Keberhasilan kepemimpinan dan pemimpinnya sangat ditentukan oleh perilaku, sikap, motivasi,
semangat, disiplin kepuasan dari para pengikutnya. Gaya kepengikutan adalah pola perilaku yang
digunakan oleh pengikut dalam interaksi social dengan pemimpinnya.
1. Teori kepengikutan Dinamik, oleh Joseph A. Stenger, George E. Manners, Jr dan Thomas
W.Zimmerer (2001). Mereka berpendapat bahwa manajer yang sukses selalu mempelajari
dan merespon kepada perilaku para pengikut. Menurut mereka perilaku pengikut
ditentukan oleh dua dimensi :
a. Enhancement self ( peningkatan diri sendiri ), yaitu keinginan pengikut untuk
berpartisipasi dalam system status dan imbalan organisasi. Pengikut ingin lebih banyak
tanggung jawab dan resiko
b. Protection of self ( perlindungan diri ), yaitu kekhawatiran dari pengikut untuk gagal
dan keinginannya untuk melindungi dirinya dari kegagalan dan takut akan konsekuensi
social dari kegagalan.
Berdasarkan tinggi rendahnya kedua dimensi tersebut terbentuk 9 gaya kepengikutan :
1. Gaya kepengikutan pemain pertandingan ( the game player ). Gaya kepengikutan ini
ditandai dengan peningkatan diri sendiri tinggi dan perlindungan diri tinggi dari kegagalan.
2. Gaya kepengikutan pencapai prestasi ( the achiever ). Gaya kepengikutan ini menyenangi
symbol-simbol nyata yang mencerminkan kesuksesan dan mengambil resiko akan tetapi
menghindari resiko besar untuk memperoleh kesuksesan.
3. Gaya kepengikutan komikaze. Gaya kepengikutan ini orang yang menginginkan perubahan
organisasi apapun resikonya. Akan tetapi kamikaze merupakan orang yang tidak matang,
mempunyai konsep mengembangkan diri sendiri kecil, tidak takut gagal dan mempunyai
kebutuhan symbol kesuksesan yang besar.
4. Gaya kepengikutan birokrat. Gaya kepengikutan yang produktif, menginginkan status,
memperoleh peningkatan jabatan dan kekuasaan.
5. Gaya kepengikutan super ( super follower ). Gaya kepengikutan yang tertinggi dari
kepengikutan. Pengikut jenis ini menginginkan imbalan walaupun tidak sebanyak pencapai
prestasi.
6. Gaya kepengikutan artis. Gaya kepengikutan ini merupakan orang yang produktif,
walaupun pemimpin harus sabar memonitornya dalam waktu yang lama.
7. Gaya kepengikutan Apetik. Gaya kepengikutan ini memiliki keinginanan rendah dan selalu
takut salah.
8. Gaya kepengikutan keledai. Gaya kepengikutan ini merespon terhadap perubahan bukan
karena harapan imbalan formal.
9. Gaya kepengikutan penyimpang. Gaya kepengikutan Ini tidak memiliki keinginan untuk
berpartisipasi dan tidak mau taat aturan.
Steger, Manners, Jr. dan Zimmers mengemukakan 4 faktor yang mempengaruhi pemilihan
gaya kepengikutan dan intensitasnya oleh para pengikut, yaitu :
1. Sistem simbolik status
2. Imbalan terhadap kenaikan kinerja
3. Asumsi mengenai tanggungjawab
4. Respon organisasi terhadap kegagalan individual pengikut.
2. Teori kepengikutan Robert Kelley, dalam bukunya yang berjudul the power of
followership mengemukakan teorinya mengenai gaya kepengikutan berdasarkan dua
dimensi:
(1) Dimensi derajat berpikir kritis atau independent critical thinking dengan skala 0 sampai 60,
yaitu dimensi yang merupakan kontinum dari berpikir krisis independent sampai dengan
berpikir tidak krisis.
(2) Dimensi derajat keaktifan pengikut dalam bekerja atau degree of active engagement in
work. Dimensi ini merupakan kontinum dari aktif sampai ke pasif.
Berdasarkan kedua dimensi tersebut Kelley menggolongkan pengikut menjadi 5 jenis, yaitu :
1. Alienated followers ( pengikut terasing ), ciri utamanya adalah berpikir kritisnya tinggi
sedangkan derajat keikutsertaannya dalam pekerjaan rendah.
2. Exemplary Followers ( Pengikut patut dicontoh ), ciri utamanya adalah mereka
menunjukkan perilaku kepada pemimpin dan teman-temannya sebagai orang yang
independent, inovatif, kreatif, konsisten dan mau membela pemimpin.
3. Pragmatist Followers ( pengikut pragmatis ), ciri utamanya tingkat berpikir kritiknya dan
sifatnya aktif sedang.
4. Passive Followers ( Pengikut pasif ), berpikir kritisnya rendah dan keikutsertaan dalam
pekerjaan pasif.
5. Confromist Followers ( Pengikut konformis ), berciri tidak kritis tapi ikut sertanya dalam
pekerjaan sangat aktif.