Anda di halaman 1dari 12

Standar Operasional Prosedur (SOP) Izin Pemasukan/ Pengeluaran Ternak/ Sapi

Potong antar Provinsi

Jenis Izin Pemberi Dasar Hukum Standar Waktu (hari


Pertimbangan Biaya (Rp) kerja)

Izin Dinas 16 hari kerja


Pemasukan/ Peternakan 1. Undang-Undang sejak surat
Pengeluara Provinsi Bali Nomor16 Tahun permohonan
n Ternak/ (Tim Teknis) 1992tentang diterima lengkap
Sapi Potong Karantina Hewan, dan benar
Antar Ikan dan
Provinsi Tumbuhan;
2. Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun
1999 tentang
Perlindungan
Konsumen;
3. Undang-Undang
Nomor 18 Tahun
2009 tentang
Peternakan dan
Kesehatan Hewan
jo Undang-Undang
Nomor 41 Tahun
2014 (Lembaran
Negara Tahun
2014 Nomor 338,
Tambahan
Lembaran Negara
Nomor 5619);
4. Undang – undang
Nomor 18 Tahun
2009 tentang
perternakan dan
kesehatan hewan jo
undang – undang
nomor 41 tahun
2014 (lembaran
negara tahun 2014
nomor 338,
tambahan lembaran
negara nomor
5619)
5. Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun
1977 tentang
penolakan,
pencegahan
pemberantasan
6. Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun
2000 tentang
Karantina Hewan;
7. Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia
16 hari kerja sejak
surat permohonan
diterima lengkap
dan benar Nomor
38 Tahun 2007
tentang Pembagian
Urusan Pemerintah
antara Pemerintah
Daerah Provinsi
dan Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota;
8. Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun
2004 tentang
Keamanan, Mutu,
Gizi Pangan.
9. Peratiuran
Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 95 Tahun
2012 tentang
Kesehatan
Masyarakat
Veteriner dan
Kesejahteraan
Hewan;
10. Peraturan
Pemerintah Nomor
47 Tahun 2014
tentang
Pengendalian dan
Penanggulangan
Penyakit Hewan
Menular;
11. Peraturan Menteri
Perdagangan
Republik Indonesia
Nomor 24/M-
DAG/PER/9/2011
tentang Ketentuan
Ekspor dan Impor
Hewan dan Produk
Hewan;
12. Peraturan Daerah
Provinsi Bali
Nomor 2 Tahun
2003 tentang
Pengeluaran
Ternak Potong
Sapi Bali;
13. . Peraturan
Gubernur Bali
Nomor 46 Tahun
2011 tentang
Tatacara
Pengeluaran Bibit
Sapi Bali;
14. Peratran Gubernur
Bali No. 32 Tahun
2017 Tentang
Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu
Satu Pintu

1. Persyaratan Persyaratan Admi Administrasi :


a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi

 Persyaratan Teknis (Pemasukan)


a. Tidak diperkenankan karena terkait dengan pemurnian Sapi Bali
(Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2004) :
 Persyaratan Teknis (Pengeluaran)
a. Rekomendasi Teknis Pemasukan Hewan/Ternak/Satwa dari Provinsi
Penerima yang memuat tentang identitas dan alamat penerima, lokasi
pemotongan (RPH) serta jumlah sapi yang akan diterima.
b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari Dokter Hewan
berwewenang Provinsi/Kabupaten/Kotayang menerangkan tentang status
kesehatan ternak, berat, umur, jumlah, jenis ternak dan ciri-ciri umum.
c. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Bali.

2. Prosedur :

1. Pemilik/kuasanya mengajukan permohonan rekomendasi teknis


pengeluaran Hewan/Ternak/satwa Kepada Kepala Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi Bali

2. Pencatatan dilakukan oleh petugas penerima surat dan diajukan kepada


Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali

3. Permohonan pengeluaran persetujuan teknis didisposisi kepada Kepala


Bidang Keswan

4. Petugas pencatat akan mengagendakan permohonan dan selanjutnya akan


mengajukan kepada Kepala Bidang Keswan

5. Kepala Bidang Keswan akan mendiposisi surat permohonan pengeluaran


kepada Kepala Seksi Pengawasan Obat dan Lalu Lintas Hewan (POLH)
untuk diproses lebih lanjut berdasarkan aturan dan pedoman teknis yang
ditetapkan.

6. Kepala Seksi POLH meneliti kelengkapan dan keabsahan dokumen


mengacu pada pedoman teknis , jika dokumen belum lengkap Kepala Seksi
memberikan penjelasan kepada pemohon agar melengkapi kekurangannya,
namun apabila dokumen yang dipersyaratkan sudah lengkap Kasi POLH
menugaskan staf untuk memproses lebih lanjut.

7. Setelah proses administrasi selesai dilaksanakan oleh staf selanjutnya


dilaporkan kembali pada Kasi POLH untuk dilakukan koreksi sampai
konsep surat rekomendasi teknis yang akan diterbitkan baik dan benar
untuk selanjutnya diparaf Kasi POLH dan dilanjutkan kepada Kepala
Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

8. Kepala Bidang Kesehatan Hewan meneliti kembali kebenaran dan


keabsahan dokumen serta melakukan perbaikan jika belum sesuai dengan
pedoman teknis untuk selanjutnya diparaf untuk diajukan kepada Kepala
Dinas

9. Kepala Dinas mengecek kembali kelengkapan dokumen lanjut


mendatangani Rekomendasi Teknis untuk diserahkan kepada pemohon
melalui Kasi POLH
Standar Operasiopal Prosedur (SOP) Izin Pemasukan/ Pengeluaran Produk Pangan Asal
Hewan antar Provinsi

Jenis Izin Pemberi Dasar Hukum Standar Waktu


Pertimbangan Biaya (Rp) (hari
kerja)
Rekomendasi Dinas 1. Undang-Undang Nomor16 16 hari
Pemasukan/Pe Peternakan Tahun 1992tentang kerja
ngeluaranTern Provinsi Bali Karantina Hewan, Ikan sejak
ak Bibit/calon (Tim Teknis) dan Tumbuhan; surat
Bibit Sapi 2. Undang-Undang Republik permohon
Antar Provinsi Indonesia Nomor 8 Tahun an
1999 tentang diterima
Perlindungan Konsumen; lengkap
3. Undang-Undang Nomor dan benar
18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan
Hewan jo Undang-
Undang Nomor 41 Tahun
2014 (Lembaran Negara
Tahun 2014 Nomor 338,
Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5619);
4. Undang – undang Nomor
18 Tahun 2009 tentang
perternakan dan kesehatan
hewan jo undang –
undang nomor 41 tahun
2014 (lembaran negara
tahun 2014 nomor 338,
tambahan lembaran
negara nomor 5619)
5. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 1977
tentang penolakan,
pencegahan
pemberantasan
6. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2000
tentang Karantina Hewan;
7. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia 16
hari kerja sejak surat
permohonan diterima
lengkap dan benar Nomor
38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan
Pemerintah antara
Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2004
tentang Keamanan, Mutu,
Gizi Pangan.
9. Peratiuran Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 95 Tahun 2012
tentang Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan
Kesejahteraan Hewan;
10. Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2014
tentang Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit
Hewan Menular;
11. Peraturan Menteri
Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 24/M-
DAG/PER/9/2011 tentang
Ketentuan Ekspor dan
Impor Hewan dan Produk
Hewan;
12. Peraturan Daerah Provinsi
Bali Nomor 2 Tahun 2003
tentang Pengeluaran
Ternak Potong Sapi Bali;
13. . Peraturan Gubernur Bali
Nomor 46 Tahun 2011
tentang Tatacara
Pengeluaran Bibit Sapi
Bali;
14. Peratran Gubernur Bali
No. 32 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu
Pintu

1. Persyaratan : Persyaratan AdmiA dministrasi

a. Fotocopy KTP, NPWP, TDP dan SIUP untuk perusahan

b. Fotocopy KTP untuk perorangan/pribadi


 Persyaratan Teknis (Pemasukan)
a. Rekomendasi Teknis Pengeluaran dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi daerah asal yang menyatakan unit usaha produk PAH
bebas dari penyakit zoonosis dan food borne deseases yang dilengkapi dengan hasil
uji laboratorium .
b. Memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dan Sertifikat Halal yang masih berlaku.
c. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKHPAH) dari Dokter Hewan Berwenang
Provinsi/ Kabupaten/Kota dari daerah asal.
d. Apabila terjadi wabah dan atau kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit
exotic (baru) maupun penyakit yang bersifat endemis di daerah asal yang dapat
menyebar ke wilayah Provinsi Bali, maka pemasukan Produk Asah Hewan tidak
diizinkan sampai daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit zoonosis dan food
borne disesases dari pejabat yang berwewenang
e. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Bali.
 Persyaratan Teknis (Pengeluaran)
a. Rekomendasi Teknis Pemasukan dari Dinas yang menangani fungsi Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi penerima.
b. Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKHPAH) dari Dokter Hewan Berwenang
Provinsi/ Kabupaten/Kota daerah asal.
c. Memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dan Sertifikat Halal yang masih berlaku.
d. Rekomendasi Teknis dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali.

2. Prosedur :

1. Pemilik/kuasanya mengajukan permohonan rekomendasi teknis


pengeluaran/pemasukan Produk Pangan Asal Hewan (PAH) Kepada Kepala Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali

2. Pencatatan dilakukan oleh petugas penerima surat dan diajukan kepada Kepala
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali

3. Permohonan rekomendasi teknis pengeluaran/pemasukan PAH didisposisi kepada


Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet

4. Petugas pencatat akan mengagendakan permohonan dan selanjutnya akan


mengajukan kepada Kepala Bidang Keswan

5. Kepala Bidang Keswan akan mendiposisi surat permohonan


pengeluaran/pemasukan kepada Kepala Seksi Penyidikan Penyakit Hewan (P2H)
untuk diproses lebih lanjut berdasarkan aturan dan pedoman teknis yang ditetapkan.

6. Kepala Seksi P2H meneliti kelengkapan dan keabsahan dokumen mengacu pada
pedoman teknis, jika dokumen belum lengkap Kepala Seksi memberikan penjelasan
kepada pemohon agar melengkapi kekurangannya, namun apabila dokumen yang
dipersyaratkan sudah lengkap Kasi P2H menugaskan staf untuk memproses lebih
lanjut.

7. Setelah proses administrasi selesai dilaksanakan oleh staf selanjutnya dilaporkan


kembali pada Kasi P2H untuk dilakukan koreksi sampai konsep surat rekomendasi
teknis yang akan diterbitkan baik dan benar untuk selanjutnya diparaf Kasi P2H dan
dilanjutkan kepada Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner.

8. Kepala Bidang Kesehatan Hewan meneliti kembali kebenaran dan keabsahan


dokumen serta melakukan perbaikan jika dokumen belum sesuai dengan pedoman
teknis untuk selanjutnya diparaf untuk diajukan kepada Kepala Dinas.

9.Kepala Dinas mengecek kembali kelengkapan dokumen lanjut mendatangani


Rekomendasi Teknis untuk diserahkan kepada pemohon melalui Kasi P2H.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran Ternak Bibit/
calon Bibit Sapi antar Provinsi

Jenis Izin Pemberi Dasar Hukum Standar Waktu


Pertimbangan Biaya (Rp) (hari
kerja)
Rekomendasi Dinas 1. Undang-Undang Nomor16 16 hari
Pemasukan/Pe Peternakan Tahun 1992tentang kerja
ngeluaranTern Provinsi Bali Karantina Hewan, Ikan sejak
ak Bibit/calon (Tim Teknis) dan Tumbuhan; surat
Bibit Sapi 2. Undang-Undang Republik permohon
Antar Provinsi Indonesia Nomor 8 Tahun an
1999 tentang diterima
Perlindungan Konsumen; lengkap
3. Undang-Undang Nomor dan benar
18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan
Hewan jo Undang-
Undang Nomor 41 Tahun
2014 (Lembaran Negara
Tahun 2014 Nomor 338,
Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5619);
4. Undang – undang Nomor
18 Tahun 2009 tentang
perternakan dan kesehatan
hewan jo undang –
undang nomor 41 tahun
2014 (lembaran negara
tahun 2014 nomor 338,
tambahan lembaran
negara nomor 5619)
5. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 1977
tentang penolakan,
pencegahan
pemberantasan
6. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2000
tentang Karantina Hewan;
7. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia 16
hari kerja sejak surat
permohonan diterima
lengkap dan benar Nomor
38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan
Pemerintah antara
Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2004
tentang Keamanan, Mutu,
Gizi Pangan.
9. Peratiuran Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 95 Tahun 2012
tentang Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan
Kesejahteraan Hewan;
10. Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2014
tentang Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit
Hewan Menular;
11. Peraturan Menteri
Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 24/M-
DAG/PER/9/2011 tentang
Ketentuan Ekspor dan
Impor Hewan dan Produk
Hewan;
12. Peraturan Daerah Provinsi
Bali Nomor 2 Tahun 2003
tentang Pengeluaran
Ternak Potong Sapi Bali;
13. . Peraturan Gubernur Bali
Nomor 46 Tahun 2011
tentang Tatacara
Pengeluaran Bibit Sapi
Bali;
14. Peratran Gubernur Bali
No. 32 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu
Pintu

1. Persyaratan Persyaratanad administrasi :

a. Berita Acara Jual – Beli Ternak Antar Pembeili dengan Kelompok tani/peternak;

b. Surat keterangan layak bibit dari kepala dinas Peternakan dan Kesehatan hewan provinsi
bali

c. Surat hasil pemeriksaan Lboratorium bebas veteriner denpasar


d. Surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari doter hewan berwenang

e. Surat rekomendasi pengeluaran ternak dari kepala dinas peternakan dan kesehatan hewan
provinsi bali

f. Surat ijin pengeluaran ternak dari gubernur /atau instansi lingkup pemerintah provinsi bali
yang tupoksinya mengeluarkan ternak antar provinsi

g. Surat ijin pengeluaran ternak dari karantina

 Persyaratan Teknis (Pemasukan)


1. Tidak diperkenankan karena terkait dengan pemurnian Sapi Bali (peraturan gubernur
bali nomor 45 tahun 2004)
 Persyaratan Teknis (Pengeluaran)

b.1. Persyaratan Khusus yang harus dipenuhi bibit/calon bibit sapi bali jantan sebagai berikut

i. Kualitatif

a. Warna bulu hitam atau kemerah – merahan (dalam proses perubahan warna menuju
hitam)

b.Lutut kebawah berwarna kuning;

c. Pantat putih berbentuk setengah bulan;

d. Ujung ekor hitam;

e. Tanduk tumbuh baik, kecil dan pendek;

f. Bentuk kepala lebar dan leher kompak serta kuat

ii. Kuantitatif

Sapi jantan klasifikasi


Kategori Umur (bulan) Parameter Kelas I Kelas II Kelas III
LD (cm) 182 172 165
Calon Bibit 24-36 bulan(>l2) TG (cm) 125 119 113
I1) TB (cm) 130 124 118
LD (cm) 195 181 176
Bibit >36 bulan (>l2) TG (cm) 130 130 120
TB(cm) 135 129 123

Anda mungkin juga menyukai