Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara
(Undang-Undang No 20 Tahun 2003). Pendidikan merupakan
hal yang penting untuk tiap-tiap individu. Karena dengan
pendidikan, seseorang akan mendapatkan ilmu, pengetahuan,
serta skill. Yang nantinya hal tersebut dapat diamalkan
dikehidupan sehari-hari serta dapat di wariskan ke generasi
selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
a.
b.
BAB II
Kajian Teori
A. Model ADDIE
Model ADDIE merupakan salah satu model
pengembangan yang berupa desain pembelajaran sistematik.
Romiszowski(1996) dalam (Tegeh, dkk, 2014:41)
mengemukakan bahwa pada tingkat desain materi
pembelajaran dan pengembangan, sistematik sebagai aspek
prosedural pendekatan sistem telah diwujudkan dalam
banyak praktik metodologi untuk desain pengembangan
teks, materi audiovisual dan materi pembelajaran berbasis
komputer. Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan
bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan
berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran (Tegeh,
dkk, 2014:41). Model ini disusun secara terprogram dengan
urutan kegiatan yang sistemis dalam usaha pemecahan
masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang
cocok dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar.
Model ini memiliki lima langkah yang mudah dipahami
dan diimplementasikan untuk mengembangkan produk
pengembangan seperti buku ajar, modul, video, multimedia,
dll(Tegeh, dkk, 2014:41). Terdiri atas lima langkah, yaitu (1)
Tahap Analisis(Analyze) meliputi tahap berikut: (a) analisis
kompetensi yang dituntut kepada peserta didik;(b) analisis
karakteristik peserta didik; (c) analisis materi sesuai dengan
tuntuttan kompetensi. Tahap ini, menyangkut tiga
pertanyaan yang harus dijawab tuntas. Pertama, kompetensi
apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah
menggunakan produk pengembangan? Kedua, bagaimana
karakteristik peserta didik yang akan menggunakan produk
pengembangan ini? Pertanyaan ketiga berkenaan dengan
analisis materi berupa materi pokok, subbagian dari materi
pokok, anak subbagian dst(Tegeh, dkk, 2014:42). (2)Tahap
Perancangan (Design) dillakukan dengan kerangka acuan
sebagai berikut. (a) Untuk siapa pembelajaran
dirancang?(peserta didik); (b) Kemampuan apa yang Anda
inginkan untuk dipelajari(kompetensi); (c) Bagaimana materi
pelajaran dapat dipelajari dengan baik?(strategi
pembelajaran); (d) Bagaimana Anda menentukan tingkat
penguasaan pelajaran yang sudah dicapai?(asesmen dan
evaluasi). Pertanyaan tersebut mengacu pada empat unsur
penting dalam perencanaan pembelajaran, yaitu peserta
didik, tujuan, metode, dan evalusi menurut Kemp, et al., 1994
dalam (Tegeh, dkk, 2014:43). (3) Tahap Pengembangan
(Development) kegiatan menerjemahkan spesifikasi desain ke
dalam bentuk fisik, sehingga kegiatan ini menghasilkan
produk pengembangan. Kegiatan tahap pengembangan
antara lain: pencarian dan pengumpulan segala sumber atau
referensi yang dibuutuhkan untuk pengembangan materi,
pembuatan bagan, dan tabel-tabel pendukung. (4) Tahap
Implementasi (Implementation) hasil pengembangan
diterapkan dalam pembelajaran untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap kualitas pembelajaran yang meliputi
keefektifan, kemenarikan, dan efisiensi pembelajaran. (5)
Tahap evaluasi (Evaluation) Tahap akhir ini melakukan
evaluasi yang meliputi evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data
pada setiap tahapan yang digunakan untuk penyempurnaan
dan evaluasi, sumatif dilakukan pada akhir program untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta
didik dan kualitas pembelajaran secara luas.
B. Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah yakni
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan, sehingga mampu merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat sehingga perhatian siswa sedemikian
rupa yang mengakibatkan proses belajar mengajar terjadi
(Sadiman, Arief S, dkk, 2011 : 6). Mulanya media hanya
dianggap sebagai alat bantu mengajar guru(teaching aids).
Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya
gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat
memberikan pengalaman konkret, motivasi belajarserta
mempertinggi daya serap dan retensi belajar peserta didik
(Sadiman, Arief S, dkk, 2011 : 7). Dengan masuknya
pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke
20, alat visual untuk mengkongkretkan ajaran dilengkapi
dengan audio sehingga dikenal sebagai alat audio visual atau
audio visual aids (AVA) (Sadiman, Arief S, dkk, 2011:7).
C. Video
Menurut Sadiman, Arief S, dkk (2011:74) video sebagai
media audio visual yang menampilkan gerak, yang
disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat
informatif , edukatif maupun instruksional. Kelebihan
video antara lain : (1) Dapat menarik perhatian untuk
periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya;
(2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar
penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli
spesialis; (3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan
direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru
bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya; (4)
Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-
ulang; (5) Kamera Tv bisa mengamati lebih dekat objek
yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya; (6) Keras
lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan
disisipi komentar yang akan didengar; (7) Gambar proyeksi
biasa di-“beku”-kan untuk diamati dengan seksama. Guru
bisa mengatur di mana dia akan menggantikan gambar
tersebut; kontrol di tangan guru; dan (8) Ruangan tak perlu
digelapkan waktu menyajikannya.
Kekurangan dalam penggunaan media video sebagai
media: (1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi
mereka jarang di praktekkan; (2) Sifat komunikasinya
bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian
bentuk umpan balik yang lain; (3) Kurang mampu
menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna; (4) dan memerlukan peralatan yang mahal dan
kompleks.
D. Program Pendidikan Luar Sekolah
Program pendidikan luar sekolah bisa diartikan sebagai
kegiatan yang disusun secara terencana dan memiliki tujuan,
saaran, isi dan jenis kegiatan, pelaksana kegiatan, proses
kegiatan, waktu, fasilitas, alat-alat, biaya, dan sumber-
sumber pendukung lainnya(Sudjana, 2006:4). Program
pendidikan luar sekolah dirancang berdasarkan jalur, satuan,
jenis dan lingkup. Pendidikan luar sekolah yang dimaksud
adalah pendidikan yang mencakup dan mengkaji
pendidikan nonformal dan pendidikan informal(Sudjana,
2006:4). Menurut Undang-Undang Nomer 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal
adalah jalur pendidikan di luar formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Jenis pendidikan luar sekolah, menurut Peraturan
Pemerintaha Nomor 73 Tahun 1991 Tentang Pendidikan
Luar Sekolah, mencakup pendidikan umum, pendidikan
keagaman, pendidikan jabatan kerja, pendidikan kedinasan,
dan pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan yang mempersiapkan warga belajar untuk dapat
bekerja dalam bidang
G. Batik
Berdasarkan etimologi dan terminologinya, batik
merupakan rangkaian kata mbat dan tik. Mbat dalam bahasa
Jawa diartikan ngembat yakni melempar berkali-kali,
sedangkan tik berasal dari kata titik. Jadi, membatik berarti
melempar titik berkali-kali pada kain yang akan membentuk
garis ( Musman dan Arini, 2011:1). Pada masa sekarang, telah
banyak modifikasi dan pengembangan tenik pembuatan
batik mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi
tekstil. Tetapi ada juga yang masih menggunakan cara
tradisional dalam pembuatan batik. Seiring kemajuan zaman,
batik banyak dibuat dengan cara cap, printing (sablon), kain
tekstil bercorak batik, batik dengan desain komputer, dsb
(Wulandari, 2011:6). Badan PBB untuk pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan budaya (UNESCO) mengukuhkan batik
sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia pada tanggal 2
Oktober 2009. Sejak itulah, tanggal 2 Oktober diperingati
sebagai “Hari Batik” di Indonesia (Wulandari, 2011:7). Begitu
populernya batik, dimasa kini batik tidak hanya digunakan
sebagai busana saja. Namun banyak modifikasi untuk
berbagai keperluan rumah tangga seperti tas, sepatu, sandal,
sprei, sarung bantal, taplak meja, kerudung, aksesoris,
suvenir, lukissan bahan dasar berbagai kerajinan, dan lain-
lain. (Wulandari, 2011:7)
H. Batik Cap
Batik cap adalah batik yang dihias dengan motif atau
corak batik dengan menggunakan media canting cap.
Canting cap adalah suatu alat dari tembaga yang membentuk
suatu motif. Awalnya masyarakat menggunakan ketela
rambat untuk alat cap. Motif batik diukir pada permukaan
ketela yang lebar, yang kemudian dikeringkan yang nantinya
digunakan untuk proses pengecapan. Namun, cap
menggunakan bahan ketela tersebut tidak bertahan lama dan
hasil corak batik dengan menggunakan malam tampak
kurang menarik(Musman & Arini, 2011:20). Cap merupakan
sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah
digambar pola batik yang pada umumnya terbuat dari bahan
tembaga, namun ada pula yang dikombinasikan dengan
besi(Musman & Arini, 2011:21)
I. Eco print
Salah satu cara mengolah kain dengan memanfaatkan
berbagai tetumbuhan yang bisa mengeluarkan warna-warna
alaminya(Irianingsih, 2018:4). Eco print bisa diterapkan pada
berbagai jenis kain seperti katun, sutra, viscose, chiffon, linen,
shantung, dan felt. Hasil eco print bisa digunakan untuk
product fashion seperti busana, syal, selendang, kerudung, tas,
sandal,sebagainya. Juga kebutuhan lenan rumah tangga seperti
sarung bantal, taplak meja, tirai, dsb(Irianingsih, 2018:6).
J. Kerangka Berfikir
Remaja di Desa Mentaraman, Kecamatan Donomulyo,
Kabupaten Malang pada saat libur sekolah menganggur.
Kenakalan remaja di Indonesia telah memasuki tingkat yang
mengkhawatirkan. Untuk mengisi waktu liburan dan
menghindarii penyimpangan sosial itu terjadi, didadakanlah
pelatihan menghias totebag dengan teknik batik cap dan
ecoprint melalui video tutorial yang akan di share melalui
grup whatsapp. Diharapkan media tersebut berpengaruh
pada peningkatan keterampilan dan hasil jadi produk yang
sesuai dengan kriterian penilaian.
Remaja di Desa Mentaraman,
Tidak produktif
Kecamatan Donomulyo,
Kabupaten Malang
libur sekolah
menganggur.
NIM 17050404022
. Rumusan Masalah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pengembangan. Jenis penelitianyang digunakan adalah
penelitian dan pengembangan (Research and Development).
Research and Development adalah jenis penelitian
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,
2018:407). Menurut Borg and Gall (1983:772) metode
R&D adalah metode yang digunakan dalam penelitian
dan pngembangan untuk menghasilkan produk yang
valid. Model yang digunakan adalah model penelitian
ADDIE. Model ini sudah teruji secara empiris. Salah satu
fungsinya menjadikan pedoman dalam membangun
perangkat dan nfrastruktur program pelatihan yang
dinamis, efektif dan dapat mendukung pelatihan
tersebut, Santoso (2010:22). Model penelitian ADDIE
menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu: (1) Analyze
(analisis), (2) Design (perencanaan), (3) Development
(pengembangan), (4) Implementation (implementasi), dan
(5) Evaluation (evaluasi)
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan model pengembangan
ADDIE yang penelitiannya dimulai dari tahap analisis
sampai evaluasi yang tiap tahapnya saling berkaitan.
1. Analyze
Langkah pertama yakni analisis materi batik cap dan
eco print, analisis sasaran, fase ini diperlukan untuk
mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dalam
pengembangan. Materi yang digunakan adalah batik
cap dan eco print. Yang nantinya video tutorial akan
berisi tentang langkah- langkah menghias tote bag
menggunakan teknik tersebut. Video yang telah
dibuat akan di share di whatsapp grup. Grup tersebut
berisi 20 orang remaja di desa Mentaraman, yang
umurnya berkisar antara 13 sampai 17 tahun. Melalui
hasil wawancara ditemukannya beberapa masalah
yakni, kurangnya perhatian orang tua terhadap
remaja, dikala libur sekolah tiba remaja di sana tidak
produktif lebih banyak menganggur.
2. Design
Video yang teah dibuat nantinya akan di kirim
via whatsapp grup. Desain media berupa video
tutorial langkah-langkah dalam menghias tote bag
menggunakan teknik batik cap dan eco print.
3. Development
Pengembangan merupakan proses mewujudkan
desain yang telah direnanakan menjadi kenyataan.
Alur pengembangan dari pengumpulan data-data,
membuat story board, membuat video daan mengedit
deengan menarik dan sekreatif mungkin, tahap akhir
yakni mengukur kelayakan dari video oleh ahli
media dan ahli substansi.
4. Implementation
Implementasi dari penelitian ini yakni validasi
video ke para ahli kemudian apabila dalam proses
validasi tersebut masih ada kekurangan, maka akan
dilakukan revisi. Apabila telah melakukan revisi
kemudian video tersebut diajukan ke validator lagi
dan lulus uji, maka media tersebut siap di uji
cobakan dalam pelatihan menghias tote bag dengan
teknik cap dan eco print di desa Mentaraman,
Kecamatan Donomuyo, Kabupaten Malang.
5. Evaluation
Pada tahap ini media yang telah divalidasi, direvisi
dan diuji kepada peserta pelatihan terlebih dahulu
untuk mendapatkan hasil analisis data dan
laporannya.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yakni sebuah alat yang digunakan untuk
pengambilan data atau informasi (Uno, 2007:71).
Instrumen penelitian digunakan untuk mempermudah
pekerjaan peneliti dalam pengumpulan data sehingga
data yang diperoleh akan lebih sistematis dan mudah
diolah.
Pada penelitian pengembangan ini instrumen yang
digunakan adalah lembar angket yang bersifat
tertutup untuk mengetahui kelayakan dari video
tutorial yang akan diisi oleh ahli materi, dan ahli
media, serta lembar angket bersifat terbuka disediakan
untuk remaja umum yang sudah dievaluasi.
1. Instrumen Kelayakan Materi dan Media
Keterbaruan 3
Pengantar 4
Penyampaian Alat 5
dan bahan
Penentuan Motif 6
Perkiraan Bahan 7
Menghias tas dengan 8
eco print
Hasil Jadi tote bag 9
2. Tampilan Kesesuaian 10
Keruntutan 11
Kemenarikan 12
Reliable 13
Keterbacaan teks 14
Bentuk dan ukuran 15
huruf
Animasi 16
Suara 17
3. Bahasa dan Kesesuaian tingkat 18
Keterbacaan perkembangan
Komunikatif 19
Lugas, baku dan 20
tertrustuk
Kejelasan 21
penggunaan istilah
Keteraturan Motif
Kerapian Motif
Warna Tajamnya warna
yang
dihasilkan