Belum lama ini sekitar Akhir bulan Maret 2017 Direktorat Cyber Bareskrim Polri
mengungkap otak pelaku pembobolan website tiket.com yang merupakan situs jual-beli tiket
online milik PT Global Networking. Aksi peretasan ini didalangi oleh SH alias Sultan Haikal
yang masih berusia belia yaitu baru berumur 19 tahun, yang hanya merupakan lulusan SMP. SH
kini sudah mendekam di sel tahanan kepolisian. Selain Haikal, polisi juga menangkap ketiga
temannya yang dikenalnya lewat Facebook yaitu MKU (19) dan AI (19) serta NTM (27). Ketiga
pelaku ini bertugas menjual tiket pesawat domestik hasil kejahatan melalui akun Facebook.
Dari penangkapan tersebut Polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti dari tersangka
Haikal dan tiga kawannya, seperti 4 ponsel merek iPhone, 3 ponsel Samsung, 3 kartu ATM, 2
kartu SIM, 2 laptop, buku tabungan Bank BCA dengan isi Rp 212 juta, dan router Wi-Fi. Ada
juga kartu mahasiswa, sepeda motor, 1 unit rumah di Kalimantan Timur, dan uang Rp 212 juta
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Rikwanto menjelaskan cara
Sultan Haikal, 19 tahun, tersangka peretas ribuan situs, merekrut anak buah. Polanya melalui
perkenalan di Facebook. Yaitu : Kebetulan sama-sama gemar main game, lalu tukar informasi
dengan game dan mereka menjadi pemain game unggulan. Kadang mereka mendapat uang dari
permainan game itu. Dari situlah mereka akhirnya memiliki ide. Haikal merekrut mereka untuk
meneruskan pembobolan situs yang telah dia buka untuk mencari keuntungan. Para tersangka ini
tidak memerlukan dana untuk membobol situs-situs itu. Yang mereka perlukan hanya skill /
keterampilan saja.
ilegal akses server Citilink dengan menggunakan user name dan password milik travel agen
Tiket.com dengan tujuan untuk mendapatkan kode booking tiket pesawat. Pelaku meretas akun
situs jual beli tiket online tiket.com pada server maskapai PT Citilink Indonesia,
Tersangka SH meretas sistem pada aplikasi Tiket.com untuk memesan sejumlah tiket.
Setelah mendapatkan kode booking, dia bersama 3 pelaku lainnya menjual kembali tiket
tersebut. Kemudian para tersangka menjual tiket hasil kejahatan tersebut melalui Facebook. Dari
hasil pemeriksaan kepolisian, diketahui tersangka MKU berperan menawarkan penjualan tiket
pesawat melalui akun Hairul Joe pada jejaring sosial Facebook. MKU memiliki username dan
password untuk masuk ke server Citilink yang didapatkannya dengan cara meretas situs
Kronologis yang mereka lakukan yaitu tersangka melakukan login terhadap server
Citilink dengan menggunakan username dan password milik travel agen Tiket.com dengan
tujuan mendapatkan kode booking tiket pesawat Citilink untuk dijual ke pembeli. Sedangkan
tersangka AL bertugas memasukkan data pesanan tiket pesawat Citilink dari pembeli yang
menggunakan username dan password milik travel agen Tiket.com dan setelah kode booking
pesawat didapat, selanjutnya kode booking tersebut dikirim ke pihak pembeli. Peran tersangka
lainnya, NTM bertugas mencari calon pembeli melalui akun Facebook bernama Nokeyz Dhosite
Kashir. Setelah mendapatkan calon pembeli, data calon pembeli diberikan kepada tersangka AL
Tiga pemuda yang ditangkap sebelum Haikal itu bersaksi bahwa ada 4.600 situs yang
pernah dibuka Haikal. Namun, tidak semuanya urusan ekonomi atau urusan mendapatkan
penghasilan. Kebanyakan peretasan situs itu juga untuk urusan unjuk kemampuan.
kerugian materil sebesar Rp 4.124.000.982 karena pelaku meretas, memgambil serta menjual
jatah deposito tiket pesawat pada server Citilink Indonesia. Pihak Citilink juga mengaku rugi
Rp1.973.784.434 karena ada sejumlah orang yang membeli tiket dari sindikat peretas tersebut
melakukan pembatalan dan refund. Saat membobol tiket.com mereka sempat mendapatkan dana
senilai Rp 4,1 miliar. Namun setelah kasus ini terbongkar tiket.com membatalkan tiket dan
Dari hasil pemeriksaan secara intensif juga diketahui, rupanya sindikat peretas pimpinan
SH ini menjual tiket yang dicurinya dari tiket.com dengan potongam harga atau diskon 30
sampai 40 persen. Sehingga mereka meraup keuntungan sekitar Rp 1 miliar. Para tersangka
Polri Jakarta Terungkap pula bahwa Haikal diketahui sudah meretas sebanyak 4.600 situs,
termasuk situs milik Polri, pemerintah pusat dan daerah, situs ojek online dan beberapa situs di
luar negeri. Dia belajar meretas ini secara otodidak melalui internet. Uang yang terkumpul dari
hasil pembobolan tersebut pun cukup fantastis, yaitu mencapai hingga ratusan juta. Dalam
menjalankan aksinya Haikal tidak sendirian ada pelaku lainnya, Khairul alias MKU mengatakan
pembagian uang dari hasil pembobolan ini juga tidak menentu. Haikal mengaku uang hasil
membobol situs ini digunakan untuk berfoya-foya. Bahkan Haikal menggunakan uang tersebut
untuk membeli motor sport Ducati, yang harganya mencapai ratusan juta rupiah.
Pelaku yang memperoleh ilmunya secara otodidak itu disebut polisi sebagai hacker sejati
dan jago hacker. SH sudah pernah melakukan hacking terhadap situs di dalam negeri maupun
luar negeri sebanyak 4.237 kali. Dia juga diketahui sebagai pemilik akun Facebook EKEL dan
together for one each other yang menampikan foto profil berupa kartun malaikat maut berjubah
hitam dan membawa sabit panjang serta tulisan Gantengers Crew berwarna hijau ini, mempunyai
9.827 orang menyukai dan 9.855 orang mengikutinya. Unggahan status terakhirnya pada 30
Maret, pukul 22.06, lokasi di Balang Baru, Sulawesi Selatan. Laman ini mengunggah video
YouTube lagu Slank, Tong Kosong, yang di-like 33 jempol dan dua kali dibagikan. FB
GANTENGERSCREW juga telah melakukan peretasan sebanyak 259 kali. Jadi total komplotan
ini telah melakukan peretasan sebanyak 4.942 kali. Di mana kebanyakan dengan modus deface
Dana miliaran rupiah yang berhasil dibobol itu mereka gunakan untuk membelanjakan sejumlah
hal. Oleh sebab itu mereka juga dikenakan UU berlapis mulai dari UU ITE, KUHP dan UU
Pencucian Uang.
Haikal dan tiga tersangka lainnya diduga memenuhi unsur Pasal 46 ayat 1, 2, dan 3
juncto Pasal 30 ayat 1, 2, dan 3, dan/atau Pasal 51 ayat 1 dan 2 juncto Pasal 35 dan/atau Pasal 36
Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 363 KUHP dan/atau
Pasal 3, Pasal 5, serta Pasal 10 tentang Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
E.KESIMPULAN
Sebagai seorang yang ahli dalam bidang IT, seharusnya kita menggunakan kemampuan
kita ini di hal-hal yang positif, jangan malah kita menggunakannya dalam kejahatan karena di
dunia ini tidak ada kejahatan yang sempurnah, jadi waspadalah….