Pertama-tama saya ingin menyampaikan puji dan syukur saya kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat
berkumpul di Aula puskesmas kebun kopi Balai ini dalam keadaan sehat wal afiat.
Selanjutnya tak lupa saya sampaikan salawat kepada junjungan besar kita, nabi
kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman
yang terang benderang seperti sekarang.
Disini izinkan saya untuk menyampaikan sepatah dua kata tentang penyakit
difteri yang dapat menyerang adik-adik bagi saya dan anak-anak bagi bapak dan
ibu.
Difteri itu sendiri ialah suatu infeksi yang berasal dari bakteri yang bernama
latin Conybacterium Dipheriae yang dimana biasanya mempengaruhi selaput
lendir dan tenggorokan. Difteri itu sendiri biasanya menimbulkan rasa sakit
tenggorokan, demam, amandel bisa bengkak, dan badan terasa lemas. Dan paling
bahaya jika sampai ke tahap lanjut karena lalai bapak dan ibu sebagai orang tua
yang tidak melihat tanda-tanda sakit pada anaknya hingga dapat menyebabkan
kerusakan pada jantung, ginjal, dan sistem saraf.
Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung
pada kematian. Kita berharap jangan sampai terjadi hal seperti itu ya bapak dan
ibu. Karena apa bisa seperti itu, untuk diketahui karena bakteri ini akan
mengeluarkan racun yang menganggu fungsi dan organ-organ hingga mengalami
kerusakan. Dalam hal ini manusia yang kurang memiliki daya tahan tubuh akan
lebih mudah terserang penyaki ini bisa dikarenakan tidak mendapatkan imunisasi
lengkap saat masih kecil.
Tanda dan gejala nya sendiri terperinci akan saya jabarkan yaitu sakit
tenggorokan dan suara serak. Terdapat juga nyeri menelan, pembengkakan
kelenjar getah bening di leher, dan terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu
yang menutupi tenggorokan dan amandel, sulit bernapas, demam dan menggigil.
Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi
terinfeksi. Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak merasakan sesuatu
atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali.
Pertama ialahh bersin, ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka
akan melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di
sekitarnya terpapar bakteri tersebut. Kedua ialah kontaminasi barang pribadi,
penularan difteri bisa berasal dari barang-barang pribadi seperti gelas yang belum
dicuci. Ketiga ialah barang rumah tangga. dalam kasus yang jarang, difteri
menyebar melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara
bersamaan, seperti handuk atau mainan. Selain itu, anda terkhusus anak anda juga
dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila menyentuh luka orang
yang sudah terinfeksi. Orang yang telah terinfeksi bakteri difteri dan belum
diobati dapat menginfeksi orang nonimmunized atau dengan kata lain orang yang
yang tidak di imunsasiselama enam minggu - bahkan jika mereka tidak
menunjukkan gejala apapun.
Orang- orang yang berisiko tertular difter meliputi anak-anak dan orang
dewasa yang tidak mendapatkan imunisa terbaru, orang yang hidup dalam kondisi
tempat tinggal yang penuh sesak, orang yang memiliki gangguan sistem
kekebalan tubuh, dan siapa pun yang berpergian atau melancong ke daerah
endemik difteri.
Difteri sangat jarang terjadi pada negara maju seperti Amerika Serikat dan
negara-negara di Eropa karena disana telah mewajibkan imunisasi pada anak-anak
dengan kepatuhan masyarakat karena mereka sadar akan pentingnya kesehatan.
Namun penyakit ini masih sering terjadi di negara berkembang seperti negara kita
karena tingkat imunisasi kita masih rendah.
Jika anak-anak bapak dan ibu sudah terserang difteri segera berobat jika tidak
akan banyak dampak atau komplikasi yang dapat timbul seperti gangguan
pernapasan karena bakteri ini menghasilkan racun yang menginfeksi jaringan di
daerah hidung dan tenggorokan. Membran yang dihasilkan yang telah dijelaskan
sebelumnya lah yang dapat menyebabkan gangguan ini terjadi. Selanjutnya dapat
merusak jantung jika racun telah menyebar masuk ke pembuluh darah sehingga
menyebabkan radang pada otot-otot jantung. Dapat juga mengenai saraf yang
menyebabkan kesulitan menelan. Dengan pengobatan kebanyakan mereka dapat
sembuh namun pemulihannya berlangsung lama. Jadi saya harapkan jangan
sampai kita lalai dan timbul komplikasi. Berobat segera adalah tindakan yang
paling baik,
Hadirin sekalian,
Difteri ini adalah penyakit yang serius. Para ahli di Mayo Clinic memaparkan,
ada beberapa upaya pengobatan yang dapat dilakukan seperti:
b. Antibiotik: Difteri juga dapat diobati dengan antibiotik, seperti penisilin atau
eritromisin. Antibiotik membantu membunuh bakteri di dalam tubuh dan
membersihkan infeksi. Anak-anak dan orang dewasa yang telah terinfeksi difteri
dianjurkan untuk menjalani perawatan di rumah sakit untuk perawatan. Mereka
mungkin akan diisolasi di unit perawatan intensif karena difteri dapat menyebar
dengan mudah ke orang sekitar terutama yang tidak mendapatkan imunisasi
penyakit ini.
Jika anak anda telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah pergi ke
dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Dokter mungkin akan
memberi Anda resep antibiotik untuk mencegah infeksi penyakit itu. Di samping
juga pemberian vaksin difteri dengan dosis yang lebih banyak. Pemberian
antibiotik juga diperlukan bagi mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa)
difteri. Difteri adalah penyakit yang umum pada anak-anak. Penyakit ini tidak
hanya dapat diobati tetapi juga dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin difteri
biasanya dikombinasikan dengan vaksin untuk tetanus dan pertusis, yang dikenal
sebagai vaksin difteri, tetanus dan pertusis (DTP).Versi terbaru dari vaksin ini
dikenal sebagai vaksin DTP untuk anak-anak dan vaksin Tdap untuk remaja dan
dewasa. Pemberian vaksinasi sudah dapat dilakukan saat masih bayi dengan lim
tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan dan 4-6 tahun. Vaksin
difteri sangat efektif untuk mencegah difteri. Tapi pada beberapa anak mungkin
akan mengalami efek samping seperti demam, rewel, mengantuk atau nyeri pasca
pemberian vaksin. Pemberian vaksin DTP pada anak jarang menyebabkan
komplikasi serius, seperti reaksi alergi (gatal-gatal atau ruam berkembang hanya
dalam beberapa menit pasca injeksi), kejang atau shock. Untuk beberapa anak
dengan gangguan otak progresif - tidak dapat menerima vaksin DTP. Imunisasi
DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi,
Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang
telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat
menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan
kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut.
Banyak manfaat yang kita dapat dari imunisasi DPT itu sendiri. Dengan
imunisasi ini tubuh akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak
tersebut kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi DPT adalah membuat anak
kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus.
b. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding terkena
penyakit secara alami.
Demikianlah penyuluhan yang dapat saya sampaikan. Silahkan ambil
positifnya dan buanglah negatifnya. Lebih dan kurangnya saya minta maaf.
Semoga apa yang saya sampaikan dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.