Masalah Sosial
Pengertian
Menurut Horton dan Leslie: masalah sosial adalah kondisi yang dirasakan banyak orang
sebagai kondisi yang tidak menyenangkan serta menuntut pemecahan aksi sosial secara
kolektif.
Menurut Soerjono Soekanto (1986: 344): permasalahan sosial akan muncul bila diri
manusia atau suatu kelompok mengalami kekurangan ekonomi, biologis, biopsikologis
dan budaya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan beberapa komponen penting yang disebut
masalah sosial, yaitu:
Pengetahuan Awal
Permasalahan dapat disebut sebagai masalah sosial jika mengandung karakteristik sebagai
berikut (Suharto 2005: 84-95):
Kondisi yang dirasakan banyak orang: Jika dua orang merasakan masalah maka
dapat dikatakan sebagai masalah sosial
Kondisi dinilai tidak menyenangkan: Pemahaman masyarakat sekitar tentang nilai
yang dibangun terhadap masalah yang ada. Contoh: Permasalahan penjualan minuman
keras/alkohol dapat menimbulkan keresahan/tidak keresahan tergantung kelompok
masyakaratnya.
Menuntut pada pemecahan masalah sosial;
Pemecahan sosial dilakukan secara kolektif.
Sistem Sumber Kesejahteraan Sosial
Pengetahuan Awal
Menurut Pincus (1973: 3), ada 3 sistem sumber kesejahteraan sosial yaitu:
Pengetahuan Awal
Menurut Edi Suharto (2005: 86) perumusan matriks kerangka pemahaman masyarakat dan
masalah sosial adalah sebagai berikut:
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Menurut Permensos nomor 08 tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial pasal 1
ayat 3, PMKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena
suatu hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya sehingga
tidak dapat terpenuhi kepenuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai
dan wajar.
JENIS DESKRIPSI
Seorang anak berusia 5 (lima)
tahun ke bawah yang ditelantarkan oran
g tuanya dan/atau berada di dalam keluarga
tidak mampu oleh orang tua/keluarga yang
Anak balita terlantar
tidak memberikan pengasuhan, perawatan,
pembinaan dan perlindungan bagi anak
sehingga hak-hak dasarnya tidak terpenuhi,
serta dieksploitasi untuk tujuan tertentu
Seorang anak berusia 6 (lima) sampai 18 (delapan belas) tahun yang
mengalami perlakuan salah
Anak terlantar dan ditelantarkan oleh orang tua/keluarga
atau anak kehilangan hak asuh dari orang
tua/keluarga
Seorang anak yang berusia 5 - 18 tahun, dan anak yang bekerja atau
dipekerjakan di jalanan, dan/atau anak yang bekerja dan hidup di
Anak jalanan
jalanan yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
melakukan kegiatan hidup sehari-hari
Seseorang berusia 18 tahun ke bawah yang mempunyai kelainan fisik
atau mental yang dapat mengganggu atau
Anak merupakan rintangan dan hambatan bagi dirinya untuk
Dengan melakukan fungsi-fungsi jasmani, rohani
Kedisabilitasan (ADK) maupun sosialnya secara layak, terdiri dari anak
dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, serta disabilitas fisik
dan mental (disabilitas ganda)
Anak yang terancam secara fisik & non fisik karena tindak kekerasan,
Anak yang menjadi diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga
korban tindak kekerasan atau lingkungan sosial terdekatnya, sehingga tidak terpenuhi
atau diperlakukan salah kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani
maupun sosial
Anak usia 0-18 tahun dalam situasi darurat, anak korban
perdagangan/penculikan, anak korban kekerasan baik fisik
Anak yang memerlukan dan/atau mental, anak korban eksploitasi, anak dari kelompok
perlindungan khusus minoritas dan terisolasi serta dari komunitas adat terpencil, anak yang
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan
zat adiktif lainnya (NAPZA), serta anak yang terinfeksi HIV/AIDS
Seseorang berusia 60 tahun atau lebih yang tidak dapat memenuhi
Lanjut usia terlantar
kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial.
Setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang
dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan bagi
dirinya untuk melakukan fungsi-fungsi jasmani, rohani maupun
Penyandang Disabilitas
sosialnya secara layak, yang terdiri dari penyandang disabilitas fisik,
penyandang disabilitas mental, dan penyandang disabilitas fisik dan
mental.
Seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau
Tuna Susila lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian di luar perkawinan
yang sah dengan tujuan mendapatkan imbalan uang, modul atau jasa
Orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma
kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak
Gelandangan
mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap, serta
mengembara di tempat umum
Orang-orang yang mendapat penghasilan meminta-minta di tempat
Pengemis umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas
kasihan orang lain
Orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cara mengais
Pemulung
langsung dan pendaur ulang barang-barang bekas
Kelompok yang mengalami gangguan keberfungsian sosialnya akibat
diskriminasi dan marginalisasi yang diterima, karena keterbatasannya
Kelompok minoritas
menyebabkan dirinya rentan mengalami masalah sosial, seperti homo
(gay), waria, dan lesbian
Seseorang yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri
masa hukuman pidana sesuai dgn keputusan pengadilan dan
Bekas Warga Binaan
mengalami hambatan menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan
Pemasyarakatan
masyarakat, sehingga kesulitan untuk mendapat pekerjaan atau
melaksanakan kehidupannya secara normal
Seseorang yang telah terinfeksi HIV dan membutuhkan pelayanan
Orang Dengan HIV/AIDS sosial, perawatan kesehatan, dukungan dan pengobatan untuk
mencapai kualitas hidup yang optimal
Korban penyalahgunaan Seseorang yang tidak sengaja menggunakan NAPZA, karena dibujuk,
NAPZA diperdaya, ditipu, dipaksa dan/atau diancam untuk menggunakan
NAPZA
Seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik, seksual,
seksual, ekonomi dan/atau sosial yang diakibatkan tindak pidana
Korban trafficking
perdagangan orang (UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang
pemberantasan tindak pidana perdagangan orang)
Orang (baik individu, keluarga maupun kelompok) yang mengalami
tindak kekerasan, baik sebagai akibat penelantaran, perlakuan salah,
Korban Tindak Kekerasan eksploitasi, diskriminasi dan bentuk kekerasan lainnya maupun orang
berada dalam situasi yang membahayakan dirinya sehingga
menyebabkan fungsi sosialnya terganggu
Pekerja migran internal dan lintas negara yang mengalami masalah
sosial seperti tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, pengusiran
Pekerja Migran
(deportasi), ketidakmampuan menyesuaikan diri di tempat kerja
Bermasalah Sosial
baru atau di negara tempatnya bekerja, sehingga mengakibatkan
terganggunya fungsi sosial
Orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia
akibat bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
Korban Bencana Alam
peristiwa alam, berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, tanah longsor, dll
Orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia
akibat bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
Korbang Bencana Sosial
peristiwa oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok,
antar komunitas masyarakat, dan teror
Seorang perempuan dewasa berusia 18-59 tahun belum menikah atau
Perempuan rawan
janda dan tidak mempunyai penghasilan
Sosial Ekonomi
cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
Seseorang atau kepala keluarga yang sama sekali tidak mempunyai
sumber mata pencaharian dan atau tidak mempunyai kemampuan
Fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok atau orang yang mempunyai
sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan
pokok keluarga yang layak bagi kemanusiaan
Keluarga yang hubungan antar anggota keluarganya terutama antara
Keluarga bermasalah
suami-istri, orang tua dengan anak kurang serasi, sehingga tugas dan
sosial psikologis
fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan waja
Kelompok orang atau masyarakat yang hidup dalam kesatuan sosial
kecil yang bersifat lokal dan terpencil, masih sangat terikat pada
sumber daya alam, serta habitatnya secara sosial budaya terasing dan
Komunitas Adat Terpencil
terbelakang dibanding dengan masyarakat Indonesia pada umumnya,
sehingga memerlukan pemberdayaan dalam menghadapi perubahan
lingkungan secara luas
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Menurut Permensos nomor 08 tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial pasal 1 ayat 3, PSKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang dapat
berperan serta untuk menjaga, menciptakan, mendukung, dan memperkuat penyelenggaraan kesejahteraan sosial..
Organisasi sosial;
Lembaga/Organisasi yang memberikan pelayanan
Aktifitas memberikan jasa layanan konseling, konsultasi,
konseling, konsultasi, pemberian/penyebarluasan
Lembaga Konsultasi informasi, advokasi, rujukan;
informasi, penjangkauan, advokasi dan pemberdayaan
Kesejahteraan Didirikan secara formal; dan
bagi keluarga secara profesional, termasuk merujuk
Keluarga (LK3) Memiliki struktur organisasi dan pekerja sosial, serta tenaga
sasaran ke lembaga pelayanan lain yang benar-benar
fungsional yang profesional.
mampu memecahkan masalahnya secara lebih intensif
Keluarga yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga;
Keluarga yang mempunyai prilaku yang dapat dijadikan
panutan;
Keluarga yang mampu mengatasi masalahnya dengan
Keluarga yang mampu mempertahankan keutuhan keluarga
Keluarga pioner cara-cara efektif dan bisa dijadikan panutan bagi
dengan prilaku yang positif; dan
keluarga lainnya
Keluarga yang mampu & mau menularkan perilaku kepada
keluarga lainnya.