Anda di halaman 1dari 21

ATRESIA ANI

Pembimbing : dr. Willy Hardi Marpaung, Sp.BA

NADAA FAHMI SHOFI G1A218040


AJI BASKORO PRAYOGI IBRAHIM G1A218111
ULFADIYA PUTRI G1A219040
Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital tanpa
anus atau anus tidak sempurna, termasuk di dalamnya
agenesis ani, agenesis rektum dan atresia rektum
* Usus terbentuk pada minggu ke-4 fase embrio
hingga bulan ke-6 fase fetus

* primitive gut, yang terdiri atas 3 bagian yaitu


Forgut, Midgut, dan Hindgut
* Perkembangan anus dimulai dari pembentukan
tuberkel ani kanan dan kiri. Tuberkel tumbuh kearah
ventral dan mengelilingi bagian akhir hindgut.

* Kemudian bagian atas kanalis ani dibentuk oleh bagian


akhir hindgut dan bagian bawahnya dari proctoderm.

* Otot sfingter ani eksternus dibentuk dari mesoderm


yang berkembang sendiri dan berada di perineum.
* Atresia ani lebih banyak ditemukan pada laki-
laki daripada perempuan.

* Laki-laki : atresia ani fistula rektouretra diikuti


oleh fistula perineal.

* Perempuan: atresia ani diikuti fistula


rektovestibular dan fistula perineal.
Belum diketahui pasti, diduga :

* genetik
* Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara
komplit

* Putus saluran pencernaan dari atas dengan dubur,  bayi


lahir tanpa lubang anus

* Gangguan organogenesis dalam kandungan


* Kelainan bawaan
* Berhubungan dengan sindrom down
Menurut klasifikasi Wingspread (1984) :
1. Laki-laki
Kelompok I
Kelainan : fistel urin, atresia rektum, perineum datar, fistel
tidak ada, invertogram (udara > 1cm dari kulit)
Kelompok II
Kelainan : fistel perineum, membrana anal, stenosis anus,
fistel tidak ada, invertogram (udara < 1 cm dari kulit)
2. Perempuan
Kelompok I
Kelainan : kloaka, vistel vagina, fistel anovestibuler atau
retrovestibuler, atresia rektum, fistel tidak ada,
invertogram (uadar > 1 cm dari kulit)
Kelompok II
Kelainan : fistel perineum, stenosis anus, fistel tidak ada,
invertogram (udara < 1 cm dari kulit)
Klasifikasi menurut Ladd dan Gross pada tahun 1934
mengajukan klasifikasi terdiri atas 4 tipe, yaitu :

Tipe I : Saluran anus atau rektum bagian bawah


mengalami stenosis dalam berbagai derajat.

Tipe II : Terdapat suatu membran tipis yang menutupi


anus karena menetapnya membran anus.
* Tipe III : Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir
sebagai suatu kantung yang buntu terletak pada
jarak tertentu dari kulit di daerah anus seharusnya
terbentuk (lekukan anus).
* Tipe IV : Saluran anus dan rektum bagian bawah
membentuk suatu kantung buntu yang terpisah,
pada jarak tertentu dari ujung rektum yang
berakhir sebagai suatu kantung buntu.
Kelainan bentuk anorektum dikelompokkan
menjadi :
1. Kelainan letak rendah (infralevator)
2. Kelainan letak tinggi (supralevator)
o Anamnesis
• Bayi kembung : 4-8 jam setelah lahir

• bayi tidak dapat BAB

• bayi muntah-muntah

o Pemeriksaan fisik
• pemasukan thermometer : bayi baru lahir

• palpasi dengan jari kelingking : kontraksi sfingter ani

• Tidak ditemukan anus, mekonium tidak keluar

• pembesaran abdomen, PD kulit abdomen menonjol

o Pemeriksaan penunjang
*
* Hirschsprung’s disease
* Meconium plug syndrom
* Hentikan masukan makanan
* Pemasangan NGT
* Antibiotik
* Operatif
*Konstipasi
*Kematian
*Ileus obstruksi
*Infeksi traktus urinarius yang rekuren
* Prognosis tergantung pada fungsi klinis.
* Pada atresia letak tinggimasalah mengontrol
fungsi saluran cerna / pengendalian defekasi.

* Pada atresia letak rendah  mempunyai


kontrol baik.
* Sadler TW. Langman’s Medical Embryology. 11th ed. Lippincott Williams and Wilkins Inc. 2011.
p.302-16
* Masrochah, S. Invertogram Atresia Ani. Jakarta. 2011
* The Digestive System. In: Moore KL, Persaud TVN. The Developing Human. 9th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2013.
* Snell RS. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006.
* Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah Kesehatan Anak I, FK-UI, Jakarta, 1985, Hal :
204-5
* FK USU. Atresia Ani. Fakultas Kedokteran Universitas Utara. 2006
* Staf Pengajar Ilmu Bedah FK UI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 137.
* Jong, Wime De, Sjamsuhidayat, R, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi Revisi, EGC, Jakarta, 1998, Hal
: 664-670
* FK UII. Atresia Ani. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia 2006.
* Bedah UGM. Atresia Ani. http://www.bedahugm.net
* Sabiston D.C, Fr, Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1992, Hal : 262

Anda mungkin juga menyukai