Indonesia sebagai negara berkembang dewasa ini memiliki laju pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya mobilitas penduduk. Dan seiring menungkatnya mobilitas penduduk tersebut, maka peranan transportasi sangatlah penting. Agar transportasi berjalan lancar diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu prasarana transportasi adalah jalan raya. Jalan raya memiliki peranan penting dalam menunjang aktifitas sosial dan perekonomian suatu daerah. Jalan raya yang aman, nyaman, kuat dan ekonomis akan mempermudah manusia dalam pergerakannya. Jalan raya di Indonesia saat ini lapis perkerasannya paling sering menggunakan campuran beraspal panas (hot mix) baik dalam pembangunan jalan baru, pemeliharaan ataupun peningkatan jalan. Campuran beraspal panas adalah kombinasi antara agregat yang dicampur merata dan dilapisi oleh aspal. Disebut campuran beraspal panas karena dalam proses pencampurannya dilakukan pemanasan dengan temperatur tertentu untuk mengeringkan dan mencairkan aspal agar lebih mudah dicampur. Dalam melakukan perencanaan campuran aspal diperlukan pertimbangan khusus agar mampu menampung tekanan dan beban dipermukaan, serta melindungi lapisan perkerasan dibawahnya. Beban yang berlebihan (overload) dan wilayah Indonesia yang memiliki temperatur udara yang cukup tinggi akan berdampak pada kondisi jalan dan kemampuan campuran aspal untuk menahan kerusakan sehingga berakibat tidak tercapainya umur rencana. Oleh karena itu, desain campuran beraspal yang digunakan sangat penting dalam memastikan campuran beraspal yang efektif dan mampu mengatasi kemungkinan efek kerusakan dari beban yang besar. Sehingga sebuah teknik desain campuran yang tepat akan menghasilkan kinerja jalan yang baik. 2
Ada beberapa sifat dasar yang harus diperhatikan dalam merencanakan
campuran beraspal, antara lain: 1. Stability (Stabilitas) 2. Durability (Keawetan) 3. Fleksibility (Fleksibel) 4. Skid resistance (Ketahanan terhadap selip) 5. Permeability (Kedap air) 6. Workability (Kemudahan pengerjaan) 7. Fatique resistance (Ketahanan kelelehan) Untuk memenuhi semua sifat dasar dari campuran beraspal tersebut, pemilihan material agregat kasar yang tepat akan sangat berpengaruh. Agregat kasar yang terdiri dari Coarse Aggregate (CA) yaitu batu pecah berukuran 2-3, dan Medium Aggregate (MA) dengan ukuran 1-2 dan 1-1 merupakan prosentase terbesar dalam campuran beraspal. Dikota Palangkaraya sendiri tidak ditemukan lokasi penghasil batu atau agregat kasar yang berproduksi dalam jumlah besar. Hal ini dikarenakan tidak adanya perusahaan atau investor yang mendirikan mesin pemecah batu (stone crusher) didaerah ini. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan raya dikota Palangkaraya agregat kasar harus didatangkan dari luar daerah. Agregat kasar yang umum dan paling sering digunakan adalah agregat kasar yang berasal dari daerah Merak, Awang Bangkal, dan Hampangen. Karakteristik batu pecah atau agregat kasar dari setiap daerah tersebut tentu berbeda, dan penggunaannya sebagai agregat kasar dalam campuran beraspal juga akan menghasilkan karakteristik campuran beraspal yang berbeda pula. Maka berdasarkan latar belakang tersebut diperlukan adanya kajian mengenai “ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MARSHALL PADA CAMPURAN HRS_WC DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR YANG BERASAL DARI MERAK, AWANG BANGKAL, DAN HAMPANGEN”. 3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perbandingan karakteristik Marshall campuran Hot Roller Sheet Wearing Course (HRS_WC) dengan menggunakan agregat kasar yang berasal dari daerah yang berbeda (Merak, Awang Bangkal dan Hampangen). 2. Bagaimana perbandingan kinerja campuran dan pengaruh penggunaan agregat kasar yang berasal dari daerah Merak, Awang Bangkal dan Hampangen pada campuran Hot Roller Sheet Wearing Course (HRS_WC).
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan agregat kasar dari berbagai daerah terhadap karakteristik Marshall campuran Hot Roller Sheet Wearing Course (HRS_WC) dengan cara: 1. Mengatahui karakteristik Marshall campuran Hot Roller Sheet Wearing Course (HRS_WC) dengan menggunakan agregat kasar yang berasal dari daerah Merak, Awang Bangkal dan Hampangen . 2. Bagaimana kinerja campuran dan pengaruh penggunaan agregat kasar yang berasal dari daerah Merak, Awang Bangkal dan Hampangen pada campuran Hot Roller Sheet (HRS_WC).
1.4 Batasan Masalah
Penelitian ini perlu dibatasi agar dapat dilakukan secara efektif dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Adapun lingkup penelitian terbatas pada: 1.. Perencanaan campuran menggunakan perencaan campuran untuk lataston lapis aus HRS_WC dan mengacu pada spesifikasi terbaru campuran panas aspal beton dari Bina Marga. 2. Material yang digunakan untuk penelitian terdiri dari: a. Aspal minyak pen. 60/70 produksi SHELL b. Agregat kasar dari Merak 4
c. Agregat kasar dari Awang Bangkal
d. Agregat kasar dari Hampangen e. Agregat halus berasal dari Tangkiling Palangkaraya. 3. Uji analisis Void dinyatakan dalam uji Void In the Mix (VIM), Void Filled with Asphalt (VFA), Void in Mineral Aggregate (VMA). 4. Uji Marshall terdiri dari uji stabilitas, kelelehan (flow), Marshall Quotient (MQ), dan uji indek kekuatan sisa standard dinyatakan dalam uji perendaman Marshall 30 menit dengan suhu 60oC. 5. Penelitian yang dilakukan terbatas pada pengujian laboratorium dan tidak melakukan pengujian dilapangan.
1.5 Manfaat penelitian
1. Teoritis a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perkerasan jalan raya terutama yang berkaitan dengan penggunaan material agregat kasar untuk campuran lataston lapis aus (HRS_WC). b. Mengetahui sejauh mana penggunaan material batu pecah yang berasal dari daerah Merak, Awang Bangkal, dan Hampangen sebagai agregat kasar dapat berpengaruh pada karakteristik Marshall campuran lataston lapis aus (HRS_WC). 2. Praktis a. Menambah alternatif pilihan penggunaan agregat kasar untuk campuran lataston lapis aus (HRS_WC). b. Usaha pemanfaatan batu pecah dengan alternative pilihan daerah penghasil batu pecah sebagai campuran lataston lapis aus (HRS_WC). .
Kajian Pemanfaatan Pasir Limbah Tambang Puya (Zircon) Dari Desa Taringen, Kabupaten Gunung Mas, Sebagai Material Perkerasan Jalan Pada Campuran Latasir