Anda di halaman 1dari 18

126

Dinamika Keuangan dan Perbankan, Nopember 2011, Hal: 126 - 142 Vol. 3, No. 1
ISSN :1979-4878

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK


The Factors That Influence The Willingness To Pay The Tax

Pancawati Hardiningsih
Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank
Jl. Kendeng V Bendan Ngisor Semarang 50233
(pancawati24@yahoo.com)

Nila Yulianawati

ABSTRAK
Usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pajak merupakan cara yang dilakukan oleh pemerintah
dalam rangka meningkatkan penerimaan negara secara mandiri. Hal ini tidak mudah, karena dituntut
peran aktif dari petugas pajak, juga kesadaran dan kemauan dari wajib pajak itu sendiri. Kurangnya
kemauan masyarakat membayar pajak tidak lepas dari minimnya pengetahuan, pemahaman, persepsi
maupun pelayanan wajib pajak itu sendiri terhadap pajak. Sikap wajib pajak menganggap bahwa pajak
merupakan pengeluaran yang sia-sia. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menghambat dan
mengurangi kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajak. Sample terpilih sebanyak 94
responden dengan teknik convinience random sampling di Kecamatan Tahunan dan Kecamatan Jepara
yang melaporkan SPT tahun 2009. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner. Analisis data
menggunakan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa sikap wajib pajak terhadap kesadaran
membayar pajak berpengaruh dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak, sikap wajib pajak
terhadap pengetahuan peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, sikap
wajib pajak terhadap pemahaman peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar
pajak, persepsi efektifitas sistem perpajakan juga tidak berpengaruh terhadap kemauan membayarb
pajak, dan untuk kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar pajak. Secara
keseluruhan model tersebut fit.
Kata kunci: Kesadaran membayar pajak, Pengetahuan peraturan perpajakan, Pemahaman peraturan
perpajakan, Persepsi efektifitas sistem perpajakan, Kualitas Layanan.
ABSTRACT
The effort of tax extensification and tax intensification is a way done by the government to
increase state revenues independently. This is not an easy thing because not only the tax officers who
take the role actively but also the consciousness and willingness of everyone to pay the tax obligation it
self. We have to admit honestly that the lack of people willingness to pay the tax in order to fulfill their
obligation is caused by minimum knowledge, understanding perception and tax obligations service
toward the tax it self. The attitudes of people that consider a tax as a vain expense is one of the factors
which inhibits and lessens the people consciousness to fulfill their tax. Hence, the researcher is interested
to conduct the research on the factors that influence the willingness of people to pay the individual tax
obligation that perform the free working on KPP Pratama Jepara. The research population was the
whole tax obligatory people in Tahunan and Jepara district who reported their SPT in 2009. The data
sampling was 94 respondents with the sampling technique used was convenience random sampling .Data
was acquired from the primer data by giving the questionnaire. The data analysis was done by using
multiple linear regression.The result of showed test of people’s attitudes toward their consciousness in
paying the tax positive significantly influenced a their willingness to paying the tax itself, but the
attitudes of people toward the understanding of the tax regulation and the perception of tax system
affectivity did not influence significantly toward the willingness in paying the tax and for quality of
services significantly influenced the willingness in paying the tax. Where as the simultaneously test
showed that the model can be said as a fit model.
Key words: The willingness in paying the tax, knowledge of tax regulations, the understanding of tax
regulations, perception of tax system affectivity, quality of services, consciousness in
paying the tax.
127
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

PENDAHULUAN terjadi pada pekerja professional. Sedangkan


Dominasi pajak sebagai sumber perkembangan usaha kecil dan menengah sangat
penerimaan merupakan satu hal yang sangat dinamis yang barang kali jauh meninggalkan
wajar, sumber penerimaan ini mempunyai umur jangkauan pajak. Meskipun jaring pengaman bagi
tidak terbatas, terlebih dengan semakin wajib pajak (berupa Nomor Pokok Wajib Pajak)
bertambahnya jumlah penduduk yang mengalami agar melaksanakan kewajiban perpajakannya
peningkatan setiap tahunnya. Pajak memiliki sudah dipasang, terutama bagi usaha kecil
peran yang sangat besar dan semakin diandalkan menengah masih lepas dari jeratan pajak.
untuk kepentingan pembangunan dan pengeluaran Pemungutan pajak bukan pekerjaan yang
pemerintah. mudah disamping peran aktif dari petugas
Fungsi pajak sebagai Budgeter, sebagai perpajakan, juga dituntut kesadaran dari wajib
sumber dana yang diperuntukkan bagi pajak itu sendiri. Kemauan wajib pajak dalam
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah, membayar pajak merupakan hal yang penting.
seperti dimasukkannya pajak dalam APBN Penyebab kurangnya kemauan membayar pajak
sebagai penerimaan dalam negeri. Fungsi Reguler, antara lain asas perpajakan yaitu bahwa hasil
sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung
kebijakan di bidang sosial dan ekonomi, seperti dapat dinikmati oleh para wajib pajak. Hal ini
dikenakan pajak yang lebih tinggi terhadap terjadi karena masyarakat tidak pernah tau wujud
minuman keras dapat ditekan, demikian pula konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk
terhadap barang mewah. membayar pajak.
Penerimaan perpajakan mengalami Upaya pendidikan, penyuluhan dan
peningkatan yang cukup signifikan baik secara sebagainya tidak banyak berarti dalam
nominal maupun secara persentase terhadap membangun kesadaran wajib pajak melaksanakan
seluruh pendapatan negara. Hal ini sangat rasional kewajiban pajak, jika masyarakat tidak merasakan
karena pada kenyataannya ratio antara jumlah manfaat dari membayar pajak. Disisi lain
wajib pajak dengan jumlah penduduk serta jumlah ancaman, hukuman, maupun sanksi dalam
usaha masih sangat kecil, dan di samping itu Undang-undang sudah cukup jelas terhadap wajib
tahun yang akan datang pajak diproyeksikan pajak yang bandel mengabaikan kewajiban pajak.
sebagai salah satu pilar utama penerimaan negara Penerapan Self Assessment System
secara mandiri (Soeprapto, Kedaulatan Rakyat, 4 menyebabkan kebenaran pembayaran pajak
Agustus 2001:8) dalam (Fery dwi prasetyo,2006), tergantung pada kejujuran wajib pajak sendiri
sehingga mengurangi ketergantungkan pinjaman dalam pelaporan kewajiban perpajakannya.
luar negeri. Informasi yang diperoleh dari KPP bahwa
Agenda aksi Direktorat Jenderal Pajak sumber pendapatan negara berupa penerimaan
berupa usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pajak dimana informasi ini bisa diperoleh dari
pajak, dimana usaha ekstensifikasi dilakukan beberapa kota seperti seperti di kota Jepara
dengan menggali atau memperluas obyek pajak khususnya dilihat dari pekerjaan bebas dari tahun
baru melalui perubahan perundang-undangan. 2008-2009 terdapat penurunan jumlah pengusaha.
Sedangkan usaha intensifikasi ditempuh melalui Hal ini berdampak pada penurunan pendapatan
perbaikan kualitas pengumpulan di lapangan penerimaan pajak sebesar 36,94%. Fenomena
tanpa harus merubah Undang-undang yang inilah yang dipandang peneliti tertarik untuk
berlaku. Usaha intensifikasi lebih murah dan menliti terkait dengan faktor-faktor apa sajakah
efisien dari pada usaha ektensifikasi. yang kemungkinan menyebabkan. Hal-hal apa
Masih banyak wajib pajak potensial yang sajakah yang besar pengaruhnya terhadap
belum terdaftar sebagai wajib pajak aktual. kemauan membayar pajak untuk lebih dapat
Ketidaktaatan dalam membayar pajak tidak hanya meningkatkan penerimaan pajak khususnya di
terjadi pada lapisan pengusaha saja tetapi juga kota Jepara.
128
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati Dinamika Keuangan dan Perbankan

Suryadi (2006), melakukan penelitian efektif, dengan sampel sebanyak 100 orang. Hasil
tentang model hubungan kausal kesadaran, disimpulan bahwa sikap WP terhadap pelaksanaan
pelayanan, kepatuhan wajib pajak dan sanksi denda, sikap WP terhadap pelayanan fiskus
pengaruhnya terhadap kinerja penerimaan pajak di dan sikap wajib pajak terhadap kesadaran
Jawa Timur dengan responden sebanyak 800 perpajakan memiliki pengaruh positif yang
Wajib Pajak pembayar pajak terbesar yang signifikan terhadap kepatuhan WP.
terdaftar di 8 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Ni Luh Supadmi memberi masukan
dalam lingkungan Kerja Kantor Wilayah Ditjen dengan judul meningkatkan kepatuhan wajib
Pajak Jawa Timur. Dari 8 KPP tersebut masing- pajak melalui kualitas pelayanan. Untuk
masing ditentukan 100 pembayar pajak terbesar meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam
yang diurut berdasarkan ranking, sehingga memenuhi kewajiban perpajakannya kualitas
jumlahnya menjadi 800 Wajib Pajak. Hasil pelayanan harus di tingkatkan oleh aparat pajak.
penelitian menunjukkan, kesadaran wajib pajak Pelayanan yang berkualitas harus diupayakan
yang diukur dari persepsi wajib pajak, dapat memberikan 4K yaitu keamanan,
pengetahuan perpajakan, karakteristik wajib pajak kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum
dan penyuluhan perpajakan tidak berpengaruh yang dapat dipertanggungjawabkan.
signifikan terhadap kinerja penerimaan pajak. Kiryanto (1999) secara khusus melakukan
Pelayanan perpajakan yang diukur dari ketentuan penelitian terhadap tingkat kepatuhan WP Badan
perpajakan, kualitas SDM dan system informasi di DIY. Variable bebas yang digunakan
perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan
kinerja penerimaan pajak. Kepatuhan Wajib Pajak prosedur pengendalian Hasilnya adalah
yang diukur dari pemeriksaan pajak, penegakan lingkungan pengendalian, sistem akuntansi dan
hukum dan kompensasi pajak berpengaruh secara prosedur pengendalian memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap penerimaan pajak. terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak badan.
Penelitian dari Tarjo dan Indra Karsimiati (2009) meneliti tentang
Kusumawati (2006) meneliti tentang analisis pengaruh pelayanan fiskus, sanksi denda dan
perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pelaksanaan Self Assessment System. Hasilnya pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan.
penerapan Self assessment system di Bangkalan Populasinya adalah seluruh wajib pajak di
belum berjalan secara baik, meski pada fungsi Kecamatan Gabus-Pati sebanyak 16.578, dengan
membayar sudah baik. Untuk fungsi melapor WP teknik propotional stratified random sampling
sudah melaksanakan fungsinya, namun mereka diperoleh 100 responden. Hasil menunjukkan
melapor bukan karena kesadaran tapi karena bahwa sikap wajib pajak terhadap pelayanan
adanya denda. Dari fungsi fiskus, self assessment fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap
system yang diterapkan di Bangkalan belum kepatuhan wajib pajak, sikap wajib pajak terhdap
berjalan dengan baik, ini dibuktikan dengan sanksi denda berpengaruh negatif dan tidak
informasi tentang penyuluhan yang tidak merata. signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dan
Selain itu fungsi pengawasan yang dilakukan oleh sikap wajib pajak terhadap kesadaran wajib pajak
fiskus sulit diukur dari persepsi WP. Untuk fungsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pelayanan, ternyata mereka sering datang ke KPP kepatuhan wajib pajak.
adalah WP yang fungsi perhitungannya dilakukan Tatiana Vanessa Rantung dan Priyo Hari
oleh fiskus. Adi (2009) meneliti dampak program Sunset
Penelitian lain oleh Agus Nugroho Policy terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
Jatmiko (2006) adalah pengaruh sikap Wajib kemauan membayar pajak. Hasil penelitian
Pajak pada pelaksanan sanksi denda, pelayanan menunjukkan bahwa program sunset policy
fiskus dan kesadaran perpajakan terhadap memberikan pengaruh positif terhadap ketiga
kepatuhan Wajib Pajak, dengan populasi wajib faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan
pajak orang pribadi (WP OP) di kota Semarang. membayar pajak. Kebijakan sunset policy ini
Berdasarkan data KPP akhir tahun 2003 tercatat direspon secara positif oleh wajib pajak, yaitu
sebanyak 29.006 WP OP yang merupakan WP OP dengan semakin meningkatnya kemauan
129
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

membayar pajak. Hal ini berarti harapan dari pajak, Sikap optimis wajib pajak terhadap
terjadinya penerimaan pajak yang signifikan dari pajak) mempunyai pengaruh terhadap kesadaran
adanya kebijakan ini bukanlah sesuatu yang wajib pajak, tetapi faktor pengetahuan wajib pajak
mustahil. tentang pajak mempunyai pengaruh negatif
Kiswanto dan M.Wahyudin (2007) terhadap kesadaran wajib pajak. Tetapi faktor
meneliti tentang pengaruh kualitas pelayanan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan
terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan perpajakan, manfaat yang dirasakan wajib pajak
bermotor di Kantor Bersama Samsat UPPD dari pajak dan sikap optimis wajib pajak terhadap
Dipenda Propinsi Jateng kabupaten Sragen. pajak mempunyai pengaruh positif terhadap
Keterandalan (Reliability), Jaminan (assurance), kesadaran perpajakan.
Ketanggapan (responsiveness) dan wujud fisik Penelitian ini bertujuan menganalisis
(tangible) berpengaruh positif dan signifikan pengaruh kesadaran membayar pajak,
terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan pengetahuan perpajakan, pemahaman peraturan
bermotor. Sedangkan Empati (emphaty) perpajakan, persepsi efektifitas sistem perpajakan,
berpengaruh positif tidak signifikan. Keterandalan kualitas layanan terhadap kemauan membayar
(Reliability), Ketanggapan (responsiveness), pajak.
Jaminan (assurance), Empati (emphaty) dan
LANDASAN TEORI DAN
Wujud fisik (tangible) secara bersama-sama
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
wajib pajak kendaraan bermotor di Kabupaten Layanan Fiskus Terhadap Wajib Pajak
Sragen. Keterandalan (Reliability) mempunyai Pelayanan berkualitas yang diberikan
pengaruh paling dominan terhadap kepuasan kepada wajib pajak antara lain: Pertama,
wajib pajak kendaraan bermotor di Kabupaten prosedur administrasi pajak dibuat sederhana agar
Sragen. mudah dipahami oleh semua wajib pajak,
Dwi Indah Widaningrum (2007) juga pendaftaran NPWP, adanya sistem informasi
melakukan penelitian tentang Identifikasi perpajakan dan sistem administrasi perpajakan,
kemampuan dan kemauan membayar masyarakat sehingga sistem ini pelayanan prima kepada wajib
berpenghasilan menengah rendah. Abilitty dan pajak menjadi semakin nyata. Kedua, petugas
Willingness to Pay dimana ini diukur dari: Atribut pajak atau Fiskus diharapkan memiliki
perumahan, fungsi pendapatan rumah tangga, kompetensi dalam skill, knowledge, dan
fungsi karakteristik rumah tangga. Hasilnya experience dalam hal kebijakan perpajakan,
menyimpulkan variabel pendapatan memiliki administrasi pajak dan perundang-undangan
pengaruh atau hubungan positif terhadap perpajakan, pelayanan petugas bank tempat
kesediaan membayar. Kemampuan membayar pembayaran wajib melayani dan memberikan
dalam hal ini dilihat berdasarkan penghasilan total penjelasan terhadap wajib pajak dengan ramah
keluarga. Dari hasil identifikasi terhadap tingkat agar wajib pajak benar-benar paham sesuai yang
kepuasan RT didapat 65% yang menyatakan diharapkan atau diinginkan. Ketiga, KPP
bahwa pemilihan tempat tinggal dipengaruhi oleh memberikan kemudahan dalam pembayaran yang
faktor lingkungan. Ditemukan adanya perbedaan dilakukan melalui e-Banking yang bisa dilakukan
prioritas pemenuhan kebutuhan tempat tinggal dimana saja, Penyampaian SPT melalui drop box
antara responden yang memiliki tempat tinggal yang dapat dilakukan dimana saja, tidak harus di
pribadi dengan responden yang melakukan KPP tempat wajib pajak terdaftar, disediakan
sewa/kontrak rumah. sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-Filling.
Penelitian Ferry Dwi Prasetyo (2006) NPWP yang dapat dilakukan secara online
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi melalui e-Register dari website pajak. Keempat,
pemilik usaha kecil menengah dalam pelaporan KPP memberikan perluasan tempat pelayanan
kewajiban perpajakan di Daerah Jogjakarta. terpadu (TPT), dengan perluasan ini dapat
Hasilnya adalah semua faktor (Pengetahuan wajib meningkatkan pelayanan wajib pajak dengan
pajak, Pemahaman wajib pajak terhadap peraturan menetapkan suatu pelayanan yang terpadu untuk
Perpajakan, Manfaat yang dirasakan wajib pajak setiap KPP, sehingga dapat memberikan
130
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati Dinamika Keuangan dan Perbankan

pelayanan kepada wajib pajak tanpa harus Pengetahuan Peraturan Perpajakan


mendatangi masing-masing seksi. Pengetahuan pajak adalah proses
Kemauan Membayar Pajak pengubahan sikap dan tata laku seorang wajib
Konsep kemauan membayar pajak pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha
(willingness to pay tax) diartikan suatu nilai yang mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
rela dikontribusikan oleh seseorang (yang dan pelatihan. Pengetahuan akan peraturan
ditetapkan dengan peraturan) digunakan untuk perpajakan masyarakat melalui pendidikan formal
membiayai pengeluaran umum Negara dengan maupun non formal akan berdampak positif
tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara terhadap kesadaran wajib pajak untuk membayar
langsung (Vanessa dan Hari;2009). pajak.
Kemauan membayar pajak dipengaruhi Pengetahuan peraturan perpajakan dalam
oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem sistem perpajakan yang baru, wajib pajak
administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan diberikan kepercayaan untuk melaksanakan
pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, kegotong royongan nasional melalui sistem
dan tarif pajak. (Devano dan Rahayu 2006). menghitung, memperhitungkan, membayar,
Kesadaran membayar pajak melaporkan sendiri pajak yang terutang. Dengan
Kesadaran wajib pajak dalam membayar adanya sistem ini diharapkan para wajib pajak tau
kewajiban pajak akan meningkat bilamana dalam akan fungsi pembayaran pajak. Dan diharapkan
masyarakat muncul persepsi positif terhadap sistem ini dapat terwujud keadilan. Yang
pajak. Meningkatnya pengetahuan perpajakan dimaksud adil disini wajib pajak menghitung
masyarakat melalui pendidikan perpajakan baik dengan sesuai ketentuan perpajakan dan
formal maupun non formal akan berdampak pemerintah tau menggunakan semua ini sesuai
positif terhadap kesadaran wajib pajak untuk kebutuhan guna untuk membangun negara.
membayar pajak. Karakteristik wajib pajak yang Pemahaman Peraturan Perpajakan
dicerminkan oleh kondisi budaya, sosial, dan Pemahaman wajib pajak terhadap
ekonomi akan dominan membentuk perilaku
peraturan perpajakan adalah cara wajib pajak
wajib pajak yang tergambar dalam tingkat dalam memahami peraturan perpajakan yang
kesadaran mereka dalam membayar pajak.
telah ada. Wajib pajak yang tidak memahami
Penyuluhan pajak yang dilakukan secara intensif peraturan perpajakan secara jelas cenderung akan
dan kontinyu akan dapat meningkatkan
menjadi wajib pajak yang tidak taat. Jelas bahwa
pemahaman wajib pajak tentang kewajiban semakin paham wajib pajak terhadap peraturan
membayar pajak sebagai wujud kegotong perpajakan, maka semakin paham pula wajib
royongan nasional dalam menghimpun dana untuk
pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila
kepentingan pembiayaan pemerintahan dan melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Dimana
pembangunan nasional (Suryadi,2006). Meskipun
wajib pajak yang benar-benar paham, mereka
sistem pemungutan pajak self assessment system akan tau sanksi adminstrasi dan sanksi pidana
sudah dijalankan. Namun dalam prakteknya sulit
sehubungan dengan SPT dan NPWP.
berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau
bahkan disalahgunakan. Hal ini dapat dilihat dari Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan
banyaknya wajib pajak yang dengan sengaja tidak Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu
patuh, kesadaran wajib pajak yang masih rendah proses pengorganisasian, penginteprestasian
atau kombinasi keduanya, sehingga membuat terhadap stimulus oleh organisasi atau individu
wajib pajak enggan melaksanakan kewajiban sehingga merupakan suatu yang berarti dan
membayar pajak. Rendahnya kepatuhan dan merupakan aktifitas integrated dalam diri
kesadaran wajib pajak ini bisa terlihat dari sangat individu. Sedangkan efektifitas memiliki
kecilnya jumlah mereka yang memiliki Nomor pengertian suatu pengukuran yang menyatakan
Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan mereka yang seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) waktu) telah tercapai. Persepsi wajib pajak
Tahunannya. (Sadhani,2004 dalam Tarjo dan terhadap kinerja penerimaan pajak dilakukan oleh
Indra Kusumawati,2005). Maria Karanta,et,al (2000 dalam Suryadi 2006)
131
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

menyatakan bahwa persepsi masyarakat terhadap Semarang, hingga akhir tahun 2003 tercatat
kinerja Badan Perpajakan Nasional Swedia, ini sebanyak 29.006 WP OP yang merupakan WP OP
dilihat dari: kesadaran prosedur yang bermanfaat efektif. Tidak semua WP OP efektif ini menjadi
bagi wajib pajak, kebutuhan bagi wajib pajak, obyek penelitian ini karena jumlahnya yang
perlakuan yang adil, keahlian aparat dalam sangat besar dan guna efisiensi waktu dan biaya.
mendeteksi kesalahan,serta dalam mengoreksi Oleh sebab itu dilakukan pengambilan sampel.
laporan pajak. Hasil penelitian menyimpulkan Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
bahwa persepsi wajib pajak yang positif dapat propotional sampling. Jumlah sampel ditentukan
mempengaruhi perilaku wajib pajak dalam 100 orang. Berdasarkan hasil analisis yang
membayar pajak. dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa
Kualitas Layanan terhadap Wajib Pajak sikap WP terhadap pelaksanaan sanksi denda,
Kualitas layanan adalah pelayanan yang sikap WP terhadap pelayanan fiskus dan sikap
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan wajib pajak terhadap kesadaran perpajakan
dan tetap dalam batas memenuhi standar memiliki pengaruh positif yang signifikan
pelayanan yang dapat dipertangggungjawabkan terhadap kepatuhan WP.
serta harus dilakukan secara terus-menerus. Dwi Indah Widaningrum (2007) juga
Secara sederhana definisi kualitas adalah melakukan penelitian tentang Identifikasi
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan kemampuan dan kemauan membayar masyarakat
produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan berpenghasilan menengah rendah. Abilitty dan
yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang Willingness to Pay dimana ini diukur dari: Atribut
menginginkannya. Pelayanan perpajakan dibentuk perumahan, fungsi pendapatan rumah tangga,
oleh dimensi kualitas sumber daya manusia fungsi karakteristik rumah tangga. Hasilnya
(SDM), ketentuan perpajakan dan sistem menyimpulkan variabel pendapatan ini diduga
informasi perpajakan. Standar kualitas pelayanan memiliki pengaruh atau hubungan positif terhadap
prima kepada masyarakat wajib pajak akan kesediaan membayar. Kemampuan membayar
terpenuhi bilamana SDM melakukan tugasnya dalam hal ini dilihat berdasarkan penghasilan total
secara profesional, disiplin, dan transparan. Dalam keluarga. Dari hasil identifikasi terhadap tingkat
kondisi wajib pajak merasa puas atas pelayanan kepuasan RT didapat 65% yang menyatakan
yang diberikan kepadanya, maka mereka akan bahwa pemilihan tempat tinggal dipengaruhi oleh
cenderung akan melaksanakan kewajiban faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang
membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang dimaksud disini adalah kondisi lingkungan tempat
berlaku. Apabila ketentuan perpajakan dibuat tinggal dan masyarakat di sekitar. Ditemukan
sederhana, mudah dipahami oleh wajib pajak, adanya perbedaan prioritas pemenuhan kebutuhan
maka pelayanan perpajakan atas hak dan tempat tinggal antara responden yang memiliki
kewajiban mereka dapat dilaksanakan secara tempat tinggal pribadi dengan responden yang
efektif dan efisien. Dengan demikian sistem melakukan sewa/kontrak rumah.
informasi perpajakan dan kualitas SDM yang Ferry Dwi Prasetyo (2006) tentang
handal akan menghasilkan pelayanan perpajakan Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
yang semakin baik. pemilik usaha kecil menengah dalam pelaporan
Penelitian Terdahulu kewajiban perpajakan di Daerah Jogjakarta.
Beberapa penelitian terdahulu yang Hasilnya menyimpulkan adanya bahwa semua
berhubungan dengan kemauan membayar pajak faktor (Pengetahuan wajib pajak, Pemahaman
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Agus wajib pajak terhadap peraturan Perpajakan,
Nugroho Jatmiko (2006) dalam judulya pengaruh Manfaat yang dirasakan wajib pajak dari pajak,
sikap Wajib Pajak pada pelaksanan sanksi denda, Sikap optimis wajib pajak terhadap pajak)
pelayanan fiskus dan kesadaran perpajakan mempunyai pengaruh terhadap kesadaran wajib
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Populasi dalam pajak, tetapi faktor pengetahuan wajib pajak
penelitian ini adalah para wajib pajak orang tentang pajak mempunyai pengaruh negatif
pribadi (WP OP) yang ada di kota Semarang. terhadap kesadaran wajib pajak. Tetapi faktor
Berdasarkan data dari KPP yang ada di kota pemahaman wajib pajak terhadap peraturan
132
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati Dinamika Keuangan dan Perbankan

perpajakan, manfaat yang dirasakan wajib pajak mengidentifikasi, menghimpun, menganalisis,


dari pajak dan sikap optimis wajib pajak terhadap mengelompokkan, mencatat dan melaporkan
pajak mempunyai pengaruh positif terhadap transaksi satuan usaha (perusahaan) dan untuk
kesadaran perpajakan. Dari hasil penelitian ini menyelenggarakan pertanggungjawaban aktiva
juga dapat dilihat bahwa faktor yang paling dan kewajiban yang bersangkutan dengan
dominan yang mempengaruhi kesadaran wajib transaksi tersebut), dan Prosedur pengendalian
pajak adalah faktor pemahaman wajib pajak adalah adalah kebijakan dan dan prosedur ini
terhadap peraturan perpajakan. dilihat sebagai tambahan terhadap lingkungan
Karsimiati (2009) melakukan penelitian pengendalian dan sistem akuntansi yang telah
tentang pengaruh pelayanan fiskus, sanksi denda diciptakan oleh manajemen untuk memberi
dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu
wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan satuan usaha akan dicapai. Hasil penelitian
bangunan. Populasi dalam penelitian ini adalah Kiryanto (1999) adalah bahwa lingkungan
seluruh wajib pajak yang berada di Kecamatan pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur
Gabus-Pati sebanyak 16.578 wajib pajak pengendalian memiliki pengaruh positif terhadap
sedangkan sampel yang digunakan adalah tingkat kepatuhan wajib pajak badan.
sebagian atau wakil populasi yang diteliti dengan Kiswanto dan M.Wahyudin (2007)
jumlah 100 responden. Data diperoleh melalui meneliti tentang pengaruh kualitas pelayanan
data primer dengan cara membagikan kuesioner terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan
untuk ditanggapi dan dengan data sekunder bermotor di Kantor Bersama Samsat UPPD
melalui beberapa data yang diperoleh dari kantor Dipenda Propinsi Jateng kabupaten Sragen.
kecamatan Gabus Pati. Teknik pengambilan Keterandalan (Reliability), Jaminan (assurance),
sampel yang digunakan adalah propotional Ketanggapan (responsiveness) dan wujud fisik
stratified random sampling. Analisis data (tangible) berpengaruh positif dan signifikan
dilakukan dengan menggunakan regresi linier terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan
berganda. Hasil penelitian regresi linier berganda bermotor. Sedangkan Empati (emphaty)
menunjukkan bahwa: uji parsial sikap wajib pajak berpengaruh positif tidak signifikan. Keterandalan
terhadap pelayanan fiskus berpengaruh positif dan (Reliability), Ketanggapan (responsiveness),
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sikap Jaminan (assurance), Empati (emphaty) dan
wajib pajak terhdap sanksi denda berpengaruh Wujud fisik ( tangible) secara bersama-sama
negatif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
wajib pajak dan sikap wajib pajak terhadap wajib pajak kendaraan bermotor di Kabupaten
kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan Sragen. Keterandalan (Reliability) mempunyai
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. pengaruh paling dominan terhadap kepuasan
Sedangkan uji secara silmutan bahwa variabel wajib pajak kendaraan bermotor di Kabupaten
independen sikap wajib pajak untuk pelayanan Sragen.
fiskus, sanksi denda, dan kesadaran perpajakan Suryadi (2006), melakukan penelitian
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib tentang model hubungan kausal kesadaran,
pajak. pelayanan, kepatuhan wajib pajak dan
Kiryanto (1999) secara khusus pengaruhnya terhadap kinerja penerimaan pajak.
melakukan penelitian terhadap tingkat kepatuhan Populasi yang digunakan adalah Wajib Pajak di
WP Badan di DIY. Penelitian Kiyanto (1999) Jawa Timur, dalam penelitian ini ditentukan
dilakukan dengan menggunakan variable bebas sebanyak 800 Wajib Pajak pembayar pajak
lingkungan pengendalian (diukur dari keseluruhan terbesar yang terdaftar di 8 Kantor Pelayanan
sikap kesadaran dan tundakan dari dewan Pajak (KPP) dalam lingkungan Kerja Kantor
komisaris manajemen, pemilik dan pihak lain Wilayah Ditjen Pajak Jawa Timur. Dari 8 KPP
mengenai pentingnya pengendalian dan tersebut masing-masing ditentukan 100 pembayar
tekanannya pada satuan usaha yang pajak terbesar yang diurut berdasarkan ranking,
bersangkutan). Sistem akuntansi (diukur dari sehingga jumlahnya menjadi 800 Wajib Pajak.
metode dan catatan yang diciptakan untuk Hasil penelitian menunjukkan, kesadaran wajib
133
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

pajak yang diukur dari persepsi wajib pajak, jika masyarakat tidak merasakan manfaat dari
pengetahuan perpajakan, karakteristik wajib pajak kepatuhan membayar pajak.
dan penyuluhan perpajakan tidak berpengaruh Kesadaran wajib pajak atas perpajakan
signifikan terhadap kinerja penerimaan pajak. amatlah diperlukan untuk meningkatkan kemauan
Pelayanan perpajakan yang diukur dari ketentuan membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut maka
perpajakan, kualitas SDM dan system informasi dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap H1: Semakin tingi kesadaran membayar pajak,
kinerja penerimaan pajak. Kepatuhan Wajib Pajak maka akan semakin tinggi kemauan
yang diukur dari pemeriksaan pajak, penegakan membayar pajak
hukum dan kompensasi pajak berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan pajak. Hubungan Pengetahuan Peraturan Perpajakan
Penelitian Tarjo dan Indra Kusumawati dengan Kemauan Membayar Pajak
(2006) melakukan penelitian tentang analisis Pengetahuan wajib pajak tentang pajak
perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
pelaksanaan Self Assessment System. Hasilnya seorang atau kelompok wajib pajak dalam usaha
menyatakan Self assessment system yang mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
diterapkan di Bangkalan belum berjalan secara dan pelatihan.
baik, meski pada fungsi membayar sudah baik. Pengetahuan peraturan perpajakan dalam
Untuk fungsi melapor WP sudah melaksanakan sistem perpajakan yang baru, wajib pajak
fungsinya, namun mereka melapor bukan karena diberikan kepercayaan untuk melaksanakan
kesadaran tapi karena adanya denda. Dilihat dari kegotong royongan nasional melalui sistem
fungsi fiskus, self assessment system yang menghitung, memperhitungkan, membayar,
diterapkan di Bangkalan belum berjalan dengan melaporkan sendiri pajak yang terutang, sehingga
baik, ini dibuktikan dengan informasi tentang diharapkan akan tercipta unsur keadilan dan
penyuluhan yang tidak merata. Selain itu fungsi kebenaran mengingat bahwa wajib pajak
pengawasan yang dilakukan oleh fiskus sulit sendirilah yang sebenarnya mengetahui besarnya
diukur dari persepsi WP. Untuk fungsi pelayanan, pajak yang terutang.
ternyata mereka sering datang ke KPP adalah WP Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat
yang fungsi perhitungannya dilakukan oleh fiskus. dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hubungan Kesadaran Membayar Pajak H2: Semakin luas pengetahuan peraturan
dengan Kemauan Membayar Pajak perpajakan, maka akan semakin tinggi
Kesadaran wajib pajak dalam kewajiban kemauan membayar pajak.
perpajakannya merupakan hal penting dalam
penarikan pajak. Hal paling menentukan dalam Hubungan Pemahaman Peraturan Perpajakan
keberhasilan pemungutan pajak adalah kemauan dengan Kemauan Membayar Pajak
wajib pajak untuk melakukan kewajiban. Pemahaman wajib pajak terhadap
Ketidakmaunya wajib pajak melakukan kewajiban peraturan perpajakan adalah cara wajib pajak
tersebut adalah asas perpajakan, yaitu bahwa hasil dalam memahami peraturan perpajakan yang
pemungutan pajak tersebut tidak langsung telah ada. Wajib pajak yang tidak memahami
dinikmati oleh para wajib pajak. Masyarakat tidak peraturan perpajakan secara jelas cenderung akan
pernah tahu wujud kongkret imbalan dari uang menjadi wajib pajak yang tidak taat. Jelas bahwa
yang dikeluarkan untuk membayar pajak. semakin paham wajib pajak terhadap peraturan
Keinginan pemerintah untuk meningkatkan perpajakan, maka semakin paham pula wajib
jumlah wajib pajak dengan tujuan akhir untuk pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila
meningkatkan jumlah penerimaan Negara, melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Setiap
bukanlah pekerjaan yang ringan. Upaya wajib pajak yang telah memahami peraturan
pendidikan, penyuluhan dan sebagainya, tidak sangat baik, biasanya akan melakukan aturan
berarti banyak dalam membangun kesadaran perpajakan yang sesuai dengan apa yang
wajib pajak melaksanakan kewajiban perpajakan, tercantum di dalam peraturan yang ada.
134
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati Dinamika Keuangan dan Perbankan

H3: Semakin tinggi pemahaman peraturan meningkatkan kemauan dalam membayar pajak.
perpajakan, maka akan semakin tinggi Para wajib pajak akan mau dalam memenuhi
kemauan membayar pajak kewajibannya membayar pajak tergantung pada
bagaimana petugas pajak tersebut memberikan
Hubungan Persepsi Efektifitas Sistem pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Untuk
Perpajakan dengan Kemauan Membayar mewujudkan pelayanan yang baik, petugas harus
Pajak mempunyai pengetahuan dan pengalaman
Selama ini banyak wajib pajak yang dibidang perpajakan serta dalam hal perundang-
telah terdaftar sebagai wajib pajak, dan telah undangan. Berdasarkan uraian diatas dapat
memiliki NPWP belum mau melaksanakan disimpulkan suatu hipotesis sebagai berikut:
kewajiban pajak dengan baik. Hal ini disebabkan H5: Semakin baik kualitas layanan,maka akan
oleh asas perpajakan bahwa hasil pemungutan semakin tinggi kemauan membayar pajak.
pajak tidak langsung dinikmati oleh pembayar
pajak. Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu Populasi dan Sampel
proses pengorganisasian, penginteprestasian Populasi dalam peneliti ini Wajib Pajak
terhadap stimulus oleh organisasi atau individu Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas
sehingga merupakan suatu yang berarti dan yang berada di KPP Pratama Jepara khususnya di
merupakan aktifitas integrated dalam diri dua kecamatan yaitu Kecamatan Tahunan dan
individu. Sedangkan efektifitas merupakan ukuran Kecamatan Jepara. Karena di dua kecamatan
seberapa jauh target kualitas, kuantitas, dan waktu inilah yang sebagian besar melakukan pekerjaan
telah tercapai. bebas seperti: furniture atau meubel, dokter
Berdasarkan uraian diatas dapat maupun bidan yang membuka praktek kerja
dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut: sendiri, notaris, jasa travel, rental komputer dan
H4: Semakin tinggi persepsi efektifitas sistem internet, tempat khursus mengemudi dll. Adapun
perpajakan, maka akan semakin tinggi sampel terpilih dengan teknik Convinience
kemauan membayar pajak. Random Sampling diperoleh sebanyak 94
responden.
Hubungan Kualitas Layanan Wajib Pajak
dengan Kemauan Membayar Pajak Operasional dan Pengukuran Variabel
Kualitas layanan adalah pelayanan yang Kesadaran Membayar Pajak
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan Kesadaran adalah keadaan mengetahui
dan tetap dalam batas memenuhi standar atau mengerti, sedangkan kesadaran wajib pajak
pelayanan yang dapat dipertangggungjawabkan dalam kewajiban perpajakannya merupakan hal
serta harus dilakukan secara terus-menerus. penting dalam penarikan pajak. Indikator
Apabila jasa dari suatu instansi tidak kesadaran membayar pajak antara lain:
memenuhi harapan pelanggan, berarti jasa  Pajak merupakan bentuk partisipasi dalam
pelayanan tidak berkualitas. Jika proses pelayanan menunjang pembangunan negara.
tidak memenuhi harapan pelanggan, berarti mutu  Penundaan pembayaran pajak dan
pelayanannya kurang. Pelayanan kepada pengurangan beban pajak sangat merugikan
pelanggan dikatakan bermutu apabila memenuhi negara.
atau melebihi harapan pelanggan atau semakin  Pajak ditetapkan dengan Undang-undang dan
kecil kesenjangan antara pemenuhi janji dengan dapat dipaksakan.
harapan pelanggan adalah semakin mendekati  Membayar pajak tidak sesuai dengan yang
ukuran bermutu. seharusnya dibayar akan merugikan Negara.
Kemauan WP dalam memenuhi  Pemungutan pajak sesunggguhnya juga
kewajibannya membayar pajak tergantung pada dirasakan oleh mereka sendiri tapi tidak
bagaimana petugas pajak memberikan mutu secara langsung dinikmati oleh para wajib
pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. pajak.
Fiskus yang bertanggung jawab dan  Membayar pajak akan terbentuk rencana
mendayagunakan SDM sangat dibutuhkan guna untuk kemajuan kesejahteraan rakyat.
135
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Pengetahuan Peraturan Perpajakan  Pemahaman akan peraturan perpajakan melalui


Pengetahuan wajib pajak tentang pajak sosialisasi yang dilakukan oleh KPP.
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku Persepsi Efektiitas Sistem Perpajakan
seorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu
dalam usaha mendewasakan manusia melalui proses pengorganisasian, penginteprestasian
upaya pengajaran dan pelatihan.Indikator terhadap stimulus oleh organisasi atau individu
pengetahuan peraturan perpajakan disini antara sehingga merupakan suatu yang berarti dan
lain; merupakan aktifitas integrated dalam diri
 Kepemilikan NPWP bagi setiap wajib pajak individu. Sedangkan efektifitas memiliki
yang mempunyai penghasilan. pengertian suatu pengukuran yang menyatakan
 Pengetahuan akan kepemilikan NPWP seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan
sudah terdaftar di KPP. waktu) telah tercapai. Indikator persepsi
 Pengetahuan bahwa NPWP ini sarana efektifitas sistem perpajakan antara lain:
pengadministrasian pajak.  Pelaporan SPT melalui e-SPT dan e-Filling.
 Pengetahuan akan NPWP ini sebagi tanda  Pelaporan SPT yang melalui e-Filling melalui
pengenal diri atau identitas wajib pajak satu atau beberapa perusahaan Penyedia Jasa
untuk menjaga ketertiban membayar pajak. Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak
 Tau bahwa NPWP hanya diberikan pada harus memiliki e-FIN dan telah memperoleh
setiap wajib pajak,kecuali wanita kawin sertifikat (digital Certificate).
yang tidak hidup terpisah atau tidak  Pembayaran pajak melalui e-Banking.
melakukan pemisahan harta dapat  Penyampaian SPT melalui drop box.
melaksanakan kewajiban perpajakannya  Update peraturan pajak terbaru secara online
dengan menggunakan NPWP suaminya. melalui internet.
 Pengetahuan bahwa jika wajib pajak yang  Pendaftaran NPWP melalui e-Register.
sudah ber NPWP mempunyai kewajiban Kualitas Layanan Terhadap Wajib Pajak
untuk membayar pajak secara berkala. Pelayanan adalah cara melayani
 Pengetahuan akan peraturan perpajakan (membantu mengurus atau menyiapkan segala
dapat diperoleh melalui pengajaran dan keperluan yang dibutuhkan seseorang). Secara
pelatihan. sederhana definisi kualitas adalah suatu kondisi
Pemahaman Peraturan Perpajakan dinamis yang berhubungan dengan produk,jasa
Pemahaman wajib pajak terhadap manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
peraturan perpajakan adalah cara wajib pajak atau melebihi harapan pihak yang
dalam memahami peraturan perpajakan yang menginginkannya. Indikator kualitas layanan
telah ada. Wajib pajak yang tidak paham akan antara lain:
peraturan perpajakan maka cenderung menjadi  Fiskus diharapkan memiliki kompetensi Skill,
wajib pajak yang tidak taat. Indikator pemahaman Knowledge, Experience dalam hal kebijakan
akan peraturan perpajakan antara lain perpajakan, administrasi pajak, dan
 Pemahaman wajib pajak yang mau membayar perundang-undangan.
pajak harus mempunyai NPWP.  Fiskus memiliki motivasi tinggi sebagai
 Pemahaman akan hak dan kewajiban pelayan publik.
perpajakan.  Perluasan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).
 Pemahaman akan sanksi perpajakan jika mereka  TPT dapat memudahkan pengawasan terhadap
lalai akan kewajibannya. proses pelayanan yang diberikan kepada wajib
 Pemahaman wajib pajak akan PTKP, PKP, dan pajak.
Tarif Pajak.  Sistem informasi perpajakan dan sistem
 Pemahamanan akan SSP, Faktur Pajak, Surat administrasi perpajakan merupakan sistem
Pemberitahuan harus dicantumkan NPWP. layanan prima kepada wajib pajak menjadi
 Paham akan pemberian kode dalam NPWP semakin nyata.
yang terdiri dari 15 (lima belas digit).
136
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati Dinamika Keuangan dan Perbankan

Kemauan Membayar Pajak alpha coefficient diketahui bahwa semua variable


Kemauan membayar pajak sebagai suatu diperoleh rata-rata nilai Cronbach’s Alpha lebih
nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang besar dari 0,6, maka secara keseluruhan variabel
(yang ditetapkan dengan peraturan) yang dikatakan reliabel.
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum Pengujian Normalitas
Negara dengan tidak mendapat jasa timbal Hasil uji Kolmogorov-Smirnov
(kontraprestasi) secara langsung (Vanessa dan menunjukkan sebesar 0,200, maka disimpulkan
Hari; 2009). Indikator kemauan membayar pajak: bahwa data berdistribusi normal, karena nilai p
 Konsultasi sebelum melakukan pembayaran (sig.) > 0,05.
pajak. Uji Multikolinieritas
 Dokumen yang diperlukan dalam membayar Uji multikolinieritas menunjukkan bahwa
pajak. semua nilai tolerance lebih besar dari nilai default
 Informasi mengenai cara dan tempat yang ditentukan sebesar 0,10. Sedangkan untuk
pembayaran pajak. nilai VIF juga menunjukkan di bawah angka 10.
 Informasi mengenai batas waktu pembayaran Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
pajak. variabel telah memenuhi persyaratan ambang
 Membuat alokasi dana untuk membayar toleransi dan nilai VIF, artinya bahwa tidak
pajak terjadi problem multikolinieritas.
Deskripsi Responden Uji Heterokedastisitas
Dari tingkat pendidikan hampir 50% Uji Heterokedastisitas dengan uji
responden hanya pendidikan SD hingga SLTA, Glejser diperoleh hasil nilai koefisien masing-
hal ini memberikan indikasi bahwa tingkat masing variable independen tidak signifikan
pendidikan dapat mempengaruhi pemahaman (p>0,05) terhadap residual , sehingga dapat
tentang pajak. Mengingat dengan memiliki disimpulkan bahwa data pada model tersebut tidak
pendidikan yang lebih tinggi, maka akan terdapat problem heterokedastisitas.
mempengaruhi cara pandang, cara berpikir dan Koefisien Determinasi
cara bersikap. Koefisien determinasi yang ditunjukkan
Dari lama usahanya, responden yang dengan nilai adjustment R- square yaitu sebesar
kurang dari 5 tahun sebanyak 51 %, sedangkan 0,621, hal ini menunjukkan sebesar 62,1%
yang mempunyai lama usaha antara 5 – 10 tahun kemauan membayar pajak dapat dijelaskan oleh
sebanyak 23%, dan yang mempunyai lama usaha kesadaran membayar pajak, pemahaman peraturan
10 tahun lebih sebanyak 26%. Fenomena ini pajak, pengetahuan pajak, efektivitas sistem pajak,
menunjukkan banyak pengusaha-pengusaha muda dan layanan berkualitas, sedangkan sisanya
bermunculan di Jepara. sebesar 37,9% dijelaskan oleh faktor lain yang
Dari pendapatan yang diperoleh per tahun tidak masuk dalam model penelitian ini.
menunjukkan responden dominan berpenghasilan Uji F
yang kurang dari 250 juta karena mereka adalah
Uji hipotesis F digunakan untuk mengetahui
pengusaha-pengusaha baru, dan belum lama
berpengalaman. Dari sekian responden yang baik tidaknya suatu model diperoleh nilai F
signifikasinya sebesar 0,000, hal ini menunjukkan
memiliki usaha perdagangan sebanyak 51%,
sedangkan yang mempunyai usaha jasa sebanyak bahwa secara keseluruhan model tersebut adalah
fit.
49%.
Uji Validitas Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Hipotesis 1 diketahui thitung sebesar 3,115 > t
Semua instrumen kuesioner memiliki factor
tabel 1,9855 dan angka probabilitas sebesar 0,002
loading > 0,40, maka semua item pertanyaan
sehingga dapat dikatakan kesadaran membayar
tersebut dapat dinyatakan valid mengukur suatu
pajak signifikan berpengaruh positif terhadap
variabel.
kemauan membayar pajak. H1 diterima. Hal ini
Uji Reliabilitas
menunjukkan sikap wajib pajak tentang kesadaran
Untuk mengukur konsistensi interval
terhadap perpajakan cukup baik. Artinya
penggunaan instrument digunakan cronbach’s
137
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

kesadaran wajib pajak cukup dimengerti atau sosialisasi tersebut akan menambah
bagaimana masyarakat yang memiliki kewajiban pemahaman wajib pajak akan peraturan
membayar pajak secara berkala guna perpajakan yang ada, sehingga pada akhirnya
perkembangan negara khususnya pembanguan akan meningkatkan pemahaman peraturan
masyarakat luas. Selain itu semakin tinggi tingkat perpajakan yang telah digunakan.
kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak Hipotesis 4 menunjukkan thitung sebesar
maka semakin tinggi pula tingkat kemauan 1,457 < t tabel 1,9855 dan angka probabilitas
membayar pajak. Hal ini perlu dipertahankan oleh sebesar 0,149,sehingga dapat dikatakan persepsi
pihak-pihak yang terkait agar para wajib pajak efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh
tetap sadar akan pajak dan mereka telah terhadap kemauan membayar pajak. H4 ditolak.
mempunyai pandangan positif terhadap pajak. Hal ini terjadi karena cara-cara yang dilakukan
Hipotesis 2 diketahui thitung sebesar -1,021 < dalam sistem efektifitas ada yang kurang menarik
t tabel 1,9855 dan angka probabilitas sebesar 0,310, atau kurang diketahui oleh wajib pajak, maka
sehingga dapat dikatakan pengetahuan peraturan tugas pihak yang terkait harus lebih intensif untuk
perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan menarik wajib pajak agar mau membayar
membayar pajak. H2 ditolak. Hal ini berarti bahwa kewajiban pajak, juga pemberitahuan via internet,
pendidikan yang diterima oleh wajib pajak tidak spanduk di kantor pos maupun bank persepsi,
menjamin seorang wajib pajak akan lebih iklan media elektronik, juga usaha peningkatan
menyadari akan kemauan membayar kewajiban pengetahuan dan pemahaman peraturan
perpajakannya. Kurangnya pengetahuan yang perpajakan.
dimiliki wajib pajak tentang peraturan pajak, Hipotesis 5 diketahui thitung sebesar 3,036 > t
disebabkan karena tingkat pendidikan wajib pajak tabel 1,9855 dan angka probabilitas sebesar
sebagian besar atau 50% lebih masih SD, SLTP, 0,003,sehingga dapat dikatakan kualitas layanan
SLTA, D1. Ini merupakan tugas tambahan para signifikan berpengaruh positif terhadap kemauan
petugas pajak atau Dirjen Pajak untuk lebih membayar pajak. H5 diterima. Hal ini
meningkatkan dan menggali lagi dengan menunjukkan sikap wajib pajak cukup memiliki
pengajaran, pelatihan atau penjelasan-penjelasan kepercayaan terhadap pelayanan yang berkualitas
tentang pengetahuan peraturan pajak kepada yang telah dilakukan oleh fiskus, bahwa wajib
wajib pajak agar mereka lebih tau secara pajak telah mendapatkan pelayanan yang cukup
mendalam tentang pengetahuan peraturan baik dari aparat pajak dengan selalu
perpajakan. memperhatikan keinginan wajib pajak. Maka
Hipotesis 3 diketahui thitung sebesar 1,614 < pelayanan berkualitas tetap dijaga dan
t tabel 1,9855 dan angka probabilitas sebesar diperhatikan oleh Kantor Pajak maupun Dirjen
0,110,sehingga dapat dikatakan pemahaman Pajak. Pelayanan yang berkualitas harus
peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap diupayakan dapat memberikan 4K yaitu
kemauan membayar pajak. H3 ditolak.Hal ini keamanan, kelancaran, dan kepastian hukum yang
mengindikasikan bahwa karena sebagian besar dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga
pendidikan wajib pajak adalah rendah, maka ini diharapkan pemerintah dapat mengurangi
akan menimbulkan kurangnya pengetahuan kebocoran- kebocoran pajak yang dilakukan oleh
tentang peraturan pajak , sehingga pemahaman petugas kantor pelayanan pajak atau dari
tentang peraturan pajak pun juga sangat kurang . pemerintah.
Oleh karena itu wajib pajak juga tidak akan sadar
tentang kemauan membayar pajak. Harapan yang SIMPULAN
perlu dilakukan pada pihak fiscus pajak perlu 1. Kesadaran membayar pajak berpengaruh
peningkatan diadakannya pelatihan atau positif terhadap kemauan membayar pajak.
sosialisasi sehubungan dengan peraturan Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
perpajakan, yang dilakukan oleh pihak terkait kesadaran yang dimiliki wajib pajak maka
tentang peraturan perpajakan yang ada serta semakin meningkatkan kemauan membayar
pentingnya pembayaran pajak untuk pembiayaan kewajiban perpajakan.
pemerintah daerah maupun pusat. Suatu pelatihan
138
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati Dinamika Keuangan dan Perbankan

2. Pengetahuan peraturan perpajakan tidak mengurangi kesadaran perpajakan, sehingga wajib


berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak akan menjadi patuh dalam pemenuhan
pajak. kewajiban perpajakan seperti sadar mendaftarkan
3. Pemahaman peraturan perpajakan tidak diri memperoleh NPWP.
berpengaruh terhadap kemauan membayar Rekomendasi penelitian selanjutnya perlu
pajak. menambahkan saksi denda karena dengan sanksi
4. Persepsi efektifitas sistem perpajakan tidak denda yang telah ditegaskan dalam peraturan
berpengaruh terhadap kemauan membayar perpajakan diharapkan tingkat kemuan membayar
pajak. pajak lebih meningkat. Perlu memperluas wilayah
5. Kualitas layanan signifikan berpengaruh positif lain agar dapat digeneralisasi, bisa memberikan
terhadap kemauan membayar pajak. Hal ini gambaran yang lebih riil pengaruh kemauan
menunjukkan bahwa wajib pajak telah membayar pajak.
mendapatkan pelayanan yang memadai
sehingga meningkatkan kemauan membayar DAFTAR PUSTAKA
pajak.
Dwi Indah Widaningrum (2007) . Identifikasi
kemampuan dan kemauan membayar
Keterbatasan Penelitian masyarakat berpenghasilan menengah
Penelitian ini menggunakan sampel hanya di rendah.http://kk.pl.itb.ac.id/ppk.
2 (dua) kecamatan, sehingga tidak bisa
digeneralisir untuk wilayah kecamatan yang lain. Fery Dwi Prasetyo (2006) . Analisis faktor-faktor
Jumlah sampel yang digunakan atas dasar yang mempengaruhi pemilik usaha kecil
pemilihan responden secara non random menengah dalam pelaporan kewajiban
mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, perpajakan di Daerah Jogjakarta.Skripsi
sehingga tidak memperhatikan perbedaan yang Strata-1,Fakultas Ekomoni,Universitas
menonjol diantara wilayah responden yang Islam Indonesia,Jogjakarta.
diteliti, oleh karena itu hasil penelitian yang Imam Ghozali (2001) . Aplikasi analisis
diperoleh belum maksimal. multivariate dengan program
SPSS.Semarang:Badan Penerbit Universitas
Implikasi Penelitian Diponegoro.Cetakan IV.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pandangan kepada pihak terkait yang senantiasa Indriantoro Nur dan Bambang Supomo (1999) .
dihadapkan pada usaha ekstensifikasi dan Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
intensifikasi pajak. Perlu disosialisasikan sikap dan Manajemen’.Yogyakarta :BPFE Edisi
sadar membayar pajak agar masyarakat mau untuk Pertama.
membayar pajak. Sosialisasi ini dapat melalui Jatmiko Nugroho Agus ( 2006) . Pelaksanaan
iklan di televisi, radio maupun surat kabar serta sanksi denda,Pelayanan fiskus dan
media lainnya. Perlu secara berkala Direktorat kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan
Jenderal Pajak mengadakan acara yang mendidik wajib pajak studi empiris terhadap wajib
serta menghibur masyarakat agar memiliki pajak orang pribadi di Kota
kesadaran untuk membayar kewajiban perpajakan. Semarang.Strata-2,Fakultas
Sosialisasi di acara tertentu dengan cara Ekonomi,Universitas
mengundang tokoh yang disegani oleh kalangan Diponegoro,Semarang.
profesional tertentu. Upaya pelatihan atau
sosoialisasi perpajakan dapat menambah Karsimiati (2009). Pengaruh pelayanan fiscus,
pengetahuan dan pemahaman diri wajib pajak sanksi denda dan kesadaran perpajakan
terhadap peraturan perpajakan dapat membantu terhadap kepatuhan wajib pajak membayar
meningkatkan kemauan membayar pajak. Melalui PBB. Makalah Simposium Nasional
pendidikan dan pengetahuan pajak yang cukup Akuntansi X Padang.
memungkinkan wajib pajak melakukan Kiryanto (1999) . Pengaruh penerapan struktur
penghindaran pajak, yang akhirnya akan pengendalian intern terhadap kepatuhan
139
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

wajib pajak badan dalam memenuhi pajak pajak,dan pengaruhnya terhadap kinerja
penghasilannya.Simposium Nasional penerimaan pajak:Suatu survey diwilayah
Akuntansi II IAI-KAPd. Jatim .Jurnal Keuangan Publik.Volume
4.No.1:105-121.
Kiswanto,M wahyudin. Pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan wajib pajak Tarjo dan Indra Kusumawati (2006) . Analisis
kendaraan bermotor di Kantor Bersama perilaku wajib pajak orang pribadi terhadap
Samsat UPPD Dipenda propinsi Jateng pelaksanaan self assessment system:Suatu
Kabupaten Sragen. studi di Bangkalan.JAAI 10 No.1.101-120.
Kusumawati (2006). Analisis perilaku wajib pajak Umar Husein (1999) . Metode Penelitian Aplikasi
orang pribadi terhadap pelaksanaan Self dalam Pemasaran.Jakarta:Gramedia Pustaka
Assessment System.Tesis Fak.Ekonomi Utama.
Brawijaya. Malang Vanessa Tatiana,Priyo Hari (2009) . Dampak
Sarwono Jonathan (2006). Analisis data penelitian sunset policy terhadap faktor-faktor yang
menggunakan SPSS.Yogyakarta:Penerbit mempengaruhi kemauan membayar pajak.
Andi. Makalah Simposium Nasional Indonesia
Perpajakan II.
Supadmi Ni Luh. Meningkatkan kepatuhan wajib
pajak melalui kualitas pelayanan. Waluyo (2008) .Perpajakan
Suryadi (2006) . Model kausal Indonesia.Jakarta:Salemba empat Edisi 8.
kesadaran,pelayanan,kepatuhan wajib www.pajak.go.id
140
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati Dinamika Keuangan dan Perbankan

LAMPIRAN

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

1=SD kebawah 2=SLTP 3=SLTA/D1/D3 4=S1 keatas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 2 2,1 2,1 2,1
2,00 18 19,1 19,1 21,3
3,00 40 42,6 42,6 63,8
4,00 34 36,2 36,2 100,0
Total 94 100,0 100,0

Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha


1=<5 th 2=5-10 th 3=>10 th
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 48 51,1 51,1 51,1
2,00 22 23,4 23,4 74,5
3,00 24 25,5 25,5 100,0
Total 94 100,0 100,0
141
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan/ Tahun


1=<250 jt 2=251jt-500 jt 3=501jt-1M 4=>1M
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 84 89,4 89,4 89,4
2,00 4 4,3 4,3 93,6
3,00 5 5,3 5,3 98,9
4,00 1 1,1 1,1 100,0
Total 94 100,0 100,0

Deskripsi Berdasarkan Pekerjaan


1=dagang 2=jasa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 48 51,1 51,1 51,1
2,00 46 48,9 48,9 100,0
Total 94 100,0 100,0

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .832 .455 1.828 .071

SadarBayarPajak .080 .183 .080 .436 .664

PengethPerpajakan .043 .216 .047 .197 .844

PahamPerathPajak .008 .204 .009 .038 .970

EfektivSistPajak -.161 .184 -.168 -.878 .382

LayananBerkualitas .019 .168 .019 .110 .913

a. Dependent Variable: AbsResidual


142
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati Dinamika Keuangan dan Perbankan

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .540 .273 1.975 .051

SadarBayarPajak .343 .110 .343 3.115 .002

PengethPerpajakan -.132 .130 -.146 -1.021 .310

PahamPerathPajak .197 .122 .219 1.614 .110

EfektivSistPajak .161 .110 .168 1.457 .149

LayananBerkualitas .307 .101 .315 3.036 .003

a. Dependent Variable: MauBayarPajak

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 20,372 5 4,074 31,436 ,000 a
Residual 11,406 88 ,130
Total 31,777 93
a. Predictors: (Constant), LayananBerkualitas, PahamPerathPajak, SadarBayarPajak,
EfektivSistPajak, PengethPerpajakan
b. Dependent Variable: MauBayarPajak
143
Vol. 3 No. 1, Nopember 2011 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Anda mungkin juga menyukai