Pefi4314 M1 PDF
Pefi4314 M1 PDF
PE N D AHUL U AN
Kegiatan Belajar 1
A. KOORDINAT UMUM
sangat perlu adanya suatu metode umum untuk memperoleh suatu persamaan
gerak langsung dalam bentuk koordinat umum yang sesuai. Metode yang
demikian pertama kali dikemukakan oleh Lagrange.
Dalam kasus-kasus yang telah disebutkan di atas, jumlah koordinat
semua partikel penyusun sistem dalam sistem koordinat baru sama seperti
dalam sistem koordinat Kartesian. Seperti misalnya dua koordinat x, y untuk
partikel bergerak pada bidang datar diganti dengan dua koordinat polar r, .
Tiga koordinat ruang x, y, z, diganti dengan koordinat silinder atau koordinat
bola. Mungkin koordinat x1, y1, z1, x2, y2, z2, untuk sepasang partikel diganti
dengan tiga koordinat pusat massa X, Y, Z dan tiga koordinat x, y, z, dari
partikel satu relatif terhadap yang lain. Mungkin juga mengganti tiga
koordinat satu partikel relatif terhadap koordinat diam, dengan tiga koordinat
relatif terhadap koordinat bergerak.
Tetapi tidaklah selalu jumlah koordinat dalam sistem koordinat baru
sama dengan jumlah koordinat dalam sistem koordinat Kartesian. Misalnya
benda tegar yang berotasi terhadap sumbu tertentu. Posisi benda dapat
dinyatakan dengan satu koordinat sudut . Jadi dalam hal ini koordinat
sebanyak tiga kali jumlah partikel penyusun benda tegar dapat diganti dengan
satu koordinat saja.
Benda tegar yang merupakan sistem banyak partikel, untuk menyatakan
konfigurasinya cukup dengan 6 (enam) koordinat. Tiga koordinat untuk
menyatakan posisi pusat massa dan tiga lainnya untuk menyatakan orientasi
atau rotasinya. Hal ini terjadi karena benda tegar adalah sebuah contoh sistem
banyak partikel yang mengalami kendala. Dalam perumusan dinamika
Newton, kendala diberikan sebagai masukan tambahan, misalnya pada benda
tegar kendalanya adalah jarak dan orientasi masing-masing elemen adalah
tetap. Dalam sistem dinamika benda, terdapat 2 jenis kendala, yaitu kendala
holonomik dan kendala nonholonomik. Persamaan kendala pada holonomik
dapat digunakan untuk mengeliminasi variabel bebas, sedangkan pada
kendala nonholonomik tidak bisa dipergunakan untuk mengeliminasi variabel
bebas misalnya kasus kelereng yang menggelinding di permukaan bola.
Contoh
Untuk menyatakan posisi 1 partikel di dalam ruang, diperlukan 3 buah
koordinat Kartesian x, y, z. Untuk dua partikel diperlukan 6 koordinat yaitu
x1, y1, z1, untuk partikel yang pertama dan x2, y2, z2 untuk partikel yang
kedua.
PEFI4314/MODUL 1 1.5
qn = qn ( x1 , y1 , z1 ; x2 , y2, z2 ;…,xN , yN , zN ; t ) 1.1a
xN = xN ( q1 , q2 , q3…,qn ; t )
yN = yN ( q1 , q2 , q3…,qn ; t )
zN = zN ( q1 , q2 , q3…,qn ; t ) 1.2a
Contoh
Sebuah partikel bergerak dalam bidang datar xy. Tentukanlah koordinat
umum yang sesuai dengan keadaan partikel tersebut!
1.6 Pengantar Fisika Kuantum
Penyelesaian
Koordinat Kartesian pada partikel tersebut adalah x1 = x dan y1 = y.
Sebagai koordinat umum dipilih koordinat polar sehingga q1 = r, q2 = .
Maka menurut persamaan (1.1b) diperoleh:
q1 = q1 ( x1 , y1 ) adalah r x 2 y 2 dan
y
q2 = q2 ( x1 , y1 ) adalah arc tg .
x
Sebaliknya
x1 = x1 ( q1, q2 ) adalah x = r cos , dan
y1 = y1 ( q1 , q2 ) adalah y = r sin .
B. KECEPATAN UMUM
3N
yi y
yi qk i , dan 1.4
k 1 qk t
3N
zi z
zi qk i 1.5
k 1 qk t
PEFI4314/MODUL 1 1.7
3N
ri r
ri qk i 1.6
k 1 qk t
Contoh
Tentukanlah kecepatan sebuah partikel yang berada pada bidang xy yang
memenuhi persamaan x = r cos ( + o t ) dan y = r sin ( + o t )!
Penyelesaian
Kecepatan partikel tersebut masing-masing dalam arah sumbu x
dan y adalah:
Energi kinetik untuk sistem yang terdiri dari N partikel, dalam koordinat
Kartesian dapat dinyatakan sebagai
N
1 2 2 2 N
1 2
T mi xi yi zi , atau T mi ri
1.7
i 1 2 i 1 2
2 2 2 2
dengan ri xi yi zi , yaitu harga kecepatan yang berkaitan dengan
posisi ri. Besarnya energi kinetik dalam koordinat umum dapat diperoleh
apabila persamaan (1.6) kita substitusikan ke dalam persamaan (1.7), dan
hasilnya adalah:
2
N
1 2 N 1 n ri ri
T mi ri mi qk
i 1 2 i 1 2 k 1 qk t
N n n
1 r r r r r r
mi i i qk ql 2 i i qk i i
i 1 2 k ,l qk q l k qk t t t
1 n n
T M kl qk ql 2 M k qk M 0 1.8
2 k ,l k
1.8 Pengantar Fisika Kuantum
N N
ri ri ri ri
di mana M kl mi , M k mi , dan
i 1 qk q l i 1 qk t
N
1 r r
M 0 mi i i .
i 1 2 t t
T T 2 T1 T0 1.9
Contoh
Hitunglah energi kinetik sebuah partikel bermassa m yang berada pada
bidang datar!
Penyelesaian
Kasus partikel bermassa m yang berada pada bidang datar dalam
koordinat polar, persamaannya adalah:
Jadi besarnya energi kinetik sebuah benda bermassa m yang berada pada
bidang datar adalah:
N
1 2 1 1
T mi ri m x 2 y 2 m r 2 r 2 2
i 1 2 2 2
PEFI4314/MODUL 1 1.9
Tampak di dalam T tidak terdapat bagian linear dalam qk dan tidak terdapat
bentuk silang qkq (dalam hal ini r), karena koordinat polar adalah
koordinat ortogonal.
Dalam hal mana kasus sebuah partikel yang bergerak pada bidang datar,
dengan menggunakan koordinat polar, maka energi kinetiknya adalah
1
T m r2 r 2 2
1.11
2
T T
pr mr , dan p mr 2 1.12
r
Hal yang sama akan kita diperoleh pada gerak tiga dimensi dengan
menggunakan koordinat bola maupun dengan menggunakan koordinat
silinder.
Dengan demikian kita dapat menunjukkan bahwa untuk setiap koordinat
qk yang menunjukkan pergeseran linear setiap partikel pada arah tertentu,
momentum linear partikel pada arah tersebut adalah T / qk . Demikian pula
untuk koordinat qk yang menunjukkan pergeseran sudut partikel atau
kelompok partikel yang berotasi terhadap sumbu tertentu, momentum sudut
terhadap sumbu tersebut adalah juga T / qk . Oleh karena itu, momentum
umum yang berhubungan dengan koordinat umum qk dapat dituliskan sebagai
T
pk 1.13
qk
1.10 Pengantar Fisika Kuantum
dari persamaan (1.13) terlihat bahwa jika qk adalah posisi (jarak), maka pk
merupakan momentum linear, sedangkan jika qk adalah simpangan sudut,
maka pk merupakan momentum sudut.
D. GAYA UMUM
3N 3N 3N
xi y z
xi qk , yi i qk , zi i qk 1.14
k 1 qk k 1 qk k 1 qk
Contoh
Tentukanlah matriks x dan y sebuah partikel yang bergerak dalam
bidang datar!
Penyelesaian
Dengan menggunakan koordinat polar, maka kita dapat menentukan
bahwa q1 = r dan q2 = . Untuk satu partikel x1 x r cos dan
y1 y r sin , maka dengan menggunakan persamaan (1.14) diperoleh:
x1 x x x
x q1 1 q2 r cos r r sin , dan
q1 q2 r
y1 y y y
y q1 1 q2 r sin r r cos
q1 q2 r
x cos r sin r
y sin r cos
N
W Fix xi Fiy yi Fiz zi 1.15
i 1
di mana
N
x y z
Qk Fix i Fiy i Fiz i 1.17
i 1 qk qk qk
Qk disebut dengan gaya umum yang merupakan fungsi dari koordinat umum
qk dan mungkin juga merupakan fungsi dari waktu t. Karena W berdimensi
usaha, maka jika qk berdimensi jarak, berarti Qk akan berdimensi gaya.
Jika qk berdimensi sudut, maka Qk akan berdimensi momen gaya.
Apabila gaya yang bekerja pada suatu sistem bersifat konservatif, maka
hubungan antara usaha yang dilakukan gaya dan perubahan energi potensial
adalah W V . Untuk sistem yang terdiri dari N partikel dalam koordinat
Kartesian diperoleh hubungan,
N
V V V
W xi yi zi 1.18
i 1 xi yi zi
3N
V
W qk 1.19
k 1 qk
E. PERSAMAAN LAGRANGE’S
dp
F 1.21
dt
V V V
Fx , Fy , Fz 1.23
x y z
Namun di pihak lain kita telah mengetahui bahwa besarnya energi kinetik
1
suatu benda memenuhi persamaan T mv 2 . Jika Energi kinetik ini kita
2
difrensiasi terhadap posisi, maka hasilnya adalah nol.
T T T
0, 0, 0 1.24
x y z
PEFI4314/MODUL 1 1.13
Dengan demikian persamaan (1.23) dapat juga kita tuliskan dalam bentuk
V T V T V T V T
Fx , Fy , Fz atau Fqk
x y z qk
1.25
dengan cara yang sama pula (tanpa merubah harganya), maka persamaan
(1.13) dapat juga dituliskan dalam bentuk
T V
pk 1.26
qk
(T V ) d T V
1.27
qk dt qk
L d L
0 1.28
qk dt qk
Contoh
Sebuah bandul matematis mengalami ayunan sederhana (lihat gambar).
Penyelesaian
a. energi kinetik sistem adalah
1 1
T m x 2 y 2 m r 2 r 22
2 2
b. energi potensial sistem adalah
V mgy mgr cos
c. fungsi Lagrange’s
1
L T V m r 2 r 22 mgr cos
2
d. persamaan gerak
d L L
0 , hasilnya adalah: mr mr 2 mg cos 0 , dan
dt r r
PEFI4314/MODUL 1 1.15
d L L d
0, mr 2 mgr sin 0
dt dt
untuk yang kecil, sin , sehingga persamaan geraknya pada
keadaan r yang konstan adalah
g
2 0 , di mana 2
r
L ATIHAN
partikel tersebut!
4) Tentukanlah komponen gaya umum pada suatu partikel yang bergerak
pada bidang datar!
5) Sebuah benda bermassa m bergetar selaras sederhana pada arah sumbu x.
Tentu-kanlah persamaan gerak benda tersebut dengan penggunakan
persamaan Lagrange’s!
1) Pilih
x1 = x1 ( q1 , q2 ; t ) adalah x = r cos ( + o t ), dan
y1 = y1 ( q1, q2 ; t ) adalah y = r sin ( + o t ).
Demikian juga sebaliknya
q1 = q1 ( x1, y1 ; t ) adalah r x 2 y 2 dan
y
q2 = q2 ( x1, y1 ; t ) adalah arc tg ( ) 0 t .
x
2) Gunakan persamaan x = r cos ( + o t ), dan y = r sin ( + o t ),
dan hasilnya adalah:
1 1 1
T m x 2 y 2 m r 2 r 22 mr 20 mr 20 T2 T1 T0
2
2 2 2
Jadi tampak di dalam T terdapat bagian yang merupakan fungsi linear
dari qk yaitu , dan bagian yang tidak tergantung dari qk ( atau r),
yakni ½ m r2 o2.
n
T
3) Gunakan persamaan pk , dan hasilnya adalah pk Akl ql Bk .
qk l 1
PEFI4314/MODUL 1 1.17
R AN GKUMAN
N
1 r r
T0 mi i i
i 1 2 t t
b. T1 bagian yang bergantung secara linear dengan q k
n
T1 2 M k qk dan
k
TE S FOR MATIF 1
x z
B. r = x 2 y 2 z 2 , , sin 1
r x z2
2
z x
C. r = x 2 y 2 z 2 , cos 1 , cos 1
r x y2
2
y x
D. r = x 2 y 2 z 2 , ,
x r
2 2
1 1
C. m x m r 2 2
2
2 2
1.20 Pengantar Fisika Kuantum
1
D. m x 2 m r 2 2
2
1
C. pr mr 2 , p m r 2 2
2
PEFI4314/MODUL 1 1.21
1
D. pr mr 2 , p m r 2
2
1 1 2
A. T =
2
m1 x12
2
x1 x22 2 x1 x2 , V m1 gx1 cos
1 1
B. T = m1 x12 x12 x22 2 x1 x2 , V m1 gx2 sin
2 2
1 1 2
C. T = m1 x12 x1 x22 2 x1 x2 , V m2 gx1 sin
2 2
1 1 2
D. T = m1 x12 x1 x22 2 x1 x2 , V m2 gx2 cos
2 2
9) Hitunglah besarnya x1 dan x2 pada gambar soal nomor 7 apabila m1 =
0,1 kg, m2 = 0,2 kg dan g = 10 m/s2.
A. x1 = 0,4 m/s 2 ,
x2 = 0,6 m/s 2
B.
x1 = 0,6 m/s2 ,
x2 = 0,8 m/s 2
1.22 Pengantar Fisika Kuantum
C.
x1 = 0,5 m/s 2 ,
x2 = 1,2 m/s 2
D.
x1 = 0,8 m/s 2 ,
x2 = 1,5 m/s 2
Kegiatan Belajar 2
I L dt 1.29
t1
Gambar 1.1
Lintasan titik sistem dalam ruang konfigurasi
menyatakan bahwa gerak sistem dari t1 dan t2 yang membuat aksi berikut
stasioner, sehingga dapat ditulis
t2
y ( x1 ) y1 , dan y ( x2 ) y2 1.32
y ( x, ) y ( x, 0) ( x ) 1.33
x2
J ( ) f y( x, ), y ( x, ), x
x1
dx 1.34
x2 x2 x
f 2 y f y 2
y 2 f
x y x dx dx 1.36
y x x1 xy
1
1
0
y
misalkan ( x) , maka ( x1 ) ( x2 ) 0 , sehingga persamaan (1.36)
dapat dituliskan kembali dalam
x2 x2
f 2 y f
x y x dx ( ) ( x ) dx 1.37
1
x1 x y
2 x
dJ f f
( ) ( x ) dx 0 1.38
d x1 y x y
f f
( )0 1.39
y x y
L L
( )0 1.40
q t q
yang tidak lain adalah persamaan Lagrange yang sudah kita turunkan pada
pembahasan Kegiatan Belajar 1.
1.26 Pengantar Fisika Kuantum
L
pj , j 1, 2, , n 1.41
q j
t2
f f
df dx dy udx vdy 1.43
x y
g f ux 1.44
Anda tentu saja sudah mengetahui dari Mekanika bahwa fungsi Hamilton
didefinisikan sebagai
n n
L
H (q, p; t ) q j p j L(q, q; t ) q j L h(q, q; t ) 1.46
j 1 j 1 q j
n H H H n
q dq j dp j dt p j dq j q j dp j
j 1 j p j t j 1
1.47
n L L L
dq j dq j dt
q j
j 1 q j t
Jika kita bandingkan antara ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan (1.47),
maka diperoleh persamaan:
H H H L
q j , p j , 1.48
p j q j t t
Hubungan poisson Bracket antara dua buah besaran u (q, p) dan v (q, p)
dapat didefinisikan sebagai berikut.
1.28 Pengantar Fisika Kuantum
n
u v u v
u, v ( q, p ) 1.49
k 1 qk pk pk qk
u v
T
J
u , v 1.50
J adalah matriks identitas yang berhubungan dengan matriks [ j ,k ] .
Contoh
Tentukanlah hubungan komutasi dari [qi , q j ] , [ pi , p j ] , dan [qi , p j ] .
Penyelesaian
n
qi q j qi q j
qi , q j 0,
k 1 qk pk pk qk
0 0
n
pi p j pi p j
pi , p j 0
k 1 qk pk pk qk
0 0
n
qi p j qi p j n
qi , p j ik jk ij
k 1 qk pk pk qk k 1
ik jk 0
0
[ xi , p j ] i ij
du u u u
q p 1.51
dt q p t
du u H u H u u
[u , H ] 1.52
dt q p p q t t
u
Bila u bukan merupakan fungsi eksplisit dari waktu t, maka 0 sehingga
t
persamaan (1.52) dapat dituliskan sebagai
du
u, H atau u u, H 1.53
dt
Contoh
Tentukanlah persamaan gerak sebuah partikel bebas yang bermassa m
dengan menggunakan formulasi Poisson Bracket!
Penyelesaian
Sebuah partikel bebas memiliki energi potensial sama dengan nol,
sehingga Hamiltonian sistem sebuah partikel bebas dapat dirumuskan sebagai
p2
H
2m
1.30 Pengantar Fisika Kuantum
p2 1
p [ p, H ] [ p, ] [ p, p] p 0 , yang berarti bahwa momentum
2m 2m 0
bersifat kekal
1 p
q [q, H ] q, p] p
[ c (konstan)
2m 1 2m
Jadi
p
q(t ) ct q0 , di mana c (persamaan gerak partikel yang dicari).
2m
L ATIHAN
1) Gunakan persamaan (1.31). Jarak suatu sistem yang bergerak dari titik
(1) ke titik (2) adalah
x2 x2 x2 x2 2
2 2 dy
s f dx ds dx dy 1 dx , atau
x1 x1 x1 x1 dx
2
dy f f y
f 1 1 y 2 0 , dan
dx y y 1 y 2
Jarak terpendek antara titik (1) dan (2) harus memenuhi persamaan
(1.39), yaitu:
f f y
( ) 0 atau 0 ( ) 0 , terpenuhi jika dan hanya
y x y x 1 y 2
jika suku yang ada dalam kurung berharga suatu konstanta.
y
Jadi, c , atau y 2 c 2 1 y 2 , atau y 2 1 c 2 c 2 ,
1 y 2
c dy c
y y
, atau y y dx xb
1 c 2 dx 1 c2
Dengan demikian lintasan terpendek antara dua buah titik pada bidang
datar adalah
c
y ax b , a (lintasan terpendeknya berupa garis lurus).
1 c2
x2
f
2) Luas total kurva adalah 2 x 1 y 2 dx , dengan f x 1 y 2 . 0,
x1 y
f xy d xy
. Gunakan persamaan (1.39), diperoleh 0,
y 1 y 2 dx 1 y 2
xy
atau c y 2 x 2 c 2 c 2
1 y 2
1.32 Pengantar Fisika Kuantum
p p
dengan memasukkan x , maka diperoleh persamaan pk 0,
m m
yang dapat dituliskan dalam bentuk
p 2 p 0 , dengan penyelesaian:
k
p A sin t B cos t , di mana .
m
R AN GKUMAN
I L dt
t1
u, v J .
J adalah matriks identitas yang berhubungan dengan matriks
[ j ,k ] .
6. Sifat-sifat struktur aljabar Poisson Bracket dapat dituliskan sebagai
berikut.
a. [u, v ] [v, u], [u , u ] 0 (anti komutatif)
b. [au bv, w] a[u , w] b[v, w] , a, b konstanta (bersifat linear)
c. [uv, w] u[v, w] [u , w]v (assosiatif)
d. [u,[v, w]] [v,[ w, u ]] [ w,[u, v]] 0 (Identitas Jacobi)
7. Persamaan Gerak dalam Poisson Bracket dapat dirumuskan sebagai
du u u
[u, H] + atau u [u, H] + .
dt t t
1.34 Pengantar Fisika Kuantum
TE S FOR M ATIF 2
x
2
x
A. y = a arc sin 1 bx , a dan b konstanta
2a 2a
x 1
B. y = a arc cos 1 bx x 2 , a dan b konstanta
a 2
x x
C. y = a arc tan 1 bx 2 , a dan b konstanta
2a a
x
D. y = a sin 1 bx 2 ax , a dan b konstanta
a
C. integral orde-2
D. integral parsial
2 2
1 px 1 2 p
A. m mr mg ( x ) sin
2 m 2 mr
2 2
1 px 1 p
B. m mr 2 mg ( x ) sin
2 m 2 mr
2 2
1 px 1 2 p
C. m mr 2 mg ( x ) sin
2 m 2 mr
2 2
1 px 1 p
D. m mr 2 mg ( x) sin
2 m 2 mr
mg 2 2
B. p mg cos , p r mg cos
mg 2
C. p mg sin , p r mg cos
mg 2
D. p mg sin , p r mg cos
10) Perbedaan antara fungsi Hamilton H dan fungsi energi h adalah ....
A. pada fungsi energi q diperoleh dari q , sedangkan fungsi Hamilton q
diperoleh dari q
B. pada fungsi energi q diperoleh dari q, sedangkan fungsi Hamilton
q dan p saling independen
C. pada fungsi Hamilton q diperoleh dari q , sedangkan fungsi energi
q diperoleh dari q
D. pada fungsi Hamilton q diperoleh dari q, sedangkan fungsi energi q
dan p diperlakukan saling bebas
Tes Formatif 1
1) C. Gunakan koordinat bola
x = r sin cos
y = r sin cos
z = r cos
2) B. Gunakan persamaan (1.3) sampai dengan (1.6).
3) C. Gunakan persamaan (1.7).
4) D. Gunakan persamaan (1.27).
5) B. Gunakan persamaan (1.12).
6) B. Gunakan persamaan (1.13).
7) A. Gunakan persamaan v1 = x
v2 = x 1 - x 2
8) A. Gunakan persamaan (1.28)
9) C. Cukup jelas.
1
10) D. Gunakan persamaan T = (m1 m2 ) x12
2
V = – m1g x1 – m2g ( - x1)
Tes Formatif 2
1) A. Gunakan persamaan
ds 1 y' 2
dt = , ds = 1 y ' 2 dx , v= 2gx ; f =
v 2 gx
d f f
Lalu substitusikan ke dalam persamaan 0.
dx y ' y
2) D. Pada bidang datar ds = dx 2 dy 2 1 y 2 dx, f 1 y 2
Kemudian subsitusikan ke dalam persamaan Euler-Lagrange.
3) B. Lihat penjelasan pada Kegiatan Belajar 2.
4) B. Lihat persamaan (1.48).
5) C. Gunakan persamaan (1.46).
6) A. Gunakan persamaan (1.48).
7) C. Gunakan persamaan energi total
h = T + V, di mana x = r sin , y = - r cos
PEFI4314/MODUL 1 1.39
Glosarium
Gaya umum adalah gaya yang berkaitan dengan koordinat umum. Gaya
umum dapat berdimensi gaya maupun berdimensi momen gaya.
Energi kinetik umum adalah energi kinetik yang dinyatakan dalam koordinat
umum qk, dalam koordinat diam energi kinetik umum hanya fungsi dari
qk .
2
Jumlah derajat kebebasan adalah suatu nilai yang menyatakan arah di mana
partikel-partikel suatu sistem dapat bergerak bebas tanpa melanggar
kendala. Dalam sistem holonomik jumlah derajat kebebasan sama
dengan jumlah koordinat umum yang diperlukan untuk menyatakan
konfigurasi suatu sistem.
Daftar Pustaka
Tannoudji, C. (1977). Quantum Mechanics. New York: John Wiley & Sons,
Inc.