Anda di halaman 1dari 7

KEPENGIKUTAN

Pengikut merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses kepemimpinan.
Tidak ada pemimpin tanpa adanya pengikut dan keberhasilan pemimpin sebagian besar
ada pada pengikutnya.
Teori Kepengikutan
 John W. Gardner (1990) menggunakan istilah konsituen atau pemilih.
 J.F.Ford (1990) menggunakan istilah partisipan yang mempunyai pengertian lebih luas,
yaitu mereka yang berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
 Thomas J. Sergiovanni (1999) membedakan pengertian istilah subordinate atau anak
buah dengan istilah followers atau pengikut.
Menurut Rost pengikut merupakan kelompok orang yang merupakan bagian masa yang
berkeringat yang terpisah dari para elit (pemimpin) yang tidak dapat bertindak secaara cerdas
tanpa panduan atau kontrol orang lain, dan mau membiarkan para elit mengontrol kehidupan
mereka dan tidak produktif tanpa diarahkan oleh orang lain.
Adapun Rost mengajukan 5 indikator mengenai pengikut sebagai berikut:
1. Pengikut hanya orang yang aktif dalam proses kepemimpinan. Orang yang pasif tidak
dapat di sebut pengikut karena tidak ikut serta dalam proses menciptakan perubahan.
2. Keaktifan orang merupakan kontinum dari sangat aktif sampai minimal aktif. Pengaruh
mereka dalam melakukan aktifita, kemauan mereka untuk ikut serta, sumber-sumber
kekuasaan mereka untuk memengaruhi orang lain.
3. Dalam hubungan kepemimpinan pengikut dapat menjadi pemimpin dan pemimpin dapat
menjadi pengikut.orang tidak terikat pada satu posisi secara terus menerus.
4. Dalam suatu kelompok atau organisasi orang dapat menjadi pemimpin, akan tetapi pada
kelompok lainnya ia dapat menjadi pengikut. Misal, seorang pemimpin divisi, ia menjadi
pemimpin dalam divisinya. Akan tetapi dalam keseluruhan perusahaan dia merupakan
pengikut dari direktur utama perusahaan.
5. Dalam paradigma lama posisi pengikut terpisah dari manajer. Manajer adalah manajer
dan tidak dapat jadi pengikut. Dalam paradigma baru pemimpin dan pengikut sama sama
melakukan kepemimpinan, yaitu saling memengaruhi. Akan tetapi keduanya tidak
melakukan hal yang sama.

1. MODEL HUBUNGAN KEPENGIKUTAN DAN KEPEMIMPINAN


Hubungan pemimpin dengan pengikutnya memiliki hubungan sebagai berikut:
a. Hubungan pemimpin dengan pengikut sama dengan pengembala dan ternak
Hubungan yang mengibaratkan pemimpin sebagai pengembala sedangkan pengikut sebagai
ternak. Hubungan pada kepemimpinan lama yang proses mempengaruhi terjadi dari satu arah
yakni pemimpin ke pengikut. Berdasarkan pengibaratan tersebut diketahui bahwa pemimpin
merupakan orang yang menentukan tujuan dana apa yang harus dilakukan oleh pengikut.
Pada hubungan ini, pengikut tidak memiliki alternatif pilihan lain dan patuh terhadap apa
yang diperintahkan oleh pimpinan.
Hubungan dengan model seperti ini juga terjadi pada masyarakat feudal dimana pimpinan
berasal dari golongan raja dan bangsawan kemudian pengikut merupakan rakyat biasa yang
harus mematuhi norma dan aturan.

b. Hubungan Kontrak Sosial antara Pemimpin dan Pengikut


Kepemimpinan transaksional dimana terjadi interaksi saling mempengaruhi antara peimpinan
dan pengikutnya. Hubungan ini dapat diterapkan pada proses politik yang mana pemimpina
akan memberikan janji maupun visi misi dan kemudian pengikut akan menentukan pilihan
sebagai reaksi dari visi misi yang diberikan.

c. Hubungan Transformasional
Hubungan antara pimpinan dan pengikut yang saling berkaitan atau berhubungan satu
dengan yang lain. Pada hubungan transformasional dimana pemimpin dan pengikut saling
bekerjasama untuk mewujudkan visi misi, nilai dan meningkatkan harkat martabat bersama,
sehingga mereka menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
d. Hubungan Holon
Hubungan yang dikemukanan oleh Wandelin Kupers, menjelaskan bahwa manusia
merupakan makhluk inividu dan sosial, dimana sebagai individual holon, ia akan melakukan
suatu aktivitas dan seluruh sistem yang berkaitan akan mengikuti kegiatan tersebut.
Sedangkan sebagai holon sosial dimana ia harus mampu menyesuaikan dengan keadaaan
dimana individu itu berasal.
e. Hubungan Hierarkis
Hubungan yang terdapat aturan mengenai hak dan wewenang berdasarkan aturan
organisasi, seperti contoh seorang pimpinan memiliki tanggung jawab dan harus memathui
perintah yang diberikan oleh atasannya. Dimana sebagai eselon bawah, ia akan dapat meniti
karir apabila memiliki kinerja yang baik dan mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang digunakan oleh pengikut dalam interaksi
Saling mempengaruhi dengan pimpinannya. Pola kepengikutan dipakai dalam pengertian
dinamis artinya dapat menggunakan gaya kepengikutan sesuai dengan situasi
kepemimpinan.
Pola teori gaya kepengikutan
a. Teori kepengikutan grid
Konsep dasar
Teori ini mempelajari efektifitas sebagai gaya kepemimpinan dari prespektif
pengikut. Teori ini dibentuk dari 2 dimensi horizontal (perhatian atau menyelesaikan
tugas) dan dimensi vertical (perhatian terhadap pimpinan). Lalu dikembangkan
menjadi 5 gaya kepengikutan utama.
b. Jenis-jenis gaya kepengikutan.
1. Gaya kepengikutan picik (close mainded subordinate)
Pengikut menyelesaikan tugas tinggi dan perhatian terhadap pimpinannya dan
tim. Terhadap pimpinan, bawahan tersebut cenderung mengurui. Terhadap teman
tim cenderung mengabaikan pendapatnya dan sibuk dengan pekerjaannya tanpa
memberi kesempatan pada orang lain.
2. Gaya kepengikutan ingin menyenangkan (eager to plese subordinate)
Pengikut ini memiliki sifat untuk menyenangkan pimpinan dan perhatian
terhadap bawahan. Orang denga kepengikutan ini cenderung mengalah, menarik
diri jika terjadi konflik demi menjaga hubungan baik terhadap pimpinan dan tim.
Namun akan membuat rendahnya produktifitas organisasi.
3. Gaya kepengikutan paternastik (paternastik subordinate)
Pengikut ini memiliki sikap ingin mengkontrol dan tidak ingin di control orang
lain. Jika ia berposisi sebagai bawahan, makai a tidak akan bisa menolak perintah
atasannya, maka yang dapat ia lakukan adalah:
- Memposisikan diri sebagai tangan kanan pimpinan, dengan posisi ini ia akan
dapat mengontrol teman tim atau menjadi team leader.
- Jika tidak setuju dengan keputusan pimpinan, makan ia akan cenderung
mengulur-ulur waktu dan akan mencari strategi untuk merubah keputusan atau
perintah pimpinannya.
4. Gaya kepengkutan masa bodo (could’t care subordinate)
Pengikut ini memiliki perhatian rendah terhadap atasan dan perhatian terhadap
renddah tahap pekerja. Ia akan berhati-hati dan menghindari pertentangan dengan
orang lain. Ia akan menerima perintah tanpa menilai dan menafsirkannya.
Pengikut ini hanya sekedar menjalankan tugas dan tanggung jawab yang ada
ditangannya.
5. Gaya kepengikutan sadar status (status conscious subordinate)
Pengikut ini memiliki sikap perhatian kepada pimpinan. Ia berpotensi menurut
karena menganggap atasan sebagai orang yang hirarkinya lebih tinggi dan lebih
benar. Ia takut gagal dan takut mengambil resiko. Dalam menghadapi konflik ia
akan meminta perlindungan dan berusaha mendapat solusi win to win.

6. Gaya kepengikutan oportunistik


pengikut ini memiliki sikap mengutamakan intergritas pribadi secara terselubung.
Ia ingin mencapai apa yang ia inginkan tanpa mangancam atasan atau teman
kerjannya. Pengikut menganggap pimpinan sebagai batu loncatan ke atas.
7. Gaya kepengikutan pencari solusi (solution seaking subordinate)
Pengikut ditandai dengan tingginya memeperhatikan atasan dan menyelesaikan
tugas. Pengikut tidak akan menerima pendapat tanpa bukti, dan tidak bisa
menerima rekan yang memiliki sifat yang tidak efektif.

1. Gaya kepengikutan Dinamik


a. Dasar teori
Manager yang sukses selalu memperhatikan perilaku para pengikutnya. Peran manajemen
adalah meyakinkan pengikut bahwa setiap pengikut akan mendapat imbalan.
Mengembangkan gaya kepengikutan dinamika dari 2 dimensi yaitu
 Pengembangan diri sendiri adalah keinginan berpartisipasi dalam sistem status
dan imbalan orang.
 Perlindungan diri adalah kekhawatiran dari pengikut untuk kegagalan dan
keinginan untuk melindungi dirinya dari kegagalan.
b. Taksonomi gaya kepengikutan
1. Gaya kepengikutan pemainan pertandingan (the game player)
Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan peningkatan diri sendiri yang tinggi dan
perlindungan diri terhadap kegagalan tinggi.
2. Gaya kepengikutan pencapaian presentasi (the achiver)
Pengikut yang menyukai simbol-simbol nyata dan berani mengambil resiko untuk
kesuksesan.
3. Gaya kepengikutan kamikaze.
Pengikut ini adalah orang-orang yang ingin adanya perubahan pada organisasi
apapun resikonya, tidak takut gagal, memiliki kebutuhan simbol kesuksesan.
4. Gaya kepengikutan birokrat
Birokrat adalah peningkatan yang produktif, ingin memiliki status, mendapat
peningkatan jabatan, tetapi tidaj terlalu berani mengambil resiko.
5. Gaya kepengikutan super
Pengikut ini menginginkan imbalan walau hanya sedikit. Berusaha untuk
mendapat posisi tapi dengan resiko yang sedang dan umumnya sangat produktif
di dalam posisi atau jabatannya memiliki motivasi yang sangat tinggi.
6. Gaya kepengikutan artis
Pengikut ini menghasilkan kinerja dan kepuasan individu secara profesional tetapi
dapat menimbulkan masalah bagi orang lain. Karena dia sering mengerjakan
sesuatu dengan caranya sendiri namun tidak sesuai dengan prosedur.
7. Gaya kepengikutan apatetik
Keinginan yang kecil untuk berpartisipsi dalam sistem formal mengharap
imbalan.
8. Gaya kepengikutan keledai
Pengikut ini memiliki sikap sesuai dengan teori X dimana produktifitas dihasilkan
karena ada ancaman.
9. Gaya kepengikutan menyimpang.
Pengikut ini memiliki sikap tidak ada keinginan untuk berpartisipasi, dan tidak
takut dengan kegagalan (ceenderung ingin berhenti berkerja)

2. Menciptakan Motivasi untuk Perubahan


Steger, Manners Jr, dan Zimmare berpendapat bahwa gaya kepengikutan dapat menjadi
hambatan terhadap perubahan organisasi.

Klasifikasi gaya kepengikutan.


a. Pengikut terasing.
Memiliki karakteristik pengikutnya terasing adalah independensi, berfikir kritisnya
yang tinggi, sedangkan keikutsertaannya dalam pekerjaan rendah.
b. Pengikut teladan.
Para pengikut yang patut dicontoh menunjukkan perilaku pada pimpinannya dan
teman-teman sekerjanya sebagai orang yang independent, inovatif, kreativ, konsisten
dan mau membela pimpinannya.
c. Pengikut pragmatis.
seorang pengikut pragmatis tingkat berfikir kritiknya dan sifat aktifnya sedang
jumlahnya dalam organisasi antara 25-35 persen dari seluruh pengikut.
d. Pengikut pasif.
Pengikut pasif derajat berfikir kritisnyarendah dan keikutsertaandalam pekerjaan
pasif.
e. Pengikut konformis.
Memiliki ciri berfikir tidak kritis, akan tetapi ikut serta dalam pekerjaan secara aktif.

3. KEPENGIKUTAN EFEKTIF

Menurut Ludin dan Lancaster kesuksesan para pemimpin tergantung pada kemampuan mereka
untuk membangun suatu dasar para pengikut yang loyal, mampu dan berpengetahuan. Mengasuh
kepengikutan yang efektif memerlukan menghindari konsepsi salah bahwa para pemimpin yang
melakukan pemikiran dan para pengikut semata – mata hanya melaksanakan perintah.
Kepengikutan memainkan peran vital pada setiap level organisasi.

Kepemimpinan harus efektif dan efisien, artinya kepemimpinan harus mampu menciptakan
kepatuhan para pengikut, dapat mencapai tujuannya dengan menggunakan sumber – sumber dan
pengorbanan seminimal mungkin. Kepemimpinan kepemimpinan yang efektif memerlukan
kepengikutan yang efektif. Pemimpin dan pengikut perlu mempunyai kesamaan karena keduanya
harus saling berinteraksi dan bekerja sama.
Menurut Kelkey, pengikut yang efektif adalah pengikut yang antusias, cerdas, percaya
diri, tanpa menagih bintang jasa dalam mencapai tujuan organisasi. Para pengikut yang efektif
mempunyai perbedaan dalam motivasi untuk mengikuti dan persepsi mereka mengenai peran
mereka. Di bawah ini dikemukakan karakteristik lain dari pengikut yang efektif.

1. Integritas
Pengikut yang efektif mempunyai integritas diri yang tinggi. Seorang pengikut
mempunyai integritas tinggi apabila mengidentifikasikan dirinya dengan dia
melaksanakan norma – norma organisasinya dalam upaya merealisasikan visi dan
misi organisasi.
2. Mandiri
Pengikut yang mandiri adalah pengikut yang memahami dan mampu melaksanakan
dengan baik dengan sedikit mungkin bantuan dari pemimpinnya. Ia bekerja meskipun
tidak diawasi oleh pemimpinnya.
3. Mempunyai kompetensi tinggi
Pengikut yang efektif mempunyai kompetensi yang tinggi dari pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan baik.
4. Agen perubahan
Seorang pengikut yang efektif harus ikut serta menciptakan perubahan, adaptif atau
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
5. Kesiapan tinggi
Pengikut yang efektif merupakan pengikut yang mempunyai kesiapan tinggi.
Komponen kesiapan pengikut adalah kemampuan dan kemauan. Kemampuan adalah
tinggi rendahnya pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dibawa individu
atau kelompok untuk melaksanakan tugas tertentu. Kemauan adalah tinggi rendahnya
individu atau kelompok pengikut yang mempunyai percaya diri, komitmen, dan
motivasi untuk melaksanakan tugas tertentu.
6. Berani
Pengikut yang efektif merupakan orang yang dapat dipercaya, jujur dan berani.
Pengikut yang efektif harus berani dalam 5 hal yaitu :
1) Berani memikul tanggung jawab
2) Berani melayani
3) Berani untuk menantang
4) Berani berpartisipasi dalam perubahan
5) Berani untuk meninggalkan pemimpin

Sumber :
Wirawan. Kapita Selekta Teori Kepemimpinan. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & Uhamka Press;2003
Budiarto Y. Followership : Sisi Lain Kepemimpinan yang Terlupakan. 3(1)

Anda mungkin juga menyukai