Anda di halaman 1dari 4

GAYA KEPEMIMPINAN

Pengertian gaya kepemimpinan


Gaya kepemimpinan ini sangat penting karena gaya kepemimpinan mencerminkan apa
yang dilakukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya untuk merealisasikan visinya
Teori-teori Gaya Kepemimpinan
1. Studio Ohio State University, oleh J. K. Hemphill ( 1949 )
Dengan mengumpulkan 1.800 pertanyaan yang melukiskan perilaku kepemimpinan,
kemudian mereka mensortir pertanyaan tersebut menjadi 150 yang digunakan untuk menyusun
kuesioner yang diberi nama Leadership Behavior Description Questionnair ( LBDQ ). LBDQ
didasarkan pada dua dimensi: dimensi consideration atau perhatian terhadap bawahan dan dimensi
initiating structure atau perhatian terhadap tugas.
Consideration adalah derajat dimana seorang pemimpin bertindak dengan cara yang
bersahabat dan mendukung, menunjukkan perhatian terhadap bawahan dan memperhatikan
kesejahteraan.
Initiating structure adalah derajat sampai seberapa besar pemimpin mendefenisikan dan
menstruktur tugas dan perannya dan bawahannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Studi University of Michigan
Penelitian ini disimpulkan oleh Likert ( 1961 & 1967 ) untuk menentukan perilaku
pemimpin efektif dan tidak efektif studi ini kemudian mengelompokkan perilaku pemimpin
menjdai tiga kelompok :
a. Task oriented behavior ( perilaku berorientasi ketugasan ). Manajer yang efektif melakukan
pekerjaan yang berbeda dengan para bawahannya. Mereka mengkonsentrasikan dirinya
pada fungsi perilaku ketugasan seperti perencanaan, pensekedulan pekerjaan,
mengkoordinasi aktivitas bawahan. Mereka juga membantu bawahannya dalam
menentukan standar kinerja secara realistic.
b. Relationship oriented behavior ( perilaku berorientasi hubungan ). Manajer dengan gaya
ini memusatkan perhatiannya pada hubungan antar manusia.
c. Participatif leadership ( kepemimpinan partisipatif ). Manajer melakukan supervisi secara
kelompok tidak secara individual karyawan. Pertemuan kelompok mendorong pasrtisipasi
pengambilan keputusan, meningkatkan komunikasi, mendorong kerja sama dan
memfasilitasi solusi konflik, akan tetapi partisipasi tidak mendelegasikan tanggung jawab,
manajer tetap bertanggung jawab atas keputusan dan hasilnya.

3. Teori Kisi-kisi Kepemimpinan ( The leadership Grid ), oleh Robert R. Blake Bersama Jane
S.Mouton (1964).
Menurut mereka cara yang tepat melakukan proses kepemimpinan adalah dengan memakai
yang disebut three R’s leadership, yaitu :
1) Resources (R1) aadalah kontribusi orang sebagai individual dalam kepemimpinan.
2) Relationship ( R2 ) adalah interaksi antara orang.
3) Result ( R3 ) adalah realisasi dari interaksi tim dan problem solving. Result dapat
diukur sebagai bukti adanya produktivitas, keuntungan, kreativitas dan inovasi,
penjualan dan layanan.
4. Teori Kepemimpin Kontijensi oleh Fred E Fiedler (1967) dan Teori Kepemimpinan
Situasional, oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blanchard (1970), Teori kepemimpinan
kontijensi diformulasikan berdasarkan asumsi bahwa pemimpin agar efektif harus mampu
merubah perilakunya sesuai dengan perubahan karakteristik para pengikutnya dan situasi
kepemimpinan. Sedangkan teori kepemimpinan situasional yang memformulasikan bahwa
gaya kepemimpinan perlu menyesuaikan dengan karakteristik para pengikutnya.
Berikut macam-macam dari teori ini :
a. Teori Kontinum Perilaku Pemimpin, menurut teori ini perilaku pemimpin
ditentukan oleh kontinum antara 4 faktor yaitu :
i. Perilaku berorientasi tugas ( Task Oriented )
ii. perilaku berorientasi hubungan ( Relationship Oriented )
iii. Jumlah otoritas yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi
pengikutnya
iv. Jumlah kebebasan yang dimiliki pengikut dalam melaksanakan tugasnya

b. Teori Gaya Kepemimpinan Berbagai Kekuasaan, Model teori ini disusun dengan
asumsi bahwa kepemimpinan merupakan proses interaksi kekuasaan antara
pemimpin dan para pengikutnya. Gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan
menjadi lima jenis, yaitu :
1 ) Gaya Kepemimpinan otokratik, cirinya :
 Kebebasan pemimpin untuk menggunakan kekuasaannya dalam
kepemimpinan tinggi
 Kebebasan pengikut untuk menggunakan kekuasaannya tidak ada
 Pengambilan keputusan kebijakan dan operasional diambil oleh pemimpin
sedangkan pengikut hanya pelaksana keputusan
2 ) Gaya Kepemimpinan Paternalistik, cirinya :
 Kebebasan pemimpin untuk menggunakan kekuasaannya dalam
kepemimpinan tinggi
 Kebebasan pengikut untuk menggunakan kekuasaannya rendah
 Pengambilan keputusan kebijakan dan operasional diambil oleh pemimpin
dengan informasi yang disediakan pengikut
3 ) Gaya kepemimpinan partisipatif, cirinya :
 Kebebasan pemimpin untuk menggunakan kekuasaannya besar
 Pemimpin memberikan kesempatan kepada para pengikut untuk
menggunakan kekuasaannya
 Pemimpin Bersama-sama para pengikutnya mengambil keputusan untuk
melaksanakan visi, misi, strategi dan tugas organisasi.
4 ) Gaya Kepemimpin Demokratik , cirinya :
 Kebebasan pemimpin dan pengikut untyk menggunakan kekuasaannya
sedang dan saling mengontrol.
 Pemimpin berpendapat tidak dapat melakukan tugasnya dan mengambil
keputusan tanpa para pengikutnya
 Demikian juga pengikut tidak dapat melakukan tugasnya tanpa pemimpin
5 ) Gaya Kepemimpinan Pemimpin Terima Beres, Cirinya :
 Pemimpin Bersama-sama para pengikutnya menetukan visi,misi dan tujuan
organisasi
 Pemimpin menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan pencapaian
tujuan organisasi kepada para pengikut.
 Pengikut bebas melakukan aktivitas dalam mencapai tujuan organisasi.

c. Teori Konsep Kecocokan Pemimpin ( Leadership Match Concept ), oleh Fred E.


Fiedler (1967). Teori ini menyatakan bahwa kesuksesan seorang pemimpin
kontijen atau tergantung pada dua factor, yaitu cara tipikal pemimpin yang
berinteraksi dengan anggota kelompok (misalnya gaya kepemimpinan), dan control
situasi yaitu derajat pemimpin mempunyai control atas situasi
(misalnya,mengontrol kelompok, tugas dan hasilnya).
Teori model Kontijensi Keefektifan Kepemimpinan dari Fiedler kemudian
dikembangkan menjadi Leader Match Concept atau Konsep Kecocokan pemimpin
Teori Leadership Match ditentukan oleh 2 faktor :
1. Gaya kepemimpinan, menurut fiedler dan chemers gaya
kepemimpinan adalah derajat hubungan antara seseorang dengan
teman sekerjanya dengan siapa ia paling tidak ingin bekerja.
2. Situasi Kepemimpinan, ada 3 komponen yang menentukan control
dan pengaruh dalam suatu situasi yaitu hubungan pemimpin dan
pengikut, struktur tugas dan kekuasaan posisional.
3. Mencocokkan Gaya Kepemimpin dengan situasi kepemimpinan,
Hubungan antara control situasi dengan gaya kepemimpinan
disimpulkan oleh fiedler dan chemers sbb:
 Kontrol situasi tinggi
 Control situasi sedang
 Control situasi rendah
d. Teori kepemimpinan situasional, oleh paul hersey dan Kenneth H Banchard (1970).
Para pemimpin harus menganalisa dan memahami situasi atau kematangan para
pengikutnya. Seperti dokter yang harus mendiagnosa pasiennya sebelum memberi
resep, pemimpin juga harus memahami para pengikutnya sebelum menentukan
gaya kepemimpinan yang diperlukan untuk memimpin para pengikutnya.
e. Teori Pengambilan Keputusan Normatif, Proses pengambilan keputusan
mencerminkan gaya kepemimpinan dan mempengaruhi interaksi antara pemimpin
dan pengikut dalam kepemimpinan.
5. Teori Kepemimpinan Primal, menurut teori ini tugas utama dari para pemimpin adalah
mempersiapkan perasaan baik para pengikutnya. Menurut teori kepemimpinan primal setiap
pemimpin memerlukan keterampilan kecerdasan emosional yang meliputi kompetensi personal
yaitu kesadaran diri, manajemen diri dan kompetensi social yaitu kesadaran social dan manajemen
hubungan.

Anda mungkin juga menyukai