Anda di halaman 1dari 2

ANISIASI AKAR

1.1 Latar Belakang


Sistem akar melayani tanaman dengan pengambilan air dan zat hara dari tanah. Sebenarnya
banyaknya air dan zat hara yang diperoleh dari atas tanah seperti dari embun, hujan dan debu
biasanya tak berarti. Bentuk sistem akar kelihatannya ditentukan oleh kebutuhan untuk
menyekap tenaga penyinaran menghadapi persaingan dengan tanaman sekitarnya. Disamping itu
akar juga berperan dalam pengaturan pertumbuhan utama sitokinin dan giberalin dihasilkan
diujung-ujung akar (Goldsworthy and Fisher, 1984).
Sifat perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh sifat genetis dari tanaman yang
bersangkutan, tetapi pula ditentukan oleh sistem perakaran tanaman tersebut dapat dipengaruhi
oleh kondisi tanah atau media tumbuh tanaman. Faktor yang mempengaruhi pola penyebaran
akar antara lain adalah penghalang mekanis, suhu tanah, ketersediaan air, dan ketersediaan unsur
hara. Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek. Panjang akar
merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang meristem batang. Perbanyakan tanaman dengan
mudah dapat kita lakukan dengan banyak cara. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada
pula tingkat keberhasilannya rendah. Ini semua tergantung oleh banyaknya faktor, misalnya cara
perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu perbanyakan, keterampilan kerja, dan
sebagainya. (Lakitan, 2000).
Dimulainya fase reproduktif bermula dengan inisiasi malai, yang biasa terjadi antara 30
dan 40 hari setelah kemunculan tetapi dapat berubah-ubah, menurut genotipe dan kondisi dari 14
sampai lebih dari 90 hari pada beberapa kultivar Afrika Barat. Waktunya sangat dikendalikan
oleh foto periode dan suhu. Sorgum merupakan suatu spesies pendek dan adanya fase juvenih.
Semakin pendek foto priode semakin cepat inisiasinya. Inisiasi juga akan tertunda oleh suhu
yang hangat dan suhu yang dingin Sel-sel baru dari meristem ujung akar mungkin dibagi ke
pelebaran akan atau ke pelebaran tudung akar. Tudung akan memainkan peranan penting dalam
melindungi meristem akar dari kerusakan fisik selama penerobosan tanah dan mungkin dalam
menunjukkan arah penerobosan. Sel-sel tudung akar yang terkelupas juga memberikan pelumas
untuk ujung yang sedang tumbuh menjadi tambahan bahan organik tanah. Tudung akar
menghasilkan asam absisat, suatubahan pertumbuhan bahan tanaman (Goldsworthy dan Fisher,
1984).
DAFTAR PUSTAKA

Goldsworthy, P. d. (1984). Fisologi Tanaman Budi Daya Tropik. Jakarta : UGM-Press.

Lakitan, B. (2002). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : Raja Grafindo Presada.

Anda mungkin juga menyukai