Anda di halaman 1dari 6

Tugas modul 7: Lakukan rencana penyuluhan dan buat pidato penyuluhan

keompok bertopik penyakit berbasis lingkungan ataupun diluar gedung (diketik


minimal 3 halaman )

Pidato Penyuluhan Difteri


Difteri Pada Anak dan Pencegahannya

Assalamualaikum Wr. Wb.


Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua.
Yang terhormat kepada dr. Imat Rahmatilla selaku Kepala Puskesmas Kebun
Kopi.
Yang saya hormati ibu dan bapak petugas kesehatan di puskesmas kebun kopi
Yang terhormat Ketua RT/RW, Bapak Lurah, serta tokoh masyarakat dan kader
setempat serta para hadirin sekalian yang saya muliakan.

Pertama-tama saya ingin menyampaikan puji dan syukur saya kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat
berkumpul di Aula puskesmas kebun kopi Balai ini dalam keadaan sehat wal afiat.
Selanjutnya tak lupa saya sampaikan salawat kepada junjungan besar kita, nabi
kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman
yang terang benderang seperti sekarang.

Disini izinkan saya untuk menyampaikan sepatah dua kata tentang penyakit
difteri yang dapat menyerang adik-adik bagi saya dan anak-anak bagi bapak dan
ibu.

Para hadirin yang berbahagia,

Difteri itu sendiri ialah suatu infeksi yang berasal dari bakteri yang bernama
latin Conybacterium Dipheriae yang dimana biasanya mempengaruhi selaput
lendir dan tenggorokan. Difteri itu sendiri biasanya menimbulkan rasa sakit
tenggorokan, demam, amandel bisa bengkak, dan badan terasa lemas. Dan paling
bahaya jika sampai ke tahap lanjut karena lalai bapak dan ibu sebagai orang tua
yang tidak melihat tanda-tanda sakit pada anaknya hingga dapat menyebabkan
kerusakan pada jantung, ginjal, dan sistem saraf.

Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung
pada kematian. Kita berharap jangan sampai terjadi hal seperti itu ya bapak dan
ibu. Karena apa bisa seperti itu, untuk diketahui karena bakteri ini akan
mengeluarkan racun yang menganggu fungsi dan organ-organ hingga mengalami
kerusakan. Dalam hal ini manusia yang kurang memiliki daya tahan tubuh akan
lebih mudah terserang penyaki ini bisa dikarenakan tidak mendapatkan imunisasi
lengkap saat masih kecil.

Para hadirin yang saya hormati,

Tanda dan gejala nya sendiri terperinci akan saya jabarkan yaitu sakit
tenggorokan dan suara serak. Terdapat juga nyeri menelan, pembengkakan
kelenjar getah bening di leher, dan terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu
yang menutupi tenggorokan dan amandel, sulit bernapas, demam dan menggigil.

Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi
terinfeksi. Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak merasakan sesuatu
atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali.

Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai carier


(pembawa) difteri. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik
sebagai penderita maupun sebagai carier. Tipe kedua dari difteri dapat
mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri kemerahan, dan bengkak yang khas
terkait dengan infeksi bakteri kulit lainnya. Sementara itu pada kasus yang jarang,
infeksi difteri juga mempengaruhi mata.

Para hadirin sekalian,

Penularan bakteri ini sendiri dapat melalui 3 cara yaitu:

Pertama ialahh bersin, ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka
akan melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di
sekitarnya terpapar bakteri tersebut. Kedua ialah kontaminasi barang pribadi,
penularan difteri bisa berasal dari barang-barang pribadi seperti gelas yang belum
dicuci. Ketiga ialah barang rumah tangga. dalam kasus yang jarang, difteri
menyebar melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara
bersamaan, seperti handuk atau mainan. Selain itu, anda terkhusus anak anda juga
dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila menyentuh luka orang
yang sudah terinfeksi. Orang yang telah terinfeksi bakteri difteri dan belum
diobati dapat menginfeksi orang nonimmunized atau dengan kata lain orang yang
yang tidak di imunsasiselama enam minggu - bahkan jika mereka tidak
menunjukkan gejala apapun.

Para hadirin sekalian yang saya muliakan,

Orang- orang yang berisiko tertular difter meliputi anak-anak dan orang
dewasa yang tidak mendapatkan imunisa terbaru, orang yang hidup dalam kondisi
tempat tinggal yang penuh sesak, orang yang memiliki gangguan sistem
kekebalan tubuh, dan siapa pun yang berpergian atau melancong ke daerah
endemik difteri.

Difteri sangat jarang terjadi pada negara maju seperti Amerika Serikat dan
negara-negara di Eropa karena disana telah mewajibkan imunisasi pada anak-anak
dengan kepatuhan masyarakat karena mereka sadar akan pentingnya kesehatan.
Namun penyakit ini masih sering terjadi di negara berkembang seperti negara kita
karena tingkat imunisasi kita masih rendah.

Para hadirin yang saya hormati,

Jika anak-anak bapak dan ibu sudah terserang difteri segera berobat jika tidak
akan banyak dampak atau komplikasi yang dapat timbul seperti gangguan
pernapasan karena bakteri ini menghasilkan racun yang menginfeksi jaringan di
daerah hidung dan tenggorokan. Membran yang dihasilkan yang telah dijelaskan
sebelumnya lah yang dapat menyebabkan gangguan ini terjadi. Selanjutnya dapat
merusak jantung jika racun telah menyebar masuk ke pembuluh darah sehingga
menyebabkan radang pada otot-otot jantung. Dapat juga mengenai saraf yang
menyebabkan kesulitan menelan. Dengan pengobatan kebanyakan mereka dapat
sembuh namun pemulihannya berlangsung lama. Jadi saya harapkan jangan
sampai kita lalai dan timbul komplikasi. Berobat segera adalah tindakan yang
paling baik,

Hadirin sekalian,

Difteri ini adalah penyakit yang serius. Para ahli di Mayo Clinic memaparkan,
ada beberapa upaya pengobatan yang dapat dilakukan seperti:

a. Pemberian antitoksin: Setelah dokter memastikan diagnosa awal difteri, anak


yang terinfeksi atau orang dewasa harus menerima suatu antitoksin. Antitoksin itu
disuntikkan ke pembuluh darah atau otot untuk menetralkan toksin difteri yang
sudah terkontaminasi dalam tubuh.Sebelum memberikan antitoksin, dokter
mungkin melakukan tes alergi kulit untuk memastikan bahwa orang yang
terinfeksi tidak memiliki alergi terhadap antitoksin. Dokter awalnya akan
memberikan dosis kecil dari antitoksin dan kemudian secara bertahap
meningkatkan dosisnya.

b. Antibiotik: Difteri juga dapat diobati dengan antibiotik, seperti penisilin atau
eritromisin. Antibiotik membantu membunuh bakteri di dalam tubuh dan
membersihkan infeksi. Anak-anak dan orang dewasa yang telah terinfeksi difteri
dianjurkan untuk menjalani perawatan di rumah sakit untuk perawatan. Mereka
mungkin akan diisolasi di unit perawatan intensif karena difteri dapat menyebar
dengan mudah ke orang sekitar terutama yang tidak mendapatkan imunisasi
penyakit ini.

Jika anak anda telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah pergi ke
dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Dokter mungkin akan
memberi Anda resep antibiotik untuk mencegah infeksi penyakit itu. Di samping
juga pemberian vaksin difteri dengan dosis yang lebih banyak. Pemberian
antibiotik juga diperlukan bagi mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa)
difteri. Difteri adalah penyakit yang umum pada anak-anak. Penyakit ini tidak
hanya dapat diobati tetapi juga dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin difteri
biasanya dikombinasikan dengan vaksin untuk tetanus dan pertusis, yang dikenal
sebagai vaksin difteri, tetanus dan pertusis (DTP).Versi terbaru dari vaksin ini
dikenal sebagai vaksin DTP untuk anak-anak dan vaksin Tdap untuk remaja dan
dewasa. Pemberian vaksinasi sudah dapat dilakukan saat masih bayi dengan lim
tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan dan 4-6 tahun. Vaksin
difteri sangat efektif untuk mencegah difteri. Tapi pada beberapa anak mungkin
akan mengalami efek samping seperti demam, rewel, mengantuk atau nyeri pasca
pemberian vaksin. Pemberian vaksin DTP pada anak jarang menyebabkan
komplikasi serius, seperti reaksi alergi (gatal-gatal atau ruam berkembang hanya
dalam beberapa menit pasca injeksi), kejang atau shock. Untuk beberapa anak
dengan gangguan otak progresif - tidak dapat menerima vaksin DTP. Imunisasi
DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi,
Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang
telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat
menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan
kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut.

Hadirin yang saya hormati,

Banyak manfaat yang kita dapat dari imunisasi DPT itu sendiri. Dengan
imunisasi ini tubuh akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak
tersebut kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi DPT adalah membuat anak
kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus.

Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah :

a. Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap


penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.

b. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding terkena
penyakit secara alami.
Demikianlah penyuluhan yang dapat saya sampaikan. Silahkan ambil
positifnya dan buanglah negatifnya. Lebih dan kurangnya saya minta maaf.
Semoga apa yang saya sampaikan dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata saya ucapkan Wabila Taufik Walhidayah Wassalamualaikum


Warrahmatullahi Wabarakatuh. Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai

  • Wawasan Penilaian
    Wawasan Penilaian
    Dokumen5 halaman
    Wawasan Penilaian
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Appendices
    Appendices
    Dokumen23 halaman
    Appendices
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Kuisioner TB
    Kuisioner TB
    Dokumen7 halaman
    Kuisioner TB
    Anonymous ZKC25D21
    Belum ada peringkat
  • CJABJKXMHW
    CJABJKXMHW
    Dokumen8 halaman
    CJABJKXMHW
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • KuesionerTB
    KuesionerTB
    Dokumen7 halaman
    KuesionerTB
    12om3o1
    100% (1)
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Ad Dan Art (Pdskji) Fix
    Ad Dan Art (Pdskji) Fix
    Dokumen14 halaman
    Ad Dan Art (Pdskji) Fix
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen4 halaman
    Bab V
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Terpi
    Terpi
    Dokumen26 halaman
    Terpi
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Atresia
    Atresia
    Dokumen21 halaman
    Atresia
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Home Visit
    Laporan Home Visit
    Dokumen46 halaman
    Laporan Home Visit
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • PF Abdomen
    PF Abdomen
    Dokumen13 halaman
    PF Abdomen
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Lapjag
    Lapjag
    Dokumen9 halaman
    Lapjag
    Syukri Be De
    Belum ada peringkat
  • Css Hernia Dr. Den
    Css Hernia Dr. Den
    Dokumen39 halaman
    Css Hernia Dr. Den
    zaujah
    Belum ada peringkat
  • CSS Snake Bite Dr. Sondang Nora, SP.B
    CSS Snake Bite Dr. Sondang Nora, SP.B
    Dokumen17 halaman
    CSS Snake Bite Dr. Sondang Nora, SP.B
    Laras Fariadi
    Belum ada peringkat
  • Crs 1
    Crs 1
    Dokumen28 halaman
    Crs 1
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Crs
    Crs
    Dokumen53 halaman
    Crs
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen14 halaman
    Refer at
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Dislokasi Ankle
    Dislokasi Ankle
    Dokumen32 halaman
    Dislokasi Ankle
    iin
    33% (3)
  • Fhgyveu
    Fhgyveu
    Dokumen34 halaman
    Fhgyveu
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Crs Ulfadiya Putri
    Crs Ulfadiya Putri
    Dokumen53 halaman
    Crs Ulfadiya Putri
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Crs Ulfadiya Putri
    Crs Ulfadiya Putri
    Dokumen53 halaman
    Crs Ulfadiya Putri
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • CSS Terapi Cairan Ulfadiya Putri (G1A219045)
    CSS Terapi Cairan Ulfadiya Putri (G1A219045)
    Dokumen25 halaman
    CSS Terapi Cairan Ulfadiya Putri (G1A219045)
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen61 halaman
    Bab I
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Regio Cruris
    Anatomi Regio Cruris
    Dokumen14 halaman
    Anatomi Regio Cruris
    VICKI ANDREAN
    100% (2)
  • Dislokasi Ankle
    Dislokasi Ankle
    Dokumen32 halaman
    Dislokasi Ankle
    iin
    33% (3)
  • Kasus 77
    Kasus 77
    Dokumen2 halaman
    Kasus 77
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen14 halaman
    Refer at
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen61 halaman
    Bab I
    Ulfa Diya
    Belum ada peringkat