DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di kelas V untuk pasangan KD Bahasa Indonesia, IPA,
dan IPS.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi siswa dalam
pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi
kelas VI untuk tema globalisasi yag merupakan pembelajaran tematik gabungan KD
Bahasa Indonesia, dan IPA berikut ini.
Bahasa Indoesia
Menggali isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah yang didengar dan
KD 3.2 dibaca.
KD 4.2 ilmiah secara lisan, tulis, dan visual dengan menggunakan kosakata baku
dan kalimat efektif.
IPA
Mengidentifikasi komponen-komponen listrik dan fungsinya dalam
KD 3.4 rangkaian listrik sederhana.
KD 4.4 Melakukan percobaan rangkaian listrik sederhana secara seri dan paralel.
IPA
3.4.1 Mengidentifikasi peralatan yang memanfaatkan energi listrik
dalam penggunaannya (IPK Pendukung)
A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran PBL berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon
pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru
maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak
PBL megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
transfer knowledge.
Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan teks eksplanasi yang
berjudul “Listrik,Pengubah Wajah Dunia”, siswa tidak hanya memahami
Setelah membaca, mengamati, dan berdiskusi mengenai isi teks
eksplanasi tentang listrik, peserta didik tidak hanya dapat mengidentifikasi
isi teks eksplanasi (pengetahuan faktual) dan memahami konsep teks
eksplanasi (pengetahuan konseptual) tetapi juga memahami konsep
rangkaian listrik sederhana. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam
mempelajari materi IPA tentang komponen-komponen listrik dan rangkaian
listrik sederhana (seri dan paralel).
3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa
berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa
cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat
menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir
siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan
dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang
dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung
menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang
diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi
HOTS dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman
siswa tentang konsep teks eksplanasi, perubahan sosial budaya, dan cara
mahluk hidup menyesuaikan diri benar-benar dibangun oleh siswa melalui
pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir
kritis.
4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang
diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan
kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang
disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan
juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi
juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data,
materi dari sumber lainnya.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa
belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan
yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa
lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat
penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai
untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media
pembelajaran,. Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga
harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran problem based learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi
yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku
siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan,
tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual
sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.
Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar
dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih
mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif
sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan
kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka
menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Y., dkk. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Setiawati, W., dkk. 2019. Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thingking Skills.
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN
Foto Kegiatan
Lampiran 3:
Bahan Ajar :
Betapa penting peranan listrik bagi kehidupan manusia. Tanpa listrik, tentunya
kita akan mendapatkan banyak kesulitan dalam mengerjakan aktivitas sehari-
hari. Namun demikian, kita juga harus tetap bijaksana menggunakan listrik
dalam kehidupan sehari-hari.
R-9 Rubrik Laporan Best Practise
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.
B. Kegiatan Praktik
80 nilai 90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai
<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai