Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ferawaty Monoarfa

Nim : C01416026

Kelas : Keperawatan C 2016

Awal terjadi timbul Penyakit CHF atau gagal jantung di sebabkan oleh : Kadar kolestrol tinggi,
Hipertensi, usia, jenis kelamin, dan penurunan horman estrogen.

Aterosklerosis / Penumpukan plak

Kekakuan pada pembuluh darah

Pembesaran Ventrikel

Penurunan Kontratilitas Jantung

CHF

Gagal Ventrikel Kiri Gagal Ventrikel Kanan

Gangguan pompa darah ke jantung Habatan Ventrikel Bendungan Atrium Kanan

Metabolisme Anaerob COP Menurun di Vena Estremitas Bawah

Peningkatann Asam Laktat Edema di estremitas Bawah


Penurunan
ATP Menurun Curah Jantung

Kelelahan Hipervolemia

Peningkatan Volume Ventrikel

Intoleransi Aktivitas Tekanan Atrium Meningkat

Tekanan Kapiler Meningkat

Edama Paru

Masuk di Alveoli Gangguan pertukaran C2 dan CO2

Gangguan Pertukaran Gas


Pejelasan Patway

Awal terjadi CHF atau gagal jantung di sebabkan oleh Hiperensi, kadar kolestrol tinggi, usia,
jenis kelamin dan penurun hormon estrogen pada perempuan yang berumur 50 tahun. Hipertensi
bias menyebabkan jantung berkrja lebih cepat untuk memompa dan mengendalikan darah ke
seluruh tubuh maka menimbulkan penebalan oto jantung. Jika otot jantung terganggu akan
mengalami kelemahan dan jantung tidak mampu lagi memompa darah secara efektif.

Kolestrol terbagi atas 2 yaitu kolestrol baik atau HDL dan kolestrol jaha atau LDL. Kolestrol
baik HDL normal di atas 40 mg/dl dan Kolestrol jaha LDL di bawah 100mg/dl. Kolestrol
LDLmeningkat dapat menempel di pembuluh darah jika terus menerus menumpuk maka akan
terjadi plak di pembuluh darah, plak ini akan menyumbat di aliran darah terjadi Aterisklerosis.
Hormon testosterone yang tedapat pada laki-laki fungsi dari hormon ini dapat menurunkan
kolestrol HDL dan hormone Estrogen yang pada perempuan dapat mengangkat kolestrol. Jika
kolestrol LDL di atas normal bias menyebkan stroke dan gagal jantung karena kolestrol atau
lemak sudah menempel di pembuluh darah dan akan menhambat aliran darah yang masuk.
Produksi Hormon Estrogen menurun di usia 50 tahun pada perempuan maka otomatis fungsi dari
hormone estrogen tidak bias lagi melicingkan atau mengeluarkan plak yang menempel di
pembuluh darah. Plak yang sudah menempel di pembuluh darah akan mengalami kekakuan dan
terjadi pembesaran di ventrikel serta menurun kontratilitas janyung sampail akan timbul CHF
atau gagal jantung.

Gagal jantung di bagi atas dua bagian yaitu gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan. Gagal
jantung kiri akan mengalami gagal memompa ventrikel atau otot-otot jantung di kiri ini sudah
terganggu sehingga akan menghambat pengosongan ventrikel dan COP akan menurun sampai
mengalami Penurunan curah jantung. Gagal pompa ventrikel kiri maka peningkatan volume di
ventrikel, tekanan di atrium dan kapiler terjadi peningkatan serta akan mengalami edema paru,
cairan yang ada di daerah paru-paru otomatis akan masuk di Alveoli. Sedangkan di Alveoli ini
tempat pertukaran antara O2 dan Co2, jika terjadi gangguan di Alveoli Maka akan mengalami
Gangguan Pertukaran Gas. Sudah terjadi gangguan suplai O2 ke jantung maka metabolism
anaerob, peningkatan asam laktat serta terjadi penurunan ATP. ATP ini berfungsi menyimpan
energi jika energy ini sudah berkurang timbul kelelahan di angkat Intoleransi Aktivitas. Gagal
pompa ventrikel kanan jika sudah terganggu memompa di ventrikel kanan karena terdapat
bendungan cairan di atrium kanan mengalami penumpukan cairan cairan di vena esktremitas
bawah adanya edema di bagian bawah sehingga mengangkat masalah keperawatan
Hiperpolemia.

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan yang dapat di lakukan pada pasien CHF atau gagal jantung yaitu :

1. Pemeriksaan Elektrokardio ( EKG )


a) EKG yang di temukan pada pasien CHF hipertropi atrial atau ventrikuler.
Penyimpangan aksis RAD di bilik V5-V6, RAC di bilik V1-V2.
b) Gelombang Q menunjukkan infark dan kelainan segmen ST menujukkan
penyakit jantung iskemik.
c) Deviasi aksis ke kanan dan hipertropi kanan menujukkan disfungsi ventrikel
kanan.
2. Ekokardiografi.
Ekokardiografi di temukan CHF akibat penyakit jantung iskemik perlu di lihat yaitu :
a) Gerakan ventrikel kiri di sertai hipokinesis di seluruh dinding ventrikel.
b) Di lihat ada kelainan katup jantung.
c) Fraksi ejeksi kurang dari 50 %. Normal dari Ef 50-75%
3. Rontgen Toraks
Rontgen Toraks di temukan pada pasien CHf :
a) Kardiomegali
b) Hipertropi Ventrikel
c) Edema intertisial
d) Efusi pleura
4. Pemeriksaan Laboratorium
Tes darah laboratorium :
a) Elektrolit untuk melihat kebutuhan cairan dan penurunan fungsi ginjal.
b) DPL atau darah perifer
c) RBC sel darah merah atau eritrosit, normal pria 4,7-6,1 juta dan perempuan
4,2-5,4 juta.
d) WBC sel darah putih atau leukosit, normal untuk dewasa 4500-1000 sel/mm
e) Hemoglobin normal untuk pria 13-17 g/dL dan perempuan 12-15 g/dL
f) Pemeriksaan kadar kolestrol normal kurang dari 200 mg/dL

Intervensi

SDKI SLKI SIKI


Penurunan Curah Perawatan Setelah dilakukan a. Perawatan jantung
Jantung
Jantung dan intervensi keperawatan Observasi :
Tanda mayor
Pemantauan selama 2 jam maka 1. Identifikasi tanda dan
Subjektif :
1. Lelah Respirasi diharapkan jantung gelaja primer penurunan

2. Dispnea meningkat, dengan curah jantung (dispnea,

Objektif : criteria hasil : kelelahan, edema)


1. Edema 1. Kekuatan nadi perifer 2. Identifikasi tanda dan gejala
2. Tekanan meningkat sekunder penurunan curah
darah 2. Lelah menurun jantung (peningkatan BB,
meningkat 3. Tekanan membaik hepatomegali, palpitasi)
/ menurun 3. Monitor tekanan darah
Tanda minor Terapeutik :
Subjektif: 1. Posisikan pasien
1. Cemas semi fowler atau
2. Gelisah fowler
Objektif : 2. Berikan diet
1. BB jantung yang
bertambah
sesuai (batasi
2. PVR
asupan kafein,
meningkat
natrium,
kolestrol, dan
makanan tinggi
lemak)
3. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk modifikasi
gaya hidup sehat
Edukasi :
1. Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan
berhenti merokok
3. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur BB harian
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
antiaritmia
2. Rujuk ke
program
rehabilitasi
jantung

a. Perawatan jantung akut


Observasi :
1. Identifikasi karakteristik
nyeri dada (meliputi factor
pemicu dan pereda, kualitas,
lokasi, radiasi, skala, durasi
dan frekuensi)
2. Monitor aritmia (kelainan
irama dan frekuensi)
3. Monitor saturasi oksigen
Terapeutik :
1. Pertahankan tirah baring
minimal 12 jam
2. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi ansietas
dan stress
3. Berikangan dukungan
emosional dan spiritual
Edukasi :
1. Anjurkan segera
melaporkan nyeri dada
2. Jelaskan tindakan yang
dijalani pasien
3. Ajarkan tekhnik
menurunkan kecemasan dan
ketakutan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pem erian
antiplatelet
2. Kolaborasi pemberian
antiangina
3. Kolaborasi pemberian
morfin

Gangguan Pertukaran Pemberian Setelah dilakukan a. Terapi oksigen


Observasi
Gas Oksigen intervensi keperawatan
1. Monitor kecepatan aliran
Tanda mayor selama 3 jam maka oksigen
2. Monitor alat terapi oksigen
Subjektif : dispnea pertukaran gas
Terapeutik
Objektif : PCO2 meningkat dengan 1. Pertahankan kepatenan jalan
napas
meningkat/menurun, kriteria hasil :
2. Siapkan dan atur peralatan
PO2 menurun, bunyi 1. Tingkat kesadaran pemberian oksigen
Edukasi
napas tambahan meningkat
1. Ajarkan posisi dan keluarga
Tanda minor 2. Dispnea menurun cara menggunakan oksigen
di rumah
Subjektif : pusing, 3. Bunyi napas
Kolaborasi
penglihatan kabur tambahan menurun 1. Kolaborasi pemantauan
dosis oksigen
Objektif : sianosis, 4. Pusung menurun 2. Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan
gelisah, pola napas 5. Gelisah menurun
atau tidur
abnormal, kesadaran 6. PCO2 membaik b. Pemantauan respirasi
Observasi
menurun 7. PO2 membaik
1. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya napas
2. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
3. Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
1. Atur interval respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

Intoleransi Aktivitas Manajemen Setelah di lakukan Manajemen Energi


Observasi :
Energi intervensi selama 2 jam
Data mayor 1. Identifikasi gangguan fungsi
Subjektif: di maka intoleransi tubuh yang mengakibatkan
1. Mengeluh lelah kelelahan
aktivitas meningkat
Objektif : 2. Monitor kelelahan fisik dan
1. Frekuensi dengan kriterial hasil : emosional
jantung 3. Monitor pola dan jam tidur
1. Kemudahan
meningkat Terapeutik :
>20% dari dalam 1. Sediakan lingkungan
kondisi istirahat. nyaman dan rendah
melakukan
Data minor stimulus misalnya cahaya,
Subjektif : aktivitas hari- suara, kunjungan.
1. Dispnea 2. Berikan aktivitas distraksi
hari meningkat.
saa/stelah yang menenangkan
aktivitas 2. Kecepatan Edukasi:
2. Merasa tidak 1. Anjurkan tirai baring
berjalan
nyaman stelah 2. Anjurkan melakukan
beraktivitas meningkat aktivitas secara bertahap
3. Merasa lemah 3. Ajarkan strategi koping
3. Kekuatan otot
Objektif : untuk mengurangi kelelahan
1. Tekanan >20% bagian atas Kolaborasi :
dari kondisi 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
meningkat
istirahat tentang cara meningkatkan
2. Gambaran EKG asupan makanan.
menunjukkan 4. Kekuatan otot
aitmia
bagian bawah
3. Gambaran EKG
menujukkan meningkat
ikemia
5. Dispnea saat
4. Sianosis
beraktivitas
menurun
6. Perasaan lelah
menurun
7. Sianosis
menurun
5.

Hipervolemia Pemantauan Setelah dilakukan Pemantauan cairan


Tanda mayor Cairan
intervensi keperawatan Observasi
Subjektif: (tidak
selama 30 menit maka 1. Monitor frekuensi dan
tersedia)
keseimbangan cairan kekuatan nadi
Objektif:
dengan kriteria hasil 2. Monitor tekanan darah
1. Frekuensi nadi
1. Asupan cairan 3. Monitor jumlah, warna, dan
meningkat
meningkat berat jenis unis.
2. Nadi teraba
2. Edema menurun Terapeutik
lemah
3. Tekanan darah 1. Atur interval waktu
3. Tekanan nadi
membaik pemantauan sesuai dengan
menyempit
kondisi pasien
Tanda minor
2. Dokumentasikan hasil
Subjektif: merasa lemah
pemantauan.
dan meneluh haus
Edukasi
Objektif:
1. Jelaskan tujuan dan
1. Pengisian vena
prosedur pemantauan
menurun
2. Informasikan hasil
2. Status mental
pemantauan jika perlu
berubah
3. Konsentrasi urin
meingkat

Anda mungkin juga menyukai