Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASURANSI DAN JAMINAN KESEHATAN


“KEPESERTAAN JKN”

Dosen Pengampu : Shelvy Haria Roza, SKM, M.Kes

OLEH:
KELOMPOK 2

Ridha Raudhatul Jannah 1811211016


Lembayung Ega Sabrina 1811211026
Anisa Azinar 1811211032
Dhia Salsabila 1811211034
Desi Kurnia Putri 1811211036
Novrida Yanti 1811211038
Eprilla Maharani Devisa 1811211040
Putri Magvira 1811211042
Sherlina Sesilia Candra 1811211044

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan tak
lupa pula kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Kepesertaan
JKN”. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Shelvy Haria Roza, SKM, M.Kes selaku dosen
mata kuliah Asuransi dan Jaminan Kesehatan di Universitas Andalas yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai referensi, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan bagi mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya kelas A2. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.

Padang, 28 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
I.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
I.3 Tujuan .................................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
II.1 Kepesertaan di Program JKN ............................................................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................................... 10
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan......................................................................................................................... 10
3.2. Saran ................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Target minimal kepesertaan 95% pada program Jaminan Kesehatan Nasional di nilai sulit
tercapai tanpa dukungan regulasi, khususnya terkait penegakan hukum atas kepatuhan terhadap
kepesertaan wajib. Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma’ruf mengatakan target itu
sebenarnya harus didukung dengan regulasi yang mendorong pendaftaran peserta. Pasalnya, jelas
dia ,target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) disusun tidak hanya
atas upaya BPJS Kesehatan, tapi juga dengan dukungan kebijakan yang sudah disiapkan sejak
awal guna mendorong realisasi target kepesertaan. Dalam RPJMN 2015-2019, target kepesertaan
JKN diharapkan dapat mencapai Universal Health Coverage (UHC) atau cakupan kesehatan
menyeluruh bagi seluruh penduduk Indonesia pada 1 Januari 2019. Untuk konteks UHC itu,
minimal 95% dari total penduduk sudah menjadi peserta program JKN.

I.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana kepesertaan pada program Jaminan Kesehatan Nasional?

1.2.2 Apa itu Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI)?

1.2.3 Apa itu Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan?

I.3 Tujuan

1.3.3 Dapat mengetahui kepesertaan deprogram Jaminan Kesehatan Nasional

1.3.2 Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan (PBI)

1.3.3 Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Bukan Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Kepesertaan di Program JKN

Target minimal kepesertaan 95% pada program Jaminan Kesehatan Nasional di nilai sulit
tercapai tanpa dukungan regulasi, khususnya terkait penegakan hukum atas kepatuhan terhadap
kepesertaan wajib. Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma’ruf mengatakan target itu
sebenarnya harus didukung dengan regulasi yang mendorong pendaftaran peserta. Pasalnya, jelas
dia ,target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) disusun tidak hanya
atas upaya BPJS Kesehatan, tapi juga dengan dukungan kebijakan yang sudah disiapkan sejak
awal guna mendorong realisasi target kepesertaan.
Dalam RPJMN 2015-2019, target kepesertaan JKN diharapkan dapat mencapai Universal
Health Coverage (UHC) atau cakupan kesehatan menyeluruh bagi seluruh penduduk Indonesia
pada 1 Januari 2019. Untuk konteks UHC itu, minimal 95% dari total penduduk sudah menjadi
peserta program JKN. “Jika ada instrument regulasi yang semestinya bisa mendorong realisasi
capaian jumlah kepesertaan, dan belum berjalan maka tentu berdampak pada target yang harus
dicapai,” ungkapnya kepada Bisnis. Iqbal mencontohkan Peraturan Pemerintah No.86/2013
tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara
Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam
Penyelenggaraan Jaminan Sosial. Regulasi itu menyebutkan sejumlah sanksi yang dikenakan
kepada pemberi kerja, meliputi teguran tertulis, denda dan tidak mendapatkan layanan publik.
Pasal 9, regulasi tersebut, menyebutkan secara spesifik sejumlah sanksi terkait penghentian
layanan public bagi pemberi kerja yang abai terhadap program JKN, antara lain terkait perizinan
usaha, tender, dan izin mendirikan bangunan. Selain itu, pada Ayat 3, pasal tersebut
menyebutkan bahwa pengenaan sanksi tidak mendapat pelayanan public tertentu dilakukan oleh
unit pelayanan public pada instansi pemerintah, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah
daerah kabupaten/kota.
Pasal 11, PP tersebut menyebutkan bagi setiap orang, selain pemberi kerja, pekerja, dan
penerima bantuan iuran yang melanggar ketentuan tidak mendaftarkan dirinya dan anggota
keluarganya sebagai kepada BPJS Kesehatan juga dikenai sanksi tidak mendapat pelayanan
public tertentu oleh pemerintah.“Poin 3 [Pasal 9] ini penting karena di luar kewenangan BPJS
Kesehatan,” sebut Iqbal. Menurutnya, kehadiran regulasi turunan yang mendorong implementasi
sanksi ini menjadi keharusan guna meningkatkan kepesertaan JKN.
Sebagai informasi, tingkat kepesertaan JKN mencapai 83% pada akhir semester I/2019. Data
kepesertaan yang dipublikasikan BPJS Kesehatan di laman resminya, per 1 Juli 2019 jumlah
peserta JKN mencapai 222,46 juta jiwa. Iqbal mengatakan data kependudukan sipil dari
Kementerian Dalam Negeri menunjukkan pada akhir 2018 jumlah penduduk Indonesia mencapai
265,18 juta jiwa. Dengan begitu, tingkat kepesertaan masyarakat pada program nasional ini
mencapai 83,89%. “Sudah lebih dari 83% penduduk yang terdaftar dalam program JKN-KIS
[Kartu Indonesia Sehat],” ujarnya Iqbal mengatakan pada akhir 2018 lalu jumlah peserta
mencapai 208,05 jiwa. Oleh karena itu, kepesertaan program nasional ini meningkat 6,93%.
Adapun, BPJS Kesehatan mencatat pada 1 Januari 2019 jumlah peserta program tersebut
mencapai 207,9 juta jiwa. Realisasi itu setara dengan 78% dari total populasi nasional.
Kepersertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional dijelaskan dalam Peraturan
Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan yang kemudian dilakukan perbaikan
penjelasan dalam Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2013. Kepersertaan Jaminan Kesehatan
bersifat wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia. Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama mulai 1 Januari 2014 hingga mencakup
seluruh penduduk Indonesia paling lambat 1 Januari 2019. Beberapa penjelasan lain mengenai
kepesertaan berdasarkan Perpres tersebut antara lain adalah:
1. Peserta
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran
2. Pekerja
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam
bentuk lain.
3. Pemberi Kerja
Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya
yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara yang mempekerjakan
pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya. Peserta
yang mengikuti program JKN terbagi dalam dua golongan yaitu

1) Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : Semua orang tidak bisa menjadi peserta
BPJS PBI, karena BPJS PBI hanya diperuntukan untuk fakir miskin dan warga tidak
mampu, menurut dinas sosial.

a. Fakir Miskin

Yang dikategorikan sebagai orang miskin yaitu orang yang sama sekali tidak memiliki
sumber mata pencaharian dan / atau orang yang memiliki sumber mata pencaharian
tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak.

b. Orang Kurang Mampu

Orang yang memiliki sumber mata pencaharian tetapi dari usaha tersebut, dia hanya
mampu memenuhi kebutuhan dasar tanpa mampu untuk membayar iuran bulanan BPJS.

Setiap warga miskin dan warga kurang mampu akan mendapatkan kartu BPJS PBI yang
didistribusikan oleh dinas sosial kedesa-desa sesuai dengan pendataan program perlindungan
sosial. Tapi jika anda warga kurang mampu atau fakir miskin, dan belum mendapatkan kartu
BPJS PBI / KIS anda bisa mencoba mengurusnya sendiri.

2) Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah Peserta yang tidak tergolong fakir
miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas:

1. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

i. Pegawai Negeri Sipil


ii. Anggota TNI
iii. Anggota Polri
iv. Pejabat Negara;
v. Pegawai Pemerintah dan Non Pegawai Negeri
vi. Pegawai Swasta
vii. Pekerja yang tidak termasuk (i) sampai dengan (vi) yang menerima upah.

2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

i. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri


ii. Pekerja yang tidak termasuk (i) yang bukan penerima upah
iii. Pekerja sebagaimana dimaksud (i) dan (ii) , termasuk warga negara asing yang
bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

3. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:

i. Investor
ii. Pemberi Kerja
iii. Penerima Pensiun
iv. Veteran
v. Perintis Kemerdekaan
vi. Bukan Pekerja yang tidak termasuk (i) s/d (v) yang mampu membayar iuran.

4. Penerima pension terdiri atas:

i. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun


ii. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun
iii. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun
iv. Penerima Pensiun selain (i) s/d (iii)
v. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pension sebagaimana dimaksud
pada (i) s/d (iv) yang mendapat hak pensiun.

5. Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:

i. Istri atau suami yang sah dari peserta


ii. Anak kandung, anak tiri dan atau anak angkat yang sah dari Peserta, dengan
kriteria: tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan
sendiri
iii. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima)
tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
iv. Sedangkan Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikut sertakan anggota
keluarga yang lain.

6. WNI di Luar Negeri

Jaminan kesehatan bagi pekerja WNI yang bekerja di luar negeri diatur dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.
BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Kepersertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional dijelaskan dalam Peraturan


Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan yang kemudian dilakukan perbaikan
penjelasan dalam Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2013. Kepersertaan Jaminan Kesehatan
bersifat wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia. Kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama mulai 1 Januari 2014 hingga mencakup
seluruh penduduk Indonesia paling lambat 1 Januari 2019.

Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telah membayar Iuran.Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain.Pemberi kerja adalah orang perseorangan,
pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau
penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau
imbalan dalam bentuk lainnya. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : Semua orang
tidak bisa menjadi peserta BPJS PBI, karena BPJS PBI hanya diperuntukan untuk fakir miskin
dan warga tidak mampu, menurut dinas sosial.Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak
tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas: pekerja Penerima Upah dan
anggota keluarganya, Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya,Bukan Pekerja
dan anggota keluarganya penerima pensiun ,anggota keluarga bagi pekerja penerima upah , WNI
di Luar Negeri

III.2. Saran

Dalam kepersetaan dari JKN ini , seharusnya regulasi dari pihak penegak hukum lebih
ditegakkan atas kepatuhan terhadap kepesertaan wajib diatas, sebagaimana yang telah dijelaskan
pada pembahasan diatas. Untuk pembaca supaya bisa memahami dan mengaplikasikan
pembahsan yang terdapat pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://mediaindonesia.com/read/detail/208356-kepesertaan-jkn-baru-capai-81 (diunduh,
pada tanggal 28 oktober 2019, pukul 19.00)

https://finsnsial.bisnis.com/read20190710/215/1122277/kepesertaan-bpjs-kesehatan-
implementasi-sanksi-butuh-dukungan-regulasi-teknis (diunduh, pada tanggal 28 oktober
2019, pukul 19.00)

http://bpjs-keshatan.gi.id/2016/07mengenal-jenis-kepesertaan-bpjs-html (diakses pada tanggal


27 Oktober 2019,pukul 18.00 WIB).

Kemenkes RI.2013. Bahan Paparan: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Dalam Sistem
Jaminan Nasional. Jakarta: Kemenkes RI.

https://www.academia.edu?3281823/Makalah_jkn_kelompok-auto=dowload (diakses pada


tanggal 27 Oktober 2019,pukul 18.00 WIB).

Anda mungkin juga menyukai