Edisi No. 55/Tahun V/Agustus 2019 www.infoakuakultur.

com

Waspada Perubahan Suhu,

Kenali Waktu Tepat
Budidaya

ISSN : 2477-1147

Harga Rp. 25.000 WhatsApp Marketing

Feed  Safety  For  Food  Safety®  

Daftar Isi

26
Budidaya
- Pengelolaan Induk
Udang Vaname...........................22
- Budidaya Vaname
Dari Redaksi di Lahan Pasir.............................26
Musim Kemarau Tiba, - Pengelolan Air di Tambak...........30
Petambak Waspada........................4 - Tantangan Kembalikan
Editorial Daya Dukung Lahan Tambak......32
Prediksi Iklim dan Cuaca, Kesehatan & Lingkungan
Sukses Berbudidaya........................6 Monitoring Kesehatan
Surat Pembaca....................................7 dan Pengelolaan Penyakit.............34

Laporan Utama
Waspada Perubahan Suhu,
Kenali Waktu Tepat Budidaya.........8
Benih
Kecukupan Pakan pada Benur......12
Pakan
Manfaat Mikro Mineral Kapur
Edisi No. 55/Tahun V/Agustus 2019 www.infoakuakultur.com
Bagi Budidaya Udang Vaname......14 34
Peralatan
Sukses Bertambak dengan Kolom
Waspada Perubahan Suhu, Plastik Mulsa.................................20 Perikanan Budidaya untuk
Kenali Waktu Tepat Kebangkitan Ekonomi Indonesia.....38
Budidaya
Organisasi
Diskusi Udang Bersama FKPA.......42
Tokoh
Christopher Jason Sjarif
Inovasi Dukung
ISSN : 2477-1147
Budidaya Udang Masa Kini...........44
Harga Rp. 25.000 WhatsApp Marketing

Berita ............................................ 46
Feed  Safety  For  Food  Safety®  

Inspirasi
Cover :
Desain : Eko Indriyanto
Foto : Bobby Indra Gunawan
20 Kesempatan Harus
Dibuat Sendiri...............................50

Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 3

Dari Redaksi

Musim Kemarau Tiba,

Pemimpin Umum/
Pemimpin Redaksi:
Bambang Suharno

Petambak Waspada Manager:

Darmanung Siswantoro

Redaksi :
Resti Setiawati
Vira Elyansyah
Yonathan Rahardjo
Rochim Armando

Koordinator Liputan :
Aditya Permadi

Kontributor :
Cocon
Rochim Armando

Artistik/Produksi :
Eko Indriyanto
Petambak udang vaname

S
Marketing :
ejumlah petambak udang vaname di Indonesia mengaku kesulitan Mariyam Safitri
membesarkan udangnya lantaran kadar garam air saat ini cukup tinggi. Rizky Yunandi
Hal itu disebabkan cuaca yang sangat terik, hingga memicu peningkatan Alamat Redaksi :
kadar garam pada air laut yang digunakan sebagai media budidaya. Grand Pasar Minggu
Kondisi tersebut mampu mempengaruhi perkembangbiakan udang vaname, Jl Raya Rawa Bambu No 88A
Pasar Minggu, Jakarta Selatan
siklus budidaya menjadi lebih lama jika dibanding dengan kondisi normal. Telepon:
Dengan demikian, akan berimbas pada membengkaknya biaya produksi. 021. 782 9689
Musim kemarau identik dengan kekeringan, bahkan air laut yang digunakan
Redaksi
media budidaya pun ikut mengalami perubahan suhu dan salinitas. Siklus panen email :
bisa molor sehingga biaya pakan, listrik, perawatan lainnya juga membengkak. redaksi.infoakuakultur@gmail.com
Jika dalam kondisi normal proses budidaya hanya selama dua-tiga bulan, Hp 0878 8008 9270
dengan kondisi seperti sekarang proses produksi molor hingga 20 hari sampai Marketing
satu bulan. Hasil panen akan semakin menurun, bahkan kadang merugi jika email:
tidak dibarengi dengan kenaikan harga udang. marketinggita2018@gmail.com
Hp 0877 7829 6375
Biasanya panen udang sendiri dilakukan hingga beberapa tahapan.
Tahap pertama yakni untuk mengurangi populasi udang dalam tambak demi
pertumbuhan sebagian udang lainnya, dilakukan pada bulan kedua sejak
penebaran, dinamakan panen parsial.
Sepuluh hari kemudian, akan disusul panen berikutnya dengan mengambil
separuh jumlah udang pada tambak, dan terakhir dilakukan sepuluh hari
WhatsApp Marketing
setelah panen kedua dengan menguras habis jumlah udang pada tambak.
Redaksi menerima artikel ilmiah populer
Jika kondisi normal, ukuran udang bisa sampai size 30, artinya satu dan artikel opini dari luar berikut foto dan
kilogram ada 30 ekor. Tapi saat musim kemarau bisa sampai pada size 40, ilustrasinya. Redaksi berhak menyunting
itupun sangat sulit dan harus diperhatikan betul proses budidayanya. Jadi, naskah tanpa mengubah isi. Naskah yang
dimuat akan mendapat imbalan.
untuk Anda para pelaku usaha budidaya udang harus tetap waspada dan
memiliki rencana sigap menghandapi musim kemarau.
www.infoakuakultur.com
Pada edisi kali ini Majalah Info Akuakultur menyajikan informasi seputar
Oseanografi, di mana ilmu ini punya kaitan dengan budidaya udang vaname
facebook.com/infoakuakultur
khususnya budidaya vaname di wilayah pesisir. Dan, masih banyak lagi
informasi menarik seputar budidaya udang lainnya. @infoakuakultur
Selamat Membaca

4 Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur

MULSA LDPE HDPE
TAMBAK GEOMEMBRANE GEOMEMBRANE

Low Density Poly Ethylene High Density Poly Ethylene

Berwarna hitam pekat dan sisi
lain berwarna mengkiplap, dan Elastis dan lentur, sehingga karakteristik lebih kaku, dan lebih
lebih ekonomis dapat megikuti kontur tanah tahan tusuk. cocok dipakai di
dan mudah disambung lahan yang sedikit berbatu.
cocok untuk :
cocok untuk : cocok untuk :
tambak udang
tambak udang tambak udang
tambak garam tambak garam

INFORMASI
Awet, Tahan Sinar UV Meningkatkan Hasil & PEMESANAN

Tidak Mudah Sobek Produksi (0271)

620929

udang garam

Cocok juga untuk:

Tambak Skala Kecil / Mini
dan Intensif
1 2

3 4 Menahan Erosi Kedap air

pada Tanah
Editorial
Prediksi Iklim dan Cuaca,
Sukses Berbudidaya
U
dang merupakan hewan yang berdarah dingin,
jika terjadi perubahan suhu yang drastis akan
menyebabkan turunnya metabolisme sehingga
mengakibatkan nafsu makan berkurang otomatis
pertumbuhan terhambat.
Merupakan salah satu faktor penting penentu
keberhasilan kegiatan budidaya udang. Untuk suhu
air di dalam tambak yang dapat mengoptimalkan
pertumbuhan udang vaname yaitu berada pada
kisaran 26°C – 30°C, pada suhu tersebut udang vaname
dapat hidup, tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sedangkan jika terjadi perubahan suhu secara
drastis dalam waktu yang sangat singkat maka
sebaiknya perubahan suhu tersebut tidak lebih dari
2°C, karena perubahan suhu yang demikian drastis
tersebut dapat memicu stres pada udang yang dapat
mempengaruhi kesehatan udang itu sendiri, atau
malah jika terjadi lebih dari pada itu dapat juga
memicu terjadinya kematian.
Jika suhu air di dalam tambak sampai turun pada
angka 25°C, maka dapat menyebabkan daya cerna
makanan yang dimiliki oleh udang vaname tersebut
akan menjadi terhambat. Tetapi jika perubahan suhu
tersebut terus turun dan sampai menyentuh angka
14°C, maka pada suhu tersebut udang sudah dalam
keadaan kritis, karena suhu tersebut dapat mematikan
bagi udang, yang bisa sampai menimbulkan kematian.
Jika hal yang sebelumnya adalah yang terjadi jika
air di dalam tambak mengalami penurunan suhu ke
tingkat yang lebih rendah, maka perubahan suhu ke
tingkat yang lebih tinggi secara mendadak juga tidak
baik bagi kesehatan dan juga keselamatan udang
vaname.
Jika sampai terjadi lonjakan suhu yang
menyebabkan suhu air di dalam tambak berada pada
posisi 30°C atau lebih, maka lonjakan tersebut akan
memicu terjadinya stress pada udang vaname. Stres
tersebut dapat terjadi karena perubahan suhu yang
6 Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
tinggi menyebabkan kebutuhan udang akan oksigen
menjadi semakin meningkat.
Karena seperti yang kita ketahui, tambak outdoor
cukup rentan sekali terkena dampak dari perubahan
suhu dan iklim. Baik itu perubahan siang-malam,
ataupun juga panas-hujan, atau bahkan suhu air laut.
Semuanya itu dapat mempengaruhi perubahan suhu
air di dalam tambak, karena itu maka langkah antisipasi
dari para petambak yang harus sigap menanggapinya.
Terlebih lagi petambak udang vaname di wilayah pesisir
yang harus menjadi kewajiban mengetahui waktu
perubahan suhu air laut.
Mempelajari perubahan iklim dan cuaca yang menjadi
sebab temperatur atau suhu tidak stabil. Temperatur atau
suhu adalah salah satu indikator yang perlu diwaspadai
oleh para petambak, karena lonjakan suhu yang terjadi
dengan tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu yang
singkat dapat membuat udang kaget yang akhirnya
dapat menghambat pertubuhan udang atau malah dapat
menyebabkan kematian massal pada udang.
Pengaruh secara langsung perubahan iklim
salah satunya adalah pemanasan global yang
menyebabkan naiknya suhu perairan. Naik dan turunnya
suhu perairan atau udara dapat berakibat pada air media
budidaya udang yang dapat mempengaruhi terhadap
populasi plankton, timbulnya penyakit yang akhirnya
hasil panennya tidak sesuai dengan target.
Meningkatnya suhu ekstrim juga berpengaruh
terhadap perkembangbiakan berbagai jenis plankton
terutama plankton yang merugikan seperti bule green
algae dan dapat mempengaruhi pertumbuhan udang
bahkan dapat memicu timbulnya penyakit udang
seperti White Spot Syndrome Virus (WSSV), Taura
Syndrome Virus (TSV), dan Infectious Myonecrosis Virus
(IMNV).
Oleh sebab itu, petambak perlu dibekali ilmu
pengetahuan seputar iklim dan cuaca agar aktifitas
budidaya dapat terprediksi. l (Adit)
Surat Pembaca
Apakah benar teh bisa
dimanfaatkan untuk pembudidayan
ikan? (Arka-Cibinong)
Teh bisa digunakan sebagai
pembunuh hama dan predator
kolam, seperti ikan buas dan
kepiting, caranya dengan
menumbuk biji teh kemudian
campurkan ke dalam air selama
24 jam. Air rendaman inilah yang
ditebarkan dalam kolam budidaya.
Apa saja yang perlu
diperhatikan dalam persiapan air
agar tidak menyebabkan Masuknya
bibit penyakit dan carrier pada
budidaya udang vaname? (Dandy-
Tegal)
Desinfeksi menggunakan
bahan dan dosis yang tepat untuk
membunuh predator dan carrier,
selain itu perhatikan juga ketinggian
tambak 100 cm atau maksimal 120
cm untuk mendapatkan oksigen
yang cukup dan suhu yang stabil.
Ketinggian air treatment pond 170-
200 cm agar kebutuhan air selama
proses budidaya tercukupi.
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
Bagaimana cara untuk menstabil­
kan ph kolam? (Anas-Cwidey)
Pada kondisi tertentu, pH kolam
dapat berubah secara drastis, baik
menurun (asam) atau meningkat
(basa). Penurunan pH biasanya
diakibatkan oleh air hujan terus-
menerus, sedangkan peningkatan
pH diakibatkan tingginya kandungan
amonia dalam kolam. Garam
bisa membantu menstabilkan pH
untuk tetap berada di kisaran yang
diinginkan, yaitu 6-7.
Bagaimana mengatasi
serangan aeromonas hydrophila
pada ikan lele? (Aries-Cikarang)
Serangan Aeromonas
hydrophila pada ikan lele bisa
ditanggulangi dengan daun sirih
sebanyak 3gr/60.ml, daun sirih
juga berfungsi sebagai pencegahan
atau pengobatan penyakit bakteri,
parasit (8,3ppt) dan anti jamur
dengan Dosis : 2 gr/60 ml air.
rebus daun sirih dengan air,setelah
dingin rendam ikan yangg terkena
penyakit.
7
Laporan Utama
Banyak hal yang harus
diperhatikan dalam
meraih sukses budidaya
udang, mulai dari
persiapan tambak,
pemberian pupuk,
pengisian air, kepadatan
algae, perawatan
kesehatan lingkungan,
hingga pemberian
pakan dan obat-obatan/
probiotik.
Waspada Perubahan Suhu,
Kenali Waktu Tepat Budidaya
T
idak kalah pentingnya,
petambak juga harus
mempelajari perubahan iklim
dan cuaca yang menjadi sebab
temperatur atau suhu tidak stabil.
Temperatur atau suhu adalah salah
satu indikator yang perlu diwaspadai
oleh para petambak, karena lonjakan
suhu yang terjadi dengan tiba-tiba
dan berlangsung dalam waktu yang
singkat dapat membuat udang kaget
yang akhirnya dapat menghambat
pertubuhan udang atau malah dapat
mematikan bagi udang.
Pengaruh secara langsung
perubahan iklim salah satunya
adalah pemanasan global yang
menyebabkan naiknya suhu perairan.
Naik dan turunnya suhu perairan
atau udara dapat berakibat pada air
media budidaya udang yang dapat
mempengaruhi terhadap populasi
plankton, timbulnya penyakit yang
akhirnya hasil panennya tidak sesuai
dengan target.
8 Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
Tambak udang di lahan pesisir
Meningkatnya suhu ekstrim
juga berpengaruh terhadap
perkembangbiakan berbagai jenis
plankton terutama plankton yang
merugikan seperti bule green
algae dan dapat mempengaruhi
pertumbuhan udang bahkan dapat
memicu timbulnya penyakit udang
seperti White Spot Syndrome Virus
(WSSV), Taura Syndrome Virus (TSV),
dan Infectious Myonecrosis Virus
(IMNV).
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan
Perikanan pada 2016 melakukan
Ekspedisi Oseanografi Indonesia
Bagian Timur dengan menerjunkan
lebih dari 25 peneliti di bidang
oseanografi. Jalur ekspedisi meliputi
Laut Banda, Laut Maluku, Selat
Makasar dan Selat Lombok yang
merupakan salah satu basin (lembah)
laut dalam di perairan Indonesia
bagian Timur. Dimana basin tersebut
memiliki peranan penting dalam
Foto: DJPB KKP
pertukaran massa air dari Samudera
Pasifik ke Samudera Hindia.
Ekspedisi ini merupakan langkah
untuk menghadapi fenomena
perubahan iklim secara ekstrim
(monsun) di tenggara yang terjadi
pada Juli hingga September. Pada
periode itu, angin permukaan di Laut
Banda, Laut Maluku, Selat Makassar
dan Selat Lombok berhembus ke
arah barat laut yang menyebabkan
suhu permukaan air laut lebih dingin
dan terjadinya upwelling. Sebaliknya,
pada saat monsun barat (November –
Maret) angin permukaan berhembus
ke tenggara, suhu permukaan air laut
lebih hangat dan mengurangi transpot
arus lintas Indonesia (Arlindo).
Oseanografi sendiri, menurut
Perekayasa Utama Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) Andi
Eka Sakya, adalah ilmu tentang semua
aspek lautan. Oseanografi mencakup
berbagai topik, mulai dari kehidupan
laut dan ekosistem, hingga arus dan
gelombang, pergerakan sedimen, dan
geologi dasar laut.
“Aspek laut tidak lepas dari
pengaruh cuaca,” ujar Andi.
Andi menjelaskan, paparan panas,
tekanan dan perubahan gerak angin
mempengaruhi proses penguapan,
arah gerak angin dan gesekannnya
terhadap muka lautan, yang pada
gilirannya berpengaruh pada sifat-sifat
lautan dan ekosistem lautan ecara
keseluruan. Tidak terkecuali udang
vaname, yang sangat sensitif terhadap
suhu, salinitas, jumlah oksigen – untuk
menyebut beberapa variabel.
Pemanasan global telah
mempengaruhi terutama suhu
dan salinitas lautan. Pada tataran
petambak, kata Andi, pengaruh ini
sering tidak dirasakan, tetapi secara
mendadak berdampak pada produksi,
dan juga besar fisik jenis yang di
tambak.
Pengaruh Pemanasan Global
Pemanasan global telah
mempengaruhi dapur cuaca dan
berdampak secara langsung pada
sushu dan salinitas, sementara secara
tidak langsung pada pola cuaca
sehari-harinya. Keteraturan pola
iklim yang terjadi bergeser, dan pola
cuaca sering terganggu oleh peristiwa
ekstrim (badai, tekanan tinggi, dan lain
sebagainya.
“Intinya, keterjadian ekstrim ini
berpengaruh pada ekosisteim laut dan
tidak terkecuali udang vaname yang
peka terhadap suhu, salinitas dan
kandungan oksigen,” pungkas Andi.
Seperti telah diindikasikan, Andi
memaparkan, bahwa pemanasan
global, memperluas dapur cuaca.
Dampaknya pada cuaca menjadi
semakin tidak pasti, pola iklim
bergeser (climate change) dan
keharmonisasn/kesetimbangan
ekosistem laut terganggu. Pada sisi
lautan, ketidakpastian ini sering
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
berimbas pada semakin meningkatnya
frekuensi kejadian ekstrim yang
meningkatkan potensio ocean hazards.
Pada budidaya tradisional,
Andi mengungkapkan, tentu akan
terganggu dengan berubahnya sifat-
sifat fisis lautan. Sistem monitoring
Andi Eka Sakya
perubahan parameter lautan ini
menjadi sangat penting untuk
mengkompensasi agar tidak terjadi
kerugian yang semakin besar. Pada
tambak, perbedaan suhun 0.5oC telah
meningkatkan kematian benih hingga
lebih dari 60%. Belum lagi faktor
salinitas dan berkurangnya oksigen.
Ketua harian Shrimp Club
Indonesia (SCI), Hardi Pitoyo
mengatakan, suhu udara yang dingin
pada giliranya mendinginkan suhu air
tambak, hal ini membuat metabolisme
tubuh udang melambat, sehingga
nafsu makan dan pertumbuhan juga
bisa melambat.
Suhu udara yang dingin
bisa menyebakan up welling di
laut sehingga bisa menyebakan
menurunkan mutu air laut dan
meningkatnya vibrio. “Demikian pula
dengan adanya musim gelombang
besar di pantai yang dapat mengaduk-
aduk endapan kotoran di wilayah
pesisir dan efeknya menurunkan
mutu air laut yang digunakan untuk
budidaya udang,” ungkap Pitoyo.
Ketua SCI Lombok Suriadi Adinata
menuturkan, suhu yang beberapa
waktu lalu cukup dingin akibat dampak
Hardi Pitoyo
musim di belahan selatan (Australia)
sangat mempengaruhi pertumbuhan
vaname sehingga terjadi perlambatan
tumbuh. “Sedangkan gelombang laut
tidak terlalu signifikan pengaruhnya
sebab kondisi pesisir Lombok
tidak berlumpur, hanya saja dapat
menimbulkan pipa lepas atauu patah.
Untuk menghadapi semua kendala,
harus dengan pola budidaya yang
ketat dan kontrol pakan tepat,” kata
Suriadi.
Waktu yang Tepat
Saat ini, kebanyakan petambak
udang vaname belum memahami
secara menyeluruh ilmu oseanografi,
namun mengetahui sedikit dari ilmu
ini akan sangat bermanfaat. Sebab
70% permukaan bumi adalah laut, dan
cuaca atau iklim yang terjadi di darat
dipengaruhi oleh apa yang terjadi di
laut.
9
 Oleh karena itu pengetahuan
tentang oceanografi dan perubahan
cuaca ekstrim ini sangat penting untuk
diketahui oleh para petambak atau
para pelaku usaha budidaya udang
di pesisir pantai dan diharapkan
petambak dapat mengetahui kapan
Ujang Komaruddin
saja waktu yang tepat untuk menebar
benur dan kapan waktu ‘libur’
budidaya udang.
Kepala Balai Perikanan Budidaya
Air Payau (BPBAP) Situbondo, Ujang
Komaruddin menuturkan, pengaruh
suhu cukup besar terhadap udang
vaname, pada musim suhu rendah
(dingin - disebut musim bediding)
seperti di bulan Juli-Agustus ini, nafsu
makan udang biasanya rendah/turun,
sehingga berpengaruh terhadap
asupan makanan.
Jika udang kurang makan, kata
Ujang, biasanya mudah sakit atau
pertumbuhannya terganggu (lambat).
Biasanya, para petambak menghindari
pemeliharaan udang pada musim
bediding ini, karena nafsu makan
udang rendah pertumbuhan lambat
dan rentan terserang penyakit.
Senada dengan Ujang,
Petambak Muda Indonesia Rizky
10
Darmawan menjelaskan, jika
metabolisme menurun akibat suhu
akan menyebabkan nafsu makan
berkurang otomatis pertumbuhan
terhambat. Sebab, tambah Rizky,
udang merupakan hewan “berdarah
dingin” yang sangat dipengaruhi oleh
Rizky Darmawan
Gunakan benih yang
benar-benar sehat/bebas
penyakit, serta tidak
boleh lupa adalah selalu
lakukan cara budidaya
udang yang baik dan terus
up date perkembangan
budidaya udang karena
teknologi yang terus
berkembang pesat.
suhu, khususnya akhir-akhir ini di
mana suhu lumayan dingin membuat
metabolisme udang menururun.
“Mengatur pakan mengikuti nafsu
makan udang agar FCR tidak jebol bisa
menjadi solusi, kemudian beri pakan
lebih banyak di jam-jam siang atau
saat cuaca sedikit hangat,” ucap Rizky.
Perhatikan dampak lingkungan
agar membuat petak pengolah air
buangan/air limbah dari tambak,
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
agar budidaya bisa berkelanjutan dan
olah lah air masuk agar menjadi ideal
untuk pemeliharaan udang. Ujang
menghimbau, gunakan benih yang
benar-benar sehat/bebas penyakit,
serta tidak boleh lupa adalah selalu
lakukan cara budidaya udang yang
baik dan terus up date perkembangan
budidaya udang karena teknologi yang
terus berkembang pesat.
Oleh sebab itu, menurut Andi,
dibutuhkan sistem pengamatan
mulai dari tinggi muka air laut, angin,
tekanan, suhu, dan lain sebagainya
dapat dilakukan pengamatannya.
Jika setiap faktor ini diketahui, serta
para petambak diberi informasi
tentang masing-masing pengaruh
peubah tersebut terhadap udang yang
dibudidaya, maka akan bisa dilakukan
mitigasi sejak awal.
Tidak jauh berbeda dengan Andi.
Pitoyo menambahkan, perlu ada
fasilitas laboratorium yang selalu
memantau dinamika mutu air sumber
atau laut di kawasan budidaya udang
dan di-expose hasilnya sebagai
bahan pengetahuan pembudidaya.
“Penggunaan tandon air masuk juga
sangatlah penting untuk perbaikan
mutu air dan mengukur parameter 2
fisika kimia dan biologi, untuk melihat
dinamika air sumber,” tambahnya.
Untuk mengetahui lebih
mendalam mengenai Oseanografi
dalam budidaya udang, nantinya
Himpunan Perekayasa Indonesia
(Himperindo) bekerjasama dengan
majalah Info Akuakultur akan
menyelenggarakan Seminar
Nasional tentang Dampak Perubahan
Iklim Terhadap Budidaya Udang
di Indonesia. Seminar ini akan
menghadirkan narasumber yang
kompeten dari Himperindo dan
dihadiri oleh para pelaku budidaya
udang, serta kalangan industri
perudangan serta para peneliti,
perekayasa dan pemerintah. l (Adit/Resti)
Contact Person:
Wawan Siswanto +62 8122028207
Budi Novianto +62 81316389841
Benih
Tambak udang vaname
Kecukupan Pakan pada Benur
“Pakan udang yang baik akan membuat pertumbuhan udang, dalam pemeliharaan
dapat maksimal dan target produksi tercapai”,
D
emikian disampaikan oleh
Rudy Kusharyanto dari PT
Matahari Sakti. Pakan yang baik
untuk benih udang harus memenuhi
beberapa kriteria, antara lain ukuran
pakan harus sesuai dengan ukuran
bukaan mulut udang yang berukuran
kecil. Untuk itu, pakan dapat berupa
tepung halus dan tepung kasar
(crumble).
Pakan mempunyai kandungan
kolesterol tinggi untuk mempercepat
moulting. Kandungan kolesterol dapat
dilihat dari kandungan lemaknya.
12
Kemudian mengandung protein tinggi
untuk membantu mempercepat
pertumbuhan, masa pemulihan
setelah terjadinya pergantian kulit
(moulting).
Pakan mempunyai kandungan
serat yang rendah, mempunyai
kandungan nutrisi yang tinggi,
serta berwarna seragam. Pakan
sebaiknya mempunyai daya rangsang
(attractability) yang bagus. Faktor
ini dapat berasal dari aroma minyak
ikan yang mendorong udang untuk
mengonsumsi pakan yang diberikan.
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
Foto : Resti
Hal ini karena dalam mencari
makan, udang mengandalkan indera
penciumannya. Aroma pakan haruslah
mampu memberikan rangsang
bau yang dapat menarik udang
untuk mengkonsumsinya. Sehingga
pertumbuhan yang di harapkan bisa
sesuai dengan harapan.
Pengelolaan Pakan Benur
Efisiensi pemberian pakan udang
sangat bergantung pada tiga faktor,
yaitu waktu pemberian, jumlah pakan
yang diberikan dan respon udang.
Jumlah atau takaran pakan akan
semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan udang.
Pada bulan pertama pertumbuhan
benur, takaran diberikan sebanyak
1 kg untuk setiap 100.000 ekor
benur dengan ukuran PL 15 – 20.
Selanjutnya, penambahan dilakukan
sebesar 100 – 200 gram/ pekan,
disesuaikan dengan perkiraan jumlah
udang yang hidup.
Untuk benih udang
dengan ukuran yang
masih kecil, disarankan
pemberian pakan
dilakukan dengan cara
membasahi pakan
terlebih dahulu.
Pasalnya, pakan yang
berukuran kecil rentan
terbawa terbang angin
ketika ditebarkan.
Pada masa pekan ke-1
pemeliharaan benur, pemberian pakan
dilakukan dengan menggunakan
hapa. Ukuran hapa yang digunakan 10
m2, ditempatkan sekitar 5 – 6 m dari
pematang dan ditebari 100 ekor benur
untuk setiap m2. Selanjutnya, setelah
pekan ke-2, pemberian pakan dapat
dilakukan dengan menggunakan anco.
Pada tahap awal, untuk
memperkirakan tingkat sintasan benih
udang di tambak, dapat dilakukan
dengan menggunakan anco yang
ditempatkan di dalam hapa. Biasanya,
udang akan mendatangi anco setelah
3 – 4 hari penebaran. Selanjutnya,
setelah fase pekan pertama,
penentuan tingkat sintasan dapat
langsung dilakukan dengan mengamati
anco yang dipasang.
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
Tabel Jumlah pakan yang diberikan untuk larva udang
Peningkatan pakan/ hari (g),
Stadia larva
100.000 ekor
PL 20 – 27 100 – 200
PL 28 – 35 200 – 300
PL 36 – 42 300 – 400
PL 43 – 49 500
Benur udang vaname
Efektivitas pemberian pakan
Efektivitas pemberian pakan
sangat dipengaruhi metode
pemberian pakan yang tepat. Kata
Rudy, untuk benih udang dengan
ukuran yang masih kecil, disarankan
pemberian pakan dilakukan dengan
cara membasahi pakan terlebih
dahulu. Pasalnya, pakan yang
berukuran kecil rentan terbawa
terbang angin ketika ditebarkan.
Konsekuensinya, pakan tidak sampai
ke permukaan air tambak.
Alternatifnya, pemberian pakan
untuk benih dapat dilakukan dengan
memanfaatkan pakan jenis extruded
berbentuk granule. Metodenya,
pakan dapat dimasukkan ke dalam
Perkiraan sintasan
100%
80%
70%
60%
Foto : Bobby Indra Gunawan
alat autofeeder untuk pemberian
pakannya.
Penyimpanan pakan pun tidak
kalah penting. Rudy melanjutkan,
kemasan pakan yang masih tersisa
dijaga agar tetap tertutup. Dengan
demikian, kualitas pakan akan
tetap terjaga dan terhindari dari
oksidasi yang dapat menurunkan
kualitas pakan. Pakan sebaiknya
tetap disimpan di dalam wadah
atau kemasannya. Hal ini untuk
menjamin agar kualitas pakan
tetap terjaga dan mencegah
kerusakan. Paparan sinar matahari
langsung, udara yang lembab,
dapat merusak kualitas pakan
yang disimpan. l (Adit/Resti)
13
Pakan
Manfaat Mikro Mineral Kapur
Bagi Budidaya Udang Vaname
Indonesia sebagai
negara kepulauan
memiliki wilayah
perairan yang lebih luas
dibanding luas daratan,
sekitar 900.000 hektar
wilayah perairan di
Indonesia memiliki
sumber organisme
laut yang dapat
dimanfaatkan (Ecos,
2007).
Oleh:
Rudi Chaerudin
Technical Service Pradipta Paramita
14
Warna air hijau kecoklatan
D
i Indonesia, dalam hal kegiatan
usaha budidaya udang (tambak
udang) sudah mulai banyak
dilakukan dengan metode penerapan
budidaya udang dengan kolam semen
ataupun kolam plastik (mulsa, terpal,
LDPE, HDPE) untuk mengatasi lahan
dengan kontur tanah yang porus
(bocor), lahan gambut ataupun lahan
tambak yang sudah rusak.
Pada budidaya udang terutama
di lingkungan dengan kandungan
salinitas yang rendah biasanya
memiliki kandungan mineral yang
rendah pula. Rendahnya mineral
dalam air dapat menyebabkan
pertumbuhan udang menjadi lambat.
Hal ini disebabkan udang memiliki
kemampuan menyerap beberapa
unsur anorganik yang tidak hanya dari
makanan melainkan dari lingkungan
(air).
Pada dasarnya mineral merupakan
senyawa anorganik yang memiliki
beberapa fungsi yang dibutuhkan
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
untuk tubuh hewan dalam jumlah
sedikit ataupun banyak. Manfaat
mineral bagi udang dan ikan yaitu
sebagai penyusun struktur rangka
seperti karapas (cangkang), sisik,
kepala, gigi, untuk mengaktifkan
proses metabolisme dalam tubuh,
sebagai katalis dan enzim aktivator,
sebagai sistem osmoregulasi dan
cairan pada tubuh udang dan ikan,
memelihara dan perkembangan sistem
skeletal pada udang dan ikan.
Kebutuhan mineral pada udang
berkisar antara 2 – 5% dari total
jumlah bahan baku. Jenis mineral
yang dibutuhkan oleh udang terbagi
menjadi 2 (dua), yaitu makro mineral
(mineral yang dibutuhkan dalam
jumlah yang besar) dan mikro mineral
(mineral yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil).
Plankton (Fyto & Zoo) dan bakteri
(mikroba) merupakan organisme yang
sangat membutuhkan kandungan
mineral untuk kelangsungan hidupnya.
Jika plankton dalam kolam stabil dan
bakteri berkembang dengan baik maka
kondisi lingkungan air di tambak pun
menjadi baik.
Pertumbuhan plankton (khususnya
fytoplankton) membutuhkan mineral
sebagai nutrisinya. Fytoplankton
mampu mengubah C-anorganik (CO2)
menjadi karbohidrat melalui proses
fotosintesis dengan bantuan sinar
matahari, kemudian fytoplankton
mengambil N dalam bentuk NH4+
(amonium) atau NO3- (nitrat) untuk
menyusun protein diperlukan mineral
Improvium-1 (IU-1) Improvium-2 (IU-2)
seperti orthophosphate untuk
menyusun ATP (Adenosin Triphospate).
Kemudian mineral Magnesium
(Mg) untuk membentuk klorofil, serta
trace element untuk pembentukan
enzim, hormon dan proses biokimia
yang terjadi di dalam sel. Mineral
Kalsium (Ca) untuk perkembangan
dan pemeliharaan sistem skeletal
dan berperan penting dalam proses
fisiologis udang dan ikan sebagai
“intraselluler regulator” yaitu
membantu regulasi aktivitas otot
kerangka, mempertahankan integritas
sel, keseimbangan asam basa dan
mempercepat moulting pada udang. Improvium-3 (IU-3) Improvium-4 (IU-4)
Selain plankton yang
membutuhkan mineral, bakteri juga ekosistem perairan tambak menjadi Na2O, K2O, TiO2 dan Mn2O3. Pada
sangat membutuhkan mineral pula. tidak stabil (yaitu plankton dan bakteri Improvium-1 memiliki kandungan
Bakteri heterotrofik memanfaatkan tidak berkembang dengan baik) tertinggi yaitu SiO2 yang berfungsi
N-anorganik (amonia atau nitrat), sehingga kualitas air tambak menurun untuk proses pertukaran ion yang
tergantung pada nilai C/N ratio. dan udang yang dibudidaya mudah dapat menetralisir polutan organik
Jika C/N ratio tinggi (>12) maka stres dan terserang oleh penyakit. (sisa- sisa pakan dan feces udang),
bakteri heterotrofik menggunakan Oleh karena itu, CV. Pradipta menjaga kestabilan suhu air dan pH
N-anorganik seperti amonia sebagai Paramita memproduksi kapur mikro air serta membantu pertumbuhan
sumber nitrogennya. mineral essensial yang bernama fytoplankton di tambak, sehingga
Bakteri juga menyerap unsur ”IMPROVIUM”. Produk ini ada 4 jenis pakan alami untuk udang selalu
Phospat (P) baik dalam bentuk dan memiliki fungsi yang berbeda- terjaga ketersediaannya.
anorganik ataupun organik. Selain beda. Untuk produk Improvium-1 Aplikasi penggunaan Improvium-1
itu, bakteri membutuhkan mineral (IU-1) merupakan zeolit aktif yang ada 2 cara yaitu:
seperti K, Na, Cl, Ca, Mg, S serta mikro dilengkapi dengan mikro mineral 1. Persiapan kolam: 2 ppm/hari
mineral seperti Fe, Mn, Mo, Cu, Zn, Ni, dan pertukaran ion yang dapat selama 4 hari sebelum benur
dll. Apabila persediaan mineral (mikro menetralisir polutan organik. ditebar.
dan makro) dalam lingkungan tambak Komposisi pada Improvium-1 2. Pemeliharaan: 2 ppm interval 3
udang terbatas dapat menyebabkan yaitu SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, hari.

Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 15

 Budidaya udang khususnya
membutuhkan fhytoplankton pada
kolam untuk membantu ketersediaan
oksigen yang dihasilkan saat
fotosintesis dengan bantuan sinar
matahari pada siang hari. Namun,
apabila terlalu banyak populasi
phytoplankton juga kurang baik,
karena pada malam hari saat terjadi
Warna air hijau tua
respirasi akan terjadi perebutan
oksigen dan ini akan mengganggu
pertumbuhan udang.
Untuk itu maka fhytoplankton ada
baiknya tumbuh, namun tidak sampai
terjadi blooming plankton.Kemudian,
Kapur mikro mineral essensial
yang bernama Improvium-2 (IU-2)
merupakan mineral penting untuk
kebutuhan pergantian kulit udang
(moulting) dan dapat menyehatkan
plankton diatom. Komposisi pada
Improvium-2 yaitu K2O, CaO, MgO,
Na2O, TiO2, Al2O3, SiO3. Cara aplikasi
kapur mikro mineral Improvium-2
yaitu berikan 2 minggu setelah benur
ditebar, minimal 2 ppm dengan
interval 6 – 7 hari.
Kapur mikro mineral essensial
yang bernama Improvium-3 (IU-3)
merupakan mineral penting untuk
memelihara plankton non diatom
dan menjaga agar tidak terjadi
kres plankton. Komposisi pada
Improvium-3 yaitu MgO, CuO, ZnO,
Na2O, K2O, Nn2O2, CaO, Al2O3, Ti2O.
Cara aplikasi kapur mineral
Improvium-3 yaitu:
16
1. Persiapan kolam: minimal 3 ppm
interval 2 hari, berikan 2x sebelum
tebar benur.
2. Pemeliharaan: berikan antara 2-3
ppm interval 2 hari.
Kapur mikro mineral essensial
yang bernama Improvium-4 (IU-4)
merupakan mineral media khusus
untuk menumbuhkan bakteri positif
Warna air hijau biru
yang ada di dalam lumpur sehingga
dapat di maintenance dengan baik
agar pertumbuhan udang terjaga
oleh unsur yang ada. Komposisi pada
Improvium-4 yaitu Na2O, K2O, P2O5,
SiO2, Al2O3, MgO, Mn2O3, Fe2O3, CaO
dan Vit.B12.
Cara meng-aplikasi kapur mineral
Improvium-4 yaitu:
1. Berikan 2 minggu setelah tebar
benur dengan dosis min.3 ppm
interval 6 hari.
2. Ambil (IU-4) tambahkan sedikit
air buat bulatan seperti bakso lalu
lemparkan ke tengah tambak.
Dengan adanya penggunaan
kapur mikro mineral essensial
“Improvium” secara optimal dan rutin
pada budidaya udang ataupun ikan
akan menghasilkan keseimbangan
ekosistem yang berkelanjutan dan
kualitas air terjaga dengan baik.
Secara visual warna air pada
tambak udang dapat mengindikasikan
kandungan nutrisi didalamnya,
memang secara akurat diperlukan
uji dilaboratorium kualitas air (fisik,
kimia dan biologis), contohnya warna
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
air budidaya yang berwarna kuning
kehijauan atau hijau muda pada
tambak udang mengindikasikan bahwa
fytoplankton kurang dan belum stabil.
Jika warna air budidaya udang
adalah hijau tua maka fytoplankton
sedang dan cukup stabil, kemudian
diamati kembali perubahannya.
Apabila warna air hijau kecoklatan
Warna air Coklat
mengindikasikan bahwa fytoplankton
bagus, golongan Chaetoceros spp,
Nitschia spp dan Chloropiceae.
Hal ini perlu dipertahankan,
karena seluruh komponen penting
sudah lengkap seperti fytoplankton,
zooplankton dan bakteri (mikroba)
serta kandungan mineral sudah leng-
kap dan optimal. Kemudian apabila
warna air budidaya ialah hijau biru
mengindikasikan bahwa fytoplankton
Blue Green Algae (BGA), Oscillatoria
dan Anabaena melimpah, warna air
hijau biru juga diartikan ada tanda
udang keropos dan perlu dilakukan
pengecekan perubahan warna air hari­
an. Apabila warna air budidaya adalah
coklat dapat diartikan fytoplankton
kurang dan masih perlu dilakukan
reklamasi tambak secara benar.
Dengan demikian dalam ber-
budidaya udang perlu diperhatikan
kebutuhan mineral. Sehingga dapat
menghasilkan keseimbangan eko-
sistem budidaya udang yang optimal
dan berkelanjutan serta mencegah
terjadinya stres dan penyakit pada
udang itu sendiri. l (Ed: Adit)
 SUDAH TERUJI
DI LAPANGAN
TOM Reducer & Prime Quality Sustainable

KOMPOSISI:

TIDAK PERLU
1. Kadar SiO2 78.43%
2. Kadar Fe2O3 0.67%

BANYAK TANYA,
3. Kadar AI2O3 3.94%
4. Kadar CaO 4.19%
5. Kadar MgO 0.62%
6. Kadar K2O 0.27%
7. Kadar Na2O 0.08%
BUKTIKAN SAJA!
8. Kadar MnO2 0.06%
9. Loss On Ignition (LOI) 2.15%
10. Free Moisture 5.54%

FUNGSI DAN KEGUNAAN:

- Menurunkan TOM (Total Organic Matter)
- Mengikat bahan-bahan organic yang terapung
dan lender-lendir di dasar kolam
- Meningkatkan dan menjaga Alkalinitas
(kesadahan air tambak) melalui daya tukar ion
- Menyerap gas-gas beracun secara efektif
- Membantu menguraikan limbah dan racun
dari Blooming Plankton serta meningkatkan
kerja bakteri pengurai dalam proses Nitrifikasi
- Menghilangkan bau tak sedap di Central Drain
- Menguraikan H2S dan logam-logam berat (Timbal,
Mercuri, Arsenic, Uranium, Strontium, Canadium) –
Chelating logam berat
- Mengangkap zat-zat beracun seperti; Pestisida,
Herbisida, dan Dioxin
- Mampu menjaga derajat keasaman (pH)
melalui daya tukar ion

DOSIS PENGGUNAAN:
- Masa persiapan kolam 3 -6 ppm
- Masa Budidaya 2 – 4 ppm
setiap dua hari sekali Netto : 10 kg
- Dicampur pakan 5 gram/kg pakan Simpan di tempat kering
(jika diperlukan)

Order P. Jawa dan Indonesia Barat Order P. Sulawesi dan Indonesia Timur
Arief: 0853 2272 4006 Risal: 0853 4255 5393

e-mail : info@vrisda.com, vrisdamurakabi@gmail.com

Specialty Mineral & Shrimp Probiotic for Farm & Hatchery
 KKP - AAUI Launching
AUBU Komersial dan APPIK
Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) dan
Asosiasi Asuransi Umum
Indonesia (AAUI) kembali
meluncurkan produk baru di
bidang asuransi perikanan.
A
tas saran dan permintaan
dari pelaku industri budidaya
udang yang membutuhkan
perlindungan asuransi atas risiko
kegagalan usahanya, saat ini telah
ada produk Asuransi Usaha Budidaya
Udang (AUBU) komersial. Izin AUBU
komersial tersebut telah mendapatkan
pengesahan dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).
AUBU komersial sendiri
merupakan asuransi yang ditujukan
bagi pelaku usaha budidaya udang
windu/vaname baik dengan teknologi
sederhana, semi intensif maupun
intensif. Syaratnya, pembudidaya
ikan tersebut belum pernah
menjadi penerima bantuan premi
APPIK maupun pembudidaya yang
sudah pernah menerima bantuan
namun telah berakhir masa
pertanggungannya.
18
Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si
Sedangkan untuk Program
Asuransi Perikanan bagi Pembudidaya
Ikan Kecil (APPIK) yang diluncurkan
oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) sejak tahun 2017
sasarannya kembali diperluas dengan
menambah usaha budidaya lele
sebagai komoditas yang dijamin.
Sebelumnya meliputi usaha
pembesaran untuk komoditas udang,
nila, bandeng dan patin yang telah
terlebih dahulu dijamin risikonya.
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
Direktur Jenderal Perikanan
Budidaya, Slamet Soebjakto dalam
sambutannya pada acara launching
AUBU-APPIK 2019 di Jakarta,
mengatakan melalui AUBU diharapkan
dapat lebih banyak mendorong
peran swasta untuk bersinergi
dengan pembudidaya melalui
dukungan teknologi, termasuk mobile
application menuju digital farming.
Dengan begitu, menurutnya,
para pembudidaya khususnya
pembudidaya ikan kecil yang selama
ini kesulitan mendapatkan hasil panen
berkualitas, mengalami hambatan
mendapatkan pembiayaan, serta
harga jual rendah, dapat menjadi
pembudidaya udang yang mandiri.
Slamet berharap, pembudidaya
tidak selalu bergantung kepada
bantuan pemerintah, mampu bangkit
dengan cepat jika terjadi musibah
serta memiliki jiwa wirausaha,
sehingga kesejahteraannya dapat
meningkat.
 “Kita harapkan akhir tahun 2019
dapat segera terealisasi untuk para
pelaku usaha, dengan rencana pilot
project di beberapa lokasi antara lain
Pemalang, Purworejo, dan Lampung.
Target 50-100 unit tambak udang per
bulan dapat diasuransikan. Dalam
kerjasama ini pembudidaya akan
mengeluarkan modal kerja kurang
lebih 20%-30% termasuk membayar
semua premi tanpa subsidi sama
sekali, agar pembudidaya termotivasi
untuk menghindari gagal panen
serta menciptakan rasa tanggung
jawab yang tinggi. Sedangkan untuk
akses pembiayaan usaha, akan
dibuka peluang dari berbagai pihak
baik perbankan maupun Financial
Technology (Fintech), “ papar Slamet.
Dalam acara launching
AUBU-APPIK 2019 ini turut
dilakukan penandatanganan nota
kesepahaman antara Konsorsium
AUBU dengan Asosiasi Fintech
Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI)
terkait sinergitas dalam membangun
ekosistem pendukung asuransi.
Slamet menambahkan, “untuk
tahun 2019 program APPIK
ditargetkan mencover 5.000 hektar
lahan usaha di 26 provinsi, dengan
tambahan komoditas baru ikan lele
diharapkan akan terealisasi lebih dari
5.000 hektar sehingga akan lebih
banyak pembudidaya yang dapat
merasakan manfaat asuransi. “Tidak
menutup kemungkinan perlindungan
asuransi ke depan akan menyasar
kepada segmentasi usaha dan
komoditas lainnya,” ujar Slamet.
Program APPIK sendiri hadir
sebagai langkah konkrit dari
komitmen KKP untuk melindungi
pembudidaya ikan sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan
Nelayan, Pembudi Daya Ikan dan
Petambak Garam
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
Suasana di acara launching AUBU Komersial dan APPIK
“Peran serta dinas, UPT dan
penyuluh yang bersinergi dalam
mensosialisasikan produk asuransi
serta melakukan pendampingan
teknologi dan manajemen usaha
dapat membantu mengeliminir
faktor-faktor utama yang dapat
menjadi risiko dalam usaha
pembudidayaan ikan, sedangkan
untuk risiko yang berada diluar
kemampuan untuk ditanggulangi,
asuransi diharapkan hadir untuk
memberikan perlindungan. Dengan
sosialisasi dan edukasi yang diberikan
dapat membangun kesadaran
pembudidaya ikan untuk berasuransi,
agar ke depannya pembudidaya dapat
membayar premi asuransi secara
mandiri,” pungkas Slamet.
Sementara itu Deputi Komisioner
Pengawas Industri Keuangan Non Bank
(IKNB) II OJK Moch. Ihsanuddin yang
turut hadir dalam acara launching
AUBU-APPIK menyatakan dengan
bergulirnya program AUBU-APPIK
ini, dua tujuan sudah tercapai yakni
program inklusi dan literasi keuangan,
serta turut membantu penetrasi
bisnis asuransi di Indonesia yang baru
mencapai 3%.
“Sinergi yang bersifat mutualistik
juga terjadi antara pemerintah
yang memiliki kewajiban untuk
mensejahterakan rakyat dengan
Foto-foto : Humas DJPB KKP
industri asuransi yang membutuhkan
bisnis baru,“ kata Ihsanuddin.
Sunaryo, Ketua Pokdakan Karya
Bahari, Desa Karangsong Indramayu,
yang merupakan konsumen AUBU
Komersial menyatakan tertarik meng­
asuransi­kan lahannya yang seluas
1,5 hektar setelah mendapatkan
sosialisasi dari penyuluh KKP.
“Dengan mengikuti program
asuransi ini, kelompok kami dapat
lebih tenang dan fokus untuk
berbudidaya dengan baik tanpa harus
memikirkan kegagalan yang terjadi
di luar kehendak seperti virus atau
banjir,” kata Sunaryo
Sebelumnya, hingga tahun 2018
program APPIK telah menjangkau
8.918 pembudidaya ikan yang tersebar
di 22 provinsi dengan total luas lahan
terlindungi mencapai 13.520,67 hektar
lahan usaha, dengan total nilai premi
asuransi perikanan yang dibayarkan
sebesar Rp. 4.472.715.000.
KKP mencatat hingga Juli 2019
sebanyak 382 peserta asuransi
telah melakukan klaim dengan nilai
yang telah settled mencapai Rp.
2.004.186.500 untuk lahan budidaya
yang tersebar di 26 kab/kota di 15
provinsi. Klaim asuransi yang dilakukan
secara umum disebabkan kegagalan
produksi akibat wabah virus udang,
dan banjir. l (Humas DJPB KKP)
19
Peralatan

Sukses Bertambak
dengan Plastik Mulsa

Foto-Foto : PT HBP
Lahan tambak yang menggunakan plastik mulsa

Budidaya udang vaname dengan plastik mulsa akan memudahkan dalam proses
penebaran dan pemanenan serta menghindari resiko kematian. Udang jenis ini
memiliki permintaan pasar yang terus meningkat, hal tersebut yang membuat
jenis udang ini berpeluang besar untuk para petambak.

B
udidaya udang vaname air
tawar maupun air payau
dapat dilakukan dengan cara
menggunakan plastik mulsa. Plastik
mulsa sendiri adalah lembaran plastik
hitam perak, penutup lahan (tanah
bedengan) pada budidaya udang
vaname.
Plastik mulsa tergolong jenis
mulsa anorganik karena terbuat
dari bahan polietilena berdensitas
rendah yang dihasilkan melalui poses
polimerisasi etilen dibawah tekanan
tinggi. Selain untuk tambak budidaya
udang, plastik mulsa juga banyak
digunakan pada budidaya tanaman
dengan sistem intensifikasi produksi,
antara lain tanaman hortikultura jenis
sayur-sayuran (cabai, sawi) dan buah
(melon, semangka, dll).
Budidaya udang dengan memakai
plastik mulsa sudah terbukti bahwa
produksi udang akan meningkat dan
dapat menekan serangan bakteri.
Serta dengan menggunakan plastik
mulsa untuk tambak udang, petambak
dapat mengurangi kemungkinan
bocornya air tambak sehingga
penggunaan air lebih hemat dan
kualitas air lebih dapat terjaga dengan
stabil.
Selain itu, karena tanah yang
terlapisi oleh plastik mulsa, pengikisan
tanah dan tanggul karena kincir air
bisa diminimalisirkan. Dengan biaya
yang lebih murah, petambak dapat
memperoleh hasil yang nyata dengan
menggunakan plastik mulsa untuk
tambak.

20 Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur

 Tambak yang menggunakan plastik
mulsa memiliki banyak keunggulan,
seperti suhu air rata-rata tambak
bermulsa lebih hangat sehingga
menurunkan prevalensi serangan
penyakit bintik putih atau white spot
Proses mudah pemasangan dan pemasangan plastic mulsa untuk tambak udang
syndrome virus (WSSV). Kemudian,
lapisan plastik meminimkan kebocoran
maupun pengikisan tanggul atau
dasar akibat arus dari kincir. Dengan
berbagai kelebihan itu, makin banyak
petambak mengadopsi tambak
bermulsa.
Plastik mulsa biasanya digunakan
para petambak udang, khususnya
untuk udang vaname yang saat
ini mulai berkembang di kalangan
pebisnis maupun petambak yang
ingin mencoba hal yang baru dengan
menggunakan plastik mulsa.
PT Hidup Baru Plasindo
merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang produksi
plastik yang memproduksi tas/kantong
plastik dan berbagai macam produk
plastik untuk kebutuhan industri,
pertanian, dan perikanan dengan
merk yang dikenal “JEMPOL”. Dengan
berbekal mesin berteknologi tinggi
yang mampu memproduksi plastik
dengan kualitas terbaik serta memakai
bahan baku terbaik dan kualitas
standar mutu international.
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
Keunggulan produk plastik tambak
ini adalah kemudahannya dalam
aplikasi di lapangan. Jika biasanya
dalam aplikasi plastik tambak perlu
alat berteknologi tinggi dan mahal,
produk kami bisa diaplikasikan dengan
alat yang sederhana. Petambak cukup
memanfaatkan alat pemanas seperti
setrika untuk menyambung plastik
yang membuat lebih mudah, dan
efektif dalam pemasangan.
Karena kegunaan dan ketahannya
terbilang kuat serta tahan lama, plastik
mulsa ini telah banyak dipakai oleh
petambak hampir di seluruh Tanah
Air. Keunggulan lain plastik mulsa ini
adalah terbuat dari 100% biji plastik
murni sehingga lebih awet dan tahan
terhadap sinar matahari.
Selain itu dimensi kemasan
yang kecil, sehingga sangat mudah
diangkat sampai ke pelosok-pelosok
dengan medan sulit dijangkau dengan
kendaraan angkut sekalipun.
Berkualitas dan Higienis
Plastik mulsa asli Produk
Indonesia ini punya kualitas tinggi
dengan harga yang cukup terjangkau
oleh para petambak. Tidak kalah
penting, layanan purna jual yang
didukung teknisi ahli berpengalaman
dan selalu siap membantu sangat
dapat diandalkan. Manfaat lain yang
didapatkan adalah plastik JEMPOL
tidak mengandung bahan berbahaya
atau racun sehingga aman dalam
budidaya.
Plastik mulsa ini memiliki satu sisi
berwarna hitam pekat dan sisi yang
lain berwarna silver mengkilap. Jenis
varian LDPE Geomembrane dibuat
dari biji plastik murni Low Density
Polyethylene (LDPE) ditambah dengan
berbagai bahan khusus lainnya
sehingga memiliki karakteristik elastis,
lentur, ulet dan mudah disambung.
Untuk varian HDPE Geomembrane
diproduksi dari biji plastik murni
High Density Polyethylene (HDPE)
ditambah berbagai bahan khusus
lainnya sehingga berkarakteristik
lebih kaku dan kuat dalam gaya tarik,
menyebabkan kekuatan anti sobek dan
tahan tusuk, serta mudah disambung.
LDPE Geomembrane dan HDPE
Geomembrane sangat mudah
dipasang, keduanya sangat cocok
untuk tambak budidaya udang,
tambak garam, dan budidaya
perikanan lainnya. Bahkan dapat
diaplikasikan dipekarangan rumah,
lahan–lahan yang kecil. l (PT HBP/Adit)
21
Budidaya
Proses produksi benih
udang vaname pada
unit pembenihan
udang tentunya
membutuhkan indukan
yang berkualitas yaitu
memiliki sertifikat
bebas penyakit serta
memiliki produktifitas
yang tinggi. Induk yang
berkualitas tentunya
akan menghasilkan
benih yang berkualitas.
Pengelolaan
Induk Udang Vaname
Oleh :
Deni Aulia, S.Tr.Pi, S.P
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Taruna Mandiri 47
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Wiratama 47
22
Gambar. Alat kelamin Induk Jantan (kanan), Alat kelamin Induk Betina (kiri)
P
ada awalnya, induk udang
vaname yang digunakan
pada usaha pembenihan
udang vaname adalah induk yang
diimpor dari Hawai dan Florida.
Perkembangan selanjutnya, akibat
tingginya permintaan benur dan
cepatnya perkembangan gonad induk
udang vaname hasil domestikasi,
maka sebagian hatchery mulai
menggunakan induk hasil budidaya di
tambak.
Dari pengamatan di lapangan,
metode penyediaan induk yang
dilakukan oleh masyarakat yaitu
dengan memelihara lebih lanjut
setelah usia panen untuk konsumsi
yang disertai dengan seleksi
pertumbuhan.
Persiapan Wadah
Persiapan wadah merupakan
kegiatan mengeringkan atau
membersihkan bak dari segala bentuk
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
kotoran sebelum bak digunakan atau
diisi air. Bak harus dibersihkan dari
segala bentuk kehidupan organisme
maupun kotoran yang menempel pada
dasar dan dinding bak sisa operasional
siklus sebelumnya.
Bahan-bahan organik yang masih
tersisa akan mengganggu kehidupan
induk. Selain itu mikroorganisme yang
masih menempel dan belum mati akan
menyebabkan timbulnya penyakit,
oleh karena itu kebersihan bak harus
menjadi perhatian utama dalam masa
persiapan wadah.
Wadah yang digunakan dalam
pengelolaan induk dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu bak
penampungan/karantina yang berfungsi
untuk menampung induk yang baru
datang, diadaptasi dan dilakukan
pengecekan penyakit, bak pematangan
dan perkawinan yang berfungsi
untuk pematangan gonad induk dan
setelah matang gonad dilakukan
perkawinan pada bak yang sama serta
bak pemijahan dan penetasan yang
berfungsi untuk memijahkan induk yang
telah matang gonad.
Bak penampungan/pemeliharaan
induk serta peralatan pendukungnya
seperti aerasi harus dipersiapkan
sebelum induk sampai di lokasi
pemeliharaan. Persiapan bak
dan peralatan dilakukan dengan
menyemprotkan kaporit dengan
dosis100 ppm, selanjutnya didiamkan
selama 48 jam atau dikeringkan
selama tiga hari. Setelah itu dilakukan
penyiraman dengan formalin 50 ppm.
Pengadaan Induk
Menurut SNI 01-7253-2006
tentang induk udang vaname kelas
induk pokok, induk vaname yang
boleh digunakan dalam kegiatan
pembenihan udang harus memenuhi
persyaratan secara kualitatif yaitu
induk yang berasal dari luar negeri
yang tersertifikasi atau induk hasil
budidaya yang mengikuti kaidah
pemuliaan dan terpantau.
Kriteria induk udang vaname yang
baik secara kuantitaif yaitu induk
jantan memiliki panjang tubuh total
minimal 17 cm sedangkan induk
betina 18 cm. Induk berumur minimal
12 bulan baik jantan maupun betina.
Berat tubuh induk jantan minimal 35
gram sedangkan induk betina 40 gram
dengan produksi nauplius minimal
100.000 ekor dan periode peneluran
setelah ablasi maksimal 6 bulan (SNI
01 – 7253 – 2006).
Induk udang vaname harus
melalui proses karantina terlebih
dahulu sebelum digunakan. Sampel
udang dikirim ke laboratorium
untuk diperiksa virus, bakteri dan
parasit. Setelah induk datang, induk
udang langsung dipindahkan ke
bak sementara untuk pengecekan
morfologis dan penyakit.
Pengecekan dilakukan dengan
memisahkan induk jantan dan induk
betina, selanjutnya mengambil
sampel induk dan menghitung berat
dan panjang. Alat kelamin betina
disebut thelicum yang terletak di
pangkal kaki jalan atau peripoda
24
Tabel. Pengamatan Morfologis dan Organoleptik Udang Vaname
Warna Bening kecoklatan dan cerah dengan garis merah
pada tepi ujung uropoda
Bentuk tubuh Cephalothorax lebih pendek dari abdomen dan
punggung lurus mendatar
Kesehatan Bebas virus (TSV,WSSV,IHHNV), bebas nekrosis,
anggota tubuh lengkap dan tidak cacat, insang
bersih dan tidak bengkak
Kekenyalan tubuh Tidak lembek, tidak keropos
Gerakan Aktif normal
Sumber : SNI 01 – 7253 – 2006
yang berfungsi untuk menyimpan Pengangkutan dan Aklimatisasi Induk
sperma, berbentuk bulat agak oval Pengangkutan calon induk dari
dan berwarna agak kehitaman. tempat penampungan atau penjualan
Sedangkan alat kelamin jantan menuju ke lokasi pembenihan
disebut petasma yang terletak dapat dibedakan menjadi dua,
ditengah-tengah kaki renang pertama yaitu pengangkutan terbuka dan
dimana memiliki fungsi untuk pengangkutan tertutup. Pengangkutan
mentransfer sperma, bentuknya terbuka dilakukan apabila calon induk
menyerupai segitiga dan berwarna diperoleh pada tempat yang tidak
putih begitu jauh dari lokasi pembenihan,
Organ reproduksi pengangkutan dapat dilakukan dengan
udang vaname betina terdiri dari wadah air yang dilengkapi aerasi.
sepasang ovarium, oviduk, lubang Syarat utama dari pengangkutan
genital, dan thelicum. Oogonia sistem ini adalah penggunaan air
diproduksi secara mitosis dari bersih, pengurangan goncangan,
epitelium germinal selama kehidupan pemberian aerasi serta penjagaan
reproduktif dari udang betina. suhu agar tidak terlalu tinggi.
Oogonia mengalami meiosis, Pengangkutan tertutup adalah
berdiferensiasi menjadi oosit, dan pengangkutan yang dilakukan apabila
dikelilingi oleh sel-sel folikel. Oosit calon induk berasal dari jarak jauh.
yang dihasilkan akan menyerap Pengangkutan ini menggunakan
material kuning telur (yolk) dari kantong plastik tebal yang di dalamnya
darah induk melalui sel-sel folikel. diberi air media dan penambahan
Organ reproduksi utama dari udang oksigen. Kepadatan efektifnya adalah
jantan adalah testes, vasa derefensia, 2 ekor untuk 10 liter air laut untuk
petasma, dan apendiks maskulina. pengangkutan selama enam jam.
Sperma udang memiliki nukleus Aklimatisasi calon induk
yang tidak terkondensasi dan bersifat dilakukan dengan menggunakan
nonmotil karena tidak memiliki desinfektan yang bersifat bakterisida,
flagela. Selama perjalanan melalui vas fungisida, dan bahan lain yang dapat
deferens, sperma yang berdiferensiasi meminimalisir penyakit yang bisa
dikumpulkan dalam cairan fluid dan terbawa oleh calon induk. Desinfektan
melingkupinya dalam sebuah chitinous yang digunakan berupa Trefflan.
spermatophore. Aklimatisasi Induk udang dilakukan
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
dengan tahapan sebagai berikut:
Memisahkan box induk jantan dan
betina, menghitung jumlah box sesuai
daftar pesanan, membuka box dan
mengambil kantong induk.
Menyiapkan larutan Trefflan dosis
10 ppm dan membilas kantong induk
dengan Trefflan yang telah disiapkan.
Memasukkan induk ke dalam
bak induk yang sudah disiapkan yaitu
diisi air setinggi 10 cm yang sudah
bercampur dengan es balok dan
mengaklimatisasikan induk yang masih
ada dalam kantong selama ± 15 menit.
Membuka ikatan kantong induk,
mengecek kondisi induk dalam
kantong (sehat, lemah, molting, atau
mati serta air dalam kantong keruh
atau tidak).
Mencatat kondisi induk dan
engeluarkan induk dari dalam plastik
ke bak karantina secara perlahan.
Pemeliharaan Induk
Bak pemeliharan induk terdiri dari
bak induk jantan dan induk betina
yang dibuat secara terpisah. Air yang
digunakan dalam bak pemeliharaan
induk sebagai media hidup induk
udang harus benar-benar bersih dan
steril. Sistem pengaturan air yang
digunakan dalam bak pemeliharaan
induk dibuat sirkulasi.
Air media dipasangi pompa
sirkulasi ukuran 1 inchi dan
dialirkan secara terus-menerus
selama pemeliharaan berlangsung,
kecuali pada saat sampling. Untuk
menghindari penumpukan kotoran
di dasar bak, maka perlu dibersihkan
setiap pagi hari. Suhu air harus selalu
dipantau dan diusahakan berada pada
kisaran 27-28ºC.
Air laut yang digunakan
sebelumnya telah ditampung di bak
tandon, setelah diberi perlakuan
dan siap pakai air dipompa ke
bak pemeliharaan induk melalui
pressure filter. Air dialirkan ke bak
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
pemeliharaan indukdengan sistem
flowthrough yaitu air yang dialirkan
merupakan air yang mengalir.
Pakan yang baik untuk
induk adalah faktor kunci dalam
memproduksi naupli yang berkualitas.
Jumlah pemberian pakan yang tepat
harus disesuaikan dengan biomassa
Pakan cacing laut
Cacing cumi-cumi
di dalam bak. Secara umum, jumlah
pemberian pakan pada induk udang
yaitu 20-30% dari biomassa. Pakan
induk yang biasanya digunakan adalah
cumi-cumi, kekerangan, cacing laut,
dengan dosis antara 20% - 30% dari
biomassa/hari dengan frekuensi 4 - 6
kali/hari.
Cumi-cumi disediakan dalam
bentuk potongan-potongan beku
setelah sebelumnya dibersihkan dari
kulit dan isi perut. Sedangkan kepiting,
udang kecil dan kerang diberikan
dalam keadaan baru dipotong-potong
(segar) tanpa pembekuan.
Ketepatan penentuan dosis
dan frekuensi pemberian pakan
induk erat kaitannya dengan mudah
menurunnya kualitas air dan
efisiensi dalam penanganan induk
secara ekonomis. Dosis pakan yang
terlalu banyak menyebabkan air
mengental, berbuih, dan berwarna
keputih-putihan. Pemberian pakan
berupa cumi-cumi dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
Membersihkan cumi-cumi dari
kepala dan isi perutnya selanjutnya
mencacah cumi-cumi dalam bentuk
potongan-potongan kecil dan
memasukkan cumi-cumi ke dalam
freezer
Mengaliri cumi-cumi beku yang
akan diberikan kepada induk dengan
air agar menjadi lunak kembali
Menimbang cumi-cumi sesuai
dosis pakan dan mencampur pakan
dengan Natur-E dan vitamin B,
selanjutnya memberikan pakan ke
induk.
Pakan yang diberikan kepada
induk udang adalah pakan yang
segar baik alami maupun segar
beku. Kualitas pakan induk akan
berpengaruh terhadap kualitas
naupli yang dihasilkan. Pakan yang
baik diberikan kepada induk udang
selama proses pematangan gonad
yaitu berupa campuran antara
cumi-cumi, kijing, cacing laut dan
pelet.
Frekuensi pemberian pakan
2 kali sehari yaitu pada pagi hari
sebanyak 5% dan sore hari sebanyak
10% dari total biomassa induk. Agar
induk yang di pelihara produktif,
maka pakan yang diberikan kepada
induk dikombinasikan antara pakan
alami dan pakan buatan berupa
pelet. Jumlah pemberian pakan
alami yaitu sebanyak 26% dari
biomassa sedangkan jumlah pakan
buatan yang diberikan yaitu 2 - 3%
dari biomassa setiap hari. l (Ed: Adit)
25
Budidaya
Kegiatan budidaya udang
tambak selama ini dilakukan
di kawasan pantai berhutan
bakau dengan tekstur tanah
liat seperti di pantai utara
Pulau Jawa, Lampung,
Sumatera Utara dan
Sulawesi Selatan.
Tambak lahan
berpasir
Budidaya Vaname
di Lahan Pasir
M
enurut Amin Kurnianto,
Owner Benur Sulaiman,
tekstur tanah liat, ditinjau
dari segi konstruksi, sangat ideal
untuk tambak udang, karena sangat
kedap air sehingga menghindarkan
kemungkinan terjadinya kebocoran
pada tambak. Meskipun demikian,
tambah Amin, ditinjau dari segi
biologis tekstur seperti ini memiliki
kelemahan, karena tanah liat sangat
memungkinkan terbentuknya lapisan
lumpur di dasar tambak sehingga
dapat mengakibatkan dampak
negatif terhadap kehidupan atau
pertumbuhan udang yang dipelihara.
Dampak negatif tersebut antara
lain terjadi karena bahan organik
berupa sisa makanan atau detritus
yang terikat dengan liat lempung akan
sulit teroksidasi kembali sewaktu
dilakukan pengolahan dasar tambak.
26
Akibatnya pada saat digenangi
air, bahan organik tersebut akan
terurai pada kondisi anaerob
sehingga menghasilkan gas beracun
seperti H2S, NH3 dan NH4 yang
sangat membahayakan udang.
Selain itu, lapisan lumpur dapat pula
mengakibatkan timbulnya penyakit
yang menyerang udang sebagaimana
terjadi akhir-akhir ini pada hampir
sebagian besar tambak udang di
Indonesia.
Amin mengatakan, pembangunan
tambak udang pada lahan pantai
berpasir belum banyak dilakukan,
karena pertimbangan ekonomis.
Konstruksi tambak pada lahan berpasir
cenderung membutuhkan biaya
investasi yang besar, karena harus
ditembok beton, dan itupun kadang
kala masih mengalami kegagalan
karena setelah diisi air, tambak bocor
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
sehingga tidak dapat dioperasikan.
Padahal dasar tambak berpasir sangat
baik untuk pertumbuhan udang,
karena secara biologis lingkungan
dasar bersih dari lumpur sehingga
sehat bagi pertumbuhan udang.
Keunggulan Lahan Pasir
Menurut Amin, pengalaman
di lapangan menunjukkan bahwa
pada tambak-tambak bertekstur
lumpur, produktivitas tambak
cenderung menurun setelah periode
pemeliharaan tahun kedua. Hal ini
terjadi karena penumpukan lumpur,
sehingga diperlukan pekerjaan
tambahan yang disebut dengan
“keduk teplok“ yaitu upaya membuang
lapisan lumpur pada dasar tambak
sebelum periode tanam dilakukan.
Pada tambak pasir yang telah
dikembangkan di Desa Ujung Kenteng,
Kabupaten Sukabumi, produktivitas
tambak cenderung konstan sampai
dengan periode tanam ke-12. Bahkan
kualitas udang yang dihasilkan pun
cenderung lebih baik, karena tumbuh
pada lingkungan dasar tambak yang
relatif lebih bersih.
 Pengkajian teknologi yang
dilakukan oleh instansi pemerintah
bekerjasama dengan fakultas Perikanan
Institut Pertanian Budidaya (IPB)
di Desa Karangwuni, Kecamatan
Temon, Kabupaten Kulon Progo, D.I.
Yogyakarta, meliputi konstruksi tambak
udang pada lahan pantai berpasir
dengan menggunakan bahan baku yang
murah dan tersedia di lapangan, tetapi
tetap menjamin persyaratan tambak
udang yang baik. Konstruksi seperti
ini disebut dengan istilah BIOSEAL
yakni Bottom Isolation from Organic
Substances to Eliminate Acid Layer.
Keunggulan dari konstruksi
BIOSEAL dibandingan dengan
konstruksi lainnya (misalnya beton
cor) yang sama-sama digunakan untuk
lahan pasir adalah: (a) biaya yang
relatif murah; (b) proses konstruksi
yang mudah dan cepat; (c) mudah
dalam perawatan; (d) baik untuk
pertumbuhan udang.
DIRGAHAYU
REPUBLIK INDONESIA
PT Sinta Prima Feedmill
Terkemuka dalam pakan ikan dan unggas
Kantor : Jl. Sulaiman No. 27A Slipi, Jakarta Barat 11480
Pabrik : Kp. Rawahingkik RT 02 RW 01 Limusnunggal, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat
Telp. : 021 548 0959, Fax. : 021 549 3313
Info Akuakultur | Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
Emai : sinta-prima@sintafeed.com
petak tambak sebesar 2.500 m2.
Untuk konstruksi tanggul tambak,
digunakan harflek yaitu lembaran
dinding terbuat dari bahan asbestos
berkadar asbes rendah yang
biasanya digunakan untuk dinding
bangunan atau pagar.
Harflek tersebut dipasang
memanjang pada dinding tambak
bagian dalam dan pada setiap
sambungan diperkuat dengan
pasangan batako semen. Sebelum
Foto : Benur Sulaiman
harflek dipasang, maka dasar dan
dinding tambak dilapisi dengan
plastik (ketebalan 0,6 mm).
Pematang tambak dibuat miring
dengan perbandingan 1 : 1 sampai
Amin Kurnianto 1 : 1,5.
Sebelum BIOSEAL dipasang,
Proses Budidaya pematang pasir dipadatkan
Konstruksi tambak dibangun terlebih dahulu agar stabil. Untuk
dengan bentuk bujur sangkar dengan memudahkan dan memperkuat
ukuran panjang dan lebar masing- konstruksi dinding, maka pada pada
masing 50 meter, sehingga luas satu dasar dinding terlebih dahulu diberi
Segenap Direksi dan Staf
Mengucapkan
17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2019
27

Ciri benur sehat melawan arus
konstruksi “sepatu dinding” selebar 1
meter terbuat dari plesteran.
Agar tambak mudah dikeringkan
dan sisa pakan selama pemeliharaan
dapat dibersihkan, maka dasar tambak
dibuat miring ke tengah dengan
tingkat kemiringan 1-2%. Selanjutnya
di tengah dasar tambak dilengkapi
dengan konstruksi pengeluaran air
(central drainase). Central drainase
terdiri dari bangunan tower, saringan
air dan pipa pembuangan bawah
tanah terbuat dari pipa PVC 12″.
Selain konstruksi petakan
tambak, perlu pula diperhatikan
konstruksi saluran pemasukan air
(inlet) dan konstruksi pembuangan
air (outlet). Saluran pemasukan air
dibuat di atas pematang tambak yang
menghubungkan sumber air sungai
(yang dipompakan ke saluran) dengan
petakan tambak. Konstruksi saluran air
tersebut terbuat dari pasangan bata
merah selebar 0,5 meter dan tinggi 0,5
28
yang sama di Kabupaten Sukabumi,
pertumbuhan udang pada umumnya
cukup baik, dengan tingkat kematian
(mortalitas) yang rendah.
Pilih Benur Sehat Berkualitas
Mengingat besamya pengaruh
kualitas benur terhadap keberhasilan
budidaya udang, maka petani tambak
sebaiknya memahami terlebih dahulu
bagaimana cara memeriksa atau
faktor apa saja yang akan diperiksa
dalam mendapatkan benur. Bila
perlu sampai ke sumber pertama
benih itu diperoleh seperti di tempat
pembenihan (hatchery).
Benur Sulaiman asal Jepara menjual
benur berkualitas suksesnya budidaya
Foto : Benur Sulaiman
udang. Menurut Amin, secara visual
atau penglihatan mata biasa dapat
dibedakan antara benur yang baik dan
yang kurang baik, yaitu antara Iain:
1. Semua organ tubuh benur yaitu
ekor, mata, kaki, antara kulit dalam
keadaan lengkap dan tidak cacat.
meter, yang bagian dasarnya diperkuat 2. Gerakan benur lincah dan suka
dengan fondasi batu kali. melawan arus.
Saluran pembuangan dibuat di 3. Bentuk tubuh ramping
bawah tanah dan lebih rendah dari memanjang.
dasar tambak, terbuat dari buis beton 4. Warna tubuh jernih/putih
yang menampung air pembuangan kecoklatan.
yang berasal dari central drainase. 5. Benur sensitif atau peka
Pengkajian tersebut dilakukan pula terhadap gangguan fisik pada
dengan melaksanaan pemeliharaan lingkungannya, seperti benur akan
udang untuk mengetahui segera bergerak cepat atau bila
pertumbuhan udang. dikejutkan.
Teknik budidaya yang diterapkan 6. Keadaan tubuh benur bersih dari
tidak banyak berbeda dengan teknik kotoran dan Iumut.
budidaya yang diterapkan pada 7. Benur aktif mencari makan dan
umumnya, dengan padat tebar nafsu makan tinggi.
30 ekor/m2, pemberian pakan 8. Tidak ada perubahan warna yang
berupa pellet, penggunaan kincir mencolok pada benur pada kondisi
air, monitoring kualitas air dan terang maupun gelap.
penambahan volume air. 9. Kuaiitas air berbagai media hidup
Sampai saat ini, proses budidaya benur harus benar-benar baik dan
sedang dilaksanakan sehingga bebas penyakit.
belum diketahui hasilnya. Namun 10. Fototatis positif yaitu suka pada
berdasarkan pengalaman yang cahaya.
dilaksanakan pada jenis tambak 11. Ukuran benur relatif seragam. l
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 29
Budidaya

Foto : Supono
Tambak udang vaname

Pengelolan Air di Tambak

Kegiatan budidaya udang selalu menyisakan limbah, seperti sisa pakan,
kotoran udang, serta kulit udang yang molting, agar budidaya optimal
diperlukan teknik pengelolaan air tambak yang benar.

P
engelolaan air media
pemeliharaan selama proses
produksi meliputi pergantian
dan penambahan air, pengukuran
kualitas air, penyiponan dan aplikasi
probiotik. Sumber air untuk pergantian
air harus berasal dari air tandon yang
telah siap pakai dan steril atau dari
sumur bor, setiap air masuk ke dalam
petakan selalu menggunakan saringan
air dengan ukuran sekitar 200 mikron.
Air dalam tandon disterilisasi dengan
kaporit 20 – 30 mg/liter.
Pada pemeliharaan sistem
tertutup, pergantian air hanya
mengganti air yang hilang karena
penguapan dan bocoran (penambahan
air), namun ada juga tambak yang
melakukan pergantian air sekitar
10 – 20 %.
Penambahan volume air pada
umur 30 – 60 hari bertujuan
untuk menambah volume air
akibat rembesan dan evaporasi
(penguapan) sedangkan pada umur
lebih dari 60 hari bertujuan untuk
pengenceran kelimpahan plankton
yang berlebihan (terlalu pekat),
kelimpahan populasi bakteri yang
merugikan, memperbaiki kondisi
parameter khususnya bahan organik
yang terlalu pekat dan memperkecil
gas – gas beracun.
Monitoring kualitas air sebaiknya
dilakukan minimal dua kali sehari,
yaitu pada pagi dan sore hari. Hasil
monitoring tersebut dijadikan sebagai
dasar dalam menentukan tindakan
pengelolaan kualitas air misalnya,
pada kondisi air pekat (salinitas
tinggi dan kelimpahan plankton
sangat tinggi) sebaiknya dilakukan
pengenceran dengan memperbanyak
pergantian air.
Salinitas yang terlalu tinggi
(melebihi batas normal) dapat
menyebabkan pertumbuhan
udang terhambat karena proses
osmoregulasi terganggu. Apabila
demikian, udang lebih banyak
mengeluarkan energi untuk proses
osmoregulasi dibandingkan untuk
pertumbuhan. Osmoregulasi
adalah proses pengaturan dan

30 Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur

penyeimbangan tekanan osmosis
antara dalam dan luar tubuh udang.
Saat kelimpahan plankton
rendah (kecerahan tinggi) tindakan
pemupukan, inokulasi plankton dan
pergantian air sebaiknya diperjarang.
Udang yang dibudidayakan dengan
sistem tertutup, setelah berumur
60 hari banyak ditemukan endapan
di dasar petakan. Bahan organik ini
berasal dari plankton yang mati,
sisa pakan, feses, obat – obatan dan
lainnya. Untuk itu, perlu dikeluarkan
dengan cara disipon menggunakan
pompa air.
Pada tambak dengan umur lebih
dari 30 hari sudah mulai terlihat
banyak plankton yang mengendap
dan mati. Pada awalnya terlihat
banyak yang mengapung dan
mengumpul dipojok petakan karena
tiupan angin dan gerakan arus air.
Kandungan berbagai organisme ini
mengandung berbagai kadar yang
dapat menimbulkan gas beracun.
Kotoran ini apabila tidak
segera diangkat akan mengendap
dan mengalami perombakan
(dekomposisi) yang menghasilkan gas
beracun seperti H2S, NH3 sehingga
cepat menurunkan kualitas air.
Pengangkatan dengan menggunakan
serok datar dengan diameter 30
cm dapat membantu mempercepat
memindahkan plankton yang mati.
Vitamin C merupakan salah satu
jenis vitamin yang mudah rusak bila
terkena panas dan mudah larut dalam
air. Selain meningkatkan ketahanan
tubuh terhadap penyakit, mencegah
kelainan bentuk tubuh, mencegah
stress lingkungan, mempercepat
penyembuhan luka dan meningkatkan
laju pertumbuhan pada udang.
Pemberiannya dapat dicampurkan
pada pakan dengan dosis 5 – 7 gram/
kg pakan.
Akumulasi limbah organik yang
terlalu tinggi berupa sisa pakan,
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
kotoran udang, serta kulit udang
yang molting, akan berakibat fatal
karena menyebabkan timbulnya
masalah kesehatan ikan sampai
membahayakan kelangsungan hidup
udang. Untuk mengurangi akumulasi
limbah organik dapat dilakukan
dengan cara memasukkan beberapa
jenis probiotik.
Pada tambak dengan
umur lebih dari 30 hari
sudah mulai terlihat
banyak plankton yang
mengendap dan mati.
Pada awalnya terlihat
banyak yang mengapung
dan mengumpul dipojok
petakan karena tiupan
angin dan gerakan
arus air. Kandungan
berbagai organisme ini
mengandung berbagai
kadar yang dapat
menimbulkan gas beracun.
Jenis bakteri yang biasanya
diberikan yaitu Bacillus, Nitrobacter
dan Nitrosomonas untuk menguraikan
bahan organik di dasar tambak. Selain
itu dapat juga Lactobacillus untuk
membantu proses pencernaan dalam
tubuh udang.
Pengelolaan air budidaya udang
vaname juga dilakukan dengan aplikasi
probiotik. Tujuan pemberian probiotik
adalah untuk membantu proses
dekomposisi dengan mengurai bahan
organik yang ada di tambak.
Jenis bakteri yang digunakan
adalah Bacillus sp. Selain fungsi
dekomposisi probiotik juga dapat
menjaga kualitas air tetap baik.
Efektifitas kerja probiotik yang
diberikan ke tambak ditandai dengan
pH air yang cenderung turun (≤ 7).
Selain itu terlihat bahwa dalam air
tambak terbentuk gumpalan kecil –
kecil berupa plankton dan organisme
lain (flock). Selama pemeliharaan
probiotik diberikan dengan dosis 0,5
– 1 ppm.
Efektifitas kerja probiotik yang
telah diberikan ketambak ditandai
dengan pH air yang cenderung turun
(<7). Penebaran pemberian probiotik
dilakukan secara berkala setiap dua
hari sekali pada waktu pagi hari yaitu
pada pukul 07.00 dengan kondisi kincir
dinyalakan
Selain probiotik, pembudidaya
juga menggunakan sumber C – organik
yang digunakan untuk menumbuhkan
flok di tambak. Sumber C-organik
yang digunakan dapat berupa molase.
Molase yang akan di tebar harus
dilarutkan dulu dalam air, kemudian
disiramkan keseluruh permukaan
tambak secara merata.
Pemberian molase dilakukan
pada pagi hari. Molase digunakan
karena memiliki kandungan C-organik
tinggi tetapi tetap rendah protein,
tersedia cukup banyak dan harganya
murah. Selain molase juga dapat
digunakan tepung tapioka, tepung
sagu, dan sebagainya. Bahan tersebut
mengandung C-organik antara 40 –
60%.
Pengapuran juga dilakukan
selama proses pemeliharaan udang
di tambak. Fungsi kapur adalah untuk
menaikkan pH air dan menambah
kandungan kalsium yang terlarut di
air sebagai bahan untuk memperkeras
kulit udang. Pemakaian kapur sangat
tergantung dengan kondisi udang dan
air.
Apabila terjadi hujan lebat
dalam waktu yang lama maka kapur
diberikan adalah 10 mg/l, apabila kulit
udang banyak yang lembek akibat
molting maka dapat diberi kapur untuk
membantu proses pengerasan kulit
udang. l (Adit/Resti)
31
Budidaya
Proses pengelolaan lahan pada saat pengistirahatan tambak
Tantangan Kembalikan
Daya Dukung Lahan Tambak
Potensi lahan tambak
I
ndustri hulu sampai dengan
yang ada saat ini yaitu hilir sudah cukup berkembang,
permintaan pasar ekspor yang tinggi,
2.963.717 ha, sedangkan bernilai ekonomis tinggi dan menjadi
pemanfaatannya baru usaha yang mnguntungkan, serta
berkisar 657.346 ha. menyerap tenaga kerja yang besar.
Komoditas prioritas dalam Bahkan proyeksi produksi udang
pengembangan budidaya (KKP 2018) Pada tahun 2018, target
tambak yang ada saat ini produksi perikanan budidaya sebesar
24,08 juta ton yang terdiri dari rumput
terdiri dari udang windu laut 16,17 juta ton dan ikan (7,91 juta
dan vaname. ton). Target Produksi udang nasional
2018 sebesar 800 ribu ton terdiri dari
udang vaname, udang windu dan
udang lainnya.
Dengan konsistennya serta adanya
petambak udang baru tentunya akan
mampu memenuhi target target
pemenuhan pasar global maupun
domestik. Petambak tersebut berasal
dari berbagai daerah di Indonesia
serta terbagi menjadi beberapa
kategori yaitu petambak dengan
teknologi intensif sebanyak 2%, semi
Oleh: intensif 6% dan masih tradisional atau
Rifqi Dhiemas Aji ekstensif 92%.
Konsultan Bidang Peternakan dan
Dari beragamnya pembudidaya
Perikanan PT Natural Nusantara serta tersebarnya lahan di Indonesia
32
maupun di Dunia, para pembudidaya
udang sebaiknya terus meningkatkan
kewaspadaan terhadap serangan
berbagai penyait yang timbul, salah
satunya perlu sangat waspada
dengan aspek dukungan lahan
tambak.
Daya dukung perairan meliputi
beberapa hal, bukan hanya kualitas
air untuk kebutuhan udang, namun
juga jumlah dan kualitas air yang
dibutuhkan untuk menunjang
berbagai kehidupan mahluk hidup
lainnya di perairan, bahkan juga
masyarakat yang bersentuhan
langsung dengan air sisa
pembuangan tambak.
Sehingga yang dimaksud daya
dukung merupakan kemampuan
perairan untuk menunjang berbagai
aktivitas mahluk hidup didalamnya
dalam jangka waktu yang lama dan
tidak merusak lingkungan. Dalam
hal ini adalah mempertahankan
daya dukung lahan tambak sehingga
kualitas perairan udang yang
ditambak kan oleh masyarakat tetap
terjaga. Karena jika sudah terdapat
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur

Kepadatan ideal dan saprotan penunjangnya
penyakit baru atau pencemaran
maka akan mudah dengan cepat
menyebar di seluruh perairan.
Sebagai gambaran kejadian
kematian massal di air tawar yang
terjadi karena daya dukung lahan
tidak mencukupi yaitu pada 2018
lalu terjadi beberapa kali. Khususnya
di Danau Toba yang terjadi sangat
ekstrim, karena menyebabkan
angka kematian mencapai 180
ton ikan dengan estimasi kerugian
berkisar Rp. 2,7 M.
Kematian massal ini biasa
disebut up-welling, yaitu tidak
mampu terdegradasinya zat-zat
berbahaya di perairan akibat
melebihi daya dukung lahan (over
carrying capacity), sehingga zat
tersebut akan naik ke permukaan
dan akan mencemari air, biasanya
hal ini terjadi pada pergantian
musim.
Zat berbahaya tersebut berasal
dari limbah budidaya yang tidak
mampu terdegradasi secara alami,
seperti terlalu banyaknya kotoran
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
ikan karena populasi yang sangat
padat dan sisa pakan ikan yang tidak
dimanfaatkan oleh ikan sehingga
mencemari perairan.
Tentunya hal semacam ini tidak
diharapkan oleh para petambak
udang dimanapun. Sehingga
dalam budidaya perudangan perlu
dilakukan proses pengistirahatan
kolam setelah pemanenan dan
apabila dikelola secara semi intensif
atau intensif maka perlu penanganan
tambahan pada perairannya.
Penanganan limbah kotoran
udang yang tidak mampu
terdegradasi secara alami serta sisa
pakan udang yang tidak dimakan
oleh udang perlu didegradasi oleh
tambahan teknologi yang ada.
Teknologi yang dimanfaatkan sejauh
ini yaitu dengan tambahan probiotik
dan pupuk yang dapat mengikat
logam logam berat berbahaya dalam
kolam tambak.
Jika tidak dilakukan maka
akan timbul berbagai macam
penyakit akibat lahan tidak mampu
mendukung kehidupan udang, udang
akan lemah dan penyakit mudah
masuk. Belum lagi jika terserang
oleh penyakit penyakit udang global
lainnya, yang dapat mematikan
udang dalam waktu singkat.
Umumnya serangan serangan seperti
ini ditemukan pada tambak yang
mempunyai kepadatan tebar tinggi.
Probiotik yang digunakan
harus betul betul berisi bakteri
yang Tangguh, sehingga dapat
mendegradasi limbah hasil budidaya
maupun pakan sisa. Sudah banyak
produk yang beredar dipasaran, baik
probiotik untuk lahan maupun untuk
pakannya.
Probiotik dapat berfungsi sebagai
kompetitor bakteri jahat sehingga
akan melawan dan membunuh bakteri
bakteri jahat penyebab penyakit,
baik bakteri di perairan maupun di
dalam tubuh udang dengan cara
dicampurkan dalam pakan.
Selain itu, juga ada pupuk organik
yang diberikan di fase persiapan kolam
sehingga akan mengikat logam berat
sisa budidaya dan membantu menjaga
kualitas air sehingga plankton sebagai
pakan alami dapat tumbuh.
Kecendrungan adanya lahan
yang dipaksa terus berproduksi
tanpa diselangi dengan jarak antara
dalam setiap musimnya (lahan tidak
sempat istirahat) serta pengolahan
lahan tambak yang jelek, khususnya
pada saat persiapan lahan seperti
pengeringan, pengangkutan lumpur
hitam, pengapuran dan pembajakan
tidak dilakukan.
Jika hal tersebut dilakukan secara
terus menerus pada setiap musim
budidaya maka sama dengan kita
membiarkan anak cucu atau generasi
setelah kita hanya menikmati sisa-
sisa dari sumber daya alam tambak,
bahkan untuk menikmati udangnya
tidak semudah yang kita temui saat
saat ini. l (Ed: Adit)
33
Kesehatan & Lingkungan
Monitoring Kesehatan
dan Pengelolaan Penyakit
Udang yang sehat akan
mampu tumbuh sesuai
dengan target pertumbuhan
serta dapat dipanen pada
umur budidaya yang telah
ditetapkan pembudidaya
sebelum proses produksi
budidaya dilakukan.
K
esehatan udang ditentukan
oleh pengelolaan lingkungan
yang baik, karena media
budidaya yang baik akan mampu
menunjang pertumbuhan udang yang
dibudidayakan.
Monitoring kesehatan yang
dilakukan secara continue serta upaya
pencegahan timbulnya hama dan
penyakit pada usaha budidaya udang
Oleh :
Deni Aulia, S.Tr.Pi, S.P
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Taruna Mandiri 47
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Wiratama 47
34
Pencegahan Hama dengan Pemasangan Pagar Keliling Tambak
merupakan kunci menciptakan dan
mempertahakan kesehatan udang.
Udang akan tetap dalam kondisi
sehat selama lingkungan masih
mampu mentolelir beban polusi
internal sebagai hasil degradasi
input produksi (pupuk,obat, pakan
dan feses udang). Penyakit pada
umumnya mulai terjadi pada bulan
kedua pemeliharaan.
Kemampuan mengendalikan
faktor penyebab stres dan antisipasi
yang tepat terhadap potensi serta
gejala sakit akan menentukan
kualitas dan kuantitas udang pada
akhir masa pemeliharaan hingga
panen. Kunci menejemen kesehatan
udang adalah pencegahan, tetapi
terapi udang dengan menggunakan
obat-obatan merupakan langkah
pencegahan dini, agar virulensi
penyakit dapat dihambat bahkan
rantai penyebaran dan serangan
penyakit dapat dimusnahkan.
Monitoring Kesehatan Udang
Pengamatan kesehatan udang
sangat perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan udang
setiap hari. Pengamatan kesehatan
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
udang dilakukan dengan mengontol
udang di ancho. Hasil pengamatan
udang di ancho dapat mewakili
kondisi udang yang ada di dalam
kolam. Pengamatan dilakukan secara
visual baik terhadap udang maupun
terhadap ancho, karena ancho ini
sebagai miniatur dari lingkungan
kolam.
Dalam pengecekan ancho ini
diharapkan tidak terdapat udang
yang mati di dalam ancho, serta
terdapat banyak feses udang di ancho
yang menunjukkan bahwa udang
melakukan metabolisme dengan
baik. Selain itu pakan yang diberikan
diancho termakan oleh udang dengan
indikator bahwa jumlah pakan yang
terdapat di ancho berkurang atau
habis pada saat pengecekan ancho.
Pengamatan kondisi udang
dilakukan secara berkala terhadap
organ-organ tubuhnya seperti
kelengkapan antena, ekor, kaki
renang, rostrum dan warna tubuh.
Sekecil apapun adanya perubahan
tubuh seperti kaki ada yang
patah, ekor gripis, antena patah,
penyimpangan warna atau adanya
warna yang tidak lazim adanya
HEPATRON® 85%
Produk Hepatron 85% memilki beberapa fungsi yang
sangat dibutuhkan untuk mendukung produktivitas secara
maksimal. Beberapa fungsinya di antara lain sebagai methyl
group donor, sebagai attractant, dan yang lebih utama sebagai
osmoprotectan pada hewan aquatic. Hepatron 85% adalah
betaine HCL dan betaine anhydrous yang dikombinasikan untuk
optimalisasi faktor nutritional dan effisiensi cost.
Fungsi donor methyl dapat menghemat
pemakaian choline dan methionine. Hepatron 85% mem-
iliki toleransi suhu hingga 2000C sehingga tetap stabil saat
proses pembuatan pakan.
Trial yang pernah dilakukan pada Indian Major
Carp menunjukkan penambahan betaine pada pakan
berpengaruh positif terhadap performance. Hepatron
85% dapat mengurangi efek negatif dari ketidakseim-
bangan ion saat periode stress salinitas, meningkatkan
palatabilitas dari pakan, dan mempercepat pengembalian
keseimbangan ion selular dan performa pertumbuhan
setelah transfer dari air laut. Dari trial tersebut Hepatron
85% dapat meningkatkan pertumbuhan, mortalitas yang
lebih rendah, meningkatkan effisiensi pakan, meningkat-
kan feed intake, dan meningkatkan pertambahan bobot
badan.
Distribusi oleh :
titik-titik warna lain, harus segera
dilakukan antisipasi. Udang yang
sehat dicirikan dengan gerakan
aktif mengelilingi petakan tambak,
dan meloncat bila anco diangkat,
respon positif terhadap arus, cahaya,
bayangan dan sentuhan, pada malam
hari.
Setelah lebih dari 50 hari udang
sering meloncat keluar petakan, tubuh
berwarna putih cerah atau
mengkilap dan titik-titik
hitam yang jelas, tubuh
bersih dan tidak ada kotoran
atau lumut menempel, tubuh
tidak lembek dan keropos,
anggota tubuh tidak ada
yang cacat, ujung ekor, kaki
renang, kaki jalan tidak
geripis, tidak bengkok, ekor
membuka dan lebar seperti
kipas, insang jernih serta
bersih dan terdapat gerakan
seperti aliran air dan kondisi
isi usus penuh dibawah sinar, Pengecekan Udang di Ancho
tidak terputus-putus.
Hasil dari pengamatan udang,
dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan untuk memberikan perlakuan
pada udang maupun media budidaya.
Apabila pakan di ancho tidak habis
dan tidak terdapat feses udang,
serta usus udang putus - putus (tidak
penuh) maka harus dilakukan evaluasi
jumlah pakan berupa pengurangan
jumlah pakan.
Apabila terdapat udang yang
mati, anggota tubuh udang tidak
lengkap dan gerakan udang lambat,
harus dilakukan pengamatan dasar
kolam. Dasar kolam yang kotor karena
adanya tumpukan bahan organic sisa
metabolism atau dari sumber lainnya
dapat dikeluarkan dengan di siphon
atau melalui central drain. Apabila
karapas udang lembek harus dilakukan
perlakuan air misalnya pergantian air,
pengapuran atau penambahan bahan
additive lainnya.
36
Pengelolaan Hama dan Penyakit
Udang
Pengelolaan hama dan penyakit
dilakukan dengan tindakan
pencegahan dan pengendalian.
Tindakan pencegahan merupakan
upaya – upaya yang dilakukan agar
hama dan penyakit tidak timbul dalam
kegiatan usaha budidaya, sedangkan
tindakan pengandalian merupakan
serangkaian usaha yang dilakukan
untuk menghilangkan hama dan
penyakit ikan yang muncul dalam
kegiatan usaha.
Kehadiran hama dan penyakit
ikan akan mengganggu udang
yang dibudidayakan bahkan dapat
mengakibatkan kerugian yang besar
serta mengancam keberlanjutan
usaha budidaya udang. Pengandalian
hama ini harus dilakukan sejak awal
proses budidaya sampai dengan akhir
kegiatan budidaya mulai dari tahap
persiapan wadah sampai dengan
pemanenan.
Pengendalian hama dilakukan
dengan cara pencegahan dan
pemeriksaan udang secara berkala.
Pengandalian dengan tindak
pencegahan yaitu melakukan hal – hal
yang dapat menghindarkan udang
dari gangguan hama sebelum hama
tersebut menyerang atau datang
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
mengganggu kehidupan udang yang
dibudidayakan.
Sedangkan pemeriksanaan rutin
dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana kondisi kesehatan udang
sehingga dapat dilakukan tindakan
– tindakan yang mampu mencegah
berkembangnya penyakit yang timbul
dengan segera.
Hama adalah segala hewan
(organisme) yang ada di
dalam tambak selain yang
dibudidayakan dan dianggap
merugikan. Kerugian
yang ditimbulkan hama
biasanya berupa hilangnya
hewan budidaya karena
proses makan-memakan
(predasi), terjadi persaingan
(kompetisi) dalam
pemanfaatan ruang dan
makanan atau menimbulkan
kerugian dibidang fasilitas.
Hama dalam budidaya
udang ditambak digolongkan
menjadi empat, yaitu
pemangsa (predator), penyaing
(kompetitor), perusak sarana,
dan pencuri. Hama predator akan
memangsa udang yang dibudidayakan
sehingga mengakibatkan menurunkan
populasi udang. Hama penyaing
akan menyaingi udang dalam hal
ruang gerak, perolehan oksigen serta
konsumsi pakan yang diberikan. Teknik
pencegahan dan pemberantasan hama
dimulai sejak persiapan pemeliharaan
sampai panen.
Beberapa cara yang dapat
dilakukan yaitu melakukan persiapan
pemeliharaan dengan baik,
pemberantasan manual dengan
melakukan patroli keliling, menyaring
air yang masuk (filter), penggunaan
tandon pengendapan dan tandon
perlakuan sehingga sebelum
digunakan air ini disterilisasi dengan
disenfektan, pemasangan penghalau
burung dengan memasang tali senar
yang melintang di atas permukaan air
tambak atau dengan suara kincir angin
atau alat lain yang dapat menimbulkan
bunyi, pemasangan pagar keliling
areal tambak untuk untuk membatasi
pergerakan manusia dan pengaruh
hewan lain dari luar lingkungan
budidaya serta penggunaan obat-
obatan organik misalnya saponin 15
mg/liter untuk membunuh hama ikan
dalam tambak.
Penyakit yang timbul
pada udang vaname dapat
disebabkan oleh virus,
bakteri, parasit, dan protozoa.
Umumnya penyakit tersebut
memiliki virulensi yang berbeda
tergantung dari lingkungan dan
ketahanan udang itu sendiri.
Penyakit pada udang ada
yang bersifat patogenik dan ada
non patogenik. Penyakit yang
bersifat patogenik umumnya
memiliki sifat patoghen dengan
tingkat kematian yang tinggi.
Pengamatan Kesehatan Udang Secara
Penyakit patogenik antara
lain Taura Syndrome Virus (TSV),
White Spot Syndrome Virus (WSSV),
IHHNV (Infection Hypodermal and
Hematopoietic Necrosis Virus), IMNV
(Infectious Myo Necrosis Virus), NHPB
(Necrotizing Hepato Pancreatitis
Bacteria), dan vibriosis. Penyakit
nonpathogenik antara lain penyakit
keropos pada udang, penyakit udang
kram, usus dan hepatopankres
abnormal serta udang berenang
abnormal.
Selama proses budidaya dilakukan
pengelolaan air dengan baik sehingga
udang dapat hidup dengan baik
dan tidak mengalami stress. Karena
udang yang stress menyebabkan
pembentukan antibodi pada udang
akan terganggu.
Apabila pembentukan antibodi
udang berlangsung dengan baik
serta air media budidaya tetap
dalam kondisi oprimal sesuai dengan
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
kebutuhan udang maka penyakit
tidak akan timbul untuk mengganggu
kesehatan udang.
Penyakit akan timbul karna adanya
interaksi antara inang, patoghen
dan lingkungan budidaya, apabila
udang dalam kondisi lemah, terdapat
patoghen yang ganas serta lingkungan
budidaya yang buruk maka udang
akan mengalami kematian.
Rekomendasi untuk meminimalkan
infeksi hama dan penyakit pada
budidaya udang yaitu menggunakan
benih udang yang berkualitas baik SPF
atau SPR, mendeteksi dan monitoring
kesehatan udang secara rutin dan
teratur, menjaga kualitas air tetap
stabil sehingga udang tidak mengalami
stres, mengaplikasikan probiotik dan
immunostimulan untuk meningkatkan
imunitas udang terhadap serangan
penyakit serta menerapkan
biosecurity.
Prinsip penerapan biosecurity di
pertambakan udang adalah mencegah
masuknya penyakit atau jasad patogen
ke dalam wilayah budidaya udang
baik secara langsung maupun tidak
langsung yang dibawa manusia,
hewan dan alat–alat yang digunakan
selama proses budidaya. Untuk
meminimalkan masuknya patogen
tersebut perlu dibuat beberapa sarana
penunjang, antara lain alat pengusir
burung (bird screening device).
Alat pengusir burung mampu
menghasilkan bunyi–bunyian tertentu,
pagar penghambat kepiting masuk ke
tambak (crab screening device) yang
dibuat dari bahan plastik setinggi
40-50 cm, pagar dibuat berjarak 1
meter dari pematang dan mengelilingi
tambak, tempat cuci kaki dan tangan
di pintu masuk agar
meminimalkan patogen
yang mungkin terbawa
manusia yang akan masuk
ke wilayah tambak yang
dicegah, air tempat cuci
kaki disterilkan dengan
chlorine cair atau kaporit
dengan dosis 20-50 mg/l
serta menyaring air masuk
menggunakan saringan 3
lapis.
Tindakan biosecurity
dapat dilakukan dengan
menyaring air yang masuk
dengan saringan multiple
screening 200-250 mikron, dengan
tujuan mencegah masuknya karier
penyakit dan predator.
Mengelola air tambak dimulai
ketika memasukkan air untuk pertama
kalinya dalam infrastruktur budidaya,
yaitu treatment pond (tandon), kanal
sub inlet, kanal distribusi dan culture
pond (tambak budidaya).
Kualitas air yang akan digunakan
untuk budidaya harus diperhatikan
baik secara fisik, kimia maupun
mikrobiologi. Setelah masuk kedalam
fasilitas budidaya, air disterilisasi
dengan crustacide, yaitu bahan kimia
untuk membunuh larva crustacea yang
lolos multiple screening
Setelah sterilisasi air didiamkan
selama 72 jam (aging) untuk mencegah
free living virus menemukan sel inang
baru. Air siap digunakan setelah selesai
aging dan tetap harus melalui multiple
screening. l
37
 Kolom
Perikanan Budidaya
untuk Kebangkitan Ekonomi Indonesia
Secara global, pada tahun 1950, industri perikanan budidaya hanya memiliki output 500
ribu ton setahun, jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan industri perikanan tangkap
yang pada waktu itu sudah mencapai 20 juta ton setahun.
S
eiring dengan berjalannya waktu,
industri perikanan budidaya
tumbuh dengan sangat cepat.
Sebagai contoh, pada tahun 2015,
produksi perikanan budidaya dunia
sudah mencapai +/-90 juta ton,
menyamai produksi industri perikanan
tangkap dunia.
Pada tahun 2015, berdasarkan
data yang dikeluarkan oleh FAO - PBB,
produksi industri perikanan budidaya
didominasi oleh benua Asia dengan
total produksi +/-81 juta ton atau
sebanyak 90% dari produksi global.
Di benua tersebut, negara China
mendominasi produksi dengan angka
keluaran sekitar 47,6 juta ton atau 53%
dari produksi dunia, yang diikuti oleh
Oleh: Dedy Heryadi Sutisna
Anggota Komunitas Maritim Indonesia
(KOMMARI)
38
India dengan total produksi sekitar
4,9 juta ton, dan selanjutnya pada
urutan ke-3 ditempati oleh Indonesia,
produsen perikanan terbesar di Asia
Tenggara (tidak memperhitungkan
rumput laut) dengan total produksi
sekitar 4,3 juta ton. Dari angka
tersebut, diperkirakan produksi dan
konsumsi ikan budidaya akan terus
meningkat di masa depan melampaui
perikanan tangkap.
Raksasa Perikanan Budidaya yang
Tertidur
Komoditas ikan air tawar yang
banyak dibudidayakan di Indonesia
mencakup ikan mas, ikan nila, ikan
lele, ikan patin, ikan bawal, dan ikan
gurame, sedangkan komoditas ikan
air laut yang banyak dibudidayakan
di antaranya adalah ikan kerapu
bebek/tikus, ikan kerapu macan, ikan
kakap putih, ikan kakap merah, ikan
baronang, ikan bawal bintang, ikan
bandeng, dan bahkan ikan tuna sirip
kuning.
Meskipun menjadi produsen
perikanan terbesar urutan ke-3 di
Asia, industri perikanan budidaya di
Indonesia masih sangat jauh tertinggal
apabila dibandingkan dengan
negara-negara tetangga. Hal ini akan
terlihat dengan jelas apabila kita
membandingkan industri perikanan
budidaya Indonesia dengan China dan
Vietnam.
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
Negara China dengan panjang
garis pantai berkisar 30.000 km
mampu memproduksi ikan budidaya
sebanyak +/-47,6 juta ton tahun
2015. Sementara itu, negara
Indonesia yang memiliki panjang
garis pantai jauh lebih panjang
daripada China, berkisar 95.000 km,
lebih dari 300% dari China dengan
kualitas yang lebih baik, hanya
mampu menghasilkan ikan budidaya
sekitar 4,3 juta ton di tahun yang
sama.
Angka ini sangatlah kecil apabila
dibandingkan dengan China,
terutama jika membandingkan
produksi ikan budidaya air laut
Indonesia yang hanya +/-1,4 juta ton
atau hanya 8% dari China yang +/-
15,6 juta ton. Apabila dibandingkan
dengan sesama negara Asia
Tenggara, Vietnam dengan panjang
garis pantai hanya berkisar 3.600km,
negara ini mampu memproduksi ikan
budidaya sebanyak +/-3,4 juta ton.
Dengan hanya bermodalkan
panjang garis pantai 4% dari panjang
garis pantai Indonesia, negara ini
mampu mencapai tingkat produksi
ikan budidaya air laut +/-0,8 juta ton
atau setara dengan 60% produksi
ikan budidaya air laut Indonesia yang
+/-1,3 juta ton. Pada tahun 2018,
Vietnam memproduksi ikan budidaya
sebanyak +/-4 juta ton dengan total
nilai ekspor mencapai 8 milyar USD.
 Dirgahayu
Republik Indonesia
17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2019

Feed  Safety  For  Food  Safety®  

LoGo INFHeM
Perikanan budidaya, Sektor
Penggerak Roda Ekonomi Rakyat
Dari pemaparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa Indonesia
memiliki potensi perikanan budidaya
yang sangat besar. Akan tetapi,
pemanfaatannya masih sangat rendah,
terutama di sektor perikanan budidaya
laut (marine culture).
Padahal, industri perikanan
budidaya mampu menyumbang
devisa yang sangat besar bagi bangsa
Indonesia dan bisa menjadi pilar
ketahanan pangan. Apabila Indonesia
mampu memproduksi ikan budidaya
setengah dari China saja, tentunya
kemiskinan dan kelaparan akan banyak
teratasi di negara ini.
Di samping itu, sektor perikanan
budidaya mempunyai performa
ekonomi yang baik jika dibandingkan
dengan sektor usaha yang lain.
Sebagai contoh, usaha budidaya
ikan jauh lebih menguntungkan dari
usaha kelapa sawit. Kelapa sawit
membutuhkan waktu 5 tahun untuk
panen pertama dan balik modal
dalam kurun waktu 7,5 tahun. Sektor
perkebunan ini mempunyai return of
investment (ROI) 13,3% per tahun.
Sementara itu, usaha budidaya
ikan membutuhkan waktu 7-12 bulan
untuk panen pertama (7 bulan untuk
kerapu macan, 12 bulan untuk kakap
putih) dan payback 7-24 bulan saja (7
bulan untuk kerapu macan, 12 bulan
untuk kakap putih, sekali panen modal
kembali), menghasilkan return of
investment (ROI) 50%-100% per tahun.
Dari aspek lingkungan, budidaya
perikanan dianggap lebih unggul. Sektor
budidaya ikan merupakan usaha yang
paling ramah lingkungan dan paling mu-
rah apabila dibandingkan dengan hasil
ternak lainnya seperti ayam dan sapi.
Ayam dan sapi mengkonsumsi pakan
dan air jauh lebih banyak dibanding-
kan dengan ikan untuk menghasilkan
setiap kilogram biomassa (daging).
40
Gambar Perbandingan panjang garis pantai
Gambar Hasil perikanan budidaya (sumber: FAO)
Potret Industri Perikanan Budidaya
Indonesia
Membangun industri perikanan
budidaya di Indonesia tidak perlu
memulai dari nol. Pada tahun 2015
tercatat di database Kemenko Maritim
terdapat 517.000 pembudidaya ikan
air laut dan 1.623.000 pembudidaya
ikan air tawar.
Saat ini juga terdapat balai-balai
perikanan budidaya di Indonesia yang
meneliti berbagai jenis ikan air tawar
maupun ikan air laut seperti BBRBLPP
Gondol, BBPBL Lampung, BPBL Batam,
BBAP Situbondo, BPBL Lombok, BPBL
Ambon, dan masih banyak lagi. Secara
industri, Indonesia juga memiliki
banyak produsen pakan ikan.
Bahkan, ada juga produsen
keramba jaring apung HDPE (High
Density Polyethylene) terbesar di Asia
Tenggara. Secara industri, sumberdaya
alam, sumberdaya manusia, dan
teknologi yang dimiliki oleh Indonesia
dipandang sudah mencukupi untuk
membangun industri perikanan
budidaya Indonesia.
Saat ini, terdapat 15.800 keramba
jaring apung modern berbahan
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
HDPE yang telah dipasang oleh
Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Desa dan
pemda-pemda setempat. Keramba
jaring apung HDPE ini kebanyakan
digunakan untuk membudidayakan
ikan kerapu, dengan komoditas
pendukung ikan-ikan lokal.
Pada tahun 2015, tercatat
produksi budidaya kerapu sempat
mencapai 5.600 ton dari seluruh
Indonesia. Namun, angka ini anjlok
pada tahun 2016 dengan capaian
hanya 2.000 ton, dan kemudian
anjlok lagi pada tahun 2017 dengan
hanya mencapai 1.000 ton dan itu
berasal dari Sentra-sentra yang
tersisa di Pesisir Selatan, Pandeglang,
Kepulauan Seribu, Bali, Situbondo,
Batam, dan Lampung dengan
produksi yang tidak maksimal.
Disinyalir, salah satu penyebab
anjloknya produksi tersebut karena
sistim logistic pemasaran produk
budidaya laut dalam keadaan
lumpuh sehingga tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Produk
Budidaya Laut pada umumnya
bernilai ekspor tinggi apabila
dipasarkan dalam keadaan hidup
dan dapat dengan cepat terdistribusi
langsung ke sentra pasarnya yang
berada di luar negeri.
Akibatnya, diperlukan alat
angkut yang besar dan dengan cepat
mengangkut produk budidaya laut
dari lokasi budidaya ke Pasarnya di
luar negeri. Sehingga, jika ada kapal
yang mogok operasi untuk mengambil
ikan hidup dari lokasi-lokasi budidaya
(KJA), maka pasar hasil budidaya laut
akan berhenti. Akibatnya, produk akan
tertimbun dan tidak ada yang mau
beli. Jika kondisi ini terjadi, produsen
akan menutup usahanya dan ini akan
mengakibatktkan anjloknya produksi
budidaya laut.
Membangun Perikanan Budidaya
Indonesia
Ada 5 komponen penting yang
sangat fundamental dalam perikanan
budidaya di media air manapun
dilaksanakan. Komponen tersebut
antara lain adalah itikad politik
Pemerintah baik pusat maupun daerah
dengan menerbitkan insentif regulasi
yang dapat mendorong dan menarik
laju bisnis perikanan budidaya.
Sehingga, sektor usaha budidaya
ini melaju kencang tanpa hambatan
yang dikawal oleh kepala daerah.
Faktor berikutnya adalah ketersediaan
benih secara kualitas maupun
kuantitas yang berkelanjutan.
Faktor ketiga adalah teknologi
inovasi yang mendampingi
bisnis perikanan budidaya dalam
meningkatkan efisiensi biaya
produksi yang akhirnya dapat
meningkatkan daya saing produk.
Berikutnya adalah pasar dalam
negeri dan luar negeri sehingga ada
kepastian jual dan ada kepastian
untung bagi produsen. Faktor yang
terakhir adalah mudah mendapatkan
tenaga teknisi dan operator yang
professional.
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
Kebijakan Pemerintah dalam
Perikanan Budidaya
Pemerintah menargetkan
produksi perikanan budidaya mampu
mencapai kebutuhan domestic,
selanjutnya dapat dapat meraih
eksportir Perikanan hasil budidaya
nomor 2 terbesar di dunia. Dengan
diterbitkannya kebijakan di atas,
maka strategi ditempuh yaitu dengan
melakukan gerakan nasional untuk
Dari sektor perikanan
budidaya yang dijabarkan
di atas, diperkirakan setiap
tahunnya dapat menghasilkan
produk perikanan budidaya,
minimal 50% dari produksi
budidaya China dengan
perkiraan memiliki nilai
ekonomi mulai dari sekitar
37,5 milyar USD/tahun.
memproduktifkan wadah-wadah
budidaya air tawar (danau, waduk,
sungai, dan kolam) dari pegunungan
sampai ke pesisir. selanjutnya,
membuat pemetaan komoditas ekspor
ikan air tawar, sehingga tetap unggul
dan berdaya saing tinggi.
Berikutnya adalah dengan
membuat kawasan bisnis perikanan
budidaya air tawar di setiap
Kabupaten/Kota yang dikelola oleh
BUMD kabupaten atau Badan Layanan
Umum (BLU), supaya terwujud sentra-
sentra bisnis perikanan budidaya Air
tawar di setiap Kabupaten/Kota.
Dalam sektor perikanan budidaya
air payau, sampai dengan pertengahan
tahun 2024, paling tidak produksi
perikanan budidaya harus sudah
mencapai angka 75% dari China, karena
kawasan peisisr kita lebih luas dari
China. Produksi budidaya air payau
China tahun 2015 saja sudah mencapai
1,4 juta ton. Jadi kalau dilihat dari
tahun 2015 saja, target Indonesia harus
mencapai 1 juta Ton/tahun.
Dari kebijakan di atas, strategi
ditempuh melalui zonasi tataguna
pesisir untuk usaha budidaya air payau
berdasarkan tingkat teknologi yang
digunakan (Supra intensif, Intensif,
semi intensif dan traditional).
Berikutnya, adalah memetakan
komoditas ekspor air payau yang
memiliki nilai ekonomis tinggi.
Strategi berikutnya adalah penguatan
sinergitas dengan sektor industri dan
perdagangan supaya ada posisi tawar
yang tinggi dalam kegiatan ekspor-impor.
Komoditas ikan air payau walaupun
sedikit, tapi mayoritas komoditas
ekspor seperti udang dan bandeng.
Selanjutnya, dalam sektor
perikanan budidaya air laut,
seyogyanya strategi yang ditempuh
adalah melalui pembangunan kawasan
ekonomi budidaya air laut per provinsi
(UU 23 /2015). Hal ini perlu dilakukan
supaya memudahkan menghitung
optimasi wadah budidaya sekaligus
produktivitasnya untuk wilayah
perairan laut Provinsi.
Strategi yang kedua adalah
membuat pemetaan komoditas
air laut yang memiliki nilai ekspor
tinggi, dan strategi berikutnya adalah
penguatan sistem logistik pemasaran
produk budidaya laut antara sentra
produksi dengan sentra pasar, baik di
dalam maupun di luar negeri. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengeliminasi
hambatan non-tarif dalam
perdagangan produk budidaya laut.
Dari tiga sektor perikanan
budidaya yang dijabarkan di atas,
diperkirakan setiap tahunnya dapat
menghasilkan produk perikanan
budidaya, minimal 50% dari produksi
budidaya China dengan perkiraan
memiliki nilai ekonomi mulai dari
sekitar 37,5 milyar USD/tahun. Dengan
demikian, perikanan budidaya dapat
berkonstribusi sangat nyata di dalam
memperbaiki ekonomi Indonesia. l
(Ed: Noerhidajat)
41
 Organisasi

Diskusi Udang Bersama FKPA

Foto bersama seluruh peserta disukusi

Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur (FKPA) menggelar diskusi Budidaya Udang

pada Kamis 25 juli 2019, di Kalianda, Lampung. Diskusi ini dihadiri sekitar 100 orang
yang terdiri dari petambak, pelaku usaha budidaya dari perusahaan pakan, obat-
obatan, dan peralatan sarana prasarana perudangan.

salah satu pendiri Organisasi FKPA

Lampung.
Diskusi budidaya udang seperti
ini, kata Hanung, sangat baik karena
memberikan edukasi positif bagi insan
budidaya. Terlihat dari animo peserta
Foto-foto: Hanung Hernadi

yang banyak memberikan pertanyaan

kritis untuk menggali lebih dalam
tentang produk dan aplikasinya di
tambak mereka
Hal senada juga disampaikan
oleh Technical Marketing Executive
Disinfection PCTS Specialty Chemicals,
Acara diskusi

T
ema yang diusung yakni menge-
nai aplikasi Desinfectan untuk
mengendalikan penyakit viral
dan bakterial pada budidaya udang
yang disampaikan oleh Grin Swangda-
charuk. Technical Marketing Manager
Asia Pacific. Lanxess. Sementara untuk
materi cara mengelola resiko budidaya
udang vaname, disampaikan oleh Ak-
rom Muftih. Technical Sales Support.
PT. Harvest Ariake Indonesia.
“Maksud dan tujuan diadakan
acara diskusi tersebut adalah untuk
mendapatkan info budidaya terkini
dan ter-up date. Baik tren budidaya di
Indonesia maupun luar Indonesia, serta
mengedukasi masyarakat terhadap
pentingnya menjaga kesehatan udang
dan lingkungan, sehingga biosekuriti
bisa berjalan dengan benar,” ungkap
Hanung Hernadi, GM PT.Poseidon
Aquakultur Group, yang juga merupakan
Setiawan Aditia, menurutnya
secara umum adalah bagaimana
manajemen budidaya udang yang baik
agar dapat memberikan hasil yang
diharapkan. khusus dari kami sebagai
produsen desinfektan Virkon Aquatic,
kami menyampaikan pentingnya
penggunaan desinfektan sebagai
salah satu alat untuk mencegah dan
mengendalikan masalah penyakit pada
budidaya udang, baik yang disebabkan
oleh bakteri ataupun virus. l (Vira/Resti)

42 Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur

Tokoh

Christopher Jason Sjarif

Inovasi Dukung
Budidaya Udang Masa Kini
“Pikiran hebat mendiskusikan ide, pikiran rata-rata mendiskusikan kejadian, sementara
pikiran kecil, mendiskusikan orang”- Eleanor Roosevelt

S
ama seperti awal mula
tercetusnya pasar udang
yang lahir dari generasi muda
berbakat, bermula dari sebuah ide
ketika Jason CEO dari pasar udang
terjun dalam dunia pertambakan
udang di tahun 2015.
“Saat itu adalah kali pertama
saya mengenal dunia pertambakan
udang. Dari situ saya melihat bahwa
dunia pertambakan sangatlah
konvensional dan inefisien. Melihat
apa yang teknologi telah disrupt
di banyak industri seperti gojek di
layanan transportasi, traveloka di
layanan hotel, saya rasa sudah saatnya
untuk industri pertambakan udang
mengalami hal-hal ini. Pertama kali launch core
saya datang ke tambak, saya lihat product Pasar
Udang di bulan
bahwa setiap business process dari Agustus 2019
pertambakan sangatlah inefisien dan acara PMI Bali
Bound.
tidak traceable, mulai dari pembelian
produk, pencatatan, pemberian pakan,
hingga penjualan udang itu sendiri. menempuh pendidikan Computer pandangannya, “Perkembangan
Melihat semua proses yang kurang Science and Technology di Beijing bisnis udang kurang maksimal.
efisien, terbentuklah Pasar Udang,” Institute of Technology, bahkan Dwi Lembaga-lembaga keuangan di
ungkap Jason. juga telah mengikuti dan menjuarai Indonesia belum bisa dan kurang
Pasar udang sendiri merupakan beberapa kompetisi IT di tingkat berani memberi bantuan modal
aplikasi yang dapat diunduh secara nasional hingga internasional. kepada petani pengusaha udang. Oleh
gratis melalui playstore untuk android Sementara Cofounder terakhir a Rizky karena itu pelaku budidaya masih
dan disusul dalam waktu dekat untuk Darmawan, beliau adalah petambak, harus mengandalkan dana sendiri
pengguna Ios. Tim dibalik pasar udang buyer udang, serta Ketua Petambak untuk memulai usaha. Hal inilah yang
terdiri dari Jason sebagai CEO, Rizky Muda Indonesia dan Ketua SCI menyebabkan perkembangan produksi
Darmawan (cofounder), Arrival Dwi Sumbawa. udang di Indonesia tertinggal bila
Sentosa (cofounder) . Melihat kenyataan bisnis budidaya dibandingkan dengan negara-negara
Jason dan Arrival Dwi Santosa udang yang arusnya masih naik lain seperti India dan Equador. Dengan
kebetulan pernah sama-sama turun, Jason pun turut menuturkan adanya perkembangan teknologi dan

44 Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur

pendataan yang lebih baik, diharapkan
kedepannya usaha tambak udang
bisa lebih menarik untuk perbankan
maupun investor.”
Untuk memperkenalkan
pada masyarakat, Pasar Udang
sudah melakukan soft lunching di
Banyuwangi bertepatan dengan
simposium nasional budidaya udang
vaname 2019 di bulan February, “ini
adalah first appearance kami di dunia
pertambakkan, lalu kami launch core
product kami dan menjadi speaker
di acara PMI Bali Bound di bulan
Agustus 2019, banyak juga yang
sedang menantikan diluncurkannya
product kami untuk versi web dan IOS.
Beberapa petambak sudah mencoba
untuk mengimplementasikan di
Jason menjelaskan aplikasi Pasar Udang kepada pengunjung.
tambaknya masing-masing. Kami
sedang menunggu feedback dari seperti pabrik pakan, obat-obatan, PasarUdang Hub bertujuan untuk
petambak.” ungkap Jason. probiotik, HDPE dan kebutuhan menghubungkan petambak dengan
Aplikasi PasarUdang terdiri tambak lainnya. Fitur kedua ada buyer-buyer udang di seluruh
dari tiga fitur, yaitu Pasar Udang PasarUdang Farmbook bertujuan Indonesia.
Marketplace, PasarUdang Farmbook untuk membantu petambak dalam Dalam beralih dari petambak
dan Pasar Udang Hub. Fitur pertama mengelola pengoperasian tambak konvensional ke era digital, tentu tidak
yakni PasarUdang Marketplace mereka sehari-harinya dan melihat mudah dalam mengedukasi mengenai
bertujuan untuk menghubungkan aktifitas-altifitas tambak mereka teknologi di dunia pertambakan
petambak dengan supplier product secara realtime. Fitur ketiga, memang bukanlah hal yang mudah,
namun Jason sangat optimis lambat
laun masyarakat akan mulai menerima
dan merasakan manfaatnya.
“Tantangan terbesarnya adalah
mindset dari petambak-petambak
sendiri , ibarat seperti tokopedia
di awal-awal tahunnya. Untuk
mengenalkan teknologi ke petambak
sangatlah tidak mudah karena belum
merasakan dampaknya dan awareness
mengenai teknologi di dunia
pertambakan masih sangat minim,”
tukasnya.
Jason juga berharap dengan
adanya app PasarUdang dapat
membantu petambak mengelola
operasi pertambakan mereka agar
lebih efektif dan efisien dan dapat
Paling kiri, Rizky Darmawan (Co-founder), Christopher Jason Sjarif (Founder and CEO),
membantu petambak untuk upscale
Haris Muhtadi (Advisor), Arrival Dwi Sentosa (Co-founder and CTO) tambak-tambak mereka. l (Vira)

Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 45

Berita
Masa Depan Perikanan dan Kelautan
Ada di Tangan Generasi Muda
Suasana upacara penerimaan mahasiswa baru FPIK Unpad 2019-2020
F
akultas Ilmu Perikanan dan Kelautan (FPIK) Universitas
Padjadjaran melaksanakan upacara penerimaan
mahasiswa baru tahun akademik 2019/2020 di Aula
Gedung 2 FPIK Unpad, Jatinangor.
Dalam acara tersebut Dekan FPIK Unpad, Dr. sc. agr.
Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si meresmikan sebanyak 246
orang mahasiswa baru secara
simbolis. Acara ini juga
dihadiri oleh para petinggi
fakultas dan ketua program
studi FPIK Unpad.
Dalam sambutannya,
Yudi menyambut kedatangan
seluruh mahasiswa baru
dari seluruh program studi
jenjang Sarjana dan Sarjana
Terapan dengan harapan agar
mahasiswa bisa berkontribusi
memperkenalkan keunggulan Albert Linton Charles
maritim Indonesia.
“Saya harap kalian sebagai mahasiswa Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan dapat memperkenalkan
kekayaan dunia kelautan dan perikanan Indonesia kepada
dunia melalui media. Tidak hanya belajar di kelas tetapi ada
banyak kreativitas yang bisa dikerjakan untuk menyadarkan
Indonesia akan kekuatan sektor maritim kita,” ucap Yudi.
Upacara penerimaan mahasiswa baru ini menghadirkan
pembicara dari National Taiwan University of Science and
Technology (NTUST), Albert Linton Charles, Ph.D. Albert
memberikan orasi ilmiah dengan tema “Sustainability
in Fishery Food Industry”. Pada acara tersebut, profesor
46
bidang Biokimia Makanan (Food Biochemistry) ini
memberikan pandangan kepada mahasiswa baru tentang
pentingnya sektor kelautan dan perikanan terhadap
kelangsungan pangan internasional.
“Membangun kembali sektor perikanan dan memulih­
kan stok ikan di tahun 2020 merupakan hal yang penting
demi keberlanjutan pangan. Sektor perikanan dan kelautan
sangat penting bagi dunia. Sekitar 1,5 miliar orang memiliki
mata pencarian di sektor perikanan dan 2,6 miliar orang
mendapatkan protein sebanyak 20% dari ikan,” jelas Albert.
Selain mengetahui pentingnya wawasan maritim
berkelanjutan, mahasiswa juga ditekankan untuk
berkontribusi bagi nasib para nelayan kecil. Saat ini nelayan
kecil di negara berkembang masih memiliki kesejahteraan
hidup yang rendah dibandingkan jasanya yang besar dalam
pengadaan makanan laut.
“Saat ini kita bisa menikmati hasil laut dengan
mudah setiap harinya. Namun harus kita ketahui bahwa
pendapatan nelayan kecil di negara berkembang berada di
rata-rata hanya US$ 1 per
harinya. Mereka bahkan
tidak bisa menyekolahkan
anaknya hingga ke
perguruan tinggi,” ujarnya.
Albert Linton Charles,
Ph.D. berpesan kepada
seluruh mahasiswa baru
Foto-foto: Unpad
yang hadir di kesempatan
kali ini untuk mulai
memikirkan kontribusi
yang akan mereka lakukan
Yudi Nurul Ihsan untuk dunia perikanan dan
kelautan di masa depan.
“Pikirkanlah kontribusi apa yang bisa kita lakukan
untuk beberapa tahun ke depan bagi dunia perikanan.
Saya harap ilmu yang kalian dapatkan dari profesor kalian
bisa memperbaiki ketahanan pangan dunia, terutama
negara berkembang. Mulailah dari komunitas kalian di sini,”
pungkasnya.
Dalam upacara penerimaan mahasiswa baru tersebut,
selain dihadiri oleh mahasiswa FPIK Unpad Kampus Jatina­
ngor, acara ini juga dihadiri mahasiswa Perikanan PSDKU
Pangandaran dan mahasiswa dari program studi terbarunya,
yaitu Sarjana Terapan Pariwisata Bahari. l (Unpad)
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
Berita
“Kerapu” Siap Berkontribusi
untuk Sektor Perikanan
Foto bersama peserta Kerapu Discussion Corner
K
eluarga Alumni Perikanan Undip
(Kerapu) siap berkontribusi nyata
bagi kemajuan sektor perikanan
nasional. Kontribusi tersebut baik
melalui sumbang fikir maupun
terjun langsung menjadi wirausaha
di bidang perikanan. Ada lebih dari
7000 alumni perikanan Undip yang
tersebar di Indonesia dan aktif dalam
berbagai latar belakang bidang,
termasuk sebagian besar dalam sektor
perikanan.
Demikian disampaikan, Abdul
Kadir Karding, Ketua Umum Keluarga
Alumni Perikanan Undip (Kerapu) yang
juga anggota DPR RI dari Fraksi PKB,
saat menjadi pembicara kunci pada
Kerapu Discussion Corner. di Hotel
Sofyan Jakarta beberapa waktu lalu.
Karding juga menekankan kedepan
arah kebijakan perikanan harus
memegang prinsip pembangunan
berkelanjutan. Menurutnya ini
penting, sehingga pemanfaatan nilai
ekonomi benar benar dapat dirasakan
secara jangka panjang. Intinya
menurut Karding, pengelolaan sektor
perikanan harus secara seimbang
Info Akuakultur| Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019
ekonomi sumber dayanya luar biasa
besar. Jadi harus betul betul dikelola
secara terukur, tidak eksploitatif”,
pungkas Karding.
Sementara itu, Didik, pengusaha
industri pengolahan patin nasional
yang juga alumni perikanan Undip,
mengatakan kedepan industri
pengolahan harus diperkuat.
Menurutnya industri pengolahan
memberikan kontribusi besar
terhadap peningkatan devisa ekspor.
Untuk itu, ia meminta pemerintah
fokus dalam menjamin efisiensi
produksi, suplai produk di hulu, iklim
usaha dan investasi yang kondusif,
dan meningkatkan daya saing
produk.
“Intinya begini. Pelaku usaha
jangan dibiarkan berperan sendiri.
Pemerintah sebagai regulator
mendorong 3 (aspek) yakni
kepentingan perlindungan
sumber daya, sosial dan
ekonomi.
“Jadi prinsip pengelolaan
perikanan berkelanjutan
itu, harus mendorong
keseimbangan aspek ekologi,
ekonomi dan sosial. Bukan
“zero sum game” yakni
aspek satu mematikan aspek
lain. Jadi harus berimbang Suasana Kerapu Discussion Corner berlangsung
melalui pemanfaatan
secara efisien. Lima tahun terakhir harus mengeluarkan kebijakan yang
ini, kalau dari sisi kepentingan ekologi benar benar menyentuh hal hal
bagus, tapi sayang belum fokus pada mendasar dan kebutuhan pelaku
pemanfaatan nilai ekonomi. Jadi usaha. Contoh sinergi antara asosiasi,
paradigma ini yang harus kita rubah ke KKP dan Seco Unindo yakni Branding
depan,” ujar Karding. market “Indonesian Pangasius”, dan
Karding menambahkan, inti alhamdulillah preferensi konsumen
dari perikanan berkelanjutan yakni bagus. Disini kita butuh peran
bagaimana melakukan pemanfaatan pemerintah lebih besar dalam menata
sumber daya perikanan secara efisien sistem logistik nasional, sehingga
untuk kepentingan generasi saat ini logistic performance indeks (LPI)
tanpa mengorbankan kepentingan naik dan secara langsung berdampak
generasi yang akan datang. pada peningkatan dasa saing produk
“Sebagai insan perikanan, kita perikanan Indonesia di pasar global,”
harus memahami ini. Apalagi potensi ungkap Didik. l
47
Berita Sekilas

Temu Lapang Budidaya Udang Kabid Budidaya Dinas Kelautan

dan Perikanan Pemkab Jeneponto, Hj
Marlina Lahabo, mengatakan sosialisasi
temu lapang udang windu di Kabupaten
Jeneponto merupakan yang pertama
kali dilaksanakan di Jeneponto.
“Kita berharap kegiatan ini dapat
meningkatkan budidaya udang windu
dan dapat memberi pengetahuan
kepada kita semua, khususnya bagi
para penerima percontohan budidaya
udang windu berkonsep kawasan di
Jeneponto,” kata Hj Marlina Lahabo.
Menurutnya, Pemerintah berupaya

O rganisasi Perangkat Daerah (OPD)

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Provinsi Sulawesi Selatan gelar Temu
lapang budidaya udang, di Kantor OPD
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupat-
en Jeneponto, Jumat, 30 Agustus 2019.
Temu lapang udang dibuka oleh
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Pemkab Jeneponto diwakili Kabid
Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan
Pemkab Jeneponto, Hj Marlina Lahabo.
Acara itu dihadiri Staf Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Sulsel, Tamzil, Tim tekhnis
percontohan budidaya udang
windu berkonsep DKP Provinsi
dan Rombangan, Tim tekhnis
percontohan budidaya udang windu
dan koordinator penyuluh Kabupaten
Jeneponto beserta ketua dan anggota
pemateri percontohan budidaya
udang windu berkonsep kawasan.
terus meningkatkan produksi udang
dengan memanfaatkan lahan-lahan
yang di 114   hektar laha di  7 kecamatan
pesisir yang ada di Kabupaten Jeneponto.
”Kabupaten Jeneponto,
merupakan salah satu lokasi tambak
percontohan budidaya udang pada
2019, untuk kita berharap program ini
dapat terlaksana dengan baik sehingga
mencapai target yang kita inginkan,”
jelasnya. l (makasarterkini.)

Panen Udang Vaneme di Bone

B upati Bone Dr A Fahsar M Padjalangi, menghadiri panen
perdana udang vaname, teaching factory budidaya tam-
bak busmetik di Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, Kabu-
paten Bone. Udang Vaname (Lithopenaeus vannamei) adalah,
udang yang berasal dari bagian barat pantai Amerika Latin.
Udang ini telah berhasil dibudidayakan di daerah tropis,
di beberapa wilayah Indonesia. Tambak udang yang dipanen
Bupati A Fahsar M Padjalangi, dikelola langsung Sekolah
Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Bone.
Dalam rilisnya kepada tribunbone.com, Bupati
A Fahsar M Padjalangi, mengaku bangga atas capaian yang
dilaksanakan oleh SUPM Negeri Bone. “Pembudidayaan Vaname yang dilakukan
“Potensi daerah Bone seperti tambak udang vaname SUPM Bone, menggunakan tambak busmetik merupakan
ini, harus terus dikembangkan demi kesejahteraan pengembangan teknologi budidaya udang, yang saat ini
masyarakat,” kata bupati dua periode ini. dijadikan media pembelajaran, untuk mencetak peserta
Sementara itu Kepala SUPM Bone, Nurdin Kasim didik yang terampil dalam budidaya udang,” katanya.
menuturkan, teknologi busmetik, sangat cocok untuk Selain itu, udang vaname memiliki pertumbuhan lebih
budidaya udang vaname, karena udang vaname dapat cepat, lebih tahan terhadap penyakit, dan memiliki segmen
dipelihara dalam kepadatan tinggi, di atas 100 ekor/m3. pasar yang fleksibel. l (berbagai sumber)

48 Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur

 HUT Ke-74
Proklamasi
Kemerdekaan
Republik
Indonesia
17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2019
Inspirasi
Kesempatan
Harus Dibuat Sendiri
I
ni kisah seorang penulis legendaris yang kritis, Pak Pram
adalah nama panggilannya. Pramoedya Ananta Toer
adalah nama aslinya, Ia lahir di Blora, 6 Februari 1925.
Beliau sering mengkritik pemerintahan lewat cerita-cerita
di dalam novelnya, karena itulah beliau sering keluar
masuk penjara, sejak masa kolonial sampai pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto inilah, Ia
harus diasingkan ke Pulau Buru lantaran dianggap seorang
yang pro-Komunis. Malangnya, tidak hanya diasingkan,
semua bukunya dilarang dari peredaran. Ia bahkan ditahan
tanpa pengadilan.
Di dalam pengasingannya, Ia merasakan bagaimana
kerasnya hidup di pulau yang belum terjamah oleh
pembangunan. Di sana Pak Pram pun dipaksa untuk bekerja
rodi dan melakukan pembukaan hutan dan pekerjaan berat
lainnya. Tidak hanya itu, Pak Pram dan tahanan lainnya
sering mendapatkan tindakan keras dari para pengawal.
Anehnya, walaupun Pak Pram diasingkan, Ia tidak patah
semangat dalam menghasilkan karya. Jiwanya sebagai
seorang sastrawan membuat dirinya tidak bisa dipenjara
meski Ia diasingkan. Bahkan, Ia menceritakan pada teman-
teman tahanannya, bahwa dirinya menulis novel yang masih
setengah jadi dan ingin melanjutkannya.
Namun baginya, ia tidak boleh menunggu kesempatan
datang, jika ia harus menunggu sampai kesempatan yang
baik datang untuk bisa menulis, saat Ia berada di tempat
yang mendukung untuk menulis, saat semua fasilitas
tersedia, artinya tidak akan nada karya yang tercipta.
Menunggu kesempatan hanya akan membuat
langkahnya tertahan karena kesempatan belum tentu
datang. Maka, apa yang bisa Ia lakukan adalah dengan
membuat kesempatannya sendiri.
Di dalam pengasingan, jelas bahwa menulis adalah hal
yang menantang. Pak Pram sudah dibebani dengan aneka
pekerjaan berat di ladang sehingga sudah kelelahan dan
tidak bisa menulis. Beruntung, pemberitaan di luar negeri
tentang penahanan wartawan dan sastrawan di Indonesia
50
Aditya Permadi
memunculkan desakan dari publik luar negeri untuk
memberikan kebebasan pada para wartawan dan satrawan.
Karena desakan inilah, setelah beberapa lama berhenti
menulis, Pak Pram akhirnya bisa melanjutkan menulis atas
perijinan kepala keamanan. Ia membuat kesempatannya
sendiri dan berusaha mendapatkan mesin tik dari
temannya dari luar negeri, sekalipun mesin tik itu tidak
pernah sampai ke tangannya.
Mesin tik yang baru pemberian kawannya dari luar
negeri diganti dengan mesin tik usang yang pitanya harus
dibuat oleh para tahanan. Walaupun begitu, Pak Pram tetap
bersyukur karena Ia telah mendapatkan kesempatannya
berkarya.
Ia pun rutin meluangkan waktunya dalam setiap
harinya, selama lima menit untuk membaca dan lima belas
menit untuk menulis dengan berburu waktu senggangnya
sendiri. Ia sendiri yang harus mengatur waktu dan
menciptakan peluangnya sendiri agar bisa menulis, bukan
menunggu dipersilahkan oleh para penguasa di tahanan.
Pak Pram bahkan masih harus berkerja keras untuk
menyembunyikan tulisan itu di tempat yang aman,
agar tidak ketahuan oleh pihak keamanan. Sebab, di
penjara, sekalipun telah diberi ijin, pihak keamanan tidak
sepenuhnya memberi dukungan.
Bahkan, jika tulisannya diketahui oleh pihak keamanan,
tulisan itu bisa disita dan dibakar. Dibantu oleh teman-
teman tahanannya, Pak Pram juga berupaya keras meng­
aman­kannya dan menyembunyikan tulisannya. Selain
menyembunyikan tulisan-tulisannya, teman-teman Pak Pram
juga membantu menerbitkan tulisannya di negara lain.
Pak Pram memang beruntung memiliki teman-teman
tahanan yang bersedia membantunya menggarap novel-
novelnya. Para tahanan yang menjadi sahabatnya ini
memberikan informasi dan memberikan inspirasi dalam
menentukan karakter tokoh-tokoh novelnya. Beliau sangat
senang menerima aspirasi dari teman-temannya, dengan
bantuan teman-temannya ini, Ia banyak menerima ilmu
baru. l
Edisi No. 54/Tahun V/Juli 2019 | Info Akuakultur
Iklan