Anda di halaman 1dari 12

BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI

Dosen : Wia Rizqi Amalia, SE., M.Sc

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
 Ahmad Ridho 2017.12.
 Juliyanti 2017.12.
 Ma’rufah Nurlaila 2017.12.
 Putriani 2017.12.
 Salsabila 2017.12.
 Sri Rizki 2017.12.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NASIONAL BANJARMASIN


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
AKUNTANSI V A
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana makalah ini
membahas tentang Bersaing Dengan Teknologi Informasi
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
mampu menambah wawasan bagi semua orang.
.

Banjarmasin
Hormat kami,

Penuli
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem infirmasi tidak hanya sebagai serangkaian teknologi yang mendukung
operasi bisnis, kelompok kerja, dan kerja sama perusahaan yang efisien, atau untuk mendukung
pengambilan keputusan yang efektif. Teknologi informasi dapat mengubah cara berbagai
bisnis bersaing. Jadi, kita harus melihat sistem informasi secara strategis, yaitu merupakan
jaringan kompetitif yang penting, sebagai jalan untuk pembaruan organisasi, dan sebagin
investasi penting dalam dalam teknologi yang dapat membantu perusahaan mengadopsi proses
strategis dan bisnis yang memungkinkan untuk rekayasa ulang atau mengubah diri agar dapat
berhasil dalam dunia bisnis. TI yang tidak dikelola dengan tepat dapat dapat mengarah pada
kegagalan bisnis. Untuk itulah dalam makalah ini dijelaskan bagaimana cara bersaing dengan
menggunakan teknologi informasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dasar dari keutungan strategis?
2. Bagaimana cara menggunakan teknologi informasi untuk keuntungan strategis?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dasar-dasar dari keuntungan strategis.
2. Untuk mengetahui cara menggunakan teknologi informasi untuk keuntungan strategis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar-dasar dari Keuntungan strategis
A. Strategi dasar penggunaan teknologi informasi dalam bisnis
1. Strategi kepemimpinan dalam biaya
· Penggunaan TI untuk mengurangi secara mendasar biaya proses bisnis
· Penggunaan TI untuk menurunkan biaya pelanggan atau pemasok
2. Strategi diferensiasi
Strategi diferensisiasi merupakan suatu strategi organisasi yang bertujuan untuk menghasilkan suatu
produk atau jasa yang berbeda dengan produk atau jasa dari perusahaan lain. Dengan kata lain,
produk atau jasa yang dihasilkan haruslah mempunyai identitas. Identitas produk atau jasa ini dapat
berupa atribut-atribut yang melekat pada produk atau jasa tersebut sehingga dapat dikenal
oleh pelanggan. Fokus utama strategi diferensiasi adalah pada loyalitas pelanggan terhadap produk
atau jasa perusahaan.
· Mengembangkan berbagai fitur TI baru untuk melakukan diferensiasi produk dan jasa
· Menggunakan berbagai fitur TI untuk mengurangi keunggulan diferensiasi para pesaing
· Menggunakan berbagai fitur TI untuk memfokuskan diri pada ceruk pasar yang dipilih
3. Strategi inovasi
Inovasi sangatlah penting untuk bisa bersaing sehat dengan para pesaing lain. Untuk menghasilkan
suatu produk yang bisa diterima masyarakat dengan baik, diperlukan adanya konsep strategi inovasi
yang matang untuk mencapai keunggulan bersaing. Produk yang dibuat agar bisa mempunyai
keunggulan bersaing tidak harus selalu unik, karena produk yang unik saja belum tentu bisa diterima
oleh pasar karena tidak sesuai dengan harapan konsumen
· Membuat produk dan kasa baru yang memasukkan berbagai komponen TI
· Mengembangkan pasar baru atau ceruk pasar yang unik dengan bantuan TI
· Membuat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI yang secara dramatis akan
memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisiensi, atau layanan pelanggan, atau
mempersingkat waktu ke pasar
4. Strategi pertumbuhan
Strategi pertumbuhan adalah strategi bersaing yang berusaha mengembangkan (membesarkan) perusahaan
sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Strategi ini
dilakukan pada kondisi bisnis yang tumbuh dan berkembang

· Menggunakan TI untuk mengelola perluasan bisnis secara regional dan global


· Menggunakan TI untuk mendiversifikasi serta mengintegrasikan produk dan jasa lainnya
5. Strategi aliansi
Aliansi strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan
yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing
organisasi secara independen. Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu,
selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk
atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Aliansi strategis adalah kerjasama (partnerships)
antara dua atau lebih perusahaan atau unit bisnis yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
signifikan secara strategis yang saling menguntungkan
· Menggunakan TI untuk membuat organisasi virtual yang terdiri dari para mitra bisnis
· Mengembangkan SI antar perusahan yang dihubungkan oleh internet dan ekstranet yang
akan mendukung hubungan bisnis strategis dengan para pelanggan, pemasok, subkontraktor,
dan pihak-pihak lainnya
6. Strategi kompetitif lainnya seperti :
· Mengunci” pelanggan dan pemasok di dalam (locking-incustomers and suppliers). Dengan
cara membangun hubungan baru yang bernilai dengan pelanggan dan pemasok.
· Membangun biaya perpindahan (Switching cost). Dengan cara membuat pelanggan atau
pemasok tergantung pada penggunakan atas SI antar perusahaan yang inovatif dan saling
menguntungkan.
· Meningkatkan halangan masuk (Barriers to entry). Dengan cara meningkatkan jumlah
investasi atau kerumitan teknologi yang dibutuhkan untuk bersaing dalam industri atau dalam
suatu segmen pasar.
· Mendorong investasi dalam TI. Dengan cara mengembangkan berbagai produk dan jasa baru
yang tidak akan mungkin dihasilkan tanpa kemampuan TI yang kuat.

B. Membangun sebuah bisnis yang berfokus pada pelanggan


Bagi banyak perusahaan, nilai bisnis utama mereka untuk menjadi bisnis yang berfokus
pada pelanggan terletak pada kemampuan mereka untuk mempertahankan pelanggan itu loyal,
mengantisipasi kebutuhan masa depan, menanggapi keprihatinan pelanggan, dan menyediakan
berkuatitas tinggi layanan pelanggan.
Fokus pada strategi nilai pelanggan diakui bahwa kualitas, bukan harga, telah menjadi
penentu utama dalam persepsi pelanggan nilai. Dari sudut pandang pelanggan, perusahaan
yang secara konsisten menawarkan nilai terbaik mampu melacak preferensi setiap pelanggan,
mengikuti tren pasar, penyediaan produk, layanan dan informasi, kapan saja, di mana saja, dan
menyediakan layanan pelanggan yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelanggan. Selain
teknologi Internet telah menciptakan peluang strategis bagi perusahaan, besar dan kecil, untuk
menawarkan layanan dan produk yang cepat, responsif, dan berkualitas tinggi yang disesuaikan
dengan preferensi setiap pelanggan.
Teknologi internet dapat membuat pelanggan menjadi titik fokus dari manajemen
hubungan pelanggan (CRM), e-bisnis dan aplikasi lainnya. Sistem CRM, Internet, intranet dan
extranet. menciptakan saluran baru untuk komunikasi interaktif dalam perusahaan dan
pelanggan , dan dengan pemasok , mitra bisnis dan lain-lain dalam lingkungan eksternal. Hal
ini memungkinkan interaksi terus-menerus dengan pelanggan untuk sebagian besar fungsi
bisnis dan mendorong kerjasama lintas-fungsional dengan pelanggan dalam hal pengembangan
produk, pemasaran, pengiriman, layanan dan dukungan teknis.
Biasanya, pelanggan menggunakan Internet untuk membuat keluhan mengajukan
pertanyaan, mengevaluasi produk, meminta dukungan, dan membuat dan melaporkan
pembelian mereka. Dengan menggunakan internet dan intranet perusahaan, ahli dalam
berbagai fungsi bisnis dalam semua kontribusi perusahaan dapatmemberi dari suatu respon
yang efektif. Hal ini mendorong terciptanya diskusi kelompok lintas fungsional dan tim
pemecahan masalah yang dibentuk oleh keterlibatan pelanggan, layanan dan dukungan kepada
pelanggan. Bahkan Intrernet dan dukungan intranet kepada para pemasok dan mitra bisnis
dapat digunakan untuk mendaftarkan mereka dengan cara tertentu untuk memastikan
pengiriman tepat waktu atau berbagai komponen dan layanan berkualitas untuk memenuhi
komitmen perusahaan kepada pelanggannya. Ini adalah bagaimana menunjukkan bisnis fokus
pada nilai bagi pelanggan.
Hubungan Ilustrasi dalam bisnis yang berfokus pada pelanggan. Intranet, extranet, e-
Commerce website dan proses bisnis internal yang dijalankan melalui Web, platform TI
dibentuk tampaknya tidak mendukung model ini dari e-Business. Hal ini memungkinkan bisnis
untuk fokus pada menargetkan jenis pelanggan mereka benar-benar ingin, dan "memiliki"
seluruh pengalaman dengan pelanggan bisnis perusahaan. Bisnis yang berhasil memfasilitasi
semua proses bisnis yang berdampak pada pelanggan mereka dengan tampilan lengkap dari
masing-masing pelanggan , sehingga mereka memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk
menawarkan pelanggan mereka layanan berkualitas tinggi yang disesuaikan untuk setiap
pelanggan. Bisnis yang berfokus pada membantu pelanggan pelanggan e-commerce mereka
untuk membantu diri mereka sendiri untuk diri mereka sendiri. Dengan ttap membantu
pelanggan melakukan pekerjaan mereka. Akhirnya, bisnis yang berhasil memelihara
komunitas online pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis, yang dapat membantu pengembangan
kerjasama untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi pelanggan.
C. Rantai nilai dan sistem informasi strategis
Konsep rantai nilai dikembangkan oleh Michael Porter, konsep ini melihat perusahaan
sebagai rangkaian, rantai atau jaringan berbagai aktivitas dasar yang menambah nilai produk
dan jasanya, serta selanjutnya menambah margin nilai perusahaan tersebut. Para manajer dan
praktisi bisnis harus mencoba untuk mengembangkan berbagai penggunaan internet dan
teknologi lainnya yang strategis untuk proses-proses dasar tersebut yang menambah sebagian
besar nilai pada produk atau jasa perusahaan, dan selanjutnya menambah keseluruhan nilai
bisnis perusahaan.
Menekankan bahwa internet arus kerja bersama dapat meningkatkan komunikasi dan kerja
sama yang dibutuhkan untuk secara dramatis meningkatkan koordinasi administratif dan
layanan pendukung. Internet untuk kompensasi karyawan dapat membantu fungsi manajemen
sumber daya manusia dalam menyediakan akses layanan mendiri yang mudah untuk para
karyawan, menenai informasi kompensasi mereka. Ekstranet memungkinkan perusahaan dan
para mitra kerja globalnya untuk menggunakan Web dalam mendesain dan memproses
berbagai produk secara bersama-sama.
Jadi, konsep rantai nilai dapat membantu dalam penganalisisan di mana dan bagaimana
cara mengaplikasikan kemampuan strategis teknologi informasi. Konsep tersebut
menunjukkan bagaimana berbagai jenis teknologi informasi dapat diaplikasikan ke berbagai
proses bisnis tertentu untuk membantu perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif dalam
pasar.

Study Kasus:
Merril Lynch dan Charles Schwab
Merrill Lynch adalah contoh klasik dari penggunaan beberapa strategi kompetitif. Dengan
melakukan investasi besar dalam teknologi informasi, disertai dengan persekutuan perintis
dengan BancOne, mereka menjadi broker sekuritas pertama yang menawarkan jalur kredit,
rekening giro, kartu kredit Visa, dan investasi otomatis dalam dana pasar uang, semuanya
dalam satu rekening. Hal ini memberi mereka keunggulan kompetitif besar selama beberapa
tahun sebelum para pesaing mereka mengembangkan kemampuan TI untuk menawarkan
layanan yang hampir sama dengan milik mereka.
Akan tetapi, Merrill masih berkejar-kejaran dalam perdagangan sekuritas secara online dengan
Charles Schwab, e-Trade, dan lain-lainnya. Schwab kini adalah perusahaan sekuritas online
yang memimpin pasar, jauh di atas statistik online Merrill. Jadi, investasi besar dalam TI dapat
membuat risiko menjadi terlalu tinggi untuk beberapa pemain lama atau calon pemain baru
dalam suatu industri, tetapi dapat menguap dengan berjalannya waktu karena berbagai
teknologi baru digunakan oleh para pesaing.

2.2 Menggunakan Teknologi Informasi untuk Keuntungan Strategis


A. Merekayasa ulang proses bisnis
Reengineering atau rekayasa ulang adalah perancangan ulang secara pada proses bisnis
yang berjalan saat ini dengan penekanan pada pengurangan biaya dan waktu siklus agar terjadi
peningkatan kepuasan pelanggan. Rakayasa ulang sangat mungkin dilakukan karena
kebanyakan dalam organisasi terdapat sekat-sekat departemen dan unit kerja, tidak ada
kepemilikan proses secara individu, dan kadang diluar kendali. Akibat hal-hal tersebut, biaya
dan waktu siklus menjadi buruk dan berakibat pada rendahnya kepuasan pelanggan. Dengan
demikian, rekayasa ulang akan menjadi solusi yang saling menguntungkan antara organisasi
dan pelanggan.
Rekayasa ulang dapat membuat perbaikan proses bisnis secara dramatik terkadang
terjadi pengurangan pembiayaan, reduksi waktu siklus, dan peningkatan kepuasan pelanggan
secara signifikan. Korporasi melakukan rekayasa ulang proses bisnisnya ketika menginginkan
perubahan yang dramatis dalam cara menjalankan bisnisnya atau ketika cara yang dijalankan
saat ini tidak sesuai dengan harapan. Pada umumnya banyak proses bisnis yang sangat rumit
dan hanya beberapa orang dalam organisasi yang benar-benar memahami dan dapat
menjalankan proses tersebut. Untuk itulah rekayasa ulang menjadi penting agar terjadi
penyederhanaan proses yang akan berimplikasi pada penghematan waktu dan biaya. Hal ini
juga menjadikan mengapa rekayasa ulang ini dapat meingkatkan kualitas kerja karena setiap
staf mampu menyelesaikan segala sesuatu dengan cara yang lebih baik. Sebagai tambahan,
rekayasa ulang akan menjadikan korporasi lebih fleksibel untuk merespon kejadian yang tidak
diinginkan dalam lingkungan bisnis yang berubah cepat melalui edukasi staf.
Berbeda dengan Total Quality Management (TQM) yang pada dasarnya merupakan
perbaikan berkelanjutan yang dilakukan dengan perubahan yang relatif kecil pada proses yang
kadang ditujukan untuk proses yang terbaik. Perubahan yang sedikit demi sedikit ini akan
menyebabkan terjadinya peningkatan dalam biaya dan waktu siklus. Sebaliknya, rekayasa
ulang merupakan tindakan sekaligus, perubahan radikal, dan pengurangan biaya serta waktu
siklus. Baik TQM maupun rekayasa ulang dapat diterapkan dengan baik, tergantung pada
situasi organisasi. Ketika perbaikan berkelanjutan dengan TQM tidak memberikan perubahan
yang berarti dalam kinerja, maka rekayasa ulang akan lebih sesuai dan harus diterapkan. Ketika
organisasi hanya melakukan rekayasa ulang, maka tetap dibutuhkan perbaikan berkelanjutan.
Dengan demikian keduanya penting; lingkungan yang berbeda dan outcome yang diharapkan
akan mempengaruhi pemilihan antara keduanya. Sebelum korporasi memutuskan akan
menjalankan rekayasa ulang, terlebih dahulu harus ditentukan faktor keberhasilan kritis dan
apa yang akan direkayasa ulang.
B. Menjadi perusahaan yang cerdas
Kecerdasan dalam kinerja bisnis adalah kemampuan dari sebuah perusahaan untuk bisa
berhasil dalam pasar global yang dengan cepat berubah-ubahdan secara berkelanjutan terbagi
–bagi untuk produk dan layanan yang berkualitas tinggi, dengan kinerja yang bagus, dan
dikonfigurasikan untuk pelanggan. Sebuah perusahaan yang cerdas bisa membuat profit di
pasar dengan lini produk yang luas dan usia pendek serta dapat menghasilkan pesanan secara
individu dan dalam ukuran kesatuan yang berubah ubah.
Untuk menjadi sebuah perusahaan yang cerdas, sebuah bisnis harus menggunakan
empat strategi dasar. Pertama, bisnis harus memastikan bahwa pelanggan menganggap produk
atau layanan dari sebuah perusahaan cerdas sebagai solusi atas permasalahan individual
mereka. Dengan demikian, hl itu bisa memberikan nilai pada produk berdasarkan nilai mereka
sebagai solusi, daripada biaya untuk memproduksi. Kedua, sebuah perusahaan yang cerdas
bekerja sama dengan pelanggan, pemasok, perusahaan lain, dan bahkan dengan pesaingnya.
Kerja sama ini memungkinkan sebuah bisnis membawa produk ke pasar secepat dan seefektif
mungkin, tidak peduli dimana sumber daya atau siapa yang memiliki mereka. Ketiga, sebuah
perusahaan yang cerdas mengorganisasi , sehingga perusahaan itu bisa melewati perubahan
dan ketidakpastian.
C. Menciptakan sebuah perusahaan virtual
Sebuah perusahaan virtual merupakan sebuah organisasi yang menggunakan teknologi
informasi untuk menghubungkan orang, organisasi, asset dan ide. Membentuk perusahaan
virtual berarti telah menjadi sebuah strategi kompetitif penting dalam pasar global saat ini dan
bersifat dinamis. Internet dan teknologi informasi lainnya memainkan sebuah peran penting
dalam menyediakan sumber daya untuk melakukan komputasi dan telekomunikasi, koordinasi,
dan arus informasi yang diperlukan. Manajer dari sebuah perusahaan virtual bergantung pada
teknologi informasi untuk membantu mereka mengatur sebuah jaringan orang-orang,
pengetahuan, finansial, dan sumber daya fisik yang disediakan oleh banyak rekan bisnis untuk
mengambil keuntungan dari kesempatan pasar yang berubah dengan cepat. Mengapa orang
kemudian membentuk perusahaan yang virtual ? karena perusahaan virtual merupakan cara
terbaik untuk menerapkan strategi dan aliansi utama bisnis yang menjanjikan kepastian akan
keberhasilan dalam iklim bisnis saat ini yang sedang bergejolak.
Berikut adalah berbagai macam strategi perusahaan virtual:
· Berbagi infrastruktur dan risiko dengan rekan aliansi
· Menghubungkan kompetensi inti yang saling melengkapi
· Mengurangi waktu concept-to-cash dengan saling berbagi
· Meningkatkan cakupan fasilitas dan pasar
· Mendapatkan akses ke pasar baru dan berbagi pasar atau loyalitas pelanggan
· Melakukan migrasi dn menjual produk ke menjual solusi

D. Membangun sebuah perusahaan Knowladge-Creating


Perusahaan knowladge-creating mengeksploitasi dua jenis pengetahuan.
Prtama, adalah pengetahuan eksplisit yakni berupa data ataupun dokumen. Dan yang kedua
adalah pengetahuan tacit, pengetahuan ini tidak direkam atau dikondifikasikan dimanapun
karena telah berevolusi dalam pikiran karyawan melalui bertahun tahun pengalaman.
Manajemen pengetahuan menjadi salah satu penggunaan strategis yang utama dari
teknologi informasi. Banyak perusahaan membangun sistem manajemen pengetahuan untik
mengatur pembelajaran organisasi dan know-how bisnis. Tujuan dari sistem tersebut adalah
untuk membantu pekerja pengetahuan ( knowladge worker ) menciptakan, menorganisasi, dan
menyediakan pengetahuan bisnis yang penting, di manapun dan kapanmun diperlukan dalam
sebuah organisasi. Sistem manajemen pengetahuan juga memfasilitasi pembelajaran organisasi
dan mencipyakan pengetahuan. Mereka didesai untuk menyediakan umpan balik yang cepat
bagi knowladge-worker, mendorong perubahan perilaku pada karyawan, dan secara signifikan
dapat meningkatkan kinerja bisnis.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Strategi dasar penggunaan teknologi informasi dalam bisnis adalah :
1. Strategi kepemimpinan dalam biaya
2. Strategi diferensiasi
3. Strategi inovasi
4. Strategi pertumbuhan
5. Strategi aliansi
6. Strategi kompetitif lainnya seperti :
· Mengunci” pelanggan dan pemasok di dalam (locking-incustomers and suppliers).
· Membangun biaya perpindahan (Switching cost).
· Meningkatkan halangan masuk (Barriers to entry).
Membangun sebuah bisnis yang berfokus pada pelanggan dengan mengutamakan nilai
pelanggan, dengan begitu dapat meningkatkan nilai pelanggan.
Menggunakan teknologi informasi untuk keuntungan strategis dengan merekayasa ulang
bisnis, menjadi sebiah perusahaan yang cerdas, menciptakan sebuah perusahaan virtual, dan
membangun sebuah perusahaan knowladge-creating.
DAFTAR PUSTAKA
O'brien, james A, dan Markas ,george M.2014.Sistem Informasi Manajemen.Jakarta:Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai