Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PERBANDINGAN TIPE DAN PERKEMBANGAN BULU


PADA TIGA JENIS UNGGAS
Widya Sari1, Samsul Kamal2, dan Riza Umami2
Jurusan Biologi Fakultas MIPA Unsyiah, Banda Aceh
email:sari_fmipabio@yahoo.co.id)
Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-raniry, Banda Aceh

Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang perbandingan tipe bulu dan laju
perkembangannya pada berbagai tahap perkembangan tiga jenis unggas yaitu itik (Anas
javanica), merpati (Columba livia), dan puyuh (Cortunix cortunix japonicus). Penelitian ini
dilakukan di Peternakan Sabena Unggas Banda Aceh pada bulan Juli 2010 sampai Februari
2011. Penelitian ini menggunakan metode observasi langsung. Setiap bulu pada pterylae
(lokasi tempat tumbuhnya bulu) yang terdapat pada itik, merpati dan puyuh pada berbagai
tahap perkembangan diidentifikasi dan diklasifikasikan. Pengamatan dilakukan setiap
minggu sampai bulu dewasanya muncul. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan tipe bulu yang tumbuh pada setiap tahap perkembangan
masing-masing unggas berbeda begitu juga laju perkembangan bulu antar pterylae pada
ketiga jenis unggas tersebut di atas.

Kata kunci: tipe bulu, perkembangan bulu, pterylae, unggas

PENDAHULUAN (Yonathan, 2003). Sedangkan burung


puyuh periode starter pada umur 1-3
Sebagaimana makhluk hidup lainnya, minggu, periode grower pada umur 3-6
unggas juga mengalami berbagai tahapan minggu, dan periode layer pada umur 6
perkembangan. Perkembangan awal minggu ke atas (Suprijatna, 2005).
struktural pada unggas berlangsung di Setelah menetas, unggas mengalami
dalam tubuh induk setelah terjadi fertilisasi, berbagai tahapan pertumbuhan dan
yaitu saat telur masih berada dalam tubuh perkembangan organ untuk menunjang
induknya. Perkembangan berlanjut setelah proses kedewasaannya. Salah satu organ
telur ditetaskan atau dierami induk yang khas dari unggas adalah bulu. Hampir
(Suprijatna, 2005). seluruh tubuh unggas ditutupi oleh bulu,
Secara umum ada tiga periode yang secara filogenetik berasal dari
perkembangan setelah menetas pada unggas epidermal tubuh. Secara embriologis bulu
yaitu periode starter (periode baru Aves bermula dari papil dermal yang
menetas), periode grower (periode selanjutnya mencuat menutupi epidermis
pertumbuhan), dan periode layer (periode sehingga terbentuklah bulu penutup tubuh
dewasa). Ketiga periode tersebut pada (plumae).
setiap jenis unggas berlangsung pada umur Diantara berbagai struktur integument
berbeda. Pada itik periode starter dimulai vertebrata, bulu memiliki struktur yang
pada umur 1 hari-3 minggu, periode grower paling kompleks. Bulu memiliki keunikan
pada umur 5-22 minggu, dan periode layer pada percabangannya yang kompleks dan
pada umur 22-24 minggu (Murtidjo, 1988). variasi pada ukuran, bentuk, warna dan
Pada burung merpati periode starter teksturnya yang mengesankan. Bulu
dimulai pada umur 1-4 minggu, periode menjadi penciri anatomi burung. Bobot
grower pada umur 4-16 minggu, dan bulu dapat mencapai 4,9% dari total bobot
periode layer pada umur 4-6 bulan tubuh. Berbagai variasi pada bulu

Semirata 2013 FMIPA Unila |471


Widya Lestari, dkk: Pengaruh Jenis Medium dan Kofaktor Terhadap Produksi Protease
Alkali Bacillus sp. MI.2.3 Termofilik

tergantung umur, species, dan jenis kelamin bulu apa saja yang terdapat pada itik,
Aves. Pada kebanyakan species unggas, merpati, dan puyuh pada berbagai tahap
bulu tidak tumbuh di semua permukaan perkembangan, dan untuk mengetahui
kulit. Bulu tumbuh secara teratur di daerah apakah ketiga jenis unggas tersebut
tertentu yang disebut feather tract atau memiliki tipe bulu yang sama pada setiap
pterylae. Terdapat 10 pterylae, yaitu pada tahapan perkembangan yang sama.
kepala, sayap, leher, perut, bahu, paha,
dada, kaki, punggung dan ekor (Suprijatna, METODE PENELITIAN
2005).
Sempurnanya bulu setiap spesies unggas Penelitian ini dilakukan di Peternakan
sejak menetas sampai dewasa berbeda- Sabena Unggas Banda Aceh pada bulan Juli
beda. Ada beberapa spesies unggas yang 2010 sampai Februari 2011. Penelitian ini
pada saat menetas tidak memiliki bulu. menggunakan metode observasi langsung
Bulu yang terdapat pada unggas yang baru terhadap setiap bulu pterylae. Yang menjadi
menetas disebut dengan natal plumage. objek dalam penelitian ini adalah itik,
Sebagian besar spesies unggas memiliki merpati dan puyuh, masing-masing 2 ekor
jumlah bulu yang bervariasi pada saat pada tahapan starter, grower, dan layer.
menetas, seperti burung merpati yang Pengamatan dilakukan setiap minggu
memiliki beberapa deret bulu ketika sampai bulu dewasanya muncul.
menetas atau ayam yang seluruh tubuhnya Lokasi 9 pterylae bulu pada unggas yang
tertutup oleh bulu ketika menetas. Bulu saat diamati adalah pterylae kepala, sayap, bahu,
menetas akan rontok dan diganti bulu yang punggung, paha dan kaki, ekor, leher,
baru (Prum, 1999). dada, dan perut. Bulu yang ditemukan pada
Pertumbuhan, struktur dan pola moulting pterylae dicatat ciri morfologinya kemudian
bulu adalah karakteristik penting kelas diidentifikasi dan diklasifikasikan tipenya.
Aves, terlebih lagi dari ternak unggas pada Bulu diamati dengan menggunakan kaca
lingkungan komersial. ―Kematangan‖ bulu pembesar atau mikroskop. Bagian-bagian
penutup tubuh sangat dibutuhkan untuk yang diamati adalah sebagai berikut :
melindungi kulit dan melapisi jaringan di Kalamus, Rachis, Rami, Radi, Radioli,
bawahnya, kondisi tersebut menjadi salah Veksilum, Umbrilikus inferior, Umbrilikus
satu karakteristik usia penjualan pada posterior. Data yang diperoleh dianalisis
unggas komersial . Bulu mulai tumbuh saat secara deskriptif.
sekitar hari kelima inkubasi, sementara
keratinisasi lengkap terjadi saat 2 – 3 hari HASIL DAN PEMBAHASAN
menjelang menetas. Bulu tidak tumbuh
secara acak di seluruh permukaan kulit, Perkembangan awal bulu pada tiga jenis
melainkan pada tract atau jalur-jalur unggas saat menetas
tertentu yang meliputi 75% permukaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kulit. Anak-anak ayam broiler telah terdapat perbedaan periode awal
memiliki berat bulu sekitar 50 g saat perkembangan bulu unggas pada berbagai
mencapai usia penjualan, walaupun pada pterylae. Pola pertumbuhan bulu pada
usia sedini itu, beberapa bulu hilang dan merpati berbeda dengan puyuh dan itik.
berganti melalui serangkaian moulting Puyuh dan itik memiliki bulu yang lebat
(Leeson and Walsh, 2004). sebagai penutup tubuh pada saat menetas.
Bertitik tolak pada permasalahan Sedangkan merpati belum memiliki bulu
yang telah dirumuskan di atas, maka ada (telanjang pada saat menetas) atau memiliki
beberapa hal yang ingin dicapai dalam bulu namun jumlah sangat sedikit dan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui tipe jarang.

472| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Bulu yang tumbuh pada anakan ketiga


jenis unggas uji adalah bulu tipe down.
Akan tetapi bulu down yang terdapat pada
anakan merpati memiliki struktur yang
berbeda dengan bulu down yang terdapat
pada anakan puyuh dan itik. Bulu down
natal pada anakan itik lebih tebal menutupi
tubuhnya dibandingkan puyuh dan merpati.
Hal ini karena itik merupakan tipe unggas
―ptilopaedic‖ selain ayam. Unggas tipe Gambar 1. Morfologi bulu down yang
ptilopaedik telah dilengkapi oleh bulu down bertingkat, a. bulu down generasi
natal yang lebat dan merata menutupi pertama dan b. bulu down
tubuhnya. Sedangkan merpati termasuk tipe generasi selanjutnya.
psilopaedik. Unggas dengan tipe
psilopaedik menetas dengan bulu down Bulu down generasi pertama yang
natal yang sedikit dan jarang (Gill, 2007). menekan pertumbuhan bulu down generasi
kedua akan membentuk struktur bulu yang
Bulu yang terdapat pada ketiga anakan bertingkat sehingga pada sehelai bulu
unggas pada penelitian ini adalah bulu tipe terdapat dua tipe bulu sekaligus yaitu bulu
down natal. Bulu down natal adalah tipe down natal dan bulu down definitif.
bulu yang memiliki struktur seperti kapas, Morfologi bulu yang bertingkat dapat
tidak memiliki rachis dan terlengkapi secara dilihat di gambar 1.
alami (terdapat ketika unggas ditetaskan).
Pada kebanyakan burung, bulu tipe down Perkembangan Bulu Merpati, Puyuh dan
natal memiliki barbs yang fleksibel dan Itik Pada Berbagai Pterylae
barbules yang memanjang dan tidak erat di
dasar kalamus (Gill, 2007). Pengecualian Kecepatan tumbuh bulu pada berbagai
pada struktur bulu down natal bangsa itik, lokasi pterylae (tempat tumbuhnya bulu di
bulu down natal pada bangsa itik memiliki tubuh seekor unggas) berbeda pada ketiga
rachis, yang menjadikan strukturnya jenis unggas. Terdapat pula perbedaan
berbeda dengan bulu down natal pada kemunculan dan kecepatan pertumbuhan
merpati, puyuh dan unggas lainnya (Harris bulu pada pterylae berbeda. Dengan kata
and Williamson, 2005). Bulu down generasi lain terdapat pterylae yang ditumbuhi bulu
pertama ini rapuh dan hanya bertahan lebih cepat dibandingkan pterylae lainnya.
paling lama satu hingga dua minggu saja Laju pertumbuhan jaringan dan organ-organ
(Badyaaev and Landee, 2010). tubuh unggas tidak sama tiap periode umur
tergantung kepentingan jaringan dan organ
Bulu down generasi pertama akan itu sendiri. Jaringan atau organ tubuh yang
digantikan oleh bulu down generasi lebih vital untuk hidup akan lebih dulu
selanjutnya (bulu down definitif). Menurut mencapai perkembangan optimum.
Badyaaev and Landee (2010) bulu down ini
berkembang dari diferensiasi folikel bulu. Perkembangan bulu merpati berlangsung
Bulu down generasi kedua akan menekan secara bertahap berdasarkan umur dan
keluar bulu down generasi pertama. Bulu tempat tumbuh bulu di tubuh (pterylae).
down generasi kedua tumbuh dari folikel Ketika baru menetas seekor burung merpati
bulu yang lain. belum memiliki bulu karena merpati
merupakan unggas psilopaedik (ketika
menetas tidak memiliki bulu atau memiliki

Semirata 2013 FMIPA Unila |473


Widya Lestari, dkk: Pengaruh Jenis Medium dan Kofaktor Terhadap Produksi Protease
Alkali Bacillus sp. MI.2.3 Termofilik

bulu yang sedikit dan jarang). Bulu yang Perkembangan bulu pada puyuh
tumbuh pada tubuh seekor unggas memiliki berlangsung secara bertahap berdasarkan
kegunaan yang berbeda dan tergantung umur. Perkembangan bulu berupa
pada tempat tumbuhnya di tubuh. Bulu- penggantian bulu down awal menjadi bulu
bulu pada kepala, tubuh dan sayap down definitif pada burung puyuh terjadi
melindungi burung dari kelembaban dan pada umur satu minggu. Namun demikian
dingin. pergantian tipe bulu tersebut hanya terjadi
pada salah satu pterylae saja yaitu
Perkembangan bulu berupa penggantian punggung.
bulu down awal menjadi bulu down
definitif terjadi pada umur dua minggu. Terdapat perbedaan kecepatan
Secara umum pterylae pada merpati yang perkembangan bulu down definitif menjadi
lebih cepat mengalami perkembangan bulu plumae antara berbagai pterylae. Bulu
terjadi pada bagian sayap, ekor, kepala, pada pterylae ekor, dada, sayap, punggung,
leher, perut, punggung, dada, dan bahu. leher, bahu, paha, dan sayap berkembang
Pterylae ini mengalami perkembangan pada lebih cepat yaitu pada umur satu minggu,
umur tiga minggu. Sedangkan pterylae Sedangkan bulu bagian kepala berkembang
yang mengalami perkembangan bulu pada umur dua minggu dan perut pada
lambat adalah paha yaitu pada umur empat umur tiga minggu. Perkembangan bulu
minggu keatas. Perkembangan bulu merpati puyuh pada berbagai tahap perkembangan
dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. dapat dilihat gambar 3 dibawah ini.

Gambar 2. Perkembangan bulu merpati (a)


umur 1 minggu, (b) umur 2 Gambar 3. Perkembangan bulu puyuh (a)
minggu, (c) umur 3 minggu, (d) periode DOQ, (b) umur 1
umur 4 minggu dan (e) periode minggu, (c) umur 2 minggu, (d)
layer. umur 3 minggu, (e) umur 4
minggu, (f) puyuh periode layer

474| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Anakan itik menetas dengan seluruh Perkembangan bulu awal berupa


pterylae telah ditumbuhi bulu, Dengan pergantian bulu down natal menjadi bulu
demikian itik tergolong unggas ptelopaedik. down definitif pada itik umumnya terjadi
Itik mengalami perkembangan bulu yang pada umur tiga minggu. Selanjutnya terjadi
lambat jika dibandingkan dengan merpati pergantian bulu down definitif menjadi bulu
dan puyuh. Secara umum merpati dan plumae yang mulai berlangsung sejak umur
puyuh mengalami perkembangan bulu empat minggu pada dua pterylae (perut dan
down definitif pada umur satu dan dua ekor) yang perkembangannya lebih cepat,
minggu dan bulu sudah tumbuh dengan disusul pterylae bahu, paha dan kaki pada
sempurna (telah terdapat bulu plumae) pada umr lima minggu, sedangkan pterylae
umur tiga hingga empat minggu. kepala, punggung dan leher pada umur
Sedangkan pada itik perkembangan bulu enam minggu. Bulu plumae pada pterylae
down definitif baru dimulai pada umur satu sayap berkembang paling lambat yaitu pada
hingga tiga minggu dan tumbuh sempurna umur delapan minggu. Perkembangan bulu
pada umur delapan minggu. itik pada berbagai tahap perkembangan
dapat dilihat pada gambar 4 berikut.

Gambar 4. Perkembangan bulu itik pada berbagai tahap perkembangan, (a) periode DOD, (b) umur
1 minggu, (c) umur 2 minggu, (d) umur 3 minggu, (e) umur 4 minggu, (f) umur 5
minggu, (g) umur 6 minggu, (h) Umur 7 minggu, (i) umur 8 minggu, (j) umur 9
minggu, (k) umur 10 minggu, dan (l) periode layer.

Semirata 2013 FMIPA Unila |475


Widya Lestari, dkk: Pengaruh Jenis Medium dan Kofaktor Terhadap Produksi Protease
Alkali Bacillus sp. MI.2.3 Termofilik

Tipe-tipe bulu merpati, puyuh dan itik


pada berbagai pterylae
Terdapat keragaman dalam ukuran,
bentuk, susunan, dan warna (Gambar 5, 6, 7
dan 8) dari bulu-bulu pada tiap individu
unggas dalam satu spesies atau antar
spesies berbeda. Perbedaan struktur bulu
down pada anakan ketiga jenis unggas uji
dapat dilihat pada gambar 5a (bulu down
pada anakan merpati), gambar 6a (bulu
down pada anakan puyuh) dan gambar 7a Gambar 6. Tipe bulu pada puyuh (Coturnix
(bulu down pada anakan itik) dan 8. coturnix japonica). (a) Bulu tipe
Keragaman tersebut juga terlihat dalam down, (b) semiplumae, (c) Plumae.
waktu kemunculan dan lokasi tumbuhnya
bulu di tubuh pada setiap jenis unggas.
Kecepatan pertumbuhan bulu awal pada
berbagai pterylae pada setiap jenis unggas
dipengaruhi oleh genotipe dari masing-
masing unggas tersebut. Genotipe yang
berbeda menghasilkan ekspresi gen
(fenotip) yang berbeda pula. Fenotip yang
berbeda-beda dipandu oleh hormon
pertumbuhan dan kelamin yang mampu
mempengaruhi mekanisme pengontrolan Gambar 7. Tipe bulu pada itik (Anas javanicus).
pertumbuhan (Yu et al. , 2004). (a) Bulu tipe down, (b) semiplumae,
Pertumbuhan bulu berlangsung sejak (c) Plumae.
embrio unggas masih berada dalam telur.
Ketika embrio, terjadi induksi embrionik Bulu-bulu yang tumbuh pada setiap jenis
yang menyebabkan sel-sel yang unggas uji juga memiliki perbedaan dari
mengandung informasi genetik yang sama segi ukuran. Bulu-bulu yang tumbuh pada
akan menyatu membentuk placoda pterylae sayap dan ekor memiliki ukuran
(tonjolan pada epidermis) melalui yang lebih besar jika dibandingkan dengan
diferensiasi epidermal yang akhirnya akan bulu yang tumbuh pada pterylae lainnya
membentuk bulu. (Gambar 8 dan 9) Perbedaan ukuran
tersebut disebabkan oleh perbedaan ukuran
diameter folikel bulu. Ukuran diameter
folikel bulu bervariasi berdasarkan pterylae
bulu (Badyaaev and Landee, 2010)

Terdapat variasi tipe bulu antar pterylae


pada satu individu ataupun antara unggas
pada spesies yang berbeda. Variasi tipe-tipe
bulu menyebabkan perbedaan fungsi dari
tiap-tiap tipe bulu. Perbedaan tipe bulu
telah ditentukan selama tahap
perkembangan bulu. Folikel bulu
Gambar 5.Tipe bulu pada merpati (Columba berhubungan erat dengan serabut otot dan
livia). (a) Bulu tipe down definitif, (b) serabut saraf, sehingga folikel bulu bisa
semiplumae, (c) Plumae dan (d) filoplumae.

476| Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

berintegrasi kedalam bentuk dan fungsi dari cabang dari bulu. Pola pertumbuhan rigi
organisme seluruhnya. Selama barb dan bergabungnya barb ke dalam
perkembangan, letak epidermal dan lipatan sebuah rachis memunculkan variasi yang
bulu memproduksi rigi barb yang luas terhadap tipe bulu unggas (Alibardi
menghasilkan struktur yang bercabang- and Toni, 2008).

Gambar 8. Berbagai ukuran dan bentuk bulu plumae pada merpati berdasarkan tempat tumbuhnya.
(a) bahu, (b) dada, (c) punggung, (d) kepala, (e) leher, (f) paha, (g) perut, (h) sayap dan
(i) ekor.

Semirata 2013 FMIPA Unila |477


Widya Lestari, dkk: Pengaruh Jenis Medium dan Kofaktor Terhadap Produksi Protease
Alkali Bacillus sp. MI.2.3 Termofilik

Feather Morphogenesis, Prog


Histochem Cytochem.;43(1):1-69.
Badyaaev, Alexander V. dan Elizabeth A.
Landee, 2010. Developmental Evolution
Of Sexual Ornamention: Model And a
Test Of Feather Growth And
Pigmentation, USA: Departement Of
Ecology And Evolutionary Biology
Universitas Of Arizona).
Gill, Frank B. 2007. Ornithology . Third
Edition, Freeman and Company, New
York.
Gambar 9. Berbagai bentuk bulu plumae pada
unggas dewasa. (a) contur, (b) Harris, Matthew P, and Scoot Williamson.
remiges dan (c) retrices. 2005. Molekular Evidence For An
Activator-Inhibitor Mekanisme In
Terdapat tiga bentuk bulu plumae pada Development Of Embrionic Feather
unggas dewasa yaitu bulu contur, remiges Branching. Proc Natl Acad Sci U S A. :
dan tetrices. Bulu contur adalah bulu yang 102(33):11734-9.[PubMed][Google
berperan untuk menutupi permukaan tubuh Scholar][PubMed][Google Scholar]
unggas paling luar. Bulu contur juga Leeson, S. and T. Walsh, 2004.Feathering
terdapat di sayap. Bulu remiges adalah bulu in commercial poultry I. Feather growth
yang tumbuh pada sayap, berbentuk and composition. World's Poultry
asimetris dan berfungsi untuk terbang. Bulu Science Journal, 60: 42-51
retrices adalah bulu yang tumbuh di ekor,
bentuknya asimetris namun juga berfungsi Murtidjo, Bambang Agus. 2008 .
untuk terbang. Mengelola Itik, Kanisius, Yogyakarta.
Prum, R.O. 1999, Developmental And
KESIMPULAN Evolutionary Origin Of Feather. J Exp
Zool.; 285(4):291-306.
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa tipe Suprijatna, Edjeng., Ilmu Dasar Ternak
bulu yang tumbuh pada setiap tahap Unggas, Penebar Swadaya, Jakarta.
perkembangan masing-masing unggas Yonathan, Eric, 2003. Merawat dan
berbeda begitu juga laju perkembangan Melatih Merpati Balap, Agromedia
bulu antar pterylae pada ketiga jenis unggas Pustaka, Jakarta.
tersebut di atas.
Yu M, Yue Z, Wu P, Wu DY, Mayer JA,
Medina M, Widelitz RB, Jiang TX,
DAFTAR PUSTAKA
Chuong CM. 2004. The biology of
feather follicles. Int J Dev Biol.;48(2-
Alibardi L dan Toni M. 2008. Cytochemical
3):181-91.
And Molecular Characteristic Of The
Process Of Cornification During

478| Semirata 2013 FMIPA Unila

Anda mungkin juga menyukai