Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL

LOKAKARYA MINI/PERTEMUAN BULANAN


UPTD PUSKESMAS MENSIKU

A. PENDAHULUAN
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN – 2004) bahwa Puskesmas
merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan tingkat pertama. Adapun
fungsi Puskesmas ada tiga yaitu sebagai pusat penggeraka pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta
sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Dalam melaksanakan
kegiatannya Puskesmas mengacu pada 4 azas penyelenggaraan yaitu
wilayah kerja, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan
program kegiatannya. Untuk itu perlu didukung kemampuan manajemen yang
baik. Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan,
pelaksanaan serta pengendalian, pengendalian, pengawasan dan penilaian.
Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum
pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya Mini.

B. TUJUAN
1. Umum : Terselenggaranya lokakarya/rapat bulanan Kegiatan Puskesmas
dalam rangka pemantauan hasil kerja petugas Puskesmas dengan cara
membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil
kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan
dengan targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.

2. Khusus :
a) Diketahuinya hasil kegiatan Puskesmas bulan lalu
b) Diketahuinya hambatan / masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan
lalu
c) Dirumuskan cara pemecahan masalah
d) Disusunnya rencana kerja bula baru
e) Pembentukan tim akreditasi Puskesmas

C. SUMBER DANA
Kegiatan ini dibebankan pada Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
tahun 2017.

D. PESERTA
Adapun peserta yang hadir terdiri dari Kepala Puskesmas dan pengelola
program Puskesmas dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 24 orang.

E. MATERI
Adapun materi yang disampaikan pada kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil kegiatan bulan lalu
2. Pembahasan tentang akreditasi puskesmas

F. TEMPAT DAN WAKTU


Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal :
Jam :
Tempat : Aula Puskesmas

G. PROSES PERTEMUAN
H. KESIMPULAN
Dari pertemuan kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Capaian Tahun 2017 dan permasalahan
a. Program Promosi Kesehatan
- Masih rendahnya cakupan rumah tangga ber-PHBS di wilayah
kecamatan Putussibau Utara.
- Masih rendahnya cakupan penyuluhan yang belum disampaikan
kepada masyarakat terkait penyakit maupun perilaku hidup bersih
dan sehat.
b. Program Kesehatan Lingkungan
- Masih rendahnya cakupan rumah tangga sehat dimana dalam hal
ini masih banyak desa yang ada di wilayah kecamatan Putussibau
Utara yang belum memiliki jamban sehat dan sarana air bersih
sehingga air sungai yang dijadikan sebagai kebutuhan sehari-hari
menjadi tempat pembuangan masyarakat. Selain itu juga faktor
keadaan rumah yang ada di desa masih belum layak dikatakan
sehat.
- Masih rendahnya cakupan jamban keluarga dan sarana air bersih.
- Masih rendahnya pengawasan tempat-tempat pengolahan.
- Masih rendahnya cakupan angka bebas jentik di wilayah
kecamatan Putussibau Utara dimana pada tahun 2017 terjadi
wabah KLB DBD.
c. Program Kesehatan Ibu dan Anak / KB
- Belum targetnya cakupan kunjungan K4 pada tahun 2017 yang
disebabkan faktor utamanya adalah Definisi Operasional itu sendiri
(karena ibu hamil datang berkunjung pada trimester kedua ataupun
lebih dimana ibu hamil itu menganggap kalau dirinya tidak ada
mengalami keluhan, selain itu juga karena faktor kehamilan yang
tidak diinginkan sehingga ibu hamil itu malu untuk memeriksakan
diri ke fasilitas kesehatan). Faktor yang lainnya adalah adanya
abortus, adanya ibu hamil yang pindah alamat serta adanya
kehamilan prematur.
- Belum tercapainya target dalam pelayanan kesehatan anak balita
pada tahun 2017 yaitu hanya 81% dimana target SPM adalah 85%.
- Adanya kematian neonatus, bayi dan balita. Kematian neonatus
dan bayi disebabkan oleh BBLR dan penyebab lainnya. Sedangkan
untuk kematian balita yang terjadi di Desa Sibau Hilir disebabkan
oleh penyebab lainnya.
- Madih rendahnya cakupan peserta KB aktif yang disebabkan oleh
unmeetneeds (masyarakat yang tidak ingin memiliki anak tetapi
tidak mau memakai KB)
d. Program Gizi
- Masih rendahnya cakupan pemberian vitamin A pada balita hanya
74% dimana target yang ingin dicapai adalah 85%.
- Masih rendahnya cakupan partisipasi masyarakat dalam
peningkatan D/S disebabkan oleh faktor individu dan keluarga.
Dimana dalam hal ini menurut masyarakat setelah mendapatkan
imunisasi lengkap, tidak perlu datang lagi untuk ke posyandu.
- Masih rendahnya cakupan ASI eksklusif yaitu hanya 68% dengan
target yang ingin dicapai 70%. Hal ini disebabkan oleh perilaku
masyarakat, keluarga maupun ibu selalu memberikan susu formula
dan makanan tambahan sebelum pada waktunya. Dan juga faktor
adat dan kebiasaan masyarakat yang menganggap bahwa setelah
anak lahir, si anak langsung diberikan sedikit madu ataupun cairan
lainnya. Faktor kesalahpahaman inilah yang menyebabkan
rendahnya angka ASI eksklusif di wilayah kecamatan Putussibau
Utara.
e. Program Pemberantasan Penyakit Menular
- Berdasarkan data surveilans, penyakit yang dikatakan “demam
tidak diketahui penyebabnya” pada tahun 2017 sebanyak 2.789
kasus. Selain itu juga penyakit DBD yang ada diwilayah kecamatan
Putussibau Utara pada tahun 2017 mencapai 95 kasus.
- Masih adanya desa yang belum UCI yaitu desa Tanjung Lasa,
Nanga Sambus, Padua Mendalam, Datah Diaan, Nanga Awin,
Tanjung Beruang, Jangkang, Seluan, Sungai Uluk Palin dan Benua
Tengah. Hal ini disebabkan oleh adanya proyeksi sasaran yang
tinggi dari real penduduk desa.

f. Program Pengobatan
- Masih tingginya angka kesakitan ISPA diwilayah kerja Puskesmas
Putussibau Utara yang menjadi trend penyakit terbanyak. Yang
kemudian dilanjutkan oleh penyakit lainnya yang sampai sekarang
belum menemukan solusinya dalam kategori penyakit lainnya.
Yang menduduki peringkat ketiga adalah penyakit hipertensi.
Dimana dalam hal ini disebabkan oleh perilaku hidup yang kurang
sehat dalam pola pengaturan konsumsi makanan dan olahraga
yang kurang teratur selain itu juga perokok aktif yang menyebabkan
juga adanya tingkat hipertensi.
- Kunjungan yang paling banyak pada tahun 2017 adalah kunjungan
dengan kartu JKN sebanyak 8.669 kunjungan. Dimana dalam hal
ini jumlah peserta JKN sampai pada Desember 2017 mencapai 16.
105 orang.
- Pemakaian obat terbanyak pada tahun 2017 adalah PCT, CTM,
prednison, amoxicilin, antasida, nifedifin, captopril, gg, Tablet Fe,
dan Asama mefenamat. Dimana dalam hal ini adanya singkronisasi
antara penyakit dan obat yang terpakai.
g. Program Pengembangan
- Pada tahun 2017 strata posyandu yang paling banyak di wilayah
Kecamatan Putussibau Utara adalah starata posyandu pratama.
Dimana dalam hal ini disebabkan oleh cakupan D/S kurang dari
50% walaupun kadernya lebih dari 5 orang tetapi konsepnya disini
adalah partisipasi masyarakat yang masih kurang dalam posyandu.
- Masih banyak sekolah yang belum memiliki ruang UKS dan sarana
UKS
h. Administrasi Manajemen Puskesmas
- Ketidakdisiplinan pegawai baik Puskesmas Induk maupun pustu,
polindes dan poskesdes dalam hal kehadiran.
- Masih banyak petugas di Pustu, Polindes maupun poskesdes yang
terlambat melaporkan laporan yang sudah ditentukan paling lambat
tanggal 25 bulan berikutnya.
- Masih banyak petugas yang tidak menetap di tempat tugas
sehingga menyebabkan ketidakaktifan dalam pemberdayaan
masyarakat
2. Capaian triwulan pertama tahun 2017 dan permasalahan
a. Program Promosi Kesehatan
- Masih rendahnya cakupan frekuensi penyuluhan PHBS, HIV AIDS
dan kespro yang belum disampaikan ke sekolah hal ini terkait oleh
jadwal pelajaran sekolah yang harus petugas ikuti. Karena pada
triwulan pertama ini sekolah banyak melakukan UAS dan UAN.
- Masih rendahnya cakupan rumah tangga ber-PHBS
b. Program KIA/KB
- Masih belum tercapainya cakupan K4 sampai pada bulan April
2017 yaitu hanya 20% dari target sampai pada bulan april (32%)
- Masih rendahnya cakupan kunjungan bayi sampai pada bulan april
2017 yaitu hanya 25% dari target sampai pada bulan april (30%).
- Masih rendahnya cakupan pelayanan anak balita yaitu hanya 24%
dari target sampai pada bulan april (30%).
- Terjadinya kematian neonatal di Kelurahan Putussibau Kota (2
orang), Kelurahan Hilir Kantor (1 orang) dan Desa Nanga Nyabau
(1 orang).
- Adanya kematian bayi yang terjadi di Desa Tanjung Karang.
c. Program Gizi
- Masih adanya cakupan BGM yang over target yaitu yang terjadi di
Desa Ariung Mendalam dan Tanjung Karang.
- Masih rendahnya cakupan ASI eksklusif
d. Program P2M
- Cakupan desa UCI yang masih rendah yaitu hanya 20,5% (dari
target UCI triwulan 21,5%). Adapun desa yang belum UCI pada
triwulan pertama adalah Desa Datah Diaan, Benua Tengah,
Tanjung Karang, Nanga Nyabau, Jangkang, Seluan, Nanga Awin,
Sungai Uluk Palin, Tanjung Lasa, Tanjung Beruang dan Lauk.
- Sampai pada minggu ke 21, berdasarkan data surveilans demam
tifoid meningkat yaitu sebanyak 62 kasus.

e. Program Pengobatan
- Masih tingginya penyakit ISPA sampai pada bulan April 2015 yang
kemudian diikuti oleh penyakit hipertensi yang menduduki tingkat
kedua.
- Kunjungan masih banyak oleh peserta BPJS dimana dalam hal ini
masyarakat sudah mulai banyak menggunakan kartu BPJS dalam
melakukan pengobatan.
- Pemakaian obat terbanyak adalah PCT dimana hal ini dikarenakan
oleh penyakit ISPA yang masih menjadi trend penyakit sampai
pada bulan april 2017.
f. Program Pengembangan
- Masih banyak sekolah yang belum memiliki ruang UKS dan
pengelola UKS di sekolah.

3. Cara pemecahan masalah


a. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam hal
pendataan penduduk, pendataan masyarakat miskin, dan lain-lain.
b. Meningkatkan promosi kesehatan seperti penyuluhan kesehatan,
peningkatan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat lebih
mengetahui dan menyadari pentingnya kesehatan dan PHBS.
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) agar lingkungan masyarakat menjadi lebih sehat dan
bersih serta terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kotor dan perilaku yang kurang sehat.
d. Membuka kelas ibu hamil dan selanjutnya pada tahun 2017 akan
dilanjutkan kembali kelas ibu hamil oleh petugas desa setempat.
e. Membuka kelas gizi dan melanjutkan kembali kelas gizi pada tahun
2017 agar masyarakat menyadari akan pentingnya datang ke
posyandu
f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap petugas di desa dalam
peningkatan kedisiplinan dan manajemen.
g. Melakukan pendataan bayi, balita, ibu hamil, dan lain-lain sehingga
data yang didapatkan merupakan data yang sebenarnya dan bukan
data proyeksi.

Anda mungkin juga menyukai