Anda di halaman 1dari 7

KODE REKENING

Kode rekening yaitu jumlah rekening-rekening yang digunakan dalam perusahaan tergantung
pada sifat operasi perusahaan, volume kegiatan perusahaan, dan sampai seberapa jauh dibutuhkan
rincian. Apabila perusahaan membutuhkan informasi yang sangat rinci, maka jumlah rekening
yang disediakan akan semakin banyak.

Contoh 1 : Suatu perusahaan tertentu mungkin perlu disediakan rekening-rekening tersendiri untuk
masing-masing biaya listrik, biaya telepon dan biaya airnya.

Contoh 2 : Suatu perusahaan yang lain menyatukan biaya transaksi-transaksi tersebut dicacat
dalam satu rekening yaitu Macam-macam Biaya.

Diusahakan rekening-rekening di buku besar sesuai dengan pos-pos dalam neraca dan laporan
laba-rugi, agar dalam penyusunan laporan keuangan akan lebih mudah. Jika rekening perusahaan
terlalu banyak, maka rekening dapat dikelompokkan dan hanya kelompok-kelompok utamanya
yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Apabila rekening yang di buku besar terlalu banyak, biasanya rekening diberikan kode berupa
nomor. Nama rekening dan nomor kodenya disusun dalam suatu daftar yang disebut daftar kode
rekening (bagan rekening) atau chart of accounts. Pemberian kode rekening dapat bervariasi.
Walaupun bervariasi, tetapi pada umumnya selalu beritik tolak dari pengelompokkan rekening-
rekening dalam 5 golongan yaitu : Aktiva, Utang, Modal, Pendapatan, dan Biaya.

Contoh dari pemberian kode rekening :

HOTEK ASRI
Kode Rekening

Aktiva (1-399)
Aktiva Lancar Nomor Kode
Kas 1
Surat-surat Berharga 10
Piutang Dagang 20
Perlengkapan Hotel 50

Investasi (100-199)
Investasi-Saham PT ABC 100
Aktiva Tetap (200-299)
Tanah 200
Gedung 201
Kendaraan Bermotor 210
Mebel 220

Aktiva Lain-lain (300-399)


Goodwill 301

Kewajiban (400-599)
Kewajiban Lancar (400-499)
Utang Dagang 400
Utang Wesel 410
Utang Pajak 450

Kewajiban Jangka Panjang (500-599)


Utang Hipotik 500
Utang Obligasi 510

Modal (600-699)
Modal 600
Prive 610

Pendapatan (700-799)
Pendapatan Hotel 700
Pendapatan Restoran 701
Pendapatan Kolam Renang 702
Pendapatan Lain-lain 703
Biaya (800-899)
Biaya Gaji 800
Biaya Listrik 802
Biaya Telepon 803
Biaya Advertensi 804
Biaya Asuransi 805

PENGGUNAAN JURNAL DAN BUKU BESAR


Untuk lebih jelas tentang penggunaan jurnal dan buku besar, mari kita ikuti kasus berikut

Sejak beberapa bulan lalu, Budi mengusahakan suatu percetakan kecil di rumahnya, yang
dilakukan sebagai usaha sambilan. Pada tanggal 1 April 1996, Budi bermaksud untuk
memperbesar usahanya dalam bentuk suatu pomsahaan percetakan yang akan ditanganinya secara
sungguh-sungguh. Perusahaan tersebut diberi nama Percetakan “Rapih”. Hana kekayaan Budi
dalam usaha lamanya dialihkan pada perusahaannya yang baru, yaitu berupa: uang tunai
Rp290.000.00, piutang Rp65.000,00. perlengkapan (barang-barang kebutuhan untuk percetakan
seperti: kertas, tinta cetak dan sabagainya) Rp125.000.00, dan mesin cetak seharga
Rp3.500.000,00.

Transaksi di atas dapat dicatat dalam pembukuan perusahaan percetakan 'Rapih' dalam
bentuk 4 buah ayat jurnal yang masing-masing mandebit rekening aktiva dan mengkredit rekening
Modal Budi dengan jumlah yang sama. atau dapat juga menjurnal seluruh transaksi di atas dalam
satu ayat jurnal dengan cara mendebit 4 rekening aktiva dan mengkredit rekening Modal untuk
jumlah seluruhnya, seperti terlihat dalam contoh berikut ini:
JURNAL
Halaman : 1

Tanggal Nama rekening dan Nomor Jumlah


keterangan rekening Debet Kredit
(1) (2) (4) (5)
(3)
1996 1 Kas Rp 290.000,00
Apr Piutang 65.000,00
Perlengkapan 125.000,00
Mesin Cetak 3.500.000,00
Modal Budi Rp 3.980.000,00
(untuk mencatat
penanaman modal Budi
dalam perusahaan
percetakan)

Seandainya dalam usaha yang lama Budi mempuyai pos Utanng Dagang di sisi kredit dan
dengan demikian modal Budi menjadi berkurang.
Transaksi yang terjadi selama bulan April 1996 dapat dilihat di bawah ini. Untuk lebih
menyederhanakan contoh dan menghindari jurnal yang sama secara berulang-ulang, maka
beberapa transaksi disederhanakan, misalnya: dalam contoh di bawah ini transaksi penjualan tunai
hanya terjadi pada pertengahan dan akhir bulan. Dalam praktik yang sesungguhnya tiap transaksi
harus dicatat setiap hari.

April 2 Dibayar tunai kontrak gedung sebesar Rp60.000,00 untuk tiga bulan (dalam
pembayaran ini hanya sebagian saja yang digunakan untuk bulan April. oleh
karena itu yang didebet adalah rekening sewa Dibayar di Muka).
3 Dibeli mesin cetak baru secara kredit dari PT. Merbabu. Semarang seharga
Rp1.800.000,00
4 Diterima pembayaran dari debitur sebesar Rp50.000.00.
6 Dibayar biaya advertasi pada harian Pembangunan Jakarta Rp15.000,00
10 Dibayar utang pada PT Merbabu. Semarang Rp100.000,00.
13 Dibayar gaji pegawai selama dua minggu Rp10.000,00.
16 Diterima uang dari hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar
Rp900.000,00
20 Dibeli perlengkapan untuk kebutuhan percetakan seharga Rp350.000.00 secara
tunai.
27 Dibayar gaji pegawai selama dua minggu Rp10.000,00.
30 Dibayar rekening telepon bulan April sebesar Rp20.000.00.
30 Diterima uang hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar Rp850.000.00.
30 Diserahkan pesanan barang-barang cetakan seharga Rp500.000.00.
30 Dibayar rekening listrik bulan April Rp1.000.00.
30 Budi mengambil uang dari perusahaan sebanyak Rp5.000.00 untuk keperluan
pribadi.

Apabila transaksi selama bulan April diatas dicatat dalam jurnal, maka hasilnya akan seperti ini.

JURNAL
Halaman : 1

Tanggal Nama rekening dan Nomor Jumlah


keterangan rekening Debet Kredit
(1) (2) (4) (5)
(3)
1996 1 Kas 1 Rp 290.000,00
Apr Piutang 10 65.000,00
Perlengkapan 50 125.000,00
Mesin Cetak 220 3.500.000,00
Modal Budi 600 Rp 3.980.000,00
(untuk mencatat
penanaman modal Budi
dalam perusahaan
percetakan)

2 Sewa Dibayar di Muka 60 60.000,00


Kas 1 60.000,00
(Pembayaran sewa
gedung 3 bulan)
Dst…;

Apabila jurnal diatas dibukukan ke buku besar, maka buku besar Perusahaan “Rapih” akan
Nampak seperti berikut:
BUKU BESAR
No. Rek : 1

Kas
Tanggal Keterangan F Jumlah Tanggal Keterangan F Jumlah
1996 1 1 Rp 290.000,00 1996 2 1 Rp 60.000,00
April 4 1 50.000,00 April 6 1 15.000,00
16 2 900.000,00 10 1 100.000,00
30 2 850.000,00 13 2 10.000,00
20 2 350.000,00
27 2 10.000,00
30 2 2.000,00
30 3 1.000,00
30 3 5.000,00

Dst…..

Dalam perusahaan kecil biasanya posting dari jurnal ke buku besar dilakukan setiap hari, tetapi
ada juga perusahaan-perusahaan yang melakukan posting seminggu sekali atau bahkan sebulan
sekali.

REKENING SALDO BERJALAN


Rekenlng T seperti dugunakan di atas. sangat baik dipakai untuk keperluan menerangkan
mekanisme pendebetan dan pengkreditan. Namun dalam praktik rekening T jarang sekali dnpakai.
Perusahaan pada umumnya menghendaki rekening yang dirancang sedemikian rupa sehingga
efisien pemakaian ruangnya dan lebih informantif.

Salah satu bentuk rekening yang banyak digunakan dalam praktik adalah rekening saldo berjalan.
Perbedaan bentuk rekening ini dengan rekening T adalah (1) letak kolom debet dan kolom kredit
tidak berlawanan melainkan berdampingan, dan (2) kolom jumlah rupiah ditambah satu buah,
yaitu kolom untuk mencatat saldo rekening. Dengan adanya kolom tambahan ini maka saldo
rekening ditentukan setiap kali terjadi transaksi. Hal ini sangat bermanfaat, karena rekening selalu
menunjukkan saldo yang ada pada setiap saat. Contohnya seperti ini:
No. Rek : 1

Kas
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
1996 1 Setoran modal Rp 290.000,00 - Rp 290.000,00
April 2 Pembayaran Sewa - Rp 60.000,00 230.000,00
4 Penerimaan Sewa 50.000,00 - 280.000,00
6 Biaya advertensi - 15.000,00 265.000,00
10 Pembayaran utang - 100.000,00 165.000,00
13 Gaji pegawai - 10.000,00 155.000,00
16 Pendapatan percetakan 900.000,00 - 1.055.000,00
20 Pembelian perlengkapan - 350.000,00 705.000,00
27 Gaji pegawai - 10.000,00 695.000,00
30 Pendapatan percetakan 850.000,00 - 1.545.000,00
30 Macam-macam biaya - 2.000,00 1.543.000,00
30 Macam-macam biaya - 1.000,00 1.542.000,00
30 Pengambilan prive - 5.000,00 1.537.000,00

Cobalah bandingkan rekening Kas dalam bentuk saldo berjalan di atas. dengan rekening Kas
bentuk T di halaman 132. Dalam rekening bentuk saldo berjalan. saldo rekening Kas ditentukan
setlap kali terjadi pendebetan atau pengkreditan. sehingga kita dapat mengetahui saldo rekening
setiap saat. Walaupun rekening saldo berjalan lebih informatif, namun dalam buku ini akan
digunakan rekening bentuk T. karena tujuan utama buku ini adalah memberikan gambaran
mengenai mekanisme pencatatan dengan metoda pembukuan berpasangan. Untuk tujuan ini.
rekening bentuk T akan lebih mudah dipahami. Setelah pemakaian bentuk T dipahami, para
pembaca akan dapat dengan mudah menggunakan rekening bentuk saldo berjalan.

Anda mungkin juga menyukai