Anda di halaman 1dari 7

1.

Defenisi Surveilans

Menurut German (dalam Kesmas, 2013), surveilans kesehatan masyarakat (publichealth

surveillance) adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus berupa

pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data mengenaisuatu peristiwa yang

terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam tindakankesehatan masyarakat dalam upaya

mengurangi angka kesakitan dan kematian, danmeningkatkan status kesehatan.

Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan interpretasidata secara

terus menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan(disebarluaskan) kepada

pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya

(DCP2, 2008)

Langmuir, 1963: Surveilens adalah kegiatan perhatian yang terus menerus pada

distribusi dan kecenderungan penyakit melalui sistematika pengumpulan data,

konsolidasi, dan evaluasi laporan morbiditas serta mortalitas juga data lain

yang sesuai, kemudian disebarkan kepada mereka yang ingin tahu.

1. Pengumpulan data yang sistematik

2. Konsolidasi dan evaluasi data

3. Diseminasi awal pada mereka yang butuh informasi, terutama mereka yang berposisi

pengambil keputusan

2. Prinsip Umum Surveilans Epidemiologi

Prinsip umum survelian epidemiologi adalah sebagai berikut (Eko Budiarto, 2003) :

a. Pengumpulan data Pencatatan insidensi terhadap population at risk.

Pencatatan insidensi berdasarkan laporan rumah sakit, puskesmas,

dan sarana pelayanan kesehatan lain, laporan petugas surveilans di lapangan, laporanmasyarakat,

dan petugas kesehatan lain; Survei khusus; dan pencatatan jumlah populasi berisiko

terhadap penyakit yang sedang diamati. Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
wawancara dan pemeriksaan. Tujuan pengumpulan dataadalah menentukan kelompok high risk;

Menentukan jenis dan karakteristik(penyebabnya); Menentukan reservoir; Transmisi; Pencatatan

kejadian penyakit; danKLB.

b. Pengelolaan data

Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row data) yangmasih perlu

disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data yangterkumpul dapat diolah dalam

bentuk tabel, bentuk grafik maupun bentuk peta atau bentuk lainnya. Kompilasi data tersebut

harus dapat memberikan keterangan yang berarti.

c. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan

Data yang telah disusun dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan dilakukaninterpretasi untuk

memberikan arti dan memberikan kejelasan tentang situasi yangada dalam masyarakat.

d. Penyebarluasan data dan keterangan termasuk umpan balik

Setelah analisis dan interpretasi data serta telah memiliki keterangan yang cukup jelas dan

sudah disimpulkan dalam suatu kesimpulan, selanjutnya dapatdisebarluaskan kepada semua

pihak yang berkepentingan, agar informasi ini dapatdimanfaatkan sebagai mana mestinya.

e. Evaluasi

Hasil evaluasi terhadap data sistem surveilans selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan,

penanggulangan khusus serta program pelaksanaannya, untuk kegiatantindak lanjut (follow up),

untuk melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan program dan pelaksanaan program, serta

untuk kepentingan evaluasi maupun penilaian hasil kegiatan.

3. Sumber Data, Pelaporan, dan Penyebaran Data Informasi Surveilans Epidemiologi

1. Sumber Data

Sumber data surveilans epidemiologi meliputi :

a. Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.

b. Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan serta laporan kantor
pemirintah dan masyarakat.

c. Data demografi yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukan dan masyarakat

d. Data geografi yang dapat diperoleh dari unit unit meteorologi dan geofisika

e. Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.

f. Data kondisi lingkungan.

g. Laporan wabah

h. Laporan penyelidikan wabah/KLB

i. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan

j. Studi epidemiology dan hasil penelitian lainnya

k. Datahewan dan vektor sumber penular penyakit yang dapat diperoleh dari unit pelayanan

kesehatan dan masyarakat.

l. Laporan kondisi pangan.

m. Data dan informasi penting lainnya.

2. Pelaporan

Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam penyelenggaraan surveilans

epidemiologi termasuk rumah sakit, puskesmas, laboratorium, unit penelitian, unit program -

sektor dan unit statistik lainnya.

3. Penyebaran Data dan Informasi

Data, informasi dan rekomendasi sebagai hasil kegiatan surveilans epidemiologi disampaikan

kepada pihak-pihak yang dapat melakukan tindakan penanggulangan penyakit atau upaya

peningkatan program kesehatan, pusat- pusat penelitian dan pusat-pusat kajian serta pertukaran

data dalam jejaring surveilans epidemiologi


4. Sistem Surveilens

Tipe-Tipe Sistem Surveilans, Pengumpulan, dan Entry Data Cara-cara penyelenggaraan

surveilans epidemiologi dibagi berdasarkan atas metode pelaksanaan, aktifitas pengumpulan

data dan pola pelaksanaannya. (KMK No. 1116/MENKES/SK/VIII/2003).

A. Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan

a. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi

terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan atau faktor risiko kesehatan

b. Surveilans Epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap

suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau situasi khusus kesehatan

c. Surveilans Sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada populasi dan

wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah kesehatan pada suatu populasi atau

wilayah yang lebih luas. d. Studi Epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi

pada periode tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk mengetahui lebih

mendalam gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan

B. Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data

a. Surveilans Aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit surveilans

mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau

sumber data lainnya.

b. Surveilans Pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit surveilans

mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit pelayanan kesehatan,

masyarakat atau sumber data lainnya.

C. Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan

a. Pola Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku

untuk penanggulangan KLB dan atau wabah dan atau bencana.


b. Pola Selain Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang

berlaku untuk keadaan diluar KLB dan atau wabah dan atau bencana.

D. Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan

a. Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan surveilans dimana data

diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau tidak menggunakan peralatan pendukung

pemeriksaan.

b. Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan surveilans dimana data

diperoleh berdasarkan pemeriksaan laboratorium atau peralatan pendukung pemeriksaan

lainnya

E. Kemampuan dan Atribut (Sifat) Sistem Kemampuan dan atribut (sifat) system terdiri dari

(Romaguera, 2000) :

1. Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan sistem surveilans menyangkut struktur dan pengorganisasian sistem. Besar dan

jenis informasi yang diperlukan untuk menunjang diagnosis, sumber pelapor, cara pengiriman

data, organisasi yang menerima laporan, kebutuhan pelatihan staf, pengolahan dan analisa data

perlu dirancang agar tidak membutuhkan sumber daya yang terlalu besar dan prosedur yang

terlalu rumit.

2. Fleksibilitas (Flexibility)

Sistem surveilans yang fleksibel dapat menyesuaikan diri dalam mengatasi

perubahan-perubahan informasi yang dibutuhkan atau kondisi operasional tanpa memerlukan

peningkatan yang berarti akan kebutuhan biaya, waktu dan tenaga.

3. Dapat diterima (Acceptability)

Penerimaan terhadap sistem surveilans tercermin dari tingkat partisipasi individu, organisasi

dan lembaga kesehatan. lnteraksi sistem dengan mereka yang terlibat, temasuk pasien atau kasus

yang terdeteksi dan petugas yang melakukan diagnosis dan pelaporan sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan sistem tesebut. Beberapa indikator penerimaan terhadap sistem


surveilans adalah jumlah proporsi para pelapor, kelengkapan pengisian formulir pelaporan dan

ketepatan waktu pelaporan. Tingkat partisipasi dalam sistem surveilans dipengaruhi oleh

pentingnya kejadian kesehatan yang dipantau, pengakuan atas kontribusi mereka yang terlibat

dalam sistem, tanggapan sistem terhadap saran atau komentar, beban sumber daya yang tersedia,

adanya peraturan dan perundangan yang dijalankan dengan tepat

4. Sensitivitas (Sensitivity)

Sensitivitas suatu surveilans dapat dinilai dari kemampuan mendeteksi kejadian kasus-kasus

penyakit atau kondisi kesehatan yang dipantau dan kemampuan mengidentifikasi adanya KLB.

5. Representatif (Representative).

Sistem surveilans yang representatif mampu mendeskripsikan secara akurat distribusi kejadian

penyakit menurut karakteristik orang, waktu dan tempat. Kualitas data merupakan karakteristik

sistem surveilans yang representatif. Data surveilans tidak sekedar pemecahan kasus-kasus tetapi

juga diskripsi atau ciriciri demografik dan infomasi mengenai faktor resiko yang penting.

6. Tepat Waktu.

Ketepatan waktu suatu sistem surveilans dipengaruhi oleh ketepatan dan kecepatan mulai dari

proses pengumpulan data, pengolahan analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan

informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan penyakit-penyakit tertentu perlu

dilakukan dengan tepat dan cepat agar dapat dikendalikan secara efektif atau tidak meluas

sehingga membahayakan masyarakat. Ketepatan waktu dalam sistem surveilans dapat dinilai

berdasarakan ketersediaan infomasi untuk pengendalian penyakit baik yang sifatnya segera

maupun untuk perencanaan program dalam jangka panjang. Teknologi komputer dapat sebagai

faktor pendukung sistem surveilans dalam ketepatan waktu penyediaan informasi

https://www.academia.edu/38565676/MAKALAH_Surveilans

Anda mungkin juga menyukai