Anda di halaman 1dari 23

LK-9 SISTEMATIKA LAPORAN BEST PRACTICE

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013 merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa
muatan pelajaran dalam satu pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS disatukan dalam tema yang sama
kemudian disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama
ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa
buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis
mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan
latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan
demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami
(C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran
yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran.
Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak
ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi
bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru
dengan cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru
adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang
hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu
model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang
mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari
dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk
mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari
(kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir
secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber
pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadui dengan model PBL,
penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih
bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini
diterapkan pada kelas V yang lain ternyata proses dan hasil belalajar siswa
sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis
simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran
berorientasi HOTS dengan model PBL.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di kelas V untuk pasangan KD Bahasa Indonesia, IPA,
dan IPS.

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi siswa dalam
pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik
baik penulis dalam meerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking
skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VI semester 1 di
SD Negeri Kaliwungu sebanyak 25 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi
kelas VI untuk tema globalisasi yag merupakan pembelajaran tematik gabungan KD
Bahasa Indonesia, dan IPA berikut ini.

Bahasa Indoesia
Menggali isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah yang didengar dan
KD 3.2 dibaca.

Menyajikan hasil penggalian informasi dari teks penjelasan (eksplanasi)

KD 4.2 ilmiah secara lisan, tulis, dan visual dengan menggunakan kosakata baku
dan kalimat efektif.

IPA
Mengidentifikasi komponen-komponen listrik dan fungsinya dalam
KD 3.4 rangkaian listrik sederhana.

KD 4.4 Melakukan percobaan rangkaian listrik sederhana secara seri dan paralel.

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah
menerapkan pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran
problem based learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah
dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang
ada di kelas VI, penulis memilih tema Tokoh dan Penemuan untuk
membelajarkan pasangan KD 3.2-4.2 muatan Bahasa Indoesia dan KD
3.4 – 4.4 muatan IPA di kelas VI semester 1.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
Muatan Bahasa Indonesia
KD Pengetahuan: KD Keterampilan:
3.2 Menggali isi teks penjelasan 4.2 Menyajikan hasil penggalian
(eksplanasi) ilmiah yang didengar informasi dari teks penjelasan
dan dibaca. (eksplanasi) ilmiah secara lisan, tulis,
dan visual dengar menggunakan
kosakata baku dan kalimat efektif

Target KD Pengetahuan Target KD Keterampilan:


3.2.1 Menggali isi teks penjelasan 4.2.1 Mengumpulkan informasi dari
(eksplanasi) ilmiah yang di dengar. teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah
3.2.2 Menggali isi teks penjelasan secara lisan dengan menggunakan
(eksplanasi) ilmiah yang di baca. kosakata baku dan kalimat efektif.
(IPK Kunci)
Muatan IPA
KD Pengetahuan : KD Keterampilan :
3.4 Mengidentifikasi komponen- 4.4 Melakukan percobaan
komponen listrik dan fungsinya rangkaian listrik sederhana secara
dalam rangkaian listrik sederhana seri dan paralel

Target KD Pengetahuan : Target KD Keterampilan :


3.4.1 Mengidentifikasi komponen- 4.4.1 Melakukan percobaan
komponen listrik rangkaian listrik sederhana secara
3.4.2 Mengidentifikasi fungsi seri
komponen-komponen listrik 4.4.2 Melakukan percobaan
rangkaian listrik sederhana secara
dalam rangkaian listrik sederhana
seri paralel

3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

IPK Bahasa Indoesia


3.2.1 Menggali isi teks penjelasan(eksplanasi) ilmiah yang didengar
(IPK Pendukung)
3.2.2 Menggali isi teks penjelasan eksplanasi) ilmiah yang dibaca
(IPK Pendukung)
3.2.3 Menggali isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah yang didengar
(IPK Kunci)

3.2.4 Menggali isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah yang dibaca


(IPK Kunci)
4.2.1 Menyajikan hasil penggalian informasi dari teks penjelasan
(eksplanasi) ilmiah secara lisan dengan menggunakan kosakata
baku dan kalimat efektif (IPK Kunci)

4.2.2. Menyajikan hasil penggalian informasi dari teks penjelasan


(eksplanasi) ilmiah secara tulis dengan menggunakan kosakata
baku dan kalimat efektif (IPK Kunci)

IPA
3.4.1 Mengidentifikasi peralatan yang memanfaatkan energi listrik
dalam penggunaannya (IPK Pendukung)

3.4.2 Menjelaskan cara menghasilkan energi listrik (IPK Kunci)

3.4.3 Menyebutkan jenis-jenis pembangkit listrik (IPK Kunci)

3.4.4 Menjelaskan cara menyalurkan energi listrik (IPK Kunci)

4.4.1 Melakukan percobaan rangkaian seri dan rangkaian paralel


(IPK Kunci)

4.4.2 Membuat rangkaian listrik dengan kreasi sendiri (IPK


Pengayaan)

4. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL) .
5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model
Pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak PBL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan model PBL.
Sintak Model Guru Siswa
Pembelajaran
1.Orientasi peserta 1. Guru bertanya pada 1. Peserta didik
didik terhadap siswa tentang menjawab
masalah barang-barang di pertanyaan guru
rumah yang tentang barang-
memanfaatkan barang di rumah
energi listrik yang
2. Guru bertanya pada memanfaatkan
peserta didik energi listrik
tentang kegunaan 2. Peserta didik
listrik dalam menjawab
kehidupan. pertanyaan guru
3. Guru menyuruh tentang kegunaan
peserta didik listrik dalam
membaca teks kehidupan.
eksplanasi yang 3. Peserta didik
berjudul “Listrik, membaca teks
Mengubah Wajah eksplanasi yang
Dunia”. berjudul “Listrik,
4. Guru membimbing Mengubah Wajah
peserta didik Dunia”.
mengidentifikasi dan 4. Peserta didik
menggali isi teks mengidentifikasi
informasi yang dan menggali isi
mereka baca. teks informasi
5. Guru bertanya yang mereka
jawab dengan baca.
peserta didik 5. Peserta didik
mengenai isi teks bertanya jawab
dan mengumpulkan dengan guru
informasi mengenai mengenai isi teks
isi teks eksplanasi dan
6. Guru meyuruh mengumpulkan
peserta didik informasi
menuliskan isi teks mengenai isi teks
eksplanasi yang eksplanasi
telah dibaca secara 6. Peserta didik
tertulis. menuliskan isi
7. Guru memutar teks eksplanasi
video “Bagamaina yang telah dibaca
listrik sampai ke secara tertulis.
rumah” 7. Peserta didik
mengamati video
8. Guru membimbing “bagamaina listrik
peserta didik sampai ke rumah”
mengidentifikasi
komponen- 8. Peserta didik
komponen yang ada mengidentifikasi
pada pembangkit komponen-
listrik dan masing- komponen yang
masing fungsinya. ada pada
9. Guru bertanya pembangkit listrik
jawab dengn dan masing-
peserta didik masing fungsinya.
melakukan tanya 9. Peserta didik
jawab mengenai melakukan tanya
fungsi komponen- jawab mengenai
komponen listrik. fungsi komponen-
komponen listrik.
10. .
2.Mengorganisasikan 10. Guru menyuruh 11. Peserta didik
peserta didik untuk peserta didik membilang 1
belajar membilang 1 sampai 5.
sampai 5. 12. Peserta didik
11. Guru menyuruh berkumpul
peserta didik dengan anggota
berkumpul dengan yang mendapat
anggota yang nomor yang sama
mendapat nomor tanpa
yang sama tanpa memperhatikan
memperhatikan SARA.
SARA. 13. Perwakilan
12. Guru meminta masing-masing
perwakilan masing- kelompok
masing kelompok mengambil LK
mengambil LK tentang listrik
tentang listrik kertas kertas yang telah
yang telah disediakan guru.
disediakan guru. 14. Peserta didik
13. Guru menjelaskan mendengarkan
tugas pemecahan penjelasan guru
masalah yang akan mengenai tugas
mereka kerjakan pemecahan
bersama anggota masalah yang
kelompok. (Transfer akan mereka
knowledge) kerjakan bersama
14. Guru membimbing anggota
Masing-masing kelompok.
kelompok membagi (Transfer
tugas anggota knowledge)
kelompoknya 15. Masing-masing
sehingga semua kelompok
peserta didik aktif. membagi tugas
anggota
kelompoknya
sehingga semua
peserta didik aktif.

3.Membimbing 15. Guru meyuruh 16. Peserta didik


penyeledikan peserta didik memulai kegiatan
individu maupun memulai kegiatan diskusi kelompok
kelompok diskusi kelompok dengan
mengolah informasi) pengawasan dari
16. Guru membimbing guru.
peserta didik 17. Peserta didik
berdiskusi untuk berdiskusi untuk
memecahkan memecahkan
masalah yang masalah yang
terdapat pada LK terdapat pada LK
mengenai fungsi mengenai fungsi
listrik dan trasnmisi listrik dan
listrik dan trasnmisi listrik
penyusunan dan penyusunan
rangkaian listrik . rangkaian listrik .
17. Guru menyuruh 18. Peserta didik
peserta didik berdiskusi untuk
berdiskusi untuk menjawab LK
menjawab LK dengan membaca
dengan membaca buku sumber.
buku sumber. 19. Masing-masing
18. Guru menyuruh anggota kelompok
masing-masing mengambil alat
anggota kelompok dan bahan untuk
mengambil alat dan membuat
bahan untuk rangkaian listrik.
membuat rangkaian 20. Peserta didik
listrik. mengamati
19. Guru demonstrasi guru
mendemonstrasi tentang
tentang contoh pembuatan
pembuatan rangkaian listrik
rangkaian listrik sederhana.
sederhana. 21. Peserta didik
20. Guru meyuruh menyusun
peserta didik komponen-
menyusun komponen listrik
komponen- yang telah
komponen listrik terkumpul dalam
yang telah kelompok
terkumpul dalam kemudian disusun
kelompok kemudian menjadi suatu
disusun menjadi rangkaian listrik
suatu rangkaian sederhana, baik
listrik sederhana, secara seri
baik secara seri maupun paralel.
maupun paralel. (Saintifik:
21. Guru melakukan mengasosiasi/
pengamatan untuk mengolah
menilai sikap dan informasi)
keterampilan 22. Peserta didik
peserta didik. diamati oleh guru
untuk dinilai sikap
dan keterampilan
peserta didik.
23. .
4.Mengembangkan 22. Guru membimbing 24. Masing-masing
dan menyajikan hasil diskusi mengenai anggota kelompok
karya desain rangkaian mendiskusikan
yang akan mereka mengenai desain
buat dengan rangkaian yang
kreatifitas mereka. akan mereka buat
23. Guru membimbing dengan kreatifitas
peserta didik mereka.
bersama anggota 25. Peserta didik
kelompoknya bersama anggota
membuat rangkaian kelompoknya
seri dan paralel membuat
dengan waktu yang rangkaian seri dan
tekah ditentukan. paralel dengan
24. Guru memberikan waktu yang tekah
kesmpatan pada ditentukan.
peserta didik 26. Peserta didik
menyajikan hasil menyajikan hasil
karyanya di depan karyanya di depan
kelas. kelas.
25. Guru melakukan 27. Peserta didik
pengamatan untuk diamati oleh guru
menilai sikap dan untuk penilaian
keterampilan sikap dan
peserta didik keterampilan
peserta didik
5. Menganalisis dan 26. Guru menyuruh 28. Masing-masing
mengevaluasi proses masing-masing anggota kelompok
pemecahan anggota kelompok secara bergantian
masalah. secara bergantian mempresentasika
mempresentasikan n hasil karyanya
hasil karyanya di di depan kelas
depan kelas dan dan memberi
memberi penjelasan penjelasan
kepada anggota lain kepada anggota
mengenai rangkaian lain mengenai
yang mereka buat. rangkaian yang
27. Guru mendorong mereka buat.
peserta didik 29. Peserta didik
memberi memberi
kesempatan kesempatan
anggota lain untuk anggota lain untuk
bertanya atau bertanya atau
menanggapi hasil menanggapi hasil
karyanya. karyanya.
28. Guru bersama 30. Peserta didik
peserta didik bersama guru
menyamakan menyamakan
persepsi mengenai persepsi
rangkaian listrik mengenai
yang telah dibuat rangkaian listrik
masing-masing yang telah dibuat
kelompok. masing-masing
29. Guru bersama kelompok.
menyimpulkan 31. Peserta didik
pembelajaran yang dengan bimbingan
telah mereka guru
lakukan. menyimpulkan
30. Guru menugaskan pembelajaran
Peserta didik secara yang telah mereka
mandiri lakukan.
menyelesaikan 32. Peserta didik
permasalahan pada
secara mandiri
soal evaluasi.
menyelesaikan
permasalahan
pada soal
evaluasi.

6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 higga 7 di atas kemudian disusun perangkat
pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian.
RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan
pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a)
contoh teks ekplanasi berjudul “Listrik, Pengubah Wajah Dunia”, (b) video
“Bagaimana listrik bisa sampai ke rumah kita ”diambil dari
https://www.youtube.com/watch?v=wZURZYKISAo, dan (c) lembar kerja
siswa (LKS) tematik.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a)
instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi
dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan
(a) tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober tahun 2019 bertempat
di kelas VI SD Negeri Kaliwungu
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran PBL berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon
pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru
maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak
PBL megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
transfer knowledge.
Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan teks eksplanasi yang
berjudul “Listrik,Pengubah Wajah Dunia”, siswa tidak hanya memahami
Setelah membaca, mengamati, dan berdiskusi mengenai isi teks
eksplanasi tentang listrik, peserta didik tidak hanya dapat mengidentifikasi
isi teks eksplanasi (pengetahuan faktual) dan memahami konsep teks
eksplanasi (pengetahuan konseptual) tetapi juga memahami konsep
rangkaian listrik sederhana. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam
mempelajari materi IPA tentang komponen-komponen listrik dan rangkaian
listrik sederhana (seri dan paralel).
3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa
berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa
cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat
menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir
siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan
dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang
dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung
menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang
diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi
HOTS dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman
siswa tentang konsep teks eksplanasi, perubahan sosial budaya, dan cara
mahluk hidup menyesuaikan diri benar-benar dibangun oleh siswa melalui
pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir
kritis.
4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang
diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan
kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang
disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan
juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi
juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data,
materi dari sumber lainnya.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa
belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan
yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa
lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat
penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai
untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media
pembelajaran,. Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga
harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat
membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi
penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat
belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS
ajkan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain
itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep
akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi
dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik
dari youtube. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca
tulis, siswa juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL layak dijadikan
praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir
kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara
sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS,
tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran problem based learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi
yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku
siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan,
tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual
sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.
Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar
dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih
mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif
sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan
kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka
menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Y., dkk. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemenristekdikti. (2007). Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar


Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Setiawati, W., dkk. 2019. Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thingking Skills.
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKS
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraia
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 8 : Kuesioner motivasi belajar siswa
Lampiran 1

Foto Kegiatan
Lampiran 3:

Bahan Ajar :

Listrik, Pengubah Wajah Dunia

Listrik telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat di


dunia. Michael Faraday adalah tokoh penemu arus listrik. Faraday lahir pada
tahun 1791 di Newington, Inggris. Ia berasal dari keluarga miskin dan hanya
sebentar merasakan pendidikan di sekolah. Dengan perjuangan keras dan
semangat pantang menyerah, ia akhirnya berhasil membuat alat sederhana
pertama yang dapat menghasilkan gelombang elektromagnetik.

Tahukah kamu? Bagaimana perjalanan arus listrik hingga sampai ke rumahmu?


Arus listrik adalah gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang dapat
merambat meski tidak ada media perantara. Gelombang elektromagnetik
terbentuk dari hasil perubahan medan magnet dan medan listrik yang terjadi
terus menerus. Proses tersebut kemudian memicu terjadinya arus yang
kemudian kita kenal sebagai arus listrik. Arus listrik dihasilkan oleh generator
raksasa pada pusat pembangkit listrik. Arus listrik tersebut disalurkan melalui
jaringan listrik tegangan tinggi berupa jaringan kabel pada menara-menara
tinggi yang menuju ke gardu-gardu penerima di berbagai daerah. Dari gardu-
gardu penerima, arus listrik kemudian disalurkan ke rumah penduduk dan
berbagai tempat yang memerlukan.

Arus listrik yang diterima di rumah kemudian disalurkan melalui rangkaian


kabel listrik di dalam rumah. Rangkaian kabel tersebut umumnya berada di
atap untuk tempat dudukan lampu atau di dinding rumah untuk sakelar dan
colokan listrik tempat menghubungkan beragam peralatan elektronik, seperti
televisi, kipas angin, dan kulkas. Rangkaian listrik di dalam rumah dapat berupa
rangkaian seri atau rangkaian paralel. Rangkaian seri dan paralel merupakan
jenis-jenis rangkaian yang dipakai untuk menyambungkan dua ataupun lebih
komponen listrik sehingga menjadi satu kesatuan utuh. Bila dilihat dari cara
penyusunannya, rangkaian seri disusun dengan cara bersambung atau sejajar
dan rangkaian paralel disusun berderet.
Gambar Rangkaian Listrik

Contoh rangkaian seri dalam kehidupan sehari-hari adalah lampu senter.


Rangkaian yang disusun seri pada lampu senter adalah baterai, karena hanya
terdapat satu lampu pada senter. Hal tersebut yang menyebabkan lampu senter
menyala sangat terang namun baterainya cepat habis. Rangkaian seri dan
paralel juga bisa ditemui pada lampu-lampu di rumah.

Betapa penting peranan listrik bagi kehidupan manusia. Tanpa listrik, tentunya
kita akan mendapatkan banyak kesulitan dalam mengerjakan aktivitas sehari-
hari. Namun demikian, kita juga harus tetap bijaksana menggunakan listrik
dalam kehidupan sehari-hari.
R-9 Rubrik Laporan Best Practise
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.

A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:

1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!


2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian anda terhadap hasil kerja peserta
sesuai rubrik berikut!

B. Kegiatan Praktik

1. Memuat Lembar Judul


2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditanda tangani Kepala Sekolah
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan kenyataan
yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara Melaksanakan
Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan dengan jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh, masalah yang
dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10. Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11. Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik

90  nilai  100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria

80  nilai  90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai

70  nilai  80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai

60  nilai  70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai

<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai

Anda mungkin juga menyukai