Anda di halaman 1dari 32

WOUND DRESSING SELECTION

(pemilihan balutan luka)

Oleh :
Ns. Maylinda,S.Kep.M.Kep

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PARIAMAN


2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang wound
dressing selection (pemilihan balutan luka) .

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bagaimana pemilihan balutan luka. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Pariaman, Januari 2015

Penyusun
A. PENDAHLUAN

Peran perawat dalam memberikan asuhan pasien pre operatif, dukungan psikologis,
perawatan segera pasca operatif dan persiapan bagi pasien yangakan dipulangkan dari
rumah sakit tidak dibatasi hanya untuk mengelola drain, mengganti balutan, dan
mengangkat jahitan serta staples. Dengan memperbesar peran perawat dalam
perawatan pasien post operatif dapat mempengaruhi penyembuhan luka, maka
kemampuan observasi perawat sangat penting dalam deteksi awal adanya komplikasi
luka pasca operatif. Perawatan luka post operasi adalah perawatan yang dilakukan
untuk mencegah trauma pada kulit, membrane mukosa atau jaringan lain yang
disebabkan adanya luka operasi yang merusak permukaan kulit. Penggantian balutan
dilakukan sesuai kebutuhan tidak hanya berdasarkan kebiasaan,melainkan disesuaikan
terlebih dahulu dengan tipe dan jenis luka. Penggunaan antiseptic hanya untuk yang
memerlukan saja karena efek toksinnya terhadap sel sehat. Untuk membersihkan luka
hanya memakai normal saline. Oleh karena itu perawat harus mengetahui tentang
perawatan luka post operasi dengan benar sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan pada pasien post operasi yang komprehensif.
Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang dikemukankan maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana pemilihan balutan pada luka post operasi di Instalasi
rawat Inap Bedah RSUD Pariaman dalam perawatan luka modrent? Hasil penelitian
ini dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi pihak RSUD Pariaman terkait
pemberian pelayanan yang dilakukan di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Pariaman.

KAJIAN PUSTAKA

Seorang peneliti,Ramundo,IE pada tahun 2006,mengungkapka hal-hal sebagai berikut :


a. Debridemnet merupakan peristiwa yang terjadi secara lami dalam proses
penyembuhan luka.
b. Selama fase inflamasi neutrofil dan makrofag mencerna dan mengangkat jaringan
yang mati,debris seluler,dan jaringan terinjuri yang avaskuler dari luka.
c. Namun,dengan akumulasi jumlah jaringan rusak yang banyak,proses ini menjadi
tidak cukup dan sangat berlimpahan.
d. Pembentukan jaringan nekrotik yang kemudian memerlukan iagositosis pada luka dan
memperlambat penyembuhan luka.
Sementara itu,Barr,JE,pada tahun 2003 menyatakan bahwa :
a. Pada manajemen luka,debridement merupakan proses dimana praktisi memfasilitasi
proses debridement alami dengan melakukan tindakan-tindakan untuk mengangkat
jaringan mati dan benda asing dari luka
b. Untuk luka-luka dengan kemajuan penyembuhan luka yang sesuia dengan waktu yang
direncanakan,proses debridement alami perlu dibantu dengan tehnik manajemen
topical (topical therapy)

Sedangkan Falanga,tahun 2000 dan Sibbad,tahun 2000,sama-sama menyatakan bahwa


debridement merupakan suatu komponen integral pada persiapan dasar luka bersama-sama
dengan keseimbngan bakteri dan keseimbangan kelembaban/moisture balance.secara
umum,perawatan luka yang berkembang pada saat ini lebih ditekankan pada intervensi yang
melihat sisi klien dari berbagai dimensi,yaitu dimensi fisik,psikis,ekkonomi dan sosial.

B.SEJARAH BALUTAN LUKA

Berikut ini dijelaskan sejak kapan orang mulai mengenal balutan luka dan perkembangannya.

1. Seni perawatan luka pasca operasi merupakan sejarah kuno dimana evidensinya
diketahui sejak 4000 tahun yang lalu.
2. Usaha-usaha terdahulu di bidang perawat luka meliputi tehnik-tehnik yang
bermanfaat,seperti menjahit luka,merekatkan tepi-tepi luka dengan
balutan,mengepak/membungkus balutan,membidai dan menggunakan obat-obatan
topikal untuk membantu penyembuhan dan mencegah infeksi.
3. Pilihan apakah luka sebaiknya terbuka,ditutup atau di balut bervariasi sepanjang
masa.
4. The Edwin Smith Surgical Papyrus dari mesir,tahun 1615 SM (sebelum
masehi),mengatakan luka tertutup lebih cepat sembuh daripada luka terbuka,dan
kelompok ini menjelaskan menciptakan balutan yang berasal dari tenun yang
bergaris-garis di lapisi substansi seperti bahan lengnket/lekat.
5. namun,sejak dari zaman hippocrates sampai abad ke-19,dikemukakan bahwa,luka
kronik seharusnya dibiarkan terbuka dan didorong unutk mengalir (cairan lukanya).
6. suatu karya oleh pasteur,koch dan Lister mengenai penyebab infeksi bakterial
menimbulkan pengenalan balutan antiseptic yang menggunakan kassa yang
dicelupkan pada asam karbolik (phenol)
7. pada tahun 1958,Odland mengobservasi bahwa bula (blister) sembuh 40 persen lebih
cepat jika dibiarkan tidak dipecahkan.
8. pada tahun 1962,Winter mendemonstrasikan bahwa luka partial-thickness pada babi
(percobaan),mengalami re-epithelisasi dua kali lebih cepat pada keadaan
tertutup,dibandingkan dengan luka yang terpapar udara
9. pada tahun berikutnya,Hinman dan Maibach menyokong temuan Winter yang
dilakukan pada manusia.
10. oleh sebab itu,sejak tahun 1960-an telah terdapat pertumbuhan penjelasan mengenai
teori .
C.KONSEP MANAJEMEN LUKA MODEREN/TERKINI

Konsep manajemen atau penyembuhan luka dewasa ini mengalami perkembangan yang
cukup pesat dengan beberapa fungsi kerja yang umum maupun spesifik,serta menciptakan
kelembapan pada area da sekitar luka.beberapa fungsi kerja manajemen perawatan luka
yang modern saat ini,mencakup :
1. mengoptimalkan kerja dari neutrofil,makrofag,fibrolast,protease (enzime
debinder),growth factor.
2. meminimalkan rasa sakit (mengurangi sakit pada ujung saraf karena kondisi luka
dalam keadaan lembab).
3. meminimalkan infeksi (sel-sel meningkatkan daya tahan tubuh,lebih sedikit jaringan
kering yan gmati sehingga mengurangi timbulnya mikroorganisme).
4. mengurangi kemungkinan adanya luka baru pada saat penggantin balutan luka.
5. mengurangi resiko perpindahan mikroorganisme.
6. mengurangi pencemaran udara pada saat penggantian balutan.
7. menjaga luka pada temperatur optimum agar penyembuhan luka lebih cepat.
8. balutan dapat digunakan unutk beberapa hari.sehingga mengurangi frekuensi
penggantian balutan.

D. PERBANDNGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA MENGGUNAKAN


KONSEP LAMA
DENGAN KONSEP BARU
Berikut ini merupakan contoh perbandingan konsep lama dengan konsep baru dalam hal
kecepatan proses penyembuhan luak,yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

N Pokok-pokok Konsep lama Konsep baru


o
1 Aktivitas Dahulu,dalam penerapan perawatan  pada era sekarang,penerapan
perawatan luka luka (wound care)hampir semua perawatan luka (wound care)lebih
tatalaksana luka dengan teknik didasarkan evidence based.
steril yang sangat ketat,cara  Evidence-based adalah merujuk pada
penggunaan kassa,adanya kompres proses me-review penemuan penelitian
basah kering,massase,posisi miring terkini (evidence)yang di publikasikan
kiri kanan pada luka dekubitus 2 pada jurnal ilmiah atau sumber-
jam sekali penggunaan oksigen di sumber data lain.
area luka,penggunaan betadine  Penerapan atau aplikasi praktik
(povidcne iodine)rivanol,dan lain- mutlak menggunakan suatu hasil
lainnya penemuan studi yang representatif.
 Pada era sekaran,penerapan
perawatan luka (wound
care)didasarkan pada hasil penemuan
dengan pendekatan yang
multidisiplin,prinsip’moist wound
healing’advance wound
dressing,lingkungan luka basa/moist
:sel epitel,re-epitelisasi,kontraksi
luka,konsep’wound bed
preparation’pertumbuhan
jaringan,debridemang/debridement
yang adekuat dan kontinue,tehnik
bersih dan steril yang menyesuaikan
keadaan dari luka.

Perawatan luka Pada area bidang perawatan luka  Pada area bidang perawatan luka
di negara (wound care),negara yang sedang (wound care)saat ini telah mengalami
berkembang berkembang salah satunya perubahan yang signifikan dari tahun
dan maju indonesia masih banyak kita ke tahun.
temukan aktivitas (wound  Mulai dari yang tradisional beralih
care)menggunakanmetode yang kepada teknologi yang canggih.
konvesional dan.atau tradisional.
 Namun,dengan adanya
perkembangan perawatan luka
internasional,banyak doker dan
perawat indonesia peminat
perawatan luka yang terbuka
dengan perkembangan ilmu baru
dibidang luka,telah mulai
penerapan perawatan luka secara
moderen. (terkini)
Penjagaan luka Luka dijaga tetap kering karena luka Luka dijaga tetap lembab dan
yang basah dikhawatirkan rawan dilindungi dari kontaminasu agar
infeksi proses penyembuhan berjalan luka
Penggunaan Pada zaman dahulu,orang percaya Pada era sekarang,balutan dlam
balutan bahwa membiarkan luka dalam kondisi lembab atau sedikit basah
kondisi bersih dan kering akan merupakan cara yang paling efektif
mempercepat proses penyembuhan untuk menyembuhkan luka
luka. Sehingga pada zaman Balutan tersebut tidak menghambat
dahulu,luka di balut dengan kain aliran oksigen,nitrogen dan at-zat
pembalut yang tipis,yang udara yang lain.
memungkinkan udara masuk dan
membiarkan luka mengering hingga
berbentuk ”koreng”(namun,seiring
dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan sekarang telah
membuktikan bahwa luka dalam
kondisi kering dapat memperlambat
proses penyembuhan luka dan akan
menimbulkan bekas luka).
Pengetahuan Pengetahuan dahulu menyatakan Sedangkan menurut pengetahuan
dahulu dan bahwa scab/keropeng atau bekas sekarang,kita dapat mengoptimalkan
sekarang luka yang mengering atau kering lingkungan yang lembab pada
tentang ‘luka merupakan penghalang alami untuk luka,proses penyembuhan luka akan
yang mencegah hilangnya kelembapan. berlangsung daridaerah pinggir atau
mengering’  Scab juga mencegah sel-sel baru sekitar dan dari dalam secara
untuk berkolonisasi di area luka. serempak.
 Ketika scab tersebut mulai berubah
bentuk,sel episermis harus masuk
ke lapisan dermis yang paling
dalam sebelum melakukan
proliferasi, karena di sanalah daerah
yang lembab sehingga sel dapat
hidup.
Dari proses tersebut,diketahui
bahwa dalam lingkungan
kering,luka akan memulih dari
dalam keluar
Pendapat Penyembuhan dengan Klien dengan luka yang biasanya akn
masyarakat menggunakan lingkungan yang lebih jaran gmengeluh rasa sakit atau
tentang lembab masih menjadi hal yang nyeri yang dirasakan pada saat luka
lingkungan baru dan jarang diaplikasikan di dibiarkan dalam lingkungan yang
lembab masyarakat. lembab,yaitu dengan pembalutn yang
 Masyarakat kebanyakan lembab.
berpendapat bahwa lingkungan  Balutan tersebut akan menjaga saraf
yang lembab akan menjadi tempat dari lingkungan luar dengan
berkembak biaknya kuman memberikan lingkungan yang
penyakit lembab,sehingga dapat mengurangi
 Pernyataan yang seperti yang rasanyeri
dinyatakan masyarakat pada Jika dengan balutan yang
umumnya tersebut di atas tidak di kering,dikhawatirkan syaraf akan
sertai kenyataan bahwa tubuh kita mudah mengalami risiko kerusakan
mempunyai sistem imun yang selama berproliferasi
sangat efisien.
Segala jenis luka dengan berbagai
tingkat kesterilannya memang
merupakan bentuk kolonesasi dari
bakteri,tetapi koloni bakteri
tersebut selama masih dalam
jumlah yang wajar tidak
menimbulkan risiko infeksi.
 Masalah akan timbul jika bakteri
tersebut mulai melipat gandakn
koloninya
Jika tubuh kita dalam kondisi yang
normal,maka antibodi dalam tubuh
akan dapar mencegah bakteri untuk
tidak bermitosis.
Perbandingan Luka dijaga tetap kering dan di Luka dijaga tetap lembab dan di balut
ber bandingkn balut dengan kassa. dengan film polyyrethane
antara konsep
lama dengan
konsep baru
Sifat pembalut Penggunaan kassa dengan konsep Penggunaan film polyurithane
lama (kering) Tembus pandang
 Menyerap eksudat Elastismengikuti lekuk tubuh
 Eksudat bisa menembus ke Menjaga kelembapan luka
permukaan sehingga memberi jalan Kedap air dan bakteri
pada bakteri Tembus uap air dan udara
 Eksudat bisa menguap sehingga Menjaga temperatur luka
temperatur luka dingin
 Melekat pada luka
no Pokok-pokok Konsep lama Konsep baru
 

no Pokok- Konsep lama Konsep baru


pokok
Efek  Di bawah kassa,karena penguapan Di bawah balutan moderen
temperatur temperatur jarang lebih dari 28 (film polyurethane),temperatur
pada proses derajat celsius sehingga mitosis luka berada pada 30 derajat
mitosis berjalan lambat. celsius-32 derajat celsius.
(epitelisasi)  Pada saat balutas di  Epitelisasi (mitosis) berjalan
dimana lepas,temperatur turun dan perlu 3 lebih cepat pada luka
mitosis jam untuk mengembalikan proses lembab,karena :
(epitelisasi) mitosis pada kecepatan Tidak perlu menembus ke
berjalan optimalnya. bawah keropeng dan temperatur
lancar pada luka terjaga (30 -32 derajat
temperatur celsius)
25 C-38 C  Proses penyembuhan luka
lembab lebih cepat,baik untuk
luka dangkal maupun pada luka
dalam.
 Setelah menemukan konsep
penyembuhan luka
lembab,maka kriteria pembalut
luka menjadi sebagai berikut :
- Bisa mengontrol eksudat
- Menjaga permukaan luka tetap
lembab
- Tidak melekat pada luka
- Kedap bakteri dan air
- Tembus uap dan udara
- Tak perlu sering diganti.
Kontroversi pada konsep lama,dalam Namun,pada konsep
penggunaan kehidupan sehari-hari,biasanya baru,penggunaan menurut
antiseptik petugas atau masyarakat umumnya banyak penelitian
akan menggunakan antiseptik pada mengemukakan bahwaa
luka dengan tujuan menjaga luka peenggunaan antiseptik dapat
tersebut agar menjadi steril. mengganggu proses
 Bahkan antiseptik seperti hidrogen penyembuhan dari tubuh
proksida (H2O2),providone- sendiri.pada konsep terbaru
iodine,acetic acid dan ditemukan bahwa masalah
cholorohexadine selalu tersedia utama yang timbul dalam
dalam kotak obat penggunaan antiseptik pada
perawatan luka adalah antiseptik
tidak hanya membunuh kuman-
kuman yang ada ,tetapi juga
membunuh leukosit ,yaitu sel
darah yang dapat membunuh
bakteri patogen dan jaringan
fibrolast yang membentuk
jaringan kulit baru.sehingga
untuk membersihkan luka,cara
yang tebaik adalah dengan cara
membersihkannya dengan
menggunakan cairan saline dan
untuk luka yang sangat kotor
dapat digunakan ‘water
pressure’untuk perawatan
dirumah,dapat menggunakan air
yang mengalir atau air shower.

E.PERBEDAAN PEMAKAIAN BALUTAN LUKA (WOUND DRESSING ) DALAM


PENANGANAN LUKA SECARA TRADISIONAL DAN SECARA MODEREN

Terdapat perbedaan pemakaian balutan luka (wound dressing) dalam penanganan luka secara
tradisional dan secara modern,yang antara lain dijelaskan pada tabel beikut ini :

no Pokok- Secara trdisional Secara modern


pokok

1 Jenis - Penggunaan anti septik - Hidrocolloid


balutan - Zat pewarna - Hydrogel
- Antibiotik yg biasang diberikan - Absorbent dressing
secara topikal - Alginate
- Kassa sederhana - foam
- plester

2 Hal-hal - Dpt melekatan pd luka serta - hal-hal yang tidak di inginkn pd


yang perlu menyebabkan kerusakan n cara tradisional dapat di hindari
di kesakitan ktika dlakukan - Membuat luka yang kering
perhatikan penggantian balutan menjadi basah dan membuat luk
- Al ini akan membuat luka kembali basah menjadi kering
ke fase awal dimana terjadi proses - Dg membuat luka tetap lembab
inflamasi di harapkan proses penyembuhan
- Akibatnya, proses penyembuhan luka bisa menjadi lebih cepat
lebih lama

F.TUJUAN PEMILIHAN BALUTAN LUKA

Tujuan utama memasang balutan luka adalah untuk mencptakan lingkungan yang kondusif
terhadap penyembuhan luka.tidak ada balutan yang sesuai untuk setiap luka atau setiap orang.
Oleh karena itu,pemilihan balutan harus ditentukan setelah mengkaji kebutuhan individu
luka.pemahaman tentang fisiologi penyembuhan luka dan berbagai macam balutan serta cara
kerjanya diperlukan agar dapat diperoleh penyembuhan yang optimal.
Adapun tujuan pemilihan balutan dan alasan mengapa balutan diperlukan antara lain:

1. Menciptakan lungkungn yang kondusif terhadap penyembuhan


2. Membuang jaringan mati,benda asing dri luka
3. Melundungi luka dan jaringan sekitarnya
4. Mampu mengontrol kejadian infeksi
5. Mencegah dan mengelola infeksi klinis pd luka
6. Mengurangi nyeri
7. Mempertahankan temperatur pada luka
8. Mengontrol dan mencegah pendarahan
9. Memobilisasi bagian tubuh yang ter-injury

G.KRITERIA BALUTAN YANG IDEAL

Balutan luka yang ideal seharusnya memenuhi hal-hall berikut ini :

1. Mempercepat proses penyembuhan luka


2. Memungkinkan pertukaran gas
3. Memberikan barrier
4. Tidak meningkatkan infeksi
5. Tidak menyebabkan infeksi
6. Nyaman dipakai
7. Tidak mengganggu fungsi tubuh
8. Dapat beradaptasi pada bagian-bagian tubuh
9. Mengupayakan pengangkatan eksudat dan benda asing tanpa menimbulkan trauma
terhadap jaringan baru
10. Cost-effective

H.PRINSIP PEMILIHAN BALUTAN LUKA


Menurut Hartman (1999) dan Ovington (1999),pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang
akan digunakan untuk membalut luka harus memenuhi kaidah-kadah berikut ini :

1. Kapasitas balutan dpt mengabsorbsi


2. Mampu mengurangi resiko terkontaminasi mikroorganisme
3. Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka
4. Mengurangi kehilangan panas
5. Sarana pengangkut antibiotik keseluruh tubuh

I.FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH


BALUTAN
YANG TEPAT UNTUK LUKA :

Pemilihan balutan tergantung pada beberapa faktor antara lain :


1. Karakteristik luka saat ini
2. Tujuan perawatan luka (apakah balutan diperlukan untuk mengontrol atau menampung
cairan?apakah balutan diperlukan untuk meningkatkan epitelisasi?apakah balutan
diperlukan untuk debridement)
3. Pemahaman dengan kemajuan luka ke arah penyembuhan,maka kenutuhan untuk
penggantian balutan akan berubah,jadi akan di perlukan jenis balutan yang berbeda dari
sebelumnya.
4. Keadaan sosial dan emosional pasien dan keluarga.misalnya dengan menggunakan balutan
yang sederhana dalam pemakaiannya daripada balutan yang rumit cara pemakaiannya
5. Apresisi terhadap balutan apa yang di gunakan.misalnya :meskipun menggunakan balutan
dengan salah satu nama dagang,pemakai harus dapat mengetahui pengelompokan/jenis
balutan pada produk/nama dagang lainnya.

J.HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN SEBELUM MEMILIH


BALUTAN
Sebelum memilih balutan,pertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Frekuensi mengganti balutan
2. Jumlah eksudat
3. Ada tidaknya goa /undermining/cavity
4. Siapa yang akan mengganti balutan

K. SYARAT-SYARAT PEMILIHAN BALUTAN YANG TEPAT

1. Menyesuaikan jenis balutan


2. Menyesuaikan dengan tujuan/manfaat
3. Menyesuaikan jenis balutan dengan jenis luka

L. DRESSING/BALUTAN
Penggunaan dressing bertujuan untuk menciptakan kondisi yang optimal(lembab 36-37 C)
sehingga mempercepat proses penyembuhan.terutama berguna untuk melindungi:
• Mikro organismi
• Faktor mekanik (tekanan,shock,friksi)
• Kehilangan panas
• Pengaruh thermal eksternal
• Dehidrasi
• Kontaminasa dan faktor-faktor kimia

Keterangan gambar : Setiap balutan sementara mengambil fungsi yang biasanya dilakukan
oleh kulit sehat dan melindungi luka terhadap :
• Penyebaran Mikro organismi
• Faktor mekanik
• Kehilangan panas
• Pengaruh thermal
• Dehidrasi
• Kontaminasi kimia

M.PERBEDAAN ANTARA PRIMARY DRESSING DAN SECONDARY DRESSING


• Primary dressing :balutan yang kontak dengan luka
• Secondary dressing:balutan yang menutupi/melapisi balutan primary drassing

N. KUALITAS PENANGANAN BALUTAN LUKA YANG EFEKTIF

Kualitas penanganan balutan luka yang efektif,seharusnyaa memenuhi syarat senagai


berikut :

1. Mudah dalam pemasangannya


Keuntungan utama balutan luka adalah balutan-balutan tersebut sangat sederhana dan cepat
dalam pemasangannya/penggunaannya

2. Dapat menyesuaikan dengan bentuk tubuh


Balutan yang mampu menyesuaikan dengan bentuk luka memungkinkan unutk membantu
lingkungan yang lembab dan juga memberikan barrier (penghalang)yang efektif terhadap
bakteri.

3. Mudah melepasnya
a. Jika balutan mudah dalam melepasnya,maka hal inimengurangi kemungkinan merusak
jaringan yang baru terbentuk pada luka.
b. Balutan yang mudah dilepas,juga kurang menimbulkan rasa sakit pada klien.
4. Nyaman di pakai
a. Keuntungan lain dari balutan moderen adalah nyaman dipakai pasen pada waktu balutan luka
terpasang.
b. Hal ini berarti bahwa pasien berkeinginan unutk menyesuaikan tindakan yang diberikan
c. Dalam hal,pasien tidak perlu merasakan adanya keluhan rasa tidak nyaman.

5. Tidak perlu sering ganti balutan


a. Mayoritas balutan luka moderen dapat dipasang pada luka selama beberapa hari,tergantung
pada dan terutama jumlah eksudat.
b. Hal ini tidak hanya menghemat waktu perawatan dan mengurangi biaya tetapi juga
mengurangi jumlah gangguan pada luka.
c. Penurunan dalam frekuensi ganti balutan membantu mengurangi kesempatan penurunan
temperatur pada permuka luka.(penurunan temperatur potensial terjadi pada saat ganti
balutan)

O. PERKEMBANGAN WOUND DRESSING


Tabel berikut ini merupakanuraian dari perkembangan balutan luka dari masa ke masa :

no Pokok-pokok Uraian
1 Klasifikasi balutan luka - Tradisional
- Konvensional
- advance

2 Kriteria balutan luka - Menyerap darah dan eksudat luka


tradisional - Melindungi luka dari tauma dan
- Menyembunyikan luka dari pandangan
Kekurangannya:
- Melekat pada luka
- Membuat luka kering krena dehidrasi
- Meninggalkan serabut-serabut pada luka

3 Kriteria balutan luka - Melindungi luka dari trauma dan kontaminasi


konvensional bakteri
- Bersifat absorbent
- Tidak meninggalkan serat pda luka
- Hampir tidak melekat pada luka
- Aman di pakai

4 Kriteria balutan luka advance - Mempertahankan permukaan luka tetap lembab


:setelah ditemukan konsep dengan mengontrol eksudat luka
proses penyembuhan luka - Kedap air dan bakteri
lembab tahun 1962 oleh - Tembus uap air dan oksigen
Dr.George Winer.maka - Tidak perlu sering diganti
diproduksi balutan luka
advance.
5 Contoh balutan luka advance a.keunggulan
(1)FILM - memenuhi seluruh kriteria balutan luka advance
- di tambah hal-hal berikut ini : tembus
pandang,tipis,elastis,mengikuti lekuk permukaan
tubuh,mudah di asang.
b. kekurangan : kurang tepat untuk luka bereksudat
banyak.
6 Contoh balutan luka advance a.keunggulan
(2) FOAM/BUSA - memenuhi seluru kriteria balutan luka advance
- di tambah hal-hal berikut ini : berdaya serap
tinggi,cocok untuk luka bereeksudat banyak.
b.kekurangan : tidak tembus pandang
7 Contoh balutan luka advance a.keunggulan :
(3)HIDROGEL - berbentuk gel
- menjaga kelembapan luka
- Sedikit efek debridement
b.kekurangan : kotor,berbau dan melekat di tep luka

no Pokok-pokok Uraian
8 Contoh balutan luka advance a.keunggulan :
(4) - saat kontak dengan eksudat membentuk gel
ALGINATE - berdaya serap sedang
- berfungsi heomostat
- mudah digunakan
- bentuk kassa,film,lembaran,kapas yang berasal dari
semacam rumput laut.
b.kekurangan : melekat pada luka kering,pada luka
dalam sulit dibersihkan
9 Contoh balutan luka advance a.keunggulan :
(5) - cocok untuk luka terinfeksi dan bereksudat banyak
BAHAN POKOK GULA karena gula menyerap eksudat
- mengurangi edema
- bisa mengatasi infeksi (pH:3,7)
- sedikit efek debridement
b.kekurangan : kotor,menyebabkan rasa sakit pada
saat dipakai
10 Klasifikasi balutan luka yang -Balutan luka aktif :
baru Termasuk balutan luka tradisional dan
jonvesional.tidak membantu proses penyembuhan.
-Balutan luka interaktif :
Balutan luka advance.membantu memperlancar
proses penyembuhan.
-Balutan luka boaktif :
Balutan luka baru yangmengandung growth factor
yang bisa mengontrol pertumbuhan sel.mempercepat
proses pertumbuhan,
P.MACAM-MACAM DRESSING/PRIMARY DRESSING :

1.pengantar
a. Macam-macam dressing yang disebutkan di bawah ini di sebut jenis balutan yang dikenal
dengan sebutan ‘Occlusive Dressing’.
b. Occlusive dressing adalah jenis balutan yang mempertahankan lingkungan luka dalam
keadaan optimal,saat penggantian balutan akan tampak pluruhan jaringan nekrotis/slough
dengan dasar luka bersih.
c. Macam-macam balutan (dressing) ini sebagian telah dijelaskan pada tabel ‘perkembangan
balutan luka’ di atas.

2.macam-macam dressing/primary dressing/Occlusive dressing tersebut,antara lain :


a. Gause/kassa
b. Transparant film
c. Hydrogels
d. Calcium alginate
e. Hydrocellulosa
f. Hydrocolloid
g. Foam
h. Silver
i. Antimicrobial

Q. GAUZE/ KASA KERING SERAT ALAMI

1. deskripsi
• Material yang mengndung katun dan polyester
• Steril dan non steril

2.fungsi
 Absorpsi eksudat minimal hingga banyak
 Material/bahan penampung (packng)

3.indikasi
 Luka’partial thickness’dan’ full thickness’
 Luka infeksi
 Luka berongga atau ada salurannya (terowongan)

4.keuntungan
 Dapat berfungsi sebagai ‘absorbent/penyerap’ dan’protektiv/pelindung’
 Memberikan lingkungan penyembuhan luka kering (jka diperlukan)
 Bisa di gunakan untuk kompres lembab/basah
 Dapat di gunakan untuk debridement mekanik pada luka nekrotik/alat
membersihkannya,untuk membungkus rongga luka atau untul menyerap eksudat luka.

5.perhatian/kerugian
 Sangat sedikit kepuasan yang didapatkan dari yang dikatakan sebagai ‘balutan ideal’
 Membut luka kering.tidak tepat untuk luka pada bagian superficial epidermis.
 Serat-serat katun pada luka bertindak sebagai benda asing dan dapat menyebabkan
penundaan penyembuhan luka
 Jaringan granulasi dapat tumbuh pada sela-sela lubang kassa
 Karena kassa perlu penggantian balutan yang sering,basanya 2-3 kali sehari.

R. KASSA ANTI LENGKET

1.deskripsi
• Balutan anti lengket berbahan rayon sintesin yang dirajut
• Mencegah bakteri masuk
• permukaannya tidak menempel pada luka
• Memberi suasana ideal untuk penyembuhan luka

2.indikasi
 Luka superfisial dengan eksudat ringan sampai sedang
 Luka bakar
 Luka post-operasi
 Donor sites

3.keuntungan
 Menciptakan kelembapan didaerah sekitar luka
 Balutan luka tidak lengket
 Mudah saat di buka dan tidak nyeri
 Tidak menimbulkan sensitivitas
 Efektif melindungi luka terhadap infeksi,yaitu mencegah penetrasi mikroorganisme/bakteri
dan air ke dalam luka
 Kurang menimbulkan efek samping terhadap pelepasan serat
 Dapat dibiarkan pada luka selam beberapa hari
 Ekonomis,penggantian luka lebih jaran gdilakukan dibandingkan balutan luka
konvensional,sehingga menghemat waktu dan materi
 Tahan lama dalam pemakaian,karena tidak mudah basa jika terkena air.
 Tidak ada meserasi

4.kerugian
 Tidak absorbent (tidak menyerap)
 Memerlukan balutan sekunder (secondary dressing)
S. BALUTAN KERING ANTI KERING LENGKET YANG DILAPISI TRNSPARANT
FILM

1.deskripsi :
 Transparent film polyster perforasi tipis,direkatkan pada pad (bantalan)absorbent berbahan
katun atau acrylic
 Permukaan tidak lengket bisa berlapis tunggal atau dobel
 Balutan kering tidak lengket seringkali digunakan sebagai lapisan yang kontak pada ‘island
dressing/balutan pelindung

2.keuntungan
 Sesuai untuk luka-luka epidermis,atau luka yang penyembuhannya ‘first intention’
 Tranparent film daya lengket rendah mencegah pelepasan serat
 Jika eksudat minimal,akan memberikan daya serap yang cukup

3.kerugian
 Tidak sesuai untuk balutan pada luka bereeksudat banyak
 Jika jumlah eksudat banyak,balutan bisa menimbulkan goresan dan mengeringkan
 Diperlukan balutan sekunder

T. BALUTAN POST OPERASI

1. deskripsi
 Balutan ini sering dikenal dengan istilah lain ‘island dressing’
 Balutan post operasi,ini biasanya mengkombinasikan balutan primer dan balutan skunder
 Balutan primer biasanya merupakan lapisan yang terbuat dar katun
 Balutan sekunder berperekat atau lapisan luar sifatnya dapat permable.
 Dengan kata lain,balutan post-operasi ini merupakan dressing untuk perawatan luka steril
yang dilengkapi dengan bantalan luka untuk semua jenis luka.
 Penyerapan eksudat merata dan tidak tembus keluar karena memiliki lapisan non-woven.
 Biasanya terbuat dari bahan perekat adhesif yang tidak akan meninggalkan sisa perekat
ketika dressing
 Dengan menggunakan balutan ini memungkinkan pasie untuk mandi tanpa kuatir akan
lukanya

2.keuntungan :
 Sesuai untuk luka bereksudat sedikit atau dengan penyembuhan primary intention
 Mengkombinasikan dan pengamanan berperekat
 Transparent film tidak berperekat mencegah trauma luka pada saat pelepasan balutan
 Jiak eksudat sedikit,akan memberikan penyerapan yang cukup
 Beberapa balutan lainnya,lapisan luarnya resistant terhadap air

3.kerugian :
 Tidak sesuai dengan eksudat banyak
 Tidak direkomendasikan unutk klien yang diketaui alergi terhadap bahan berperekat
 Beberapa diantara balutan ini tidak water-proof (tahan air)

U. PARANT FILM
1. fungsi :
 Melindungi luka dari air,bakteri dan jamur dengan tetap menjaga sirkulasi udara disekitar
luka karena lapisan film pada ‘transparant film’bersifat semi-permiabel.
 Disamping itu,transparant film sangat elastis dengan daya rekat yang kuat.

2.deskripsi :
 Transparant,tipis
 Komposisi : clear polyurethane yang disertai perekat Aadhesive
3.contoh : fixomol transparent,tagaderm,opsite,dan lain-lain.
Gambar:

4.indikasi
 Primary and secondary dressing
 Dapat digunakan pada luka yang memerlukan dressing fiksasi yang tahan air.
 Bisa digunakan sebagai fiksasi tahan air untuk kateter dan peralatan medis

5.kontraindikasi
Kontraindikasi pada luka dengan eksudat banyak,sinus.

6.keuntungan
 Waterproof dan gas permeable (tahan air dan dapat di lalui oleh gas)
 Comfortable (mengurangi nyeri) ,anti robek atau anti gores (pasien lebih nyaman karena
balutan bisa basah dan bisa tetap dipakai pada saat mandi).
 Transparant,perkembangan penyembuhan luka dapat dimonitor tanpa membuka balutan.

7.modifikasi
Dengan padding : absorbent
Gambar

V. HIDROGELS
1.deskripsi :
 Suatu jenis colloid yang terdiri dari polymer dalam bentuk air,tetapi tidak terlarut.
 Mirip hidrokolid,tetapi dalam bentuk gel
 Suatu balutan dengan gel,yang terdiri dari polyurethane carrien film dan lapisan hydrogel.gel
tersebut dari CMC polymer dan propylene glycol.kandungan cairannya menciptakan
lingkungan yang lembab pada luka.
 Suatu topical terapi,dengan ciri-ciri :
- Mudah cara pemakaiannya
- Pemakaiannya bisa dengan satu tangan
- Mudah diangkat
- Tidak lengket
- Merupakan debriment yang cepat dan efektiv
 Bahandasar antara lain : sodium carboxymethylcellulose,calcium alginate,purified water.

2.contoh :intrasitergel,duoderm gel,comfeel purilion gel,cutimed gel.


Gambar,,,

3.jenis ada 2 macam :


 Hydrogel dressing
 Amorphous gel (untuk memudahkan aplikasi sesuai dengan jenis lukanya)

4.indikasi hidrogel :
 hidrogel diindikasikan untuk penggunaan luka kronis dan akut
 dengan kata lain hidrogel juga bisa diindikasikan pada luka-luka seperti :luka partial atau
full thickness.
 indikasi sesuai dengan jenis gel.

5.keuntungan :
a. Memberikan lingkungan luka lembab untuk migrasi sel
b. Lembut dan fleksibel untuk segala jenis luka
c. Transparan
d. Mengabsorpsi debris dan eksudat yang berlebihan
e. Melunakan jaringan nekrotik dan jaringan yangber –slough (slaf).dalam hal ini hidrogel
mampu melunakan dan menghancurkan jaringan nekrotik tanpa merusak jaringan sehat,yang
akan terserap ke dalam struktur gel dan terbuang dalam balutan.

6.perhatian :
a. Amphorus gel,seharusnya digunakan pada sinus yang belum diketahui dengan pasti dimana
dalamnya terowongan tidak dapat diidentifikasikan
b. Gel memerlukan balutan sekunder
c. Maserasi pada kulit bisa terjadi apabila kebanyakan hidrogel.

7.cara pemakaian :
a. Bersihkan permukaan luka danseluruh kulit dengan larutan pembersih dan keringkan ke
seluruh kulit.
b. Lakukan pengukuran luka
c. Penggantian balutan dapat dilakukan :
- Bila penutup balutan bocor atau di angkat untuk pengganti rutin
- Pada luka bersih sampai 3 hari
- Pada nekrotik antara 1-3 hari
- Pada luka infeksi 24 jam
d. Beberapa jenis hidrogel wakt pemakaian bisa sampai 7 hari.

W. CALCIUM ALGINATE

 Deskripsi
gambar
a. Alginate termasuk polysakarida natural yang pada keadaan biasa dinding sel termasuk
golongan rumput laut.
b. Merupakan jalinan serabut calcium alginate,yang mirip dengan jalinan bulu domba
c. Alginate mengandung ion kalsium dan natrium sehingga dia mempunyai daya larut yang
tinggi dan juga saat digunakan sebagai dressing
d. Balutan luka primer dengan penyerapan tinggi
e. Ebalutan ini menyerap luka untuk membentuk satu lapisan tipis dan lunak
f. Jenis balutan ini dapat menyerap jumlah cairan luka yang banyak
g. Oleh karena itu,dressing ini dikemas secara khusus sesuai dengan fungsinya
h. Bentuknya terdapat berbagai macam ukuran
i. Tersedia dalam bentuk lembaran
j. Daya serap tinggi (15-20 x dari bobotnya)
k. Dapat disimpulkan bahwa,alginate adalah jenis balutan yang dapat menyerap jumlah cairan
luka yang berlebihan dan menstimulasi proses pembekuan darah jika terjadi perdarahan
minor

2.contoh : cutimed alginate,kaltostat,seasorb,curasorb,comfell plus,dll

3.indikasi :
a. ditujukan pada beberapa luka di bawah ini :
1. Luka dengan warna dasar luka merah atau granulasi sel
2. Luka dengan eksudat sedang
3. Luka mudah berdarah
4. Luka yang dalam sehingga berlubang
5. Luka yg terdapat slough
6. Luka akut maupoun kronik
7. Luka bakar derajat
8. Luka pasca operasi
9. Luka donor site
10. Luka potong
b.indikasi calcium alginate juga dapat digunakan pada pembersihan luka dalam ataupun
permukaan dengan cairan yang banyak, misalnya :
- Cairan banyak
- Luka dalam
- Luka infeksi

4. Kontra-indikasi
Luka dengan jaringan nekrotik dan kering

5. Keuntungan
- Pertukaran ion aktif pada permukaan luka membentuk sodium alginate yang dapat larut
- Menjaga ujung-ujung syaraf tetap lembab
- Sangat hipo-alergenik
- Tidak lengket dan tidak menimbulkan traumatic saat diangkat
- Membantu untuk mengangkat jaringan mati
- Mengisolasi dasar luka dan meningkatkan kelembapan lingkungan luka
- Jenis balutan yang dapat menyerap jumlam cairan luka yang berlebihan
- Bisa digunakan untuk mengepak
- Menyerap sampai 20 kali cairan luka dan ukurannya
- Mengatur eksudat

6. Kekurangan :
- Memerlukan balutan sekunder
- Gel bisa membingungkan dengan pus atau slough
- Tidak sesuai untuk luka kering

7. Cara pemakaian/penggunaan alginate


- Pengantar
Dalampemilihan dressing/balutan,sebagai perawat ahrus memahami beul cara penggunaan
alginate dan kapan digunakan sehingga efektif dalam penyembuhan luka
- Cara pemakaian
Bersihkan luka disekitar kulit dengan larutan pembersih dan keringkan
- Pilih balutan yang ideal,menurut ukuran luka
- Potong atau lipat balutan alginate menurut bentuk luka
- Jika luka dalam,pedati luka dengan balutan alginate yang telah digunting seperti tali
- Tutup luka yang di balut dengan alginate
- Penggantian balutan
- Cara pemakaian alginate pada luka yang mendalami perdarahan
- Bersihkan luka secara perlahan dengan irigasi
- Saat mengeringkan cukup dengan menggunakan kassa,tetapi tidak melakukan swab
- Tutup luka denga alginate lakukan penekanan sekitar 10-15 menit
- Tutup luka dengan alginate sesuai dengan kebutuhan dan luasnya luka
- Sekondary dressing dapat menggunakan kassa,kemudian plester,bila perlu lakukan
pembebatan

X. HIDROSELULOSA:
gambar
1. Deskripsi :
a. Hidroselulosa dikenal juga dengan sebutan ‘hydrofiber’
b. Hidroselulosa adalah jenisan balutan yang terbuat dari selulosa dengan kemamapuan daya
serap tinggi, mendukung proses autolosis debridement,dapat meningkatkan prosese granulasi
dan re – epitelasi , mudah dalam melepaskannya sehingga memberikan kenyamanan dan
mengurangi rasa sakit pada pasien serta mampu menahan staphylococcus aureus tidak masuk
kedalam luka.
c. Hidroselolusa adalah jenis topical therapy yang terbuat dari sellulosa dengan daya serap amat
tinggi melebihi kemampuan daya serap cesium alginate.
d. Terdapat bentuk : lembaran dan gel
2. Daya kerja:
a. Hidrofiber/ hidroselulosa yang terbentuk gel dapat digunakan untuk cairan luka
b. Hidrofiber / hidroselulosa dapat cepat menyerap dan langsung menyerap dan langsung
mengikat bakteri ke dalam seratnya, mempertahankan cairanluka yang sedang dan banyak.
c. Mengurangi resiko maserasi
d. Membantu mengurangi lintas kontaminasi saat penggantian balutan
3. Ke unggulan Hdroselulosa dibandingkan dengan kasa dan alginate :

3 GAMBAR
a. Hidroroselulosa memiliki kemampuan retensi/ daya serap lebih tinggi di bandingkan dengan
kasa atau balutan alginate.
b. Hidroselulosa juga memiliki keuntungan lain , yakni tidak mudah koyak/larut, sehinnga amat
mudah dalam melepasnya.
c. Hidroselulosa dapat mengurangi resiko maserasi, dengan tekanan yang keras secara vertikal
diamana dapat mengurangi kulit yang mengeras kesamping .
d. Hidroselulosa dapat mengunci bakteri lebih kuat dalam cairan luka apabila dibandingkan
dengan kasa dan balutan alginate , terutama berikut ini:
e. Hindroselulosa dapat memberikan kenyamanan lebih tinggi bila dibandingkan dengan kasa
dan alginate.dalam hal ini :menyesuaikan lebih dekat dalam mengeliminasi area jaringan mati
pada permukaan balutan luka dimana bakteri tersiksa , bahkan untuk yang mengalami
kesulitan pada saat melakukan balutan luka.
f. Hidroselulosa dapat mengurangi rasa sakit lebih tinggi bila dibandingkan dengan kasa dan
alginate.
4. Indikasi
Hidroselulosa , dapat di gunakan untuk:
a. Luka laki ( leg ulcers )
b. Luka tekan / dekubitus (stadium ii –iv)
c. Luka diabetes mellitus
d. Luka bedah
e. Luka traumatik
f. Luka bakar yang tidak melebihi
7.cara pemakaian hidroselulosa :
a. Sebelum menggunakan balutan,bersihkan luka dengan cairan pembersih luka yang tepat
b. Masukan balutan hidroselulosa hingga 1 cm diatas seluruh wilayah kulit
c. Bila terdapat yang dalam pada luka,masukan hidroselulosa kedalam lubang tersebut sesuai
ukuran dan tinggalkan setidaknya 2,5 cm dibagian luar dari luka agar mudah mengangkatnya
d. Kemudian tutup dengan balutan sekunder
e. Bila ada indikasi klinis seperti bocor,perdarahan dll ambilah balutan hidroselulosa
f. Bila tidak ada indikasi klinik,balutan hidroselulosa dapat diganti dalam jangka waktu 7 hari

Y. HYDROCOLLOIDS
Gambar
1. Fungsi
Dressing yang berfungsi untuk :
- Mempertahankan luka dalam keadaan lembab
- Mendukung proses autolisis debridement
- Melindungi luka dari trauma
- Memberikan lingkungan oklusif
- Mengurangi resiko infeksi
- Mampu menyerap eksudat minimal
2. Deskripsi :
- Hidrocollid merupakan pembalut dengan lapisan rangkap yang biasanya terbuat dari poly
urethane film,
- Memenuhi banyak criteria’balutan luka’
- Menggabungkan partikel-partikel hidroaktiv
- Disebut sebagai balutan moisture retensive
3. Contoh : cutimed hidro B,comfeel,duoderm dan lain-lain.

4. Indikasi :
- Luka dengan sedikit eksudat sampai sedang
- Luka akut atau kronik
- Luka dangkal
- Jaringan ga]ranulasi
- Abses
- Luka dengan epitelisasi luka yang terinfeksi derajat satu dan dua
Gambar
5. Kontraindikasi :
Luka yangterinfeksi grade III – IV

6. Keuntungan :
- Menjaja kestabilan kelembapan dan daerah sekitar luka
- Partikel-partikel hidroactiv menyerap eksudat luka
- Pembentukan gel pada permukaan luka memberikan lingkungan luka yang lembab
- Mengurangi nyeri dengan menjaga ujung-ujung syaraf tetap lembab
- Mengurangi mfrekuensi mengganti balutan,
- Berdaya rekat dan mudah diaplikasikan
- Tersedia berbagai macam ukuran ,baik dalam bentuk transparant maupun opaqui (buram)
- Dapat digunakan dengan pasta hidrokolid unutk penyerapan yang lebih besar dan untuk
mengurangi ruang mati pada luka

7. Perhatian/kekurangan :
- Tidak direkomendasikan pada luka yang terinfeksi secara klinis dengan bakteri aerob
- Pasang dengan penuh hati-hati pada luka,yang peceh-peceh karena perekatnya bisa merusak
kulit
- Luka dalam memerluka pasta pengisi rongga
- Mungkin sulit memasangnya area-area yang sering terjadi pergesekan

8. Penggunaan :
Bentuknya ada yang berupa lembaran tebal dan tipis serta pasta

9. Cara pemakaian:
Bersihkan seluruh permukaan luka

Z. FOAM
Gambar
1.deskripsi
a. Balutan yang terdiri polymer atau polyeruthene yang mengandung sel-sel berluang kecil
yang mampu menahan cairan
b. Bentuk lembaran atau yang bisa mengisi rongga
c. Jenis bervariasi
d. Adhesive dan non-adhesive
e. Gabungan dari lapisan semipermiabel,adhesive yang bertindak sebagailapisan luar balutan

2.contoh : cutimed cativy,cutimed siltec,allevin

3.indikasi :
- dapat digunakan pada luka full thickness atau partial thickness
- Paling sering digunakan pada luka yang berair
- juga dapat berguna untuk luka lembab
- luka eksudat sedang-berat

4.kontraindikasi :
- luka dengan eksudat minimal
- luka dengan jaringan nekrotik hitam
- luka bakar derajat 3
- luka yang tidak ada cairan karena balutan bisa lengket pada dasar luka

5.keuntungan balutan foam (bentuk lembaran/sheet)


Gambar
a. Memfasilitasi lingkungan luka lembab.(adanya polyurethene membantu mempengaruhi
kelembapan luka dan daerah sekitar luka,menjaga terhadap kontaminasi,dan penetrasi bakteri
serta air)
b. Absorbent dengan kemampuan/daay serap tinggi
c. Memberikan perlindungan
d. Tidak lengket pada luka (dalam hal ini,balutan dapat diganti tanpa adanya trauma atau sakit
dan tidak lengket pada luka.
e. Menyesuaikan bentuk postur tubuh,dengan perekat yang baik (busa polyurethene
mempengaruhi balutan foam menjadi lebih fleksibel,sehingga balutan tidak lengket pada
luka,dan absorpsi cairan luka maksimal,balutan bisa digunakan hingga 5-7 hari tanpa
penggantian.
f. Nyaman digunakan dalam hal ini lembut,nyaman dan aman unutk kulit sensitif.
g. Tidak meninggalkan residu
h. Semi permiabel
i. Aman digunakan pada luka infeksi
j. Ekonomis,frekuensi penggantian balutan yang tidak sesering dibandingkan dengan
menggunakan.
2.kekurangan balutan foam (bentuk lembaran/sheet)
Lingkungan luka lembab mungkin tidak mencukupi untuk mengupayakan autolisys
terjadi
(debridement pada jaringa yang keras)
3.keuntungan balutan foam wound cavity dressing (bentuk mengisi rongga)
a. Mengurangi ruang mati/dead space pada luka
b. Menyesuaikan bentuk rongga luka
c. Mengabsorpsi eksudat dalam jumlah yang banyak dan mengurangi kebutuhan untuk ganti
balutan dengan sering .
4.kekurangan balutan foam wound cavity dressing (bentuk mengisi rongga)
a. Memerlukan secondary dressing
b. Balutancavity foam seharusnya tidak dipotong,karena potongan-potongan guntingan foam
yang kecil-kecil dapat terperangkap pada dasar luka,mempercepat pembentukan abses atau
inflamasi karena benda asing.

AA.BALUTAN HIDROFOBIK

1.deskripsi
a. Hidrophobic dressing/balutan hidrophobic mulai banyak digunakan alam perawatan luka pad
a saat ini,karena dapat secara cepat membersihkan cairan luka,pus,debris,bahkan mampu
mengangkat bakteri dan jamur.
b. Disamping itu,cara penggunaan yang mudah dan cost effectivenes menjadi pertmbangan
untuk dipakai secara luas
c. Prinsip hidrophobic interaaction,ini mampu mengurangi jumlah kuman pada lukainfeksi
sehingga mempercepat penyembuhan luka
d. Semakin virulent suatu mikroorganisme,maka bersifat semakin ‘hydrophobic’sehingga
makin mudah untuk diangkat dari luka.
e. Dressing yang bekerja tanpa menggunakan prinsip fisika sederhana untuk membersihkan
luka yang terinfeksi dan terkontaminasi
f. Keefektifitasannya didasarkan pada gaya tarik intermolekule
g. Dressing ini terbuat dari bahan khusus yang di lapisi dengan DACC
(diyalkycarbamoylchloride)sehingga dressing ini memiliki sifat hidrofobik (tidak bersatu
dengan air)yang kuat.
h. Bentuk : lembaran/swab,tupfer,rope,dressing pad
Gambar

2.penjelasan tentang prinsip fisika pada terapi antimikroba hidrofobik


a. Jenis balutan ini merupakan gabungan dari konsep unik antimikroba yang bekerja tanpa
menggunakan zat aktif kimia didalamnya
b. Dalam hal ini,balutan menggunakan prinsip fisika sederhana untuk membersihkan luka
terkolonisasi dan terinfeksi
c. Interaksi hidrofobik mendasari keefektifan dari balutan ini
d. Jenis balutan ini dilapisi dengan bahan khusus yang menyebabkan balutan memiliki sifat
hidrofobik yang kuat (warter-repelient)
e. Dengan kata lain,prinsip fisika sederhana ini didasari oleh kenyataan bahwa water-repelient
partikel yang tidak menyatu dengan air akan saling berikatan karena adanya gaya tarik fisika
di sekitar molekul air.
f. Bakteri pada luka juga memiliki karakteritik yang sama yaitu hidrofobik sehingga
Secara fisikamereka akan terikat dengan dressing/ balutan ini.
g. karena jenis balutan ini dilapisi oleh asam lemak turunan DACC ( dialkyl carboxmyl
choloride)
sehinnga balutan ini memiliki sifat hidrofobik yang sangat kuat.
h. efeknya: bakteripada luka akan diberikatan pada dressing saat terjadi kontak antara
permukaan dressing yang hidrofobi dengan bakteri penginfeksi pada luka dalam kondisi
lembab.
3. fungsi :
a. antimikrobikal – hidrofobik ( watern- resisitent )
b. mengikat dan menon-aktifkan bakteri pada luka terkolonisasi dan terinfeksi.

4.indikasi
Digunakan pada luka yang dosertai eskudat,kotor, berkoloni, dan terinfeksi,seperti:
a. Luka infeksi pada partial dan full thickness
b. Luka pasca operasi
c. Luka yang beronnga
d. Luka trauma
e. Luka kronik seperti pada vena, arteri, luka diabetic dan luka dekubitus
f. Luka setelah pemotongan fistula dan abses
gambar
5. keuntungan jenis jenis balutan antimikrobial – hidrofobik:
Beberapa keuntungan menggunakan jenis balutan antimikrobial- hidrofobik ini, antara lain:
a. Tidak menyebabkan resisitensi bakteri dan jamur ( fungi):
1. Karen aefektifitas jenis balutan ini hanya berdasarkan pada prinsip fisika dari
interaksihidrofobik
2. Sementara itu, topikal therapi mengandung zat antiseptik dan antibiotik serinhkali dapat
menyebabkan resisitensi bakteri dan jamur( fungi )
b. Tidak ada resiko alergi . ( berbagai bentuk balutan ini sangat aman dan nyaman bila
dipakaikan apada kulit penderita ).
c. Tidak ada sitotosik
1. Balutan inn terbukti tidak menimbulkan sifat sitotoksik pada luka.
2. Hal ini disebabkan efikasi jenis balutan ini hanya didasari oleh pengikatan dan penonaktifan
bakteri patogen pada luka, tanpa melepaskan zat aktif kimia yang dapat mengganggu proses
pnyembuhan luka.
d. Tidak meningkatakan pelepasan endotoksin:
1. Kalau jenis balutan antimikroba yang mengandung zat aktif kimia, seperti silver dressing,
cara kerjanya membunuh bakteri dengan melepaskan zat aktif kimianya, dengan hasil akhir
meningkatkan pelepasan endotoksin oleh sel – sel mati
2. Tetapi, pada jenis balutan antimikroba- hidrofobik ini (yang bekerja dengan prinsip fisika
dari interaksi hidrofobik ), cara kerjanya tidak membunuh bakteri.
3. Dengan demikian , pada jenis balutan hidrofobik ini, pelepasan endotoksinoleh sel yang mati
dapat dihindari , sehingga mendukung proses penyembuhan luka secara alami
e. Tidak ada kontra- indikasi:
Karena cara kerjanya hanya berdasarkan prinsip fisika dari interaksi hidrofobik dan tidak
mengandung zat kimia, maka jenis balutan ini dapat digunakan pada ibu hamil dan menyusui
tanpa mengakibatkan gangguan, serta aman untuk anak- anak.

6. cara kerja balutan hidrofobik dalam melawan bakteri ( menurut beberapa studi ):

a. efektifitas jenis balutan hidrofobik semakin tinggi, bila bakteri yang dihadapi semakin
berbahaya:
1. beberapa studi menunujukkan bahwa bakteri yang menhambat pnyembuhan luka
umunya bersifat hidrofobik.
2. sementara itu, telah diketahui bersama bahwa adanyabakteri memiliki efek negatif
terhadap penyembuhan luka .
3. untuk itu, jenis balutan yang dikemukaka disini sama – sama bersifa hidrofobikseperti
bakteri
4. dengan demikian ,dapat disimpulkan bahwa semakin berbahaya bakteri, maka efektifitas
5. jenis balutan ini semakin tinggi
6. jenis balutan hidrofobik ini juga efektif melawan fungsi / jamur , seprti candida albicans.

b. jenis balutan hidrofobiksangat efektif melawan MRSA dan VRE:


1. MRSA adalah methicilin – resistant staphilococcus aureus, yakni bakteri staphilococcus
aureus yang resistent terhadap antibiotik methicilin.
2. VRE adalah vancomycin – resistent entrococcus , yakni bakteri entrococcus resistent
terahadapvancomycin.
3. adanya bakteri multi resisitent terhadap antibiotok ini memprlambat atau mengganggu
proses penyembuhan luka.
4. oleh karena itu, pengguanaan balutan hidrofobik sangat efektif terhadap MRSA dab VRE
ini.

b. cara balutan hidrofobik ini dengan antimikrobial lain adalah akteri yang terikat efektif tetapi
tidak mati, sehinnga hal ini mencegah pelepasan endotoksin pada luka.
 Efektifitas balutan hidrofobik dalam mengikat bakteri,maka apabila bakteri terikat,mikroba
akan di non-aktifkan dan metabolisme bakteri akan melemah
 Dengan demikian,replikasi bakteri akan berkurang dan toksin yang mengganggu
penyembuhan luka tidak terbentuk
7.mekanisme kerja balutan hidrofobik
Mekanisme kerja balutan hidrofobik,dijelaskan pada bagan hidrofobik :

Letakan balutan hidrofobik langsung sebagai larutan primer (hal ini memungkinkan
terjadinya kontak langsung antara balutan hidrofobik dengan bakteri luka)

Bakteri (mikroorganisme)akan mengalami reaksi interaksi hidrofobik alami dan tidak
akan dilepaskan kembali dengan balutan hidrofobik

Bakteri yang terikat akan dikeluarkan dari luka,pada saat penggantian balutan

Hal ini berarti secara keseluruhan perawatan dengan balutan hidrofobik dapat
mengurangi jumlah mikroba pada luka sehingga dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan proses penyembuhan luka seca alami

Perhatian penggunaan balutan hidrofobik ini memerlukan balutan sekunder

8.cara pemakaian/penggunaan :
a. Bersihkan luka dengan cara yang umum digunakan,tetapi jangan kering seluruhnya
b. Pastikan kontak langsung balutan hidrofobik dengan permukaan luka unutk memastikan
terikat bakteri
c. Hanti balutan hidrofobik sehari sekali sampai dengan 3 kali seminggu sekali,tergantung
banyaknya eksudat dan derajat kontaminasi luka
d. Aplikasi balutan hidrofobik sesuai dengan tipe luka dan jika kondisi luka sangat
bereeksudat,dapat dikombinasikan dengan balutan absorbent (penyerap) sebagai ablutan
sekunder
e. Tutp balutan (dressing) dengan balutan fiksasi/plester
f. Pada saat luka telah bersih,direkomendasikan untuk mengganti dengan balutan luka yang
lainnya yang lebih sesuai (misalnya : meneruskan perawatan untuk luka dalam dengan
balutan untuk luka basah)
9.cara pemakaian dalam luka berongga :
a. Pada luka yang berongga dapat digunakan wound dressing yang menyerap eksudat dan
mengangkat bakteri ketika dilakukan penggantian balutan hidrofobik
b. Balutan jenis ini harus mengisi luka,tetapi tidak diisikan sampai terlalu penuh,jika terlalu
penuh akan menekan jaringan sekitarnya,sehingga proses penyembuhan luka menjadi lama
c. Yang terpenting dalam pemakaian dressing ini adalah usahakan jangan sampai ada ruangan
(space) pada luka karena dapat menjadi tempat berkembangnya kuman.

AB.SILVER DRESSING

1.fungsi
a. Balutan yang mengandung silver merupakan sediaan antimikroba topikal
b. Tujuan membunuh kuman pada luka
c. Silver sulphadiazine mempunyai aktivitas antibakteri yang luas terhadap jasad renik gram
positif dan gram negatif
Gambar
2.deskripsi
a. Antimikrobial
3.contoh
 Mempertahankan luka tetap lembab
 Jika mengandung Ag (perak),maka dapat diangkat setelah 7 hari

AC.TULLE GRASS DENGAN ANTISEPTIK:


gambar
1. Deskripsi:
a. Cotton atau rayon cloths
b. Impregmented: parafin, petrolatum, dan lain-lain
c. Antiseptic, biasanya chlorhexidine dan povidone-iodine,telah ditambahkan pada
balutan tulle-grass.

2. Contoh:
a. Bactigrass (clorhexidine acetate 0,5% ).
b. Clorhexitulle (chlorhexidine acetate 0,5% )
c. Seratulle ( chlorhexidine acetate 0,5% )
d. Inadine (salep povidone-iodine 10% )

3. Contoh Tulle Grass yang tidak mengandung antiseptik dan antibiotik:


a. Unitulle
b. Paratulle
c. Jelonet

4. Indikasi
gambar
5. Keuntungan:
a. Paraffin mengurangi perlekatan dan mengupayakan pengangkatan tidak menimbulkan
trauma.
b. Memberikan lingkungan luka lembap yang memfasilitasikan migrasi sel epitel.
c. Menyediakan media untuk terapi antiseptik pada luka terkontaminasi atau terinfeksi.
6. Perhatian / Kerugian:
a. Tidak dapat menyerap eksudat.
b. Tidak untuk luka yang berongga (cavity ).
c. Bahan katun (cotton ) dapat melepaskan serat dalam luka.
d. Paraffin yang berlebihan dapat menjadi sulit diangkat dari luka berongga yang dalam.
e. Bahan serat sintesis, antiseptik atau paraffin bisa menyebabkan reaksi alergi pada orang-
orang yang sensitif.
f. Antiseptik seharusnya hanya digunakan pada luka dengan tanda-tanda klinis infeksi.
1.) Jika terdapat infeksi,bisa dibutuhkan antibiotik sistemik
2.) Penelitian telah menunjukan bahwa antiseptik merusak sel-sel pada luka yang
menyembuhkan ( Carville, K, 1998 )

AD.TULLE GRASS dengan ANTIBIOTIK


1. Deskripsi:
Kassa katun (cotton) impregnated (diisi) dengan salep lanoparaffin yang mengandung
framycetin sulphate 1%.

GAMBAR
2. Contoh : sofra – tulle
3. Keuntungan :
a. Balutan yang tidak lengket.
b. Agent antibakteri untuk organisme yang sensitive terhadap framycetin.

4. Kerugian :
a. Bisa menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang yang alergi terhadap antibiotic derivate
streptomicyn,misalnya neomycin,paromycin.
b. Absorbsi sistemik bisa terjadi pada luka-luka yang menutupi permukaan tubuh 30% atau
lebih.

AE. ZINC CREAM ( ZNO )

1. Deskripsi :
a. Cream / salep yang dapat berfungsi untuk melindungi kulit disekitar luka dari maserasi.
b. Berbentuk sale

2.indikasi
 Untuk semua warna dasar luka merah,kunig hingga hitam
 Untuk semua jenis luka,seperti : luka diabetik,luka tekan,luka bakar,dan lain-lain
3.kegunaan/keuntungan
 Autolysis debridement
 Menghindari trauma saat membuka balutan
 Mengurangi bau tidak sedap
 Mempertahankan suasana lembab

AF.PROSEDUR PEMILIHAN BALUTAN :


1. Pengertian : pemilihan balutan adalah menentukan balutan yang dapat mempertahankan
kelembapan dengan memperhatikan warna dasar luka,jumlah eksudate dan ada tidaknya
infeksi
2. Tujuan pemilihan balutan :
 Dapat mendukung proses penyembuhan luka
 Mengontrol rasa nyaman : nyeri dan bau
 Menampung dan menyerap eksudat/cairan luka
 Mencegah perdarahan
 Mengimobilisasi luka
 Melindungi kulit sekitar luka
 Mencegah dan mengatasi infeksi

3.jenis alat (balutan luka) yang perlu disiapkan (sesuai kebutuhan) :

A Balutan primer (primary dressing)  Tulle grass


 Zinc cream
 Hidrogel
 Hydrocolloid
B Balutan sekunder (secondary dressing) Absorbent,seperti kassa,kassa anti
lengket,pedding, dan lain-lain
C Balutan primer-sekunder  Transparant film
 Hydrocolloid
 Calcium alginate
 Polyurethene/hydroselulosa
 Polyurethene foam

4.prosedur pemilihan balutan :


a. Lakukan pencucian dan pengangkatan jaringan mati
b. Setelah itu, mulai lakukan pemilihan balutan untuk setiap luka yang telah dicuci dan
dilakukan debriedment
c. Berikan balutan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
- Warna dasar luka dengan memperhatikan apakah warna dasar luka hitam,kunig atau merah
- Jumlah eksudat/cairan luka,apakah tidak ada,sedikit,sedang,banyak,sangat banyak
- Ada atau tidaknya bau dan peradangan/inflamasi
d. Untuk memilih balutan,perlu dipertimbangkan agar dapat memenuhi kriteria,antara lain :
- Mempertahankan kelembapan
- Mendukung setiap tahap proses penyembuhan luka
- Melindungi kulit sekitar luka
- Nyaman,aman dan terjangkau
- Mencegah dan mengontrol infeksi
- Mudah dipasang/diaplikasikan
e. Berdasarkan warna dasar luka,jumlah eksudat,dan ada tidaknya bau dan inflamasi,maka
pilihlah balutan sebagai berikut (dengan memperhatikan cost-effectivitas)

1. Berdasarkan warna dasar luka :


 Dengan tujuan autolitic denridement dan menciptakan moisture balance
 Pilihan-pilihan yang bisa digunakan antara lain :
- Zinccream
- Hidrogel
- Hidrokoloid
- Madu
- aloe vera,dll
2. berdasarkan jumlah eksudat :
- dengan tujuan menyerap eksudat/cairan luka dengan menciptakan moisture balance
- pilihan balutan yang bisa digunakan,antara lain :
 transparant film
 hidrocolloid
 calcium alginate
 hidroselulosa/hidrofiber
 polyurethene foam
 kassa,kassa anti lengket (low-adherent)
 bisa juga menggunakan stoma bag (bila eksudat banyak dan keluar terus menerus)
3. berdasarkan ada tidaknya bau dan inflamasi :
 dengan tujuan mengurangi jumlah kuman
 pilihan balutan yang bisa digunakan,antara lain:
- balutan hidrofobik
- balutan yang mengandung silver
- balutan yang mengandung cadoxemer
- metronidazole powder
- madu

f.perhatikan waktu penggantian balutan dan keadaan infeksi


dokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai