Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

RONDE KEPERAWATAN

PENDAHULUAN

Peningkatkan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan


perkembangan IPTEK perlu dikembangkan dan dilaksanakan. Model asuhan
keperawatan yang professional dan efektif salah satu indikatornya adalah tingkat
kepuasan pasien. Dalam pelaksanaan model asuhan keperawatan, uraian tugas pada
masing-masing peran dalam memberi asuhan keperawatan terurai dengan
jelas.Pemenuhan tingkat kepuasan pasien dapat dimulai dengan upaya untuk menggali
kebutuhan pasien terhadap asuhan keperawatan.Metode yang dipilih untuk
memecahkan masalah keperawatan yang timbul pada pasien adalah dengan
melaksanakan ronde keperawatan.

Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas masalah
keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan termasukkonsultan
keperawatan. Ronde keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu
transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus
pasien.

LATAR BELAKANG

Ronde Keperawatan di Ruang poli pada minggu ke 4 bulan Maret 2018 mengambil
kasus asuhan kebidanan pada pasien gemeli, PPI dan AB dengan pertimbangan bahwa
kasus tersebut beresiko dan memerlukan penanganan yang tepat.

DEFINISI

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang
dilaksanakan oleh perawat disamping pasien dengan melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan, akan tetapi pada kasus tertentu
harus dilaksanakan oleh perawat, kepala ruangan dan perawat konsuler yang juga
perlu melibatkan seluruh anggota tim (Nursalam, 2002)

Karakteristik :

 Pasien dilibatkan secara langsung


 Pasien merupakan focus kegiatan
 Perawat, kepala ruangan dan perawat konsuler melakukan diskusi bersama
 Perawat konsuler memfasilitasi kreatifitas
 Perawat konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah

TUJUAN

Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu mengatasi masalah


keperawatan pasien

Tujuan Khusus

Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat/bidan mampu :

1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah


keperawatan pasien
2. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan pasien
3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan
5. Meningkatkan kemampuan justifikasi
6. Meningkatkan kemampuan menilai hasilkerja
7. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan
MANFAAT

Bagi Pasien

 Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa


penyembuhan
 Memberikan perawatan secara professional dan efetif pada pasien
 Memenuhi kebutuhan pasien

Bagi Perawat

 Dapat meningkatkan kemampuan kognitif , efektif dan psikomotor perawat


 Menjalin kerjasama tim
 Menciptakan komunitas keperawatan professional

Bagi Rumah Sakit

 Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit

PENGORGANISASIAN

Kepala Ruangan :

Perawat Ka.Tim : Ineke Permatasari

Perawat Pelaksana : Metty Restia, Dewi Kartika, Ayu Lasmi

Perawat Konselor :

1. Ratih Widya P.
2. Supiyati.
3. Siti Arofah
PELAKSANAAN DAN METODE

Topik : Asuhan kebidanan pada pasien dengan Gemeli dan Asma


Bronchial

Sasaran : Pasien Ny F dan keluarga

Hari/Tanggal : Senin, 31 Maret 2018

Waktu : pkl 13.00 – 14.00 WIB

Tempat : Poli RS Al Huda Genteng

Materi :

1. Asuhan kebidanan pada pasien dengan diagnosa gemeli


2. Diagnosa kebidanan
3. Masalah kebidanan yang muncul pada pasien gemeli
4. Masalah yang muncul pada Ny F adalah Gangguan rasa cemas berhubungan
dengan persiapan metode invasive pengakhiran kehamilan
5. Intervensi keperawatan pada pasien dengan gemeli

Metode : Ronde Keperawatan, Diskusi dan Tanya Jawab

Media : Materi disampaikan secara lisan dan Dokumen Pasien (Status)


MEKANISME KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA WAKTU


Pra Ronde Keperawatan
 Menetapkan kasus dan topic Poli Penanggung Jawab : Sehari
sehari sebelum pelaksanaan KIA/KB Perawat Ka. Tim sebelum
Ronde Keperawatan RS Al Perawat Konselor pelaksanaan
 Membuat informed consent Huda Ronde
 Membuat perencanaan Genteng Keperawatan

 Diskusi kelompok
 Mencari sumber dan literature
untuk kasus Ronde
Keperawatan

Ronde Keperawatan
Pembukaan Nurse Kepala Ruangan 5 menit
 Salam pembukaan Station
 Memperkenalkan tim Ronde
Keperawatan
 Menyampaikan tujuan Ronde
Keperawatan
 Penyajian masalah pasien Nurse Perawat Ka. Tim 1 10 menit

 Menyampaikan masalah Station

keperawatan yang belum


terselesaikan
Validasi data
 Memberi salam dan Bed pasien Kepala Ruangan 5 menit

memperkenalkan tim Ronde


Keperawatan kepada pasien
dan keluarga
 Validasi data yang telah Bed pasien 10 menit
disampaikan dengan
melibatkan keluarga
 Perawat Ka. Tim lain Bed pasien Perawat Ka. Tim 2 5 menit
menanyakan dan memberi dan Perawat
masukan pelaksana
 Perawat konselor memberi Nurse Perawat Konselor 5 menit
justifikasi, reinforcement Station
mengenai kebenaran dari
masalah, intervensi dan
tindakan keperawatan
 Diskusi dan tanya jawab Nurse Kepala Ruangan, 10 menit
untuk menetapkan tindakan Station Perawat Ka. Tim,

keperawatan yang perlu Perawat pelaksana,


dilakukan selanjutnya dan Perawat
Konselor
Pasca Ronde Keperawatan
 Evaluasi Nurse Kepala Ruangan 10 menit
 Revisi Station

KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan Ronde Keperawatan
b. Penyusunan proposal Ronde Keperawatan
c. Koordinasi dengan Perawat Supervisor
d. Konsultasi dengan Perawat Supervisor dilaksanakan sehari sebelum
palaksanaan Ronde Keperawatan
e. Penentuan Pasien dan kasus yang akan dilaksanakan Ronde Keperawatan
f. Membuat informed consent dengan pasien dan keluarga
2. Evaluasi Proses
Ronde Keperawatan dimulai dengan pembukaan yang dilakukan oleh Kepala
Ruangan dan memperkenalkan tim Ronde, kemudian Perawat Ka. Tim yang
bertanggung jawab terhadap pasien yang dilakukan ronde keperawatan
menjelaskan data pasien, masalah yang sudah dan belum terselesaikan, kemudian
melanjutkan dengan validasi data ke pasien, selanjutnya dilakukan diskusi di nurse
station dimulai oleh Perawat Ka. Tim lain yang memberikan tanggapan akan kondisi
pasien terlebih dahulu dilanjutkan dengan diskusi yang melibatkan Perawat
Konselor untuk membahas permaslahan dan konsep yang terbaik dalam mengatasi
masalah pasien
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil berisi tentang hasil yang dicapai setelah Ronde Keperawatan
dilkakukan :
a. Masalah keperawatan utama : gangguan rasa cemas berhubungan dengan
persiapan metode invasive pengakhiran kehamilan
b. Hasil dikusi dari tim ronde keperawatan
 Kaji lebih dalam tentang permasalahan pasien, setelah menetapkan
diagnosa keperawatan utama , boleh memunculkan diagnosa
keperawatan yang lain/resiko, jadi diagnosa keperawatan dibuat lebih
dari satu
 Observasi/evaluasi hasil intervensi diagnosa keperawatan utama
 Kaji kebiasaan pasien di rumah, seperti pola makan, jenis makanan
yang dimakan
 Berikan health education pada pasien dan keluarga tentang sakit
pasien atau yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan yang
muncul, pemberian informasi pada keluarga tentang persiapan
metode invasive pengakhiran kehamilan
RENSTRA RONDE KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS GEMELI

DI POLI KIA/KB RS. AL HUDA GENTENG

Topik : Asuhan Kebidanan pada Ny. F dengan gemeli

Sasaran : Pasien Ny. F

Waktu : 60 menit

Hari/Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2018

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah keperawatan Ny. F yang belum teratasi yaitu Gangguan
rasa cemas berhubungan dengan persiapan metode invasive pengakhiran
kehamilan
b. Tujuan Khusus
 Menjustifikasi masalah keperawatan Ny. F yang belum teratasi
 Mendiskusikan penyelesaian masalah keperawatan Ny.F dengan perawat
konsuler
2. Sasaran
 Pasien Ny.F umur 37 th yang dirawat di poli KIA/KB RS Al Huda Genteng
dengan diagnosa medis G4P3A0 29-30 mgg dengan gemeli
 Keluarga yang mendampingi ( suami )
3. Materi
 Teori Asuhan Keperawatan kasus gemeli
 Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada kasus gemeli
 Intervensi keperawatan pasien dengan kasus gemeli
4. Metode
Ronde Keperawatan (Nursing Round)
5. Media
Materi disampaikan secara lisan dan dokumen pasien (status)
6. Proses Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan dilakukan di Poli KIA/KB RS Al Huda Genteng hari Sabtu,31
Maret 2018 pkl. 13.00 – 14.00 WIB pada pasien Ny. F dengan diagnose medis
Gemeli
 Penyajian/penjelasan tentang pasien oleh Perawat Ka. Tim 1
Menjelaskan masalah keperawatan yang ditemukan pada Ny. F antara lain :
 Gangguan rasa cemas berhubungan dengan persiapan metode
invasive pengakhiran kehamilan
 Bayi dengan berat badan lahir rendah
 Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan PPI
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kontraksi uterus
 Menjelaskan prioritas masalah keperawatan dengan alasan yang tepat
(didukung data penunjang)
Prioritas masalah keperawatan :
1. Persiapan metode invasive
2. Persiapan pertolongan bayi dengan berat badan lahir rendah
Data Subyektif : Ibu pasien mengatakan cemas terhadap prosedur
pembedahan
Data Obyektif :
 TD : 120/80
 TFU 30 CM
 DJJ 124X/menit, 138x/menit
 TBJ 1330 gr, 1280 gr
 HPHT : 12/06/2017
 HTP : 19/03/2018
 Pasien tampak cemas
 Menjelaskan penyebab masalah prioritas
Menjelaskan indikasi dilakukan tindakan invasive berupa pemberian obat
untuk maturasi paru janin dan operasi sc untuk mengakhiri kehamilan
 Menjelaskan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
 Kolaborasi dengan SpOG
 Kolaborasi dengan SpAn
 Melakukan pengkajian tingkat kecemasan
 Menjelaskan tentang perawatan hamil, persalinan, pasca
persalinan,prognosa & prosedur yg mungkin dilakukan.
 Mempersiapkan pertolongan bayi baru lahir patologis
 Validasi data
Perawat me-rechek dan menyesuaikan data actual yang telah diperoleh
 Menjelaskan tentang tindakan yang akan/belum dilakukan
 Kolaborasi dengan dokter anestesi untuk tindakan pembedahan
 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
 Diskusi Kepala Ruangan, Perawat Ka. Tim lain, Perawat Konselor,
Medis/Dokter
 Analisa data dan hasil diskusi
 Aplikasi hasil analisa data dan diskusi
7. Kriteria Evaluasi
 Koordinasi persiapan dan pelaksanaan Ronde Keperawatan dilakukan oleh
Perawat Ka. Tim 1 dibantu oleh perawat pelaksana
 Peran Perawat Ka. Tim 1 pada saat Ronde Keperawatan adalah
 Menjelaskan keadaan dan data Ny.F
 Menjelaskan masalah keperawatan prioritas Ny.F
 Menjelaskan intervensi yang sudah, yang belum, dan yang akan
dilakukan pada Ny.F
 Menjelaskan tindakan selanjutnya pada Ny.F
 Menjelaskan alasan ilmiah tentang tindakan yang diambil
 Peran Perawat Pelaksana pada saat ronde adalah diskusi dan melakukan
tindakan keperawatan pada masalah prioritas
 Peran Perawat Ka. Tim dalam pengorganisasian Ronde Keperawatan adalah
menyiapkan proposal dan merencanakan tindakan pada saat ronde
 Peran Perawat Pelaksana dalam pengorganisasian Ronde Keperawatan
adalah membantu Perawat Ka. Tim dalam menyiapkan proposal dan
pelaksanaan ronde

8. Pengorganisasian
Perawat KA. Tim : Ineke Permatasari
Perawat Pelaksana : Metty Restia
Ayu Lasmi
Notulen : Dewi Kartika
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan
kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang
memuaskan bagi ibu janin.
Kehamilan kembar adalah dua atau lebih janin yang ada didalam kandungan
selama proses kehamilan.

B. Frekuensi
 Frekuensi menurut hukum Hellin antara kehamilan ganda dan tunggal :
1. gemelli (2) 1 : 89
2. triplet (3) 1 : 892
3. dua druplet (4) 1 : 89 3
4. duin tuplet (5) 1 : 89 4
5. sex tuplet (6) 1 : 89 5
 Menurut penelitian Ereulich (1930) pada 120 juta persalinanmemperoleh angka kejadian
kehamilan ganda : gemelli 1 : 85 ; triplet 1 : 7.629 ; duardriplet 1 : 670.743 dan duantuplet
1 : 41.600.000.
 Bangsa mempengaruhi kehamilan ganda ; di Amerika Serikat lebih banyak dijumpai pada
wanita negro dibandingkan kulit putih. Angka tertinggi kehamilan ganda dijumpai di
Finlandai dan terendah di Jepang.
 Faktor umur : makin tua umur makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan
munurun lagi setelah berumur 40 tahun.
 Paritas : pada primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara) baik jadi 18,9 per
1000 persalinan.
 Keturunan : keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar yang biasanya
diturunkan secara paternal,namun dapat pula secara maternal.
C. JENIS GEMELLI
 Gemelli dizigotik = kembar dua telur , heterolog, biovuler dan praternal :
Kedua telur berasal dari :
1. ovarium dan dari dua folikel de graff
2. ovarium dan dari 1 folikel de graff
3. dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur;
disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda,
mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai
2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion. Kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.
 Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik dapat terjadi
karena :
1. Satu telur dengan 2 inti,hambatan pada tingkat blastula :
2. Hambatan pada tibgkat segmentasi
3. Hambatan setelah amnian dibentuk,tetapi sebelum primitive steak.
 Pada pembelahan pertama akan terjadi diamniotik yaitu rahim mempunyai dua
selaput ketuban dan dikorionik atau rahim mempunyai dua plasenta.
 Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim
hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja salah satu bayi mendapat
banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya perkembangan bayi
bisa terhambat.
 Lalu pada pembelahan ketiga selaput ketuban dan plasenta masing-masing
hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik
 Pada pembelahan ke empat, rahim hanya punya satu placenta dan satu selaput
ketuban, sehingga kemungkinan terjadi kembar siam cukup besar. Pasalnya
waktu pembelahan telalu lama sehingga sel telur berdempet. Jadi biasanya
kembar siam terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Kira-kira sepertiga kehamilan kembar adalah monozigotik. Jenis kehamilan
kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin, mata, kuping, gigi,
rambut, kulit dan ukuran antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak sama,
atau terbalik satu terhadap lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan lainnya
biasa karena lokasi daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu
berlawanan. Kira-kira satu pertiga kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2
amnion, 2 korion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi
satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua pertiga
mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dari 1 atau 2 amnion.
D. Etiologi
 Faktor-faktor yang mempengaruhi : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi
kehamilan kembar 2 telur. pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa,
hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan
kembar itu. Diperkirakan disini penyebabnya adalah faktor penghambat dalam masa
pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi
sebelum blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan dua amnion, dua
korion, dan dua plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat
terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan
kembar dengan 2 amnion, sebelumprimitive streak tampak, maka akan terjadi kehamilan
kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar
dempet dengan berbagai bentuk.
 Faktor obat-obat induksi ovulasi: Profertil, Clomid, dan hormon gona dotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
 Faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebaabkan matangnya 2 atau lebih folikel de
graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam 1 folikel.. kemungkinan pertama
dibuktikan dengan ditemukannya 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada
fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat
dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam
rongga rahim ibu tumbuh dan berkembang lebih dari satu.
 Faktor keturunan.
 Faktor lain yang belum diketahui
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga obat klomit dan hormon gonadotropin
yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan
dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu
menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum atau lebih
dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan 21 korpora lutea
pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika
telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian
dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar
yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor
penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta
seperti pada kehamilan kembar dizigotik.

E. KOMPLIKASI
 Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan
makin banyaknya janin pada kehamilan kembar
 Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
 Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada
kehamilan tunggal.
 Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.
 Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan varises
pada tungkai bawah dan vulva.

KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

Managemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk menorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada
klien [ varney, 2012 ]

Langkah-langkah managemen antara lain :


a. Langkah 1 : pengumpulan data dasar
Dalam pengumpulan data subjektif dan data objektif yang perlu dikaji yaitu data subjektif
yang dibutuhkan pada kunjungan antenatal melalui anamnesa ibu hamil yaitu biodata yang
terdiri dari nama ibu/suami, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, golongan darah dan
dasawisma, alamat. Hal lain yang perlu ditanyakan yaiu riwaya keamilan sekarang meliputi,
tanggal hari pertam haid terakhir, gerakan janin, tanda-tanda bahaya atau penyulit,
kekhawatiran-kekhawatiran khusus, keluhan utama, obat yang dikonsumsi, imunisasi toxoid
tetanus [TT]. Selain itu, perluna menanyakan entang riwayat kehamilan yang lalu meliputi
jumlah kehamilan, jumlah anak yang hidup, jarak persalinan terakhir, jumlah keguguran,
jumlah persalinan premature, riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan,
persalinan dengan tindakan [operasi sesar, forcep, vacuum, dan lain-lain], penolong dan
tempat persalinan terakhir, berat badan bayi lahir <2,5 kg atau >4 kg. untuk mengetahui
kesehatan ibu bidan perlu menanyakan riwayat kesehatan, penyakit yang diderita sekarang
dan lalu yaitu masalah kardiavaskuler, hipertensi, dibetes mellitus, malaria, penyakit kelamin/
HIV/AIDS, penyakit ginjal, penyakit asma, dan TBC, dan lain-lain. Selanjutnya keadaan
psikologis dapat diketahui dengan menanyakan riwayat sosial ekonomi yaitu status
pernikahan, respon ibu, dan dukungan keluarga terhadap kehamilan sekarang, riwayat
keluarga berencana, pengambil keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi, dan
kebiasaan makan, [menu seimbang], kebiasaan hidup sehat, merokok, minum minuman
keras, obat terlarang, beban kerja dan kegiatan sehari-hari. [Sukarni, dkk, 2004]
Pada kasus ibu hamil dengan preeklamsia , data subjektif usia pasien [ usia diatas 35
tahun] merupakan faktor pedisposisi preeklamsia berat, karena pada wanita hamil yang
berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten [ sukarni dkk, 2014 ]. Pengawasan
terhadap mereka perlu juga di perhatikan karena dapat terjadi hipertensi karena stres
pekerjaan, hipertensi dapat memicu preeklamsi/eklamsia,diabetes mellitus, perdarahan
antepartum, abortus, persalinan premature, kelainan congenital, gangguan tumbuh kembang
janin dalam rahim. [sukarni dkk, 2014]
Data objektif diperoleh dari pemeriksaan fisik umum yaitu melihat tingkat energy ibu,
keadaan emosi, dan posturnya selama pemeriksaan, menjelaskan seluruh prosedur sambil
melakukan pemeriksaan, mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk klarifikasi sambil
melakukan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan kelayakan. Selanjutnya mlakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital, yaitu mengukur tinggi dan berat badan, mengukur tekanan
darah, nadi, suhu, dan pernapasan, mengukur lingkar lengan atas, kemudian melakukan
pemeriksaan fisik khusus dengan meminta klien melepas pakaian dan menawarkan kain lain
penutup tubuhnya, membantu klien berbaring di tempat tidur pemeriksaan yang bersih,
pemeriksa melakukan cuci tangan sesuai standart. Pemeriksaan dikalkukan secara head to
toe yang di mulai dari pemeriksaan kepala, wajah dan leher terdiri dari kulit kepala/ rambut,
wajah, mata, hidung, mulut, telinga, memeriksa dan meraba leher, payudara yaitu dengan
posisi tangan klien di samping, menilai bentuk, ukuran, simetris atau tidak, putting payudara
menonjol atau masuk kedalam atau datar, adanya kolostrum atau caioran lain, adanya
benjolan serta adanya nyeri tekan. Pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala,
memeriksa payudara untuk mengetahui adanya retraksi atau dimpling. Pada saat klien
berbaring dengan tangan kiri ke atas, lakukan palpasi dengan cara sistematis pada payudara
sebelah kiri atau kanan dari arah payudara, axial dan notest,untuk mengetahui ada masa
dan pembuluh limfe yang membesar, pemeriksaan abdomen yaitu memeriksa apakah ada
bekas luka operasi, striae dan linea, melakukan palpasi pada abdomen, mendengar dan
menghitung denyut jantung janin dengan fetoskop. Pemeriksaan tangan dan kaki yaitu
memeriksa adanya edema, pucat pada kuku jari, memeriksa dan meraba kaki untuk
mengetahui adanya varises, dan memeriksa reflek patella untuk melihat apakah terjadi
gerakan hypo/hiperfleksi dan dilakukan pemeriksaan genetalia eksterna [bila ada indikasi]
dengan cara membantu klien mengambil posisi untuk pemeriksaan genetalia eksternal dan
menutup tubuh, mencuci tangan dan melakukan pemeriksaan.

Pada kasus ibu hamil dengan gemeli data objektif diperoleh dari:
 Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik, kesadaran komposmentis
2. Tinggi badan : ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-rata [diperkirakan kurang
dari 145 cm] kemungkinan panggulnya sempit.
3. Berat badan : selama kehamilan trimester ke dua dan tiga penambahan berat badan
sekitar 0,5 kg per minggu. Pertambahan lebih dari 1 kg per minggu pada trimester 3 harus
di waspadai karena dapat mengarah ke preeklamsia berat. [sukarni dkk, 2013]
4. LILA [lingkar lengan atas] : lila kurang dari 23,5 cm merupakan indicator kuat untuk status
gizi ibu kurang atau buruk. sehingga dia beresiko melahirkan BBLR. Bila hal ini ditemukan
sejak awal kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar lebih memperhatikan
kesehatanya, jumlah dan kualitas makannya.
5. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu 110/70 – 120/80 mmHg. Dikatakan tinggi bila lebih dari
140/90 mmHg. Adanya kenaikan siastol > 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg perlu
diwaspadai adanya preeklamsia. Batas tekan darah yang memerlukan kewaspadaan
130/90 mmHg.
Nadi
Nadi yang normal adalah sekitar 60-100 x/menit. Adanya peningkatan nadi disebabkan
karena adanya peningkatamn sensivitas dari peredaran darah yang merupakan akibat
dari penyempitan pembuluh darah yang mengarah pada preeklamsia berat.

Pernapasan
Pernapasan yang normal adalah 16-24 x/menit. Sesak napas di tandai oleh frekuensi
pernapasan yang meningkat dan kesulitan bernapas serta rasa lelah, bila hal ini timbul
setelah melakukan kerja fisik [berjalan, tugas sehai-hari] maka kemungkinan terdapat
penyakit jantung yang di sebabkan penyempitan pembuluh darah yang dapat mengarah
ke preeklamsia berat.
suhu
suhu normal 36,5-37,5°C jika lebih dari 37,5 °C diklatakan demam. Berarti ada infeksi
pada kehamilan. Demam/panas tinggi juga bisa berujung ke kejang yang mengarah ke
preeklamsia. [sukarni dkk, 2013]

 Pemeriksaan fisik
1. Kepala : kebersihan rambut dan kerontokan yang terjadi bisa menjadi perhatian
dalam pemeriksaan kehamilan berkaitan dengan personal hygiene ibu, terasa sakit
kepala/ pusing merupakan gejala yang harus di waspadai berkaitan dengan
preeklamsia berat.
2. Wajah : adanya edema merupakan salah satu gejala dari preeklamsia berat.
3. Mata : skera putih, konjungtiva merahmuda, fungsi penglihatan baik, kanong mata
sembab/tidak, penglihatan yang kabur dapat mengarah kekondisi preeklamsia.
4. Leher : bendungan vena jugularis, pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe.
5. Payudara : primigravida mamae tampak tegak dan tegang. Adanya hyperpigmentasi
pada areola mamae dan papilla. Hamil 12 minggu ke atas keluhan kolostrum yang
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
6. Abdomen : perut membesar selam kehamilan karena pengaruh eksterogen dan
progesterone yang meningkat menyebabkan hypertofi otot polos uterus, serabut-
serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar
ekstrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Sering dijumpai
perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan
disebut strie lividae. Setelah partus strie livida berubah warnanya menjadi putih
disebut strie albicans.
Palpasi :
Leopold 1 : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang terletak di fundus uteri.
Leopold 2 :menetapkan bagian yang terletak bagian samping/menentukan letak
punggung.
Leopold 3 : menetapkan bagian terendah janin.
Leopold 4 : menetapkan bagian terendah janin sudah masuk PAP/ belum.
Auskultasi :
Mendengarkan denyut jantung janin [ normal 120-160 x/menit]
7. Ekstermitas : reflek patella normal tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika
tendon diketuk. Bila reflaek patella negative kemungkinan pasien kekurangan
vitamin B1 dan B6 selain itu sebagai salah satu tanda preeklamsia.
 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium dan radiologi :
1. Darah
Darah [HB] minimal dilakukan 2 x selama hamil, batas terendah dai kadar Hb dalam
kehamilan 10 gr/dl
2. Urin
Protein dalam urin : untuk mengetahuoi ada tidaknya protein dalam urin.
Gula daram urin : untuk mengetahui kadar gula pada urin.
3. Pemeriksaan radiologi bila diperlukan
USG untuk mengetahui diameter biparietal, gerakan jhanin, ketuban, TBJ, dan tafsiran
kehamilan.[ sukarni dkk, 2013]
b. Langkah 2 :
Merumuskan diagnosa/ masalah aktual pada langkah ini, dilakukan identifikasi diagnosis
atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah di kumpulkan.
Data dasar tersebut kemudian di interprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik. Hasil analisa ini merupakn langkah awal dari pernentuan perumusan
masalah untuk menetapkan diagnose kebidanan, meliputi : G [kehamilan keberapa], P
[jumlah anak], A [jumlah abortus], umur kehamilan, punggung kanan/kiri, presentasi
kepala/bokong, sudah masuk PAP atau belum. Anak tunggal atau kembar, hidup atau mati
intra uterin/ekstrauterin.
Dalam asuhan kebidanan pada ibu dengan preeklamsia berat maka diagnosa masalah
kebidanan yang muncul adalah :
1. Gangguan rasa nyaman [nyeri uluh hati, pusing, dan bengkak pada kaki]
2. Gangguan psikologis cemas
3. Sering kencing
c. Langkah 3 : merumuskan diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain bedesarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Tindakan antisipasi dilakukan
untuk mencegah terjadinya ancaman yang lebih berat sehingga nyawa ibu dan janin bisa
diselamatkan [ simatupang, 2008]
Pada kehamian gemeli dapat menyebabkan beberapa komplikasi: Abortus, Kematian
perinatal, Berat lahir rendah : prematuritas & IUGR, Malformasi/kelainan kongenital, Fetal-
fetal hemorhage,terdiri dari : Hipovolemia dan anemia, Hipervolemia dan hiperviskositas,
Hipertensi, Hidramnion, Anemia, Perdarahan pada ibu → atonia uteri, Placental Accidents :
solusio plasenta, plasenta previa. Pada waktu persalinan : Partus prematur, partus lama,
Kelainan presentasi janin.
Pada janin dapat menyebabkan janin yang dikandung ibu hamil preeklamsia akan hidup
dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen dibawah normal, keadaan ini bisa terjadi karena
pembuluh darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit, karena buruknya nutrisi
pertumbuhan janin akan terhambat sehingga akan terjadi bayi dengan berat lahir rendah
[sukarni dkk 2013]
d. Langkah 4 : melaksanakan tindakan segera/ Kolaborasi
Ibu dengan gemeli dirujuk dan dirawat dirumah sakit. Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat
[berbaring/tidur miring] dan harus mutlak selalu tirah baring. Pada umur diartas 20 minggu,
tirah baring dengan posisi miring menghilang tekan rahim pada vena cava inferior, sehingga
meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal ini berarti pula
meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital. Dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb,
hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, fungsi ginjal.
e. Langkah 5 : Perencanaan tindakan asuhan kebidanan
Langkah ini merupakan lanjutan menjemen terhadap diagnose atau masalah yang telah
diidentifikasi atau di antisipasi. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana
asuhan sesuai dengan pembahasan rencana bersama ibu, kemudian membuat kesepakatan
bersama sebelum melaksanakannya. Berdasarkan diagnose yang ditegakkan bidan
menyusun rencana kegiatanyya mencakup tujuan dan langkah-langkah yang dilakukan bidan
dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah klien. Langkah penyusunan
rencana kegiatan :
1. Diagnosa : gemeli hamil 29 - 30 minggu, posisi punggung puka/puki situs bujur atau
lintang, sudah masuk PAP, intrauterine, ganda, hidup, presentasi janin kepala, ketuban
merembes, djj baik
2. Tujuan/ kriteria : ibu dan janin sejahtera, kedaan umum baik, kesadaran komposmentis,
tanda-tanda vital dalam batas normal, protein urin negative, denyut jantung janin baik, Hb
> 10,5.
Intervensi :
 Lakukan pendekatan kepada klien
 Jelaskan pada ibu mengenai kondisi kehamilannya
 Jelaskan pada ibu bahaya tanda-tanda kehamilan: perdarahan pervaginam, keluar
cairan dari jalan lahir, sakt kepala yang hebat, gangguan penglihatan, bengkak pada
muka dan tangan, nyeri abdomen yang hebat, pergerakan janin tidak seperti biasanya
 Jelaskan tentang perawat-an hamil, persalinan, pas-ca persalinan,prognosa & prosedur
yg mungkin dila kukan

Masalah :

Gangguan rasa cemas


Tujuan : menghilangkan dan mengurangi rasa cemas
Kriteria: rasa cemas berkurang
Intervensi :
 Menjelaskan prosedur invasive yang akan di lakukan
 Meminta persetujuan pasien dan keluarga
 Menganjurkan pasien melakukan mpemeriksaan penunjang ( lab, ecg )
 Meyakinkan klien bahwa ia benar mendapat penanganan secara cepat dan tepat
 Mengurangi kecemasan karena pasien sudah mengerti
f. Langkah 6 : Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan
Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lainnya dikerjakan oleh
klien atau anggota tim kesehatan yang lain. Dalam situasi bidan berkolaborasi dengan dokter
untuk persiapan operasi pasien gemeli, bidan tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencan bersama yang menyeluruh.
Penatalaksanaan yang efisien dan berkualitas akan berpengaruh pada waktu serta biaya.
g. Langkah 7 : Evaluasi tindakan asuhan kebidanan
Pada tahap ini bidan harus melakukan pengamatan dan observasi pada masalah yang
dihadapi ibu. Bidan juga harus mengenal apakah rencana yang ditetapkan berjalan dengan
baik.
Pada prinsipnya tahapan evaluasi merupakan langkah akhir dari magemen kebidanan diman
pada tahap ini dilakukan penilaian jangka pendek dan jangka panjang dan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada ibu dengan kasus
gemeli.
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Dari proses manajemen asuhan kebidanan yang telah dibuat dalam 7 langkah tersebut
kemudian dilakukan pendokumentasian hasil asuhan ibu dalam rekam medis sebagai catatan
perkembangan yang disebut SOAP. Metode SOAP :
a. Subjektif
Merupakan pedokumentasian menejemen kebidanan menurut hellen varney langkah
pertama [pengkajian data] terutama data yang diperoleh dari anamneses sebagai langkah 1
varney.
b. Objektif
Merupakan pendokumentasian menejemen kebidanan menurut hellen varney pertama
[pengkajian data] terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari
pemeriksaan fisik pasien.
c. Assessment
Merupakan hasil pendokumentasian hasil analisis dan enterpretasi dari data subjektif dan
objektif. Assessment menggambarkan dokumentasi hasil analisis dan enterprestasi data
meliputi :
 Diagnosa masalah
 Antisipasi diagnosis
 Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/kolaborasi, dan perujukan
sebagai langkah 2,3, dan 4 varney.
d. Planning
Membuat rencana saat ini dan akan datang, hasil asuhan disusun berdasarakan hasil
analisis dan interprestasi data. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria, tujuan yang
ingi dicapai langkah 5,6,7 varney.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY F DENGAN GEMELI
DI RUANG POLI RS. AL HUDA GENTENG
1. PENGKAJIAN
F. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas / biodata
Nama : Ny.F Nama suami : Tn. R
Umur : 37 tahun Umur : 40 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku : jawa Suku : jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan :Wiraswasta Pekerjaan : wirasawasta
Alamat :genteng Alamat : genteng
Tanggal MRS : 12 febuari 2018
Satus perkawinan
Menikah ke : pertama
Lama menikah : 18 tahun
Umur menikah : 19 tahun
B. Alasan kunjungan
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya yang usia kehamilan 8 bulan karena
merasakan nyeri perut dan punggung dan mules serta flek

C. Keluhan utama

Ibu mengatakan perut dan punggung nyeri mulai jam 15.00 tanggal 10 februari 2018
Ibu mengatakan dari kemaluannya keluar lendir dan flek darah

D. Riwayat kebidanan
1. Riwayat menstruasi
Menarche umur 12 tahun, siklus : 7 hari, teratur, keluhan saat haid tidak ada
HPHT 12-06-2017 Taksiran 19-03-2018
2. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan saat ini hamil yang ke 4 usia kandungan 29 – 30 minggu,
merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 5 bulan
ANC
 TM 1 2 kali periksa dan keluhan mual dan muntah ( bidan )
 TM2 2 kali periksa dan tidak ada keluhan ( bidan 1x ditemukan kehamilan
kembar, SpOG 1X konsultasi perencanaan sc )
 TM3 3 kali periksa keluhan nyeri perut dan pinggang ( 2x bidan, SpOG 1x Mrs
rencana maturasi paru, lanjut SC )
3. Riwayat persalinan sekarang
Ibu mengatakan datang ke poli Obsgyn kemudian disarankan untuk MRS karena
ibu merasakan kontraksi uterus
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tanggal/ Tempat, Usia Jenis penyulit BB Hidup
Tahun penolong kehamilan persalinan bayi /mati
persalinan persalinan
1 2001 bidan 40 mgg spontan - 3000 hidup
2 2012 bidan 40 mgg spontan - 3000 hidup
3 2014 bidan 36 mgg spontan - 3000 hidup
4 Hamil ini
5. Riwayat KB
Tidak pernah memakai KB
C. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, dan selama
kehamilan ini tekanan darah ibu 120/80, ibu memiliki asma, saat kehamilan tidak
pernah kambuh
Dan sekarang ibu sering nyeri perut mulai jam 15.00 tanggal 10-02-2018
2. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan menderita sesak nafas, rutin periksa ke dr. Dian, Sp P dengan
diagnose asma bronchial, selama kehamilan ini tidak pernah kambuh
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun
, menahun atau penyakit menular.
D. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Selama hamil : makan 3 kali/hari ditambah susu hamil
2. Pola istirahat
Selama hamil : ibu mengatakan tidak ada masalah dalam pola istirahat dirumah
3. Pola eliminasi
Selama hamil : ibu mengatakan tidak ada masalah dalam BAK dan BAB
4. Pola aktifitas :
Selama hamil : ibu mengatakan selam dirumah melakukan pekerjaan rumah
tangga
5. Psikososial
Selama hamil : kedaan psikososial ibu saat dirumah baik, ibu cemas terkait
rencana operasi sc
6. Spiritual : ibu menganut agama islam
7. Pendukung : keluarga sangat kooperatif dan memberikan semangat pada ibu
untuk menghadapi prosedur pembedahan
II. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis
BB : 60 kg
TB : 152 cm
LILA : 23 cm
B. Pemeriksaan fisik
B1 : napas spontan, RR 18-20 x/menit
B2 : TD : 120/80
Nadi 80-90 x/menit, teraba kuat dan teratur
Ekstermitas bawah oedem -
B3 : GCS : 4-5-6 dan suhu 36,8 °C
B4 : ibu bak spontan, vt tidak dilakukan
B5 : Leopold I : TFU : 33 cm pada fundus teraba lunak dan tidak melenting

Leopold II : teraba dua janin punggung kanan dan melintang

Leopold III: Diperut ibu bagian bawah terasa keras kepala bayi tidak bisa digoyang
Leopold IV: Bagian terendah janin sudah masuk PAP 2/5 bagian kepala sudah
masuk PAP
DJJ : 124 x/mnt / 138x/mnt
B6 : turgor dalam batas normal, pergerakan sendi bebas
C. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Dilakukan
ECG : terlampir
USG : Terlampir
Terapi :
Infus RL 15 tpm
Dexamethasone 6 mg / 12 jam
CTG

2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN


DX : G4 P3 UK 29-30 minggu dengan gemeli
DS : Ibu mengatakan nyeri perut dan pinggang sejak kemarin sore jam 15.00, keluar lendir
darah
DO : ku cukup
TTV : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90
Suhu : 36.7° C
RR : 20 x/ menit
DJJ : 124 x/ menit, 138x/menit
HIS : 2 x 10 < 40
3. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Ibu :
 cemas
 infeksi

Janin :
 bblr
4. MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
 Persiapan metode invasive
 Pemberian dexamethasone

5. INTERVENSI
1. Lakukan inform cosent kepada pasien, mengenai persiapan tindakan invasive, kondisi
ibu, dan resiko yang mungkin terjadi
2. Obervasi TTV dan CHPB (Cortonen, His, Penurunan bandle)
3. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan penunjang ( lab, ecg, ctg )
4. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan dikstraksi
5. Anjurkan ibu bed rest total
6. Kolaborasi dengan tim dokter SpOG dalam pemberian terapi
7. Kolaborasi dengan dr. SpAn untuk persiapan sc
6. IMPLEMENTASI
1. melakukan inform konsent
 memberi salam dan menyapa pasien
 memperkenalkan diri, menjelaskan prosedur yang kan di lakukan , meminta persetujuan
pasien dan keluarga
2. mengobservasi TTV pasien CHPB (Cortonen, His, Penurunan bandle)
Tanggal Jam TD Na Suhu RR DJJ His Pemeriksaan
di dalam
12-02-18 11.30 120/ 90 36,7 20 128, 2X10<40 Tidak dilkukan
80 138

3. menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan penunjang ( lab, ecg )


4. mengajarkan ibu teknik relaksasi dan dikstraksi
Tarik napas panjang bila nyeri (kontraksi uterus), dan berdoa untuk kelancaran proses
persalinannya, menganjurkan ibu untuk bed rest total
5. berkolaborasi dengan tim dokter SpOG dalam pemberian terapi
- Dexamethasone 6 mg / 12 jam
- CTG
6. EVALUASI
Tanggal : 12-02-2018
Jam : 12.00
S : pasien mengatakan cemas berkurang
O : KU pasien cukup
B1 : napas spontan,tidak sesak RR : 20 x/ menit
B2 : P.HKM, TD : 120/80, N : 84
B3 : kesadaran komposmentis, S : 36,7 ° C
B4 : bak spontan
B5 : Leopold I : TFU : 33 cm pada fundus teraba lunak dan tidak melenting
Leopold II : teraba dua janin punggung kanan dan melintang
Leopold III: Diperut ibu bagian bawah terasa keras kepala bayi tidak bisa digoyang
Leopold IV: Bagian terendah janin sudah masuk PAP 2/5 bagian kepala sudah
masuk PAP
DJJ : 124 x/mnt / 138x/mnt
B6 : mobilisasi dengan kursi roda di damping bidan
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Mengajarkan tehnik distraksi relaksasi
 Mengantarkan pasien ke ruang bersalin
DAFTAR PUSTAKA
Tando, Marie Naumi, 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: IN
MEDIA
Lian, 2016. Kejadian Preeklamsi Pada Ibu Hamil http:// epidemiologiwilliam.wordpres.
com/2016/03/2010 kejadian-preeklamsia-pada-ibu-hamil-studi-analitik-di-rs st Fatimah-makasar
2015/. Diakses pada tanggal 30-01-2018 jam 18.30
Tim Ems 119, 2015. Emergensi Obstetrik Neonatal Life Support Training. Jakarta : departemen
kesehatan republik Indonesia
https://jhowanivani.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai