Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara berkembang dewasa ini memiliki laju
pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya mobilitas
penduduk. Dan seiring menungkatnya mobilitas penduduk tersebut, maka
peranan transportasi sangatlah penting. Agar transportasi berjalan lancar
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu prasarana
transportasi adalah jalan raya.
Jalan raya memiliki peranan penting dalam menunjang aktifitas sosial dan
perekonomian suatu daerah. Jalan raya yang aman, nyaman, kuat dan ekonomis
akan mempermudah manusia dalam pergerakannya. Jalan raya di Indonesia saat
ini lapis perkerasannya paling sering menggunakan campuran beraspal panas
(hot mix) baik dalam pembangunan jalan baru, pemeliharaan ataupun
peningkatan jalan.
Campuran beraspal panas adalah kombinasi antara agregat yang dicampur
merata dan dilapisi oleh aspal. Disebut campuran beraspal panas karena dalam
proses pencampurannya dilakukan pemanasan dengan temperatur tertentu untuk
mengeringkan dan mencairkan aspal agar lebih mudah dicampur.
Dalam melakukan perencanaan campuran aspal diperlukan pertimbangan
khusus agar mampu menampung tekanan dan beban dipermukaan, serta
melindungi lapisan perkerasan dibawahnya.
Beban yang berlebihan (overload) dan wilayah Indonesia yang memiliki
temperatur udara yang cukup tinggi akan berdampak pada kondisi jalan dan
kemampuan campuran aspal untuk menahan kerusakan sehingga berakibat tidak
tercapainya umur rencana.
Oleh karena itu, desain campuran beraspal yang digunakan sangat penting
dalam memastikan campuran beraspal yang efektif dan mampu mengatasi
kemungkinan efek kerusakan dari beban yang besar. Sehingga sebuah teknik
desain campuran yang tepat akan menghasilkan kinerja jalan yang baik.
2

Ada beberapa sifat dasar yang harus diperhatikan dalam merencanakan


campuran beraspal, antara lain:
1. Stability (Stabilitas)
2. Durability (Keawetan)
3. Fleksibility (Fleksibel)
4. Skid resistance (Ketahanan terhadap selip)
5. Permeability (Kedap air)
6. Workability (Kemudahan pengerjaan)
7. Fatique resistance (Ketahanan kelelehan)
Untuk memenuhi semua sifat dasar dari campuran beraspal tersebut,
pemilihan material agregat kasar yang tepat akan sangat berpengaruh. Agregat
kasar yang terdiri dari Coarse Aggregate (CA) yaitu batu pecah berukuran 2-3,
dan Medium Aggregate (MA) dengan ukuran 1-2 dan 1-1 merupakan prosentase
terbesar dalam campuran beraspal.
Dikota Palangkaraya sendiri tidak ditemukan lokasi penghasil batu atau
agregat kasar yang berproduksi dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan tidak
adanya perusahaan atau investor yang mendirikan mesin pemecah batu (stone
crusher) didaerah ini.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan raya dikota
Palangkaraya agregat kasar harus didatangkan dari luar daerah. Agregat kasar
yang umum dan paling sering digunakan adalah agregat kasar yang berasal dari
daerah Merak, Awang Bangkal, dan Hampangen. Karakteristik batu pecah atau
agregat kasar dari setiap daerah tersebut tentu berbeda, dan penggunaannya
sebagai agregat kasar dalam campuran beraspal juga akan menghasilkan
karakteristik campuran beraspal yang berbeda pula.
Maka berdasarkan latar belakang tersebut diperlukan adanya kajian
mengenai “ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MARSHALL
PADA CAMPURAN HRS_WC DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT
KASAR YANG BERASAL DARI MERAK, AWANG BANGKAL, DAN
HAMPANGEN”.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana perbandingan karakteristik Marshall campuran Hot Roller
Sheet Wearing Course (HRS_WC) dengan menggunakan agregat kasar yang
berasal dari daerah yang berbeda (Merak, Awang Bangkal dan
Hampangen).
2. Bagaimana perbandingan kinerja campuran dan pengaruh penggunaan
agregat kasar yang berasal dari daerah Merak, Awang Bangkal dan
Hampangen pada campuran Hot Roller Sheet Wearing Course (HRS_WC).

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
penggunaan agregat kasar dari berbagai daerah terhadap karakteristik Marshall
campuran Hot Roller Sheet Wearing Course (HRS_WC) dengan cara:
1. Mengatahui karakteristik Marshall campuran Hot Roller Sheet Wearing
Course (HRS_WC) dengan menggunakan agregat kasar yang berasal dari
daerah Merak, Awang Bangkal dan Hampangen .
2. Bagaimana kinerja campuran dan pengaruh penggunaan agregat kasar yang
berasal dari daerah Merak, Awang Bangkal dan Hampangen pada campuran
Hot Roller Sheet (HRS_WC).

1.4 Batasan Masalah


Penelitian ini perlu dibatasi agar dapat dilakukan secara efektif dan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Adapun lingkup penelitian terbatas pada:
1.. Perencanaan campuran menggunakan perencaan campuran untuk lataston
lapis aus HRS_WC dan mengacu pada spesifikasi terbaru campuran panas
aspal beton dari Bina Marga.
2. Material yang digunakan untuk penelitian terdiri dari:
a. Aspal minyak pen. 60/70 produksi SHELL
b. Agregat kasar dari Merak
4

c. Agregat kasar dari Awang Bangkal


d. Agregat kasar dari Hampangen
e. Agregat halus berasal dari Tangkiling Palangkaraya.
3. Uji analisis Void dinyatakan dalam uji Void In the Mix (VIM), Void Filled
with Asphalt (VFA), Void in Mineral Aggregate (VMA).
4. Uji Marshall terdiri dari uji stabilitas, kelelehan (flow), Marshall Quotient
(MQ), dan uji indek kekuatan sisa standard dinyatakan dalam uji
perendaman Marshall 30 menit dengan suhu 60oC.
5. Penelitian yang dilakukan terbatas pada pengujian laboratorium dan tidak
melakukan pengujian dilapangan.

1.5 Manfaat penelitian


1. Teoritis
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perkerasan jalan raya
terutama yang berkaitan dengan penggunaan material agregat kasar untuk
campuran lataston lapis aus (HRS_WC).
b. Mengetahui sejauh mana penggunaan material batu pecah yang berasal dari
daerah Merak, Awang Bangkal, dan Hampangen sebagai agregat kasar dapat
berpengaruh pada karakteristik Marshall campuran lataston lapis aus
(HRS_WC).
2. Praktis
a. Menambah alternatif pilihan penggunaan agregat kasar untuk campuran
lataston lapis aus (HRS_WC).
b. Usaha pemanfaatan batu pecah dengan alternative pilihan daerah penghasil
batu pecah sebagai campuran lataston lapis aus (HRS_WC).
.

Anda mungkin juga menyukai