Anda di halaman 1dari 15

SISTEM, FASILITAS DAN DESAIN KANTOR

RUANG KERJA GENERASI MILENIAL

Disusun oleh:

Aprilia Salsabila Nadhifah

1610169123

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA

YOGYAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Generasi milenial dibesarkan dengan nilai-nilai bahwa mereka istimewa, bisa menjadi apa
saja, optimistis, kritis dan hebat bekerja dalam tim. Mereka disebut demikian karena mereka
memasuki usia dewasa di periode milenium baru yang tumbuh seiring dengan berkembangnya
teknologi. Mereka lebih menyukai pekerjaan yang memiliki karakteristik sesuai dengan
kepribadiannya. Kreativitas dan inovasi merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki generasi
milenial. Namun, generasi milenial juga merupakan generasi yang mudah bosan. Mereka lebih
suka mendapatkan pengalaman baru, suasana baru dan sesuatu yang tak biasa. Sehingga, mereka
akan lebih suka jika mendapatkan tugas-tugas baru yang lebih menantang. Tidak heran apabila
mereka merupakan generasi yang sangat bekerja keras.

Dalam bekerja, biasanya manusia akan menghabiskan waktu untuk bekerja sekitar delapan
jam sehari atau lebih di dalam kantor. Kantor merupakan tempat kerja, kamar kerja, ruang kerja,
instansi, perusahaan maupun tempat untuk menyelenggarakan kegiatan pengumpulan, pencatatan,
pengolahan, penyimpanan serta pendistribusian data. Kantor biasanya identik dengan ruang yang
kotak-kotak, suasana yang monoton dan peraturan-peraturan mengekang lainnya yang menjadi
momok bagi pekerjanya. Bisa karena hal berpakaian, jam kerja, dan lain-lain. Maka, tak jarang
bila mereka mengalami stres dalam bekerja.

Generasi milenial kemudian tumbuh dalam bayangan kantor yang mengerikan tersebut.
Padahal, banyak faktor yang mengharuskan mereka untuk menghabiskan waktu lebih banyak di
dalam kantor. Salah satunya adalah deadline yang semakin dekat dan mengharuskan mereka untuk
lembur. Seakan-akan kantor sudah menjadi rumah kedua bagi mereka. Tidak sampai situ saja,
generasi mileial juga harus mampu mengeluarkan ide-ide kreatifnya. Maka dari itu, generasi
milenial mematahkan isu-isu terhadap kantor yang mengerikan menjadi kantor yang
menyenangkan. Hal inilah yang melatarbelakangi masalah tersebut untuk dikaji lebih dalam.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengelompokkan generasi milenial telah dikemukakan oleh beberapa peneliti mancanegara


maupun peneliti dalam negeri. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan tahun kelahirannya.
Terdapat 13 peneliti yang pendapatnya dipaparkan dalam Buku Profil Generasi Milenial
Indonesia. Dalam buku itu terdapat hasil rekapan 13 peneliti yang menghasilkan kesimpulan
bahwa generasi milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980-2000. Namun, data yang akan
dipakai dalam makalah ini adalah hasil pemikiran yang dikemukakan oleh Lancaster dan Stillman
pada tahun 2000 yang berisi antara tahun 1981-1999. Karena, pada tahun 2019 (sekarang) orang
dengan kelahiran tahun 1981-1999 setara dengan umur 20-38 tahun. Dimana, di umur tersebut
sudah dapat dikatakan bahwa orang itu dewasa, cukup berwawasan, kreatif, kritis dan mampu
bekerja. Sehingga, data dan alasan tersebut dapat menjadi acuan dalam mencari target wawancara.

Dalam pencarian data yang terkait dengan kantor yang memenuhi kebutuhan generasi
milenial dilakukan dengan cara mewawancarai beberapa pekerja kantor kreatif dengan mengkritisi
beberapa aspek seperti; interior, sistem dan fasilitas kantor sekarang dan kantor idamannya.

Berikut ini adalah hasil wawancara yang telah dilakukan:

1. a. Narasumber : Dhira
Usia : 25 Tahun
Pekerjaan : Karyawan di kantor perusahaan arsitektur CV Wastu Arsy Architect.
Pewawancara: Aprilia
Waktu : 11 April 2019
b. Transkrip wawancara
P : “Mbak Dhira kan sekarang lagi kerja di kantor perusahaan arsitek. Kebetulan aku
mau nanya-nanya tentang kantor. Untuk kantor yang Mbak Dhira saat ini tempati
apakah sudah nyaman? Terus untuk sistem kerjanya gimana ya Mbak?”
N : “Oh kantorku udah cukup nyaman sih. Disana sistem kerjanya lebih ke santai sih.
Jadi kita kerjanya kerja tim untuk satu proyek yang ngerjain ada banyak.
P : “Kalau untuk sistem kerjanya yang kayak peraturan-peraturannya gitu cukup
kompleks atau lebih fleksibel?”
N : “Kalau untuk peraturannya cukup fleksibel dan bebas gitu cuman tetap ada
batasnya, misalnya, kita kalau kerja sambil ngobrol, trus ada musik juga dan
biasanya kalau untuk peraturan proyek juga gak mengekang. Ngerjainnya bebas
tapi yang penting selesai tepat waktu.”
P : “Terus kalau untuk jam kerjanya gimana mbak, masuk jam berapa terus selesainya
jam berapa?”
N : “Masuk kerja biasanya jam 08.00 pagi, terus pulangnya jam 05.00 sore”
P : “Oh berarti seharian ya Mbak, terus kalau untuk sistem ruangnya gimana Mbak,
apa ruangannya itu jadi satu atau gimana gitu Mbak?”
N : “Kalau letak-letaknya gitu sih satu ruangan buat semua karyawan, cuman ruangan
bos beda sendiri. Soalnya kan aku kerjanya kerja tim, jadi butuh satu ruang biar
gampang koordinasinya”
P : “Berarti sekat-sekat gitu nggak ada ya Mbak? Terus untuk fasilitas pendukungnya
ada nggak Mbak? Misalnya dapur gitu”
N : “Oh ada, dapur, ada mini library juga”
P : “Terus kalau program-program dari kantor gitu ada nggak mbak? Misalnya
pelatihan”
N : “Biasanya dari kantor punya program kayak visit lapangan bareng atasan. Gitu”
P : “Kalau untuk nyari inspirasi gitu gimana Mbak? Kalau lagi buntu gitu sama
kerjaan Mbak Dhira Biasanya ngapain?”
N : “Kalau aku inspirasi gitu biasanya suka muncul di saat yang nggak terduga, tapi
biasanya kalo udah buntu aku cari tempat lain, Biasanya sih di tempat yg lebih
terbuka gitu”
P : “Terus kalau kantor idaman menurut Mbak Dhira itu yang kayak gimana?
Mungkin bisa dari suasana ruangnya, sistemnya, sama fasilitasnya”
N : “Kalau dari suasana ruang menurutku yang bebas gitu jadi kita nggak hanya kerja
di satu tempat doang, maksudnya kalau kita bosan kerja di meja sendiri kita bisa
beralih ke ruangan yang lain dengan suasana yang berbeda, terus meja kerjanya
nggak perlu di kasih sekat biar bisa berinteraksi dengan teman sebelah, apalagi
kayak arsitek itu butuh komunikasi dan kerja tim Terus kalau dari sistem sih
menurutku dibebasin aja gitu yang penting kerjaannya selesai dan bisa kasih
keuntungan buat kantor.”

(Kantor CV Wastu Arsy Architect)

2. a. Narasumber : Felicia
Usia : 29 Tahun
Pekerjaan : Karyawan di kantor perusahaan interior, Evoco Interior.
Pewawancara: Aprilia
Waktu : 11 April 2019
b. Transkrip wawancara
P : “Mbak Felic kan sekarang lagi kerja di kantor. Kebetulan aku mau nanya-nanya
tentang kantor. Untuk kantor yang Mbak Felic saat ini tempati apakah sudah
nyaman, ditinjau dari aspek interiornya dll? Terus untuk sistem kerjanya gimana ya
Mbak?”
N : “Kalau interiornya kantorku pakai lantai parket, dindingnya di mural gitu terus
pake gaya industrial. Terus kita kerjanya kerja tim dengan koordinasi langsung”.
P : “Kalau untuk sistem kerjanya yang kayak peraturan-peraturannya gitu cukup
kompleks atau lebih fleksibel?”
N : “Kalau untuk peraturannya pakaian ga harus formal, kerja di luar kantor pakai jam
kantor boleh. Jadi bisa dibilang fleksibel sih. Trus kita pakai sistem kerja tim.”
P : “Terus kalau untuk jam kerjanya gimana mbak, masuk jam berapa terus selesainya
jam berapa?”
N : “Masuk kerja biasanya jam 09.00 pagi, terus pulangnya jam 05.00 sore. Kalau
lembur bisa sampe malem tapi nanti tetep dapet tambahan gaji lembur”
P : “Oh berarti seharian ya Mbak, terus kalau untuk sistem ruangnya gimana Mbak,
apa ruangannya itu jadi satu atau gimana gitu Mbak?”
N : “Ruangannya los gitu nggak ada sekat, cuman ada sekat sama ruangan bos. Itupun
disekat pakai rak doang”
P : “Kalau untuk fasilitas pendukungnya ada nggak Mbak? Misalnya dapur gitu”
N : “Ada pantry, ruang meeting, ruang TV, internet, AC”
P : “Terus kalau program-program dari kantor gitu ada nggak mbak? Misalnya
pelatihan”
N : “Biasanya dari kantor ada program seminar, workshop, wisata tahunan, makan
siang di luar bareng”
P : “Kalau untuk nyari inspirasi gitu gimana Mbak? Kalau lagi buntu gitu sama
kerjaan Mbak Dhira Biasanya ngapain?”
N : “Kalau nyari inspirasi biasanya nonton tv, kalau nggak ya keluar buat nyari-nyari
suasana baru aja”
P : “Terus kalau kantor idaman menurut Mbak Felic itu yang kayak gimana?
Mungkin bisa dari suasana ruangnya, sistemnya, sama fasilitasnya”
N : “Kalau menurutku, aku pengen kantor itu yang sistem pembagian kerjanya jelas.
Nggak tumpang tindih. Terus suasanya yang open space, banyak bukaan dan
pengennya ada satu ruangan khusus untuk workshop pribadi dan pengen ada satu
sudut kreatif yang semua orang bisa akses dan mengapresiasi.”
3. a. Narasumber : Pandu
Usia : 21 Tahun
Pekerjaan : Karyawan di kantor perusahaan furnitur, Cocoon Asia.
Pewawancara: Aprilia
Waktu : 11 April 2019
b. Transkrip wawancara
P : “Pandu, kamu kan sekarang lagi kerja di kantor. Kebetulan aku mau nanya-nanya
tentang kantor. Untuk kantor yang kamu saat ini tempati apakah sudah nyaman,
ditinjau dari aspek interiornya dll?"
N : “Kalau interiornya kantorku pakai lantai concrete, terus salah satu dindingnya di
pasang banner bergambar gitu. Disana sistem kerjanya santai, bebas. Terus
kerjanya kerja tim dengan koordinasi langsung”.
P : “Kalau untuk sistem kerjanya yang kayak peraturan-peraturannya gitu cukup
kompleks atau lebih fleksibel?”
N : “Kalau untuk peraturannya bebas sih, tapi kerjaan tetap selesai”
P : “Terus kalau untuk jam kerjanya gimana, masuk jam berapa terus selesainya jam
berapa?”
N : “Masuk kerja biasanya jam 08.00 pagi, terus pulangnya jam 04.00 sore. Kalau
lembur bisa sampe malem tapi nanti tetep dapet tambahan gaji lembur”
P : “Oh berarti seharian ya, terus kalau untuk sistem ruangnya gimana? Apa
ruangannya itu jadi satu atau gimana gitu?”
N : “Ruangannya dibagi 4, tapi ruang karyawan dijadiin satu. Jadi ada meja besar
nggak berbilik gitu jadi kalau mau koordinasi mudah”
P : “Kalau untuk fasilitas pendukungnya ada nggak? Misalnya dapur gitu”
N : “kalau kayak dapur gitu nggak ada, cuman ada fasilitas consulting gitu, sama ada
musik, pendingin ruangan, internet sama rak buku-buku referensi gitu”
P : “Terus kalau program-program dari kantor gitu ada nggak? Misalnya pelatihan”
N : “Biasanya dari kantor ada program seminar, workshop, sama konsul tadi”
P : “Kalau untuk nyari inspirasi gitu kamu gimana? Kalau lagi buntu sama kerjaan”
N : “Kalau nyari inspirasi biasanya browsing-browsing, sama baca buku referensi”
P : “Terus kalau kantor idaman menurut kamu itu yang kayak gimana? Mungkin bisa
dari suasana ruangnya, sistemnya, sama fasilitasnya”
N : “Kalau aku mungkin lebih ke banyak tempat-tempat terbuka gitu atau banyak
bukaan.”

(Kantor Furniture Cocoon Asia)

4. a. Narasumber : Bunga
Usia : 23 Tahun
Pekerjaan : Karyawan di kantor produksi dan desain buku tahunan, Aparture.
Pewawancara: Aprilia
Waktu : 11 April 2019
b. Transkrip wawancara
P : “Kak Bunga, aku mau nanya-nanya tentang kantor. Untuk kantor yang saat ini
Kak Bunga tempati apakah sudah nyaman? Terus untuk sistem kerjanya gimana ya
Kak?”
N : “Disini sistem kerjanya santai, Terus kita kerjanya kerja tim dengan koordinasi
langsung tapi kita dibagi-bagi perdivisi, aku kebagian divisi layouting”.
P : “Kalau untuk sistem kerjanya yang kayak peraturan-peraturannya gitu cukup
kompleks atau lebih fleksibel?”
N : “Kalau untuk peraturannya sih fleksibel, pakaian juga nggak harus formal.”
P : “Terus kalau untuk jam kerjanya gimana kak, masuk jam berapa terus selesainya
jam berapa?”
N : “Masuk kerja biasanya jam 08.30 pagi, sampai jam 05.00 sore. Kalau lembur bisa
sampe malem. Sistem lembur disini itu mengganti. Misalnya, hari ini kita telat
sejam, jadi nanti kita kerja lagi sejam setelah jam pulang”
P : “Oh berarti pake sistem ganti gitu ya kak. Terus kalau untuk sistem ruangnya
gimana kak, apa ruangannya itu jadi satu atau gimana gitu?”
N : “Ruangannya peruang perdivisi gitu, tapi satu divisi itu ada banyak anggotanya”
P : “Kalau untuk fasilitas pendukungnya ada nggak kak? Misalnya dapur gitu”
N : “Ada sih ruang TV, game, dapur, ruang tamu”
P : “Terus kalau program-program dari kantor gitu ada nggak kak? Misalnya
pelatihan”
N : “Nggak ada sih tapi palingan cuman ada briefing bareng aja tiap pagi”
P : “Kalau untuk nyari inspirasi gitu gimana kak? Kalau lagi buntu gitu sama kerjaan
biasana ngapain?”
N : “Kalau nyari inspirasi dan lagi buntu biasanya keliling-keliling dalam kantor, nyari
udara segar”
P : “Terus kalau kantor idaman menurut Kak Bunga itu yang kayak gimana? Mungkin
bisa dari suasana ruangnya, sistemnya, sama fasilitasnya”
N : “Kalau aku suka kantor yang clean trus banyak vegetasinya. Semacam minimalis
gitu. Trus aku juga pengen ada satu ruang santai yang isinya bean bag gitu.”

5. a. Narasumber : Chimo
Usia : 26 Tahun
Pekerjaan : Karyawan di kantor produksi dan desain buku tahunan, Aparture.
Pewawancara: Aprilia
Waktu : 11 April 2019
b. Transkrip wawancara
P : “Halo Mas chimo, aku mau nanya-nanya tentang kantor. Untuk kantor yang saat
ini Mas tempati apakah sudah nyaman? Terus untuk sistem kerjanya gimana ya
Mas?”
N : “Nyaman sih, terus kerjanya juga santai, Kita kerjanya kerja tim perdivisi”.
P : “Kalau untuk sistem kerjanya yang kayak peraturan-peraturannya gitu cukup
kompleks atau lebih fleksibel?”
N : “Santai kok, fleksibel.”
P : “Terus kalau untuk jam kerjanya gimana mas, masuk jam berapa terus selesainya
jam berapa?”
N : “Masuk kerja jam 08.30 pagi, sampai jam 05.00 sore. Kalau lembur ada sih cuman
divisiku jarang lembur”
P : “Oh gitu mas. Terus kalau untuk sistem ruangnya gimana mas, apa ruangannya
itu jadi satu atau gimana gitu?”
N : “Ruangannya peruang perdivisi.”
P : “Kalau untuk fasilitas pendukungnya ada nggak mas? Misalnya dapur gitu”
N : “Ada ruang TV, game, dapur, ruang tamu”
P : “Terus kalau program-program dari kantor gitu ada nggak mas? Misalnya
pelatihan”
N : “Nggak ada sih tapi palingan cuman ada briefing bareng aja tiap pagi”
P : “Kalau untuk nyari inspirasi gitu gimana mas? Kalau lagi buntu gitu sama kerjaan
biasana ngapain?”
N : “Kalau nyari inspirasi dan lagi buntu biasanya nonton tv, negame dulu, kalau ga
buka-buka pinterest”
P : “Terus kalau kantor idaman menurut Mas Chimo itu yang kayak gimana?
Mungkin bisa dari suasana ruangnya, sistemnya, sama fasilitasnya”
N : “Kalau aku suka yang kayak kantor google gitu.”

Hasil observasi di kantor produksi dan desain buku tahunan, Aparture.


Suasana Kantor
Memiliki elemen pembentuk ruang berupa lantai keramik, dinding bata halus dengan
finishing cat berwarna abu-abu serta ada beberapa pigura hasil karyawan yang berisi
desain-desain grafisnya. (tidak diizinkan untuk mengambil gambar dan terlalu masuk,
karena kantor sedang ada perbaikan)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui beberapa poin penting yang mengacu pada
sistem, fasilitas dan desain yang menjadi fokus utama generasi milenial. Diantaranya:

1. Desain : Suasana dan penataan ruang yang cozy serta mudah untuk berdiskusi, ruangan
dengan banyak bukaan dan clean.
2. Sistem : Peraturan yang tergolong fleksibel, bebas namun tetap bertanggungjawab, seperti;
tanggung jawab terhadap pekerjannya dan bebas dalam mendekor ruang menggunakan
mural, banner, pigura yang dimana itu adalah hasil karya pekerjanya. Terdapat program-
program seperti seminar, kerja lapangan, workshop dan lain-lain yang dapat memicu
kreativitas.
3. Fasilitas: terdapat ruang entertainment, pantry dan lain-lain.

A. Sistem Kerja Milenial

- Berbasis Internet dan Teknologi


Dalam bekerja, generasi milenial tidak dapat dipisahkan dari dunia digital, internet dan
perkembangan teknologi terbaru. Maka, melalui hal ini muncul beberapa sistem dalam
bekerja yang berupa diskusi online, konsultasi via internet, mencari
referensi/ide/contoh melalui internet. Bahkan, sudah banyak perusahaan-perusahaan di
era milenial ini yang menggunakan lahan pekerjaan barunya berbasis digital sebagai
dampak pemanfaatan teknologi secara maksimal oleh generasi milenial. Seperti halnya
perusahaan start-up yang berbasis aplikasi digital atau online, diantaranya: Gojek,
Bukalapak, Traveloka dan lain sebagainya.

- Bekerja Dalam Tim


Generasi milenial sangat mahir bekerja dalam tim. Hal itu terjadi karena pemikirannya
yang kritis dan tidak mudah puas mendorong mereka untuk bisa melakukan diskusi.
Maka dari itu, tidak sedikit perusahaan yang memiliki proyek dan dikerjakan dalam
tim. Karena, mereka percaya bahwa berdiskusi akan menghasilkan pekerjaan secara
maksimal dan lebih membuka wawasan serta ilmu yang baru.
- Peraturan yang Fleksibel
Beberapa perusahaan mulai menerapkan peraturan kerja yang santai, jam kerja yang
fleksibel dan beberapa aturan yang tidak kaku lainnya seperti cara berpakaian, perilaku
dalam bekerja serta cara bekerja yang bebas, tidak mengikat, asalkan sesuai dengan
target dan memenuhi kriteria perusahaan. Sehingga, karyawan menjadi nyaman,
maksimal dan betah dalam melakukan pekerjaannya. Untuk membangun ikatan dengan
pekerja muda, perusahaan juga mulai menerapkan sistem yang lebih terbuka, ekspresif
dan menghargai hasil karya setiap karyawanya dengan berbagai reward dan apresiasi.
Karena, sesungguhnya pekerja milenial akan lebih mementingkan apresiasi ketimbang
gaji. Bahkan, terkadang hirarki di dalam organisasi kantor disamarkan, agar tidak
terdapat hirarki yang bisa mengganggu kenyamanan dalam bekerja. Sehingga, antara
atasan dan karyawan akan terlihat seperti teman sehingga memudahkan dalam
berdiskusi tanpa harus kehilangan hormat. Selain itu, peruahaan juga sering
mengadakan pelatihan seperti: workshop, visit lapangan, seminar atau sekedar
mengadakan program jalan-jalan tahunan, diskusi di luar kantor demi menunjang
kreativitas dan kenyamanan karyawan. Kantor perusahaan biasanya mematok waktu
kerja sekitar 6 sampai 7 jam mulai dari pagi jam 8 atau jam 9 hingga jam 4 atau jam 5
sore.

B. Fasilitas Pendukung Kerja Milenial

Seperti halnya yang telah dijelaskan di atas, separuh hidup pekerja kantoran adalah berada
di kantor. maka dari itu, fasilitas pendukung sangat dipelukan untuk menunjang
kenyamanan pekerja. Karena kenyamanan sangat mempengaruhi kualitas bekerja.

Beberapa fasilitas pendukung yang seringkali dijumpai adalah akses internet, pendingin
ruangan, musik, pantry dan ruang entertainment yang mencakup fasilitas televisi, video
game dan area komunal serta perpustakaan mini.
C. Desain/Suasana Ruang Kerja Milenial

Demi menunjang aktivitas pekerja dalam melakukan diskusi atau bekerja secara tim, kantor
perusahaan biasanya membuat ruang kerja menjadi luas dan tidak bersekat. Terkadang,
ruang pemimpin hanya dibatasi dengan partisi agar memudahkan dalam berdiskusi, Selain
itu, suasana ruang dibuat senyaman mungkin dan biasanya mengusung tema open space
dengan gaya modern, minimalis dan kontemporer, clean dan banyak vegetasi. Kebanyakan,
kantor perusahaann milenial biasanya sebagian dindingnya tidak dibiarkan kosong atau
hanya sekedar dicat saja, tetapi banyak dari mereka menambahkan mural untuk menunjang
kenyamanan dan estetika ruang.

Contoh Visual
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Milenial memiliki kriteria tersendiri terhadap kantor yang digunakan untuk bekerja sehari-
hari selama kurang lebih 8 jam perhari. Milenial akan lebih menyukai kantor dengan suasana
ruang, sisem kerja, budaya kerja, peraturan kerja yang lebih modern, maju dan berbeda dengan
kantor pada umumnya. Hal ini terjadi karena di era milenial adalah era yang memiliki pemikiran
yang maju dan lebih modern serta mereka bekerja menggunakan ide kreatifnya yang tidak perlu
diragukan lagi. Sehingga, suasana kantor, fasilitas dan peraturan kerja sangat memengaruhi
kualitas bekerja kaum milenial.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
budaya kerja dan kriteria kantor idaman menurut beberapa sampel yang telah dianalisis adalah
milenial bekerja berbasis internet dan teknologi, bekerja dalam tim, memiliki fasilitas penunjang
kreativitas, peraturan yang fleksibel dan apresiasi lebih dari gaji serta suasana dan fasilitas ruang
yang tidak monoton dan santai seperti kantor yang dimiliki oleh kantor google, buklapak,
tokopedia, dan lain sebagainya.

B. Saran

Menyikapi budaya kerja milenial yang telah dibahas di atas, kiranya kantor-kantor saat ini
perlu untuk lebih memperhatikan akan suasana ruang yang diciptakan dan fasilitas yang
mendukung untuk para pekerjanya. Sebab, kaum milenial saat ini lebih ingin dihargai kerja keras,
usaha dan pemikirannya. Bukan lagi hanya sekedar mengejar gaji.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Profil Generasi Milenial Indonesia. Jakarta : Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Faiza, Arum. 2018. Arus Metamorfosa Milenial. Kendal : Ernest

Hariansyah, M. 2018. Millenials “Bukan Generasi Micin”. Jakarta : Guepedia Publisher

Anda mungkin juga menyukai