Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DORKAS LIOBA BELA AMMA

NIM : 017751438

1. Sistem ekonomi kapitalis muncul pada abad ke- 17 ketika dominasi gereja di Eropa
mulai runtuh. Dominasi gereja, yang mendoktrinkan kepentingan gereja di atas segala
kepentingan, diruntuhkan oleh pandangan yang menekankan pada liberalisme,
individualisme, rasionalisme atau intelektulisme, materialisme, dan humanisme.
Pemikiran – pemikiran tersebut menjadi dasar Sistem Ekonomi Kapitalis. Pemikiran
liberalisme meletakkan kebebasan individu sebagai hal yang paling utama.
Rasionalisme mengajarkan bahwa peranan rasio (pikiran) lebih penting daripada
perasaan. Materialisme adalah paham yang menyatakan bahwa hakikat kebenaran
adalah sesuatu yang dapat dibuktikan secara empiris, yaitu diraba, didengar, dan dirasa.
Sementara itu humanisme adalah paham yang menyatakan bahwa bagi manusia yang
penting adalah kehidupan di dunia ini, hidup sesudahnya diluar jangkauan manusia
sehingga tidak perlu dipikirkan (Hudiyanto, 2002).
Jika sebelumnya gereja dengan doktrin – doktrinnya menghalang – halangi Umat
Kristen untuk mengumpulkan kekayaan karena kekayaan sepenuhnya milik gereja,
maka setelah keruntuhannya masyarakat Eropa pada zaman itu mulai benar – benar
memikirkan penimbunan kekayaan. Pada saat yang sama terjadi perubahan fokus
mendapatkan kekayaan. Jika sebelumnya mereka sangat tergantung dengan
perdagangan maka setlah kemunculan penemuan teknologi baru seperti mesin uap,
mereka beralih pada industri. Modal yang semula dialokasikan pada perdagangan
dialihkan pada pembangunan industri. Pada masa itulah muncul Adam Smith (1776)
yang menjadi peletak ideologi kapitalisme.
2. Konsep sistem ekonomi Pancasila mulai dikembangkan lebih serius sejak Seminar
Nasional di Universitas Gajah Mada tahun 1980. Pada waktu itu ekonomi Pancasila
tidak sekedar dimaknai sebagai sebuah sistem ekonomi, seperti konsep sistem ekonomi
– nya Emil Salim (1966), melainkan mulai digagas sebagai sebuah ilmu ekonomi
(alternatif). Ekonomi Pancasila yang dikembangkan oleh pakar – pakar ekonomi
(terutama dari UGM) pada waktu itu merupakan refleksi kritis terhadap sistem dan ilmu
ekonomi yang “keliru”, serta mulai menyimpang dari jati diri dan realitas sosial
ekonomi bangsa (rakyat) Indonesia. Sistem ekonomi Pancasila digali berdasar
pemikiran bahwa sistem ekonomi sangat terkait dengan ideologi,sistem nilai dan sosial
budaya (kelembagaan) masyarakat dimana sistem itu dikembangkan. Mubyarto
menyatakan dengan jelas bahwa ekonomi Pancasila merupakan sistem ekonomi yang
khas Indonesia, yang digali dan dikembangkan berdasar kehidupan ekonomi riil rakyat
Indonesia. Ekonomi Pancasila berpijak pada kombinasi antara gagasan – gagasan
normatif dan fakta – fakta empirik yang telah dirumuskan oleh founding fathers bangsa
dalam wujud sila – sila dalam Pancasila, pembukaan UUD 1945, dan pasal – pasal
(ekonomi) UUD 1945 (asli), yaitu pasal 27 ayat 2, 31, 33, dan 34. Ekonomi Pancasila
adalah sistem ekonomi yang mengacu pada sila – sila dalam Pancasila, yang terwujud
dalam lima landasan ekonomi, yaitu ekonomi moralistik (ber-Ketuhanan), ekonomi
kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi (ekonomi kerakyatan), dan
diarahkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Penyebab internal krisis moneter adalah :
 defisit transaksi berjalan Indonesia yang cenderung membesar dari tahun ke tahun.
Akibatnya, tekanan terhadapa rupiah menjadi semakin kuat manakala beban
pembayaran terhadap impor dan kewajiban terhadap perusahaan jasa – jasa asing
semakin besar
 tingkat akumulasi inflasi Indonesia yang sangat tinggi. Selama kurun waktu empat
tahun (1992 – 1996) inflasi kumulatif sebesar 39, 1 persen sedangkan inflasi
Amerika Serikat hanya 14,3 persen
 utang luar negeri Indonesia yang terlalu banyak. Kebijakan utang luar negeri yang
dilakukan sejak 1965 telah membuat pemerintah terlena dengan risiko yang harus
ditanggung di masa depan.
Sedangkan penyebab eksternal krisis moneter adalah:
 pergerakan finansial di tiga kutub dunia (AS, Eropa dan Jepang)
 institusi finansial berbentuk negara dan lembaga keuangan yang berkembang secara
global mengalami perkembangan luar biasa sehingga memiliki otoritas yang lebih
besar daripada negara berkembang seperti Indonesia
 spekulasi yang mengiringi gejolak finansial global
4. Menurut Setiawan (2003) masalah struktural pertanian di Indonesia adalah bagaimana
mentransformasikan puluhan juta kaum tani miskin marjinal ke dalam dunia pertanian
yang lebih modern dan yang memugkinkan mereka hidup layak.
Sedangkan menurut pendapat Prof Mubyarto pada tahun 1989, persoalan mendasar
ekonomi pertanian di Indonesia adalah:
a. Jarak waktu yang lebar antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan dalam
pertanian
b. pembiayaan pertanian
c. tekanan penduduk
d. pertanian subsistem
5. lima faktor yang dapat mendorong terjadinya pertumbuhan industri yaitu :
a. peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM); pembangunan SDM
mutlak diperlukan untukmenyiapkan pelaku industri yang berpendidikan dan
berkeahlian
b. pembangunan infrastruktur yang memadai; untuk memacu perkembangan industri
diperlukan infrastruktur yang mencukupi kebutuhan industri
c. adanya investasi asing langsung atau Foreign Direct Inverstment (FDI); Investasi
asing langsung dapat meningkatkan pertumbuhan industri, bahkan pertumbuhan
ekonominya
d. pembayaran yang dihasilkan dari inverstasi menarik; Return yang tinggi dari hasil
investasi akan menarik investor lebih meningkatkan modalnya di Indonesia
e. peningkatan riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memadai; adanya riset dan pengembangan iptek dapat meningkatkan daya saing
produk di pasar internasional baik dari segi harga mapun dari segi kualitas
6. Isi Paket Kebijakan Juni 1983 yaitu:
a. penghapusan pagu kredit sehingga perbankan dapat memberikan kredit secara lebih
fleksibel sesuai dengan kemampuan
b. Bank diberi kebebasan dalam menentukan suku bunga, baik deposito, tabungan
maupun kredit dalam meningkatkan mobilisasi dana dari dan kepada masyarakat
c. pengaturan volume kredit likuiditas dapat mengurangi ketergantungan bank – bank
kepada bank sentral dengan memperkenalkan alat kebijakan moneter
berupaSertifikat Bank Indonesia (SBI)dan fasilitas diskonto
7. Cara yang telah ditempuh pemerintah untuk menyehatkan perbankan Indonesia yaitu :
a. likuidasi bank; kebijakan pemerintah untuk melikuidasi 16 bank pada bulan
November 1997 menimbulkan biaya sosial yang lebih besar, yaitu anjloknya
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
b. Penggabungan bank (merger); salah satu cara menyehatkan bank adalah dengan
menggabungkan beberapa bank yang dinilai efektif untuk menghasilkan bank yang
kuat dan than terhadap goncangan ekonomi
c. Restrukturisasi perbankan; bertujuan untuk mengubah perbankan dari yang tidak
sehat menjadi sehat dengan berbagai strategi.
d. rekapitalisasi perbankan; untuk mengikuti skema rekapitalisasi, bank diwajibkan
dapat mencapai CAR tidak kurang dari 25 persen. Target adanya rekapitalisasi
adalah menjadikan bank domestik mencapai CAR sampai empat persen pada saat
setelah krisis.

Anda mungkin juga menyukai