan hari kalender
dimana pekerja tidak dapat masuk bekerja.
PT Krakatau Engineering
26 PT Krakatau Engineering
27
Buku Saku K3
PT Krakatau Engineering
29
PT Krakatau Engineering
28
Kebakaran dan Pencegahannya Buku Saku K3
Titik Nyala Ada beberapa jenis alat pemadam kebakaran, namun yang
Yaitu suhu terendah dimana suatu zat/bahan cukup umumnya terdapat di tempat kerja yaitu :
mengeluarkan uap dan nyala bila dikenai sumber panas. Makin 1. Alat Pemadam Api Ringan/APAR
rendah titik nyala suatu bahan maka makin mudah terbakar 2. Hidran
bahan tersebut. Tiap bahan memiliki titik nyala yang berbeda- 3. Sprinkler
beda. 4. Detektor
PT Krakatau Engineering
32 PT Krakatau Engineering
33
Alat Pemadam Kebakaran Buku Saku K3
c. Pengujian Hidran
Instalasi Pipa
Setelah instalasi dipasang harus dilakukan pengujian Keterangan
kebocoran 1. Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah
Pengujian dilakukan dengan tekanan hidrostatik 20 kg/cm2 2. Ukuran dinyatakan dalam satuan cm
selama 4 jam terus menerus 3. Tinggi tanda 7,5 cm warna putih
Pompa 4. Ruang tulisan tinggi 3 cm warna putih
Pompa diuji untuk dapat bekerja secara otomatis dan 5. Tulisan warna merah
PT Krakatau Engineering
37
PT Krakatau Engineering
36
Buku Saku K3
Alat Bantu Evakuasi
Bukaan Penyelamat
Pintu Darurat dan Tangga Darurat Untuk bangunan bertingkat pada setiap lantai harus ada minimal 1
bukaan vertikal pada dinding bagian luar bertanda khusus dan
Bangunan kelas A dan B khususnya supermarket, bioskop, pasar menghadap ke tempat yang mudah dicapai oleh unit pemadam
atau pertokoan dan bangunan umum lainnya harus dipasang pintu kebakaran.
darurat dan tangga darurat.
Penunjuk Arah Jalan Keluar
Tangga service dapat dianggap sebagai tangga darurat. Pintu
darurat dan tangga darurat harus ditempatkan sedemikian rupa
Penunjuk arah jalan keluar dipasang pada semua klasifikasi
sehingga mudah dicapai dan dapat mengeluarkan semua
penghuni dalam waktu 2,5 menit. Pintu darurat minimal berjumlah bangunan. Penunjuk ini harus terpasang pada ruang koridor, di
2 pda setiap lantai. Pintu darurat harus mempunyai tanda atau atas pintu kebakaran dan tempat lain untuk evakuasi.
sinyal penerangan bertulis "KELUAR" di atasnya dan menghadap Pada ruangan yang dihuni lebih dari 10 orang harus dipasang
koridor. Pintu darurat pada lantai dasar harus membuka keluar denah evakuasi pada tempat yang mudah dilihat.
bangunan. Penunjuk arah jalan keluar harus mempunyai kuat penerangan
minimal 10 lux dan berwarna hijau serta tulisan putih. Penempatan
Sistem Pengendalian Asap
penunjuk arah jalan keluar harus mudah dilihat, jelas dan terang
dari jarak 20 m.
Bagian ruangan pada bangunan yang digunakan untuk jalur
penyelamatan harus direncanakan bebas dari asap bila terjadi Jarak antara 2 penunjuk arah jalan keluar minimal 15 m dan
kebakaran. Sistem AC sentral harus direncanakan agar dapat maksimal 20 m. Tinggi penunjuk arah jalan keluar 2 m dari lantai.
berhenti secara otomatis bila terjadi kebakaran sehingga semua
Landasan Helikopter
tangga bebas dari asap.
Lift Kebakaran Untuk jenis bangunan gedung dengan klasifikasi E harus
dipersiapkan landasan helikopter.
Lift termasuk lift makanan dan barang serta cerobong dan bukaan Sumber : SNI 03-1746-1989
lainnya harus dilindungi dengan konstruksi tahan api minimal 2
jam. Luas ventilasi asap tiap kendaraan lift minimal 0,3 m2 dan
cerobong lainnya maksimal 0,05 m2.
Telepon darurat harus dipasang minimal 1 pesawat pada tiap lantai
dan pada kendaraan lift kebakaran.
Komunikasi Darurat
Lift termasuk lift makanan dan barang serta cerobong dan bukaan
lainnya harus dilindungi dengan konstruksi tahan api minimal 2
jam. Luas ventilasi asap tiap kendaraan lift minimal 0,3 m2 dan
cerobong lainnya maksimal 0,05 m2.
Telepon darurat harus dipasang minimal 1 pesawat pada tiap lantai
dan pada kendaraan lift kebakaran.
PT Krakatau Engineering
39
PT Krakatau Engineering
38
Buku Saku K3
Alat Bantu Evakuasi Sprinkler
Detektor
Tabel Penggunaan Sprinkler untuk tiap Klasifikasi Bangunan
Pemilihan Detektor sesuai dengan Fungsi Ruangan Klasifikasi
Bangunan Tinggi/Jumlah Lantai Penggunaan Sprinkler
BT KNT/Kombinasi
A. Tinggi Ketinggian sampai Tidak diharuskan
Temp. Bertingkat dengan 8 m atau
Tetap/ ROR Kombinasi Asap Nyala Api Gas satu lantai
Fixed Temp dan
Fixed
ROR B. Bertingkat Ketinggian sampai Tidak diharuskan
Temp.
Rendah dengan 8 m atau
Dapur Ruang Perjamuan Ruang Kontrol Gudang Ruang satu lantai
Garasi Mobil Bangunan material Transforma
Restoran Ruang yang tor/diesel C. Bertingkat Ketinggian sampai Tidak diharuskan
Ruang Sidang Resepsionis mudah Rendah dengan 14 m atau
Kamar Tidur Ruang Tamu terbakar Ruang 4 lantai
Ruang Generator & Ruang Mesin yang berisi
Transformasi Ruang Lift Ruang bahan yang D. Bertingkat Ketinggian sampai Diharuskan, mulai
Laboratorium Kimia Ruang Pompa kontrol mudah
Tinggi dengan 40 m atau dari lantai 1
Studio Televisi Ruang AC instalasi menimbul 8 lantai
Tangga Koridor peralatan kan gas E. Bertingkat Ketinggian lebih dari Diharuskan, mulai
Lobby vital yang 40 lantai atau 8 lantai dari lantai 1
Aula mudah
Shaft terbakar
Aula
Shaft Tabel jumlah maksimum kepala sprinkler
Perpustakaan Jenis Bahaya Kebakaran Jumlah Kepala Sprinkler (Buah)
Ruang PABX
Gudang Ringan 300
Sedang 1000
Keterangan :
BT : Detektor bertemperatur tetap Berat 1000
KNT : Detektor berdasarkan kecepatan naiknya temperatur Sumber : DPU : 699.81.614.844
KOR : Rate of rise detektor
PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering 41
40
Alat Bantu Evakuasi Buku Saku K3
PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering
43
42
Buku Saku K3
5. PenunjukanAK3 Perusahaan
P2K3
Personil AK3 di perusahaan dicalonkan oleh pihak
Ketua, Sekretaris danAnggota. pimpinan perusahaan bersangkutan dan mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Menteri/Kantor
Ketua P2K3 dijabat oleh pengusaha dan atau pengurus
(Permenaker No. 05/MEN/96). Depnaker setempat.
Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Permohonan diajukan dengan melengkapi syarat-syarat:
Kerja dari perusahaan yang bersangkutan. - Daftar riwayat hidup calon AK3
- Surat keterangan pengalaman kerja
4. Kegiatan P2K3 - Surat keterangan berbadan sehat
Tugas P2K3 yaitu memberikan saran dan pertimbangan - Surat pernyataan bekerja penuh di perusahaan
baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau bersangkutan
pengurus mengenai masalah K3
- Foto copy ijazah atau STTB terakhir
Fungsi P2K3 yaitu :
- Sertifikat pendidikan khusus K3 dari Depnaker atau
- Menghimpun dan mengolah data K3 di tempat kerja badan lain yang diakui oleh Depnaker RI
- Menjelaskan kepada tenaga kerja tentang : Keputusan penunjukan AK3 berlaku selama waktu 3
a. bahaya-bahaya yang ada di tempat kerjanya tahun dan dapat diperpanjang lagi
b. alat pelindung diri bagi tenaga kerja bersangkutan Keputusan penunjukan AK3 dapat dicabut bila :
c. cara dan sikap yang benar dan aman dalam bekerja - tidak memenuhi peraturan perundang-undangan
- Membantu pengusaha dan atau pengurus dalam keselamatan kerja
a. mengevakuasi cara kerja, proses dan lingkungan - pindah ke perusahaan lain
kerja - melakukan kesalahan atau kecerobohan sehingga
b. menentukan tindakan korektif menimbulkan kecelakaan
c. mengembangkan sistem pengendalian bahaya K3 - mengundurkan diri
d. mengevakuasi timbulnya kecelakaan kerja dan - meninggal dunia
tindakan perbaikannya
e. melakukan penyuluhan K3 kepada tenaga kerja Sumber :
f. melaksanakan administrasi K3 di tempat kerja UU No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Membantu pimpinan perusahaan menyusun Permenaker RI No. 04/MEN/1987 tentang Panitia
kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja untuk Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata
meningkatkan K3 di tempat kerjanya Cara PenunjukanAhli Keselamatan Kerja
Rapat P2K3 yang dilakukan minimal 1 kali dalam
sebulan. Dihadiri paling tidak separuh tambah 1
anggotanya. Dipimpin oleh ketua, namun jika
berhalangan bisa dipimpin oleh sekretaris P2K3.
P2K3 berkewajiban melaporkan kegiatannya kepada
Depnaker setempat paling lambat 3 bulan sekali. PT Krakatau Engineering
45
PT Krakatau Engineering
44
Buku Saku K3
Jamsostek Jaminan Hari Tua
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) - Jaminan hari tua dibayarkan secara sekaligus, atau berkala
atau sebagian dan berkala, kepada tenaga kerja karena :
1. telah mencapai usia 55 tahun atau
Program Jamsostek 2. cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter
Program dari Jamsostek meliputi : - Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia, jaminan hari tua
dibayarkan kepada janda atau duda atau anak yatim piatu
a. Jaminan Kecelakaan Kerja
b. Jaminan Kematian
c. Jaminan Hari Tua Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
d. Jaminan pemeliharaan kesehatan - Tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh
jaminan pemeliharaan kesehatan
Jaminan Kecelakaan Kerja - Jaminan pemeliharaan kesehatan meliputi :
- Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak 1. rawat jalan tingkat pertama
menerima jaminan kecelakaan kerja 2. rawat jalan tingkat lanjutan
- Termasuk tenaga kerja dalam jaminan kecelakaan kerja 3. rawat inap
yaitu : 4. pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
1. magang dan murid baik diupah atau tidak 5. penunjang diagnostik
2. pemborong suatu pekerjaan 6. pelayanan khusus
3. narapidana yang dipekerjakan 7. pelayanan gawat darurat
- Jaminan kecelakaan kerja meliputi :
sumber : JAMSOSTEK
1. biaya pengangkutan
2. biaya pemeriksaan, pengolahan, dan/atau perawatan
3. biaya rehabilitasi
4. santunan uang
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PT Krakatau Engineering
47
PT Krakatau Engineering
46
Jamsostek Buku Saku K3
3. Pembentukan dan cara pelayanan kesehatan kerja g. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk
tergantung kepada jumlah tenaga kerja dan tingkat bahaya kesehatan tenaga kerja
yang ada di tempat kerja. h. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau
a. Perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 500 orang penyakit akibat kerja
harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja : i. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang
berbentuk klinik mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya
dipimpin seorang dokter yang praktek tiap hari kerja j. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan
Bila pekerjaan dilaksanakan dalam beberapa shift dan kesehatan kerja kepada pengurus
tiap shift mempekerjakan lebih dari 500 orang, harus ada 3. Pelaporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
poliklinik jaga pada tiap shift. oleh perusahaan dilakukan oleh perusahaan 1 bulan sekali
b. Perusahaan dengan tenaga kerja 200 - 500 orang dan dan disampaikan kepada Kanwil Depnaker setempat yang
tingkat bahaya rendah harus menyelenggarakan meliputi :
pelayanan kesehatan kerja :
berbentuk klinik, buka tiap hari kerja (dilayani a. Kunjungan baru
paramedis) b. Kunjungan ulangan
dipimpin seorang dokter yang praktek sekali 2 hari c. Diagnosa penyakit
Bila tingkat bahayanya tinggi maka pelayanan d. Penyakit akibat kerja atau diduga akibat pekerjaan
kesehatannya sama dengan ketentuan a. e. Kecelakaan kerja
c. Perusahaan dengan tenaga kerja 100 - 200 orang dan
tingkat bahaya rendah harus menyelenggarakan Sumber :
pelayanan kesehatan kerja : Permenaker No. 01/MEN/1979 tentang Kewajiban
berbentuk klinik, buka tiap hari kerja (dilayani Latihan Hyperkes bagi Tenaga Kerja Paramedis
paramedis) Perusahaan
dipimpin seorang dokter yang praktek sekali 3 hari Permenaker No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Bila tingkat bahayanya tinggi maka pelayanan Kesehatan Kerja
kesehatannya sama dengan ketentuan a.
d. Perusahaan dengan tenaga kerja kurang dari 100 orang
dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
bersama-sama dengan pengurus perusahaan lain.
4. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja meliputi
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus
b. Pembinaan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan
terhadap tenaga kerja
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
e. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum
dan penyakit akibat kerja
f. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan
untuk petugas P3K
perundangan
Kelembaban 40% - 60% 65% - 95%
- Beracun (B3) - Penanganan
Debu (selama 8 jam) limbah B3 harus
Total 0.15mg/m 3
10 mg/m
3
sesuai dengan
Asbes bebas 5 serat/ml 5 serat/ml p e ra t u ra n
3
Silica total 50 mg/m perundangan
3 3 yang berlaku
Pertukaran udara Laju 0.283 m /menit 0.283 m /menit
ventilasi 0.15 0.25 m/detik 0.15-0.25 m/detik - Gas - Emisi gas harus
sesuai dengan
Bahan Pencemaran
3 p e ra t u ra n
(mg/m ) perundangan
- Asam Sulfida 1 28 yang berlaku
- Amoniak 17 35
- Karbon Dioksida - 9000 - Gas - Emisi gas harus
29 115 sesuai dengan
- Karbon Monoksida
5.6 30 p e ra t u ra n
- Nitrogen Dioksida perundangan
- Sulfor Dioksida 5.2 13 yang berlaku
- Air Raksa - 0.1
- Arsen - 0.5
- 25 Tingkat radiasi Emisi gas harus
- Asam Asetat M e d a n l i s t r i k Maks 10 kV / m sesuai dengan
- Metil Alkohol - 1900
sepanjang hari kerja p e ra t u ra n
- Fenol - 19 Waktu singkat 2 jam Maks 30 kV / m perundangan
- Kadmium - 0.2 Medan magnet listrik Maks 0.5 mT yang berlaku
- Magnesium Oksida - 10 sepanjang hari kerja
- Nikel - 1 Waktu singkat 2 jam Maks 5 mT
- Timah Hitam - 0.1
- Asem Sianida - 11
Limbah T i a p k a n t o r Penampungan, PT Krakatau Engineering
- Padat dilengkapi dengan pengangk utan
55
tempat sampah dan pemusnahan
PT Krakatau Engineering
54
Buku Saku K3
Instalasi a. Instalasi listrik,pemadam kebakaran,
air bersih, air kotor, air limbah, air OBYEK PENGAWASAN
hujan, harus dapat menjamin
keamanan sesuai dengan ketentuan No. Obyek Masa Sertifikat Peraturan
teknis yang berlaku
b. Bangunan kotor yang lebih tinggi dari 1. Ketel Uap 2 Peraturan Uap 1930
10 meter atau lebih tinggi dari
bangunan lain di sekitarnya harus 2. Bejana Uap 2 Peraturan Uap 1930
dilengkapi dengan penangkal petir
3. PemanasAir 2 Peraturan Uap 1930
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Karyawan Wastafel Jamban Peturasan 4. Botol Baja 5 Per No.01 / MEN / 1982
1 - 15 1 1 1
5. Bajana Transport 5 Per No.01 / MEN / 1982
16 - 30 2 2 2
6. KetelAir Panas 5 Peraturan Uap 1930
31 - 45 3 3 3
7. Ketel Minyak 5 Peratuan Uap 1930
46 - 60 4 4 4
8. Mobil Crane 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
61 - 80 5 5 5 9. Crawler Crane 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
81 - 100 6 6 6 10. Tower Crane 2/1 Per No.05 / MEN /1985
Setiap penambahan 100 karyawan harus ditambah 1 11. Overhead 2/1 Per No.05 / MEN /1985
wastafel, 1 jamban dan 1 peturasan Traveling Crane
Toilet untuk karyawan wanita terpisah dengan toilet karyawan 12. Gantry Crane 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
pria
13. Ban Berjalan 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
Sumber : keputusan Menkes RI No.261 / MENKES / SKII / 1998
14. Forklift 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
15. Gondola 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
16. Instalasi Penyalur 2 Per No.02 / MEN / 1989
17. Lift Barang & 1 Per No.03 / MEN / 1999
Orang
Cacatan : 2/1 maksudnya sertifikat pengujian pertama berlaku
2 tahun dan selanjutnya pengujian dilakukan setiap
tahun
PT Krakatau Engineering
56 PT Krakatau Engineering
57
Buku Saku K3
KESELAMATAN DI LIFT
Instalasi Penyalur Petir
Uraian Keterangan
INSTALASI PENYALUR PETIR Klasifikasi Lift :
Su mb e r t e n a g aLift listrik,hidrolik & mesin bertali
Uraian Keterangan Penggunaan Lift penumpang,barang dan servis
Ÿ K l a s i f i k a s i - Penyalur Petir Instalasi/pemasa- - Mendapat ijin tertulis dari direktur / pejabat
instalasi petir - Penyalur Petir Isotop n g a n l i f t , yang ditunjuk
Ÿ Bangunan yang - Gedung tinggi/bangunan (manara-silo, p e m a k a i a n & - Melampirkan penjelasan rencana teknis
m e n g g u n a ka n gereja) perubahan teknis (mesin, peralatan, pengamanan, denah, dll)
penyalur petir - Gedung dengan atap dari bahan yang - Pemasangan oleh orang berkompeten
mudah terbaka Kapasitas angkut - Kapasitas ditentukan berdasarkan kapasitas
- Gedung untuk menyimpan bahan yang lift angkut ( kg ) dibagi 65
mudah meledak/terbakar - Kapasitas angkut harus tertulis dalam
- Gedung untuk kepentingan umum (hotel, sangkar
RS, sekolah, pasar, dll)
K a b e l p e n a ri k - Rantai tidak boleh digunakan sebagai kabel
Ÿ Pe n e rima (a ir - Penerima memiliki tinggi minimal 15cm dari sangkar penarik sangar
terminal) sekitarnya - Kabel terbuat dari baja & mampu menahan
Ÿ P e n g h a n t a r - Harus dipasang disekitar bangunan/ sisinya beban minimum 12 x kapasitas angkut
penurunan sehingga merupakan sangkar bangunan - Diameter baja minimal 12 mm ( kec lift servis )
- Ja ra k a n t a r p e me g a n g p e n g h a n t a r Sangkar lift - Harus dilengkapi dengan pintu darurat
penurunan min 1,5 meter - Tinggi sangkar tidak boleh kurang dari 2
- Jarak penghantar penurunan dengan atap meter
bahan yang dapat terbakar minimal 15cm - Harus ada lampu darurat dengan sumber
- Dilarang memasang didalam atap bangunan tenaga sumber lain
- M in im a l m e m p u n ya i 2 p e n g h a n t a r - Harus dilengkapi dengan rem pengaman
penurunan - Dilengkapi dengan peralatan tanda bahaya
Ÿ P e m b u m ia n / - Dapat digunakan : Tulang-tulang baja, pipa- seperti : bel listrik,telepon darurat dan
Elektroda Bumi pipa logam dll, pipa-pipa atau penghantar instruksi keadaan darurat
lingkar, pelat logam dll Pengujian - H a ru s d ila ku ka n p e n g u jia n se t e la h
- Harus dipasang mencapai air dalam bumi pemasangan, perubahan / perbaikan
- Panjang suatu elektroda bumi tegak minimal
sebelum digunakan
4 meter
- Elektroda bumi mendatang harus ditanam Sumber : Permenaker 05 / MEN / 1978
minimal 50 cm di dalam tanah
Ÿ Pemeriksaan & - I n st a la si h a ru s d ip e riksa se b e lu m
Pengujian penyerahan
- Setelah ada perubahan / perbaikan
- Secara barkala 2 tahun sekali
- Setelah ada kerusakan
Sumber : Permenaker 02 / MEN / 1989
PT Krakatau Engineering
59
PT Krakatau Engineering
58
Pelabelan Botol Baja / Tabung Gas
Buku Saku K3
PELABELAN BOTOL BAJA / TABUNG GAS
PELABELAN BOTOL BAJA / TABUNG GAS
Kelompok Gas Contoh Gas Warna Tabung
G a s y a n g N i t r o g e n , Abu-abu Katagori Resiko Jumlah Pekerja Petugas P3K
m e n y e b a b k a n Karbondi ok s i da, Resiko Rendah < 50 pekerja diantara Orang yang ditunjuk
tercekik / kurang zat argon, Helium, fluro Toko, Kantor / Office, 50 dan 200 pekerja paling sedikit 1 orang,
asam (asphyxian carbon perpustakaan >200 pekerja paling tidak 1 orang
gases) untuk 200 pekerja
Resiko Menengah < 20 pekerja diantara Orang yang ditunjuk
G a s m u d a h Hidrogen,asetilen,g Merah, kecuali LPG Te k n i k r i n g a n , 20 dan 100 orang paling sedikit 1 orang
terbakar dan atau as-gas hidrokarbon warna biru gudang / warehouse, pekerja sedikitnya 1 orang
m e l e d a k (methane, propane, Proses makanan > 100 pekerja untuk 100 pekerja
( f l a m m a b l e o r dll)
Resiko Tinggi < 5 pekerja diantara 5 Orang yang ditunjuk
explosive gases ) I n d u s t r i b e r a t , dan 50 pekerja paling sedikit 1 orang
G a s b e r a c u n Arsine, cyanogens, Kuning Tua I n d u s t r i k i m i a , > 50 pekerja untuk 50 pekerja
(poisonous gases) HCN, phosgene, slaughter houses Sedikitnya 1 orang
petugas P3K telah
pestisida, nitrogen
dilatih untuk kondisi
dioksida darurat
Gas meny engat Amoniak, Chlor, Kuning Muda Sumber : HSE ( First Aid ) ISBN 0-7176-0426-8
(corrosive gases) Sulfur Dioksida,
Methyl Bromida
Tabel Jenis Kotak P3K dan Jenisnya
Gas Pengoksida Oksigen Biru Tempat Kerja Tempat Kerja Tempat kerja
(Oxidizing Gases) Jumlah dengan Sedikit dengan ada dengan Banyak
Tenaga
Kemungkinan Kemungkinan Kemungkinan
Gas campuran Campuran CO dan Sesuai gas yang Kerja Terjadi Kecelakaan Terjadi Kecelakaan Terjadi Kecelakaan
Argon dicampurkan
0 s/d 25 Peti P3K Peti P3K Peti P3K
G a s u n t u k Oksigen, helium Putih bentuk II bentuk I/II bentuk II
k e p e r l u a n choloropane
25 s/d 100 I II III
kesehatan
Sumber :Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI SE.06/MEN/1990 100 s/d 500 II III III + peti Dokter
Tentang Pewarnaan Botol Baja / Tabung gas bertekanan > 500 II setiap III + peti Dokter III Setiap 500
500 Tenaga Setiap 500 tenaga Kerja
Kerja Tenaga Kerja + Peti Dokter
PT Krakatau Engineering
60 PT Krakatau Engineering
61
Buku Saku K3
PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering
64
65
Buku Saku K3
PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering 67
66
Lock Out & Tag Out
F. UMUM
1. Permenaker RI No.Per.03 / MEN / 1978 tentang
penunjukkan dan wewenang serta kewajiban pegawai
pengawas K3 dan ahli K3
2. Permenaker RI No.Per.04 / MEN / 1987 tentang P2K3
serta tata cara penunjukkan ahli K3
3. Permenaker RI.No.Per.02 / MEN / 19992 tentang tata
cara penunjukkan kewajiban dan wewenang ahli K3
4. Permenaker RI.No.Per.04 / MEN / 1995 tentang
perusahaan jasa K3
5. Permenaker RI No.Per.05 / MEN / 1996 tentang sistem
manajemen K3
6. Kepmenaker No.Kep-103 / MEN / 1997 tentang
penunjukkan PT Sucofindo ( persero ) sebagai badan
audit SMK3
7. Permenaker RI No.Per.03 / MEN / 1998 tentang tata
cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
Tujuan
Untuk memastikan keselamatan personil yang bekerja atau
berada di dekat peralatan yang sedang dalam proses
perawatan,perbaikan,penambahan atau perubahan.
Memastikan bahwa peralatan dan mesin yang sedang dalam
perawatan ,perbaikan,penambahan atau perubahan tidak boleh
dioperasikan sebelum benar-benar aman dan tidak
membahayakan bagi pegawai.
DEFINISI
1. Personil yang berwenang :
Personil yang memiliki kewenangan dalam melakukan lock
out dan tag out pada mesin atau peralatan lainnya dalam
rangka perbaikan / pemeliharaan pada mesin atau peralatan
tersebut. Juga berwenang menyetujui secara tertulis untuk
PT Krakatau Engineering
68
Buku Saku K3 Lock Out & Tag Out
melakukan pemeriksaan dan memberikan ijin yang lainnya bukan merupakan alat pemisah energi.
berkaitan dengan prosedur lock out dan tag out.
Kapan Lock Out dan Tag Out digunakan
2. Loct out dan tag out ( LOTO )
Lock out mematikan saklar,memutuskan arus,mematikan 1. Saat melakukan kegiatan perawatan, perbaikan,
valve atau mengisolasi mekanisme energi dengan penambahan atau perubahan pada setiap mesin atau
menempatkan alat pemisah energi dalam posisi tidak aktif peralatan,dimana kemungkinan pekerja dapat terluka
(off) serta aman. Lock out ini dapat berupa sebuah gembok karena :
yang dipasang, sehingga peralatan / mesin tersebut tidak
dapat di gerakkan. a. Peralatan dan mesin dapat bekarja ( start up ) secara tidak
Tag out tanda peringatan yang digantungkan di peralatan terduga
dan mesin yang sedang di LOTO, yang berisi peringatan b. Terlepasnya energi yang tersimpan dari mesin dan
agar mesin / peralatan tidak dioperasikan. peralatan
Pemasangan “ Lock out “ dan “ Tag out “ pada alat pemisah
energi adalah untuk memastikan bahwa alat dan 2. Didalam dua situasi yang sangat memerlukan lock out dan
perlengkapan yang dikendalikan tidak dapat dioperasikan tag out yaitu :
sampai alat lock out tag out dilepaskan.
a. Saat melepas atau membuat “ by pass “ alat pelindung
3. Sumber energi : bagian mesin atau alat keselamatan lainnya
Setiap sumber energi listrik, mekanik, hidrolik, pneumatic, b. Saat pekerja harus memasang atau menempatkan suatu
kimia, panas, gravitasi atau bentuk energi lain. Dalam bagian mesin dimana anggota badan pekerja dapat
pengertian ini, semua bentuk energi tersimpan ( akumulator, tersentuh bagian mesin yang bergerak
pegas, dll ) termasuk sumber energi.
Pengguna Sistem Lock Out &Tag Out
4. Alat pengendali energi :
Sebuah alat mekanik yang secara fisik mencegah transmisi 1. Umum
atau lepasnya energi yang tidak dapat dikunci dengan a. Memasanng “ lock out “ hanya dapat dilakukan oleh
mudah pada posisi tidak berenergi. Contohnya spring pekerja yang telah terlatih dan berwenang
blocks, penyangga berat, equipment brakes dan blank b. Sebelum lock out dan tag out dipasang,semua pekerja
flanges. yang terlibat dalam area itu harus diberitahu
100F ( 37.8C) ( Class IB and ICflammable liquids ); NFPAHazard Rating Index : reactivity
( Yellow )
Solid materials in the form of corse dusts which may
burn rapidly but which are generally do not form explosive
atmospheres with air. 3
Solid materials in the form of coarse dusts which may
burn rapidly but which are generally do not form exclusive W
atmospheres with air.
Solid materials in a fibrous or shredded form which may
burn rapidly and create flash fire hazard, such as
cotton, sisal and hamp;
4 - Materials which in themselves are readily capable of
Materials which ignite spontaneously when exposed to detonation or of exclusive decomposition or exclusive
air. reaction at normal temperatures. This degree should include
2 - Material that must by moderately heated or exposed to materials which are sensitive to mechanical or localized
relatively high ambient temperatures before ignition can thermal shock at normal temperatures and pressures.
accur. Material in this degree would not under normal 3 - Materials which in themselves are capable of detonation or of
condition form hazardous atmospheres with air, but under explosive reaction but which require a strong initiating
release vapor in sufficient quantities to produce hazardous source or which must be heated under confinement before
atmospheres with air. This degree should include : initiation. This degree should include material which are
sensitive to thermal or mechanical shock at explosively with
Liquid having a flash point above 100F ( 37.8C ,but not water without requiring heat or confinement.
o
exceeding 200F ( 93.4 F) 2 - Material which in themselves are normally unstable and
Solids and semisolids which readily give of flammable readily undergo violent chemical change materials which
vapors. can undergo chemical change with rapid release of energy at
1 - Material that must preheated before ignition can accur. normal temperatures and pressure or which can undergo
Materials in this degree require considerable violent chemical change at elevated temperatures and
pressure. It should also include those materials which may
preheating, under all ambient temperature condit ion, before react violently with water or which may for potentially
ignition and combustion can accur. This degree should explosive mixtures with water.
include :
1 - Materials which water in themselves are normally stable, but
Material which will burn in air when exposed to a which can become unstable at elevated temperatures and
o
temperature of 1500F ( 815.5 C) for a period of 5 minutes pressures or which may react with water with water with
of less; some release of energy but not violently.
Liquid , solid, and semisolids having a flash point above 0 - Materials which in themselves are normally stable, even
o
200F ( 93.4 C) under fire exposure condition, and which are not reactive
with water.
This degree includes most ordinary combustible
materials.
0 - Material that will not burn. This degree should include any
PT Krakatau Engineering
material which will not burn in air when exposed to a
3
temperature of 1500F ( 815.5C) for aperiod of 5 minutes.
PT Krakatau Engineering
2
Buku Saku K3
OX
Denotes materials that are oxidizing agent. These
compounds give up oxygen easily, remove hydrogen from
other compounds, or attract negative electrons. In other
words, these materials might burn or explode when mixed
with other compound. (Example : ammonium nitrate, the
fertilizer used in Oklahoma City bomb)
W
Denotes materials that are water- reactive. This
compound undergo rapid energy releases on contact with
water. In other words, these material might burn or
explode upon contact with water ( Example : magnesium
metal )
PT Krakatau Engineering
4
Lampiran - 1
FLAMMABLE
EXPLOSIVE 3
SPONTANEOUSLY
POISON
GAS
OXIDIZER ORGANICPEROXIDE
2
5.1 5.2
PT Krakatau Engineering
5
PT Krakatau Engineering
6
Lampiran - 2
P O IS O N
6
RADIOACTIVE
7
PT Krakatau Engineering
7
Buku Saku K3 Lampiran - 2
EXIT Emergency
DANGER Stop
Slippery Surface
7 8
1 2
Keep
gangway
clear
Wear Face
Shield
9 10
3 4
Report
leave basin
Dry clean
riser
First Aid
DANGER
Fork lift
Box truck 12
11
5 6 PT Krakatau Engineering
9
PT Krakatau Engineering
8
Buku Saku K3 Lampiran - 2
Fire door
keep shut
Wear hearing
protection
13 16
19 22
Fire escape
keep clear
Wear
boots
14 17
20 23
Eye protection
must be worn Wear
helmet
10 18
21 24
PT Krakatau Engineering
10
PT Krakatau Engineering
11
Buku Saku K3
EMERGENCY
Smoking
area
EXIT
25 28
FIRE EXIT
KEEP CLEAR
26
Fire extinguisher
keep clear
29
27
PT Krakatau Engineering
12
Lampiran - 2
Buku Saku K3
Permit to work
must be
abstained
Sound
30 33 horn
36 39
Your fire
Fire assembly
point is
Alarm
No admittance
No authorised
Smoking personnel only
31 34
37 40
Wet
riser Keep shut
when not
in use
Guards must
be in position
before starting
32 35
38 41
PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering
13 14
Lampiran - 2
DANGER DANGER
Asbestos
42 44
DANGER
Overhead Wear
Crane gloves
43 45
PT Krakatau Engineering
15