Isilah form dibawah dengan uraian singkat dan berikan tanda contreng (X/V) pada kotak atau
lingkari pada salah satu pilihan jawaban yang menggambarkan penelitian.
P: Nomor Urutan Protokol CIOMS 2016 – Lampiran 1;
S: Standar Kelaikan Etik (WHO-2011 dan Pedoman KEPPKN 2017);
C: Check List/Daftar Tilik
G: Guideline CIOMS 2016
IC: CIOMS 2016 – Lampiran 2
Daftar Isi:
Isilah form dibawah dengan uraian singkat dan berikan tanda contreng(X/V) pada kotak atau
lingkari pada salah satu pilihan jawaban yang menggambarkan penelitian.
P: Nomor Urutan Protokol CIOMS 2016 – Lampiran 1;
S: Standar Kelaikan Etik (WHO-2011 dan Pedoman KEPPKN 2017);
C: Check List/Daftar Tilik
G: Guideline CIOMS 2016
IC: CIOMS 2016 – Lampiran 2
“Pemberian Minuman Soybeans-dragon Fruit Peels Powder terhadap Kadar HDL Tikus
Sprague dawley Jantan Dislipidemia”
1. Lokasi Penelitian:
Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi dan Laboratorium Bioscience Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Universitas Negeri Jember
Identifikasi (p10)
1. Peneliti
(Mohon CV Peneliti Utama dilampirkan)
Peneliti : Adiyana Dwigiyati
Institusi : Politeknik Negeri Jember
3
Nilai ilmiah pada penelitian ini tinggi. Hasil penelitian diharapkan memiliki kontribusi
yang besar bagi kemajuan iptek di Indonesia. Pemberian minuman Soybeans-dragon fruit
peels powder untuk mengetahui seberapa besar pengaruh minuman Soybeans-dragon
fruit peels powder terhadap kadar HDL tikus Sprague dawley jantan dislipidemia.
Minuman Soybeans-dragon fruit peels powder diperoleh dari tepung kedelai yang
dikombinasikan dengan kulit buah naga merah yang diproses sehingga menghasilkan
tepung kulit buah naga merah.
Dislipidemia merupakan suatu kelainan profil lipid ditandai dengan adanya peningkatan
kadar kolesterol total, LDL, trigliserida serta penurunan HDL (Wahyuningsih, 2013).
Berdasarkan data Riskesdas 2018 proporsi kadar kolesterol total pada penduduk usia ≥ 15
tahun sebesar 21,2%, HDL rendah sebesar 24,3%, LDL border line sebesar 24,9% serta
kadar trigliserida border line tinggi sebesar 13,3% (Kemenkes RI, 2018). HDL
merupakan profil lipid yang memiliki densitas tinggi berperan dalam tranpor balik pada
kolesterol. Rendahnya kadar HDL tersebut merupakan salah satu faktor risiko penyebab
penyakit jantung koroner. Penelitian yang dilakukan mengenai pemberian perlakuan
terhadap hewan coba yaitu pemberian susu kacang kedelai dosis dosis 2,25 g/kg BB; 4,5
g/kg BB, dan 9 g/kg BB hari selama 56 hari menunjukkan dosis 9 g/kg BB dapat
menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL, serta meningkatkan kadar
kolesterol HDL paling baik. Pemberian tepung kulit buah naga merah dengan dosis 12
mg/30 gBB/hari dapat menaikkan kadar HDL sebesar 80,44 mg/dl. Kandungan
antioksidan pada kulit buah naga lebih tinggi dibandingkan pada daging buahnya
(Nurliyana dkk, 2010). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kulit
buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dapat meningkatkan kandungan antioksidan
pada susu kedelai (Masyhura et al, 2018). Selama ini, belum ada penelitian mengenai
kombinasi antara tepung kedelai dengan tepung kulit buah naga merah terhadap
penurunan profil lipid. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pemberian minuman Soybeans-dragon fruit peels powder terhadap
kadar HDL tikus Sprague dawley jantan dislipidemia.
E. Kondisi Lapangan
1. Gambaran singkat tentang lokasi penelitian(p8) lihat G-2
2. Informasi ketersediaan fasilitas yang layak untuk keamanan dan ketepatan penelitian,
peralatan yang telah terstandar dan dilakukan oleh peneliti dan tenaga ahli. Pengambilan
darah akan dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah perpengalaman dan sudah terlatih.
Darah yang sudah diambil akan di bawa ke Laboratorium Bioscience untuk dilakukan uji
pemeriksaan kadar HDL yang dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih.
F. Desain Penelitian
1. Tujuan penelitian, hipotesis, pertanyaan penelitian, asumsi dan variabel penelitian (p11).
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman
Soybeans-dragon fruit peels powder terhadap kadar HDL tikus Sprague dawley jantan
dislipidemia.
Tujuan khusus dari penelitian adalah:
- Mengetahui kadar HDL tikus sebelum pemberian minuman Soybeans-dragon fruit
peels powder antar kelompok tikus Sprague dawley.
- Mengetahui kadar HDL tikus sesudah pemberian minuman Soybeans-dragon fruit
peels powder antar kelompok tikus Sprague dawley.
- Menganalisis perbedaan kadar HDL sebelum dan sesudah pemberian minuman
Soybeans-dragon fruit peels powder pada tiap kelompok perlakuan tikus Sprague
dawley.
- Mengetahui persentase kadar HDL tiap kelompok tikus sebelum dan sesudah
pemberian minuman Soybeans-dragon fruit peels powder pada tikus Sprague dawley
jantan dislipidemia.
dilakukan pemeriksaan awal (pretest) pada masing – masing kelompok dan diikuti
intervensi pada kelompok perlakuan (Eksperimen). Setelah beberapa waktu dilakukan
pemeriksaan akhir (posttest). Jumlah sampel pada penelitian ini untuk setiap kelompok
sebanyak 8 ekor tikus. Jumlah kelompok tikus terdapat 3 kelompok sehingga penelitian
ini membutuhkan 24 ekor tikus dari populasi yang ada. Penambahan 1 ekor tikus pada
masing-masing kelompok untuk mengatasi droup out. Jadi, jumlah tikus yang dipakai
dalam penelitian ini sebanyak 27 ekor. Kelompok K- merupakan kelompok kontrol
negatif, yaitu kelompok tikus yang dikondisikan normal dengan diberi pakan standar dan
air minum secara ad libitum. Kelompok K+ merupakan kelompok kontrol positif, yaitu
kelompok tikus yang dikondisikan dislipidemia dengan induksi kuning telur puyuh 2
ml/hari + PTU 10 ml/Kg BB/hari. Kelompok P merupakan kelompok tikus perlakuan
berupa kuning telur puyuh 2 ml/hari + PTU 10 ml/kg BB/hari + minuman Soybeans-
dragon fruit peels powder dengan dosis 12,8 ml/kg BB/hari. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu tepung kedelai dengan merk “Melilea” diproduksi oleh
“HEILONGJIANG BINGQUAN DUODUO HEALTH FOODSTUFF CO” dan
didistribusikan oleh “PT. MELILEA INTERNATIONAL INDONESIA”.
Tikus yang digunakan sebanyak 27 ekor dengan berat 150-250 gram berumur 2-3 bulan
dan telah diaklimatisasi selama 7 hari. Kemudian tikus diambil secara acak dan dibagi
menjadi 3 kelompok. Kandang berbentuk kotak yang terbuat dari Polycarbonate,
Polypropylene atau Polystryrene plastik atau kandang plastik dengan tutup terbuat dari
kawat ram dan dialasi sekam. Makanan tikus berupa Rat Bio serta pemberian makanan
dan minuman diberikan ad libitum. Setelah Aklimatisasi tikus dipuasakan terlebih dahulu
selama 10-12 jam kemudian pada hari ke-8 dilakukan pemeriksaan kadar HDL awal
terlebih dahulu pada semua kelompok. Selanjutnya kelompok P+ dan P diinduksi kuning
telur puyuh 2 ml/hari + PTU 10 ml/kg BB/hari pada hari ke-9 selama 14 hari. Kemudian
dilakukan pemeriksaan kadar HDL tikus pada hari ke-23 untuk memastikan apakah tikus
dalam keadaan dislipidemia. Kelompok P diberikan perlakuan dengan pemberian
minuman Soybeens-dragon fruit peesl powder dengan dosis 12,8 ml/kg BB/hari.
Intervensi diberikan secara oral menggunakan sonde lambung selama 7 hari.
Pemantauan kadar HDL (Postest) dilakukan pada hari ke-31. Metode yang digunakan
dalam analisa kadar glukosa darah adalah metode glycerol-3-phoshateoxidase-phenol
aminophenazone (GPO-PAP). Setelah pemeriksaan kadar HDL tikus tahap akhir selesai,
dilakukan pemusnahan tikus dengan cara semua tikus diinhalasi dengan eter dosis
80ml/30 ekor tikus, Euthanasia pada tikus dilakukan dengan cara dislokasi servical,
setelah tikus dipastikan mati kemudian dibungkus rapat dengan plastik dan dikubur
ditempat yang telah disediakan. Seluruh biaya dalam penelitian ini sepenuhnya akan
ditanggung oleh peneliti. Data yang terkumpul akan dianalisa secara statistik.
7
Pemeriksaan kadar HDL awal (T0) setelah dipuasakan selama 10-12 jam
Random Sampling
Tikus Dislipidemia
Analisis Data
3. Bila ujicoba klinis, deskripsi harus meliputi apakah kelompok treatment ditentukan
secara random, (termasuk bagaimana metodenya), dan apakah blinded atau terbuka. (Bila
bukan ujicoba klinis cukup tulis: tidak relevan) (p12)
G. Sampling
1. Jumlah subjek yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian dan bagaimana penentuannya
secara statistik (p13).
n = 20/k + 1
Keterangan:
n : Jumlah sampel pada masing-masing kelompok
k : Jumlah kelompok perlakuan
n = 20/k + 1
n = 20/3 + 1
n =8
Untuk mengantisipasi adanya tikus yang droup out selama penelitian, maka diperlukan
adanya tikus cadangan dengan rumus koreksi besar sampel (Satroasmoro dan Ismael,
2011) sebagai berikut:
n’ = [n/(1-f)]
n’ = [8/ (1-0,1]
n’ = 8,89 = 9
Keterangan:
n’ : besar sampel terkoreksi
n : besar sampel minimum
f : perkiraan proporsi droup out, kira-kira 10% (f=0,1)
Jumlah tikus cadangan = jumlah kelompok x (n’ – jumlah replikasi)
= 3 x (9 – 8)
=3
Jumlah sampel pada penelitian ini untuk setiap kelompok sebanyak 8 ekor tikus (n ≥ 8).
Jumlah kelompok tikus terdapat 3 kelompok sehingga penelitian ini membutuhkan 24
ekor tikus dari populasi yang ada.Penambahan 1 ekor tikus pada masing-masing
kelompok untuk mengatasi droup out. Jadi total tikus yang dipakai pada penelitian ini
sebanyak 27 ekor tikus.
- Tikus sakit yaitu dengan ciri-ciri: tidak mau makan, penampakan rambut kusam
rontok atau botak, aktivitas fisik tidak aktif, keluar eksudat yang tidak normal dari
mata, mulut, anus dan genital.
- Penurunan berat badan > 10% setelah masa adaptasi di Laboratorium.
3. Sampling kelompok rentan: alasan melibatkan anak anak atau orang dewasa yang tidak
mampu memberikan persetujuan setelah penjelasan, atau kelompok rentan, serta langkah
langkah bagaimana meminimalisir bila terjadi risiko (Guidelines 15, 16 and 17) (p15)
H. Intervensi
(Pengguna data sekunder, kualitatif, cukup tulis tidak relevan, lanjut ke manfaat)
1. Deskripsi dan penjelasan semua intervensi (metode administrasi treatment, termasuk rute
administrasi, dosis, interval dosis, dan masa treatmentproduk yang digunakan (investigasi
dan komparator (p17).
Tikus yang digunakan sebanyak 27 ekor dengan berat 150-250 gram berumur 2-3 bulan
dan telah diaklimatisasi selama 7 hari. Kemudian tikus diambil secara acak dan dibagi
menjadi 3 kelompok. Setelah aklimatisasi dipuasakan terlebih dahulu selam 10-12 jam
kemudian pada hari ke-8 dilakukan pemeriksaan kadar HDL awal terlebih dahulu pada
semua kelompok. Selanjutnya kelompok K+ dan P diinduksi kuning telur puyuh 2
ml/hari + PTU 10 ml/kg BB/hari pada hari ke-9 selama 14 hari. Kelompok P diberikan
perlakuan dengan pemberian minuman Soybeens-dragon fruit peesl powder dengan dosis
12,8 ml/kg BB/hari selama 7 hari. Pemantauan kadar HDL (Postest) dilakukan pada hari
ke-31.
2. Rencana dan justifikasi untuk meneruskan atau menghentikan standar terapi selama
penelitian
(p 4 and 5) (p18)
4. Tes klinis atau lab atau tes lain yang harus dilakukan (p20)
Setiap sampel tikus akan dilakukan pemeriksaan kadar HDL sebelum perlakuan (pretest)
dan setelah perlakuan (postest).
I. Monitor Hasil
1. Sampel dari form laporan kasus yang sudah distandarisir, metode pencatatan respon
terapeutik (deskripsi dan evaluasi metode dan frekuensi pengukuran), prosedur follow-up,
dan, bila mungkin, ukuran yang diusulkan untuk menentukan tingkat kepatuhan subjek
yang menerima treatment(lihat lampiran) (p17).
10
Tikus yang digunakan sebanyak 27 ekor dengan berat 150-250 gram berumur 2-3 bulan
dan telah diaklimatisasi selama 7 hari. Kemudian tikus diambil secara acak dan dibagi
menjadi 3 kelompok. Setelah Aklimatisasi tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 10-12
jam kemudian pada hari ke-8 dilakukan pemeriksaan kadar HDL awal terlebih dahulu
pada semua kelompok. Selanjutnya kelompok K+ dan P diinduksi kuning telur puyuh 2
ml/hari + PTU 10 ml/kg BB/hari pada hari ke-9 selama 14 hari. Pemantauan kadar HDL
tikus dilakukan pada hari ke-9 dan ke-23. Kelompok P diberikan perlakuan pemberian
minuman Soybeens-dragon fruit peesl powder dengan dosis 12,8 ml/kg BB/hari.
Intervensi diberikan secara oral menggunakan sonde lambung. Perlakuan tersebut
dilakukan selama 7 hari. Pemantauan kadar HDL (Postest) dilakukan pada hari ke-31.
Seluruh biaya dalam penelitian ini sepenuhnya akan ditanggung oleh peneliti. Data yang
terkumpul akan dianalisa secara statistik.
Hasil
Jenis Pemeriksaan I Pemeriksaan II Pemeriksaan III
Pemeriksaan Tanggal Tanggal Tanggal
................................. ................................. .................................
Kadar HDL
Pemeriksa, Pemeriksa, Pemeriksa,
Sampel dapat droup out bila mengalami beberapa hal yang sudah tercantum pada kriteria
eksklusi.
2. Risikorisiko yang diketahui dari adverse events, termasuk risiko yang terkait dengan
masing masing rencana intervensi, dan terkait dengan obat, vaksin, atau terhadap
prosudur yang akan diuji cobakan (Guideline 4) (p24)
11
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental. Ada prosedur pengambilan darah serta
pemberian intervensi menggunakan sonde lambung. Ada resiko dari intervensi
menggunakan sonde lambung yaitu kesalahan ketika menyonde mengakibatkan seperti
luka pada tikus sehingga akan membuat tikus stress. Jika ada resiko kesalahan dalam
melakukan intervensi menggunakan sonde maka penatalaksanaan dilakukan sesuai
dengan panduan dan dilakukan oleh petugas terlatih.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan pada hewan coba.
Pemberian intervensi disesuaikan dengan panduan praktek yang sudah ditentukan pada
tempat penelitian dan diberikan pelatihan oleh petugas terlatih.
M. Manfaat
1. Manfaat penelitian secara pribadi bagi subjek dan bagi yang lainnya (Guideline 4) (p25)
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan ilmiah mengenai pemberian minuman
Soybeens-dragon fruit peesl powder untuk meningkatkan kadar HDL bagi penderita
dislipidemia.
Apabila hasil dari penelitian ini sesuai dengan hipotesis, maka pemberian minuman
Soybeens-dragon fruit peesl powder dapat dijadikan alternatif minuman tinggi
antioksidan untuk mengatasi dislipidemia.
12
O. Informed Consent
1. Cara yang diusulkan untuk mendapatkan informed consent dan prosedur yang
direncanakan untuk mengkomunikasikan informasi penelitian kepada calon subjek,
termasuk nama dan posisi wali bagi yang tidak bisa memberikannya. (Guideline 9)(p30)
2. Khusus Ibu Hamil: adanya perencanaan untuk memonitor kesehatan ibu dan kesehatan
anak jangka pendek maupun jangka panjang (Guideline 19)(p29)
P. Wali (p31)
1. Adanya wali yang berhak bila calon subjek tidak bisa memberikan informed consent
(Guidelines 16 and 17)
2. Adanya orang tua atau wali yang berhak bila anak paham tentang informed consent tapi
belum cukup umur(Guidelines 16 and 17)
Q. Bujukan
1. Deskripsi bujukan atau insentif pada calon subjek untuk ikut berpartisipasi, seperti uang,
hadiah, layanan gratis, atau yang lainnya (p32)
2. Rencana dan prosedur, dan orang yang betanggung jawab untuk menginformasikan
bahaya atau keuntungan peserta, atau tentang riset lain tentang topik yang sama, yang
bisa mempengaruhi keberlansungan keterlibatan subjek dalam penelitian(Guideline 9)
(p33)
3. Perencanaan untuk menginformasikan hasil penelitian pada subjek atau partisipan (p34)
R. Penjagaan Kerahasiaan
1. Proses rekrutmen (misalnya lewat iklan), serta langkah langkah untuk menjaga privasi
dan kerahasiaan selama rekrutmen (Guideline 3) (p16)
2. Langkah langkah proteksi kerahasiaan data pribadi, dan penghormatan privasi orang,
termasuk kehati-hatian untuk mencegah bocornya rahasia hasil test genetik pada keluarga
kecuali atas izin dari yang bersangkutan (Guidelines 4, 11, 12 and 24) (p 35)
3. Informasi tentang bagaimana kode; bila ada, untuk identitas subjek dibuat, di mana di
simpan dan kapan, bagaimana dan oleh siapa bisa dibuka bila terjadi emergensi
(Guidelines11 and 12) ( p36)
Kode yang digunakan yaitu untuk kode tikus untuk masing – masing kelompok.
S. Kemungkinan penggunaan lebih jauh dari data personal atau material biologis (p37)
Seluruh data hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
T. Rencana Analisis
1. Deskripsi tentang rencana tencana analisis statistik, termasuk rencana analisis interim bila
diperlukan, dan kreteria bila atau dalam kondisi bagaimana akan terjadi penghentian
prematur keseluruhan penelitian (Guideline 4) (B,S2)
Data yang diperoleh berupa kadar HDL diolah menggunakan SPSS 16.0 dengan analisis
yaitu, Untuk melihat kenormalan data dan homogenitas menggunakan uji Shapiro Wilk.
Analisis data untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman Soybeans-dragon fruit
peels powder terhadap kadar HDL serum tikus antar kelompok perlakuan. Jika data
berdistribusi normal menggunakan uji statistik One Way Anova pada tingkat kepercayaan
α = 0,05 kemudian dilanjutkan dengan Uji Post Hoc. Sedangkan apabila data tidak
berdistribusi normal menggunakan uji non parametrik Kruskal-Wallis. Membandingkan
data sebelum dan sesudah perlakuan (pretest dan posttest) pada masing-masing kelompok
menggunakan uji Paired T-test. Untuk mengetahui hasil perbandingan presentase
perubahan pretest dan posttest antar kelompok perlakuan dengan menggunakan rumus:
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡
% Perubahan kadar HDL = × 100 %
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
U. Monitor Keamanan
1. Rencana rencana untuk memonitor keberlangsungan keamanan obat atau intervensi lain
yang dilakukan dalam penelitian atau trial, dan, bila diperlukan, pembentukan komite
independen untuk data dan safety monitoring (Guideline 4) (B,S3,S7)
Tingkat keamanan intervensi akan dipantau selama masa penelitian. Setiap efek samping
yang timbul dalam penelitian akibat induksi kuning telur puyuh, PTU maupun intervensi
14
pemberian minuman Soybeens-dragon fruit peesl powder akan ditangani sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan.
V. Konflik Kepentingan
1. Pengaturan untuk mengatasi konflik finansial atau yang lainnya yang bisa mempengaruhi
keputusan para peneliti atau personil lainya; menginformasikan pada komite lembaga
tentang adanya conflict of interest; komite mengkomunikasikannya ke komite etik dan
kemudian mengkomunikasikan pada para peneliti tentang langkah langkah berikutnya
yang harus dilakukan (Guideline 25) (p42)
Seluruh biaya dalam penelitian ini akan ditanggung oleh peneliti menggunakan dana
pribadi.
W. Manfaat Sosial
1. Untuk riset yang dilakukan pada seting sumberdaya lemah, kontribusi yang dilakukan
sponsor untuk capacity building untuk review ilmiah dan etika dan untuk riset-riset
kesehatan di negara tersebut; dan jaminan bahwa tujuan capacity building adalah agar
sesuai nilai dan harapan para partisipan dan komunitas tempat penelitian (Guideline 8)
(p43)
2. Protokol riset atau dokumen yang dikirim ke komite etik harus meliputi deskripsi rencana
pelibatan komunitas, dan menunjukkan sumber sumber yang dialokasikan untuk aktivitas
aktivitas pelibatan tersebut. Dokumen ini menjelaskan apa yang sudah dan yang akan
dilakukan, kapan dan oleh siapa, untuk memastikan bahwa masyarakat dengan jelas
terpetakan untuk memudahkan pelibatan mereka selama riset, untuk memastikan bahwa
tujuan riset sesuai kebutuhan masyarakat dan diterima oleh mereka. Bila perlu
masyarakat harus dilibatkan dalam penyusunan protokol atau dokumen ini (Guideline 7)
(p44)
Y. Publikasi
1. Rencana publikasi hasil pada bidang tertentu (seperti epidemiologi, generik, sosiologi)
yang bisa berisiko berlawanan dengan kemaslahatan komunitas, masyarakat, keluarga,
etnik tertentu, dan meminimalisir risiko kemudharatan kelompok ini dengan selalu
mempertahankan kerahasiaan data selama dan setelah penelitian, dan mempublikasi hasil
15
2. Bila hasil riset negatif, memastikan bahwa hasilnya tersedia melalui publikasi atau
dengan melaporkan ke otoritas pencatatan obat obatan (Guideline 24) (p46)
Z. Pendanaan
Sumber dan jumlah dana riset; lembaga funding, dan deskripsi komitmen finansial sponsor
pada kelembagaan penelitian, pada para peneliti, para subjek riset, dan, bila ada, pada
komunitas (Guideline 25) (B, S2);
(p41)
Saya akan mematuhi semua prinsip yang tertuang dalam pedoman ini.
2. (Track Record) Riwayat usulan review protokol etik sebelumnya dan hasilnya (isi dengan
judul dan tanggal penelitian, dan hasil review Komite Etik(p7)
3. Pernyataan bahwa bila terdapat bukti adanya pemalsuan data akan ditangani sesuai policy
sponsor untuk mengambil langkah yang diperlukan (p48)
Apabila dikemudian hari ditemukan bukti adanya pemalsuan data, saya akan bersedia
menerima sanksi yang telah ditentukan.
(Adiyana Dwigiyati)
16
AB. Lampiran
1. CV Peneliti Utama
2. Sampel Formulir Laporan kasus