KHOIRUL ANWAR
ABSTRACT
Assessment of the company's financial performance is based on the service revenue of the
company services contained in the financial statements. In order to know the condition of a
company's financial can be checked using many kind analyses, one of them is ratio analysis.
The purpose of this study is to understand about the financial performance at PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk based on their financial report analysis. The method of this
research is a descriptive analysis method using the measurement of liquidity ratio,
profitability, activity and solvency. The data and research information about this study
obtained from Indonesia Stock Exchange. Based on the all of liquidity ratio, can conclude
that the company is in a bad condition, but this company was increased and in good condition
in 2015. Based on all of the profitability ratios, can conclude that the company in bad
condition. Based on the company's activity ratio is in good condition. Based on the solvency
ratio, the company’s capital condition is insufficient to guarantee the debt from the creditor.
ABSTRAK
Penilaian kinerja keuangan perusahaan berdasarkan pada penghasilan jasa perusahaan yang
terdapat pada laporan keuangan. Untuk mengetahui apakah keadaan keuangan perusahaan
dalam kondisi yang baik dapat dilakukan berbagai analisa, salah satunya adalah analisis rasio.
1
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk berdasarkan analisis laporan keuangan. Metode yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif menggunakan pengukuran rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas
dan solvabilitas. Data dan informasi penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan rasio likuiditas secara keseluruhan perusahaan berada pada keadaan tidak baik,
tetapi pada tahun 2015 meningkat dan keadaan perusahaan baik. Berdasarkan rasio
profitabilitas secara keseluruhan perusahaan berada pada posisi yang tidak baik. Berdasarkan
rasio aktivitas perusahaan berada dalam keadaan baik. Berdasarkan rasio solvabilitas keadaan
modal perusahaan tidak mencukupi untuk menjamin hutang yang dberikan kreditor
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan rokok merupakan salah satu industri yang paling konsisten.
Perkembangan perubahan ekonomi, menimbulkan berbagai macam produk rokok telah
bermunculan di Indonesia. Perusahaan bersaing ketat untuk menunjukkan kinerja yang
optimal.
Permintaan rokok terus meningkat namun industri rokok saat ini dihadapkan pada
tantangan yang semakin berat dengan persaingan yang semakin ketat. Dilihat dari banyaknya
perusahaan rokok yang ada di Indonesia dapat disimpulkan bahwa keuntungan perusahaan
rokok sangat besar. Keuntungan merupakan persyaratan kelangsungan hidup bagi perusahaan.
Diperlukan ukuran-ukuran atau indikator-indikator keuangan untuk mengetahui keberhasilan
perusahaan dalam upaya mencapai tujuanya yaitu untuk menghasilkan keuntungan.
Indikator-indikator tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan yang disusun secara
periodik, yang secara umum berupa laporan neraca, laporan rugi-laba.
Analisis rasio keuangan, membantu mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan
apakah baik atau sebaliknya. Analisis rasio dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis, yaitu
rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas,dan profitabilitas.
Tingkat likuiditas adalah menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancar. Sedangkan tingkat
solvabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dapat memenuhi semua
kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya. Tingkat profitabilitas, menunjukkan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya.
Tujuan Penelitian
2
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk, tahun 2013-2015 berdasarkan analisis rasio likuididas, profitabilitas,
aktivitas, dan solfabilitas.
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan
oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal yang berisi seluruh
kegiatan bisnis dari satu kesatatuan sebagai alat pertangung jawaban kepada pihak yang
membutuhkan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (revisi 2015) tentang penyajian laporan
keuangan terdiri dari beberapa komponen, yaitu: (a) laporan posisi keuangan pada akhir
periode; (b) laporan laba rugi komprehensif selama periode; (c) laporan perubahan ekuitas
selama periode; (d) laporan arus kas selama periode; (e) catatan atas laporan keuangan.
Kinerja Keuangan
Menurut Maith (2013), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
mengidentifikasi sejauh mana perusahaan telah menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Maith (2013) menyebutkan ada tiga macam ukuran yang
dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif yaitu:
1. Ukuran kriteria tunggal
2. Ukuran kriteria ganda
3. Ukuran kriteria gabungan
3
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka yang lainnya. Perbandingan
dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan.
Angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa
periode (Kasmir, 2014).
Penelitian Terdahulu
Dibawah ini merupakan beberapa peneliti terdahulu :
4
3. Monica Jolanda Y = Analisis Rasio Perhitungan menggunakan rasio
Mokodaser, Likuiditas, Leverage likuiditas, raiso solvabilitas, dan
Harijanto dan Profitabilitas rasio profitabilas dapat
Sabijono, sebagai dasar mengetahui kinerja keuangan
Inggriani Elim, pengukuran kinerja perusahaan.
Universitas Sam keuangan
Ratulangi X1 = likuiditas
Manado, X2 = laverage
Jurnal EMBA, X3 = profitabilitaas
Vol.3 No.1, 2015
4. Swita Angelina Y = Kinerja keuangan Perhitungan menggunakan rasio
Kaunang, berdasarkan analisis likuiditas, raiso rentabilitas,
rasio liquiditas, rasio profitabilas dapat
profitabilitas, dan mengetahui kinerja keuangan
rentabilitas. perusahaan.
Universitas Sam
Ratulangi
X1 = liquiditas
Manado X2 = profitabilitas
X3 = rentabilitas
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi deskriptif yang meliputi pengumpulan
data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek
penelitian, (Maith, 2013).
5
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek data laporan keuangan PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk, tahun 2013-2015. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama enam
bulan yaitu dari bulan November 2016 sampai bulan Mei 2017.
Hasil Penelitian
6
16
Shareholder Equity 14.155.035 13.498.114 32.016.060
18
Revenue 75.025.207 80.690.139 89.069.306
19
Cost Of Good Sold 54.953.870 60.190.077 67.304.917
20
Gross Profit 20.071.337 20.500.062 21.764.389
21
Operating Expense (4.471.081) (6.694.643) (7.716.318)
22
Interest Income 48.866 57.465 68.963
23
Gain (Loss) On Foreign 9.449 14.115 15.844
Exchange Net
24 Gain On Sale Of Property - - -
25 Miscelllaenous Net - - -
26 Profit and Loss Before 14.509.710 13.718.299 13.932.644
Taxes
27 Taxes Expense (3.691.224) (3.537.216) (3.569.336)
28 Retrained Earning 10.818.486 10.181.083 10.363.308
29 Other Expense (317.237) (263.106) (210.358)
30 Other Income 237.451 151.822 148.549
31 Comprehensive Profit 10.807.957 10.014.995 10.355.007
Sumber Laporan Keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk tahun 2013-2015
Pembahasan
Rasio lancar pada tahun 2013 sebesar 1,75, artinya jumlah aktiva lancar sebanyak
1,75 kali hutang lancar. Rasio lancar pada tahun 2014 sebesar 1,53, artinya jumlah aktiva
lancar sebanyak 1,53 kali hutang lancar. Rasio lancar pada tahun 2015 sebesar 6,57, artinya
jumlah aktiva lancar sebanyak 6,57 kali hutang lancar.
7
Tabel 4 Quick Ratio PT. HM. Sampoerna Tbk,
Tahun Aktiva Hutang Persediaan Quick Quick Interpretasi
Lancar Lancar (c) Ratio Ratio
(a) (b) ((a-c):b) (%)
2013 21.247.830 12.123.790 17.332.558 0,32 32 Tidak Baik
2014 20.777.514 13.600.230 17.431.586 0,25 25 Tidak Baik
2015 29.807.330 4.538.674 19.071.523 2,37 237 Baik
Sumber Laporan Keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk tahun 2013-2015
Rasio cepat pada tahun 2013 dan 2014 berada dibawah nilai rata-rata rasio industri
menurut Kasmir (2014), sehingga pada tahun ini PT. HM. Sampoerna Tbk, berada pada
kondisi yang tidak baik. Rasio cepat pada tahun 2015 berada diatas nilai rata-rata rasio
industri, sehingga pada tahun ini PT. HM. Sampoerna Tbk, berada pada kondisi yang baik.
Rasio kas pada tahun 2013, 2014, dan 2015 berada dibawah nilai rata-rata rasio
industri menurut Kasmir (2014), sehingga pada tahun ini PT. HM. Sampoerna Tbk, berada
pada kondisi yang tidak baik.
B. Rasio Profitabilitas
a. Net Profit Margin
8
2013 10.807.957 75.025.207 0,14 14 Tidak Baik
2014 10.014.995 80.690.139 0,12 12 Tidak Baik
2015 10.355.007 89.069.306 0,12 12 Tidak Baik
Sumber Laporan Keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk tahun 2013-2015
PT. HM. Sampoerna Tbk dari tahun 2013, 2014, dan 2015 nilai net profit margin
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan meningkatnya biaya tidak langsung yang relatif
tinggi terhadap penjualan dan juga disebabkan oleh beban pajak yang tinggi untuk periode
tersebut.
b. Return On Asset
Pada tahun 2013 dan 2014 nilai return on assets PT. HM. Sampoerna Tbk, nilai rasio
ini berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam
kondisi yang baik. Pada tahun 2015, nilai rasio cenderung menurun dan dibawah nilai
rata-rata perusahaan disebabkan rendahnya marjin laba karena rendahnya perputaran aktiva.
c. Return On Equity
9
Pada tahun 2013, 2014, dan 2015 nilai return on equity PT. HM. Sampoerna Tbk, nilai
rasio ini berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan berada dalam
kondisi yang baik.
Pada tahun 2013, 2014, dan 2015 nilai gross profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk,
nilai rasio ini berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menunjukkan perusahaan
berada dalam kondisi yang tidak baik.
Rasio operating profit margin PT. HM. Sampoerna Tbk, dari tahun 2013, 2014 dan
2015 berada dibawah nilai rata-rata industri, sehingga menandakan kemampuan menghasilkan
keuntungan dari kegiatan operasional yang dilakukan tidak baik.
C. Rasio Aktivitas
10
a. Perputaran Total Aktiva
Nilai rasio perputaran total aktiva dari tahun 2013, 2014, dan 2015 secara keseluruhan
berada diatas nilai rata-rata industri, sehingga PT. HM. Sampoerna Tbk, dapat memaksimalkan
aktiva yang dimiliki.
Rata-rata industri untuk perputaran aktiva tetap yaitu 5 kali, sehingga PT. HM.
Sampoerna Tbk, pada tahun 2013 sampai 2015 sangat baik, nilai perputarannya berada diatas
nilai rata-rata industri. Sehingga PT. HM. Sampoerna Tbk dapat memaksimalkan aktiva tetap
yang dimiliki.
Tabel 13 Rata-rata Jangka Waktu Penagihan Piutang PT. HM. Sampoerna Tbk,
11
2013 1.393.160 75.025.207 208.403,35 6,68 6,7 Hari Baik
2014 1.009.645 80.690.139 224.139,28 4,50 4,5 Hari Baik
2015 2.458.742 89.069.306 247.414,74 9,94 10,0 Hari Baik
Sumber Laporan Keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk tahun 2013-2015
Rata-rata industri untuk jangka waktu penagihan piutang adalah 25 hari. Artinya
kondisi PT. HM. Sampoerna Tbk, untuk rata-rata jangka waktu penagihan pada tahun 2013
sampai 2015 dalam keadaan baik, karena nilainya berada dibawah nilai rata-rata industri.
d. Perputaran Persediaan
Rasio perputaran PT. HM. Sampoerna TBk, pada tahun 2013, 2014 dan 2015 berada
dibawah nilai rata-rata industri, sehingga dikatakan tidak baik. Perputaran sediaan yang
rendah menunjukkan perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak
sediaan barang yang menumpuk.
D. Rasio Solvabilitas
a. Debt to Asset Ratio
12
Pada tahun 2013 dan 2014 nilai rasio berada diatas rata-rata. Artinya, pendanaan
dengan hutang semakin banyak jadi semakin sulit bagi PT. HM. Sampoerna Tbk untuk
memperoleh tambahan pinjaman. Pada tahun 2015 nilai rasio berada dibawah nilai rata-rata,
sehingga semakin mudah bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman.
Pada tahun 2013 dan 2014 PT. HM. Sampoerna Tbk, dianggap tidak baik, karena nilai
rasio berada diatas nilai rata-rata industri. Untuk tahun 2015 PT. HM. Sampoerna Tbk,
dianggap baik, karena nilai rasio berada dibawah nilai rata-rata industri.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio Lancar, Rasio Cepat, dan Rasio Kas perusahaan berada dalam keadaan tidak
baik dan baik. Semakin tinggi nilai Rasio Likuiditas menandakan bahwa perusahaan dalam
kondisi baik atau liquid.
2. Rasio Profitabilitas
Kemampuan PT. HM. Sampoerna Tbk, dilihat dari Net Profit Margin, Return On
Equity, Gross Profit Margin, dan Operating Profit Margin perusahaan berada dalam kondisi
yang tidak baik, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dengan maksimal.
3. Rasio Aktivitas
Kinerja keuangan PT. HM. Sampoerna Tbk, ditinjau dari perhitungan Rasio
Perputaran Aktiva, Perputaran Aktiva Tetap, dan Rata-rata Jangka Waktu Penagihan Piutang
berada pada kondisi yang baik, dan keadaan ini harus dipertahankan oleh perusahaan.
4. Rasio Solvabilitas
Keadaan hutang PT. HM. Sampoerna Tbk ditinjau dari perhitungan hasil Rasio Hutang
Atas Aktiva dan Hutang Atas Modal mengalami kenaikan pada tahun 2015, pada tahun
2013-2014 perusahaan berada pada posisi insolvable.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan Ketujuh. Rajawali Pers. Jakarta.
Kaunan, Swita Angelina. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Cipta Daya
Nusantara Manado. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 4 Desember 2013, Hal 1993-2003.
Maith, Hendry Andreas. 2013. Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja
Keuangan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3
Sepetember 2013, Hal 619-628.
Mokadaser, Monica Jolanda, Harijanto subijono dan Inggriani Elim. 2015. Analisis Rasio
Likuiditas, Laverage dan Peofitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan pada
Perum Pegadaian Jakarta. Jurnal EMBA Vo. 3 No. 1 Maret 2015, hal 136-144.
Pongoh, Marsel. 2013. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT.
Bumi Resource Tbk. Jurnal EMBA Vo. 1 No. 3 Sepetember 2013, Hal 669-679.
Rahma, Mutiara Nur dan Euis Komariah. 2016. Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai
Kinerja Keuangan Industri Semen Yang Terdapat di BEI (Studi Kasus PT.
Indocement Tunggal Perkasa Tbk). Jurnal Online Insan Akuntansii E-ISSN:
2528-0163; 43-58.
Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berapa Tembakau Bagi
Kesehatan. Sekretariat Negara. Jakarta.
14
Yudanto, Setia. 2014. Analisis Formasi Strategi pada Perusahaan Rokok Putra Masa Depan
Nganjuk. Skripsi Universitas Brawijaya. Malang
15