Sistem akar melayani tanaman dengan pengambilan air dan zat hara dari tanah. Sebenarnya banyaknya air dan zat hara yang diperoleh dari atas tanah seperti dari embun, hujan dan debu biasanya tak berarti. Bentuk sistem akar kelihatannya ditentukan oleh kebutuhan untuk menyekap tenaga penyinaran menghadapi persaingan dengan tanaman sekitarnya. Disamping itu akar juga berperan dalam pengaturan pertumbuhan utama sitokinin dan giberalin dihasilkan diujung-ujung akar (Goldsworthy and Fisher, 1984). Sifat perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh sifat genetis dari tanaman yang bersangkutan, tetapi pula ditentukan oleh sistem perakaran tanaman tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah atau media tumbuh tanaman. Faktor yang mempengaruhi pola penyebaran akar antara lain adalah penghalang mekanis, suhu tanah, ketersediaan air, dan ketersediaan unsur hara. Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek. Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang meristem batang. Perbanyakan tanaman dengan mudah dapat kita lakukan dengan banyak cara. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula tingkat keberhasilannya rendah. Ini semua tergantung oleh banyaknya faktor, misalnya cara perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu perbanyakan, keterampilan kerja, dan sebagainya. (Lakitan, 2000). Dimulainya fase reproduktif bermula dengan inisiasi malai, yang biasa terjadi antara 30 dan 40 hari setelah kemunculan tetapi dapat berubah-ubah, menurut genotipe dan kondisi dari 14 sampai lebih dari 90 hari pada beberapa kultivar Afrika Barat. Waktunya sangat dikendalikan oleh foto periode dan suhu. Sorgum merupakan suatu spesies pendek dan adanya fase juvenih. Semakin pendek foto priode semakin cepat inisiasinya. Inisiasi juga akan tertunda oleh suhu yang hangat dan suhu yang dingin Sel-sel baru dari meristem ujung akar mungkin dibagi ke pelebaran akan atau ke pelebaran tudung akar. Tudung akan memainkan peranan penting dalam melindungi meristem akar dari kerusakan fisik selama penerobosan tanah dan mungkin dalam menunjukkan arah penerobosan. Sel-sel tudung akar yang terkelupas juga memberikan pelumas untuk ujung yang sedang tumbuh menjadi tambahan bahan organik tanah. Tudung akar menghasilkan asam absisat, suatubahan pertumbuhan bahan tanaman (Goldsworthy dan Fisher, 1984). DAFTAR PUSTAKA
Goldsworthy, P. d. (1984). Fisologi Tanaman Budi Daya Tropik. Jakarta : UGM-Press.
Lakitan, B. (2002). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : Raja Grafindo Presada.