C AG I
P U S K E S M AS
( Catatan Ahli Gizi Puskesmas )
Penyusun:
Suratman Abdillah Fajar, S . G z
Ahli Gizi UPT Puskesmas Citeras
Kec. Malangbong, Kab. Garut , Prov. J a wa Barat
Nakama Gizi Remember : The Falling Leaf, Never Hates the Wind,
Find Your One Piece.....^_^v
hal
No ISI
1 Prakata ............. 2
2 Daftar Isi ............. 3
Saat Pertama kali kita diberi Amanah sebagai Ahli Gizi Puskesmas berikut
ini beberapa hal yang harus kita ketahui dan siapkan :
2. Nutrisionis Ahli
Nutrisionis pertama
- Penata mud a , III/a
- Penata muda Tk I, III/b
Nutrisionis M uda
- Penata, III/c
- Contoh S K :
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PU SKESMAS C IT ER AS
Nomor : ....../SK/Ctrs/1 /2 0 2 2
TENTANG
P E NA N GG U NG JAWA B P RO G R A M GIZI
D E NGA N RAHMAT TUHAN YANG MAHA E S A ,
KEPALA P U S K E S M AS CITER AS,
M E MU TU S KAN
Menetapkan J A WAB PRO G R AM G IZI PUSKESMAS
P E NA N G GU N G
CITERAS.
Ditetapkan : Ga rut
di Pada : 1 Ja n ua ri 2022
Tanggal
KEPALA P U S KE S M AS CITERAS
...............................................
NI P. . .. . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . .
a. Tugas Pokok
Membantu Kepala Puskesmas dalam memberikan pelayanan
Kesehatan kepada masyarakat khususnya dibidang gizi
b. Fungsi
Melakukan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pemantauan,
menganalisis dan mengevaluasi program pembinaan gizi masyarakat
di wilayah kerja puskesmas
c. Kegiatan
1. Dalam Gedung :
Pengelolaan Program Gizi
• Melaksanakan Perencanaan Program
• Melaksanakan Pencatatan dan pelaporan
• Melaksanakan Pemantauan Wilayah Setempat
Pelaksanaan : • Registrasi u m u m
• Pengukuran antropometri (BB, TB atau LILA)
• Penentuan status gizi
• Anamnesa Gizi
• Perencanaan diet
• Pemberian konseling
Rujukan : -
Pelaksanaan
Handbook :
Cagi Puskesmas |• Azura
Memantau dan 2022
E-Book tahun membina pelaksanaan
24
penimbangan B B dan TB/PB pada hari buka
posyandu
• Melakukan entri pada aplikasi sigizi terpadu (
EPPGBM)
• Verifikasi data di lapangan
• Merekap dan mengolah data hasil pengukuran
• Membuat laporan hasil
Ditetapkan di
Garut
Pada Tanggal
1 J a nu ar i 2022 KEPALA P U S K E S M A S
.........
..../SK/Ctrs/1/2022
Kepala Puskesmas
Kasubag TU
Syarat Jabatan
1. Pendidikan : Minimal Diploma 3 Gizi
2. Memiliki STR Aktif
3. Memiliki SIP Aktif
Kepala Puskesmas
Ketua Mutu
BA B 5
BA B 2 U K M BA B 3 UKP BA B 4 PPN
M U TU
Catatan : sebenarnya posisi ahli gizi bisa dimana aja di dalam tim akreditasi, tetapi yang erat
kaitannya ada 4 BA B , BA B U K M , BA B UKP, BA B PPN dan BA B M utu
Syarat J a b a t a n
1. Pendidikan : Minimal Diploma 3 Gizi
1. Analisis situasi/Kebutuhan
a. Pengkajian mencakup kegiatan
a) Pengumpulan data :
- Sumber Data bisa didapat dari data dasar puskesmas, PIS-
PK, S M D / M M D, IKM, Profil, Riset Terbaru, P S G , Si- Gizi
Terpadu dan sumber lainnya
- Data Capaian Indikator Program Gizi
- Data cakupa n lintas program terkait gizi seperti data
cakupan skrining a nak sekolah, K1 dan K4 ibu hamil,
jumlah bayi lahir hidup, persalinan ditolong nakes dan
faskes, ka sus hipertensi dan D M .
- Data kesehatan lingkungan dan P H B S
- Data tentang sumber daya
program gizi (sarana, prasarana, alat, S D M , ,
Anggaran dari berbagai sumber.
- Data kondisi sosial ekonomi
- Data kebutuhan sarana dan prasarana
- Data kebutuhan obat dan program gizi
b. Diganosis Program Gizi Puskesmas
menggunakan rumusan P E S (problem Etiologi dan Sogn
Symptom dengan sasaran program
b. Dituangkan dalam RU K c .
INDIKATOR K I N E R JA GIZI
TARGET 5 TAHUN
NO INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024
Rumus Perhitungan :
J u m l a h bumil
% Ibu =
anemia
X 100
hamil
J u m l a h bumil yang
diperiksa H B
Sumber data :
• Pelaporan KIA
• Kohort Ibu
• Alat Test H b
• B u k u KIA
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja
gizi
Definisi Operasional : ibu hamil dengan
lingkar lengan atas (LILA) <23.5 cm
Rumus Perhitungan :
% Jumlah bumil
KE K bumil = Jumlah bumil yang
X 100 KE K
diperiksa LILA
Sumber data :
• Pelaporan KIA
• Kohort Ibu
• PITA LILA
• Buku KIA
Rumus Perhitungan :
% bumil dapat
J u m l a h bumil dapat
TTD 9 0 tablet
= TTD 90 tablet X 100
J u m l a h bumil yang ada
% bumil J u m l a h bumil konsumsi
konsumsi TTD = TTD 90 tablet X
100 90 tablet J u m l a h bumil yang ada
Sumber data :
• Pelaporan
KIA
• Kohort Ibu
• B u k u KIA
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Definisi Operasional : ibu hamil KE K yang
mendapat makanan tambahan (PMT)
Rumus Perhitungan :
J u m l a h bumil K EK
% bumil KEK =
dapat PMT X
100
dapat PMT J u m l a h bumil KE K yang
ada
Sumber data :
• Pelaporan
KIA
• Kohort Ibu
• B u k u KIA
• Laporan
PMT
Puskesma
s
Frekuensi laporan :
Handbook Cagi Puskesmas | Azura E-Book tahun• 2022
setiap bulan 45
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Rumus Perhitungan :
Sumber data :
• Pelaporan
KIA
• Kohort Ibu
• B u k u KIA
• Laporan
vitamin A
Puskesma
s
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
B PELAYANAN KESEHATAN BAYI DAN
BALITA
Definisi Operasional : bayi baru lahir
dengan berat badan <2500 gram (BBLR)
Rumus Perhitungan :
J u m l a h bayi B BLR
% bayi BB LR = J u m l a h bayi BB LR X 100
hidup ditimbang
Sumber data :
• Pelaporan
KIA
• Kohort Ibu
• B u k u KIA
• Timbanga
Handbook Cagi Puskesmas | Azura E-Book tahun 2022
n BB 46
terstandar
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Definisi Operasional : bayi mulai menyusu
segera setelah lahir dengan cara kontak
kulit ke kulit antara bayi dan ibunya
minimal 1 jam
Rumus Perhitungan :
% bayi lahir =
J u m l a h bayi lahir IM D X
100
IM D J u m l a h bayi lahir hidup
Sumber data :
• Pelaporan
KIA
• Kohort Ibu
• B u k u KIA
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Definisi Operasional : bayi usia 0 - 5 bulan
29 hari, yang diberi ASI saja tanpa maka nan
atau cairan kecuali obat berdasarkan recall
1x24 jam.
Rumus Perhitungan :
Sumber data :
• Pelaporan KIA
• B u k u KIA /KMS
Frekuensi laporan :
• setiap bulan februari dan agustus
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Rumus Perhitungan :
J u m l a h bayi 6 bulan
% bayi 6 bulan =
ASI Eklusif
X
100
ASI eklusif J u m l a h bayi 6 bulan
yang di recall
Sumber data :
• Pelaporan KIA
• B u k u KIA /KMS
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Definisi Operasional : bayi usia 6-11 bulan
mendapat kapsul vitamin A warna biru, dan
anak usia 12-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A warna merah.
Rumus Perhitungan :
Sumber data :
• B u k u KIA /KMS
• Laporan vitamin A
Frekuensi laporan :
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Rumus Perhitungan :
J u m l a h balita gizi
% balit a gizi ku at
rang bulan mendap
kurang
= PMT X
bulanmendapat
100
PMT J u m l a h balita gizi
kurang
Sumber data :
• B u k u KIA /KMS
• Laporan PMT
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Rumus Perhitungan :
Sumber data :
• B u k u KIA /KMS
• Laporan masyarakat
• Hasil Penimbangan balita
• Hasil pelacakan kasus balita gizi
buruk
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Definisi Operasional : balita usia 6-59
bulan dengan kategori status gizi kurang
(BB/U <-2 S D yang mendapat suplementasi
taburia.
Pelaporan :
Sumber data :
• B u k u KIA /KMS
• Hasil penimbangan setiap bulan
• Laporan PMT/suplementasi gizi
Rumus Perhitungan :
J u m l a h balita ditimbang
% D/S =
J u m l a h seluruh balita
X 1 00
Sumber data :
• Pelaporan KIA
• B u k u KIA /KMS
• Laporan SIP
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Rumus Perhitungan :
Jumlah
% K/S =
balita KMS Jumlah
X 100
seluruh balita
Sumber data :
• B u k u KIA /KMS
• Laporan SIP
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Definisi Operasional : anak usia 0 sd 59
yang naik timbangannya (N/D)
16 C a kup an Balita yang ditimbang
Yang Naik Berat Badannya (N/D) Rumus Perhitungan :
Sumber data :
• B u k u KIA /KMS
• Laporan SIP
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Definisi Operasional : anak usia 0 sd 59
dengan kategori status gizi menurut indeks
B B / U (<-2 SD)
Rumus Perhitungan :
J u m l a h balita B B / U (<-2SD)
% K/S = X 100
J u m l a h balita yang ditimbang
Sumber data :
• Pelaporan KIA
• B u k u KIA /KMS
• Laporan SIP
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Definisi Operasional : anak usia 0 sd 59
dengan kategori status gizi Stunting (pendek
dan sangat pendek) menurut indeks TB /U
atau P B /U memiliki z-score <-2 S D
Rumus Perhitungan :
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Definisi Operasional : anak usia 0 sd 59
dengan kategori status menurut indeks
B B /T B atau B B / P B memiliki z-score <-2 S D
Atau balita usia 6-59 bulan dengan LILA
<11.5 cm (+edema)
Rumus Perhitungan :
Sumber data :
• B u k u KIA /KMS
• Laporan SIP
Frekuensi laporan :
• setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
C PELAYANAN KESEHATAN R E M A JA
Definisi Operasional : remaja perempuan
12- 18 tahun yang bersekolah di S M P/ SM A
sederajat mendapat dan meminum TTD
seminggu 1 tablet.
Rumus Perhitungan :
Sumber data :
• Laporan U K S
• Catpor TTD
Frekuensi laporan :
• setiap tiga bulan
Target
• Sesuai target
indikator kinerja
gizi
D PELAYANAN K ESEHATAN
K ELUARGA
Definisi Operasional : jumlah rumah
tangga yang mengkonsumsi garam
beryodium. Menggunakan iodine Test. J i k a
garam mengandung yodium maka akan
berubah menjadi warna ungu
Rumus Perhitungan :
Sumber data :
• Laporan U K S
• Laporan test garam beryodium
Frekuensi laporan :
• Minimal 1 tahun sekali
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
E PELAYANAN DI FASILITAS
K ESEHATAN
Definisi Operasional :
jumlah kabupaten/kota yang minimal 70%
dari jumlah puskesmasnya melakukan
kegiatan pengumpulan data, analisis data
serta diseminasi data.
22 Persentase Kabupaten/Kota
Melaksanakan Surveilans Gizi Rumus Perhitungan :
Sumber data :
• Laporan U K S
• Laporan garam beryodium
Frekuensi laporan :
• Setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
Rumus Perhitungan :
% J u m l a h puskesm as mam pu
puskesm as tatalaksana gizi bur uk
mampu = Jumlah puskesmas yang ada X
100 tatalaksana
gizi buruk
Sumber data :
• Sertifikat pelatiha n tatalaksana gizi
buruk
• Sop tatalaksana gizi b uruk
Frekuensi laporan :
• Setiap bulan
Target
• Sesuai target indikator kinerja gizi
6 Persentase Bayi dengan Berat B adan Lahir 3.8 3.9 2.2 0.0
Rendah (Berat Badan <2500 gram)
PELAYANAN KE SEHATAN R E M A JA
C
20 C a kupan Remaja Putri mendapat Tablet 54 0.0 0.0 97.0
Tambah Darah (TTD)
Mengetahui,
Kepala Puskesmas . . . . . . . .
NAMA KA PUS
NIP.196.......
S K Pengesahan Kepala
Puskesmas Cover
Kata
Pengantar
Daftar Isi
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Bela
kang
B. Tuju
an
C. Sasa
ran
D. Land
asan
H uk
um
E. Defin
isi
Oper
asion
al
F. Ruan
g
Ling
kup
BAB II.
K E B I JA K A N
PELAYANAN
GIZI DI
P U SK ESM AS
A. Kebij
akan
Dasa
Handbook Cagir Puskesmas | Azura E-Book tahun 2022 60
Pusk
esma
s
9. Alur Pelayanan Gizi Puskesmas Dalam Gedung
Pasien Datang
Loket Pendaftaran
Rujuk ke
Assesment gizi Fasyankes
lebih tinggi
Monitoring
Evaluasi
Tindak Lanjut
3 : Kursi
2
Berikut Daftar logistik minimal yang harus dimiliki Ahli Gizi Puskesmas
No Nama Barang Jumlah
1 Antropometri KIT :
- Timbangan Digital 1
- Dacin 1
- Metlin 1
- Pengukur tinggi badan 1
- Pengukur panjang badan 1
- Pita LILA 1
2 ATK (pulpen, pensil, penggaris, penghapus, Sesuai kebutuhan
staples, tip ex, buku , gunting)
3 Tempat s a bun, handsoap tisu 1
4 Poster Gizi/lembar balik 2 bua h
5 Food model/piring ma ka nku 1 set
6 Leaflet gizi 5 bua h
7 Vitamin A Sesuai kebutuhan
1 Pendahuluan
2 Latar belakang
3 Tujuan U m u m dan Tujuan Khu s us
4 Kegiatan Pokok dan rincian kegiatan
5 Ca ra melaksanakan kegiatan
6 Sasaran
7 Jadwal pelaksanaan kegiatan
8 Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9 Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Contoh KAK :
K E R AN GK A ACUAN KEGIATAN
PELACAKAN GIZI BURUK
UPT PUSK E SM AS . . . . . . . . DINK ES KAB. . . . . . .
TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
Isi Latar Belakang bisa merujuk ke buku pedoman surveilans gizi dan
pedoman pelacakan dan penanganan balita gizi buruk.
III TUJUAN
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
V. CA RA MELAKSANAKA N KEGIATAN
VI. SASARAN
1. Bayi 0 – 11 bulan
2. Anak 12 – 59 bulan
No Nama SOP
Rawat Jal an
1 Penyuluhan kelompok
2 Penimbangan Balita
3 Distribusi MP-ASI
4 Distribusi Tablet Tambah Dara h (TTD) ibu hamil dan ibu nifas
5 Distribusi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri
6 Distribusi Vitamin A
7 Perencanaan program
8 Konseling Gizi
9 Konseling PMBA
10 Pemantauan garam beryodium
11 PMT Bumil KE K
12 PMT Pemulihan
13 Penanganan Balita tidak naik berat badan
14 Keluarga Kadarzi
15 Penetapan dan Klasifikasi Gizi B uruk
16 Pengukuran berat badan dengan Dacin
17 Pengukuran berat badan dengan timbangan injak
18 Pengukuran fat analyszer
19 Pengukuran lingkar kepala
20 Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
21 Pengukuran Panjang Ba da n
22 Pengukuran Tinggi Ba da n
23 PWS GIZI
24 Tatalaksana Deteksi Dini Gizi B uruk
Rawat Inap
29 Pengolahan Ba ha n Ma ka na n Diet
30 Perencanaan Anggaran Belanja
31 Perencanaan Menu
32 Evaluasi ma ka na n
33 Penerimaan bahan ma ka na n
34 Pengolahan bahan ma kana n
35 Penyimpanan bahan ma kana n basah
36 Penyimpananan bahan ma ka na n kering
37 Persiapan bahan ma ka na n
38 Pemberian informasi pelayanan ma ka na n pasien
39 Penawaran ma ka na n
40 Pengambilan ma ka na n
41 Penyajian ma kana n
42 Permintaan ma ka nan
Program atau ahli gizi Puskesmas merupakan salah satu bagian yang
sangat penting dalam proses akreditasi versi 5 bab. Secara U m u m
seluruh proses akreditasi setiap nakes harus terlibat atau ta hu. Berikut
sedikit gambaran kaitan program gizi dengan proses akreditasi versi 5
bab :
TENTANG
TIM KO N VE RG E N SI STUNTING P U S K E S M A S
D EN GA N RAHMAT TUHAN YA N G MAHA
E S A , KEPALA P U S K E S M A S CITER AS,
MEM UTUSKAN
Ditetapkan di : G arut
Pada Tanggal : 1 J an ua ri 2022
KEPALA P U S K E S M A S . . . . . . . . .
..../SK/Ctrs/1/2022
Jabatan N am a Profesi
TENTANG
Penanggung J aw ab Kepala Puskesmas
:
Gizi
I. SUSUNAN PENANGGUNG JAWAB TIM KO N V ERGE N SI STUNTING
Bidan Desa
Perawat
Anggota
Surveilan
Kesling
Promosi Kesehatan
Dalam membuat bukti kegiatan selalu ingat moto akreditasi, tulis apa
yang kita kerjakan, dan kerjakan apa yang kita tulis. ahli gizi
puskesmas wajib mempunyai buku catatan harian. D a n unt uk
membuktikan kegiatan kita harus selalu siapkan “UANG” :
- U : undangan atau pemberitahuan (bisa tertulis, terjadwal atau via
Chat)
- A : Absen atau daftar hadir peserta
- N : Notulen atau hasil Visum dibuku catatan harian kita atau form
- G : Gambar atau foto harus jelas (minimal menjawab kegiatan apa,
siapa, kapan dan dimana)
Daftar Hadir
Gambar/foto
MUST
NRS 2012
>17 Tahun MST (sering digunakan)
SNST
SGA
MNA (khusus lansia)
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
No rekam medis :
J e n i s Kelamin : Laki-laki perempuan
Jawaban (skor)
No Pertanyaan
Tidak Ya
1 Pasien tampak kurus 0 1
2 Ada penurunan berat badan 1 0 1
bulan terakhir ?
3 Apakah ada salah satu dari 0 1
kondisi berikut :
- Diare >4x/hari atau muntah
>3x/hari dalam
seminggu terakhir
- Asupan makan berkurang
selama satu minggu terakhir
Nilai Score : 0 resiko rendah, 1-3 Resiko Sedang, 4-5 resiko Tinggi
(Pasien resiko sedang dan lanjut harus ditindaklanjuti oleh Ahli Gizi
atau Tenaga Kesehatan yang sudah diberikan delegasi wewenang)
Tan gga l :
Nama Pemeriksa
: Tanda tan gan :
Nama Pasien :
Tanggal Lahir :
No rekam medis :
J e n i s Kelamin : Laki-laki perempuan
No Pertanyaan S KO R
1 Apakah pasien ada turun berat badan tidak di
inginkan dalam 6 bulan terakhir
Tidak 0
Tidak yakin (ada tanda baju longgar) 2
Ya ada penurunan Berat badan
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
Tidak tahu berapa kg turunnya 2
2 Apakah ada penurunan nafsu makan /kesulitan
makan
Ya 1
Tidak 0
J u ml ah Skor
Nilai Score : 0 resiko rendah, 1-3 Resiko Sedang, 4-5 resiko Tinggi
(Pasien resiko sedang dan lanjut harus ditindaklanjuti oleh Ahli Gizi
atau Tenaga Kesehatan yang sudah diberikan delegasi wewenang)
Tan gga l :
Nama Pemeriksa
: Tanda tan gan :
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama Anak :
Anak ke :
Tempat Tanggal Lahir :
Umur (Tahun,Bulan ) :
Jenis Kelamin :
Nama Ayah :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Nama Ibu :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Alamat Lengkap : RT/RW
PENGUKURAN
II. ANTRHOPOMETRI
A. Saat
Lahir : 1. Bidan 2. Paraji
Penolong gr
Persalinan
cm
Berat Badan ( 0,0 kg)
:1. Cesar 2. Normal 3.Induksi
RIWAYAT
IV. KEHAMILAN
1. Pemeriksaan kehamilan mulai (Minggu ke ) :
2. Hamil ke :
3. Pernah keguguran : 1. Ya 2 Tidak
4. Mendapat Fe pada usia kehamilan (minggu ke) :
5. Minum Fe selama hamil (Tablet) : Tablet
: puskesmas:
6. Fasilitas pemeriksaan kehamilan lainnya :
B. SAAT INI
1. Makanan Pokok (Bubur , Tim , Nasi) :
a. Berapa kali dalam sehari
b. Berapa banyak dalam sekali makan Mangkok
2. Protein Hewani
a. Berapa kali dalam sehari :
b. Berapa banyak dalam sekali makan potong
3. Protein Nabati
a. Berapa kali dalam sehari :
b. Berapa banyak dalam sekali makan : potong
4. Sayuran
a. Berapa kali dalam sehari :
b. Berapa banyak dalam sekali makan : sdm
5. Buah
a. Berapa kali dalam sehari :
b. Berapa banyak dalam sekali makan : Potong / buah
6. Jajanan :
XI MONITORING EVALUASI
Garut,
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Citeras Tenaga Pelaksana Gizi
distribusi 50 50 100
februari 2021
Stock sisa 50 50 200
distribusi
Maret 2021
Stock sisa
Mengetahui
Nip :19630802
Ahli Gizi puskesmas juga Harus terlibat aktif dan berperan dalam
mendukung kegiatan PKK di wilayah kerjanya. Berikut beberapa
kaitan Program gizi dengan PKK
P O K JA PKK Jen is Kegiatan Gizi
Pokja 3. Program - Mengadakan lomba cipta menu
Sandang sehat dan bergizi
- Penyuluhan tentang
ke anekaragman
makanan nusantara
- Membukakan
kesadaran masyarakat untuk
konsumsi ma ka na n beragam
bergizi dan berimbang
Mengenal kelompok dasa wisma : yaitu ibu ibu yang berasal dari 10-20
kepala keluarga rumah yang bertetangga unt uk membantu melaksanakan
program pokok PKK. Sederhananya Da s a wisma : ibu ibu dari 10 KK yang
bertetangga sebagai ujung tombak program PKK
Sasaran - Bayi
Posyandu - Balita
- Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
- Pasangan Usia Subur
- H+1 B u k a posyandu
a. Pemutakhiran data sasaran
b. Membuat diagram/balok S KD N
c. Tindak lanjut kepada sasaran yang tidak datang
d. Mengajak unt uk datang di bulan depan
7. Sumber Daya Apa Saja yang dipakai dalam pelaksanaan inovasi ini :
8. Apa yang dihasilkan dari Inovasi Ini?
9. Mekanisme apa yang digunakan un tuk memantau kemajuan dan
mengevaluasi inovasi ini?
10. Masalah atau kendala apa yang muncul pada saat pelaksanaan
inovasi ini . lalu apa yang bisa dilakukan
D. PERUBAHAN YANG DIHASILKAN SE B E LU M DAN SE SU DA H
11. Sebelum adanya inovasi ini?
12. Se sud ah adanya inovasi ini
E. MANFAAT YANG DIHASILKAN
13. Manfaat dari Inovasi
Tanda tangan pengusu inovasi dan instansi
Minimal
1 Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk
2 Pelatihan Asuha n Gizi /NCP di Puskesmas
lainnya
3 Ikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi resmi
seperti Bapelkes, U P E L KE S dll, serta pelatihan atau seminar
lainnya dari organisasi profesi resmi yang ber SKP P ERSAGI
Status gizi ibu hamil bisa kita lihat dengan Ibu Hamil di ukur Lingkar
lengan Atas (LILA) : disebut Kurang Energi Kronis (KEK) jika LILAnya (<23.5
cm)
Selain itu kita juga bisa melihat dari kenaikan berat badan ibu hamil
sumbernya dari pedoman pelayanan gizi saat ma sa tanggap darurat covid 19
dari kemenkes RI tahun 2020 :
1 <18.5 Kurus 1.5 - 2.0 4.5 – 6.5 6.6 – 9.5 12.5 – 18.0
2 18.5 -24.9 Normal 1.5 - 2.0 4.0 – 6.0 6.0 – 8.0 11.5 – 16.0
3 >25 – 29.9 B B Lebih 1.0 – 1.5 2.5 – 4.0 3.5 – 6.0 7.0 – 11.5
4 >30 Obesitas 0.5 – 1.0 2.0 – 4.0 3.5 – 5.0 5.0 – 9.0
a. Neonatus/Bayi
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan
(WHO.2014). Infant/Bayi adalah anak usia 1-12 bulan.
b. Balita (Bawah Lima Tahun)
Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun atau biasa
digunakan perhitungan bulan anak usia 12 – 59 bulan
c. Anak (Pediatric)
Anak (Pediatric) adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun ,
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dengan kata lain anak
seseorang yang berusia 0-18 tahun (Undang-undang no 23 tahun 2002, PMK
no 25 & WHO)
d. Remaja (Youth)
Remaja adalah seseorang yang berusia 0-19 tahun dan belum kawin
(Kemenkes. RI)
Contoh 1 :
Contoh 2
Tanggal hari ini : 2 April 2017
Keterangan :
Jika hasil pengurangan tanggal hari sama dengan negatif ( maka hasil usia bayi -1
bulan)tetapi jika hasil pengurangan tanggal hari positif (hasil usia bayi – 0 bulan)
Berat badan (BB) atau Weight adalah gambaran massa tubuh seseorang.
Sedangkan Tinggi Badan/Panjang Badan (TB/PB) atau Height adalah jarak yang
diukur antara tumit bawah kaki dengan puncak kepala pada saat berdiri tegak. Alat
ukur tinggi badan (meteran)
Panjang Badan digunakan untuk anak usia 0 sampai 24 bulan yang diukur
terlentang, tetapi bila anak usia 0-24 bulan di ukur berdiri maka hasil pengukurannya
ditambah 0.7 cm.
Tinggi Badan digunakan untuk anak usia >2 tahun (> 24bulan) yang di ukur
dengan berdiri. Tetapi bila anak usia >2 tahun di ukur tinggi badannya telentang
maka hasil pengukuran dikurangi 0.7 cm.
3. Berat Badan Kering atau Berat Badan Koreksi (BBK) atau Dry Weight
Jika ada kondisi penumpukan cairan baik edema atau ascites maka untuk BB
Aktualnya gunakan Berat badan Kering (Berat Badan Koreksi) :
Tungkai 5-10 %
Ascites 10-15%
Scrotal 15-20%
Atau :
Tingkat oedema ascites
Ringan ( bengkak pada tangan atau kaki -10% BBA -2,2kg
Sedang (Bengkak pada wajah dan tangan
-20% BBA -6kg
atau kaki)
Berat ( Bengkak seluruh Tubuh) -30% BBA -10kg
(di buku adisty., et.al.2012)
Atau :
Tingkat edema ascites
Ringan ( bengkak pada tangan atau kaki -1 kg -2,2kg
Sedang (Bengkak pada wajah dan tangan ata kaki)
-5 kg -6kg
Berat ( Bengkak seluruh Tubuh) -10 kg -14kg
(Mendenhall.1992)
a. Perkiraan Berat badan untuk anak usia 1–16 tahun (Emerg Med J. 2012)
Berat Badan = 3 x (usia tahun) + 7
Sedangkan status gizi anak usia 0 – 5 tahun, bisa menggunakan Z-score Berat Badan
menurut Umur (BB/U), dan untuk anak usia 5 – 18 tahun gunakan IMT/U tetapi kita bisa
gunakan tabel CDC Growth chart BB/U 2-18 tahun. untuk tabel yang lain bisa Liat tabel
z-score di lampiran).
Yang biasa digunakan pada anak 0-5 tahun adalah kategori z-score BB/U
A. Untuk menghitung status gizi anak dengan percentile CDC growth chart (Liat
tabel percentile WHO di lampiran)
Atau menggunakan Grafik, dibawah ini adalah grafik kategori BB/U, grafik yanglain bisa
dilihat lampiran :
Obesitas >120 %
Overweight 110-120%
Gizi Baik 85-110 %
Gizi Kurang 70,1 – 84,9 %
Gizi Buruk <70%
Estimasi ini di gunakan untuk menghitung status gizi BB/U anak 0-10 tahun,
dalam kondisi darurat dan tidak memiliki tabel Z-score ataupun CDC.
Untuk rumus perhitungan Z-scorenya masih sama seperti perhitungan Z-score pada
umumnya, hanya perbedaannya. Cara menentukan Median, -1SD, dan +1SD.
Rumusnya :
Catatan : Rumus ini tidak terlalu direkomendasikan, hanya saja bisa digunakan dan
dijadikan gambaran untuk mengetahui status gizi anak BB/U secara cepat dalam
kondisi yang benar benar darurat. (Suratman, AMG)
Metode ini merupakan salah satu cara mengukur status gizi anak berdasarkan
persepsi subjektif. Metode ini dilakukan dengan menunjukan gambar , terdiri dari tujuh
gambar siluet anak laki-laki dan perempuan yang diberi nomor 1 sampai 7.
Cara menggunakannya adalah orangtua anak akan diminta untuk menujuk 1 gambar
yang menurut orangtua itu sesuai dengan kondisi anak mereka pada saat ini.
Perkiraan TB anak
Laki-Laki ((TB ibu + TB Ayah) : 2) + 7
Perempuan ((TB ibu + TB Ayah) : 2) - 7
E. Menentukan status Gizi KEP atau protein Energi Malnutrisi menggunakan ratio Lingkar
lengan atas dan lingkar kepala.
Kategori Nilai
Normal >0.310
Kategori Klinis
Tampak sangat kurus dan atau ada
Gizi Buruk edema pada kedua punggung kaki
atau seluruh tubuh.
Gizi Kurang Tampak kurus
4. Anoreksia
5. Pneumonia Berat
6. Anemia Berat
7. Infeksi
8. Dehidrasi Berat
9. Gangguan Elektrolit
10. Hipoglikemia
11. Hipotermi
12. Hiperpireksia
13. Penurunan kesadaran
Banyak rumus yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan gizi /kalori Anak-anak.
jika status gizi pasien normal gunakan Berat Badan Aktual (BBA) untuk perhitungan
kebutuhannya, dan bila status gizi pasien malnutrisi baik underweight ataupun over/obesitas
sebaiknya gunakan Berat Badan ideal (BBI) untuk perhitungannya (American College of Chest
Physicians equation),
Jika akan memberikan energi secara bertahap untuk mencegah refeeding
syndrom,ataupun menggunakan tahapan tatalaksana gizi buruk, maka baiknya
gunakan berat badan aktual. Rumus Rumus kebutuhan gizi/kalori seseorang baik orang
sehat ataupun pasien sakit diantaranya :
Laki-laki :
11-14 tahun : 55 x berat badan
15-18 tahun : 45 x berat badan
Perempuan:
11-14 tahun : 47 x berat badan
15 -18 tahun : 40 x berat badan
Usia 3 -8 tahun
Laki-Laki : 88.5 – (61.9 x usia) + FA x (26.7
x BB + 903 x Tinggi(m)) + 20 kcal
Laki-laki Wanita
Ringan 1 1
Sedang 1.13 1.16
Aktif 1.26 1.31
Sangat 1.42 1.56
Aktif
Laki-laki Wanita
Ringan 1 1
Sedang 1.13 1.16
Aktif 1.26 1.31
Sangat 1.42 1.56
Aktif
Faktor stress
(ADA.manual clinic dietetic.2000) & Health Link .Wshington.ed
Operasi 1-1,2
trauma 1,2-1,6
infeksi berat 1,2-1,6
Faktor stress
(ADA.manual clinic dietetic.2000) & Health Link .Wshington.ed
Operasi 1-1,2
trauma 1,2-1,6
infeksi berat 1,2-1,6
Peradangan/Inflamasi saluran cerna/ selaput 1,05-1,25
rongga perut (Peritonitis)
Patah Tulang 1,1-1,3
infeksi dengan trauma 1,3-1,5
Sepsis 1,2-1,5
Cedera Kepala 1,3
Kanker/ Tumor 1,1-1,45
Luka Bakar berdasarkan luasnya :
0%-20% 1-1,5
20%-40% 1,5-1,85
40%-100% 1,85-2,05
Demam 1 + 0.13 (setiap kenaikan 1C)
Faktor Aktifitas
Bed rest 1
Bisa bergerak terbatas 1.2
Bisa Berjalan 1.5
Aktifitas Normal 1.7
Sumber , who 1985
Catatan : Berat badan ideal sesuai dengan median dilihat dari tabel status gizi kategori
BB/PB bisa dilihat di lampiran tabel . Data BB dan TB pada pasien anak harus ada.
(17 x usia (tahun) + (48 x BB) + (292 x suhu tubuh (C) – 9677
14. Rumus kebutuhan Energi dan protein untuk Bayi BBLR < 1500 gram (1.5 kg)
Rumus ini diambil dari literatur clinical pediatric dietetic 2007. Source Tsang et al.
a. Enteral Hari ke- 1 Transisi Growing
Energi 50 – 60 kalori x BB 75 -100 kalori x BB 110 -150 kalori x BB
Protein 2 g x BB 3.5 g x BB 3.4-4.4 g x BB
b. Parenteral Hari ke- 1 Transisi Growing
Energi 40 – 50 kalori x BB 60 - 85 kalori x BB 90-115 kalori x BB
usia Kalori
0-1 tahun 90-120 x Berat Badan (kg)
1-7 tahun 75-90 x Berat Badan (kg)
7-12 tahun 60-75 x Berat Badan (kg)
12-18 tahun 30-60 x Berat Badan (kg)
>18 tahun 25-35 x Berat Badan (kg)
Sumber : Pediatric Surgery Handbook 2008
f. Rumus Malnutrisi
Rumus ini merupakan salah satu rumus untuk pasien anak yang mengalami gizi
buruk. rumusnya:
Handbook Cagi Puskesmas | Azura E-Book tahun 2022 142
Fase Stabilisasi hari ke 1-2 pasca ditemukan malnutrisi
Cairan = 30 ml x BB
Handbook Cagi Puskesmas | Azura E-Book tahun 2022 144
Dan juga Kebutuhan air minum anak berdasarkan Usia anak :
Usia Kebutuhan Air minum
Bayi 0-6 bulan 700 ml (from ASI)
Bayi 7 – 12 bulan 800 ml (Asi + makanan+minuman)
Anak 1-3 tahun 900 ml
Anak 4-8 tahun 1200 ml
Laki-laki 9-13 tahun 1800 ml
Perempuan 9-13 tahun 1600 ml
m. Rumus baxter
Rumus ini digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan dan elektrolit pada pasien
luka bakar. Rumusnya ;
Kebutuhan cairan = %luka bakar x BB x 4 ml ringer laktat.
𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖(𝒋𝒂𝒎)𝒙 𝟔𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
Digunakan untuk menghitung perkiraan berat badan bayi dalam kandungan. Dengan
cara mengukur tinggi fungdus perut . rumusnya :
TEE = (BMR + SDA 10%) x Faktor Aktifitas + Faktor aktifitas harian + Faktor
Pertumbuhan.
Contoh Soal :
Maka untuk menghitung kalorinya, 5 gram dextrose x 3.4 = 17 kalori. Jadi dalam
100 cc dextrose 5% mengandung 17 kalori.
X. Rehidrasi
1. Dewasa (Adult)
Dewasa adalah seseorang yang berusia 18 – 60 (hurlock 1990).
A. Antropometri Dewasa
Berat badan (BB) atau Weight adalah gambaran massa tubuh seseorang.
Sedangkan Tinggi Badan/Panjang Badan (TB/PB) atau Height adalah jarak yang diukur
antara tumit bawah kaki dengan puncak kepala pada saat berdiri tegak. Alat ukur tinggi
badan (meteran) dan untuk Berat Badan ( timbangan/dacin/bathroom scale/timbangan
digital)
2. Berat Badan Kering atau Berat Badan Koreksi (BBK) atau Dry Weight
Jika ada kondisi penumpukan cairan baik edema atau ascites maka untuk BB
Aktualnya gunakan Berat badan Kering (Berat Badan Koreksi) :
Sedang (Bengkak pada wajah dan tangan atau kaki) -20% BBA -6kg
Atau berat badan pasien untuk pasien obese bisa menggunakan formula
nhanes ii Adjusted Body weight (ABW). Rumusnya adalah :
Status Gizi adalah ukuran mengenai kondisi tubuh manusia. Cara mengetahui Status
Gizi :
A. Status Gizi Dewasa :
Untuk status gizi orang dewasa usia >17 tahun maka banyak rumus yang bisa di
gunakan yaitu :
b. Rumus IMT Dewasa (Kemenkes RI)
Rumus IMT = BB / TB(m) ²
Selain itu, status gizi bisa di tentukan dengan metode LILA. Metode ini bisa di gunakan
pada pasien pediatrik, Dewasa ataupun Lansia atau usia > 1 tahun.
% percentile LILA : 𝑳𝑰𝑳𝑨 𝒅𝒊 𝒖𝒌𝒖𝒓
x 100 %
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑳𝑰𝑳𝑨
Obesitas >120 %
1 .Lingkar Pinggang
Laki = ≤ 90cm ( Normal)
Wanita = ≤ 80cm ( Normal)
a. Wanita Usia Subur atau ibu hamil = < 23,5 cm ( beresiko Kurang Energi Kronis ( KEK)
b. pada Laki-laki = ≤ 20 cm (Resiko Malnutrisi)
Atau
1. Rumus Mifflin.
Rumus ini, rumus yang sering digunakan oleh dietitian di Rumah sakit, untuk
menghitung kebutuhan orang sakit. Rumusnya :
BMR Laki = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) + 5
BMR Wanita = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x usia) – 161 Energi =
Faktor stress
(ADA.manual clinic dietetic.2000)
Operasi 1-1,2
trauma 1,2-1,6
Handbook Cagi Puskesmas | Azura E-Book tahun 2022 162
infeksi berat 1,2-1,6
Peradangan/Inflamasi
saluran cerna/ selaput rongga perut 1,05-1,25
(Peritonitis)
Patah Tulang 1,1-1,3
infeksi dengan trauma 1,3-1,5
Sepsis 1,2-1,5
Cedera Kepala 1,3
Kanker/ Tumor 1,1-1,45
Luka Bakar berdasarkan luasnya :
0%-20% 1-1,5
20%-40% 1,5-1,85
40%-100% 1,85-2,05
Demam 1,2 per
Atau
Faktor Stress (di buku penutun diet, asuhan gizi, dll)
Tidak Ada stres, status gizi normal 1,1
Stres Ringan : peradangan saluran cerna, 1,2-1,4
kanker, bedah efektif, trauma, demam,
operasi, cidera kepala ringan
3. Rumus GGK/CKD/CRF
Rumus ini digunakan untuk pasien dengan masalah pada ginjal.
Kebutuhan Energi :
jika usianya < 60 tahun = ( 35 x BBIdeal)
kebutuhan protein :
jika tanpa Haemodialisa = ( 0,6 – 0,8 x BB Aktual).
Jika haemodialisa atau CAPD = 0,8 - 1,2 x BB Aktual
4. Rumus Curreri
6. Rumus Sylvia-escoutstump
Rumus ini di ambil dari literatur buku sylvia-escoutstump, digunakan untuk pasien
yang mengalami gangguan saluran napas atau paru-paru. Rumusnya :
TB-Paru :
15. Rumus Kebutuhan Cairan pada pasien CKD (IWL/Insensibel water Loss)
Selain itu, status gizi bisa di tentukan dengan metode LILA. Metode ini bisa di gunakan
pada pasien Lansia atau usia > 1 tahun.
% percentile LILA : 𝑳𝑰𝑳𝑨 𝒅𝒊 𝒖𝒌𝒖𝒓
x 100 %
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑳𝑰𝑳𝑨
c. Perkiraan IMT (BMI) untuk LANSIA ( >60 tahun) dengan LILA ( jeremy powel,UK
dietitien)
Rumus ini pernah di teliti pada pasien lansia di Hongkong. Rumusnya :
Pria = (1,1 x LILA) – 6,7
Wanita = (1,01 x LILA) – 6,7
TB-Paru :
12. Rumus Kebutuhan Cairan pada pasien CKD (IWL/Insensibel water Loss)
Kebutuhan Cairan = 500 ml-700 ml + jumlah urin yang keluar (ml)
Catatan jika suhu tubuh naik 1 derajat celcius ditambahkan (+ 12-15 %)
Jadi energi yang didapat adalah: 4 Kkal/g untuk karbohidrat, 4 Kkal/g untuk protein,
dan 9 Kkal/g untuk lemak.
Sistem penilaian energi dalam makanan ini dikemukakan oleh Dr W.O. Atwater
pada tahun 1899. Atwater membuat experimen dengan menganalisis feses 3
pemuda Amerika selama 3-8 hari. Atwater menemukan bahwa hanya 92% protein, 95%
lemak dan 99% karbohidrat yang diserap oleh tubuh. Perhitungan jumlah energy dalam suatu
bahan makanan
Untuk kebutuhan protein juga bisa menggunakan satuan g/Kg berat badan. Pada
beberapa kondisi atau sesuai keperluan.
Kondisi khusus Kebutuhan protein
Anak <1 tahun 2-3 gram x BB
Anak 1-6 tahun 1,5-2,5 gram x BB
Anak 7-10 tahun 1,3-2 gram x BB
Anak 11-17 tahun 1 – 1,3 gram x BB
Normal 0,8 gram x BB
Stres ringan 1-1,2 gram x BB
Stres sedang/Critical illnes/Injury 1-1,5 gram x BB
Infeksi, demam, bedah minor, peradangan 1-1,2 gram x BB
Pasca bedah mayor, infeksi berat, kanker 1,4 – 1,75 gram x BB
Sedangkan untuk kebutuhan mikronutrien bisa di lihat dari AKG 2013 keluaran
Kementerian Kesehatan. hanya saja untuk beberapa kasus pasien, kebutuhan mikronutrien
disesuaikan dengan kebutuhan atau keperluan.
Contoh soal :
BB = 40
Total energi : 1500,
Protein : 0,8/kgBB,
Lemak : 25 %
KH by Different ?
Jawab :
o Protein = 0,8 x 40 = 32 x 4 = 128 kkal
o Lemak = (0,25 x 1500) = 375 kkal
o KH by Different (kkal) = energi – (protein+lemak)
= 1500- 503 = 997 kkal
GOLONGAN I
GOLONGAN III
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI
1 Satuan Penukar = 75 Kalori, 5 g Protein, 3 g Lemak dan 7 g Kh
Bahan Makanan Berat URT Ket.
2 sdm
Kacang hijau 20 g
S+
Kacang kedele 25 g 2 ½ sdm
S+
Kacang merah 20 g 2 sdm
Kacang tanah 15 g 2 sdm S+ Tj+
Kacang tolo 20 g 2 sdm
Keju kacang tanah 15 g 2 sdm Tj+
S++
Oncom 40 g 2 ptg kcl
Tahu 110 g 1 biji bsr
S+
Tempe kedele 50 g 2 ptg sdg
Pete segar 55 g ½ gls
Sayuran B
1 Satuan Penukar (100 g) = 25 Kalori, 1 g Protein dan 5 g Kh
Bahan Makanan Ket. Bahan Makanan Ket.
+
K S+
Bayam Kangkung
K+ S+
Bit Kucai
S++ S+
Buncis Kacang panjang
S+
Brokoli Kecipir
S++
Caisim Labu siam
++
S K+
Daun Pakis Labu waluh
S+ S++
Daun kemangi Pare
S+
Genjer Pepaya Muda
S+ S+K+
Jagung muda Rebung
S+ S+
Jantung pisang Sawi
S+K+ S+K+
Kol Toge kacang hijau
S++ K+ S++
Kembang kol Terong
K+ S+
Kapri muda Wortel
Sayuran C
1 Satuan Penukar (100 g) = 50 Kalori, 3 g Protein dan 10 g Kh
Bahan Makanan Ket. Bahan Makanan Ket.
+ +
S K S+
Bayam merah Kacang kapri
GOLONGAN VI SUSU
Lemak Jenuh
Bahan Makanan Berat URT Ket.
K+
Kelapa 15 g 1 ptg kcl
Lemak babi/sapi 5g 1 ptg kcl
Mentega 5g 1 sdt
Minyak kelapa 5g 1 sdt
Minyak kelapa sawit 5g 1 sdt
K+
Santan 40 g 1/3 gls
Keju krim 15 1 ptg kcl
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan elektrolit ( air ), diencerkan
dengan air hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi
1000 ml. Larutan bias langsung diminum atau dimasak selama 4 menit . Pertahankan cairan
tetap menjadi 1000 ml
Catatan : Jika ada diare, susu yang digunakan susu free laktosa.
Transisi
(jumlah cairan setiap kali
Hari ke 3-7 F-100 6 kali
minum disesuaikan menurut
kebutuhan)
Rehabilitasi 3 kali
F-100
(jumlah cairan setiap kali
minum disesuaikan menurut MP ASI/Makanan 3 kali
Minggu
kebutuhan) lumat (250 kalori/porsi)
ke-2 sampai 6
ditambah makanan
tambahan : 1 kali
Sari buah
(MP ASI/makanan lumat, (45-50 kalori/porsi)
dan sari buah)
Catatan : untuk pemberian Asi frekuensinya bebas baik pada fase stabilisasi, transisi
maupun rehabilitasi
Cara Membuat
Campurkan tepung beras, susu, gula,
Masak di api kecil, lalu aduk sampai matang.
Angkat lalu sajikan bertahap
3. Tim
Campur
Bahan Makanan URT Berat
Beras 2 sdm 20
Ayam Fillet 1 potong kecil 25
Tahu 1 potong kecil 10
Wortel ¼ potong 25
Minyak 1 sdt 5
Air 3 gelas 600
Nilai Gizi
Energi 216 kalori
Protein 8.09 g
Lemak 11.9 g
Karbohidrat 19.4 g
Kalsium 27.5 mg
Besi 1.74 mg
Vitamin A 3210 mcg
Thiamin 0.76 mg
Vitamin C 1.5 mg
Cara Membuat
Disajikan
No Jenis Makanan Akan segera Belum
dalam
disajikan akan
waktu lama
disajikan
1 Makanan Kering 25-30C
2. Makanan berkuah >60C -10C
3 Makanan Cepat Basi
≥65,5C -5-1 C
(santan, telur, Susu)
4 Makanan disajikan dingin 5 – 10 C <10 C
𝟕𝟐 𝒙 𝑲𝒓𝒆𝒂𝒕𝒊𝒏
Normal ≥90
Kerusakan Ginjal ringan 60-89
Gagal ginjal kronik stadium menengah 30 -59
Gagal ginjal kronik berat 15-29
Gagal ginjal kronik Terminal <15 atau Dialisis
Kliren creatinin
𝒌𝒓𝒆𝒂𝒕𝒊𝒏𝒊𝒏 𝒖𝒓𝒊𝒏 (𝒎𝒈/𝒅𝒍 ) 𝒙 𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒖𝒓𝒊𝒏 (𝒎𝒍/𝟐𝟒 𝒋𝒂𝒎
= 𝒙 𝟏.𝟕𝟑
3600
Derajat Edema
Derajat I + Kedalamannya 1-3 mm, dengan waktu kembali 3 detik
Derajat II ++ Kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
Derajat III+++ Kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
Derajat IV++++ Kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali lebih dari 7 detik
A. Nutrition Assessment
B. Nutrition Diagnosis
C. Nutrition Intervention
D. Nutrition Monitoring and Evaluation
b. Assesment Biokimia
Misal : glukosa, H B , kolesterol dan profil lipid, as am urat, dll
Tingkat masyarakat : profil anemia gizi besi
c. Assesment Fisik-klinis
Tanda tanda vital, nafsu ma ka n , fungsi menelan dll
Tingkat masyarakat : data jumlah/prevalensi terkait data
diatas
f. Standar Pembanding
Standar pembanding yang rujukan atau sumber literaturnya dapat
dipercaya atau resmi.
Assesmen Gizi
1. Antropometri : Hasil pengukuran berat badan, Tinggi badan dan LILA dan
status gizi
2. Laboratoriu, : Pemeriksaan H B , darah lengkap
3. Fisik klinis : wajah pucat, badan kurus, terlihat letih lesu, hilang nafsu
ma ka n , edema, demam, diare dll
4. Riwayat gizi : a supa n ma ka n balita, pola ma kan balita, kebiasaan ma ka n ,
vitamin A, pola a su h, budaya ma kan , akses ketersediaan pangan/makanan
5. Riwayat klien : usia, jenis kelamin, etnis, riwayat penyakit, kelainan bawaan,
riwayat imunisasi, akses ke posyandu, sosial ekonomi, keluarga merokok
Diagnosa Gizi
Intervensi Gizi
a. Tujuan Intervensi :
Memberikan a supa n ma ka na n yang sesuai dengan kebutuhan secara
bertahap untuk mencapai berat badan ideal
b. Pemberian ma ka na n :
Bila Rawat J a l a n
- Berikan formula F-100 atau RUTF secara bertahap
- Fase rehabilitasi Awal (1 minggu Awal) berikan energi 150 kkal/kg B B
per hari. Frekuensi pemberian 5-7 kali/hari. Bentuk ma ka na n cair
- Fase rehabilitasi lanjutan berikan energi 200-220 kkal/kg B B per
hari. Frekuensi pemberian 5-7 kali/hari.
- J i k a anak gizi buruk tanpa komplikasi langsung saja ke fase
c. Edukasi Gizi :
Memberikan informasi pengetahuan gizi kepada orang tua balita tentang
gizi. Seperti pemberian ma kana n bayi dan balita sesuai umur, gizi seimbang,
pemberian ma ka na n tambaha n, pemantauan pertumbuhan
d. Konseling Gizi :
Meningkatkan motivasi orang tua untuk memberikan ma kana n yang sesuai
kebutuhan dan usia a nak
f. FH-5 perilaku
FH-5.1 Tingkah laku
FH-5.1.1 Skor kepatuhan yang dilaporkan sendiri
FH-5.1.2 Kehadiran kunjungan gizi
FH-5.1.3 Kemampuan untuk mengingat ujuan gizi
FH-5.1.4 Pantauan diri yang disepakati
FH-5.1.5 Manajemen diri yang disepakati
FH-5.2 Perilaku menghindar
FH-5.2.1 Menghindar
FH-5.2.2 Makan terbatas
FH-5.2.3 Penyebab prilaku menghindar
FH-5.3 Bingeing and purging behavior
FH-5.3.1 Binge eating behavior
2. Antropometri
a. Data Antropometri AD-1.1
AD-1.1 Komposisi tubuh/pertumbuhan/riwayat berat
AD-1.1.1 Tinggi/
AD-1.1.2 Berat
AD-1.1.3 Ukuran
AD-1.1.4 Perubahan berat
AD-1.1.5 Masa indek tubuh
AD-1.1.6 Indeks pola pertumbuhan / peringka persentil
AD-1.1.7 Perkiraan kompartemen tubuh
3. Biokimia
Data Biokimia-BD
BD-1.1 Keseimbangan asam basa
BD-1.1.1 pH arteri
BD-1.1.2 Arteri bikarbonat
BD-1.1.3 Tekanan parsial karbon dioksida dalam darah arteri, PaCO2
BD-1.1.4 Tekanan parsial oksigen dalam darah arteri, PaO2
BD-1.1.5 pH pena
BD-1.1.6 Vena bikarbonat
BD-1.2 Profil elekroli dan ginjal
BD-1.2.1 BUN
BD-1.2.2 Kreainin
BD-1.2.3 BUN rasio kreatinin
BD-1.2.4 Laju filtasi glomerulus
6. Standar
Komparatif/Pembanding
Data standar komparatif-CS
CS-1 Kebutuhan energi
CS-1.1 estimasi kebutuhan energi
CS-1.1.1 Estimasi total kebutuhan energi
CS-1.1.2 Metode untuk estimasi kebutuhan
CS-2 Kebutuhan makronutrisi
CS-2.1 Estimasi kebutuhan lemak
CS-2.1.1 Estimasi total kebutuhan lemak
CS-2.1.2 Tipe lemak yang dibutuhkan
CS-2.1.3 Metode untuk estimasi kebutuhan
CS-2.2 Estimasi kebutuhan protein
CS-2.2.1 Estimasi total kebutuhan protein
CS-2.2.2 Tipe kebutuhan protein
CS-2.2.3 Metode untuk estimasi kebutuhan
CS-2.3 Estimasi kebutuhan karbohidrat
CS-2.3.1 Estimasi total kebutuhan karbohidra
CS-2.3.2 Ipe kebutuhan karbohidrat
CS-2.3.3 Metode untuk estimasi kebutuhan
Saluran cerna diawali dari mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus dan
berakhir pada rektum dan anus. Saluran cerna dibagi menjadi 3, saluran cerna atas,
saluran cerna bawah dan organ tambahan. Fungsi saluran cerna adalah : motilitas,
sekresi, digesti dan absorpsi
Saluran cerna bagian atas terdiri dari : mulut, faring, esofagus dan lambung. Saluran
cerna bagian bawah terdiri dari : usus halus (terdiri dari duodenum,
jejunum, ileum), dan usus besar/kolon
Organ tambahan terdiri dari : hati, sistem bilier dan pankreas.
Proses konversi makanan terjadi pada saat digesti. Karbohidrat dicerna dari bentuk
kompleksnya polisakarida menjadi bentuk monosakarida seperti glukosa, fruktosa,
galaktosa.
Protein dikonversi dari polipetida menjadi asam-asam amino, dipeptida dan
tripeptida.
Lipid/lemak dicerna menjadi asam-asam lemak bebas, monogliserida,
gliserol,
fosfolipid dan kolesterol.
Proses pencernaan disaluran cerna bagian atas di awali dari saat makanan masuk ke
mulut Oral
1. lalu Preparatory phase : ma kana n ma s u k kemulut, lalu dikunyah
dan bercampur dengan saliva yang mengandung enzim amilase
untuk memecah pati di mulut
2. Oral transit phase : gerakan bolus ma ka nan dari rongga mulut ke
belakang.
3. Pharingeal phase : memastikan bolus makana n menuju esofagus
dan mencegah ma suk ke trakea.
4. Esophageal phase : fase menelan ma ka na n. Pada fase ini peranan
pharingoesophageal sphincter yang letaknya ditengah esofagus.
Sphincter saat terbuka membiarkan ma ka na n ma s uk ke esofagus,
sedangkan saat menutup mencegah udara ma s uk ke saluran
cerna, dan bisa bernafas kembali. Lalu di ujung bawah esofagus
ada Lower esophageal sphincter (LES) yang fungsinya melepas
ma kana n dari esofagus ke lambung dan sebagai katup yang
menghalangiisi lambung naik kembali ke esofagus.
5. Setelah ma ka na n ma suk ke lambung untuk dicerna. Lambung
sendiri mensekresi 1-3 liter cairang lambung setiap hari, terdiri
dari air, m u k u s , H C L , enzim-enzim dan elektrolit. M u ku s sel
mensekresi m u k u s yang melindungi lambung dari kerusakan
Handbook Cagi Puskesmas | Azura E-Book tahun 2022 245
mekanis dan a sam. Dilambung ada chief cell yang mensekresi
zimogen pepsinogen dan enzim gastric lipase, sedangkan sel-
Sel parietal mensekresi asam hidroklorida (HCL) dan faktor
instrinsik. Fungsi H C L u ntu k mengaktifkan pepsinogen,
m e mbu nu h mikroorganisme, dan mendenaturasi protein.
Sedangkan faktor intrinsik berperan u ntu k absorpsi
vitamin B12. Enzim pepsin mencerna protein
6. Digesti dan absorpsi di lambung terjadi secara mekanik dan
kimia, dari tiga zat gizi makro, protein merupakan zat gizi yang
paling aktif dicerna di lambung, sedangkan KH dan lemak
terbatas. Zat gizi yang diserap dilambung diantaranya : air,
ethyl alkohol, tembaga, yodium, fluoride, molybdenum.
b. Imunitas spesifik : terdiri dari sel limfosit B (humoral) dan sel Limfosit T (selular)
Sel limfosit B terdiri dari : sel B plasma, sel B memori dan Sel B pembelah.
Sedangkan sel Limfosit T terdiri dari Sel T helper, sel T pembunuh, sel T
Supresor.
Pada saat zat asing masuk ke tubuh maka sel pertahanan akan melakukan
aktifitas : pengenalan antigen, berkomunikasi antar sel, dan Menghancurkan
antigen tersebut. Aktivitas ini akan membentuk antibodi dan sitokin.
Sel limfosit B mengendalikan respon humoral yang menghasilkan protein
protein globular yang disebut antibodi yang dikenal dengan Imunoglobulin
(Ig),. Ada lima jenis imunoglobulin (ig) dalam tubuh manusia yaitu :
1. Imunoglobulin gamma (IgG) : berada dalam sistem sirkulasi darah,
mampu memasuki pembuluh darah, cairan jaringan, plasenta dan
memberikan kekebalan janin. Memberikan kekebalan dalam
menghadapi bakteri, virus, dan toksin yang beredar dalam darah dan
limfa serta memicu kerja sistem komplemen.
2. Imunoglobulin M (IgM) : antibodi pertama yang akan ditemukan ketika
terjadi serangan infeksi, ditemukan pada cairan darah dan getah
bening.
3. Imunoglobulin A (IgA) : antibodi yang dihasilkan sel sel dalam
membran mukosa. Terdapat di cairan ludah, keringat, air mata, ASI
(bisa terdapat di kolostrum untuk melindungi bayi dari infeksi saluran
gastrointestinal)
4. Imunoglobulin D (IgD) : ada dalam darah
5. Imunoglobulin E (IgE) : berikatan dengan reseftor pada sel mast dan
basofil, ketika dipicu antigen, sel sel tersebut membebaskan histamin
dan bahan kimia lain yang bisa menyebabkan alergi.
Makanan Berat µg
Biotin • Sintesis glukosa
Hati sapi 100 g 75
• Metabolisme lemak
KacangMakanan
kedelai yang mengandung
100 g 60
biotin • Metabolisme asam amino
Ragi 30 g 30 • Pembelahan sel
Gandum 50 g 22 dan pertumbuhan
Oatmeal 100 g 20 • membantu mengontrol gula
Jamur 100 g 16 darah pada diabetes
Telur 1 butir 12 • mengatasi gangguan
Alpukat 100 g 10 kulit, rambut dan kuku
Susu 1 gelas besar 3,5
Makanan Berat mg
Oatmeal 100 g 5
Tepung kedelai 100 g 4
Tepung gandum 100 g 3,5
Hazelnut 50 g 3
Roti gandum 100 g 2,5
Gandum 25 g 2,5
Kacang putih 100 g 2
Buah kering (aprikot, 100 g 2
buah ara)
Mangan • Metabolisme karbohidrat
Kenari,Makanan
almond yang mengandung
50 g mangan1 • Produksi insulin
Beras 100 g 1 • Perlindungan antioksidan
Teh hitam dan kopi 100 ml 1-2 • Metabolisme protein
• Aktivasi enzim
• Sintesis dari proteoglycans
Molybdenum • Antioksidan
• Melindungi dari efek racun
Beberapa sumber bahan makanan yang bahan kimia dan obat-obatan
mengandung Molybdenum : • Metabolisme zat besi
Makanan Berat mcg • Metabolisme sulfur dari
sulfit
Tepung kedelai 100 g 180
menjadi sulfat(tidak
Kubis merah 100 g 120 beracun)
Kacang putih 100 g 100 • mengurangi resiko kanker ,
Kentang 100 g 5-85 terutama kanker esofagus
Nasi utuh 100 g 80
Kacang hijau (green peas) 100 g 70
Bayam 100 g 50
Telur 1 butir 49
Kacang hijau (green beans) 100 g 43
Roti gandum utuh 100 g 31
Bibit gandum 25 g 25
Arginin • merangsang
pelepasan
Makanan yang mengandung arginin hormon-hormon seperti
Makanan Berat mg pertumbuhan hormon
Kacang- 100 g 3460 dari
kacangan kelenjar pituitari, insulin dari
Kedelai 100 g 2200 pankreas, dan
Hazelnuts 100 g 2030 norepinefrin
Udang 100 g 1740 dari kelenjar adrenal
Domba, filet 100 g 1400 • merangsang produksi
sel darah putih
Ayam 100 g 1350
• membantu sel darah putih
Tuna 100 g 1250
kontrol fungsi, dilatasi
Tepung terigu 50 g 1150 pembuluh darah, dan
Oatmeal 100 g 870 neurotransmission di otak
Telur 1 butir 450 • Komponen daur urea
• Sintesis polyamine
Kebutuhan arginin dalam sehari
Kebutuhan harian :
Metionin + sistein = 13 mg kg berat badan.
Suplementasi metionin biasanya dalam kisaran 0,5
hingga 5g dan harus diambil dengan vitamin B6
Sistein dan Glutathione • Antioksidan dan
fungsi
Anjuran harian detoksifikasi
kisaran 500–1500mg / hari. • Sintesis dan perbaikan sel-
membran
• Sintesis leukotrien
(respon pesan
inflamasi dan
kekebalan)
• melonggarkan
dan mengencerkan lendir
yang terakumulasi dalam
bronkus
• membantu memperlambat
bawah perubahan penuaan
• melindungi terhadap racun
dan polutan
• memperkuat sistem kekebalan
tubuh
• melindungi dinding lambung
dari kerusakan asam lambung
• pencegahan katarak
Taurin • pertumbuhan
dan
Makanan yang mengandung taurin perkembangan otak dan mata
Makanan Berat mg • Metabolisme saraf
Kima segar 100 g 240 • Membran
Tuna 100 g 70 stabilisasi pengaturan fungsi
Tiram 100 g 70 saraf
• antioksidan efektif
Filet daging domba 100 g 47
• Detoksifikasi
Filet daging sapi 100 g 36 • penyerapan asam empedu dan
Daging ayam 100 g 34 lemak
• mengurangi
Susu 1 dl 6
agregasi trombosit,
menurunkan risiko
Anjuran asupan taurin :
serangan jantung, stroke, dan
trombosis vena
• menstabilkan miokardium dan
mengurangi
Handbook Cagi Puskesmas | Azura E-Book tahun 2022 267
risiko
Sintesis sehari-hari taurin normal diperkirakan dysrhythmias
harus sekitar 50-125 mg • mengurangi tekanan
darah tinggi
• menstabilkan membra saraf
dan dapat efektif
dalam pengobatan epilepsi
• mengurangi risiko katarak
Karnitin • Metabolisme energi
• Detoksifikasi
Makanan yang mengandung carnitine • mengurangi jumlah serangan
Makanan Berat mg anginal dan meningkatkan
kemampuan untuk latihan dan
Filet daging sapi 100 g 3680
menjadi aktif tanpa gejala
Daging sapi 100 g 3615
• mengurangi kadar trigliserida
Daging ayam 100 g 150 darah dan total kolesterol dan
Susu 1 gelas besar 125 meningkatkan HDL kolesterol
Keju padat 30 g 48 • dapat meningkatkan daya
Roti gandum 100 g 14 tahan dalam olahraga di mana
lemak adalah sumber energi
Anjuran asupan karnitin penting
dosis mulai dari 1-3.5 g/hari. • fungsi kekebalan tubuh
Vitamin C 250-500 mg
Vitamin E 100-200 mg
Betacaroten 10-15 mg
l-Cysteine 0.5-1 g
Coenzyme Q-10 30-100 mg
Selenium 50-100 mcg
Zink 15 mg
Mangan 5-7.5 mcg
15. Glaucoma
Mikronutrien Anjuran
Vitamin C 1-2 g 20. Konstipasi
Thiamin 25 mg Mikronutrien Anjuran
Zink 10-20 mg Vitamin C 250 mg - 2 g
Chromium 200 mcg Asam Folat 0.4-0.8 mg
21. ULCER
Mikronutrien Anjuran
16. Otitis
Mikronutrien Anjuran Vitamin A 8000-10000
mcg
Vitamin A 400 mcg
Vitamin E 400 mg
Vitamin E 10 mg
Zink 30-60 mg
Vitamin C 250 mg
L-Glutamine 1-1.5 g
67. Exercise
Mikronutrien Anjuran
Zink 10-20 mg
Zat besi 5-10 mg
Chromium 200 mcg
Vitamin E 50-100 mg
Selenium 100 mcg
Thiamin 25 mg
Riboflavin 25 mg
Niacin 25 mg
Vitamin B6 25 mg
Asam pantotenat 25 mg
a. Buatkan menu makan siang untuk Puskesmas A. Dengan rata rata kalori
pasien rawat inap puskesmas 575 kalori
Jawab:
Harga Rp 8500
4. Master Menu
Bahan bahan kemudian di distribusikan dengan siklus 10 hari.
Pola 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
menu
KH Brs Brs Brs Brs Brs Brs Brs Brs Brs Brs
Hewn tlr ayam dgspi ikan sosis tlr Dsapi aym ikan sosis
Sayr bym wrtl bncis oyg labu wrtl bym bncis oyg labu
Buah pep mel pis sem apl pep mel pis sem apl
5. Format Menu
Handbook Cagi Puskesmas | Azura E-Book tahun 2022 283
Sesuaikan dengan master menu lalu buat nama menu
Menu 1 Menu 2 Menu 3 Dst......
Nasi Putih Nasi putih ........
Telur dadar Pepes ayam ........
Sayur bayam Sayur wortel ........
Pepaya melon ..........
6. Pedoman Menu
Lalu dari format menu buatkan pedoman menunya
No Menu 1 Bahan Makanan Berat kotor
1 Nasi Putih Beras 125
2 Telur dadar Telur 1 butir
Ayam 0,25
Wortel 0,5 gr
Garam 0,1 gr
Gula Pasir 10 gr
M. Goreng
3 Sayur Bayam Bayam 100 gram
Garam 0,5 gr
Gula pasir 0,5 gr
Salam 0,5 lembar
Bumbu 10 gr
putih
4 Buah Pepaya 85 gr
7. Menu
Terakhir buat susunan menunya
Menu Makan Siang Dst......
Hari Senin
Nasi Putih
telur dadar
Sayur
Bayam
Buah
Lampiran:
Dinas pertanian
Dispertan
Dishub Dinas perhubungan
MUSPIKA Forum konsultasi dan kordinasi antara camat,
polisi dan tentara nasional indonesia diwilayah
kecamatan.
Disusun Oleh :
Tim Inovasi
1. Gambaran Umum
Karena itu Posyandu harus memiliki ke mampuan yang tinggi sesuai dengan
arahan fungsi keluarga dan kelompok yang besar. Fungsi - fungsi yang di kuasai oleh
posyandu secara tapak demi tapak di arahkan sebagai pendukung upaya
pemberdayaan keluarga. Posyandu merupakan sarana yang sangat efektif un tuk
memberikan pemahaman kesehatan kepada masyarakat khususnya kelompok rawan
seperti bayi, balita, ibu hamil dan lansia. Di posyandu banyak kegiatan yang
dilakukan dan dilayani, misalnya Antenatal Care (ANC) bagi ibu hamil, penimbangan,
pemberian imunisasi kepada Balita, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan lainnya
seperti peberian Vitamin A dosis tinggi.
Saat ini , stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang penting dan
perlu mendapat perhatian kh u s u s . Stunting adalah gangguan pada pertumbuhan
fisik berupa penurunan kecepatan pertumbuhan secara linear, sehingga ana k gagal
dalam mencapai potensi tinggi badan yang optimal. Selain itu stunting juga bisa
disebut sebagai kondisi yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis selama 1000 Hari
Pertama Kelahiran (HPK). D ampak yang bisa ditimbulkan akibat kondisi stunting bisa
dalam jangka pendek ma up un dalam waktu jangka panjang.
Program inovasi “Pa BuCatin” ini bisa ma su k kategori Kreatif dan Inovatif di
karenakan
Sasaran yang dituju dari inovasi “Pa BuCatin” adalah orangtua balita,
stakeholder, tokoh masyarakat dan pengusaha. Inovasi ini mulai dilaksanakan
pada bulan J a n ua ri Tahun 2022. Meliputi :
7. Sumber Daya Apa Saja yang dipakai dalam pelaksanaan inovasi ini :
a. Sumbe r daya manusia
Kader posyandu sejumlah 5 orang dengan jumlah sasaran orang tua
dari 86 balita.
b. Anggaran
Dalam menyukseskan inovasi ini tidak memerlukan dana karena
merupakan gerakan untuk meningkatkan kesadaran orangtua balita
dalam upaya pemenuhan nutrisi untu k ana k dengan tujuan agar
anaknya terhindar dari stunting.
U ntu k mengevaluasi kemajuan inovasi ini adalah Ahli gizi puskesmas dan
kader posyandu memantau dengan wawancara kepada ibu balita setiap 1 bulan
sekali pada waktu hari buka posyandu. J i k a ditemukan masalah kader
posyandu akan langsung mendalami penyebabnya dan membantu mencarikan
solusi apa yang tepat.
10. Masalah atau kendala apa yang muncul pada saat pelaksanaan inovasi
ini . lalu apa yang bisa dilakukan :
Masalah yang bisa munc ul adalah adanya penolakan dari beberapa
keluarga balita terutama ayah yang merasa bahwa merokok sudah menjadi gaya
hidupnya dan seolah inovasi ini meremehkan penghasilannya. Selain itu
masalah lain muncul beberapa keluarga ada ketidakmampuan ekonomi dalam
menyiapkan telur setiap hari.
Citeras, J a n ua ri 2022
Mengetahui,
Kepala Puskesmas..... Pengusul Inovasi
Te r s e d i a n y a m e d i a e d u k a s i gizi 1 1 100.00
Te r s e d i a n y a la p or a n triw u l a n 2 2 100.00
Te r s e d i a n y a la pora n a n a l i s a
2 2 100.00
triw ulan
Te r s e d i a n y a la pora n a n i l s a
2 2 100.00
triw u l a n tabulasi s i l a n g
3 Perbaikan Gizi Masyarakat Te r s e d i a n y a la pora n dietetik
1 1 100.00
individu
Te r s e d i a n y a la pora n dietetik
1 1 100.00
individu yang telah diolah
Te r s e d i a n y a la pora n
6 6 100.00
pelaksanaan posyandu
Te r s e d i a n y a la pora n b u l a n a n
6 6 100.00
pe ng u k ura n T B d a n B B balita
Te r s e d i a n y a la pora n
1 1 100.00
pengukuran T B dan B B dalam 3
Te r s e d i a n y a la pora n diet k li e n
6 6 100.00
yang diraw at
Te r s e d i a n y a la pora n p e la ya n a n
6 6 100.00
penyelenggara an diet
Te r s e d i a n y a la pora n
6 6 100.00
pelaksanaan penyelenggaraan
Te r s e d i a n y a la pora n pem b e ri a n
1 1 100.00
m a k a n a n t a m b a h a n balita
Te r s e d i a n y a la pora n r e n c a n a
1 1 100.00
bulanan
Te r s e d i a n y a la pora n a n a l i s a
1 1 100.00
da ta tabulasi
Te r s e d i a n y a la pora n a n a l i s a
1 1 100.00
da ta tabulasi si l a n g
4 Pena nggula nga n K E P, A G B , Te r s e d i a n y a la pora n diet
1 1 100.00
GAKI, K VA dan gangguan standar kh u su s
kekurangangizi mikro lai nnya Te r s e d i a n y a la pora n pem b e ri a n
1 1 100.00
kapsul vitamin A
Te r s e d i a n y a la pora n pem b e ri a n
1 1 100.00
kapsul yodium
Te r s e d i a n y a la pora n pem b e ri a n
1 1 100.00
preparat besi
Te r s e d i a n y a la pora n
1 1 100.00
p e n y e d i a a n obat gizi
Te r s e d i a n y a la pora n/regis ter
1 1 100.00
k o n s u l t a s i gizi
1 2 3 4 5 6 7
Ketentuan PKMK :
- U nt uk gagal tumbuh , gizi kurang dan gizi buruk berupa oral
nutrition supplemen dengan kandungan energi >0.9 kkal/ml
- U nt uk bayi sangat prematur dan bayi berat lahir sangat rendah
berupa formula prematur dengan kandungan energi minimal 24
kkal/30 ml . pelengkap gizi air s u s u ibu.
- U nt uk alergi protein s us u sapi berupa formula berbasis s u s u sapi
dengan protein terhidrolisat ekstensif atau asa m amino bebas
- U nt uk kelainan metabolisme bawaan berupa formula
dengan komposisi makronutrien dan mikronutrien yang
sesuai dengan
kelainan metabolisme bawaan yang diderita.
Aplikasi ini sangat membantu sekali tugas kita sebagai ahli gizi
puskesmas dan sebagai aplikasi wajib yang harus kita ma s uka n hasil
penimbangan balita dan laporan gizi setiap bulan karena tujuan dari aplikasi
ini adalah unt uk memperoleh informasi dan kinerja program gizi secara
cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan untuk penyusunan , perencanaan
dan perumusan kebijakan gizi
a. E- PPGBM
b. Konsumsi PMT
c. Distribusi PMT
d. Laporan Rutin
e. Aplikasi E - PPGBM Online
f. Da ta desa/kelurahan
g. Manajemen data tk puskesmas
h. Pelita Kesmas
METABOLIC EQUIVALENT
Metode ini adalah metode untuk mengestimasi kalori yang kita keluarkan
dalam melakukan aktivitas fisik, atau kita bisa mengestimasi rencana aktifitas fisim
yang akan kitalakukan sesuai dengan rencana kalori yang akan kita bakar.
Rumusnya adalah :
Tabel METs
No Aktifitas Fisik METs/hours METs/min
1 Angkat berat, Body building, berat 6 0.10
Oleh sebab itu mulai dari sekarang kita harus jadikan ma ka na n kita
sebagai Obat yang bisa memberikan manfaat bagi tubuh kita. D ul u di
zaman kejayaan peradaban islam, para dokter dimasa itu telah ma mpu
menjadikan ma kana n sebagai obat , hal ini berkaitan dengan salah satu
hadist Rasul „ setiap penyakit ada obatnya‟. Lalu bagaimana cara kita
Bisa dibilang semua ma kana n alami jika kita bisa memilih bahan
ma ka na n itu dengan tepat, dengan jumlah yang sesuai di tambah cara
pengolahannya yang benar ma ka ma ka na n tersebut dapat memberikan
manfaat dan menjadi obat bagi tubuh kita. Seperti contoh kecil saat kita
sariawan ma ka kita memerlukan ma ka na n yang mengandung vitamin C dan
vitamin E unt uk membantu mempercepat kesembuhan.
J a d i yang pertama adalah kita harus tahu dulu kebutuhan gizi kita.
Nanti bisa di cek oleh bapak ibu dengan konsultasi kepada Ahli Gizi
terdekat. Lalu sekarang pada materi ini kita a ka n lebih fokus kepada
ma ka na n apa saja sih yang bisa memberi manfaat bagi tubuh kita. Karena
ma ka na n itu bisa menjadi “madu ditangan ka na nmu atau racun ditangan
kirimu”. M aka nan bila ma ka na n dikonsumsi dengan porsi yang betul akan
memberikan manfaat tetapi sebaliknya bila dikonsumsi secara berlebihan
Citeras, . . . . . . . . . . . . . 2021
Mengetahui
Saat berpuasa kita harus tetap menjaga pola ma ka n dengan gizi seimbang
yaitu antara asupan dan kebutuhan itu seimbang 100% total energi. Saat
puasa ada 2 waktu yang diperbolehkan kita ma kan yaitu saat sahur dan
buka (setelah magrib). Disinilah waktu kita bisa mulai mengatur konsumsi
ma ka na n gizi seimbang.
Pada saat s ahur, kita disarankan konsumsi 30-40% dari total energi. Dengan
pola ma kan ada karbohidrat, protein hewani, protein nabati , sayur dan
bua h.
Sebaiknya dibagi jadi tiga waktu, saat tajil, setelah shalat magrib, dan
setelah tarawih.
1. Saat tajil, 10-15% dari total energi, bisa di Mulai dengan segelas air
putih & ma ka na n sedikit manis (kurma, bua h dll). Hindari minuma n
Selain itu yang ga kalah penting adalah menjaga as upan cairan agar tidak
dehidrasi, sebaiknya 2 gelas saat sahur, 1 gelas saat tajil, 2 gelas setelah
shalat magrib, 3 gelas setelah shalat isya.
Tujuan dari menjaga pola ma kan dan asupan cairan adalah agar daya tahan
t ubuh kita tetap terjaga sehingga kita terus sehat saat pua sa.
Tergantung bagaimana kita tajil, bila kita lihat kembali hadistnya rasulullah
mencontohkan berbuka dengan air putih dan kurma, Adapun bila dengan
ma ka na n yang lain sebaiknya jangan yang terlalu manis banget contohnya
ka mu ya ka mu hhe,. Gini kadang Seperti pas tajil uda kolek, tambah syrop
tambah sop bua h, terus nyicip es campur punya temen juga nah itu baiknya
jangan pilih salah satu aja, . beresiko tinggi untuk kegemukan dan diabetes
nantinya.
Saat puasa bukan berarti kita malas malasan. Dengan ibadah shalat wajib
s u na h , ibadah s una h atau Bisa juga melakukan olahraga selama 30 menit,
awal pagi atau setelah tarawih. Hindari olahraga di sore hari , karena saat
sore kadar gula darah kita sedang turun. Kecuali kalau jalan jalan sore
boleh.
Konsumsi kurma, roti, sereal, nugget atau telur orak arik. , bua h bua han,
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pelayanan Gizi pada Mas a Tanggap Darurat
Covid 19. Kemenkes RI : Ja ka rta
Sudartini, Sri., dkk. 2020. Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi
Puskesmas. Dinas Kesehatan Kabupaten Ga rut
http ://www.persagi.org
http ://www.who.int
Roe DA. Diet, nutrition and drug reactions. In: Shils M E , Olson J A , Shike
M , eds. Modern Nutrition in Health and Disease. Philadelphia: Lea &
Febiger; 1994
Siswanto,dkk.2013.Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam Sistem
Imunitas.Gizi indonesia.jakarta.36(1):57-64
Pendidikan :
- Lulusan D 3 Gizi Poltekkes Kemenkes Band ung 2013
- Lulusan S-1 Gizi STIK Immanuel Bandung
Pengalaman Kerja :
PT Frisian Flag Indonesia Cabang Band ung
A C S RS Siloam Karawaci Tanggerang
PRIMKOPKAM RS Krakatau Medika Cilegon
R S Muhammadiyah Bandung
UPT Puskesmas Citeras Kab Garut (Sampai Sekarang)
Riwayat Organisasi :
Spesial Thanks :
Allah SWT
My Prophet Muhammad SAW
My Wife and My Son Azura
My Big Family, and all My Sister , Almh. my little sister.
My Family Unit Gizi RS Muhammadiyah Band ung, UPT Puskesmas
Citeras, Gizi Garut , ILUNI Gizi
U n tuk semua Para G u r u dan Sesepuh Gizi
END IETS, E FA D, ICDA , PNPG ADA, Ca na d a Dietitian and IDNT
S e m ua penulis B u ku Terkait Gizi yang menjadi dasar pembuatan
Handbook Cagi ini Temen temen D u d u Gizi 22
TO all My Best friends (M.hafidz, alm.kang m a s , dll)
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . ..
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .
. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .