Anda di halaman 1dari 5

SEDIMENTASI DELTA SUNGAI CITARUM,KECAMATAN

MUARAGEMBONG,KABUPATENBEKASI
Dody Armando Sianipar

Dodysianipar2017@gmail.com
Departemen Teknik Geologi Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK
Salah satu dampak perubahan penggunaan lahan di DAS Citarum bagianhilir terhadap
wilayah pesisir yaitu terjadinyasedimentasi.Penelitianinibertujuanuntuk mengetahuikadar
sedimendantotalsedimendiSungaiCitarumhilir.Perhitungan total sedimen dilakukan dengan
pengukuran sampel kadar sedimen/total padatan tersuspensi (Total Suspended Solid,TSS) di
3 (tiga) lokasi yaitu inlet waduk Jatiluhur, outletWaduk Jatiluhur, dan Sungai Citarum hilir
sebelum muara sungai. Waktu penelitian yaitu tahun 2014. Pengambilansampel kadar
sedimendilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Analisis kadar sedimenmengacu
SNI 06-6989.3-2004tentangcara ujiTSS secara gravimetri.Hasil pengukuran kadar sedimendi
lokasi inlet Waduk Jatiluhursebesar 0,20 kg/m3,outletWaduk Jatiluhur sebesar 0,02kg/m3,
dan Sungai Citarum hilir sebesar 0,44 kg/m3.Totalsedimen di lokasi inletWaduk Jatiluhur
sebesar 1,34 x 106 ton/tahun, totalsedimen outletWaduk Jatiluhur sebesar 0,14 x 106
ton/tahun,dan totalsedimen yang masuk ke muara Sungai Citarum sebesar1,79 x 106
ton/tahun. KeberadaanWaduk Jatiluhur telah mengurangi potensi bebansedimen masuk ke
laut sebesar 1,20x 106 ton/tahun.Pasokan sedimen dari Sungai Citarum menyebabkan
terjadinya sedimentasi disekitar muara Sungai Citarum dengan luas 3.828,26 hapada tahun
2014.
Kata kunci : Sedimentasi , Kadar Sedimen , Sungai Citarum

I.Pendahuluan 2002-2008 Terjadinya penurunanluas


Telah kita pahami bahwa terdapat kawasan hutan sebesar 8,6%,
keterkaitan antara laut dan daratan.Lokasi peningkatanluas kawasan pertanian dari
yang menjadi titik temu keterkaitan lautan 59,8% tahun 2002 menjadi 70,5%
dan daratan adalah muara sungai(Cui & Li, tahun2008(Tukayo,2011).SelanjutnyaRidw
2011; Dahuri,Rais, Ginting, & an (2014) menyebutkan perubahan
Sitepu,1996). Salah satu keterkaitan antara penggunaan lahan di DAS Citarum tahun
wilayah laut dan daratan adalah terjadinya 2000 sampai 2010yaitupenurunan
erosi di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang luashutan primer (12.364 ha), hutan
akhirnya menimbulkansedimentasi sekunder (15.641 ha), sawah (31.873 ha),
dipesisir.Erosi di DAS sangat terkait dan penambahan luas agroforestri (1.819
dengan konversi lahan. Konversi lahan ha), lahanpertanian (6.670 ha),
bervegetasi (hutan)menjadi peruntukan permukiman perdesaan (41.574ha),
lain (pertanian,jalan,permukiman,dan permukiman perkotaan (1.559 ha)
industri)mengakibatkanpeningkatan erosi .Kerusakan lahan di DAS berdampak
di daratan(Gelagay& Minale, 2016). negatif bagi DAS itu sendiri dan perikanan
Perubahan penggunaan lahandi di wilayah pesisir. Hidayat,Kukuh, Enni, &
daerahtangkapan air WadukJatiluhurtahun Diah,(2013)menyebutkanfluktuasi debit
aliran Sungai Citarum hulu yang sangat aliran sungai yang mengalir sungai utama
tinggitelahmenimbulkanbanjirdimusimhuj yaitu Sungai Citarum. Di sepanjang
an sertamenyebabkan kekeringan dan Sungai Citarum dibangun 3 waduk besar
kegagalan panen dimusimkemarau. Dilain yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan
pihak erosi di daratan menyebabkan Waduk Jatiluhur. Daerah tangkapan air
sedimentasi di pesisirdanmenimbulkan (DTA) yang masuk ketiga waduk tersebut
berbagai dampak pada lingkunganperairan menandai pembagian DAS Citarum
pesisir(Giresse et al., 2013). Sedimentasi menjadi 3 bagian, yaitu DAS Citarum
di pesisir menyebabkan pendangkalan bagian hulu, DAS Citarum bagian tengah,
perairan pesisir, menyebabkan perluasan dan DAS Citarum bagian hilir (BPDAS
daratan (tanah timbul) di sekitar muara Citarum-Ciliwung, 2009). DAS Citarum
sungai, serta berdampak negatif terhadap bagian hulu yaitu daerah tangkapan air
produktivitas perikanan di pesisir. yang mengalir ke Waduk Saguling. DAS
Pengelolaan perikanan di wilayah pesisir Citarum bagian tengah yaitu daerah
akan berjalan efektif jika diikuti tangkapan air yang mengalir ke Waduk
pengelolaan di wilayah DAS secara baik. Cirata. DAS Citarum bagian hilir yaitu
Sehingga diperlukan keterkaitan kebijakan daerah tangkapan air yang mengalir ke
antara pembangunan di wilayah daratan Waduk Jatiluhur dan daerah tangkapan air
dengan kegiatan perikanan di wilayah yang mengalir langsung ke laut. Proporsi
pesisir. Guna mendukung pengelolaan wilayah DAS Citarum bagian hilir
kegiatan perikanan di wilayah pesisir dan berdasarkan wilayah administrasi yaitu
pembangunan daratan diperlukan kajian Kabupaten Bekasi (21,5%), Bogor (14%),
terintegrasi antara dampak kegiatan di Karawang (39,6%), Purwakarta (19,2%),
daratan terhadap kegiatan perikanan di sebagian kecil di Kabupaten Cianjur
pesisir.Kajian sedimentasi di wilayah (3,5%), dan Kabupaten Bandung Barat
pesisir telah banyak dilakukan, antara (2,1%) (BPDAS Citarum-Ciliwung, 2009).
lain(Febriansyah, 2008;Lubis,Barokah, & Lokasi penelitian dilakukan di wilayah
Yulizon,2007; Sandaya, 1996).Selain itu DAS Citarum bagian hilir, yang terletak
kajiansedimentasi di daratan juga telah mulai inlet Waduk Jatiluhur di Kabupaten
banyak dilakukan. Oleh karena itu kajian Purwakarta sampai wilayah pesisir
sedimentasi yang berasal dari wilayah Kecamatan Muara Gembong Kabupaten
DAS terhadap sedimentasi di wilayah Bekasi .Perhitungan luas sedimentasi
pesisir menjadi penting untuk dilakukan. diawali dengan perhitungan total sedimen.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui total sedimen perlu
mengetahui kadar sedimen dan total diketahui kadar sedimen. Pengambilan
sedimen di Sungai Citarum hilir. sampel kadar sedimen dilakukan dua kali
setahun yang mewakili musim kemarau
dan musim hujan pada tahun 2014. Kadar
II.Geologi Regional sedimen diukur dengan pengambilan
sampel TSS di aliran Sungai Citarum hilir
DAS Citarum terletak di wilayah dengan lokasi pengambilan sampel di inlet
administrasi Provinsi Jawa Barat yang dan outlet Waduk Jatiluhur, serta di Sungai
meliputi: Kabupaten Bekasi, Karawang, Citarum bagian hilir sebelum muara
Purwakarta, Subang, Cianjur, sebagian sungai. Titik sampling di Sungai Citarum
Kabupaten Indramayu, Sumedang, bagian hilir terletak di Kecamatan
Bandung, Bogor, Kota Bandung, dan Kota Cabangbungin/ Pakis Jaya, dengan
Cimahi. DAS Citarum merupakan daerah pertimbangan kecepatan aliran air Sungai
Citarum di lokasi ini tidak terpengaruh kadar TSS di musim hujan. Hal ini
pasang surut. Titik sampling outlet Waduk menunjukkan erosiyang terjadi pada
Jatiluhur terletak pada aliran air yang musim hujan sangat besar.Kadar TSS
keluar Waduk Jatiluhur. Titik sampling inletWaduk Jatiluhur lebih besar
inlet Waduk Jatiluhur terletak setelah dibandingkan kadar TSS outlet Waduk
pertemuan arus air outlet Waduk Cirata Jatiluhur. Hal ini menunjukkan sebagian
dan aliran Sungai Cisomang. Data debit air besarsedimen yang masukWaduk Jatiluhur
sudah terendapkandalamwaduk.
diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai
(BBWS) Citarum titik pos pengamatan
B. Total Sedimen di DAS Citarum
Tanjungpura di Karawang, debit air di Bagian Hilir
lokasi inlet dan outlet Waduk Jatiluhur Perhitungan total sedimen pada aliran
diperoleh dari Perusahaan Jasa Tirta II. Sungai Citarum memerlukan data debit air
dan kadar sedimen. Data debit air
diperoleh dari instansi BBWS Citarum dan
Perusahaan Umum Jasa Tirta II.
III. Metode Penelitian Berdasarkan data kadar TSS maka dapat
dihitung total sedimen tahun 2014 masing-
Metode Penelitian yang digunakan penulis masing lokasi pengamatan. Total sedimen
adalah metode Studi Pustaka dimana tahun 2014 masing-masing lokasi
penulis mendapatkan data dan informasi pengamatan yaitu total sedimen inlet
dari internet dan jurnal yang ada . Waduk Jatiluhur sebesar 1,34 x 106
ton/tahun, total sedimen outlet Waduk
Jatiluhur sebesar 0,14 x 106 ton/tahun, dan
IV.Hasil dan Pembahasan
total sedimen yang masuk ke muara
Sungai Citarum/ masuk ke laut sebesar
1,79 x 106 ton/tahun .
A. Prediksi Erosi dan kadar sedimen
DAS Citarum C. Luas Areal yang Tertutup Sedimen di
Bagian HilirBPDAS Citarum- Sekitar Muara Sungai Citarum
Ciliwung(2009 ) menyebutkan tingkat Areal yang tertutup sedimen berupa
erosi wilayah DAS Citarum bagian hilir penambahan luas daratan di sekitar muara
tergolongbesar, berkisar5,483 Sungai Citarum oleh masyarakat setempat
ton/ha/tahun.Hal biasa disebut “tanah timbul”. Berdasarkan
inididukungolehpenelitianAji (2014) hasil pemetaan luas area tanah timbul
bahwa laju erosi Sub DAS Waduk dengan menggunakan citra Landsat seperti
Jatiluhur tahun 2013 sebesar27.032,7 disajikan pada Gambar 3 diperoleh data
ton/ha/tahun, sehingga termasuk dalam luas tanah timbul seluas 3.828,3 hektar
kriteria kondisi “sangat buruk”. Kadar (Paryono et al., 2016).
sedimen Penambahan luas daratan berupa tanah
dihitungberdasarkankadarTSSdarialiran timbul di sekitar muara sungai disebabkan
Sungai Citarumbagian hilir.TSS
oleh pasokan sedimen yang terbawa arus
merupakan parameter fisikaairyang
sungai. Total sedimen di muara Sungai
termasuk parameter penilaian kualitas
lingkungan perairan (PP RI No. 82 Tahun Citarum yang masuk ke laut sangat besar
2001; Kepmen LH 51 tahun 2004; yaitu 1,79 x 106 ton selama tahun 2014.
KepGub Jabar No.39 Tahun 2000). Hasil Erosi terjadi pada lahan terbuka akibat alih
pengukuran TSSaliran Sungai Citarum . fungsi lahan bervegetasi menjadi lahan tak
Kadar TSS di musim kemarau bervegetasi berupa kawasan industri,
secaraumum lebih sedikit dibandingkan pemukiman, pertanian, dan peruntukan
lainnya. Kadar sedimen yang terbawa laut sebesar 0,44kg/m3,inletWaduk
aliran Sungai Citarum masuk ke laut lebih Jatiluhur sebesar 0,20 kg/m3,dan
didominasi oleh aliran sedimen dari DAS outletWaduk Jatiluhur sebesar 0,02kg/m3.
Citarum bagian hilir yang meliputi Sub Totalsedimen di lokasi inletWaduk
DAS Cikao, Sub DAS Cibeet, Sub DAS Jatiluhur sebesar 1,34x106 ton/tahun,
Citarum hilir. Sub DAS daerah tangkapan totalsedimen outlet Waduk Jatiluhur
air Waduk Jatiluhur menyumbangkan sebesar 0,14x106 ton/tahun, dan
sedimen dalam jumlah relatif sedikit totalsedimen yang mengalirke muara
dibandingkan sub DAS lainnya, karena Sungai Citarum sebesar1,79x106ton/tahun.
sedimen yang masuk ke Waduk Jatiluhur KeberadaanWadukJatiluhurtelah
sebagian besar sudah terendapkan di mengurangi potensi totalsedimen yang
Waduk Jatiluhur. mengalir masuk ke laut sebesar 1,20x106
ton.Pasokansedimen dari Sungai
Berdasarkan hasil pengolahan data citra Citarumyang besar menyebabkan
satelit menunjukkan pola arah sebaran sedimentasi di sekitar muara sungai. Luas
sedimentasi di sekitar Sungai Citarum areal yang tertutup sedimen berdasarkan
cenderung ke arah timur (arah wilayah citra Landsat adalah 3.828,26 hektar.Pola
Karawang). Hal ini terjadi pada saat sebaran sedimen di sekitar Sungai Citarum
musim barat, dimana wilayah DAS yang cenderung ea rah timur disebabkan
Citarum sedang mengalami musim hujan pada saat terjadi pasokan sedimen dari
sehingga meningkatkan aliran air sungai daratan dalam jumlah besar pada musim
dibandingkan pada musim kemarau. hujan, arah arus laut menuju ke
Pasokan sedimen yang besar dimusim timur.Keberadaan vegetasi mangrove
hujan (musim barat) akan terbawa arus disebelah timur muara Sungai Citarum ikut
laut menuju ke timur, sehingga berperan dalam proses percepatan
sedimentasi di sebelah timur muara Sungai sedimentasi dan menahan abrasi pantai
Citarum lebih luas dibandingkan dengan oleh ombak dari laut.Berkaitan dengan
wilayah barat muara Sungai Citarum. Luas besarnya total sedimen dari daratan yang
areal yang tertutup sedimen yang besar di masuk ke perairan pesisir, maka perlu
sebelah timur muara sungai ditunjang dilakukan penelitian yang lebih detilyaitu
dengan keberadaan mangrove di sebelah dengan melakukan pengukuran kadar
timur sungai yang lebih luas. Keberadaan sedimen sungai yang masuk ke laut setiap
mangrove berperan dalam memerangkap hari selama setahun guna mendapatkan
sedimen dan mempertahankan lokasi pola pasokan sedimen selama setahun .
tersebut dari abrasi laut. Kondisi tersebut
juga ditentukan oleh dominasi banjir VI.Ucapan Terimakasih
akibat deformasi gelombang pasang,
angin, pasokan sedimen dan transportasi Penulis Mengucapkan banyak terimakasih
sedimen, hidrodinamika serta perubahan kepada Penulis Jurnal Pengelolaan daerah
dasar perairan (Bastos et al., 2012; Xie & aliran sungai yang mempermudah penulis
Pan, 2012). dalam membuat paper ini.

REFERENSI
V.Kesimpulan 1. H. G. (2014). Evaluasi laju
sedimentasi Waduk Jatiluhur.
Hasil pengukuran kadar sedimen di lokasi Bogor: IPB Press.
Sungai Citarum hilir sebelum bermuara ke
2. Arsyad, S. (2013).
Konservasi Tanah dan Air (2nd
ed.). Bogor: IPB Press.
3. Badan Standar Nasional.
(2013). Cara Uji Padatan
Tersuspensi Total (Total Suspended
Solid, TSS) secara Gravimetri.
Jakarta: Badan Standar Nasional.
https://doi.org/SNI 06-6989.3-2004
4. Bastos, L., Bio, A., Pinho,
J. L. S., Granja, H., & Jorge da
Silva, A. (2012). Dynamics of the
Douro estuary sand spit before and
after breakwater construction.
Estuarine, Coastal and Shelf
Science, 109, 53–69.
https://doi.org/10.1016/j.ecss.2012.
05.017
5. BP DAS Citarum-Ciliwung.
(2009). Rencana pengelolaan DAS
Citarum terpadu. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai