Anda di halaman 1dari 61

Buku Saku K3 Lampiran - 3

1. MASUK PINTU PERTAMA 2. ALAT PERLINDUNGAN PRIBADI

Topi pengaman, Sepatu keselamatan,


Semua orang yang masuk ke lapangan Kacamata pengaman dan perlengkapan
harus melalui Pos Penjagaan dan harus keamanan lainnya harus dipakai dimana
menunjukkan Kartu Tanda Pengenal. diperlukan.

Semua pekerja mempunyai hak untuk


mendapatkan penutup telinga, kacamata
p e n g a ma n ,ta li p in g g a n g p e n g a ma n ,
Kamera, Video dan Radio tidak diijinkan sa r u n g t a n g a n d a n p e r l e n g ka p a n
dibawa ke lapangan tanpa surat ijin terlebih keamanan lainnya.
dahulu. Anda berkewajiban untuk memakai secara
cuma-cuma perlengkapan keselamatan
ketika dianjurkan.
PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering
iv v
Buku Saku K3 Lampiran - 3

3.TOPI PENGAMAN 4. SIKAP DALAM BEKERJA

Selalu bersikap sopan dalam bekerja.


Selalu pergunakan topi pengaman dan Janganlah bercanda atau berkelakar
selalu dipakai ketika berada di lapangan. sesuka hati selama bekerja.

Berhati-hatilah jika ada orang bekerja Pekerjaan konstruksi dapat


diatasmu. membahayakan. Kita harus bersama-sama
Jangan menyeberangi daerah rintangan menjaga keselamatan di tempat kita kerja.
dan selalu amati tanda-tanda peringatan. Kita tidak ingin pulang ke rumah dalam
keadaan terluka. Kita harus menjaga sikap
keselamatan setiap saat.

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


vi vii
Buku Saku K3 Lampiran - 3

5. MEROKOK 6. MENGEMUDI DI LAPANGAN

Anda hanya diijinkan merokok di tempat Hanya sopir yang berwenang diijinkan
yang telah disediakan. Perhatikanlah mengemudi di lapangan. Anda harus
tanda-tanda dilarang merokok. mematuhi kecepatan maksimum setiap
saat.

Anda harus berhenti di Pos penjagaan dan


menunjukkan tanda masuk kendaraan.
Parkirlah hanya di tempat yang disediakan
P e r g u n a ka n l a h a sb a k ya n g t e l a h dan selalu memberi jalan kepada pejalan
disediakan. Jangan membuang korek api khaki.Mengemudilah secara berhati-hati.
dan puntung rokok di sembarangan tempat.

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


viii ix
Buku Saku K3 Lampiran - 3

7. PERALATAN KERJA 8. TANDA-TANDA DAN


PEMBERITAHUAN

Seluruh peralatan harus berada dalam


kondisi yang baik. Palu dan peralatan A m a t i l a h se l a l u t a n d a - t a n d a d a n
rumah tangga lainnya tidak diijinkan dibawa p e mb e ri ta h u a n / p e n g u mu ma n . In i
ke lapangan. mengingatkan anda akan bahaya ataupun
rintangan-rintangan.
Jangan melewati daerah berbahaya dan
jangan menaiki tangga jika anda tidak
diijinkan untuk naik.

Seluruh peralatan yang cacat ataupun


rusak harus segera diganti.
Jangan meninggalkan peralatan bekerja
ditempat sekitarmu. Jangan menggunakan
p e ra l a t a n l i st ri k t a n p a f i t t i n g d a n
penyambung. Tanda -tanda dan pemberitahuan dibuat
untuk keselamatan pribadi anda.
PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering
xi
Buku Saku K3

9. TANDA SINYAL

Jangan membuat tanda sinyal kecuali anda


terlatih untuk melakukannya. Hanya satu
orang yang dapat memberikan sinyal setiap
saat.
Pastikanlah bahwa sinyal yang anda buat
jelas dan dimengerti.

Opertor di lapangan harus selalu mematuhi


sinyal yang diberikan oleh pengatur sinyal
atau orang yang berwenang.
Amatilah selalu di sekitar dan di atasmu
sebelum anda memindahkan peralatan-
peralatan
PT Krakatau Engineering
xii
Lampiran - 3 Buku Saku K3

10.LISTRIK DAN MESIN 11. MEMBAWA MUATAN / BARANG

Listrik dapat mematikan / membunuh. Jangan mencoba mengangkat barang /


Hanya orang yang berwenang dan muatan yang berat sendiri, minta bantuan
berpengalaman dapat bekerja dengan ketika anda mengangkat beban. Jagalah
listrik. selalu siku dan kaki ditutup secara
Seluruh peralatan dan mesin harus di bersamaan.
tempatkan / di sembunyikan sebagaimana
mestinya dan aliran listrik di pergunakan
sebagaimana sambungannya.

Se la lu me ma d a mka n d a n me n ja u h i
peralatan listrik sebelum bekerja untuk Barang / muatan yang diangkat oleh
m e m p e r b a i ki a t a u m e r u b a h ya n g kendaraan harus kokoh.
mempergunakan sistem penggantung. Janganlah membawa barang / muatan ke
Hati -hati terhadap kabel listrik yang berada atas memakai tangga, pergunakanlah tali
di tanah dan di atas ketika bekerja di area dan kerek / roda.
ini.
PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering
xiii xiv
Lampiran - 3 Buku Saku K3

12.BEKERJA DI TEMPAT TINGGI 13. RUMAH TANGGA

Jika bekerja lebih tinggi 2 meter dari Seti ap oran g ber kew aj iba n untuk
permukaan tanah, tangga dan papan membersihkan daerah bekerja pada saat
penginjak kaki harus tersedia dan sabuk mau pulang. Selalu menjaga kebersihan di
pengaman harus dipakai. tempat bekerja.

Jangan meninggalkan sampah di sekitarmu


Jangan memanjat tangga / penopang yang sehingga tidak melukai orang lain. Rumah
telah ditandai peringatan pelarangan. tangga yang baik adalah aman, bersih dan
L a p o rka n ke ja d ia n b e rb a h a ya a ta u rapi.
kerusakan tangga / penopang.
Berhati-hatilah saat bekerja di tempat yang
tinggi.

PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering
xv
xvi
Lampiran - 3 Buku Saku K3

INGAT BAHAYA DI TEMPAT KERJA

Bila kita membicarakan tentang K3 di tempat kerja maka tidak


terlepas dari pembahasan mengenai bahaya-bahaya yang ada di
tempat kerja. Bahaya mempunyai mengertian sesuatu yang memiliki
1. Merokok hanya ditempat yang disediakan potensi untuk menimbulkan kerugian baik berupa kerugian pada
manusia, properti, proses, dan lingkungan.

2. Pakailah topi pengamanmu, Sepatu Tiap tempat kerja memiliki bentuk bahaya yang berbeda-beda
pengaman, dan Kacamata pengaman. tergantung dari bahan,alat, proses serta metode kerja yang ada di
tempat kerja. Untuk memudahjan mengenali bentuk bahaya di
tempat kerja dapat kita bagi bahaya atas :
3. Minumlah hanya air yang bersih
1. Bahaya fisik
2. Bahaya Kimia
4. Jangan pergunakan peralatan rumah 3. Bahaya Biologi
4. Bahaya Ergonomis
tangga. ( Catatan : Pembagian ini tidaklah standar / baku )

5. Berkonsentrasilah pada saat bekerja Bahaya Fisik

6. Selalu mengamati seluruh tanda-tanda 1. Kebisingan


peringatan / tanda bahaya. Kebisingan didefinisikan sebagai segala bunyi yang tidak
dikehendaki. Jenis pemajangan kebisingan secara umum dapat
terbagi atas :
7. Selalu membawa Kartu Identitas setiap saat. a. Bising yang terus menerus ( Continous noise )
Yaitu bising yang relatif stabil atau konstan tidak terputus-putus,
8. Peliharalah kebersihan lingkungan bekerja. dimana seorang pekerja terpajan untuk masa kerja 8 jam sehari
atau 40 jam seminggu.
b. Bising yang terputus-putus ( intermittent noise )
9. Laporkanlah segala kecelakaan disekitarmu Yaitu bising dimana seorang pekerja terpajan terputus-putus
selama 8 jam kerja. Missal pekerja yang melakukan pengecekan
ke ruang mesin beberapa kali dalam shiftnya.
10. Selalu bekerja sama dalam satu team c. Bising yang menghentak dan terputus-putus ( impact type noise )
Yaitu bising yang terputus-putus kurang dari 1 detik dan
menghentak dengan keras, biasanya ditimbulkan oleh hentakan
palu penumbuk tiang pancang atau mesin press atau ledakan
meriam berulang kali.

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


xix 1
Bahaya Fisik Buku Saku K3

Nilai ambang kebisingan yang diijinkan oleh tempat kerja di dalam satu detik yang jatuh pada 1 meter persegi.
Indonesia sesuai dengan keputusan menteri Tenaga Kerja No.51 / Berikut ini Intensitas pencahayaan di Ruang kerja.
MEN / 1999. Pengukuran kebisingan ditempat kerja menggunakan
alat Sund Level Meter sedangkan untuk mengukur tingkat
kebisingan yang dialami seseorang menggunakan Noise Jenis kegiatan Tingkat pencahayaan Keterangan
Dosimeter. minimal
Pekerjaan kasar dan 100 lux Ruang penyimpanan
Waktu Pemajanan Per hari Intensitas Kebisingan Daia dBA tidak terus menerus dan peralatan

8 Jam 85 Pekerjaan kasar dan 200 lux Pekerjaan dengan


4 88 terus menerus mesin & perakitan
kasar
2 91
1 94 Pekerjaan rutin 300 lux Pekerjaan kantor /
30 Menit 97 administratif,
ruang kontrol
15 100
7,5 103 Pekerjaan agak 500 lux Pembuatan gambar,
halus pemeriksaan dengan
3,75 106
mesin
1,88 109
0,94 112 Pekerjaan halus 1000 lux Pemilihan warna,
tekstil,perakitan
28,12 Detik 115 halus
14,08 118
Pekerjaan amat 1500 lux Menguir dengan
7,03 121
halus tangan,perakitan
3,52 124 amat halus

1. Pencahayaan Pekerjaan detil 3000 lux Desain rancangan,


tidak menimbulkan elektronik
Pencahayaan yang kurang memadai juga merupakan sumber bayangan
bahaya ditempat kerja. Beberapa factor yang perlu diperhatikan
dalam pencahayaan di tempat kerja yaitu : Sumber : Kep / Menkes RI No.261 / MENKES / SK / II / 1998
a. Tingkatkan / itensitas pencahayaan yang memadai
b. Tidak terdapatnya kesi lauan ( glare )
c. Kondisi kontras yang memadai
d. Warna yang tepat
e. Cahaya yang seragam

Intensitas pencahayaan dalam ruangan dinyatakan dengan satuan


lux yaitu atau jumlah cahaya yang dipancarkan

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


2 3
Bahaya Fisik Buku Saku K3

Selain ketentuan di atas table ini dapat pula dipakai sebagai panduan Jenis debu industri dapat dibagi atas dua jenis secara umum
secara umum dalam menentukan tingkat pencahayaan pada ruang yaitu :
kerja.
a. Debu organic
b. Debu anorganik
Rekomendasi
Jenis kegiatan Contoh kegiatan Pencahayaan ( lux ) Karena partikel-partikel debu ini melayang-layang di udara
maka jalur masuk ke dalam tubuh atau port de entrée yang
Umum Ruang penyimpanan / 80 - 170 paling mungkin adalah melalui inhalasi atau pernafasan.
Gudang
Pengaruh debu terhadap kesehatan manusia ditentukan oleh
Kegiatan dengan Pengemasan, 200 - 300 beberapa faktor yang antara lain ; Jenis bahan debu tersebut ,
tingkat ketelitian laboratorium, ukuran debu, bentuk debu, dll. Penyakit akibat kerja yang
sedang perakitan sederhana, disebabkan oleh partikel debu ini dikenal dengan nama
miling,tukang kayu, Pneumoconiosis.
pengeboran

Pekerjaan halus/ Membaca,menulis, 500 - 700 INORGANIC DUSTS ORGANIC DUSTS


ketelitian cukup laboratorium, teknisi,
tinggi perakitan alat yang METALLIC NON (COTTON, WOOD)
kecil, pekerjaan kayu (LEAD) METALLIC
dengan mesin,
pembuatan peralatan COAL SILICA BEARING
mesin
COMBINED FREE
Pekerjaan sangat Juru gambar teknik, 1000 - 2000 SILICA SILICA
halus & melibatkan pewarnaan, uji (TALC)
detil peralatan listrik,
perakitan komponen
CRYSTALLINE AMORPHOUS
elektronik, (SAND)
pembuatan jam

th
Sumber : Ergonomic Principle of lighthing,Grandjien,E, 1998, 4 ed Sumber : Kep / Menkes RI No.261 / MENKES / SK / II / 1998

3. Debu Ukuran pertikel debu dinyatakan dengan saluran micron (µ)


Pada tempat kerja umumnya sebagian besar penyakit akibat kerja imana 1m sama dengan 0.001 milimeter. Tidak semua debu
yang ditemulan berupa infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA yang dihasilkan dapat terhisap oleh manusia karena pengaruh
yang diakibatkan oleh partikel-partikel debu sebagai hasil samping gravitasi dan adanya mekanisme penyaringan oleh saluran
proses. pernafasan manusia.Debu dengan ukuran < 5 µ dapat masuk
saluran pernafasan manusia dan sering diistilahkan dengan
Debu yaitu partikel padat yang tersuspensi di udara yang terbentuk
akibat kekuatan alamiah atau mekanis seperti pengolahan,
respirable atau airbone particles.
penghancuran, peledakan,dll. Debu d apat membentuk awan debu
atau dust clouds.

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


4 5
Bahaya Fisik Buku Saku K3

5 - 10 µ :
debu ditahan oleh pernafasan bagian atas 4 . GETARAN
3-5µ :
debu ditahan oleh bagian tengah pernafasan Getaran yaitu pergerakan oscillatory / bolak-balik suatu masa
1-3µ :
debu akan mudah mengendap pada permukaan alveoli
0,1 - 1 µ :
debu tidak mengendap dipermukaan alveoli karena
salalu keadaan setimbang melalui terhadap suatu titik tertentu.
efek Brown Getaran yang dialami oleh pekerja terjadi secara makanis dan
Berikut ini tabel yang berisi ambang batas dari beberapa pertikel secara umum terbagi atas :
debu yang berasal dari beberapa jenis bahan. a. Getaran seluruh badan
b. Getaran pada lengan
Bahan NAB ( mg / m3 ) Efek
Aluminium 10 Iritasi Getaran seluruh badan
Getaran pada seluruh badan biasanya dialami oleh pengendara
Asbestos 0,1 f / cc Asbestosis,kanker kendaraan seperti : traktor,forklift, helicopter, dll. Efek yang
Chromium 5 Iritasi,dermatitis timbul tergantung kepada jaringan manusia. Seperti contoh :
3 6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut )
Coal / batubara Pulmonarey fibrosis 20 30 Hz untuk bagian kepala
100 150 Hz untuk rahang
Anthracite 0,4 Pneumoconiosis

Bituminous 0,9 Getaran pada lengan


Getaran pada lengan ini umumnya dialami oleh operator
Cooper / Tembaga 1 Iritasi,metal fume fever
beberapa peralatan seperti : mesin gergaji, gerinda, palu, dll.
Cotton / kapas 0,2 Byssinosis Efek getaran pada lengan ini yaitu :
- Kelainan pada peredaran darah dan persyaratan( Vibration
Grain / Gandum 4 Iritas,bronchitis
White Finger )
Iron / Besi 5 Pneumoconiosis - Kerusakan pada persendian dan tulang-tulang
Pengukuran tingkat getaran di tempat kerja menggunakan alat-
Lead / Timbal 0,05 Kidney ,Blood alat Akselerometer. Nilai ambang batas untuk getaran yaitu :
Limestone 10 Iritasi
Total waktu pemajanan 2
Percepatan (m/detik )
Nickel 1,5 Dermatitis
4 sampai 8 jam kerja 4
Pneumoconiosis 2 sampai kurang dari 4 jam 6
1 sampai kurang dari 2 jam 8
Portland Cement 10 Iritasi,dermatitis kurang dari 1 jam 12
Talc ( no asbestos ) 2 Lung Sumber : ACGIH,2000
Tin / Timah 2 Stannosis
Wood ( Hard ) 1 Iritasi,dermatitis,lung
Sumber : ACGIH, 2000 TLVs dan BELs

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


6 7
Bahaya Fisik Buku Saku K3

5. CUACA KERJA Suhu terlalu rendah akan mengakibatkan beberapa hal seperti :
Cuaca pada lokasi kerja selain mempengaruhi kondisi tubuh - chiblains
pekerja juga turut mendukung produktivitas kerja yang - trench foot
dihasilkannya. Cuaca kerja adalah kombinasi dari : - frost bite
a. Suhu udara Berikut ini nilai suhu udara yang di rekomendasikan untuk
b. Kelembaban udara seorang pekerja terpapar ketika sedang melakukan suatu
c. Kecepatan gerakan / aliran udara pekerjaan.
d. Suhu radiasi
Very
Suhu udara dapat diukur dengan menggunakan thermometer Beban Kerja Light Moderate Heavy Heavy
dan hasilnya disebut dengan suhu kering . Selain itu juga
terdapat istilah suhu basah yaitu suhu yang ditunjukkan suatu 100 % kerja 29,5 27,5 26
thermometer yang dibasahi dan ditiupkan udara kepadanya.
Kelembaban udara dapat diukur dengan hygrometer dan 75 % kerja
30,5 28,5 27,5
pengukurannya dapat dilakukan bersamaan dengan suhu 25 % istirahat
udara. 50 % kerja
31,5 29,5 28,5 27,5
Untuk memutuskan apakah kondisi udara / panas dapat diterima 50 % Istirahat
untuk pekerjaan tertentu maka dibuatlah indeks. Indeks yang 25 % kerja
32,5 31 30 29,5
banyak digunakan yaitu indeks suhu basah dan bola ( Wet 75 % istirahat
Bulb-Globe Temperatur index ).
Light : - duduk
- berdiri sambil melakukan kegiatan ringan /
Rumus Indeks WBGT dengan tangan
Untuk bekerja dengan sinar matahari
Moderate : - Berjalan sambil mengangkat beban ringan
WBGT = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering
- Berjalan dengan kecepatan 6 km / jam sambil
membawa beban 3 kg
Untuk bekerja tanpa sinar matahari
Heavy : - Menggergaji dengan tangan
WBGT = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi - Mengeruk pasir kering
- Mengangkat beban berat sambil menarik/
Pengaruh Suhu Udara terhadap Kesehatan mendorong
Suhu tinggi akan mengakibatkan beberapa hal seperti :
Very Heavy : - Mengeruk pasir basah
- heat cramps
- heat exhaustion Sumber : ACGIH,2000
- heat sroke

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


8 9
Buku Saku K3
Bahaya Fisik ion. Beberapa jenis radiasi ini yaitu cahaya yang
tampak,ultraviolet,infrared,gelombang mikro dan
6. Radiasi gelombang radio.
Radiasi yaitu ener gi yang ber bentuk gelombang
elektromagnetik atau partikel sub atom. Secara umum Nilai Ambang Batas Radiasi
pemajanan radiasi dapat terjadi kepada masyarakat umum / Pengaruh radiasi terhadap manusia umumnya terjadi secara
public dan melalui pekerjaan. biologis dimana akibat pemajanan sinar radiasi terjadi
Sumber radiasi secara umum terbagi atas: perubahan terhadap sel-sel tubuh manusia misalnya kanker.
a. Radiasi dari alam Istilah yang digunakan ketika membicarakan pengaruh biologis
b. Radiasi buatan alam radiasi terhadap tubuh manusia yaitu :
a. Equivalent Dose yaitu satuan yang digunakan untuk
Radiasi dari alam menyatakan tingkat resiko biologis terhadap manusia dari
1. Radiasi kosmis yaitu berasal dari matahari dan luar angkasa sinar radioaktif yang diterimanya.
2. Radiasi dari bahan-bahan tambang / galian seperti tambang b. Effective Dose Equivalent yaitu menyatakan tingkat resiko
uranium dari suatu dosis radiasi terhadap suatu organ atau anggota
3. Radiasi dari dalam tubuh misalnya bahan potassium ( 40 k ) tubuh yang memiliki efek atau resiko sama dengan dosis
pada tulang manusia terhadap seluruh tubuh.
Keduanya menggunakan unit satuan SI yaitu Sievert atau Sv
Radiasi buatan manusia dimana 1 Sv = 100 rem. Berikut pedoman pemajanan terhadap
1. Kegiatan medis atau di rumah sakit seperti alat rontgen, sinar radiasi yang terionisasi yang terjadi ditempat kerja.
kemoterapi, laser,dll
2. Radiasi dari peralatan pada kegiatan industri seperti
laser,alat ukur ketinggian,analisa sample laboratorium,dll. Tipe pemajanan Batas Dosis ( mSv )
3. Produk consumer seperti system alarm / detector.VDIJ dll.
Effective Dose
4. Radiasi dasri unit pembangkit tenaga nuklir. a. Kurun waktu satu tahun 50
5. Rdiasi akibat hulu ledak nuklir, limbah radioaktif,dll. b. Rata-rata kurun waktu 20
lebih dari 5 tahun
Jenis radiasi
Secara umum radiasi dibagi atas dua kategori yaitu : Annual equivalent Dose
a. Lensa mata 150
a. Ionizing Radiation b. Kulit 500
Yaitu radiasi dari bahan-bahan yang mengalami proses c. Tangan dan kaki 500
ionisasi dimana terjadi pemisahan atau pelepasan electron
dari atom-atomnya dan menghasilkan ion yang bermuatan Pemajanan terhadap janin
positif. Beberapa jenis radiasi ini yaitu partikel alpha,beta Sesaat kehamilan terdeteksi
dan gamma. Untuk ruang lingkup K3 termasuk dalam radiasi a. Dosis ekivalen bulanan 0,5
jenis ini b. Dosis pada permukaan 2
perut wanita (lower trunk)
b. Nonionizing Radiation
Yaitu radiasi dari bahan-bahan dimana tidak ada cukup Sumber : ACGIH, 2000
energi untuk mengalami proses ionisasi dan membentuk
PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering 11
10
Bahaya Kimia Buku Saku K3

Bahaya Kimia Sedangkan klasifikasi bahan berbahaya dan beracun menurut


ketentuan peraturan di Indonesia yaitu :
a. Bahan beracun
Bahaya kimia berasal dari penggunaan bahan-bahan kimia b. Bahan sangat beracun
yang termasuk kategori Bahan Berbahaya dan Beracun atau c. Cairan mudah terbakar
B3. jenis B3 yang digunakan sangatlah banyak dan bertambah d. Cairan sangat mudah terbakar
tiap tahunnya. e. Gas mudah terbakar
f. Bahan mudah meledak
Klasifikasi B3 menurut acuan dari IMDG (International Maritime g. Bahan reaktif
Dangerous Goods-IMO) dan ADG (Australia Dangerous Goods) h. Bahan oksidator
yaitu :
Uraian mendetil mengenai klasifikasi dan tata laksana
penyimpanannya dapat dilihat pada kepmenaker RI No.KEP-
Kelas Jenis Bahan Contoh 187 / MEN / 1999
TNT, Nitro Glycerine,
1 Explosive Amunisi, Blasting Agents Klasifikasi Bahan Cairan Mudah Terbakar
Asitilen, CO, Helium,
Menurut National Fire Protection Association ( NFPA ) cairan
2 Gases Nitrogen mudah terbakar dibagi atas :
Cairan dengan titik nyala pada
3 Flammable Liquids Petroleum, Ether, Kerosene Combustible Liquid atau diatas 1000 F / 37,80 C

100 F≤ Titik Nyala < 140 F


o o
4 Flammable Solids Mg, Powdered Zinc, - Class II
Calcium Carbide
140 F≤ Titik Nyala <200 F
o o
Oxidizing agents & Organic Ammonia, Hydrogen - Class III A
5
Peroxides Peroxide
200 F≤ Titik Nyala
o
Poisonous & Infectious - Class III B
6 Pesticides,Arsenic
Substances
Cairan dengan titik nyala di bawah
7 Radioactive Substances
Uranium, Tanium, Flammable Liquid 100o F ( 37,8o C ) dan tekanan uap
Radon tidak lebih dari 40 psia pada 100o F
Sulphuric Acid, o
8 Corrosives Titik Nyala < 73 F
Nitric Acid - Class I A
Titik Didih≥100 F
o

Titik Nyala ≥ 73 F dan


o
9 Miscellaneous
Dry Ice, Waste - Class I B o
Dangerous Goods Titik Didih<100 F
Titik Nyala ≥ 73 F dan
o
- Class I C o
Titik Didih <100 F
Sumber : National Fire Protection Association Code

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


12 13
Bahaya Kimia Buku Saku K3

Chemical Toxicology Effek Bahan Kimia


Beberapa bentuk efek yang timbul ari bahan kimia terhadap
Toxicology yaitu studi tentang sifat dan aksi dari suatu racun tubuh manusia :
Texocity yaitu kemampuan dari kimia campurannya untuk a. Efek Akut yaitu efek yang timbul dari pemajanan oleh dosis
menyebabkan cidera apabila bahan tersebut masuk kedalam tunggal dan terjadi pada waktu yang singkat.
tubuh manusia. b. Efek Kronis yaitu efek yang timbul dari pemajanan berkali-
Route of Entry Chemicals kali dan memakan waktu beberapa lama untuk terjadi efek
Jalan masuk bahan kimia kedalam tubuh manusia dapat melalui tersebut.
4 jalan yaitu : c. Efek Lokal yaitu efek yang terjadi pada lokasi atau area tubuh
1. Inhalation atau melalui saluran pernafasan dimana terjadi kontak dengan bahan kimia missal : kulit,
2. Ignestion atau melalui saluran pencernaan mata,dll.
3. Absorption atau melalui penyerapan kulit d. Efek sistematik yaitu efek yang terjadi pada lokasi atau
4. Injection atau disuntikan ke dalam tubuh manusia bagian tubuh jauh dari area kontak pertama kali bahan dan
terjadi proses penyerapan / absorption. Misal : arsenic yang
menyerang sistem saraf dan darah serta ginjal.
Efek kesehatan yang ditimbulkan oleh bahan kimia dapat di
klasifikasikan yaitu :
Iritants
Bahan yang menyebabkan rasa Ammonia,HCl,Halogen,
terbakar bila kontak dengan Phosegene, HF, Debu
selaput lender (mata,hidung,dll) logam alkali,NO 2

Asphyxlants
Bahan yang bersifat mengurangi Nitrogen,CO ,O,
2

kemampuan jaringan untuk Helium,H ,CN,Nox


2

menyerap oksigen
Hypetotoxic Agent
Bahan yang dapat merusak ginjal CCl4 C2H4Cl4

Neurotoxic Methyl mercury,


Bahan yang menyerap sistem saraf Manganese, Thalium
Gambar Route of Entry Chemical
Carcinogen Asbestos,Vinyl Chloride,
Bahan yang dapat menimbulkan Ethylene Oxide
kanker
Sensitizer
Epoxies, Toluene
Bahan yang dapat menimbulkan
Diisocyanate,Nikel,Cr
efek alergi

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


14 15
Bahaya Kimia Buku Saku K3

Nilai Ambang Batas BAHAYA DI TEMPAT KERJA


Adalah satu faktor yang mempengaruhi efek keracunan dari
bahan kimia adalah konsentrasi bahan tersebut ditempat kerja. Bila kita membicarakan tentang K3 di tempat kerja maka tidak
Konsentrasi bahan kimia dinyatakan dengan istilah Tresshold terlepas dari pembahasan mengenai bahaya-bahaya yang ada di
Limit Value / TLV atau nilai ambang batas,dan terbagi atas : tempat kerja. Bahaya mempunyai mengertian sesuatu yang memiliki
TLV-TWA / Time WeightedAverage atau NAB potensi untuk menimbulkan kerugian baik berupa kerugian pada
Konsentrasi suatu zat di udara dimana pekerja dapat manusia, properti, proses, dan lingkungan.
menghadapinya atau terpajan tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari- Tiap tempat kerja memiliki bentuk bahaya yang berbeda-beda
hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam tergantung dari bahan,alat, proses serta metode kerja yang ada di
seminggu. tempat kerja. Untuk memudahjan mengenali bentuk bahaya di
tempat kerja dapat kita bagi bahaya atas :
TLV-C / Ceilling
Konsentrasi tertinggi yang diijinkan setiap saat 1. Bahaya fisik
STEL / Short Team Exposure Limit 2. Bahaya Kimia
Konsentrasi maksimum dimana seorang pekerja dapat 3. Bahaya Biologi
terpajan untuk periode 15 menit terus menerus tanpa 4. Bahaya Ergonomis
( Catatan : Pembagian ini tidaklah standar / baku )
mengalami gangguan seperti iritasi dan perubahan jaringan
kronis atau tidak dapat sembuh kembali serta efek narcosis
yang dapat membahayakan jiwa pekerja. Bahaya Fisik
Selain itu juga ada istilah untuk menyatakan daya racun yaitu
LD50 yang menyatakan dosis racun yang diberikan kepada 1. Kebisingan
binatang percobaan yang menyebabkan 50% dari binatang
tersebut dan dinyatakan dengan satuan mg/kg berat tubuh. NAB Kebisingan didefinisikan sebagai segala bunyi yang tidak
bahan kimia dapat dilihat pada ACGIH 2000 dikehendaki. Jenis pemajangan kebisingan secara umum dapat
terbagi atas :
a. Bising yang terus menerus ( Continous noise )
Pelebelan Bahan Kimia
Yaitu bising yang relatif stabil atau konstan tidak terputus-putus,
Pelebelan terhadap bahan kimia merupakan kegiatan yang dimana seorang pekerja terpajan untuk masa kerja 8 jam sehari
perlu dilakukan untuk mengkomunikasikan bahaya dari suatu atau 40 jam seminggu.
bahan kimia dan termasuk dalam program Hazard b. Bising yang terputus-putus ( intermittent noise )
Communication. Yaitu bising dimana seorang pekerja terpajan terputus-putus
selama 8 jam kerja. Missal pekerja yang melakukan pengecekan
Sistem pelebelan bahan kimia yang banyak digunakan di
ke ruang mesin beberapa kali dalam shiftnya.
industri antara lain : c. Bising yang menghentak dan terputus-putus ( impact type noise )
a. Pelebelan dengan gambar atau simbol-simbol Yaitu bising yang terputus-putus kurang dari 1 detik dan
b. Pelebelan dengan sistem angka dan warna/diamond system menghentak dengan keras, biasanya ditimbulkan oleh hentakan
Pelebelan dengan gambar atau simbol dibuat sesuai dengan palu penumbuk tiang pancang atau mesin press atau ledakan
sifat dari bahan tersebut yang mengacu kepada klasifikasi meriam berulang kali.

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


16 1
Bahaya Fisik Buku Saku K3

Nilai ambang kebisingan yang diijinkan oleh tempat kerja di dalam satu detik yang jatuh pada 1 meter persegi.
Indonesia sesuai dengan keputusan menteri Tenaga Kerja No.51 / Berikut ini Intensitas pencahayaan di Ruang kerja.
MEN / 1999. Pengukuran kebisingan ditempat kerja menggunakan
alat Sund Level Meter sedangkan untuk mengukur tingkat
kebisingan yang dialami seseorang menggunakan Noise Jenis kegiatan Tingkat pencahayaan Keterangan
Dosimeter. minimal
Pekerjaan kasar dan 100 lux Ruang penyimpanan
Waktu Pemajanan Per hari Intensitas Kebisingan Daia dBA tidak terus menerus dan peralatan

8 Jam 85 Pekerjaan kasar dan 200 lux Pekerjaan dengan


4 88 terus menerus mesin & perakitan
kasar
2 91
1 94 Pekerjaan rutin 300 lux Pekerjaan kantor /
30 Menit 97 administratif,
ruang kontrol
15 100
7,5 103 Pekerjaan agak 500 lux Pembuatan gambar,
halus pemeriksaan dengan
3,75 106
mesin
1,88 109
0,94 112 Pekerjaan halus 1000 lux Pemilihan warna,
tekstil,perakitan
28,12 Detik 115 halus
14,08 118
Pekerjaan amat 1500 lux Menguir dengan
7,03 121
halus tangan,perakitan
3,52 124 amat halus

1. Pencahayaan Pekerjaan detil 3000 lux Desain rancangan,


tidak menimbulkan elektronik
Pencahayaan yang kurang memadai juga merupakan sumber bayangan
bahaya ditempat kerja. Beberapa factor yang perlu diperhatikan
dalam pencahayaan di tempat kerja yaitu : Sumber : Kep / Menkes RI No.261 / MENKES / SK / II / 1998
a. Tingkatkan / itensitas pencahayaan yang memadai
b. Tidak terdapatnya kesi lauan ( glare )
c. Kondisi kontras yang memadai
d. Warna yang tepat
e. Cahaya yang seragam

Intensitas pencahayaan dalam ruangan dinyatakan dengan satuan


lux yaitu atau jumlah cahaya yang dipancarkan

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


2 3
Bahaya Fisik

Selain ketentuan di atas table ini dapat pula dipakai sebagai panduan Buku Saku K3
secara umum dalam menentukan tingkat pencahayaan pada ruang
kerja. Jenis debu industri dapat dibagi atas dua jenis secara umum
yaitu :
Jenis kegiatan Contoh kegiatan Rekomendasi a. Debu organic
Pencahayaan ( lux ) b. Debu anorganik
Umum Ruang penyimpanan / 80 - 170 Karena partikel-partikel debu ini melayang-layang di udara
Gudang maka jalur masuk ke dalam tubuh atau port de entrée yang
paling mungkin adalah melalui inhalasi atau pernafasan.
Kegiatan dengan Pengemasan, 200 - 300
tingkat ketelitian laboratorium, Pengaruh debu terhadap kesehatan manusia ditentukan oleh
sedang perakitan sederhana, beberapa faktor yang antara lain ; Jenis bahan debu tersebut ,
miling,tukang kayu, ukuran debu, bentuk debu, dll. Penyakit akibat kerja yang
pengeboran disebabkan oleh partikel debu ini dikenal dengan nama
Pneumoconiosis.
Pekerjaan halus/ Membaca,menulis, 500 - 700
ketelitian cukup laboratorium, teknisi,
tinggi perakitan alat yang INORGANIC DUSTS ORGANIC DUSTS
kecil, pekerjaan kayu
dengan mesin, METALLIC NON (COTTON, WOOD)
pembuatan peralatan (LEAD) METALLIC
mesin
COAL SILICA BEARING
Pekerjaan sangat Juru gambar teknik, 1000 - 2000
halus & melibatkan pewarnaan, uji COMBINED FREE
detil peralatan listrik, SILICA SILICA
perakitan komponen (TALC)
elektronik,
pembuatan jam CRYSTALLINE AMORPHOUS
(SAND)
th
Sumber : Ergonomic Principle of lighthing,Grandjien,E, 1998, 4 ed

3. Debu Sumber : Kep / Menkes RI No.261 / MENKES / SK / II / 1998


Pada tempat kerja umumnya sebagian besar penyakit akibat kerja
yang ditemulan berupa infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA Ukuran pertikel debu dinyatakan dengan saluran micron (µ)
yang diakibatkan oleh partikel-partikel debu sebagai hasil samping imana 1m sama dengan 0.001 milimeter. Tidak semua debu
proses. yang dihasilkan dapat terhisap oleh manusia karena pengaruh
gravitasi dan adanya mekanisme penyaringan oleh saluran
Debu yaitu partikel padat yang tersuspensi di udara yang terbentuk pernafasan manusia.Debu dengan ukuran < 5 µ dapat masuk
akibat kekuatan alamiah atau mekanis seperti pengolahan, saluran pernafasan manusia dan sering diistilahkan dengan
penghancuran, peledakan,dll. Debu d apat membentuk awan debu respirable atau airbone particles.
atau dust clouds.

PT Krakatau Engineering
4
PT Krakatau Engineering
5
Bahaya Fisik Buku Saku K3

5 - 10 µ :
debu ditahan oleh pernafasan bagian atas 4 . GETARAN
3-5µ :
debu ditahan oleh bagian tengah pernafasan Getaran yaitu pergerakan oscillatory / bolak-balik suatu masa
1-3µ :
debu akan mudah mengendap pada permukaan alveoli
0,1 - 1 µ :
debu tidak mengendap dipermukaan alveoli karena
salalu keadaan setimbang melalui terhadap suatu titik tertentu.
efek Brown Getaran yang dialami oleh pekerja terjadi secara makanis dan
Berikut ini tabel yang berisi ambang batas dari beberapa pertikel secara umum terbagi atas :
debu yang berasal dari beberapa jenis bahan. a. Getaran seluruh badan
b. Getaran pada lengan
Bahan NAB ( mg / m3 ) Efek

Aluminium 10 Iritasi
Getaran seluruh badan
Getaran pada seluruh badan biasanya dialami oleh pengendara
Asbestos 0,1 f / cc Asbestosis,kanker kendaraan seperti : traktor,forklift, helicopter, dll. Efek yang
Chromium 5 Iritasi,dermatitis
timbul tergantung kepada jaringan manusia. Seperti contoh :
3 6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut )
Coal / batubara Pulmonarey fibrosis 20 30 Hz untuk bagian kepala
100 150 Hz untuk rahang
Anthracite 0,4 Pneumoconiosis

Bituminous 0,9 Getaran pada lengan


Getaran pada lengan ini umumnya dialami oleh operator
Cooper / Tembaga 1 Iritasi,metal fume fever beberapa peralatan seperti : mesin gergaji, gerinda, palu, dll.
Cotton / kapas 0,2 Byssinosis Efek getaran pada lengan ini yaitu :
- Kelainan pada peredaran darah dan persyaratan( Vibration
Grain / Gandum 4 Iritas,bronchitis White Finger )
Iron / Besi 5 Pneumoconiosis - Kerusakan pada persendian dan tulang-tulang
Pengukuran tingkat getaran di tempat kerja menggunakan alat-
Lead / Timbal 0,05 Kidney ,Blood alat Akselerometer. Nilai ambang batas untuk getaran yaitu :
Limestone 10 Iritasi
Total waktu pemajanan 2
Percepatan (m/detik )
Nickel 1,5 Dermatitis
4 sampai 8 jam kerja 4
Pneumoconiosis 2 sampai kurang dari 4 jam 6
1 sampai kurang dari 2 jam 8
Portland Cement 10 Iritasi,dermatitis kurang dari 1 jam 12
Talc ( no asbestos ) 2 Lung Sumber : ACGIH,2000
Tin / Timah 2 Stannosis

Wood ( Hard ) 1 Iritasi,dermatitis,lung


Sumber : ACGIH, 2000 TLVs dan BELs

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


6 7
Bahaya Fisik Buku Saku K3

5. CUACA KERJA Suhu terlalu rendah akan mengakibatkan beberapa hal seperti :
Cuaca pada lokasi kerja selain mempengaruhi kondisi tubuh - chiblains
pekerja juga turut mendukung produktivitas kerja yang - trench foot
dihasilkannya. Cuaca kerja adalah kombinasi dari : - frost bite
a. Suhu udara Berikut ini nilai suhu udara yang di rekomendasikan untuk
b. Kelembaban udara seorang pekerja terpapar ketika sedang melakukan suatu
c. Kecepatan gerakan / aliran udara pekerjaan.
d. Suhu radiasi
Beban Kerja Light Moderate Heavy Very
Suhu udara dapat diukur dengan menggunakan thermometer Heavy
dan hasilnya disebut dengan suhu kering . Selain itu juga
terdapat istilah suhu basah yaitu suhu yang ditunjukkan suatu 100 % kerja 29,5 27,5 26
thermometer yang dibasahi dan ditiupkan udara kepadanya.
Kelembaban udara dapat diukur dengan hygrometer dan 75 % kerja
30,5 28,5 27,5
pengukurannya dapat dilakukan bersamaan dengan suhu 25 % istirahat
udara. 50 % kerja
31,5 29,5 28,5 27,5
Untuk memutuskan apakah kondisi udara / panas dapat diterima 50 % Istirahat
untuk pekerjaan tertentu maka dibuatlah indeks. Indeks yang 25 % kerja
32,5 31 30 29,5
banyak digunakan yaitu indeks suhu basah dan bola ( Wet 75 % istirahat
Bulb-Globe Temperatur index ).
Light : - duduk
- berdiri sambil melakukan kegiatan ringan /
Rumus Indeks WBGT dengan tangan
Untuk bekerja dengan sinar matahari
Moderate : - Berjalan sambil mengangkat beban ringan
WBGT = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering - Berjalan dengan kecepatan 6 km / jam sambil
membawa beban 3 kg
Untuk bekerja tanpa sinar matahari
Heavy : - Menggergaji dengan tangan
WBGT = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi - Mengeruk pasir kering
- Mengangkat beban berat sambil menarik/
Pengaruh Suhu Udara terhadap Kesehatan mendorong
Suhu tinggi akan mengakibatkan beberapa hal seperti :
Very Heavy : - Mengeruk pasir basah
- heat cramps
- heat exhaustion Sumber : ACGIH,2000
- heat sroke

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


8 9
Bahaya Fisik Buku Saku K3

6. Radiasi ion. Beberapa jenis radiasi ini yaitu cahaya yang


tampak,ultraviolet,infrared,gelombang mikro dan
Radiasi yaitu ener gi yang ber bentuk gelombang
elektromagnetik atau partikel sub atom. Secara umum gelombang radio.
pemajanan radiasi dapat terjadi kepada masyarakat umum /
Nilai Ambang Batas Radiasi
public dan melalui pekerjaan.
Pengaruh radiasi terhadap manusia umumnya terjadi secara
Sumber radiasi secara umum terbagi atas:
biologis dimana akibat pemajanan sinar radiasi terjadi
a. Radiasi dari alam perubahan terhadap sel-sel tubuh manusia misalnya kanker.
b. Radiasi buatan alam Istilah yang digunakan ketika membicarakan pengaruh biologis
radiasi terhadap tubuh manusia yaitu :
Radiasi dari alam a. Equivalent Dose yaitu satuan yang digunakan untuk
1. Radiasi kosmis yaitu berasal dari matahari dan luar angkasa menyatakan tingkat resiko biologis terhadap manusia dari
2. Radiasi dari bahan-bahan tambang / galian seperti tambang sinar radioaktif yang diterimanya.
uranium b. Effective Dose Equivalent yaitu menyatakan tingkat resiko
3. Radiasi dari dalam tubuh misalnya bahan potassium ( 40 k ) dari suatu dosis radiasi terhadap suatu organ atau anggota
pada tulang manusia tubuh yang memiliki efek atau resiko sama dengan dosis
terhadap seluruh tubuh.
Radiasi buatan manusia
Keduanya menggunakan unit satuan SI yaitu Sievert atau Sv
1. Kegiatan medis atau di rumah sakit seperti alat rontgen, dimana 1 Sv = 100 rem. Berikut pedoman pemajanan terhadap
kemoterapi, laser,dll sinar radiasi yang terionisasi yang terjadi ditempat kerja.
2. Radiasi dari peralatan pada kegiatan industri seperti
laser,alat ukur ketinggian,analisa sample laboratorium,dll.
3. Produk consumer seperti system alarm / detector.VDIJ dll. Tipe pemajanan Batas Dosis ( mSv )
4. Radiasi dasri unit pembangkit tenaga nuklir.
5. Rdiasi akibat hulu ledak nuklir, limbah radioaktif,dll. Effective Dose
a. Kurun waktu satu tahun 50
b. Rata-rata kurun waktu 20
Jenis radiasi lebih dari 5 tahun
Secara umum radiasi dibagi atas dua kategori yaitu :
Annual equivalent Dose
a. Ionizing Radiation a. Lensa mata 150
Yaitu radiasi dari bahan-bahan yang mengalami proses b. Kulit 500
ionisasi dimana terjadi pemisahan atau pelepasan electron c. Tangan dan kaki 500
dari atom-atomnya dan menghasilkan ion yang bermuatan
positif. Beberapa jenis radiasi ini yaitu partikel alpha,beta Pemajanan terhadap janin
dan gamma. Untuk ruang lingkup K3 termasuk dalam radiasi Sesaat kehamilan terdeteksi
jenis ini a. Dosis ekivalen bulanan 0,5
b. Dosis pada permukaan 2
b. Nonionizing Radiation perut wanita (lower trunk)
Yaitu radiasi dari bahan-bahan dimana tidak ada cukup
energi untuk mengalami proses ionisasi dan membentuk Sumber : ACGIH, 2000

PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering 11
10
Bahaya Kimia

Bahaya Kimia Buku Saku K3

Sedangkan klasifikasi bahan berbahaya dan beracun menurut


Bahaya kimia berasal dari penggunaan bahan-bahan kimia ketentuan peraturan di Indonesia yaitu :
yang termasuk kategori Bahan Berbahaya dan Beracun atau a. Bahan beracun
B3. jenis B3 yang digunakan sangatlah banyak dan bertambah b. Bahan sangat beracun
tiap tahunnya. c. Cairan mudah terbakar
d. Cairan sangat mudah terbakar
Klasifikasi B3 menurut acuan dari IMDG (International Maritime e. Gas mudah terbakar
Dangerous Goods-IMO) dan ADG (Australia Dangerous Goods) f. Bahan mudah meledak
yaitu : g. Bahan reaktif
h. Bahan oksidator
Kelas Jenis Bahan Contoh Uraian mendetil mengenai klasifikasi dan tata laksana
TNT, Nitro Glycerine, penyimpanannya dapat dilihat pada kepmenaker RI No.KEP-
1 Explosive Amunisi, Blasting Agents 187 / MEN / 1999

Asitilen, CO, Helium, Klasifikasi Bahan Cairan Mudah Terbakar


2 Gases Nitrogen Menurut National Fire Protection Association ( NFPA ) cairan
mudah terbakar dibagi atas :
3 Flammable Liquids Petroleum, Ether, Kerosene
Cairan dengan titik nyala pada
Combustible Liquid
Mg, Powdered Zinc, atau diatas 1000 F / 37,80 C
4 Flammable Solids Calcium Carbide
- Class II 100o F≤ Titik Nyala < 140 oF
Oxidizing agents & Organic Ammonia, Hydrogen
5
Peroxides Peroxide
- Class III A 140o F≤ Titik Nyala <200 oF
6 Poisonous & Infectious Pesticides,Arsenic
Substances 200o F≤ Titik Nyala
- Class III B
7 Radioactive Substances Uranium, Tanium,
Radon Cairan dengan titik nyala di bawah
Flammable Liquid 100o F ( 37,8o C ) dan tekanan uap
8 Sulphuric Acid, tidak lebih dari 40 psia pada 100o F
Corrosives
Nitric Acid
o
Titik Nyala < 73 F
Miscellaneous - Class I A
Titik Didih≥100 F
o
9 Dry Ice, Waste
Dangerous Goods
Titik Nyala ≥ 73 F dan
o
- Class I B o
Titik Didih<100 F
Titik Nyala ≥ 73 F dan
o
- Class I C o
Titik Didih <100 F
Sumber : National Fire Protection Association Code
PT Krakatau Engineering
12 PT Krakatau Engineering
13
Bahaya Kimia Buku Saku K3

Chemical Toxicology Effek Bahan Kimia


Beberapa bentuk efek yang timbul ari bahan kimia terhadap
Toxicology yaitu studi tentang sifat dan aksi dari suatu racun tubuh manusia :
Texocity yaitu kemampuan dari kimia campurannya untuk a. Efek Akut yaitu efek yang timbul dari pemajanan oleh dosis
menyebabkan cidera apabila bahan tersebut masuk kedalam tunggal dan terjadi pada waktu yang singkat.
tubuh manusia. b. Efek Kronis yaitu efek yang timbul dari pemajanan berkali-
Route of Entry Chemicals kali dan memakan waktu beberapa lama untuk terjadi efek
Jalan masuk bahan kimia kedalam tubuh manusia dapat melalui tersebut.
4 jalan yaitu : c. Efek Lokal yaitu efek yang terjadi pada lokasi atau area tubuh
1. Inhalation atau melalui saluran pernafasan dimana terjadi kontak dengan bahan kimia missal : kulit,
2. Ignestion atau melalui saluran pencernaan mata,dll.
3. Absorption atau melalui penyerapan kulit d. Efek sistematik yaitu efek yang terjadi pada lokasi atau
4. Injection atau disuntikan ke dalam tubuh manusia bagian tubuh jauh dari area kontak pertama kali bahan dan
terjadi proses penyerapan / absorption. Misal : arsenic yang
menyerang sistem saraf dan darah serta ginjal.
Efek kesehatan yang ditimbulkan oleh bahan kimia dapat di
klasifikasikan yaitu :
Iritants
Bahan yang menyebabkan rasa Ammonia,HCl,Halogen,
terbakar bila kontak dengan Phosegene, HF, Debu
selaput lender (mata,hidung,dll) logam alkali,NO 2

Asphyxlants
Bahan yang bersifat mengurangi Nitrogen,CO ,O,
2

kemampuan jaringan untuk Helium,H ,CN,Nox


2

menyerap oksigen
Hypetotoxic Agent
Bahan yang dapat merusak ginjal CCl4 C2H4Cl4

Neurotoxic Methyl mercury,


Bahan yang menyerap sistem saraf Manganese, Thalium
Gambar Route of Entry Chemical
Carcinogen Asbestos,Vinyl Chloride,
Bahan yang dapat menimbulkan Ethylene Oxide
kanker
Sensitizer
Epoxies, Toluene
Bahan yang dapat menimbulkan
Diisocyanate,Nikel,Cr
efek alergi

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


14 15
Bahaya Kimia Buku Saku K3

Nilai Ambang Batas bahannya. Untuk lebih jelasnya label tersebut dapat dilihat pada
Adalah satu faktor yang mempengaruhi efek keracunan dari lampiran-1 pelebelan kimia
bahan kimia adalah konsentrasi bahan tersebut ditempat kerja.
Konsentrasi bahan kimia dinyatakan dengan istilah Tresshold
Limit Value / TLV atau nilai ambang batas,dan terbagi atas : Pelebelan sistem angka & warna / diamond system
TLV-TWA / Time WeightedAverage atau NAB Sistem pelebelan ini awalnya dikembangkan oleh pihak NFPA (
Konsentrasi suatu zat di udara dimana pekerja dapat NFPA 704 ). Namun seiring dengan waktu sistem ini banyak
menghadapinya atau terpajan tanpa mengakibatkan diadopsi oleh pihak idustri dan secara luas digunakan. Bentuk
penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari- label ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
TLV-C / Ceilling
Konsentrasi tertinggi yang diijinkan setiap saat
STEL / Short Team Exposure Limit
Konsentrasi maksimum dimana seorang pekerja dapat Yellow
Reactivity
terpajan untuk periode 15 menit terus menerus tanpa
mengalami gangguan seperti iritasi dan perubahan jaringan White
kronis atau tidak dapat sembuh kembali serta efek narcosis Special
yang dapat membahayakan jiwa pekerja.
Selain itu juga ada istilah untuk menyatakan daya racun yaitu
LD50 yang menyatakan dosis racun yang diberikan kepada
binatang percobaan yang menyebabkan 50% dari binatang Untuk penjelasan dari masing-masing warna dapat dilihat pada
tersebut dan dinyatakan dengan satuan mg/kg berat tubuh. NAB lampiran pelebelan sistem diamond / NFPA
bahan kimia dapat dilihat pada ACGIH 2000
Material Safety Data Sheet / MSDS
Pelebelan Bahan Kimia MSDS atau dalam bahasa Indonesia lembar Data Keselamatan
Pelebelan terhadap bahan kimia merupakan kegiatan yang Bahan adalah dokumen yang berisi mengenai informasi-
perlu dilakukan untuk mengkomunikasikan bahaya dari suatu informasi K3 dari suatu bahan kimia. Biasanya MSDS ini dibuat
bahan kimia dan termasuk dalam program Hazard oleh pihak produsen bahan kimia dan menurut perundangan di
Communication. Indonesia MSDS ini harus tersedia 1 tempat kerja.
Sistem pelebelan bahan kimia yang banyak digunakan di Isi MSDS secara umum yaitu :
industri antara lain : 1. Identifikasi bahan, termasuk nama dagang, rumus kimia,
a. Pelebelan dengan gambar atau simbol-simbol nama dan alamat produsen, nomor CAS
b. Pelebelan dengan sistem angka dan warna/diamond system 2. Komposisi bahan, termasuk bahan kimia penyusun, NAB
3. Sifat fisik dan kimia bahan,termasuk titik didih, tekanan uap
Pelebelan dengan gambar atau simbol dibuat sesuai dengan
berat jenis,warna,bentuk, bau, kelarutan dalam air,dll.
sifat dari bahan tersebut yang mengacu kepada klasifikasi
4. Bahaya terhadap kebakaran dan peledakan, termasuk titik

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


16 17
Bahaya Kimia Buku Saku K3

nyala,LEL dan UEL, media pemadaman. Bahaya biologi


5. Bahaya reaktivitas bahan, termasuk sifat bahan apakah
stabil pada suhu kamar, dapat bereaksi dengan bahan lain Bahaya Biologi adalah bahaya yang ditimbulkan atau
atau tidak, sifatnya bila tercampur air dan kemampuan disebabkan oleh makhluk hidup atau mikroorganisme di tempat
bahan untuk dekomposisi. kerja. Untuk yang disebabkan oleh mikroorganisme terbagi
6. Bahaya kesehatan bahan, termasuk efek akut dan kronis atas:
bahan, sifat karsinogen atau tidak, jalur masuk bahan ke 1. Bakteri
tubuh, tindakan P3K yang diperlukan bila tertelan, terhadap 2. Jamur
atau dengan kulit. 3. Virus
7. Tindakan penanganan saat terjadi tumpahan, kebocoran 4. Protozoa
dan pembuangan bahan secara aman maupun
penyimpanan dan transportasinya. Beberapa penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh
8. Tindakan pencegahan lainnya, termasuk jenis alat pelindung mikroorganisme yaitu :
diri yang sebaiknya digunakan saat menangani bahan
tersebut. Penyebab Penyakit Tempat Kerja

Virus Penyakit kuku Peternakan


Pengaruh bahan terhadap organ tubuh manusia dan mulut
Berikut pengaruh bahan kimia terhadap organ tertentu manusia Bakteri - Penyakit akibat Penjagalan,
bakteri antrax penyamakan kulit,
- Penyakit kuda peternakan,
akibat bakteri rumah sakit
pfeiferella
- Tifes,Difteri
Protozoa - Malaria Perkebunan,
- Penyakit tidur pelayaran
Jamur - Panu,kadas, Kolam renang,tempat
kurap kerja basah dan
- Penyakit jamur lembab,perusahaan
pada kuku roti & manisan
- Candida Albicans

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


18 19
Buku Saku K3
Bahaya Ergonomi
Berat Baban
Ergonomi barasal dari bahasa Yunani yaitu ergon ( kerja ) dan
nomos (peraturan,hukum). Intinya ergonomi merupakan Beban ( kg ) Tindakan
gabungan dari beberapa disiplin ilmu yang menyangkut
anatomi,fisiologi serta rekayasa dan ilmu fisika untuk Tidak memerlukan tindakan khusus,berikan
menciptakan tempat,alat dan proses kerja sehingga manusia <16 pelatihan mengenai cara penanganan beban
dapat bekerja secara nyaman,sehat dan produktif. yang benar dan tepat pada pekerja
Prinsip dalam ergonomic ada 3 yaitu: Sebaiknya lakukan pencegahan administratif.
1. The Human System / Faktor manusia, dimana meliputi (misal:bekerja sama)dan identifikasi terhadap
16-34 pekerja yang tidak kuat menangani beban
ukuran tubuh, kekuatan fisik, umur, sikap dan
tersebut.Dipertimbangkan untuk menyediakan
perilaku,pengalaman,dll bantuan mekanik
2. Environmenta l Factors / Faktor lingkungan yang Sebaiknya beban ditangani dengan bentuan
mempengaruhi terhadap manusia meliputi layout tempat 34-55 mekanik dan dilakukan pula perancangan
kerja, suhu, pencahayaan, ventilasi,beban,dll. ulang dari pekerja tersebut
3. The man-Machine Interfrace / Faktor kontak manusia
Bantuan alat mekanik harus disediakan untuk
dengan mesin /alat. >55
menangani beban
Manual Handling / Penanganan Manual
Sumber : Healtt and Safety Commission,UK
Penanganan manual didefinisikan sebagai kegiatan manusia
yang menggunakan gaya untuk mengangkat, menurunkan, Jarak Beban
mendorong, menarik, membawa, memegang atau menahan Jarak atau lokasi beban dari titik tumpu saat kita mengangkat /
setiap benda bergerak atau diam. membawa beban akan mempengaruhi tenaga yang kita
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan butuhkan.
manual : Berikut pedoman yang dapat digunakan untuk mengetahui
a. Tindakan dan gerakan kerja lokasi beban ( sumber NIOSH).
b. Penataan ruang kerja
c. Postur tubuh
d. Durasi / frekuensi pekerjaan
e. Lokasi beban dan jarak
f. keadaan beban
g. Organisasi kerja

PT Krakatau Engineering
20 PT Krakatau Engineering
21
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Buku Saku K3
KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA Untuk penyebab dasar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
- Faktor manusia/pekerja
Definisi - Faktor pekerjaan
Kecelakaan yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang
menyebabkan cidera terhadap manusia, kerusakan properti
atau kerugian terhadap proses. Klasifikasi kecelakaan dan cidera di tempat kerja
Selain itu bisa juga berarti hasil dari kontak dengan bahan 1. Orang yang terjatuh
atau sumber energi di atas nilai ambang batas yang bisa a. Orang yang terjatuh dari ketinggian yang berbeda baik
diterima tubuh atau struktur. dari ketinggian di atas dan jatuh ke level yang lebih
Insiden yaitu kejadian yang tidak diinginkan, yang bila rendah.
dalam kondisi yang sedikit berbeda dapat mengakibatkan b. Orang yang jatuh pada ketinggian yang sama (strip, trip).
cidera pada manusia, kerusakan properti atau kerugian 2. Tertimpa/terkena benda jatuh
terhadap proses. a. Keruntuhan atau kejatuhan (tanah, batu, salju)
b. Runtuh (gedung, dinding, penyangga, tangga)
Konsep penyebab kecelakaan akibat kerja c. Tertimpa benda jatuh saat penanganan
d. Terkena benda jatuh yang tidak terklasifikasi
ILCI Loss Caution Models 3. Tersandung, terbentur benda-benda selain benda jatuh
a. Tersandung sesuatu
b. Terbentur benda-benda berupa perabotan
c. Tertabrak benda-benda yang bergerak
d. Tertabrak benda-benda yang selain benda jatuh
4. Terjebak/terjepit di dalam atau di antara suatu tempat/benda
a. Terjebak di suatu tempat
b. Terjepit di antara perabot dan benda bergerak
c. Terjepit di antara benda yang bergerak (kecuali benda
jatuh/terbang)
5. Gerakan yang mengeluarkan tenaga berlebihan/berat
a. Pengerahan tenaga untuk mengangkat benda
b. Pengerahan tenaga untuk mendorong dan menarik
Konsep penyebab kecelakaan ini dikembangkan oleh Frank E, benda
Bird, Jr dan George L. Germain yang dikutip dari bukunya c. Pengerahan tenaga untuk menangani dan melepas
"Practical Loss Control Leadership". benda
6. Terpapar atau kontak dengan temperatur yang berlebihan
Untuk penyebab langsung terdiri atas dua penyebab yaitu:
a. Terpapar suhu panas
- Kondisi tidak standar/Substandard Condition b. Terpapar suhu dingin
- Tindakan tidak standar/Substandard Act c. Kontak dengan basah atau benda panas
d. Kontak dengan basah atau benda sangat dingin
PT Krakatau Engineering 7. Terpapar atau kontak dengan arus listrik
22
PT Krakatau Engineering
23
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja

8. Terpapar atau kontak dengan bahan berbahaya dan beracun


9. Jenis kecelakaan lain yang belum diklasifikasi Buku Saku K3

Sumber : ILO, Recording and Notification of Occupational and Disabling Injuries


Diseases Geneva Adalah cidera yang mengakibatkan kematian atau kerusakan
permanen atau cidera yang mengakibatkan seorang pekerja
Pencatatan dan Statistik Kecelakaan dan Penyakit Akibat tidak masuk bekerja sehari penuh setelah hari dimana ia
Kerja mengalami cidera.
Sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja No. (Disabling injuries is one which results is death or permanent
03/MEN/98 tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Pelaporan impairment or which renders the injured person unable to work
Kecelakaan bahwa setiap kecelakaan dan penyakit akibat kerja for a full day on any day after the day of injury)
harus dicatat dan dilaporkan dalam waktu paling lambat 2 x 24
jam. Disabling injuries dibagi menjadi 4 kategori yaitu :
- Kematian/Death
Pelaporan kecelakaan dan penyakit akibat kerja ini - Cacat permanen total/Permanent total disability
menggunakan format laporan yang telah disediakan yaitu - Cacat permanen sebagian/Permanent partial disability
formulir KK2 lihat lampiran Permenaker) - Cacat sementara total/Temporary total disability
Berikut tata cara pencatatan kecelakaan sesuai dengan standar Kematian/Death
ANSI (American National Standard Institute) Z16.1. Adalah kematian atau fatality yang terjadi akibat kecelakaan
kerja, tidak mencakup waktu antara cidera dan waktu
I. Ruang Lingkup kematian.
Standar ANSI Z 16.1 menc ak up tata c ar a Cacat Permanen total/Permanent total disability
pencatatan/recordkeeping terhadap cidera akibat kerja/work Adalah cidera selain kematian yang secara permanen
injuries yang termasuk di dalamnya yaitu : mengakibatkan kehilangan atau tidak berfungsi secara
a. Cidera akibat pekerjaan atauOccupational Injuries keseluruhan dari beberapa hal berikut ini :
b. Penyakit akibat pekerjaan atau Occupational Disease a. Kedua mata
b. Satu mata dan satu tangan, atau lengan, atau kaki atau
Pencatatan atau analisa data-data kecelakaan/cidera menurut tungkai kaki
standar ini hanya mencakup cidera yang mengakibatkan hilang c. Salah satu dari beberapa bagian tubuh seperti kaki,
hari kerja ataudisabling injuries. tungkai kaki, tangan dan lengan yang tidak berada pada
tungkai atau bagian tubuh yang sama.
II. Definisi
Cacat permanen sebagian/ Permanent partial disability
Untuk menyamakan pemahaman dalam menggunakan standar Adalah cidera selain kematian dan cacat permanen total
ini maka berikut beberapa definisi yang baku digunakan yaitu : yang mengakibatkan kehilangan seluruh atau kehilangan
fungsi suatu bagian dari anggota tubuh. Misal : pada jari-jari
tangan atau pergelangan kaki.
Cacat sementara total/Temporary total disability
Adalah cidera selain kematian dan cacat permanen yang
mengakibatkan seseorang tidak dapat masuk satu atau lebih
PT Krakatau Engineering hari kerja. Misal : patah tulang.
24
PT Krakatau Engineering
25
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja

III. Penghitungan Hari Kerja yang Hilang/ Lost Work Days Buku Saku K3
Ruang lingkup dari pencatatan sesuai standar ANSI Z16.1 yaitu Berikut standar perhitungan hari hilangkerja(ILO & Permenaker)
cidera atau kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya hari
kerja.
Pengertian dari hari kerja yang hilang yaitu hari dimana
seseorang pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya sesuai
dengan shiftnya (secara penuh/fullshift) akibat cidera yang
dideritanya. Perhitungan hari kerja yang hilang didasarkan jenis
cidera yang diderita korban yaitu :
a. Kematian dan cacat permanen total
Bila terjadi kematian, maka jumlah hari kerja yang hilang
disesuaikan dengan tabel/gambar dimana sebanyak 6000
hari. Angka ini diambil dari asumsi dimana seseorang bila
Mengalami cidera ini maka akan kehilangan 20 tahun masa
produktif dimana pertahunnya bekerja selama 300 hari
kerja.
b. Cacat permanen sebagian
Untuk cidera yang bersifat cacat permanen sebagian maka
perhitungan hari kerja yang hilang disesuaikan dengan
tabel/gambar yang ada.

Catatan :
Untuk kasus a dan b maka jumlah hari kerja hilang yang
sebenarnya/perhitungan kalender diabaikan. Pergunakan
angka-angka pada tabel/gambar.
Bila terjadi kehilangan distal pada jari kelingking dan jari
manis maka hari kerja yang hilang adalah komulasi dari 60
ditambah 60 yaitu 120 hari. Begitu pula seterusnya dengan
bagian yang lainnya.
c. Cacat sementara
Untuk cidera yang bersifat cacat sementara maka jumlah
hari kerja yang hilang disesuaikan dengan hari kalender
dimana pekerja tidak dapat masuk bekerja.

PT Krakatau Engineering
26 PT Krakatau Engineering
27
Buku Saku K3

KEBAKARAN DAN PENCEGAHANNYA


Statistik Angka Kecelakaan

Statistik Angka Kecelakaan Konsep Dasar Api / Segitiga Api


Untuk kepentingan statistik kecelakaan maka dilakukan
perhitungan terhadap kumulasi kecelakaan yang telah terjadi
dan biasanya dilakukan dalam rentang waktu 1 tahun.
FUEL
Ukuran yang digunakan yaitu

ILO & Permenaker No. 03/MEN/98 Starvation


Smoothring
Kecelakaan
FR/Frequency Rate = ............................. x 1000000 API
Total Jam Kerja
SOURCE OF
OXYGEN IGNITION

Hari Kerja yang Hilang


SR/Severity Rate = .......................................... x 1000000 Cooling
Total Jam Kerja

Catatan: 100000 = (50 minggu/th) x (40 jam seminggu) x 500 pekerja


Klasifikasi Jenis Kebakaran
OSHA (Occupational Safety and Health Administration), USA
Jenis Bahan Contoh
Bahan-bahan organik Bahan-bahan organik
A mudah terbakar mudah terbakar
Kecelakaan
FR/Frequency Rate = ............................. x 200000
Total Jam Kerja B Bahan-bahan cair dan Pelarut, bensin, oli, cat,
gas mudah terbakar metan, CO

C Peralatan listrik Kabel, sekering

Hari Kerja yang Hilang D Logam-logam Na, Mg dan Al


SR/Severity Rate = .......................................... x 200000
Total Jam Kerja
Sumber : SNI 03-3987-1995
Catatan: 200000 = (50 minggu/th) x (40 jam seminggu) x 100 pekerja

PT Krakatau Engineering
29
PT Krakatau Engineering
28
Kebakaran dan Pencegahannya Buku Saku K3

Istilah-istilah dalam kebakaran ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Titik Nyala Ada beberapa jenis alat pemadam kebakaran, namun yang
Yaitu suhu terendah dimana suatu zat/bahan cukup umumnya terdapat di tempat kerja yaitu :
mengeluarkan uap dan nyala bila dikenai sumber panas. Makin 1. Alat Pemadam Api Ringan/APAR
rendah titik nyala suatu bahan maka makin mudah terbakar 2. Hidran
bahan tersebut. Tiap bahan memiliki titik nyala yang berbeda- 3. Sprinkler
beda. 4. Detektor

Alat PemadamApi Ringan/APAR


Bahan Titik Nyala (o C) Alat pemadam ini bersifat mudah untuk digunakan dan dibawa
Bensin 43 oleh satu orang operatornya. Biasanya berguna untuk
Aseton -18 pemadam awal sumber api. Ada beberapa jenis APAR
berdasarkan media pemadaman yang ada dalam tabungnya
Etil Alkohol 13
Heksan -22 dan masing-masing disesuaikan dengan jenis kebakaran yang
Acetone -19 terjadi.
Kerosene 43
a. Klasifikasi dan penggunaan APAR
Toluene 6
Jenis APAR yang dapat digunakan
Kelas Api Tepung
Titik Bakar Sendiri/Auto Ignition Temperature (AIT) Air Kering Busa CO2 Halon

Yaitu suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya


dan terus terbakar tanpa ada api dari luar. A
(Kertas, kayu, kain)
Titik Nyala (o C)
Bahan
B
(Bensin, Solar, Cat)
Arang 125
Kertas
Serbuk Gergaji
185
195
C
(Listrik)
Jerami 170
Kapas 225 D
(Logam yang
1. MET. L-X Dry Chemical > Ansul
2. Metal Guard Powder > Ansul
3. Foundry Flux > Dry Chemical Co. US
Titik Api mudah terbakar) 4. Pyregen G-1 Poder > Chemical Concentrate
Co. US
Yaitu suhu terendah dimana campuran uap dan udara dapat
terbakar terus menerus bila dinyalakan. Perbedaan antara titik
o
api dengan titik nyala sekitar 20-30 C lebih tinggi. = ok
= ok tetapi tidak efisien
= tidak dapat dipakai
Sumber : NFPA

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


30
Alat Pemadam Kebakaran

b. Penempatan APAR Buku Saku K3


Syarat-syarat penempatan APAR secara umum mengikuti c. Pemeriksaan, pengisian dan pengujian tabung APAR
pedoman berikut ini :
- APAR dipasang pada lokasi yang mudah dilihat, dicapai dan Pengisian Pengujian
tidak terhalang serta diberi tanda Jenis APAR Pemeriksaan (tahun) (tahun)
- APAR yang dipasang jenisnya sesuai dengan jenis potensi
kebakaran yang dapat terjadi di lokasi pemasangan Air
Asam soda A 1* 5
- Jarak antara APAR maksimum 15 meter Tabung gas A dan B 5 5
- APAR dipasang menggantung di dinding dengan alat Gas dipadatkan A 5 5
gantung/jepit atau di dalam box yang tidak dikunci
o
Busa
- APAR diletakkan pada lokasi dengan suhu maks. 49 C Kimia A 1 5
- APAR pada lokasi terbuka diberi pelindung
Tabung Gas
Cairan busa yang A dan B 2 5
dicampur dahulu
Tabung cairan A dan B 5 5
busa
Tepung kering
Tabung gas A dan B 5 5
Gas yang A 5 5
dipadatkan

Carbon Dioxide A Lihat pasal


/ CO2 15 ayat 4

A = Pemeriksaan 6 bulan sekali sesuai ketentuan pasal 12


B = Pemeriksaan 12 bulan sekali sesuai ketentuan pasal 13

Sumber : Permenaker No. Per 04/MEN/1980

Sumber : SNI 03-3987-1995

PT Krakatau Engineering
32 PT Krakatau Engineering
33
Alat Pemadam Kebakaran Buku Saku K3

Hidran Kebakaran manual


Pompa dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN
/darurat
a. Jenis Hidran
Jenis hidran berdasarkan penempatannya terbagi atas : Keseluruhan sistem hidran diuji secara berkala 3 bulan sekali
1. Hidran Gedung
2. Hidran Halaman Sumber : SNI 03-1745-1989
3. Hidran Kota
Penandaan APAR
Jenis hidran berdasarkan ukuran pipanya :
1. Hidran kelas 1 : menggunakan ukuran pipa 6,25 cm/2,5 inci 35
2. Hidran kelas 2 : menggunakan ukuran pipa 3,25 cm/1,5 inci
3. Hidran kelas 3 : menggunakan gabungan kedua pipa di atas

b. Persyaratan umum instalasi hidran (gedung dan halaman) :


1. Hidran berada dalam kotak dengan warna cat merah dan
bertuliskan hidran warna putih serta tidak terhalang oleh ALAT PEMADAM API 3
benda lainnya
2. Kopling pengeluaran air hidran gedung berukuran 2,5 inci
dan dapat digunakan unit kopling dinas pemadam 12,5
kebakaran
3. Hidran memiliki persediaan air tersendiri
4. Hidran memiliki pompa untuk memompa air dan bekerja
secara otomatis. Pompa digerakkan dengan sumber tenaga
tersendiri yang bekerja otomatis bila sumber PLN mati 7,5
5. Instalasi pipa hidran tidak boleh digabung dengan instalasi
lainnya

c. Pengujian Hidran
Instalasi Pipa
Setelah instalasi dipasang harus dilakukan pengujian Keterangan
kebocoran 1. Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah
Pengujian dilakukan dengan tekanan hidrostatik 20 kg/cm2 2. Ukuran dinyatakan dalam satuan cm
selama 4 jam terus menerus 3. Tinggi tanda 7,5 cm warna putih
Pompa 4. Ruang tulisan tinggi 3 cm warna putih
Pompa diuji untuk dapat bekerja secara otomatis dan 5. Tulisan warna merah

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


34 35
Buku Saku K3
Alat Bantu Evakuasi
Sumber Daya Listrik Darurat
Alat Bantu Evakuasi
Sumber daya listrik darurat digunakan dan bekerja secara
otomatis pada saat sumber utama/PLN mati.
Jenis Bangunan
A B C D E Lampu Darurat
Jenis EBE
Sumber Listrik Lampu ini menggunakan baterai yang siap pakai dan bertahan
Darurat X X V V V
selama minimal 60 menit. Lampu ini terbuat dari bahan yang dapat
Lampu Darurat X X V V V memantulkan cahaya dan harus dipasang pada tangga
kebakaran. Kekuatan cahaya minimal 10 lux dan berwarna kuning
Pintu Kebakaran - - V V V atau orange.
Tangga Kebakaran - - V V V
Pintu Kebakaran
Pintu Darurat dan
Tangga Kebakaran X X - - -
Tinggi, lebar, jarak antara pintu harus sesuai ketentuan. Setiap
Sistem lantai pada gedung kelas C,D,E minimal ada 2 pintu. Pintu harus
Pengendalian Asap X X V V V dapat menutup otomatis dan tahan api selama 2 jam. Pintu
- - - kebakaran harus membuka ke arah tangga pada setiap lantai
Lift Kebakaran V V
kecuali pada lantai dasar. Pada setiap pintu harus terdapat tanda
Komunikasi Darurat X X V V V atau sinyal penerangan yang bertuliskan "KELUAR".
Bukaan Penyelamat - - V V V
Tangga Kebakaran
Penunjuk Arah X X V V V
Jalan Keluar Sumur/ruang tangga gedung bertingkat lebih dari 8 lantai harus
Landasan Helikopter - - - - V tertutup dengan dinding-dinding yang tahan api minimal 2 jam.
Eskalator tidak dapat dianggap sebagai jalan keluar. Tangga tidak
boleh dipergunakan untuk menyimpan barang. Tangga kebakaran
A = Ketinggian sampai dengan 8 m atau satu lantai tidak boleh dipergunakan untuk jalan pipa atau cerobong AC.
B = Ketinggian sampai dengan 8 m atau 2 lantai
Lebar tangga kebakaran untuk penghuni kurang dari 45 orang
C = Ketinggian sampai dengan 14 m atau 4 lantai
minimum yaitu 110 cm. Lebar minimum injakan anak tangga 22,5
D = Ketinggian sampai dengan 40 m atau 8 lantai cm dan tinggi maksimum anak tangga 17,5 cm. Tangga kebakaran
E = Ketinggian lebih dari 40 m atau lebih dari 8 lantai tidak boleh berbentuk tangga puntir.
X = Harus
- = Tidak harus
V = Hanya untuk bangunan yang berfungsi sebagai
supermarket, teater/bioskop, pasar/pertokoan,
tempat ibadah dan tempat-tempat yang dihuni
lebih dari 50 orang.

Sumber : SNI 03-1746-1989

PT Krakatau Engineering
37
PT Krakatau Engineering
36
Buku Saku K3
Alat Bantu Evakuasi
Bukaan Penyelamat

Pintu Darurat dan Tangga Darurat Untuk bangunan bertingkat pada setiap lantai harus ada minimal 1
bukaan vertikal pada dinding bagian luar bertanda khusus dan
Bangunan kelas A dan B khususnya supermarket, bioskop, pasar menghadap ke tempat yang mudah dicapai oleh unit pemadam
atau pertokoan dan bangunan umum lainnya harus dipasang pintu kebakaran.
darurat dan tangga darurat.
Penunjuk Arah Jalan Keluar
Tangga service dapat dianggap sebagai tangga darurat. Pintu
darurat dan tangga darurat harus ditempatkan sedemikian rupa
Penunjuk arah jalan keluar dipasang pada semua klasifikasi
sehingga mudah dicapai dan dapat mengeluarkan semua
penghuni dalam waktu 2,5 menit. Pintu darurat minimal berjumlah bangunan. Penunjuk ini harus terpasang pada ruang koridor, di
2 pda setiap lantai. Pintu darurat harus mempunyai tanda atau atas pintu kebakaran dan tempat lain untuk evakuasi.
sinyal penerangan bertulis "KELUAR" di atasnya dan menghadap Pada ruangan yang dihuni lebih dari 10 orang harus dipasang
koridor. Pintu darurat pada lantai dasar harus membuka keluar denah evakuasi pada tempat yang mudah dilihat.
bangunan. Penunjuk arah jalan keluar harus mempunyai kuat penerangan
minimal 10 lux dan berwarna hijau serta tulisan putih. Penempatan
Sistem Pengendalian Asap
penunjuk arah jalan keluar harus mudah dilihat, jelas dan terang
dari jarak 20 m.
Bagian ruangan pada bangunan yang digunakan untuk jalur
penyelamatan harus direncanakan bebas dari asap bila terjadi Jarak antara 2 penunjuk arah jalan keluar minimal 15 m dan
kebakaran. Sistem AC sentral harus direncanakan agar dapat maksimal 20 m. Tinggi penunjuk arah jalan keluar 2 m dari lantai.
berhenti secara otomatis bila terjadi kebakaran sehingga semua
Landasan Helikopter
tangga bebas dari asap.
Lift Kebakaran Untuk jenis bangunan gedung dengan klasifikasi E harus
dipersiapkan landasan helikopter.
Lift termasuk lift makanan dan barang serta cerobong dan bukaan Sumber : SNI 03-1746-1989
lainnya harus dilindungi dengan konstruksi tahan api minimal 2
jam. Luas ventilasi asap tiap kendaraan lift minimal 0,3 m2 dan
cerobong lainnya maksimal 0,05 m2.
Telepon darurat harus dipasang minimal 1 pesawat pada tiap lantai
dan pada kendaraan lift kebakaran.
Komunikasi Darurat

Lift termasuk lift makanan dan barang serta cerobong dan bukaan
lainnya harus dilindungi dengan konstruksi tahan api minimal 2
jam. Luas ventilasi asap tiap kendaraan lift minimal 0,3 m2 dan
cerobong lainnya maksimal 0,05 m2.
Telepon darurat harus dipasang minimal 1 pesawat pada tiap lantai
dan pada kendaraan lift kebakaran.

PT Krakatau Engineering
39
PT Krakatau Engineering
38
Buku Saku K3
Alat Bantu Evakuasi Sprinkler
Detektor
Tabel Penggunaan Sprinkler untuk tiap Klasifikasi Bangunan
Pemilihan Detektor sesuai dengan Fungsi Ruangan Klasifikasi
Bangunan Tinggi/Jumlah Lantai Penggunaan Sprinkler
BT KNT/Kombinasi
A. Tinggi Ketinggian sampai Tidak diharuskan
Temp. Bertingkat dengan 8 m atau
Tetap/ ROR Kombinasi Asap Nyala Api Gas satu lantai
Fixed Temp dan
Fixed
ROR B. Bertingkat Ketinggian sampai Tidak diharuskan
Temp.
Rendah dengan 8 m atau
Dapur Ruang Perjamuan Ruang Kontrol Gudang Ruang satu lantai
Garasi Mobil Bangunan material Transforma
Restoran Ruang yang tor/diesel C. Bertingkat Ketinggian sampai Tidak diharuskan
Ruang Sidang Resepsionis mudah Rendah dengan 14 m atau
Kamar Tidur Ruang Tamu terbakar Ruang 4 lantai
Ruang Generator & Ruang Mesin yang berisi
Transformasi Ruang Lift Ruang bahan yang D. Bertingkat Ketinggian sampai Diharuskan, mulai
Laboratorium Kimia Ruang Pompa kontrol mudah
Tinggi dengan 40 m atau dari lantai 1
Studio Televisi Ruang AC instalasi menimbul 8 lantai
Tangga Koridor peralatan kan gas E. Bertingkat Ketinggian lebih dari Diharuskan, mulai
Lobby vital yang 40 lantai atau 8 lantai dari lantai 1
Aula mudah
Shaft terbakar
Aula
Shaft Tabel jumlah maksimum kepala sprinkler
Perpustakaan Jenis Bahaya Kebakaran Jumlah Kepala Sprinkler (Buah)
Ruang PABX
Gudang Ringan 300
Sedang 1000
Keterangan :
BT : Detektor bertemperatur tetap Berat 1000
KNT : Detektor berdasarkan kecepatan naiknya temperatur Sumber : DPU : 699.81.614.844
KOR : Rate of rise detektor

Sumber : SNI 03-3985-1995

PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering 41
40
Alat Bantu Evakuasi Buku Saku K3

WARNA RAMBU-RAMBU KESELAMATAN PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA


(P2K3) Serta AHLI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
(AK3)
Warna Arti Contoh

Merah Stop Larangan Tanda stop 1. Definisi


Stop darurat
Tanda larangan P2K3 yaitu badan pembantu di tempat kerja yang merupakan
wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
Biru Perintah Kewajiban untuk
memakai peralatan mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi
pelindung diri efektif dalam penerapan K3.
AK3 yaitu tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker
Kuning Peringatan terhadap Rambu tentang yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan berfungsi membatu
potensi bahaya kebakaran, bahan
kimia berbahaya pimpinan perusahaan atau pengurus untuk menyelenggarakan
dan meningkatkan usaha keselamatan kerja, higene
Hijau Keadaan aman Arah jalan keluar perusahaan dan kesehatan kerja, membantu pengawasan
Pintu darurat ditaatinya ketentuan peraturan perundangan bidang K3.
P3K
2. Pembentukan P2K3
1) Warna merah juga digunakan untuk pencegahan kebakaran Tiap tempat keja dengan kriteria tertentu wajib
dan untuk tanda peralatan pemadam kebakaran dan lokasinya membentuk P2K3
2) Warna biru disarankan sebagai warna keselamatan kerja jika
digunakan dalam bentuk lingkaran Tempat kerja tersebut
- Tempat kerja dimana mempekerjakan 100 orang atau
lebih
Panduan Warna Kontras - Tempat kerja dengan kurang dari 100 orang namun
mempunyai resiko besar (ledakan, kebakaran,
Warna Keselamatan Warna Kontrasnya keracunan dan radio aktif)
Merah Putih Perusahaan mengusulkan susunan keanggotaan P2K3
kepada pihak kantor Depnaker setempat untuk disahkan
Biru Putih
Kepala kantor Depnaker kemudian akan mengesahkan
Kuning Hitam susunan keanggotaan P2K3 atas nama Menteri Tenaga
Hijau Putih Kerja RI.

3. Susunan Keanggotaan P2K3


Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan
pekerja yang susunan keanggotaannya terdiri dari

PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering
43
42
Buku Saku K3

5. PenunjukanAK3 Perusahaan
P2K3
Personil AK3 di perusahaan dicalonkan oleh pihak
Ketua, Sekretaris danAnggota. pimpinan perusahaan bersangkutan dan mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Menteri/Kantor
Ketua P2K3 dijabat oleh pengusaha dan atau pengurus
(Permenaker No. 05/MEN/96). Depnaker setempat.
Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Permohonan diajukan dengan melengkapi syarat-syarat:
Kerja dari perusahaan yang bersangkutan. - Daftar riwayat hidup calon AK3
- Surat keterangan pengalaman kerja
4. Kegiatan P2K3 - Surat keterangan berbadan sehat
Tugas P2K3 yaitu memberikan saran dan pertimbangan - Surat pernyataan bekerja penuh di perusahaan
baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau bersangkutan
pengurus mengenai masalah K3
- Foto copy ijazah atau STTB terakhir
Fungsi P2K3 yaitu :
- Sertifikat pendidikan khusus K3 dari Depnaker atau
- Menghimpun dan mengolah data K3 di tempat kerja badan lain yang diakui oleh Depnaker RI
- Menjelaskan kepada tenaga kerja tentang : Keputusan penunjukan AK3 berlaku selama waktu 3
a. bahaya-bahaya yang ada di tempat kerjanya tahun dan dapat diperpanjang lagi
b. alat pelindung diri bagi tenaga kerja bersangkutan Keputusan penunjukan AK3 dapat dicabut bila :
c. cara dan sikap yang benar dan aman dalam bekerja - tidak memenuhi peraturan perundang-undangan
- Membantu pengusaha dan atau pengurus dalam keselamatan kerja
a. mengevakuasi cara kerja, proses dan lingkungan - pindah ke perusahaan lain
kerja - melakukan kesalahan atau kecerobohan sehingga
b. menentukan tindakan korektif menimbulkan kecelakaan
c. mengembangkan sistem pengendalian bahaya K3 - mengundurkan diri
d. mengevakuasi timbulnya kecelakaan kerja dan - meninggal dunia
tindakan perbaikannya
e. melakukan penyuluhan K3 kepada tenaga kerja Sumber :
f. melaksanakan administrasi K3 di tempat kerja UU No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Membantu pimpinan perusahaan menyusun Permenaker RI No. 04/MEN/1987 tentang Panitia
kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja untuk Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata
meningkatkan K3 di tempat kerjanya Cara PenunjukanAhli Keselamatan Kerja
Rapat P2K3 yang dilakukan minimal 1 kali dalam
sebulan. Dihadiri paling tidak separuh tambah 1
anggotanya. Dipimpin oleh ketua, namun jika
berhalangan bisa dipimpin oleh sekretaris P2K3.
P2K3 berkewajiban melaporkan kegiatannya kepada
Depnaker setempat paling lambat 3 bulan sekali. PT Krakatau Engineering
45
PT Krakatau Engineering
44
Buku Saku K3
Jamsostek Jaminan Hari Tua
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) - Jaminan hari tua dibayarkan secara sekaligus, atau berkala
atau sebagian dan berkala, kepada tenaga kerja karena :
1. telah mencapai usia 55 tahun atau
Program Jamsostek 2. cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter
Program dari Jamsostek meliputi : - Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia, jaminan hari tua
dibayarkan kepada janda atau duda atau anak yatim piatu
a. Jaminan Kecelakaan Kerja
b. Jaminan Kematian
c. Jaminan Hari Tua Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
d. Jaminan pemeliharaan kesehatan - Tenaga kerja, suami atau istri dan anak berhak memperoleh
jaminan pemeliharaan kesehatan
Jaminan Kecelakaan Kerja - Jaminan pemeliharaan kesehatan meliputi :
- Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak 1. rawat jalan tingkat pertama
menerima jaminan kecelakaan kerja 2. rawat jalan tingkat lanjutan
- Termasuk tenaga kerja dalam jaminan kecelakaan kerja 3. rawat inap
yaitu : 4. pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
1. magang dan murid baik diupah atau tidak 5. penunjang diagnostik
2. pemborong suatu pekerjaan 6. pelayanan khusus
3. narapidana yang dipekerjakan 7. pelayanan gawat darurat
- Jaminan kecelakaan kerja meliputi :
sumber : JAMSOSTEK
1. biaya pengangkutan
2. biaya pemeriksaan, pengolahan, dan/atau perawatan
3. biaya rehabilitasi
4. santunan uang
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat :


Jaminan Kematian
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus
- Tenaga kerja yang meninggal bukan akibat kecelakaan
kerja, keluarganya berhak atas jaminan kematian b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan
ikatan dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain
- Jaminan kematian meliputi : c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-
1. janda atau duda sama menyelenggarakan suatu pelayanan kesehatan
2. anak kerja.
3. orang tua
4. cucu 2. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dipimpin dan
5. kakek dan nenek dijalankan oleh seorang dokter yang disetujui oleh Direktur
6. saudara kandung dimana telah mengikuti pelatihan hygiene perusahaan
7. mertua kesehatan dan kesehatan kerja.

PT Krakatau Engineering
47
PT Krakatau Engineering
46
Jamsostek Buku Saku K3

3. Pembentukan dan cara pelayanan kesehatan kerja g. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk
tergantung kepada jumlah tenaga kerja dan tingkat bahaya kesehatan tenaga kerja
yang ada di tempat kerja. h. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau
a. Perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 500 orang penyakit akibat kerja
harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja : i. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang
berbentuk klinik mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya
dipimpin seorang dokter yang praktek tiap hari kerja j. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan
Bila pekerjaan dilaksanakan dalam beberapa shift dan kesehatan kerja kepada pengurus
tiap shift mempekerjakan lebih dari 500 orang, harus ada 3. Pelaporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
poliklinik jaga pada tiap shift. oleh perusahaan dilakukan oleh perusahaan 1 bulan sekali
b. Perusahaan dengan tenaga kerja 200 - 500 orang dan dan disampaikan kepada Kanwil Depnaker setempat yang
tingkat bahaya rendah harus menyelenggarakan meliputi :
pelayanan kesehatan kerja :
berbentuk klinik, buka tiap hari kerja (dilayani a. Kunjungan baru
paramedis) b. Kunjungan ulangan
dipimpin seorang dokter yang praktek sekali 2 hari c. Diagnosa penyakit
Bila tingkat bahayanya tinggi maka pelayanan d. Penyakit akibat kerja atau diduga akibat pekerjaan
kesehatannya sama dengan ketentuan a. e. Kecelakaan kerja
c. Perusahaan dengan tenaga kerja 100 - 200 orang dan
tingkat bahaya rendah harus menyelenggarakan Sumber :
pelayanan kesehatan kerja : Permenaker No. 01/MEN/1979 tentang Kewajiban
berbentuk klinik, buka tiap hari kerja (dilayani Latihan Hyperkes bagi Tenaga Kerja Paramedis
paramedis) Perusahaan
dipimpin seorang dokter yang praktek sekali 3 hari Permenaker No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Bila tingkat bahayanya tinggi maka pelayanan Kesehatan Kerja
kesehatannya sama dengan ketentuan a.
d. Perusahaan dengan tenaga kerja kurang dari 100 orang
dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
bersama-sama dengan pengurus perusahaan lain.
4. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja meliputi
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus
b. Pembinaan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan
terhadap tenaga kerja
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
e. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum
dan penyakit akibat kerja
f. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan
untuk petugas P3K

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


48 49
Buku Saku K3

11. Penyakit yang disebabkan oleh idem


Daftar Penyakit Akibat Kerja arsen atau persenyawaan yang
beracun
DAFTAR PENYAKIT AKIBAT KERJA 12. Penyakit yang disebabkan oleh idem
raksa atau persenyawaan yang
Tabel 3.1 Standar Daftar Penyakit Akibat Kerja beracun
yang Harus Dilaporkan 13. Penyakit yang disebabkan oleh idem
timbal atau persenyawaan yang
No. Jenis Penyakit Sifat Pekerjaan beracun
1. Pneumokoniosis yang disebabkan Semua pekerjaan yang 14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor idem
debu mineral pembentuk jaringanbertalian pemaparan atau persenyawaan yang beracun
p a ru t (silico sis, a n t ra ko lo sis t e rh a d a p p e n ye b a b 15. Penyakit yang disebabkan oleh idem
yang silikosisnya merupakan faktor yang bersangkutan karbon disulfida
u t a ma p e n ye b a b ca ca t a t a u
kematian 16. Penyakit yang disebabkan oleh idem
derifat halogen dari persenyawaan
2. P e n ya kit p a ru d a n sa lu ra n idem hidrokarbon alifatik atau aromatik
pernafasan (branko pulmoner) yang
yang beracun
disebabkan oleh debu logam keras
3. P e n ya kit p a ru d a n sa lu ra n idem 17. Penyakit yang disebabkan oleh idem
pernafasan (branko pulmoner) yang benzen at au molognya yang
beracun
disebabkan oleh debu kapas, vlas
henep dan sisal (bissinosis) 18. Penyakit yang disebabkan oleh idem
4. Asma yang diakibatkan yang idem derivat nitro dan amina dari benzena
disebabkan oleh penyebab sentisasi 19. Penyakit-penyakit yang disebabkan idem
dan zat perangsang yang dikenal oleh alkohol-alkohol atau keton
berada dalam proses pekerjaan 20. Penyakit-penyakit yang disebabkan idem
5. Aveolitis allergika yang disebabkan idem oleh gas atau uap penyebab asfiksia
faktor dari luar sebagai akibat sepert i : karbon monoksida,
penghirupan debu organik hydrogen sianida, atau derivat-
6. Penyebab yang disebabkan oleh idem derivat yang beracun, hydrogen
bercylium atau persenyawaan yang sulfida
beracun 21. K e la in a n p e n d e n g a ra n ya n gidem
7. Penyakit yang disebabkan olehidem disebabkan oleh kebisingan
kadmium atau persenyawaan yang 22. Penyakit-penyakit yang disebabkan idem
beracun oleh getaran mekanik (kelainan-
8. Penyakit yang disebabkan olehidem ke l a i n a n o t o t , u r a t , t u l a n g
fosfor atau persenyawaan yang persendian, pembuluh darah tepi)
beracun 23. Penyakit yang disebabkan oleh idem
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom idem pekerjaan dalam udara yang
atau persenyawaan yang beracun bertekanan lebih
10. Penyakit yang disebabkan olehidem
mangan atau persenyawaan yang
beracun
PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering 51
50
Daftar Penyakit Akibat Kerja Buku Saku K3

24. Penyakit-penyakit yang disebabkan idem PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS


oleh radiasi yang mengion
25. Penyakit-penyakit yang disebabkan idem
oleh penyebab-penyebab fisik,
kimiawi atau biologis yang tidak Pemeriksaan Kesehatan Khusus Dimaksudkan untuk menilai
termasuk golongan penyakit akibat adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap
kerja lainnya tenaga kerja tertentu.
26. Kanker kulit epitelioma primer yangidem
disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, atrasen atau Pemeriksaan khusus diberlakukan kepada :
p e rse n ya w a a n -p e rse n ya w a a n ,
a. tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau
produk-produk residu dari zat-zat ini
penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2
27. Kanker paru-paru atau mesotelioma idem minggu
yang disebabkan oleh asbes
28. Penyakit infeksi atau parasit yang Pekerjaan kesehatan b. tenaga kerja yang berusia diatas 40 tahun/tenaga kerja
didapat dari suatu pekerjaan dan laboratorium wanita dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang
Pekerjaan kesehatan melakukan pekerjaan tertentu
hewan c. tenaga kerja yang diduga mempunyai gangguan kesehatan
Pek er j aan y ang
b e rt a l i a n d e n g a n
d. terdapat keluhan-keluhan dari tenaga kerja atau atas
binatang, hewan mati pengamatan pengawas/penilaian bina Pusat hyperkes atau
atau barang-barang pendapat umum di masyarakat
yang mungkin telah e. terdapat kelainan dan gangguan kesehatan yang
m e n g a l a m i disebabkan akibat pekerjaan khusus
ko n t a m i n a si o l e h
hewan mati Kewajiban Perencanaan & Pelaporan Pemeriksaan Kesehatan
Pekerjaan lain yang
mengandung resiko - perusahaan wajib membuat rencana pemeriksaan
terjadinya penyakit ini kesehatan
29. Penyakit-penyakit yang disebabkan - pengurus wajib membuat laporan dan menyampaikan
oleh suhu tinggi atau suhu rendah selambat-lambatnya 2 bulan setelah pemeriksaan ke
atau panas radiasi atau kelembaban Direktur Jendral Binalindung Tenaga Kerja melalui Kanwil
udara tinggi setempat
Sumber : SNI-1723-1989E
Sumber : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. 02/MEN/1980 pasal 5

PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering


52 53
Buku Saku K3

yang terbuat dari h a r u s s e s u a i


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja bahan yang kuat peraturan yang
kedap air, tahan berlaku
PERSYARATAN KESEHATAN karat dan ringan
LINGKUNGAN KERJA - Cair Li mbah har us Idem
diolah dalam
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
PERSYARATAN i n s t a l a s i
KESEHATAN KERJA KERJA
pengolahan limbah
PERKANTORAN INDUSTRI
cair secara sendiri
Kapasitas air bersih 40I/orang/hari 60I/orang/hari at au t er pus at
(minimal) dengan kualitas
effluent sesuai
Suhu ruangan ( C) o
18 - 26 C
o
18 - 30 C
o

perundangan
Kelembaban 40% - 60% 65% - 95%
- Beracun (B3) - Penanganan
Debu (selama 8 jam) limbah B3 harus
Total 0.15mg/m 3
10 mg/m
3
sesuai dengan
Asbes bebas 5 serat/ml 5 serat/ml p e ra t u ra n
3
Silica total 50 mg/m perundangan
3 3 yang berlaku
Pertukaran udara Laju 0.283 m /menit 0.283 m /menit
ventilasi 0.15 0.25 m/detik 0.15-0.25 m/detik - Gas - Emisi gas harus
sesuai dengan
Bahan Pencemaran
3 p e ra t u ra n
(mg/m ) perundangan
- Asam Sulfida 1 28 yang berlaku
- Amoniak 17 35
- Karbon Dioksida - 9000 - Gas - Emisi gas harus
29 115 sesuai dengan
- Karbon Monoksida
5.6 30 p e ra t u ra n
- Nitrogen Dioksida perundangan
- Sulfor Dioksida 5.2 13 yang berlaku
- Air Raksa - 0.1
- Arsen - 0.5
- 25 Tingkat radiasi Emisi gas harus
- Asam Asetat  M e d a n l i s t r i k Maks 10 kV / m sesuai dengan
- Metil Alkohol - 1900
sepanjang hari kerja p e ra t u ra n
- Fenol - 19  Waktu singkat 2 jam Maks 30 kV / m perundangan
- Kadmium - 0.2  Medan magnet listrik Maks 0.5 mT yang berlaku
- Magnesium Oksida - 10 sepanjang hari kerja
- Nikel - 1  Waktu singkat 2 jam Maks 5 mT
- Timah Hitam - 0.1
- Asem Sianida - 11
Limbah T i a p k a n t o r Penampungan, PT Krakatau Engineering
- Padat dilengkapi dengan pengangk utan
55
tempat sampah dan pemusnahan

PT Krakatau Engineering
54
Buku Saku K3
Instalasi a. Instalasi listrik,pemadam kebakaran,
air bersih, air kotor, air limbah, air OBYEK PENGAWASAN
hujan, harus dapat menjamin
keamanan sesuai dengan ketentuan No. Obyek Masa Sertifikat Peraturan
teknis yang berlaku
b. Bangunan kotor yang lebih tinggi dari 1. Ketel Uap 2 Peraturan Uap 1930
10 meter atau lebih tinggi dari
bangunan lain di sekitarnya harus 2. Bejana Uap 2 Peraturan Uap 1930
dilengkapi dengan penangkal petir
3. PemanasAir 2 Peraturan Uap 1930
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Karyawan Wastafel Jamban Peturasan 4. Botol Baja 5 Per No.01 / MEN / 1982
1 - 15 1 1 1
5. Bajana Transport 5 Per No.01 / MEN / 1982
16 - 30 2 2 2
6. KetelAir Panas 5 Peraturan Uap 1930
31 - 45 3 3 3
7. Ketel Minyak 5 Peratuan Uap 1930
46 - 60 4 4 4
8. Mobil Crane 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
61 - 80 5 5 5 9. Crawler Crane 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
81 - 100 6 6 6 10. Tower Crane 2/1 Per No.05 / MEN /1985
 Setiap penambahan 100 karyawan harus ditambah 1 11. Overhead 2/1 Per No.05 / MEN /1985
wastafel, 1 jamban dan 1 peturasan Traveling Crane
 Toilet untuk karyawan wanita terpisah dengan toilet karyawan 12. Gantry Crane 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
pria
13. Ban Berjalan 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
Sumber : keputusan Menkes RI No.261 / MENKES / SKII / 1998
14. Forklift 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
15. Gondola 2/1 Per No.05 / MEN / 1985
16. Instalasi Penyalur 2 Per No.02 / MEN / 1989
17. Lift Barang & 1 Per No.03 / MEN / 1999
Orang
Cacatan : 2/1 maksudnya sertifikat pengujian pertama berlaku
2 tahun dan selanjutnya pengujian dilakukan setiap
tahun

PT Krakatau Engineering
56 PT Krakatau Engineering
57
Buku Saku K3

KESELAMATAN DI LIFT
Instalasi Penyalur Petir
Uraian Keterangan
INSTALASI PENYALUR PETIR Klasifikasi Lift :
Su mb e r t e n a g aLift listrik,hidrolik & mesin bertali
Uraian Keterangan Penggunaan Lift penumpang,barang dan servis
Ÿ K l a s i f i k a s i - Penyalur Petir Instalasi/pemasa- - Mendapat ijin tertulis dari direktur / pejabat
instalasi petir - Penyalur Petir Isotop n g a n l i f t , yang ditunjuk
Ÿ Bangunan yang - Gedung tinggi/bangunan (manara-silo, p e m a k a i a n & - Melampirkan penjelasan rencana teknis
m e n g g u n a ka n gereja) perubahan teknis (mesin, peralatan, pengamanan, denah, dll)
penyalur petir - Gedung dengan atap dari bahan yang - Pemasangan oleh orang berkompeten
mudah terbaka Kapasitas angkut - Kapasitas ditentukan berdasarkan kapasitas
- Gedung untuk menyimpan bahan yang lift angkut ( kg ) dibagi 65
mudah meledak/terbakar - Kapasitas angkut harus tertulis dalam
- Gedung untuk kepentingan umum (hotel, sangkar
RS, sekolah, pasar, dll)
K a b e l p e n a ri k - Rantai tidak boleh digunakan sebagai kabel
Ÿ Pe n e rima (a ir - Penerima memiliki tinggi minimal 15cm dari sangkar penarik sangar
terminal) sekitarnya - Kabel terbuat dari baja & mampu menahan
Ÿ P e n g h a n t a r - Harus dipasang disekitar bangunan/ sisinya beban minimum 12 x kapasitas angkut
penurunan sehingga merupakan sangkar bangunan - Diameter baja minimal 12 mm ( kec lift servis )
- Ja ra k a n t a r p e me g a n g p e n g h a n t a r Sangkar lift - Harus dilengkapi dengan pintu darurat
penurunan min 1,5 meter - Tinggi sangkar tidak boleh kurang dari 2
- Jarak penghantar penurunan dengan atap meter
bahan yang dapat terbakar minimal 15cm - Harus ada lampu darurat dengan sumber
- Dilarang memasang didalam atap bangunan tenaga sumber lain
- M in im a l m e m p u n ya i 2 p e n g h a n t a r - Harus dilengkapi dengan rem pengaman
penurunan - Dilengkapi dengan peralatan tanda bahaya
Ÿ P e m b u m ia n / - Dapat digunakan : Tulang-tulang baja, pipa- seperti : bel listrik,telepon darurat dan
Elektroda Bumi pipa logam dll, pipa-pipa atau penghantar instruksi keadaan darurat
lingkar, pelat logam dll Pengujian - H a ru s d ila ku ka n p e n g u jia n se t e la h
- Harus dipasang mencapai air dalam bumi pemasangan, perubahan / perbaikan
- Panjang suatu elektroda bumi tegak minimal
sebelum digunakan
4 meter
- Elektroda bumi mendatang harus ditanam Sumber : Permenaker 05 / MEN / 1978
minimal 50 cm di dalam tanah
Ÿ Pemeriksaan & - I n st a la si h a ru s d ip e riksa se b e lu m
Pengujian penyerahan
- Setelah ada perubahan / perbaikan
- Secara barkala 2 tahun sekali
- Setelah ada kerusakan
Sumber : Permenaker 02 / MEN / 1989
PT Krakatau Engineering
59
PT Krakatau Engineering
58
Pelabelan Botol Baja / Tabung Gas
Buku Saku K3
PELABELAN BOTOL BAJA / TABUNG GAS
PELABELAN BOTOL BAJA / TABUNG GAS
Kelompok Gas Contoh Gas Warna Tabung
G a s y a n g N i t r o g e n , Abu-abu Katagori Resiko Jumlah Pekerja Petugas P3K
m e n y e b a b k a n Karbondi ok s i da, Resiko Rendah < 50 pekerja diantara Orang yang ditunjuk
tercekik / kurang zat argon, Helium, fluro Toko, Kantor / Office, 50 dan 200 pekerja paling sedikit 1 orang,
asam (asphyxian carbon perpustakaan >200 pekerja paling tidak 1 orang
gases) untuk 200 pekerja
Resiko Menengah < 20 pekerja diantara Orang yang ditunjuk
G a s m u d a h Hidrogen,asetilen,g Merah, kecuali LPG Te k n i k r i n g a n , 20 dan 100 orang paling sedikit 1 orang
terbakar dan atau as-gas hidrokarbon warna biru gudang / warehouse, pekerja sedikitnya 1 orang
m e l e d a k (methane, propane, Proses makanan > 100 pekerja untuk 100 pekerja
( f l a m m a b l e o r dll)
Resiko Tinggi < 5 pekerja diantara 5 Orang yang ditunjuk
explosive gases ) I n d u s t r i b e r a t , dan 50 pekerja paling sedikit 1 orang
G a s b e r a c u n Arsine, cyanogens, Kuning Tua I n d u s t r i k i m i a , > 50 pekerja untuk 50 pekerja
(poisonous gases) HCN, phosgene, slaughter houses Sedikitnya 1 orang
petugas P3K telah
pestisida, nitrogen
dilatih untuk kondisi
dioksida darurat
Gas meny engat Amoniak, Chlor, Kuning Muda Sumber : HSE ( First Aid ) ISBN 0-7176-0426-8
(corrosive gases) Sulfur Dioksida,
Methyl Bromida
Tabel Jenis Kotak P3K dan Jenisnya
Gas Pengoksida Oksigen Biru Tempat Kerja Tempat Kerja Tempat kerja
(Oxidizing Gases) Jumlah dengan Sedikit dengan ada dengan Banyak
Tenaga
Kemungkinan Kemungkinan Kemungkinan
Gas campuran Campuran CO dan Sesuai gas yang Kerja Terjadi Kecelakaan Terjadi Kecelakaan Terjadi Kecelakaan
Argon dicampurkan
0 s/d 25 Peti P3K Peti P3K Peti P3K
G a s u n t u k Oksigen, helium Putih bentuk II bentuk I/II bentuk II
k e p e r l u a n choloropane
25 s/d 100 I II III
kesehatan
Sumber :Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI SE.06/MEN/1990 100 s/d 500 II III III + peti Dokter
Tentang Pewarnaan Botol Baja / Tabung gas bertekanan > 500 II setiap III + peti Dokter III Setiap 500
500 Tenaga Setiap 500 tenaga Kerja
Kerja Tenaga Kerja + Peti Dokter

PT Krakatau Engineering
60 PT Krakatau Engineering
61
Buku Saku K3

Norit Boor Zallf


Pelabelan Botol Baja / Tabung Gas Obat anti alergi Sofratulle
Soda kue,garam dapur Larutan Rivanol 1 / 10 500 cc
Daftar Isi Peti P3K menurut bentuknya masing-masing Merculcochorm Amoniak cair 25% 100 cc
harus berisikan : Obat tetes mata

a. Peti P3K bentuk I berisi : c. Peti P3K bentik III berisi :


10 gram kapas putih 10 buah plaster cepat
300 gram kapas putih 20 buah plaster cepat
1 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm(mis tensoplast, dll)
300 gram kapas gemuk (mis tensoplast, dll)
1 rol pembalut gulung lebar 5 cm 1 buah gunting
1 pembalut segitiga ( mitella ) 1 buku catatan 6 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm 1 rol plaster lebar 2,5 cm 3 bidal
8 rol pembalut gulung lebar 5 cm 1 gunting pembalut, sepotong sabun
1 pembalut cepat steril/snelverband1 buku pedoman
2 rol pembalut gulung lebar 10 cm 2 doos kertas pembersih
10 buah kasa steril ukuran 5 x 5 cm1 daftar isi peti
4 pembalut segitiga (mitella) (cleaning tissue)
1 rol plaster lebar 2,5 cm
20 buah kasa steril ukuran 5x5 cm 1 pinset
40 buah kasa stril ukuran 7,5 x 7,5 cm 1 lampu senter
Obat-obatan untuk peti P3K bentuk I 1 rol plaster lebar 1 cm 1 buku catatan
1 buku pedoman P3K
Obat pelawan rasa sakit Obat merah 1 daftar isi peti
(mis antalgin, acetosal, dll) Soda kue
Obat sakit perut Obat tetes mata
(mis paverin, enterovioform, dll) Obat Gosok Obat-obatan untuk peti bentuk III sama dengan obat-obatan
Norit untuk peti P3K bentuk II
Obat anti alergi d. Peti Khusus Dokter berisi :
1 set alat-alat minor surgery lengkap3 ampul pethridine injectie
b. Peti P3K bentuk II berisi : 1 botol alcohol 70% isi 100 cc 2 flakon antihistamin injectie
50 gram kapas putih 1 bidal 1 botol aquadest isi 100 cc 2 flakon anti panas injectie
100 gram kapas gemuk 1 gunting pembalut 1 botol betadine solution 60 cc 5 ampul adrenalin injectie
3 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm sepotong sabun 1 botol Lysol isi 100 cc 1 flakon cartison injectie
2 rol pembalut gulung lebar 5 cm 1 doos kertas pembersih 5 spirit injection diskosable 2½ cc 2 ampul cardizol injectie
2 rol pembalut gulung lebar 7,5 cm (cleansing tissue) 5 spirit injection diskosable 5 cc 2 ampul aminophyline injectie
2 pembalut segitiga (mitella) 1 pinset 20 lidi kapas 10 sulfas atropine injectie 0.25 g
2 pembalut cepat steril (snelverband) 1 lampu senter 2 flakon procain injection ½ % 100 cc10 sulfas atropine injectie 0.5 g
10 buah kasa steril ukuran 5 x 5 cm 1 buah catatan 1 flakon ATS injection isi 100 cc 5 ampul anti spascodik injectie
10 buah kasa steril ukuran 7,5 x 7,5 cm 1 buku pedoman P3K (disimpan ditempat sejuk) 2 handuk
1 rol plaster lebar 1 cm 1 daftar isi peti 5 flakon P.S.4: ½ atau 4:1 1 tempat cuci tangan
20 buah plaster lebar 1 cm atau PP injectie 1 mangkok bengkok
20 buah plaster cepat (mis tensoplast) Ampul morphie injectie 1 buku catatan
Ampul morphie injectie 1 buku pedoman P3K
1 daftar isi
Obat-obatan untuk peti P3K bentuk I
Sumber : SNI 19-3994-1995
Obat pelawan rasa sakit Obat gosok
(mis antalgin, acetosal, dll) Salep anti histamimka
Obat sakit perut Salep sulfa atau S.A powder
(mis paverin, enterovioform, dll) PT Krakatau Engineering
63
PT Krakatau Engineering
62
Tempat Kebakaran Berdasarkan Klasifikasi Potensi Kebakaran
Buku Saku K3
Daftar Jenis Tempat Kebakaran Berdasarkan Klasifikasi
Potensi Bahaya kebakaran Bahaya kebakaran sedang 3 - Ruang pameran
Tempat kerja yang mempunyai - Pabrik permadani
jumlah dan kemudahan terbakar - Pabrik makanan
Klasifikasi Jenis Tempat Kerja tinggi, dan apabila terjadi - Pabrik sikat
Bahan Kebakaran R ingan - Tempat ibadah kebakaran melepaskan panas - Pabrik ban
Tempat kerja yang mempunyai - Gedung/ruang perkantoran tinggi,sehingga menjalarnya api - Pabrik karung
jumlah dan kemudian terbakar - Gedung/ruang pendidikan cepat - Bengkel mobil
rendah, dan apabila terjadi - Gedung/ruang perumahan - Pabrik sabun
kebakaran melepaskan panas - Gedung/ruang perawatan - Pabrik tembakau
- Pabrik lilin
rendah, sehingga menjalarnya - Gedung/ruang restoran
api lambat - Gedung/ruang perpustakaan - Studio dan pemancar
- Gedung/ruang perhotelan - Pabrik barang plastik
- Gedung/ruang lembaga - Pergudangan
- Gedung/ruang rumah sakit - Pabrik pesawat terbang
- Gedung/ruang museum - Pertokoan dengan pramuniaga
- Gedung/ruang penjara lebih dari 50 orang
- P enggergaj i an dan
Bahaya kebakaran sedang I - Tempat parkir pengolahan kayu
tempat kerja yang mempunyai - Pabrik elektronika - Pabrik makanan kering dan
jumlah dan kemudahan terbakar - Pabrik Roti bahan tepung
sedang, menimbun bahan - Pabrik barang gelas - Pabrik minyak nabati
dengan tinggi tidak lebih dari 2,5- Pabrik minuman - Pabrik tepung terigu
meter dan apabila terjadi - Pabrik permata - Pabrik pakaian
kebakaran melepaskan panas - Pabrik pengalengan
sedang, sehingga menjalarnya - Binatu Ba h a ya ke b a ka ra n b e ra t - Pabrik kembang api
api sedang - Pabrik susu Tempat kerja yang mempunyai - Pabrik korek api
jumlah dan kemudahan terbakar - Pabrik cat
Bahaya kebakaran sedang 2 - Pabrik barang keramik t i n g g i , m e n yi m p a n b a h a n - Pabrik bahan peledak
Tempat kerja yang mempunyai - Pabrik tembakau cair,serat atau bahan lainnya - Pemintalan benang atau kain
jumlah dan kemudahan terbakar - Pengolahan logam dan apabila terjadi kebakaran - Penggergajian kayu atau
se d a n g , m e n im b u n b a h a n - Penyulingan a p in n ya ce p a t m e m b e sa r p e n y e l e s a i a n n y a
dengan tinggi lebih dari 4 - Pabrik barang kelontong
dengan melepaskan panas menggunakan bahan mudah
m e t e r, d a n a p a b ila t e rja d-i Pabrik barang kulit tinggi,sehingga menjalarnya terbakar
k ebak aran s ehi ngga- Pabrik tekstil cepat - Studio film dan televisi
menjalarnya api sedang - Perakitan kendaraan bermotor - Pabrik karet buatan
- Pabrik kimia (bahan kimia - Hangar pesawat buatan
dengan kemudahan terbakar
- Penyulingan minyak bumi
sedang) - Pabrik karet busa dan plastik
- Per tokoan dengan busa
pramuniaga kurang 50 orang
Sumber : Permenaker No.186 tahun 1999

PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering
64
65
Buku Saku K3

Pelabelan Botol Baja / Tabung Gas


C. UAP DANBEJANA TEKAN
1. UU uap 1930 dan peraturan uap tahun 1930
2. Permenaker RI No.Per.01 / MEN / 1982 tentang bejana
PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.1 TAHUN 1970
tekan
3. Permenaker RI No.Per.02 / MEN / 1982 tentang
A. MEKANIK DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
klasifikasi juru las
1. Permenaker RI No.Per.01 / MEN / 1978 tentang K3 dalam 4. Permenaker RI No.Per.01 / MEN / 1988 tentang
penebangan dan pengangkutan kayu klasifikasi & syarat-syarat operator pesawat uap
2. Permenaker RI No.01 / MEN / 1980 tentang K3 pada
konstruksi bagunan
D. KESEHATANDANLINGKUNGANKERJA
3. Permenaker RI No.Per.04 / MEN / 1985 tentang pesawat 1. PP RI No.7 thn 1973 tentang pengawasan atas
tenaga dan produksi
4. Permenaker RI No.Per.05 / MEN /1985 tentang pesawat peredaran,penyimpanan dan penggunaan pestisida
angkat dan angkut 2. Permenaker RI No.Per.01 / MEN /1976 tentang wajib
5. Keputusan bersama Menaker & Men.PU No.174 / MEN / latihan Hyperkes bagi paramedic perusa haan
1986,No.104 / KPTS / 1986 tentang K3 pada tempat 3. Permenaker RI.No.Per.01 / MEN / 1979 tentang
kegiatan konstruksi kewajiban latihan Hyperkes bagi paramedic
6. Permenaker RI No.Per.01 / MEN / 1989 tentang klasifikasi & perusahaan
syarat-syarat op erator keran angkat 4. Permenaker RI.No.Per.01 / MEN /1980 tentang
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
B. LISTRIK DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN penyelenggaraan keselamatan kerja
1. Permenaker RI No.Per.04 / MEN / 1980 tentang syarat- 5. Permenaker RI.No.01 / MEN / 1981 tentang kewajiban
syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR. melapor penyakit akibat kerja.
2. Permenaker RI No.Per.02 / MEN / 1983 tentang instalasi 6. Permenaker RI.no.Per.03 / MEN / 1982 tentang
alarm kebakaran automatic pelayanan kesehatan tenaga kerja
3. Permenaker RI No.Per.04 / MEN / 1988 tentang berlakunya 7. Kepmen.No..Kep.51 / MEN / 1999 tentang NAB faktor
SNI No.SNI-225-1987 mengenai PUIL 1987 di tempat keja fisika di tempat kerja
4. Permenaker RI No.Per.02 / MEN / 1989 tentang pengawasan 8. Kepmen No.Kep.187 / MEN / 1999 tentang
instalasi penyalur petir
5. Instruksi Menaker RI No.Ins.11 / M / BW / 19997 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja
pengawasan khusus K3 penanggulangan kebakaran
6. Permenaker RI No.Per.03 / MEN / 1999 tentang syarat- E. SEKTORPERTAMBANGAN
syarat K3 lift untuk pengangkutan orang dan barang 1. PP No.19 thn 1973 tentang pengaturan dan
7. Kepmenaker No.KEP.186 / MEN / 1999 tentang pengawasan keselamatan kerja di bidang
penanggulangan kebakaran ditempat kerja pertambangan
8. Kep.Dirjen Binawas No.KEP.407 / BW / 1999 tentang 2. PP No.11 thn 1979 tentang keselamatan kerja pada
penunjukan, hak dan kewajiban teknisi lift pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi
3. Keputusan Menteri pertambangan dan energi
No.555.K / 26 / M.P.E / 1995,tentang keselamatan dan
kesehatan kerja di pertambangan umum.

PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering 67
66
Lock Out & Tag Out

F. UMUM
1. Permenaker RI No.Per.03 / MEN / 1978 tentang
penunjukkan dan wewenang serta kewajiban pegawai
pengawas K3 dan ahli K3
2. Permenaker RI No.Per.04 / MEN / 1987 tentang P2K3
serta tata cara penunjukkan ahli K3
3. Permenaker RI.No.Per.02 / MEN / 19992 tentang tata
cara penunjukkan kewajiban dan wewenang ahli K3
4. Permenaker RI.No.Per.04 / MEN / 1995 tentang
perusahaan jasa K3
5. Permenaker RI No.Per.05 / MEN / 1996 tentang sistem
manajemen K3
6. Kepmenaker No.Kep-103 / MEN / 1997 tentang
penunjukkan PT Sucofindo ( persero ) sebagai badan
audit SMK3
7. Permenaker RI No.Per.03 / MEN / 1998 tentang tata
cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan

LOCK OUT & TAG OUT

Tujuan
Untuk memastikan keselamatan personil yang bekerja atau
berada di dekat peralatan yang sedang dalam proses
perawatan,perbaikan,penambahan atau perubahan.
Memastikan bahwa peralatan dan mesin yang sedang dalam
perawatan ,perbaikan,penambahan atau perubahan tidak boleh
dioperasikan sebelum benar-benar aman dan tidak
membahayakan bagi pegawai.

DEFINISI
1. Personil yang berwenang :
Personil yang memiliki kewenangan dalam melakukan lock
out dan tag out pada mesin atau peralatan lainnya dalam
rangka perbaikan / pemeliharaan pada mesin atau peralatan
tersebut. Juga berwenang menyetujui secara tertulis untuk

PT Krakatau Engineering
68
Buku Saku K3 Lock Out & Tag Out
melakukan pemeriksaan dan memberikan ijin yang lainnya bukan merupakan alat pemisah energi.
berkaitan dengan prosedur lock out dan tag out.
Kapan Lock Out dan Tag Out digunakan
2. Loct out dan tag out ( LOTO )
Lock out mematikan saklar,memutuskan arus,mematikan 1. Saat melakukan kegiatan perawatan, perbaikan,
valve atau mengisolasi mekanisme energi dengan penambahan atau perubahan pada setiap mesin atau
menempatkan alat pemisah energi dalam posisi tidak aktif peralatan,dimana kemungkinan pekerja dapat terluka
(off) serta aman. Lock out ini dapat berupa sebuah gembok karena :
yang dipasang, sehingga peralatan / mesin tersebut tidak
dapat di gerakkan. a. Peralatan dan mesin dapat bekarja ( start up ) secara tidak
Tag out tanda peringatan yang digantungkan di peralatan terduga
dan mesin yang sedang di LOTO, yang berisi peringatan b. Terlepasnya energi yang tersimpan dari mesin dan
agar mesin / peralatan tidak dioperasikan. peralatan
Pemasangan “ Lock out “ dan “ Tag out “ pada alat pemisah
energi adalah untuk memastikan bahwa alat dan 2. Didalam dua situasi yang sangat memerlukan lock out dan
perlengkapan yang dikendalikan tidak dapat dioperasikan tag out yaitu :
sampai alat lock out tag out dilepaskan.
a. Saat melepas atau membuat “ by pass “ alat pelindung
3. Sumber energi : bagian mesin atau alat keselamatan lainnya
Setiap sumber energi listrik, mekanik, hidrolik, pneumatic, b. Saat pekerja harus memasang atau menempatkan suatu
kimia, panas, gravitasi atau bentuk energi lain. Dalam bagian mesin dimana anggota badan pekerja dapat
pengertian ini, semua bentuk energi tersimpan ( akumulator, tersentuh bagian mesin yang bergerak
pegas, dll ) termasuk sumber energi.
Pengguna Sistem Lock Out &Tag Out
4. Alat pengendali energi :
Sebuah alat mekanik yang secara fisik mencegah transmisi 1. Umum
atau lepasnya energi yang tidak dapat dikunci dengan a. Memasanng “ lock out “ hanya dapat dilakukan oleh
mudah pada posisi tidak berenergi. Contohnya spring pekerja yang telah terlatih dan berwenang
blocks, penyangga berat, equipment brakes dan blank b. Sebelum lock out dan tag out dipasang,semua pekerja
flanges. yang terlibat dalam area itu harus diberitahu

5. Alat pemisah energi : 2. Persiapan Penghentian Operasi


Sebuah alat mekanik yang secara fisik mencegah transmisi Sebelum mematikan peralatan dan mesin dalam rangka lock
atau lepasnya energi yang dapat dikunci pada posisi tidak out dan tag out maka harus diketahui tipe dan besarnya
berenergi. Contohnya Circuit breakers,disconnect switch energi yang digunakan, bahaya yang mungkin timbul serta
dan valve. Catatan : push buttons,selector,switches,dan cara mengontrolnya.
alat-alat jenis rangkaian pengendalian titik opersi normal
3. Menghentikan peralatan
a. Matikan sistem dengan menggunakan pengontrol operasi
PT Krakatau Engineering ( tombol-tombol off )
69
PT Krakatau Engineering
70
Buku Saku K3

b. Ikut semua prosedur yang berlaku Lampiran - 1

4. MengLOTO Mesin dan peralatan LAMPIRAN-1


Pergunakan peralatan LOTO yang sesuai dengan alat /
mesin yang akan di LOTO Arti Pelabean Sistem Angka dan Warna
5. Penggunan Perlengkapan Lock Out dan Tag Out
Sesuai dengan standar NFPA 704 3
a. Hanya perlengkapan LOTO yang disediakan perusahaan
yang boleh digunakan. Perlengkapan ini tidak boleh W
digunakan untuk keperluan yang lain NFPA Hazard Rating Index : Flammability
b. Bilaman rangkaian gembok ( lock out ) digunakan pada ( Red )
suatu peralatan, maka setiap mekanik yang bekerja 4 - Materials which will rapidly or completely vaporize at
ditempat itu harus ikut memasang gembok pribadinya atmospheric pressure and normal ambient temperature or
masing-masing. which are readily dispersed in air, and which will burn readily
c. Penandaan “ tag out”, dipasangkan / pegunci tersebut. this degree should include :
Isilah keterangan dengan lengkap dan benar pada Gasses
penandaan yang dipasang.
Cryogenic material
6. Pemeriksaan Terhadap Peralatan yang diLOTO Any liquid or gaseous material which is a liquid while under
a. Yakinkan bahwa daerah yang berbahya telah bebas dari pressure and have a flash point below 100 F ( 37.8C ) (
para pekerja. Class I A flammable liquids )
b. Teliti dan pastikan bahwa switch utama pemutus arus Materials which on account of their physical fo rm or
(power) tidak dapat digerakkan ke posisis “ on “. environmental conditions can form explosive mixtures
with air and which are readily dispersed in air, such as
dusts of combustible solid and mists of flammable or
Melepas Lock-Out dan Tag Out
combustible liquid droplets.
1. Pastikan bahwa mesin atau peralatan yang diperbaiki telah
siap dan aman untuk dioperasikan kembali 3 - Liquids and solids that can be ignited under almost all
ambient temperature condition. Material in this degree
a. Singkirkan semua tools dari daerah kerja produce hazardous atmospheres with air under almost all
b. Pastikan semua sistem telah terpasang kembali ambient temperatures or, though unaffected by ambient
temperatures, are readily ignited under almost all conditions.
2. Peralatan lock-out dan tag-out hanya dapat dilepas oleh This degree should include :
petugas atau pekerja yang semula ditugaskan memasang
peralatan tersebut. Dan supervisor ikut menyaksikan dan / Liquids having a flash point below 73 F ( 22.8 C) and
atau melepas gembok ( lock-out ) yang terakhir. having a boiling point at or above 100 F ( 37.8C) and those
liquids having a flash point at or above 73 ( 22.8C ) and
below 100 ( 37.8C ). ( Class IB and class IC flammable
liquids)
Liquids having a flash pont below73F ( 22.8C) and having
a boiling point at or above 100F ( 37.8C ) and those liquids
PT Krakatau Engineering having a flash point at or above 73F ( 22.8C ) and below
71
PT Krakatau Engineering
1
Buku Saku K3 Lampiran - 1

100F ( 37.8C) ( Class IB and ICflammable liquids ); NFPAHazard Rating Index : reactivity
( Yellow )
Solid materials in the form of corse dusts which may
burn rapidly but which are generally do not form explosive
atmospheres with air. 3
Solid materials in the form of coarse dusts which may
burn rapidly but which are generally do not form exclusive W
atmospheres with air.
Solid materials in a fibrous or shredded form which may
burn rapidly and create flash fire hazard, such as
cotton, sisal and hamp;
4 - Materials which in themselves are readily capable of
Materials which ignite spontaneously when exposed to detonation or of exclusive decomposition or exclusive
air. reaction at normal temperatures. This degree should include
2 - Material that must by moderately heated or exposed to materials which are sensitive to mechanical or localized
relatively high ambient temperatures before ignition can thermal shock at normal temperatures and pressures.
accur. Material in this degree would not under normal 3 - Materials which in themselves are capable of detonation or of
condition form hazardous atmospheres with air, but under explosive reaction but which require a strong initiating
release vapor in sufficient quantities to produce hazardous source or which must be heated under confinement before
atmospheres with air. This degree should include : initiation. This degree should include material which are
sensitive to thermal or mechanical shock at explosively with
Liquid having a flash point above 100F ( 37.8C ,but not water without requiring heat or confinement.
o
exceeding 200F ( 93.4 F) 2 - Material which in themselves are normally unstable and
Solids and semisolids which readily give of flammable readily undergo violent chemical change materials which
vapors. can undergo chemical change with rapid release of energy at
1 - Material that must preheated before ignition can accur. normal temperatures and pressure or which can undergo
Materials in this degree require considerable violent chemical change at elevated temperatures and
pressure. It should also include those materials which may
preheating, under all ambient temperature condit ion, before react violently with water or which may for potentially
ignition and combustion can accur. This degree should explosive mixtures with water.
include :
1 - Materials which water in themselves are normally stable, but
Material which will burn in air when exposed to a which can become unstable at elevated temperatures and
o
temperature of 1500F ( 815.5 C) for a period of 5 minutes pressures or which may react with water with water with
of less; some release of energy but not violently.
Liquid , solid, and semisolids having a flash point above 0 - Materials which in themselves are normally stable, even
o
200F ( 93.4 C) under fire exposure condition, and which are not reactive
with water.
This degree includes most ordinary combustible
materials.
0 - Material that will not burn. This degree should include any
PT Krakatau Engineering
material which will not burn in air when exposed to a
3
temperature of 1500F ( 815.5C) for aperiod of 5 minutes.
PT Krakatau Engineering
2
Buku Saku K3

Hazard Rating Index : Special Notice ( White )

The fourt, white, field of the hazard signal 3


can have Variable content, depending on
who prepared the signal. The 1990 edition W
of the National Fire Codes ( section 704,
chapter 5 ) specifies only two Symbols.
Additional symbols are commonly
Included. The field may also be left blank if no Special hazards
are present.

OX
Denotes materials that are oxidizing agent. These
compounds give up oxygen easily, remove hydrogen from
other compounds, or attract negative electrons. In other
words, these materials might burn or explode when mixed
with other compound. (Example : ammonium nitrate, the
fertilizer used in Oklahoma City bomb)

W
Denotes materials that are water- reactive. This
compound undergo rapid energy releases on contact with
water. In other words, these material might burn or
explode upon contact with water ( Example : magnesium
metal )

Denotes materials that are radioactive.

Sumber : Disadur dari http://www.atsdr.cdc.gov

PT Krakatau Engineering
4
Lampiran - 1

LAMPIRAN2 Buku Saku K3

Kelas III Bahan Cair Mudah Terbakar


Pelabelan Bahan Berbahaya dan Beracun ( Dangerous Goods )
Sesuai ketentuan dari DOT( Departement of Transportasi USA )

Kelas I Bahan Ekspolif

FLAMMABLE
EXPLOSIVE 3

Kelas IV Bahan Lain yang Mudah Terbakar (padatan, dll)

Kelas II Bahan Gas

SPONTANEOUSLY

FLAMMABLE NON FLAMMABLE


GAS GAS

Kelas V Bahan Oksidator dan Organik Peroksida

POISON
GAS
OXIDIZER ORGANICPEROXIDE
2

5.1 5.2

PT Krakatau Engineering
5
PT Krakatau Engineering
6
Lampiran - 2

Kelas VI Bahan Beracun dan Menyebabkan Infeksi

P O IS O N
6

Kelas VII Bahan radioaktif Kelas VIII Bahan Korosif

RADIOACTIVE
7

Kelas IX Bahan Lain-lain (dry ice, asbestos,


environmental hazard, etc)

PT Krakatau Engineering
7
Buku Saku K3 Lampiran - 2

EXIT Emergency
DANGER Stop
Slippery Surface
7 8
1 2

Keep
gangway
clear
Wear Face
Shield
9 10
3 4

Report
leave basin
Dry clean
riser
First Aid
DANGER
Fork lift
Box truck 12
11

5 6 PT Krakatau Engineering
9
PT Krakatau Engineering
8
Buku Saku K3 Lampiran - 2

Fire door
keep shut
Wear hearing
protection
13 16
19 22

Fire escape
keep clear

Wear
boots
14 17
20 23

Eye protection
must be worn Wear
helmet
10 18
21 24
PT Krakatau Engineering
10
PT Krakatau Engineering
11
Buku Saku K3

EMERGENCY
Smoking
area
EXIT
25 28

FIRE EXIT
KEEP CLEAR
26

Fire extinguisher
keep clear

29
27

PT Krakatau Engineering
12
Lampiran - 2
Buku Saku K3

Permit to work
must be
abstained
Sound
30 33 horn
36 39

Your fire
Fire assembly
point is
Alarm
No admittance
No authorised
Smoking personnel only
31 34
37 40

Wet
riser Keep shut
when not
in use
Guards must
be in position
before starting
32 35
38 41
PT Krakatau Engineering PT Krakatau Engineering
13 14
Lampiran - 2

DANGER DANGER
Asbestos
42 44

DANGER
Overhead Wear
Crane gloves
43 45

PT Krakatau Engineering
15

Anda mungkin juga menyukai